suspensi kloramfenikol

Embed Size (px)

DESCRIPTION

suspensi kloramfenikol

Citation preview

BAB IPENDAHULUANLatar BelakangDewasa ini negara Indonesia mengalami perkembangan ekonomi yang cukup pesat. Masyarakat Indonesia semakin maju dalam memilih berbagai hal seperti halnya makanan. Masyarakat pandai memilih makan yang berkualitas baik, namu tak jarang pula masih memilih makan berkualitas buruk hanya karena harganya yang murah. Masyarakat hanya mementingkan harga makanan tanpa melihat kualitas makanan tersebut. Makanan yang berkualitas buruk atau tidak di jaga kebersihannya bisa saja terkontaminasi bakteri atau jamur yang merugikan bagi tubuh. Salah satunya adalah bakteri Salmonella Tiphy.Bakteri Salmonella Tiphy merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi tersering di daerah tropis. Manusia terinfeksi Salmonella typhi secara fecal-oral, biasanya melalui makanan yang kurang higienis dan atau kurang masak. Tidak selalu Salmonella typhi yang masuk ke saluran cerna akan menyebabkan infeksi. Karena untuk menimbulkan infeksi, Salmonella typhi harus dapat mencapai usus halus. Salah satu faktor penting yang menghalangi Salmonella typhi mencapai usus halus adalah keasaman lambung. Bila keasaman lambung berkurang atau makanan terlalu cepat melewati lambung, maka hal ini akan memudahkan infeksi Salmonella typhi. Setelah masuk ke saluran cerna dan mencapai usus halus, Salmonella typhi akan ditangkap oleh makrofag di usus halus dan memasuki peredaran darah, menimbulkan bakteriemia primer. Selanjutnya, Salmonella typhi akan mengikuti aliran darah hingga sampai di kandung empedu. Bersama dengan sekresi empedu ke dalam saluran cerna, Salmonella typhi kembali memasuki saluran cerna dan akan menginfeksi Peyers patches, yaitu jaringan limfoid yang terdapat di ileum, kemudian kembali memasuki peredaran darah, menimbulkan bakteriemia sekunder. Pada saat terjadi bakteriemia sekunder, dapat ditemukan gejala gejala klinis dari demam tifoid. Oleh karena itu bakteri Salmonella Tiphy biasanya penyebab utama dari demam tifoid atau tifus. Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik yang bisa disebabkan oleh Salmonella typhi. Bakteri ini ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi atau dari feces dan urin orang yang terinfeksi. Awalnya dimulai dengan demam ringan tetapi akan progresif dan sering berkelanjutan sehingga 39 C sampai 40 C. Demam tifoid biasanya ditandai dengan demam insidious yang lama, sakit kepala, badan lemah, mual dan muntah, anoreksia, bradikardia relative, serta splenomegaly, dan juga merupakan kelompok penyakit yang mudah menular serta menyerang banyak orang sehingga dapat menibulkan wabah.Obat yang paling banyak digunakan dalam pengobatan demam tifoid adalah Kloramfenikol, obat ini digunakan sejak tahun 1948 dan sampai saat ini masih digunakan sebagai obat pilihan di Indonesia, karena efektvitasnya terhadap Salmonella typhi masih tinggi disamping harga obat yang relatif murah (Musnelina, 2004). Dari kajian tingkat molekuler dikemukakan bahwa bakteri Salmonella typhi menjadi resisten terhadap Kloramfenikol akibat adanya plasmid yang memproduksi enzim Chloramphenicol Acetyltransferase (CAT) yang mengaktivasi Kloramfenikol (Balbi, 2004).Pemberian Klorampenikol melalui sediaan tablet kurang efektif dalam menangani infeksi bakteri Salmonella Typhi dikarenakan lambung dari pasien mengalami masalah. Sehingga, absorbsi obatnya menjadi tergangu dan mengurangi efek terapi dari Klorampenikol. Untuk itu Klorampenikol dalam bentuk suspensi menjadi solusinya. Zat aktif yang dalam bentuk larutan dapat mudah di absorbsi dan cepat memberikan efek terapi. Sehingga pasien demam tifoid dapat segera di tangani.Klorampenikol merupakan golongan obat antibakteri yang digunakan untuk terapi infeksi bakteri, sistemik dan topical dengan berbagai gejala sakit atau kondisi patologi baik klinik maupun nonklinik. Sering digunakan dalam mengobati demam tifoid (tifus), infeksi yang disebabkan Salmonella SPP, H, influenza, rickettsia, Lymphogranuloma-psittacosi, bakteri gram negative penyebab bacteremia, meningitis. Dosis Klorampenikol palmitat setara dengan Klorampenikol base 125 mg/5 ml yang biasa di berikan adalah untuk dewasa 4 X sehari, 2 4 sendok teh, sedangkan untuk anak anak, sehari 50 mg/ kg berat badan dalam dosis terbagi 3 4 X sehari.Dengan cara menentukan formulasi yang benardalam pembuatan suspense klorampenikol untuk mengatasi demam tifoid sebagai ahli madya farmasis berharap agar masyarakat mampu menerima dengan baik dan dapat memberika efek terapi yang sesuai dalam mengatasi demam tifoid karena infeksi dari Salmonella Typhi.TujuanTujuan UmumDapat memproduksi suspensi yang di tujukan untuk mengatasi demam tifoid yang di sebabkan oleh Salmonella Typhi.Memudahkan pasien demam tifoid mengonsumsi obat dan mengalami efek terapi yang cepat.Tujuan KhususMahasiswa dapat mengetahui tentang Formula sediaan liquid yaitu dalam Pembuatan suspense klorampenikol untuk mengatasi demam tifoid.Mahasiswa dapat mengetahui cara memproduksi suspense klorampenikol.Mahasiswa dapat melakukan evaluasi tentang sediaan suspense klorampenikol.ManfaatMasyarakatDapat mengatasi permasalah demam tifoid.Dapat memberikan Efek terapi untuk mernyembuhkan demam tifoid sesuai yang diharapkan.Praktikan Praktikan atau Mahasiswa mampu mengaplikasikan tentang sediaan liquid yaitu Pembuatan suspense klorampenikol.Praktikan mampu membuat sediaan suspense klorampenikol dengan baik dan benar.Praktikan mampu mengevaluasi hasil pembuatan suspense klorampenikol.Praktikan mampu meningkatkan kompetensi dalam pembuatan suspense klorampenikol.InstitusiDapat memberikan Image yang positif bagi institusi dalam bersaing di dunia pendidikanUntuk memperluas cakrawala pengetahuan suspense klorampenikol sebagai obat yang efektif untuk mengatasi demam tifoid.Industri.Dapat memenuhi permasalah yang terjadi pada semua orang yang mengalamidemam tifoid atau unfeksi dari Salmonella SPP.Dapat memproduksi suspense klorampenikol yang berindikasi untuk demam tifoid atau infeksi dari bakteri Salmonella SPP.BAB IITINJAUAN PUSTAKATinjauan tentang PenyakitDefinisi Penyakit Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau typoid fever. Demam tipoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. Merupakan penyakit infeksi sistemik akut pada manusia yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dengan tanda-tanda demam, roseole, splenomegali, intestinal limphadenophati dan disertai komplikasi intestinal seperti perdarahan usus dan komplikasi non intestinal berupa komplikasi paru, komplikasi kardiovaskuler. Masuknya bakteri ke dalam tubuh melalui mulut merupakan fakta yang tidak dapat dibantah kebenarannya. Bakteri masuk melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi.Penyebab Demam Tifoid Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi dari Genus Salmonella. Bakteri ini berbentuk batang, gram negatip, tidak membentuk spora, motil, berkapsul dan mempunyai flagella (bergerak dengan rambut getar). Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan (suhu 600C) selama 15 20 menit, pasteurisasi, pendidihan dan khlorinisasi. Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan berkembang biak. Bila respon imunitas humoral mukosa IgA usus kurang baik maka kuman akan menembus sel-sel epitel terutama sel M dan selanjutnya ke lamina propia. Di lamina propia kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit terutama oleh makrofag.Kuman dapat hidup dan berkembang biak di dalam makrofag dan selanjutnya dibawa ke plaque Peyeri ileum distal dan kemudian ke kelenjar getah bening mesenterika. Selanjutnya melalui duktus torasikus kuman yang terdapat di dalam makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah mengakibatkan bakterimia pertama yang asimtomatik dan menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa. Di organ-organ ini kuman meninggalkan sel-sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi yang mengakibatkan bakterimia yang kedua kalinya.Gejala dan Akibat Demam Tifoid Gejala Demam Tifoid Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibanding dengan penderita dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10 20 hari. Setelah masa inkubasi maka ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri, kepala, pusing dan tidak bersemangat. Kemudian menyusul gejala klinis yang biasa ditemukan, yaitu :a. Demam Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat febris remiten dan suhu tidak berapa tinggi. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur angsur meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua, penderita terus berada dalam keadaan demam. Dalam minggu ketiga suhu tubuh beraangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.b. Ganguan pada saluran pencernaan Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah-pecah (ragaden) . Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya, kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya didapatkan konstipasi, akan tetapi mungkin pula normal bahkan dapat terjadi diare.c. Gangguan kesadaran Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi sopor, koma atau gelisah.d. SplenomegaliSplenomegali adalah pembesaran limpa, keadaaan ini biasanya terjadi akibat proliferasi limfosit dalam limpa karena infeksi di tempat lain tubuh.Akibat Demam TifoidAkibat dari demam tifoid merupakan efek janka panjang dari demam tifoid itu sendiri, berikut merupakan efek janka penjang dari demam tifoid :Efek pendarahan gasroitestinalEfek ini merupakan efek yang berbahaya untuk penderita penyaki demam tifoid. Pendarahan gastriotestinal ini merupakan efek penyakit tipus yang tidak perlu untuk diobati. Namun, penderita demam tifoid ini harus menjaga pola makan dan jenis jenis makanan apa saja yang dapat di konsumsi.Infeksi pada organ tubuhPenyakit demam tifoid berkepanjangan dapa t menyebabkan infeksi infeksi yang menyerang organ dalam manusia. Penyakit ini menyebabkan peradangan organ tubuh manusia seperti otot jantung, otak, dan yang lainnya. Jika peradangan pada jantung idak diatasi, kesehatan penderita akan semakin buruk sehingga dapat menyebabkan kemtian. Selain itu, efek yang dapat ditimbulkan dari infeksi ini dapat menyerang selaput dan cairan yang berada di sekeliling otak dan sumsum tulang belakang. Dengan seperti ini, system saraf penderita penyakit demam tifoid akan terganggu. Penyakit yang menyerang system saraf ini sering disebut dengan meningitis.Usu berlubangMasalah yang sering ditimbulkan dari penyakit demam tifoid yang berkepanjangan adalah usus berlubang. ,asalah berbahaya ini dapat muncul setelah tiga minggi jika penyakit demam tifoid tidak segera di tangani dan diobati.Masalah Kejiwaan PenderitaPenyakit ini dapat menyebabkan maslah kejiwaan. Penderita akan mengalami masalah kejiwaan permanen yang meliputi halusinasi, delirium, dan paranoia dalam waktu yang cukup lama.Penularan Demam TifoidPenularan terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi kuman S. typhi dari tinja dan urine penderita atau carier. Di beberapa negara pencemaran terjadi karena mengkonsumsi kerang-kerangan yang berasal dari air yang tercemar, buah-buahan dan sayur-sayuran mentah yang dipupuk dengan kotoran manusia. Lalat dapat juga berperan sebagai perantara penularan memindahkan mikroorganisme dari tinja ke makanan. Di dalam makanan mikrorganisme berkembang biak memper banyak diri mencapai dosis infektif.Penularan tersering terjadi melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung Salmonella typhi. Organisme yang tertelan tadi masuk ke dalam lambung untuk mencapai usus halus. Asam lambung tampaknya kurang berpengaruh terhadap kehidupannya. Organisme secara cepat mencapai usus halus bagian proksimal, melakukan penetrasi ke dalam lampisan epitel mukosa S. typhi telah sampai di kelenjar getah bening regional atau KGB mesenterium dan kemudian terjadi bakteremia dan kuman sampai di hati, limpa, juga sumsum tulang dan ginjal. S. typhi segera difagosit oleh sel-sel fagosit mononukleus yang ada di organ tersebut. Di sini kuman berkembang biak memperbanyak diri. Inilah karakteristik dari S. typhi yang akan menentukan perjalanan penyakit yang ditimbulkannya. Setelah periode multiplikasi intraseluler. Organisme akan dilepaskan lagi ke dalam aliran darah dan terjadi bakteremia kedua. Pada saat ini penderita akan mengalami panas tinggi. Bakteremia ini menyebabkan dua kejadian kritis yaitu masuknya kuman ke dalam kantung empedu dan plaque Peyer. Bila dengan masuknya kuman tadi terjadi reaksi radang yang hebat sekali maka akan terjadi nekrosis jaringan yang secara klinik ditandai dengan kolesistitis nekrotikans, dan perdarahan perforasi usus. Masuknya kuman di kantung empedu dan plaque Peyer menyebabkan kultur tinja positif, dan invasi ke dalam kantung empedu sendiri dapat menyebabkan terjadinya carrier kronik.Penanganan Demam TifoidPengobatan penderita demam tifoid di rumah sakit terdiri dari pengobatan suportif meliputi istirahat dan diet, medikamentosa, terapi penyulit (tergantung penyulit yang terjadi)IstirahatIstirahat bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan. Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih 14 hari. Mobilisasi dilakukan bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien. Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya harus diubah-ubah pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitu. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang terjadi obstipasi dan retensi air kemih.Diet dan TerapiDiet dan terapi penunjang dilakukan dengan pertama, pasien diberikan bubur saring kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan tingkat dini yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman.ObatObat yang digunakan untuk demam tifoid adalah antibiotic. Anti mikroba (antibiotik) segera diberikan bila diagnosa telah dibuat. Kloramfenikol masih menjadi pilihan pertama, berdasarkan efikasi dan harga. Kekurangannya adalah jangka waktu pemberiannya yang lama, serta cukup sering menimbulkan karier dan relaps. Kloramfenikol tidak boleh diberikan pada wanita hamil, terutama pada trimester III karena dapat menyebabkan partus prematur, serta janin mati dalam kandungan. Oleh karena itu obat yang paling aman diberikan pada wanita hamil adalah ampisilin atau amoksilin. Tinjauan Zat AktifDefinisi KloramfenikolKloramfenikol adalah salah satu jenis antibiotika turunan amfenikol yang secara alami diproduksi oleh Streptomy-ces venezuelae (Reynolds, 1982). Melalui pengembangan teknologi fermentasi, kloramfenikol dapat diisolasi, disemisintesis menjadi antibitoka turunannya, antara lain tiamfenikol dan turunan lain melalui berbagai reaksi kimia dan enzimatis. Senyawa dengan rumus molekul C11H12Cl2N2O5 dan nama kimia D(-) treo-2-dikloroasetamido-1-p-notrofenilpropana-1,3-diol. Struktur bangun memberi informasi bahwa kloramfenikol memiliki dua atom karbon asimetrik, sehingga menghasilkan 4 stereoisomer.Kloramfenikol pada awalnya diisolasi dari Streptomyces venezuelae yang pertama kalinya diisolasi oleh Burkholder pada tahun 1947 dari contoh tanah yang diambil dari Venezuela, sekarang telah dapat dibuat melalui sintesis total, yang metodenya relatif lebih sederhana dan biayanya lebih murah. Diperkenalkan dalam pengobatan klinis pada tahun 1949. Kloramfenikol efektif terhadap riketsia dan konjungtivitis akut yang disebabkan oleh mikoroorganisme, termasuk Pseudomonas sp kecuali Pseudomonas aeruginosa. Senyawa ini juga efektif untuk pengobatan infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negative.MekanismeMekanisme kerja kloramfenikol sebagai anti bakteri bersifat stereospesifik, karena hanya satu stereoisomer yang memiliki aktivitas anti bakteri, yaitu D(-) treo-isomer. Kloramfenikol bekerja pada spektrum luas, efektif baik terhadap Gram positif maupun Gram negatif. Mekanisme kerja kloramfenikol melalui penghambatan terhadap biosintesis protein pada siklus pemanjangan rantai asam amino, yaitu dengan menghambat pembentukan ikatan peptida. Antibiotika ini mampu mengikat subunit ribosom 50-S sel mikroba target secara terpulihkan, akibatnya terjadi hambatan pembentukan ikatan peptida dan biosintesis protein. Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik, namun pada konsentrasi tinggi dapat bersifat bakterisid terhadap bakteri-bakteri tertentu (Ganiswarna, 1995).Spektrum antibakteri kloramfenikol meliputi D. pneumoniae, Str. pyogenes, Str. viridans, Neisseria, Haemophilus, Bacillus spp, Listeria, Bartonella, Brucella, P. multocida, C. diphtheriae, Chlamydia, Mycoplasma, Rickettsia, Treponema dan kebanyakan mikroba anaerob. Senyawa ini juga efektif terhadap kebanyakan galur E. coli, K. pneumoniae, dan Pr. Mirabilis (Ganiswara, 1995). Kloramfenikol efektif mengobati riketsia dan konjungtivitas akut yang disebabkan oleh mikroorganisme, termasuk Pseudomonas sp. Kecuali Pseudomonas aeruginosa, senyawa ini juga efektif untuk pengobatan infeksi berat yang disebabkan oleh Bacteroides fragilis (infeksi kuman anaerob di bawah diafragma), Haemophylus influenzae (meningitis purulenta), Streptococcus pneumoniae (pneumoniae) (Soekardjo et al., 2000). Akhir-akhir ini, makin sering dilaporkan adanya resistensi S. typhi terhadap kloramfenikol, namun secara generik kloramfenikol masih dianggap sebagai obat pilihan untuk mengobati demam tifoid.Dosis KloramfenikolUntuk pengobatan demam tifoid diberikan dosis 4 kali 500 mg sehari sampai 2 minggu bebas demam. Bila terjadi relaps biasanya dapat diatasi dengan memberikan terapi ulang. Untuk anak-anak diberikan dosis 50-100mg/kg BB/sehari dibagi dalam beberapa dosis selama 10 hari. Biasanya di berikan dosis dewasa, anak dan bayi >2 minggu, sehari 50 mg/KgBB dalam 3-4 dosis. Bayi