32
DEMAM

Demam (Tutorial 5)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PLENO

Citation preview

Slide 1

DEMAMkELOMPOK TUTORIAL 5

ADIETYA BIMA P.1218011004ANDINI WINDA YATI1218011016CHRISTOPHER A. M.1218011029GEMAYANGSURA1218011057HANIF ABDURRACHMAN1218011064IKA NOVERINA MANIK1218011077ISTIGHFARIZA SHAQINA1218011084RADITA D. PRASETYANI1218011119REMBULAN AYU N.1218011126SEPTINA ASHARIANI1218011139SITI ALVINA OCTAVIA1218011146ZSA ZSA FEBRYANA1218011166Nilai normal suhu tubuhTempat PengukuranJenis TermometerRentang Suhu Normal (0C) AksilaAir raksa, elektronik 34,7 37,3 0CSublingualAir raksa, elektronik35,5 - 37,5 0CRektalAir raksa, elektronik26,6 - 38 0CTelingaEmisi infra merah35,8 38 0CdemamKeadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh pirogen, terutama Interleukin-1.

Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak diatur, disebabkan ketidakseimbangan antara produksi dan pembatasan panas. Interleukin-1 tidak terlibat pada keadaan ini, oleh karena itu, pusat pengaturan suhu di hipotalamus berada dalam keadaan normal.

Etiologi demamPirogen adalah suatu zat yang menyebabkan demam, terdapat dua jenis pirogen yaitu pirogen eksogen dan pirogen endogen Pirogen Eksogen : Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh dan mempunyai kemampuan untuk merangsang demam dengan mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus, merangsang demam setelah 2 jam terpapar.Produk dinding sel bakteri : Endotoksin gram negatif, eksotoksin, peptidoglikan dinding sel gram positif, lipoplysaccharide binding proteinKomponen virus dan jamurPirogen EndogenPirogen yang berasal dari dalam tubuh dan diproduksi dari sistem fagosit mononuklearPirogen endogen mayorInterleukin - 1 Interleukin - 6Tumor nekrosis faktor -

Pirogen endogen minorInterleukin 8Interferon Protein inflamatorik makrofag

InfeksiBakteriVirusJamurParasitNon-InfeksiPenyakit kolagen-vaskularNeoplasmaGangguan metabolikMekanisme imun: reaksi obatLeukemiaInflamasi vaskular

Patogenesis demam

Demam KontinuDemam dengan variasi diurnal diantara 0,55-0,82C. Demam ini ditemukan pada penyakit pnemonia lobar, infeksi gram (-), riketsia, demam tifoid, gangguan SSP.

Pola-pola demam

Demam IntermitenDemam dengan variasi diurnal < 1C, suhu badan dapat turun ke tingkat normal selama beberapa jam dalam satu hari. Demam ini ditemukan pada endokarditis bakterialis, malaria, bruselosis.

Demam RemitenDemam dengan variasi diurnal lebar yaitu > 1C, suhu badan turun tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Demam ini ditemupak pada demam tifoid fase awal dan berbagai penyakit virus.

Demam Saddleback/bifasikDemam tinggi dalam beberapa hari disusul oleh penurunan suhu, sekitar 1 hari, dan kemudian timbul demam tinggi kembali. Pola ini didapatkan pada DBD, yellow fever.

Demam SeptikDemam yang terjadi peningkatan suhu tubuh ke tingkat yang sangat tinggi di malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari, disertai menggigil dan berkeringat. Demam Pel-EbsteinPeriode demam setiap minggu atau lebih lamadan periode afebril yang sama durasinya disertai berulangnya siklus.

Relapsing FeverSeperti demam Pel-Ebstein namun serangan demam berlangsung setiap 5-7 hari.Demam Tersiana dan KuartanaDemam intermiten yang ditandai dengan periode demam yang diselang dengan periode normal. Pada demam tersiana, demam terjadi pada hari ke-1 dan ke-3 (malaria Plasmodium vivax). Pada demam kuartana, demam terjadi pada hari ke-1 dan ke-4 (malaria oleh Plasmodium malariae)Factitious Fever atau Self Induce Fever merupakan keadaan yang dimanipulasi untuk memberikan kesan adanya demam.

Medikamentosa : Pemberian AntipiretikIndikasi :Demam lebih dari 39C yang berhubungan dengan gejala nyeri atau tidak nyaman, biasa timbul pada keadaan otitis media atau mialgiaDemam lebih dari 40,5CDemam berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme. Keadaan undernutrition, penyakit jantung, luka bakar, atau pascaoperasi memerlukan antipiretikAnak yang memiliki riwayat kejang atau delirium yang disebabkan demam

Tatalaksana demamNon-Medikamentosa (Penatalaksanaan Fisik)Tirah BaringKompres HangatAnak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normalPakaian anak diusahakan tidak tebalPemberian minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkatDemam pada anak yang perlu penanganan segeraPemeriksaan status generalis tidak dapat diabaikan karena menentukan apakah pasien tergolong toksis atau tidak toksis. Penampakan yang toksis mengindikasikan infeksi serius. Mc Cathy membuat Yale Observation Scale untuk membantu mengevaluasi anak usia 3-36 bulan yang sangat beresiko terhadap meningitis atau kondisi serius lainnya. Skor 7-8:tanpa infeksi berat Skor < 11:3% infeksi berat Skor 11-15:26% infeksi berat Skor >15:92% infeksi berat

Fever of unknown origin (FUO)definisiKeadaan suhu tubuh minimal 37,8-38C yang terjadi terus menerus untuk periode waktu paling sedikit 3 minggu tanpa diketahui penyebabnya setelah dilakukan pemeriksaan medis lengkap dan intensif.

Lorin dan feiginDemam tanpa kausa jelas sebagai timbulnya demam 8 hari atau lebih pada anak-anak setelah dilakukan anamnesis dengan cermat, sedangkan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboraturium awal tidak ditemukan penyebab demam tersebut .BhermanDemam berkepanjangan pada anak sebagai demam yang menetap lebih dari 7-10 hari tanpa diketahuin sebabnya

Kepustakaan lainDemam berkepanjangn pada anak sebagai :Riwayat demam lebih dari 1 mingguDemam tercatat selama perawatan di rumah sakit Tidak ditemukan diagnosis setelah dicari penyebabnya selama 1 minggu dirumah sakit

etiologiPenyebab tersering FUO pada anak:Penyakit infeksi 50%Penyakit vaskular-kolagen15%Neoplasma7 %Inflamasi usus besar4%Penyakit lain12%Klasifikasi FUOKlasikAdanya 3 kali rawat jalan atau rawat inap selama 3 hari di rumah sakit tanpa ditegakkan penyebabnya, atau dilakukan investigasi selam 1 minggu selama rawat jalanNosokomialPada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan penyakit akut bukan infeksi (dengan tiga hari penyelidikan)NeutropenicTerjadi dalam 12 hari demam dan tidak ditemukan penyebab yang jelas setelah tiga hari penyelidikan.FUO associated with HIV infectionPenegakan diagnosis fuoanamnesisPemeriksaan fisikPemeriksaan fisik lengkap, tidak hanya pada hari pertama tetapi diulang sampai diagnosis dapat ditegakkan.Pemeriksaan penunjangTahap ITahap IITahap IIIPemeriksaan penunjangTahapan algoritmik (Behrman) Tahap I : Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium tertentu.Tahap II :Bila ditemukan tanda dan gejala fokal tertentu maka dilakukan pemeriksaan tambahan yang lebih spesifik yang mengarah pada penyakit yang dicurigaiBila tidak ada tanda dan gejala fokal, maka dilakukan pemeriksaan ulang darah lengkap. A dan b dievaluasi dan dilanjutkan ke tahap III.Tahap III : Pemeriksaan lebih kompleks dan terarah, konsultasi ke bagian lain dan tindakan invasif dilakukan sepenuhnya

PenatalaksanaanTerapi ad Juvantivus :Hanya di instansi terakhirIndikasi yang kuat dan spesifikTidak dibenarkan kombinasi kombinasi antibiotik. Contoh : Kloramfenikol untuk demam tifoid, OAT untuk sangkaan tuberculosis

Daftar pustakaPoorwo, Soedarmo S., Herry G., Sri Rezeki S., Hindra I. 2008. Buku Ajaran: Infeksi dan Pediatri Tropis, Edisi II. Badan Penerbit IDAI. Jakarta.