Upload
thejokos
View
73
Download
21
Embed Size (px)
DESCRIPTION
aspek patologi duuctus bilier
Citation preview
ASPEK PATOLOGI : TUMOR DUKTUS BILIER
Epitel kolumnar simple Most common : adenoca
Faktor resiko : Terutama batu pada Ca GB.
Pada duktus proximal :
Primary sclerosing cholangitis
Pancreatobiliary duct junction
Karakteristik histologi dan klasifikasi patologi sama pada semua bagian bilier.
Berbeda dalam hal : faktor resiko, clinical findings, biologic behavior
Similar morfologi dengan adenoca duktal pancreas pancreatobilary type GB adenoca pada GB
Cholangiocarcinoma pada duktus intrahepatik
Adenoca of the extrahepatic bile duct pada duktus extrahepatik.
Sering sekali pada orang tua
Faktor resiko : batu, peradangan / cholecystitis
Primary sclerosing cholangitis
Parasites, choledochal cyst.
Makroskopis : 4 type
Polypoid
Nodular ( Nodular sclerosing )
Scirrhous constricting
Diffusely infiltrative
Polypoid papillary atau well dift ca. ( better prog )
Nodular & scirrhous cenderung untuk infiltrasi jaringan sekitar dan sulit untuk di reseksi.
Type diffuse : menyebar secara linear ke sepanjang duktus
Type diffuse & constricting sulit dibedakan dengan kronik inflamasi terutama primary sclerosing cholangitis.
Type polipoid : friable, soft, and tan
Ulcerating & necrosis jika tumor besar
Infiltrating scirrhous ( scarlike )
Firm, white, grithy appearance akibat desmoplasia ( ex. Jaringan fibrotic karena inflamasi ) necrosis.
Invasi ke hepar yang berdekatan expansik, well demar ca red.
Invasi ke hilus the boundaries are ill defined.
Anatomic distribution : untuk tujuan therapy & prognosis, di bagi :
1. Upper third : di atas cystic duct junction, ke dua duct hepatikus, common hepatic duct.
2. Middle third : upper half of CBD
3. Lower third : distal half of CBD
Kebanyakan muncul di proximal.
Cend. Scirrhous constricting & diffuse.
Ca hilar ......... . usually grow to linier
Ca middle third noduler sclerosing type. Menebal sepanjang long segment, narrow lumen inflamasi. Sulit di bedakan dengan cholangitis.Distal third : the best prog ( pancreatobilidenektomi )
Tu. Marker :
CA 19 9, CEA, MUCI, MUSAC, CK 19 & CK 7
Diffrensial dx tidak ada pada hepato ca.
Other type adenoca ( selain pancreatobiliary type )
Intestinal type adenoca : mirip dengan adenoca pada GI tract
Signet ring cell ca. rare
Diffusely infiltrative pattern of individuallis or a cord like growth pattern.
Mucinous adenoca Extensive mucin production
Stromal mucin deposition
Adenosquamous ca
Mixture of glanduler & squamosus
Clear cell ca resemble renal cell ca
Undiff
Sarcomatoid ca
Undiff ca osteoclastic like giant cell
Small cell ca
Large cell neuroendocrine ca
SEROUS CYSTADENOMAS Dilapisi epitel kuboid selapis
Sel epitel prod cairan serous
Ductal differentiation
Firm, well circumscribed, multinodular
nya terletak pada caput & uncinatus
Besarnya 1 20 cm
Punya cyst kecil 1 mm 1 cm
honeycomb app / sponge app
Jarang ganas < 3 %................ < 1 %
Pada wanita
G / : - vagal
- Mild upper abd pain
- discomfort
- epigastric fullness
- weight loss
- palpable mass
- Jaundice
- Pancreatitis
- Akut peritoneum
- Symptomatis reseksi
- Pancreaticoduodenectomy
Kista di caput pancreas
Distal pancreatectomy tumor pada corpus & cauda
Spleen di pertahankan karena jinak
Preservasi a. gast brevis
Surgical risk cyst jejunostomy
Symptoms tubuh :
4 cm 22 %
>4 cm 77 % Growth rate 0,6 mm / ?
Aspirasi cairan : cek CEA
Amylase
MUCINOUS CYSTIC NEOPLASMS
Most frequent 40 44 %
Benign but potensi ganas ca sifat agresif spectrum
Histologik heterogenositas
Ada bagian jinak dan ganas
Keganasan tidak dapat di singkirkan hanya dengan biopsi saja.
Macroscopic
Multinodular tumor
Permukaan halus, berkilau
TRAUMA PANCREAS
Grading menurut AAST1.- Minor kontusi tanpa cedera duktus. Lasrasi superficial tanpa cedera duktus
2.- Kontusio mayor tanpa cedera duktus & kehilangan jaringan. Laserasi mayor tanpa cedera duktus & kehilangan jaringan
3.- Transeksi distal atau cedera parenkim dengan cedera duktus
4. - Transeksi proksimal atau cedera parenkim
5. - Destruksi masif pada caput pancreas
Presentasi Klinis
Karena letaknya retroperitoneal, jarang terjadi suit unreliable
Intraoperative karena peritonitis atau hemodinamik tidak stabil
Pemeriksaan laboratorik
Tidak ada yang sensitive
Serum amylase saat datang unreliableSerial more useful
Sensitifitas 48 89 %
Spesitifitas 64 81 %
Negative predictive value 93 98 %
Pemeriksaan radiologic
CT Scan dilakukan bila hemodinamik stabil
Tanda spesifik pada CT scan :
Transeksi pancreas
Enlargement
Hematom
Fluid separating pancreas & splenic vein
Peningkatan attenuation of fat around pancreas
Tanda non spesifik :
Penebalan fascia renalis anterior
Cairan pada lesser sac
Free fluid intra or extraperitoneal
Associated inj to local structures
CT jarang dapat menujukkan disrupsi duktus
Repeat CT use full Sensitifity 60 80 %
Normal CT cannot rule out the injury . Underestimate grading 30 %
ERCP dapat berguna mendeteksi disrupsi duktus & therapy stent
MRCP non invasive
Advantage over CT
Asses ductal status
Cedera parenkim
Intraoperative investigation
Kebanyakan trauma pancreas juga dengan peritonitis atau hemodinamik tidak stabil
lakukan evaluasi menyeluruh, prioritas utama adalah control perdarahan.
Evaluasi Pancreas :
Open gastrocolic ligament
expose anterior, inferior & superior surface pancreas ( body & tail )
Mobilised spleen untuk melihat tail panc. lebih adekuat
Bebaskan flexousa hepatica & kocher manuver untuk expose
Caput panc & prosessus uncinatus.
Untuk akses ke posterior pancreas : lien fleksura lienalis & pancreas di reseksi dari permukaan ant ginjal kiri. Bila terdapat cedera parenkim, intergritas duct panc mayor harus di pastikan.
Duktus pancreas normal size sulit di lihat pakai loop & pemberian secretin. Tidak direkomendasikan untuk melakukan maneuver komplek untuk memeriksa duktus. Is not readily apparent.
Pancreatografi melalui duodenum yang sudah terbuka.
ERCP introperative time consuming
Injeksi kontras melalui GB dengan mengklem proksimal duktus hepaticus.
Morfin untuk kontraksi spingter oddi.
Tindakan visualisasi duktus
Dilakukan bila ahli bedah siap melakukan tindakan (pankreatikoduodenektomi bila di perlukan )
MANAGEMENT Nom : hanya pada penderita tanpa peritonitis & hemodinamik stabil.
Lower grade on CT ( gr I & II ). 80 % kasusu dengan keberhasilan 80 %
Pseudocyst 10 80 %
Fluid collection peripancreas.
Operative :
Kondisi umum pasien
Grading trauma pancreas
Cedera lainnya
Experience ahli bedah
Low grade :
- Debridement non viable tissue
- hemostasis - Pasang drain
Beberapa ahli menyarankan repair kapsul, namun dapat menyebabkan perdarahan, kerusakan lebih lanjut & pembentukan pseudocyst.
High grade
Gr III : distal pancreatektomi
Bila transeksi, di pisahkan pada tempat tsb, reseksi bagian distal.
Bila transeksi inkomplit, divided prox. Lesi & preserved as much as possible.
Bila extending ke prox ( sisi kanan ) vasa mesenteric sup diabetes atau insufisensi h. exderine.
preserved & anastomosis to roux & yeyunal loop.
Reseksi panc distal dengan preservasi spleen bila hemodinamik stabil, tidak hipotermi maupun asidosis. Setelah reseksi, semua duktus pada stump proximal di ligasi dengan benang nonabsorbable. Parenkim di jahit secara matras pasang drain.
Gr IV
Bila hemodinamik tidak stabil, multiple trauma, in experience surgeon no attempt to establish integrity duct or resection. hemostasis & external drainase
Most recover without any significant local complication. Others : fistula, pseudocyst.
Gr V. pancreaticoduodenektomi
Bila stabil
Bila perlu packing damage control.
24 48 jam definitif pancreaticoduodenektomi.
Outcome
25 % px morbidity
Higher grade higher complication
Persistent drain output or fistula almost all closed spontan in few weeks
Analogue somatostatin decrease output
Oral feeding tolerance.
Peripancreatic fluid collection or pseudocyst
Jika tidak ada cedera duktus resolve spontan
Jika ada, cairan menetap & membentuk pseudocyst.
Th / percutaneus drainage atau internal drainage
Mortality 0,5 % - 1 % tidak berhubungan langsung dengan KT.
Kao : gr I II KT 7 %
Higher KT 29 %
Represent mortality from more severe associated injury in px with higher grade pancreatic injury. Hernia pada anak ( sesegera mungkin, tapi jika ada disertai undesensus testis, tunggu sampai umur 1 tahun karena jarang inkarserata oleh karena anulusnya besar
Jahit diaphragm : terputus, > mudah di jepit dengan klem ellis.
Short bowel syndrome ( terjadi pada minggu ke tiga
Gangguan absorbsi pada bagian zat ( substitusi zat tersebut.
Gangguan BOF volvulus ( tidak ada yang spesifik ( asymetri gas usus satu sisi.
Nyeri volvulus : nyeri strangulasi ( nyeri luar biasaMakin lama di tunda ( makin di bingungkan
Perforasi gaster ( coup d poignard. Nyeri sekalipada epigastrium, berkurang setelah 6 jam karena peritoneum dilusi
Fase I 6 jam : nyeri mendadak akibat rangsang kimia ( nyeri makin berkurang
II 6 8 jam : dilusi oleh cairan peritoneum
III timbul peritonitis
Salah satu DD app akut ( ruptur gaster
Rupture gall bladder ( karena cairannya turun ke fosa iliaka )Kalau perforasi di antara pylorus
Jahit primer kemudian by pass gastroyeyunostomy
Coup d poignard
Kista choledocus ( biasanya pada anak2 jarang pada dewasa, dindingya tipis
Kalau pada dewasa jarang ( hati hati mungkin suatu obstruksi di distalnya, dinding menebal mungkin ada tumor di distalnya, seharusnya di PA
ETIOLOGY PATHOGENESIS & DIAGNOSTIC ASSESMENT OF ACUTE PANCREATITIS
Penemuan batu di CBD tidak lebih dari 3 mm pada 90 % px dengan gallstone pancreatitis & < 40 % pada px dengan gallstone tanpa.. adalah penting.
Gambar anatomic
Interductal angle between lower CBD & panc duct > besar pend dengan panc.
Panjan common channel at least 5 mm
75 % pada pend panc di bandingkan
20 % padapend gallstone tanpa panc
Tidak dapat di jelaskan mekanismenya
Cystic duct lebar small stones
1. Adanya batu atau ...pada CBD ( reflux2. Batu yang impacted pada tempat keluarnya panc duct ( reflux pancreatic juice
3. Batu kecil, ireguler yang nyangkut di ampulla menyebabkan nyeri & muntah dengan potensi reflux duodenal juice batu & ke pancreas.
1. Reflux bile ( bile lecithin &bile salt ( merusak mukosa duct pancreas & potensiasi infeksi bacteri & drugs seperti aspirin
2. Reflux panc juice ( menimbulkan nyeri
3. Reflux duodenal juice ( enterokinase dengan tekanan tinggi pada duct panc mengaktifkan trypsinogen.
Bilary shodge : mengandung Kristal kolesterol, ca billirubiact granulos ( menyebabkan pancreatitis akut.Pregnancy & pancreatitis akut
90 % gallstone related
Eradikasi batu ( mencegah panc selama kehamilan & kehamilan berikutnya
Biliary diskinesia
Motility disorder pada sfingter oddi.
Trouli 96 ( precise.. bila spasme sfingter terbukti menyebabkan pancreatitis akut berulang
Umpullary . , choledochal cyst
Sclerosing cholangitis, infestasi cacing ( penyebab lain pancreatitis akut.
Investigasi for stones
Foto polos 10 16 % radio opaque USG
CT ( tidak / jarang bias meihat batu sens 20 %MRI : 40 %
MRI / MRCP ( 85 % sens
Sebelum therapeutic dengan ERCP
EUS dapat melihat batu 1 mm 2 mm akurasi 90 %
Ps liver dapat membedakan karena batu atau alcohol
enz transferase, ALP, bilirubin ( batu>60 IU / L
>80 IU / L dalam 24 jam
Akohol
Paling sedikit 100 gr alcohol / hari
....age 40 tahun
>muda di banding bilier 53 tahun, mekanisme belum jelas, merokok biasanya 20 batang pada pemeriksaan spasme sfingter Oddi.
Acute alcohol ingestion
Meningkatkan pancreatic bicarbonat & protein secretion
Chronic ingestion ( menurunkan bicarbonate
Meningkatkan viskositas dengan protein
ERCP induced panceatitis
1% - 3 % setelah ERCP, bila dengan ES : 4 5 %
Definisi menurut consensus :
1. Nyeri abdomen yang baru timbul atau memberat
2. Amylase meningkat 3 4 x dalam 24 jam
3. Perlu perawatan 2 hari ( minimal )
Factor resiko ..
1. Pernah pancreatitis induced
2. CBD tidak melebar
3. Usia muda
4. Female
5. Bilirubin N
6. Disfungsi sfingter oddi
Diclofenac ( minimizing pancreatitis in highrisk px
Tumor ampulla vater Inisial presentasi mungkin berupa pancreatitis akut
Hiperparatiroidism
Ada hubungan hiperkalsemia dengan pancreatitis akut
Hyperlipidemia
Trigliserida meningkat dating dengan pancreatitis akut. Juga alkoholisme
Drug induced pancreatitis
Diagnosis of exclusion
Corticosteroid ( point 1 sampe 4 ada bukti kuat )
Asparaginase
..
Valproic acid
Diuretic agents
Acute Viral illness
Coxsakine B
Hep A ( necrosis focal pada panc tapi minor problem pada hep berat
Panc ..
5 14 % pada serial otopsi6 % pada studi ERCP
Tidak bersatunya ventral bud & dorsal
Main duct of
Accessory duct of santorini
Controversial
Gangguan aliran pada duktus santorini
Tidak spesifik berhubungan dengan pancreatitis akut
Herediter
Jarang
< 20 tahun panc akut & progress menjadi panc kronik selama 20 tahun
High risk for ca pada usia 70 thn
Riwayat .. &. Alcohol
Hyperlipidemia
ERCP induced, endoscopy papillary treatment, surgery & obat2an
Blood test
ALT, AST, ALP
ALT > 150 IU / L (
Spec 34 96 % ( pada batu
Bil, ALP
Sens 85 % spec 69 % ( pada batu
Blood neutral jar > 1000 mg / dl
Hyperlipidemia penyebab pancreatitisHyperkalemia
Hyperparathyroid
USG
Biliary stone, pelebaran CBD
Rate .. 20 90 % ( karena gas usus
Should not be rule bila tidak melihat batu
CT
Panc Ca
.
Tidak dapat melihat batu, akurasi 40 53 %
MRI / MRCP
ERCP + ES 48 jam VS > 48 jam
Early late complication lower
3 % VS 7 %
ERCP + ES alone VS kolesistektomy
Recurrent . 1,5 % pada ERCP + ES alone
Namun. Bilier 33 % pada yang kolesistektomy
Pada px tua 70 thn ( kolesistektomy > ..Komplikasi bilier setelah 17 thn 21 VS 6 %
Timing kolesistektomy
Early VS elektrolit
No diff komplikasi & mortality
Trauma tumpul abdomen
Body of pancreas against vert collum
Presentasi klinis
Nyeri abdomen atas mendadak disertai muntah, nyeri menjalar ke punggung, fluid deficit karena mual muntah, kuning di sertai kolangitis
Paralitik ileus
Disease severity menurut Japanese guidline
Prognostic
1. TDS < 80 mmHG atau BE < - 3..
2. PaO2 < 60 mmHg atau dengan resp
3. BUN > 40 SK > 2,00
Oliguria
4. LDH > 2 x
5. Platelet < 10.000..
6. Serum Ca < 7,5 mg / dl
7. CRP > 15 mg / dl8. SIRS criteria > 3
9. Age > 70 tahun
Derajat CT
1. Extrapancreatic inflamasi
Anterior pararenal space 0
Root of mesocolon 1
Beyond lower pool of kidney 2
2. .. lesion of panc
1 Segmen 0
2 Segmen 1
Entire 2 segmen or more 2
Total score 0 or 1 ( gr I
2 ( gr I
3 ( gr III
Prog. > 3 ( severe )
Atau jika CT gr 2 (severe )
Kriteria diagnostic ( japan guidelines
1. Nyeri abdomen akut & tenderness pada abdomen atas
2. Peningkatan ent. Pancreas dalam darah dan urine
3. Penemuan abdomen pada pancreatitis akut yang di dapat dari USG, CT atau MRI
Pend dengan dua positive & rule out
Peny pancreas & abd lainnya (..
Lipase ( sensitivitas 85 100 % dengan amylase
Spesifitas 84, 7% - 99 %
Lebih superior daripada amylase
Amylase ( meningkat pada peny kel. Liur
(..
Trypsin ( butuh waktu lama
Pemeriksaan dengan imunologi
Pholipase A2 ( s.d.a
Meningkatkan. & kadarnya koreksi dengan sensitivitas peny.
Diagnostik Imajing
CxR & abd plain foto ( tidak spesifik untuk menyingkirkan diagnose lain
CxR ( pleural effuse, ARDS, pneumonia
Pada abd plain
.. :
Ileus
Colon cut off signs
Dilated duodenal loop
Gas pada retro.
USG
Test yang dilakukan
Pembesaran pancreas
Inflamasi sekitar panc Ascites
Batu bilier
..
CT
Pembesaran pancreas
Peningkatan konsentrasi jaringan lemak sekitar panc & retroperitoneal Fluid collection
Pseudocyst
.. panc yang tidak biasanya
Panc necrosis
Gas sekitar panc
Juga membaik dalam menetukan derajat besarnya penyakit
MRI
CT sulit dalam menetukan . Panc bila tidak di sertai pembesaran.
ERCP : tidak untuk diagnosis
Efek sampingnya
Diagnosis etiologi
Segera setelah diagnosis pancreas tegak
Treatment policy khusunya pada gallstone induced panreatitis
Tergantung penyebab :
Gallstone
Hyperlipidemia, trauma,. Inkomplit duct panc,. Gland paratiroid, tumor
Laboratoric
Jaundice, ALP , J GT , transmirase
USG adanya batu GB atau CBP ( gallstone induced )
Namun karena batunya kecil masuk ke duo.
Therapeutic Intervention & Surgery of acute pancreatitis
Berdasarkan morphology
Panc edematosus
Panc necrotizing 10 20 %
Mortalitas 14 -25 %
Kalau dengan inf mortalitas 30 40 %
Panc necrosis terinfeksi curiga bila, Clinical worsering
Data hematologi, kultur bakteri darah
Endotoxin dalam darah
CT scan : gas bubbles pd & sekitar panc
Memastikan
FNA dengan CT / USG guided
Akurasi 89 100 %
False neg 20 25 %
Indikasi, timing & frekuensi
Pada necrosis yang ( konservatif
Treatment untuk pancreatitis necrosisterinfeksi
Bedah
Interventional radiology IVR
Endoscopic
Bila kondisi stabil ( manajemen konservatif masih di pertimbangkan
Antibiotic 8 minggu >
Kapan?
Should be delayed as long as possible
Studi retrospektif membuktikan
Early VS delayed
39 % 12 % mortality
RCT by Mret dkk 97
Early 72 jam after onset VS delayed 12 d after onset
Mortality 56 % VS 27 %
Studi oleh besselink 2007
Membandingkan
Early ( 14 hari ) VS
( 15 29 hari ) VS delayed ( 30 hari )
Mortality 25 % VS 45 % VS 8 %
Rasionalnya batas antara . & necrotic menjadi > jelas
Necrosectomy
Less better ..conventional open surgery
Long term follow . Post necrosectomy
Disfungsi pancreas ( decreased exo & endocrine )
Structure & stenosis panc duct
Pancreatic pseudocyst indikasi bedah
1. Disertai gejala nyeri abdomen
2. Komplikasi infeksi atau perdarahan
3. Membesar selama follow up
4. > 6 cm
5. Tidak ada kecenderungan mengecil selama 6 minggu6 cm 6 weeks criteria ( bukan indicator absoluteManagement acute pancreatitis
Maingots
Principles of management :
Resusitasi dan monitoring
Nutritional support
ERCP
Antibiotik profilaksis
Surgical management
Resusitasi dan monitoring :
Agresif penggantian cairan yang hilang ke extravaskular atau 3rd space
Kadang kadang di perlukan cairan > 200 ml / jam IV
mencegah komplikasi sistemik seperti acute renal insufficiency
Resusitasi yang tidak adekuat juga menambah kerusakan pada pankreas
Pengawasan ketat pada fungsi pernafasan, kardiovaskular, fungsi ginjal
Fluid balance, electrocyte,
ICU jika severe
Narkotik for pain control
NGT, tidak perlu suction rutinterutama jika didapati ileus paralitik untuk mencegah muntah dan aspirasi.Nutritional support :
Dulu pembatasan makan melalui oral, teorinya mencegah stimulus terhadap kelenjar eksokrin yang akan menambah cedera pancreas karena di lepaskannya ent. Proteolitik
Sekarang : unnecessary
Pada kasus mild : puasa singkat, bila nyeri berkurang penderita dapat makan
Severe : hiperkarbolicshunte, ileus TPNKeuntungan nutrisienteral ( nasoyeyunal feeding ) :
Lebih merata
Tidak ada komplikasi catheter related Menjaga integritas mukosa intestinal
Mencegah perubahan fungsi barrier dan permeabilitas intestinal
The role of ERCP
Choledocholithiasis major cause of acute pancreatitis
ERCP ............ untuk diagnosis sekaligus therapi pada acute pancreatitis
Penggunaan ERCP pada kondisi / kasus pancreatitis bilier dengan obstruksi bilier atau kolangitis jelas
.............. pada kasus tanpa obstruksi most not recommended MRCP use as a diagnostic rool that may allow ERCP to be used selectively.
Antibiotik profilaksis
Infeksi dapat terjadi pada nekrosis yang besar
24 % terjadi pada minggu pertama, 71 % terjadi pada minggu ketiga
Flora GI baik aerobik maupun non
. E coli 35 %
. Kleibsella pneumonial 24 %
. Streptococcus 24 %
. Staphylococcus 14 %
. Pseudomonas 11 %
Profilaksis di gunakan karena tingginya mortalitas yang dapat terjadi pada pancreatitis dengan infeksi, namun dengan terjadinya penambahan flora akibat penggunaa AB dan terjadinya resistensi dan infeksi jamur penggunaan AB profilaksis menjadi kontroversi.
Konsensus :
Brood spectrum AB should be used early in the course of necrotizing pancreatitis. Particulary for patients with organ failure or sepsis.
Lamanya : 1 4 minggu. Beberapa peneliti 14 hari.
Anti fungal fluconazole pada kasus pancreatitis necrotizing dengan AB profilaksis
Gut decontamination dengan AB non absorbable ( karena kumannya berasal dari GIT )
masih menunggu study lebih lanjutPenganganan Bedah. Indikasi dan Timing
1. Diagnostic uncertainly2. Intra abdominal & ........... unrelated to necrotizing pancreatitis such as perforated viscus3. Infected necrosis documented by FNA or extraluminal gas on CT4. Severe sterile necrosis5. Symptomatic organized pancreatic necrosisInfected pancreatic necrosis :
Mortality 100 % without intervention
Radiographic : emphysematous pancreatitis or gas intraperitoneal
CT guiding FNA needed to diagnose infection
Clinical distinetion is imposible ........ severe sterile necrosis & infected pancreatic necrosis leukositosis & fever
Pasien pasien dengan severe pancreatitis yang tidak membaik dalam waktu 2 minggu harus di cari kemungkinan adanya infeksi.
Severe sterile pancreatic necrosis
Sebelum 1991 debridement
1991 bradley & allen published LL px with NOM Juga dengan adanya FNA guided NOM
Organized Pancreatic Necrosis
Pada beberapa penderita yang dilakukan NOM : mengalami persistent pain, malaise, inability to eat ( Persistent unwellness ) ( Warshaw
Patologi yang berhubungan dengan kondisi tersebut : Organized pancreatic necrosis ( baron ) : proses maturasi inflamasi dengan batas yang jelas dengan jaringan pancreas & peripancreas yang sehat.
Castillo dkk : no benefit delaying operation longer than 4 weeks from the onset of the illness.
Diagnosis acute pancreatitis ( History, amilase, lipase )
Assesment of severity
Mild acute pancreas Severe acut panc - Fluid resc - ICU
- NPO inisial - Aggresive fluid rosc- NGT for ileus - Initial NPO- Enteral feeding when tolerated - NGT for ileus- ERCP if biliary obst - Enteral feeding if- CT if failure to improve ( after 72 h ) - ERCP if
- TPN if - CT scan after 72 h
No pancreatic necrosis Pancreatic necrosis - Manage as severe AP - Profilaksis AB - Repeat CT : f - CT guided FNA if
Clinical deterioration clinical deterioration
Negative FNA Positive FNA
-Steik necrosis - Infected necrosis- Observation, supportive - Pancreatic debridement - Repeat FNA if clinical deterioration - Persistent symptoms > 1 bln operasi
PROSEDUR BEDAH
Ditujukan pada penyebabnya gallsstone panc
Komplikasinya : cholestectomy setelah peradangan panc reda
ERCP dengan papilotomi bila terbukti ada obstruksi bilier atau cholangitis
Dilema pada pembedahan untuk pancreatitis necrosis
Reseksi
1960 1970 ( parsial atau total pankreaktomi mortality 60 %, overtreatment, jaringan sehat terbuang.
PANCREATIC PSEUDOCYST
Shackelfords
Sekumpulan cairan sekresi pankreas yang dikelilingi dinding fibrous atau granulasi yang timbul akibat pankreatitis akut atau kronik, trauma pankreas, obstruksi duktus karena keganasan.
75 % dari lesi kistik pankreas
1. Tidak ada epitel : membedakan dengan cystic neoplasms, parasitik, congenital, dan kista ekstrapancreas
2. Konsentrasi enzim pancreas tinggi
3. Terjadi 4 minggu setelah trauma atau pank. AkutAcute fluid collection
Early in the course of acute panc.
Lack a discrete wall of fibrous or granulation tissue
Regresi spontan, tidak berhubungan dengan duktus
Disebut juga pseudocyst
Pancreatic abscess
Purulent infected fluid
Little or no necrotic material
Terjadi > 4 minggu setelah onset pank akut
Etilogi
Terjadi 5 10 % pada penderita pank akut
45 50 % di kaput 15 % multipel
65 % karena pankreatitis akibat alkohol, 15 % batu empedu, 15 10 % karena trauma.
Gambaran klinis :
90 % nyeri abdomen
50 70 % early ............ nausea & vomiting ( mass effect
20 50 % weight loss
10 % jaundice
10 % low grade fever
Pada pemeriksaan : abdominal tenderness bagian atas teraba massa 25 45 %
Komplikasi : sepsis karena inf, shock karena perdarahan, ikterus karena.........
Severe pain karena rupture
Diagnosis :
No definitif lab .......
50 % amylase & lipase meningkat
Amylase yang tetap meningkat setelah pank akut .... ( curiga adanya pseudokist. ......... have mild leucocytosis, elevated liver function test
CT scan : preferred
USG abd less invasive
.............................
MRI MRCP
Pseudokis serous cyst neop. Mucinous CN
Amylase high variable variable
Cytology ( - ) ( - ) usually ( + )
Viscosity low low usually high
CEA / CA 125 low / low low / variable high / variable
CA 199 variable variable high
CEA > 192 mg / ml ( 79 % adalah mucinous
< 5 mg / ml ( specitifity 5 % untuk pseudokis atau kista adenoma serousERCP
Define duktus pankreatikus
Hampir semua pseudokis mempunyai kelainan / abnormalitas pada duktusnya
25 50 % ( abnormal cholangioorgan
Algoritme ahearne PM dkk
Symptomatic pancreatic pseudocyst
Elective non elective infeksi hemmorage Perform ERCP
Failed duct communication radiological / surgical intervention Surgery yes no Surgery Drainase perkutan
Dengan ERCP ( menurunkan adverse outcomePerjalanan penyakit
Jarang regresi spontan
Tidak dianjurkan konservatif
50 % mengalami komplikasi
Yeo at al 1990
Operasi dilakukan bila didapatkan nyeri abdomen menetap, kista membesar, komplikasi pseudokis
48 % berhasil dengan non operative
60 % complete regresi setelah 1 tahun
40 % tetap atau mengecil
> 6 cm ( perlu ........
6 cm ( 40 % ....... > 10 cm ( 27 % berhasil dengan non op
No strict cut off !!
Manajemen Observasi Perkutan drainase
Drainage endoskopik
Transpapillary endoscopic drainage or ........
Operative : Drainase internal, external
resection
Perkutan drainase :
Faktor prediksi keberhasilan :
Letak pada tail
Vol < 100 cc
Level amylase intracystic rendah
Kontra indikasi :
Ada solid debris atau pancreatic necrosis
Tidak ada akses yang aman
Perdarahan intrakistik
Obstruksi duktus total (kontroversi)
Endoscopic approach transmural :
Kista, letak pada corpus atau kaput dan menonjol ke dalam lumen intestinal
Faktor yang berhubungan dengan keberhasilan :
a. Lokasi kaput korpus
b. Tebal dinding kista < 1 cm
c. Sekunder dari trauma atau pank kistik
Operative intervention ( biopsi dinding kista
3 standar :
- Cystoyeyunostomi roux n Y
- Cystoduodenostomy
- Cystogastrostomy
a. Cystoyeyunostomy bila letak pada dasar mesocolon transversum
b. Cystogastrostomy : kista menempel pada dinding posterior gaster
c. Cystoduodensotomy : lokasi pada kaput, prosessus ............ yang berjarak < 1 cm dari lumen duodenum
jarang digunakan karena ............. duodenal ........ & fistulaEtiology, Pathogenesis, & Diagnosis of Chronic Pancreatitis
Penyebab umumnya adalah alkohol abuse 70 %, underlying genetic, cellular dan molekular aspect.Pathogenesis
Hypotesis : necrosis fibrosis, toxic metabolic, oxidative stress, plug & stone formation, obstruksi duktus, obstruksi duktus primer, sentinel acute panc event (SAPE)
Imaging ERCP, EUS ( reliable
method of ...... pada fase awal, bila tidak ada EUS ( ERCP & CT cukup reliable
MRT / MRCP ( dengan .........
Klasifikasi berdasarkan etiology
Tigar 0
Toxic metabolic, idiopatik, genetik, autoimmune, recurrent severe, obstruc
tive
1. Toxic metabolic
Alkohol, most common cause namun hanya 5 10 % yang ditemukan menjadi pancreatitis kronis secara klinis. 60 90 % pasien dengan pancreatitis kronis mempunyai riwayat alkohol selama 10 -15 thn mulai usia pubertas. Batas kritis .........................Ada faktor prediposisi : genetic, perokok, high fat diet, ............... gallstone, gender, hormonal factor, pola ........., namun diperkirakan pada pasien genetic > berperan ( susceptible.
Rokok ( independent factor, mekanisme hampir sama dengan alkohol
Merubah sekresi & komposisi panc juice
( menurunkan panc juice & sekresi bicarbonat & menginduksi oksidatif stress.Gen ........ ( mutasi pada gen .......
Panc kronis pada tobacco abuse, karena gen ini berperan dalam detoksifikasi & pertahanan sel, tidak untuk alkohol abuse
Calcium.
Mengaktifkan tripsinogen ( nekrosis dan fibrosis, pada hiperkalsemia akibat hiperparatiroid
Direct damage to sel .......
Intraductal stone formation
Protein plug formation
2. Idiopathic
30 % tidak ada faktor resiko, mutasi serum protease inhibitor, .....type 1 ( SPINK 1 ). 25 % panc kronis .......2 onset
Early : 2 decade
Nyeri abdomen ( gambaran klinis utama
Tanpa insufisiensi exocrine & endocrine
Late : 40 s
Nyeri tidak selalu, significan insufisien exo & endocrine