3

Click here to load reader

Teori belajar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

#PGSDUNS

Citation preview

Page 1: Teori belajar

Mitha Yulia Sari K7113142

3C Pendidikan Matematika 1

A. Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner

tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Para psikolog behavioristik

(Thorndike, Ivan Pavlov, dan B.F. Skinner) juga sering menyebutnya “contemporary behaviorists”

atau juga “S-R psychologists”.

1. Koneksionisme

Teori koneksionisme (connectionism) adalah teori yang ditemukan dan dikembangkan oleh

Edward L. Thorndike (1874-1949) berdasarkan eksperimen menggunakan kucing untuk

mengetahui fenomena belajar. Thorndike menyimpulkan bahwa belajar ada hubungannya antara

stimulus dan respons. Itulah sebabnya, koneksionisme juga disebut “S-R Nond Theory”, “S-R

Psychology of Learning” dam terkenal juga dengan sebutan “Trial and Error Leraning” disebabkan

banyaknya jumlah kekeliruan dalam mencapai suatu tujuan.

Dari penelitiannya itu, Thorndike menemukan hukum-hukum sebagai berikut:

a) Law of readiness (Hukum Kesiapan)

b) Law of exercise (Hukum Latihan)

c) Law of effect (Hukum Akibat)

d) Transfer Training (Trasfer Latihan)

2. Pembiasaan Klasik

Teori pembiasaan klasik (classical conditioning) ini berkembang berdasarkan hasil

eksperimennya menggunakan seekor Anjing yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849-1936).

Berdasarkan eksperimen Pavlov menyimpulkan bahwa belajar atau pembentukan

perilaku(tingkah laku) perlu dibantu dengan kondisi tertentu/ada stimulus dan respon. (Elliott,

2000)

3. Pembiasaan Perilaku Respons

Teori pembiasaan perilaku respons (operant conditioning) ini diciptakan oleh Burrhus

Frederic Skinner. Skinner memusatkan pada hubungan antara tingkah laku dan konsekuensinya.

Penggunaan konsekuensi yang menyenangkan (ganjaran) untuk adanya perbuatan yang baik

agar tetap dilakukan dan yang tidak menyenangkan (hukuman) untuk mengubah tingkah laku yang

buruk supaya tidak terulang lagi.

Teori Behavioristik

koneksionisme

connectionism

classical conditioning (pembiasaan klasik)

operant conditioning (pembiasaan perilaku

respons)

Page 2: Teori belajar

B. Teori Belajar Psikologi Kognitif

Psikologi kognitif adalah cabang psikologi yang mempelajari proses yang menjelaskan

bagaimana peran otak untuk berfikir, merasakan, mengingat, dan belajar.

1. Teori Belajar Piaget

Jean Piaget adalah seorang ilmuwan perilaku dari Swiss yang sangat terkenal dalam penelitian

mengenai perkembangan berpikir khususnya proses berpikir pada anak.

Menurut Piaget setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahap yang

teratur. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah:

Periode Sensori motor (0-2,0 tahun) : Mengenal objek dan lingkungan lewat

indera/motoriknya.

Periode Pra operasional (2,0-7,0 tahun) : Meniru dan mengamati sesuatu yang ada di

sekitarnya

Periode konkret (7,0-11,0 tahun) : Anak sudah mampu menggunakan operasi dan

memecahkan masalah konkrit yang ada di kehidupan nyata.

Periode operasi formal (11,0-dewasa) : Anak sudah mampu berpikir abstrak.

Ada juga proses berpikir/kognisi :

o Skema: untuk mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan ini secara

intelektual

o Asimilasi: Mengintegrasikan atau menyatukan bahan-bahan persepsi atau stimulus ke

dalam skema yang ada atau tingkah laku yang ada

o Akomodasi: penciptaan skemata baru

o Ekiulibrium: Keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi

2. Jerome Bruner

Bruner meyakini bahwa pembelajaran yang baik bisa dengan tiga cara atau bentuk, yaitu:

enactive, iconic dan simbolic.

Pengetahuan enaktif , mempelajari sesuatu dengan objek nyata yang ada di sekitar

lingkungan belajar.

Pembelajaran ikonik, pembelajaran yang menggunakan gambar/tiruan dari objek nyata

Pembelajaran simbolik, pembelajaran yang dilakukan melalui pengalaman abstrak (seperti

bahasa) yang sama sekali tidak memiliki kesamaan dalam kehidupan nyata.

3. Teori Belajar Bermakna Ausubel

Psikologi pendidikan yang diterapkan oleh Ausubel adalah bekerja untuk mencari hukum

belajar yang bermakna. Menurut Ausubel ada dua jenis belajar :

(1) Belajar bermakna (meaningful learning) : proses belajar di mana informasi baru

dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar

(2) Belajar menghafal (rote learning) : siswa berusaha menerima dan menguasai bahan yang

diberikan oleh guru atau yang dibaca tanpa makna.

Page 3: Teori belajar

Di sini guru berperan untuk menyampaikan informasi kepada siswa, bertanggung jawab untuk

menentukan apa yang perlu dipelajari oleh siswa, sedangkan peran siswa adalah menguasai yang

disampaikan gurunya.

Berdasarkan uraian di atas maka, belajar bermakna menurut Ausubel adalah suatu proses

belajar di mana peserta didik dapat menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang

sudah dimilikinya dan agar pembelajaran bermakna, diperlukan 2 hal yakni pilihan materi yang

bermakna sesuai tingkat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa dan situasi belajar yang

bermakna yang dipengaruhi oleh motivasi.

C. Teori Belajar Konstruktivistik

Menurut Von Glasersfeld (dalam Anggriamurti, 2009) bahwa konstruktivisme adalah salah

satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan)

kita sendiri.

Teori Konstruktivisme didefinisikan pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan

mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.

Prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah:

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri

2. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah

3. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.

Ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya memberikan

pengetahuan kepada siswa, siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri.

Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi

menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan mengajak siswa agar

menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.

D. Teori Belajar Humanistik

Tokoh Psikolog terkenal dalam teori belajar Humanistik ini, yaitu Abraham Maslow.

Psikologi humanistik adalah studi yang menekankan tentang seseorang secara utuh, misalnya

karakteristik yang dimiliki oleh makluk manusia seutuhnya seperti cinta, kesedihan, peduli, dan

harga diri.

Tujuan dasar pendidikan humanistik adalah mendorong siswa menjadi mandiri, menjadi

kreatif dan tertarik dengan seni, dan menjadi ingin tahu tentang dunia di sekitar mereka. Sejalan

dengan itu, terdapat prinsip-prinsip pendidikan humanistik, yaitu:

a) Siswa harus dapat memilih apa yang mereka ingin pelajari.

b) Tujuan pendidikan harus mendorong keinginan siswa untuk belajar dan mengajar mereka

tentang cara belajar.

c) Pendidik humanistik menentang tes objektif, karena mereka menguji kemampuan siswa

untuk menghafal.

d) Pendidik humanistik menekankan perlunya siswa terhindar dari tekanan lingkungan,

sehingga mereka akan merasa aman, lebih mudah dan lebih bermakna belajarnya.