Upload
ridwan
View
38
Download
8
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tutorial IV FK UNBRAH
Citation preview
TUTORIAL IVFasilitator: dr.Zukhri Zainun, Sp.M
Ketua : Anggita Sifli Pakas (13-039)Sekretaris : Diza Lorenza (13-040)Anggota :1. Reni anggraini (13-031)2. Atika arifah (13-032)3. Mohd.ilham fat-thur rahman (13-033)4. Lolyta sucihara (13-034)5. Elza efmy (13-035)6. Sasti astika (13-036)7. Lucky nurdiansyah (13-037)8. Salfida hagustia (13-038)
MODUL JANTUNGTrigger 2: gagal mesin tuan kardio
Bapak dio,62 th,dibawa ke RSI Siti Rahmah oleh keluarga karena sesak nafas sejak 1 jam yang lalu. Sesak dirasakan setelah pak Dio naik tangga ke lantai 2 rumahnya. Saat ini nyeri dada atau dada berdebar kuat tidak ada. Tuan kardio mempunyai riwayat penyakit jantung sejak sekitar 3 tahun yang lalu. Ketika dilakukan pemeriksaan kedaan umum tampak lemah, tekanan darah 110/70 mmhg, frekuensi nadi 105 kali/menit, frekuensi nafas 32 kali/menit. Pemeriksaan JVP 5+2 cmH2O. Pemeriksaan fisik paru-paru ditemukan ronkhi basah halus di kedua paru-paru dengan auskultasi. Pemeriksaan fisik jantung didapat ictus cordis teraba 2 jari lateral linea midklavikularis sisnistra di RIC VI sinistra, tidak kuat angkat. Pada auskultasi jantung tidak terdengar bising jantung. Terdapat edema minimal pretibia bilateral. Bagaimana penatalaksanaan yang harus diberikan dokter saat ini?
STEP 1: CLARIFY UNFAMILIAR TERMS
1. Ronkhi basah halus: bunyi yang ditimbulkan akibat udara yang melewati saluran nafas yang menyempit dan bermukus
2. Pemeriksaan JVP (Jugulare venous pressure): pemeriksaan tekanan vena jugularis
3. Iktus cordis: pulsasi pada apeks jantung4. Edema minimal pretibia bilateral: pembengkakan
dalam jumlah yang sedikit pada bagian pretibia di kedua tungkai kaki
5. Sesak nafas: kesulitan untuk bernafas
STEP II: DEFINE THE PROBLEMS1. Apa yang menyebabkan Bpk.Dio ketika menaiki tangga
dia merasa sesak tetapi dadanya tidak berdebar?2. Mengapa tekanan darah Bpk.Dio normal sedangkan
frekuensi nadi dan frekuensi nafasnya meningkat?3. Jelaskan pemeriksaan fisik pada jantung!4. Mengapa pada pemeriksaan jantung, iktus cordisnya
teraba 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra di RIC 6 sinistra?
5. Bagaimana terjadinya edema minimal pretibia bilateral pada Bpk.Dio?
6. Bagaimana anamnesa dan pemeriksaan fisik pada trigger?
7. Apa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk kasus pada trigger?
8. Apa diagnosa kerja dari trigger?9. Bagaimana penatalaksanaan dari kasus pada
trigger?
STEP III: BRAINSTORM POSSIBLE HYPOTHESIS OR EXPLANATIONS1. Kemungkinan Bpk.Dio mengalami gagal jantung kiri
sehingga pasokan darah untuk ke paru masih ada, namun pasokan darah untuk ke jantung kiri sudah stasis/terhambat.
2. -3. A. Inspeksi : ictus cordis
B. Palpasi: ictus cordis teraba 2 jari bagian medial linea midclavicularis sejajar RIC 5 sinistraC. Perkusi : cari batas relatif jantungD. Auskultasi : mendengarkan bunyi katup normal, Dari trigger, didapatkan bunyi ronki basah halus
4. Kemungkinan pasien kardiomegali5. Karena adanya kerusakan pada jantung kanan
sehingga darah di pembuluh vena kaki tidak dapat masuk ke atrium kanan akibatnya cairan yang ada pada pembuluh vena kaki merembes ke jaringan.
6. A. Anamnesa Nama : Tn. Dioumur : 62thRPS : - sesak nafas 1 jam yang lalu
- nyeri dada tidak adaRPD : Riwayat penyakit jantung 3 tahun yang lalu
faktor yang memperberat : menaiki tanggaB. Pemeriksaan fisik : -TD : 110/70 mmhg (normal)
-Freq.nadi: 105 kali/menit (takikardia)-Freq.nafas: 32 kali/menit (takipnue)-Pemeriksaan JVP: 5+2 cmH2O (abnormal)Pemeriksaan paru : Ronki basah halus
paru bilateralPemeriksaan jantung :- Ictus cordis teraba 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra
RIC VI sinistra- Bising jantung tidak ada
Keluhan lain : terdapat edema minimal pretibial bilateral
7. Pemeriksaan: - EKG- ECOCARDIOGRAPHY
8. Diagnosa kerja: gagal jantung (CHF)9. Pengobatan - Diuretik kuat : furosamid
STEP IV: ARRANGE THE EXPLANATIONSPatofisiologi gagal jantung kiri
Bendungan sistemik
Aliran darah ke atrium dan ventrikel kiri menurun/ terjadi gangguan fungsi
pompa
Curah jantung kiri menurun dan tekanan akhir diastole ventrikel
kiri meningkatBendungan Vena
pulmonalis
Edema paru: gangguan sistem
pernafasan
STEP V: LEARNING OBJECTIVESMahasiswa mampu memahami dan menjelaskan:
1. Anamnesa2. Pemeriksaan fisik jantung3. Pemeriksaan penunjang4. Preventif5. Komplikasi 6. Differential diagnosa 7. Penatalaksanaan
STEP VI: GATHER INFORMATIONS AND PRIVATE STUDY
STEP VII: SHARE THE RESULTS OF INFORMATIONS
1. AnamnesaNama : Tn. Dioumur : 62thRPS : - sesak nafas 1 jam yang lalu
- nyeri dada tidak adaRPD : Riwayat penyakit jantung 3
tahun yang lalufaktor yang memperberat : menaiki tangga
Pemeriksaan fisik : -TD : 110/70 mmhg (normal)-Freq.nadi : 105 kali/menit (takikardia)-Freq.nafas: 32 kali/menit (takipnue)
-Pemeriksaan JVP: 5+2 cmH2O (abnormal)Pemeriksaan paru: Ronki basah halus paru bilateralPemeriksaan jantung:- Ictus cordis teraba 2 jari lateral linea midclavicularis
sinistra RIC VI sinistra- Bising jantung tidak ada
Keluhan lain : terdapat edema minimal pretibial bilateral
DIAGNOSA : GAGAL JANTUNG (CHF)
2. Pemeriksaan fisikA. Inspeksi:1. Status kesadaran umum: baik,ringan,sakit sedang,sakit berat2. Nadi 3. Ictus cordis4. Pelebaran venaB. Palpasi:5. Tumor/massa6. Akan terasa thrill (getaran pada dinding dada)7. Pemeriksaan JVPC. Perkusi :8. Batas relatif jantung kiri dan kanan9. Pinggang jantung
D. Auskultasi :1. Bunyi jantung 12. Bunyi jantung 23. Bising jantung (murmur jantung)
3. Pemeriksaan penunjang a. Laboratorium rutin- Darah tepi lengkap- Elektrolit- BUN (Blood Urea Nitrogen)- Kreatinin- Enzim hepar- Urinalisis
b. EKG (Elektrokardiografi)- Ritme (irama jantung)- Ada/tidaknya hioertrofi ventrikel kiri- Ada/tidaknya infark
EKG normal
c. Rontgen thoraks- Menilai ukuran dan bentuk jantung- Vaskularisasi paru- Kelainan non-jantung (hipertensi pulmonal,
edema intertitial, edema paru)d. Pemeriksaan fungsi ventrikel kiri
(ecocardiogram)e. Pemeriksaan biomarka : mendeteksi gagal
jantung
4. Preventif a. Mengatur pola hidup yang sehat seperti
mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang mengandung banyak serat
b. Memeriksa kadar gula darahc. Exercise d. Menjaga berat badan yang ideale. Tidur cukup sekitar 7 sampai 8 jam per harif. Kurangi mengonsumsi garam dalam pola makan
sehari-harig. Kepatuhan minum obat pasien
5. Komplikasi gagal jantung1. Efusi pleura2. Hepatomegali3. Trombus ventrikel kiri4. Dekompesasi cordis
6. Differential Diagnosa (DD)1. Angina pectoris2. Infark myocard3. Sindroma koroner akut4. GERD
7. Penatalaksanaana. Terapi farmakologi1. ACE inhibitor
bertujuan untuk mengurangi sesak nafas dan frekuensi eksaserbasi akut gagal jantung
2. Diuretikuntuk mengatasi gagal jantung akut yang selalu disertai kelebihan cairan yang bermanifestasi sbg.edema perifer
jadi obat yang diberikan adalah:2. Kaptopril Tab 12,5 mg 2X sehari3. Furosemid Tab 40 mg pada pagi hari 1X sehari
Resep: Dr.tutorial 4
Jl.maransi, air pacah0813xxxxxxxx
R/ Tab kaptopril 12,5 mg No.XIVS 2.d.d Tab I p.c
R/Tab Furosemid 40 mg No.VIIS 1.d.d Tab I o.m a.c
Pro: Tn.BasukiUsia: 62 th
b. Terapi non farmakologi1. Edukasi gejala,tanda,pengobatan gagal jantung2. Manajemen diet
Seperti diet rendah garam, menurunkan berat badan, rendah kolesterol, rendah lemak, asupan kalori yang adekuat.
3. Latihan fisik4. Supportif keluarga atau orang lain
KESIMPULANJadi, gagal jantung atau CHF adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Berdasarkan derajat gagal jantung menurut NYHA, pada trigger ini merupakan gagal jantung derajat 1 karena pasien merasa sesak saat menaiki tangga. Sehingga terapi yang diberikan pada pasien ini adalah kaptopril dan furosemid serta dilakukan pemeriksaan EKG untuk memastikan apakah ada kelainan jantung yang lain atau tidak.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA