30
Homework Help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ click here for freelancing tutoring sites STUDI KASUS Combustio Thermal Grade II 12% dengan Multipel Hematom Disusun oleh: Cisilia Triani (0710185) Maria Caroline W (0710110) Pembimbing: dr. Roys A. Pangayoman, Sp.B

84972842 case-luka-bakar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 84972842 case-luka-bakar

Homework Help https://www.homeworkping.com/

Research Paper helphttps://www.homeworkping.com/

Online Tutoringhttps://www.homeworkping.com/

click here for freelancing tutoring sitesSTUDI KASUS

Combustio Thermal Grade II 12% dengan

Multipel Hematom

Disusun oleh:

Cisilia Triani (0710185)

Maria Caroline W (0710110)

Pembimbing:

dr. Roys A. Pangayoman, Sp.B

Page 2: 84972842 case-luka-bakar

BAGIAN ILMU BEDAH

FK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

RUMAH SAKIT IMMANUEL

BANDUNG

2012

Identitas Umum

Nama : Ny S.H

Umur : 81 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Pasir malaka no 2A RT: 2; RW: 10. Cigereleng kec.

Regol. Kota Bandung

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Kristen

Kebangsaan : Indonesia

Tanggal masuk : 20 Januari 2012

Ruangan : Elizabeth

No RM/Reg : 00446636/12001474

Diagnosis masuk : Combustio

I. AnamnesisAnamnesis : Autoanamnesis tanggal 30 januari 2012

Keluhan utama : tersiram air panas

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak 10 hari sebelum masuk RS Immanuel, pasien mengaku tersiram air panas ketika ia

naik tangga dan membawa ember yang berisi air panas ke kamar mandinya. Pasien mengaku

terpeleset jatuh kemudian tersiram air panas ke tubuh sebelah kiri. Pasien juga mengaku kepala

Page 3: 84972842 case-luka-bakar

terbentur tembok, selain itu pasien mengaku sakit pada pinggangnya setelah terjatuh dari tangga.

Pasien menyangkal pingsan saat kejadian, pasien merasakan pusing tetapi tidak disertai mual dan

muntah.

BAK : warna, jumlah, dan frekuensi dalam batas normal

BAB : warna, jumlah, dan frekuensi dalam batas normal

RPD: Pasien mengaku memiliki riwayat penyakit jantung sudah lebih dari 10 tahun dan teratur

berobat.

Riwayat Pengobatan: sedang dalam terapi hipertensi (bisoprolo, simvastatin, induran, Restor)

Riwayat kebiasaan : pasien mengaku tidak merokok dan makan makanan manis

Riwayat alergi: tidak ada

Kelainan darah: tidak ada

II. Pemeriksaan fisik (30 Januari 2012)A. KEADAAN UMUM

Keadaan umum : baik

Kesan sakit : sedang - berat

Kesadaran : Compos mentis

Status gizi : Baik

Posisi : Tidak ada letak paksa

B. TANDA VITAL

Tensi : 140/90 mmHg

Nadi : 80 x/mnt, regular, isi cukup

Respirasi : 20 x/mnt

Suhu : 36,7ºC

C. STATUS GENERALIS

Kulit : combustio at regio magnus sinistra, thorax di linea axilla anterior, paha

anterior dan posterior. Hematom at regio facialis, punggung, gluteus sinistra, paha kiri depan, cruris

anterior sinistra.

Kepala

Page 4: 84972842 case-luka-bakar

Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-

Pupil : bulat, isokor, diameter 3 mm

Leher : KGB tidak teraba membesar

Thorax : B/P simetris kiri = kanan

- Pulmo : VBS +/+, Ronki basah halus +/+, Wh -/-

- Cor :

Inspeksi : tidak dilakukan

Palpasi : tidak dilakukan

Perkusi :

o Batas jantung kanan: ICS VI garis parasternal kanan

o Batas jantung kiri: tidak dilakukan

o Batas jantung atas: tidak dilakukan

Auskultasi : BJM regular, murmur -

Abdomen : Inspeksi : Datar, Darm contour(-), Darm steifung(-).

Auskultasi : bising usus +

Perkusi : Timpani

Palpasi : NTE -

Inguinal : tidak ada kelainan

Anus dan Rectum : tidak diperiksa

Genital : tidak diperiksa

Ekstremitas : hematoma at regio pedis sinistra, akral hangat

II. PEMERIKSAAN PENUNJANG

20 Januari 2012

Darah

Hb : 11,0 g/dl

Ht : 34,7 %

Leukosit : 7.330/mm3

Trombosit : 166.000/mm3

Hitung Jenis :

Page 5: 84972842 case-luka-bakar

basofil : 0,3 %

eosinofil : 0,1 %

neutrofil batang : 0%

neutrofil segmen : 78,3%

limfosit : 15,8 %

monosit : 5,5%

Kimia Klinik

Natrium : 139 meq/L

Kalium : 3,8 meq/L

Ureum : 41 mg/dl

Kreatinin : 1,1 mg/dl

SGOT : 25 U/L

SGPT : 15 U/L

Gula Darah Sewaktu: 130 mg/dl

24 januari 2012

Kiimia Klinik

Natrium : 132 mEq/L

Kalium : 3,2 mEq/L

Kreatinin : 0,8 mg/dl

Ureum : 32 mg/dl

GDS : 193 mg/dl

25 januari 2012

GDS : 304 mg/dl (11.00)

GDS : 90 mg/dl (17.30)

GDS : 300 mg/dl (20.00)

26 januari 2012

GDS :115 mg/dl

Page 6: 84972842 case-luka-bakar

Hb : 14,4 g/dl

Ht :43,2 %

Leukosit : 18.000/mm3

Trombosit : 300.000/mm3

Kimia Klinik

Na ;140 mEq/L

K : 3,9 mEq/L

Amilase : 40 U/L

Lipase : 26 U/L

Kreatinin : 0,8 mg/dl

Ureum ; 26 mg/dl

G2PP : 361 mg/dl (11.00)

G2PP : 261 mg/dl (14.00)

GDS : 304 mg/dl (17.30)

27 januari 2012

GDS : 185mg/dl

Foto Rontgen Thorax PA (23/01/2012)

Kesan : Pembesaran jantung dengan edema paru – elongatio aorta

CT-Scan Kepala (23/01/2012)

Kesan : Tak tampak perdarahan intra serebral, sub dural/epidural, maupun SAE

Tak tanpak fraktur pada tulang kalvarium

Tampak sub galleal hematom ringan di daerah parietoocipital kiri dan parietal

kanan

EKG (20/01/2012)

Page 7: 84972842 case-luka-bakar

Kesan: Q wave di Lead III, dan aVf

Inverted T di Lead II, III. aVf, V1-V6

= Miokard Infark akut di dinding inferior

EKG (21/01/2012)

Page 8: 84972842 case-luka-bakar

Kesan : Normal sinus rhythm

RSR” or QR pattern in V1 suggest right ventricular conduction delay

inferior infarct, age undetermined.

EKG (23/01/2012)

Kesan : Normal sinus rhythm

ST & T wave abnormality, consider anterolateral ischemia.

Foto Pelvis dan Sacral (20/01/2012)

Page 9: 84972842 case-luka-bakar

Besar dan bentuk tulang vertebra lumbalis normal

Tulang vertebra lumbalis 2 tampak memipih da irregular

Kurve vertebra lumbalis agak lurus

Page 10: 84972842 case-luka-bakar

Pedicle normal disci intervertebralis L2-3 menyempit

Tampak osteofit pada vertebra lumbalis

Kesan: curiga fraktur vertebra L2

DD/ proses senilis

Kurve vertebra lumbalis agak lurus, spasme otot?

Pada pelvis tak jelas adanya fraktur.

Foto Vertebra thoracal-lumbalis AP-Lateral (23/01/2012)

Scoliosis Thoracal

Tampak kompresi Lumbal II

Tampak osteofit VL 1-5. Densitasdan trabekular tampak berkurang

Kurve serta aligement normal

Foramen Intervertebralis tidak menyempit

Page 11: 84972842 case-luka-bakar

Tidak tampak Lesi atau Sklerotik yang patologis.

Jaringan Lunak paravertebra dalam batas normal

Kesan : Scoliosis Thoracalis. Kompressi Lumbal II

Foto Thorax PA (23/01/2012)

Kolom udara dalam trachea normal. Aorta Elongation

Cor membesar dengan apex tertanam pada diafragma. Sinus dan diafragmanya normal.

Pulmo : hili kasar

Corakan broncovaskuler bertambah. Fissura minor menebal

Tampak bercak lunak di perihiler paracardial bilateral

Costae: clavicula dan jaringan dinding dada normal

Kesan: Pembesaran jantung dengan edema paru

Echocardiography (24/01/2012)

Chamber: Ventrikel kiri dalam batas normal dengan fungsi sistolik kiri dalam batas normal.

Kalkulasi LVEF adalah 71%, Hipertrofi ventrikel kiri ringan

Tidak ada kelainan gerakan dinding secara regional

Normal ukuran dan fungsi ventrikel kanan

Normal atrium kiri dan kanan.

Katup2: Katup aorta dan tricuspid normal

Katup-katup mitral, tricuspid, dan pulmonal normal

Intak septum intra atrium dan ventrikel

Normal ukuran aorta

Doppler: mitral inflow menunjukkan E<A dengan normal waktu dan durasinya.

Kesimpulan: 1. Normal ukuran ventrikel kiri dengan fungsi sistolik normal, fungsi

diastolic abnormal

2. Hypertrofi ventrikel kiri ringan

Page 12: 84972842 case-luka-bakar

3. Normal ukuran dan fungsi jantung dan fungsi semua katup dalam batas

normal

4. Abnormal inflow ventrikel kiri

DIAGNOSIS KERJA

Combustio Termal Grade II 12% dan Multiple Hematoma

DIAGNOSIS TAMBAHAN

Skoliosis, Fraktur Kompresi L II, DM tipe II, Susp. CAD

PENATALAKSANAAN

Terapi luka bakar:

Wound care: MEBO setiap 4jam pada tanggal 30 januari 2012 MEBO diganti oleh

BUNAZIN karena terdapat jaringan Eschar.

Escharectomy (pasien menolak)

Infus Ringer Laktat 1500 cc/24 jam, tetanus toxoid, tetagam, zypres (4x1dd (0,5ml)), Indur,

Ultracel, Lasartan, Gastridine, Vestein, Kalmetason (2x 2mg), Restor, ceftriaxone (1x2g),

Hexillon, Retaphyl.

KOMPLIKASI

Sepsis, gangguan eektrolit, Disseminated Intravasculer Coagulation

PROGNOSIS

Quo add Vitam : Dubia

Page 13: 84972842 case-luka-bakar

Quo add Functionam : Dubia

Quo add Sanationam : Dubia

RESUME

Pada pasien ini didiagnosis combustio grade II 12%, multipel hematom, skoliosis dan

fraktur kompresi pada L2.

Pasien wanita berumur 81 tahun datang dengan luka bakar pada sisi tubuh sebelah kiri

dan beberapa memar pada daerah muka dan kaki. Pasien sebelumnya jatuh dari tangga sambil

membawa air panas untuk mandi. Pasien tidak ada pingsan, mual dan muntah setelah jatuh.

Pasien juga memiliki riwayat penyakit jantung lebih dari 10 tahun, rajin kontrol ke dokter, pasien

tidak ada riwayat penyakit gula darah.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 80x/menit, isi

cukup, reguler, respirasi 20x/menit, suhu 36,0 0C. Pada pemeriksaan generalis didapatkan

combustio pada daerah kulit di bagian lengan sebelah kiri, bagian badan sebelah kiri, paha kiri

bagian depan dan belakang. Dan juga ada hematom muka, punggung, bokong sebelah kiri, dan

kaki sebelah kiri.

Selain itu pada pemeriksaan mata, leher tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan thorax

didapatkan pulmo pergerakan simetris dengan suara VBS kanan=kiri, ada ronkhi halus pada

kedua lapang paru. Dan pada pemeriksaan jantung bunyi jantung murni reguler terdapat

pembesaran jantung sebelah kanan, tetapi batas atas dan kiri tidak dilakukan perkusi karena

tertutup oleh verban luka. Pada pemeriksaan abdomen, datar, soepel, bising usus normal dan

tidak ada nyeri tekan. Ektremitas tidak ada oedem pada kaki.

Pada pemeriksaan foto thorax didapatkan adanya pembesaran jantung dan oedem paru

disertai elongati aorta. Pada pemeriksaan foto pelvis AP dan lateral didapatkan kesan curiga

kompresi fraktur vert L2 DD/ proses senilis, kurve vertebra lumbalis agak lurus, spasme otot.

Pada pelvis tidak jelas adanya fraktur.

Pada pemeriksaan foto vertevra thorax at lumbal AP dan lateral didapatkan skoliosis

thoracalis dan kompresi fraktur pada lumbal 2. Pemeriksaan laboratorium hemoglobin 11 g/dL,

hematokrit 34,7%, leukosit 7.330/mm3, trombosit 166.000/mm3, hitung jenis didapatkan basofil

0,3%, eosinofil 0,1%, neutrofil batang 0%, neutrofil segmen 78,3%, limfosit 15,8%, monosit

Page 14: 84972842 case-luka-bakar

5,5%. Pemeriksaan kimia klinik SGOT, SGPT, natrium, kalium, kreatinin,ureum normal kecuali

glukosa darah sewaktu 130 mg/dL. Pada pemeriksaan EKG didapatkan hasil Q wave lead III,

aVF, inverted T di lead II,III, aVF, V1-V6.

Pasien diterapi awal dengan infus RL 1500cc/24jam, Zypras 0,5mg 4x1, Ultracet 3x1,

Losartan 1x25 mg, Gastridin 50mg 2x1 amp IV, Vestein 3x1, Kalmetason 2 mg 2x1, Restor

100mg 1x1, Ceftriaxon 1x2 gr, Hexilon 8 mg, Retaphyl 2x1.Terapi untuk diabetes melitus

digunakan novorapid subcutan kemudian diganti dengan levemir 1x164 diberikan malam hari,

kemudian cek glukosa darah setengah jam sebelum makan, apabila glukosa darah 100-129 gr/dL

maka diberikan 84 subkutan, 130-159 gr/dL diberikan 104 subkutan, 160-189 gr/dL diberikan

124 subkutan, 190-219 gr/dL diberikan 144 subkutan, 220-249 gr/dL diberikan 164 subkutan,

80-99 gr/dL diberikan 64 subkutan, dan apabila kurang dari 80 gr/dL tidak diberikan levemir.

Untuk luka bakarnya digunakan MEBO setiap 4jam kemudian timbul eschar dan diusulkan

dokter untuk dilakukan eschorectomy dan pasien menolak. Kemudian terapi diganti dengan

menggunakan burnazin 3x1 yang ditutup dengan kasa yang diberi NaCl 0,9%. Pasien juga

terdapat fraktur dan diusulkan ke dokter ortopedi tetapi pasien juga menolak.

PEMBAHASAN

Pada pasien ini terjadi luka bakar akibat terkena air panas, kelompok dari luka bakar ini

adalah akibat cedera termal.

Cedera termal menyebabkan kerusakan dari sistem pertahan kulit, sehingga terjadi

perubahan permeabilitas kapiler pada lapisan dermis yang menyebabkan ketidak seimbangan

dari proses homeostatis. Ketika suhu meningkat lebih lanjut, denaturasi protein terjadi, radikal

oksigen dibebaskan, dan akhirnya sel-sel mati dengan pembentukan eschar bakar.1Pada pasien

ini mengingat usia pasien yang sudah lanjut usia, sehingga sudah terjadi proses penuaan pada

kulit. Karena proses penuaan tersebut kulit pasien menjadi lebih tipis, sehingga lapisan dermis

yang sangat vaskuler ketebalan lebih tipis jika dibandingkan dengan usia produktif. Selain itu

dilihat dari faktor komorbid yang lain seperti diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit jantung yang

diderita oleh pasien. Defisiensi insulin terjadi pada diabetes mellitus tipe 2 menyebabkan

terhambatnya pertumbuhan sel baru , selain itu pada keadaan hiperglikemik meningkatkan

pembetukan protein plasma yang mengandung gula, seperti fibrinogen, macroglobulin- α2 serta

Page 15: 84972842 case-luka-bakar

faktor pembekuan V-VII. Dengan cara ini viskositas darah mungkin meningkat. Glikosilasi

protein yang terjadi memicu pengendapan kolagen di membrane basalis pembuluh darah,

sehingga menyebabkan mikroangiopati yang dapat memperburuk proses penyembuhan luka

akibat vaskularisasi yang tidak baik.2 Penyakit jantung yang diderita pasien juga merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka. Pada pasien luka bakar berat

integritas mikrovaskuler hilang, dan plasma-seperti kebocoran cairan ke dalam ruang interstisial.

Waktu setelah cedera di mana integritas kapiler dikembalikan bervariasi secara individual.3

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan kadar ureum yang tinggi pada saat

pemeriksaan laboratorium yang pertama, kemudian semakin hari semakin menurun, hal ini dapat

disebabkan karena beberapa faktor, antara lain; 1. Pasien mengkonsumsi makanan yang tinggi

protein pada hari pertama, karena konsumsi makanan belum di tentukan oleh ahli gizi sebelum

masuk rumah sakit., 2. Peningkatan katabolisme protein yang terjadi akibat kompensasi dari luka

bakar yang menyebabkan permeabilitas vaskuler meningkat sehingga protein plasma keluar dari

intravaskuler dan menyebabkan peningkatan katabolisme protein yang tinggi sebagai upaya

kompensasi. 3. Dapat juga disebabkan karena proteolisis akibat defisiensi insulin .

Pasien ini di beri infus ringer laktat karena ringer laktat paling mirip cairan ekstraselular

normal. Memiliki nilai klorida yang seimbang sehingga mencegah potensi untuk terjadinya

asidosis metabolik.4 Kristaloid isotonik mendistribusikan secara merata di antara intravaskular

yang dan interstisial ruang setelah 30 menit hanya 16% dari volume kristaloid diinfus tetap

tinggal di ruang intravaskuler.5 Hal ini tidak diinginkan, terutama dalam membakar-luka pasien

di mana hal ini dapat memperburuk edema jaringan dan meningkatkan difusi jarak jauh dalam

jaringan, sehingga jaringan kompromi perfusi. Ada juga bukti yang meyakinkan bahwa kristaloid

memiliki pengaruh besar pada koagulasi. Tiga terakhir Studi telah menunjukkan bahwa dalam

dilusi vivo dengan kristaloid mengakibatkan keadaan hypercoaguable, dan satu studi lebih

lanjut telah menunjukkan bahwa ini adalah independen dari jenis kristaloid digunakan.6

Sebagaimana akan dibahas kemudian, ada juga kekhawatiran tentang kristaloid isotonik

memiliki pengaruh pada respon imunologi terhadap luka bakar. Meskipun kekhawatiran tentang

penggunaan kristaloid isotonik, survei terbaru dari praktek di Inggris dan Irlandia dilaporkan

bahwa 76% dari unit luka bakar dewasa menggunakan solusi Hartmann untuk resusitasi pasien

luka bakar mereka.7 Ringer Laktat, yang komposisinya sama dengan larutan Hartmann adalah

dominan membakar cairan resusitasi di AS.4

Page 16: 84972842 case-luka-bakar

Resusitasi cairan yang diberikan menurut Parkland dengan luas luka bakar ± 12% adalah

sebanyak 2448 cc ringer laktat dalam 24 jam pertama. Pada 24 jam kedua ringer laktat diberikan

sebanyak 20-60% dari estimate plasma volume yang disertai dengan pemberian cairan koloid

dengan pemantauan output urine 30ml/jam. Sedangkan jika dibandingkan dengan menggunakan

rumus Evan Broke, dengan pemberian Nacl/ 24 jam pada pasien ini adalah 612 cc dan

pemberian cairan plasma 612 cc, pemberian dextrose 5%/24 jam adalah 2000 cc, jadi jumlah

cairan sehari-hari diberikan 3224 cc, separuh darih jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama,

(1600 cc) kemudian diberikan dalam 16 jam berikutnya (1600cc). Pada hari kedua diberikan

setengah jumlah cairan dari jumlah cairan di hari pertama, yaitu 1600cc/24 jam, dan pada hari

ketiga diberi setengah jumlah cairan dari hari kedua, yaitu 800cc/24 jam. Pemberian resusitasi

cairan menurut Evan Broke disertai dengan pemamtauan jumlah urin (0,5-1cc/kgBB/ jam =

50cc/jam). Faktor-faktor yang membantu memprediksi pasien untuk mencapai resusitasi yang

cukup dengan menggunakan rumus Brooke yang dimodifikasi. Sekelompok Kanada yang

menemukan bahwa resusitasi volume 24-jam adalah 6,7 ±2,8 ml / kg / % Luka Bakar, secara

signifikan lebih besar pada 84% pasien.8

Kebutuhan kalori yang dibutuhkan pada pasien ini jika menggunakan formula curreri,

adalah yang terdiri dari 60-65 % karbohidrat, yaitu 1365 kcal, protein 23-25% yaitu 569 kcal

(dalam pembulatan, dan kebutuhan lemak 5-15%, yaitu 341 kcal (dalam pembulatan), jadi total

kebutuhan kalori yang dibutuhkan oleh pasien perhari adalah 2275 kcal. Namun mengingat

pasien tersebut memiliki penyakit diabetes mellitus tipe II, menurut rumus brocca pasien tersebut

membutuhkan 1750 kalori/hari, dengan distribusi makanan karbohidrat 60% (1050 kalori),

protein 20% (350 kalori), lemak 20% (350 kalori). Makanan tersebut dibagi dalam 3 porsi besar

untuk makan pagi (20%), makan siang (30%), makan malam (25%) serta 2-3 porsi makanan

ringan diantara makanan besar.9

Penanganan luka bakar pada pasien ini adalah telah dilakukan debridement, setelah

beberapa hari timbul jaringan eschar pada pasien sehingga harus dilakukan escharectomy.

Escharectomy melibatkan operasi pengangkatan eschar akibat dari luka bakar termal.

Hal ini dapat digunakan pada luka bakar yang tebal dan dalam.. Dengan penanganan

escharectomy awal, jaringan nekrotik berubah menjadi lesi bedah, sehingga mengurangi faktor-

faktor kimia peradangan, menurunkan kadar asam laktat, dan menekan aktivitas dan proliferasi

fibroblas. Namun pada pasien ini menolak untuk dilakukannya escharectomy, alternative lain

Page 17: 84972842 case-luka-bakar

saat ini yang mungkin dapat disarankan adalah hanya perawatan luka sementara untuk mencegah

perluasan infeksi dan mengurangi jaringan eschar dengan menggunakan obat-obatan seperti

MEBO atau BUNAZIN. Herbal sebagai alternative juga dapat digunakan, misalnya penggunaan

madu yang dapat bekerja sebagai agen debridement karena aktivitas proteolitik dapat

menghilangkan jaringan nekrotik dan eschar melalui facilitating autolytic debridement.10

Pada luka bakar biasanya mengalami strees ulcer sehingga untuk pencegahannya

diberikan gastridin dimana mengandung ranitidin, derivat aminoalkilfuran, efektif untuk tukak

lambung, usus dan pada keadaan lain yang sehubungan dengan sekresi asam lambung yang

berlebihan.

Kemudian untuk mengurangi kecemasan atau gangguan tidur pada pasien ini karena luka

bakarnya diberikan zypraz yang mengandung aprazolam golongan obat benzodiazepin.

Ceftriaxon diberikan pada pasien ini karena terdapat luka bakar terbuka sehingga

mencegah terjadinya infeksi yang dapat memperberat kondisi pasien dan pemulihan luka.

Pada pasien ini diberikan vestein berisi erdostein 300mg merupakan antioksidan dan obat

mukolitik tetapi pada pasien ini tidak didapatkan keluhan batuk berdahak.

Luka bakar menyebabkan rasa nyeri pada pasien untuk mengurangi diberikan obat

ultracet yang berisi tramadol HCL 37,5mg dan acetaminophen 325mg yang merupakan obat

jangka pendek untuk nyeri akut sedang sampai berat. Selain menyebabkan nyeri, luka bakar

merupakan proses inflamasi sehingga diberikan kalmetason yang merupakan kortikosteroid, pada

terapi awal diberikan secara IV kemudian setelah beberapa hari pasien diganti secara oral dengan

menggunakan obat hexilon 8mg yang berisi metilprednisolon diberikan 4kali sehari kemudian

diturunkan sampai mencapai dosis efektif yang akan merupakan sebagai dosis pemeliharaan.

Pasien juga diberikan terapi restor yang merupakan aspirin untuk mencegah terjadinya

agregasi trombosit. Sedangkan retaphyl berisi theophyllin / teofilin etilendiamin 300mg yang

biasa digunakan untuk terapi asma bronkhial tetapi pada pasien ini tidak terdapat riwayat asma,

walaupun pada pemeriksaan radiologi didapatkan oedem paru sehingga pasien merasa sesak

napas.

Pasien ini selain memiliki riwayat penyakit jantung ternyata pada saat pemeriksaan

laboratorium didapatkan diabetes militus tipe 2, untuk menurunkan glukosa darah pasien diterapi

dengan menggunakan novorapid subkutan karena pasien kurus dan sedang mengalami luka bakar

sehingga kemungkinan ada infeksi. Tetapi setelah pemberian novorapid tidak terdapat perubahan

Page 18: 84972842 case-luka-bakar

sehingga diganti dengan terapi levemir 1x164 (malam hari) yang kemudian diperiksa glukosa

darah setengah jam sebelum makan, diharapkan glukosa darah stabil karena levemir merupakan

insulin bekerja jangka panjang 24jam didalam darah sehingga dapat mengontrol glukosa dalam

darah.

Terapi luka bakar awal diberikan MEBO, yang merupakan obat herbal yang berasal dari

cina, yang merupakan salep berisi minyak wijen dan lilin lebah, dikombinasikan dengan berbagai

jenis herbal yang mengandung 18 asam amino, 4 asam lemak, 7 polisakarida, vitamin dan

elemen mineral, serta substansi aktif beta sitoserol 0,25%. Dengan kombinasi ini sehingga dapat

meningkatkan proses re-epitelisasi, dan mempermudah pengelupasan jaringan nekrotik melalui

mekanisme drainase. Tetapi pada pasien ini, kolagen dan pembentukan epitelisasi lambat karena

usia pasien sudah tua sehingga lebih cepat pertumbuhan eschar. Oleh karena itu perlu dilakukan

escharectomy agar luka cepat sembuh, tetapi pasien menolak, akhirnya agar salep dapat

menembus eschar diganti dengan obat burnazin yang berisi silver sulfadiazine, obat antimikroba

topikal yang diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan sepsis luka pada pasien tingkat

luka bakar kedua dan ketiga. Kemudian ditutup dengan kasa basah NaCl 0,9% agar salep tidak

cepat menguap.

Pada pemeriksaan penunjang radiologi didapatkan fraktur kompresi pada pasien ini

diakibatkan berat beban melebihi kemampuan vertebra dalam menopang beban tersebut, pada

pasien ini jatuh saat membawa air panas untuk mandi, jatuh terpeleset dan tulang tidak mampu

menopang berat badan karena umur pasien yang sudah lanjut usia sehingga ada proses

osteoporosis. Setiap tahun sekitar 700.000 insidensi di Ameika Serikat, dimana prevalensinya

meningkat 25% pada wanita yang berumur diatas 50 tahun. Satu dari dua wanita dan satu dari

empat laki-laki berumur lebih dari 50 tahun menderita osteoporosis berhubungan dengan fraktur.

Pada pasien ini apabila terdapat nyeri dapat diberikan kalsitonin secara subkutan, intranasal, atau

perrektal mempunyai efek analgetik pada fraktur kompresi yang disebabkan oleh osteoporosis

dan pasien dengan nyeri tulang akibat metastasis. Aktifitas analgetik dari calcitonin yaitu dengan

meningkatkan kadar endorphins dalam plasma. Penelitian Yoshimura dan Lyritis dan Trovas

menunjukkan bahwa kalsitonin bekerja melalui reseptor-reseptor serotonergik pada medulla

spinalis. Pada fraktur kompresi vertebra yang disebabkan oleh osteoporosis, Kalsitonin juga

menghambat fungsi dari osteoklast, sehingga mencegah terjadinya penyerapan tulangSedangkan

Page 19: 84972842 case-luka-bakar

skoliosis berhubungan dengan usia tua, atau karena kekurangan mineral kalsium sehingga terjadi

perubahan bentuk pada tulang belakang.11

Terapi non operatif untuk pasien ini karena menolak dikonsultasikan ke dokter ortopedi,

langkah awal yang dapat dilakukan adalah menggunakan bracing yang dapat digunakan segera

tetapi harganya mahal dan hanya bersifat konservatif. Untuk mencegah terjadinya fraktur

tambahan penting dilakukan evaluasi dan pegobatan osteoporosis merupakan bagian yang

penting dalam penatalaksaan fraktur kompresi vertebra. Sebagian besar pasien dengan fraktur

akibat osteoporosis akut harus diberikan terapi osteoporosis secara agresif. Pemeriksaan bone

densitometry sebaiknya dilakukan pada pasien dengan frkatur kompresi dan sebelumnya diguga

mengalami kehilangan massa tulang.12

Skoliosis pada pasien ini bisa menyebabkan jantung sulit memompa darah dan kesulitan

bernapas diakibatkan tulang costa dapat menekan organ tersebut. Untuk penanganan pada pasien

ini juga berhubungan dengan fraktur kompresi yaitu menggunakan bracing. Dan disarankan

untuk melakukan olahraga streching yang mengarah berlawanan dengan kemiringan vertebra.

Hal ini lebih baik dilakukan dengan pengawasan dokter ortopedi.

Page 20: 84972842 case-luka-bakar

DAFTAR PUSTAKA

1. Moritz, A. R., and F. C. Heuriquez. 1947. Studies of thermal injury. II. The relative impor-

tance of time and surface temperature in the causation of cutaneous burns. Am. J. Pathol.

23:695-720.

2. Sibernagi, S, 2007. Teks dan atlas bewarna patofisiologi. ECG: Jakarta. Hal 288-90.

3. Alexander, J. W. 1990. Mechanism of immunologic suppression in burn injury. J. Trauma

30:S70-S75. [PubMed]

4. Fakhry SM, Alexander J, Smith D, Meyer AA, Peterson HD. Regional and institutional varia-

tion in burn care. J Burn Care Rehabil 1995;16:86–90.

5. Muir IA, Barclay TL. Burns and their treatment. Chicago: Year Book Medical Publishers;

1974.

6. Goodwin CW, Dorethy J, Lam V, Pruitt Jr BA. Randomized trial of efficacy of crystalloid and

colloid resuscitation on hemodynamic response and lung water following thermal injury. Ann

Surg 1983;197(5):520–31.

Page 21: 84972842 case-luka-bakar

7. Baker RHJ, Akhavani MA, Jallali N. Resuscitation of thermal injuries in the United Kingdom

and Ireland. J Plast Reconstr Aesthet Surg 2007;60:682–5.

8. Cartotto RC, Innes M, Musgrave MA, Gomez M, Cooper AB. How well does the Parkland

formula estimate actual fluid resuscitation volumes? J Burn Care Rehabil 2002;23:258–65.

9. Yunir M, 2007. Ilmu penyakit dalam: terapi non farmakologis diabetes mellitus tipe 2. ECG:

Jakarta.hal 1563-64.

10. http://dmes.com/Debridement_of_Wounds_with_Honey_Molan.pdf. diunduh 1 febuari

2012

11. Brunton Stephen, et al, (2005). Vertebral compression fractures in primary care. The Journal

of Family Practice. Disitasi pada tanggal 26 april 2010 dari :

http://www.jfponline.com/uploadedFiles/Journal_Site_Files/Journal_of_Family_Practice/

supplement_archive/VCF_0905.pdf

12. Mazanec Daniel J, et. Al, 2003. Vertebral Compression Fracture : Manage aggressively to

Prevent sequel. Cleveland clinic Journal of Medicine.:

http://www.ccjm.org/content/70/2/147.full.pdf

Homework Help https://www.homeworkping.com/ Math homework helphttps://www.homeworkping.com/ Research Paper helphttps://www.homeworkping.com/ Algebra Helphttps://www.homeworkping.com/ Calculus Helphttps://www.homeworkping.com/

Page 22: 84972842 case-luka-bakar

Accounting helphttps://www.homeworkping.com/ Paper Helphttps://www.homeworkping.com/ Writing Helphttps://www.homeworkping.com/ Online Tutorhttps://www.homeworkping.com/ Online Tutoringhttps://www.homeworkping.com/