21
Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 PEMIKIRAN FILSAFAT MUHAMMAD IQBAL TENTANG INSAN KAMIL (Oleh: Nadhirin) 1 Abstract Like many thinkers of his generation he felt that Islam had suffered for centuries under an "intellectual paralysis" that had allowed the West to leave it behind. The task, then, was the reconstruction of religious thought: "The task before the modern Muslim is, therefore, immense. He has to re- think the whole system of Islam without completely breaking with the past". An important prerequisite for this re-thinking is a critical reception of modern knowledge: "The only course open to us is to approach modern knowledge with a respectful but independent attitude and to appreciate the teachings of Islam in the light of that knowledge." The careful balance here is not accidental. However Iqbal's emphatic insistence on an independent attitude is something that tends, even nowadays, to be overlooked. "No people can afford to reject their past entirely, for it is their past that has made their personal identity. And in a society like Islam the problem of a revision of old institutions becomes still more delicate, and the responsibility of the reformer assumes a far more serious aspect". Keyword: philosophy thought, human perfect A. Pendahuluan Dalam beberapa abad terakhir ini, untuk tidak mengatakan semuanya, negara negara Islam benar-benar dihadapkan pada kehidupan yang kurang mencerminkan cita-cita Islam. Negara negara Islam terutama di Timur tengah malah disibukkan dengan persoalan dan konflik politik dan kekuasaan internal. Perang dengan sesama negara Islam, yang pasti itu berdampak terhadap kehidupan sosial masyarakatnya. 1 Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

  • Upload
    trinhtu

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

PEMIKIRAN FILSAFAT MUHAMMAD IQBAL TENTANG

INSAN KAMIL

(Oleh: Nadhirin)1

Abstract

Like many thinkers of his generation he felt that Islam had suffered for

centuries under an "intellectual paralysis" that had allowed the West to

leave it behind. The task, then, was the reconstruction of religious thought:

"The task before the modern Muslim is, therefore, immense. He has to re-

think the whole system of Islam without completely breaking with the

past".

An important prerequisite for this re-thinking is a critical reception of

modern knowledge: "The only course open to us is to approach modern

knowledge with a respectful but independent attitude and to appreciate the

teachings of Islam in the light of that knowledge."

The careful balance here is not accidental. However Iqbal's emphatic

insistence on an independent attitude is something that tends, even

nowadays, to be overlooked. "No people can afford to reject their past

entirely, for it is their past that has made their personal identity. And in a

society like Islam the problem of a revision of old institutions becomes still

more delicate, and the responsibility of the reformer assumes a far more

serious aspect".

Keyword: philosophy thought, human perfect

A. Pendahuluan

Dalam beberapa abad terakhir ini, untuk tidak mengatakan

semuanya, negara negara Islam benar-benar dihadapkan pada kehidupan

yang kurang mencerminkan cita-cita Islam. Negara negara Islam

terutama di Timur tengah malah disibukkan dengan persoalan dan konflik

politik dan kekuasaan internal. Perang dengan sesama negara Islam,

yang pasti itu berdampak terhadap kehidupan sosial masyarakatnya.

1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang

Page 2: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

Perang selalu meninggalkan kepiluan bagi warganya, seperti

pengungsian, kemiskinan, aktifitas pendidikan terganggu, roda kehidupan

ekonomi terganggu, pasar, rumah sakit, ,masjid, gedung-gedung sekolah

yang rusak dan berbagai kekacauan kehidupan sosial lainnya. Bagaimana

Islam bisa memanifestasikan cita-citanya dalam keadaan yang kacau

seperti itu. Selain negara-negara Islam di Timur Tengah, negara-negara

Islam di benua Afrika dan Asia juga dihadapkan pada masalah-masalah

internal yang jauh dari kehidupan Islam yang dicita-citakan. Islam yang

mengajarkan kehidupan yang maju, cerdas, sejahtera ternyata masih api

jauh dari panggang. Kemisikinan, kebodohan, keterbelakangan,

perbudakan masih menjadi isu sentral kehidupan umat Islam. Mengapa

cita-cita Islam yang diajarkan dalam al-Qur’an dan sunnah begitu susah

untuk diwujudkan.

Di samping masalah-masalah internal, umat Islam diberbagai negara

Islam juga dihadapkan oleh tekanan idiologi sosial, ekonomi, politik

negara-negara Barat. Islam bagi negara-negara Eropa dan Amerika masih

didentik dengan teroris, musuh tata kehidupan dunia. Islamophobia masih

menjangkit pada masyarakat non Muslim. Dalam berbagai kampanye para

pemimpin negara di Amerika, issu Islam menjadi issu sentral. Pemimpin-

pemimpin dunia baru harus menyampaikan pandangan

kepemimimpinannya yang memberikan kepastian perlindungan terhadap

aksi brutal terorisme. Orang yang yang memiliki nama dari bahasa Arab

yang akan melakukan kunjungan internasional harus diinvestigasi sangat

ketat oleh petugas imigrasi di bandara-bandara internasional dengan tujuan

negara-negara Eropa dan Amerika. Dalam kehidupan sosial umat Islam

saat ini mengalami penyimpangan akhlaq dan kepribadian yang sangat

jauh. Kerudung, jilbab, sarung, pecis, majlis taklim, madrasah-madrasah

Page 3: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

semuanya masih eksis, tetapi hanya tinggal simbol-simbol dan penanda

orang Islam saja. Minuman keras, free sex, narkoba, kekerasan rumah

tangga, pembiaran anak, traficking, korupsi merupakan kehidupan

sehari-hari yang sangat dekat dan menjadi kehidupan umat Islam. Seolah

saking seringnya tingkat penyimpangan, akhirnya masyarakat bersikap

permisif terhadap penyimpangan ahlak massif yang nampak lumrah dan

biasa.

Ada apa dengan kehidupan orang-orang Islam? apa yang salah

dengan apa yang dipahami dalam al-Quran dan sunnah Muhammad?

Apakah memang orang Islam ditakdirkan dengan kehidupan yang buruk,

miskin, kriminal, trouble maker dan hidup di bawah pengawasan orang

non muslim? Tentu para pemikir Islam sangat tidak setuju dengan lebel

negatif umat Islam. Tapi dunia Islam hampir 800 tahun terakhir benar-

benar hidup dalam bayang-bayang umat non muslim. Meskipun untuk

tidak bermaksud mengatakan semuanya. Padahal al-Quran sungguh-

sungguh dasar ajaran hidup yang melampaui kesempurnaan. Tetapi

mengapa sumber ajaran yang sempurna tetapi mengapa tidak mampu

mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Apakah al-Quran dan sunnah

hanya untuk kehidupan di akhirat? Tentunya tidak.

Salah satu penyebab kemunduran berbagai kehidupan kehidupan

umat Islam menurut penulis adalah umat Islam tidak mau sungguh-

sungguh belajar sejarah kehidupan negara dan umat Islam sebelumnya.

Kehidupan Islam pada masa lalu, masa sekarang dan cita-cita Islam di

masa depan adalah harus dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh.

Sehingga mata rantai pertama, Islam pada Nabi Muhammad realitas

Islam pada masa sekarang tidak mengalami penyempalan. Dengan

pandangan seperti itu, cita-cita ideal Islam pada masa depan dapat

Page 4: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

ditegakkan. Diantara berbagai tinggalan sejarah Islam, kita bisa

mempelajari warisan pemikir Islam yang sangat terkenal di Asia kecil,

India, yaitu Sir Muhammad Iqbal. Beliau pemikir Islam yang sangat

revolusioner, modern, educated, akademis dan terbuka. Pemikirannya

bahkan sampai melahirkan sebuah negara Islam Pakistan di India. Beliau

di samping seorang ahli filsafat, juga seorang satrawan, politikus, dan ahli

hukum. Banyak pemikiran besar Muhammad Iqbal tentang dunia Islam di

berbagai bidang, termasuk pendidikan, politik, filsafat Islam, hukum dan

moral. Dalam tulisan yang sederhana dan singkat ini, penulis akan

memaparkan sedikit sisi pemikiran Muhammad Iqbal tentang insan

kamil.

B. Biografi dan Karya Pemikiran Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal merupakan seorang filsuf yang ahli di bidang

hukum, politik, penyair dan seorang reformis muslim yang dominan

dikalangan umat Islam abad ke-20. Muhammad Iqbal lahir di Sialkot

pada tanggal 09 November 1877 M tetapi ada yang mengatakan lahir

pada Tanggal 22 Februari 1873 Matau pada bulan Dzulhijjah 1289 H.2

Ayahandanya bernama Syaikh Nur Muhammad, beliau memiliki

kedekatan dengan kalangan Sufi. Karena kesalehan dan kecerdasannya,

penjahit yang cukup berhasil ini dikenal memiliki perasaan mistis yang

2 Ada sedikit perbedaan berkaitan dengan kelahiran M. Iqbal, Khalifat Abd

Hakim mencatat kelahiran Iqbal Tanggal 9 November 1877 M, lihat Khalifat Abd Hakim,

“Renaissance In Indo-Pakistan: dalam M.M. Syarif(Ed.) A History of Muslim Philosophy,

( Jerman: Otto Horrosswitz, 1996), Vol. II. Hal. 1614, begitu juga menurut Hafiz Malik

(ed.), Iqbal, Poet Philosopher of Pakistan, (Newyork-London: Colombia Univerity Press,

19710, hal. 3. Penelitian yang terakhir membuktikan bahwa kelahiran Iqbal adalah

Tanggal 9 Nopember 1877, lihat A. Syafii Maarif dalam Pendahuluan buku Iqba,

Rekonstruksi Pemikiran Agama dalam Islam, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), hal.xi, lihat

juga Abdul Wahab Azzam dalam Danusiri (Ed.), Epistimologi dalam Tasawuf Iqbal

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hal. 17

Page 5: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

dalam serta rasa keingintahuan ilmiah yang tinggi. Tak heran, jika Nur

Muhammad dijuluki kawan-kawannya dengan sebutan “Sang Filosof”.3

Ibunda Iqbal juga dikenal sangat religius. Ia membekali kelima

anaknya, tiga putri dan dua putra, dengan pendidikan dasar dan disiplin

keislaman yang kuat. Di bawah bimbingan kedua orangtuanya yang taat

inilah Iqbal tumbuh dan dibesarkan. Kelak di kemudian hari, Iqbal sering

berkata bahwa pandangan dunianya tidaklah dibangun melalui spekulasi

filosofis, tetapi diwarisi.4 Pendidikan Muhammad Iqbal dimulai sejak

kanak-kanak, beliau belajar kepada ayahnya yang dikenal pula sebagai

seorang ulama.5 Kemudian Iqbal mengikuti pelajaran al-Quran dan

pendidikan Islam lainnya secara klasik di sebuah surau. Selanjutnya Iqbal

dimasukan ayahnya ke Scotch Mission College di Sialkot agar ia

mendapatkan bimbingan dari Maulawi Mir Hasan (teman ayahnya yang

ahli bahasa Persia dan Arab).6 Pada tahun 1985 ia pergi Lahore, salah

satu kota di India yang menjadi pusat kebudayaan, pengetahuan dan

seni. Di kota inilah Iqbal bergabung dengan para sastrawan yang sering

diundang Mu’syawarah, yaitu sebuah pertemuan di mana para penyair

membacakan sajak-sajaknya.7 Hal ini merupakan tradisi yang masih

berkembang di kota Lahore Iqbal melanjutkan pendidikan sarjananya

dan mengajar di Goverment College. Pada tahun 1897 Iqbal memperoleh

gelar B.A., kemudian ia mengambil program M.A dalam bidang

3 Abdul wahab Azzam, Filsafat dan Puisi Iqbal, Terj. Ahmad Rofi’I Utsman,

(Bandung: Pustaka, 1985), hal. 13 4 Wilfred Contwell Smith, Modern Islam in India, A Social Analysis, (New

Delhi: Usha Publication, 1979), hal. 116-117. 5 Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta; Gaya Media Pratama, 1999),

hal. 182 6 Didin Saefuddin, Pemikiran Modern dan Post modern dalam Islam, (Jakarta;

Grasindo, 2003), hal. 45 7 Mohammad Iqbal, Sisi Insanwi Iqbal, terj. Ihsan Ali Fauzi dan Nurul

Agustina, (Bandung: Mizan, 1992), hal. 27

Page 6: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

filsafat.8 Pada saat itulah ia bertemu dengan Sir Thomas Arnold (orientalis

Inggris yang terkenal) yang mengajarkan filsafat di College tersebut.

Dengan dukungan Arnold, Iqbal terkenal sebagai salah satu pengajar

yang berbakat dan penyair Lahore sehingga sajak-sajaknya banyak

diminati.9 Pada tahun 1905, ia studi di Cambridge pada R. A Nicholshon

yaitu seorang spesialis dalam sufisme dan seorang Neo-Hegelian, yaitu

John M.E. McTaggart.10

Iqbal kemudian belajar di Heidelberg dan

Munich. Di Munich, ia menyelesaikan doktornya pada tahun 1908

dengan disertasi yang berjudul The Development of Metaphysic in

Persia. Disertasi ini kemudian diterbitkan dalam bentuk buku di

London, lalu Iqbal menghadiahkan buku tersebut kepada gurunya yaitu

Sir Thomas Arnold.11

Setelah mendapatkan gelar doktor, ia kemudian kembali ke London

untuk belajar keadvokatan sambil mengajar bahasa dan kesustraan Arab

di Universitas London. Tidak jemu-jemunya Muhammad Iqbal

mengadakan perbincangan tentang persoalan keilmuan dan filsafat.

Disamping itu, Iqbal memberikan ceramah di berbagai kesempatan tentang

Islam, dan kajiannya tersebut diterbitkan dalam surat kabar. Pada tahun

1908, Iqbal kembali ke Lahore dan mengajar di Goverment College dalam

mata kuliah filsafat dan sastra Inggris.12

Untuk beberapa tahun, ia

menjabat sebagai Dekan Fakultas Kajian-Kajian Ketimuran dan ketua

jurusan Kajian-kajian Filosofis. Selain itu, Iqbal pun menjadi anggota

8Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah, Pemikiran dan

Gerakan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hal. 190 9 Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Arruz, 2006), hal 281.

10 Yunasril Ali, Perkembangan Pemikiran Falsafi dalam Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1991), hal. 118 11

Ibid, hal. 191, lihat juga Khalifat Abdul Halim, Renaissance……, hal 1615,

dan juga Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam…., hal. 182 12

Yunasril Ali, loc. Cit. hal. 119

Page 7: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

dalam komisi-komisi yang meneliti masalah perbaikan pendidikan di

India. Akan tetapi hal ini tidak berlangsung lama, Iqbal beralih profesi

dalam bidang Hukum. Profesi ini berlangsung sampai ia sering sakit

yaitu pada tahun 1934, empat tahun sebelum ia meninggal.

Dalam bidang politik, Iqbal juga mengambil bagian, bahkan

menjadi tulang punggung partai Liga Muslim India. Pada tahun 1926 ia

terpilih menjadi anggota Majelis Legislatif di Punjab, sementara itu,

kegiatannya di Liga Muslim India tidak berhenti. Pada tahun 1930 ia

menjadi presiden Liga Muslim India. Ketika konferensi tahunan Liga

Muslim India di Allahabad tanggal 29 Desember 1930, Iqbal adalah orang

yang pertama kali menyerukan dibaginya India, sehingga kaum Muslim

mempunyai negara otonom., hal itu tidak bertentangan dengan kaum

muslim dan pan-islam. Dengan pemikiran tersebut Iqbal dikenal dengan

Bapak Pakistan.13

Pada tahun 1931 dan 1932, Iqbal mengikuti konferensi Meja

Bundar di London, pada konferensi tersebut membahas tentang konstitusi

baru bagi India. Pada tahun berikutnya ia mengikuti konferensi Meja

Bundar ke-3 yang pada saat itu ketika ia kembali, ia lewat spanyol untuk

menyaksikan peninggalan-peninggalan umat Islam di tempat tersebut.

Kunjungannya memberikan inspirasi dan ia mengubah sajak-sajaknya dan

salah satu sajaknya yang terkenal adalah di mesjid Kordova. Pada tahun

1922 seorang wartawan Inggris mengusulkan kepada pemerintahannya

untuk memberikan gelar Sir kepada Iqbal. Iqbal pun mendapat undangan

penguasa Inggris untuk pertama kalinya, meski pada mulanya Iqbal

menolak undangan tersebut.14

13

H. A. Musthofa, Filsafat Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hal. 331 14

Robert D Lee, Mencari Islam Autentik dari nalar Puitis Iqbal Hingga Nalar

Kritis Arkoun, (Bandung: Mizan, 2000), hal. 441.

Page 8: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

Saat Pakistan masih memerlukan karya-karayanya, pada tahun

1935 isterinya meninggal dunia. Musibah ini membekas sangat mendalam

dan membawa kesedihan berlarut-larut kepada Iqbal. Akhirnya berbagai

penyakit menimpa kepada Iqbal sehingga kondisi fisiknya semakin

melamah.15

Akan tetapi semangatnya dalam menuliskan pemikiran-

pemikirannya tidak pernah turun. Pada tahun 1938 sakitnya bertambah

parah, ia merasa ajalnya sangat dekat, namun Iqbal menyempatkan diri

berpesan kepada sahabat-sahabatnya. “Katakanlah kepadamu tanda

seorang Mu’min, jika maut datang akan merekah senyum di bibir”.

Ketika fajar 21 April 1938, dalam usia 60 tahun menurut kalender masehi

atau 63 tahun dalam kalender hijriah, Iqbal berpulang ke rahmatullah.16

Beberapa karya pemikiran Muhammad Iqbal yang mengilhami pemikir –

pemikir Islam saat ini diantaranya yaitu: (1)„Ilm Al-Iqtishad,(1903) (2)

Development of Methapyisic in Persia : A Contribution to The History of

Muslim philoshopy (1908)(3) Islam as a Moral and Political Ideal, (1909)

(4) Asrar-i Khudi [Rahasia Pribadi], (1915)(5) Rumus-i Bekhudi [Rahasia

Peniadaan Diri], (1918)(6) Payam Masyriq [Pesan dari timur] (1923)(7)

Bang-i Dara [Seruan dari perjalanan], (1924)(8) Self The Light of

relativity Speeches and Statements of Iqbal, (1925)(9) Zahoor-i Ajam

[Kidung Persia10) Khusal Khan Khatak, (1928) (11) A Plea for Deeper

study of Muslim Scientific, (1929) (12)Presendential], (1927) (Addres to

the All India Muslim Leaque (1930).17

15

Rosihan Anwar dan Abdur Rozak, Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia,

2001), hal. 220 16

M. Syafii Maarif dalam Pendahuluan Muhammad Iqbal, Rekonstruksi

Pemikiran Agama dalam Islam, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008),terjemahan Ali Audah,

dkk. hal. viii 17

M. Iqbal, Amarghan-I-Hijaz, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hal. 26. Lihat

juga di Didin Saefuddin, pemikiran Modern dan Post Modern Islam, (Jakarta: Grasindo:

2003), hal. 44.

Page 9: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

C. Pemikiran Muhammad Iqbal tentang Insan Kamil

Pandangan Iqbal tentang konsep manusia sempurna terinspirasi

oleh kehidupan nyata umat Islam waktu itu yang penuh dengan

kemunduran, terbelakang dan miskin, taqlid dan cenderung mistik dan

eksklusif. Sebaliknya orang non muslim justru hidup penuh dengan

penemuan, kesejahteraan, terpelajar dan mampu merubah kehidupan

dunia. Sementara Islam mengajari manusia menjadi pribadi yang unggul,

seimbang, berpribadi merubah, maju dan dalam ketaatan kepada hukum

hukum Allah. Manusia dalam pandangan Islam sangat mendapatkan posisi

yang utama. Islam diturunkan untuk mengatur kehidupan manusia agar

menjadi pribadi yang paripurna dan sempurna. Tidak ada satu dasar

ajaran yang mampu membentuk manusia yang unggul kecuali al-Quran

dan sunnah nabi Muhammad. Islam sebagai agama juga mengajarkan

berbagai keutamaan dan penerapan nilai-nilai utama universal untuk

terbentuk pribadi yang paripurna (insan kamil). Secara umum insan kamil

dipahami sebagai pribadi yang telah mengalamai pematangan fisik, batin,

pikiran dan moral spiritual dengan telah mengalami keseimbangan antara

kesadaran pribadi, kesadaran dengan dunianya dan kesadaran dengan

Tuhan.18

Dari awal perkembangan pemikiran Islam hingga sampai

sekarang pengertian, pemahaman dan penerapan insan kamil mengalami

dinamika dan perkembangan sesuai konteks sosial, budaya, politik yang

melingkupinya. Pada Masa kejayaan pemikiran Filsafat dalam Islam,

Islam kamil dipahami sebagai sebuah pribadi yang telah mengalami

puncak pemikiran dengan akal fikirannya sehingga menemukan

pemahaman yang memuaskan tentang dirinya, lingkungannya, alam dan

18

Danusiri, Epistimologi dalam Tasawuf….., hal. Hal. 134

Page 10: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

Tuhan.19

Namun dalam dinamika pemikiran Tasawuf insan kamil

dipahami sebagai pribadi yang telah mengalami puncak pengalaman

spiritual dan penyatuan antara dirinya dan Tuhannya, bahkan insan kamil

baru akan diperoleh jika kehidupan manusia telah kehilangan

keterikatannya dengan semua kehidupan duniawi.

Muhammad Iqbal adalah pemikir Islam modern Asia pada abad

XX dari India yang melihat pendefinisian dan pengamalan konsep-

konsep insan kamil yang kurang komprehensip dan dipandangnya

sebagai konsep yang pincang dan lemah. Sebagai seorang reformis

pemikiran Islam dengan latar pendidikan Eropa di abad Modern dan di

saat negaranya sedang dijajah Inggris serta Islam di tempat negaranya

didominasi oleh kehidupan agama Hindhu. M. Iqbal India yang masih

muda, dinamis dan revolusioner pemikirannya berusaha untuk

membangun kehidupan beragama dan bernegara yang lebih cerdas dan

maju. Di sisi lain secara umum keberagamaan Islam pada saat itu lebih

bercorak mistik. Muhammad Iqbal ingin melakukan pencerahan

kepada umat Islam dan dunia pada umumnya untuk memahami kembali

pengertian insan kamil dengan memadukan pemahaman Islam secara

normatif dan menghidupkannya dalam kehidupan yang nyata serta

dengan melihat dan menyesuaikan pemahaman Islam dengan dinamika

perkembangan ilmu pengetahuan.

Iqbal menafsirkan insan kamil atau manusia utama, setiap

manusia potensial adalah suatu mikrokosmos, dan bahwa insan yang

telah sempurna kerohaniannya menjadi cermin dari sifat-sifat Tuhan,

20sehingga orang suci dia menjadi khalifah atau wakil Tuhan. Manusia

19

Toto, loc.cit, hal. 13 20

Danusiri, loc.cit. hal. 134

Page 11: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

dengan segala kelemahannya masih lebih tinggi derajatnya

dibandingkan alam, karena manusia mengemban suatu amanah yang

sangat luar biasa, sehingga ada manusia yang diberi nama Insan

Kamil. Iqbal mengatakan, bahwa manusia merupakan suatu pribadi atau

ego yang berdiri sendiri, tetapi belumlah dia menjadi pribadi yang utama.

Dia yang dekat kepada Tuhan adalah yang utama. Semakin dekat semakin

utama. Sedangkan semakin jauh jaraknya dengan Tuhan, berkuranglah

bobot kepribadiannya. Pribadi sejati bukanlah pribadi yang menguasai

tentang alam benda, akan tetapi pribadi yang yang dilingkupi sifat-sifat

Tuhan dalam khudinya.21

Adapun tentang kehidupan, Iqbal

mengatakan bahwa proses yang terus menerus maju ke depan dan

esensinya ialah penciptaan terus menerus dari gairah dan cita-cita.

Penciptaan gairah-gairah baru dan cita-cita yang baru tentulah

selamanya mewujudkan ketegangan-ketegangan yang konstan.22

Hal-hal yang dapat memperkuat pribadi menurut Iqbal,23

ialah

(1) Cinta kasih (2) Semangat atau keberanian, termasuk bekerja kreatif dan

orisinal, artinya asli dari hasil kreasinya sendiri dan mandiri,

(3)Toleransi (4) Faqr, artinya tidak mengharapkan imbalan dan

ganjaran-ganjaran yang diberikan disana. Empat unsur di atas sungguh

sangat elegant dan sangat relevan dengan usaha untuk mencapai

pribadi kaffah. Betapa tidak manusia yang memiliki rasa cinta terhadap

sesama sesuai dengan koredor dan mencintai keharmonisan dan jauh dari

21

Muhammad Iqbal, Rekonstruksi Pemikiran Agama dalam Islam,

(Yogyakarta: Jalasutra, 2008), terjemahan Ali Audah, dkk. hal. 129-130 22

Ibid, hal. 131 23

KG. Saiyidain, Percikan Filsafat Iqbal Mengenai Pendidikan (Iqbql‟s

Education Philosophy), terj. M.I. Soelaiman, (Bandung: CV. Diponegoro, 1981), hal 23-

31.

Page 12: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

konflik dan perang.24

Manusia yang kejam, bengis dan ahli kejahatan

adalah jauh dari cita-cita manusia kamil. Unsur mental berani, bermental

merubah untuk lebih baik, menciptakan tata kehidupan baru yang

berkembang adalah juga syarat untuk menjadi manusia menduduki

insan kamil. Manusia tanpa perubahan adalah lebih rendah dari

benda-benda mati di alam. Manusia dikaruniai akal pikiran yang sangat

mahal dibandingkan dengan mahluk lain harus dimanfaatkan untuk

merubah dunia. Dunia adalah sebuah kehidupan yang berisi berbagai

ragam tipikal manusia dan bangsa yang komplek. Agar terhidar dari

kerusakan kehidupan, terhindari dari konflik dan perang, manusia yang

bijak adalah manusia yang bisa bersikap toleran terhadap berbagai

perbedaan. Jiwa toleransi dalam manusia akan menjadikan pribadi emas

yang membuat kehidupan ini menjadi dinamis, saling melengkapi

kekurangan satu sama lain. Jiwa toleransi dibutuhkan manusia kamil.

Unsur lain yang menjadikan pribadi sempurna, menurut Iqbal adalah

dipersyaratkannya mental faqr. Memiliki mental faqr tidak diartikan

sebagai berkepribadian miskin, kere dan pengemis. Faqr adalah kondisi

mental yang merasa cukup dan tidak rakus dan tamak seperti beberapa

pribadi muslim Indonesia yang korup dan serakah. Mungkin secara

lahiriah seseorang berharta benda yang banyak, tetapi pemiliknya

memandangnya sebagai harta yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya

bagi kehidupan sesama yang lebih baik. Sifat faqr sungguh begitu sulit

ditemukan dalam kehidupan umat Islam saat ini. Kenyataannya yang ada

adalah fakir dalam arti benar-benar secara lahiriah miskin dan banyak

24

Ibid, hal. 71-85

Page 13: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

orang muslim yang nyatanya berlimpah harta tetapi orangnya korup,

serakah dan bermental tidak pernah cukup.25

Sedangkan hal-hal yang dapat melemahkan pribadi adalah takut,

suka minta-minta, perbudakan dan sombong. Dalam pusinya Javid

Namah, Iqbal menyatakan bahwa hidup yang baik adalah hidup yang

penuh dengan usaha perjuangan, bukan suatu cara hidup yang menarik

diri dan memencikan diri, bukan yang malas dan menganggap remeh

kehidupan ini. Manusia sepanjang hayatnya hendaklah berusaha

sungguh-sungguh untuk selalu maju dan bersifat kreatif. Dari

beberapa komponen untuk memperkuat diri, Iqbal menyatakan bahwa

Faqr merupakan komponen yang terpenting. Jiwa faqr membuat

manusia menjadi semacam pejuang rohani yang gigih. Ia merupakan juga

semacam perisai yang melindungi pemegannya dalam setiap langkahnya,

karena terus menerus berusaha sifat-sifat Tuhan dalam dirinya.

Iqbal tidak setuju dengan makna Faqr yang menyebabkan sikap

isolasi diri, menhindar dan melarikan diri dari kenyataan. Mengenai

semangat dan keberanian, tidaklah hanya untuk menguatkan jasmani saja,

akan tetapi untuk menguatkan rohani yaitu bahaya dari kehilangan iman

dan kehilangan nilai-nilai kita sendiri disaat segala sesuatu tidak berjalan

beres. Dengan sikap toleransi, memungkinkan manusia mukmin atau

manusia sejati untuk mengembangkan dirinya dan memperkokoh

individualitas memlalui kontak yang aktif dengan lingkungannya.

Manakala sang mukmin menguasai dunia, ia tetap tangguh dengan

landasan moral insaninya. Harga dirinya memberikan kesanggupan dan

keberanian untuk menjelajahi kehidupan baru, toleransi serta

25

Ibid. hal. 71-85

Page 14: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

penghormatannya terhadap hak dan pribadi orang lain membuatnya peka

terhadap tuntutan sesama manusia.

Pemikiran manusia sempurna dalam pandangan sangat

dipengaruhi oleh kehidupan minoritas masyarakat muslim di tengah

mayoritas Hindhu India. Menurutnya, manusia yang utama adalah manusia

yang memiliki pribadi yang dinamis, bebas dan bertanggung jawab.26

Bebas dan tanggung jawab adalah monodualistik, integratif. Bebas bagi

manusia adalah sunnatullah. Bebas adalah konsekwensi akal yang

diberikan kepada manusia, dan tanggung jawab adalah konsekwensi logis

kausatif atas kebebasan yang dimilikinya.27

Kebebasan pikiran manusia

bukanlah kebebasan kehidupan rimba, tetapi kebebasan yang berada

dalam koridor hukum agama. Islam yang stagnan bahkan mundur

adalah karena sebuah pandangan saat itu yang mengisaratkan Islam

telah selesai, telah sempurna. Ini pandangan yang split, sebuah

pemahaman yang tanpa metodologis. Secara normatif al-Quran dan sunnah

sudah sempurna memang tidak salah, tetapi ketika Islam dilihat dari

dinamika singularitas faktualitas yang dinamis dan berubah tidak

mengenal sempurna dan selesai. Hidup selalu berproses dan mengalir

dengan tanpa batas selesai.28

Sebagaimana pernyataan Iqbal bahwa stagnasi intelektual umat

Islam termasuk juga komunitas muslim India adalah salah dalam

memahami dinamika kebebasan. Pemikiran Iqbal tentang konsep Ego dan

keabadian juga terkait dengan konsep manusia kamil. Menurutnya,

kebebasan manusia merupakan dasar adanya pertanggung jawaban. Ia

26

MM. Syarif, Iqbal: Tentang Tuhan dan Keindahan, terj. Yusuf Jamil,

(Bandung: Mizan, 1993), hal 37 27

Ibid, hal. 37 28

Ibid, hal. 38

Page 15: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

memandang ego sebagai “a free personal causality”,29

yang dengan

demikian ia menolak faham jabariyah, selanjutnya Iqbal mengemukakan

bahwa faham tertutupnya pintu ijtihad sebagai “purification, Sebagai

semata-mata fiksi, karena ijtihad itu sebenarnya merupakan jalan vital

bagi dinamika Islam, tentu penutupan pintu ijtihad itu sama sekali tidak

dapat dicarikan dasar legitimatifnya. Iqbal melihat adanya kominasi

kaum konsertatif terhadap faham rasionalis dengan cara menggunakan

otoritas syariat untuk membuat umat tunduk dan diam, sebagai salah satu

sebab terjadinya kebekuan hukum Islam yang pada gilirannya

menjadikan ijtihad sebagai suatu yang terlarang. Hal itu dilakukan semata-

mata demi stabilitas sosial untuk mendukung kesatuan politik. Dalam

kaitan dengan ini, upaya yang ditempuh oleh Ibn Taimiyah menolak

pendirian bahwa keempat mazhab telah membahas semua persoalan

yang dengan demikian ijtihad tidak diperlukan lagi, menarik minat

Iqbal. Jadi, Manusia kamil menurut Iqbal menuntut pribadi yang aktif

dalam melihat internal dirinya dan proporsional melihat lingkungan

eksternalnya.

Selanjutnya Iqbal melihat kezuhudan juga turun bertanggung

jawab terhadap kemunduran umat, karena umat akan terbawa pada

penolakan hidup materi untuk semata mencurahkan seluruh potensi pada

ritus-ritus keagamaan semata, Dalam kaitannya dengan ini tampaknya

kezuhudan yang berpengaruh di India juga dipersubur oleh faham –

faham keagamaan di luar Islam seperti faham agama Budha, yang

penganjur utamanya yaitu Ghautama jelas-jelas telah melepas kehidupan

materialnya dalam upaya untuk menemukan hakikat hidup nirwana.

Bagaimana bisa menjadi manusia yang kamil, kalau kita tidak mampu

29

Iqbal, Rekonstruksi, op.cit, hal.117

Page 16: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

mengemban tugas sebagai khalifah di bumi. Alam semesta ini ada adalah

karena ada manusia. Manusia adalah sentral di alam semesta. Jabariyah

adalah sebuah madhab pemikiran yang memandang alam dan kehidupan

ini bersifat tetap. Keteraturan alam semesta memang telah Allah

tetapkan hukum-hukum makro dan absolut. Dengan hukum hukum

makro yang merupakan takdir (hukum alam), manusia dengan

kemampuan pikirannya, diberi kesempatan untuk menentukan hukum-

hukum turunan yang bersifat mikro dan relatif. Bahkan manusia diberi

ruang untuk menciptakan hukum-hukum sosial dalam mengatur

kehidupannya yang lebih baik yang sesuai dengan lingkup dan sosial

kultural di mana manusia itu tinggal dengan tidak keluar dari hukum

makro sebagaimana yang termaktub dalam al-Quran.30

Sejarah Jatuhnya kota Baghdad, menurut Iqbal merupakan puncak

penyebab kebekuan intelektual kaum muslimin. Seperti diketahui

Baghdad merupakan pusat kemajuan pemikiran. Islam sampai

pertengahan abad ketiga hijriyah. Ditambah lagi adanya sikap kaum

konservatif menolak negara untuk pembaharuan dalam bidang hukum

Islam untuk kemudian berpegang teguh pada produk ijtihad ulama

pada masa dahulu, benar – benar mempunyai peranan besar terhadap

terjdinya stagnasi intelektual tersebut. Terapi yang diberikan oleh Iqbal

ialah menghidupkan kembali upaya ijtihad secara bebas. Lebih jauh

Iqbal mengemukakan pentingnya pemindahan otoritas ijtihad dari wakil –

wakil mazhab kepada dewan Islam, dan ia menyatakan inilah

kemungkinan ijma` dewasa ini dapat terjadi.

Manusia kamil adalah manusia yang mampu melakukan hukum

perubahan, menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda sesuai dengan

30

Iqbal, Rekonstruksi…hal. 173

Page 17: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

alam kehidupan sosial yang dihadapinya. Ini yang dinamakan ijtihad.

Ijtihad berarti upaya mencurahkan segenap kemampuan intelektual, dan

ini berarti menempatkan akal pada kedudukan yang tinggi. Bahkan

menurut Iqbal ijtihad merupakan “the principle of movement in the

structure of islam”.31

Dengan demikian dalam konsep ijtihad terdapat

pula aspek perubahan, karena dengan adanya perubahan itulah ijtihad

perlu dilakukan. Dengan adanya perubahan, sekaligus perkandungan

dinamika kehidupan umat manusia, bahkan juga dinamika alam semesta.

Dari sinilah Iqbal amat cerdik sekali menemukan ajaran dinamisme. Ia

menangkap adanya prinsip dinamika hampir pada semua segi, termasuk

jatuh bangunnya suatu umat juga tidak terlepas dari prinsip dinamika ini.

Dalam syair-syairnya sebagaimana dinyatakan oleh Harun

Nasution, Iqbal mendorong umat Islam supaya bergerak dan jangan

tinggal diam, intisari hidup adalah gerak, sedang hukum hidup ialah

menciptakan, maka Iqbal berseru kepada umat Islam supaya bangun dan

menciptakan dunia baru.32

Untuk keperluan ini umat Islam harus

menguasai ilmu dan teknologi, dengan catatan agar mereka belajar dan

mengadopsi ilmu dari barat tanpa harus mengulangi kesalahan barat

memuja kekuatan materi yang menyababkan lenyapnya aspek etika dan

spiritual. Bahkan dalam satu pernyataannya, M Iqbal menyatakan bahwa

orang kafir yang produktif lebih baik dari pada orang Islam yang hanya

menghabiskan untuk tidur, bermalas-malasan dan taqlid. Ini sebuah

pernyataan yang sekilas sangat kontroversial karena bagaimanapun

kesalehan seseorang yang tidak beriman tentunya tidak serta merta

31

M. Iqbal, Membangun Kembali Alam Pemikiran Islam, terj. Osman Raliby,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1986), hal. 172 32

Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah pemikiran dan

Gerakan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), hal. 191

Page 18: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

diangkat martabatnya melebihi orang beriman yang malas. Meskipun

keimanan menuntut amal nyata. Ini bentuk pernyataan Iqbal kepada

sesama saudaranya yang mengaku berikrar sebagai muslim, tetapi fakta

kehidupannya sungguh tidak mencerminkan pribadi muslim. Ini hanya

bahasa hiperbolis dan bersifat korektif dan motivatif terhadap instropektif

terhadap kehidupan muslim untuk tergugah dan bangkit membangun

kehidupan umat Islam dan tata kehidupan dunia sesuai dengan

dinamika dunia yang semakin berubah dengan tidak berubah dari

koridor al-Quran dan sunnah nabi.

D. Kesimpulan

1. Manusia menurut Muhammad Iqbal adalah manusia yang seimbang

antara kehidupan lahir dan batin, seimbang dunia dan akhirat,

seimbang akal dan batinnya.

2. Insan kamil menurut Iqbal adalah manusia yang bebas dalam

menggunakan akal pikirannya dengan bertanggung jawab atas

kebebasan yang telah dipilihnya.

3. Insan kamil menurut Iqbal harus memiliki empat unsur sebagai

pondasi bangunan pribadinya, yaitu memiliki unsur cinta kasih,

berjiwa kreatif, toleran dan berjiwa cukup (fakir).

4. Insan kamil adalah bukanlah konsep pengalaman ketuhanan para

sufi atau pengalaman puncak pemikiran filsafat, insan kamil adalah

keseimbangan akal dalam meraih kebenaran sesuai dengan hukum

akal dan juga mampu memperoleh pengalaman spiritual keagamaan

Page 19: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

sesuai dengan pengalaman pribadi keagamaan seseorang dalam

menghamba kepada ketuhanannya.

5. Muhammad Iqbal sangat cinta akan pendidikan, tampak dari latar

belakang pendidikannya yang dimulai sejak masa kanak-kanak

sampai beliau wafat. Beliau meraih gelar B.A di Lahore, lalu

beliau menyelesaikan gelar doktornya di Munich. Beliau juga

mengabdi di college tempat meraih gelar B.A-nya.

6. Sekitar kurang lebih 21 karya yang beliau keluarkan selama

hidupnya. Salah satu karyanya yang terkenal adalah The

Reconstruction of Religious Thought in Islam [Pembangunan

Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam]

7. Moral dan Insan Kamil merupakan satu keterkaitan dimana dengan

moral yang baik maka Insan Kamil akan terwujud. Manusia menjadi

insan kamil bukanlah manusia yang mengetahui alam benda akan

tetapi manusia yang dilingkupi sifat-sifat Tuhan. Semakin dekat

dengan Tuhan, maka akan semakin dekat pula kepada insan kamil

begitupun sebaliknya, jika semakin jauh dengan Tuhan, maka

semakin turun bobot kepribadiannya.

Page 20: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab Azzam, Filsafat dan Puisi Iqbal, Terj. Ahmad Rofi’I

Utsman, Bandung: Pustaka, 1985.

Hafiz Malik (ed.), Iqbal, Poet Philosopher of Pakistan, Newyork-

London: Colombia Univerity Press, 1971

Danusiri, Epistimologi dalam Tasawuf Iqbal, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996

Didin Saefuddin, Pemikiran Modern dan Post modern dalam

Islam, Jakarta; Grasindo, 2003

H. A. Musthofa, Filsafat Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1997

Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah, Pemikiran

dan Gerakan, Jakarta: Bulan Bintang, 1990

Page 21: Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 · PDF file1Dosen tetap STAIN Kudus-mahasiswa S3 PPS UNNES semarang. Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015 Perang selalu meninggalkan

Kasyf el Fikr Volume 2, Nomor 2, Desember 2015

Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, Jakarta; Gaya Media

Pratama, 1999.

Khalifat Abd Hakim, “Renaissance In Indo-Pakistan: dalam M.M.

Syarif(Ed.) A History of Muslim Philosophy, ( Jerman: Otto Horrosswitz,

1996), Vol. II.

KG. Saiyidain, Percikan Filsafat Iqbal Mengenai Pendidikan

(Iqbal‟s Education Philosophy), terj. M.I. Soelaiman, (Bandung: CV.

Diponegoro, 1981.

Muhammad Iqbal, Rekonstruksi Pemikiran Agama dalam Islam,

Yogyakarta: Jalasutra, terjemahan Ali Audah, dkk, 2008.

-----------------------, Amarghan-I-Hijaz, Jakarta: Bulan Bintang,

1976.

-----------------------, Membangun Kembali Alam Pemikiran Islam,

terj. Osman Raliby, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986

-----------------------, Sisi Insani Iqbal, terj. Ihsan Ali Fauzi dan

Nurul Agustina, Bandung: Mizan, 1992

Robert D Lee, Mencari Islam Autentik dari nalar Puitis Iqbal

Hingga Nalar Kritis Arkoun, Bandung: Mizan, 2000

Rosihan Anwar dan Abdur Rozak, Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka

Setia, 2001

Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Arruz, 2006

Wilfred Contwell Smith, Modern Islam in India, A Social Analysis,

(New Delhi: Usha Publication, 1979.

Yunasril Ali, Perkembangan Pemikiran Falsafi dalam Islam,

Jakarta: Bumi Aksara, 1991

MM. Syarif, Iqbal: Tentang Tuhan dan Keindahan, terj. Yusuf

Jamil, (Bandung: Mizan, 1993