Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL STRATEGI AKTIF
DAN PASIF DALAM MENENTUKAN EXPECTED RETURN PADA SEKTOR
KONSTRUKSI YANG TERDAFTAR DI DES PADA TAHUN 2011- 2015
Reza Audiyan Bayhaki
Fakultas Ekonomi, Universitas Al Azhar Indonesia
Ferry Novindra Idroes
Fakultas Ekonomi, Universitas Al Azhar Indonesia
ABSTRACT
Investing in the stock exchange is to maximize the return even if they are
constrained, the primary risk. Its return is the driving force in the investment process. It
is a reward for investing. To know and assess risks, investors need to diversify through
the establishment of a portfolio. The purpose of this research is to know the return and
risk in the form of active and passive strategy in DES inventory during 5 years’ period,
January 2011 until december 2015. Active strategy using a single index model and
passive using the indexing model. Based on research conducted on three index methods
(sharpe. Treynor, and Jensen), The results of this study show that the active strategy
(single index model): 3.64 percent in portfolio return and 1.02 percent in risks. Passive
strategy (indexing model): 3.4 percent in portfolio return and 1.03 percent in risks. The
findings show that between the two strategies, the overall return and risk of active
strategies outweight the passive strategy.
Keyword: Active and passive strategies, risk, return, portfolio
40 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar modal di Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir telah
menyita perhatian banyak pihak, khususnya dikalangan masyarakat bisnis. Hal ini
disebabkan oleh kegiatan pasar modal yang semakin berkembang pesat dan
meningkatnya keinginan dari masyarakat bisnis untuk mencari sumber alternatif
pembiayaan selain bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di
pasar modal untuk mendapatkan dana yang diperlukan, tanpa harus repot menanggung
beban bunga seperti halnya jika meminjam dana pada bank. Di samping itu, efek
perkembangan pasar modal juga dipengaruhi oleh meningkatnya tingkat kesadaran
masyarakat untuk berinvestasi atau menjadi seorang investor. Pasar modal menjadi
sarana alternatif bagi masyarkat untuk melakukan real investment. Hal ini berbanding
lurus dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat yang tidak lagi berupa kebutuhan
pokok saja. Untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat tersebut diperlukan
penghasilan tambahan. Penghasilan yang diperoleh masyarakat sekarang disisihkan dan
digunakan untuk berinvestasi. Diharapkan hasil dari nilai investasi tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
masa yang akan datang. Banyaknya instrumen investasi yang ada mengharuskan
investor dapat membuat analisis pilihan investasi sebelum menanamkan dananya.
Seiring meningkatnya akses informatika menyebabkan meningkatnya perkembangan
investasi dan memudahkan bagi para investor untuk mengambil keputusan dalam
berinvestasi. Peningkatan pengetahuan analisis untuk para investor sangatlah penting,
disamping itu juga kurang terjaminnya kemampuan dari manajer investasi dalam
pengelolaan dana. Maka dari itu investor dituntut harus mampu membentuk sendiri
portofolio yang sesuai dan efisien diberbagai macam instrumen investasi. Investor yang
rasional akan menginvestasikan dananya dengan memilih saham yang efisien dan
memberikan return maksimal dengan tingkat risiko tertentu, atau tingkat return tertentu
dengan tingkat risiko yang minimal. Untuk memperkecil dari tingkat risiko yang akan
ditanggung investor diharapkan melakukan diversifikasi atas investasinya dengan
membentuk portofolio optimal yang terdiri dari berbagai jenis saham yang efisien.
41 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
Pembentukan portofolio sangat dibutuhkan oleh para investor institusional
maupun investor individual. Dalam pembentukan portofolio yang optimal akan
menghasilkan tingkat return yang maksimal dan meminimalkan tingkat risiko yang
akan ditanggung oleh para investor. Permasalahan yang sering muncul dan terjadi di
kalangan para investor, dimana investor dihadapkan dengan ketidakpastian ketika harus
menentukan saham-saham mana saja yang akan mengahasilkan return yang sesuai
dengan portofolio pilihannya. Dalam membentuk portofolio yang optimal, investor
diharuskan menentukan portofolio yang efisien terlebih dahulu. Portofolio efisien
merupakan portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko
yang rendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi. Sedangkan
portofolio optimal adalah portofolio yang ditentukan oleh seorang investor dari sekian
banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien. Kumpulan saham-
saham yang ada pada sektor konstruksi yang tercatat pada Daftar Efek Syariah (DES)
ditahun 2011-2015, bisa dijadikan salah satu pilihan bagi para investor untuk
menanamkan dananya pada sektor tersebut dan sekaligus menjadi acuan pertimbangan
dalam melakukan investasi di masa yang akan datang. Dari latar belakang dan uraian
diatas, maka penelitian ini akan mengambil judul “Analisis Pembentukan Portofolio
Optimal Strategi Aktif dan Pasif dalam Menentukan Expected Return Pada Sektor
Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada Periode 2011-2015”.
1.2. Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis memiliki rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah hasil dari kinerja pembentukan portofolio optimal berdasarkan
strategi aktif dengan menggunakan Single Index Model terhadap sektor
konstruksi?
2. Bagaimanakah hasil dari kinerja pembentukan portofolio optimal berdasarkan
strategi pasif dengan menggunakan Indexing Model terhadap sektor konstruksi?
3. Apakah terdapat perbedaan terhadap kinerja portofolio optimal dengan
menggunakan strategi aktif dan pasif pada sektor konstruksi?
42 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis hasil kinerja pembentukan portofolio
optimal berdasarkan masing-masing metode pengukuran (Sharpe, Treynor dan
Jensen) terhadap sektor konstruksi.
2. Untuk membandingkan kinerja pembentukan portofolio optimal berdasarkan
strategi aktif dan strategi pasif terhadap sektor konstruksi.
3. Untuk mengetahui hasil dari kinerja pembentukan portofolio optimal pada
strategi aktif dan pasif dengan menggunakan indeks Sharpe, Treynor, dan
Jensen.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Portofolio
Teori dasar pemilihan portofolio pertama dicetuskan oleh Harry M. Markowitz
pada tahun 1952. Tujuan akhir dari investasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan.
Keuntungan yang didapat akan sama dengan risiko yang akan ditanggung. Agar tingkat
risiko bisa ditangung, maka investor harus melakukan penyebaran risiko dengan cara
memperbanyak jenis saham, karena sesuai dengan filosofi portofolio “Don’t put all
your eggs into one backet”, yang artinya dalam melakukan investasi janganlah kita
menanamkan dana yang kita miliki hanya pada satu macam saham karena jika terjadi
kerugian pada perusahaan yang menerbitkan saham tersebut maka kita akan ikut
menanggung kerugian tersebut. Oleh karena itu, perlu memiliki berbagai jenis saham,
sehingga bila satu saham mengalami kerugian, maka saham yang lain masih untung
(Ratnasari, 2014:4).
Menurut Zubir (2013:2) teori portofolio yang dikemukakan oleh Markowitz
mengimplikasikan bahwa untuk dapat menerima risiko yang lebih besar, investor harus
dikonpensasi dengan kesempatan untuk mendapatkan return yang besar pula. Seperti
tampak pada formula varians portofolio, hubungan return dan risiko tidak selamanya
linear, tetapi berupa parabola. Pilihan investasi yang rasional terletak di wilayah yang
mendukung hubungan high risk high return.
43 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
1. Investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki
dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-
masa yang akan datang (Sunariyah, 2011:46).
Teori dasar pemilihan portofolio pertama dicetuskan oleh Harry M. Markowitz
pada tahun 1952. Tujuan akhir dari investasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan.
Keuntungan yang didapat akan sama dengan risiko yang akan ditanggung (Ratnasari,
2014:4).
2. Portofolio Efisien
Definisi portofolio efisien menurut (Nuzula, 2010:10) “diartikan sebagai
portofolio dengan return tertinggi pada risiko tertentu, atau portofolio dengan risiko
terendah pada return tertentu.”
3. Portofolio Optimal
Portofolio yang optimal merupakan portofolio yang dipilih seseorang investor
dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien (Tandelilin,
2010:157).
4. Risiko Portofolio
Zubir (2013:19) mengatakan bahwa risiko merupakan perbedaan antara hasil
yang diharapkan (expected return) dan realisasinya. Semakin besar penyimpangannya,
berarti semakin besar tingkat risikonya
5. Expected Return
Expected Return/tingkat pengembalian (keuntungan) yang diharapkan dan risiko
bagaikan dua sisi mata uang yang selalu berdampingan. Artinya, dalam berinvestasi,
disamping menghitung expected return, investor juga harus memperhatikan risiko
yang harus ditanggungnya Zubir (2013:105).
44 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
6. Diversifikasi
Diversifikasi (portofolio) bermakna bahwa investor perlu membentuk portofolio
melalui pemilihan kombinasi sejumlah aktiva sedemikian rupa hingga risiko dapat
diminimalkan tanpa mengurangi expected return (Tandelilin, 2010:115).
7. Strategi Portofolio
Pengelolaan dalam pembentukan strategi portofolio yang optimal dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu menggunakan strategi aktif dan pasif. Seperti dijelaskan oleh
(Zubir, 2013:271) ada dua strategi yang dapat dilakukan oleh investor dalam
pembentukan portofolio, yaitu sebagai berikut:
8. Strategi Aktif
Strategi manajemen portofolio aktif ialah usaha dari manajer investasi atau
investor untuk memperoleh portofolio yang menghasilkan return yang lebih tinggi
dibandingkan dengan strategi portofolio pasif
Ada tiga strategi yang biasa dipakai investor dalam menjalankan strategi aktif
portofolio saham:
9. Single Index Model
Single factor Model adalah suatu cara untuk memprediksi harga atau return
saham dengan menggunakan satu faktor sebagai prediktor yang dianggap berpengaruh
terhadap suatu sekuritas (Samsul, 2006:325). Salah satu prosedur penentuan portofolio
optimal adalah metode single index model. Metode single index menjelaskan hubungan
antara return dari setiap sekuritas individual dengan return pasar.
10. Rotasi Sektor
Pada strategi ini biasanya hanya dilakukan oleh para investor yang erinvestasi
pada saham-saham didalam negeri saja. Ada dua hal yang bisa dilakukan pada strategi
ini:
a. Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang bergergerak pada
sektor tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklus ekonomi dikemudian hari.
45 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
b. Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham
pada sektor industri yang berbeda-beda, untuk mengantisipasi perubahan siklus
ekonomi, serta pertumbuhan dan nilai saham perusahaan (Tandelilin, 2010:203).
11. Strategi Momentum Harga
Pada strategi momentum harga ini didasari pada kenyataan yang ada bahwa pada
saat-saat tertentu harga didalam pasar saham akan merefleksikan pergerakan erning
ataupun pertumbuhan. Inti pada penerapan strategi ini dimana para investor disarankan
untuk mencari informasi agar mendapatkan momentum ataupun waktu-waktu yang
tepat, guna memberikan hasil maksimal dari keuntungan bagi para investor melalui
tindakan menjual atau membeli saham.
12. Strategi Portofolio Pasif
Strategi pasif dipilih oleh investor yang menilai bahwa pasar selalu dalam
kondisi yang efisien dan untuk mengatur portofolio secara aktif membutuhkan biaya
yang cukup besar. Terdapat dua jenis metode yang disajikan oleh strategi pasif
diantaranya ialah buy and hold strategy dan indexing. Dalam konsep pasar modal yang
efisien dikatakan jika kondisi pasar benar-benar efisien dan tidak akan ada satu investor
pun yang bisa menghasilkan return yang upnormal diatas return pasar.
Ada dua strategi yang biasa dipakai investor dalam menjalankan strategi pasif
portofolio saham:
13. Buy and Hold
Buy and hold merupakan strategi yang menyarankan agar para investor untuk
melakukan pembelian saham kemudian saham yang telah dibeli disimpan dalam kurun
waktu tertentu.
14. Indexing
Strategi indexing dimana dalam membentuk portofolio untuk mendapatkan
return yang sama dengan return yang ada didalam pasar atau indeks-indeks tertentu,
contohnya pada indeks IHSG ataupun indeks LQ45.
46 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
15. Penilaian Kinerja Portofolio
Penilaian kinerja portofolio umumnya seperti evaluasi terhadap kinerja suatu
perusahaan. Portofolio yang telah dibentuk juga perlu dievaluasi kinerjanya. Evaluasi
kinerja portofolio akan berkaitan dengan dua isu utama yaitu:
a. Mengevaluasi apakah return portofolio yang telah dibentuk mampu memberikan
return yang melebihi return portofolio lainnya yang dijadikan benchmark.
b. Mengevaluasi apakah return yang telah diperoleh sudah sesuai dengan tingkat
risiko yang harus ditanggung.
Berdasarkan teori capital Market dan kesadaran akan perlunya melakukan
analisis return bersama dengan risiko, tiga peneliti yaitu Sharpe (1966), Treynor (1965),
dan Jensen (1968) mempertimbangkan realized return dan risk pada saat melakukan
evaluasi portofolionya menurut (Tandelilin,2010:320). Parameter tersebut adalah:
a. Excess return to variability measure (Sharpe Measure)
Indeks Sharpe dapat digunakan untuk memeringkatkan beberapa portofolio
berdasarkan kinerjanya, semakin tinggi Sharpe suatu portofolio dibandingkan portofolio
yang lainya, maka semakin bagus kinerja portofolio tersebut.
b. Excess return to non-diversiable (Treynor Measure)
Dengan mempertimbangkan risiko sistematis, semakin tinggi dari nilai
pengukuran Treynor maka semakin baik pula kinerja portofolio tersebut.
c. Differential return with risk is measured by beta (Jensen Measure)
Indeks Jensen secara mudahnya dapat diinterpretasikan sebagai pengukur
seberapa banyak portofolio dapat mengalahkan pasar. Indeks yang bernilai positif
berarti portofolio memberikan return lebih besar dibandingkan return harapannya
(berada diatas garis pasar sekuritas) sehingga merupakan hal yang baik karena
portofolio mempunyai return yang relatif tinggi untuk tingkat risiko sistematisnya.
47 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
2.2. Hipotesis
1. Merumuskan hipotesis untuk masing-masing metode pengukuran (Sharpe,
Treynor dan Jensen).
Ho : μa>μb, bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil dari
kinerja
portofolio optimal berdasarkan strategi aktif maupun pasif.
Hi : μa<μb, bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil dari kinerja
portofolio optimal berdasarkan strategi aktif maupun pasif.
2. Membandingkan kinerja portofolio optimal
Ha : μ1.α>μ1.b, tidak ada perbedaan yang signifikan berdasar hasil kinerja
portofolio
yang menggunakan Sharpe ratio berdasarkan strategi aktif dan strategi
pasif.
Ha : μ2.α>μ2.b, tidak ada perbedaan yang signifikan berdasar hasil kinerja
portofolio
yang menggunakan Treynor ratio berdasarkan strategi aktif dan strategi
pasif.
Ha : μ3.α>μ3.b, tidak ada perbedaan yang signifikan berdasar hasil kinerja
portofolio
yang menggunakan Jensen ratio berdasarkan strategi aktif dan strategi
pasif.
3. Menarik kesimpulan statistik (statistic conclusion).
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang akan diteliti. Sampel
adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti dan jumlahnya lebih sedikit dari populasi.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh saham dari emiten perusahaan jasa
sektor properti, real estate dan konstruksi yang terdaftar pada daftar efek syariah sub
sektor konstruksi dan bangunan yang terdiri dari 12 emiten. Sampel penelitian dibatasi
48 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
untuk saham yang terdaftar selama periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2015
yaitu sebanyak 6 emiten.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
adalah data yang diperoleh bukan dari sumber pertama, tetapi data yang sudah diolah
dan disajikan dalam bentuk dokumen atau arsip perusahaan untuk periode tertentu.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
tersebut bersumber dari:
Corporate action dan laporan keuangan emiten dari 2011 sampai dengan 2015
yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia dari situs resmi BEI
(www.idx.co.id).
Data harga saham emiten PTPP, WIKA, ADHI, SSIA, TOTL dan DGIK secara
harian dari 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2015 dari situs resmi
Yahoo finance (www.finance.yahoo.com).
Data variabel ekonomi makro ekonomi Indonesia seperti BI Rate, tingkat inflasi,
tingkat pertumbuhan indonesia (GDP) yang dapat diperoleh dari internet atau
media publikasi lainnya.
Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dapat diperoleh dari yahoo
Finance.
Data yang digunakan merupakan data antar perusahaan sampel dari suatu kurun
waktu tertentu (cross section).
Apabila dalam laporan keuangan perusahaan sampel menggunakan nilai mata
uang asing, maka dikonversi menjadi mata uang rupiah.
49 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
3.3. Teknik Analisis Data
3.3.1. Single Index Model
1) Menghitung tingkat keuntungan masing-masing saham (Rit).
(Pt – Pt - 1) + Dt
Rit = ………………….. (3.1)
Pt-1
Dimana:
Rit = tingkat keuntungan saham individu pada periode t
Pt = harga saham individu pada peiode t
Pt-1 = harga saham pada periode sebelumnya
Dt = dividen saham yang dibagikan pada periode t
2) Menghitung koefisien α dan β Husnan.
n.ΣXY – ΣX. ΣY Σy-β. ΣX
β = dan α = ………………. (3.2)
n.ΣX2 – (Σx)2
n
Dimana:
n = jumlah data
X = indeks keuntungan pasar
Y = tingkat keuntungan saham
β = beta saham i
α = alpa saham i
3) Menghitung indeks keuntungan pasar (Rm).
IHSGt - IHSGt -1
Rmt = ………… (3.3)
IHSGt – 1
Dimana:
RMt = keuntungan pasar pada periode t
IHSGt = indeks harga saham gabungan pada periode t
IHSGt-1 = indeks harga saham gabungan pada periode sebelumnya
50 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
4) Menghitung tingkat keuntungan ekspektasi (E(Ri)).
E(Ri) = αi + βi . E(RM) ……………………………… (3.4)
Dimana:
E(Ri) = Tingkat keuntungan ekspetasi dari saham i
αi = Alpha saham i
βi = Beta saham i
E(RM) = Tingkat keuntungan ekspetasi dari indeks pasar
5) Menghitung tingkat risiko (σi2).
a. Menghitung Varian dari Return Indeks Pasar (σM2)
Σ[RM-E(RM)]2
σM
2 = …………………………. (3.5)
n-1
Dimana:
σM2
= Varian dari return indeks pasar
RM = Keuntungan pasar
E(RM) = Tingkat keuntungan ekspetasi dari indeks pasar
b. Menentukan Varian dari keseluruhan Residu (σei2)
E(q – o)2
σei2
= …………………………………….(3.6)
n – 1
Jadi, total risiko adalah sebagai berikut:
σei2
= βi2 . σM
2 + σei
2 ……………………. (3.7)
c. Menghitung excess return to beta (ERB).
E(Ri) – RBR
ERB = ………………………………….(3.8)
βi
Dimana:
E(Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
RBR = Keuntungan aktiva bebas risiko
Βi = Beta saham i
51 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
d. Menghitung tingkat pembatas saham atau cut off point (C*).
[E(Ri) – RBR] . βi βi
Ai = …….. (3.9) dan βi = …….. (3.10)
σei2
σei2
Sehingga untuk menentukan besarnya titik pembatas saham / cut off point (C*),
di perlukan nilai Ci sebagai nilai cut off point itu sendiri yaitu pada rumus
sebagai berikut:
σM2
Σ = 1 Aj
Ci = ……………………… (3.11)
1 + σM2
Σ = 1 Bj
Dimana:
σei2
= Varian dari kesalahan residu saham ke-i yang juga merupakan risiko
unik atau risiko tidak sistematik.
σM2
= Varian dari return indeks pasar
Ci = Nilai C untuk saham ke-i yang dihitung dari kumulasi nilai – nilai A1
sampai dengan Ai dan nilai – nilai B1 sampai dengan Bi.
e. Menghitung Proposisi Saham (Wi).
βi
Zi = (ERBi – C*) ………………(3.12)
σei2
Z
J
Wi = ……………………………..(3.13)
Σk
J =1Z
J
Dimana:
Wi = Proporsi saham ke i
k = Jumlah saham di portofolio optimal
βi = Beta saham ke i
C* = Nilai cut off point yang merupakan nilai C terbesar
52 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
f. Menghitung Beta Portofolio (βp).
βp = Σn
i =1Wi . βi ……………………………..….(3.14)
Dimana:
βp = Beta portofolio
Σn
i =1Wi = Rata – rata Alpha saham individu
g. Menghitung Alpha Portofolio (αp).
αp = Σn
i =1Wi . αi ……………………. (3.15)
Dimana:
αp = Alpha portofolio
Σn
i =1Wi = Rata – rata Alpha saham individu
h. Menghitung tingkat keuntungan Ekspektasi Portofolio (E(Rp)).
(E(Rp)) = αp + βp . E(RM) ……………………………. (3.16)
Dimana:
(E(Rp)) = Tingkat keuntungan ekspetasi dari portofolio
αp = Alpha portofolio
βp = Beta portofolio
E(RM) = Tingkat ekspetasi dari indeks saham
i. Menghitung Risiko Portofolio (σp2).
σp2 = βp2 . σM
2 + (Σ
ni =1Wi . σei)
2 ……………………………… (3.17)
Dimana:
σp2 = Risiko portofolio
3.3.2. Indexing Model
Tidak ada perhitungan yang terlalu kompleks untuk bisa menerapkan strategi
indexing ini dalam menentukan portofolio optimal hanya saja yang membedakan
penggunaan strategi ini dengan strategi yang lainya pada pola penghitungannya hanya
memfokuskan pada seberapa lama periode yang akan diterapkan dalam pengaplikasian
53 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
strategi indexing ini. Jadi pada perhitungan di metode ini mengikuti metode yang
lainnya.
3.3.3. Evaluasi Kinerja Portofolio
Evaluasi kinerja portofolio merupakan kesatuan yang takkan pernah terpisahkan
dalam pengambilan keputusan investasi, baik investasi yang dilakukan sendiri maupun
melalui manajer investasi. Dalam menganalisis kinerja portofolio strategi aktif dan pasif
digunakan risk adjusted return sebagai patok duga dalam perbandingan kinerja
portofolio, sebagai berikut:
1. Indeks Sharpe
…………………… (3.18)
Dimana:
Sp = Indeks Sharpe portofolio
Rp = Rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan
RF = Rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
σTR = Standar deviasi return portofolio p selama pertiode pengamatan
2. Indeks Treynor
…………………………… (3.19)
Dimana:
Tp = Indeks Treynor portofolio
Rp = Rata-rata portofolio p selama periode pengamatan
RF = Rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
βp = Beta portofolio p
54 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
3. Indeks Jensen
………………………(3.20)
Dimana:
Jp = Indeks Jensen portofolio
Rp = Rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan
RF = Rata-rata tingkat return bebas risko selama periode pengamatan
βp = Beta portofolio p
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Komposisi Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Index.
a. Menghitung Expected Return, Variance, Standar Deviasi dan Kovarian saham.
Tabel 4.1. Alpha (α) dan Beta (β) masing-masing saham
Kode
Emiten
Alph
a (α)
Beta
(β)
PTPP 0,031
429
2,106
804
WIKA 0,023
163
1,729
198
ADHI 0,021
376
1,875
605
SSIA 0,020
918
2,342
583
TOTL 0,016
745
2,143
971
DGIK -
0,00405
1,710
728
Sumber: Data diolah
Pada tabel ini memperlihatkan hasil dari nilai Alpha dan Beta yang masing-
masing dari saham memiliki hubungan dengan indeks keuntungan pasar maupun dari
keuntungan masing-masing saham. Besarnya Beta ditetapkan sebesar 1 yang
55 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
mengartikan memiliki sifat yang rentan ataupun sensitif terhadap perubahan dari pasar.
Jika ada nilai Beta yang lebih besar dari 1 (β>1), jadi dapat diartikan bahwa perusahaan
tersebut sangat rentan atau sensitif terhadap kondisi pasar. Sebaliknya saham yang
memiliki nilai Beta kurang dari 1 (β<1), artinya akan mengakibatkan perubahan return
atas saham tersebut dengan arah yang berlawanan.
Tabel 4.2. Variance Error Residual masing-masing saham
Sumber: Data diolah
Variance error residual saham adalah risiko tidak sistematis, yaitu risiko yang
dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi. Risiko tidak sistematis hanya ada pada
perusahaan yang bersangkutan tersebut, sehingga risiko ini dapat didiversifikasikan.
Tabel 4.3. Excess Return to Beta masing-masing saham
Sumber: Data diolah
Dari tabel diatas diperoleh nilai rasio ERB pada masing-masing saham sangat
berfluktuatif. Nilai rasio ERB yang paling tinggi adalah saham PT. Pembangunan
Kode Emiten Varian Kesalahan
Residual
PTPP 0,0163509
WIKA 0,0093823
ADHI 0,0176164
SSIA 0,0250451
TOTL 0,0154017
DGIK 0,0211772
Kode Emiten Expected Return to
Beta
PTPP 0,018144
WIKA 0,016035
ADHI 0,014292
SSIA 0,012425
TOTL 0,011082
DGIK 0,000239
56 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
Perumahan Tbk sebesar 0,18144 dan yang paling rendah adalah PT. Nusa Konstruksi
Tbk sebesar 0,000239.
Tabel 4.4. Hasil urutan ERB dan Cut Off Point (Ci) masing-masing saham
Sumber: Data diolah
Tabel ini merupakan perhitungan nilai Ci sebagai nilai cut off point (C*) dimana
telah mengurutkan dari nilai rasio ERB yang terbesar ke terkecil, menghitung nilai Ai
dan Bi serta menganalisis saham-saham mana yang termasuk dalam portofolio optimal
dengan menentukan nilai rasio ERB lebih besar dari pada nilai Ci-nya.
Tabel 4.5. Hasil perhitungan Proporsi Saham Pembentuk Portofolio Optimal
Kod
e Emiten
ER
B
Ai Bi Ci Ketera
ngan
PTP
P
0,0
18144
4.92527
7413
271.46
05198
0.00
5697
WIK
A
0,0
16035
5.11041
57
318.69
85572
0.00
8481
AD
HI
0,0
14292
2.85408
3146
199.69
47924
0.00
932
SSI
A
0,0
12425
2.72255
9896
219.11
25538
0.00
9745
TOT
L
0,0
11082
3.30753
9282
298.44
91712
0.00
9955
C*
DGI
K
0,0
00239
0.03297
9327
138.19
55454
0.00
9296
Kode
Emiten
Zi Wi Wi(%)
PTPP
135.9512589 0.312444
31.24
WIKA 206.5395191 0.474671
47.46
ADHI 49.16731535 0.112997
11.29
57 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
Sumber: Data diolah
Tabel ini merupakan hasil perhitungan untuk menentukan proporsi dari masing-
masing saham di dalam portofolio optimal. Nilai ini menunjukan terdapat proporsi
saham tertinggi yang didapat PT. Wijaya Karya Tbk sebesar 0,474671 dengan tingkat
persentase 47,46%. Sedangkan nilai dari proporsi saham yang terendah ialah PT. Surya
Semesta Tbk sebesar 0.049673 dengan tingkat persentase 4,96%. Hasil dari proporsi
saham telah di peroleh tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan bagi para investor
untuk menanamkan sejumlah dananya kedalam portofolio optimal.
Tabel 4.6. Hasil Perhitungn Expected Return Portofolio (E(Rp))
Sumber: Data diolah
SSIA 21.61400685 0.049673
4.96
TOTL 21.84955822 0.050215
5.02
Total 1 100
Nama
Emiten Wi Βi Βp Αi αp E(RM) E(Rp)
PTPP 0.3
12444
2.1
06804
1.9
15019
0.03
1429
0.
02511
0
.0059
0.0
36422
WI
KA
0.4
74671
1.7
29198
0.02
3163
0
.0059
AD
HI
0.1
12997
1.8
75605
0.02
1376
0
.0059
SSI
A
0.0
49673
2.3
42583
0.02
0918
0
.0059
TOT
L
0.0
50215
1.7
10728
0.01
6745
0
.0059
58 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
Berdasarkan perhitungan expected return portofolio pada Tabel ini terlihat
bahwa saham-saham yang membentuk sebuah portofolio optimal memiliki nilai
0,036422.
Langkah terakhir adalah menghitung dari risiko portofolio ialah perkiraan
penyimpangan dari expected return. Tabel selanjutnya memperlihatkan hasil
perhitungan dari nilai risiko portofolio optimal.
Tabel 4. 7. Hasil perhitungan Risiko Portofolio Var (Rp)
Sumber: Data diolah
Dari hasil Tabel ini memperlihatkan bahwa nilai untuk risiko potofolio optimal
sebesar 0,010218. berdasarkan Tabel diatas nilai dari expected return portofolio E(Rp)
yang akan didapatkan oleh investor sebesar 0,036422, sedangkan untuk nilai risiko
portofolio yang akan ditaggu oleh investor jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan
expected return portofolinya sebesar 0,010218.
Nama
Emiten Βp
Va
r(M)
Wi2*
Var(ei)
Var(
RP)
PTPP
1.91
5019
0.0
01686
0.0015
96198
0.010
218
WIK
A
0.0021
13948
ADH
I
0.0002
2493
SSIA 6.1797
6E-05
TOT
L
3.8835
7E-05
TOT
AL
0.0040
35709
59 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
4.2. Komposisi Portofolio Optimal Menggunakan Metode Indexing.
a. Menghitung tingkat keuntungan masing-masing saham (Ri)
Tingkat keuntungan saham berfluktuasi tergantung pada naik turunnya harga
saham dan besarnya pembagian dividen untuk tiap bulannya. Tingkat keuntungan
saham yang bertanda positif berarti saham tersebut dapat memberikan keuntungan bagi
pemilik saham, sedangkan yang bertanda negatif akan memberikan kerugian yang
disebabkan oleh turunnya harga saham.
b. Menghitung Expected Return, Variance, Standar Deviasi dan Kovarian saham.
Tabel 4.8. Expected Return, Variance, Standar Deviasi dan Kovarian masing-
masing saham.
Sumber: Data diolah
Dari keenam sampel dalam penelitian ini, saham yang memberikan tingkat
expected return paling tinggi adalah saham PTPP yaitu sebesar 0,0439, sedangkan
saham yang menghasilkan niali expected return terendah adalah saham DGIK yaitu
sebesar -0,0061. Pada penelitian ini terdapat lima sampe saham yang memiliki expected
return diatas rata-rata yaitu PTPP, SSIA, TOTL, ADHI, dan WIKA. Sementara saham
DGIK tidak dapat dimasukan kedalam list portofolio optimal dikarenakan nilai dari
Nama
Emiten
E(Ri
) Var(ei) Var(Ri)
PTPP
0.04
39
0.016350
9 0.023834
SSIA
0.03
48
0.025045
1
0.034296
9
TOTL
0.02
94
0.015401
7
0.023151
1
ADHI
0.03
25
0.017616
4
0.023547
2
WIKA
0.03
34
0.009382
3
0.014423
4
DGIK
0.00
61
0.021177
2
0.026111
126
60 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
expected return dibawah cut off point. Sedangkan Investor rasional tentunya akan
memilih saham yang menghasilkan expected return paling baik.
Tabel 4.9. Menetukan proporsi saham pada portofolio optimal (Wi)
Sumber: Data diolah
Tabel ini merupakan hasil perhitungan untuk menentukan proporsi dari masing-
masing saham di dalam portofolio optimal. Semua nilai pada proporsi saham
mengunakan strategi Indexing ini sama yaitu, sebesar 0,2 hal tersebut dikarenakan pada
strategi ini menganggap bahwa portofolio yang dibentuk berdasarkan indeks tertentu
mamapu menghasilkan expected return yang sesuai return market dengan tingkat
presentase sebesar 20%. Hasil ini akan bisa jadi bahan pertimbangan bagi typecal
investor yang tidak ingin terlalu direpotkan dengan kombinasi atau komposisi yang
cocok dalam pembentukan portofolio optimalnya.
Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Expected Return Portofolio (E(Rp))
Nama
Emiten Α Β Wi
α
(p) β (p)
E(
Rp)
PTPP
0.0
31429
2.10
6804 0.2
0.0
22726
2.039
632
0.0
34775
Nama
Emiten Wi ΣWi2
Wi2*Var
(ei)
PTPP 0.2 0.04
0.000654
036
SSIA 0.2 0.04
0.001001
804
TOTL 0.2 0.04
0.000616
066
ADHI 0.2 0.04
0.000704
655
WIKA 0.2 0.04
0.000375
292
TOTAL
10
0 0.2
0.003351
853
61 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
SSIA
0.0
20918
2.34
2583 0.2
TOTL
0.0
16745
2.14
3971 0.2
ADHI
0.0
21376
1.87
5605 0.2
WIKA
0.0
23163
1.72
9198 0.2
Sumber: Data diolah
Berdasarkan perhitungan expected return portofolio pada Tabel ini maka terlihat
bahwa saham-saham yang membentuk sebuah portofolio optimal memiliki nilai
0,034775.
Langkah terakhir adalah menghitung dari risiko portofolio ialah perkiraan
peyimpangan dari expected return. Tabel selanjutnya memperlihatkan hasil perhitungan
dari nilai risiko portofolio optimal.
Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Risiko Portofolio Var (Rp)
Sumber: Data diolah
Nama
Emiten
B(
p)
Var
(M)
Wi2*
Var(ei)
Va
r(Rp)
PTPP
2.0
39632
0.00
1686
0.0006
54036
0.0
10365
SSIA
0.0010
01804
TOTL
0.0006
16066
ADHI
0.0007
04655
WIKA
0.0003
75292
TOTA
L
0.0033
51853
62 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
Dari hasil Tabel ini memperlihatkan bahwa nilai untuk risiko portofolio optimal
sebesar 0,010365. berdasarkan Tabel diatas nilai dari expected return portofolio E(Rp)
yang akan didapatkan oleh investor sebesar 0,034775, sedangkan untuk nilai risiko
portofolio yang akan ditaggu oleh investor jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan
expected return portofolinya sebesar 0,010365.
4.3. Analisis Perbandingan Kinerja Portofolio Optimal
Setelah menganalisis saham dan memperoleh kandidat portofolio optimal, maka
langkah selanjutnya yang akan ditempuh dan dilakukan yaitu pengujian kinerja dari
metode Single Index Model dan Indexing menggunakan indeks Sharpe, Treynor, dan
Jensen yang bertujuan untuk mendapatkan keakuratan portofolio optimal, serta
membandingkan hipotesis kinerja portofolio mana yang lebih baik.
Tabel 4.12. Perbandingan kinerja portofolio optimal dengan indeks Sharpe,
Treynor, Jensen
Sumber: Data diolah
Diketahui dengan Single Index Model menunjukkan angka 3,011513 yang
berarti kinerja portofolio optimalnya lebih baik bila dibandingkan metode Indexing yang
hanya menghasilkan niali yang lebih kecil sebesar 2.809877.
Pada tabel diatas dilihat bahwa metode Single Index Model dengan indeks
Traynor menunjukkan angka 0,016069 yang berarti kinerja portofolio saham aktif lebih
besar dari pada strategi pasif yang hanya mampu mengasilkan nilai sebesar 0.01428.
Pada tabel diatas memperlihatkan hasil dari indeks Jansen untuk metode Single
Index Model sebesar 0,030279 yang berarti memiliki kinerja portofolio yang lebih baik
dan optimal serta memiliki risiko yang lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil yang
Perbandingan Sharpe
Treyno
r Jensen
Aktif
3.0115
13
0.0160
69
0.03027
9
Pasif
2.8098
77
0.0142
8
0.02859
9
63 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
diperoleh metode Indexing dengan nilai 0,028599 yang mengasilkan kinerja portofolio
optimal lebih rendah dari metode Single Index Model.
4.4. Uji Perbedaan (Uji Hipotesis)
Setelah menganalisis saham dan memperoleh kandidat portofolio optimal, maka
tahap selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis yang pertama dengan
membandingkan antara strategi aktif dan strategi pasif yang kemudian dilanjutkan
dengan membandingkan hasil dari indeks Sharpe pada strategi aktif dan pasif , indeks
Ternor pada strategi aktif dan pasif, dan indeks Jensen pada strategi aktif dan Pasif yang
menjadi portofolio optimal. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji
beda Mann Whitney.
Tabel 4.13. Data uji hipotesis
Sumber: Data diolah
Dengan penentuan Sig = 0,05, maka pengujian uji beda Mann Whitney adalah
sebagai berikut.
Perbandingan Sharpe
Treyno
r Jensen
Aktif
3.0115
13
0.0160
69
0.03027
9
Pasif
2.8098
77
0.0142
8
0.02859
9
64 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
Tabel 4.14. Single Index Model dan Indexing
Test Statistics
Nilai Sig. (2-tailed) 0.513 > 0.05, maka Ho diterima. Sehingga dapat
disimpulkan Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio optimal
berdasarkan strategi aktif maupun strategi pasif dengan menggunakan model Single
Index Model dengan menggunakan Indexing Model.
Dengan penentuan Sig = 0,05, maka pengujian uji beda Mann Whitney adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.15. Uji hipotesis Sharpe, Treynor, dan Jensen pada strategi aktif dan
pasif
Sumber: Data diolah
Jadi hasil dari perbandingan metode penggunakan indeks Sharpe, Treynor, dan
Jensen dengan nilai Sig. (2-tailed) 0.256 > 0.05 (indeks Sharpe), nilai Sig. (2-tailed)
0.207 > 0.005 (indeks Treynor), dan nilai Sig. (2-tailed) 0.209 > 0.005 (indeks Jensen).
Sharpe,
Treynor,Jense
n
Mann-Whitney U 3.000
Wilcoxon W 9.000
Z -.655
Asymp. Sig. (2-
tailed) .513
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] .700
b
a. Grouping Variable: Aktif,Pasif
b. Not corrected for ties.
Sumber: Data diolah
65 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
Maka dapat disimpulkan Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil dari
kinerja indeks Sharpe, Treynor, Jensen pada strategi aktif dan pasif.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil perhitungan serta pengolahan data menggunakan metode Single Index
Model pada perusahaan konstruksi terpilih 5 saham yang dapat dijadikan
kandidat portofolio optimal, yaitu PT. Adhi karya Tbk (ADHI), PT.
Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), PT. Surya Semesta Tbk (SSIA), PT.
Bangun Persada Tbk (TOTL), PT. Wijaya Karya Tbk (WIKA) didapatkan hasil
kinerja yang positif.
2. Dari hasil perhitungan serta pengolahan data menggunakan metode Indexing
dihasilkan 5 perusahaan konstruksi yang terpilih menjadi kandidat portofolio
optimal, Diantaranya PT. Adhi karya Tbk (ADHI), PT. Pembangunan
Perumahan Tbk (PTPP), PT. Surya Semesta Tbk (SSIA), PT. Bangun Persada
Tbk (TOTL), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Dalam pembentukan portofolio
optimal menggunakan metode Indexing tidak ada perhitungan yang baku untuk
membedakan metode ini dengan Single Index Model dikarenakan yang menjadi
benchmark pada metode ini adalah indeks yang telah terbuat berdasarkan
metode sebelumnya.
3. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan menguji kinerja portofolio optimal
menggunakan indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen diputuskan bahwa Ho
diterima Hi ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan untuk menilai kinerja portofolio optimal dalam menghasilkan
expected return saham antara strategi aktif menggunakan metode Single Index
Model dengan strategi pasif menggunakan metode Indexing.
66 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan dapat dikemukakan beberapa saran
yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Investor.
Untuk investor dan manajer investasi, hasil penelitian yang menujukan bahwa
strategi aktif lebih baik dibandingkan dengan strategi pasif dapat menjadi sebuah
refrensi positif bagi investor. Walaupun demikian, investor dan manajer
investasi yang bijak harus tetap memeperhitungkan biaya atas strategi tersebut,
karena strategi portofolio aktif memerlukan biaya yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan strategi portofolio pasif.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya.
Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk memperluas lingkup
penelitiannya, yaitu:
a. Bagi para peneliti yang ingin melakukan penelitian selanjutnya, diharpkan
dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menentukan objek penelitian yang
lebih luas agar hasil yang didapatkan bisa lebih maksimal.
b. Untuk membandingkan kinerja portofolio strategi aktif dan pasif dengan
lebih objektif, sebaiknya mencoba perhitungan dengan metode yang lainya
seperti untuk strategi portofolio aktif dengan munggunakan metode rotasi
sektor, ataupun berdasarkan metode pemilihan saham namun menggunakan
pendekatan lainnya seperti CAPM atau CCM. Sedangkan untuk strategi
portofolio pasif dengan mencoba menggunakan metode Buy and Hold.
c. Agar memperoleh hasil yang lebih baik, disarankan sebaiknya melakukan
penelitian dengan periode yang lebih lama agar diperoleh hasil yang lebih
akurat.
67 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Strategi Aktif dan Pasif Dalam
Menentukan Expected Return Pada Sektor Konstruksi yang Terdaftar di DES Pada
Tahun 2011-2015
DAFTAR PUSTAKA
Zubir, Zalmi (2013). Manajemen Portofolio Penerapannya Dalam Investasi Saham.
Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Ratnasari, zunita Efi (2014). Analisis Portofolio Optimal Pada perusahaan LQ45 di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu & Manajemen Vol. 3 No. 1.
Nuzula, Nila Firdausi, PhD (2010). Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal. Jurnal
Ilmiah dan Riset Manajemen Vol. IX, No. V.
Tandelilin, Eduardus (2010). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.
Edisi Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Samsul, Mohamad (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio.
Penerbit Erlangga. Surabaya.
Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YPKN.