ikm-jun2005- (1)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 ikm-jun2005- (1)

    1/6

    1

    HHHAAASSSIIILLLPPPEEENNNEEELLLIIITTTIIIAAANNN

    DETERMINAN KEJADIAN STROKE PADA PENDERITA RAWAT

    INAP RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

    Fazidah Aguslina Siregar

    Departemen EpidemiologiFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

    Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155

    ABSTRACT

    Stroke is one of the mayor causes of morbidity and death. The aim of this study to

    identify risk factors related to the occurrence of stroke among patient treated in Adam

    Malik hospital. This study was case control study. Cases were all newly patientstreated in neurology ward, conscious and participation in study. Control were all

    newly elective surgery inpatients treated in surgery ward and all newly non stroke

    inpatients treated in neurology. Sample size was 110 (55 cases and 55 controls). Data

    was analyzed using logistic regression. Result: one hundreds ten subjects, 21,8 % are

    68-73 years old, 56,4% are male, 58,2% are Tapanuli, 19,1% overweight, 18,2% have

    family history, 43,6% smoking, 9,0% alcohol consumption, 7,3% fat intake >30,0% of

    total calorie, 53,6% hypertension, 5,45% diabetes mellitus. After analyzed using

    logistic regression, risk factors of stroke occurrence were age (p =0,043, OR: 9,451),

    smoking (p= 0,038, OR: 11,381) and hypertension (p = 0,000, OR: 96,155).

    Conclusion: age, smoking and hypertension are strong risk factors of stroke

    occurrence. It suggested that promotion about health life style must be done so that

    people can applied in daily and monitoring blood pressure by regular check up.

    Keywords:Stroke, Determinants

    PENDAHULUAN

    Stroke dengan insiden cenderung

    meningkat dan dapat menyebabkan kematian

    dalam waktu singkat ataupun kecacatan seumur

    hidup, telah menjadi salah satu masalah

    kesehatan masyarakat yang semakin mendapat

    perhatian dewasa ini (Adam RD, 1993). Dariseluruh penyebab kematian, stroke menduduki

    urutan ketiga setelah penyakit jantung dan

    kanker. Di Amerika diperkirakan sekitar

    750.000 orang menderita stroke setiap tahun dan

    160 orang di antaranya meninggal (CFR 21,3%)

    (Gorelick PB, 2000). Stroke juga penyebab

    kecacatan fisik maupun mental pada usia

    produktif dan usia lanjut yang berdampak pada

    sosio ekonomi. Untuk setiap 100 yang selamat,

    10 mampu untuk kembali bekerja tanpa

    kecacatan, 30 mengalami kecacatan residual

    ringan, 50 mengalami kecacatan lebih berat

    yang membutuhkan perawatan khusus di rumah

    dan 10 membutuhkan perawatan institusional

    permanen (Wibowo, 1999).

    Menurut Survai Kesehatan Rumah

    Tangga (SKRT) 1995, stroke merupakan

    penyebab kematian dan kecacatan utama di

    Indonesia. Data stroke secara akurat dan lengkap

    belum ada, namun diperkirakan insiden strokecenderung meningkat seiring meningkatnya

    umur harapan hidup dan penyakit yang

    merupakan faktor risiko stroke. Penelitian

    Lamsuddin dkk., 1998 di Yogyakarta

    mendapatkan proporsi morbiditas stroke di

    rumah sakit tahun 1991 menunjukkan

    kecenderungan meningkat 2 kali lipat (1,79

    per 100 penderita) dibandingkan dengan laporan

    penelitian sebelumnya pada tahun 1989 (0,96

    per 100 penderita) (Sjahrir, 2003).

    Di rumah sakit Haji Adam Malik

    Medan, stroke termasuk dalam sepuluh penyakit

  • 7/25/2019 ikm-jun2005- (1)

    2/6

    DeterminanKejadianStrokepadaPenderitaRawatInap(16)

    FazidahAguslinaSiregar

    2

    terbanyak di bagian neurologi. Angka kejadian

    stroke cenderung meningkat, pada tahun1994

    dirawat 170 penderita, tahun 1998 dirawat 197

    penderita, tahun 1999 dirawat 216 penderita dan

    tahun 2000 dirawat 243 penderita. Angka

    kematian (case fatality rate) juga mengalami

    peningkatan dari 14,2% pada tahun 1998

    menjadi 15,8% pada tahun 1999 dan 16,05%

    pada tahun 2000.

    Penyebab stroke kompleks. Penelitian

    prospektif mengidentifikasi berbagai faktor

    sebagai faktor risiko stroke. Faktor risiko

    tersebut ada yang dapat dimodifikasi seperti

    hipertensi, diabetes, hiperkolesterolemia, gaya

    hidup dan ada yang tidak dapat dimodifikasi

    seperti umur, jenis kelamin, genetik.

    Pemahaman faktor risiko bermanfaat dalammenurunkan morbiditas dan mortalitas stroke

    (Sjahrir, 2003).

    Insiden stroke masih tinggi, sedangkan

    upaya penanggulangan terbatas, untuk

    mengendalikan insiden yang cenderung

    meningkat perlu upaya prevensi primer berupa

    identifikasi dan pengendalian faktor risiko pada

    orang yang berisiko terkena stroke agar dapat

    mencapai usia lanjut tanpa invalid (Mardjono,

    1998).

    Berdasarkan hal di atas, maka penelitian

    untuk mengetahui determinan terjadinya strokepada penderita rawat inap rumah sakit perlu

    dilakukan, khususnya dalam memberikan

    masukan upaya penanggulangan stroke.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian epidemiologi analitik

    observasional dengan desain kasus kontrol,

    dilakukan Januari-Februari 2002 di Rumah sakit

    Haji Adam Malik Medan. Sampel terdiri dari

    kasus dan kontrol. Kasus adalah pasien baru

    stroke yang dirawat di bangsal neurologi,sedangkan sampel adalah penderita baru non

    stroke yang dirawat di bangsal neurologi dan

    penderita baru bedah elektif non trauma yang

    dirawat di bangsal bedah. Besar sampel adalah

    110 serta perbandingan kasus dan kontrol 1 : 1.

    Data dikumpulkan adalah data primer dan data

    sekunder. Data primer melalui wawancara

    menggunakan kuesioner untuk mengetahui

    asupan lemak, dan pengukuran berat badan dan

    tinggi badan untuk mengetahui status gizi. Data

    dianalisis tabulasi silang dengan epi info release

    6 dan dilanjutkan analisis regresi logistik ganda.

    HASILPENELITIAN

    A. Deskripsi responden

    Pada Tabel 1, berikut dapat dilihat bahwa

    dari 110 responden dalam studi ini, proporsi

    kasus terbesar pada kelompok umur 45 tahun

    (89,1%), sedangkan pada kelompok kontrol

    proporsi umur 30 % total kalori

    hanya dijumpai pada 7,3 % kelompok kasus dan

    3,6% kelompok kontrol. Sebagian besar

    kelompok kasus dan kontrol mempunyai status

    gizi kurang/normal, sedangkan kegemukan

    dijumpai hanya pada 27,2% kasus dan 11,0%

    kontrol. Sebagian besar kasus mempunyai

    riwayat hipertensi (90,9%), sedangkan kontrol

    hanya 16,4% mempunyai riwayat hipertensi.

    Sebagian besar kelompok kasus dan kontrol

    tidak mempunyai riwayat diabetes mellitus,

    hanya 16,4% kelompok kasus dan 5,5%

    kelompok kontrol mempunyai riwayat diabetes

    mellitus.

    B. Analisis tabulasi silang

    Dari hasil tabulasi silang dari beberapa

    faktor risiko terjadinya stroke didapatkan

    variabel yang signifikan terhadap terjadinya

    stroke adalah: umur, suku, riwayat keluarga,

    kebiasaan merokok, status gizi dan hipertensi.

    Risiko terjadinya stroke pada

  • 7/25/2019 ikm-jun2005- (1)

    3/6

    DeterminanKejadianStrokepadaPenderitaRawatInap(16)

    FazidahAguslinaSiregar

    3

    Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan faktor risiko

    No VariabelResponden

    JumlahStroke Non Stroke

    1.Umur : 30% total

    kalori

    51(92,7%)4(7,3%)

    53(96,4%)2(3,6%)

    104(94,5%)6(5,5%)

    8 Status gizi: Kurang/normalGemuk

    40(72,8%)15(27,2%)

    49(89,0%)6(11,0%)

    89(80,9%)21(19,1%)

    9Riwayat hipertensi: Ada

    Tidak ada50(90,9%)

    5(9,1%)9(16,4%)

    46(83,6%)59(53,6%)51(46,4%)

    10Riwayat DM: Ada

    Tidak ada9(16,4%)

    46(83,6%)3(5,5% )

    52(94,5%)12(11,0 %)98(89,0 %)

    Tabel 2. Hasil analisis tabulasi silang beberapa faktor risiko kejadian Stroke

    Variabel P OR 95 % CI

    Umur 0,0000137 7,88 2,67 24,39

    Jenis kelamin 0,125 1,815 0,79-4,19

    Suku 0,021 2,493 1,07-5,87

    Riwayat keluarga 0,0005 7,75 2,00-43,43Kebiasaan merokok 0,0005 4,00 1,67-9,70

    Konsumsi alkohol 0,215 1,00 0,23 4,3

    Asupan lemak 0,4032 2,08 0,31- 17,91

    Status gizi / kegemukan 0,029 3,06 0,99- 9,84

    Hipertensi 0,00000 51,11 14,35 199,93

    Diabetes melitus 0,067 3,39 0,78 20,42

    Tabel 3. Analisis tabulasi silang hubungan paparan 3 kategori umur dengan terjadinya stroke

    Kelompok umurKasus Kontrol O

    R95 % CI

    n % N %

    65-85 tahun 26 47,3 8 14,5 14,63 11,58-18,48

    45-64 tahun 23 41,8 20 36,4 5,17 3,66-7,30

    20-44 tahun 6 27 49,1 1,0

    2 (mh) for trend = 22,498 p = 0,00000

    Tabel 4. Analisis tabulasi silang hubungan kategori berobat dengan terjadinya stroke

    BerobatKasus Kontrol

    OR 95 % CIn % n %

    TidakTeratur 45 90,0 3 33,318 2,63-136,15

    Teratur 5 10,0 6 66,7

    kelompok umur 45 tahun 7,88 kali

    dibandingkan kelompok umur

  • 7/25/2019 ikm-jun2005- (1)

    4/6

    DeterminanKejadianStrokepadaPenderitaRawatInap(16)

    FazidahAguslinaSiregar

    4

    kelompok umur 20-44 tahun. Risiko terkena

    stroke pada kelompok umur 65-85 tahun 14,63

    kali dan pada kelompok umur 45-64 tahun 5,17

    kali dibandingkan kelompok umur 20-44 tahun.

    Risiko terjadinya stroke pada suku

    tapanuli hampir 2,5 kali dibandingkan suku non

    tapanuli. Risiko terjadinya stroke pada yang

    mempunyai riwayat keluarga 7,75 kali

    dibandingkan yang tidak mempunyai riwayat

    keluarga. Risiko terjadinya stroke pada yang

    merokok 4 kali dibandingkan yang tidak

    merokok. Risiko terjadinya stroke pada status

    gizi gemuk 3,06 kali dibandingkan yang status

    gizi kurang/normal.

    Risiko terjadinya stroke pada yang

    mempunyai riwayat hipertensi 51,11 kali

    dibandingkan yang tidak hipertensi. Risikoterjadinya stroke pada penderita hipertensi yang

    berobat tidak teratur 18 kali dibandingkan

    dengan penderita hipertensi yang berobat secara

    teratur (Tabel 4).

    C. Analisis regresi logistik multivariat

    Untuk mengetahui pengaruh beberapa

    variabel secara bersamaan terhadap terjadinya

    stroke dilakukan analisis multivariat dan

    variabel yang dianalisis adalah: umur, suku,

    riwayat keluarga, kebiasaan merokok, status gizi

    dan hipertensi. Dari seluruh variabel yangdianalisis secara bersama dengan menggunakan

    analisis multivariat regresi logistik dengan

    metode Backward didapatkan variabel yang

    signifikan terhadap terjadinya stroke adalah

    umur, kebiasaan merokok dan hipertensi (p 30,0% total kalori dan

    kemungkinan adanya bias ingatan saat recallmakanan.

    Kegemukan berperan dalam

    pembentukan aterogenesis dan meningkatkan

    risiko stroke. Pada analisis tabulasi silang

    didapat ada hubungan kegemukan dengan

    terjadinya stroke dengan OR: 3,06, namun

    setelah dianalisis secara multivariat variabel

    kegemukan menjadi tidak bermakna .

    Hipertensi merupakan faktor risiko

    penting baik pada stroke iskemik maupun stroke

    perdarahan. Studi epidemiologi mendapatkan

    risiko stroke pada penderita hipertensi 4-6 kalidibanding yang normotensi. Pada penelitian ini

    90,9% penderita stroke mempunyai riwayat

    hipertensi dan dari tabulasi silang didapat ada

    hubungan hipertensi dengan terjadinya stroke

    dengan OR = 51,11. Risiko terjadinya stroke

    pada pnderita hipertensi 51,11 kali dibandingkan

    dengan yang tidak menderita hipertensi .

    Hipertensi termasuk faktor risiko yang dapat

    dikendalikan sehingga tidak terjadi stroke. Pada

    penelitian ini didapat 50 orang (90,9%) kasus

    stroke dengan riwayat hipertensi dan hanya 5

    orang (10,0%) yang berobat teratur dan 45 orang(90,0%) berobat secara tidak teratur. Dari

    analisis tabulasi silang didapat risiko terkena

    stroke pada penderita hipertensi yang berobat

    tidak teratur adalah 18 kali dibandingkan dengan

    yang berobat secara teratur. Dapat disimpulkan

    pengobatan hipertensi secara teratur dapat

    menurunkan risiko stroke. Dari analisis

    multivariat didapat variabel hipertensi tetap

    bermakna, dengan demikian turut berpengaruh

    terhadap terjadinya stroke.

    Diabetes mellitus juga merupakan faktor

    risiko stroke tetapi tidak sekuat hipertensi .Risiko stroke pada penderita diabetes tergantung

    jenis, keparahan dan lama menderita. Risiko

    terkena stroke pada penderita diabetes 2-4 kali

    diabnding non diabetes. Dari analisis tabulasi

    silang tidak ada hubungan diabetes dengan

    terjadinya stroke. Hal ini dimungkinkan karena

    penderita stroke dengan riwayat diabetes hanya

    9 orang (16,4%).

  • 7/25/2019 ikm-jun2005- (1)

    6/6

    DeterminanKejadianStrokepadaPenderitaRawatInap(16)

    FazidahAguslinaSiregar

    6

    KESIMPULAN

    1.

    Sebagian besar penderita stroke berumur >

    45 tahun (89,1%), pria (63,6%), suku

    Tapanuli (69,1%), tidak ada riwayatkeluarga (69%), mempunyai kebiasaan

    merokok (60,0%), tidak mengkonsumsi

    alkohol (91,0%), asupan lemak 30% total

    kalori (92,7%), status gizi tidak gemuk

    (72,7%), mempunyai riwayat hipertensi

    (90,9%) dan tidak mempunyai riwayat

    diabetes mellitus (83,6%)

    2. Umur, kebiasaan merokok dan adanya

    riwayat hipertensi mempunyai pengaruh

    terhadap kejadian stroke pada penderita

    rawat inap di RSUP Haji Adam malik

    Medan

    SARAN

    Dalam upaya menurunkan insiden

    stroke perlu ditingkatkan promosi kesehatan dan

    penerapan perilaku hidup sehat dalam kehidupan

    sehari-hari serta melakukan pemeriksaan

    tekanan darah secara teratur.

    KEPUSTAKAAN

    Adam RD, Victor M, 1993. Principles ofNeurology, 5

    thed. New York: Mc Graw

    Hill.

    Ahmad H, 1999. Diabetes Melitus dan Stroke,

    Mekanisme dan Penatalak-sanaan

    Umum. Stroke Manajemen

    Komprehensif. Berita Kedokteran

    Masyarakat. Vol XV. No. 2: 4346.

    Caplan LR, 2000. Stroke: A Clinical Approach.

    3rd

    ed. Boston. Butterworth Heinemann,

    pp 1-7

    Departemen Kesehatan RI, 1995. Survai

    Kesehatan Rumah Tangga. 1995.

    Jakarta

    Gorelick PB, 2000.Neurology Up Date: Stroke.

    From AAN Sylabus: 97 113.

    Jamrozik K, Broadhurst R J, 1994. The Role of

    Life Style Factors In The Etiology of

    Stroke. Stroke. Vol. 25. No. 1: 51-59

    Lemeshow S, David WH, Jenelle K, Stephen KI,

    1997. Besar Sampel Dalam Penelitian

    Kesehatan. Diterjemahkan Pramono D.

    Yogyakarta. UGM Press. Hlm: 21-26

    Lamsuddin R, 2000. Pengendalian Hipertensi

    sebagai Faktor Risiko Stroke danManajemen Hipertensi Pada Penderita

    Stroke Akut. Berkala Neuro Sains.

    Vol. I. No. 3: 127 -131

    Mardjono, 1998. Pedoman dalam Manajemen

    Stroke. Manajemen Stroke Mutakhir.

    Berita Kedokteran Masyarakat. Vol.

    XIV. No. 1: 1-7

    Sjahrir, 2003. Stroke Iskemik. Yandhira Agung.

    Sacco RL, Bernadette BA, 2001. Stroke Risk

    Factors: Identification and Modification

    In Stroke Therapy. 2 nd ed. Boston.

    Butterworth- Heinemann, pp1-17.Wibowo S, 1999. Upaya Pencegahan Stroke:

    Berbagai Faktor Yang Dapat

    Mempengaruhi Ketaatan Berobat

    Pasien. Manajemen Stroke Mutakhir.

    Berita Kedokteran Masyarakat. Vol.

    XV. No. 2: 85-91