Upload
-
View
115
Download
1
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jjj
Citation preview
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
1/30
LAPORAN KASUS
MENINGKATNYA KEJADIAN GIZI BURUK
DI PUSKESMAS PANDANARAN
PERIODE BULAN JANUARI
DESEMBER 2014
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter Pada Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat
..
Disusun oleh:
1. Dedy Yulianto (012095858)2. Linda Megasari Sumanto (012095939)3. Lusi Pratiwi (012095941)4. Mudhita Kurnia Syarifa (012095957)
KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS PANDANARAN
PERIODE 10 FEBRUARI22 FEBRUARI 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
2/30
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Puskesmas Pandanaran 10 Februari22 Februari 2014
Telah Disahkan
Semarang, Februari 2014
Mengetahui
Kepala Puskesmas Pandanaran Kepala Departemen IKM
dr. Antonia Sadniningtyas dr. Ophi Indria Desanti
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
3/30
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan rahmat
karunia dan hidayah, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
Meningkatnya Kejadian Gizi Buruk di Puskesmas Pandanaran.
Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat.Laporan ini memuat data tentang kasus Gizi Buruk di Puskesmas
Pandanaran, Kota Semarang.
Laporan ini dapat terselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk ini kami mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada yang terhormat :
1. dr. Ophi Indria Desanti, kepala departemen IKM FK Unissula Semarang2. dr. Ophi Indria Desanti, Koordinator Pendidikan IKM FK Unissula Semarang3. dr. Antonia Sadniningtyas, Kepala Puskesmas Pandanaran Semarang4. dr. Djoko Sulistiono selaku pebimbing di Puskesmas Pandanaran Kota Semarang.5. Seluruh Staf Puskesmas Pandanaran Semarang6. Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan kasus ini.
Kami menyadari bahwa hasil penulisan Laporan kasus ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan.Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan dan perbaikan laporan kasus ini agar lebih baik.
Akhir kata kami berharap semoga laporan kasus Meningkatnya Kejadian Gizi Buruk
di Puskesmas Pandanaran Kota Semarang ini bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, Februari 2014
Penyusun
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
4/30
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................ 1
1.2. Tujuan ............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 4
2.1. Gizi Buruk ....................................................................... 4
2.1.1. Definisi ............................................................. 4
2.1.2. Penyebab ........................................................... 4
2.1.3. Manifestasi klinik ............................................ 6
2.1.4. Penatalaksanaan ............................................... 7
BAB III STATUS PRESENT ............................................................... 8
A. Data Pasien ........................................................................ 8
1. Identitas .................................................................. 8
2. Anamnesis ............................................................. 8
B. Data Perkesmas .................................................................. 9
1. Identitas Keluarga ................................................... 9
2.Data Lingkungan ...................................................... 9
3. Data perilaku ........................................................... 10
4. Data akses pelayanan terdekat10
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
5/30
BAB IV ANALISA/PEMBAHASAN .................................................. 11
BAB V MASALAH ... .................................................................... 14
BAB VI SARAN ..................................................................... . 16
BAB VII IMPLEMENTASI DAN EVALUASI .................................... 18
BAB VIII SIMPULAN ...................................................................... 20
BAB IX PENUTUP ...................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 22
LAMPIRAN ................................................................................................ 23
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
6/30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPeningkatan derajat kesehatan masyarakat sangat diperlukan dalam mengisi
pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Salah satu upaya
peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat jika gizi tidak
seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali ditanggulangi oleh
Indonesia, masalah gizi yang tidak seimbang itu adalah Kurang Energi Protein (KEP),
Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan
Anemia Gizi Besi. Khusus untuk masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa
dikenal dengan gizi kurang atau yang sering ditemukan secara mendadak adalah gizi
buruk(Depkes RI, 2004 ).
Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penaggulangannya
tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan saja, dan disamping
merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan
pangan di tingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku
yang kurang mendukung pola hidup sehat (Depkes RI, 2004).
Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur
harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan keberhasilan
pembangunan negara yang dikenal dengan istilah HumanDevelopment Index ( HDI ).Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi makro
dan kurang gizi mikro. Kurang gizi makro adalah makanan yang disediakan
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
7/30
mencukupi namun keseimbangan kebutuhan dalam tubuh tidak seimbang. Masalah
gizi makro adalah masalah gizi yang utamanya disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan asupan energi dan protein. Kurang gizi mikro adalah
ketidakseimbangan dalam menyediakan asupan yang dibutuhkan oleh tubuh
(Dinkespurworejo, 2012).
Data Susenas menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang menurun dari 37,5
% ( 1989 ) menjadi 24,6 % ( 2000 ) dan 14 % (2007). Namun kondisi tersebut tidak
diikuti dengan penurunan prevalensi gizi buruk bahkan prevalensi gizi buruk
cenderung meningkat dari 5,8% (2005) menjadi 6,36% (2007). Di Puskesmas
Pandanaran tahun 2011 terdapat 2 balita dengan gizi buruk yang ditemukan.
Sedangkan pada tahun 2012 terdapat 8 balita dengan gizi buruk. Hal ini
memperlihatkan adanya peningkatan angka gizi buruk dari tahun ke tahun. Kurang
gizi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental,
mengurangi tingkat kecerdasan, kreatifitas dan produktifitas penduduk. Timbulnya
krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan penurunan kegiatan
produksi yang drastis akibatnya lapangan kerja berkurang dan pendapatan perkapita
turun. Hal ini jelas berdampak terhadap status gizi dan kesehatan masyarakat karena
tidak terpenuhinya kecukupan konsumsi makanan dan timbulnya berbagai penyakit
menular akibat lingkungan hidup yang tidak sehat (Dinkespurworejo, 2012).
Mulai tahun 1998 upaya penanggulangan balita gizi buruk mulai ditingkatkan
dengan penjaringan kasus, rujukan dan perawatan gratis di Puskesmas maupun
Rumah Sakit, Pemberian Makanan Tambahan ( PMT ) serta upaya-upaya lain yang
bersifat Rescue.Bantuan pangan ( beras Gakin dll ) juga diberikan kepada keluarga
miskin oleh sektor lain untuk menghindarkan masyarakat dari ancaman kelaparan.
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
8/30
Namun semua upaya tersebut nampaknya belum juga dapat mengatasi masalah dan
meningkatkan kembali status gizi masyarakat, khususnya pada balita. Balita gizi
buruk dan gizi kurang yang mendapat bantuan dapat disembuhkan, tetapi kasus-kasus
baru muncul yang terkadang malah lebih banyak sehingga terkesan penanggulangan
yang dilakukan tidak banyak artinya, sebab angka balita gizi buruk belum dapat
ditekan secara bermakna (Dinkespurworejo, 2012).
Berdasarkan uraian diatas perlu pengkajian untuk mengetahui faktor faktor
yang mempengaruhi terjadinya Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Pandanaran
Kota Semarang pada tahun 2014 dilihat dengan H.L.Blum.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan UmumMengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Gizi
Buruk pada penderita Bagas berdasarkan pendekatan H.L. Blum.
1.2.2. Tujuan Khusus1.2.2.1Untuk mengetahui pengaruh lingkungan rumah dengan kejadian Gizi
buruk pada penderita Bagas.
1.2.2.2Untuk mengetahui pengaruh perilaku dengan kejadian Gizi buruk padapenderita Bagas.
1.2.2.3Untuk mengetahui pengaruh pelayanan kesehatan dengan kejadian
Gizi buruk pada penderita Bagas.
1.2.2.4Untuk mengetahui pengaruh genetik dengan kejadian Gizi buruk padapenderita Bagas.
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
9/30
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gizi Buruk
2.1.1 Definisi
Balita Gizi Buruk adalah anak yang berusia 0-5 tahun yang BB/TB nya - 3 SD dan
atau mempunyai tanda-tanda klinis ( marasmus, kwashiorkor, dan marasmik-
kwashiorkor ). Zscore untuk status gizi kurus yaitu -3 SD s/d < -2 SD sedangkan untuk
status gizi sangat kurus < -3 SD. Atau lingkar lengan atas 11,5 cm (WHO, 2000).
2.1.2 Penyebab
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan ini
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi.
Selain faktor lingungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa
sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus. Secara garis besar sebab-
sebab marasmus ialah sebagai berikut (Dinkes, 2005):
1) Masukan makanan yang kurang
Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit, pemberian makanan
yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan.
2) Infeksi
Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama infeksi enteral
misalnya infantil gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis
kongenital.
3) Kelainan struktur bawaan
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
10/30
Misalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung, deformitas
palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia, hidrosefalus,
cystic fibrosis pancreas.
4) Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus
Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI kurang kibat reflek mengisap
yang kurang kuat.
5) Gangguan metabolik
Misalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia, lactose
tolerance.
6) Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain telah
disingkirkan.
7) Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang
akan menimbulkan marasmus.
8) Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya
marasmus; meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan
penyapihan dini dan kemudian diikuti dengan pemberian susu manis dan susu yang
terlalu encer akibat dari tidak mampu membeli susu; dan bila disertai dengan infeksi
berulang, terutama gastro enteritis akan menyebabkan anak jatuh dalam marasmus.
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
11/30
2.1.3 Manifestasi Klinis
Tanda-tanda Marasmus :
1. Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit.2. Wajah seperti orangtua3. Cengeng, rewel4. Perut cekung.5. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada.6. Sering disertai diare kronik atau konstipasi / susah buang air, serta
penyakit kronik.
7. Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang (Dinkes. 2005).Tanda-tanda Kwashiorkor :
1. Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki ( dorsum pedis )2. Wajah membulat dan sembab3. Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan
duduk, anak berbaring terus menerus.
4. Perubahan status mental : cengeng, rewel kadang apatis.5. Anak sering menolak segala jenis makanan ( anoreksia ).
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
12/30
6. Pembesaran hati7. Sering disertai infeksi, anemia dan diare / mencret.8. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut.9. Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi
hitam terkelupas ( crazy pavement dermatosis ).
10. Pandangan mata anak nampak sayu (Dinkes. 2005).
2.1.5 Penatalaksanaan
(Dinkes. 2005)
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
13/30
BAB III
STATUS PRESENT
A. Data PasienData diperoleh dari observasi langsung (home visit), wawancara dengan pasien
dan catatan medis selama pasien berobat.
1. Identitas PasienNama : An. Bagas Saputra
Jenis kelamin : lakilaki
Umur : 2 tahun 6 bulan
Berat badan : 8,5 kg
Tinggi badan : 82,9 cm
Agama : Islam
Alamat : Kertanegara selatan rt 8/02 peleburan, Semarang
2. Anamnesisa. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mulai mendapatkan perawatan dan pemeriksaan rutin oleh
Dinas Kesehatan Kota Semarang sejak bulan September 2011. Setelah
dilakukan edukasi pemberian susu formula, beberapa vitamin dan PMT
(Pemberian Makanan Tambahan) berat badan pasien mulai naik.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
14/30
Kehamilan ke 1 dengan ANC : 9 kali (2 kali pada trimester pertama, 4
kali pada trimester kedua, dan 3 kali menjelang kelahiran) di
Puskesmas Pandanaran.
Persalinan normal dibantu oleh bidan dengan usia kandungan 9 bulan
dengan berat lahir 2600 gram.
c. Riwayat imunisasiImunisasi lengkap
- Riwayat keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang menderita gizi buruk.
d. Riwayat Sosial EkonomiAyah pasien sebagai buruh bangunan dan tukang las (serabutan), ibu
pasien bekerja sebagai buruh pabrik. Pasien tinggal bersama kedua
orangtua , kakek dan nenek, dan 2 keluarga lainnya. Kesan ekonomi:
kurang dengan pendapatan yang tidak menentu (rata-rata Rp. 700 .000
per bulan).
- Pemenuhan kebutuhan dasar
Pasien minum susu formula dari usia 6 bulan sampai sekarang.
- Keadaan saat ini:
BB pasien tidak sesuai dengan umur pasien, karena pasien sebelumnya
mempunyai riwayat gizi buruk. Pada usia 29 bulan seharusnya balita
mempunyai BB antara 10,5-16,9 kg untuk anak laki-laki menurut
WHO. Sedangkan berat badan hanya 8,5 kg.
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
15/30
B. Data Perkesmas1. Identitas keluarga
Nama KK : Amat Supriyadi
2. Data Lingkungana. Data Individu :
Pasien anak ke-1 dari 1 bersaudara, pasien tinggal serumah dengan kedua orang
tuanya , Nenek dan kakek beserta 2 keluarga lainnya.
b. EkonomiPasien belum sekolah. Ayah pasien bekerja sebagai tukang las dan buruh
bangunan dengan pendapatan yang tidak menentu (rata-rata Rp. 7.000 per hari).
Ibu pasien bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan 150.000 per
minggu. Pasien berobat dengan Jamkesmas. Status rumah pasien adalah tinggal
dengan keluarga besar.
c. MasyarakatPasien tinggal di daerah padat penduduk dimana tingkat kebersihan lingkungan
cukup baik dengan kesadaran kebersihan dan kesehatan penduduknya cukup
baik.
3. Lingkungan rumah-Berdasarkan data hasil laporan kasus didapatkan luas tanah rumah pasien 9m
x 10 m = 90m2yang dan dihuni oleh 11 orang sehingga didapatkan kepadatan
rumah 8,1m2/orang.
-Ventilasi rumah pasien berupa lubang angin di atas sebanyak 6 buah @15cmx 15cm, 6 jendela, dan 6 pintu terdiri dari 1 pintu di depan rumah, 4 pintu
kamar dan 1 pintu dibelakang sehingga udara dalam ruangan terasa pengap.
-Terdapat 2 MCK
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
16/30
-Lantai rumah : lantai rumah kering terbuat dari keramik tempo dulu.
4. Data PerilakuKeluarga pasien kurang mengetahui pentingnya penataan rumah yang baik. Hal
ini terlihat dengan penataan barang- barang yang kurang baik di dalam rumah
sehingga rumah terasa pengap. Pasien minum susu formula 4 kali sehari, 50 cc.
Pasien diberi susu formula dengan menggunakan botol susu sejak 6 bulan dan
berlanjut sampai sekarang tanpa di sapih. Saat ini pasien bisa berjalan dan
berbicara beberapa kata. Pasientidak pernah sakit. Ibu membawa pasien ke
Posyandu rutin.
5. Data Akses Pelayanan yang TerdekatAkses pelayanan terdekat adalah Puskesmas Pandanaran dan Posyandu yang
diadakan sebulan sekali. Petugas kader kesehatan dan Puskesmas aktif dalam
memberikan penyuluhan kesehatanatau pelayanan kesehatan di daerah tersebut.
6. Data GenetikaSuami Istri
Anak I
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
17/30
BAB IV
ANALISA/PEMBAHASAN
Berdasarkan pemeriksaan pada bulan februari 2014 didapatkan pasien dengan
usia 29 bulan dengan keluhan berupa Berat badan sudah naik tapi belum sesuai umur,
mempunyai BB/TB : 8,5 kg / 82,9 cm. dan Z-score menurut menurut BB/U : -3 SD -
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
18/30
Kepadatan penghuni dalam 1 rumah tinggal akan memberikan pengaruh
bagi penghuninya. Luas rumah yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya
akan menyebabkan perjubelan (over crowded). Hal ini tidak sehat karena
disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen, juga bila salah satu
anggota keluarga terkena penyakit akan mudah menular kepada anggota keluarga
yang lain.
b. Sosial ekonomiKeadaan sosial ekonomi sangat erat dengan keadaan rumah, lingkungan
perumahan, kepadatan hunian, lingkungan dan sanitasi tempat tinggal yang
buruk. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan pendapatan keluarga sangat erat juga
dengan kejadian gizi buruk karena pendapatan yang kurang membuat orang tidak
dapat hidup layak terutama hubungannya dengan asupan makanan yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Berdasarkan dari data yang di dapat pasien tinggal di rumah nenek yang
berada di seita rumah kontrakan, pekerjaan orangtua seorang buruh dengan
pendapatan Rp 23.000 per hari.
c. MasyarakatPasien tinggal di daerah padat penduduk dimana tingkat kebersihan
lingkungan cukup baik dengan kesadaran kebersihan dan kesehatan penduduknya
cukup baik.
2. Perilakua. Pasien hanya diberi susu formula 4 kali sehari. Disamping itu ibu pasien kurang
mengetahui asupan makanan yang baik untuk anaknya. Pasien diberi ASI
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
19/30
eksklusif sampai umur 6 bulan dan dilanjutkan MP-ASI pada usia lebih dari 6
bulan.
b. Ibu pasien memberikan susu formula menggunakan botol susu mulai umur 6bulan samapi sekarang.
c. Pasien makan 3 kali sehari @4 sendok makan3. Manajemen Penanganan Gizi Buruk
Puskesmas Pandanaran menangani pasien gizi buruk ini dengan memberikan
Vit A (biru), Zink F-100 (susu, gula, minyak, mineral Mixs) diberikan 12 kali sehari Asam folat, sanbe kompleks Pemberian MP ASI ( SUN ) Pemeriksaan rutin Gizi buruk dari DKK:
2 bulan pertama 1x/minggu
Selanjutnyasekarang ; 1x/2 minggu
Konseling gizi Konseling laktasi Fisioterapi Pembinaan tumbuh kembang.
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
20/30
BAB V
MASALAH
5.1Masalah Individu5.1.1 Dari penilaian status gizi
Pasien dengan usia 29 bulan mempunyai BB/TB : 8,5 kg / 82,9 cm dan
Z-score menurut BB/U : -3 SD -
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
21/30
5.3.2 Balita
Tidak makan banyak karena jenis makanan yang tidak menarik.
5.4Masalah Manajemen Penanganan Gizi BurukTidak terpantaunya pemberian asupan oleh DKK dimana penderita harusnya
diberikan asupan makanan lebih dan formula F 100.
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
22/30
BAB VI
SARAN
6.1 Untuk keluarga6.1.1 Memotivasi keluarga agar makan makanan dengan gizi seimbang secara
teratur.
6.1.2 Memotivasi keluarga untuk memperbaiki kondisi lingkungan rumah sehinggatercipta rumah sehat. Yaitu dengan cara memperbaiki tatanan rumah agar
lebih rapi.
6.1.3 Memotivasi keluarga untuk memperbaiki pola asuh dan pola makan pasien.6.2 Untuk Puskesmas6.3 Melakukan pencegahan meluasnya kasus dengan lebih meningkatkan koordinasi
lintas program dan lintas sektor. Memberikan bantuan pangan, memberikan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI), pengobatan penyakit, penyediaan air bersih, memberikan
penyuluhan gizi dan kesehatan
6.4 Dinas Kesehatan dan Pemerintah6.4.1 Pemberdayaan keluarga di bidang ekonomi, pendidikan dan bidang
ketahanan pangan untuk meningkatkan pengetahuan dan daya beli keluarga.
6.4.2 Advokasi dan Pendampingan untuk meningkatkan komitmen ekskutif danlegislatif, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat dan media massa
agar peduli dan bertindak nyata di lingkungannya untuk memperbaiki status
gizi anak.
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
23/30
6.4.3 Pemantauan terus menerus situasi pangan dan gizi masyarakat, untukmelakukan tindakan cepat dan tepat untuk mencegah timbulnya bahaya
rawan pangan dan gizi buruk.
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
24/30
BAB VII
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
I. Implementasi oleh keluarga
Tanggal Implementasi Tanggal Evaluasi
15 Februari 2014 Memotivasi keluarga
penderita agar makan
makanan dengan gizi
seimbang secara teratur
II. Implementasi oleh Puskesmas
Tanggal Implementasi Tanggal Evaluasi
15 Februari
2014
Agar lebih meningkatkan kegiatan
kunjungan rumah yang dirasa
efektif untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran
masyarakat mengenai pencegahan
17 Februari
2014
Kegiatan kunjungan
rumah telah dilaksanakan
oleh dokter muda pada
tanggal 15 Februari
dan 17 Februari 2014
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
25/30
dan pengobatan gizi buruk serta
faktor resikonya.
15 Februari
2014
Meningkatkan penyuluhan kepada
keluarga dan tetangga tentang
resiko dan bahaya penyakit gizi
buruk
17 Februari
2014
Penyuluhan dilakukan
dengan cara pemberian
edukasi telah
dilaksanakan oleh dokter
muda pada tanggal 17
Februari 2014
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
26/30
BAB VIII
SIMPULAN
Dari kegiatan yang telah dilakukan selama kunjungan Perkesmas pada pasien An
Bagas Saputra dengan usia 29 bulan mempunyai BB/TB : 8,5 kg / 82,9 cm. dan Z-score
menurut menurut BB/U : -3 SD -
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
27/30
BAB IX
PENUTUP
Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan kasus Gizi Buruk di
wilayah kerja Puskesmas Pandanaran. Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat penting
dan bermanfaat bagi para calon dokter, khususnya yang kelak akan terjun di masyarakat
sebagai Health Provider, Decision Maker, dan Communicator sebagai wujud peran serta
dalam pembangunan kesehatan.
Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam usaha
peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pandanaran.
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
28/30
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI. 2004.Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Dinkes. 2005.ModulManajemen Gizi Buruk. Dinkes : Semarang
Dinkes. 2007.Pedoman Penyelenggaraan pelatihan tatalaksana anak gizi buruk bagi
tenaga kesehatan. Dinkes : Jakarta
Dinkes. 2006.Petunjuk Teknis Tatalaksana anak gizi buruk. Dinkes : Jakarta
Dinkespurworejo. 2012. DinasKabupaten Purworejo Media Informasi Kesehatan
Prima.http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=view
&id=4&Itemid=1&limit=1&limitstart=0.Dikutip tanggal 31 Juli 2013.
Menkes, RI. 2011. Standard Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.pdf/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.pdf/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.pdf/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.htmlhttp://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=1&limit=1&limitstart=0http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=1&limit=1&limitstart=0http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=1&limit=1&limitstart=0http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=1&limit=1&limitstart=0http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=1&limit=1&limitstart=0http://www.dinkespurworejo.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=1&limit=1&limitstart=0http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.pdf/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.html5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
29/30
LAMPIRAN
1
3
2
4
5/28/2018 Case Report Gizi Buruk Fixs
30/30
Keterangan gambar :
1. Lantai depan rumah2. MCK3. Dapur4. Dapur5. Meja makan6. Kamar tidur7. Kamar tidur8. Meja kamar9. Bagas saputra
5
6
8
7