View
41
Download
0
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
1/129
Neurotrauma
Cedera Kranioserebral
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
2/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
3/129
Brain Occupies 80% of cranium
Comprised of 3 Major Structures
Cerebrum Cerebellum
Brainstem
High metabolic rate Receives 15% of cardiac output
Consumes 20% of bodys oxygen Requires constant circulation
IF Blood supply stops Unconscious within 10 seconds
Death in 4-6 minutes
Anatomy & Physiology
of the Head
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
4/129
Cedera kranioserebral atau neurotrauma
merupakan masalah dalam bidang
neurologi
Jumlah pasien yang bertambah setiap
tahun
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
5/129
konsep sentral :
kerusakan neurologis tidak hanya terjadi pada
saat terjadinya trauma melainkan berkembang
pada jam-jam dan hari-hari berikutnya serta
dipengaruhi juga oleh kerentanan pasien
terhadap trauma
Joni Wahyuhadi J, Suryaningtyas W, Indarto Susilo RI. Pedoman tatalaksana cedera otak (Guideline for Management
of Traumatic Brain Injury). Tim Neurotrauma RSU Dr. Soetomo Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya,
2007
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
6/129
Epidemiologi
penyebab kematian dan kecacatan pada anak dan
dewasa pada usia produktif
Amerika Serikat 1,6 juta orang pertahunnya
60.000 orang meninggal
70.000 sampai 90.000 orang mengalami cacat
neurologis permanen
Kerugian finansial karena kehilangan produktifitas
dan biaya perawatan medis sekitar 100 milyar dolar
Amerika
Marik PE, Varon J, Trask T. Management of head trauma. Chest 2002.122; 2:699
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
7/129
Epidemiologi
ruang rawat neurologi kelas III (IRNA B) RSCMJakarta, 1994
1002 orang
cedera kepala ringan (CKR) 532 orang cedera kepala sedang (CKS) 240 orang
dengan angka kematian 2 orang (0,9%)
cedera kepala berat (CKB) 230 orang
dengan angka kematian 91 orang (39,6%)
Misbach J. Patofisiologi dan penatalaksanaan medik cedera kepala berat. Simposium cedera kepala ditinjau dari beberapa
aspek. Jakarta 1995
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
8/129
TRAUMA KAPITIS
DATA R.S. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA
RAWAT DI BANGSAL NEUROLOGI
TAHUN TR.KAPITIS RINGAN TR.KAPITIS SEDANG TR.KAPITIS BERAT TOTALn % n % n % n
2000 491 57,16 278 32,36 90 10,48 859
2001 554 59,06 274 29,21 110 11,73 938
2002 474 56,29 263 31,24 105 12,47 842
2003 488 48,32 363 35,94 159 15,74 1010
2004 540 53,31 286 28,23 187 18,46 1013
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
9/129
Klasifikasi cedera kranioserebral
berdasarkan neuropatofisiologi :
1. Komosio serebri
tidak ada jaringan otak yang rusak tapi hanya kehilangan fungsi otak sesaat,
berupa pingsan kurang dari 10 menit atau amnesia paska cedera
kranioserebral.
2. Kontusio serebri
kerusakan jaringan otak dengan defisit neurologik yang timbul setara
dengan kerusakan otak tersebut, minimal pingsan lebih dari 10 menitatau ada lesi neurologik yang jelas.
3. Laserasi otak
kerusakan jaringan otak yang luas dan jaringan otak robek yang
umumnya disertai fraktur tengkorak terbuka.
Misbach J. Patofisiologi cedera kranioserebral. Neurona 1999;16:4-7
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
10/129
Klasifikasi cedera kranioserebral
berdasarkan skala koma glasgow :
Cedera kranioserebral berat dengan skala koma glasgow 3-8.
Cedera kranioserebral sedang dengan skala koma glasgow 9-
12.
Cedera kranioserebral ringan dengan skala koma glasgow 13-15.
Perdarahan intra kranial dengan skala koma glasgow setara
cedera kranioserebral ringan atau cedera kranioserebral
sedang dianggap sebagai cedera kranioserebral berat
Misbach J. Patofisiologi cedera kranioserebral. Neurona 1999;16:4-7
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
11/129
Advanced Neurology Life Support
Klasifikasi Cedera Kranioserebral
No
.Jenis Kriteria
1. Minimal GCS = 15, LOC (-), amnesia (-)
2. Ringan GCS = 13 15, LOC < 5 menit, ada ggn kesadaran atau memori
3. Sedang GCS = 9 12 atau LOC 5 menit atau defisit neurologis fokal4. Berat GCS = 5 8
5. Critical GCS = 3 4
LOC : loss of consciousness
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
12/129
TRAUMA KAPITIS
Luka kulit kepala => kerusakan jaringan otak
Proses Patologi 1. Cedera otak primer
2. Cedera otak sekunder
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
13/129
PATOLOGIS TRAUMA KAPITIS
1. CEDERA OTAK PRIMER / TRAUMA DIREK
- AKIBAT LANGSUNG DARI KEJADIAN CEDERA- KERASNYA BENTURAN ROBEKAN MENINGEN,
FRAKTUR TULANG, ROBEK
PEMBULUH DARAH, ROBEK / LUKA
NEURON
- BENTUK KERUSAKAN DI OTAK
FOKAL -- KONTUSIO, LASERASI, PERDARAHAN OTAK,
DIFUS -- CEDERA AKSON DIFUS, VASKULAR DIFUS
- TERSERING DI DAERAH FRONTAL DAN TEMPORAL
- COUP DAN CONTRE COUP
2. CEDERA OTAK SEKUNDER / TRAUMA INDIREKKERUSAKAN PARENKHIM neurokimia terganggu
ISKEMIK-HIPOKSIA, TTIK, EDEMA
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
14/129
Direct Brain Injury Types
Coup
Injury at site of
impact
Contrecoup Injury on
opposite side
from impact
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
15/129
Diffuse Axonal Injury (DAI)Rotational forces on the brain cause stretching and
snapping of axons.
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
16/129
Proses Patologi
Kerusakan Otak PrimerTimbul sebagai konsekwensi dari benturan
langsung pada kepala yang mencederai otak
Kerusakan ini dapat berupa :1. Kerusakan Difus
Strich (1961) : hubungan antara koma yang lamadan gangguan respon motorik dengan
degenerasi difus dari otak subkortikal yang
dikenal sebagai kerusakan aksonal difus
(DAI=Diffuse Axonal Injury)
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
17/129
Proses Patologi
Kerusakan Otak Primer
2.Kerusakan FokalFokal kontusio dan laserasiSering dijumpai di permukaan bawahdan bagian anterior dari lobus frontalis
Dapat terjadi edema otak disekitarkontusio
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
18/129
CEDERA PRIMER
kerusakan fokal dan difus dari struktur intra kraniallangsung saat terjadinya benturan, dapatmenimbulkan perdarahan intra kranial, meningkatkan
tekanan karena efek massa (perdarahan epidural,subdural, subarakhnoid dan kontusio jaringanparenkim otak), kerusakan luas yang langsungmencederai akson, kontusio massa putih dan laserasiotak karena fraktur tulang tengkorak yang fragmen
tulangnya mengenai jaringan otak
Dombovy ML. Traumatic Brain Injury. Dalam: Lazar RB. Principle of neurologic rehabilitation. New York. McGraw Hill.1998;79-104
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
19/129
CEDERA SEKUNDER
komplikasi cedera primer
terjadi pada sel neuron yang rusak akibat
cedera langsung dan juga pada sel neuron
yang yang relatif normal karena tidak terkenadampak langsung cedera kepala primer
Dombovy ML. Traumatic Brain Injury. Dalam: Lazar RB. Principle of neurologic rehabilitation. New York. McGraw Hill.1998;79-104
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
20/129
CEDERA SEKUNDER
Penyebab :kegagalan respirasi
hipoksia
hiperkapnia
penurunan perfusi serebral
hipotensiiskemia
infeksi
peningkatan tekanan intra kranial
respon inflamasi
radikal bebas
neurotransmitter eksitasi
Dombovy ML. Traumatic Brain Injury. Dalam: Lazar RB. Principle of neurologic rehabilitation. New York. McGrawHill.1998;79-104
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
21/129
Cedera sekunder menyebabkan kematian
neuron secara langsung melaluimekanisme disrupsi jaringan otak atau
program kematian sel (apoptosis)
Mekanisme sekunder ini dapat dibagidalam 2 komponen :
secondary brain damage
secondary brain insult
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
22/129
Secondary brain damage
Terjadi sesudah aktivasi langsung dari proses imunologi danbiokimia yang merusak dan berpropagasi secara otomatis,dengan mediator :
asidosis laktat
influk kalsium
asam amino eksitatorik asam arakhidonat
oksida nitrit
radikal bebas
peroksidasi lipid
aktivasi jeram komplemen
sitokin
bradikinin
makrofag
pembentukan edema
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
23/129
MECHANISMS OF SECONDARY BRAIN INJURY
FOLLOWING TBI
Biochemical Process Toxicity
Focal ischemia Lactic acidosis, excitatory aminoacids, ectracellular pottasium
Excitatory amino acids Oxygen free radicals
Cytokines Inflammation
Acetylcholine Increased sensitivity to ischemia
Endogenous opioid peptides Decreased cerebral perfusion
Catecholamines Ischemia
Oxygen free radicals Edema, hyperemia
Lipid peroxides Edema, hyperemia
Extracellular potassium EdemaIncreased calcium entry into
cells
Oxygen free radicals
Decreased intracellular
magnesium
Increased calcium entry into cells
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
24/129
Secondary brain insult
timbul sebagai akibat baik dari perburukan
sistemik maupun patofisiologi intra kranial
dan memperberat kerusakan neuron yangsudah didapat saat cedera primer
jalur umum final proses iskemia otak
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
25/129
Secondary brain insultSystemic secondary insult
Hipoksemia
hipoksia, apnoe, hipoventilasi, trauma dinding dada, hemothorax, bronkospasme, obstruksi
jalan nafas, kontusio paru, pneumothorax, aspirasi pneumonia, anemia.
Hipotensi
hipovolemia, perdarahan, penyebab farmakologi, kontusio miokardium, tamponadeperikardium, aritmia, henti jantung, gagal jantung, sepsis, pneumothorak, cedera medulaspinal.
Hiperkapnia
depresi pernafasan, obstruksi jalan nafas
Hipokapniahiperventilasi (spontan atau induksi)
Hipertermia
hipermetabolisme, respon stress, infeksi
Hiperglikemia
dekstrose intra venous, respon stres
Hipoglikemia
nutrisi tidak adekuat, infus insulin
Hiponatremia
asupan yang tidak cukup, kehilangan yang eksesif, cairan hipotonik
Hipoproteinemia
malnutrisi, kelaparan
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
26/129
Secondary brain insult
Intracranial secondary insult
Tekanan intra kranial meningkat
pergeseran garis tengah, hematoma, edema, dilatasi vascular,
hidrosefalus
Kejangcedera kortek serebri
Vasospasme
perdarahan subarakhnoid traumatik
Infeksi
fraktur dasar tengkorak, fraktur depresi tengkorak
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
27/129
Impressi fraktur
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
28/129
INTRACRANIAL HEMATOMASEPIDURAL HEMATOMA (EDH)
- most commonly caused by arterial bleedinginto epidural space (between the skull and dura)
- usually associated with temporal bone fractures causing a tear meningeal artery
- arterial blood rapidly accumulate andpatients can deteriorate quickly( so called talk and die), evacuation if blood mass > 30-40cc
- clinical sign and symptoms :
- interval lucid (consciousness to unconsciousness)- anisocori pupil- hemi paresis contra lateral (late sign)- pathological reflex contra lateral (Babinsky sign)
- CT Scan showing a lenticular shaped clot over the cerebral convexity
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
29/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
30/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
31/129
Epidural Hematoma
Akumulasi darah di ruang potensial
antara duramater dan tulang
tengkorak Merupakan komplikasi serius, perlu
diagnosis dan tatalaksana segera
karena angka kematiannya tinggi
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
32/129
Riwayat
Head trauma
Lucid interval
Sakit kepala Muntah
Seizures
Focal neurological defisit
Perburukan yang cepat
Dilatasi pupil ipsilateral
Perubahan kesadaran
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
33/129
Epidural Hemorrhage
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
34/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
35/129
Subdural Hematoma Perdarahan (umumnya vena) dibawah
lapisan duramater
Berbentuk bulan sabit (concave innermargins and convex outer margins)
mengikuti bentuk otak dan tengkorak
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
36/129
daerah hiperdens
kresentik ekstraaksial
koleksi dengan efekmassa (pendataran
sulkus) dan midline shift
kiri ke kanan
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
37/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
38/129
Intraparenchymal Hemorrhage
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
39/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
40/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
41/129
Subgaleal hematom
Impressi frakturContusio serebri
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
42/129
CT scan menunjukkan perdarahan
subarakhnoid difus di sisterna
basal, sisterna interhemisfer,
fissura sylvia bilateral.
Tanduk ventrikel temporal
keduanya melebar abnormal
Curiga ada hidrosefalus
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
43/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
44/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
45/129
Cedera Medula
Spinalis
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
46/129
Pendahuluan
Cedera Medula Spinalis :Kerusakan pada medula spinalis karenapergeseran atau kompresi tulang yangmengakibatkan gangguan baik secara komplit atau
parsial, merupakan keadaan darurat neurologi ygperlu tindakan cepat, tepat dan cermat untukmengurangi kecacatan
Prognosis tergantung dari 2 faktor :
- beratnya defisit neurologis yg timbul
- lamanya defisit neurologis sebelum dilakukan
tindakan dekompresi.
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
47/129
Epidemiologi
Pria lebih sering terkena (80%)
Sering pada dewasa muda (15-30 tahun)
Pada orang tua sering karena kecelakaankendaraan bermotor
Penyebab tersering:
Olah raga Full Contact (Rugby, American
wrestling)Olah raga High speed (Skii, Skate, surfing)
Olah raga melompat (trampoline, berkuda)
Menyelam
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
48/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
49/129
The Spinal Column
Vertebrae Cervical 7
Vertebrae Thoracal 12
Vertebrae Lumbal 5
Vertebrae Sacral 5
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
50/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
51/129
Cedera Cervical
Curiga bila :
Ada cedera kepala / atas clavicula
Pernafasan paradoksal (diafragma) Kelumpuhan tangan / kaki
Refleks lutut (-) periksasphinkter ani
Hipotensi (+ bradikardia)
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
52/129
CMS NEURO-EMERGENSI ?
a. Hipotensi/shock
- Effek simpatektomi.
- Blood loss.
b. Bradycardia
- dengan atau tanpa hipovolemia
c. Hipotermia
- dengan atau tanpa infeksi
d. Komplikasi iatrogenik, dislokasi karena
cedera sekunder medula spinalis (tindakan)
e. Gagal ventilasi
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
53/129
Trauma Medula Spinalis
Sering terjadi pada cedera leher ataupunggung
Berhubungan dengan cedera kepalatertutup terutama pada pasien tidaksadar
Transpor korban yang salah dapat
memperburuk keluaran
k
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
54/129
Mekanisme
Spinal Injury
Hyperextensi
on
Hyperflexion Compression
Rotation
Lateral Stress
Distraction
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
55/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
56/129
Tanda dan Gejala Trauma Medula Spinalis
Nyeri leher atau punggung
Jejas pada leher
Trauma Clavicula Multipel trauma pada pasien yang tidak
sadar
Tetra/Para/Monoparesis Tetra/Para/Monohipestesi
Inkontinensia
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
57/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
58/129
Komplit
Lesi setinggi Cervical
Tetraplegi
Inkontinensia
Paralisis otot pernafasan
Lesi di bawah Thorakal 1
Inkontinensia
Paraplegi
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
59/129
Inkomplit
Anterior Cord Syndrome
Central Cord Syndrome
Posterior Cord Syndrome
Brown-Sequards Syndrome
Cauda equina
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
60/129
Anterior Cord Syndrome
Sering mengenai A Spinalis
anterior
Kehilangan fungsi motorik
dan sensasi terhadap pain,
light touch & temperatur
Sensasi posisi dan vibrasi
utuh
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
61/129
Central Cord Syndrome
Hyperextensi cervical spine
Kelemahan terutama pada
ektremitas atas (tipe flasid)
dengan ektremitas bawah
yang relafit masih kuat
(spastis)
Sensasi perineal, fungsi BAB
& BAK kadang masih
terdapat
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
62/129
Posterior Cord Syndrome
Sering akibat hiperekstensi,
fraktur pada bagian posterior
vertebrae
Kekuatan baik, sensasi
terhadap pain dan temperatur
baik
Gangguan propioseptif,
terdapat ataksia, sehingga
sulit berjalan
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
63/129
Brown-Sequards Syndrome
Penetrating injury yang
mengenai salah satu sisi medula
spinalis
Kelemahan dan gangguan
sensorisensorik Ipsilateral
Gangguan sensorik pain dan
temperatur kontralateral
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
64/129
Cauda equina
Gangguan motorik atau sensori
ringan pada tungkai
Gangguan sensorik pada regio
perineal (saddle anesthesia)
Gangguan BAB & BAK
Disfungsi Ereksi pada pria &
gangguan respon seksual pada
wanita
Tonus spinkter anal terganggu,reflek bulbocavernosus dan
anal terganggu
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
65/129
Penatalaksanaan CMS
Tujuan :- Pemulihan maksimal defisit neurologi
- Medula spinalis stabil
- Mobilisasi dan rehabilitasi
Penatalaksanaan :
- Prehospital- Hospital atau UGD
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
66/129
Penatalaksanaan Prehospital
Umum 10-25% defisit neurologis karena tindakan
pre hospital tidak adekuat.
jika ada fraktur / dislokasi vertebra
servikalis fiksasi leher pasang coller, kepaladan leher jangan digerakkan.
cek ABC --> RJP
jika ada fraktur vertebra torakal atau
lumbal, fiksasi torakal dengan korset.
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
67/129
Neck Collar / Collar Brace
Servikal difiksasi
pada posisi
netral/ekstensi ringan
pasang cervical collar
tanpa menggerakkanleher (terlalu banyak),
kepala harus
dipegang in-line
fiksasi dibantu
sandbags (bantal
pasir)
F kt B i K ii
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
68/129
Fraktur Basis Kranii
* Fraktur linear di daerah basis kranii
* Bisa di : - Anterior- Middle- Posterior
* Umumnya sulit tampak di :- foto kepala- axial Ct Scan
* Diagnosa berdasarkan gejala klinik :
- Rinirea / Otorea- Hematoma kacamata / Hematoma retroaurikular
* Risiko meningitis bila dura robk
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
69/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
70/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
71/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
72/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
73/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
74/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
75/129
Meningitisdemam, sakit kepala, kaku kuduk
Ensefalitis (meningoensefalitis)
perubahan status mental, gejala fokal,kejang
Abses
klinis seperti ensefalitis, TTIK
Mielitis
gejala motorik, sensorik, otonom
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
76/129
PATOFISIOLOGI MENINGITIS BAKTERI
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
77/129
(a) otak Normal
(b) kondisi meningitis mengakibatkan edema vasogenik dan sitotoksik
(c) edema interstisial
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
78/129
Ditegakkan berdasar :
Anamnesis
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Penunjang
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
79/129
Tanda dini : Demam
Nyeri Kepala
Gangguan mental
Late sign : Seizure
Kelumpuhan saraf kranial
Stupor dan tanda fokal neurologi
Pemeriksaan Umum : Gigi, THT, Kulit, ParuPemeriksaan Neurologi : Rangsang meningeal
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
80/129
1. KAKU KUDUK
2. TANDA BRUDZINSKI I
3. TANDA KERNIG ( N > 1350 )
Tanda Rangsang Meningeal
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
81/129
4. TANDA BRUDZINSKI II
5. TANDA LASEQUE (N > 60 - 700)
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
82/129
Hematogen : tersering
Perkontinuitatum : sinus, telinga, mata, gigi
Inokulasi : trauma
Saraf : HSV, VZV, Rabies
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
83/129
Infeksi SSP :A. Meningen (leptomening)
Akut :
bakteri nonspesifikvirus
Kronik :
bakteri spesifik
fungusenterovirus
imunodefisiensi
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
84/129
Infeksi SSP :B. Ensefalitis (meningoensefalitis)
Akut :
bakteri nonspesifik
virus (paling sering)
Kronik :
bakteri spesifik
fungus
enterovirus
imunodefisiensi
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
85/129
Infeksi SSP :
C. Abses
Kronik :
bakteri (tersering)
Fungus
enterovirus
imunodefisiensi
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
86/129
TTIK menjadi penyebab pertama morbiditas danmortalitas untuk beberapa kelainan neurologi
Neurological damage tidak hanya sebagai akibatprimer tapi dapat juga karena pengaruh lain
Modalitas terapi agresif dilakukan untuk mencegah
akibat sekunder seperti hipertermi, hiperkarbia dan
and hipertensi intrakranial
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
87/129
Kesadaran menurun progresifNyeri kepala berat
Muntah
Hipertensi dengan atau tanpa bradikardi.Kelumpuhan n. abduscen .
pupil anisokor
Edema papil (biasanya SOL)Risiko TTIK adalah sindrom herniasi dan tandakompresi batang otak.
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
88/129
STROKE
Departemen Cerebrovaskular
Bagian saraf FKUI/RSUPNCM.
Jakarta.
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
89/129
STROKE
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
90/129
STROKE
Kedaruratan neurologi. Kelainan/gangguan peredaran darah cerebral.
Manifestasi klinik yang ditimbulkan dapat
fokal maupun general. WHOKelainan tersebut berlangsung lebih
dari 24 jam.
Hasil akhir suatu proses.
St k
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
91/129
Stroke
Dikatakan kedaruratan neurologi karena:
mengancam hidup penderita.
Mengancam kematian sel otak.sel otak
tidak mempunyai cadangan energi
.berakibat cacat.
Kecacatan tertinggi disebabkan oleh stroke.
Stroke
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
92/129
Stroke hasil akhir suatu proses karena stroketidak pernah berdiri sendiri.
Penyakit-penyakit atau kebiasaan yang
menjurus kepada pengrusakan pembuluhdarah disebut sebagai faktor risiko.
Faktor risiko
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
93/129
Faktor risiko
Faktor risiko yang tak dapat diobati.
Faktor risiko yang dapat diobatai.
Faktor risiko yang tak dapat diobati
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
94/129
Faktor risiko yang tak dapat diobati
Usia.
Jenis kelamin.
Ras
Faktor risiko yang dapat diobati
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
95/129
Faktor risiko yang dapat diobati
Hypertensi.
Diabetes mellitus.
Hyperfibrinogenemia.
Polisitemia.
Obesitas.
Faktor risiko yang dapat diobati
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
96/129
Faktor risiko yang dapat diobati
Kelainan jantung.(Organik maupun gangguanirama)
Kebiasaan merokok.
Penurunan aktifitas fibrinolitik. (AT III difisiensi
dll).
Hypercoagulable state.
Faktor risiko yang dapat diobati
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
97/129
Faktor risiko yang dapat diobati
Diet.
Alkohol.
Physical inactivity
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
98/129
Pembagian stroke
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
99/129
Pembagian stroke
Berdasarkan gambaran patologi.
Stroke berdarah (Hemorrhage).
Stroke Iskhemik (Infarck).
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
100/129
Stroke berdarah
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
101/129
(Stroke hemorrhage)
Stroke intra cerebral.
Stroke subarachnoid. (spontaneous
subarachnoid hemorrhage).
Stroke iskhemik.
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
102/129
( Ischemic stroke)
Etiologi.
Sirkulasi darah.
Waktu serangan.
Pembagian berdasarkan etiologi
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
103/129
Pembagian berdasarkan etiologi
Emboli.
Trombosis.
Waktu serangan
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
104/129
Waktu serangan
TIA. ( Transient ischemic attack).
RIND. ( Reversible ischemic neurology
deficit).
PRIND.(Prolong RIND)
Complete stroke.
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
105/129
Letak lesi dengan sirkulasi darah
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
106/129
Letak lesi dengan sirkulasi darah
Teritorial.
Lakunar.
Water sheet.
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
107/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
108/129
Gejala stroke
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
109/129
Gejala stroke
Tergantung jenis stroke yang terjadi.
Penyakit penyerta.
Pembagian berdasarkan sirkulasi
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
110/129
Pembagian berdasarkan sirkulasi
Sirkulasi anterior ( karotis)
Sirkulasi posterior (Vertebrobasilar)
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
111/129
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
112/129
Gejala stroke iskhemik.
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
113/129
(Emboli)
Gejala klinis yang ditimbulkan cepat menjadimaksimal.
Umumnya penderita sedang aktif.
Mempunyai riwayat kelainanjantung/pembuluh darah.
Deficit neurologis yang ditimbulkan
berhubungan dengan topis kelainan.
Gejala stroke iskhemik
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
114/129
(trombosis)
Gejala klinis yang ditimbulkan bertahap dalamhitungan jam.
Umumnya penderita sedang istirahat.
Deficit neurologis yang ditimbulkantergantung dari topis kelainan.
Gejala stroke hemorrhage
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
115/129
(perdarahan intracerebral)
Gejala peningkatan tekanan intrakranial.
Gejala desakan parenkhim otak.
Gejala stroke hemorrhage
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
116/129
(Stroke subarachnoid)
Gejala utama adalah menifestasi gejala
rangsang meninggeal.
Dilanjutkan gejala komplikasi
perdaraha subarachnoid.
Gejala komplikasi SAH
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
117/129
Gejala komplikasi SAH
Perdarahan ulangan.
Oedema cerebri. Sumbatan aliran cairan otak (
Hydrocephalus).
Vasospasme yang berakibat kematianjaringan otak(infark).
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
118/129
NEUROONKOLOGI
Brain Tumor
INTRACRANIAL TUMOURS
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
119/129
INTRACRANIAL TUMOURS
6 persons per 100 000 per year
Primary or metastases
Adult:
Glioma, metastases, meningioma
80-85% supratentorial
Children:
Meduloblastoma, cerebellar astrocytoma
60% infratentorial, 40% supra
Pathological Clasifification
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
120/129
Pathological Clasifification
Neuroepithelial: Astrocytes astrocytoma: the most common
Oligodendrocytes oligodendrogliomas: slow
growing, sharply defined tumours Ependymal cells and choroid plexus
Ependymoma: occurs anywhere throughout ventricular
system
Choroid plexus papilloma: rare tumours
Neurons ganglioglioma/neuroblastoma: rare
Embrionic cells: GBM and medullobalstoma
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
121/129
Meninges: meningioma
Nerve sheath cells: neuroma and
neurofibroma
Blood vessels: hemangioblastoma
Germ cell: germinoma, teratoma
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
122/129
Metastatic tumours May arise from any primary site but most
commonly spread from the bronchus or breast
Nervous system metastases occur in 25%
Normal Anatomy
f B i (MRI)
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
123/129
of Brain (MRI)
Supratentorial compartment: Cerebral hemispheres
Basal ganglia
Thalamic nuclei Lateral ventricles
Hypothalamus
Corpus callosum
Infratentorial compartment: Cerebellum
Brain stem (MB/P/MO)
4th ventricle
Sagittal
AxialINTP - PPO, PHO, IAP.
P2 6/27
Clinical Symptoms
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
124/129
Clinical Symptoms Location / age
Non localised / raised intracranial pressure
Localised
Nonlocalisedu Tumor mass
u Blockage of CSF pathways
u Weight loss, listlessness, irritability, decreased
appetite, lethargy / withdrawn behaviour,
headache, vomiting, double vision.INTP - PPO, PHO, IAP.
P2
7/27
Clinical Symptoms
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
125/129
y p
Infratentorial tumors
Symptoms ofICP
Imbalance / Swaying
Diplopia, swallowing
difficulty
Supratentorial tumors
u Weakness of limbs, loss of sensation,
abnormal vision, learning difficulty,
memory loss,
Deep midline tumors
u Obesity, visual complaints, growth
abnormalities.
Localised
INTP - PPO, PHO, IAP.
P2
8/27
Clinical Signs
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
126/129
Non-localisedPapillodema, head circumference, malaligned eyes, cranial nervepalsy (6th)
Localised
Infratentorial tumorsAtaxia, defects in co-ordination, nystagmus, abnormal speech.
Supratentorial tumors
Hemiparesis, hemisensory, visual field abnormalities,cognitive/learning difficulties, seizures.
Deep midline tumorsEndocrinopathies, visual acuity and visual, field abnormalities,Parinauds syndrome.
INTP - PPO, PHO, IAP.
P2
9/27
Pediatric Brain Tumors
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
127/129
Posterior fossa neoplasm MedulloblastomaINTP - PPO, PHO, IAP.
P2
11/27
Pediatric Brain Tumors
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
128/129
Intrinsic
pontine gliomaINTP - PPO, PHO, IAP.
P2
12/27
Pediatric Brain Tumors
7/16/2019 Kuliah Patologi Neuro Keperwatan
129/129
Supratentorial tumors Astrocytoma & ependymoma