Upload
truongtuyen
View
217
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL
KEBERLANGSUNGAN PERS MAHASISWA
(Studi Tentang Strategi Manajemen Media Massa Pada Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Kentingan dan LPM Motivasi Universitas
Sebelas Maret Surakarta dalam Mempertahankan Keberlangsungan Produksi Majalah Mahasiswa)
Oleh:
FEBRIVIA SHAUMI
D1215021
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
KEBERLANGSUNGAN PERS MAHASISWA
(Studi Tentang Strategi Manajemen Media Massa Pada Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Kentingan dan LPM Motivasi Universitas Sebelas Maret
Surakarta dalam Mempertahankan Keberlangsungan Produksi Majalah Mahasiswa)
Febrivia ShaumiSri Herwindya Baskara Wijaya
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan PolitikUniversitas Sebelas Maret Surakarta
AbstractAs an institution, the student press management is needed in arranging the
things that are in it. Without management, all efforts will be nothing.LPM should be able to maintain its existence by publishing its press products, which is student magazines.
The method used in this research is descriptive qualitative with the main data source from the interview with LPM Kentingan and LPM Motivasi and supporting data from documentation data from various sources. This study aims to describe the strategy of how the mass media management of Student Press Institution in maintaining its press publishing products, especially magazines. This research will focus on a discussion about mass media management strategy of Student Press Institution using Functions of Management theory by George R. Terry.
From the results of this research can be concluded that LPM Kentingan and LPM Motivation in management, in the editors line and in the business line have interrelationship with each other. Magazines that are the main products of the editorial will not be resolved without the support of the business line. For news issues in magazines raised by both LPM have their own character in. In the management of these two LPM show some differences. Keywords: Management, Student Press, Strategy, Mass Media, Magazine.
Pendahuluan
Perjalanan panjang sejarah persma (pers mahasiswa) hingga kini,
menunjukkan bahwa semakin banyaknya pers umum bermunculan membuat
eksistensi persma semakin tergeser. Persma yang dulunya menjadi media
alternatif pemberitaan hingga produknya dapat dinikmati oleh masyarakat umum,
kini persma menjadi media pemberitaan di lingkup kampus yang bernaung
sajatetapi tidak menutup kemungkinan juga untuk mengangkat isu-isu diluar
kampus.
Eksistensi persma di tunjukkan dengan adanya produk-produk medianya,
terutama produk cetaknya yaitu majalah. Majalah menjadi salah satu indikator
yang menunjukkan keberlangsungan masing-masing pers mahasiswa.Pers
mahasiswa dalam kontennya lebih menyorot pada permasalahan dunia kampus,
tetapi tak menutup kemungkinan untuk menyorot permasalahan yang berada
diluar lingkungan kampus yang disajikan melalui sudut pandang
mahasiswa.Selain itu, yang membedakannya pers mahasiswa dengan pers umum
adalah sumber daya manusianya.Dalam pers mahasiswa, sumber daya manusia
yang dimilikinya ialah mahasiswa itu sendiri yang mana masih mempunyai
kewajiban untuk menyelesaikan kuliah sehingga lebih mengutamakan
pendidikannya daripada kegiatan pers mahasiswa tersebut, sedangkan pers umum
memang berisi orang-orang dengan tujuan untuk bekerja pada suatu lembaga pers.
Pers dianggap sebagai lembaga, begitupun pers mahasiswa. Sebagai lembaga
atau organisasi, manajemen dibutuhkan dalam mengatur hal-hal yang ada di
dalamnya. Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa
manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit.1
Di Universitas Sebelas Maret terdapat sepuluh Lembaga Pers Mahasiswa
(LPM) yaitu LPM Kentingan, LPM Novum (Fakultas Hukum), Bapema (Fakultas
Ekonomi), LPM Kalpadruma (Fakultas Ilmu Budaya), LPM Visi (Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik), LPM Motivasi (Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan), LPM Eritro (Fakultas Kedokteran), LPM Scienta (Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), LPM Eureka (Fakultas Teknik) dan
LPM Folia (Fakultas Pertanian). Namun seiring dengan berjalannya waktu, LPM
Eureka tidak lagi aktif dalam dunia pers mahasiswa semenjak tahun 2014.
Sehingga sampai saat ini tercatat masih ada sembilan LPM yang masih aktif.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih dua LPM yaitu, LPM Kentingan dan
LPM Motivasi. Kedua LPM tersebut dipilih peneliti karena keaktifan kegiatan
1 Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. 2003. Hal 8.
1
dalam lembaga tersebut.Keaktifan tersebut dapat dilihat dari rutinnya produksi
penerbitan majalah, aktifnya anggota LPM hingga keaktifan membentuk kegiatan-
kegiatan lain yang berhubungan dengan jurnalistik.
Dalam produksi produk penerbitan majalah mahasiswa, kedua LPM tersebut
selalu menerbitkankannya dengan rutin sesuai periode yang telah ditentukan oleh
masing-masing LPM. Dalam keberlangsungan produknya, kedua LPM tersebut
sama-sama memiliki jangka periode yang sama dalam penerbitannya, yaitu satu
kali dalam satu tahun periode kepengurusan. Setiap tahun, kedua LPM tersebut
dapat menerbitkan produknya dengan lancar. Dalam hal terbitan produk, tidak
semua LPM dapat menerbitkan produknya atau bahkan hanya sampai pada tahap
pengerjaan isi rubrik dari majalah dan tidak dapat sampai naik cetak dikarenakan
beberapa permasalahan yang dihadapi oleh LPM. Oleh karena itu, peneliti
memilih kedua LPM yaitu LPM Kentingan dan LPM Motivasi karena keduanya
dapat menerbitkan produk majalahnya secara periodik. Selain itu, jangkauan
distribusi produk majalahnya hingga luar jawa (Kampus-kampus di luar UNS).
Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti ingin meneliti bagaimana strategi
manajemen media Lembaga Pers Mahasiswa dalam mempertahankan
keberlangsungan produksi majalahnya. Dalam penelitian ini, penulis akan
memfokuskan bagaimana strategi manajemen media Lembaga Pers mahasiswa
dari bagaimana memproduksi majalah dan mengelola sumber daya manusia yang
dimiliki untuk keberlangsungan hidup lembaga pers mahasiswa tersebut.
Rumusan Masalah
Bagaimana strategi manajemen media LPM Kentingan dan LPM Motivasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam mempertahankan keberlangsungan
produksi majalah mahasiswa?
Telaah Pustaka
1. Media Massa
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan
secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan
media massa dibanding jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan
2
ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hamper
seketika pada waktu yang tak terbatas.2
Media massa bentuknya antara lain media elektronik (televisi dan radio),
media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku dan film. Dalam perkembangan
komunikasi massa yang sudah sangat modern dewasa ini, ada satu perkembangan
tentang media massa, yakni ditemukannya internet.3
2. Manajemen media massa
2.1. Manajemen
Menurut George R. Terry, manajemen adalah suatu proses atau kerangka
kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen
adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing” –Pengelolaan-, sedang
pelaksanannya disebut manager atau pengelola.4
George R. Terry membagi fungsi manajemen secara umum menjadi empat,
Planning, Organizing, Actuating, Controlling.
A. Planning
Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok
untuk mencapai tujuan yang digariskan.Planning mencakup kegiatan pengambilan
keputusan, karena termasuk pilihan-pilihan alternatif keputusan. Diperlukan
kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna
merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa datang.5
B. Organizing
Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksanakan
untuk dan mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur
manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses.Manusia
merupakan unsur yang terpenting, melalui pengorganisasian manusia dapat di
2 Nurudin .Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2013. Hal 9.3 Ibid.Hal 5.4 George R. Terry & Leslie W. Rue.Dasar-dasar Manajemen.Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2005. Hal 1.
5 Ibid, Hal 17.
3
dalam tugas-tugas yang saling berhubungan.Tujuan dari pengorganisasian ialah
untuk membimbing manusia-manusia bekerjasama secara efektif.6
C. Actuating
Actuating atau disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan yang dilakukan
seorang manager untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh
unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat
tercapai.Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari
pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan dan
memberi komponsasi kepada mereka.7
D. Controlling
Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-
kegiatan dilaksanakan sesuai rencana.Pelaksanaan kegiatan dievaluasi dan
penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki supaya tujuan-
tujuan dapat tercapai dengan baik. Ada berbagai cara untuk mengadakan
perbaikan, termasuk merubah rencana dan bahkan tujuannya, mengatur kembali
tugas-tugas atau merubah wewenang; tetapi seluruh perubahan tersebut dilakukan
melalui manusianya. Orang yang bertanggung jawab atas penyimpangan yang
tidak diinginkan itu harus dicari dan mengambil langkah-lagkah perbaikan
terhadap hal-hal yang sudah atau akan dilaksanakan.8
2.2. Manajemen Media Massa
Manajemen media melengkapi ilmu komunikasi sebagai subbagian di dalam
kajian media yang membahas aspek mesok atau “menengah” dari media. Ranah
kajian media sendiri dapat digolongkan menjadi tiga aspek, yakni makro, meso
dan mikro. Aspek makro berkaitan dengan struktur politik, ekonomi, sosial dan
budaya dalam konteks kesejarahan yang spesifik, aspek meso menjelaskan proses-
proses memproduksi dan mengkonsumsi teks media, termasuk dalam hal ini
manajemen media; sementara aspek mikro berkaitan dengan pembahasan
mengenai teks atau produk akhir media. Manajemen media berurusan dengan
sumber daya dan output dari organisasi media. Sumber daya meliputi dana, 6Ibid, Hal 73.7Ibid, Hal 17.8Ibid, Hal 18.
4
pekerja media, informasi yang telah dimiliki, juga teknologi, sementara output
adalah pesan yang dihasilkan oleh media.9
Aplikasi teknologi juga menjadi indikator kinerja perusahaan karena
menunjukkan tingkat inovasi perusahaan. Dalam satu dekade terkahir,
perkembangan industri media ditandai oleh munculnya konvergensi media (media
convergence). Konvergensi ini merupakan integrasi media massa, komputer dan
telekomunikasi.10
Manajemen media memang memfokus kepada bagaimana menyiapkan
perangkat manajerial usaha pemberitaan. Bagaimana sebuah berita diproduksi dari
awal sampai akhir, dari tahap perencangan, persiapan, pelaksanaan, sampai
evaluasi dan kontrol hasil akhirnya.11
3. Pers
Pers mengandung dua arti. Arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit, pers
hanya menunjuk kepada media cetak berkala: surat kabar, tabloid, dan majalah.
Sedangkan dalam arti luas, pers bukan hanya menunjuk pada media cetak berkala
melainkan juga mencakup media elektronik auditif dan media elektronik
audiovisual berkala yakni radio, televisi, film, dan media online internet. Pers
dalam arti luas disebut media massa. Secara yuridis formal, seperti dinyatakan
dalam Pasal 1 ayat (1) UU Pokok Pers No. 40/1999, pers adalah lembaga sosial
dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi baik dalam bentuk tulisan, suara gambar, suara dan gambar, serta data
dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,
media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.12
Menurut Ashadi Siregar dalam Masduki, pers berada dalam dua tingkat.
Pertama, tindakan personal yang memiliki kaidah professional yang mewujud 9 Amir Effendi Siregar dkk. Potret Manajemen di Indonesia. Yogyakarta: Total Media. 2010. Hal
269-27010 Ibid. Hal 271 11 Septiawan Santana K. Jurnalistik Kontemporer.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2005. Hal
18312 AS Haris Sumadiria. Jurnalistik Indonesia Menulis berita dan feature. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media. 2006. Hal 31
5
dalam penampilan media.Kedua, institusi sosial yang hadir karena kebermaknaan
karya professional itu di masyarakat. Pers adalah lembaga sosial dan wahana
komunikasi yang melaksanakan kegiatan jurnalistik, sehingga iapun harus
menganut nilai-nilai sosial.13
4. Pers Mahasiswa
4.1. Pengertian
Pers mahasiswa adalah penerbitan yang dikelola dan diterbitkan oleh
mahasiswa dengan dicirikan oleh idealisme kemahasiswaan. Salah satu ciri khas
yang melekat pada pers mahasiswa adalah idealisme kemahasiswaan yang
dimiliki oleh para aktivisnya. Oleh karena itu dari idealisme yang masih dipegang
teguh oleh pers mahasiswa, pers mahasiswa dapat menjadi lembaga kontrol sosial
disekitarnya, sekaigus sebagai alat pusat informasi dan penerbitan berita dikampus
yang masih menjunjung realita dan fakta yang ada.14
Didik Supriyanto membedakan dua jenis pers mahasiswa. Pertama, pers
mahasiswa yang diterbitkan oleh mahasiswa di tingkat fakultas atau jurusan.
Penerbitan ini biasanya menyajikan hal-hal khusus yang berkaitan dengan bidang
studinya. Kedua, pers mahasiswa yang diterbitkan di tingkat universias.
Penerbitan ini menyajikan hal hal yang bersifat umum.15
Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.
Penelitian ini dapat dikatakan deskriptif karena penelitian ini menggambarkan
strategi manajemen media massa Lembaga Pers Mahasiswa di universitas sebelas
maret khususnya LPM Kentingan dan LPM Motivasi dalam mempertahankan
keberlangsungan produksi majalahnya. Sumber data utama dalam penelitian ini
yaitu wawancara dengan narasumber yang relevan. Informan untuk penelitian ini
yaitu Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi LPM Kentingan serta Pemimpin
Umum dan Sekretaris Umum LPM Motivasi. Data pendukung lainnya diperoleh
13 Masduki. Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Yogyakarta: UII Press Yogyakarta. 2004. Hal 8.
14 Utomo, Wisnu. P. Pers Mahasiswa Melawan Komersialisasi Pendidikan. Jogjakarta: Indie Book Corner. 2013. Hal 5
15 Didik Supriyanto. Perlawanan Pers Mahasiswa Protes Sepanjang NKK/BKK. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan. 1998. Hal 232.
6
dari dokumen, artikel, literatur, jurnal serta situs internet yang berkenaan dengan
penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analysis interactive dari
Miles & Huberman. Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen:
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan serta
pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclusion).16Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan triangulasi data. Triangulasi data menunjuk pada upaya
peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh
data berkenaan dengan persoalan yang sama. Hal ini berarti peneliti bermaksud
menguji data yang diperoleh dari satu sumber (untuk dibandingkan) dengan data
dari sumber lain. Dari sini, peneliti akan sampai pada salah satu kemungkinan:
data yang diperoleh ternyata konsisten, tidak konsisten, atau berlawanan. Dengan
cara begini peneliti kemudian dapat mengungkapkan gambaran yang lebih
memadai (beragam perspektif) mengenai gejala yang diteliti. 17
Sajian dan Analisis Data
1. Strategi Manajemen Media Massa LPM Kentingan
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan merupakan hal yang pertama dilakukan dalam fungsi
manajemen. Perencanaan dilakukan agar semua rancangan kegiatan kerja
organisasi berjalan sesuai dengan hal yang diinginkan dan tujuan dari
organisasi tercapai. Dalam sebuah organisasi, merupakan hal yang penting
untuk menentukan hal-hal apa saja yang akan menjadi aktivitas kerja dalam
jangka waktu tertentu.
Di Bagian Redaksi LPM Kentingan, terdapat dua hal yang dilakukan
dalam tahap ini, pertama adalah mempersiapkan sumber daya manusia (sdm).
Dalam sebuah organisasi, sdm merupakan salah satu hal terpenting yang harus
dimiliki. LPM Kentingan merupakan organisasi persma yang tak lain seluruh
anggotanya adalah mahasiswa aktif di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
LPM Kentingan akan merekrut mahasiswa baru yang berminat dalam bidang
16 Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKis. 2007. Hal 104.17 Ibid. Hal 99
7
jurnalistik untuk bergabung. Masa rekruitmen anggota (marka) merupakan
tahap yang dilakukan dalam proses seleksi anggota baru.
Calon anggota akan diberi pelatihan dasar jurnalistik dengan berbagai
materi seperti straight news, feature, layout, fotografi dan riset. Dari pelatihan
tersebut untuk menyeleksi calon anggota yang benar-benar berkompeten
dalam bidang tersebut. Anggota yang mempunyai potensi akan mendukung
aktivitas kerja LPM Kentingan khusunya dalam bidang redaksi untuk
produksi-produksi jurnalistiknya, terutama majalah. Selain itu, diharapkan
calon anggota akan terbiasa dengan aktivitas LPM yang nantinya sebagian
besar aktivitasnya berkaitan dengan jurnalistik.
Kedua, merencanakan program kegiatan. Di LPM Kentingan, program-
program apa saja yang akan dijalankan didiskusikan dahulu dalam rapat
bidang oleh pengurus. Setelah mendiskusikan rencana program dalam rapat
bidang, kemudian dalam rapat kerja tersebut barulah tersusun semua program
kegiatan LPM Kentingan yang akan dijalankan dalam satu periode
kepengurusan yang sudah ditentukan dan diputuskan bersama.
Di bidang redaksi, terdapat beberapa kegiatan yang berhubungan dengan
produk-produk jurnalistiknya, yaitu untuk mengelola laman, menerbitkan
majalah serta menerbitkan buku esai. Dalam proses produksi majalahnya, hal
yang pertama dilakukan adalah untuk menetukan tema apa yang akan dibahas
dalam satu edisi. Penentuan tema dilakukan dalam suatu forum yaitu rapat
besar.
Dalam rapat besar tersebut akan di tentukan juga timeline untuk proses
produksi, bagaimana angle liputan, siapa penulisnya untuk rubrik-rubrik yang
terdapat dalam majalah. Segmentasi dari produk majalah tersebut adalah untuk
anak muda, tidak hanya mahasiswa yang berada dalam lingkup kampus UNS
tetapi masih berdomisili di Kota Surakarta.
Kemudian di bidang usaha akan menjalankan program kegiatan yang
berhubungan dengan keuangan seperti pengajuan dana program kerja ke
kemahasiswaan serta pengelolaan kas LPM Kentingan. Selain itu, bidang
8
usaha juga mempunyai rencana program untuk mendapatkan tambahan dana
keuangan dari acara Solo Membaca yang diselenggarakan.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan proses kegiatan menyusun struktur
kepengurusan dalam sebuah organisasi atau lembaga. Di LPM Kentingan,
struktur kepengurusan dipilih melalui musyawarah anggota (musang) yang
digelar. Setelah terpilihnya Pemimpin Umum, akan dibentuk sebuah tim
formatur yang bertugas untuk menentukan Pimpinan Bidang yang akan
membantu Pimpinan Umum.
Pembagian dan pemilihan anggota yang akan ditunjuk sebagai pengurus
ditentukan dalam musyawarah anggota yang digelar di awal periode
kepengurusan. Dalam musyawarah ini akan ditentukan siapa Pemimpin
Umum yang akan menjabat beserta empat pemimpin bidang yang akan
membantu Pemimpin Umum dalam menjalankan kepengurusan, yaitu
Pemimpin Redaksi, Pemimpin Pengembangan Sumber Daya Manusia
(PSDM), Kesekreatriatan dan Perusahaaan. Dalam menentukan pengurus,
LPM Kentingan memilih dengan berbagai pertimbangan.
Pemilihan akan berdasarkan potensi yang dimiliki, kemampuan dalam
menjalankan tugas dan kinerjanya dalam organisasi. Anggota LPM Kentingan
yang baru lolos seleksi setelah masa rekruitmen tidak diperkenankan untuk
menjadi pengurus dalam organisasi. Mereka terlebih dahulu menjalani masa
magang di berbagai bidang kepengurusan di LPM Kentingan. Saat magang
tersebut, diharapakan dapat mengetahui bagaimana kinerja dan potensi
anggota baru serta anggota baru dapat mempunyai gambaran bagaimana
pekerjaan dalam satu bidang dan lainnya. Lalu ditahun kedua, anggota baru
bisa menjadi pengurus dan ditahun ketiga bisa menjadi pimpinan atau berada
di tataran ketiga kepengurusan. Dengan adanya berbagai proses dan tahapan
sebelum akhirnya menjadi pengurus, hal tersebut dapat melihat bagaimana
karakter anggota jika didalam organisasi dan juga menjadi proses
pembelajaran anggota sebelum memegang jabatan dalam organisasi sehingga
saat menjabat dapat menjalankan sesuai amanah yang diberikan.
9
c. Actuating (Menggerakkan)
Menggerakkan diartikan sebagai bagaimana sebuah manajemen
menggerakkan sdm yang dimiliki untuk melakukan hal-hal yang diinginkan
sebuah organisasi mencapai tujuannya. Di bidang redaksi, program kegiatan
yang sudah direncanakan dalam rapat kerja dapat terlaksana dengan baik,
khususnya Majalah Kentingan karena merupakan produk jurnalistik utama
dalam LPM.
Dengan adanya pelatihan-pelatihan yang diberikan sebelumnya yaitu saat
diklat dasar dan diklat lanjutan dapat berpengaruh dalam proses produksi
majalah. Ilmu-ilmu yang didapat dapat diterapkan langsung. Liputan serta
penulisan untuk rubrik-rubrik yang ada di majalah dapat dikerjakan dengan
lancar sesuai timeline yang telah ditentukan diawal.
Sebagai pemimpin redaksi (Pimred), mengawasi dan mengarahkan
anggota lain agar tetap pada jalur konsep majalah yang ditentukan serta
menjadi mentor atau guru jika ada kesulitan yang dihadapi dalam proses
pembuatannya. Selain itu pemimpin umum juga mengawasi dan lebih
mendisiplinkan dalam berbagai hal agar target tepat waktu dapat
tercapai.Pimred yang sensitif terhadap masalah yang ada seperti misalnya,
terdapat anggota-anggota yang tidak mampu melaksanakan tugasnya akan
segera dialih kerjakan sehingga tidak akan membuang-buang waktu.
Di bidang usaha yang merencanakan program Solo Membaca telah
terlaksana pada tanggal 15-20 Mei 2017 yang diadakan di student center UNS.
Acara yang berlangsung selama lima hari tersebut diisi dengan bazaar buku,
bedah buku, talkshow, pelatihan nulis serta menonton dan diskusi tentang
film.
Acara “Solo Membaca” yang diselenggarakan oleh LPM Kentingan yang
mana juga merupakan bersamaan dengan peringatan hari buku nasional
merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mendapatkan dana tambahan
untuk LPM Kentingan. Hasil penjualan buku akan dibagi dengan beberapa
penerbit serta distributor buku yang telah terjalin kerjasama. Selain dari Solo
10
Membaca, pendanaan utama didapatkan dari pihak universitas dengan cara
pengajuan pendanaan program kerja ke kemahasiswaan.
d. Controlling (Mengawasi)
Dalam tahap ini merupakan kelanjutan untuk melihat bagaimana kegiatan
berjalan sesuai rencana atau tidak. Tahap ini dapat disebut juga sebagai tahap
evaluasi atas apa yang telah dikerjakan oleh LPM dalam mencapai target-
targetnya. Di LPM Kentingan, setiap program yang dikerjakan selesai selalu
melakukan evaluasi. Selain itu, setiap setengah tahun kepengurusan juga
melakukan evaluasi keseluruhan yang disebut dengan rapat pleno.
Hal-hal yang diperhatikan dalam evaluasi mencakup seperti kualitas
produk pers yang dibuat dan bagaimana kinerja SDM yang bertugas. Di dalam
evaluasi hal-hal yang menyimpang, akan menjadi pembelajaran agar
selanjutnya tidak terulang kesalahan yang sama. Dan juga demi kepentingan
organisasi agar lebih baik kedepannya dalam mengelola semuanya.
2. Strategi Manajemen Media Massa LPM Motivasi
a. Planning (Perencanaan)
LPM Motivasi mempersiapkan sdm yang dimiliki dan merencanakan
program kegiatan. sdm yang dimiliki oleh sebuah organisasi sangatlah
penting. Sdm yang dimaksudkan tidak hanya berwujud manusia saja tetapi
dalam bentuk potensi-potensi yang dimiliki.
Potensi sdm yang dibutuhkan oleh persma adalah yang paham akan
jurnalistik serta yang mempunyai kemauan untuk mempelajari jurnalistik dan
mempunyai potensi untuk menulis. Untuk mewujudkannya, LPMakan
merekrut calon anggota baru setiap tahunnya dan kemudian memberikan
materi-materi jurnalistik dalam satu rangkaian acara yaitu Diklatsar
(pendidikan latihan dasar). Dengan pemberian materi-materi tersebut
diharapkan dapat membantu memperdalam potensi-potensi yang dimiliki
masing-masing anggota.
Di bidang redaksi, untuk program utama LPM Motivasi seperti produk
penerbitan persnya yaitu majalah dan koran sudah turun temurun. Sejak
berdirinya LPM Motivasi, sudah ada produk-produk pers yang diterbitkan
11
yang kemudian didistribusikan di lingkungan kampus UNS dan sampai
sekarang ini bahkan dikirimkan kepada persma-persma di luar UNS yang
mempunyai jaringan dengan LPM Motivasi.
Semua rencana program kerja untuk satu periode akan disusun dalam rapat
kerja. Di LPM Motivasi terdapat tiga bidang utama yang menaungi pengurus
lain di bawahnya, yaitu bidang umum yang terdiri dari Pemimpin Umum,
Sekretaris Umum dan Bendahara Umum, Bidang Penelitian dan
Pengembangan atau Litbang, Bidang Redaksi serta Bidang Perusahaan. Setiap
bidang tersebut mempunyai rencana dan target-target yang akan dicapai dalam
periode tersebut.
Bidang redaksi mempunyai merencanakan program kegiatan seperti
mempersiapkan produk-produk pers organisasi, yaitu Koran AK-47, majalah
Motivasi serta Website Motivasi. Selain itu juga mengadakan upgrading dan
mempersiapkan magang untuk anggota baru di bidang redaksi. Bidang
perusahaan menyiapkan juga kegiatan upgrading seperti bidang lain, mencari
pemasang iklan, memproduksi ‘kaos narsis’ sebagai pemasukan tambahan dan
juga layouting produk-produk pers.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Untuk menyusun dan menempatkan SDM yang dimiliki, LPM Motivasi
mengatur dan memilihnya secara musyawarah mufakat dalam satu forum,
yaitu musang (musyawarah anggota). Dalam forum musang, tidak hanya
memilih Pemimpin Umum saja tetapi juga menentukan struktur kepengurusan
dibawahnya yang dipilih oleh Tim Formatur. Dalam memilih Pemimpin
Umum serta Pemimpin bidang dan pengurus lainya, terdapat hal-hal yang
harus diperhatikan untuk menentukannya.
Dalam menentukan Pemimpin Umum di LPM Motivasi, hal yang paling
diperhatikan adalah harus benar-benar paham akan dunia jurnalistik. Hal
tersebut dikarenakan nantinya semua produk pers yang diterbitkan oleh LPM,
akan diperiksa dahulu oleh Pemimpin Umum yang juga bertindak sebagai
penanggung jawabnya. Selain itu, untuk menentukan pengurus lainnya dalam
12
struktur kepengurusan, terdapat hal-hal yang dilihat untuk menmilihnya agar
sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki.
Latar belakang pendidikan yang digeluti menjadi bahan pertimbangan
dalam penentuan dimana penempatannya dalam struktur organisasi. Selain itu,
sistem kaderisasi dalam organisasi yang diterapkan dapat dengan mudah
melihat potensi seseorang. Hal tersebut sangat membantu dalam melimpahkan
wewenang jabatan yang sesuai dalam organisasi.
c. Actuating (Menggerakkan)
Untuk menggerakkan SDM yang dimiliki untuk mencapai tujuan
organnisasi tidaklah mudah. Di bidang redaksi, LPM Motivasi mempunyai
cara tersendiri yang dapat membangkitkan kemauan SDM untuk dapat
mengerjakan dan menyelesaikan program kegiatan terutama dalam produksi
produk pers yang dimiliki.
Dengan belajar bagaimana sejarah pers, memperkenalkan tokoh-tokoh
dalam dunia pers akan membuat lebih mengenal akan dunia jurnalistik.
Harapannya agar selain anggotanya lebih mengenal jurnalistik dan menjadikan
motivasi untuk dapat membuat tulisan seperti tokoh-tokoh yang berpengaruh
tersebut. Menurut Yohanes, cara itu dianggap lebih efektif untuk
membangkitkan dan membuat anggota senang dalam menulis.
Selain itu, untuk mengembangkan potensi SDM yang dimiliki, LPM
Motivasi memberikan pelatihan-pelatihan materi jurnalistik dalam suatu
rangkaian kegiatan yang disebut Diklat (Pendidikan dan Latihan).Dengan
adanya pemberian materi-materi jurnalistik, anggota yang mengikutinya
diharapkan akan lebih memahami akan ilmu tersebut dan dapat
menerapkannya saat mereka mengerjakan produk-produk pers yang dimiliki
LPM Motivasi.
Majalah Motivasi terbit satu kali setiap periode kepengurusan dengan tema
yang tidak hanya mengangkat isu-isu seputar uns saja tapi juga isu-isu di
Surakarta maupun diluar itu yang masih berskala nasional. Di dapur redaksi,
akan dirapatkan dahulu apa penentuan tema yang akan diangkat dalam satu
majalah. Selain itu, penentuan narasumber, penugasan liputan serta timeline
13
pengerjaan majalah juga di tentukan dalam rapat tersebut. Setelah itu, barulah
untuk terjun ke lapangan.
Dalam proses produksinya, tidak selalu berjalan mulus. Dari mulai waktu
serta fakta yang ditemui berbeda ketika dilapangan. Waktu menjadi kendala
yang utama yang dirasakan. Kurang bisanya mengatur waktu sehingga proses
produksi mundur dari jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu prioritas dalam
mengerjakan majalah yang notabene produk utama motivasi tidak
dilaksanakan.
Selain pembuatan majalah, di bidang redaksi juga mempunyai program
yaitu upgrading. Upgrading adalah rangkaian acara untuk mengembangkan
skill serta memberikan materi-materi yang dibutuhkan oleh anggota saat itu.
Upgrading dengan tema sastra dilakukan karena itu yang dirasa dibutuhkan
dalam kepengurusan. Kegiatan yang dilakukan dari mulai diskusi dan
mengikuti acara-acara yang berbau sastra yang digelar di Surakarta. Tidak
hanya diskusi internal, juga bergabung dalam diskusi yang diselenggarakan di
Balai Soedjatmoko.
Kemudian, di bidang usaha juga memiliki kegiatan upgrading yang
diselenggarakan. Upgrading dalam bidang usaha bermanfaat untuk
kemampuan mereka dalam kreativitas sehingga dapat menghasilkan tambahan
dana dari skill yang telah diajarkan.Hasil dari penjualan akan masuk ke dalam
kas motivasi. Selain dari penjualan kaos, dana juga didapat dari hasil iklan
yang masuk ke Motivasi. Tetapi untuk dana utama, LPM Motivasi tetap
mendapatkan dana dari pihak kampus untuk terlaksananya kegiatan yang akan
direncanakan.
d. Controlling (Mengawasi)
Dalam tahap evaluasi, ada beberapa hal yang dinilai dan menjadi indikator
sebuah pekerjaan itu berhasil atau tidak. Di LPM Motivasi secara keseluruhan
terdapat dua indikator keberhasilan pemimpin dalam satu periode
kepengurusan.
Terdapat dua hal yang menjadi indikator keberhasilan kepengurusan di
LPM Motivasi, yaitu terbitnya produk-produk pers dan adanya reorganisasi
14
untuk kepengurusan selanjutnya. Selain menjadi indikator keberhasilan,
terbitnnya produk pers yang dihasilkan juga dianggap sebagai eksistensi.
Evaluasi program dilakukan saat program tersebut setelah selesai dan juga
pada saat program tersebut masih berjalan jika program kegiatan yang dibuat
tersebut berlangsung selama beberapa hari agar hal-hal yang menyimpang saat
acara berlangsung dapat segera diperbaiki agar acara berjalan sesuai rencana.
Selain itu terdapat evaluasi secara keseluruhan atas kinerja organisasi yang
akan dilakukan dalam rapat pleno.
Kesimpulan
LPM Kentingan dan LPM Motivasidalam pengelolaan manajemennya, yaitu
di bidang redaksi dan di bidang usaha memiliki keterkaitan satu sama lain.
Majalah yang menjadi produk utama dari bidang redaksi tidak akan terselesaikan
tanpa dukungan dan bantuan dari bidang usaha. Untuk isu pemberitaan dalam
majalah yang diangkat oleh kedua LPM tersebut memiliki karakternya masing-
masing dalam memberitakan. Dalam pengelolaan manajemennya kedua LPM
tersebut menunjukkan beberapa perbedaan yang terlihat. Di bidang redaksi dalam
pengelolaannya, LPM Kentingan terlihat lebih unggul dalam pengelolaan
waktunya. Hal tersebut dapat dilihat pada produk majalahnya yang terbit tepat
waktu. Namun dari segi isi pemberitaan, masing-masing memiliki karakter
khasnya dalam mengangkat sebuah isu. Kemudian dari segi di bidang usaha, LPM
Kentingan telah memiliki hubungan baik dengan beberapa penerbit sehingga acara
tahunan Solo Membaca yang terlaksana dari tahun ke tahun.
Daftar PustakaHandoko, T. Hani. (2003) Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Masduki. (2004). Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Yogyakarta: UII
Press Yogyakarta. Nurudin. (2013). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKis. Sumadiria, AS Haris. (2006). Jurnalistik Indonesia Menulis berita dan feature.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
15
Supriyanto, Didik. (1998). Perlawanan Pers Mahasiswa Protes Sepanjang NKK/BKK. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.
Terry, George R. & Leslie W. Rue. (2005). Dasar-dasar Manajemen.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Utomo, Wisnu. P. (2013). Pers Mahasiswa Melawan Komersialisasi Pendidikan. Jogjakarta: Indie Book Corner.
16