20
REVIEW TEORI IlMU KOMUNIKASI Oleh Sayed Amiruddin 44314110100 Marketing Communication & Advertising FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA

Review Ilmu Komunikasi Minggu ini.doc

  • Upload
    samir

  • View
    223

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

REVIEW TEORI IlMU KOMUNIKASIOleh

Sayed Amiruddin

44314110100Marketing Communication & Advertising

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

USES AND GRATIFICATION

Nama Teori

: Uses and Gratification

Penemu

: Katz, Blimer dan Gurevitch

Tahun Muncul : 1974

Jay Blumler lahir 1924 di Amerika, dia adalah tokoh komunikasi politik. Dia adalah Profesor Emeritus Komunikasi Publik di Universitas Leeds, dan juga Profesor Emeritus of Journalism di University of Maryland. Dia adalah lulusan ilmu politik dari Universitas Antioch, dan mahasiswa doktoral dari 1947 di London School of Economics. Dia mengajar di Ruskin College, Oxford, sebelum mengambil posisi di Leeds pada tahun 1963, sebagai Granada Television Research Fellow.

Teori Uses and Gratifications merupakan teori efek komunikasi massa yang berpodan pada khalayak yang aktif memilih pesan media sesuai dengan kebutuhannya. Teori tersebut dikenal dengan Teori Uses and Gratifications yang berasumsi bahwa khalayak aktif dan penggunaan media adalah bertujuan untuk ditonjolkan. Karena setiap individu memiliki derajat aktivitas dalam pemanfaatan media mereka.

Pendekatan ini berfokus pada konsumen, anggota audiens ketimbang pada pesannya. Tidak seperti pengaruh yang kuat, pendekatan ini menganggap audiens sebagai pengguna media yang berbeda. Pendekatan penggunaan dan kepuasaan berfokus pada konsumen media ketimbang pesan media sebagai titik awalnya, dan menelusuri perilaku komunikasinya dalam artian pengalaman langsung dengan media. Pendekatan ini tidak mengharapkan adanya hubungan langsung antara pesan dan pengaruh, tetapi sebaliknya merumuskan pesan-pesan yang akan digunakan oleh audiens, dan bahwa penggunaan tersebut bertindak sebagai variabel penghalang dalam proses pengaruh.

Uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain , yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.Perkembangan teori Uses and Gratification Media dibedakan dalam tiga fase (dalam Rosengren dkk., 1974), yaitu:

1. Fase pertama ditandai oleh Elihu Katz dan Blumler (1974) memberikan deskripsi tentang orientasi subgroup audiens untuk memilih dari ragam isi media. Dalam fase ini masih terdapat kelemahan metodologis dan konseptual dalam meneliti orientasi audiens.

2. Fase kedua, Elihu Katz dan Blumler menawarkan operasionalisasi variabel-variabel sosial dan psikologis yang diperkirakan memberi pengaruh terhadap perbedaan polapola konsumsi media. Fase ini juga menandai dimulainya perhatian pada tipologi penelitian gratifikasi media.

3. Fase ketiga, ditandai adanya usaha menggunakan data gratifikasi untuk menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif audiens mungkin berhubungan.

Alasan Munculnya :

Teori Uses and Gratifications merupakan perpanjangan dari teori kebutuhan dan motivasi yang dikembangkan Abraham Maslow pada tahun 1970 yang mengemukakan bahwa manusia secara aktif mencari pemuasan kebutuhannya mulai lebih konkrit sampai kepada hal-hal yang bersifat abstrak. Maslow (1954) kemudian membagi kebutuhan manusia kedalam bentuk piramida yang berkembang dalam suatu urutan hirarki dengan kebutuhan fisiologi.

Jika dikaitkan dengan media massa maka konsep kebutuhan akan manusia sebagai mahluk yang aktif mencari kepuasan sesuai dengan pemikiran Katz, Blumer dan Gurevicth (1974) dengan studi mereka tentang bagaimana manusia mengkonsumsi media massa. Para ilmuwan komunikasi khususnya pendekatan Uses and Gratifications yang menggunakan perbendaharaan dan hirarki kebutuhan psikologis.

Konsep Teoritis Uses And Gratification :

Audiens dianggap secara aktif menggunakan (uses) media untuk memenuhi kebutuhannya (gratification). Audiens aktif dan selektif menerima terpaan/pesan dari media massa yang sampai kepadanya dan ia tidak mau begitu saja menerima semua terpaan itu. Audiens aktif dalam terpaan selektif. Terpaan selektif artinya audiens memilih media massa dan isi pesan yang mereka yakini paling sesuai dengan pandangan, pendapat dan pengalaman mereka.

Asumsi Dari Teori Ini :Beberapa asumsi Teori Uses and Gratifications yang dikemukakan oleh penemu dalam pendekatan ini bahwa terdapat lima asumsi dasar dalam Teori Uses and Gratifications yaitu :

1. Khalayak adalah aktif dan menggunakan media adalah bertujuan2. Inisiatif atas keterlibatan pemuasan kebutuhan terhadap pemilihan media tertentu berada ditangan audiens

3. Media bersaing dengan sumber-sumber lain dalam upaya memuaskan kebutuhan audiens4. Orang-orang memiliki cukup kesadaran atas penggunaan media, ketertarikan dan motif. Hal ini yang membuat para peneliti mendapatkan gambaran lebih akurat atas penggunaan media tersebut.5. Penilaian terhadap isi media hanya dapat dilakukan oleh khalayak itu sendiri.

Premis Atau Pokok Pikiran :

Pendekatan uses and gratification mempersoalkan apa yang dilakukan orang pada media, yakni menggunakan media untuk pemuasan kebutuhannya. Umumnya kita lebih tertarik bukan kepada apa yang kita lakukan pada media, tetapi kepada apa yang dilakukan media pada kita

Subtansi dari teori ini yaitu individu memiliki kekuasaan untuk memilih media sesuai dengan kebutuhannya.

Kritik Atas Teori :

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dikatakan tidak sempurna saat digunakan untuk menilai media yang telah digunakan secara ritual (kebiasaan). Namun teori ini tetap tepat untuk digunakan untuk menilai hal-hal spesifik tertentu yang menyangkut pemilihan pribadi saat menggunakan media.Review Spira Of Silence Theory

Teori spiral kebisuan mengajukan gagasan bahwa orang orang yang percaya bahwa pendapat mereka mengenai berbagai isu publik merupakan pandangan minoritas cenderung akan menahan diri untuk mengemukakan pandangannya, sedangkan mereka yang meyakini bahwa pandangannya mewakili mayoritas cenderung untuk mengemukakan kepada orang lain. Noelle-neumann menyebut situasi tersebut sebagai spiral keheningan yang terjadi ketika orang mengemukakan opininya karena merasa pandangannya mewakili pandangan populer memilih untuk diam. Proses ini terjadi dalam pola atau bentuk menyerupai spiral sedemikian rupa sehingga satu pendapat akan terakhir dengan publisitas dan popularitas tinggi, sedangkan pendapat lainnya akan berakhir dengan publisitas dan popularitas.

Dari penjelasan diatas, kaum minoritas tenggelam dalam kebungkamannya terhadap kaum mayoritas. Mayoritas disini berarti sekelompok orang yang aktof/vocal dalam forum diskusi dak kaum minoritas merupakan kaum yang mengiyakan saja apapun yang berlangsung selama forum diskusi berlangsung. Kaum minoritas yang menjadi sasaran penulis pada makalah ini adalah sekelompok mahasiswa yang sering bungkam (diam) dalam forum diskusi akibat terdominasi oleh sekelompok orang yang terlalu aktif (mayoritas). Asumsi Teori

Menurut Noelle Neumann (Richard West & Lynn H. Turner : 2007) teori spiral kebisuan memiliki tiga asumsi mendasar, yaitu:

1. Bahwa individu pada umumnya berusaha untuk menghindari isolasi; ketakutan akan terisolasi. 2. Ketakutan akan terisolasi menyebabkan individu mencoba untuk menilai opini terus menerus.

3. Perilaku masyarakat yang dipengaruhi oleh penilaian opini publik.

Peran MediaMedia berfungsi menyebarluaskan opini publik yang menghasilkan pendapat atau pandangan yang dominan. Sementara individu dalam hal menyampaikan pandangannya akan bergantung pada pandangan yang dominan, sedangkan media pada gilirannya cenderung memberitakan pandangan yang terungkap dan karenanya spiral keheningan berlanjut. Noelle-meumann memaparkan bahwa media tidak memberikan interpretasi yang luas dan seimbang terhadap peristiwa sehingga masyarakat memiliki pandangan terhadap realita secara terbatas dan sempit.

Media massa memiliki tiga sifat atau karakteristik yang berperan membentuk opini publik yaitu ubikuitas, kumulatif, dan konsonan.

Orang-orang yang tidak terpengaruh oleh spiral keheningan ini ialah orang-orang yang dikenal sebagai avant garde dan hard core. Yang dimaksud dengan avant garde di sini ialah orang-orang yang merasa bahwa posisi mereka akan semakin kuat, sedangkan orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok hard core ialah mereka yang selalu menentang, apa pun konsekuensinya. Noelle-Neumann menambahkan bahwa hard core adalah kaum minoritas yang pada ujung akhir spiral keheningan menentang ancaman akan isolasi. Teori ini memiliki kekurangan. Jika seseorang mempunyai pendirian yang sangat kuat, orang tersebut tidak akan mudah mengikuti opini mayoritas yang ada di sekitarnya misalnya apabila opini itu menyangkut kepercayaan. Seperti kebanyakan teori-teori yang lain, teori ini bukan tanpa kritik. Charles Salmon dan F. Gerald Kline (1985) merasa bahwa Spiral of Silence gagal untuk mengakui keterlibatan ego seseorang dalam masalah. Berlakunya teori ini hanya situasional dan kontekstual, yakni hanya sekitar permasalahan pendapat dan pandangan pada kelompok. Sedangkan untuk ketentuan lain, seperti pendapat tentang suatu keahlian, misalnya untuk suatu penemuan ilmiah dan keahlian lainnya, tidak didasarkan pada pendapat kelompok.

TEORI EKOLOGI MEDIA

A. Pencetus Teori

Konsep dasar teori ini pertama kali dikemukakan olehMarshall McLuhan(1964). Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh mentornya, ekonom berkebangsaan Canada,Harold Adams Innis(1951).Media mempunyai kekuatanmembentuk opini masyarakat. Orang menggunakan media untuk memperoleh kekuasaan politik dan ekonomi dan bahkanmengubah susunan sosial dari sebuah masyarakat. Media komunikasi memiliki bias yang terdapat di dalam diri mereka untuk mengendalikan aliran ide di dalam sebuah masyarakat. (Harold Innis)EKOLOGI.Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara organisme dengan lingkungannya.Media akan terus berubah seiring dengan pertumbuhan dan dinamisme masyarakat, akan terus berubah seiring dengan kebutuhan masyarakat. Dan sebaliknya, masyarakat pun berubah mengikuti perkembangan media.Ekologi Media adalah kajian mengenai lingkungan media, ide dan teknik, mode (cara penyampaian), informasi, dan kode komunikasi yang memainkan peran utama dalam kehidupan manusia.B. Latar Belakang Teori

Dasar teori ini adalah perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi yang akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri, teknologi membentuk cara berpikir, berperilaku, dan bergerak dari satu abad ke abad selanjutnya di dalam kehidupan manusia. Perkembangan sejarah media komunikasi1. Era TribalEra dimana tradisi lisan dianut dan pendengaran merupakan indra yg sangat penting.Orang belum mengenal tulis menulis.2. Era Tulisan (Melek Huruf)Era dimana komunikasi tertulis berkembang pesat dan mata menjadi indra yg dominan.

Era ini ditandai denganpengenalan abjad.3. Era CetakEra dimana mendapatkan informasi melalui kata-kata tercetakdan penglihatan merupakan indra yang dominan.4. Era elektronikEra dimana media elektronik melingkupi semua indra kita, memungkinkan orang-orang di seluruh dunia untuk terhubung.Dalam era iniMedia menjadi perpanjangan hampir seluruh indera manusia. C. Konsep Teoretis

Sejak tahun 1964 komunikasi massa telah mencapai publik dunia secara langsung dan serentak. Melalui satelit komunikasi sekarang ini kita dimungkinkan untuk menyampaikan informasi (pesan) berupa data, gambar, maupun suara kepada jutaan manusia di seluruh dunia secara serentak. Perkembangan teknologi komunikasi/informasi yang bergerak cepat membawa kita menuju era masyarakat informasi, dimana hampir segala aspek kehidupan dipengaruhi oleh keberadaan media yang semakin jauh memasuki ruang kehidupan manusia.

Wilbur Schramm menyatakan bahwa luas sempitnya ruang kehidupan seseorang, yang awalnya ditentukan pada kemampuan baca tulis, selanjutnya ditentukan oleh seberapa banyak ia bergaul dengan media massa. Artinya media memiliki pengaruh yang signifikan pada kehidupan manusia.

Dengan kata lain, bahwa media saluran komunikasi mempunyai kekuatan dan memberikan pengaruhnya kepada masyarakat, dan bukan isi pesannya.

D. Premis Ekologi Media

1. Asumsi Pertama

Media mempengaruhi setiap tindakan di dalam masyarakat ( morissan,dkk. 2013: hal 38).

Media mengontrol, mengendalikan dan mempengaruhi perilaku masyarakat, melalui media cetak maupun elektronik, masyarakat terhipnotis, sehingga terpengaruh oleh opini yang dibentuk media. NamunPada saat bersamaan, media bergantung pada masyarakat untuk pertukaran dan evolusi. Terjadilah teori simbiosis mutualisme, saling pengaruh mempengaruhi.2. Asumsi Kedua

Media memperbaiki persepsi kita dan mengelola pengalaman kita. (morissan, 2013: hal 38)

McLuhan mempersepsikan TV sebagai hal yang memegang peranan penting dalam pengikisan nilai-nilai keluarga. Pengaruh Media cukup kuat, masyarakat tanpa sadar termanipulasi oleh TV3. Asumsi Ketiga Media mengikat dunia bersama-sama (morissan,2013 : hal 38 )

Desa global (global village)istilah yg disampaikanoleh McLuhan untuk menggambarkan bagaimana media mengikat dunia menjadi sebuah sistem (POLEKSOSBUD)politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang besar. Sehingga seolah dunia mengerut tanpa dibatasi ruang dan waktu.

KonsepGlobal Villageberarti tidak akan ada lagi batasan antar belahan dunia manapun untuk saling mengetahui kegiatan satu sama lain.

E. Konteks Digital Era

Dalam konteks digital era, tentunya kita lebih menekankan kepada pemanfaatan era informasi ini. Segala sesuatu sudah bisa dengan mudah didapatkan. Pemanfaatannya bahkan mungkin melampau pemikiran ketika teori ini diciptakan. Saat ini bukan hanya sekadar informasi, melainkan segala aktivitas dapat tergantikan dengan media termodern.

F. KESIMPULAN

Teori Ekologi Media telah menciptakan sebuah subtansi berupa Global Village, dimana terciptanya kehidupan yang compact antara Media dan Manusia. Dengan keadaan seperti ini manusia dapat mengetahui kejadian atau berita di seluruh dunia.

Tentunya hal ini menimbulkan beragam sisi positif dan juga negatif. Positifnya adalah manusia akan semakin terpacu untuk bersaing menciptakan karya-karya baru. Namun negatifnya adalah menciptakan beragam kamuflase, tiruan hingga dapat menimbulkan perpecahan. Sehingga dibutuhkan lah pemikiran-pemikiran baik dalam mengisi ke compact-an tersebut.Uses and Gratification Theory

By : Empah Khollaefah

Pertanyaan 1:

Setelah mendengarkan penjelasan dari penyaji, apakah menurut Anda teori ini sama dengan efek dari media moderate?

Jawaban :

Teori inni berbeda dengan media moderate, dalam media moderate khalayak lebih mementingkan isis daripada media untuk memenuhi kepentingannya. Sedangkan dalam uses and gratification theory ini lebih kepada pemenuh kepuasan dan ketergantungan dari khalayak.

Pertanyaan 2:

Dalam pemanfaatan sehari-hari teori ini disebutkan sebagai pelepasan ketegangan. Mohon berikan contoh konkritnya dan apa yang membedakan dengan pemanfaatannya sebagai Afektif?Jawaban :

Sebagai contoh seseorang yang menyukai berbagai hal yang berbau korea, sebagai cara untuk melepas ketegangannya orang tersebut adalah dengan menonton tv, dan ketika ia menemukan channel yang menampilkan hal yang berbau korea pasti orang tersebut akan memilih menontonnya daripada memilih menonton berita. Sedangkan afektif lebih bersifat emosional.

Mc Luhan menyebutkan ada 2 jenis media, yaitu Hot Media dan Cool Media.

Hot Media : membutuhkan sebuah pemikiran/emosional dala menerima informasi, sebagai contoh koran politik.

Cool Media : bersifat lebih sanatai dalam memberikan kepuasan seperti komik atau majalah yang lebih bersifat ringan.

Substansi:

Penggunaan media tergantung pada kebutuhan masyarakat, tidak semua dipilih & tidak semua digunakan. Individu memiliki kekuasaan individu yang besar untuk memilih media sebagai pemenuhan terhadap kepuasaan individu sehingga menciptakan kongrelerasi media yang besar.Spiral of Silence

By: Anju Marzuki ManurungPertanyaan :

Mohon berikan conntoh penerapan teori ini dalam konteks digital era

Jawaban :

Pemanfaatan dalam dunia digital era saat ini bisa kita lihat dari fenomenalnya salah satu film karya Indonesia yaitu Laskar Pelangi. Laskar Pelangi yang menceritakan kisah pelajar yang berada jauh di daerah Belitong membuat Presiden RI saat itu yaitu SBY berdecak kagum atas semangat yang ada dalam jiwa siswa dan siswi yang bersekolah disana. Pada awalnya film tersebut tidak terlalu digubris oleh masyaarkat, namun dikarenakan media membicarakan tentang SBY yang menyukai film tersebut jadilah masyarakat membicarakan film tersebut dan menjadi perbincangan orang banyak.

Pertanyaan:

Dalam pembahasan di kereta api, disebutkan orang dari dua sisi yang berbeda mengenai suatu isu akan bervariasi dalam kesediaan mereka untuk mengungkapkan pandangan mereka ke public, maksud dari penjelasan tersebut seperti apa?

Jawaban:

Pada pembahasan kereta api, itu hanya sebagai contoh artinya ketika ada dua orang yang diberikan pertanyaan bagaimana pelayanan kereta api menurut masing-masing. Yang satu bersedia mengungkapkan sedangkan yang lainnya tidak.

Pertanyaan:

Sifat media dalam teori spiral of silence adalah Ubikuitas, mohon dijelaskan contoh dari ubikuitas tersebut seperti apa?

Jawaban:

Sebagai contoh dalam berita burung yang beredar bahwa Olga Syahputra pernah digosipkan meninggal dunia sebelum akhirnya beliau meninggal. Tapi pada kenyataan itu semua hanya kabar burung, olga memang menderita sakit pada saat itu namun belum meniggal dunia, hal itu pun telah diklarifikasi oleh Adiknya.

Substansi:

Mayoritas menekan minoritas, pada intinya orang tidak mau pandangannya berbeda dengan dominan dalam artian mereka tidak mau terisolasi dengan pandangan yang dominan meski pandangan yang dominan tidak sesuai dengan kemauannya atau mungkin salah. Media memiliki kuasa yang besar untuk membentuk opini kaum minoritas.

Teori Ekologi Media

Media Ecology Theory

By: Prasetyo Edo Wibowo

Pertanyaan:

Dalam konsep teoritis dalam teori ini disebutkan bahwa pesan tidak lebih penting daripada media, mengapa McLuhan mengemukakan seperti itu?

Jawaban:

Dalam konsep teoritis ini adalah pesan/berita yang disampaikan secara langsung berbeda daripada pesan yang disampaikan menggunakan media. Sebagai contoh dalam politik yang disampaikan di media koran/televise hasilnya pasti berbeda. Hal ini dikarenakan dalam media terdapat bumbu-bumbu yang membuat media mnjadi lebih penting daripada pesan yang disampaikan. Dengan adanya media memberikan pengaruh besar terhadap khalayak, bukan kepada isi pesannya. Berpengaruh kuantitas karena apabila berita terus disampaikan dan dibesar-besarkan hingga memberikan dampak besar pada masyarakat.

Pertanyaan:

Media dan khalayak memiliki simbiosis mutualisme, mengapa dan seperti apa simbiosis yang terjadi? Apakah kuantitas berpengaruh terhadap isi pesan?

Jawaban:

Bahwa memang teori ini menjelaskan ada Simbiosis Mutualisme, saling menguntungkan satu sama lain. Dimana media membutuhkan khalayak sebagai sumber berita dan khalayak membutuhkan media sebagai sumber informasi. Apabila media tidak memiliki objek untuk diberikan media bukan apa-apa.

Substansi:

Dunia dan seisinya menjadi compact dengan teknologi yang diciptakan manusia. Manusia dan media benjadi satu kesatuan menciptakan global village. Sikap masyarakat dibentuk oleh media dan media terbentuk dari isu yang ada pada maysarakat. Seiring perkembangannya, saat ini informasi tidak hanya sebatas global village melainkan information village, informasi yang disampaikan menjadi semakin kecil.