22

Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak
Page 2: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak
Page 3: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

1

Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur syamsul alam paturusi

“Everything that can be counted does not necessarily count;

everything that counts cannot necessarily be counted.” -Albert Einstein

PENGANTAR

Peningkatan kualitas pengajar Perguruan Tinggi salah satunya dicapai dengan

pendidikan lanjutan pada jenjang S2 dan S3. Pendidikan S2 dan S3 menurut

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dibagi dua, yaitu orientasi akademik

(scientific theory) dan orientasi vokasional (applied research) . Perbedaannya adalah,

jenjang orientasi akademik berbasis pada penelitian, sedangkan orientasi vokasional

berbasis pada praktek/terapan. Pendidikan lanjutan S2 dan S3 Arsitektur di

Indonesia mayoritas berorientasi pada akademik. Konsekuensi logisnya adalah

kegiatan penelitian menjadi keniscayaan.

Disatu sisi, berbagai kendala dialami oleh karyasiswa yang berlatar belakang

Arsitektur ketika mengikuti pendidikan lanjutan ini, antara lain: pendidikan S1

Arsitektur tidak diformat untuk menjadi “peneliti”; mata kuliah Metodologi

Penelitian relatif baru masuk pada kurikulum pendidikan Arsitektur dan sampai saat

ini mata kuliah ini hanya sekedar pelengkap; pekerjaan sebagai “konsultan” lebih

menjanjikan ketimbang dunia penelitian. Dengan segala kondisi yang melatar

belakangi karyasiswa tersebut, kegiatan penelitian menjadi jalan satu satunya yang

harus dilewati.

Pilihan jenis penelitian pada umumnya dikategorikan ada dua, yaitu Penelitian

Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian

yang seolah bertolakbelakang ini banyak yang tidak sependapat (Trochim, 2007;

Groat, 2013), namun pada kenyataannya dikotomi pengelompokan masih tetap

digunakan.

Tulisan ini hanya akan dibatasi pada penelitian kualitatif dengan pertimbangan

bahwa mayoritas penelitian yang dilakukan oleh alumni lebih condong kesana. Juga

Page 4: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

2

dibatasi pada lingkup penelitian Tesis/Disertasi bukan pada penelitian non akademis.

Pembahasannya lebih bersifat “pengantar” daripada pembahasan lengkap yang

tidak mungkin dilakukan pada tulisan yang terbatas ini.

ASAL MUASAL PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian kualitatif relatif baru digunakan sebagai alternatif pilihan pada penelitian

Tesis dan Disertasi. Sebelumnya, penelitian kuantitatif hampir mendominasi setiap

penelitian, seolah menjadi keharusan bahwa setiap penelitian harus menggunakan

angka. Terkesan penelitian tanpa angka atau statistik diragukan kevailiditasan dan

hasilnya.

Menilik sejarah lahirnya, sebenarnya jenis penelitian kualitatif sudah sejak lama

digunakan dikajian Antroplogi yang mempelajari manusia dalam perspektif waktu

dan tempat. Tulisan Frederic le Play tentang keluarga-keluarga dan masyarakat

Eropa abad 19 dianggap sebagai cikal bakal penelitian sosial yang menggunakan

penelitian kualitatif (Kompasiana, 2015). Namun secara formal pendekatan kualitatif

pertama kali diterapkan dalam sosiologi pada kajian tentang “Chicago School” pada

pergantian abad.

Pendekatan ini berakar pada paradigma Konstruktifism atau Interpretive social

sciences paradigm yang berbasis dari kajian Max Weber (1864 – 1920) dengan

jargon “verstehen” (pemahaman empati) (Jennings, 2010). Inti dari konstruktivis

sosial yang menjadi filosofi penelitian kualitatif bertujuan untuk mencari makna atau

pemaknaan serta memahami dan menafsirkan makna lain dari interaksi manusia

tentang dunia. Berbeda dengan pandangan positivism (yang mendasari penelitian

kuantitatif) yang memulai penelitian dengan teori dan menghasikan secara induktif

dalam mengembangkan teori sebelumnya. Dengan demikian, pemahaman

mendalam adalah titik tolak dan tujuan penelitian kualitatif. Karenanya ketekunan,

kesabaran, kehatian hatian dan empati adalah kata kuncinya (Nusa Putra, 2011).

Page 5: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

3

KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF

Sejumlah penciri penelitian kualitatif dapat dicermati berdasarkan aspek ontologis,

epistemologis, metodologi dan aksiologisnya. Dari aspek aspek ini kemudian

dijabarkan lebih rinci yang dapat dijadikan sebagai karakteristik dan prinsip dasar

penelitian kualitatif yang membedakannya dengan penelitian kuantitatif.

Pendekatan penelitian (research approach). Pendekatan penelitian bertumpu pada

gejala induktif yang didasarkan pada kasus-kasus dan kenyataan di lapangan,

bukan pada pendekatan deduksi yang berangkat dari teori sebagaimana

pendekatan kuantitatif.

Pandangan ontologis. Pendekatan ini memahami bahwa kebenaran atau realitas

kebenaran sifatnya jamak (multiple realities), bukan kebenaran tunggal

(Causal relationship) sebagaimana penelitian kuantitatif. Ini berarti bahwa

penelitian yang dilakukan pada objek yang sama oleh peneliti yang berbeda

dapat mengeluarkan hasil yang berbeda dan sah sah saja karena kebenaran

itu tidak tunggal – homogen.

Sifat kebenaran (nature of truth): penelitian kualitatif didasarkan pada dunia nyata

(grounded in the real world). Sedangkan pendekatan kuantitatif didasarkan

pada uji hipotesis (Hypothesis testing).

Proposal Penelitian: Proposal penelitian kualitatif dan kuantitatif agak berbeda.

Pada peneltian kuantitatif, proposal penelitian seperti blue print yang harus

digunakan sebagai pedoman baku. Semua sudah direncanakan terlebih

dahulu, jenis datanya seperti apa, sumbernya siapa, cara mencarinya,

sampelnya siapa dan berapa jumlahnya hingga analisis dan bayangan

luarannya. Hal ini sangat tebalik dengan penelitian kualitatif yang serba

sementara dan bisa berubah hingga menjelang akhir penelitian. Dengan

demikian bentuk proposalnya bersifat UMUM dan SEMENTARA (Sugiyono,

p.134)

Page 6: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

4

Sikap peneliti (researcher situatedness): posisi peneliti didasarkan pada pandangan

emic (apa adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan dan

difikirkan oleh partisipan sebagai insider) bukan pada etic (bagaimana

seharusnya atau sebaiknya menurut pandangan si peneliti sebagai outsider).

Empati dan emic seperti sekeping uang yang memiliki dua sisi, tetapi tak

tepisahkan.

Rancangan penelitian (research design): rancangan penelitian kualitatif bersifat

tidak terstruktur (unstructured), ide bisa muncul secara tiba-tiba (emergent),

dan kajiannya spesifik. Kontras dengan kuantitatif yang : terstruktur,

sistematis dan dapat diulang (replicable).

Fokus masalah: penelitian kualitatif tidak mengenal “batasan-masalah”

(sebagaimana dalam kuantitatif). Pemikiran “batasan-masalah” berangkat

dari pemahaman bahwa kebenaran itu tunggal sehingga bisa dipilah dan

dipilih, bagi pendekatan kualitatif kebenaran itu bersifat jamak, berlapis lapis

dan saling berkait sehingga tidak dapat dibatas batasi. Fokus di lakukan

hanyalah untuk memudahkan langkah awal penelitian, tetapi bukan berarti

titik lain diabaikan, bahkan bukan tidak mungkin justru titik lain itu yang lebih

berarti dan lebih bermakna (pola inklusi-eksklusi).

Pemilihan sampel (participant selection): bersifat tidak diacak (non-random/non

probability) artinya orang yang diwawancarai secara mendalam memang

dengan sengaja dipilih (purposive, unequal chance and non-representative)

karena dianggap dialah yang paling tahu dan akan memberikan informasi yang

diharapkan. Sehingga dalam penelitian kualitatif jumlah sampling tidak

pernah dituntut jumlahnya.

Peneliti sebagai instrument penelitian yang utama (researcher as measurement

device): Pada penelitian kuantitatif instrument yang diandalkan adalah

Questioner, alat perekam (audio video). Pada penelitian kualitatif instrument

ini juga digunakan tetapi bukan sebagai andalan utama. Peneliti itu sendiri

Page 7: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

5

adalah instrument utama,karena instrument yang telah disebutkan, tidak

mampu menangkap atau merekam bahasa tubuh, mimik, raut wajah

partisipan.

Peranan Teori: Perananan teori dalam penelitian kualitatif tidak “sepenting” dalam

penelitian kuantitatif (sebagai pengarah atau akan diuji). Teori hanya

digunakan sebagai pemberi pemahaman awal tetapi selanjutnya peneliti lebih

berpihak kepada realitas lapangan. Bila realitas lapangan bertentangan

dengan teori maka teori tersebut tidak digunakan. Buat penelitian kualitatif

teori hanyalah merupakan (re)konstruksi atas realitas, tetapi bukan realitas itu

sendiri.

Penyajian data (Representation data): Data yang digunakan dalam penelitian

kualitatif disajikan dalam bentuk narasi/deskripsi atau gambar – gambar

(images): artefak, simbol, obyek budaya (rumah, lukisan); peristiwa ( upacara,

acara keagamaan, pertunjukan), bukan dalam wujud angka angka.

Teknik analisis: Dalam penelitian kualitatif SEDIKIT prosedur yang disepakati secara

luas; Jarang ada penjelasan eksplisit bagaimana DATA dianalisis; Cara-cara

yang ditempuh para peneliti dalam analisis sangat tidak jelas (Idiosinkratik).

Namun secara umum, teknik analisis yang digunakan adalah, data

dikelompokkan berdasakan tema-tema atau motif kemudian dilakukan

analysis content melalui cara manual atau bantuan software. Babbie (2004,

p.369) mengusulkan tahapan analisis: Coding, Memoing, Concept mapping.

Sebagian besar analisis yang dilakukan menggunakan “kata” dan materi visual

bukan analisis statistik.

Simpulan penelitian: tidak menghasilkan generalisasi, tetapi lebih menekankan pada

makna sehingga tidak dapat diberlakukan di tempat lain (untransferability).

Holistik: Penelitian kualitatif secara tipikal bertujuan “untuk mengembangkan

gambaran yang kompleks suatu fenomena atau objek” yang “mencakup

Page 8: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

6

beragam pandangan, mengidentifikasi banyak faktor yang tercakup dalam

suatu situasi, dan umumnya menghasilkan sketsa gambar kehidupan yang

lebih besar ” (Creswell, 2009).

Durasi penelitian yang lama: Penelitian kualitatif yang menekankan pada penelitian

lapangan butuh waktu yang cukup panjang misalnya untuk memahami dan

menghayati tentang budaya, memahami konteks dan atau membangun

kepercayaan dan hubungan dengan partisipan (O’Leary dalam Groat, 2013).

Namun, argument lain dari Nusa Putra (2011, p.21) mengatakan bahwa durasi

penelitian kualitatif sama saja dengan penelitian kuantitatif tergantung

fokusnya.

Terbuka (open-ended): Penelitian kualitatif cenderung lebih terbuka (open-ended)

baik dari aspek konsep teoritis maupun rancangan penelitian, sehingga “

rencana untuk penelitian tidak dapat ditentukan secara ketat, dan seluruh

tahapan proses penelitian dapat dirubah atau digeser.

Penyajian laporan dalam bentuk yang bersifat personal seperti: saya, aku, peneliti,

penulis dst. yang tidak direkomendasi dalam penelitian kuantitatif. Dengan

demikian, dalam penelitian kualitatif penggunaan kata personal adalah hal

yang lumrah.

RAGAM PENELITIAN KUALITATIF

Sebagai pendekatan yang relatif baru, maka secara terus menerus ragam penelitian

kualitatif berkembang, karenanya dalam khazanah pustaka ditemui banyak jenis

istilah dan penafsiran dalam penelitian kualitatif. Setiap penulis metodologi

penelitian secara bebas menginterpretasi klasifikasi penelitian kualitatif sesuai latar

belakang, motivasi dan preferensinya. Dari keberagaman tersebut ada yang memilki

kesamaan, juga perbedaan baik dalam hal istilah maupun penafsiran, misalnya pada

Tabel 1, memperlihatkan jenis penelitian yang selalu muncul di kelima penulis, yaitu:

Page 9: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

7

penelitian Ethnografi dan grounded research; memiliki kesamaan hanya pada dua

penulis seperti: penelitian phenomenology, case study dan ethnomethodology.

Jenis penelitian kualitatif ini akan semakin beragam ditemui dalam buku Handbook

of Qualitative Reseach (Denzin dan Lincoln, 2009).

Pilihan jenis penelitian kualitatif mana yang digunakan sangat tergantung dari tujuan

dan fokus penelitian yang akan dilakukan.

Tabel 1 Jenis Penelitian Kualitatif menurut Creswell, Jennings, Babbie, Trochim dan Groat.

CRESWELL JENNINGS BABBIE TROCHIM GROAT

Narratives -- -- -- --

Phenomenology -- -- Phenomenology Phenomenology

Ethnographies Ethnographies Ethnographies Ethnographies Ethnographies

Grounded Research

Grounded Research Grounded Research Grounded Research

Grounded Research

Case Studies -- Case Studies -- --

-- -- Naturalism -- --

-- Ethnomethodology Ethnomethodology -- --

-- Heuristic research -- -- --

-- -- Participatory action research

-- --

-- -- -- Field research --

-- Symbolic interactionism

-- -- --

-- -- -- --

Integrative Approaches to Qualitative Research

Sumber: William M.K. Trochim (1997), John W. Creswell (2009), Gayle Jennings (2010), Earl Babbie (2010), Linda Groat and David Wang (2013),

PENGGUNAAN PENELITIAN KUALITATIF

Page 10: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

8

Secara umum penentuan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian

Tesis dan Disertasi sangat tergantung dari tujuan penelitian. Selain itu ada beberapa

pertimbangan yang dilakukan untuk memilih penelitian kualitatif.

Beberapa faktor kapan penelitian kualitatif digunakan, akan diuraikan sebagai

berikut.

a. Ketika masalah penelitian belum jelas, masih kabur bahkan belum tahu apa

yang akan diteliti. Setelah diadakan grand tour, fokus perlahan-lahan

masalah yang akan diteliti mulai tersingkap. Semakin didalami maka akan

semakin fokus masalah yang akan diteliti. Hal ini tentu sangat berbanding

terbalik dengan penelitian kuantitatif, yang sejak awal sudah direncanakan

dengan baik sebelum diverifikasi di lapangan.

b. Jika penelitian ingin mengetahui apa yang tersirat, bukan yang tersurat.

Penelitian kualitatif bukan hanya merekam apa yang terucap oleh partisipan,

tetapi juga yang tak terucapkan. Seorang peneliti ketika melihat pemesuan

pada perumahan tradisonal bali, bukan fokus mengukur proporsi

perbandingan antara tinggi dan lebar pemesuan tersebut, tetapi lebih

tertarik pada pemikiran dibalik desain tersebut, apa arti, fungsi dan makna

dibaliknya.

c. Ketika berlangsung suatu upacara adat di Bali, terjadi interaksi sosial

diantara masyarakat. Bila peneliti ingin mengetahui interaksi tersebut secara

dalam, maka pilihan partisipasi langsung (direct observation) yang

merupakan salah satu tools penelitian kualitatif menjadi pilihan.

d. Proses penciptaan karya arsitektur, tidak melulu berdasarkan kaidah kaidah

dan standar arsitektur yang terukur, tetapi disana ada campur tangan

kreativitas, rasa seni yang tidak bisa diukur. Pendekatan kuantitatif tidak

mampu mengetahui masalah rasa dan kreativitas ini. Melalui in-depth

interview yang juga merupakan salah satu tools penelitian kualitatif bisa

menjawab rahasia dibalik proses penciptaan si Arsitek.

Page 11: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

9

e. Desain arsitektur dan kota tidak selamanya sesuai antara apa yang

direncanakan dengan perilaku pengguna. Dengan teknik pemetaan perilaku

(behavioral mapping) dengan segera tergambarkan pola pola pengguna dan

kecenderungannya ketika beraktivitas pada suatu obyek. Visual sociology

(Baker, 1998) dengan berbagai tekniknya merupakan salah satu bagian dari

penelitian kualitatif.

TAHAPAN PENELITIAN KUALITATIF

Sebagaimana dalam penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif juga memiliki

tahapan tahapan proses. Tahapan tahapan tersebut akan diuraikan sebagi berikut.

1. Grand tour, merupakan tahap awal untuk menggali realitas, mengenali

medan lapangan, menghirup aroma udara dan ambiance lingkungan,

telusuri lorong dan gang sempit, dengarkan hiruk pikuk atau keheningan dan

rasakan auranya.

2. Seluruh hasil grand-tour, disimak dengan cermat untuk menentukan fokus

penelitian.

3. Mini-tour, merupakan tahapan mendalami fokus penelitian, mencermati

secara detail obyeknya, mengamati penggunaanya, frekuensi dan waktunya

dan mempertanyakan mengapa semua itu terjadi, apa makna dan artinya.

4. Secara simultan dengan kegiatan mini tour dilakukan proses analisis di

tempat. Setiap informasi atau data yang diperoleh langsung dianalisis.

Proses ini dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus hingga

dianggap jenuh menurut pandangan emik bukan etik.

PENELITIAN KUALITATIF DALAM ARSITEKTUR

Aplikasi penelitian kualitatif dalam Arsitektur tidak ada bedanya dengan aplikasi

pada disiplin ilmu lainnya. Yang ada adalah penyesuaian-penyesuaian terhadap

keunikan dan kekahasan dalam ilmu Arsitektur.

Page 12: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

10

Metode adalah alat (tools) yang dapat digunakan dimana saja, dalam disiplin ilmu

apa saja. Dengan demikian prinsip-prinsip penelitian kualitatif yang telah dibahas

sebelumnya dapat digunakan pada penelitian kualitatif dalam Arsitektur. Demikian

halnya pada tingkat teknik/taktik penelitian semuanya dapat digunakan selama

kompatibel.

Dibawah ini akan disajikan beragam jenis penelitian secara umum sebagai pengantar

sebelum masuk ke pembahasan penelitian Arsitektur.

A. Secara umum penelitian dapat diklasifikasi berdasarkan:

Kegunaannya

Bidang ilmu yang dibahas

Tujuan penelitian

Metode yang digunakan

Tempat penelitian

Pendekatan yang digunakan

Klasifikasi penelitian berdasarkan kegunaanya:

Penelitian tindak (action research), penelitian ini juga biasa disebut

penelitian evaluasi (misalnya penelitian purna huni).

Penelitian terapan (applied research), biasa juga disebut dengan

penelitian preskriptif atau penelitian normatif yang akan menjawab

pertanyaan: What should be? atau What ought to?

Penelitian murni (pure research) atau biasa juga disebut penelitian dasar

(basic research) yang berorientasi pada pengembangan teori.

Klasifikasi penelitian berdasarkan bidang ilmu yang dibahas:

Penelitian lingkungan perilaku (Environmental-Behavior)

Penelitian perancangan kota

Penelitian perencanan kota

Penelitian teori dan kritik arsitektur

Page 13: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

11

Penelitian etnografi

Penelitian konservasi

Penelitian keberlanjutan dan arsitektur hijau

Penelitian permodelan

Klasifikasi penelitian berdasarkan pendekatannya:

Penelitian eksperimental

Penelitian survey

Penelitian analisis data sekunder

Klasifikasi penelitian berdasarkan tempatnya:

Penelitian laboratorium

Penelitian lapangan (field research)

Penelitian pustaka dan dokumen

Klasifikasi penelitian berdarakan tujuan penelitian:

Penelitian eksplorasi atau biasa juga disebut dengan penelitian

diagnostik

Penelitian eksplanatory atau biasa juga disebut penelitian confirmatory

Klasifikasi penelitian berdasarkan masalahnya:

Penelitian deskriptif

Penelitian komparasi (differencies)

Penelitian asosiasi (relational)

Klasifikasi penelitian berdasarkan metodenya:

Penelitian kuantitatif

Penelitian kualitatif

Page 14: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

12

Penelitian campuran (mix-methods)

Secara skematik jenis penelitian diatas dapat dilihat pada Gambar 1.

Klasifikasi penelitian tersebut hanyalah upaya untuk memudahkan pemahaman akan

ragam jenis penelitian. Karena pada prakteknya satu penelitian bisa masuk dalam

berbagai kategori klasifikasi di atas, misalnya suatu penelitian perilaku

(environmental-behavior) berdasarkan metodenya termasuk dalam kategori

penelitian kualitatif yang dilakukan di lapangan (field esearch) dan kegunaanya

untuk tindakan (action).

Gambar 1. Ragam Penelitian

Sumber: William B. Castetter (1982), Uriel Cohen and Lani van Ryzin (1985), John Zeisel (1990), Hermawan Wasito (1992), Therese L.Baker (1994), Gayle Jennings (2001), John W. Creswell (2009), Ranjit Kumar (2011),

B. Penelitian Arsitektur

Penelitian arsitektur sendiri mengalami perkembangan dari masa ke masa. Setiap

zaman memiliki karakteristik dan fokus penelitian sesuai dengan issue tuntutan

kebutuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat itu. Groat

Page 15: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

13

(2013) membagi lima babakan periode perkembangan penelitian arsitektur dan

karakteristiknya masing masing yang secara terinci tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2 Perkembangan Penelitian Arsitektur

Sumber: Linda Groat (2013)

Dari Tabel 2 terlihat bahwa ada pergeseran bentuk penelitian arsitektur dari

tuntutan fisik praktis kearah penelitian yang bersifat teoritis akademis.

Selain pembabakan penelitian berdasarkan dimensi waktu sebagaimana yang dibuat

Groat dan Wang, dari tahapan kegiatan memproduksi desain dalam arsitektur dapat

dijadikan sebagai peluang penelitian. Misalnya dalam tahap proses desain, ada

beragam teknik penyajian gambar, akan menimbulkan sejumlah idea pertanyaan:

apa dampak penggunaan gambar digital terhadap kemampuan sketsa tangan

mahasiswa? . Demikian halnya pada tahap produk, penggunaan bahan bangunan

tertentu dalam desain dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi penelitian. Tentu

Page 16: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

14

saja dalam setiap penelitian tersebut akan melibatkan berbagai disipin ilmu lain

sebagai mitra ilmu. Secara terinci ide ide penelitian yang bisa muncul berdasarkan

tahap kegiatan desain dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Objek Kajian Penelitian Arsitektur Berdasarkan Tahapan Kegiatan Desain

Sumber: Diolah dari What is Architectural Research? https://www.architecture.com/Files/RIBAProfessionalServices/ResearchAndDevelopment/WhatisArchitecturalResearch.pdf

C. JENIS PENELITIAN ARSITEKTUR

Klasifikasi jenis penelitian Arsitektur telah dikembangkan oleh berbagai pakar

penelitian arsitektur. Diantara sekian banyak pakar tersebut, ada yang membuat

jenis penelitian masih bersifat umum, artinya meskipun berlatar belakang Arsitektur

klasifikasinya dapat digunakan untuk berbagai macam disiplin ilmu, misalnya yang

dilakukan oleh Cohen (1985) dan Zeisel (1990). Ada tiga pakar lainnya yang dapat

memberi kekhasan penelitian arsitektur seperti Joroff & Morse’s (1980), Mahgoub

(2009) dan Groat & Wang (2013).

Jenis Penelitian versi Joroff & Morse’s (1980)

Joroff& Morse’s membuat suatu model penelitian dalam bentuk garis linear. Pada

garis tersebut disusun sejumlah teknik/taktik penelitian arsitektur yang bergradasi.

Pada ujung-ujung garis linear tersebut diletakkan secara berlawanan kutub kutub

subjective dan Objective. Dengan demikian letak teknik/taktik penelitian yang ada

Page 17: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

15

menunjukkan lebih dekat kemana orientasi kecenderungannya kearah subjective

atau Objective (Lihat Gambar 2)

Gambar 2 Jenis Penelitian menurut Joroff & Morse’s (1980) Sumber: Groat & Wang (2013)

Jenis Penelitian versi Mahgoub (2009)

Mirip dengan pendekatan Joroff & Morse’s yang membuat range penelitian.

Mahgoub juga membuatnya dengan istilah dan pengertian yang berbeda, diujung

kutub yang satu adalah arah keingintahuan (curiosity oriented), dikutub lainnya

adalah arah Mission Oriented (Gambar 4).

Page 18: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

16

Gambar 5 Jenis Penelitian Versi Mahgub Sumber: http://www.slideshare.net/ymahgoub/architectural-research-methods-table

Jenis Penelitian Menurut Groat & Wang (2013)

Karya Groat dan Wang ini yang banyak digunakan secara luas berkat bukunya yang

sangat fenomenal Architectural Research Methods. Seperti yang telah dikemukan

sebelumnya bahwa Groat tidak setuju adanya pembagian secara dikotomis

penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Menurutnya tidak ada perbedaan yang signfikan

antara keduanya, yang ada adalah perbedaan ditataran teknik/taktik. Hal ini terlihat

pada klasifikasi penelitian yang disusunnya yang tidak memperlihatkan adanya

secara tersurat penelitian kuantitatif. Groat juga tidak membuat suatu range

penelitian sebagaimana yang dilakukan oleh Joroff&Morse’s (Gambar 3).

Gambar 4. Jenis Penelitian versi Groat & Wang (2013)

Sumber: Groat & Wang (2013)

TEKNIK PENGUMPULAN, ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA PADA PENELITIAN KUALITATIF DALAM ARSITEKTUR

Proses

Page 19: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

17

Proses pendataan yang mencakup pengumpulan, reduksi, penyajian data dan

penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif bersifat interaktif dan berpola

siklus yang dilakukan secara berkesinambungan.

Pengumpulan data

Ada 4 sumber data yang digunakan dalam pengumpulan data kualitatif, yaitu:

1. Wawancara terstruktur (in-depth interview) termasuk Focus Group

Discussion (FGD).

2. Observasi

3. Artefak dan tapak (observasi in situ pada artefak/bangunan/konteks urban

dan tapak lansekap).

4. Dokumentasi arsip

Butir 1 hingga 3 merupakan sumber data primer, sedangkan yang terakhir adalah

sumber data sekunder.

Reduksi data/Coding

Adalah tahapan menjaring data yang benar benar dibutuhkan dalam penelitian.

Tahapannya adalah data hasil lapangan yang begitu banyak, dipilih dan dipilah lalu

dikelompokkan. Selanjutnya data yang sudah dikelompokkan ini disajikan dalam

bentuk tematik yang mudah dibaca dan dicerna. Seluruh proses reduksi ini selalu

dikontrol berdasarkan tujuan dan fokus penelitian.

Penyajian data (data display)

Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data dilakuka dengan tabel, grafik,

pictogram, maka dalam penelitian kualitatif ata disajikan dalam bentuk narasi, uraian

singkat, sketsa, gambar, foto dan sejenisnya.

Penarikan kesimpulan

Page 20: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

18

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, sampai tidak

ditemukannya bukti bukti lainnya baru dijadikan simpulan akhir. Juga simpulan ini

bisa berbeda dengan rumusan masalah sehingga perlu modifikasi masalah yang juga

bersifat sementara.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENELITIAN KUALITATIF

Kelebihan:

Kemampuan untuk merekam keadaan kehidupan nyata yang sangat kaya

dan holistik.

Kelenturan dalam rancangan dan prosedur yang memungkinkan

penyesuaian dalam proses penelitian.

Kepekaan terhadap makna dan proses suatu artefak dan kegiatan manusia.

Kekurangan:

tantangan menangani sejumlah data yang banyak.

Sangat sedikit panduan atau langkah langkah prosedur penelitian

Kredibilitas data kualitatif yang dipandang sebagai kelemahan paradigm

postpositivist.

CATATAN AKHIR

Upaya mengungkap jati diri alumni Arsitektur Udayana pada penelitian

Tesis/Disertasi sebagian besar memilih jalur penelitian kualitatif, baik secara

tersurat maupun tersirat.

Page 21: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak

19

Pemilihan jenis penelitian kualitatif ini tentu didasarkan pada berbagai

pertimbangan, misalnya bidang ilmu yang diambil cenderung ke arah etnografi

dan sosial budaya.

Penguasaan terhadap pendekatan kuantitatif yang menggunakan analisis

kuantitatif belum mendapatkan tempat dengan berbagai faktor.

Dominansi pendekatan kuantitatif yang cukup merasuk dalam dunia keilmuan

dalam waktu yang cukup lama, membuat pola pikir kita masih sulit untuk

meninggalkannya meskipun kita mengklaim memilih kualitatif sebagai pilihan.

Hal ini terlihat dari belum teraplikasikannya kaidah kaidah dan prinsip dasar

penelitian kualitatif yang sesungguhnya.

Apapun hasilnya, ini adalah langkah awal untuk menampakkan jatidiri para

alumni arsitektur Unud. Bravo!!

Page 22: Penelitian Kualitatif pada Tesis dan Disertasi Arsitektur · Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian yang seolah bertolakbelakang ini banyak