MAKALAH PPBedit

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

Latar BelakangWacana pemikiran politik selama ini banyak didorong dan

dikembangkan para ilmuwan Barat. Pertumbuhan pemikiran politik Barat ditempatkan sebagai acuan tunggal dalam memperbincangkan segala sesuatu yang berkait dengan authoritative allocation of value for society. Perbincangan ini menjadi berkembang pesat dengan pertumbuhan paradigma keilmuan politik yang semakin menunjukkan kemapanan, dari mazhab pemikiran tradisionalis, realis, behaviioralis, post-behavioralis, scientific, sampai post-modernisme. Hal yang sangat mendasar dari perbincangan politik Barat, adalah bertitik tolak kepada konsep power sebagai sesuatu yang sifatnya terbatas, hal mana menjadikan major driven untuk melakukan struggle for power yang memungkinkan bahkan dimungkinkan terjadi konflik dalam bentuk yang ekstrim sampai dengan bentuk harmoni berupa kerjasama. Barat meletakkan perbincangan politik sebagai sebuah perbincangan yang value ladden, yang mempunyai implikasi yang kuat berupa interaksi kepentingan. Sikap interaksi kepentingan tersebut diletakkan dalam fondasi dasar yang sekularistis, di mana segala sesuatu berusaha dirasionalisasi, dan dibatasi peran-peran transendental sebagai wacana variabel independen dalam penjelasanpenjelasannya.

BAB II PEMBAHASAN

Ilmu lahir dari proses peradaban. Menurut para ahli bahwa suatu peradaban lahir melalui proses-proses sosial. Pertumbuhan dan perkembangan Ilmu hasil peradaban yaitu hasil elaborasi semua unsur yang terkandung dalam peradaban yaitu hasil produk interaksi sosial karena proses tranmisi suatu peradaban. Pada umumnya kelompok/masyarakat yang menaklukan biasanya memiliki peradaban yang lebih tinggi. Dapat mentransmisikan peradaban ke masyarakat yang primitif. Peradaban ataupun pemikiran Barat sekarang ini berasal dari konstribusi; a. Warisan Intelektual peradaban Yunani-Romawi Kuno. Pemikiran barat sangat berpengaruh besar adalah dari peradaban Yunani-Romawi Kuno. Peradaban Yunani-Romawi sendiri dipengaruhi oleh peradaban-peradaban yang lebih kuno lagi yaitu Mesopotamia, Mesir Kuno, India dan Persia. Peradaban Barat yang dipengaruhi oleh YunaniRomawi Kuno adalah dalam semua aspek peradaban dan tradisi keilmuan seperti Seni, Sains, Filsafat, Etika, Politik, Kedokteran dan Matematika. Pandangan hidup Barat ( Western Way of Life) sekarang ini adalah kelanjutan pandangan hidup orang-orang Yunani Kuno meliputi Cita-cita, kebebasan, optimisme, sekulerisasi, pengagungan terhadap jasmani dan akal serta pengkultusan pada individualisme. Termasuk tradisi keagamaan Barat banyak memantulkan secara trasparan tradisi keagamaan Yunani Kuno yang memandang agama sepenuhnya bersifat dunia wilayah, praktek mengabdi kepada kepentingan manusia, bukan Tuhan.

Sumbangan Yunani-Romawi Kuno pada Pemikiran Barat ; a. Metode-metode eksperimental dan spekulatif yang peranannya sangat mendasar dalam pengembangan pengetahuan. b. Empiris dan rasionalis. c. Yunani, mengajarkan kepada Barat agar menempatkan akal diatas segalanya. Akal adalah sumber kebenaran. Dalam filsafat politik, para filsuf Yunani Kuno seperti Plato dan Aristoteles mempengaruhi pemikiran dan filsafat politik Barat sejak dahulu/kelahirannya hingga sekarang. Sebagai contoh umpamanya tulisan niccolo Machavelli dalam The Prince, (Sang Pangeran) dan pemikirpemikir berikutnya seperti Thomas Hobbes dan John Locke dengan gagasan pemisahan kekuasaan (Separation of Power) ataupun karya Montesquieu dalam LEsperit de Lois (semangat hukum). Teori Hegeltentang Konstitusi Negara. Demikian juga dengan Karl Marx hubungan antara ekonomi dan politik. Pada umumnya para ahli sepakat bahwa seluruh filsafat Barat merupakan catatan kaki dari kedua pemikir Yunani Kuno terutama dari plato dan Aristoteles, khususnya Politics. Sumber-sumber inspiratif bagi perumusan teoritis meliputi bentuk-bentk negara, hakekat pemerintahan, hukum-hukum yang mengontrol negara, revolusi sosial dll.nya. Warisan intelektual Yunani yang paling penting adalah lahirnya gerakan intelektual seperti Renaisance, Reformasi dan lain-lainnya. Munculnya renaisance, reformasi merupakan; a. Tonggak-tonggak terpenting sejarah Pemikiran Barat diantaranya gagasan Barat mengenai Negara/States, Kekuasaan Politik, Keadilan. Demokrasi dan tradisi politik negara kota Yunani klasik yang dinamakan polis/city states. b. Sumbangan terbesar dari Romawi Kuno pada Pemikiran Barat adalah Sistim Hukum baik dalam kajian atau praktek hukum di Negara Eropa Barat seperti Perancis, Italia, Swiss, Jerman, Belanda dan Amerika Selatan. Termasuk juga negara-negara anggota Commonwealth atau bekas jajahan negara negara Eropa termasuk

Indonesia, umumnya berasal dari Code Civil Napoleon yang merupakan produk modifikasi hukum Romawi. Ada 3 (tiga) bentuk pemikiran Hukum Romawi yang mempengaruhi Hukum Barat. Pertama , Ius Civile, hukum sipil yang secara khusus diberlakukan untuk kalangan sipil dan warganegara Romawi. Kedua, Ius Gentium, hukum yang diberlakukan untuk semua orang terlepas apapun kewarganegaraannya. Tidak memandang nasionalitas seseorang. Ketiga, Ius Naturale, suatu prinsip filsafat hukum yang menganggap keadilan dan kebenaran selamanya sesuai dengan tuntutan rasional dan hakekat alam. Dalam filsafat hukum dimana semua orang memiliki hak-hak dan kedudukan sama dimata hukum dan pemerintah/negara tidak berhak mengintervensi hak-hak hukum itu. Dari segi pemikiran politik Romawi memberikan pemahaman Barat tentang teori emperium yaitu teori tentang kekuasaan dan otoritas negara. Kedaulatan dan kekuasaan dianggap sebagai bentuk pendelegasian kekuatan rakyat kepada penguasa negara. Menurut teori ini, hakekat kedaulatan sepenuhnya milik rakyat. Penguasa politik dianggap sebagai lembaga yang dipercayakan untuk memegang, bukan untuk menguasai dan mendominasi. Setiap amanat digunakan dmi kebaikan seluruh rakyat. b. Warisan Intelektual peradaban Judeo/Yahudi Kristiani. Sumbangan terpenting daripada Judeo/Yahudi terhadap Pemikiran Barat adalah gagasan-gagasan yang brilian. Sebagaimana diketahui orang-orang menjadi Yahudi banyak melahirkan peristiwa-peristiwa sejarah sejarah, memang subyek melalui gagasannya. Fakta-fakta

menunjukkan peran sejarah para Nabi dan Rasul Tuhan yang diutus kedunia sebagian besar adalah keturunan Yahudi. Sebagai contoh umpamnya dari Nabi Daud lahir para Nabi dan Rasul yang memiliki peranan sentral dalam proses pembentukan peradaban manusia. Nabi Isa diteruskan oleh Rasul Paulus juga keturunan Yahudi. Peran historis daripada orang-orang Yahudi. Dimulai sejak orangorang Yahudi berdiaspora keperbagai penjuru Eropa mulai dari Italia sampai kebekas imperium Romawi. Filsuf Yahudi yang dikenal Musa Ibnu

Maimun pada abad ke XII XIII banyak berpengaruh pada peradaban dan Pemikiran Barat. Spinoza, filsuf Barat keturunan Yahudi gagasannnya sangat berpengaruh pada filsafat modern. Abad ke XIV XVI orang Yahudi berperan dalam proses peradaban renaisanse. Terutama orang Yahudi yang bermukim di Italia. Walaupun mereka kelompok minoritas namun aktifitasnya besar dalam perekonomian sebagai tenaga banking, export-import. Bergerak dalam dunia pemikiran. Aktif bergerak dalam dunia pendidikan. Abad ke XVIII orang Yahudi aktif bergerak dalam dunia pemikiran membaur dengan peradaban Yunani Romawi dan Islam. Salah satu hasil pembauran orang Yahudi adalah gagasan-gagasan yang cemerlang dalam intelektual. Termasuk minat orang Yahudi dalam kajian Ilmu. Yang paling hebat lagi orang Yahudi berhasil membaur dan menjadikan Barat (membaratkan diri) tanpa menjadi Keristen dan menciptakan suatu kebudayaan Yahudi yang bisa dimanfaatkan Barat. Abad ke XIX dan XX minoritas Yahudi telah melahirkan tokoh-tokoh besar dibidang Ilmu dan Falsafah seperti Hegel, Karl Marx, Sidmund Freud, Nitze, Betrand Russell, John Stuart Mill, Charles Darwin, Albert Einstein dsb.nya. Dalam dunia intelektual Barat mereka muncul sebagai pelopor utama pendiri aliran-aliran pemikiran (school of thought) seperti Marxisme, Liberalisme, Kapitalisme, Komunisme, Darwinisme.Termasuk bidang seni lukis diantara Goya, Chopin, Goethe dsb.nya dan sebagian besar dari mereka banyak yang memperoleh Hadiah Nobel. Pengaruh pemikiran Barat dari peradaban Barat Keristen dimana

Organisasi Gereja telah berkembang sejak agama Keristen diakui sebagai agama negara di kekaisaran emperium Romawi. Melalui Organisasi Gereja telah yang berhasil terkait. menstrukturisasi Sehingga masyarakat masyarakat Barat Eropa menurut sebagai frame/kerangka struktur organisasi Gereja, termasuk lembaga-lembaga diindentifikasi masyarakat Kristiani berabad-abad. Organisasi atau Gereja berperan penting ketika emperium Romawi mengalami kehancuran. 1. Gereja mengambil alih banyak fungsi penting emperium.

2. Membantu mengendalikan berbagai kekacauan sosial sehingga Eropa terhindar kehancuran peradaban. 3. Peran Gereja yang penting ialah mensivilisasi/memperadabkan bangsa Barbar. 4. Memperkuat cita-cita luhur menyangkut keadilan serta menjaga dan mentransmisikan kekayaan warisan kuno Yunani-Romawi, Islam dan lain-lain ke jantung peradaban Barat. 5. Melalui agama telah merintis Barat melahirkan kebangkitan nalar, abad ke XII dan XIII. Salah seorang pelopornya adalah Thomas Aquinas yang merintis aliran filsafat dengan aliran skolatisme (Scholasticism). Kelompok ini banyak melakukan reinterprestasi atas karya Aristoteles dsb.nya. Aliran Skolatisme ini memelopori; I. rasionalistis. Yaitu lebih mementingkan logika/akal.

II. pendekatan etika. Terutama dalam mencapai tujuan manusia dapat hidup lebih baik di dunia maupun sesudah mati. III. menjelaskan sesuatu, apakah itu baik/tidak baik/penting/tidak penting, proses terjadinya dan asal muasalnya. Menurut Aquinas, Skolatisme, intinya adalah ajaran tentang

bagaimana mencari kebenarn. Ada 2 (dua) ; a. Melalui wahyu. Melalui wahyu menyajikan manusia berbagai misteri yang dipercaya, berdasarkan keimanan semata. Ayat-ayat dalam kitab suci merupakan jalan-jalan pengetahuan akan kebenaran. b. Melalui akal. Akal adalah pergulatan filsafat secsrs terus-menerus. Sumbangan agama Keristen kepada Barat adalah peranan agama ini dalam melahirkan gerakan reformasi Protestan. Meliputi alasan politik, sosial, ekonomi yang melatar belakangi muculnya reformasi Protestan. Terutama yang mempengaruhi peradaban dan pikiran Barat, ajaran tentang etika kerja/etos Kapitalisme yang dirumuskan oleh Calvin, Marx Weber.

Menurut Calvin, kerja merupakan panggilan Tuhan. Termasuk dalam membagi waktu/menghargai waktu, rasionil dalam berpikir dan bertindak, berorientasi ke masa depan, hemat dalam pengeluaran uang dan bekerja khusus bidang ekonomi sesuai dengan tuntutan Keristen. Diperkuat oleh Marx Weber sesuai antara etika Kristen dan semangat kapitalisme. Doktrin Reformasi Protestan berdampak luas pada perilaku ekonomi orang-orang Keristen di Barat. Mereka menjadi pekerja, mengumpulkan hrta dan hidp hemat tanpa merasa apa yang dilakukan sebagai kekeliruan. Etika Protestan dijadikan dasar/doktrin bagi perkembangan Kapitalisme. Eropa memiliki infrastruktur sosial ekonomi yang kokoh bagi terbentuknya proses civilisasi. Termasuk dalam perkembangan dunia pendidikan dan pemikiran yang maju. c. Warisan Intelektual Islam. Islam merupakan pilar ketiga dalam memberi kontribusi pada lahirnya peradaban Barat. Pemikir seperti Aristoteles dan Plato berpengaruh pada peradaban Islam, sampai timbul asumsi bahwa peradaban Islam hanya copy, dan kelahiran kembali peradaban YunaniRomawi kuno ditambah kepercayaan pada Keesaan Tuhan (Tauhid). Ziya Gokalp berpendapat bahwa terjemahan karya pemikir Yunani Kuno, bangsa Arab Muslim menyerap pengetahuan Seni, Filsafat, Matematika, logika, kedokteran dan lain-lain. Namun seberapa jauhkah kebenaran daripada pendapat Gokalp. Ada kesan mendramatisir pengaruh peradaban Yunani-Romawi terhadap peradaban Islam. Dalam hal ini patut diakui bahwa pandangan Gokalp mengandung kebenaran. Pengaruh Aristoteles, Plato sangat besar pengaruhnya dalam peradaban Islam, termasuk juga terhadap kaum Mutakallimun (teolog) dipengaruhi ajaran filsafat atomistik Demokritus dan Epikurus. Sedangkan kaum Mistikus dipengaruhi ajaran NeoPlatonisme yang dikembangkan di Alexandriah oleh Plotinus. Ada juga pengikut Phytagoras dan Zeno didunia Islam daintaranya kaum Riwakiyan (Stoik), Ibnu Al Arabi, tokoh Mistikus Islam Andalusia, sangat dipengaruhi oleh Plato. Karya Ibnu al Arabi, Akhlaq-i Jafali dan Alkhlaq-i Alai.

Adanya pengatruh Yunani-Romawi terhadap pemikiran Islam ini penting dikemukakan karena kontribusi warisan intrelektuial Islam diadopsi baratterjadi justru melalui karya-krya pemikir Islam yang ,menerima peradaban Yunani-Romawi itu. Persoalannya bagaimana sikap kaum muslimin menerima warisan intelektuial Yunani itu. Apakah dengan menerima pengaruh itu, Islam kemudian mengalami Helenisasi? Apakah warisan Yunani-Romawi itu diterima begiru saja atau diterima setelah melalui pergulatan intetektual ytang panjang dan disaring oleh kritisme dari inteletual handal. Para pemikir Islam klasik menganggap bukan kekeliruan meneima warisan intelektual darimanapun datangnya termasuk yang berasal dari Yunani-Romawi. Dibuktikan melalui sejarah umat Islam tidak alergis terhadap peradaban Mesopotamia, Byzantium, Persia, Hindu dan Cina. Kuncinya memahami pada hakekat Islm adalah agama inklusif, bersikap terbuka dan toleran terhadap berbagai pengaruh peradaban asing sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip keTuhanan (Tauchid) dan mapu memperkaya tradisi keilmuan Islam. Watak inilah yang membuat Islammemiliki self confidence (percaya diri) yang tinggi dan bebas dari inferiety complek (rasa rendah diri) berhadapan dan berinteraksi dengan peradaban-peradaban dunia. Watak Islam yang demikian ini pula yang menyebabkan penaklukan yang dilakukan oleh Islam tidak diiringi oleh proses penghancuran peradaban-peradaban lokal negeri-negeri yang ditaklukan. Islam membiarkan, bahkan dalam tertentu memperkaya peradaban-peradaban negeri-negeri taklukan itu. Umat Islam secara creatif warisan Yunani-Romawi juga warisan

peradaban negeri-negeri taklukan lainnya karena watak mereka yang kosmopolitan dan universal. Sebagaimana dikutip oleh Nurcholis Majid, memandang diri mereka sebagai bagian dari seluruh kemanusian universal dan yang berada falam lingkungan kewarganegaraan dunia adalah pujiam untuk orang-orang Arab (baca Muslim) bahwa meskipun mereka menjadi pemenang secara militer dan politik namun tidak memandang hina peradaban negeri yang mereka taklukan. Kekayaan budaya Syria, Persia dan Hindu mereka adaptasi ke bahasa Arab segera setelah mereka temukan. Para khalifah, gubernur dan lain-lain menjadi pelindung para sarjana yang melakukan kegiatan.

Garaudy

menyatakan

bahwa

massa

Renaisans

tidak

menurunkan/mewarisi secara langsung ajaran-ajaran kebudayaan Yunani. Melalui penterjemahan dan komentar sarjana dan filsuf Islam terhadap karya-karya pemikir yang besar Yunani, kebudayaan Yunani kemudian dijadikan objek kajian akademis jaman renasaisan. Melalui kebesaran peradaban Islam Spanyol dan Sicilia. Islam menurut Garandy yang selama seribu tahun telah menyuburkan masa lalu dan kemudian mempersiapkan masa depan. Islam telah memindahkan ke barat suatu peradaban yang telah dikelola selama seributahun.Perpindahan peradaban dari Spanyol dan Sicilia ke barat

dimungkinkan karena usaha penterjemahan yang dilakukan atas peri ntah Alphonse X. Di Sicilia Michel Scolus menterjemahkan karya Ibnu Sina, Kitab al Hayawan dan karya Ibnu Rusyd. Karya-karya pemikitr Islm inilah yang kemudian dijadikan titik tolak pandangan barat tentang alam dan kajian-kajian penelitian eksperimental. Sumbangan intelektual Ilmu Khaldun, bagi pengembangan tradisi pemikiran Barat sangat berarti. Melalui karya monumental Muqaddimah kepada Barat, Khaldun telah me luas ilmu bukan Islam menyumbangkan metodologi ilmiah berupa kajian theoritis empiris dibidang Ilmu-Ilmu sosial. Sarjana Muslim ini selayaknya sebagai perintis kajian sosiologi empiris. Bukan August Comte yang lahir sesudahnya. Dalam metodologi Khaldun amat mengutamakan data-data empiris, verifikasi uktikan bahwa perbedaan teoritis, pengujian hipotesis dan metode observasi yang kesemuanya merupakan dasar-dasar pokok dalam penelitiannya keilmuan Barat dan dunia pada umumnya . Khaldun menurut para ahli telah menunjukkan adanya pengaruh

iklim, geografi dan keadaan ekonomi terhadap kehidupan bangsa-bangsa, mempelajari stuktur dan fungsi masyarakat bertitik tolak dari pembagian kerja, peranan solidaritas sosial (ashobiyyah) dalam pembentukan dan kehancuran imperium serta membuktikan bahwa perbedaan cara mencari kehidupan akan mempengaruhi adat penerjemah, sehingga sangat luas ilmu bukan Islam dapat diperoleh dalam dalam bahasa Arab. Dimana kontribusi warisan intelektual Islam terhadap pemikiran dan tradisi keilmuan Barat ? Sebelum abad ke XIII, pemikiran dan tradisi

keilmuan Barat sulit dikatakan modern dan maju. Sebelum itu, Eropa masih diliputi abad-abad kegelapan. Tradisi ilmiah masih dianggap musuh agama dan penghianatan terhadap Alkitab dan Jesus Keristus. Para Ilmuan banyak yang menjadi korban keganasan Gereja. Eropa mengalami proses pencerahan intelektual setelah terjadi kontak dan interaktif intensif dengan peradaban Islam melalui perdagangan dan pengriman mahasiwa barat kedunia Islam. Perang Salib selama dua abad merupakan salah satu tonggak penting dalam interaksi antara peradaban Islam dengan Barat (Keristen). Melalui perang terjadi kontak dagang, pertumbuhan merkantilisme dan proses pertukaran budaya meski tidak seimbang antara kedua peradaban Barat lebih belajar dan mengambil manfaat dari interaksi dengan dunia Islam. Kasus serupa juga terjadi beberapa abad sebelumnya, yaitu ketika panglima tentara Islam Tariq Ibn Ziyad menaklukkan Spanyol dan membangun peradaban Islam dikawasan itu. Selama 7 (tujuh) abad dari abad ke VIII-XV peradaban Islam Spanyol secara gemilang berhasil mentransmisikan kebesarannya ke Eropa. Dari pusat peradaban Islam di Spanyol itulah Eropa merambh jalan kearah pencerahan intelektual. Proses yang sama juga terjadi di pusat-pusat peradaban Islam lainnya seperti di Sicilia, Kairo, Bagdad dan Alexandriah. Barat berhasil secara gemilang menghancurkan tembok-tembok penghalang/dogmatik yang mengungkungnya selama berabad-abad dan merintis jalan bagi usaha pengembangan pemikiran tradisi keilmuan. Sebenarnya pengaruh Islam sudah berabad-abad namun Barat enggan mengakui. Baru setelah sarjana-sarjana Barat yang kritis dan obyektif memperlihatkan bahwa Islam sebnarnya sangat brperan penting dalam menumbuhkan tradisi keilmuan dan peradaban Barat. Diantaranya adalah Roger Garandy, Bernard Lewis, Maurice Bucaille, Marcel Boisard, Betrand Russell, Louis Massignon. Melalui kebesaran peradaban Islam Spanyol dan Sicilia, Islam menurut Garaudy selama seribu tahun telah menyuburkan masa lalu dan kemudian mempersiapkan masa depan. Perpindahan peradaban dari Spanyol dan Sicilia ke Barat dimungkinkan melalui usaha penterjemahan atas perintah Alphonse X Raja Castille. Di Sicilia, Michel Scotus

menterjemahkan karya Ibn Sina. Kitab al Hayawan (Livre des animaux) dan karya Ibnu Rusyd, Syarah (Commmentaires) berisi komentar Rusyd terhadap karya-karya Aristoteles. Karya-karya pemikir Islam inilah yang kemudian dijadikan titik tolak pandangn Barat tentang alam dan kajiankajian penelitian eksperimental. Sumbangan Ibnu Khaldun bagi pengembangan pemikiran Barat diambil dari karya Muqaddimah. Khaldun menyumbang metodelogi ilmiah berupa kajian teoritis empiris di bidang Ilmu Ilmu Sosial. Dengan demikian sarjana Muslim ini sepantasnya sebagai pelopor dan perintis kajian sosiologis empiris. Bukan Auguste Compte yang lahir beberapa abad sesudahnya. Khaldun dalam karyanya telah menggunakan data-data empiris, verifikasi teoritis, pengujian hipotesis dan metode observasi yang kesemuanya merupakan dasar-dasar pokok dalam penelitian keilmuan barat dan pada dunia umumnya. Ibnu Haittham (965-1039) diakui sebagai Ilmuwan Muslim yang berhasil mencerahkan tradisi pemikiran ilmiah barat. Dilahirkan di Mesir adalah ahli Matematika, astronomi dan ilmu optik. Pengetahuannya telah membuka jalan bagi barat untuk merintis sains eksperimental di barat. Banyak sarjana-sarjana/pemikir Barat yang belajar di Spanyol Islam banyak mengutip terutama yang berkaitan dengan filsafat. Para pemikir barat banyak yang belajar dan dijadikan dasar pemikiran terutama dari Islam yang berhubungan dengan filsafat Rasionalisme. Barat mengenal Rasionalisme sejak abad ke XII melalui karya-karya Ibn Rusyd (Averroist)). Ibnu Rusyd adalah rasionali pengikut aliran Mutazilah yang gagasan-gagasannya sangat kuat dipengaruhi Aristoteles. Melalui Ibn Rusyd Barat melengkapi dalam kebebasan berpikir disamping pengaruh-pengaruh pemikiran Yunani Kuno. Ajaran Ibnu Rusyd tentang kekekalan benda, dan kefanaan jiwa. Pemikiran politik Barat, praktis mendominasi semenjak keruntuhan kekuatan gereja Katholik dengan sebuah endorsementperjanjian WestPhalia 1648 M yang meletakkan kekuatan negara-bangsa sebagai sandaran loyalitas utama suatu masyarakat. Hal mana diperkukuh dengan semangat sekularistis dalam slogan-slogan; Serahkan hak Kaisar pada Kaisar dan serahkan hak Tuhan pada Tuhan, Carpe Diem (Nikmatilah

Duniamu), atau semangat Aku Berfikir maka Aku Ada. Semangat pemikiran Yunani tampaknya memberikan warna yang sangat mendasar dalam perkembangan ilmu politik selanjutnya. Dalam proses panjang perkembangannya, pemikiran politik Barat telah memberikan kontribusi yang tidak bisa diremehkan. Dalam batas tertentu, pemikiran Barat telah mampu memberikan makna institusionalisasi Akan yang tetapi memungkinkan dalam sejarah terciptanya Order, di mana memberikan manfaat yang besar bagi keberlangsungan sejarah kemanusiaan. perkembangan dan pengaruhnya, pemikiran politik Barat tidak bias meninggalkan dari bias-bias yang juga telah memberikan kontribusi dari kemunduran sejarah kemanusiaan. Pemikiran politik Barat ternyata tidak mampu menghindari beberapa tragedi kemanusiaan, pemikiran politik Barat cenderung menempatkan sebagai sebuah school of thought yang unggul dibandingkan dengan school of thought lainnya, di mana memberikan implikasi besar sebuah perlakuan diskriminasi dalam tahap awal, sampai terjadi pembenaran dengan pemaksaan dalam tahap-tahap berikutnya. Dari sini tampaknya menjadi elemen rasional awal untuk saling berinteraksi dari school of thought baik yang berbasiskan barat dengan basis masyarakat lainnya. Adalah tidak berlebihan jika, pemikiran politik Barat untuk melakukan redifinisi sehingga memungkinkan terjadinya dialog pemikiran, bukan semata benturan pemikiran. Sinyalemen pakar politik pembangunan, Samuel Huntington, dalam batas tertentu sangat percaya bahwa ada school of thaught dari non Barat yang mempunyai potensi besar sebagai rival. Perbenturan antara negara, dalam hal ini dunia Barat dengan Islam, setidaknya memberikan makna bahwa terjadi arus deras pemikiran dari dua wilayah tersebut yang saling berkompetisi. Dari pemahaman ini, Huntington setidaknya mengakui bahwa tradisi politik, bukan hanya dengan warna dan style Barat an-sich tetapi juga ada warna dan style non-Barat an-sich. Yang sangat diperlukan dalam kondisi global seperti bukan perkara, siapa yang pantas berkuasa, dan yang tidak berkuasa (either-or), akan tetapi persoalan kurang lebih (less-more). Artinya sejauh mana pemikiran politik Islam atau Barat mampu memberikan penjelasan yang lebih baik. Dengan perspektif inilah diktat 'ula ini hendak disusun.

Proses penyusunan sendiri, sedikit banyak akan melakukan kajian sejarah dari interaksi individu sampai pembentukan masyarakat sebagai basis utama politik. Dengan demikian pemahaman sejarah Islam menjadi topik yang inheren. Kekuasaan kekhilafahan yang sangat panjang semenjak abad ke 7 sampai abad ke 15, adalah non-sense jika tidak diketemukan konsep-konsep politik yang memungkinkan sebuah kekuasaan bisa bertahan sebegitu lama.3 Bahkan jika lebih obyektif, kekuasaan Islam benar-benar runtuh dari panggung politik internasional adalah semenjak dibubarkannya lembaga kekhalifahan Turki Utsmani oleh Mustafa Kamal Attaturk.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulannya menurut saya adalah khususnya pemikiran politik Barat dan Islam dan hal yang juga mendapat perhatian sangat besar, adalah sebuah wacana perbandingan. Di mana ada kecenderungan pemikiran politik Barat dan Islam ditemukan titik-titik konvergensi, seperti dalam kajian kedaulatan, kajian demokrasi, public policy atau decision making process, yang keduanya mungkin mempunyai kemiripan makna atau bahkan sampai pertentangan makna. Dari perspektif inilah diharapkan pemikiran politik Islam dapat mengkritik maupun dikritik oleh pemikiran politik Barat, sehingga akan diketemukan formula pemikiran politik yang lebih komprehensive, yang tidak berfihak dan bias nilai sebuah tradisi tetapi sebuah pemikiran politik alternatif dan konstruktif dalam membangun sejarah kemanusiaan yang lebih adil dan demokratis.