Author
jaqueline-deivy-kairupan
View
87
Download
19
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
medicine
1
Stadium klinis HIVStadium klinis HIV(WHO 2006)(WHO 2006)
Dr. Janto G. Lingga,SpP
2
WHO consultative meeting 1993Clinical staging of HIV in resource-limited settings
WHO 1
WHO 2
WHO 3
WHO 4ADULTS
3
Diagnosis pada Diagnosis pada DewasaDewasa
• Sebaiknya berdasarkan hasil lab dan klinik
• Tidak semua tempat memiliki sarana lab
• Diagnosis berdasarkan gejala dapat mengikuti pedoman WHO
4
5
Stadium klinis HIV dewasa(WHO 2006)
Stadium Klinis 1
• Tidak ada gejala• Pembesaran Kelenjar Limfe Menetap
(Persistent Generalized Lymphadenopathy)
6
Stadium Klinis 2
• Berat badan menurun <10% dari BB semulaBerat badan menurun <10% dari BB semula• Infeksi saluran napas berulang (sinusitis, tonsilitis,Infeksi saluran napas berulang (sinusitis, tonsilitis,
otitis media, faringitis)otitis media, faringitis)• Herpes zosterHerpes zoster• Cheilitis angularisCheilitis angularis• Ulkus oral yang berulangUlkus oral yang berulang• Papular pruritic eruptionPapular pruritic eruption• Dermatitis seboroikaDermatitis seboroika• Infeksi jamur kukuInfeksi jamur kuku
7
Stadium Klinis 3• Berat badan menurun >10% dari BB semula
• Diare kronis yg tdk diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan
• Demam persisten tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan > 37,5oC) > 1 bulan
• Kandidiasis Oral persisten (thrush)
• Oral Hairy Leukoplakia
• TB paru
• Infeksi bakteri berat (pnemonia, empiema, pyomiositis, infeksi tulang atau sendi, meningitis atau bakteremia)
• Stomatitis ulseratif nekrotizing akut, gingivitis atau periodontitis
• Anemi (< 8g/dL), netropeni (< 0,5x109/L) dan/atau trombositopeni kronis yg tdk dpt diterangkan sebabnya
8
• HIV wasting syndrome (BB turun 10% + diare kronik> 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)
• Pneumonia Pneumocystis (PCP)• Pneumonia bakteri berat yg berulang• Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital atau
anorektal > 1 bulan atau viseral)• Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, paru)• TB ekstra paru• Sarkoma Kaposi• Infeksi Cytomegalovirus (CMV) (retinitis atau organ lain)• Toksoplasmosis SSP• Ensefalopati HIV • Kriptokokus ektra pulmoner termasuk meningitis
Stadium Klinis 4
9
Stadium Klinis 4 (lanjutan)
• Infeksi mikobakteri non-TB diseminata• Progressive multifocal leukoencephalopathy• Cryptosprodiosis kronis• Isosporiasis kronis• Mikosis diseminata (histoplasmosis atau
coccidioidomycosis ekstra paru)• Septikemi berulang (a.l. Salmonella non-typhoid)• Limfoma (serebral atau non Hodgkin sel B)• Karsinoma serviks invasif• Leishmaniasis diseminata atipik• Nefropati atau kardiomiopati terkait HIV yg
simtomatis
10
Stadium klinis HIV AnakStadium klinis HIV Anak(WHO 2006)(WHO 2006)
Stadium klinis 1
• Asimtomatik
• Limfadenopati generalisata
11
Stadium klinis 2:
• Hepatomegali persisten yg tdk diketahui sebabnya• Infeksi sal. napas atas kronis atau kambuh (otitis media,
otorhoea, sinusitis)• Papular Pruritic Eruption• Herpes zoster• Ulkus oral rekurens (> 2 episode dlm 6 bln)• Lineal gingiva erythema (LGE)• Pembesaran parotis persisten yg tdk diketahui sebabnya• Infeksi viral wart yang luas• Moluscum contagiosum yang luas• Infeksi jamur kuku
12
Stadium klinis 3
• Malnutrisi sedang tanpa etiologi jelas yang tidak membaik dengan terapi standar
• Diare persisten tanpa etiologi yang jelas (> 14 hari)• Demam persisten tanpa etiologi jelas (intermiten atau konstan >
37,5oC, berlangsung > 1 bln)• Kandidiasis oral persisten (setelah usia 6 – 8 minggu)• Oral hairy leukoplakia (OHL)• TB paru• TB kelenjar getah bening• Pneumonia bakteri kambuh yang berat• Necrotizing ulcerative gingivitis/peridontitis akut• Pneumonitis limfoid interstitialis (LIP)• Anemi (< 8 g/dL), netropeni (< 500/mm3) atau trombositopeni
(<50.000/mm3) yg tdk dijetahui sebabnya• Penyakit paru terkait HIV kronis termasuk bronkiektasis
13
Stadium klinis 4
• Malnutrisi berat atau wasting berat tanpa etiologi jelas yangtidak membaik dengan terapi standar
• Pneumonia Pneumocystis• Infeksi bakteri berulang yang berat (empiema, piomiositis,
infeksi tulang atau sendi,atau meningitis selain pneumonia)• Infeksi Herpes simpleks orolabial atau kulit yg kronis
(lamanya > 1 bulan)• TB ekstra paru• Sarkoma Kaposi• Kandidiasis esofageal, trakea, bronkus, atau paru• Toksoplasmosis Sus. saraf pusat• Ensefalopati HIV
14
Stadium klinis 4 (lanjutan):
• Infeksi CMV (retinitis atau infeksi organ lain selain hati, limpa, atau kel. limfe dengan onset pd umur > 1 bulan)
• Meningitis Cryptococcus (atau penyakit ekstra paru lain) • Mikosis endemis diseminata (Histoplasma, Koksidioidomikosis atau Penisiliosis ekstra paru))• Kriptosporidiosis kronis• Isosporiasis kronis• Infeksi Mikobakteria non-TB diseminata• Limfoma non Hodgkin serebral atau sel B• Progressive Multifocal Leukoencephalopathy (PML)• Nefropati atau kardiomiopati terkait HIV yg simtomatis
15
Kategori Immunologi Berdasarkan umur, jumlah CD4 dan persen CD4
Defisiensi Imun
terkait HIV
< 11 bln (%CD4+)
12 - 35 bln(%CD4+)
36 - 59 bln(%CD4+)
> 5 thn (jumlah atau %CD4+)
Tidak ada / tdk bermakna
> 35 > 30 > 25 > 500
Ringan30 - 35 25 - 30 20 – 25 350 - 499
Advance25 – 29 20 – 24 15 - 19 200 - 349
Severe< 25 < 20 < 15 < 200 atau < 15%
WHO, 2006
16
Menghitung % CD4+
jumlah absolut CD4 (mm3) x 100
jumlah total limfosit (mm3)%CD4+ =%CD4+ =
17
Stadium klinis 1 (WHO)Stadium klinis 1 (WHO)
18Kahn JO. N Engl J Med 1998;339:33-39
19
Persistent Generalized Lymphadenopathy (PGL)
• Kelenjar GB dgn diameter > 1.5 cm pada > 2 tempat di ekstra inguinal selama > 3 bulan
• Benjolan tidak nyeri tekan, simetris, dan sering mengenai servikal posterior, aksila, oksipital, dan epitrochlear
• Periksa DL dan X-foto dada (KGB hilus & mediastinum)
20
• Terjadi pada sampai 50% infeksi HIV
• Sampai 1/3nya tidak ada gejala lain
• PGL dapat mengecil secara perlahan
selama perjalanan penyakit dan dapat
hilang sendiri sebelum timbulnya AIDS
• Tidak ada terapi spesifik
21
Enlarged mastoid lymph gland
Enlarged anterior cervical lymph glands
Enlarged occipital lymph gland Enlarged
submandibularlymph gland
Enlarged deep posterior cervical lymph glands
Persistent generalized lymphadenopathy
22
Stadium klinis 2 (WHO)Stadium klinis 2 (WHO)
23
Dermatitis seboroika
• Gatal• Bersisik• Kemerahan• ~ P. ovale
24
25
Pengobatan
• Higiene perorangan• Anti fungal (selenium,
pyrithione Zn, obat azole)
• Anti inflamasi (salep steroid)
• Jika berat: keratolitik (as.salisilat)
26
Papular pruritic eruption (PPE)
27
• Lengan, tungkai, pinggang, bokong
• Simetris
Papular pruritic eruption (PPE)
28
• Pengobatan– Steroid topikal– Antihistamin– Prednison
jangka pendek– UVB, UVA
Papular pruritic eruption (PPE)
29
Herpes zoster (shingle)
30
Infeksi jamur kuku (onikomikosis)
1. Subungual distal2. White superfisial3. Subungual proksimal4. Kandida5. Distrofik total
Disebabkan oleh T. rubrum
31
Disebabkan oleh T. mentagrophytes
Diagnosis: Pem. KOH / biakan
Disebabkan oleh T. rubrum.Paling sering pada pasien HIV
Pengobatan– Itraconazol 200mg/hari selama 6-12 minggu– Terbinafin 250mg/hari selama 6-12 minggu
32
Moluscum contagiosum
33
Ulkus aftosa
• Ulkus persisten, nonspesifik
• Biopsi dan pemeriksaan histologi perlu untuk menyingkirkan penyebab lain
• Terapi sistemik dan topikal kortikosteroid cukup berhasil
• Topikal tetrasiklin dan talidomid sistemik juga telah digunakan
34
35
Lineal gingival erythema
36
Cheilitis angularis
37
Pembesaran kelenjar parotis
38
Stadium klinis 3 (WHO)
39
Infeksi jamur seperti kandidiasis pada mulut merupakan salah satu penyebab yang sering terjadi. Kandidiasis dapat meluas sampai ke esofagus pada pasien AIDS. Menyebabkan gangguan dan sakit menelan. Diagnosis berdasarkan pada gejala klinis, rasa sakit di dada sewaktu menelan. Endoskopi tidak dibutuhkan kecuali pasien tidak memberi respon pengobatan.
Kandidiasis oral
40
Oral (thrush)• Koloni atau kelompok pseudomembran berwarna
putih/kuning, yang terdapat dimana saja dalam rongga mulut
• Dapat terlokalisir maupun meluas
• Dapat dgn mudah diangkat dgn menggosoknya• Eritematus: tampak sebagai bercak kemerahan
pada mukosa• Hiperplastik serupa dgn pseudomembran tetapi
biasanya melekat dengan jaringan• Cheilitis angularis: fissura pd sudut mulut dgn atau
tanpa kolonisasi
Candida albicans
41
Kandidiasis Pseudomembran
42
Kandidiasis Eritematus
43
Kandidiasis Hiperplastik
44
Kandidiasis Cheilitis angularis
45
Manajemen dan Terapi
• Langkah 1: Gunakan antifungal topikal
• Nystatin (1 tablet 100,000 IU setiap 4 jam): dapat dikunyah atau diisap selama 7 hari
• Nistatin oral suspensi: 100.000 U 3 x sehari selama 7 hari
• Gentian violet: pemakaian Gentian violet 1% dalam larutan air setiap 4 jam selama 1 minggu
• Amphotericin B (10 mg lozenges 4 x sehari) jika tersedia (isap atau kunyah untuk mempertahankan kontak dgn mukosa mulut)
46
• Langkah 2: Terapi sistemik (diberikan jika tidak ada perbaikan setelah 7 hari terapi topikal dan untuk semua kasus kandidiasis esofageal)
• Pilihan pertama — Fluconazole (200 mg loading dose, selanjutnya 100 mg/hari sampai gejala hilang. Jika tidak ada fluconazole, gunakan Ketoconazole (200-400 mg /hari)
• Pilihan kedua — Itraconazole (100 mg 2 x sehari, dosis dapat dinaikkan sampai maksimum 400 mg sehari selama 10 -14 hari)
• Pilihan ketiga — Amphotericin B (I.V.) (0.5-1.5 mg/kg per hari)
• Gunakan terapi intermiten selama mungkin, untuk memperlambat timbulnya kandida yang resisten
47
Tampak sebagai lesi/plaque atau seperti proyeksi rambut bergelombang pada bagian lateral lidah yang tidak nyeri & tidak dapat hilang dgn menggosoknya
Merupakan tanda supresi imun & prognosis jelek
Pemeriksaan histopatologi menunjukkan Eipstein-Barr (EBV) intrasel
Oral Hairy Leukoplakia
48
49
Necrotising Gingivitis
• Inflamasi gusi dapat menjadi ekstensif
dan nekrotik sehingga dapat
menimbulkan gigi copot
• Disebabkan oleh bakteri dari flora mulut
50
Necrotizing Ulcerative Periodontal
• Ditandai oleh ulkus gingiva yg nyeri dan dapat menyebabkan hilangnya alveolus tulang
• Penanganan: – Terapi antibiotik (Metronidazol, Klindamisin, Ko-
amoksiklav)
– Debridement jaringan nekrotik/sekuesterektomi
– Perawatan di rumah yang seksama
51
52
Nekrosis jaringan lunak yang luas di atas tulang; sering tidak ditemukan penyebabnya
Bandingkan dengan ulkus aftosa di sebelah kanan
Necrotizing Stomatitis
53
Terapi
• Deksametason eliksir
• 10 hari kemudian
• Perhatikan akar gigi sebagai akibat nekrosis jaringan lunak dan tulang
• Talidomid juga cukup efektif, ttp teratogenik
• Perlu suplemen nutrisi, karena nyeri waktu makan
VI Meeks, DDS, U Md Dental School
Necrotizing Stomatitis
54
Stadium klinis 4 (WHO)
55
Infeksi oportunistik
56
57
CandidiasisEsofagus
58
Batuk dan sesak napasPenyebab Gejala X-foto Sputum
PCP Batuknon produktif (tidak ada sputum), sesak napas dan demam selama
1 -2 bulan
Infiltrat bilateral pada lapangan tengah paru
Induksi sputum pada rumah sakit spesialistis.
Terapi PCP jika gejala (dan x-foto dada mengesankan PCP.
Tuberkulosis Batuk dengan sputum, demam, berat badan turun 1-2 minggu
Infiltrat lobus atas adalah khas tetapi pasien dgn HIV dapat memberikan gambaranX-foto yang atipikal dgn infiltrat lapangan bawah
Basil Tahan Asam (BTA)
Pneumoni bakterial
Batuk produktif, dgn sputum purulen dan demam selama 1-2 mg -PCP terjadi lebih
perlahan dan biasanyatidak ada sputum
Konsolidasi lobaris Bakteri Gram positif
(atau lebih lama lagi)
59
PCP Pneumonia bakterial
60
Nyeri Kepala
Biasanya disebabkan oleh:
•Toksoplasmosis Defisit neurologis dan kejang Toksoplasmosis dapat dicegah bila pasien
minum kotrimoksazol
•Meningitis akibat Kriptokokus Kaku kuduk dan meningismus
61
Kriptokokosis
62
Toksoplasmosis- Respon terhadap terapi
63
Diare kronisAnamnesis/PF/Penanganan cairan
Pemeriksaan feses
Penyebab ?
Tx empiris [kotrimoksazole atau kuinolon]
Tx Spesifik
Perbaikan ?
Perbaikan ?
Periksa kembali [berikan metronidazole]
X-ray GI atau endoskopi
Penyebab ?
Tx empiris utk microsporidium
Selesaikan Tx
Selesaikan Tx
Tx Spesifik
Perbaikan: teruskan Tx 4 minggu
Ya
Ya
Ya
Ya
tdk
tdk
tdk
tdk
Tidak membaik: Tx antimotilitas
64