Upload
leobalda-purnama
View
237
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mening TB PPT
Citation preview
SISTEM EKSTRAPIRAMIDAL
Basal ganglia : nukleus kaudatus, putamen dan globus pallidus
Substansia nigra
Nukleus rubra
Sindrom hiperkinetik-hipotonik : asetilkolin turun, dopamine meningkat.
Tonus menurun dan gerak involunter/reguler
Chorea, atetosis, distonia dan balismus
Sindrom hipokinetik-hipertonik : asetilkolin meningkat, dopamine turun
Tonus otot meningkat
Gerak involunter spontan
Parkinson
PATOFISIOLOGI GANGGUAN GERAK
Traktus ekstrapiramidal mengatur gerakan kasar dan tidak terampil seperti posisi berdiri, gerakan tangan dan lambaian lengan dan tungkai
Kerusakan dapat menimbulkan gangguan gerak.
KELAINAN GERAK
Lesi di substansia nigra (penyakit Parkinson)
Lesi pada bagian luar dari putamen (atetosis)
Lesi di nucleus kaudatus terutama dan nucleus lentiformis sebagian kecil (korea)
Lesi di korteks serebri piramidalis berikut putamen dan thalamus (distonia)
DEFINISI PARKINSON
Penyakit Parkinson : bagian dari Parkinsonism yang secara patologi ditandai oleh degenerasi ganglia basalis terutama di substansia nigra pars kompakta ( SNC ) yang disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik ( Lewy bodies ).
Parkinsonism yaitu suatu sindroma yang ditandai oleh tremor waktu istirahat, rigiditas ( kekakuan otot ), bradikinesia ( berkurangnya kecepatan gerakan ) dan gangguan postural (kesulitan memelihara keseimbangan dan berjalan ) akibat penurunan kadar dopamin dengan berbagai macam sebab.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit Parkinson biasanya mulai timbul pada usia 40-70 tahun, dan mencapai puncak pada decade ke-enam. Onsetnya terjadi pada sekitar usia 60 tahun. Penyakit Parkinson yang mulai sebelum umur 20 tahun disebut sebagai Juvenile Parkinsonism. Penyakit Parkinson lebih banyak pada pria dengan ratio pria dibandingkan wanita 3:2. Penyakit Parkinson meliputi lebih dari 80% Parkinsonism.
PATOFISIOLOGI
Sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit.
Penyakit parkinson terjadi gangguan keseimbangan neuro-humoral di ganglia basal, khususnya traktur nigrostriatum dalam sistem ekstrapiramidal.
Pada penyakit parkinson konsentrasi dopamin di dalam korpus striatum dan substansia nigra sangat kurang sehingga kondisi di korpus striatum lebih kolinergik daripada dopaminergik. Peningkatan aktivitas kolinergik striatal memberikan efek tremor.
KLASIFIKASI
Parkinsonismus primer/ idiopatik/paralysis agitans
Parkinsonismus sekunder atau simtomatik
Sindrom paraparkinson ( Parkinson plus )
Penyakit heredodegeneratif
GEJALA KLINIS
Tremor Istirahat (Rest Tremor) yang bersifat kasar (kurang lebih 4 siklus/detik), dan gerakannya seperti memulung pil (pill-rolling) atau seperti menghitung uang logam.
Tremor dapat dimulai dari satu ekstremitas saja pada awal gejala dan dapat menyebar sehingga mengenai seluruh anggota tubuh (lengan, rahang, lidah, kelopak mata, tungkai) bahkan juga suara.
Tremor dapat menghilang jika otot berelaksasi total ataupun dengan melakukan gerakan volunter.
Tremor yang lainnya dengan frekuensi 7-8 siklus/menit. tetap ada pada gerakan volunter dan tidak berhubungan dengan posisi diam dari anggota gerak (bukan rest tremor) dan lebih mudah hilang pada posisi otot yang relaksasi.
Rigiditas (kekakuan) peningkatan tonus otot.
Bradykinesia/Akinesia: Pengurangan atau tidak adanya gerakan sama sekali.
Postural instability (ketidakstabilan postural): Tidak adanya refleks postural sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan dan rasa ingin jatuh.
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnostik berdasarkan Kriteria Hughes:
Possible: terdapat salah satu dari gejala utama
Tremor istirahat
Rigiditas
Bradikinesia
Kegagalan reflex postural
Probable
Bila terdapat kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan reflex postural) atau satu dari tiga gejala pertama yang tidak simetris (dua dari empat tanda motorik).
Definite
Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala dengan satu gejala lain
yang tidak simetris (tiga tanda cardinal). Bila semua tanda-tanda tidak jelas sebaiknya
dilakukan pemeriksaan ulangan beberapa bulan kemudian.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan bila ada indikasi, antara lain dengan melakukan pemeriksaan :
Neuroimaging : CT – Scan, MRI
SKALA HOEHN DAN YAHR
Stadium satu
Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan, terdapat gejala yang menggangu tetapi tidak menimbulkan kecacatan, biasanya terdapat tremor pada satu anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat ( teman ).
Stadium dua
Terdapat gejala bilateral, terdapat kecacatan minimal, sikap / cara berjalan terganggu.
Stadium tiga
Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai terganggu saat berjalan / berdiri, disfungsi umum sedang.
Stadium empat
Terdapat gejala yang lebih berat, masih dapat berjalan hanya untuk jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor dapat berkurang dibanding stadium sebelumnya.
Stadium lima
Stadium kakhetik ( cachectic stage ), kecacatan total, tidak mampu berdiri dan berjalan, memerlukan perawatan tetap.
Medikamentosa :
Antagonis NMDA : Amantadin 100-300 mg/hari
Antikolinergik :
Benztropine mesylate 1-8 mg/hari
Biperiden 3-6 mg/hari
Chlorphenoksamine 150-400 mg/hari
Cycrimin 5-20 mg/hari
Trihexyphenidyl 3-15 mg/hari
Dopaminergik :
Carbidopa + Levodopa 10/100 mg, 25/100 mg, 25/250 mg per hari
Benserazide + Levodopa 50/100 mg per hari
Dopamin agonis :
Bromocriptine mesylate 5-40 mg per hari
Pergolide mesylate 0,75-5 mg per hari
Pramipexole 1,5-4,5 mg per hari
Ropinirole 0,75-2,4 mg per hari
COMT Inhibitors : Entacapone 200 mg per hari bersamaan dengan setiap dosis levodopa, maksimal 1600 mg per hari
MAO-Inhibitor : Selegiline 10 mg per hari
Antioksidan : Asam askorbat 500-1000 mg per hari, betakaroten (pro vit A) 4000 IU per hari
Beta-bloker : propanolol 10-30 mg per hari
Pembedahan
Terapi ablasi lesi di otak : thalamotomy dan pallidotomy
Deep Brain Stimulation
Transplantasi
REHABILITASI MEDIK
Tujuan rehabilitasi medik :
Abnormalitas gerakan
Kecenderungan postur tubuh yang salah
Gejala otonom
Gangguan perawatan diri
Perubahan psikologik
Terapi fisik ROM ( range of motion )
Peregangan
Koreksi postur tubuh
Latihan koordinasi
Latihan jalan ( gait training )
Edukasi dan program latihan di rumah
Terapi okupasi
Terapi wicara
Psikoterapi
Terapi sosial medik
PROGNOSIS
Penyakit Parkinson bukanlah suatu penyakit yang dengan sendirinya bersifat fatal.
Perkiraan hidup pasien Penyakit Parkinson biasanya lebih rendah dibanding orang yang tidak mempunyai penyakit tersebut.
Pada tahap lanjut, mungkin dapat menyebabkan komplikasi seperti tersedak, pneumonia, dan jatuh yang dapat menimbulkan kematian.
Progresi dari gejala PD mungkin akan memakan waktu 20 tahun atau lebih. Pada beberapa orang, progresi penyakit ini dapat berjalan lebih cepat.
TREMOR
Tremor : gerakan ritmis yang involunter, dihasilkan oleh otot-otot yang kerjanya berlawanan satu sama lain ( resiprokal).
Tremor fisiologis, terjadi dalam keadaan terjaga atau selama fase tertentu selama tidur . Bersifat sangat halus dan tidak dapat dilihat. Meningkat pada kondisi emosi dan latihan fisik.
Tremor halus ( tremor toksik) terutama terjadi pada jari dan tangan. Kadang sangat halus dan sukar dilihat.
Tremor kasar merupakan tremor yang lambat, kasar dan majemuk.
Tremor intensi merupakan tremor yang timbul waktu melakukan gerakan volunter dan lebih nyata ketika gerakan hampir mendekati tujuannya.
KHOREA
Merupakan gerak otot yang berlangsung cepat, aritmik dan kasar serta dapat melibatkan satu ekstremitas, separuh badan atau seluruh badan.
Gerakan tidak harmonis antara otot penggerak baik otot sinergis maupun antagonis.
Dapat dijumpai pada penyakit Huntington, Sydenham dan khorea gravidarum.
Etiologi : herediter, infeksi, lesi desak ruang, obat, toksin, gangguan metabolik sistemik, imbalans elektrolit, hiper-hipoglikemi, dismediasi imunitas dan vaskular.
Patofisiologi :
Mekanisme dopaminergik
Mekanisme kolinergik
GEJALA KLINIS Gerak korea melibatkan jari-jari dan tangan, diikuti oleh lengan
Menyebar ke muka dan lidah, bicara menjadi cadel, bila otot faring terlibat dapat menjadi disfagia dan kemungkinan pneumonia oleh aspirasi.
Gerakan terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga, dan berkurang atau menghilang jika penderita tertidur, tetapi akan bertambah buruk jika melakukan aktivitas atau mengalami tekanan emosional.
DISTONIA
Distonia merupakan manifestasi postur tubuh yang abnormal untuk waktu yang lama, diakibatkan oleh spasme otot-otot besar di badan dan ekstremitas.
Distonia Musculorum Deformans : pada anak-anak dan diturunkan secara autosomal resesif.
Spasmodik Tortikolis (Why Neck) : kontraksi distonik dari M. Sternokleidomastoideus.
ATETOSE
Atetose ditandai oleh gerakan yang lebih lamban seperti gerak ular dan terutama melibatkan bagian distal.
Dapat dijumpai pada penyakit yang melibatkan ganglia basalis.
MIOKLONI
Gerakan yang timbul karena kontraksi otot secara cepat, tiba-tiba, sebentar , aritmik, asinergik dan tidak terkendali.
Didapatkan pada otot ekstremitas dan badan tetapi dapat meluas dan difus pada muka, rahang, lidah, faring dan laring.
Rangsang emosional, mental, taktil, visual dan auditorik.
BALISMUS
Gerak otot yang datang tiba-tiba, kasar dan cepat terutama mengenai otot skelet bagian proksimal.
SPASME
Gerakan abnormal yang terjadi karena kontraksi otot yang biasanya dipersarafi oleh satu saraf.
Timbul akibat iritasi saraf perifer atau otot
Spasme klonik : tiba-tiba, sebentar dan berulang.
Spasme tonik : lama dan terus menerus
Trismus
Rhisus sardonikus
TIC
Gerakan yang terkoodinir, berulang dan melibatkan sekelompok otot dalam hubungan yang sinergistik.
Trauma mental dan shock atau iritasi
Tic motorik
Tic vocal
Tic vocal kompleks
FASIKULASI
Gerakan halus , cepat dan berkedut dari satu berkas (fasikulus) serabut otot atau satu unit motorik
Iritasi pada sel neuron motorik
Dapat dijumpai pada penyakit sklerosis amiotrofik lateral.
ETIOLOGI
Induksi obat : antikonvulsan, levodopa, lithium, MAO inhibitor, penisilin.
Trauma
Logam toksik : Mn dan Fe
MPTP