26
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n’ Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 1 SIE. PEND. FARMAKOLOGI DAN BIOKIMIA (deFarbion) deFarbion’s Crew Ryan Arifin Henry Hadianto Edina Theodora S. Qory Irsan Erik Gibson M. Arif Tri Hapsoro Mulyadi Tajul Anshor F.H Edi Kurnawan TENTIR ED. 5.2 MODUL RESPIRASI (Farmakologi Sistem Respirasi) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2012 OBAT ANTI TUBERKULOSIS 5 obat utama yang digunakan Isoniazid (INH) / H Rifampin (atau rifamycin yang lain) / R Pyrazinamide / Z Ethambutol / E Streptomycin / S

Tentir Farmako Respi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aa

Citation preview

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 1

    SIE. PEND. FARMAKOLOGI DAN BIOKIMIA (deFarbion)

    deFarbions Crew

    Ryan Arifin Henry Hadianto Edina Theodora S. Qory Irsan Erik Gibson M. Arif Tri Hapsoro Mulyadi Tajul Anshor F.H Edi Kurnawan

    TENTIR ED. 5.2 MODUL RESPIRASI (Farmakologi Sistem Respirasi)

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS TANJUNGPURA

    PONTIANAK

    2012

    OBAT ANTI TUBERKULOSIS

    5 obat utama yang digunakan

    Isoniazid (INH) / H

    Rifampin (atau rifamycin yang lain) / R

    Pyrazinamide / Z

    Ethambutol / E

    Streptomycin / S

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 2

    1. Isoniazid / INH/ H

    - Secara In vitro, H akan menekan kebanyakan

    basil tuberkel pada konsentrasi 0.2 mcg/mL

    atau kurang.

    - Bersifat bakterisidal untuk basil tuberkel yang

    bertumbuh aktif

    - Mekanisme kerjanya, yakni

    Karena mer. prodrug, jd H ini diaktivasi

    dulu oleh KatG (mikobakterial katalase-

    peroksidase). Lalu, bentuk aktif H ini

    bergabung dgn asil pembawa protein (AcpM) &

    KasA, suatu beta-ketoasil pembawa protein

    sintetase yg menghambat sintesis asam

    mikolat & membunuh sel untuk membentuk

    kompleks kovalen yg selanjutnya akan dapat

    Menghambat biosintesis asam mikolat.

    As.mikolat mer. unsur penting dinding sel

    mikobaterium.

    - Suatu kuman bisa resisten thdp H. ini karena :

    mutasi yg mengakibatkan over ekspresi dari

    inhA, yg mengkode suatu NADH-dependent

    asil carrier protein reduktase

    mutasi atau delesi dari gen KatG

    promoter mutation yg berakibat over

    ekspresi dari ahpC, suatu putative virulens

    gen yg terlibat dlm proteksi sel dari suatu

    stress oksidatif

    mutasi dalam kasA

    - Utk dosisnya, yakni :

    Dosis biasa: 5mg/kg/hr ; dosis dwasa:

    300mg/hr.

    Dosis 15mg/kg atau 900 mg utk 2x/mggu

    dgn kombinasi, seperti rifampin 600mg.

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 3

    Pyridoxine dibatasi pada dosis 25-50mg/hr

    utk pencegahan neuropati & efek samping.

    Dosis ditingkatkan sampai 10mg/kg/hr kalo

    ada infeksi serius atau masalah absorbsi

    obat.

    Dpt sbg Obat Tunggal utk laten

    tuberkulosis, 300mg/hr(5mg/kg/hr) atau

    900mg 2x/mgg, selama 9bln.

    - Efek samping :

    Reaksi imun : Panas,skin rash,SLE diinduksi

    obatpernah dilaporkan

    Toksisitas Langsung

    Hepatitis yg diinduksi isoniazidefek toksik

    sering,aminotransferase (3-4x)

    Neuropati perifer,dosis >5mg/kg/hr,lebih

    mungkin terjadi pd kondisi:pasien dgn

    predisposisi

    malnutrisi,alkoholik,DM,AIDS,uremia

    Kelainan darah : anemia,

    Tinitus,ggn GIT

    Mengurangi metabolisme fenitoin->

    menaikkan kadarnya dlm darah&toksisitas

    2. Rifampin

    - Derivat semisintetik rifampisin B salah satu

    anggota kelompok antibiotik makrosiklik :

    rifamisin

    - Dihasilkan oleh Streptomyces mediterranei

    - Dosis

    Lazim : 600mg/hr (10mg/kg/hr) oral.

    Harus diberikan dengan isoniazid atau OAT

    lain cegah munculnya drug-resistant

    mycobacteria

    Beberapa terapi jangka pendek: 600mg

    2x/mgg

    Rifampin 600mg/hr atau 2x/mgg selama 6

    bln efektif dgn kombinasi OAT lain utk

    beberapa mikobakteri atipik dan M.leprae

    Kegunaan lain : dosis oral 600mg 2x/hr-

    >dpt mengeliminasi meningococcal cariage

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 4

    Rifampin 20mg/kg/hr selama 4 hr

    profilaksis pd anak kontak dgn

    Haemophilus influenzae type b disease

    - Kombinasi obat

    Terapi kombinasi rifampin indikasi utk

    pengobatan infeksi staphylococcal berat,

    seperti : osteomyelitis, prosthetic valve

    endocarditis

    - Efeks samping :

    Ocassional adverse effect: rash,

    thrombocytopenia, nefritis

    Cholestatic jaundice & ocassional hepatitis

    Biasanya menyebabkan light-chain

    proteinuria

    Sering : ruam kulit,demam,mual,muntah

    Rifampin menginduksi Kebanyakan

    sitokrom P450 isoform secara kuat (CYP

    1A2,2C9,2X19,2D6,3A4) yg meningkatkan

    eliminasi sejumlah obat lain spti:

    methadone, anticoagulant, cyclosporine,

    antikonvulsan, protease inhibitor,beberapa

    nonnucleoside reverse transkriptase

    inhibitor,kontrasepsi dapat menurunkan

    kadar serum obat-obat tsb

    3. Ethambutol

    - Diabsorbsi baik dari usus, 20% di eksresi dlm

    feses,50% dlm urin dlm btk tidak berubah

    - Pd gagal ginjal akan terjadi akumulasi

    - Dosis harus dikurangi pd kreatinin klirens yg

    kurang dari 10ml/mnt

    - Dpt menembus sawar darah otak jika ada

    meningitis

    - Dosis :

    Ethambutol hydrochloride, 15-25mg/kg

    dosis tunggal/hr dikombinasi dgn isoniazid

    atau rifampin

    Dosis tinggi utk meningitis TB

    Dosis ethambutol 50mg/kg dgn jadwal

    pemberian 2x/mgg

    - Aktivitas antibakteri :

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 5

    Bakteriostatik,berpenetrasi ke sebgn besar

    jaringan dan sel fagositik

    Membunuh organisme intraseluler,

    &organisme yg terdapat di abses & cavitas

    paru

    - Kinetik :

    Diabsorbsi dgn baik setelah pemberian

    peroral,eksresi terutama melalui hati

    Terdistribusi dgn luas pd jaringan & cairan

    tubuh

    Terikat kuat pd protein & dpt menembus

    meningen pd keadaan inflamasi

    - Efek Samping :

    Warna urin, keringat, air matajingga

    Efek samping jarang :

    rash,trombositopeni,nefritis

    Efek samping penting : gangguan

    penglihatan,biasanya bilateral,yg

    merupakan neuritis retrobulbar turunnya

    tajam buta warna merah-hijau,mengecilnya

    lapang pandangan&skotoma sentral

    maupun lateral

    Dosis insiden efek samping meningkat

    tapi bersifat reversibel intensitas

    berhubungan dengan lamanya terapi

    4. Pirazinamid (PZA)

    Merupakan analog nikotinamid

    - Mekanisme kerja :

    Pirazinamid didalam tubuh dihidrolisis

    oleh enzim pirazinamidase menjadi asam

    pirazinoat yang aktif sebagai tuberkulostatik

    hanya pada media yang bersifat asam. Berikut

    mekanismenya

    Pirazinamid diambil oleh makrofag

    mikobakteri diubah oleh mycobacterial

    pyrazinamidase asam pirazinoat (bentuk

    aktif)

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 6

    Asam pirazinoat dalam lingkungan asam

    (lisosom) akan menghambat tuberkel

    basilus.

    - Penggunaan

    Dosis 40-50 mg/kg, digunakan 3x atau

    2x/minggu

    Pada pasien hemodialisis danpasien dg

    Kliren kreatinin < 30 mL/menit dosis 25-

    35 mg/kg, 3x/minggu

    Obat kombinasi pilihan digunakan

    bersama dengan isoniazid dan rifampisin

    sebagai agen pen-sterilisasi (melawan

    organisme intraseluler residual)

    Absorbsi baik melalui GIT dan distribusi luas

    pada jaringan tubuh, termasuk meninges

    yang sedang inflamasi

    T 8-11 jam

    Ekskresi melalui ginjal

    - Efek samping

    Efek Samping mayor hepatotoksik, mual,

    muntah, anoreksia, demam karena obat,

    hiperurisemia, disuria, malaise

    Hiperurisemia dapat menyebabkan

    terjadinya artritis gout akut

    5. Streptomisin

    - Penggunaan

    Digunakan pada pasien dengan tuberkulosis

    yang perlu obat injeksi TB berat atau

    yang kemungkinan mengancam nyawa

    (meningitis), atau pada kasus yang resisten

    obat

    Dosis dewasa 1 gram/hari (15

    mg/kg/hari) IV/IM selama beberapa

    minggu

    Lalu dosis mjd 1-1,5 gram 2-3x/minggu

    selama beberapa bulan

    Pada pasien dengan kliren kreatinin < 30

    mL/menit atau pasien hemodialisis 15

    mg/kg, diberikan 2-3x/minggu

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 7

    Streptomisin kurang baik menembus sel

    dan aktif terutama terhadap tuberkel

    basilus ekstraseluler

    Dapat melewati sawar darah otak dan

    mencapai konsentrasi terapeutik pada

    meninges yang inflamasi

    - Efek samping

    Ototoksik vertigo dan hilang

    pendengaran (dapat menjadi permanen)

    Nefrotoksik

    Toksisitas yang berkaitan dengan dosis

    Obat lini kedua

    - Penggunaan lini kedua dipertimbangkan pada

    keadaan sebagai berikut:

    Pada kasus resisten terhadap obat lini

    pertama

    Gagal berespon terhadap terapi

    konvensional

    Pada kasus terjadi efek samping obat yg

    serius

    Klinisi siap menghadapi efek toksik obat lini

    kedua

    - Berikut ini jenis OAT lini kedua :

    Etionamid

    Capreomycin

    Cycloserine

    Asam aminosalisilat (PAS)

    Kanamycin dan amikacin

    Fluorokuinolon

    Linezolid

    Rifabutin

    Rifapentin

    1. Etionamid

    - Secara kimia berkaitan dengan isoniazid untuk

    menghambat sintesis asam mikolat

    - Kelarutan dlm air rendah dan hanya tersedia

    dalam bentuk oral

    - Dimetabolisme di hati

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 8

    - Dosis 250 mg/hari, dapat ditingkatkan

    hingga 1 gram/hari (atau 15 mg/kg/hari)

    - Efek samping iritasi GIT, gejala neurologis

    dapat terjadi pada dosis total harian 500-

    750 mg

    - Juga bersifat hepatotoksik

    - Dapat terjadi resistensi silang dengan isoniazid

    2. Capreomycin

    - Digunakan pada TB yang resisten obat

    (terhadap streptomisin atau amikasin)

    - Dosis 15 mg/kg/hari IV/IM

    - Efek samping :

    nefrotoksik tinitus, tuli, gangguan

    vestibular

    ototoksik

    3. Sikloserin

    - Sikloserin bekerja dengan menghambat sintesis

    dinding sel bakteri. *jadi klo dinding bakteri

    terganggu sintesisnya. Mati deh si bakteri. Kn

    g ad yang ngelindungi lagi..

    - Dosis yang digunakan adalah 0,5-1 gram/hari

    dalam terbagi dalam 2 dosis. Sikloserin akan

    diekskresi oleh ginjal

    - Obat sikloserin bila Clearence Creatinin < 50

    mL/menit , maka dosis harus dikurangi -nya.

    *Clearence Creatinin yang rendah salah

    satunya mengindikasikan gagal ginjal. So, klo

    kta kasi obat sikloserin dosis lazim maka kadar

    sikloserin akan meningkat di tubuh,. ini terjdi

    krena ginjal gagal untuk mengeksresi obat ini..

    makanya pada pasien gagal ginjal harus

    diturunin dosisnya supaya kadar sikloserin di

    serum g tinggi n g terlalu mmberatkan kerja

    ginjal

    - Efek toksik yang ditimbulkan dari sikloserin

    yaitu :

    Neuropati perifer

    Disfungsi SSP menyebabkan depresi &

    reaksi psikotik. Nah, pada keadaan ni bsa

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 9

    diberikan piridoksin 150 mg/hari spaya

    mmperingan disfungsi SSP

    - Untuk pemberian sikloserin perlu monitoring

    konsentrasi dalam serum terutama pada kadar

    puncak sekitar 2-4 jam setelah pemberian

    4. PAS (Asam Aminosalisilat)

    - PAS merupakan antagonis sintesis folat

    - Absorpsi pada dari saluran Gastointestinal baik

    - Dosis dewasa 8-12 gram/hari per oral

    - Dosis anak 300 mg/kg/hari utk anak

    - Obat terdistribusi luas pada jaringan & cairan

    tubuh

    - Saat ini sudah jarang digunakan karena

    obat oral lain lebih dapat ditoleransi

    - Efek Samping pada sistem gastointestinal

    sering terjadi. Nah, untuk mengatasinya

    diberikan bersama dengan makanan atau

    antasida

    - Efek Samping lain:

    Ulkus peptikum & perdarahan

    Reaksi hipersensitifitas demam, nyeri

    sendi, kemerahan pd kulit,

    hepatosplenomegali, hepatitis, adenipati,

    granulositopenia (setelah 3-8 minggu

    penggunaan)

    5. Kanamycin & Amikacin

    - Kanamycin digunakan untuk strain yg resisten

    terhadap streptomisin. Kanamycin Sudah

    jarang digunakan karena sudah ditemukan

    obat lain yang bersifat kurang toksik

    - Amikacin digunakan untuk TB yang resisten

    terhadap berbagai obat, juga aktif melawan

    mikobakteri atipikal

    Dosis penggunaan Amikacin sama dengan

    streptomisin

    Penggunaannya diberikan secara kombinasi

    dengan 2 atau 3 obat lain yg masih sensitif

    terhadap kasus resisten obat

    6. Fluorokuinolon

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 10

    - Prototipe dari Flouroquinolone adalah

    Ciprofloxacin, levofloxacin, gatifloxacin,

    moxifloxacin yang kerjanya dapat menghambat

    M tuberculosis dan mikobakteri atipikal

    Kekuatan penghambatan (mulai dari

    besar ke kecil) Moxifloxacin >

    levofloxacin > ciprofloxacin

    - Digunakan utk kasus TB yg resisten terhadap

    obat lini pertama

    - Harus digunakan dlm kombinasi

    - Dosis :

    Ciprofloxacin 2x750 mg/hari

    Levofloxacin 500-750 mg/hari

    Moxifloxacin 400 mg/hari

    7. Linezolid

    - Linezolid digunakan utk kasus yg resisten

    terhadap berbagai obat dan digunakan

    dengan kombinasi dengan obat lini kedua atau

    ketiga

    - Dosis dewasa 600 mg/hari

    - Efek samping supresi sumsum tulang,

    neuropati perifer yg ireversibel dan neuropati

    optic dan untuk mengatasi efek samping

    tersebut dengan cara membatasi

    penggunaannya

    8. Rifabutin

    - Memiliki aktivitas melawan M tuberculosis, M

    avium-intracellulare, M fortuitum. Jadi,

    Rifabutin merupakan subtrat dan inducer

    sitokrom P450. Sehingga akan meningkatkan

    proses metabolisme obat, hal tersebut

    menyebabkan konsentrasi obat di dalam darah

    akan menurun. Nah, Obat ini diindikasikan

    untuk terapi pasien TB dg HIV yg mendapat

    antiretroviral (protease inhibitor atau non-

    nucleoside reverse transcriptase inhibitor)

    - Dosis 300 mg/hari

    Jika pasien jg mendapat protease inhibitor,

    maka dosis dikurangi menjadi 150 mg/hari

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 11

    Jika pasien juga mendapat efavirenz, maka

    dosis rifabutin 450 mg/hari

    - Rifabutin efektif dalam pencegahan dan terapi

    infeksi mikobakteri atipik pada pasien AIDS

    dengan CD4 < 50/L

    - Rifabutin juga efektif mencegah TB

    Sebagai obat tunggal 3-4 bulan

    Digunakan bersama dengan pirazinamid

    2 bln

    9. Rifapentin

    - Analog rifampin *kerjanya sama dengan

    Rifampisin, yaitu inhibitor polimerase RNA

    bakteri

    - Aktif melawan M tuberculosis dan M avium

    dan obat ini merupakan Inducer sitokrom P450

    yg poten

    *sekian untuk OAT, lanjut kebahasan selanjutnya...

    OBAT PNEUMONIA

    Pendahuluan

    Sebelum masuk mengenai obat-obat pneumonia

    ada beberapa hal yang harus kita review ulang. Chek this

    out.. ^^

    Farmakokinetik adalah aspek farmakologi yang

    mencakup nasib obat dalam tubuh yaitu absorpsi,

    distribusi, metabolism dan eksresinya (ingat ADME).

    Sedangkan farmakodinamik mempelajri efek obat

    terhadap fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh

    serta mekanisme kerjanya.

    Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba,

    khususnya mikroba yang merugikan manusia. Sedangkan

    antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,

    terutama fungsi yang dapat menghambat atau

    membasmi mikroba jenis lain.

    Farmakokinetik antimikroba tergantung dari:

    - Profil konsentrasi serum

    - Penetrasi ke lokasi infeksi

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 12

    Farmakodinamik antimikroba berkaitan antara

    konsentrasi AM dengan efek antimikroba, hal ini lah yang

    menjadi dasar penentuan dosis AM yang rasional.

    Gambar ini menjelaskan farmakodinamik dan

    farmakokinetik AM. Jadi dari regimen dosis yang

    diberikan, obat mengalami absorbsi, distribusi, eliminasi.

    Proses farmakokinetik ini bergantung pada konsentrasi

    dan waktu di dalam serum, baik di jaringan atau cairan

    tubuh lain maupun dilokasi infeksi. Pada saat obat AM ini

    berada di jaringan, obat akan mengalami efek

    farmakologik atau efek toksikologik tergantung dosis

    yang diberikan, sedangkan pada saat obat AM berada di

    lokasi terjadinya infeksi, obat akan memberikan efel

    antimikrobialnya sesuai dengan durasi waktunya.

    Pengukuran Aktivitas AntiMikroba ada dua yaitu :

    MIC-MBC

    MIC (Minimal Inhibitory Concentration):

    konsentrasi minimal AM yang menyebabkan

    hambatan pertumbuhan bakteri, selama 24 jam

    dengan kondisi efek tertentu

    MBC (Minimal Bactericidal Concentration)

    konsentrasi minimal AM yang menyebabkan 99.9

    % bakteri terbunuh.

    Akivitas AM (+) : Hanya mengukur potensi AM

    Aktivitas AM (-) : Tidak menginformasikan

    gambaran aktivitas AM.

    Contoh :

    MBC kecepatan bakterisidal (-)

    MBC konsentrasi AM , killing effect ?

    MIC efek hambat pertumbuhan bakteri

    sesudah paparan AM (-).

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 13

    Pengukuran Aktivitas AM : Killing Activity

    Concentration-dependent killing

    konsentrasi AM kecepatan dan jumlah

    mikroba yang terbunuh

    Efektivitas klinis maksimal dicapai dengan

    pemberian obat dosis besar, umumnya dalam

    bentuk bolus

    Contoh : Aminoglikosida, fluorokuinolon,

    ketolid, metronidazol, amfoterisin B.

    Time-dependent killing

    durasi paparan AM peningkatan killing

    activity.

    Efektivitas klinis maksimal dicapai dengan

    pemberian secara infus kontinyu atau infus

    berkala

    Contoh : -laktam, makrolid, klindamisin,

    glikopeptida, tetrasiklin, trimetroprim, linezolid,

    flusitosin

    Pola Aktivitas AM

    Obat yg menghambat pembentukan dinding sel atau

    dengan fungsi metabolisme utama lainnya dari

    organisme dan dapat membunuh bakteri tersebut

    bakterisidal

    Pensilin

    Pola Aktivitas Antibiotik Tujuan Th/ Parameter

    PK/PD

    Tipe I

    Concentration-

    dependent killing

    and Moderate to

    prolonged

    persistent effects

    Aminoglycosides

    Daptomycin

    Fluoroquinolones

    Ketolides

    Metronidazol

    Amfoterisin B

    Memaksimalkan

    konsentrasi

    Peak

    (Cmax)

    /MIC

    24h-

    AUC/MIC

    Tipe II

    Time-dependent

    killing and

    Minimal persistent

    effects

    Carbapenems

    Cephalosporins

    Erythromycin

    Linezolid

    Penicillins

    Memaksimalkan

    durasi paparan

    T>MIC

    Tipe III

    Time-dependent

    killing and

    Moderate to

    prolonged

    persistent effects.

    Azithromycin

    Clindamycin

    Oxazolidinones

    Tetracyclines

    Vancomycin

    Memaksimalkan

    jumlah obat

    24h-

    AUC/MIC

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 14

    Sefalosporin

    Aminoglikosida

    Fluorokuinolon

    Vancomycin

    Rifampin

    Metronidazole

    Obat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan

    bergantung pd pertahanan tubuh hospes untuk eliminasi

    organisme bakteriostatik

    Makrolid

    Tetracyclin

    Obat sulfa

    Chloramphenicol

    Clindamycin

    Konsentrasi antibiotik dapat diukur dalam sputum, in

    epithelial lining fluid (dikumpulkan dari bronchoalveolar

    lavage), mukosa bronchial (sampel dgn biopsi), parenkim

    paru, dlm sel fagosit (recovered by bronchoscopy)

    Pd psn pneumonia pd eptihelial lining fluid,

    phagocytes,parenkim paru

    Konsentrasi antibiotik bergantung pada permeabilitas

    kapiler pada tempat infeksi (sirkulasi bronkial pd jaringan

    paru, sirkulasi pd epithelial lining fluid), derajat ikatan

    protein-obat, dan adanya transpor aktif ke dalam paru-

    paru

    Pada sirkulasi pulmonal, epitel tidak berpenetrasi, dan

    obat lipofilik melewatinya dgn mudah dan tidak

    inflamation-dependent ini meliputi : quinolon, makrolid

    baru (azithromycin, clarihtromycin), tetracyclin,

    clindamycin, trimethoprim/sulfamethoxazole

    Di sisi lain,obat yang relatif tidak larut lemak, efek

    penetrasi yang rendah, dan inflamation-dependent ,

    meliputi: aminoglikosida, penicilin, sefalosporin,

    carbapenem, monobactam

    Maaf yo gak ada penambahan yg berarti..

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 15

    Inti dari tabel ini gini, antibiotik yang digunakan untuk

    sistem respirasi bisa dibagi jadi 2, yaitu yg penetrasinya

    baik dan penetrasinya buruk. Kalo obat dengan penetrasi

    baik itu biasanya larut lemak (jadi bisa penetrasi ke

    parenkim) dan tidak tergantung dengan adanya

    inflamasi, contohnya obat golongan fluoroquinolone,

    macrolide, tetracycline, clindamycin HCl, dan

    trimetophrim/sulfamethoxazole. Golongan obat yang

    penetrasinya buruk, karakteristiknya kebalikannya dong,

    jadi nggak larut lipid dan tergantung pada adanya

    inflamasi, contohnya obat golongan aminoglycoside dan

    betalactam. Ntar bakal dibahas satu-satu obatnya, tapi

    yang ada di slide aja yaa...

    1. Macrolide

    Secara kimia, macrolide adalah antimikroba

    yang terdapat cincin lakton besar dalam rumus

    molekulnya.

    Macrolide bersifat bakteriostatik dengan cara

    berikatan secara reversibel pada sub unit

    ribosomal 50S sehingga menghambat RNA-

    dependent protein sintesis

    Aktivitasnya baik pada Pneumococci dan

    patogen atipikal (chlamydia

    pneumoniae,mycoplasma pneumoniae)

    Macrolid golongan baru seperti azithromycin

    dan clarithromycin efektif terhadap H.influenza

    (strain penghasil -lactamase, jadi bakteri ini

    nggak mempan dengan pemberian obat

    golongan beta laktam) walaupun pada

    dasarnya MIC azithromycin lebih aktif

    Azithromycin

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 16

    o Efektif untuk H.influenza,

    M.Catarrhalis,M.Pneumoniae

    o Toleransinya baik pd GIT,dibandingkan

    dengan eritromicin si pendahulunya

    o Penetrasi baik ke sputum, jaringan

    paru,fagosit

    o Waktu paruh lebih panjang&konsentrasi

    dlm jaringan, mencapai tingkat serum

    rendah ketika diberikan oral

    o Untuk terapi pneumonia, dosis oral

    500mg pada hari pertama, dilanjutkan

    dengan 250mg obat pada harike2

    sampai 5

    o Pada pemberian IV-> Konsentrasi obat

    dlm serum

    o Dosis IV 500mg selama 2 hr, diikuti

    500mg oral pada hari ke7 sampai 10

    o Dapat meningkatkan konsentrasi

    theophylline

    Clarithromycin

    o Aktivitas baik pada Streptococcus

    pneumoniae,legionella,C.Pneumoniae

    o Memiliki metabolit aktif 14-hydroxy-

    >sifat antibakteri jadi lebih sering

    digunakan

    o Dosis obat 2x500mg/hr, selama 10 hari

    utk CAP(Community-Acquaired

    Pneumonia)

    2. Golongan -lactam

    Pada struktur kimia obat ini terdapat cincin -

    lactam, contohnya kalo cincin terikat pada 5-

    cincin membroid itu pada penicilin, kalo cincin

    terletak 6-membroid dihydrothiazine pada

    cephalosporin.

    Asam klavulanat,sulbaktam, tazobaktam

    contoh obat penghambat beta laktamase.

    Sekilas info tentang beta laktamase yang udah

    disinggung sedikit tadi. Beta laktamase adalah

    enzim yang dihasilkan oleh bakteri untuk

    menghancurkan gugus beta laktam pada obat,

    padahal beta laktam ini yang membuat obat

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 17

    mampu melawan bakteri, jadi kalo gugus itu

    dihancurin, obat nggak akan efektif lagi buat

    bakteri itu. Makanya ada obat yang tugasnya

    khusus untuk menghambat enzim beta

    laktamase. Pemakaiannya bisa dipakai

    bersamaan dengan obat beta laktam.

    Bekerja dengan menganggu sintesis

    peptidoglican dinding sel bakteri dengan cara

    mengikat protein pengikat penisilin bakteri.

    Efektif untuk infeksi saluran napas

    Ini contoh pasangan inhibitor -lactamase dan

    golongan beta laktam as.clavulanat dgn

    amoxicillin atau ticarcillin,sulbactam dgn

    ampicillin,tazobactam dgn piperacilin

    Aztreonam monobactam,berbeda dari -

    laktam yg lain,digunakan pd penderita alergi

    penicilin,aktif utk gram negatif, spektrumnya

    mirip aminoglikosida jadi bisa untuk alternatif

    dari pemberian aminoglikosida.

    Sekilas info tentang definisimonobaktam.

    Monobaktam adalah suatu senyawa beta

    laktam monosiklik dengan inti dasar berupa

    cincin tunggal, asam 3 minolaktamat, makanya

    monobaktam beda dengan beta laktam

    lainnya...

    3. Fluoroquinolones

    Obat bakterisidal ini mengganggu DNA

    gyrasebakteri(fungsinya untuk memisahkan

    double helix DNA pada saat replikasi dan

    transkripsi) makanyaakibatnyagangguan

    sintesis DNA,transkripsi, dan respon selular

    lainsehingga sel bakterinya lisis.

    DNA gyrase adalah satu bentuk dari

    enzymbacterial topoisomerase yang dihambat

    oleh quionolon, tetapi aktivitas terhadap enzym

    lainnya merupakanbagiandari pengaruh variasi

    quinolon

    Aktivitas antibakterinyaconcentration-

    dependent(masih ingat kan artinya? :p)

    Terkait dengan Cmax/MIC ratio dan rasio

    konsentrasi AUC/MIC terhadap kerentanan

    organisme

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 18

    Sekilas tentang definisi lagi yaa...

    Cmax adalah kadar puncak yang tercapai

    dalam darah setelah pemberian obat.MIC

    adalah kadar minimal AM yg diperlukan untuk

    menghambat pertumbuhan kuman. AUC (Area

    Under the Curve) adalah luas daerah di bawah

    kurva yang mencerminkan kelengkapan

    absorbsi obat..

    Dua gambaran yg membuat quinolon baik utk

    dipakai pd infeksi saluran napas :

    o Memiliki penetrasi baik ke dalam sekresi

    dan sel infllamasi dalam paru, mencapai

    konsentrasi yang dalam banyak hal

    melebihi dosis dalam serum. Makanya, obat

    ini mungkin secara klinis lebih efektif

    daripada yang diperkirakan oleh nilai MIC.

    o Bioavailibilitas tinggi setelah pemberian

    oral. Digunakan utk : eksaserbasi akut

    Bronkitis kronikspektrum luas.

    Inti dari tabelnya untuk nunjukkin adanya perbedaan

    farmakokinetik pada 2 jenis obat bakterisidal, ada yg

    golongan concentration-dependentdan time-

    dependent(buat penjelasan dari 2 jenis ini udah dijelasin

    ama pak edi di awal tentir pneumonia). Contoh golongan

    concentration-dependent ada aminoglycoside,

    fluoroquinolone, dan metronidazole. Khusus golongan

    aminoglycoside dan fluoroquinolone itu punya

    perpanjangan efek setelah pemberian yang efektif untuk

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 19

    melawan bakteri gram negatif. Nah, lanjut ke time-

    dependent, ada -lactam, vancomycin HCl, Clindamycin

    HCl, dan macrolides. Kalo -lactam hanya punya sedikit

    atau bahkan nggak ada efek setelah pemberian untuk

    menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif.

    4. Aminoglycoside

    Aminoglycoside adalah golongan antibiotik

    bakterisidal yang dihasilkan oleh berbagai jenis

    Streptomyces dan fungus.

    Bekerja dengan cara mengikat subunit 30S

    ribosomal dari bakteri,sehingga menggangu

    sintesis protein .

    Aktivitas utama pd gram negatif dan biasanya

    dikombinasi dgn obat lain,utk organisme sulit

    spti P.aeruginosadan bakteri gram negatif yg

    resisten lainnya.

    Bila dikombinasikan dgn -laktamefek

    sinergis melawan P.aeruginosa.

    Aminoglikosida penetrasinya rendah ke

    jaringan paru,dan diinaktivasi pd pH asam yg

    umumnya terdapat pd jaringan paru terkena

    pneumonia

    Pengobatan bakteriemia oleh karena

    pseudomonal pneumonia,terapi kombinasi

    aminoglikosida dpt lebih efektif daripada satu

    kombinasi saja

    Daya kerjaConcentration-dependent

    Dosis : 1x/hr, untuk mengoptimalkan daya

    bunuh dan meminimalkan toksisitas

    Monitor kadar serum level gagal ginjal akut

    Konsentrasi peak berhubungan dengan

    efikasi bermakna jika dengan penggunaan

    multipel dosis harian

    Oleh karena penetrasi ke jaringan rendah,

    penggunaan terapi nebulized aminoglikosida

    utk terapi/preventif oleh karena pneumonia

    gram negatif,eksaserbasi infeksi oleh cystic

    fibrosisefektif, tapi tidak untuk terapi ajuvan

    pd psn yg infeksi saluran napas serius.

    Kenapa obat ini nggak bisa digunain untuk

    infeksi saluran napas yg parah? Ini

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 20

    dihubungkan dengan pemberian obat yg

    melalui nebulizer, obat-obat yg diberikan

    melalui nebulizer (aerosol) memiliki durasi

    kerja yg lebih singkat dan lebih cepat

    dimetabolisme, makanya efektif untuk infeksi

    saluran napas tapi tidak bisa digunakan pada

    infeksi yg parah.

    Tambahan, obat ini dikenal toksik terhadap

    nervus VIII komponen vestibular maupun

    akustik dan nefrotoksik jadi penggunaannya

    harus hati2 yaa...

    Sekian bahan dari Dina.. untuk sumber tentir dari slide

    kuliah dr. Ita dan sedikit tambahan dari buku farmakologi

    terapi FKUI + farmakologi Goodman Gillman, monggo

    buat teman2 yg rajin silahkan langsung baca

    textbooknya aja.. Makasih.....

    OBAT SIMPTOMATIK

    Yang harus diperhatikan:

    1. Dosis, cara pemberian, interval, lama pemberian,

    kombinasi obat dan karakteristik penderita.

    2. Farmakodinamik & farmakokinetik penderita.

    3. Efek terapi, efek samping, dan efek toksik.

    Obat-obatan simptomatik saluran napas meliputi:

    1. Bronkodilator (melebarkan bronkus)

    2. Antitusiv (anti-batuk)

    3. Ekspektoran (mengeluarkan dahak)

    4. Dekongestan (mengurangi kongesti dan

    pembengkakan)

    5. Kortikosteroid

    6. Pencegah asma bronkial

    1. Bronkodilator

    Terdiri atas:

    agonist

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 21

    o Selektif (albuterol, terbutalin,

    metaproterenol, pirbuterol, salmeterol,

    formoterol)

    o Non-selektif (efedrin, adrenalin,

    isoproterenol)

    Xantin (teofilin, aminofilin)

    Antikolinergik (ipratropium)

    - Beta 2 Agonist Selektif

    Bekerja dengan cara merangsang sintesis

    adenil siklase. Memiliki efek kecil terhadap

    jantung(1) dan pembuluh darah() sehingga dapat

    diabaikan. Efek samping: tremor, lelah, tegang. Cara

    pemberiannya bervariasi:

    Metaproterenol, salmeterol (inh)

    Albuterol (inh, oral)

    Isoproterenol (inh, parenteral)

    Terbutalin (inh, oral, parenteral)

    Namun dari semua cara pemberian, yang

    paling baik adalah inhalasi karena dapat

    mengurangi efek samping dan efeknya cepat.

    - Teofilin

    Bekerja dengan menghambat fosfodiesterase dan

    memblok reseptor adenosin. Batas keamanannya

    sempit (kadar plasma terapi berkisar 10-20 mg/l)

    sehingga pemberiannya harus hati-hati dan perlu

    tersedia alat pengukur kadar. Efek samping

    /toksiknya yaitu anoreksia, mual, muntah,

    abdominal discomfort, sakit kepala, anxiety,

    insomnia. Timbul kejang dan aritmia jika kadar >

    40 mg/l.

    Dimetabolisme utama di hati serta

    berinteraksi dengan obat yang tempat kerjanya di

    hati. Dapat diberikan secara oral maupun

    parenteral.

    - Ipratropium

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 22

    Bekerja dengan menghambat reseptor

    muskarinik. Diberikan dengan inhalasi. Kalah

    efektif daripada beta agonist, namun dapat

    meningkatkan bronkodilatasi albuterol pada asma

    berat akut.

    - Cromolyn dan Nedocromil

    Kedua obat ini bukan bronkodilator, tapi

    diberikan secara inhalasi untuk mencegah

    terjadinya asma dengan cara menghambat

    degranulasi sel mast paru. Efek samping/toksik:

    iritasi tenggorok, batuk, mulut kering, dada

    tertekan, dan wheezing.

    - Omalizumab

    Merupakan antibodi monoklonal anti-IgE.

    Bekerja dengan mengikat IgE yang beredar di

    sirkulasi darah, menghambat pengikatan IgE ke

    sel mast, serta menghambat aktivasi IgE yang

    telah terikat ke sel mast sehingga mencegah

    degranulasi sel mast. Diberikan secara parenteral

    subkutan. hanya boleh diberikan untuk usia 12

    tahun ke atas khusus asma alergik.

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 23

    Gambar diatas ini menjelaskan mekanisme asma

    alergik, dimana IgE yang berperan dalam

    hipersensitifitas tipe 1. Membawa antigen ke sel

    mast, akibatnya sel mast akan melepaskan

    beberapa mediator inflamasi seperti histamin yang

    menyebabkan vasodilatasi dan permeabilitas

    pembuluh darah, prostaglandin (PGD2) yang

    menyebabkan bronkokonstriksi, serta LTC4 dan

    LTD4 yang berperan dalam urtikaria/agioedema,

    edema mukosa yang menyebabkan sekresi mukus

    yang berlebihan.

    - Leukotriene inhibitor

    Leukotrien dapat menyebabkan terjadinya

    konstriksi bronkus, edema mukosa, hipersekresi

    mukus, peningkatan reaktivitas bronkus yang

    akhirnya menyebabkan Asma.

    Untuk menghindari kejadian tersebut, dapat

    diberikan leukotriene inhibitor. Obat2 yang

    termasuk leukotriene inhibitor seperti Zileuton (5

    lipoksigenase inhibitor), Zafirlukast ( antagonist

    reseptor LTD4 ), Montelukast ( antagonist reseptor

    LTD4 ) dan pemberian secara peroral.

    - Kortikosteroid

    Seperti yang sudah kita ketahui bersama,

    kortikosteroid merupakan obat anti inflamasi. Bila

    bronkodilator tidak memberikan efek yang

    optimal, maka dapat diberikan inhalasi

    kortikosteroid. Namun bila FEV1 (kapasitas

    ekspirasi paksa pada detik pertama) kurang dari

    1,5 L, maka berikan kortikosteroid oral.

    Pemberian 400 g/hari beclomethason

    inhalasi setara dgn prednison oral 10 15 mg/hari

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 24

    (untuk taper oral dan mencegah akut adrenal

    insufficiency dan efek samping kortikosteroid oral).

    Tetapi efek samping kortikosteroid inhalasi

    tentunjuga ada efek sampingnya loo. Nah, efek

    samping kortikosteroid inhalasi yaitu :

    kandidiasis oropharing

    suara parau ( hoarseness )

    osteoporosis

    katarak

    memperlambat pertumbuhan (pd anak )

    Ini jenis2 kortikosteroid inhalasi :

    beclomethasone,budesonide,flunisolide,

    fluticasone,triamcinolone.

    - Obat Batuk

    1. Antitusiv

    Jenis2nya seperti kodein (dapat

    menimbulkan addiksi), hydrocodone (juga

    dapat menimbulkan addiksi),

    dekstrometorphan, levopropoksiphen,

    noskapin serta benzonatate.

    Efek samping /efek toksiknya:

    Kodein : sedasi, mual

    ,muntah,konstipasi, ketergantungan,

    depresi pernafasan

    Dekstrometorphan : sedasi, mual,

    muntah, depresi pernafasan

    Noskapin : pelepas histamin

    (bronkokontriksi , hipotensi ),

    depresi pernafasan

    2. Ekspektoran

    Kerjanya yaitu merangsang pengeluaran

    mukus atau dahak dari saluran nafas.

    Ekspektoran ada 2 jenis, yaitu:

    stimulan ekspektoran: ( gliseril

    guaiakolat,amonium klorida ), cara

    kerjanya melalui perangsangan

    mukosa lambung

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 25

    mukolitik ekspektoran : (

    bromheksin, ambroksol,asetilsistein

    ), cara kerjanya melalui pemecahan

    benang benang muko protein dan

    mukopolisakarida sputum

    Efek samping/efek toksik dari

    ekspektoran yaitu :

    Amonium klorida: asidosis

    metabolic

    Gliseril guaiakolat: ngantuk,

    mual ,muntah

    Bromheksin : mual,

    peninggian serum

    transaminase, mengganggu

    penyembuhan tukak lambung.

    Asetilsistein : spasme

    bronkus, mual

    muntah,pilek,sekret ber

    lebihan.

    - Dekongestan

    Fungsinya mengurangi sumbatan hidung

    dengan memberikan agonist adrenergik yang

    menyebabkan vasokontriksi pada pembuluh

    mukosa hidung.

    Efek yang merugikan dari dekongestan yaitu :

    dekongestan topikal

    kerusakan mukosa ( pemberian

    lama )

    fenomena rebound, berupa

    pembengkakan mukosa,

    (penghentian obat setelah

    pemberian lama)

    dekongestan oral.

    ES/ET sistemik simpatomimetik

    (hipertensi, anorexia)

    Terima kasih buat teman-teman atas kerja kerasnya

    untuk tentir ini, tentir ini hanya ringkasan singkat

  • Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 26

    mengenai materi farmakologi, untuk lebih lengkapnya

    baca bukunya...

    mohon koreksinya... mohon kritik dan saran dari teman2

    ke [email protected]