Case Report Gizi Buruk Fixs

  • Upload
    -

  • View
    115

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jjj

Citation preview

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    1/30

    LAPORAN KASUS

    MENINGKATNYA KEJADIAN GIZI BURUK

    DI PUSKESMAS PANDANARAN

    PERIODE BULAN JANUARI

    DESEMBER 2014

    Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

    Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter Pada Bagian

    Ilmu Kesehatan Masyarakat

    ..

    Disusun oleh:

    1. Dedy Yulianto (012095858)2. Linda Megasari Sumanto (012095939)3. Lusi Pratiwi (012095941)4. Mudhita Kurnia Syarifa (012095957)

    KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    PUSKESMAS PANDANARAN

    PERIODE 10 FEBRUARI22 FEBRUARI 2014

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

    SEMARANG

    2014

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    2/30

    HALAMAN PENGESAHAN

    Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Puskesmas Pandanaran 10 Februari22 Februari 2014

    Telah Disahkan

    Semarang, Februari 2014

    Mengetahui

    Kepala Puskesmas Pandanaran Kepala Departemen IKM

    dr. Antonia Sadniningtyas dr. Ophi Indria Desanti

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    3/30

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan rahmat

    karunia dan hidayah, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul

    Meningkatnya Kejadian Gizi Buruk di Puskesmas Pandanaran.

    Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu

    Kesehatan Masyarakat.Laporan ini memuat data tentang kasus Gizi Buruk di Puskesmas

    Pandanaran, Kota Semarang.

    Laporan ini dapat terselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari berbagai pihak.

    Untuk ini kami mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada yang terhormat :

    1. dr. Ophi Indria Desanti, kepala departemen IKM FK Unissula Semarang2. dr. Ophi Indria Desanti, Koordinator Pendidikan IKM FK Unissula Semarang3. dr. Antonia Sadniningtyas, Kepala Puskesmas Pandanaran Semarang4. dr. Djoko Sulistiono selaku pebimbing di Puskesmas Pandanaran Kota Semarang.5. Seluruh Staf Puskesmas Pandanaran Semarang6. Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan kasus ini.

    Kami menyadari bahwa hasil penulisan Laporan kasus ini masih jauh dari kata

    sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan.Oleh karena itu kritik dan saran yang

    membangun guna kesempurnaan dan perbaikan laporan kasus ini agar lebih baik.

    Akhir kata kami berharap semoga laporan kasus Meningkatnya Kejadian Gizi Buruk

    di Puskesmas Pandanaran Kota Semarang ini bermanfaat bagi semua pihak.

    Semarang, Februari 2014

    Penyusun

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    4/30

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

    DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

    1.1. Latar Belakang ................................................................ 1

    1.2. Tujuan ............................................................................. 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 4

    2.1. Gizi Buruk ....................................................................... 4

    2.1.1. Definisi ............................................................. 4

    2.1.2. Penyebab ........................................................... 4

    2.1.3. Manifestasi klinik ............................................ 6

    2.1.4. Penatalaksanaan ............................................... 7

    BAB III STATUS PRESENT ............................................................... 8

    A. Data Pasien ........................................................................ 8

    1. Identitas .................................................................. 8

    2. Anamnesis ............................................................. 8

    B. Data Perkesmas .................................................................. 9

    1. Identitas Keluarga ................................................... 9

    2.Data Lingkungan ...................................................... 9

    3. Data perilaku ........................................................... 10

    4. Data akses pelayanan terdekat10

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    5/30

    BAB IV ANALISA/PEMBAHASAN .................................................. 11

    BAB V MASALAH ... .................................................................... 14

    BAB VI SARAN ..................................................................... . 16

    BAB VII IMPLEMENTASI DAN EVALUASI .................................... 18

    BAB VIII SIMPULAN ...................................................................... 20

    BAB IX PENUTUP ...................................................................... 21

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 22

    LAMPIRAN ................................................................................................ 23

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    6/30

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar BelakangPeningkatan derajat kesehatan masyarakat sangat diperlukan dalam mengisi

    pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Salah satu upaya

    peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat jika gizi tidak

    seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali ditanggulangi oleh

    Indonesia, masalah gizi yang tidak seimbang itu adalah Kurang Energi Protein (KEP),

    Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan

    Anemia Gizi Besi. Khusus untuk masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa

    dikenal dengan gizi kurang atau yang sering ditemukan secara mendadak adalah gizi

    buruk(Depkes RI, 2004 ).

    Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penaggulangannya

    tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan saja, dan disamping

    merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan

    pangan di tingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku

    yang kurang mendukung pola hidup sehat (Depkes RI, 2004).

    Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur

    harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan keberhasilan

    pembangunan negara yang dikenal dengan istilah HumanDevelopment Index ( HDI ).Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi makro

    dan kurang gizi mikro. Kurang gizi makro adalah makanan yang disediakan

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    7/30

    mencukupi namun keseimbangan kebutuhan dalam tubuh tidak seimbang. Masalah

    gizi makro adalah masalah gizi yang utamanya disebabkan oleh ketidakseimbangan

    antara kebutuhan dan asupan energi dan protein. Kurang gizi mikro adalah

    ketidakseimbangan dalam menyediakan asupan yang dibutuhkan oleh tubuh

    (Dinkespurworejo, 2012).

    Data Susenas menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang menurun dari 37,5

    % ( 1989 ) menjadi 24,6 % ( 2000 ) dan 14 % (2007). Namun kondisi tersebut tidak

    diikuti dengan penurunan prevalensi gizi buruk bahkan prevalensi gizi buruk

    cenderung meningkat dari 5,8% (2005) menjadi 6,36% (2007). Di Puskesmas

    Pandanaran tahun 2011 terdapat 2 balita dengan gizi buruk yang ditemukan.

    Sedangkan pada tahun 2012 terdapat 8 balita dengan gizi buruk. Hal ini

    memperlihatkan adanya peningkatan angka gizi buruk dari tahun ke tahun. Kurang

    gizi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental,

    mengurangi tingkat kecerdasan, kreatifitas dan produktifitas penduduk. Timbulnya

    krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan penurunan kegiatan

    produksi yang drastis akibatnya lapangan kerja berkurang dan pendapatan perkapita

    turun. Hal ini jelas berdampak terhadap status gizi dan kesehatan masyarakat karena

    tidak terpenuhinya kecukupan konsumsi makanan dan timbulnya berbagai penyakit

    menular akibat lingkungan hidup yang tidak sehat (Dinkespurworejo, 2012).

    Mulai tahun 1998 upaya penanggulangan balita gizi buruk mulai ditingkatkan

    dengan penjaringan kasus, rujukan dan perawatan gratis di Puskesmas maupun

    Rumah Sakit, Pemberian Makanan Tambahan ( PMT ) serta upaya-upaya lain yang

    bersifat Rescue.Bantuan pangan ( beras Gakin dll ) juga diberikan kepada keluarga

    miskin oleh sektor lain untuk menghindarkan masyarakat dari ancaman kelaparan.

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    8/30

    Namun semua upaya tersebut nampaknya belum juga dapat mengatasi masalah dan

    meningkatkan kembali status gizi masyarakat, khususnya pada balita. Balita gizi

    buruk dan gizi kurang yang mendapat bantuan dapat disembuhkan, tetapi kasus-kasus

    baru muncul yang terkadang malah lebih banyak sehingga terkesan penanggulangan

    yang dilakukan tidak banyak artinya, sebab angka balita gizi buruk belum dapat

    ditekan secara bermakna (Dinkespurworejo, 2012).

    Berdasarkan uraian diatas perlu pengkajian untuk mengetahui faktor faktor

    yang mempengaruhi terjadinya Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Pandanaran

    Kota Semarang pada tahun 2014 dilihat dengan H.L.Blum.

    1.2. Tujuan

    1.2.1. Tujuan UmumMengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Gizi

    Buruk pada penderita Bagas berdasarkan pendekatan H.L. Blum.

    1.2.2. Tujuan Khusus1.2.2.1Untuk mengetahui pengaruh lingkungan rumah dengan kejadian Gizi

    buruk pada penderita Bagas.

    1.2.2.2Untuk mengetahui pengaruh perilaku dengan kejadian Gizi buruk padapenderita Bagas.

    1.2.2.3Untuk mengetahui pengaruh pelayanan kesehatan dengan kejadian

    Gizi buruk pada penderita Bagas.

    1.2.2.4Untuk mengetahui pengaruh genetik dengan kejadian Gizi buruk padapenderita Bagas.

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    9/30

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Gizi Buruk

    2.1.1 Definisi

    Balita Gizi Buruk adalah anak yang berusia 0-5 tahun yang BB/TB nya - 3 SD dan

    atau mempunyai tanda-tanda klinis ( marasmus, kwashiorkor, dan marasmik-

    kwashiorkor ). Zscore untuk status gizi kurus yaitu -3 SD s/d < -2 SD sedangkan untuk

    status gizi sangat kurus < -3 SD. Atau lingkar lengan atas 11,5 cm (WHO, 2000).

    2.1.2 Penyebab

    Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan ini

    merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi.

    Selain faktor lingungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa

    sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus. Secara garis besar sebab-

    sebab marasmus ialah sebagai berikut (Dinkes, 2005):

    1) Masukan makanan yang kurang

    Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit, pemberian makanan

    yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan.

    2) Infeksi

    Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama infeksi enteral

    misalnya infantil gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis

    kongenital.

    3) Kelainan struktur bawaan

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    10/30

    Misalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung, deformitas

    palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia, hidrosefalus,

    cystic fibrosis pancreas.

    4) Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus

    Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI kurang kibat reflek mengisap

    yang kurang kuat.

    5) Gangguan metabolik

    Misalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia, lactose

    tolerance.

    6) Tumor hypothalamus

    Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain telah

    disingkirkan.

    7) Penyapihan

    Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang

    akan menimbulkan marasmus.

    8) Urbanisasi

    Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya

    marasmus; meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan

    penyapihan dini dan kemudian diikuti dengan pemberian susu manis dan susu yang

    terlalu encer akibat dari tidak mampu membeli susu; dan bila disertai dengan infeksi

    berulang, terutama gastro enteritis akan menyebabkan anak jatuh dalam marasmus.

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    11/30

    2.1.3 Manifestasi Klinis

    Tanda-tanda Marasmus :

    1. Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit.2. Wajah seperti orangtua3. Cengeng, rewel4. Perut cekung.5. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada.6. Sering disertai diare kronik atau konstipasi / susah buang air, serta

    penyakit kronik.

    7. Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang (Dinkes. 2005).Tanda-tanda Kwashiorkor :

    1. Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki ( dorsum pedis )2. Wajah membulat dan sembab3. Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan

    duduk, anak berbaring terus menerus.

    4. Perubahan status mental : cengeng, rewel kadang apatis.5. Anak sering menolak segala jenis makanan ( anoreksia ).

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    12/30

    6. Pembesaran hati7. Sering disertai infeksi, anemia dan diare / mencret.8. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut.9. Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi

    hitam terkelupas ( crazy pavement dermatosis ).

    10. Pandangan mata anak nampak sayu (Dinkes. 2005).

    2.1.5 Penatalaksanaan

    (Dinkes. 2005)

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    13/30

    BAB III

    STATUS PRESENT

    A. Data PasienData diperoleh dari observasi langsung (home visit), wawancara dengan pasien

    dan catatan medis selama pasien berobat.

    1. Identitas PasienNama : An. Bagas Saputra

    Jenis kelamin : lakilaki

    Umur : 2 tahun 6 bulan

    Berat badan : 8,5 kg

    Tinggi badan : 82,9 cm

    Agama : Islam

    Alamat : Kertanegara selatan rt 8/02 peleburan, Semarang

    2. Anamnesisa. Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien mulai mendapatkan perawatan dan pemeriksaan rutin oleh

    Dinas Kesehatan Kota Semarang sejak bulan September 2011. Setelah

    dilakukan edukasi pemberian susu formula, beberapa vitamin dan PMT

    (Pemberian Makanan Tambahan) berat badan pasien mulai naik.

    b. Riwayat kehamilan dan persalinan

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    14/30

    Kehamilan ke 1 dengan ANC : 9 kali (2 kali pada trimester pertama, 4

    kali pada trimester kedua, dan 3 kali menjelang kelahiran) di

    Puskesmas Pandanaran.

    Persalinan normal dibantu oleh bidan dengan usia kandungan 9 bulan

    dengan berat lahir 2600 gram.

    c. Riwayat imunisasiImunisasi lengkap

    - Riwayat keluarga

    Tidak ada keluarga pasien yang menderita gizi buruk.

    d. Riwayat Sosial EkonomiAyah pasien sebagai buruh bangunan dan tukang las (serabutan), ibu

    pasien bekerja sebagai buruh pabrik. Pasien tinggal bersama kedua

    orangtua , kakek dan nenek, dan 2 keluarga lainnya. Kesan ekonomi:

    kurang dengan pendapatan yang tidak menentu (rata-rata Rp. 700 .000

    per bulan).

    - Pemenuhan kebutuhan dasar

    Pasien minum susu formula dari usia 6 bulan sampai sekarang.

    - Keadaan saat ini:

    BB pasien tidak sesuai dengan umur pasien, karena pasien sebelumnya

    mempunyai riwayat gizi buruk. Pada usia 29 bulan seharusnya balita

    mempunyai BB antara 10,5-16,9 kg untuk anak laki-laki menurut

    WHO. Sedangkan berat badan hanya 8,5 kg.

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    15/30

    B. Data Perkesmas1. Identitas keluarga

    Nama KK : Amat Supriyadi

    2. Data Lingkungana. Data Individu :

    Pasien anak ke-1 dari 1 bersaudara, pasien tinggal serumah dengan kedua orang

    tuanya , Nenek dan kakek beserta 2 keluarga lainnya.

    b. EkonomiPasien belum sekolah. Ayah pasien bekerja sebagai tukang las dan buruh

    bangunan dengan pendapatan yang tidak menentu (rata-rata Rp. 7.000 per hari).

    Ibu pasien bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan 150.000 per

    minggu. Pasien berobat dengan Jamkesmas. Status rumah pasien adalah tinggal

    dengan keluarga besar.

    c. MasyarakatPasien tinggal di daerah padat penduduk dimana tingkat kebersihan lingkungan

    cukup baik dengan kesadaran kebersihan dan kesehatan penduduknya cukup

    baik.

    3. Lingkungan rumah-Berdasarkan data hasil laporan kasus didapatkan luas tanah rumah pasien 9m

    x 10 m = 90m2yang dan dihuni oleh 11 orang sehingga didapatkan kepadatan

    rumah 8,1m2/orang.

    -Ventilasi rumah pasien berupa lubang angin di atas sebanyak 6 buah @15cmx 15cm, 6 jendela, dan 6 pintu terdiri dari 1 pintu di depan rumah, 4 pintu

    kamar dan 1 pintu dibelakang sehingga udara dalam ruangan terasa pengap.

    -Terdapat 2 MCK

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    16/30

    -Lantai rumah : lantai rumah kering terbuat dari keramik tempo dulu.

    4. Data PerilakuKeluarga pasien kurang mengetahui pentingnya penataan rumah yang baik. Hal

    ini terlihat dengan penataan barang- barang yang kurang baik di dalam rumah

    sehingga rumah terasa pengap. Pasien minum susu formula 4 kali sehari, 50 cc.

    Pasien diberi susu formula dengan menggunakan botol susu sejak 6 bulan dan

    berlanjut sampai sekarang tanpa di sapih. Saat ini pasien bisa berjalan dan

    berbicara beberapa kata. Pasientidak pernah sakit. Ibu membawa pasien ke

    Posyandu rutin.

    5. Data Akses Pelayanan yang TerdekatAkses pelayanan terdekat adalah Puskesmas Pandanaran dan Posyandu yang

    diadakan sebulan sekali. Petugas kader kesehatan dan Puskesmas aktif dalam

    memberikan penyuluhan kesehatanatau pelayanan kesehatan di daerah tersebut.

    6. Data GenetikaSuami Istri

    Anak I

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    17/30

    BAB IV

    ANALISA/PEMBAHASAN

    Berdasarkan pemeriksaan pada bulan februari 2014 didapatkan pasien dengan

    usia 29 bulan dengan keluhan berupa Berat badan sudah naik tapi belum sesuai umur,

    mempunyai BB/TB : 8,5 kg / 82,9 cm. dan Z-score menurut menurut BB/U : -3 SD -

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    18/30

    Kepadatan penghuni dalam 1 rumah tinggal akan memberikan pengaruh

    bagi penghuninya. Luas rumah yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya

    akan menyebabkan perjubelan (over crowded). Hal ini tidak sehat karena

    disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen, juga bila salah satu

    anggota keluarga terkena penyakit akan mudah menular kepada anggota keluarga

    yang lain.

    b. Sosial ekonomiKeadaan sosial ekonomi sangat erat dengan keadaan rumah, lingkungan

    perumahan, kepadatan hunian, lingkungan dan sanitasi tempat tinggal yang

    buruk. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan pendapatan keluarga sangat erat juga

    dengan kejadian gizi buruk karena pendapatan yang kurang membuat orang tidak

    dapat hidup layak terutama hubungannya dengan asupan makanan yang

    memenuhi syarat-syarat kesehatan.

    Berdasarkan dari data yang di dapat pasien tinggal di rumah nenek yang

    berada di seita rumah kontrakan, pekerjaan orangtua seorang buruh dengan

    pendapatan Rp 23.000 per hari.

    c. MasyarakatPasien tinggal di daerah padat penduduk dimana tingkat kebersihan

    lingkungan cukup baik dengan kesadaran kebersihan dan kesehatan penduduknya

    cukup baik.

    2. Perilakua. Pasien hanya diberi susu formula 4 kali sehari. Disamping itu ibu pasien kurang

    mengetahui asupan makanan yang baik untuk anaknya. Pasien diberi ASI

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    19/30

    eksklusif sampai umur 6 bulan dan dilanjutkan MP-ASI pada usia lebih dari 6

    bulan.

    b. Ibu pasien memberikan susu formula menggunakan botol susu mulai umur 6bulan samapi sekarang.

    c. Pasien makan 3 kali sehari @4 sendok makan3. Manajemen Penanganan Gizi Buruk

    Puskesmas Pandanaran menangani pasien gizi buruk ini dengan memberikan

    Vit A (biru), Zink F-100 (susu, gula, minyak, mineral Mixs) diberikan 12 kali sehari Asam folat, sanbe kompleks Pemberian MP ASI ( SUN ) Pemeriksaan rutin Gizi buruk dari DKK:

    2 bulan pertama 1x/minggu

    Selanjutnyasekarang ; 1x/2 minggu

    Konseling gizi Konseling laktasi Fisioterapi Pembinaan tumbuh kembang.

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    20/30

    BAB V

    MASALAH

    5.1Masalah Individu5.1.1 Dari penilaian status gizi

    Pasien dengan usia 29 bulan mempunyai BB/TB : 8,5 kg / 82,9 cm dan

    Z-score menurut BB/U : -3 SD -

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    21/30

    5.3.2 Balita

    Tidak makan banyak karena jenis makanan yang tidak menarik.

    5.4Masalah Manajemen Penanganan Gizi BurukTidak terpantaunya pemberian asupan oleh DKK dimana penderita harusnya

    diberikan asupan makanan lebih dan formula F 100.

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    22/30

    BAB VI

    SARAN

    6.1 Untuk keluarga6.1.1 Memotivasi keluarga agar makan makanan dengan gizi seimbang secara

    teratur.

    6.1.2 Memotivasi keluarga untuk memperbaiki kondisi lingkungan rumah sehinggatercipta rumah sehat. Yaitu dengan cara memperbaiki tatanan rumah agar

    lebih rapi.

    6.1.3 Memotivasi keluarga untuk memperbaiki pola asuh dan pola makan pasien.6.2 Untuk Puskesmas6.3 Melakukan pencegahan meluasnya kasus dengan lebih meningkatkan koordinasi

    lintas program dan lintas sektor. Memberikan bantuan pangan, memberikan Makanan

    Pendamping ASI (MP-ASI), pengobatan penyakit, penyediaan air bersih, memberikan

    penyuluhan gizi dan kesehatan

    6.4 Dinas Kesehatan dan Pemerintah6.4.1 Pemberdayaan keluarga di bidang ekonomi, pendidikan dan bidang

    ketahanan pangan untuk meningkatkan pengetahuan dan daya beli keluarga.

    6.4.2 Advokasi dan Pendampingan untuk meningkatkan komitmen ekskutif danlegislatif, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat dan media massa

    agar peduli dan bertindak nyata di lingkungannya untuk memperbaiki status

    gizi anak.

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    23/30

    6.4.3 Pemantauan terus menerus situasi pangan dan gizi masyarakat, untukmelakukan tindakan cepat dan tepat untuk mencegah timbulnya bahaya

    rawan pangan dan gizi buruk.

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    24/30

    BAB VII

    IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

    I. Implementasi oleh keluarga

    Tanggal Implementasi Tanggal Evaluasi

    15 Februari 2014 Memotivasi keluarga

    penderita agar makan

    makanan dengan gizi

    seimbang secara teratur

    II. Implementasi oleh Puskesmas

    Tanggal Implementasi Tanggal Evaluasi

    15 Februari

    2014

    Agar lebih meningkatkan kegiatan

    kunjungan rumah yang dirasa

    efektif untuk meningkatkan

    pengetahuan dan kesadaran

    masyarakat mengenai pencegahan

    17 Februari

    2014

    Kegiatan kunjungan

    rumah telah dilaksanakan

    oleh dokter muda pada

    tanggal 15 Februari

    dan 17 Februari 2014

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    25/30

    dan pengobatan gizi buruk serta

    faktor resikonya.

    15 Februari

    2014

    Meningkatkan penyuluhan kepada

    keluarga dan tetangga tentang

    resiko dan bahaya penyakit gizi

    buruk

    17 Februari

    2014

    Penyuluhan dilakukan

    dengan cara pemberian

    edukasi telah

    dilaksanakan oleh dokter

    muda pada tanggal 17

    Februari 2014

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    26/30

    BAB VIII

    SIMPULAN

    Dari kegiatan yang telah dilakukan selama kunjungan Perkesmas pada pasien An

    Bagas Saputra dengan usia 29 bulan mempunyai BB/TB : 8,5 kg / 82,9 cm. dan Z-score

    menurut menurut BB/U : -3 SD -

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    27/30

    BAB IX

    PENUTUP

    Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan kasus Gizi Buruk di

    wilayah kerja Puskesmas Pandanaran. Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat penting

    dan bermanfaat bagi para calon dokter, khususnya yang kelak akan terjun di masyarakat

    sebagai Health Provider, Decision Maker, dan Communicator sebagai wujud peran serta

    dalam pembangunan kesehatan.

    Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam usaha

    peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pandanaran.

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    28/30

    DAFTAR PUSTAKA

    Depkes, RI. 2004.Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

    Dinkes. 2005.ModulManajemen Gizi Buruk. Dinkes : Semarang

    Dinkes. 2007.Pedoman Penyelenggaraan pelatihan tatalaksana anak gizi buruk bagi

    tenaga kesehatan. Dinkes : Jakarta

    Dinkes. 2006.Petunjuk Teknis Tatalaksana anak gizi buruk. Dinkes : Jakarta

    Dinkespurworejo. 2012. DinasKabupaten Purworejo Media Informasi Kesehatan

    Prima.http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=view

    &id=4&Itemid=1&limit=1&limitstart=0.Dikutip tanggal 31 Juli 2013.

    Menkes, RI. 2011. Standard Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta.

    http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.pdf/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.pdf/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.pdf/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.htmlhttp://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=1&limit=1&limitstart=0http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=1&limit=1&limitstart=0http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=1&limit=1&limitstart=0http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=1&limit=1&limitstart=0http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=1&limit=1&limitstart=0http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=1&limit=1&limitstart=0http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.pdf/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.html
  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    29/30

    LAMPIRAN

    1

    3

    2

    4

  • 5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs

    30/30

    Keterangan gambar :

    1. Lantai depan rumah2. MCK3. Dapur4. Dapur5. Meja makan6. Kamar tidur7. Kamar tidur8. Meja kamar9. Bagas saputra

    5

    6

    8

    7