Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL
ELECTRONIC WORD OF MOUTH DAN MINAT BELI
(Studi Kuantitatif Pengaruh Intensity, Content, dan Valence of Opinion dalam
Electronic Word of Mouth (e-WOM) di Media Sosial Instagram terhadap Minat
Beli di Kalangan Followers @fitsaria.id Tahun 2018)
Oleh :
Nur Rohmah Istnaini
D0214072
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
ELECTRONIC WORD OF MOUTH DAN MINAT BELI (Studi Kuantitatif Pengaruh Intensity, Content, dan Valence of Opinion dalam
Electronic Word of Mouth (e-WOM) di Media Sosial Instagram terhadap Minat Beli di Kalangan Followers @fitsaria.id Tahun 2018)
Nur Rohmah IstnainiSri Hastjarjo
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan PolitikUniversitas Sebelas Maret Surakarta
AbstractThe popularity of social media as a technology and internet advancement is
used by people in the culinary industry as a marketing medium. Instagram is one of the popular social media used. Instagram is considered to have features that maka marketing easier and support the occurrence of e-WOM (Electronic Word of Mouth). Fitsaria, one of the cafes in Solo, uses Electronic Word of Mouth in its marketing activities on Instagram social media.
This study aims to determine the effect of Electronic Word of Mouth on Instagram social media towards consumer purchase intention in followers of cafe Fitsaria's Instagram account,@fitsaria.id. The populations of this research are 7.661 followers of @fitsaria.id, Fitsaria’s Instagram account. Quota sampling is used and there are 380 samples. Multiple linear regression used as data analysis technique in this study.
The results showed that the Electronic Word of Mouth (Intensity, Content, and Valence of Opinion) variables partially affected consumers' purchase intention. However Electronic Word of Mouth (Intensity, Content, and Valence of Opinion) variables simultaneously have no effect on consumer purchase intention. It is because the results of the T statistical test simultaneously show that Intensity has a significance value of 0.321> a significance level of 0.05 (α = 5%) so that it is declared as having no effect .Keywords: Electronic Word of Mouth, Social Media Marketing, Instagram, Purchase Intentiont
1
Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakhir, industri kuliner di Indonesia semakin
berkembang pesat. Perkembangan industri kuliner yang pesat juga didukung oleh
kemajuan teknologi dan internet yang semakin canggih. Tercatat We Are Social dan
Hootsuite dalam laporan Global Digital 2018 “Essential Insights Into Internet, Social
Media, Mobile, and E-Commerce Use Around The World" mengungkapkan bahwa
sekarang terdapat 4.021 miliar pengguna internet di seluruh dunia (Kemp, 30 Januari
2018). Pertumbuhan internet yang pesat tidak terlepas dari meningkatnya pengguna
media sosial sebanyak 13% dengan jumlah pengguna 3.196 miliar serta pengguna
telepon selular yang meningkat 4% dengan jumlah pengguna 5.135 miliar.
Popularitas media sosial ini dimanfaatkan oleh para pelaku usaha sebagai alat
pemasaran, sering disebut juga social media marketing. Melalui social media
marketing, perusahaan dan pelaku usaha menjadi dimudahkan dalam mengiklankan
produk dan membangun hubungan dengan konsumen tanpa memerlukan biaya yang
mahal serta mampu menjangkau masyarakat luas. Salah satu media sosial yang saat
ini sangat populer sebagai sarana melakukan social media marketing ialah Instagram.
Potensi Instagram sebagai alat pemasaran dimanfaatkan oleh salah satu kafe
yang berada di kota Solo, yaitu Fitsaria. Fitsaria merupakan kafe yang berlokasi di
Jalan Sutan Syahrir No.92, Kepatihan Kulon, Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah
57129. Fitsaria sendiri merupakan kafe yang menyajikan makanan olahan pasta dan
beragam desert yang berkualitas dengan harga relatif terjangkau. Fitsaria
menggunakan bahan makanan yang diolah secara handmade. Sasaran pasar Fitsaria
ialah konsumen kelas menengah dengan rentang usia 18-35 tahun. Selain itu, Fitsaria
juga dikenal sebagai salah satu kafe yang “Instagramable” di kota Solo.
Fitsaria hanya mengandalkan akun media sosial Instagram @fitsaria.id untuk
memasarkan produk. Hal ini disebabkan karena Fitsaria menganggap Instagram dapat
menjangkau semua kalangan baik dari kelas menengah ke bawah maupun kelas
menengah ke atas. Dalam waktu singkat, Fitsaria menjadi restoran yang populer di
Kota Solo. Salah satu aktivitas pemasaran yang dilakukan Fitsaria melalui akun
2
Instagram-nya ialah melakukan repost foto milik konsumen. Dimana dalam hal ini
Fitsaria dianggap ingin menunjukkan bahwa banyak konsumen yang merasa puas
mengonsumsi produk dan jasa dari Fitsaria. Kegiatan merepost postingan konsumen
ini dianggap sebagai aktivitas e-WOM (Electronic Word of Mouth). Hennig-Thurau
et al. (2004:39) mendefinisikan e-WOM sebagai pernyataan yang positif atau negatif
dari konsumen potensial atau mantan konsumen mengenai suatu produk atau
perusahaan melalui internet dan dalam hal ini ialah media sosial Instagram.
Sebagai informasi yang berasal dari konsumen, e-WOM memberikan
keuntungan bagi calon konsumen lain yang merasa penasaran terhadap Fitsaria dan
produk-produknya. Hal tersebut membuat peneliti ingin mengetahui apakah e-WOM
pada akun media sosial sebuah restoran mempunyai pengaruh terhadap minat beli
konsumen Fitsaria.
Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang akan diteliti sebagai
berikut :
1. Apakah variabel Intensity, Content, dan Valence of Opinion dalam Electronic
Word of Mouth (e-WOM) secara parsial berpengaruh terhadap minat beli
konsumen di kalangan followers @fitsaria.id?
2. Apakah variabel Intensity, Content, dan Valence of Opinion dalam Electronic
Word of Mouth (e-WOM) secara simultan berpengaruh terhadap minat beli
konsumen di kalangan followers @fitsaria.id?
3. Manakah diantara variabel Intensity, Content, dan Valence of Opinion dalam
Electronic Word of Mouth (e-WOM) yang memiliki pengaruh dominan terhadap
minat beli konsumen di kalangan followers @fitsaria.id?
Kerangka Teori
1. Komunikasi Pemasaran
Pemasaran secara umum dapat diartikan sebagai penjualan. Keller (2001: 819)
mendefinisikan komunikasi pemasaran sebagai upaya yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memberitahukan, membujuk, dan mempengaruhi konsumen
3
mengenai suatu produk atau jasa yang ditawarkan baik secara sadar maupun
tidak. Namun perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat
komunikasi pemasaran berkembangn menjadi social media marketing.
Zimmerman (dalam Tomse dan Snoj, 2014:133) mendefinisikan komunikasi
pemasaran melalui media sosial sebagai “the use of social network to achieve
marketing and communication objectives”.
2. Sikap
Menurut Loudon dan Bitta dalam Tjandra, E. A., & Tjandra, S. R. (2013:43),
sikap adalah sebuah hasil dari organisasi bertahap dari proses motivasi, emosi,
persepsi, dan kognitif sehubungan dengan beberapa aspek dari dunia individu.
Sikap ini dilihat sebagai terdiri dari tiga komponen: (1) komponen kognitif, atau
pengetahuan, (2) komponen afektif, atau emosional, dan (3) komponen konatif,
atau komponen kecenderungan perilaku.
3. Minat Beli
Ferdinand (2002:120) mendefinisikan minat beli sebagai pernyataan mental
dari diri konsumen yang menggambarkan suatu rencana pembelian berupa
sejumlah produk dengan merek tertentu. Indikator-indikator untuk
mengidentifikasi minat beli dijelaskan Ferdinand (2002:129) diantaranya minat
transaksional,minat referensial,minat preferensial dan minat ekploratif.
4. Komunikasi Electronic Word of Mouth
Hennig-Thurau et al. (2004:39) mendefinisikan e-WOM (Electronic Word of
Mouth) sebagai sebuah pernyataan yang positif atau negatif dari konsumen
potensial atau mantan konsumen mengenai suatu produk atau perusahaan melalui
internet. Pernyataan positif atau negatif berasal dari pengalaman unik yang
didapat konsumen setelah mengonsumsi produk atau jasa dari suatu perusahaan.
Pengalaman itulah yang konsumen sebarkan kepada orang lain melalui internet
seperti media sosial, email, blog, forum diskusi, atau website.
Goyette et al. (2010:11) mengemukakan bahwa terdapat tiga dimensi,
diantaranya Intensity. Content, dan Valence of Opinion. Valence of Opinion
4
terbagi dua, yaitu Positive valence (pendapat atau komentar positif) dan Negative
valence (pendapat atau komentar negatif)
Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana menurut Sugiyono
(2015:7) metode kuantitatif ialah suatu metode penelitian dimana data penelitiannya
berupa angka-angka dan analisis data menggunakan statistik. Populasi yang akan
digunakan dalam penelitian ini ialah followers akun Instagram Fitsaria yang
berdomisili di Kota Solo tetapi belum pernah bersantap di kafe Fitsaria. Peneliti
memilih tingkat kesalahan 5% dengan jumlah follower sebanyak 7.661 pada data
yang diambil tanggal 27 Juli 2018. Selanjutnya, teknik pengambilan sampel yang
digunakan ialah teknik sampling kuota. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin digunakan untuk menghitung jumlah
sampel dari sebuah populasi yang tidak diketahui secara pasti sebagai berikut :
n = N
1+Ne2
Peneliti memilih tingkat kesalahan 5% dengan jumlah follower sebanyak 7.661
pada data yang diambil tanggal 27 Juli 2018, sehingga hasil perhitungannya sebagai
berikut:
n = 7.661
1+7.661x 0,052
n = 7.661
1+19,1525
n = 380,15134598685 (dibulatkan menjadi 380)
Penelitian ini menggunakan metode survei dan menggunakan kuosioner sebagai
alat pengumpul data. Teknik pengukuran data pada penelitian ini menggunakan skala
likert. Untuk menghindari pilihan jawaban ragu-ragu, netral atau bermakna ganda,
maka pilihan jawaban yang disediakan berjumlah 4 poin yaitu : Sangat Setuju (SS)
dengan nilai 4, Setuju (S) dengan nilai 3, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, dan
5
Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini ialah regresi linier berganda.
Penyajian Data
1. Hasil Uji Validitas
Pengujian dilakukan menggunakan program SPSS 20 pada 16 item pernyataan
dengan metode product moment pearson correlation untuk mengetahui apakah
kuesioner tersebut sudah valid. Hasil pengolahan data menampilkan angka korelasi
pearson (r hitung) pada masing-masing tabel. Apabila nilai korelasi (r hitung) di
bawah 0,30, maka disimpulkan butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus
diperbaiki atau dibuang. Berikut hasil uji validitas pada 26 responden :
Tabel 1Tabel Hasil Uji Validitas
No. Variabel r hitung HasilQ1 Intensity 0,881 VALIDQ2 Intensity 0,899 VALIDQ3 Content 0,898 VALIDQ4 Content 0,926 VALIDQ5 Content 0,889 VALIDQ6 Valence of Opinion : Positive Valence 0,821 VALIDQ7 Valence of Opinion : Positive Valence 0,844 VALIDQ8 Valence of Opinion : Positive Valence 0,888 VALIDQ9 Valence of Opinion : Positive Valence 0,856 VALIDQ10 Valence of Opinion : Positive Valence 0,733 VALIDQ11 Valence of Opinion : Negative Valence 0,796 VALIDQ12 Valence of Opinion : Negative Valence 0,944 VALIDQ13 Minat Beli 0,609 VALIDQ14 Minat Beli 0,758 VALIDQ15 Minat Beli 0,792 VALIDQ16 Minat Beli 0,863 VALID
Sumber : Hasil olah data, 2018
2. Hasil Uji Reliabilitas
Pengujian dilakukan menggunakan program SPSS 20 dengan metode Cornbach
Alpha pada 16 item pernyataan dengan menggunakan jawaban dari 26 responden.
Menurut Sekaran dalam Priyatno (2014:64), pengambilan keputusan untuk uji
reliabilitas ialah apabila nilai Cornbach Alpha dibawah 0,6 maka reliabilitas buruk,
6
sedangkan 0,6-0,79 maka reliabilitas diterima, dan nilai diatas 0,8 maka reliabilitas
baik. Berikut hasil uji reliabilitas dari 26 responden :
Tabel 2Tabel Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cornbach Alpha HasilIntensity 0,736 ReliabelContent 0,877 ReliabelValence of Opinion 0,833 ReliabelMinat Beli 0,756 ReliabelSumber : Hasil olah data, 2018
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan distribusi grafik P-P Plot.
Berdasarkan grafik di bawah, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan grafik P-P Plot
di atas memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 1Grafik P-P Plot Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data Penelitian 2018
2. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar
variabel bebas (independen) dalam suatu model regresi linier berganda Hal tersebut
dapat diketahui dengan membaca nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Apabila nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari
7
10,00 maka tidak terjadi multikolonieritas. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3Hasil Uji Multikolonieritas
Variabel Tolerance VIF KesimpulanIntensity 0,360 2.779 Tidak terjadi multikolinieritasContent 0,335 2.982 Tidak terjadi multikolinieritas
Valence of Opinion 0,373 2.684 Tidak terjadi multikolinieritasSumber: Data Penelitian 2018
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam sebuah data. Heteroskedastisitas data tidak terjadi yaitu apabila titik-titik tidak membentuk pola tertentu dan menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Gambar 2Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data Penelitian 2018
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang
jelas dan menyebar. Hal ini menunjukkan data dalam penelitian ini tidak terjadi
heteroskediditas.
Pengujian Hipotesis
1. Analisis Regresi Linear Berganda : Parsial
a. Uji Statistik T (Signifikansi Parameter Individual)
8
Uji statistik t (Gozhali, 2009:88) pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas (independen) secara individual/parsial dalam menerangkan variasi variabel terikat (dependen). Level signifikasi yang digunakan ialah 0,05 (α = 5%). Maka penentuan keputusan didasarkan pada nilai signifikansi uji T yaitu apabilai nilai signifikansi uji T lebih kecil dari 0,05 (α = 5%) maka variabel tersebut dinyatakan berpengaruh.
1) Intensity
Berdasarkan hasil uji T variabel Intensity, dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi uji T sebesar 0,000< level signifikansi 0,05 (α = 5%). Sehingga,
variabel Intensity dinyatakan secara parsial berpengaruh terhadap variabel
minat beli konsumen. Nilai koefisien regresi (B) variabel Intensity mendapat
nilai sebesar 0.973. Hal ini berarti jika variabel Intensity menigkat sebesar 1
poin maka pengaruhnya terhadap variabel minat beli meningkat sebesar 0,973.
Tabel 4Tabel Coefficients : Uji T variabel Intensity
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) 7.652 .363 21.058 .000Intensity_total .973 .065 .612 15.049 .000
a. Dependent Variable: MinatBeli_totalSumber: Data Penelitian 2018
2) Content
Berdasarkan hasil uji T variabel Content, dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi uji T sebesar 0,000< level signifikansi 0,05 (α = 5%). Sehingga,
variabel Content dinyatakan secara parsial berpengaruh terhadap variabel
minat beli konsumen. Nilai koefisien regresi (B) variabel Content mendapat
nilai sebesar 0.706. Hal ini berarti apabila variabel Content meningkat sebesar 1
poin maka pengaruhnya terhadap variabel minat beli meningkat sebesar 0,706.
Tabel 5Tabel Coefficients : Uji T variabel Content
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
9
B Std. Error Beta
1(Constant) 6.421 .410 15.657 .000Content_total .706 .043 .643 16.307 .000
a. Dependent Variable: MinatBeli_totalSumber: Data Penelitian 2018
3) Valence of Opinion
Berdasarkan hasil uji T variabel Valence of Opinion , dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi uji T sebesar 0,000 < level signifikansi 0,05 (α = 5%). Oleh karena
itu, variabel Valence of Opinion dinyatakan secara parsial berpengaruh
terhadap variabel minat beli konsumen. Nilai koefisien regresi (B) variabel
Valence of Opinion mendapat nilai sebesar 0.405. Hal ini berarti apabila
variabel Valence of Opinion mengalami peningkatan sebesar 1 poin maka
pengaruhnya terhadap variabel minat beli akan meningkat sebesar 0,405.
Tabel 6Tabel Coefficients : Uji T variabel Valence of Opinion
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) 4.277 .383 11.156 .000ValenceOfOpinion_total .405 .018 .764 23.054 .000
a. Dependent Variable: MinatBeli_totalSumber: Data Penelitian 2018
b. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) dimaknai sebagai sumbangan atau kontribusi
pengaruh yang diberikan variabel indenpenden (X) terhadap variabel dependen
(Y). Berikutnya ialah hasil uji regresi linier berganda secara parsial untuk
mengetahui kontribusi pengaruh masing-masing variabel Intensity, Content, dan
Valence of Opinon terhadap minat beli.
1) Intensity,nilai Adjusted R2 pada hasil uji diatas menunjukkan bahwa,
variabel Intensity berkontribusi sebesar 37,3% dalam menjelaskan pengaruh
variabel Minat Beli dan sisanya sebesar 62,7% dipengaruhi variabel lain.
Tabel 7
10
Tabel Model Summary : Koefisien Determinasi (R2) IntensityModel Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate1 .612a .375 .373 1.41482a. Predictors: (Constant), Intensity_totalb. Dependent Variable: MinatBeli_totalSumber: Data Penelitian 2018
2) Content,nilai Adjusted R2 pada hasil uji menunjukkan bahwa, variabel Content
berkontribusi sebesar 41,1% dalam menjelaskan pengaruh variabel Minat Beli
dan sisanya sebesar 58,9% dipengaruhi variabel lain.
Tabel 8Tabel Model Summary : Koefisien Determinasi (R2) Content
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate1 .643a .413 .411 1.37077a. Predictors: (Constant), Content_totalb. Dependent Variable: MinatBeli_totalSumber: Data Penelitian 2018
3) Valence of Opinion,nilai Adjusted R2 pada hasil uji diatas menunjukkan bahwa,
variabel Valence of Opinion berkontribusi sebesar 58,3% dalam menjelaskan
pengaruh variabel Minat Beli dan sisanya 41,7% dipengaruhi variabel lain.
Tabel 9Tabel Model Summary : Koefisien Determinasi (R2) Valence of Opinion
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate1 .764a .584 .583 1.15342a. Predictors: (Constant), ValenceOfOpinion_totalb. Dependent Variable: MinatBeli_totalSumber: Data Penelitian 2018
2. Analisis Regresi Linear Berganda : Simultan
a. Uji F (Signifikansi Simultan)
Uji statistik F (Gozhali, 2009:88) pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 10Tabel Anova : Output Uji F (Signifikansi Simultan)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
11
1Regression 720,696 3 240,232 184,619 ,000b
Residual 489,262 376 1,301Total 1209,958 379
a. Dependent Variable: MinatBeli_totalb. Predictors: (Constant), ValenceOfOpinion_total, Intensity_total, Content_totalSumber: Data Penelitian 2018
Pada hasil uji F menunjukkan bahwa nilai signifikansi uji F sebesar 0,000 <
level signifikansi 0,05 (α = 5%), sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel
(Intensity, Content, dan Valence of Opinion) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap minat beli konsumen.
b. Koefisien Regresi (B)
Koefisien regresi (B) merupakan jumlah perubahan yang terjadi pada variabel
dependen (Y) yang disebabkan oleh perubahan pada variabel independen (X).
Berikut ini ialah nilai dari variabel Intensity, Content, dan Valence of Opinion
ketika dibandingka bersama-sama
Tabel 11Tabel Coefficients : Koefisien Regresi (B) secara simultan
Coefficientsa
ModelUnstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 4.048 .389 10.417 .000Intensity_total .086 .087 .054 .994 .321 .360 2.779Content_total .140 .062 .127 2.245 .025 .335 2.982
ValenceOfOpinion_total .333 .028 .629 11.703 .000 .373 2.684
a. Dependent Variable: MinatBeli_totalSumber: Data Penelitian 2018
1) Intensity, berdasarkan hasil di atas ketika variabel Intensity, Content, dan
Valence of Opinion disandingkan bersama-sama ternyata membuat variabel
Intensity tidak berpengaruh terhadap variabel minat beli konsumen. Hal ini
karena nilai signifikansi T variabel Intensity 0,321 > nilai level signifkansi 0,05
(α = 5%).
2) Content, nilai koefisien regresi (B) variabel Content sebesar 0,140, hal ini
berarti apabila variabel Content mengalami peningkatan sebesar 1 poin maka
pengaruhnya terhadap variabel minat beli akan meningkat sebesar 0,140.
12
3) Valence of Opinion, nilai koefisien regresi (B) variabel Valence of Opinion
sebesar 0,333, hal ini berarti apabila variabel Valence of Opinion mengalami
peningkatan sebesar 1 poin maka pengaruhnya terhadap variabel minat beli
akan meningkat sebesar 0,333
c. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) dimaknai sebagai sumbangan atau kontribusi
pengaruh yang diberikan variabel indenpenden (X) terhadap variabel dependen
(Y). Sehingga dapat digunakan untuk memprediksi seberapa besar variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
Tabel 12Tabel Model Summary : Koefisien Determinasi (R2) secara simultan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the
EstimateDurbin-Watson
1 ,772a ,596 ,592 1,14071 2,017a. Predictors: (Constant), ValenceOfOpinion_total, Intensity_total, Content_totalb. Dependent Variable: MinatBeli_totalSumber: Data Penelitian 2018
Hasil uji menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar 0,592 yang berarti bahwa dua
dari tiga variabel dari e-WOM yakni Content, dan Valence of Opinion secara
bersama-sama berkontribusi sebesar 59,27% pengaruhnya terhadap variabel minat
beli konsumen. Sedangakan sisanya sebesar 40,8% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kesimpulan
Pada bab sebelumnya telah disajikan olahan dan analisis data yang diperoleh dari
380 responden menggunakan SPSS 20. Berikut beberapa kesimpulan yang dapat
diambil :
1. Secara parsial, variabel Intensity, Content, dan Valence of Opinion dalam
Electronic Word of Mouth (e-WOM) berpengaruh terhadap minat beli konsumen
di kalangan followers @fitsaria.id. Pada hasil uji signifikansi T secara parsial
menunjukkan nilai signifikansi T variabel Intensity 0,000 < level signifikansi 0,05
13
(α = 5%) sehingga variabel Intensity secara parsial berpengaruh terhadap minat
beli konsumen. Nilai koefisien regresi (B) secara parsial, variabel Intensity
mempunyai pengaruh sebesar 0,973 terhadap minat beli konsumen. Nilai
koefisien determinasi menunjukkan kontribusi pengaruh variabel Intensity
terhadap minat beli sebesar 37,3%. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha pada
hipotesis pertama yang berbunyi “Variabel Intensity dalam Electronic Word of
Mouth (e-WOM) (X) secara parsial berpengaruh terhadap minat beli (Y) pada
kafe Fitsaria di Solo” dinyatakan diterima. Pada hasil uji signifikansi T secara
parsial menunjukkan nilai signifikansi T variabel Content 0,000 < level
signifikansi 0,05 (α = 5%) sehingga variabel Content secara parsial berpengaruh
terhadap minat beli konsumen. Nilai koefisien regresi (B) secara parsial, variabel
Content mempunyai pengaruh sebesar 0,706 terhadap minat beli konsumen. Nilai
koefisien determinasi menunjukkan kontribusi pengaruh variabel Content
terhadap minat beli sebesar 41,1%. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha pada
hipotesis kedua yang berbunyi “Variabel Content dalam Electronic Word of
Mouth (e-WOM) (X) secara parsial berpengaruh terhadap minat beli (Y) di
kalangan followers @fitsaria.id” dinyatakan diterima. Pada hasil uji signifikansi
T secara parsial menunjukkan nilai signifikansi T variabel Valence of Opinion
0,000 < level signifikansi 0,05 (α = 5%) sehingga variabel Valence of Opinion
secara parsial berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Pada nilai koefisien
regresi (B) secara parsial, variabel Valence of Opinion mempunyai pengaruh
sebesar 0,405 terhadap minat beli konsumen. Nilai koefisien determinasi
menunjukkan kontribusi pengaruh variabel Valence of Opinion terhadap minat
beli sebesar 58,3%. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha pada hipotesis ketiga yang
berbunyi “Variabel Valence of Opinion dalam Electronic Word of Mouth (e-
WOM) (X) secara parsial berpengaruh terhadap minat beli (Y) di kalangan
followers @fitsaria.id” dinyatakan diterima.
2. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel Intensity, Content,
dan Valence of Opinion secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli
14
konsumen. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai signifikansi F 0,000 < level
signifikansi 0,05 (α = 5%) sehingga dapat dinyatakan variabel Intensity, Content,
dan Valence of Opinon secara simultan berpengaruh terhadap minat beli
konsumen. Namun pada hasil uji signifikansi T simultan yang berupa tabel
Coefficients variabel secara simultan, menunjukkan bahwa variabel Intensity
ketika digabungkan dengan variabel Content dan Valence of Opinion menjadi
tidak berpengaruh secara simultan terhadap minat beli konsumen. Hal ini karena
nilai signifikansi T simultan sebesar 0,321 > level signifikansi 0,05 (α = 5%)
sehingga secara simultan dinyatakan tidak berpengaruh terhadap minat beli
konsumen. Sedangkan kedua variabel lainnya yaitu Content mempunyai nilai
signifikansi T sebesar 0,025< level signifikansi 0,05 (α = 5%) dan Valence of
Opinion mempunyai nilai signifikansi T sebesar 0,000< level signifikansi 0,05 (α
= 5%). Berdasarkan nilai Adjusted R2 koefisien determinasi menunjukkan
variabel Content, dan Valence of Opinion secara bersama-sama berkontribusi
sebesar 59,2% dalam menjelaskan pengaruh terhadap minat beli konsumen
sedangkan sisanya 40,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Hal ini berarti Ha ditolak dan H0 pada hipotesis keempat yang
berbunyi “Variabel Intensity, Content, dan Valence of Opinion dalam Electronic
Word of Mouth (e-WOM) (X) secara simultan tidak berpengaruh terhadap minat
beli (Y) di kalangan followers @fitsaria.id” dinyatakan diterima.
3. Pada analisis regresi linier berganda secara simultan dapat diketahui variabel
mana yang paling dominan pengaruhnya melalui besarnya nilai koefisien regresi
(B) variabel secara simultan. Hasilnya menunjukkan variabel Valence of Opinion
mempunyai pengaruh paling besar (dominan) terhadap minat beli konsumen
dengan nilai sebesar koefisien regresi (B) sebesar 0,333 dengan nilai signifikansi
T simultan sebesar 0,000 < level signifikansi 0,05 (α = 5%).
Daftar Pustaka
15
Ferdinand, A. (2002). Pengembangan Minat Merek Ekstensi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghofzali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Goyette, I., Ricard,L.,Bergeron,J. & Marticotte, F (2010). e-WOM Scale: Word of Mouth Measurement Scale for e-Services Context. Canadian Journal of Administrative Sciences,27(1),5-23.
Hennig-Thurau, T ., Gwinner, K.P., Walsh, G. dan Gremler, D. D. (2004). Electronic Word-of-Mouth Via Customer-Opinion Platforms: What Motivates Consumer to Articulate Themselves on the Internet. Journal of Interactive Marketing, Vol 18/No 1, 38-52.
Keller, K.L. (2001) Mastering the Marketing Communications Mix: Micro and Macro Perspectives on Integrated Marketing Communication Programs. Journal of Marketing Management 17:7-8, pages 819-847.
Kemp, S. (2018). Digital In 2018: World’s Internet Users Pass The 4 Billion Mark. 30 Januari 2018. Diakses melalui https://wearesocial.com/blog/2018/01/global-digital-report-2018 pada 12 Juli 2018
Priyatno, D., (2014). Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta : MediaKom
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta
Tjandra, E. A., & Tjandra, S. R. (2013) Hubungan Antara Komponen Kognitif, Komponen Afektif dan Komponen Perilaku Terhadap Sikap Konsumen Memanfaatkan Teknologi Internet. Jurnal Manajemen, 17(1),42-52.
Tomše, D., & Snoj, B. (2014). Marketing communication on social networks: Solution in the times of crisis. Marketing, 45(2), 131-138.
16