36
DECOMPESATIO CORDIS Oleh : Indah Pratiwi Zazillah Kresensianes Yolia Agustinus Kristantoko 1 Referat

Referat Decomp

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat Decomp

Citation preview

LAPORAN KASUS     SEORANG LAKI-LAKI 18 TAHUN DENGAN KAD, DMT1 NON OBESE,Ketidakmampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan pada saat istirahat atau kerja ringan
Sindroma klinik yang terdiri dari sesak napas dan rasa cepat lelah yang disebabkan oleh kelainan jantung
Definisi
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak lagi mampu memompa darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, walawpun darah balik masih normal.
FAKTOR RESIKO
Kebiasaan merokok
Etiologi
Peningkatan kebutuhan metabolik
Hipertensi pulmonal
Berdebar, keringat dingin
LVH : ictus bergeser ke cauda lateral, ictus lebar, kuat angkat
Takikardia, gallop
*
*
New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungional dalam 4 kelas :
KLASIFIKASI FUNGSIONAL GAGAL JANTUNG (NYHA)
*
Terjadi aliran balik darah (back flow) kedalam sirkulasi pulmonal
pulmonary edema
Peningkatan tekanan atrium kiri peningkatan tekanan dalam vena pulmonal
Dimana terjadi hipertensi pulmonal darah akan dipaksa masuk ke dalam alveolus
Penurunan kapasitas 02 di paru
Acut miocard infark
Dyspnoe Nokturnal Paroksimalis
Sebab yang pasti dyspnoe noturnal paroksimalis belum jelas, tetapi mungkin sebab kombinasi dari faktor – faktor :
Menurunnya tonus simpatis
Edema paru
Selain gejala – gejala diatas, dapat pula penderita merasa sangat sesak, takikardia, tekanan darah menurun, hemoptoe, berkeringat dingin, pucat dan lain – lain
Gejala Klinik :
Peningkatan tekanan di atrium kanan dan sistem vena
JVP meningkat
JVP meningkat
*
Gejala gagal jantung kanan :
Keluhan sesak nafas tidak begitu nyata, karena gagal jantung kanan dasarnya adalah low out put failure. Keluhan yang menonjol adalah kelelahan, rasa mual, nafsu makan berkurang, rasa penuh dan mendesak daerah perut atas
Tanda Tanda gagal jantung kanan :
Tekanan vena jugularis eksterna meningkat
Pembesaran hepar yang nyeri tekan. Kadang – kadng ditemukan ikterus.
Splenomegali terjadi karena bendungan
Asites yang disebabkan bendungan pada vena porta sehingga terjadi akumulasi cairan serosa dalam rongga perut.
Edema subkutan terutama pad bagian tubuh yang di bawah.
Hidrotoraks
Gejala – gejala renal. Nokturia sering ditemukan, oliguria, albuminuria dan dapat berlanjut azotemia.
Diagnosis gagal jantung
2. Peningkatan tekanan vena jugularis
3. Ronkhi basah tidak nyaring
4. Kardiomegali
7. Peningkatan tekanan vena >16 cm H2O
8. Refluks hepatojugular
7. Takikardi (>120x menit)
Criteria mayor atau minor :
Penurunan berat badan >4.5 kg dalam 5 hari setelah terapi
Diagnosis ditegakkan dari 2 kriteria mayor ; atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor harus ada saat bersamaan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thoraks (melihat adanya kongesti pada paru dan pembesaran jantung)
Ekokardiografi doppler
Tidak ada suatu pemeriksaan yang khusus untuk menegakkan diognosis gagal jantung. Mungkin dapat dijumpai leukositosis ringan, adanya sel – sel muda di daerah perifer dan kenaikan laju endap darah. Pemeriksaan laboratriumnya diperlukan untuk mengetahui sejauh mana gagal jantung telah mengganggu fungsi – funsi organ misalnya hati dan ginjal.
Elektrokardiografi
Pada EKG dapat ditemukan kelainan primer jantung (ischemia, hipertrofi ventrikel kiri atau kanan, gangguan irama dan tanda – tanda faktor pencetus akut (infark miokard, emboli paru)
PENATALAKSANAAN
Memperbaiki kontraktilitas otot jantung
Menurunkan beban jantung dengan diet rendah garam, diuretic dan vasodilator
MEDIKAMENTOSA
Diuretik oral atau parenteral bila terdapat edema, diberikan sampai edema atau ascites menghilang (tercapai euvolemik).
ACE-inhibitor (lini pertama) atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB) dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal.
Penyekat beta dosis kecil sampai optimal dapat dimulai setelah diuretik dan ACE-inhibitor tersebut diberikan.
Digitalis diberikan bila ada aritmia supra-ventrikular (fibrilasi atrium atau SVT lainnya) dimana digitalis memiliki mamfaat utama dalam menambah kekuatan dan kecepatan kontraksi otot.
Jika ketiga obat diatas belum memberikan hasil yang memuaskan Aldosteron antagonis dipakai untuk memperkuat efek diuretik atau pada pasien dengan hipokalemia, dan ada beberapa studi yang menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian jenis obat ini.
Preparat vasodilator yang digunakan:
Captopril, sebagai penghambat ACE akan menurunkan angiotensin II sehingga fasokonstriksi dan retensi air berkurang, afterload dan preload menurun dan curah jantung akan meningkat. Dosis captopril 6,25 – 12,5 mg 2 – 3 kali sehari.
Prazosin per oral, menyebabkan penurunan preload dan afterload dalam 2 – 5 mg, dosis yang dianjurkan 0,5 – 5mg tiap 8 jam.
Hidralazin oral 75 – 400 mg/hari, obat ini tergolong arteriodilator sehingga penggunaan jangka panjang pada gagal jantung kongestif akan memperbaiki hemodinamik dan meningkatkan aliran darah ke ginjal dan tungkai, tetapi tidak memperbaiki kemampuan kerja.
Isosorbit dinitrat. Dosis 5 – 10 mg tiap 2 jam (sub lingual) atau 20 – 60 mg tiap 4 jam (oral)
Pengendalian kelebihan cairan dan garam, dapat dilakukan dengan cara :
Diet rendah garam
Pemberian diuretika :
Furosemid, merupakan loop diuretic poten yang bekerja cepat dan aman. Dosis 40 – 80 mg, pemberian dapat diulang bila perlu dengan dosis lebih tinggi.
Thiazid dan diuretika mirip thiazid, diserap dengan baik di saluran cerna. Pada pemberian oral obat ini muli bekerja setelah 1– 2 jam.
Diuretika hemat kalium (triamteren, spironolakton dan amilorid) menghambat pertukara ion – ion Na, K pada nefron distal, karenanya dapat menahan kalium disamping mendorong pengeluaran natrium. Dosis 25 – 200 mg, tetapi dosis efektif sehari rata – rata 100 mg dalam dosis tunggal atau terbagi
NON MEDIKAMENTOSA
Menjaga tekanan darah, gula darah, dan kolesterol dalam batas normal
Management stress
Berhenti merokok dan jangan mengkonsumsi alkohol
Syarat Diet
1. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
2. Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB.
3. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total, 10% berasal dari lemak jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh.
4. Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia.
5. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium, kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan.
6. Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema.
7. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
9. Cairan cukup, ± 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan.
10. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil.
11. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan berupa makanan enteral, parenteral, atau suplement gizi
Jenis Diet
Diet Jantung I
Diet Jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti Myocard Infarct (MCI) atau Dekompensasio Kordis berat. Diet diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah energi dan semua zat gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-3 hari.
Diet Jantung II
Diet Jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung II Garam Rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium dan thiamin.
Diet Jantung III
Diet Jantung III diberikan dalam bentuk Makanan Lunak atau Biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung II atau kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung III Garam Rendah. Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain.
Diet Jantung IV
Diet Jantung IV diberikan dalam bentuk Makanan Biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan ringan. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung IV Garam Rendah. Diet ini cukup energi dan gizi lain, kecuali kalsium.
Gagal Jantung Kongestif
CHF
Diagnosis 2 major criteria or 1 major criteria + 2 minor criteria
Diagnosis
CHF
(Framingham)
Memperkuat kontraktilitas miokard,
Melakukan pengobatan terhadap penyebab, faktor pencetus dan penyakit yang mendasari
*
1.psd
Referensi


*