View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 1/51
Definisi
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung atau
terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal ), listrik (electrict ), zat kimia (chemycal ), atau
radiasi (radiation) .
Insiden
Perawatan luka bakar mengalami perbaikan/kemajuan dalam dekade terakhir ini, yang
mengakibatkan menurunnya angka kematian akibat luka bakar. Pusat-pusat perawatan luka bakar telah tersedia cukup baik , dengan anggota team yang menangani luka bakar terdiri dari
berbagai disiplin yang saling bekerja sama untuk melakukan perawatan pada klien dankeluarganya.
Di Amerika kurang lebih 2 juta penduduknya memerlukan pertolongan medik setiap
tahunnya untuk injuri yang disebabkan karena luka bakar. 70.000 diantaranya dirawat dirumah sakit dengan injuri yang berat.
Luka bakar merupakan penyebab kematian ketiga akibat kecelakaan pada semua kelompok
umur. Laki-laki cenderung lebih sering mengalami luka bakar dari pada wanita , terutama
pada orang tua atau lanjut usia ( diatas 70 th).
Etiologi
Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi :
Luka Bakar Termal
Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan
panas atau objek-objek panas lainnya.
Luka Bakar Kimia
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau
basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar
menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya
karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah
tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri , pertanian dan militer.Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.
Luka Bakar Elektrik
Luka bakar electric (listrik ) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang
dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak , tingginya
voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.
Luka Bakar Radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini
seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 2/51
untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibatterpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.
Faktor Resiko
Data yang berhasil dikumpulkan oleh N atinal Burn Information Exchange menyatakan 75 %
semua kasus injuri luka bakar , terjadi didalam lingkungan rumah. Klien dengan usia lebihdari 70 tahun beresiko tinggi untuk terjadinya luka bakar.
Efek Patofisiologi Luka Bakar
1. Pada Kulit
Perubahan patofisiologik yang terjadi pada kulit segera setelah luka bakar tergantung pada luas dan ukuran luka bakar. Untuk luka bakar yang kecil (smaller burns ),
respon tubuh bersifat lokal yaitu terbatas pada area yang mengalami injuri. Sedangkan pada luka bakar yang lebih luas misalnya 25 % dari total permukaan tubuh (T BSA : total
body surface area) atau lebih besar , maka respon tubuh terhadap injuri dapat bersifat
sistemik dan sesuai dengan luasnya injuri. Injuri luka bakar yang luas dapat
mempengaruhi semua sistem utama dari tubuh, seperti :
2. Sistem kardiovaskuler
Segera setelah injuri luka bakar , dilepaskan substansi vasoaktif (catecholamine, histamin,
serotonin, leukotrienes, dan prostaglandin) dari jaringan yang mengalmi injuri. Substansi-substansi ini menyebabkan meningkatnya permeabilitas kapiler sehingga plasma merembes
(to seep) kedalam sekitar jaringan. Injuri panas yang secara langsung mengenai pembuluhakan lebih meningkatkan permeabilitas kapiler. Injuri yang langsung mengenai memberan sel
menyebabkan sodium masuk dan potassium keluar dari sel. Secara keseluruhan akan
menimbulkan tingginya tekanan osmotik yang menyebabkan meningkatnya cairanintracellular dan interstitial dan yang dalam keadaan lebih lanjut menyebabkan kekurangan
volume cairan intravaskuler. Luka bakar yang luas menyebabkan edema tubuh general baik
pada area yang mengalami luka maupun jaringan yang tidak mengalami luka bakar dan
terjadi penurunan sirkulasi volume darah intravaskuler. Denyut jantung meningkat sebagai
respon terhadap pelepasan catecholamine dan terjadinya hipovolemia relatif , yang mengawali
turunnya kardiac output. Kadar hematokrit meningkat yang menunjukan hemokonsentrasi
dari pengeluaran cairan intravaskuler. Disamping itu pengeluaran cairan secara evaporasi
melalui luka terjadi 4-20 kali lebih besar dari normal. Sedangkan pengeluaran cairan yang
normal pada orang dewasa dengan suhu tubuh normal perhari adalah 350 ml. (lihat tabel 1 )
Tabel 1 : Rata-rata output cairan perhari untuk orang dewasa
Rute Jumlah (ml) pada suhu normal
Urin
Insensible losses:
y Paru
1400
350
350
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 3/51
y Kulit
Keringat
Feces
100
100
Total : 2300
Sumber : Adapted form A.C. Guyton, Textbook of medical physiology, 7th ed. (Philadelphia: WB. Saunder Co., 1986) p. 383
Keadaan ini dapat mengakibatkan penurunan pada perfusi organ. Jika ruang
intravaskuler tidak diisi kembali dengan cairan intravena maka shock hipovolemik dan
ancaman kematian bagi penderita luka bakar yang luas dapat terjadi.
Kurang lebih 18-36 jam setelah luka bakar , permeabilitas kapiler menurun, tetapi
tidak mencapai keadaan normal sampai 2 atau 3 minggu setelah injuri. Kardiac outuputkembali normal dan kemudian meningkat untuk memenuhi kebutuhan hipermetabolik
tubuh kira-kira 24 jam setelah luka bakar. Perubahan pada kardiak output ini terjadi
sebelum kadar volume sirkulasi intravena kembali menjadi normal. Pada awalnya terjadikenaikan hematokrit yang kemudian menurun sampai di bawah normal dalam 3-4 hari
setelah luka bakar karena kehilangan sel darah merah dan kerusakan yang terjadi pada
waktu injuri. Tubuh kemudian mereabsorbsi cairan edema dan diuresis cairan dalam 2-3
minggu berikutnya.
3. Sistem Renal dan Gastrointestinal
Respon tubuh pada mulanya adalah berkurangnya darah ke ginjal dan menurunnya
GFR (glomerular filtration rate), yang menyebabkan oliguri. Aliran darah menuju usus
juga berkurang, yang pada akhirnya dapat terjadi ileus intestinal dan disfungsi
gastrointestia pada klien dengan luka bakar yang lebih dari 25 %.
4. Sistem Imun
Fungsi sistem immune mengalami depresi. Depresi pada aktivitas lymphocyte,
suatu penurunan dalam produksi immunoglobulin, supresi aktivitas complement dan
perubahan/gangguan pada fungsi neutropil dan macrophage dapat terjadi pada klien yang
mengalami luka bakar yang luas. Perubahan-perubahan ini meningkatkan resiko
terjadinya infeksi dan sepsis yang mengancam kelangsungan hidup klien.
5. Sistem Respiratori
Dapat mengalami hipertensi arteri pulmoner , mengakibatkan penurunan kadar oksigen arteri dan ³lung compliance´.
a. Smoke Inhalation.
Menghisap asap dapat mengakibatkan injuri pulmoner yang seringkali
berhubungan dengan injuri akibat jilatan api. Kejadian injuri inhalasi ini diperkirakan
lebih dari 30 % untuk injuri yang diakibatkan oleh api.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 4/51
Manifestasi klinik yang dapat diduga dari injuri inhalasi meliputi adanya LB yangmengenai wajah, kemerahan dan pembengkakan pada oropharynx atau nasopharynx,
rambut hidung yang gosong, agitasi atau kecemasan, tachipnoe, kemerahan pada selaputhidung, stridor , wheezing, dyspnea, suara serak , terdapat carbon dalam sputum, dan
batuk. Bronchoscopy dan Scaning paru dapat mengkonfirmasikan diagnosis.
Patofisiologi pulmoner yang dapat terjadi pada injuri inhalasi berkaitan dengan berat dan tipe asap atau gas yang dihirup.
b. Keracunan Carbon Monoxide.
CO merupakan produk yang sering dihasilkan bila suatu substansi organik terbakar. Ia merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, yang dapat
mengikat hemoglobin 200 kali lebih besar dari oksigen. Dengan terhirupnya CO, makamolekul oksigen digantikan dan CO secara reversibel berikatan dengan hemoglobin
sehingga membentuk carboxyhemoglobin (COHb). Hipoksia jaringan dapat terjadi akibat penurunan secara menyeluruh pada kemampuan pengantaran oksigen dalam darah. Kadar
COHb dapat dengan mudah dimonitor melalui kadar serum darah. Manifestasi dari
keracunan CO adalah sbb (lihat tabel 2) :
Tabel 2 : Manifestasi klinik keracunan CO (Carbon Monoxida)
Kadar CO (%) Manifestasi Klinik
5 ± 10
11 ± 20
21 ± 30
31 ± 40
41 ± 50
> 50
Gangguan tajam penglihatan
Nyeri kepala
Mual, gangguan ketangkasan
Muntah, dizines, sincope
Tachypnea, tachicardia
Coma, mati
Diambil dari Cioffi W.G., Rue L.W. (1991). Diagnosis and treatment of inhalation injuries. C ritical C are C linics of
N orth America, 3(2), 195.
Klasifikasi Beratnya Luka Bakar
1. Faktor yang mempengaruhi berat ringannya luka bakar
Beberapa faktor yang mempengaruhi berat-ringannya injuri luka bakar antara lain
kedalaman luka bakar , luas luka bakar , lokasi luka bakar , kesehatan umum, mekanismeinjuri dan usia
Berikut ini akan dijelaskan sekilas tentang faktor-faktor tersebut di atas:
a. Kedalaman luka bakar
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 5/51
Kedalaman luka bakar dapat dibagi ke dalam 4 kategori (lihat tabel 3) yangdidasarkan pada elemen kulit yang rusak.
Tabel 3 : Kedalaman Luka Bakar
1. Superficial (derajat I), dengan ciri-ciri sbb:
y Hanya mengenai lapisan epidermis.
y Luka tampak pink cerah sampai merah (eritema ringan sampai berat).
y Kulit memucat bila ditekan.
y Edema minimal.
y Tidak ada blister.
y Kulit hangat/kering.
y Nyeri / hyperethetic
y Nyeri berkurang dengan pendinginan.
y Discomfort berakhir kira-kira dalam waktu 48 jam.
y Dapat sembuh spontan dalam 3-7 hari.
2. P artial thickness (derajat II), dengan ciri sbb.:
y Partial tihckness dikelompokan menjadi 2, yaitu superpicial partial thickness
dan deep partial thickness.
y Mengenai epidermis dan dermis.
y Luka tampak merah sampai pink
y Terbentuk blister
y Edema
y Nyeri
y Sensitif terhadap udara dingin
y Penyembuhan luka :
Superficial partial thickness : 14 - 21 hari
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 6/51
Deep partial thickness : 21 - 28 hari
(Namun demikian penyembuhannya bervariasi tergantung dari kedalaman dan ada tidaknyainfeksi).
3. F ull thickness (derajat III)
y Mengenai semua lapisan kulit, lemak subcutan dan dapat juga mengenai permukaan
otot, dan persarafan dan pembuluh darah.
y Luka tampak bervariasi dari berwarna putih, merah sampai dengan coklat atauhitam.
y Tanpa ada blister.
y Permukaan luka kering dengan tektur kasar/keras.
y Edema.
y Sedikit nyeri atau bahkan tidak ada rasa nyeri.
y Tidak mungkin terjadi penyembuhan luka secara spontan.
y Memerlukan skin graft.
y Dapat terjadi scar hipertropik dan kontraktur jika tidak dilakukan tindakan
preventif.
4. Fourth degree (derajat IV)
y Mengenai semua lapisan kulit, otot dan tulang.
b. Luas luka bakar
Terdapat beberapa metode untuk menentukan luas luka bakar meliputi (1) rule of
nine, (2) Lund and Browder , dan (3) hand palm. Ukuran luka bakar dapat ditentukan
dengan menggunakan salah satu dari metode tersebut. Ukuran luka bakar ditentukandengan prosentase dari permukaan tubuh yang terkena luka bakar. Akurasi dari
perhitungan bervariasi menurut metode yang digunakan dan pengalaman seseorangdalam menentukan luas luka bakar.
Metode rule of nine mulai diperkenalkan sejak tahun 1940-an sebagai suatu alat
pengkajian yang cepat untuk menentukan perkiraan ukuran / luas luka bakar. Dasar darimetode ini adalah bahwa tubuh di bagi kedalam bagian-bagian anatomic, dimana setiap
bagian mewakili 9 % kecuali daerah genitalia 1 % (lihat gambar 1).
Pada metode Lund and Browder merupakan modifikasi dari persentasi bagian-
bagian tubuh menurut usia, yang dapat memberikan perhitungan yang lebih akurat
tentang luas luka bakar (lihat gambar 2 atau tabel 2).
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 7/51
Selain dari kedua metode tersebut di atas, dapat juga digunakan cara lainnya yaitumengunakan metode hand palm. Metode ini adalah cara menentukan luas atau persentasi
luka bakar dengan menggunakan telapak tangan. Satu telapak tangan mewakili 1 % dari permukaan tubuh yang mengalami luka bakar.
c. Lokasi luka bakar (bagian tubuh yang terkena)
Berat ringannya luka bakar dipengaruhi pula oleh lokasi luka bakar. Luka bakar yang mengenai kepala, leher dan dada seringkali berkaitan dengan komplikasi pulmoner.
Luka bakar yang menganai wajah seringkali menyebabkan abrasi kornea. Luka bakar yang mengenai lengan dan persendian seringkali membutuhkan terapi fisik dan occupasi
dan dapat menimbulkan implikasi terhadap kehilangan waktu bekerja dan atauketidakmampuan untuk bekerja secara permanen. Luka bakar yang mengenai daerah
perineal dapat terkontaminasi oleh urine atau feces. Sedangkan luka bakar yangmengenai daerah torak dapat menyebabkan tidak adekwatnya ekspansi dinding dada dan
terjadinya insufisiensi pulmoner.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 8/51
ASUHAN KEPER AWATAN LUK A BAK AR (COMBUSTIO)
Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang
mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).
Etiologi
1.Luka Bakar Suhu Tinggi(Thermal Burn)
a.Gas
b.Cairan
c.Bahan padat (Solid)
2.Luka Bakar Bahan Kimia (hemical Burn)
3.Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)
4.Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
Fase Luka Bakar A.Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman
gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gnagguan
airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat
terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera
inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang
berdampak sistemik.
B. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan
jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan:
1.Proses inflamasi dan infeksi.
2.Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas
dan atau pada struktur atau organ organ fungsional.
3.Keadaan hipermetabolisme.
C. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi
organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang
hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
Klasifikasi Luka Bakar
A. Dalamnya luka bakar.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 9/51
Kedalaman Penyebab Penampilan Warna Perasaan
Ketebalan
partial
superfisial
(tingkat I)
Jilatan api, sinar
ultra violet
(terbakar oleh
matahari).
Kering tidak ada
gelembung.
Oedem minimal atau tidakada.
Pucat bila ditekan dengan
ujung jari, berisi kembali
bila tekanan dilepas.
Bertambah
merah.
Nyeri
Lebih dalam
dari ketebalan
partial
(tingkat II)
- Superfisial
- Dalam
Kontak dengan
bahan air atau
bahan padat.
Jilatan api kepada
pakaian.
Jilatan langsung
kimiawi.
Sinar ultra violet.
Blister besar dan lembab
yang ukurannya bertambah
besar.
Pucat bial ditekan dengan
ujung jari, bila tekanan
dilepas berisi kembali.
Berbintik-bintik
yang kurang
jelas, putih,
coklat, pink,
daerah merah
coklat.
Sangat nyeri
Ketebalan
sepenuhnya
(tingkat III)
Kontak dengan
bahan cair atau
padat.
Nyala api.
Kimia.
Kontak dengan
arus listrik.
Kering disertai kulit
mengelupas.
Pembuluh darah seperti
arang terlihat dibawah kulit
yang mengelupas.
Gelembung jarang,
dindingnya sangat tipis,
tidak membesar.
Tidak pucat bila ditekan.
Putih, kering,
hitam, coklat
tua.
Hitam.
Merah.
Tidak sakit,
sedikit sakit.
Rambut
mudah
lepas bila
dicabut.
B. Luas luka bakar
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of nine
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 10/51
atua rule of wallace yaitu:
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4) Tungkai maisng-masing 18% : 36%
5) Genetalia/perineum : 1%Total : 100%
C. Berat ringannya luka bakar
Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa faktor antara lain :
1) Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh.
2) Kedalaman luka bakar.
3) Anatomi lokasi luka bakar.
4) Umur klien.
5) Riwayat pengobatan yang lalu.
6) Trauma yang menyertai atau bersamaan.
American college of surgeon membagi dalam:
A. Parah critical:
a) Tingkat II : 30% atau lebih.
b) Tingkat III : 10% atau lebih.
c) Tingkat III pada tangan, kaki dan wajah.
d) Dengan adanya komplikasi penafasan, jantung, fractura, soft tissue yang luas.
B. Sedang moderate:
a) Tingkat II : 15 30%
b) Tingkat III : 1 10%
C. Ringan minor:
a) Tingkat II : kurang 15%
b) Tingkat III : kurang 1%
PATOFISIOLOGIS
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 11/51
Perubahan Fisiologis Pada Luka Bakar
Perubahan
Tingkatan hipovolemik
( s/d 48-72 jam pertama)
Tingkatan diuretik
(12 jam 18/24 jam pertama)
Mekanisme Dampak dari Mekanisme Dampak dari
Pergeserancairan
ekstraseluler.
Vaskuler keinsterstitial.
Hemokonsentrasioedem pada
lokasi luka bakar.
Interstitial kevaskuler.
Hemodilusi.
Fungsi renal. Aliran darah
renal
berkurang
karena
desakan darah
turun dan COberkurang.
Oliguri. Peningkatan
aliran darah renal
karena desakan
darah meningkat.
Diuresis.
Kadar
sodium/natrium.
Na+
direabsorbsi
oleh ginjal,
tapi
Defisit sodium. Kehilangan Na+
melalui diuresis
(normal kembali
setelah 1
Defisit sodium.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 12/51
kehilangan
Na+
melalui
eksudat dan
tertahan
dalam cairan
oedem.
minggu).
Kadar
potassium.
K+ dilepas
sebagai akibat
cidera jarinagn
sel-sel darah
merah, K+
berkurang
ekskresi
karena fungsi
renal
berkurang.
Hiperkalemi K+ bergerak
kembali ke dalam
sel, K+ terbuang
melalui diuresis
(mulai 4-5 hari
setelah luka
bakar).
Hipokalemi.
Kadar protein. Kehilangan
protein ke
dalam jaringan
akibat
kenaikanpermeabilitas.
Hipoproteinemia. Kehilangan
protein waktu
berlangsung terus
katabolisme.
Hipoproteinemia.
Keseimbangan
nitrogen.
Katabolisme
jaringan,
kehilangan
protein dalam
jaringan, lebih
banyak
kehilangandari masukan.
Keseimbangan
nitrogen negatif.
Katabolisme
jaringan,
kehilangan
protein,
immobilitas.
Keseimbangan
nitrogen negatif.
Keseimbnagan
asam basa.
Metabolisme
anaerob
karena perfusi
jarinagn
Asidosis
metabolik.
Kehilangan
sodium
bicarbonas
melalui diuresis,
Asidosis
metabolik.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 13/51
berkurang
peningkatan
asam dari
produk akhir,
fungsi renal
berkurang
(menyebabkan
retensi produk
akhir
tertahan),
kehilangan
bikarbonas
serum.
hipermetabolisme
disertai
peningkatan
produk akhir
metabolisme.
Respon stres. Terjadi karena
trauma,
peningkatan
produksi
cortison.
Aliran darah
renal berkurang.
Terjadi karena
sifat cidera
berlangsung lama
dan terancam
psikologi pribadi.
Stres karena luka.
Eritrosit Terjadi karena
panas, pecah
menjadi fragil.
Luka bakar
termal.
Tidak terjadi pada
hari-hari pertama.
Hemokonsentrasi.
Lambung. Curling ulcer
(ulkus pada
gaster),
perdarahan
lambung,
nyeri.
Rangsangan
central di
hipotalamus dan
peingkatan
jumlah cortison.
Akut dilatasi dan
paralise usus.
Peningkatan
jumlah cortison.
Jantung. MDF
meningkat 2x
lipat,
merupakan
glikoprotein
yang toxic
yang
Disfungsi
jantung.
Peningkatan zat
MDF (miokard
depresant factor)
sampai 26 unit,
bertanggung
jawab terhadap
syok spetic.
CO menurun.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 14/51
dihasilkan
oleh kulit yang
terbakar.
Indikasi Rawat Inap Luka Bakar
A. Luka bakar grade II:
1) Dewasa > 20%
2) Anak/orang tua > 15%
B. Luka bakar grade III.
C. Luka bakar dengan komplikasi: jantung, otak dll.
Penatalaksanaan
A. Resusitasi A, B, C.
1) Pernafasan:
a) Udara panas à mukosa rusak à oedem à obstruksi.
b) Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin à iritasi à Bronkhokontriksi à obstruksi à gagal nafas.2) Sirkulasi:
gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra vaskuler à hipovolemi
relatif à syok à ATN à gagal ginjal.
B. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
C. Resusitasi cairan à Baxter.
Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.
Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal:
RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB.
Kebutuhan faal:
<
href="http://1.bp.blogspot.com/_DmGFMv8zAeg/TN8mcDWbtoI/AAAAAAAAADU/Q58UJijDhWQ/s1
600/cairan.jpg">
(Albumin 25% = gram x 4 cc) à 1 cc/mnt.Anak : Diberi sesuai kebutuhan faal.
D. Monitor urine dan CVP.
E. Topikal dan tutup luka
- Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik.
- Tulle.
- Silver sulfa diazin tebal.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 15/51
- Tutup kassa tebal.
- Evaluasi 5 7 hari, kecuali balutan kotor.
F. Obat obatan:
o Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang
INVESTASI 95 RIBU HASIL 30 JUTA/BULAN, MAU ?
KumpulBlogger.com
Rencana Intervensi
Diagnosa
Keperawatan
Rencana Keperawatan
Tu juan dan Kriteria Hasil
Intervensi Rasional
Resiko bersihan
jalan nafas tidak
efektif berhubungan
dengan obstruksi
trakheobronkhial;
oedema mukosa;
kompressi jalan
nafas .
Bersihan jalan nafas
tetap efektif.
Kriteria Hasil : Bunyi
nafas vesikuler, RR
dalam batas
normal, bebas
dispnoe/cyanosis.
Kaji refleks
gangguan/menelan;
perhatikan pengaliran air
liur, ketidakmampuan
menelan, serak, batuk
mengi.
Awasi frekuensi, irama,
kedalaman pernafasan ;
perhatikan adanya
pucat/sianosis dan sputum
mengandung karbon atau
merah muda.
Auskultasi paru, perhatikan
stridor, mengi/gemericik,
penurunan bunyi nafas,batuk rejan.
Perhatikan adanya pucat
atau warna buah ceri merah
pada kulit yang cidera
Dugaan cedera inhalasi
Takipnea, penggunaan
otot bantu, sianosis dan
perubahan sputum
menunjukkan terjadi
distress
pernafasan/edema paru
dan kebutuhan intervensi
medik.
Obstruksi jalan
nafas/distres pernafasan
dapat terjadi sangat
cepat atau lambat
contoh sampai 48 jam
setelah terbakar.
Dugaan adanya
hipoksemia atau karbon
monoksida.
Meningkatkan ekspansi
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 16/51
Tinggikan kepala tempat
tidur. Hindari penggunaan
bantal di bawah kepala,
sesuai indikasi
Dorong batuk/latihan nafas
dalam dan perubahan posisi
sering.
Hisapan (bila perlu) pada
perawatan ekstrem,
pertahankan teknik steril.
Tingkatkan istirahat suara
tetapi kaji kemampuan untuk
bicara dan/atau menelan
sekret oral secara periodik.
Selidiki perubahan
perilaku/mental contoh
gelisah, agitasi, kacau
mental.
Awasi 24 jam keseimbngan
cairan, perhatikan
variasi/perubahan.
Lakukan program kolaborasi
meliputi :
Berikan pelembab O2 melalui
cara yang tepat, contoh
masker wajah
Awasi/gambaran seri GDA
Kaji ulang seri rontgen
Berikan/bantu fisioterapi
paru optimal/fungsi
pernafasan.
Bilakepala/leher
terbakar, bantal dapat
menghambat
pernafasan,
menyebabkan nekrosis
pada kartilago telinga
yang terbakar dan
meningkatkan
konstriktur leher.
Meningkatkan ekspansi
paru, memobilisasi dan
drainase sekret.
Membantu
mempertahankan jalan
nafas bersih, tetapi harus
dilakukan kewaspadaan
karena edema mukosa
dan inflamasi. Teknik
steril menurunkan risiko
infeksi.
Peningkatan
sekret/penurunan
kemampuan untuk
menelan menunjukkan
peningkatan edema
trakeal dan dapat
mengindikasikan
kebutuhan untuk
intubasi.
Meskipun sering
berhubungan dengan
nyeri, perubahan
kesadaran dapat
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 17/51
dada/spirometri intensif.
Siapkan/bantu intubasi atau
trakeostomi sesuai indikasi.
menunjukkan
terjadinya/memburuknya
hipoksia.
Perpindahan cairan atau
kelebihan penggantian
cairan meningkatkan
risiko edema paru.
Catatan : Cedera inhalasi
meningkatkan kebutuhan
cairan sebanyak 35%
atau lebih karena edema.
O2 memperbaiki
hipoksemia/asidosis.
Pelembaban
menurunkan
pengeringan saluran
pernafasan dan
menurunkan viskositas
sputum.
Data dasar penting untuk
pengkajian lanjut status
pernafasan dan pedoman
untuk pengobatan. PaO2
kurang dari 50, PaCO2
lebih besar dari 50 dan
penurunan pH
menunjukkan inhalasi
asap dan terjadinya
pneumonia/SDPD.
Perubahan menunjukkan
atelektasis/edema paru
tak dapat terjadi selama
2 3 hari setelah
terbakar
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 18/51
Fisioterapi dada
mengalirkan area
dependen paru,
sementara spirometri
intensif dilakukan untuk
memperbaiki ekspansi
paru, sehingga
meningkatkan fungsi
pernafasan dan
menurunkan atelektasis.
Intubasi/dukungan
mekanikal dibutuhkan
bila jalan nafas edema
atau luka bakar
mempengaruhi fungsi
paru/oksegenasi.
Resiko tinggi
kekurangan volume
cairan berhubungan
dengan Kehilangan
cairan melalui rute
abnormal.
Peningkatan
kebutuhan : status
hypermetabolik,
ketidak cukupan
pemasukan.
Kehilangan
perdarahan.
Pasien dapat
mendemostrasikan
status cairan dan
biokimia membaik.
Kriteria evaluasi: tak
ada manifestasi
dehidrasi, resolusi
oedema, elektrolit
serum dalam batas
normal, haluaran
urine di atas 30
ml/jam.
Awasi tanda vital, CVP.
Perhatikan kapiler dan
kekuatan nadi perifer.
Awasi pengeluaran urine dan
berat jenisnya. Observasi
warna urine dan hemates
sesuai indikasi.
Perkirakan drainase luka dan
kehilangan yang tampak
Timbang berat badan setiap
hari
Ukur lingkar ekstremitas
yang terbakar tiap hari sesuai
indikasi
Selidiki perubahan mental
Observasi distensi
Memberikan pedoman
untuk penggantian cairan
dan mengkaji respon
kardiovaskuler.
Penggantian cairan
dititrasi untuk
meyakinkan rata-2
pengeluaran urine 30-50
cc/jam pada orang
dewasa. Urine berwarna
merah pada kerusakan
otot masif karena
adanyadarah dan
keluarnya mioglobin.
Peningkatan
permeabilitas kapiler,
perpindahan protein,
proses inflamasi dan
kehilangan cairan melalui
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 19/51
abdomen,hematomesis,feces
hitam.
Hemates drainase NG dan
feces secara periodik.
Lakukan program kolaborasi
meliputi :
Pasang / pertahankan
kateter urine
Pasang/ pertahankan ukuran
kateter IV.
Berikan penggantian cairan
IV yang dihitung, elektrolit,
plasma, albumin.
Awasi hasil pemeriksaan
laboratorium ( Hb, elektrolit,
natrium ).
Berikan obat sesuai idikasi :
- Diuretika contohnya
Manitol (Osmitrol)
- Kalium
- Antasida
Pantau:
- Tanda-tanda vital setiap
jam selama periode
darurat, setiap 2 jam
selama periode akut,
dan setiap 4 jam selama
evaporasi mempengaruhi
volume sirkulasi dan
pengeluaran urine.
Penggantian cairan
tergantung pada berat
badan pertama dan
perubahan selanjutnya
Memperkirakan luasnya
oedema/perpindahan
cairan yang
mempengaruhi volume
sirkulasi dan pengeluaran
urine.
Penyimpangan pada
tingkat kesadaran dapat
mengindikasikan ketidak
adequatnya volume
sirkulasi/penurunan
perfusi serebral
Stres (Curling) ulcusterjadi pada setengah
dari semua pasien yang
luka bakar berat(dapat
terjadi pada awal minggu
pertama).
Observasi ketat fungsi
ginjal dan mencegah
stasis atau refleks urine.
Memungkinkan infus
cairan cepat.
Resusitasi cairan
menggantikan
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 20/51
periode rehabilitasi.
- Warna urine.
- Masukan dan haluaran
setiap jam selama
periode darurat, setiap
4 jam selama periode
akut, setiap 8 jam
selama periode
rehabilitasi.
- Hasil-hasil JDL dan laporan
elektrolit.
- Berat badan setiap hari.
- CVP (tekanan vena sentral)
setiap jam bial
diperlukan.
- Status umum setiap 8 jam.
Pada penerimaan rumah
sakit, lepaskan semua
pakaian dan perhiasan dari
area luka bakar.
Mulai terapi IV yang
ditentukan dengan jarum
lubang besar (18G), lebih
disukai melalui kulit yang
telah terluka bakar. Bila
pasien menaglami luka bakar
luas dan menunjukkan
gejala-gejala syok
hipovolemik, bantu dokter
dengan pemasangan kateter
vena sentral untuk
kehilangan
cairan/elektrolit dan
membantu mencegah
komplikasi.
Mengidentifikasi
kehilangan
darah/kerusakan SDM
dan kebutuhan
penggantian cairan dan
elektrolit.
Meningkatkan
pengeluaran urine dan
membersihkan tubulus
dari debris /mencegah
nekrosis.
Penggantian lanjut
karena kehilangan urine
dalam jumlah besar
Menurunkan keasaman
gastrik sedangkaninhibitor histamin
menurunkan produksi
asam hidroklorida untuk
menurunkan produksi
asam hidroklorida untuk
menurunkan iritasi
gaster.
Mengidentifikasi
penyimpangan indikasi
kemajuan atau
penyimpangan dari hasil
yang diharapkan. Periode
darurat (awal 48 jam
pasca luka bakar) adalah
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 21/51
pemantauan CVP.
Beritahu dokter bila:
haluaran urine <>
Konsultasi doketr bila
manifestasi kelebihan cairan
terjadi.
Tes guaiak muntahan warna
kopi atau feses ter hitam.
Laporkan temuan-temuan
positif.
Berikan antasida yag
diresepkan atau antagonis
reseptor histamin seperti
simetidin
periode kritis yang
ditandai oleh
hipovolemia yang
mencetuskan individu
pada perfusi ginjal dan
jarinagn tak adekuat.
Inspeksi adekuat dari
luka bakar.
Penggantian cairan cepat
penting untuk mencegah
gagal ginjal. Kehilangan
cairan bermakna terjadi
melalui jarinagn yang
terbakar dengan luka
bakar luas. Pengukuran
tekanan vena sentral
memberikan data
tentang status volume
cairan intravaskular.
Temuan-temuan ini
mennadakan
hipovolemia dan
perlunya peningkatan
cairan. Pada lka bakar
luas, perpindahan cairan
dari ruang intravaskular
ke ruang interstitial
menimbukan hipovolemi.
Pasien rentan pada
kelebihan beban volume
intravaskular selama
periode pemulihan bila
perpindahan cairan dari
kompartemen interstitial
pada kompartemen
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 22/51
intravaskuler.
Temuan-temuan guaiak
positif ennandakan
adanya perdarahan GI.
Perdarahan GI
menandakan adaya stres
ulkus (Curlings).
Mencegah perdarahan
GI. Luka bakar luas
mencetuskan pasien
pada ulkus stres yang
disebabkan peningkatan
sekresi hormon-hormon
adrenal dan asam HCl
oleh lambung.
Resiko kerusakan
pertukaran gas
berhubungan
dengan cedera
inhalasi asap atau
sindrom
kompartemen
torakal sekunder
terhadap luka bakar
sirkumfisial dari
dada atau leher.
Pasien dapat
mendemonstrasikan
oksigenasi adekuat.
Kriteroia evaluasi:
RR 12-24 x/mnt,
warna kulit normal,
GDA dalam renatng
normal, bunyi nafas
bersih, tak ada
kesulitan bernafas.
Pantau laporan GDA dan
kadar karbon monoksida
serum.
Beriakan suplemen oksigen
pada tingkat yang
ditentukan. Pasang atau
bantu dengan selang
endotrakeal dan temaptkan
pasien pada ventilator
mekanis sesuai pesanan bila
terjadi insufisiensi
pernafasan (dibuktikan
dnegna hipoksia,
hiperkapnia, rales, takipnea
dan perubahan sensorium).
Anjurkan pernafasan dalam
dengan penggunaan
spirometri insentif setiap 2
Mengidentifikasi
kemajuan dan
penyimpangan dari hasil
yang diharapkan. Inhalasi
asap dapat merusak
alveoli, mempengaruhi
pertukaran gas pada
membran kapiler alveoli.
Suplemen oksigen
meningkatkan jumlah
oksigen yang tersedia
untuk jaringan. Ventilasi
mekanik diperlukan
untuk pernafasan
dukungan sampai pasie
dapat dilakukan secara
mandiri.
Pernafasan dalam
mengembangkan alveoli,
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 23/51
jam selama tirah baring.
Pertahankan posisi semi
fowler, bila hipotensi tak
ada.
Untuk luka bakar sekitar
torakal, beritahu dokter bila
terjadi dispnea disertai
dengan takipnea. Siapkan
pasien untuk pembedahan
eskarotomi sesuai pesanan.
menurunkan resiko
atelektasis.
Memudahkan ventilasi
dengan menurunkan
tekanan abdomen
terhadap diafragma.
Luka bakar sekitar
torakal dapat membatasi
ekspansi adda.
Mengupas kulit
(eskarotomi)
memungkinkan ekspansi
dada.
Resiko tinggi infeksi
berhubungan
dengan Pertahanan
primer tidak
adekuat; kerusakan
perlinduingan kulit;
jaringan traumatik.
Pertahanan
sekunder tidak
adekuat; penurunan
Hb, penekanan
respons inflamasi
Pasien bebas dari
infeksi.
Kriteria evaluasi: tak
ada demam,
pembentukan
jaringan granulasi
baik.
Pantau:
- Penampilan luka bakar
(area luka bakar, sisi
donor dan status
balutan di atas sisi
tandur bial tandur kulit
dilakukan) setiap 8 jam.
- Suhu setiap 4 jam.
- Jumlah makanan yang
dikonsumsi setiap kali
makan.
Bersihkan area luka bakar
setiap hari dan lepaskan
jarinagn nekrotik
(debridemen) sesuai
pesanan. Berikan mandi
kolam sesuai pesanan,
implementasikan perawatan
yang ditentukan untuk sisi
donor, yang dapat ditutup
Mengidentifikasi indikasi-
indikasi kemajuan atau
penyimapngan dari hasil
yang diharapkan.
Pembersihan dan
pelepasan jaringan
nekrotik meningkatkan
pembentukan granulasi.
Antimikroba topikal
membantu mencegah
infeksi. Mengikuti prinsip
aseptik melindungi
pasien dari infeksi. Kulit
yang gundul menjadi
media yang baik untuk
kultur pertumbuhan
baketri.
Temuan-temuan ini
mennadakan infeksi.
Kultur membantu
mengidentifikasi patogen
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 24/51
dengan balutan vaseline atau
op site.
Lepaskan krim lama dari luka
sebelum pemberian krim
baru. Gunakan sarung
tangan steril dan beriakn
krim antibiotika topikal yang
diresepkan pada area luka
bakar dengan ujung jari.
Berikan krim secara
menyeluruh di atas luka.
Beritahu dokter bila demam
drainase purulen atau bau
busuk dari area luka bakar,
sisi donor atau balutan sisi
tandur. Dapatkan kultur luka
dan berikan antibiotika IV
sesuai ketentuan.
Tempatkan pasien pada
ruangan khusus dan lakukan
kewaspadaan untuk luka
bakar luas yang mengenai
area luas tubuh. Gunakan
linen tempat tidur steril,
handuk dan skort untuk
pasien. Gunakan skort steril,
sarung tangan dan penutup
kepala dengan masker bila
memberikan perawatan
pada pasien. Tempatkan
radio atau televisis pada
ruangan pasien untuk
penyebab sehingga
terapi antibiotika yang
tepat dapat diresepkan.
Karena balutan siis
tandur hanya diganti
setiap 5-10 hari, sisi ini
memberiakn media
kultur untuk
pertumbuhan bakteri.
Kulit adalah lapisan
pertama tubuh untuk
pertahanan terhadap
infeksi. Teknik steril dan
tindakan perawatan
perlindungan
lainmelindungi pasien
terhadap infeksi.
Kurangnya berbagai
rangsang ekstrenal dan
kebebasan bergerak
mencetuskan pasien
pada kebosanan.
Melindungi terhadap
tetanus.
Ahli diet adalah spesialis
nutrisi yang dapat
mengevaluasi paling baik
status nutrisi pasien dan
merencanakan diet
untuk emmenuhi
kebuuthan nutrisi
penderita. Nutrisi
adekuat memabntu
penyembuhan luka dan
memenuhi kebutuhan
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 25/51
menghilangkan kebosanan.
Bila riwayat imunisasi tak
adekuat, berikan globulin
imun tetanus manusia
(hyper-tet) sesuai pesanan.
Mulai rujukan pada ahli diet,
beriakn protein tinggi, diet
tinggi kalori. Berikan
suplemen nutrisi seperti
ensure atau sustacal dengan
atau antara makan bila
masukan makanan kurang
dari 50%. Anjurkan NPT atau
makanan enteral bial pasien
tak dapat makan per oral.
energi.
Nyeri berhubungan
dengan Kerusakan
kulit/jaringan;
pembentukan
edema. Manipulasi
jaringan cidera
contoh debridemen
luka.
Pasien dapat
mendemonstrasikan
hilang dari
ketidaknyamanan.
Kriteria evaluasi:
menyangkal nyeri,
melaporkan
perasaan nyaman,
ekspresi wajah dan
postur tubuh rileks.
Berikan anlgesik narkotik
yang diresepkan prn dan
sedikitnya 30 menit sebelum
prosedur perawatan luka.
Evaluasi keefektifannya.
Anjurkan analgesik IV bila
luka bakar luas.
Pertahankan pintu kamar
tertutup, tingkatkan suhu
ruangan dan berikan selimut
ekstra untuk memberikan
kehangatan.
Berikan ayunan di atas
temapt tidur bila diperlukan.
Bantu dengan pengubahan
Analgesik narkotik
diperlukan utnuk
memblok jaras nyeri
dengan nyeri berat.
Absorpsi obat IM buruk
pada pasien dengan luka
bakar luas yang
disebabkan oleh
perpindahan interstitial
berkenaan dnegan
peningkatan
permeabilitas kapiler.
Panas dan air hilang
melalui jaringan luka
bakar, menyebabkan
hipoetrmia. Tindakan
eksternal ini membantu
menghemat kehilangan
panas.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 26/51
posisi setiap 2 jam bila
diperlukan. Dapatkan
bantuan tambahan sesuai
kebutuhan, khususnya bila
pasien tak dapat membantu
membalikkan badan sendiri.
Menururnkan neyri
dengan
mempertahankan berat
badan jauh dari linen
temapat tidur terhadap
luka dan menuurnkan
pemajanan ujung saraf
pada aliran udara.
Menghilangkan tekanan
pada tonjolan tulang
dependen. Dukungan
adekuat pada luka bakar
selama gerakan
membantu meinimalkan
ketidaknyamanan.
Resiko tinggi
kerusakan perfusi
jaringan,
perubahan/disfungsi
neurovaskuler
perifer berhubungan
dengan
Penurunan/interupsi
aliran darah
arterial/vena,
contoh luka bakar
seputar ekstremitas
dengan edema.
Pasien
menunjukkan
sirkulasi tetap
adekuat.
Kriteria evaluasi:
warna kulit normal,
menyangkal kebas
dan kesemutan,
nadi perifer dapat
diraba.
Untuk luka bakar yang
mengitari ekstermitas atau
luka bakar listrik, pantau
status neurovaskular dari
ekstermitas setaip 2 jam.
Pertahankan ekstermitas
bengkak ditinggikan.
Beritahu dokter dengan
segera bila terjadi nadi
berkurang, pengisian kapiler
buruk, atau penurunan
sensasi. Siapkan untuk
pembedahan eskarotomi
sesuai pesanan.
Mengidentifikasi indikasi-
indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil
yang diharapkan.
Meningkatkan aliran
balik vena dan
menurunkan
pembengkakan.
Temuan-temuan ini
menandakan keruskana
sirkualsi distal. Dokter
dapat mengkaji tekanan
jaringan untuk
emnentukan kebutuhan
terhadap intervensi
bedah. Eskarotomi
(mengikis pada eskar)
atau fasiotomi mungkin
diperlukan untuk
memperbaiki sirkulasi
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 27/51
adekuat.
Kerusakan integritas
kulit b/d kerusakan
permukaan kulit
sekunder destruksi
lapisan kulit.
Memumjukkan
regenerasi jaringan
Kriteria hasil:Mencapai
penyembuhan tepat
waktu pada area
luka bakar.
Kaji/catat ukuran, warna,
kedalaman luka, perhatikan
jaringan nekrotik dan kondisi
sekitar luka.
Lakukan perawatan luka
bakar yang tepat dan
tindakan kontrol infeksi.
Pertahankan penutupan luka
sesuai indikasi.
Tinggikan area graft bila
mungkin/tepat. Pertahankan
posisi yang diinginkan dan
imobilisasi area bila
diindikasikan.
Pertahankan balutan diatas
area graft baru dan/atau sisi
donor sesuai indikasi.
Cuci sisi dengan sabun
ringan, cuci, dan minyaki
dengan krim, beberapa
waktu dalam sehari, setelah
balutan dilepas dan
penyembuhan selesai.
Lakukan program kolaborasi:
- Siapkan / bantu prosedur
bedah/balutan biologis.
Memberikan informasi
dasar tentang kebutuhan
penanaman kulit dan
kemungkinan petunjuk
tentang sirkulasi pada
aera graft.
Menyiapkan jaringan
untuk penanaman dan
menurunkan resiko
infeksi/kegagalan kulit.
Kain nilon/membran
silikon mengandung
kolagen porcine peptida
yang melekat pada
permukaan luka sampai
lepasnya atau
mengelupas secara
spontan kulit repitelisasi.
Menurunkan
pembengkakan
/membatasi resiko
pemisahan graft.
Gerakan jaringan
dibawah graft dapat
mengubah posisi yang
mempengaruhi
penyembuhan optimal.
Area mungkin ditutupi
oleh bahan dengan
permukaan tembus
pandang tak reaktif.
Kulit graft baru dan sisi
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 28/51
donor yang sembuh
memerlukan perawatan
khusus untuk
mempertahankan
kelenturan.
Graft kulit diambil dari
kulit orang itu
sendiri/orang lain untuk
penutupan sementara
pada luka bakar luas
sampai kulit orang itu
siap ditanam.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and suddart. (1988). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth Edition. J.B. Lippincott
Campany. Philadelpia. Hal. 1293 1328.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 29/51
ASUHAN KEPER AWATAN
PADA PASIEN DENGAN LUK A BAK AR (COMBUSTIO)
Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik , bahan kimia dan
petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam
Etiologi
1. Luka Bakar Suhu Tinggi(Thermal Burn) a. Gas
b. Cairan
c. Bahan padat (Solid)
2. Luka Bakar Bahan Kimia (hemical Burn)
3. Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn) 4. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
Fase Luka Bakar
A. Fase akut.Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami
ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan circulation(sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah
terbakar , namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat pada
fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera
termal yang berdampak sistemik.
B. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan ataukehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan:
1. Proses inflamasi dan infeksi.
2. Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel
luas dan atau pada struktur atau organ ± organ fungsional.
3. Keadaan hipermetabolisme.
C. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan
fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa
parut yang hipertropik , kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
Klasifikasi Luka Bakar A. Dalamnya luka bakar.
Kedalaman Penyebab Penampilan Warna Perasaan
Ketebalan partial superfisial
(tingkat I) Jilatan api, sinar ultra violet (terbakar oleh matahari). Kering tidak ada gelembung.
Oedem minimal atau tidak ada.
Pucat bila ditekan dengan ujung jari, berisi kembali bila tekanan dilepas.
Bertambah merah. Nyeri
Lebih dalam dari ketebalan partial
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 30/51
(tingkat II) - Superfisial
- Dalam Kontak dengan bahan air atau bahan padat.Jilatan api kepada pakaian.
Jilatan langsung kimiawi.
Sinar ultra violet.
Blister besar dan lembab yang ukurannya bertambah besar.Pucat bial ditekan dengan ujung jari, bila tekanan dilepas berisi kembali. Berbintik-bintik
yang kurang jelas, pbindo, coklat, pink , daerah merah coklat. Sangat nyeri
Ketebalan sepenuhnya
(tingkat III) Kontak dengan bahan cair atau padat.
Nyala api.
Kimia.
Kontak dengan arus listrik. Kering disertai kulit mengelupas.
Pembuluh darah seperti arang terlihat dibawah kulit yang mengelupas.
Gelembung jarang, dindingnya sangat tipis, tidak membesar.
Tidak pucat bila ditekan. pbindo, kering, hitam, coklat tua.
Hitam.Merah. Tidak sakit, sedikit sakit.
Rambut mudah lepas bila dicabut.
B. Luas luka bakar Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of
nine atua rule of wallace yaitu:
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4) Tungkai maisng-masing 18% : 36%
5) Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
C. Berat ringannya luka bakar
Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa faktor antara lain :
1) Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh.
2) Kedalaman luka bakar.
3) Anatomi lokasi luka bakar.
4) Umur klien.5) Riwayat pengobatan yang lalu.
6) Trauma yang menyertai atau bersamaan
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 31/51
askep Luka bakar
By hanikamioji
ASUHAN KEPERAWATAN PADA pasien DENGAN LUKA BAKAR (COMBUSTIO)
Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan
petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD
Dr.Soetomo, 2001).
Etiologi
1. Luka Bakar Suhu Tinggi(Thermal Burn)
y a. Gas
b. Cairanc. Bahan padat (Solid)
1. Luka Bakar Bahan Kimia (hemical Burn)
1. Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)
1. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
Fase Luka Bakar
1. A. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami
ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan circulation
(sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah
terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibatcedera inhalasi
dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat
pada fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera
termal yang berdampak sistemik.
1. A. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau
kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan:
1. Proses inflamasi dan infeksi.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 32/51
2. Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel
luas dan atau pada struktur atau organ organ fungsional.
3. Keadaan hipermetabolisme.
1. A. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan
fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa
parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
Klasifikasi Luka Bakar
A. Dalamnya luka bakar.
Kedalaman Penyebab Penampilan Warna Perasaan
Ketebalan partialsuperfisial(tingkat I)
Jilatan api, sinarultra violet
(terbakar oleh
matahari).
Kering tidak adagelembung.Oedem minimal
atau tidak ada.
Pucat bila ditekan denganujung jari, berisi kembali
bila tekanan dilepas.
Bertambahmerah.
Nyeri
Lebih dalam dari
ketebalan
partial(tingkat II)
y Superfisialy Dalam
Kontak dengan
bahan air atau
bahan
padat.Jilatan
api kepada
pakaian.
Jilatan
langsung
kimiawi.
Sinar ultra
violet.
Blister besar dan lembab
yang ukurannya bertambah
besar.Pucat bial ditekan
dengan ujung jari, bila
tekanan dilepas berisi
kembali.
Berbintik-
bintik yang
kurang jelas,
putih, coklat,
pink, daerah
merah coklat.
Sangat nyeri
Ketebalan
sepenuhnya(tingkat III)
Kontak dengan
bahan cair atau
padat.Nyala
api.
Kimia.
Kontak dengan arus
listrik.
Kering disertai kulit
mengelupas.Pembuluh
darah seperti arang terlihat
dibawah kulit yang
mengelupas.
Gelembung jarang,
dindingnya sangat tipis,
tidak membesar.
Putih, kering,
hitam, coklat
tua.Hitam.
Merah.
Tidak sakit,
sedikit
sakit.Rambut
mudah lepas
bila dicabut.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 33/51
Tidak pucat bila ditekan.
A. Luas luka bakar
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of
nine atua rule of wallace yaitu:
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3) Badan depan 18%, badan belakang 18%: 36%
4) Tungkai maisng-masing 18% : 36%
5) Genetalia/perineum : 1%
y o
Total : 100%
A. Berat ringannya luka bakar
Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa faktor antara lain :
y 1. Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh.
2. Kedalaman luka bakar.
3. Anatomi lokasi luka bakar.
4. Umur klien.
5. Riwayat pengobatan yang lalu.
6. Trauma yang menyertai atau bersamaan.
American college of surgeon membagi dalam:
A. Parah critical:
a. Tingkat II : 30% atau lebih.
b. Tingkat III : 10% atau lebih.
c. Tingkat III pada tangan, kaki dan wajah.
d. Dengan adanya komplikasi penafasan, jantung, fractura, soft tissue yang luas.
B.
Sedang moderate:
y o a) Tingkat II : 15 30%
y o b) Tingkat III : 1 10%
A. Ringan minor:
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 34/51
y o a) Tingkat II : kurang 15%
y o b) Tingkat III : kurang 1%
Patofisiologi (Hudak & Gallo; 1997)
Perubahan Fisiologis Pada Luka Bakar
Perubahan Tingkatan hipovolemik( s/d 48-72
jam pertama)
Tingkatan diuretik(12 jam 18/24 jam
pertama)
Mekanisme Dampak dari Mekanisme Dampak dari
Pergeserancairan
ekstraseluler.
Vaskuler keinsterstitial.
Hemokonsentrasioedem pada lokasi
luka bakar.
Interstitial kevaskuler.
Hemodilusi.
Fungsi renal. Aliran darah renal
berkurang karena
desakan darah
turun dan CO
berkurang.
Oliguri. Peningkatan aliran
darah renal karena
desakan darah
meningkat.
Diuresis.
Kadar
sodium/natrium.
Na+
direabsorbsi
oleh ginjal, tapikehilangan Na
+
melalui eksudat
dan tertahan
dalam cairan
oedem.
Defisit sodium. Kehilangan Na+
melalui diuresis(normal kembali
setelah 1 minggu).
Defisit sodium.
Kadar
potassium.
K+ dilepas sebagai
akibat cidera
jarinagn sel-sel
darah merah, K+
berkurang ekskresi
karena fungsi renal
berkurang.
Hiperkalemi K+ bergerak kembali
ke dalam sel, K+
terbuang melalui
diuresis (mulai 4-5
hari setelah luka
bakar).
Hipokalemi.
Kadar protein. Kehilangan protein
ke dalam jaringan
akibat kenaikan
Hipoproteinemia. Kehilangan protein
waktu berlangsung
terus katabolisme.
Hipoproteinemia.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 35/51
permeabilitas.
Keseimbangan
nitrogen.
Katabolisme
jaringan,
kehilangan protein
dalam jaringan,lebih banyak
kehilangan dari
masukan.
Keseimbangan
nitrogen negatif.
Katabolisme
jaringan, kehilangan
protein,
immobilitas.
Keseimbangan
nitrogen negatif.
Keseimbnagan
asam basa.
Metabolisme
anaerob karena
perfusi jarinagn
berkurang
peningkatan asam
dari produk akhir,
fungsi renalberkurang
(menyebabkan
retensi produk
akhir tertahan),
kehilangan
bikarbonas serum.
Asidosis
metabolik.
Kehilangan sodium
bicarbonas melalui
diuresis,
hipermetabolisme
disertai peningkatan
produk akhir
metabolisme.
Asidosis
metabolik.
Respon stres. Terjadi karena
trauma,
peningkatan
produksi cortison.
Aliran darah renal
berkurang.
Terjadi karena sifat
cidera berlangsung
lama dan terancam
psikologi pribadi.
Stres karena luka.
Eritrosit Terjadi karena
panas, pecah
menjadi fragil.
Luka bakar termal. Tidak terjadi pada
hari-hari pertama.
Hemokonsentrasi.
Lambung. Curling ulcer (ulkus
pada gaster),
perdarahan
lambung, nyeri.
Rangsangan
central di
hipotalamus dan
peingkatan jumlah
cortison.
Akut dilatasi dan
paralise usus.
Peningkatan
jumlah cortison.
Jantung. MDF meningkat 2x
lipat, merupakan
glikoprotein yang
toxic yang
dihasilkan oleh
kulit yang
Disfungsi jantung. Peningkatan zat
MDF (miokard
depresant factor)
sampai 26 unit,
bertanggung jawab
terhadap syok
CO menurun.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 36/51
terbakar. spetic.
Indikasi Rawat Inap Luka Bakar
A. Luka bakar grade II:
1. Dewasa > 20%
1. Anak/orang tua > 15%
A. Luka bakar grade III.
A. Luka bakar dengan komplikasi: jantung, otak dll.
Penatalaksanaan
A.
Resusitasi A, B, C.
1. Pernafasan:
1. 1.
1. 1.
a. Udara panas à mukosa rusak à oedem à obstruksi.
b. Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin à iritasi à
Bronkhokontriksi à obstruksi à gagal nafas.
1. Sirkulasi:
gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra vaskuler à
hipovolemi relatif à syok à ATN à gagal ginjal.
A. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
B. Resusitasi cairan à Baxter.
y Dewasa : Baxter.
y RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.
y Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal:
y RL : Dextran = 17 : 3
y 2 cc x BB x % LB.
y Kebutuhan faal:
y < 1 tahun : BB x 100 cc
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 37/51
y 1 3 tahun : BB x 75 cc
y 3 5 tahun : BB x 50 cc
y ½ à diberikan 8 jam pertama
y ½ à diberikan 16 jam berikutnya.
y Hari kedua:
y Dewasa : Dextran 500 2000 + D5% / albumin.
y ( 3-x) x 80 x BB gr/hr
y o 100
y (Albumin 25% = gram x 4 cc) à 1 cc/mnt.
y Anak : Diberi sesuai kebutuhan faal.
A. Monitor urine dan CVP.
B. Topikal dan tutup luka
y Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik.
y Tulle.
y Silver sulfa diazin tebal.
y Tutup kassa tebal.
y Evaluasi 5 7 hari, kecuali balutan kotor.
A. Obat obatan:
y Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
y Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur.
y Analgetik : kuat (morfin, petidine)
y Antasida : kalau perlu
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengka jian
a. Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit;
gangguan massa otot, perubahan tonus.
a. Sirkul asi :
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok); penurunan nadi
perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 38/51
nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok
listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
a. Integri tas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.
a. E limi nasi :
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam
kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis (setelah
kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada;
khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan
motilitas/peristaltik gastrik.
a. Mak anan/cair an:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
a. Neur osensori :
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam (RTD) pada
cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal; kerusakan retinal;
penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik);
paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).
a. Ny eri / k eny amanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif untuk
disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat
kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung
pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
a. P er nafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi).
Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan menelan
sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi.
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas
atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal); bunyi
nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam
(ronkhi).
a. K eamanan:
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 39/51
Tanda:
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan
dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada
adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase intensitas
panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa hidung dan mulut
kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus; lepuh; ulkus;
nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari tampaknya secara
perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis.
Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif), luka bakar
dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan
dengan pakaian terbakar.
Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik
sehubungan dengan syok listrik).
a. P emerik saan d i agnost ik :
1. LED: mengkaji hemokonsentrasi.
2. Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini terutama
penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24 jam pertama
karena peningkatan kalium dapat menyebabkan henti jantung.3. Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal, khususnya
pada cedera inhalasi asap.
4. BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.
5. Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan kerusakan otot
pada luka bakar ketebalan penuh luas.
6. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
7. Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka bakar
masif.
8. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.
1. Diagnosa Keperawatan
Marilynn E. Doenges dalam Nursing care plans, Guidelines for planning and documenting
patient care mengemukakan beberapa Diagnosa keperawatan sebagai berikut :
1. 1. Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi
trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leher;
kompresi jalan nafas thorak dan dada atau keterdatasan pengembangan dada.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 40/51
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan cairan
melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan : status hypermetabolik, ketidak
cukupan pemasukan. Kehilangan perdarahan.
3. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi asap atau
sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari dada
atau leher.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat;kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan sekunder tidak
adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi.
5. Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema.
Manifulasi jaringan cidera contoh debridemen luka.
6. Resiko tinggi kerusakan perfusi jaringan, perubahan/disfungsi neurovaskuler perifer
berhubungan dengan Penurunan/interupsi aliran darah arterial/vena, contoh luka
bakar seputar ekstremitas dengan edema.
7. Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik (sebanyak 50 % 60% lebih besar dari proporsi normal pada cedera
berat) atau katabolisme protein.
8. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler, nyeri/tak
nyaman, penurunan kekuatan dan tahanan.9. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Trauma : kerusakan permukaan kulit
karena destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam).
10. Gangguan citra tubuh (penampilan peran) berhubungan dengan krisis situasi;
kejadian traumatik peran klien tergantung, kecacatan dan nyeri.
11. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan Salah interpretasi informasi Tidak mengenal sumber informasi.
Rencana Intervensi
Diagnosa
Keperawatan
Rencana Keperawatan
Tu juan dan KriteriaHasil
Intervensi Rasional
Resiko bersihan
jalan nafas tidak
efektif
berhubungan
dengan obstruksi
trakheobronkhial;
oedema mukosa;
kompressi jalan
nafas .
Bersihan jalan nafas
tetap efektif.Kriteria
Hasil : Bunyi nafas
vesikuler, RR dalam
batas normal, bebas
dispnoe/cyanosis.
Kaji refleks
gangguan/menelan;
perhatikan pengaliran air
liur, ketidakmampuan
menelan, serak, batuk
mengi.Awasi frekuensi,
irama, kedalaman
pernafasan ; perhatikan
adanya pucat/sianosis dan
sputum mengandung karbon
atau merah muda.
Auskultasi paru, perhatikan stridor ,
mengi/gemericik , penurunan bunyi nafas,
Dugaan cedera
inhalasiTakipnea,
penggunaan otot bantu,
sianosis dan perubahan
sputum menunjukkan
terjadi distress
pernafasan/edema paru
dan kebutuhan intervensi
medik.
Obstruksi jalan
nafas/distres pernafasandapat terjadi sangat
cepat atau lambat
contoh sampai 48 jam
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 41/51
batuk rejan.
Perhatikan adanya pucat
atau warna buah cerimerah pada kulit yang
cidera
Tinggikan kepala tempattidur. Hindari penggunaan
bantal di bawah kepala, sesuai indikasi
Dorong batuk/latihan
nafas dalam dan
perubahan posisi sering.
Hisapan (bila perlu) pada perawatan ekstrem,
pertahankan teknik steril.
Tingkatkan istirahat suaratetapi kaji kemampuan
untuk bicara dan/ataumenelan sekret oral secara
periodik.
Selidiki perubahan
perilaku/mental contohgelisah, agitasi, kacau
mental.
Awasi 24 jamkeseimbngan cairan,
perhatikanvariasi/perubahan.
Lakukan program
kolaborasi meliputi :
Berikan pelembab O2
melalui cara yang tepat,
contoh masker wajah
Awasi/gambaran seri
GDA
Kaji ulang seri rontgen
Berikan/bantu fisioterapi
setelah terbakar.
Dugaan adanya
hipoksemia atau karbonmonoksida.
Meningkatkan ekspansi paru optimal/fungsi pernafasan.
Bilakepala/leher terbakar , bantal dapat
menghambat
pernafasan,
menyebabkan nekrosis
pada kartilago telinga
yang terbakar dan
meningkatkan
konstriktur leher.
Meningkatkan ekspansi
paru, memobilisasi dandrainase sekret.
Membantu
mempertahankan jalan
nafas bersih, tetapi
harus dilakukan
kewaspadaan karena
edema mukosa dan
inflamasi. Teknik sterilmenurunkan risiko
infeksi.
Peningkatan
sekret/penurunan
kemampuan untuk
menelan menunjukkan peningkatan edema
trakeal dan dapatmengindikasikan
kebutuhan untuk
intubasi.
Meskipun sering
berhubungan dengan
nyeri, perubahan
kesadaran dapat
menunjukkanterjadinya/memburukny
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 42/51
dada/spirometri intensif.
Siapkan/bantu intubasi
atau trakeostomi sesuaiindikasi.
a hipoksia.
Perpindahan cairan atau
kelebihan penggantiancairan meningkatkan
risiko edema paru.
C atatan : Cederainhalasi meningkatkankebutuhan cairan
sebanyak 35% atau
lebih karena edema.
O2 memperbaiki
hipoksemia/asidosis.
Pelembaban
menurunkan
pengeringan saluran
pernafasan dan
menurunkan viskositas
sputum.
Data dasar penting
untuk pengkajian lanjut
status pernafasan dan
pedoman untuk
pengobatan. PaO2
kurang dari 50, PaCO2
lebih besar dari 50 dan
penurunan pH
menunjukkan inhalasiasap dan terjadinya
pneumonia/SDPD.
Perubahan
menunjukkanatelektasis/edema paru
tak dapat terjadi selama2 ± 3 hari setelah
terbakar
Fisioterapi dada
mengalirkan areadependen paru,
sementara spirometri
intensif dilakukan
untuk memperbaikiekspansi paru, sehingga
meningkatkan fungsi pernafasan dan
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 43/51
menurunkan atelektasis.
Intubasi/dukungan
mekanikal dibutuhkan bila jalan nafas edema
atau luka bakar
mempengaruhi fungsi paru/oksegenasi.
Resiko tinggi
kekurangan
volume cairan
berhubungan
dengan Kehilangan
cairan melalui rute
abnormal.
Peningkatan
kebutuhan : statushypermetabolik,
ketidak cukupan
pemasukan.
Kehilangan
perdarahan.
Pasien dapat
mendemostrasikan
status cairan dan
biokimia
membaik.Kriteria
evaluasi: tak ada
manifestasi dehidrasi,
resolusi oedema,
elektrolit serum dalambatas normal, haluaran
urine di atas 30 ml/jam.
Awasi tanda vital, CVP.
Perhatikan kapiler dan
kekuatan nadi perifer.Awasi
pengeluaran urine dan berat
jenisnya. Observasi warna
urine dan hemates sesuai
indikasi.
Perkirakan drainase lukadan kehilangan yang
tampak
Timbang berat badan
setiap hari
Ukur lingkar ekstremitasyang terbakar tiap hari
sesuai indikasi
Selidiki perubahan mental
Observasi distensi
abdomen,hematomesis,feces hitam.
Hemates drainase NG dan
feces secara periodik.
Lakukan program
kolaborasi meliputi :
Pasang / pertahankan
kateter urine
Pasang/ pertahankan
ukuran kateter IV.
Berikan penggantian
cairan IV yang dihitung,
elektrolit, plasma,
Memberikan pedoman
untuk penggantian cairan
dan mengkaji respon
kardiovaskuler.Pengganti
an cairan dititrasi untuk
meyakinkan rata-2
pengeluaran urine 30-50
cc/jam pada orang
dewasa. Urine berwarnamerah pada kerusakan
otot masif karena
adanyadarah dan
keluarnya mioglobin.
Peningkatan
permeabilitas kapiler ,
perpindahan protein,
proses inflamasi dan
kehilangan cairan
melalui evaporasi
mempengaruhi volume
sirkulasi dan
pengeluaran urine.
Penggantian cairan
tergantung pada berat
badan pertama dan
perubahan selanjutnya
Memperkirakan luasnya
oedema/perpindahan
cairan yangmempengaruhi volume
sirkulasi dan
pengeluaran urine.
Penyimpangan padatingkat kesadaran dapat
mengindikasikan
ketidak adequatnya
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 44/51
albumin.
Awasi hasil pemeriksaan
laboratorium ( Hb, elektrolit, natrium ).
Berikan obat sesuai idikasi:
y Diuretika contohnya
Manitol (Osmitrol)
y Kalium
y Antasida
Pantau:
y Tanda-tanda vital
setiap jam selama
periode darurat,
setiap 2 jam selama
periode akut, dan
setiap 4 jam selama
periode rehabilitasi.
y Warna urine.
y Masukan dan
haluaran setiap jam
selama periode
darurat, setiap 4 jam
selama periode
akut, setiap 8 jam
selama periode
rehabilitasi.
y Hasil-hasil JDL dan
laporan elektrolit.
y Berat badan setiap
hari.
y CVP (tekanan vena
sentral) setiap jam
bial diperlukan.
y Status umum setiap
8 jam.
Pada penerimaan rumah
sakit, lepaskan semua
pakaian dan perhiasan dari
area luka bakar.
Mulai terapi IV yang
volume
sirkulasi/penurunan perfusi serebral
Stres (Curling) ulcus
terjadi pada setengah
dari semua pasien yangluka bakar berat(dapatterjadi pada awal
minggu pertama).
Observasi ketat fungsi
ginjal dan mencegah
stasis atau refleks urine.
Memungkinkan infus
cairan cepat.
Resusitasi cairanmenggantikan
kehilangancairan/elektrolit dan
membantu mencegah
komplikasi.
Mengidentifikasi
kehilangan
darah/kerusakan SDM
dan kebutuhan
penggantian cairan danelektrolit.
Meningkatkan
pengeluaran urine danmembersihkan tubulus
dari debris /mencegah
nekrosis.
Penggantian lanjut
karena kehilangan urine
dalam jumlah besar
Menurunkan keasamangastrik sedangkan
inhibitor histaminmenurunkan produksi
asam hidroklorida
untuk menurunkan
produksi asam
hidroklorida untuk
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 45/51
ditentukan dengan jarum
lubang besar (18G), lebihdisukai melalui kulit yang
telah terluka bakar. Bila pasien menaglami luka
bakar luas dan
menunjukkan gejala-gejala syok hipovolemik ,
bantu dokter dengan
pemasangan kateter vena
sentral untuk pemantauan
CVP.
Beritahu dokter bila:
haluaran urine < 30
ml/jam, haus, takikardia,
CVP < 6 mmHg,
bikarbonat serum di
bawah rentang normal,
gelisah, TD di bawah
rentang normal, urine
gelap atau encer gelap.
Konsultasi doketr bilamanifestasi kelebihan
cairan terjadi.
Tes guaiak muntahan
warna kopi atau feses ter
hitam. Laporkan temuan-temuan positif.
Berikan antasida yag
diresepkan atau antagonis
reseptor histamin sepertisimetidin
menurunkan iritasi
gaster.
Mengidentifikasi penyimpangan indikasi
kemajuan atau
penyimpangan darihasil yang diharapkan.Periode darurat (awal
48 jam pasca luka
bakar ) adalah periode
kritis yang ditandai oleh
hipovolemia yang
mencetuskan individu
pada perfusi ginjal dan
arinagn tak adekuat.
Inspeksi adekuat dari
luka bakar.
Penggantian cairancepat penting untuk
mencegah gagal ginjal.
Kehilangan cairan
bermakna terjadi
melalui jarinagn yang
terbakar dengan luka
bakar luas. Pengukuran
tekanan vena sentral
memberikan datatentang status volume
cairan intravaskular.
Temuan-temuan ini
mennadakanhipovolemia dan
perlunya peningkatancairan. Pada lka bakar
luas, perpindahancairan dari ruang
intravaskular ke ruang
interstitial menimbukanhipovolemi.
Pasien rentan pada
kelebihan bebanvolume intravaskular
selama periode pemulihan bila
perpindahan cairan dari
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 46/51
kompartemen
interstitial padakompartemen
intravaskuler.
Temuan-temuan guaiak
positif ennandakanadanya perdarahan GI.Perdarahan GI
menandakan adaya
stres ulkus (Curling¶s).
Mencegah perdarahan
GI. Luka bakar luas
mencetuskan pasien
pada ulkus stres yang
disebabkan peningkatan
sekresi hormon-hormon
adrenal dan asam HCl
oleh lambung.
Resiko kerusakan
pertukaran gas
berhubungan
dengan cedera
inhalasi asap atau
sindrom
kompartemen
torakal sekunder
terhadap lukabakar sirkumfisial
dari dada atau
leher.
Pasien dapat
mendemonstrasikan
oksigenasi
adekuat.Kriteroia
evaluasi: RR 12-24
x/mnt, warna kulit
normal, GDA dalam
renatng normal, bunyi
nafas bersih, tak adakesulitan bernafas.
Pantau laporan GDA dan
kadar karbon monoksida
serum.Beriakan suplemen
oksigen pada tingkat yang
ditentukan. Pasang atau
bantu dengan selang
endotrakeal dan temaptkan
pasien pada ventilator
mekanis sesuai pesanan bilaterjadi insufisiensi
pernafasan (dibuktikan
dnegna hipoksia,
hiperkapnia, rales, takipnea
dan perubahan sensorium).
Anjurkan pernafasandalam dengan penggunaan
spirometri insentif setiap 2 jam selama tirah baring.
Pertahankan posisi semi
fowler , bila hipotensi tak
ada.
Untuk luka bakar sekitar
torakal, beritahu dokter
bila terjadi dispneadisertai dengan takipnea.
Mengidentifikasi
kemajuan dan
penyimpangan dari hasil
yang diharapkan. Inhalasi
asap dapat merusak
alveoli, mempengaruhi
pertukaran gas pada
membran kapiler
alveoli.Suplemen oksigenmeningkatkan jumlah
oksigen yang tersedia
untuk jaringan. Ventilasi
mekanik diperlukan untuk
pernafasan dukungan
sampai pasie dapat
dilakukan secara mandiri.
Pernafasan dalammengembangkan
alveoli, menurunkanresiko atelektasis.
Memudahkan ventilasidengan menurunkan
tekanan abdomenterhadap diafragma.
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 47/51
Siapkan pasien untuk
pembedahan eskarotomisesuai pesanan.
Luka bakar sekitar
torakal dapatmembatasi ekspansi
adda. Mengupas kulit(eskarotomi)
memungkinkan
ekspansi dada.
Resiko tinggi
infeksi
berhubungan
dengan Pertahanan
primer tidak
adekuat; kerusakan
perlinduingan kulit;
jaringan traumatik.
Pertahanan
sekunder tidakadekuat;
penurunan Hb,
penekanan respons
inflamasi
Pasien bebas dari
infeksi.Kriteria evaluasi:
tak ada demam,
pembentukan jaringan
granulasi baik.
Pantau:
y Penampilan luka
bakar (area luka
bakar, sisi donor dan
status balutan di
atas sisi tandur bial
tandur kulit
dilakukan) setiap 8
jam.
y Suhu setiap 4 jam.
y Jumlah makanan
yang dikonsumsi
setiap kali makan.
Bersihkan area luka bakar
setiap hari dan lepaskan
jarinagn nekrotik
(debridemen) sesuai
pesanan. Berikan mandi
kolam sesuai pesanan,
implementasikan
perawatan yang ditentukanuntuk sisi donor , yang
dapat ditutup dengan
balutan vaseline atau op
site.
Lepaskan krim lama dari
luka sebelum pemberiankrim baru. Gunakan
sarung tangan steril dan beriakn krim antibiotika
topikal yang diresepkan
pada area luka bakar dengan ujung jari. Berikan
krim secara menyeluruh di
atas luka.
Beritahu dokter bila
demam drainase purulenatau bau busuk dari area
luka bakar , sisi donor atau
Mengidentifikasi indikasi-
indikasi kemajuan atau
penyimapngan dari hasil
yang
diharapkan.Pembersihan
dan pelepasan jaringan
nekrotik meningkatkan
pembentukan granulasi.
Antimikroba topikalmembantu mencegah
infeksi. Mengikuti prinsip aseptik
melindungi pasien dari
infeksi. Kulit yanggundul menjadi media
yang baik untuk kultur pertumbuhan baketri.
Temuan-temuan ini
mennadakan infeksi.
Kultur membantumengidentifikasi
patogen penyebab
sehingga terapi
antibiotika yang tepat
dapat diresepkan.
Karena balutan siis
tandur hanya diganti
setiap 5-10 hari, sisi ini
memberiakn media
kultur untuk
pertumbuhan bakteri.
Kulit adalah lapisan
pertama tubuh untuk
pertahanan terhadap
infeksi. Teknik steril
dan tindakan perawatan perlindungan
lainmelindungi pasien
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 48/51
balutan sisi tandur.
Dapatkan kultur luka dan berikan antibiotika IV
sesuai ketentuan.
Tempatkan pasien pada
ruangan khusus danlakukan kewaspadaanuntuk luka bakar luas yang
mengenai area luas tubuh.
Gunakan linen tempat
tidur steril, handuk dan
skort untuk pasien.
Gunakan skort steril,
sarung tangan dan penutup
kepala dengan masker bila
memberikan perawatan
pada pasien. Tempatkan
radio atau televisis pada
ruangan pasien untuk
menghilangkan
kebosanan.
Bila riwayat imunisasi tak adekuat, berikan globulin
imun tetanus manusia(hyper-tet) sesuai pesanan.
Mulai rujukan pada ahli
diet, beriakn proteintinggi, diet tinggi kalori.
Berikan suplemen nutrisi
seperti ensure atau
sustacal dengan atau
antara makan bilamasukan makanan kurang
dari 50%. Anjurkan NPTatau makanan enteral bial
pasien tak dapat makan per oral.
terhadap infeksi.
Kurangnya berbagairangsang ekstrenal dan
kebebasan bergerak mencetuskan pasien
pada kebosanan.
Melindungi terhadaptetanus.
Ahli diet adalah
spesialis nutrisi yang
dapat mengevaluasi
paling baik status
nutrisi pasien dan
merencanakan diet
untuk emmenuhi
kebuuthan nutrisi
penderita. Nutrisi
adekuat memabntu
penyembuhan luka dan
memenuhi kebutuhan
energi.
Nyeri berhubungan
dengan Kerusakan
kulit/jaringan;
pembentukan
edema. Manipulasi
jaringan cidera
contoh
debridemen luka.
Pasien dapat
mendemonstrasikan
hilang dari
ketidaknyamanan.Kriter
ia evaluasi: menyangkal
nyeri, melaporkan
perasaan nyaman,
ekspresi wajah dan
Berikan anlgesik narkotik
yang diresepkan prn dan
sedikitnya 30 menit sebelum
prosedur perawatan luka.
Evaluasi keefektifannya.
Anjurkan analgesik IV bila
luka bakar luas.Pertahankan
pintu kamar tertutup,
Analgesik narkotik
diperlukan utnuk
memblok jaras nyeri
dengan nyeri berat.
Absorpsi obat IM buruk
pada pasien dengan luka
bakar luas yang
disebabkan oleh
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 49/51
postur tubuh rileks. tingkatkan suhu ruangan
dan berikan selimut ekstra
untuk memberikan
kehangatan.
Berikan ayunan di atastemapt tidur biladiperlukan.
Bantu dengan pengubahan
posisi setiap 2 jam biladiperlukan. Dapatkan
bantuan tambahan sesuaikebutuhan, khususnya bila
pasien tak dapat
membantu membalikkan badan sendiri.
perpindahan interstitial
berkenaan dnegan
peningkatan
permeabilitas
kapiler.Panas dan air
hilang melalui jaringanluka bakar, menyebabkan
hipoetrmia. Tindakan
eksternal ini membantu
menghemat kehilangan
panas.
Menururnkan neyri
dengan
mempertahankan berat
badan jauh dari linen
temapat tidur terhadapluka dan menuurnkan
pemajanan ujung saraf
pada aliran udara.
Menghilangkan tekanan
pada tonjolan tulang
dependen. Dukungan
adekuat pada luka bakar
selama gerakan
membantu meinimalkan
ketidaknyamanan.
Resiko tinggi
kerusakan perfusi
jaringan,
perubahan/disfung
si neurovaskuler
perifer
berhubungan
dengan
Penurunan/interup
si aliran darah
arterial/vena,contoh luka bakar
seputar
ekstremitas
dengan edema.
Pasien menunjukkan
sirkulasi tetap
adekuat.Kriteria
evaluasi: warna kulit
normal, menyangkal
kebas dan kesemutan,
nadi perifer dapat
diraba.
Untuk luka bakar yang
mengitari ekstermitas atau
luka bakar listrik, pantau
status neurovaskular dari
ekstermitas setaip 2
jam.Pertahankan
ekstermitas bengkak
ditinggikan.
Beritahu dokter dengansegera bila terjadi nadi
berkurang, pengisiankapiler buruk , atau
penurunan sensasi.Siapkan untuk
pembedahan eskarotomi
sesuai pesanan.
Mengidentifikasi indikasi-
indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil
yang
diharapkan.Meningkatka
n aliran balik vena dan
menurunkan
pembengkakan.
Temuan-temuan inimenandakan keruskana
sirkualsi distal. Dokter dapat mengkaji tekanan
aringan untuk emnentukan kebutuhan
terhadap intervensi
bedah. Eskarotomi
(mengikis pada eskar )
atau fasiotomi mungkin
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 50/51
diperlukan untuk
memperbaiki sirkulasiadekuat.
Kerusakan
integritas kulit b/d
kerusakanpermukaan kulit
sekunder destruksi
lapisan kulit.
Memumjukkan
regenerasi
jaringanKriteria hasil:Mencapai
penyembuhan tepat
waktu pada area luka
bakar.
Kaji/catat ukuran, warna,
kedalaman luka, perhatikan
jaringan nekrotik dankondisi sekitar luka.Lakukan
perawatan luka bakar yang
tepat dan tindakan kontrol
infeksi.
Pertahankan penutupan
luka sesuai indikasi.
Tinggikan area graft bila
mungkin/tepat.
Pertahankan posisi yangdiinginkan dan imobilisasi
area bila diindikasikan.
Pertahankan balutan diatas
area graft baru dan/atausisi donor sesuai indikasi.
Cuci sisi dengan sabun
ringan, cuci, dan minyaki
dengan krim, beberapa
waktu dalam sehari,
setelah balutan dilepas dan penyembuhan selesai.
Lakukan program
kolaborasi :
- Siapkan / bantu prosedur bedah/balutan biologis.
Memberikan informasi
dasar tentang kebutuhan
penanaman kulit dankemungkinan petunjuk
tentang sirkulasi pada
aera graft.Menyiapkan
jaringan untuk
penanaman dan
menurunkan resiko
infeksi/kegagalan kulit.
Kain nilon/membransilikon mengandung
kolagen porcine peptidayang melekat pada
permukaan luka sampai
lepasnya ataumengelupas secara
spontan kulitrepitelisasi.
Menurunkan
pembengkakan/membatasi resiko
pemisahan graft.
Gerakan jaringandibawah graft dapat
mengubah posisi yangmempengaruhi
penyembuhan optimal.
Area mungkin ditutupioleh bahan dengan
permukaan tembus pandang tak reaktif.
Kulit graft baru dan sisi
donor yang sembuh
memerlukan perawatan
khusus untuk
mempertahankan
kelenturan.
Graft kulit diambil dari
kulit orang itu
8/6/2019 LUKA BAKAR MB 5
http://slidepdf.com/reader/full/luka-bakar-mb-5 51/51
sendiri/orang lain untuk
penutupan sementara pada luka bakar luas
sampai kulit orang itusiap ditanam.