78
FARMASEUTIKA DASAR SUSPENSI By Farida Sulistiawati

Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

FARMASEUTIKA DASARSUSPENSI

By Farida Sulistiawati

Page 2: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Pustaka1. Liebermann, H.A., and Lachman, L. 1986.

The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 3th ed. Marcel dekker. Inc. New York. Diterjemahkan oleh Suyatmi S. 1994. UI. Press.

2. Liebermann, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S. 1988. Pharmaceutical Dosage Forms, Disperse System. Vol. I. Marcel Dekker. Inc. New York.

3. Howard C. Ansel, Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms, Lea & Febiger, Washington, Philadelphia, 1985

4. Farmakope Indonesia, ed III/IV tahun 1995

Page 3: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Definisi Suspensi

• Suatu sistem heterogen yg terdiri dari fasa terdispersi sebagai fasa dalam dan fasa pendispersi sebagai fasa luar. Fasa terdispersi berbentuk partikel yang tidak larut dalam fasa pendispersi. Fasa luar umumnya berbentuk cairan.

• Suatu sistem dispersi yang secara termodinamika tidak stabil. Sistem distabilkan oleh suspending agent

Page 4: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Kegunaan/Alasan Pembuatan Suspensi

1. Sediaan ditujukan untuk anak-anak/ pasien yang sulit menelan tablet 2. Apabila zat aktif tidak stabil dan mudah terurai dalam bentuk larutan3. Kelarutan bahan obat lebih kecil daripada dosis obat tersebut4. Menutupi rasa zat berkhasiat yg tidak enak dan pahit

Page 5: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

5. Sediaan suspensi dapat meningkatkan luas permukaan dalam GI tract sehingga dapat menetralkan asam lambung

6. Zat aktif ditujukan untuk pemberian depo (injeksi KB)

Page 6: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Persyaratan Suspensi Yg Baik

1. Ukuran partikel memenuhi syarat & keseragaman uk. Suspensi oral : 1µm-100µm

2. Mempunyai viskositas yang tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer

3. Jika terjadi pengendapan mudah didispersikan kembali dan tidak terjadi endapan membatu (caking)

Page 7: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

4. Stabil secara fisika, kimia dan mikrobiologis

5. Mempunyai sifat aliran yang baik

6. Harus mempunyai derajat kehalusan

yang cukup untuk sediaan injeksi

7. Bila mengandung gula tidak terdapat

endapan gula/mengerak dimulut botol

Page 8: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Bentuk Suspensi Berdasarkan Pemakaiannya

1. Suspensi Internal Diberikan secara oral, contoh :

suspensi kloramfenikol, suspensi antasida

2. Suspensi Eksternal Diberikan untuk pengobatan luar Contoh untuk kulit: losion untuk parenteral : injeksi i.m untuk mata : tetes mata

Page 9: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Sasaran utama dalam Pembuatan Sediaan Suspensi

• Memperlambat kecepatan sedimentasi dan mengupayakan partikel yang telah tersedimentasi dapat tersuspensi dengan baik dan cukup homogen selama waktu yang diperlukan

• Untuk memperlambat sedimentasi partikel ditambahkan suatu zat peningkat viskositas (suspending agent)

Page 10: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Suspensi

1. Ukuran partikel2. Viskositas3. Muatan listrik (gaya tolak menolak

antar partikel)4. Konsentrasi partikel dalam suspensi

Page 11: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Kecepatan Sedimentasi dinyatakan oleh Hukum Stokes V = d2 (ρ1 – ρ2) g 18ηV = kecepatan sedimentasid2= diameter partikelρ1= kerapatan partikel dalam mediumρ2= kerapatan dalam mediumη = viskositasg = gravitasi

Page 12: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Komponen Suspensi

1. Zat aktif : zat padat sukar larut (fs dalam)

2. Larutan pembawa : air (fs luar)3. Bahan pembasah: ditambahkan bila zat

aktif bersifat hidrofob guna terjadinya dispersi sempurna dengan pelarut.

Contoh: surfaktan yg bersifat aktif permukaan dan dan dapat menurunkan

tegangan permukaan padat dan cairan

Page 13: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

4. Zat pensuspensi (suspending agent) : Fungsi bahan pensuspensi adalah untuk mencegah pengendapan partikel

terdispersi dan meningkatkan viskositas larutan. - Umumnya bersifat pengental dan membentuk gel dg air - Mengandung ggs hidrofil, rangkaian glukosa5. Pengawet:nipagin, nipasol 6. Pemanis: sorbitol, sirupus simplex7. Pewarna (colouring), bau (essence) dan

rasa (flavour)

Page 14: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Suspending Agent• Bahan pensuspensi bila dimasukkan

dalam air akan mengembang dan pengembangan ini memegang peranan penting dalam stabilita zat padat yg terdispersi dalam pembawa.

• Bahan pensuspensi harus dikembangkan secara maksimum sebelum dimasukkan dalam sediaan untuk mencegah terjadi peningkatan viskositas selama penyimpanan.

Page 15: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Macam-macam Zat Pensuspensi

1. Gom arab Untuk zat berkhasiat keras 2% untuk zat tidak berkhasiat keras 1% Cara : gom + air 1,5 kali berat gom, biarkan mengembang lalu

digerus Gom OTT dengan : alkohol > 35%,

logam berat & alkaloid (atropin, hioscamin, kokain)

Page 16: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

2. Tragakan : 1-2%, pH= 4-7,5 Cara : tragakan+air 20 kalinya, gerus

homogen Sifat aliran : tiksotropik, pseudoplastis3. Pati : 2%4. Metil selulosa : 0,5-2% Cara:Metil sell+air panas 10 kalinya,

aduk selama 2 jam+sisa air, dpt disimpan 16 jam. OTT dengan fenol, resorsin,as tanat klorkresol, perak nitrat

Page 17: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

5. Na CMC : 0,25-2%, pH = 5-10 Pembuatan mucilago: NaCMC + air panas 20 kalinya, biarkan 15’ OTT dg lar asam, ion logam (Al, Zn, Hg,Fe)6. CMC : 0,5-2%, pH=4-11 Pembuatan mucilago sama dg Na CMC7. Na alginat : 1-2%, pH=4,5-11,5 OTT dg logam alkali, logam berat, asam2 Untuk mencegah gumpalan ditambahkan 2- 4% alkohol, gliserin , propilen glikol

Page 18: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

8. Bentonit : 2-5%, pH=9-11

Untuk sediaan eksternal. Pembuatan

mucilago: bentonit + air 20 kalinya.

OTT dengan alkohol dan elektrolit

9. Veegum: 0,5-2%

Cara : veegum + air 16 kalinya

Page 19: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Metoda Pembuatan Suspensi

1. Metoda Dispersi Zat padat yang mudah dibasahi didispersikan dengan medium pendispersi. Cara: zat padat digerus bersama zat pensuspensi/ pembasah lalu ditambahkan air (mis: zat pdt + PGS +air 7 kalinya).

Page 20: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

2. Metoda Presipitasi a. Presipitasi dg pelarut organik Zat yg tdk larut dlm air dapat diendapkan dg menambahkan

pelarut organik yg dapat bercampur dg

air. Contoh : etanol, propilenglikol

Page 21: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

b. Presipitasi dg perubahan pH dari media

Hanya dipakai pada obat yang

kelarutannya tergantung pH. Contoh :

suspensi insulin.

c. Presipitasi dengan dekomposisi rangkap

Contoh pembuatan white lotion terbentuk zink polisulfida dg mencampur zink sulfat dg larutan kalium tersulfurasi

Page 22: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

EMULSIDefinisi :• Campuran 2 zat cair atau lebih yg tidak

bercampur satu sama lain tapi dpt bercampur secara homogen dg

bantuan emulgator• Sistem dispersi yg secara

termodinamika tidak stabil dimana zat cair yg satu (fs dalam) terdispersi dalam zat cair lainnya (fs luar). Sistem distabilkan oleh suatu emulgator

Page 23: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Tujuan Pemberian Emulsi1. Obat minum Rasa dan bau obat yg tidak enak dapat diperbaiki. Minyak yg berupa emulsi diabsorpsi lebih cepat pada saluran cerna. Contoh minyak ikan2. Obat luar Partikel obat yg sudah halus akan

menambah luas permukaan sehingga efektifitas obat meningkat. Memberikan pemakaian yg menyenangkan spt cream kosmetik & conditioner rambut

Page 24: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

3. Obat suntik Diberikan secara depo terapi

(perlahan-lahan). Berupa emulsi minyak dalam air dg syarat partikel minyak tdk lebih besar dari eritrosit.

4. Meningkatkan kestabilan obat-obat yang mudah terhidrolisa dengan air.5. Untuk meningkatkan BA

(bioavailability) obat dalam darah. Emulsi lebih mudah diabsorpsi scr oral

Page 25: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Tipe Emulsi

• Tipe A/M atau W/O Air terdispersi rata dalam fasa minyak.

Proporsi fasa minyak lebih banyak daripada air• Tipe M/A atau O/W Minyak terdispersi rata didlm larutan

air. Proporsi fasa air lebih banyak daripada minyak

Page 26: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Jenis-jenis Emulgator

• Emulgator alam - Gom arab - Tragakan - PGS : camp aa gom : tragakan :

sakarosa - Kuning & putih telur• Emulgator semi sintetik polisakarida - Metil selulosa: 2% - Na CMC : 0,5-1%

Page 27: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

• Emulgator Sintetik: Surfaktan Surfaktan mempunyai ggs hidrofilik (hidroksil, karboksil, sulfonat, amina) &

lipofilik (rantai hidrokarbon). Jumlah yg digunakan : 5-10% dari total

sediaan atau 5-20% dari fasa minyak Jenis-jenis Surfaktan : 1. Surfaktan anionik : Na stearat, Na lauril sulfat, dioktil natri sulfosuksinat

Page 28: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

2.Surfaktan non ionik Span 20 (sorbitan monolaurat) Span 40 (sorbitan monopalmitat) Span 60 (sorbitan monostearat) Tween 20 (polioksietilen

sorbitanmonolaurat) Tween 40 (polioksietilen

sorbitmonopalmitat) Tween 60 (polioksietilen

sorbitamonostearat) Tween 80 (polioksietilen sorbitan

monooleat)

Page 29: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Sifat Emulgator Menentukan Emulsi

• Emulgator larut air (hidrofil): tipe emulsi M/A.Contoh : PGA, tragakan, PGS, agar2, tween, Na lauril sulfat

• Emulgator larut minyak (lipofil) : tipe emulsi A/M. Contoh : kolesterol, span, sabun polivalen

Page 30: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Beberapa Teori Emulsifikasi

1.Teori Tegangan Permukaan Cairan A dan B tidak bercampur

namun salah satu cairan terdispersi karena adanya daya kohesi dan kemudian akan memisah kembali. Penambahan emulgator menyebabkan penurunan tegangan permukaan sehingga kedua cairan dpt bercampur homogen.

Page 31: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

2. Teori Susunan Arah Pada AntarPermukaan

Emulgator terdiri dari bagian polar dan non

polar. Emulgator yg baik bila salah satu ggs

lebih kuat dari ggs lainnya. Jika kekuatan terlalu jauh kerja emulgator tdk baik

karena akan masuk ke bagian cairan yg sejenis

Page 32: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

3. Teori Lapisan Antar Permukaan (Teori Film)

Emulsi akan stabil jika partikel film terbungkus, adanya emulgator

menyebabkan tidak terjadinya kohesi. Emulgator membentuk susunan searah pada antar permukaan.

Page 33: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

4. Teori Perbandingan Fasa Emulsi yg stabil bentuk stereometris partikel adalah kubik, 50%fasa terdispersi mengisi volume.5. Teori Muatan Listrik Partikel bermuatan listrik karena gesekan (non ionik) atau karena ionisasi (ionik) akan meningkatkan beda potensial hal ini membuat emulsi makin

stabil. Jika ditambahkan elektrolit maka muatan akan berubah, potensial menurun dan menyebabkan emulsi pecah.

Page 34: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Metoda Pembuatan Emulsi

1. Metoda Gom kering (Metoda 4:2:1) Cara: 4 bag minyak dicampur dg 1

bag gom digerus dalam lumpang, kemudian tambahkan 2 bag air sekaligus, digerus segera dan kuat sampai terbentuk korpus emulsi kemudian baru ditambah sisa air dan bahan tambahan lainnya.

Page 35: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

2. Metoda Gom Basah (4:2:1) Cara : dibuat musilago dg

menghaluskan gom dan air (2x berat gom) dalam lumpang, tambahkan minyak

perlahan- lahan, digerus sampai menjadi

emulsi. Metoda ini cocok untuk emulsi dg minyak yg sangat kental.

Page 36: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

3. Metoda Botol Metoda ini digunakan untuk emulsi

yg dibuat dr minyak menguap dan mempunyai viskositas rendah.

Cara : gom ditaruh dalam botol kering ditambah 2 bag air

Page 37: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

4. Metoda HLB (Hidrophyl Liphophyl Balance)

Metode ini menggunakan emulgator surfaktan (tween dan span). Caranya : minyak dicampur dengan

span dipanaskan diatas water bath suhu 70 oC (masa 1). Tween dilarutkan dengan air panas 70 oC (masa 2). Campur masa 1 dan 2, gerus sampai terbentuk masa emulsi kemudian tambahkan sisa air.

Page 38: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Hydrophil Lypophil Balance (HLB)

HLB adalah keseimbangan antara gugus

hidrofil dan gugus lipofil yang ada dalam

moleukul surfaktan atau karakteristikpolaritas relative suatu surfaktan.

Page 39: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Hubungan nilai HLB dengan bermacam tipe system

Nilai HLB Tipe Sistem3 – 6 Emulgator tipe A/M7 – 9 Zat pembasah ( Wetting agent )8 – 18 Emulgator M/A13 – 15 Zat pembersih ( detergent )15 - 18 Zat penambah pelarutan

(solubilizer )

Page 40: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

• Makin rendah nilai HLB suatu surfaktan makin lipofil, sedangkan makin tinggi nilai HLB sutu surfaktan makin hidrofil.

• Span HLB 1,8 – 8,6 adalah lipofil, tipe emulsi yang terbentuk adalah A/M

• Tween HLB 9,6 – 16,7 adalah hidrofil, tipe emulsi yang terbentuk adalah M/A

Page 41: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

SALEP

• Definisi : Sediaan setengah padat yg mudah

dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut/ terdispersi homogen dlm basis salep (vehikulum) yg cocok

Page 42: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Beberapa Faktor Yg Mempengaruhi Absorpsi

Perkutan1. Harga koefisien partisi (Kp) obat yg

bergantung kelarutannya dalam air dan minyak. Harga Kp dpt berubah dg mengubah ggs dlm struktur obat

2. Kondisi pH yg dpt mempengaruhi disosiasi dan kelarutan obat

3. Konsentrasi obat4. Pelepasan obat dr pembawa, afinitas

obat dalam pembawa, kelarutan obat dlm pembawa dan pH pembawa

Page 43: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

5. Komposisi sistem tempat pemberian spt

permeabilitas stratum korneum karena hidratasi6. Adanya efek depot pada lapisan tanduk shg dpt terjadi ikatan irreversibel7. Peningkatan suhu kulit meningatkan difusi obat8. Adanya vasodilatasi pembuluh darah meningkatkan kelarutan obat9. Waktu kontak obat dg kulit

Page 44: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Persyaratan Salep Yang Baik

• Stabil secara fisika & kimia• Obat harus terbagi merata, tidak

boleh ada partikel kasar• Harus mudah dioleskan• Basis salep tdk merangsang kulit• Salep tidak boleh mengering• Tidak berbau tengik

Page 45: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Formulasi Sediaan Semi solid

1. Zat aktif2. Basis/ pembawa3. Zat tambahan

Page 46: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Penggolongan Basis Salep

1. Basis salep hidrokarbon dg karakteristik - Tidak diabsorpsi oleh kulit - Tertinggal diatas kulit sbg lapisan yg menutupi dan membatasi hilangnya kelembaban sehingga kulit tetap lunak - Tidak tercampur dengan air, sulit dibersihkan - Lengket, memperpanjang waktu kontak dg kulit - Vaselin kuning/putih, parafin encer/pdt

Page 47: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

2. Lemak dan Basis Berminyak - Lemak/minyak adalah ester gliserol asam lemak jenuh/tak jenuh - Minyak yg umum dipakai: m.kacang, sesami, arachis, biji kapas dll - Minyak alam mudah tengik karena suhu, udara sehingga pada formulasi perlu ditambahkan anti oksidan BHT, BHA, propilgalat

Page 48: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

3. Senyawa silkon - Bersifat menarik air dan mempunyai tekanan rendah shg digunakan pada cream untuk melindungi kulit dari zat yg bersifat iritasi - Contoh dimeticon, dimetilpolisiloksan4. Basis Absorpsi - Bersifat hidrofil, mengabsorpsi air - contoh lanolin, adeps lanae

Page 49: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

5. Basis teremulsi - Basis anhidrous yg mengandung bahan pengemulsi minyak dalam air sehingga dapat tercuci/teremulsifikasi. - Contoh surfaktan6. Basis larut air - Contoh PEG, tragakan. Bilangan pada PEG menunjukkan BM. PEG 200-700: cair PEG >1000: lunak-padat - PEG mudah dicuci dengan air, tidak

mengiritasi kulit dan dpt disterilisasi dg panas

Page 50: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Zat Tambahan Pada Sediaan Topikal

1. Memperbaiki konsistensi Yang diinginkan adalah mudah dikeluarkan dr tube, mudah dioleskan dan dibersihkan. Konsistensi diperbaiki dengan mengatur komponen dalam basis salep2. Pengawet Karena mengandung air, lemak sediaan mudah ditumbuhi m.o. shg perlu

ditambahkan pengawet. Contoh klorbutanol, as benzoat

Page 51: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

3. Pendapar Dimaksudkan utk menjaga stabilitas dg mempertahankan pH sediaan. Kontaminasi logam dr wadah dpt merupakan katalisator perubahan kimia sediaan. Contoh Na2HPO4 & NaH2PO44. Pelembab (humektan) Ditambahkan untuk meningkatkan hidratasi kulit. Contoh gliserin, PEG, sorbitol

Page 52: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

5. Zat pengompleks (sequestering) Ditujukan untuk membentuk kompleks dg logam yg mungkin ada dlm sediaan. Contoh sitrat, Edta6. Antioksidan Mencegah terjadinya ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pd minyak tdk jenuh. Contoh tokoferol, BHA, BHT7. Zat peningkat penetrasi Meningkatkan penetrasi dg meningkatkan permeabilitas kulit. Contoh dimetil sulfoksida (DMSO)

Page 53: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Aturan Pembuatan Salep

1. Zat yg dpt larut dlm dasar salep, dilarutkan, bila perlu dg pemanasan rendah2. Zat yg tdk cukup lrt dg dasar salep, lebih dulu diserbuk dan diayak (ayakan 100

mesh)3. Zat yg mdh larut dlm air dan stabil, dilarutkan dulu dlm air yg tersedia kemudian ditambah dasar salep yg lain.4. Bila dasar salep dibuat dg peleburan, maka campuran tsb harus diaduk sampai dingin

Page 54: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Cara Pembuatan Salep

1. Zat/bahan padat larut dlm dasar salep

• Kamfora, mentol, naftol, fenol, timol dilarutkan dlm dasar salep yg sudah dicairkan dlm botol kaca.

• Iodium ditambahkan spir forte (etanol 95%) lalu digerus dlm dasar salep

Page 55: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

2. Bahan padat larut air• Argentum colloidal digerus lama dg air

sama banyak sampai larut.• Argentum proteinicum (protargol)

ditaburkan diatas air sama banyak, biarkan 30’ kemudian digerus dg dasar salep. Bila ada gliserin, protargol dapat digerus langsung

• Ekstrak kental : digerus dulu dg sedikit air spt ekstrak belladona, hiosiami. Bila dlm resep terdpt gliserin dipakai untuk menggerus ekstrak

Page 56: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

3. Bahan padat tidak larut lemak dan air Contoh: zinc oxyda dan acid boricum. Zat diserbukkan dulu dg pengayak no 100 kemudian diaduk dg bahan dasar sampai

homogen4. Bahan obat yg dimasukkan terakhir• Balsam peru dan minyak atsiri mudah menguap• Ichtyol, jika digerus lama terjadi pemisahan• Air, agar permukaan mortir tidak licin• Gliserin, sukar diserap bahan dasar• Bahan obat bentuk cair

Page 57: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Jenis Bahan Dasar Salep

1. Bahan dasar Berbentuk ½ Padat Contoh : vaselin, adeps lanae atau lanolin. Dengan mencampur langsung bahan obat dg bahan dasar dan diaduk sampai homogen.2. Bahan Dasar Berbentuk Padat Cera flava/albuim, parafin solid, carbowax, asam stearat, setil alkohol. Bahan dsr tsb hrs dilebur dulu bersama dg bhn dsr berbentuk cair/1/2 pdt, setelah meleleh diaduk ad dingin. Jika bahan yg dilebur krg bersih dpt disaring dg kasa (dilebihkan 10-20%)

Page 58: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Jenis Salep Berdasarkan Tujuan Terapi

1. Salep epidermis Untuk melindungi kulit atau mengobati

epitelium dg vehikulum: vaselin/camp HK2. Salep Mukosa/diadermik Melindungi atau mengobati mukosa, dengan vehikulum: camp vaselin 10-20%, adeps lanae3. Salep endodermik Penetrasi lebih dalam dari perm kulit dengan vehikulum : lemak

Page 59: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

• Salep epidermik R/ as salisilat 0,6 sulfur pp 1,2 vas flavum ad 30 s.us.ext.• Salep untuk mukosa R/ benzocain 0,1 tanin 3 adeps lanae 10 vas flavum ad 50• Salep endodermik R/ mentol 10 metil salisilat 10 adeps lanae ad 100 mf ungt

Page 60: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

CREAM

• Definisi : Sediaan ½ padat berupa emulsi kental mengandung tdk krg dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar

• Sediaan berbentuk emulsi yg bersifat semi solid dan digunakan untuk pemakaian pada kulit/membran mukosa

• Tipe cream : Cream tipe A/M atau air dlm minyak Cream tipe M/A atau minyak dalam air

Page 61: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

• Cream yg banyak dibuat difarmasi adalah cream M/A untuk basis tercuci dg air dan cream A/M sebagai pelunak (emollience)

• Pasien lebih menyukai cream M/A kaena mudah diratakan dan tidak berlemak. Menguapnya air menyegarkan jaringan

Page 62: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

• Untuk membuat cream digunakan zat pengemulsi (emulgator) berupa surfaktan :

tween, span, Na lauril sulfat, CMC, kuning telur, gelatin, TEA stearat

• Untuk penstabil ditambahkan zat anti oksidan (spt BHA, BHT) & pengawet (spt nipagin, nipasol)

Page 63: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Ketentuan Umum Cream

• Basis cream harus dibuat dulu, baru bahan obat dpt digerus dg basis yg sdh jadi.

• Peraturan salep tidak berlaku untuk cream. Jadi walaupun ada obat yg mudah lrt dlm air tdk perlu dilarutkan cukup digerus halus kemudian ditambahkan basis, gerus homogen.

Page 64: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Pembuatan Basis Cream

• Dibuat menjadi 2 fase : Fase minyak dilebur dan fase air dilarutkan.• Bahan ½ pdt dan pdt spt lilin, vaselin, cera, as.sterat, parafin solid, setil alkohol dilebur bersama2 di atas waterbath• Bahan berbentuk cair & btk serbuk spt TEA, propilen glikol, nipagin dilarutkan dlm air

panas• Kedua fase dicampur panas2 dan diaduk sampai terbentuk massa cream

Page 65: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Metoda Pembuatan Sediaan Semi Solid

1. Metoda pelelehan dimana zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersama dan diaduk sampai membentuk fasa yang homogen. Perlu diperhatikan kestabilan zat berkhasiat terhadap suhu

2. Metoda Triturasi, zat yg tidak larut dicampur dengan sedikit basis yg akan dipakai, lalu ditambahkan zat pembantu dan kemudian dilanjutkan dengan penambahan sisa basis

Page 66: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Contoh Basis Cream

• Vanishing cream (tipe O/W) R/ As. Stearat 142 lebur di atas wtrbath Gliserin 100 Borax 2,5 + air panas ad larut TEA 10 Nipagin qs Aqua 750

Page 67: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Buatlah krim dengan formula dibawah ini:

R/ Betametason 10 mg asam sitrat 50 mg Na2HPO4 250 mg Klorkresol 10 mg Vaselin album 1,5 mg ceto stearyl akohol 750 mg paraffin liq 600 mg aquades 10 mg

Page 68: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

OTT Dalam Cream

• As salisilat 1-3%, jika > 3% krim akan rusak

• ZnO + as salisilat dlm cream akan terbentuk semen, karena air tdk bisa dihilangkan shg ZnO diganti TiO2

• Neomisin SO4 yg bersifat asam OTT dg basis vanishing cream (bersifat sabun) shg diganti dg basis netral

Page 69: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Penggunaan Lokal Cream pada kulit

• Antipruritik : mengurangi rasa gatal mentol 0,25% fenol 0,5% Kamfora 2%• Antibakteri & antifungi Vioform 3% Tetrasiklin HCl 3% Kloramfenikol 2-3% Nistatin 100.000 g

Page 70: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

• Keratolitik As salisilat 4-10% Sulfur 4-10% Resorsin 2-4%• Anti eksim Hidrokortison asetat 0,5-1%• Antiparasit Lotio benzil benzoat 10-30%

Page 71: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Gel

• Adalah sistem dua komponen berbentuk setengah padat yg banyak mengandung air

• Gel yg bersifat polar (berasal dari polimer alam atau sintetis) dlm konsentrasi rendah 10% membentuk matriks 3 dimensi. Struktur 3 dimensi disebabkan karena ada cairan yg terperangkan shg molekul pelarut tdk dpt bergerak

• Polimer terdiri atas : gom alam, tragakan, carragen, pektin, agar, CMC, Carbopol

Page 72: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Sifat Gel

1. Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat mengabsorpsi larutan yg mengakibatkan terjadinya pertambahan volume.

2. Sineresis, suatu proses g terjadi karena adanya kontraksi dalam masa gel sehingga cairan yg terjerat keluar dan berada di atas permukaan gel

3. Bentuk struktur gel resisten terhadap perubahan dan mempunyai aliran viskoelastik

Page 73: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Pasta

• Adalah sediaan salep dengan kandungan zat padat yg tinggi (sampai 50%) yg terdispersi dalam basis lemak

• Umumnya mengandung ZnO, amilum, Ca karbonat, talk dan asam salisilat

• Konsistensi lebih kaku dari salep tetapi kurang berminyak dibandingkan salep

• Tujuan pembuatan pasta adalah dg konsentrasi zat padat yg tinggi dapat menyerap eksudat kulit

Page 74: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

EMULSIFIER

OIL

AQUEOUS

POWDER

o/wlotion

o/w cream

w/ocream w/o

ointment

Absorptionbase

ointment

pasta

powderLotion shake

liquid

Page 75: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Menghitung Nilai HLB dari Campuran Surfaktan

R/ Tween 80 70% HLB=15 Span 80 30% HLB=4,5

Perhitungan : Tween 80 = 70% x15 = 10,5

Span 80 = 30% x 4,5 = 1,3 HLB campuran = 11,8

Page 76: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

• HLB butuh adalah harga HLB kombinasi emulgator yang dapat memebntuk emulsi yang relatif paling stabil bila dibandingkan dengan emulsi dengan harga HLB lain dengan kombinasi yang sama

Page 77: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

Contoh soal: hitung jumlah tween dan span yg harus ditambahkan dalam formula sbb :

R/ Parafin liq 20% Emulgator 5% (tween, span) m.f. emuls 100 SueCara perhitungan aligasi :Diketahui Parafin liq HLB butuh= 12 Tween 60 HLB = 14,9 Span 60 HLB = 4,7

Page 78: Suspensi, Emulsi, Salep, Krim, Gel

14,9 7,3

12

4,7 2,9 10,2Parafin liq = 20% x 100 = 20 gEmulgator = 5% x 100 = 5 gTween 60 = 2,9/10,2 x 5 = 1,422 gSpan 60 = 7,3/10,2 x 5 = 3,578 g