Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    1/35

    1

    I. PENDAHULUAN

    Imunologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang sistem pertahanan

    tubuh. Terminologi kata imunologi berasal dari kata imunitas dari bahasa latin

    yang berarti pengecualian atau pembebasan. Istilah itu awalnya dipakai oleh

    senator Roma yang mempunyai hak-hak istimewa untuk bebas dari tuntutan

    hukum pada masa jabatannya. Imunitas selanjutnya dipakai untuk suatu pengertian

    yang mengarah pada perlindungan dan kekebalan terhadap suatu penyakit, dan

    lebih spesifik penyakit infeksi. Konsep imunitas yang berarti perlindungan dan

    kekebalan sesungguhnya telah dikenal oleh manusia sejak zaman dahulu. ada

    saat ilmu imunologi belum berkembang, nenek moyang bangsa !ina membuat

    puder dari serpihan kulit penderita cacar untuk melindungi anak-anak mereka dari

    penyakit tersebut. uder tersebut selanjutnya dipaparkan pada anak-anak dengan

    cara dihirup. !ara yang mereka lakukan berhasil mencegah penularan infeksi cacar

    dan mereka kebal walaupun hidup pada lingkungan yang menjadi wabah. "aat itu

    belum ada ilmuwan yang dapat memberikan penjelasan, mengapa anak-anak yang

    menghirup puder dari serpihan kulit penderita cacar menjadi imun #kebal$ terhadap

    penyakit itu.

    %

    Imunologi tergolong ilmu yang baru berkembang. Ilmu ini sebenarnya

    berawal dari penemuan &aksin oleh 'dward (enner pada tahun %)*+. 'dward

    (enner dengan ketekunannya telah menemukan &aksin penyakit cacar menular,

    smallpox. emberian &aksin terhadap indi&idu sehat selanjutnya dikenal dengan

    istilah &aksinasi. ada tahun %*, 'mil &on ehring dan "hibasaburo Kitasato

    menemukan bahwa indi&idu yang telah diberi &aksin akan menghasilkan antibodi

    yang bisa diamati pada serum. /ntibodi ini selanjutnya diketahui bersifat sangat

    spesifik terhadap antigen.%,0 Imunologi dalam pengertian modern adalah ilmu

    eksperimental, dimana penjelasan tentang fenomena imunologi didasarkan atas

    obser&asi eksperimental dan kesimpulan-kesimpulan yang dihasilkannya. 1ntuk

    menilai fungsi imunologik, berbagai pengujian baik in &i&o maupun in &itro telah

    dikembangkan dan diterapkan. 1ntuk dapat memilih jenis pengujian in &itro yang

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    2/35

    2

    perlu dilakukan dan memilih metoda yang tepat serta menafsirkan hasilnya,

    diperlukan suatu pengetahuan dasar imunologi, pengetahuan mengenai mekanisme

    respon imun dan imunopatologi.%,0

    Kehamilan dihubungkan dengan supresi berbagai macam sel humoral dan

    fungsi sel imunologi. 2ekanisme ini berhubungan dengan supresi T helper % dan

    T sitotoksik serta menurunnya sekresi interleukin-0, interferon 3 dan tumour

    necrosis factor #T45 6$. "upresi Th % pada kehamilan diperlukan untuk

    kelangsungan hidup janin. #prof athuf ref no. + dan )$ 7alaupun tidak mengalami

    immunocompromisedsecara luas, wanita hamil lebih peka terhadap infeksi-infeksi

    tertentu, seperti infeksi &irus hepatitis, herpes simpleks, dll. dan terkadang dapat

    mengakibatkan manifestasi klinis yang lebih berat.#ref imun bumil papa$ 8alam

    hal ini, penggunaan suatu imunomodulator dianggap penting terutama jenis

    imunomodulator yang tidak hanya memberikan efek pada sistem kekebalan tubuh

    tapi juga dapat membantu meringankan kelainan klinis yang dapat ditimbulkan

    oleh suatu penyakit.

    4-asetilsistein merupakan suatu imunomodulator terpilih yang dapat

    digunakan karena selain memiliki fungsi imunostimulan yang berkaitan dengan

    efek antioksidannya juga memiliki banyak efek lain yang bermanfaat seperti efek

    antiinflamasi, mukolitik, dll. 4-asetilsistein telah banyak digunakan dalam

    berbagai pengobatan penyakit seperti infeksi 9I:, 9epatitis, penyakit-penyakit

    bronkopulmoner seperti bronkitis kronis, ;K, dan juga pernah digunakan dalam

    pengobatan sindroma "te&en (ohnson pada wanita hamil.

    II. SISTEM IMUN

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    3/35

    3

    memiliki suatu sistem imun yang memberikan respon dan melindungi tubuh

    terhadap unsur-unsur patogen tersebut.

    Respon imun sangat bergantung pada kemampuan sistem imun untuk

    mengenali molekul asing #antigen$ yang terdapat pada patogen potensial dan

    kemudian membangkitkan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan sumber antigen

    bersangkutan. roses pengenalan antigen dilakukan oleh unsur utama sistem imun

    yaitu limfosit yang kemudian diikuti oleh fase efektor yang melibatkan berbagai

    jenis sel. engenalan antigen sangat penting dalam fungsi sistem imun normal,

    karena limfosit harus mengenal semua antigen pada patogen potensial dan pada

    saat yang sama ia harus mengabaikan molekul-molekul jaringan tubuh sendiri

    #toleransi$. 1ntuk mengatasi hal itu, limfosit pada seorang indi&idu melakukan

    di&ersifikasi selama perkembangannya sedemikian rupa sehingga populasi limfosit

    secara keseluruhan mampu mengenal molekul asing dan membedakannya dari

    molekul jaringan atau sel tubuh sendiri. Kemampuan di&ersifikasi dimiliki oleh

    komponen-komponen sistem irnun yang terdapat dalam jaringan limforetikuler

    yang letaknya tersebar di seluruh tubuh, misalnya di dalam sumsum tulang,

    kelenjar limfe, limpa, timus, sistem saluran nafas, saluran cerna dan organ-organ

    lain. "el-sel yang terdapat dalam jaringan ini berasal dari sel induk #stem cell$

    dalam sumsum tulang yang berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, kemudian

    beredar dalam tubuh melalui darah, getah bening serta jaringan limfoid, dan dapat

    menunjukkan respon terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsinya

    masing-masing.0 Rangsangan terhadap sel-sel tersebut terjadi apabila ke dalam

    tubuh masuk suatu zat yang oleh sel atau jaringan tadi dianggap asing. "istem

    imun dapat membedakan zat asing (non-self) dan zat yang berasal dari tubuh

    sendiri (self). ada beberapa keadaan patologik, sistem imun tidak dapat

    membedakanselfdan non-selfsehingga sel-sel dalam sistem imun membentuk zat

    anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri. =at anti itu disebut autoantibodi. >-?

    ila sistem imun terpapar pada zat yang dianggap asing, maka ada dua

    jenis respon imun yang mungkin terjadi, yaitu respon imun nonspesifik, dan

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    4/35

    4

    respon imun spesifik. Respon imun nonspesifik umumnya merupakan imunitas

    bawaan #innate immunity$ dalam arti bahwa respon terhadap zat asing dapat terjadi

    walaupun tubuh sebelumnya tidak pernah terpapar pada zat tersebut, sedangkan

    respon imun spesifik merupakan respon didapat #acquired$ yang timbul terhadap

    antigen tertentu, di mana tubuh pernah terpapar sebelumnya. erbedaan utama

    antara kedua jenis respon imun itu adaiah respon imun spesifik menunjukkan

    di&ersitas yang sangat besar@ sistem imun spesifik menunjukkan tingkat

    spesialisasi yang cukup tinggi@ ini berarti bahwa mekanisme respon imun terhadap

    berbagai jenis antigen tidak sama@ sistem imun spesifik mampu mengenal kembali

    antigen yang pernah dijumpainya #memiliki memori$, sehingga paparan berikutnya

    akan meningkatkan efektifitas mekanisme pertahanan tubuh.>"ifat-sifat demikian

    tidak dimiliki oleh sistem imun bawaan. 4amun demikian pengelompokan respon

    imun ke dalam 0 kelompok tersebut terlalu disederhanakan karena telah dibuktikan

    bahwa kedua jenis respon di atas saling meningkatkan efekti&itas dan bahwa

    respon imun yang terjadi sebenarnya merupakan interaksi antara satu komponen

    dengan komponen lain yang terdapat di dalam sistem imun. 8i antara akti&itas

    terpadu antara kedua sistem yang paling penting adalah respon imun bawaan

    terhadap mikroba merangsang dan mempengaruhi sifat respon sistem imun didapat

    dan sistem imun didapat menggunakan berbagai mekanisme efektor sistem imun

    bawaan untuk menyingkirkan mikroba dan seringkali ia meningkatkan fungsi

    sistem imun bawaan. Interaksi tersebut berlangsung bersama-sama secara terpadu

    sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu akti&itas biologik yang seirama dan

    serasi seperti sebuah konsep. ada stadium awal #inisiasi$ respon imun,

    sekelompok sel fungsional yang disebut Antigen Presenting Cells #/!$

    menangkap antigen kemudian menyajikannya kepada limfosit dalam bentuk yang

    dapat dikenal oleh limfosit. !ara penyajian antigen yang berbeda-beda

    menentukan apakah akan terjadi respon imun dan jenis respon imun yang mana

    yang akan terjadi. Imunitas non-spesifik tidak hanya berfungsi memberikan respon

    dini terhadap mikroba tetapi juga memegang peran penting dalam menginduksi

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    5/35

    5

    respon imun spesifik.> 7alaupun berbagai mekanisme yang terjadi tidak dapat

    dipisahkan satu dari yang lain, untuk memudahkan pembicaraan, respon

    nonspesifik dan respon spesifik akan dibahas secara terpisah.

    /. Respon imun nonspesifik

    Komponen-komponen utama sistem imun non-spesifik adalah ertahanan fisik

    dan kimiawi seperti epitel dan substansi antimikroba yang diproduksi pada

    permukaan epitel@ berbagai jenis protein dalam dalam darah termasuk di

    antaranya komponen-komponen sistem komplemen, mediator inflamasi lainnya

    dan berbagai sitokin, sel-sel fagosit yaitu sel-sel pollimorfonuklear dan

    makrofag serta sel Natural Killer #4K$. "alah satu upaya tubuh untuk

    mempertahankan diri terhadap masuknya antigen misalnya antigen bakteri,

    adalah menghancurkan bakteri yang bersangkutan secara nonspesifik dengan

    proses fagositosis, tanpa memperdulikan perbedaan-perbedaan kecil yang ada

    di antara subsransi-substansi asing itu. 8alam hal ini leukosit yang termasuk

    fagosit memegang peran yang amat penting, khususnya makrofag demikian

    pula neutrofil dan monosit. "upaya dapat terjadi fagositosis, sel-sel fagosit

    tersebut harus berada dalam jarak dekat dengan partikel bakteri, atau lebih tepat

    lagi bahwa partikel tersebut harus melekat pada permukaan fagosit. 1ntuk

    mencapai hal ini maka fagosit harus bergerak menuju sasaran. 9al ini

    dimungkinkan karena dilepaskannya zat atau mediator tertentu yang disebut

    faktor leukotaktik atau kemotaktik yang berasal dari bakteri maupun yang

    dilepaskan oleh neutrofil atau makrofag yang sebelumnya telah berada di lokasi

    bakteri, atau yang dilepaskan oleh komplemen. "elain faktor kemotaktik yang

    menarik fagosit menuju antigen sasaran, untuk proses fagositosis selanjutnya

    bakteri perlu mengalami opsonisasi terlebih dahulu. Ini berarti bahwa bakteri

    terlebih dahulu dilapisi #opsonisasi$ oleh imunoglobulin atau komplemen

    #!>b$, agar supaya lebih mudah ditangkap oleh fagosit. "elanjutnya partikel

    bakteri masuk ke dalam sel dengan cara endositosis dan oleh proses

    pembentukan fagosom ia terperangkap dalam kantung fagosom seolah-olah

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    6/35

    6

    ditelan untuk kemudian dihancurkan baik dengan proses oksidasi-reduksi

    maupun oleh derajat keasaman yang ada dalam fagosit atau penghancuran oleh

    lisozim dan gangguan metabolisme bakteri. +-

    "elain fagositosis, manifestasi respon imun nonspesifik yang lain adalah reaksi

    inflamasi. "el-sel sistem imun tersebar di seluruh tubuh, tetapi bila terjadi

    infeksi di satu tempat perlu upaya memusatkan sel-sel sistem imun itu dan

    produk-produk yang dihasilkannya ke lokasi infeksi. "elama respon ini

    berlangsung, terjadi > proses penting, yaitu peningkatan aliran darah di area

    infeksi, peningkatan permeabilitas kapiler akibat retraksi sel-sel endotel yang

    mengakibatkan molekul-molekur besar dapat menembus dinding &askular,

    leukosit dan migrasi ke luar &askular. Reaksi ini terjadi akibat dilepaskannya

    mediator-mediator tertentu oleh beberapa jenis sel misalnya histamin yang

    dilepaskan oleh basofil dan mastosit, vasoactive amineyang dilepaskan oleh

    trombosit, serta anafilatoksin berasal dari komponen-komponen komplemen

    yang merangsang pelepasan mediator-mediator oleh mastosit dan basofil

    sebagai reaksi umpan balik. 2ediator-mediator ini antara lain merangsang

    bergeraknya sel-sel polimorfonuklear #24$ menuju lokasi masuknya antigen

    serta meningkatkan permeabilitas dinding &askular yang mengakibatkan

    eksudasi protein plasma dan cairan. Aejala inilah yang disebut, respon inflamasi

    akut.,%

    . Respon imun spesifik

    !iri utama sistem imun spesifik adalahB>

    %$ "pesifisitas

    Ini berarti bahwa respon yang timbul terhadap antigen, bahkan terhadap

    komponen struktural kompleks protein atau polisakarida yang berbeda.

    agian dari antigen tersebut yang dikenal oleh limfosit disebut determinan

    antigen atau epitop. "pesifisitas ini terjadi karena masing-masing limfosit

    mengekspresikan reseptor yang mampu membedakan struktur antigen satu

    dengan lain walaupun perbedaan itu sangat kecil. Klon limfosit dengan

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    7/35

    7

    berbagai spesifisitas terdapat pada indi&idu yang belum tersensitisasi dan

    mampu mengenal dan memberikan respon terhadap antigen asing.

    0$ 8i&ersitas

    (umlah total spesifisitas limfosit terhadap antigen dalam satu indi&idu yang

    disebut lymphocyte repertoire, sangat besar. 8iduga bahwa sistem imun

    mamalia dapat membedakan sedikitnya %* antigen yang berbeda. 9al ini

    dimungkinkan karena limfosit memiliki reseptor terhadap antigen dengan

    struktur yang berbeda-beda, tergantung pada antigen yang dikenaln&a. "etiap

    klon limfosit memiiiki struktur yang berbeda dari klon limfosit yang lain,

    sehingga dengan demikian terdapat diversitas repertoireyung sangat besar.

    >$2emori

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    8/35

    8

    yang dibentuk dapat berbeda bergantung pada jenis mikroba yang

    merangsangnya.

    ?$ 2embatasi diri (self limition)

    "emua respon imun normal mereda dalam waktu tertentu setelah rangsangan

    antigen. 9al ini dimungkinkan karena antigen yang merangsang telah

    disingkirkan dan adanya regulasi umpan balik dalam sistem yang

    menyebabkan respon imun terhenti.

    +$ 2embedakanself darinon-self

    "istem imun menunjukkan toleransi terhadap antigen tubuh sendiri. 9al ini

    dimungkinkan karena limfosit-limfosit yang memiliki reseptor terhadap

    antigen jaringan tubuh sendiri #limfosit autoreaktif$ telah disingkirkan pada

    saat perkembangan. "eluruh sifat utama di atas diperlukan apabila sistem

    imun berfungsi normal.

    8engan uraian di atas dapat dimengerti bahwa limfosit merupakan inti

    dalam proses respon imun spesifik karena sel-sel ini dapat mengenal setiap

    jenis antigen, baik antigen yang terdapat intraselular maupun ekstraselular

    misalnya dalam cairan tubuh atau dalam darah. /ntigen dapat berupa molekul

    yang berada pada permukaan unsur patogen atau dapat juga merupakan toksin

    yang diproduksi oleh patogen bersangkutan. "ebenarnya ada beberapa

    subpopulasi limfosit tetapi secara garis besar lirnfosit digolongkan dalam 0

    populasi yaitu limfosit T yang berfungsi dalam respon imun selular dan limfosit

    yang berfungsi dalam respon imun humoral.0 7alaupun respon imun ini

    merupakan respon imun spesifik, pada hakekatnya respon imun yang terjadi

    merupakan interaksi antara limfosit dan fagosit. Respon imun spesifik dimulai

    dengan akti&itas makrofag atau Antigen Presenting Cells #/!$ yang

    memproses antigen demikian rupa sehingga dapat menimbulkan interaksi

    dengan sel-sel sistem imun spesifik. 8engan rangsangan antigen yang telah

    diproses tadi, sel-sel sistem imun berproliferasi dan berdiferensiasi sehingga

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    9/35

    9

    menjadi sel-sel yang memiliki kompetensi imunologik dan mampu bereaksi

    dengan antigen. *-%%

    8alam mengenali antigen secara spesifik, ada > macam molekul pengikat

    antigen #antigen inding molecules$ yang terlibat, yaitu reseptor antigen pada

    permukaan sel #imunoglobulin permukaan, sIg$, reseptor antigen pada sel T

    #T!R$ dan molekul ma!or histocompatiility complex#29!$ kelas I dan II.

    Reseptor antigen pada permukaan limfosit sangat polimorfik dan berbeda antara

    satu klon dengan klon yang lain@ di&ersitas ini diperoleh saat perkembangan

    limfosit. 2olekul 29! juga sangat polimorfik dan berbeda antara anggota

    populasi satu dengan yang lain tetapi tidak berbeda dalam satu indi&idu.

    5ungsinya adalah menyajikan fragmen-fragmen antigen untuk dikenali oleh

    limfosit T. 29! kelas I diekspresikan oleh semua sel berinti dan trombosit

    sedangkan 29! kelas II diekspresikan secara terbatas. Reseptor sel T dan

    29! merupakan molekul-molekul yang saling melengkapi untuk mengenali

    antigen yang disajikan oleh atauberasal dari dalam sel lain.0

    7alaupun pada hakekatnya respon imun spesifik merupakan interaksi

    antara berbagai komponen dalam sistem imun secara bersama- sama, untuk

    memudahkan pembahasannya, respon imun spesifikdibagi dalam > golongan,

    yaituB

    %. Respon imun selular

    anyak mikroorganisme yang hidup dan berkembang biak intraselular,

    antara lain &irus dan mikroba intraseluler seperti 2-tuberkulosa yang hidup

    dalam makrofag sehingga sulit dijangkau oleh antibodi. 1ntuk melawan

    mikroorganisme intraselular bersangkutan diperlukan respon imun selular

    yang merupakan fungsi limfosit T. /da dua cara untuk menyingkirkan

    mikroorganisme intraseluler ini. "el terinfeksi dapat dibunuh melalui

    sistem efektor ekstraseluler, misalnya oleh sel T sitotoksik, atau sel

    terinfeksi diakti&asi agar mampu membunuh mikroorganisme yang

    menginfeksinya. "ubpopulasi sel T yang disebut sel T-helper #Th$ akan

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    10/35

    10

    mengenali mikroorganisme atau antigen bersangkutan yang terdapat pada

    sel makrofag atau sel yang terinfeksi melalui reseptor T!R dan molekul

    29! kelas II. "inyal yang diterima.dari sel terinfeksi ini menginduksi

    limfosit untuk memproduksi berbagai jenis limfokin, termasuk di antaranya

    interferon, yang dapat membantu makrofag menghancurkan

    mikroorganisme tersebut.0,%0,%> "ubpopulasi limfosit T lain yang disebut sel

    T-sitotoksik #Tc$ juga berfungsi menghancurkan mikroorganisme

    intraseluler yang disajikan melalui atau bersama-sama dengan 29! kelas I

    dengan cara kontak langsung antar-sel (cell to cell contact$. "elain

    menghancurkan mikroorganisme secara langsung, sel T sitotoksik juga

    menghasilkan 3-interferon yang mencegah penyebaran mikroorganisme ke

    sel-sel yang lain. Respon imun seluler juga merupakan mekanisme utama

    dalam pertahanan tubuh terhadap tumor.

    0. Respon imun humoral

    Respon imun humoral dilaksanakan oleh sel limfosit dan produknya,

    yaitu antibodi, dan berfungsi dalam pertahanan terhadap mikroba

    ekstraseluler. Respon ini diawali dengan diferensiasi limfosit menjadi

    satu populasi #klon$ sel plasma yang memproduksi dan melepaskan

    antibodi spesifik ke dalam darah. ada respon humoral juga berlaku respon

    primer yang membentuk klon sel memory. "etiap klon limfosit

    diprogramkan untuk memproduksi satu jenis antibodi spesifik terhadap

    antigen tertentu #clonal selection$. /ntibodi ini berikatan dengan antigen

    membentuk kompleks antigen-antibodi yang dapat mengakti&asi

    komplemen dan mengakibatkan hancurnya antigen tersebut. "upaya

    limfosit berdiferensiasi dan membentuk antibody diperlukan bantuan

    limfosit Th yang atas sinyal yang diberikan oleh makrofag, merangsang sel

    untuk memproduksi antibodi. "elain oleh sel Th, produksi antibodi juga

    diatur oleh sel T-supresor, demikian rupa sehingga produksi antibodi

    seimbang dan sesuai dengan yang dibutuhkan.%C,%?,%+

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    11/35

    11

    >. Interaksi antara respon imun selular dengan respon imun humoral

    "alah satu interaksi antara respon imun seluler dengan humoral adalah

    interaksi yang disebut antiody dependent cell mediated cytotoxicity

    #/8!!$. Istilah ini diberikan karena sitolisis baru terjadi bila dibantu oleh

    antibodi. 8alam hal ini antibodi berfungsi melapisi antigen sasaran

    #opsonisasi$, sehingga sel 4K #Natural Killer$ yang mempunyai reseptor

    terhadap fragmen 5c antibodi tersebut dapat melekat pada sel atau antigen

    sasaran. engikatan sel 4K melalui reseptornya pada kompleks antigen-

    antibodi mengakibatkan sel 4K dapat menghancurkan sel sasaran.

    enghancuran sel sasaran itu terjadi melalui pelepasan berbagai enzim,

    sitolisin, reactive oxygen intermediates dan sitokin, langsung pada sel

    sasaran. %)

    III. Sistem imun dalam kehamilan

    "istem imun dan reproduksi saling berkaitan pada berbagai tingkatan. 2ulai dari

    saat pembuahan sampai saat laktasi. eranan utama dari sistem imun adalah

    untuk memberikan perlindungan tubuh terhadap pengaruh benda asing dan hasil

    toksiknya untuk itu diperlukan kemampuan tubuh dalam membedakan antaraself

    dan nonself antigen" 8alam ilmu kebidanan, dipandang dari sudut imunologi,

    adanya janin dalam tubuh ibu sampai usia kehamilan aterm merupakan suatu

    keajaiban sehingga pasti ada adaptasi imun selama kehamilan untuk

    menyelamatkan janin sementara tubuh ibu sendiri tetap mempunyai kemampuan

    untuk melawan infeksi yang mungkin terjadi. 8i lain pihak, beberapa penyakit

    yang dialami ibu ternyata memberikan kekebalan yang dapat diteruskan kepada

    janin selama kehamilan maupun laktasi.

    ab ini akan membicarakan perihal peristiwa imunologi pada ibu hamil,

    pengaruh imunologi ibu terhadap janin dan beberapa teori yang dapat

    menerangkan peristiwa imunologi dalam kehamilan.

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    12/35

    12

    /. eristiwa imunologi pada masa pembuahan

    "permatozoa telah diketahui mengandung berbagai macam antigen yang

    merupakan benda asing bagi pihak wanita. "etiap kali bersetubuh, seorang

    wanita akan menerima berjuta-juta sperma dan berbagai macam protein plasma

    semen. ada binatang percobaan telah dibuktikan bahwa respon imun terhadap

    antigen sperma dan plasma semen dapat ditimbulkan dan sekaligus akan

    menurunkan derajat kesuburan hewan betina tersebut. ada manusia, sejumlah

    makrofag dan sel-sel fagosit lainnya dapat ditemukan di daerah mukosa traktus

    reproduksi. elum ada bukti yang pasti tentang hubungan antara respon imun

    tubuh, baik lokal maupun sistemik, dengan status infertilitas wanita. /ntibodi

    imobilisasi sperma, baik di serum maupun di cairan traktus reproduksi, terutama

    dibawakan oleh kelas IgA. "eringkali antibodi antisperma ditemukan lebih

    dahulu di dalam serum dan kemudian baru terdapat di daerah traktus reproduksi

    wanita, kemudian diproses dan di bawa ke daerah kelenjar limfe untuk

    dipresentasikan kepada limfosit T maupun , sehingga terjadi antibodi

    antisperma, di dalam sirkulasi darah maupun dalam getah ser&iks. /danya

    antibodi aglutinasi sperma di dalam serum wanita normal telah dilaporkan dapat

    menyebabkan wanita tersebut infertil. "perma motil akan teraglutinasi dalam

    berbagai corakDtipe, baik tipe head to head, tail to tail maupun tail to head

    agglutinationsehingga spermatozoa tidak dapat lagi melanjutkan perjalanan ke

    tuba falopii. 7alaupun ada spermatozoa yang lolos namun tidak akan mampu

    menembus o&um oleh karena akrosomnya terhalang antibodi tersebut. /ntibodi

    lain yang menyebabkan imobilisasi sperma akan mengakibatkan sperma motil

    tidak lagi bebas bergerak secara lincah, bahkan bisa diam di tempat Dmati.

    2enarik untuk dipertanyakan bahwa mengapa masih bisa terjadi kehamilan dan

    berakhir dengan persalinan yang selamat. ada keadaan normal, mungkin sperma

    tidak cukup untuk membangkitkan respon imun tubuh, atau mungkin sperma

    telah difagosit oleh makrofag sehingga tidak ada lagi antigen yang dapat

    dipresentasikan kepada sel-sel limfosit yang matang. /gaknya respon imun di

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    13/35

    13

    daerah ini baru akan bangkit apabila terdapat lesi-lesi patologis akibat kuman-

    kuman penyakit. ada keadaan normal, wanita-wanita seharusnya tetap toleran

    terhadap spermatozoa dan plasma sperma akibat sifat-sifat imunosupresif plasma

    sperma itu sendiri. 8isamping itu di dalam plasma sperma ditemukan juga

    faktor-faktor anti-komplemen yang dapat menghambat akti&asi sistem

    komplemen. 8engan demikian proses imobilisasi sperma oleh antibodi tidak

    terjadi. "ejak masuk dalam kanalis ser&ikalis uteri, spermatozoon harus lolos

    dari perondaan imunologi yang terdapat pada mukus kanalis ser&ikalis.

    "permatozoon sebagai alo-antigen dapat membangkitkan terjadinya antibodi

    sehingga pada keadaan-keadaan tertentu dapat menimbulkan peristiwa-peristiwa

    berikutB

    %. Infertilitas karena tingginya titer antibodi terhadap spermatozoon, maupun

    kegagalan terjadinya kehamilan setelah rekonstruksi pasca &asektomi

    0. /llergi sampai reaksi anafilaksis

    >. "yok anafilaksis tidak pernah terjadi pada inseminasi intra&aginal akan tetapi

    dapat terjadi pada inseminasi intrauterin.

    "etelah terjadi konsepsi, zigot yang terjadi juga mempunyai 9

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    14/35

    14

    versus graft dimana donor mengalami reaksi hebat akibat inkompatibilitas

    transplantasi. (anin yang terjadi akibat pertemuan dua gamet yang berlainan, satu

    dari pihak ayah dan yang lain dari pihak ibu, sebenarnya benda asing bagi ibunya

    sehingga secara imunologis penolakan plasenta dan janin oleh sistem imunitas

    ibu merupakan keadaan yang seharusnya terjadi. /tas pengaruh zat limfokin

    yang dilepaskan ""

    makrofag dan leukosit. 8aya penolakan ini dapat ditingkatkan lagi pada waktu

    sel K yang termasuk sel-sel limfosit turut menyerang alograft tersebut. Ternyata,

    janin dapat diterima oleh sistem imunitas tubuh wanita, walaupun antigen-

    antigen tersebut tidak pernah menimbulkanforiden cloneselama perkembangan

    sistem tersebut. 2enjadi pertanyaan adalah bagaimana pertumbuhan janin,

    mampu bertahan dan tumbuh di dalam uterus. asti ada adaptasi imun dalam

    kehamilan sehingga janin dapat tetap selamat dalam tubuh ibu selama * bulan

    tanpa terganggu. /daptasi ini harus mencegah penolakan imun dari janin

    sementara ibu masih tetap mempunyai kemampuan untuk melawan infeksi.

    Kemungkinan besar dalam keadaan yang istimewa ini, dalam tubuh ibu timbul

    sesuatu mekanisme depresi sistem imun, yaitu suatu mekanisme tubuh yang

    menekan sistem imun atau menahan respon imun yang telah bangkit. Timbul

    juga pemikiran adanya mekanisme loc#ing factoryang disebabkan oleh suatu

    faktor plasma yang spesifik. 8iduga kalau faktor ini akan memblok antigen

    paternal pada plasenta dan janin. /nalisis faktor ini lebih lanjut menunjukkan

    bahwa sistem imunitas humoral ibu pada kehamilan juga terangsang dan antibodi

    yang diproduksi ialah jenis loc#ing antiodyyang termasuk kelas IgA. ;leh

    karena itu adanya reaksi antigen-antibodi justru akan melindungi alograf

    plasenta dari serangan sistem imunitas selular.

    Regulasi respon imun ibu-janin

    7alaupun ibu terpajan oleh banyak antigen janin dan plasenta, namun tidak

    terjadi sensitisasi atau bila ada, respon yang timbul tidak sampai mengakibatkan

    kerusakan pada plasenta.

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    15/35

    15

    lokade respon imun diperkirakan terjadi pada B

    %. 5ase pengenalan # aferen $

    Kegagalan pengenalan imunologis ibu terhadap plasenta dapat terjadi

    melalui 0 cara, yaituB

    a. lasenta tidak mengekspresikan antigen yang dapat menstimuli respon

    imun.

    b. "istem Imun ibu tidak dapat menekan secara spesifik.

    Trofoblas mempunyai kemampuan untuk menyembunyikan diri

    dibelakang antigen ibu yang ditempatkan pada permukaannya, karena

    trofoblast ini mempunyai reseptor terhadap 5c bagi Imunoglobulin,

    uteroglobulin dan transferin.

    "ifat antigenik asli dari trofoblast ini mungkin merupakan hambatan

    utama terhadap timbulnya respon imun ibu. Karena sinsitiotrofoblast

    sedikit sekali mengandung antigen 29! dan nonvillous tropholasttidak

    mengekspresikan antigen 29! kelas II, maka tidak ada rangsangan

    imunologis langsung terhadap ibu. elum jelas diketahui apakah ibu

    memberikan respon terhadap antigen $%A-& li#e class 'yang ada pada

    nonvillous tropholast, tetapi secara in &i&o imunogenitasnya rendah

    karena kurangnya 9

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    16/35

    16

    &irus 'pstein-arr. enurunan dalam akti&itas sel 4K mungkin terjadi

    dalam kehamilan normal. 5ungsi limfosit T ibu juga tertekan. 8ilaporkan

    pula bahwa secara in&itro terjadi penurunan respon terhadap mikroba dan

    antigen &irus serta mitogen. 9al ini telah mendasari banyaknya penelitian

    terhadap populasi sel imun dari darah wanita hamil.

    b. "el Natural Killer#4K$

    "elama siklus haid, akti&itas 4K menurun pada periode perio&ulatoir, hal

    ini lebih disebabkan karena perubahan gonadotropin daripada karena

    steroid hormon@

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    17/35

    17

    e. 5aktor supresi plasenta

    lasenta akan melepaskan faktor yang mensupresi akti&itas limfosit.

    /kti&itas supresi mungkin dijumpai sejak awal kehamilan. 5aktor supresi

    dari trofoblast tersebut sampai saat ini belum jelas, namun laporan terakhir

    menyatakan bahwa mungkin berhubungan dengan ransforming &ro*th

    +actor #TA56$.

    f. 5aktor supresi serum

    5aktor Imunosupresi dari plasenta akan masuk ke dalam sirkulasi ibu,

    sehingga serum wanita hamil menunjukkan supresi terhadap respon

    limfosit dengan cara nonspesifik. eberapa penulis menyatakan bahwa

    hormon plasenta memegang peranan penting. h!A pada tingkat fisiologis

    menghambat mitogen-induced proliferationdari limfosit, berikatan dengan

    sel asesori dan melepaskan prostaglandin. 8emikian pula progesteron

    menghambat respon limfosit. /kti&itas progesteron berkaitan dengan

    prostaglandin, yang disintesis oleh plasenta, amniokorion dan desidua.

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    18/35

    18

    penekanan respon imun yang terlihat dari penurunan mix lymphocyte

    reaction #2

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    19/35

    19

    pengaturan sentral membutuhkan limfosit untuk mengenal antigen dalam

    memberikan respon loc#ing antiodyatau sel supresor. 2ekanisme supresor

    spesifik ini hanya diarahkan kepada antigen yang dituju dan tidak merusak

    respon imun yang lain.

    a.loc#ing antiodies

    respon yang ditimbulkan oleh sel dapat dihalangi oleh antibodi yang

    mengikat limfosit dari ibu atau antigen yang menstimuli. roduksi antibodi

    semacam ini tergantung pengenalan antigen janin.

    b. "erum kehamilan dapat menghalangi respon yang disebabkan oleh sel

    dengan cara yang nonspesifik.

    /ntibodi 9

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    20/35

    20

    d. eranan uterus

    1terus dikenal bukan sebagai suatuprevileged sitekarena uterus dipenuhi

    dengan &askularisasi dan drainage limfatik. 1terus sendiri merupakan

    organ yang mampu menghasilkan imunoglobulin seperti "pIg/, "pIg2

    dan "pIgA namun tetap sangat peka terhadap infeksi. "edangkan di dalam

    desidua uterus ditemukan 0H mengandung makrofag, %H mengandung

    limfosit sel T, CH sel 4K, !8?+F dan T!R.

    1terus diketahui mengandung sel limfosit T yaitu -helperterdiri atas

    -helper /#Th-%$ dan -helper 0 #Th-0$"Th-% mengeluarkan sitokin I54-,

    I

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    21/35

    21

    mempunyai ekspresi 5as< berkemampuan memicu apoptosis 5as F

    #antigen yang diaktifkan oleh sel T resipien$. 8eposisi fibrinoid pada

    plasenta berperan sebagai barier polisakarid mekanis transplantasi antigen

    janin ke ibu maupun limfosit ibu yang akan memasuki janin. lasenta juga

    memainkan peranan dalam blokade eferen. 9ormon plasenta, kultur

    supernatan dari sel trofoblas dan mikro&ilous dari sinsitiotrofoblas dapat

    menghambat akti&itas sitolitik dari sel T sitotoksik dan sel 4K terhadap

    limfoblast dan K?+0. Ini mungkin disebabkan oleh peranan transferin yang

    berasal dari sinsitiotrofoblas yang memblokir reseptor transferin yang ada

    pada limfosit sitotoksik maupun sasarannya dan dengan demikian

    menghalangi interaksi membran di antara sel-sel atau menutupi struktur

    target dalam proses pengenalan. Kemungkinan lain mengapa janin tersebut

    tidak di tolak pada kehamilan normal, ialah antigen plasenta dan janin itu

    kurang bersifat imunogenis sehingga sistem imun selular ibu tidak bangkit

    sama sekali. enelitian tentang antigen 9

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    22/35

    22

    /ntibodi-antibodi ini secara khusus menghambat respon 2

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    23/35

    23

    shigella, vurus polio, coxsac#ie$ dalam /"I telah dibuktikan. /ntibodi

    terhadap patogen non saluran cerna seperti antitoksin tetanus, difteri dan

    hemolisin antistreptokokus telah pula ditemukan dalam kolostrum.

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    24/35

    24

    kemampuan sistem mononuklear, demikian pula kemampuan terstimulasi dari

    limfosit dan T.

    ersyaratan imunomodulator menurut 79; adalahB

    %. "ecara kimiawi murni atau dapat didefinisikan secara kimia

    0. "ecara biologik dapat diuraikan dengan cepat>. Tidak bersifat karsinogenik atau ko-karsinogenik

    C. aik secara akut maupun kronis tidak toksik dan tidak mempunyai efek

    samping farmakologik yang merugikan?. Tidak menyebabkan stimulasi yang terlalu kecil ataupun terlalu besar

    Immunomodulator membantu memperbaiki sistem kekebalan tubuh atau

    menenangkan sistem kekebalan yang o&eraktif. Imunomodulator

    direkomendasikan untuk orang-orang dengan penyakit autoimun dan secara luas

    digunakan pada penyakit-penyakit kronik untuk mengembalikan sistem

    kekebalan dalam rangka membantu orang-orang yang mengkonsumsi antibiotik

    atau terapi anti &irus jangka panjang #termasuk terapi antiretro&iral untuk

    pengobatan 9I:$. Imunomodulator bekerja dengan cara menstimulasi sistem

    pertahanan natural atau adaptif, seperti contohnya mengaktifkan sitokin yang

    secara alamiah akan membantu tubuh dalam memperbaiki sistem kekebalan

    tubuh.

    ada prinsipnya, orang dengan kondisi sistem imun dalam keadaan prima, tidak

    mudah terkena infeksi, akan tetapi jika pada saat tertentu sistem imun terganggu

    atau tidak bekerja dengan baik, maka infeksi oleh bakteri, &irus atau jamur

    mudah masuk ke dalam tubuh. anyak faktor yang dapat mengakibatkan sistem

    imun terganggu, di antaranya stress, kurang gizi, terlalu lelah, dsb. 1ntuk

    mengatsinya diperlukan pola hidup sehat, antara lain cukup istirahat, makan

    bergizi seimbang, tidak stress, menghindari lingkungan yang dapat

    mengakibatkan sakit dan bila perlu mengkonsusmsi obat atau suplementasi yang

    dapat menguatkan sistem imun #daya tahan$ tubuh.

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    25/35

    25

    V. Terapi imunopotensiasi atau imunomodulator

    Terapi Imunopotensiasi adalah upaya pengobatan untuk memperbaiki fungsi

    sistem imun dengan menggunakan bahan yang merangsang sistem imun.

    Imunomodulator adalah senyawa tertentu yang dapat meningkatkan mekanisme

    pertahanan tubuh baik secara spesifik maupun non spesifik, dan terjadi induksi non

    spesifik baik mekanisme pertahanan seluler maupun humoral. ertahanan non

    spesifik terhadap antigen ini disebut paramunitas, dan zat berhubungan dengan

    penginduksi disebut paraimunitas. Induktor semacam ini biasanya tidak atau

    sedikit sekali kerja antigennya, akan tetapi sebagian besar bekerja sebagai mitogen

    yaitu meningkatkan proliferasi sel yang berperan pada imunitas. "el tujuan adalah

    makrofag, granulosit, limfosit T dan , karena induktor paramunitas ini bekerja

    menstimulasi mekanisme pertahanan seluler. 2itogen ini dapat bekerja langsung

    maupun tak langsung #misalnya melalui sistem komplemen atau limfosit, melalui

    produksi interferon atau enzim lisosomal$ untuk meningkatkan fagositosis mikro

    dan makro #Aambar %$. 2ekanisme pertahanan spesifik maupun non spesifik

    umumnya saling berpengaruh. 8alam hal ini pengaruh pada beberapa sistem

    pertahanan mungkin terjadi, hingga mempersulit penggunaan imunomodulator,

    dalam praktek. Imunostimulan ditunjukan untuk perbaikan fungsi imun pada

    kondisi-kondisi imunosupresi. Kelompok obat ini dapat memperngaruhi respon

    imun seluler maupun humoral. Kelemahan obat ini adalah efeknya menyeluruh

    dan tidak bersifat spesifik untuk jenis sel atau antibodi tertentu. "elain itu

    efekumumnya lemah. Indikasi imunostimulan antara lain /I8", infeksi kronik,

    dan keganasan terutama yang melibatkan sistem limfatik

    Karakteristik imunomodulator dan metode penguji

    /kti&itas suatu senyawa yang dapat merangsang sistem imun tidak tergantung

    pada ukuran molekul tertentu. 'fek ini dapat diberikan baik oleh senyawa dengan

    berat molekul yang kecil maupun oleh senyawa polimer. Karena itu usaha untuk

    mencari senyawa semacam ini hanya dapat dilakukan dengan metode uji

    imunbiologi saja. 2etode pengujian yang dapat dilakukan adalah metode in &itro

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    26/35

    26

    dan in &i&o, yang akan mengukur pengaruh senyawa kimia terhadap fungsi dan

    kemampuan sistem mononuklear, demikian pula kemampuan terstimulasi dari

    limfosit dan T.

    2etode uji akti&itas imunomoduator yang dapat digunakan,yaituB

    %. 2etode bersihan karbon #Caron Clearance$ engukuran secara

    spektrofluorometrik laju eliminasi partikel karbon dari daerah hewan. Ini

    merupakan ukuran akti&itas fagositosis.

    0. 1ji granulosit ercobaan in &itro dengan mengukur jumlah sel ragi atau

    bakteri yang difagositik oleh fraksi granulosit yang diperoleh dari serummanusia. ercobaan ini dilakukan di bawah mikroskop.

    >. ioluminisensi radikal jumlah radikal 0 yang dibebaskan akibat kontak

    mitogen dengan granulosit atau makrofag, merupakan ukuran besarnya

    stimulasi yang dicapai.

    C. 1ji transformasi limfosit T "uatu populasi limfosit T diinkubasi dengan suatu

    mitogen. Timidin bertanda #> 9$ akan masuk ke dalam asam nukleat limfositdengan mengukur laju permbentukan dapat ditentukan besarnya stimulasi

    dibandingkan dengan fitohemaglutinin / #9/$ atau konkana&alin / #!on /$.

    VI. Penggunaan NAsetilsistein se!agai immunomodulator pada kehamilan

    /. 5armakologi

    4-asetilsistein adalah suatu metabolit dari asam amino sistein yang

    mengandung sulfur. Rumus molekulernya 9"!90!9#49!;!9>$!;09

    dengan berat molekul %+>,%* #Aambar%$. 4-acetylcysteine mempunyai

    akti&itas fluidifikasi melalui gugus sulfhidril bebas pada sekret mukoid atau

    mukopurulen dengan cara memutus jembatan disulfida intramolekul dan

    intermolekul dalam agregat glikoprotein. 4-acetylcysteine mempunyai

    toleransi intestinal yang baik, cepat diabsorpsi sesudah pemberian oral dan

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    27/35

    27

    didistribusikan ke seluruh tubuh termasuk paru. 4-acetylcystein sering

    digunakan sebagai mukolitik dan juga digunakan pada pengobatan

    intoksikasi parasetamol. 4-acetylcystein dosis tinggi efektif pada pasien

    sindroma ste&en johnson. Reaksi ini berhubungan dengan efek antioksidan

    terhadap sel, melalui peningkatan kadar sistein intrasel yang diperlukan pada

    pembentukan glutation #berfungsi sebagai buffer antioksidan$, menghambat

    produksi sitokin, sebagai mediator reaksi imunologis, yaitu T45, I

    ada manusia obat ini dapat digunakan secara oral, intra&ena maupun

    secara topikal.

    %. !ara pemberian dan dosis

    a. Intra&ena

    emberian intra&ena biasanya digunakan pada kasus o&erdosis

    paracetamol secara drip dengan dosis yang dikurangi secara

    berkala. Idealnya diberikan dalam waktu % jam setelah menelan

    parasetamol.

    b. Topikal

    emberian topikal dari n-asetilsistein biasanya tersedia dalam

    bentuk larutan 0mgDml dan dapat diencerkan dengan air atau

    larutan garam jika diperlukan. /plikasi topikal dari n-asetilsistein

    akan diserap pada tempat pemberian topikal dan masuk ke dalam

    sirkulasi sistemik.

    c. ;ral

    emberian dosis sangat beragam dalam beberapa penelitian

    sebelumnya. enelitian di /ustralia merekomendasikan pemberian

    dengan dosis maksimum % mgDhari. enelitian 2ardikian dkk.

    melaporkan bahwa tidak ada perbedaan efek samping yang berarti

    pada penggunaan dosis %0, 0C, >+ mgDhari secara oral,

    sedangkan penelitian erk dkk. melaporkan bahwa pemberian

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    28/35

    28

    secara oral 0 gDhari yang dibagi menjadi 0 dosis mempunyai efek

    samping yang minimal.

    Tabel 1. Dosis penggunaan N-asetisistein

    Kelainan klinis 8osis

    /sthma ? mg, >E perhari

    ronchitis /kuB +-)? mg, >E perhari

    KronikB + mg, 0E perhari

    5lu ? mg, >E perhari

    "inusitis + mg, >E perhari

    9I: - mg perhari

    Keracunan

    parasetamol

    %C mgDkg, dilanjutkan dengan %)E dosis )

    mgDkg tiap C jam 8ikutip dari

    0. 5armakokinetik

    ada kebanyakan penelitian didapatkan kadar plasma 4-asetilsistein

    yang ber&ariasi setelah pemberian secara oral. "ebagai tambahan, 4-

    asetilsistein juga disintesis dari dalam tubuh sendiri dan dilaporkan

    kadar sirkulasi yang ber&ariasi antara 0>,> sampai %>),) nm sehingga

    menyulitkan perhitungan farmakokinetiknya. ioa&ailabilitas oral dari

    4-asetilsistein diperkirakan +-%H, karena adanya metabolisme lintas

    pertama yang luas, dengan TmaE antara %-0 jam setelah pembeian oral.

    :olume distribusi ber&ariasi antara ,>>-,C) lDkg. endiala dan

    !rea&en yang mengunakan dosis berdasarkan luas area tubuh,

    menemukan farmakokinetik yang linear pada dosis antara 0->0

    mgDm0namun !otgrea&e dan 2oldeus menemukan bahwa eliminasi

    4-asetilsistein dari plasma bersifat bifasik, dengan waktu paruh pada

    menit ke + dan C.

    >. 2etabolisme

    4-asetilsistein membentuk metabolit N-acetylcystine dan N4N-

    diacetylcystine, yang berikatan dengan protein plasma dan bisa di

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    29/35

    29

    deaktilasi membentuk cysteine. 9asil metabolit akhir ini merupakan

    prekursor untuk glutathion sebagai antioksidan endogen. "uplementasi

    4-asetilsistein telah di demonstrasikan dapat meningkatkan glutathion

    sampai ?%H pada populasi yang mengalami malnutrisi.

    C. 'fek samping dan toksisitas

    "ecara umum 4-asetilsistein aman dan ditoleransi dengan baik. 'fek

    samping yang paling sering yang berkaitan dengan pemberian secara oral

    dalam dosis tinggi antara lain mual, muntah, dan kelainan gastrointestinal

    lainnya@ akibatnya pemberian secara oral dalam dosis tinggi

    dikontraindikasikan pada pasien yang mengalami ulkus peptikum. 'fek

    samping lainnya namun jarang dijumpai adalah reaksi anafilktik akibat

    pelepasan histamin yang dapat menyebabkan timbulnya ruam, pruritus,

    angioedema, bronkospasme, takikardi, dan perubahan tekanan darah.

    ada pemberian secara intra&ena dapat menyebabkan reaksi alergi berupa

    ruam dan angioedema, namun jarang sekali terjadi.

    . 2ekanisme kerja 4-asetilsistein sebagai imunomodulator

    4-asetilsistein memiliki beberapa mekanisme kerja kunci dalam farmakologi,

    sehingga dapat memegang peranan penting dalam pengobatanDterapi.

    2ekanisme kerja 4-asetilsistein sebagai imunomodulator berkaitan dengan

    sifatnya sebagai antioksidan dan prekursor glutathion serta sifat

    antiinflamasinya.

    "ebagai antioksidan 4-asetilsistein bekerja diluar sel dengan cara

    mereduksi cystinemenjadi cysteine yang dapat di transportasikan kedalam sel

    % kali lebih cepat dari pada cytineyang selanjutnya akan digunakan dalam

    pembentukan glutathion. 4-asetilsistein dapat mengakibatkan peningkatan

    glutathion-2-transferase, menyediakan glutathione pada proses detoksifikasi

    dari peroksida oleh enzimglutathion perxidase" 4-asetilsistein dapat bekerja

    secara langsung pada radikal bebas. 5ungsi sel imun berkaitan dengan

    generasi 5eactive 6xygen 2pecies #R;"$ atau oksigen radikal bebas yang

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    30/35

    30

    turut serta dalam aktifitas mikrobisidal dari fagosit, aktifitas sitotoksik atau

    respon limfoproliferatif terhadap mitogen. Kelebihan jumlah dari R;" dapat

    mengancam sel-sel imun, karena dapat menyerang komponen seluler dan

    menyebabkan kerusakan dan kematian sel denga cara mengoksidasi lipid,

    protein, karbohidrat membran serta asam nukleat. 'fek ini dapat dicegah

    dengan cara menetralisir R;" dengan kompleks antioksidan. /ntioksidan

    memegang peranan penting dalam memelihara sel-sel imun dan menjaganya

    dari stres oksidatif. eberapa penelitian saat ini menunjukkan bahwa

    kekurangan nutrisi antioksidan dapat menyebabkan terjadinya penyakit dan

    dalam hal ini antioksidan bekerja sebagai imunostimulan.

    #gambar mekanisme kerja 4/! sebagai antioksidan$

    'fek imunomodulasi dari sifat antiinflamasinya yaitu dengan cara

    menghambat induksi dari faktor transkripsi pro-inflamatoriActivator Protein

    % #/-%$ dan 45-. 5aktor transkripsi ini menginduksi terjadinya stres

    oksidatif. 4-asetilsistein menghambat pembentukan T45- melalui

    penghambatan 45-. enelitian pada tikus yg diberikan suntikan

    lipopolisakarida yang dilanjutkan dengan penambahan 4-asetilsistein

    menunjukkan adanya peningkatan kemotaksis dari limfosit. 9al ini

    disebabkan karena efek inhibisi pembentukan T45-. /ksi imunostimulannya

    didapatkan dari adanya peningkatan adheren dan kemotaksis dari limfosit.

    "elain sebagai imunomodulator, 4-asetilsistein juga dapat bekerja sebagai

    mukolitik. 4-asetilsistein memecah ikatan disulfida. Reaksi ini menurunkan

    &iskositasnya dan dan seterusnya memudahkan penyingkiran sekret tersebut.

    4/! juga dapat menurunkan &iskositas sputum. 'fekti&itas maksimal terkait

    denga p9 dan mempunyai akti&itas yang paling besar pada batas basa kira-

    kira dengan p9 ) hingga *. "putum akan menjadi encer dalam waktu % menit,

    dan efek maksimal akan dicapai dalam waktu ? sampai % menit setelah

    inhalasi.

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    31/35

    31

    !. enggunaan Klinis 4-asetilsistein sebagai imunomodulator pada kehamilan

    4-asetilsistein berdasarkan +ood and rug Administration #58/$

    diklasifikasikan pada kategori yang artinya studi pada binatang percobaan

    tidak menunjukan adanya risiko pada janin, tetapi tidak ada studi terkontrol

    pada ibu hamil atau "tudi terhadap reproduksi binatang percobaan

    menunjukan adanya efek samping, tetapi penelitian pada ibu hamil tidak

    menunjukkan adanya risiko pada janin pada trimester I kehamilan dan tidak

    ada bukti berisiko pada trimester berikutnya. 8engan demikian, penggunaan

    4-asetilsistein dalam kehamilan termasuk dalam kategori yang aman. 4-

    asetilsistein tidak menunjukkan efek teratogenik sehingga aman untuk wanita

    hamil. enelitian elayanan Informasi Teratologi Inggris tahun %**)

    melaporkan bahwa dari >> ibu hamil yang menggunakan 4-asetilsistein

    didapatkan 0* janin lahir normal, > janin mati, dan % janin mengalami

    kelainan yaitu hipospadia, namun tidak ada hubungannya antara defek dengan

    penggunaan 4-asetilsistein.#prof athuf ref no.%>$erikut ini beberapa

    penggunaan klinis dari 4-asetilsistein sebagai imunomodulatorB

    %. "ebagai antidotum keracunan parasetamol

    4-asetilsistein merupakan antidotum terpilih untuk keracunan parasetamol.

    Keracunan pada hati disebabkan oleh metabolit parasetamol yang

    menurunkan kadar glutathion sel hepatosit dan menyebabkan kerusakan sel

    hati dan dapat menyebabkan kematian. 4-asetilsistein yang diberikan

    secara oral atau intra&ena dalam waktu 0C jam setelah o&erdosis

    parasetamol efektif untuk mencegah keracunan pada hati, namun lebih

    efektif lagi bila diberikan dalam waktu -% jam setelah o&erdosis

    parasetamol. !ara pemberian bisa melalui bolusDintra&ena atau oral

    menggunakan pipa nasogastrik. ada pemberian bolus dosis yang

    digunakan %? mgDkg dalam 0 ml 8eEtrose ?H diberikan secara

    perlahan selama %? menit, dilanjutkan ? mgDkg dalam ? ml 8eEtrose

    ?H selama C jam, kemudian % mgDkg dalam % ml 8eEtrose ?H

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    32/35

    32

    perlahan selama %+ jam berikutnya. ada pemberian secara oral digunakan

    dosis awal %C mgDkg, kemudian diberikan dosis pemeliharaan C-)

    mgDkg setiap C jam. 8osis dapat diberikan sampai %) kali tergantung

    tingkat keparahan. emberian secara oral dapat menyebabkan mual dan

    muntah. (ika muntah dapat di berikan metoklopropamid #+-) mg i& pada

    dewasa$.

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    33/35

    33

    #00$ antiretro&iral superior dibandingkan

    placebo #stabilitas

    hematokrit dan sel!8 C$

    Arant dkk

    #0$

    Terapi infeksi

    hepatitis ! kronik

    kombinasi dengan

    > 21 interferon-

    %C

    )

    /cak, buta ganda,

    kelompok kontrol

    Tidak ada perbedaan

    bermakna

    'met

    #0C$

    Terapi sepsis /cak, buta ganda,

    kelompok kontrol

    Tidak ada perbedaan

    bermakna

    8e flora

    dkk

    #0)$

    Terapi influenza 0+

    0

    /cak, buta ganda,

    kelompok kontrol

    'fektif mengurangi

    gejala influenza

    8ikutip dari

    8ari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada tabel, terapi penggunan 4-

    asetilsistein efektif pada infeksi influenza dan 9I: #bersama terapi

    antiretro&iral$, sedangkan pada kasus infeksi hepatitis ! dan sepsis tidak

    didapatkan manfaat penggunaan 4-asetilsistein.

    >. "ebagai pengobatan pada penyakit paru

    'fek antioksidan dan mukolitik dari 4-asetilsistein efektif digunakan pada

    penyakit bronkopulmoner kronik. eberapa penelitian melaporkan bahwa

    4-asetilsistein bermanfaat pada pengobatan enyakit aru ;bstruktif

    Kronik #;K$ dan menurunkan kadar radikal bebas, mungurangi efek

    samping dari tembakau pada perokok. 4-asetilsistein sebagai antioksidan

    dan mukolitik dimasukkan dalam pedoman tatalaksana pada American

    horacic 2ociety dan 1uropean 5espiratory 2ociety, walaupun

    penggunaannya belum direkomendasikan secara resmi karena belum ada

    bukti penelitian yang cukup.

    Tabel !. Beberapa Uji Klinis N-aseilsistein pada penyakit

    paru

    eneliti arameter 4 8esain enelitian 9asil

    Arandjean

    dkk

    Terapi bronkitis

    kronik

    %C

    )

    /cak, buta ganda,

    kelompok kontrol

    'fektif digunakan pada

    terapi bronkitis kronik

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    34/35

    34

    #0$Rapine dkk

    #%**)$

    Terapi pada ;K %?

    +

    /cak, buta ganda,

    kelompok kontrol

    'fektif digunakan pada

    terapi ;K 8ikutip dari

    C. "ebagai ioprotektan

    enggunaan 4-asetilsistein sebagai bioprotektan adalah sebagai

    perlindungan pada hati dari penurunan kadar glutathion. "elanjutnya, 4-

    asetilsistein direkomendasikan untuk proteksi pada racun yang ada pada

    lingkungan, merkuri, timah, kadmium, dan arsen. ernah dilaporkan

    sebelumnya bahwa 4-asetilsistein bersifat sebagai pelindung pada

    kelelahan otot pada latihan fisik yang lama dengan cara mengurangi

    akumulasi spesies oksigen reaktif melalui peningkatan ketersediaan

    glutathion. 4-asetilsistein juga dapat mengurangi kehilangan kadar natrium

    dan kalium otot pada latihan fisik yang lama.

    Tabel ". Beberapa Uji Klinis N-aseilsistein sebagai

    bioprotektan

    eneliti arameter 4 8esain enelitian 9asil

    agshaw

    dkk #0+$

    encegahan

    nefropati pada

    pemberian kontras

    >C /cak, buta ganda,

    kelompok kontrol

    'fektif mencegah

    nefropati

    /cak, buta ganda,

    kelompok kontrol

    8ikutip dari

    ?. engobatan pada kelainan klinis lainnya

    4-asetilsistein pernah digunakan dalam pengobatan sindrom "te&en (ohnson

    pada ibu hamil sebagai terapi pengganti kortikosteroid. Kortikosteroid pada

    kehamilan dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, bibir sumbing,

    dan abortus spontan. 4-asetilsistein berefek terapetik pada ""( dan relatif

    aman pada kehamilan. #dr athuf$ 4iemeijer dkk. #0*$ melaporkan satu kasus

  • 7/25/2019 Refrat 1 Anca 02 Mar 23.00

    35/35

    35

    ""( pada wanita hamil A> usia >> tahun yang dirawat di bagian Kebidanan

    dan enyakit Kandungan "int 5ransiscus Aasthius 4etherlands. #prof athuf ref

    no. C$. enelitian terbaru tahun 0%0 telah melaporkan kasus ""( pada wanita

    hamil A0/% #%0-%> minggu$, usia %* tahun. asien ini mendapat terapi 4-

    asetilsistein CE0 gramDhari selama %? hari dan hasil akhir pasien mengalami

    perbaikan klinis. #penelitian prof athuf$

    VI. "ingkasan

    8/5T/R 1"T/K/

    1.