Click here to load reader
Upload
lammien
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
19-Nov-18 23-Nov-18 WTD YTD 19-Nov-18 23-Nov-18 WTD YTD
IDRUSD 14588 14544 0.30% -6.80% BRENTUSD/BAREL 66.79 58.80 -11.96% -2.68%
YENUSD 112.55 112.96 -0.36% -0.24% TEMBAGAUSD/LB 279.90 276.65 -1.16% 10.42%
EUROUSD 0.87 0.88 -1.01% -5.56% BATU BARAUSD/MT 102.95 101.75 -1.17% 0.94%
YUAN USD 6.94 6.95 -0.09% -6.36% EMASUSD/OZ 1224.17 1223.05 -0.09% -6.12%
POUNDUSD 0.78 0.78 -0.29% -5.15% GAS ALAMUSD/MMBTu 4.70 4.31 -8.34% -99.97%
19-Nov-18 23-Nov-18 WTD YTD 19-Nov-18 23-Nov-18 WTD YTD
INDONESIAIHSG 6005.3 6006.2 0.02% -5.50% CPOMYR/MT 1800 1866 3.67% -23.65%
JEPANGNIKKEI 21821.2 21646.6 -0.80% -4.91% KAKAOUSD/MT 2155 2061 -4.36% 8.93%
SINGAPURASTI 3065.1 3052.5 -0.41% -10.30% GULAUSD/LB 343.9 337.7 -1.80% -14.44%
ASDOW JONES 25017.4 24286.0 -2.92% -1.75% GANDUMUSD/BAREL 498.5 500 0.25% 17.04%
HONGKONGHSI 26372.0 25927.7 -1.68% -13.34% KEDELAIUSD/BUSHEL 873.75 881 0.83% -7.43%
19-Nov-18 23-Nov-18 WTD YTD
YIELD SBN10% 8.04 7.91 -1.67% 25.16%
PUAB RATE% 7.25 7.23 -0.34% 24.14%
OVERNIGHT% 5.98 5.93 -0.88% 51.97%
FA SAHAMJUTA USD 41.18 -9.57 -123.24% -138.52%
FA SBNJUTA USD 294.36 346.87 17.84% 824.25%
PASAR VALAS PASAR KOMODITAS MINERAL
PASAR SAHAM PASAR KOMODITAS PERTANIAN
PASAR UANG
Aliran Dana Asing
YTD (Juta USD)Bond Saham Periode (Bond/Saham)
Indonesia 2,861.1 -3,260.4 Per 15 Nov / 23 Nov 2018
Malaysia -2,904.2 -2,579.5 Per 31 Okt / 15 Nov 2018
Thailand 8,799.5 -8,787.5 Per 23 November 2018
Vietnam 1,857.5 Per 16 November 2018
Filipina 4,620 -1,052 Per 30 Sep / 23 Nov 2018
China 72,157.3 7,860.7 Per 30 September 2018
India -7,452.1 -4,759.9 Per 22 November 2018
US 339,237 -83,525 Per 30 September 2018
Ket: Aliran Dana Masuk/Aliran Dana Keluar-22.00
-16.62
-14.23
-13.34
-10.77
-10.30
-7.50
-5.74
-5.62
-0.04
Shanghai SHCOMP Index
Korea Stock KOSPI Index
Philippines PSEi Index
Hongkong Hanseng Index
Vietnam Hanoi Index
Singapore STI Index
Thailand SET Index
Indonesia JCI
FTSE Malaysia KLCI Index
India NSE Nifty 50 Index
PERINGKAT SAHAM ASIA (%) YTD – s.d 23 NOVEMBER 2018
-9.87
-6.80
-6.36
-5.02
-3.44
-2.73
-1.51
-0.24
Indian Rupee
Indonesian Rupiah
Chinese Renminbi
Philippine Peso
Malaysian Ringgit
Vietnam Dong
Thai Bath
Japanese Yen
PERINGKAT NILAI TUKAR ASIA (%) YTD – s.d 23 NOVEMBER 2018
Rilis Mingguan (19 – 23 November 2018)
11/22 ArgentinaConsumer Confidence
Index (Nov)32.10 32.64
11/20 Hong KongCPI Composite YoY
(Oct)2.7% 2.7%
11/20 TaiwanBoP Current Account
Balance (Oct)$1,4040m $1,7820m
11/19 Philippines BoP Overall (Oct) -$458m -$2,696m
11/13 EU Retail Sales YoY (Oct) 9.7% 5.6%
11/12 GDP NSA YoY (3Q F) 1.1% 1.1%
11/23 Malaysia CPI YoY (Oct) 0.6% 0.3%
11/23 USMarkit US Manufacturing
PMI (Nov P)55.4 55.7
11/19 JapanTrade Balance Adjusted
(Oct)-¥302.7b -¥141.5b
11/22 Natl CPI YoY (Oct) 1.4% 1.2%
11/22 Singapore GDP YoY (3Q F) 3.0% 4.7%
11/23 CPI YoY (Oct) 0.7% 0.7%
11/19 Thailand GDP YoY (3Q) 3.3% 4.6%
11/20 Car Sales (Oct) 86,913 88,706
“Never stop fighting until you arrive at your destined place - that is, the unique you. Have an aim in life, continuously
acquire knowledge, work hard, and have perseverance to realize the great life.” – A. P. J. Abdul Kalam
EDISI
XLI/XI/2018
Ket: F (Final), P (Preliminary)
Oleh: Ibnu Nur Hamzah (Analis, Asdep Moneter dan Neraca Pembayaran)
Industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar bagi
perekonomian Indonesia dan memiliki peranan penting
dalam proses pembangunan. Pada kuartal ketiga 2018
industri pengolahan menyumbang 19,7% terhadap PDB
Indonesia dengan pertumbuhan sebesar 4,3% yoy. Industri
pengolahan juga memiliki peranan penting dalam proses
pembangunan di wilayah Indonesia yakni terlihat dari
asosiasi antara porsi tenaga kerja sektor industri pengolahan
dan PDB per kapita yang positif di berbagai wilayah
Indonesia. Menurut tahapan pembangunan Rostow
berkembangnya industri pengolahan merupakan salah satu
tahapan yang harus dilalui negara untuk menjadi negara
maju yaitu dengan meningkatnya produktivitas.
Sumber: World Input Output Database, diolah
Pors
iT
enag
a K
erja
terh
adap
Ten
aga
Ker
jaT
ota
l
Gambar 1. Porsi Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan
dan Log PDB per Kapita (2000-2016)
Salah satu industri pengolahan Indonesia yang memiliki
keunggulan adalah industri furnitur. Industri ini banyak
dijumpai di pulau Jawa khususnya di Jepara, Cirebon,
Pasuruan, Sukoharjo, dll. Industri furnitur tidak memiliki porsi
besar dalam industri pengolahan secara keseluruhan, namun
industri ini memainkan peran penting dalam pembangunan
wilayah-wilayah tertentu di Indonesia. Industri ini juga
memiliki keunggulan lain, di mana porsi output yang di
ekspor lebih besar dibandingkan yang dijual di dalam negeri.
Porsi ekspor output industri furnitur berada di posisi 63%
pada tahun 2014, meningkat relatif tinggi setelah mengalami
penurunan sejak tahun 2000.
Sumber: BPS, diolah
Gambar 2. Porsi Ekspor Industri Furnitur thd Total Output
Industri Furnitur (%)63
30
35
40
45
50
55
60
65
2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
Hasil olahan industri furnitur telah dikenal dunia sejak lama,
porsi nilai tambah industri ini selalu mengalami peningkatan
sejak tahun 1976-2009 tetapi setelah itu eksistensinya mulai
berkurang. Porsi nilai tambah industri furnitur pada tahun
1976-1981 sebesar 0,41% meningkat menjadi 2,47% pada
periode 1997-2004, tetapi kemudian turun pada periode
2004-2009 menjadi 2,22%.
I
S
I
C
Industri
Oil
boom
(1976-
1981)
Harga
minyak
turun
(1982-
1985)
Harga
minyak
turun
(1986-
1996)
Krisis
ekonomi dan
perbaikan
(1997-2004)
Perbaikan dan
pembangunan
(2004-2009)
Rata
-
rata
Share
Inward
Looking
(IL)
High
Tech &
IL
High
Tech &
Outward
Looking
(OL)
Revitalization,
IL dan OL
Cluster,
regional
approach, IL
dan OL
15
Makanan
dan
minuman
15.93 13.18 12.39 12.9 16.31 13.8
16 Tembakau 24.32 21.67 12.22 10.9 9.04 14.69
17 Tekstil 11.43 9.79 11.26 8.88 6.08 9.79
24 Kimia 11.33 11.2 9.32 10.55 13.93 10.86
36/
37
Furnitur
dan
lainnya
0.41 0.43 1.41 2.47 2.22 1.49
Tabel 1. Share Nilai Tambah Beberapa Industri Manufaktur
Indonesia untuk Beberapa Tahap dalam Periode 1976 – 2009
(Persentase dari Total, Mengecualikan Minyak dan Gas)
Sumber: Widodo, Salim, dan Bloch (2014)
I N D U S T R I
F U R N I T U R I N D O N E S I A:
MAKIN BESARMAKIN
PRODUKTIF?
Namun belakangan, eksistensi industri furnitur di pasar
global semakin mengecil. Perkembangan industri furnitur di
China dan Vietnam merupakan penyumbang terkikisnya
porsi Indonesia di pasar furnitur internasional. Sejak tahun
2000 porsi industri furnitur Indonesia di pasar internasional
terus mengalami penurunan dan pada tahun 2016 Vietnam
mengalahkan porsi Indonesia di pasar internasional. Menurut
Jamhari, mantan Ketua Asmindo Jepara, industri furnitur di
China dan Vietnam telah berkembang pesat dan terintegrasi
sehingga meninggalkan industri furnitur Indonesia.
Gambar 3. Perkembangan Pasar Furnitur Dunia dan Share
Indonesia Periode 2000-2016 (A) dan Porsi Ekspor
Negara-negara Pengeskpor Furnitur di Kawasan
ASEAN5+China 2016 (B)
Sumber: UNCTAD Statistics
Manfaat dari meningkatkan skala usaha nampaknya tidak
bisa dirasakan oleh perusahaan industri furnitur di Indonesia.
Berdasarkan pengamatan selama periode 2010 – 2015
nampak bahwa terdapat asosiasi negatif yang jelas antara
ukuran perusahaan dan produktivitas. Scatter plot dalam
Gambar 4 menunjukan bahwa ukuran perusahaan yang
diukur menggunakan jumlah tenaga kerja atau bahan baku
menunjukan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka
produktivitas cenderung semakin rendah relatif terhadap
yang lainnya.
Menurut penjelasan singkat Jamhari, hal ini dikarenakan sifat
industri furnitur tidak seperti industri lainnya seperti makanan
dan minuman yang mudah untuk dikalikan skalanya. Industri
furnitur memiliki tingkat keragaman yang tinggi, sehingga
penambahan skala usaha tidak dapat dikalikan begitu saja.
Dengan tingkat keragaman yang tinggi, pengaturan usaha
menjadi sulit apabila skala usaha ditingkatkan.
Catatan
Produktivitas yang digunakan merupakan Total Factor Productivity (TFP). Nilai
TFP dihitung menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)
menggunakan software DPIN 3.0, dengan input (1) tenaga kerja, (2) modal
tetap, (3) bahan baku dan output adalah nilai produksi. Seluruh nilai input dan
output yang digunakan dalam nilai riil menggunakan harga dasar tahun 2005.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai metode perhitungan dan software yang
digunakan dapat mengunjungi (https://economics.uq.edu.au/cepa).
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. (2010 - 2015). Survey Industri Besar/Sedang. Jakarta.
Frazer, G. (2005). Which Firms Die? A Look at Manufacturing Firm Exit in
Ghana. Economic Development and Cultural Change, 53(3), 585–617.
https://doi.org/10.1086/427246.
Van Biesebroeck, J. (2005). Firm Size Matters: Growth and Productivity Growth
in African Manufacturing. Economic Development and Cultural Change,
53(3), 545–583. https://doi.org/10.1086/426407.
Widodo, W., Salim, R., & Bloch, H. (2014). Agglomeration economies and
productivity growth in manufacturing industry: Empirical evidence from
Indonesia. Economic Record, 90(S1), 41–58. https://doi.org/10.1111/1475-
4932.12115.
0
50
100
150
200
0
1
1
2
2
3
3
1995 1998 2001 2004 2007 2010 2013 2016
Total Ekspor (Miliar US$)
Share Ekspor Indonesia (%)
83%
2%
4%2% 9%
China Indonesia Malaysia
Philippines Thailand Viet Nam
Salah satu kunci dalam industri pengolahan adalah
produktivitas. Literatur ekonomi industri menjelaskan bahwa
produktivitas dapat bersumber dari perkembangan teknologi
yang digunakan dan skala ekonomi perusahaan. Industri
pengolahan memanfaatkan skala produksi untuk
meminimalkan biaya tetap dalam proses produksi, artinya
semakin besar skala produksinya maka biaya rata-rata akan
semakin kecil sehingga meningkatkan produktivitas secara
keseluruhan. Namun, dalam industri furnitur Indonesia hal ini
belum tentu terjadi dikarenakan keberagaman produk yang
tinggi sehingga tidak mudah untuk meningkatkan skala
produksi. Hal inilah yang menjadi bahasan selanjutnya dalam
artikel ini.
Hubungan antara skala usaha dan produktivitas secara
umum dikenal memiliki hubungan positif. Perusahaan yang
memiliki skala usaha lebih besar cenderung lebih produktif
dikarenakan efisiensi yang bersumber dari produksi masal
dengan mesin, pembelian dalam jumlah banyak,
berkurangnya biaya administrasi, sumber dana lebih murah,
dan pengaturan resiko yang lebih baik. Hal tersebut akan
menurunkan biaya rata-rata produk perusahaan sehingga
secara keseluruhan produktivitas meningkat, tetapi dapat
dimungkinkan meningkatnya skala usaha justru menjadikan
produktivitas semakin kecil. Beberapa studi di negara
berkembang menemukan bahwa ukuran perusahaan
merupakan hal penting yang menentukan produktivitas
perusahaan (Frazer, 2005; Van Biesebroeck, 2005).
Gambar 4. Ukuran Perusahaan vs Produktivitas
Sumber: BPS (2010-2015), diolah
A B