Upload
reganjm
View
1.295
Download
152
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Terapi Cairan.pdf
Citation preview
Ridwan Hadinata Salim
Pembimbing : dr. I. Komang Wirawan, Sp. An
SMF ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI
RSUD SOEDARSO
Interstitial Volume
Intravascular Volume
ECF ICF
Total Body Water
Body Weight
RULE OF THIRD
1/3
1/3
1/3
(mEq/L) Plasma Interstitial Interseluler
Kation Na 142 114 15
K 4 4 150
Ca 5 2,5 2
Mg 3 1,5 27
Total 154 152 194
Anion Cl 103 114 1
HCO3 27 30 10
HPO4 2 2 100
SO4 1 1 20
Asam Organik 5 5 0
Protein 16 0 63
Total 154 152 194
KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT
PADA DEWASA
Kebutuhan air pada orang dewasa setiap harinya
adalah 30-35 ml/kgBB/24jam
Kebutuhan ini meningkat sebanyak 10-15 % tiap
kenaikan suhu 1° C
Kebutuhan elektrolit Na 1-2 meq/kgBB (100
meq/hari atau 5,9 gram)
Kebutuhan elektrolit K 1 meq/kgBB (60 meq/hari
atau 4,5 gram)
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA
BAYI DAN ANAK
Kebutuhan elektrolit Na 2 meq/kgBB (2-3 meq/kg BB)
Kebutuhan elektrolit K 2 meq/kgBB (3-4 meq/kg BB)
Berat badan Kebutuhan cairan
0-10 kg 4 ml / kg BB / per jam
11-20 kg 40 + 2ml / kg BB / per jam
›20 kg 60 + 1ml / kg BB / per jam
Sumber cairan (input & output)
Minum
1600 ml
Ginjal
1500 ml
Metabolik 200 ml
Makanan
700 ml Kulit 600 ml
Paru 300 ml
GIT 100 ml
Input
Output
Rumatan Resusitasi
Terapi Cairan
Nutrisi Elektrolit Koloid Kristaloid
Ringer asetat
Ringer laktat
Normal saline
Otsutran- 40
Otsutran- 70
Amiparen
Aminovel-600
Pan-amin G
KA-EN MG 3
Martos 10
Triparen
KA-EN 3B
KA-EN 3A
KA-EN 1B
KA-EN 4A
KA-EN 4B
TERAPI CAIRAN RESUSITASI Terapi cairan resusitasi adalah pemberian bolus
cairan secepat mungkin melalui akses intravena atau intraosseus
Terapi cairan resusitasi ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh
Kehilangan akut cairan tubuh seringkali menyebabkan syok
Dapat dilakukan dengan penginfusan NS/RA/RL 20 ml/kg BB selama 30-60 menit
CAIRAN KRISTALOID & KOLOID
Kristaloid Koloid
Manfaat Merembes ke komponen ekstraselular
Mengurangi peningkatan cairan paru
Meningkatkan fungsi organ setelah operasi
Reaksi anafilaktik minimal
Kemungkinan dapat mengurangi angka kematian
Lebih murah
Tetap berada di komponen intravaskular
volume yang diperlukan ebih sedikit
Meningkatkan transpor oksigen ke jaringan, kontraktilitas jantung dan keluarannya
Resiko Predisposisi untuk terjadinya edema pulmonal
Reaksi sensitivitas
Cairan Kristaloid
Cairan Hipotonik
Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum ( 285
mOsmol/L) cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah
keluar ke jaringan sekitarnya
Digunakan pada saat sel mengalami dehidrasi, misalnya pada
pasien hemodialisis dalam terapi diuretik, juga pada pasien
hiperglikemia dengan ketoasidosis diabetik.
Komplikasi : kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan
intracranial
Contoh : NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
Cairan Isotonik
Osmolaritasnya mendekati serum = 285 mOsmol/L, sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.
Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, dimana tekanan darah terus menurun).
Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi.
Contoh : Ringer Laktat (RL), dan normal saline / larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
Cairan Hipertonik
Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum ( 285
mOsmol/L), sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari
jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.
Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi
urin, dan mengurangi edema.
Contoh : Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5% +
Ringer-Lactate, Dextrose 5% + NaCl 0,9%, produk darah /
darah, dan albumin.
Cairan Koloid Mempunyai partikel besar
yang agak sulit menembus membran semipermeabel / dinding pembuluh darah dan tetap berada dalam pembuluh darah sehingga sifatnya hipertonik dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah.
Contoh : dextran, albumin, steroid, HES (Hydroxy Etil Starch)
TERAPI CAIRAN RUMATAN Terapi rumatan bertujuan untuk memelihara
keseimbangan cairan, elektrolit dan nutrisi tubuh
Diberikan dengan kecepatan rumatan 80 ml/jam
Untuk anak gunakan rumus 4 : 2 : 1
Misal : BB = 25 kg
Infus = (4 x 10) + (2 x 10) + (1 x 5)
= 65 ml/jam
Umumnya infus konvensional (NS/RL) tidak mampu mensuplai elektrolit sesuai kebutuhan harian
CAIRAN RUMATAN (ELEKTROLIT) Produk Osmolaritas
(mOsm/L) Elektrolit (mEq/L) Dekstrosa
(g/L) Kalori
(kkal/L) Na Cl K Laktat
KA-EN 1B 285 38,5 38,5 - - 37,5 150
KA-EN 3A 290 60 50 10 20 27 108
KA-EN 3B 290 50 50 20 20 27 108
KA-EN MG3
695 50 50 20 20 100 400
KA-EN 4A
284 30 20 - 10 40 160
KA-EN 4B
284 30 28 8 10 37,5 150
Gangguan imbang cairan dapat terjadi karena :
Gastroenteritis, Demam tinggi
Pembedahan
Penyakit lain yang menyebabkan input dan output tidak seimbang
Dehidrasi Dehidrasi adalah kurangnya cairan tubuh dari jumlah
normal akibat kehilangan cairan, asupan cairan yang tidak memadai, atau kombinasi keduanya.
Derajat dehidrasi : ringan, sedang, berat
Jenis dehidrasi
1. Dehidrasi Hipotonik
2. Dehidrasi Isotonik
3. Dehidrasi Hipertonik
Dehidrasi Hipotonik (Hiponatremik)
Pada anak dengan diare yang minum banyak air atau cairan hipotonik atau diberi infus glukosa 5%
Kadar natrium rendah (< 130 mmol/L)
Osmolaritas serum (< 275 mOsm/L)
Letargi, kadang-kadang kejang
Dehidrasi Hipertonik (Hipernatremik)
Biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik (natrium, glukosa, laktosa) selama diare
Kehilangan air >> kehilangan natrium
Konsentrasi Na > 150 mmol/L
Osmolaritas serum meningkat (> 295 mmol/L)
Haus, irritable
Bila Natrium serum 165 mmol/L kejang
Gejala klinis dehidrasi
Gejala Hipotonik Isotonik Hipertonik
Rasa haus - + +
Berat badan Menurun sekali Menurun Menurun
Turgor kulit Menurun sekali Menurun Tidak jelas
Selaput lendir Basah Kering Kering sekali
Gejala SSP Letargi Apatis Irritable, kejang, hiperrefleksi
Nadi Sangat lemah Cepat dan lemah Cepat dan keras
Tekanan darah Sangat rendah Rendah Rendah
TERAPI DEHIDRASI 1. Hitung kebutuhan cairan untuk rehidrasi.
Derajat dehidrasi (%) x BB x 1000 cc
2. Hitung kebutuhan cairan harian
3. Terapi dehidrasi = 1 + 2
TUJUAN Tujuan mengganti defisit cairan
Berhasil :
Tidak kurang hipovolemik/ hipoperfusi
Tidak lebih oedema paru/ gagal nafas
TERAPI CAIRAN PRA PEMBEDAHAN
Pemeliharaan
Usia
Jumlah Kebutuhan
(ml/Kg/Jam)
Dewasa
Anak
Bayi
Neonatus
1,5 – 2
2 – 4
4 – 6
3
Jenis pembedahan (menurut MK Sykes)
a. Pembedahan kecil / ringan
Pembedahan rutin kurang dari 30 menit.
Pemberian anestesi dengan masker.
b. Pembedahan sedang
Pembedahan rutin pada pasien yang sehat.
Pemberian anestesi dengan pipa endotracheal.
Lama operasi kurang dari 3 jam.
Jumlah perdarahan kurang dari 10% EBV (Estimated
Blood Volume)
c. Pembedahan besar
Pembedahan yang lebih dari 3 jam.
Perdarahan lebih dari 10% EBV.
Pembedahan di daerah saraf pusat, laparatomi, paru
dan kardiovaskuler.
TERAPI CAIRAN SELAMA PEMBEDAHAN
Pemeliharaan
Usia
Jumlah Kebutuhan
(ml/Kg/Jam)
Dewasa
Anak
Bayi
Neonatus
1,5 – 2
2 – 4
4 – 6
3
TERAPI CAIRAN SELAMA PEMBEDAHAN
Stress Operasi
Pembedahan kecil = 4ml/kgBB/jam
Pembedahan sedang = 6ml/kgBB/jam
Pembedahan besar = 8ml/kgBB/jam
Perdarahan
Hitung EBV
jika perdarahan
10% EBV pertama : berikan kristaloid substitusi dengan
perbandingan 1 : 2 - 4 ml cairan
10% EBV kedua : berikan koloid 1 : 1 ml cairan
> 20 % EBV : berikan darah 1 : 1 ml darah
TERAPI CAIRAN PASCA PEMBEDAHAN Kebutuhan cairan pasca operasi.
Anak
BB 0-10 kg = 1000 cc / 24 jam
BB 10-20 kg = 1000 cc + 50 cc tiap > 1 kg
BB > 20 kg = 1500 cc + 20 cc tiap > 1 kg
Dewasa
50 cc / kgbb / 24 jam
Kebutuhan elektrolit anak dan dewasa
Na+ 2-4 mEq / kgbb
K+ 1-2 mEq / kgbb