15
BLOK IKM DERAJAT KESEHATAN Tutor Dr. Tena Dj Kelompok PBL 13 Agnes Ashianti 2011-060-180 Narbiyan Tedyanto 2011-060-181 Stephen Chonardo 2011-060-182 Agnes Theodora 2011-060-201 Anastasia Limanto 2011-060-202 Michael 2011-060-203 Christiandi Budiman 2011-060-206 Billy Sugiarto 2011-060-223 John Justinus 2011-060-224 Richard Firmansyah 2011-060-225 Yenni Putra 2011-060-226 Heinz Purwadi 2011-060-241 Maria Gritce 2011-060-243 Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta

PBL IKM 7.4

Embed Size (px)

Citation preview

BLOK IKM DERAJAT KESEHATAN

Tutor Dr. Tena Dj

Kelompok PBL 13 Agnes Ashianti Narbiyan Tedyanto Stephen Chonardo Agnes Theodora Anastasia Limanto Michael Christiandi Budiman Billy Sugiarto John Justinus Richard Firmansyah Yenni Putra Heinz Purwadi Maria Gritce 2011-060-180 2011-060-181 2011-060-182 2011-060-201 2011-060-202 2011-060-203 2011-060-206 2011-060-223 2011-060-224 2011-060-225 2011-060-226 2011-060-241 2011-060-243

Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta

2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia-Nya lah, maka laporan PBL ini dapat diselesaikan dengan baik dan dapat dikumpulkan tepat pada waktunya. Kami juga berterima kasih kepada dosen yang telah mendampingi kami ketika melakukan diskusi sehingga kami dapat meningkatkan dan mengembangkan wawasan kami serta mengembangkan kemampuan kami. Rasa terima kasih kami haturkan pula kepada orang tua kami yang telah mendukung kami baik secara material maupun secara spiritual sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Serta teman-teman kami yang telah memberikan dukungan kepada kami. Juga kepada diri kami masing-masing yang telah konsisten dalam mengerjakan tugas ini. Dalam laporan PBL ini kami membahas tentang derajat kesehatan. Mulai dari definisi derajat kesehatan, indikator, prevalensi di Indonesia, dan program-program yang dilakukan oleh pemerintah. Akhir kata, semoga laporan PBL ini dapat menambah wawasan tentang derajat kesehatan. Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan laporan ini , namun tiada gading yang tak retak, demikian juga dengan laporan ini. Maka kami minta maaf apabila ada kesalahan yang tidak sengaja kami lakukan. Kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan kami di masa yang akan datang.

Jakarta, 20 Mei 2012

Kelompok PBL 13

1

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR................................................................................................................1 DAFTAR ISI..............................................................................................................................2 BAB I 1.1 1.2 PENDAHULUAN Latar Belakang...........................................................................................3 Skenario PBL.................................................................................................................3

BAB II HASIL DISKUSI 2.1 Hasil Diskusi Skenario PBL...........................................................................................4

2.1.1 Clarify unfamiliar terms.................................................................................................4 2.1.2 Define the problems.......................................................................................................4 2.1.3 Brainstorm......................................................................................................................4 2.1.4 Analyzing the problem ..................................................................................................7 2.1.5 Arrange learning objectives............................................................................................7 2.1.6 Gather information and private study.............................................................................6 2.1.7 Share the results of information.....................................................................................6

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 3.2 Kesimpulan..................................................................................................................22 Saran............................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23

2

BAB I Pendahuluan

1.1

Latar Belakang Derajat kesehatan merupakan sesuatu indikator kesehatan di suatu wilayah. Derajat kesehatan menunjukkan keberhasilan suatu wilayah dalam upaya

kesehatannya. Sehingga dapat menjadi contoh bagi wilayah lain untuk memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik.

1.2

Skenario Diskusi PBL Amin adalah seorang dokter yang bekerja sebagai kepala Dinas Kesehatan Propinsi X. Ia diminta menghadap Bupati untuk menjelaskan permasalahan di wilayah kerjanya. Bupati ingin mendengarkan pemaparan dokter Amin tentang masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya. Di dalam pemaparannya dokter Amin diminta menjelaskan cara untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat propinsi X tersebut.

3

BAB II Hasil Diskusi

2.1

Hasil Diskusi Skenario PBL Proses diskusi Problem Based Learning (PBL) menggunakan langkah-langkah yang dikenal dengan Seven Jumps from Schdmit. Berikut di bawah ini adalah langkahlangkah yang kami terapkan dalam proses diskusi PBL.

2.1.1. Clarify unfamiliar terms Derajat kesehatan: tingkat kesehatan, penyakit yang ada 2.1.2. Define the Problems 2.1.2.1. Bagaimana keadaan derajat kesehatan di Indonesia, prevalensi, dan masalah kesehatan yang biasa terjadi di masyarakat? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi derajat kesehatan suatu masyarakat? 2.1.2.2. Bagaimana cara mengukur derajat kesehatan? 2.1.2.3. Apakah indikator dan tingkatan untuk derajat kesehatan? 2.1.2.4. Apa saja tugas dinas kesehatan berkaitan dengan derajat kesehatan? 2.1.2.5. Bagaimana penganggulangan terhadap masalah kesehatan yang ada dan apa peran bupati dalam penanggulangan tersebut? 2.1.3. Brainstorming 2.1.3.1. Masalah utama: non communicable disease / penyakit tidak menular (penyebab dari 64% kematian di Indonesia) lingkungan kumuh (menyebabkan diare dan ispa) Masalah gizi buruk (Jakarta memiliki 30% populasi yang memiliki masalah dalam gizi buruk. Pola hidup / kebiasaan (kehidupan orang kaya yang kurang memperhatikan makanan menyebabkan obesitas, hipertensi, dan hiperkolestrolemia) Urbanisasi (menyebabkan terbentuknya slum area dan area kumuh serta terjadinya overpopulation yaitu kepadatan penduduk yang tinggi) Pendidikan yang kurang baik menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.

4

Faktor-faktor yang mempengaruhi dejarat kesehatan: Pernikahan yang terlalu muda Kebijakan dari pemerintah yang kurang efektif Belum adanya sistem ramah lingkungan Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Pengolahan limbah, vector dan rodent, serta sampah padat.

2.1.3.2. Derajat kesehatan diukur melalui: Mortality rate, morbidity rate Data statistik di Rumah Sakit Diagnosa yang tepat (spesifisitas diagnose) Prevalensi (insidensi dan distribusi)

2.1.3.3. Indikator derajat kesehatan: Mortality rate (data statistic) Angka harapan hidup Kesehatan lingkungan dan sanitasi Jumlah orang sakit dibagi dengan jumlah penduduk Jumlah bayi yang lahir selamat Angka Kesehatan Ibu dan Anak Tingkat kesadaran masyarakat pada kesehatan Tingkat polusi suatu daerah Ketersediaan pelayanan kesehatan

2.1.3.4. Peran: Mengatur sistem kesehatan Membuat laporan kesehatan ke menteri kesehatan Melatih kader-kader yang mempromosikan kesehatan Memantau masalah kesehatan

2.1.3.5. Penanggulanan: Membuat kebijakan

5

-

Menyediakan fasilitas kesehatan yang baik Mengatur keuangan yang dialokasikan ke kesehatan Menjalankan MDGs (Millenium Development Goals) Evaluasi data statistic Pendekatan kesehatan dengan cara control kesehatan Lingkungan yang sehat Meneliti tentang masalah kesehatan yang faktual Mengatur kepadatan penduduk di daerah tersebut Melapor ke dinas kesehatan yang lebih tinggi Mengatur RAPBD.

Peran bupati terhadap penganggulangan: o Membuat sumur dalam dan sumur dangkal untuk penyaringan limbah o Program transmigrasi o 5 Primary health Care o Menaikkan kebersihan lingkungan o Menerapkan car free day, fun bike, 3 in 1 o Jampresal o Pelayana obstetric PONED dan PONEK. o Penyediaan Rusunawa o Anggaran khusus untuk ibu melahirkan dan keluarga miskin o Tindakan promosi kesehatan o Gerakan Indonesia menyusui dan pengobatan gratis o Bantuan Langsung Tunai yang tepat sasaran. 2.1.4. Analyzing the Problems 2.1.4.1. Pernikahan terlalu muda dan anggaran kesehatan yang terlalu kecil 2.1.4.5. 5 level of prevention: promosi dan specific protection merupakan upaya pencegahan primer dan 8 upaya Primary Health Care.

6

SKEMA

faktor-faktor yang memengaruhi

masalah kesehatan

prevalensi

Indikator

penanggulangan

peran bupati dan kepala dinas

2.1.5. Arrange Learning Objectives (L.O) 2.1.5.1. Indikator derajat kesehatan dan definisi indikator kesehatan 2.1.5.2. Cara mengukur derajat kesehatan 2.1.5.3. penanggulangan 2.1.5.4. Prevalensi dan masalah kesehatan

2.1.6. Gather Information and Private Study Mengumpulkan informasi dengan belajar mandiri dari berbagai sumber.

2.1.7. Share The Result of Information

7

2.1.7.1.Indikator derajat kesehatan dan definisi indikator kesehatan 2.1.7.2. Cara mengukur derajat kesehatan 2.1.7.3. penanggulangan 2.1.7.4. Prevalensi dan masalah kesehatan 1. Definisi indikator kesehatan: Ukuran yang menggambarkan status kesehatan sekelompok orang dalam populasi tertentu Variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakuka pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu Menurut WHO : variabel yang membantu mengukur dalam mengukur perubahan langsung dan tidak langsung. Indikator kesehatan didasarkan pada Millenium Development Goals (MDGs): 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Gizi kurang Pendidikan Jenis kelamin Kematian ibu Penyakit menular Akses air bersih (lingkungan) Global

Suatu indikator dikatakan baik jika: o Simple (sederhana) Indikator yang ditetapkan sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus penghitungan untuk mendapatkannya. o Measurable (dapat diukur) Indikator yang ditetapkan harus mempresentasikan informasinya dan jelas ukurannya. Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara suatu tempat dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain. Kejelasan pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya. o Attributable (bermanfaat) Indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan. Ini berarti bahwa indikator itu harus berasala dari informasi yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Jadi harus spesifik untuk pengambilan keputusan tertentu. o Reliable (dapat dipercaya) Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar, dan teliti. 8

o Timely (tepat waktu) Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan dilakukan.

2. Cara mengukur derajat kesehatan

9

Case fatality rate -> kematian karena suatu penyakit Contoh:

Cara mengumpulkan data : 1) Rutin melalui data yang ada di puskesmas daerah 2) Non Rutin melalui hasil survey pemerintah / daerah

3. Target yang ingin dicapai menurut Indikator Kesehatan Indonesia 2010: - Hidup di lingkungan yang sehat - Mempraktikkan perilaku bersih dan sehat - Mampu menyediakan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu - Memiliki derajat kesehatan yang tinggi Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu program kesehatan: 1) Pencegahan 2) Gizi makanan 3) Sanitasi air 4) Ibu hamil dan anak 5) Imunisasi 6) Pengobatan Program yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia berdasarkan Indikator Kesehatan Indonesia 2010: 1. Lingkungan sehat, perilaku sehat, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang NAPZA, rook, dan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam bidang kesehatan. 2. Upaya kesehatan untuk pemerattan mutu upaya kesehatan yang berhasil 10

3. Perbaikan gizi masyarakat dengan mengajak masyarakat untuk mengonsumsi aneka ragam pangan dan memandirikan keluarga. 4. Menciptakan sumber daya kesehatan yang terjangkau, efisien dan efektif. 5. Mengawasi penggunaan obat dan bahan berbahaya. 6. Membuat kebijakan dan manajemen pembangungn kesehatan seperti sistem kesehatan yang efektif, efisien dan berkualitas, administrasi yang tertata rapi, dan dilakukan pengawasan terhadpa kebijakan yang berlaku.

Tindakan-tindakan lain yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan: Peningkatan mutu kesehatan Imunisasi Menciptakan daerah bebas tetanus neonatal Pemberlakuan car free day, sistem 3 in 1 dan meningkatkan penggunaan angkutan umum Kegiatan perorangan dan masyarakat: Sunat masal Menjalankan sistem KB (keluarga berancana) Rehabilitasi penderita gangguan mental Meningkatkan pelayanan kepada usia lanjut Pelaksanaan rumah tangga yang menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), misalnya mencuci tangan sebelum makan. Melakukan tindakan advokasi kepada pembuat kebijakan sehingga tercipta suatu perundang-undangan yang mengatur kesehatan. Meningkatkan penggunaan sistem rujukan

4. Masalah-masalah yang dihadapi di Indonesia: 1) Air bersih 2) Pembuangan tinja 3) Kesehatan pemukiman 4) Bank pembuangan sampah 5) Serangga, binatang pengganggu lainnya 6) Kesehatan makanan dan minuman 7) Pencemaran lingkungan Penyakit rawat inap: 1) Diare 2) DBD 3) Tifoid 11

4) 5) 6) 7) 8) 9)

Kehamilan Cedera intrakranial Hispepsia Hipertensi primer ISPA Pneumonia

Penyakit yang merupakan penyebab kematian utama 1) 2) 3) 4) 5) Stroke (15,4%) Hipertensi (6,8%) Kanker (5,7%) DM (5,7%) Jantung iskemik (5,1%)

Pada tahun 2010, prevalensi dinyatakan sebagai berikut: Status gizi

Semarang: o 7 orang malaria o 5556 orang DBD o 0,85% CFR Cure rate: o 66% untuk TB o 522 orang sembuh dari 793 yang diobati Internal: sistem kesehatan External: di luar (pekerjaan, budaya)

12

BAB III Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan Dalam skenario ini, dibahas tentang derajat kesehatan suatu propinsi. Derajat kesehatan merupakan ukuran / tingkatan kesehatan suatu wilayah. Dalam mengukur derajat kesehatan digunakan indikator-indikator derajat kesehatan yang akan mengukur anka kematian, jumlah bayi kelahiran hidup, status gizi balita, dan juga indikator-indikator lain yang berhubungan dengan kesehatan perorangan dan masyarakat. Prevalensi dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan sakit penyakit suatu daerah atau negara juga memengaruhi derajat kesehatan daerah atau negara tersebut. Dalam meningkatkan derajat kesehatan dilakukan juga beberapa program dari pemerintah sehingga tercipta suatu daerah / negara dengan tingkat kesehatan penduduk yang baik.

3.2 Saran Pemerintah dapat dengan lebih aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan, karena derajat kesehatan menggambarkan tingkat kesehatan daerah tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat sistem perundang-undangan mengenai kesehatan masyarakat, mengadakan tindakan penyuluhan dan mengajak masyarakat agar melakukan humbauan tersebut serta memberlakukan para tokoh-tokoh sosial yang merupakan panutan masyarakat untuk terus mempromosikan pentingnya menjaga kesehatan dan gizi seimbang sehingga derajat kesehatan daerah tersebut dapat meningkat dan terciptanya negara Indonesia yang sehat.

13

Daftar Pustaka

1. RI, B. K. (2010). Laporan Riskesdas 2010. Jakarta: kementerian Kesehatan. 2. RI, K. K. (2003) Indikator Indonesia Sehat 2010. Jakarta: kementerian Kesehatan. 3.

14