5
8/20/2019 analisis PNEUMONIA.doc http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pneumoniadoc 1/5 ANALISIS KASUS Pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan akut parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, parasit). Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi 40 o  C, batuk dengan dahak mukoid atau  purulen kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada. Pada pasien ini keluhan utama yang dirasakan adalah sesak napas. esak napas yang ter!adi bisa disebabkan oleh adanya penumpukan "airan pada alveolus akibat adanya infeksi. #arakteristik sesak yang tidak dipegaruhi oleh aktivitas dan tidak adanya P$% menggambarkan  bah&a sesak kemungkinan bukan berasa dari gangguan system kardiovaskuer. esak !uga tidak dipengaruhi oleh "ua"a atau debu menun!ukan bah&a diagnosis asma diagnosis asma dapat disingkiran. elain sesak pasien !uga mengeuhkan adanya demam. %emam menun!ukkan adanya suatu proses inflamasi akut. #eluhan batuk yang produktif dan adanya perubahan karakteristik sputum adalah ge!ala yang khas pada infeksi paru akut. putum yang ber&arna kekuningan (purulent) menun!ukkan bah&a infeksi kemungkinan disebabkan oleh bakteri. 'atuk telah dirasakan minggu *. 'atuk yang lama biasanya disebabkan oleh adanya infeksi  Mycobacterium tuberculosis , namun pasien menyangkal adanya keluhan lain yang mendukung diagnosis +'C. kan tetapi, pemeriksaan sputum lebih baik tetap dilakukan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya peningkatan suhu yang menun!ukkan adanya suatu proses inflamasi akut. elain itu respiratory rate !uga meningkat (sesak napas) penyebab meningkatnya la!u pernapasan telah di!elaskan sebelumnya. danya ronki pada paru kanan menun!ukkan bah&a terdapat "airan pada saluran nafas. al ini semakin mendukung diagnosis  pneumonia pada kasus ini. %ari hasil pemeriksaan sputum P pasien, tidak ditemukan '+, sehingga hasilnya didapatkan '+ negative. %ari pemeriksaan ini, dapat membantu untuk menyingkirkan diagnosis banding +'. %ari hasil urinalisa pasien didapatkan penurunan berat !enis. +erdapat peningkatan  !umlah sel epitel suamosal, sel transisional, #ristal maupun epitel mu"us. al ini menun!ukkan  bah&a adanya proses inflamasi yang ter!adi pada saluran ken"ing. /alaupun tidak terdapat

analisis PNEUMONIA.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: analisis PNEUMONIA.doc

8/20/2019 analisis PNEUMONIA.doc

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pneumoniadoc 1/5

ANALISIS KASUS

Pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan akut parenkim paru yang disebabkan

oleh mikroorganisme (bakteri, virus, parasit). Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam,

menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi 40o

  C, batuk dengan dahak mukoid atau

 purulen kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.

Pada pasien ini keluhan utama yang dirasakan adalah sesak napas. esak napas yang

ter!adi bisa disebabkan oleh adanya penumpukan "airan pada alveolus akibat adanya infeksi.

#arakteristik sesak yang tidak dipegaruhi oleh aktivitas dan tidak adanya P$% menggambarkan

 bah&a sesak kemungkinan bukan berasa dari gangguan system kardiovaskuer. esak !uga tidak 

dipengaruhi oleh "ua"a atau debu menun!ukan bah&a diagnosis asma diagnosis asma dapat

disingkiran. elain sesak pasien !uga mengeuhkan adanya demam.

%emam menun!ukkan adanya suatu proses inflamasi akut. #eluhan batuk yang produktif 

dan adanya perubahan karakteristik sputum adalah ge!ala yang khas pada infeksi paru akut.

putum yang ber&arna kekuningan (purulent) menun!ukkan bah&a infeksi kemungkinan

disebabkan oleh bakteri. 'atuk telah dirasakan minggu *. 'atuk yang lama biasanya

disebabkan oleh adanya infeksi Mycobacterium tuberculosis, namun pasien menyangkal adanya

keluhan lain yang mendukung diagnosis +'C. kan tetapi, pemeriksaan sputum lebih baik tetap

dilakukan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya peningkatan suhu yang menun!ukkan adanya

suatu proses inflamasi akut. elain itu respiratory rate !uga meningkat (sesak napas) penyebab

meningkatnya la!u pernapasan telah di!elaskan sebelumnya. danya ronki pada paru kanan

menun!ukkan bah&a terdapat "airan pada saluran nafas. al ini semakin mendukung diagnosis

 pneumonia pada kasus ini.

%ari hasil pemeriksaan sputum P pasien, tidak ditemukan '+, sehingga hasilnyadidapatkan '+ negative. %ari pemeriksaan ini, dapat membantu untuk menyingkirkan

diagnosis banding +'.

%ari hasil urinalisa pasien didapatkan penurunan berat !enis. +erdapat peningkatan

 !umlah sel epitel suamosal, sel transisional, #ristal maupun epitel mu"us. al ini menun!ukkan

 bah&a adanya proses inflamasi yang ter!adi pada saluran ken"ing. /alaupun tidak terdapat

Page 2: analisis PNEUMONIA.doc

8/20/2019 analisis PNEUMONIA.doc

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pneumoniadoc 2/5

leukosit, nitrit, protein, glukosa, dan keton yang menun!ukkan bah&a infeksi belum men"apai

gin!al sehingga menyebabkan kebo"oran plasma. Pemeriksaan urin tersebut dapat membantu kita

dalam menegakkan diagnosis pneumonia komuniti.

%ari hasil analisa gas darah didapatkan peningkatan p, peningkatan PC1, dan

 peningkatan C, yang menandakan adanya alkalosis metabolik. +erdapat !uga peningkatan

laktat dalam arteri yang menun!ukkan peningkatan metabolisme, sehingga terdapat

 penumpukkan laktat di darah.

Pada pasien ini berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, foto thoraks dan laboratorium.

%itegakkan diagnosis pneumonia komuniti berdasarkan ge!ala klinis yang ditemukan pada pasien

yaitu terdapat batuk yang disertai dengan perubahan karakteristik sputum, terdapat kenaikan

suhu tubuh2demam 3 0C pada pemeriksaan aksila, sesak nafas sebagai keluhan utama, dan !uga

 pada pemeriksaan fisik didapatkan suara ronkhi pada lapang paru bagian kanan. al ini semakin

didukung oleh kenaikan leukosit sebesar 11.5002dl (leukosit 360.000 atau 74800).

Pasien kemungkinan mengalami pneumonia tipikal dengan karakteristik onset yang akut,

 batuk yang produktif, sputum yang purulent dan tidak terdapat ge!ala lain di luar paru seperti

nyeri kepala, nyeri tenggorok, myalgia, dll.elain itu dari pemeriksaan lab !uga didapatkan

adanya leukositosis. 9tiologi dari pneumonia tipikal biasanya adalah kokus gram : atau -. ;ntuk 

mengetahui etiologinya se"ara akurat perlu dilakukan kultur.

P< ( Pneumonia Severity Index)

#arakteristik Pasien $ilai

;mur =-60> 8

?rekuensi napas @ 0A2mnt 10

uhu tubuh @ 8oC 68

B;

Pada pasien ini berdasarkan faktor demografik yaitu umur, tidak ada penyakit komorbid,

dengan frekuensi nafas @0 kali2menit, dan suhu tubuh yang meningkat @80C didapatkan skor 

P< , sehingga menurut rekomendasi Perhimpunan %okter Paru <ndonesia (P%P<) pasien ini

memerlukan pera&atan ra&at inap. %engan total poin tersebut, pasien termasuk dalam

kategori kelas risiko <<<, yaitu resiko rendah dengan persentase angka kematian sebesar 1.D.

Page 3: analisis PNEUMONIA.doc

8/20/2019 analisis PNEUMONIA.doc

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pneumoniadoc 3/5

Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan &aktu untuk mendapatkan

hasilnya, yaitu diantaranya dengan menggunakan pemeriksaan biakan untuk menentukan kuman

 penyebab. edangkan pemeriksan invasive hanya dilakukan pada pneumonia berat dan

 pneumonia yang tidak merespon dengan pemberian antibioti". Pneumonia dapat menyebabkan

kematian bila tidak segera diobati, maka pengobatan a&al pneumonia diberikan antibioti" se"ara

empiris.

%alam mengobati pasien ini pemilihan antibioti" se"ara empiris berdasarkan beberapa

fa"tor, termasuk !enis kuman yang kemungkinan besar merupakan penyebab, efektifitas obat

telah terbukti dalam penelitian sebelumnya, dan !uga fa"tor resiko resisten antibioti". Pemilihan

antibioti" mempertimbangkan kemungkinan resisten terhadap Streptococcus pneumonia yang

merupakan penyebab utama CP.

Pasien ini dira&at melalui <G%, setelah menilai skor P< pasien ini memerlukan ra&at

inap. +erapi yang diberikan meliputi pengobatan supporting atau simptomatik, yaitu pemberian

terapi oksigen, pemasangan infuse untuk rehidrasi dan koreksi kalori serta elektrolit, dan

 pemberian obat lain seperti antipiretik dan mukolitik. elain itu pemberian antibioti" segera se!ak 

di <G% dalam &aktu !am se!ak masuk rumah sakit. Pemberian antibioti" dievaluasi se"ara

klinis dalam E1 !am pertama. Bika ter!adi perbaikan klinis maka terapi dapat dilan!utkan dan bila

 perburukan maka antibioti" harus diganti sesuai hasil biakan atau pedoman empiris.

ntibiotik yang diberikan pada pasien ra&at inap tidak intensif berdasarkan petun!uk 

terapi empiris untuk pneumonia komunitas menurut P%P< yaitu golongan fluorokuinolon

respirasi <F (evofloAa"yn E80 mg, oksifloksasin) atau beta laktam ditambah makrolid.

Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan bahan sputum dan

didapatkan hasil negative pada penge"atan '+ dari sputum pagi dan se&aktu, asil

 pemeriksaan ini menyingkirkan kemungkinan infeksi kuman +'.

Pada perkembangan terapi pasien ini dipantau dari pasien masuk (66 ktober 1068) sampai

tanggal 68 ktober 1068. Pasien masih diberikan terapi in!eksi antibiotik (evofloAa"in i.v) dan

 belum diganti dengan obat oral.

dapun kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti (P%P<,

1064)

H +idak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

H +idak ada kelainan pada penyerapan saluran "erna

Page 4: analisis PNEUMONIA.doc

8/20/2019 analisis PNEUMONIA.doc

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pneumoniadoc 4/5

H Penderita sudah tidak panas I !am

H Ge!ala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan, batuk)

H eukosit menu!u normal2normal

Pada perkembangan pasien ini, pasien masih merasakan sesak dan batuk selama

 pera&atan, meskipun sesak sempat sedikin menurun selama beberapa hari. dapun frekuensi

 pernafasan pasien masih diatas batas normal, yakni 14A2menit. al ini menandakan bah&a ge!ala

klinis pasien belum sepenuhnya membaik, sehingga terapi antibiotik in!eksi belum dapat diganti

dengan terapi oral.

elain itu, pada kasus pneumonia terapi in!eksi dapat diberikan selama 1- hari, maksimal

4 hari, setelah itu dapat diganti dengan terapi oral lalu dilan!utkan ra&at !alan, dengan

memperhatikan kriteria perubahan terapi diatas. Pada pasien ini masih diberikan terapi in!eksi,

sehingga belum dapat dipulangkan atau ra&at !alan.

Pada kasus pneumonia komuniti umumnya prognosis baik. dapun angka kematian pada

 pasien ini berkisar 1,D, yang menun!ukkan tingkat keparahan #las <<< dan kelas risiko rendah.

nga kematian ini didapatakan dari skor P< (Pneumonia everity <ndeA) sebesar poin.

%engan penanganan yang tepat, pasien ini dapat menun!ukkan perkembangan yang baik.

PENUTUP

#esimpulan

Pneumonia adalah penyakit saluran napas ba&ah (lo&er respiratory tra"t (*+)) akut, biasanya

disebabkan oleh infeksi. ebenarnya pneumonia bukan penyakit tunggal. Penyebabnya bisa

 berma"am-ma"am dan diketahui ada sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus,

mikroplasma, !amur, berbagai senya&a kimia maupun partikel. Penyakit ini dapat ter!adi pada

semua umur, &alaupun manifestasi klinik terparah mun"ul pada anak, orang tua dan penderita

 penyakit kronis.

aran

Penyakit pneumonia sebenarnya merupakan manifestasi dari rendahnya daya tahan tubuh

seseorang akibat adanya peningkatan kuman patogen seperti bakteri yang menyerang saluran

 pernapasan. %alam keadaan sehat pada paru tidak akan ter!adi pertumbuhan mikroorganisme,

Page 5: analisis PNEUMONIA.doc

8/20/2019 analisis PNEUMONIA.doc

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pneumoniadoc 5/5

keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. +erdapatnya bakteri di dalam

 paru merupakan ketidak seimbangan antara daya tahan tubuh, sehingga mikroorganisme dapat

 berkembang biak dan berakibat timbulnya infeksi penyakit. leh karena itu sangat di perlukan

men!aga daya tahan tubuh dengan memperhatikan nutrisi dan kesehatan tubuh.