12
Introduction to Cognitive Perspectives on Personality Last updated: 21 Oct 2003 The cognitive completes a return to the material focused on by introspectionists (e.g., Wundt, 1870's), that is, the actual content of mind. The new cognitive psychology evolves most directly from social learning theory and extensions of behavioral theory. It also has clear links to humanistic psychology in its focus on the "information stored about the self" and in suggesting considerable capacity for change in personality and mental health by altering thinking patterns. The cognitive perspective, interestingly, has evolved hand in hand in the development of computers over since the mid-1950's and according to many in psychology has become the most significant paradigm in psychology. Essentially, the cognitive perspective of personality is the idea that people are who they are because of the way they think, including how information is attended to, perceived, analyzed, interpreted, encoded and retrieved. People tend to have habitual thinking patterns which are characterized as as personality. Your personality, then, would be your characteristic cognitive patterns. The cognitive perspective is that personality is a person's mental organization. In order to cope with all the information you receive from the world, including sensory information, you need to cope with, integrate and organise all the information the world throws at you. From this point of view, you are: 1. What you THINK 2. The way you PROCESS INFORMATION (including attending to, perceiving, interpreting,

Perspektif Kognitif Psikologi Kepribadian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Psikologi Kepribadian

Citation preview

Page 1: Perspektif Kognitif Psikologi Kepribadian

Introduction to Cognitive Perspectives on Personality

Last updated:21 Oct 2003

The cognitive completes a return to the material focused on by introspectionists (e.g., Wundt, 1870's), that is, the actual content of mind.  The new cognitive psychology evolves most directly from social learning theory and extensions of behavioral theory.  It also has clear links to humanistic psychology in its focus on the "information stored about the self" and in suggesting considerable capacity for change in personality and mental health by altering thinking patterns.

The cognitive perspective, interestingly, has evolved hand in hand in the development of computers over since the mid-1950's and according to many in psychology has become  the most significant paradigm in psychology. 

Essentially, the cognitive perspective of personality is the idea that people are who they are because of the way they think, including how information is attended to, perceived, analyzed, interpreted, encoded and retrieved.  People tend to have habitual thinking patterns which are characterized as as personality.  Your personality, then, would be your characteristic cognitive patterns.

The cognitive perspective is that personality is a person's mental organization.  In order to cope with all the information you receive from the world, including sensory information, you need to cope with, integrate and organise all the information the world throws at you.  From this point of view, you are:

1. What you THINK 2. The way you PROCESS INFORMATION (including attending to,

perceiving, interpreting, encoding and retrieving of information); 3. The way you SELF-REGULATE via cognitive monitoring and

adjusting thoughts and behaviors.  We are HOMEOSTATIC psychobiological creatures who try to self-regulate in order to progress towards GOALS.

The cognitive perspective is also often known as the information-processing model, with the computer serving as a convenient metaphor.  Basically, the computer's program is equivalent to the ways a human processes information.  In cognitive psychology, these "programs" include methods for attending, perceiving, representing, encoding, retrieving, and decision-making and problem-solving. 

A particular strength of cognitive theory is that it is readily compatible with all the other perspectives, thus there are also many hybrid cognitive theories, e.g., cognitive-behavioral theory, social cognitive theory.

Page 2: Perspektif Kognitif Psikologi Kepribadian

Further background to the cognitive perspective

The cognitive approach is the outgrowth of Rotter s and Bandura s social-� �learning perspectives. Recall that Bandura s approach has come to be called� social cognitive theory. Bandura s beliefs about the environment and �expectations about the self are essentially cognitive concepts.

Another important influence on the cognitive perspective is the phenomenological approach, especially George Kelly s personal � �constructs theory. Kelly emphasised the way a person s concepts for � �thinking about the world shape his or her personality and behaviour (Kelly greatly influenced Bandura).

The cognitive approach also draws on Freud s notions concerning levels of �consciousness. The preconscious and the unconscious are receiving increasing attention from many proponents of the cognitive approach to personality.

References

Burger, J.M. (1993). Personality (3rd ed.) Pacific Grove, CA: Brooks/Cole.

Carver, C.S., & Scheier, M.F. (2000). Perspectives on personality (4th ed.) Boston: Allyn and Bacon.

Ornstein, R. (1993). The Roots of the Self: Unraveling the mystery of who we are. New York: HarperSanFrancisco.

Phares, J.E. (1991). Introduction to Personality (3rd ed.). New York: Harper Collins. 

Cognitive PerspectiveCognitive behavior represents another approach to understanding the effects of learning on the instigation of behavior. In the process of learning that particular behaviors can lead to particular goals, expectations about the goals are established and the goals acquire values. One cognitive approach to motivation, called expectancy-value theory, stresses that the probability of occurrence of behavior depends upon individuals' perception of the value of a goal as well as their expectation of reaching it. Variations of the theory have been used to study such motives as the need for achievement (Henry Murray) and the need for success (John Atkinson).

Other cognitive motivational theories focus on individual characteristics and how those characteristics relate to motivation. Carl Rogers, for example, proposed that an individual strives to become self-actualized, a process important in the development of a mature personality.

Page 3: Perspektif Kognitif Psikologi Kepribadian

PARADIGMA PSIKOLOGI KEPRIBADIAN KOGNITIF DAN BEHAVIOR

Posted: December 23, 2010 in Uncategorized 0

Paradigma Kepribadian Psikologi

Menurut Thomas Kuhn, paradigma dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual atau model yang dengannya seorang ilmuwan bekerja (a conceptual framework or model within which a scientist works). Ia adalah seperangkat asumsi-asumsi dasar yang menggariskan semesta partikular dari penemuan ilmiah, menspesifikasi beragam konsep-konsep yang dapat dianggap absah maupun metode-metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan dan menginterpretasikan data. Tegasnya, setiap keputusan tentang apa yang menyusun data atau observasi ilmiah dibuat dalam bangun suatu paradigma.

Paradigma Kognitif

Psikologi kognitif fokus pada bagaimana seseorang menstrukturkan pengalamannya, bagaimana mereka menjadi menyadarinya, dan mentransformasikan rangsangan kedalam informasi yang berguna. Psikologi kognitif adalah VAK dari psikologi yang  mengeksplorasi proses mental internal. Psikologi kognitif mempelajari tentang bagaimana orang memandang, mengingat, berpikir, berbicara, dan memecahkan masalah.

Seseorang menyematkan setiap informasi baru kedalam jaringan terorganisir dari akumulasi pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya yang biasa disebut sebagai schema. Perbedaan mendasar pandangan kognitif dari pemikiran analisis mediasional adalah terletak pada aspek interpretasi aktif. Jika kelompok mediasi melihat stimulus secara otomatis menghasilkan respon mediasional internal, maka kelompok kognitif memandang minor peran dari reinforcement. Mereka justru percaya bahwa seseorang secara aktif menginterpretasikan stimulus dari lingkungannya dan termasuk bagaimana ia mentransformasikannya untuk mempengaruhi perilaku.

Para terapis kognitif berupaya merubah proses berfikir pasien-pasiennya untuk membantu mereka mengubah emosi dan perilakunya. Beberapa pola terapi telah diperkenalkan tokoh-tokohnya dalam hal ini, seperti: cognitive restructuring dari Davison, rational-emotive dari Albert Ellis, dan selectively abstract dari Aaron Beck.

Peran Psikologi Kognitif

Di dalam dunia psikologi, mempelajari psikologi kognitif sangat diperlukan, karena:

1. Kognisi adalah proses mental atau pikiran yang berperan penting dan mendasar bagi studi-studi psikologi manusia.

2. Pandangan psikologi kognitif banyak mempengarui bidang-bidang psikologi yang lain. Misalnya pendekatan kofnitif banyak digunakan di dalam psikologi konseling, psikologi konsumen dan lain-lain.

3. Melalui prinsiprinsip kognisi, seseorang dapat mengelola informasi secara efisien dan terorganisasikan dengan baik.

4. Mengandung perkembangan pendekatan pemrosesan informasi, pendekatan ini bersal dari ilmu komunikasi dan komputer.

Aspek Kognitif

Kematangan → Semakin bertambahnya usia, maka semakin bijaksana seseorang. Pengalaman → hasil interaksi dengan orang lain. Transmisi sosial → hubungan sosial dan komunikasi yang sesuai dengan lingkungan. Equilibrasi → perpaduan dari pengalaman dan proses transmisi sosial.

Ada 2 sistem yang mengatur kognitif

Page 4: Perspektif Kognitif Psikologi Kepribadian

1. Skema → antar sistem yang terpadu dan tergabung 2. Adaptasi, terdiri dari asimilasi dan akomodasi.

Asimilasi terjadi pada objek yang meliputi biologis (refleksi, keterbatasan kemampuan dll) dan kognitif (menggabungkan sesuatu yang sudah diperoleh)

Akomodasi terjadi pada subjek

Paradigma Pembelajaran/ Behavior Paradigm

Behavioral or learning paradigms muncul ketika John B. Watson memproklamirkan psikologi sebagai disiplin keilmuan yang harus didekati secara obyektif eksperimental. Maka dimulailah berbagai eksperimentasi untuk menyelidiki ‘aspek pembelajaran’ dari perilaku di atas teori S-R (stimulus – respon). Terdapat beberapa model eksperimentasi ‘aspek pembelajaran’ dari perilaku, antara lain: classical conditioniong dari Ivan Pavlov (1849-1936), operant conditioning dari Edward Thorndike (1874-1949) dengan the law of effect-nya yang nanti dikembangkan lebih jauh oleh Burrhus Frederick Skinner dengan reinforcement-nya, dan modeling yang dieksperimentasikan oleh Bandura dan Menlove yang kemudian menguatkan teori mediasi dalam pembelajaran (mediational learning paradigms).

Teori Behavior

Behavior dalam psikologi atau juga disebut behaviorisme adalah teori pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisisan lingkungan. Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Teori ini dapat dipelajari secara sistematis dan dapat diamati dengan tidak mempertimbangkan dari seluruh keadaan mental.

Ada dua tipe pengkondisian dalam behavior:

1. Classical conditioning adalah cara yg digunakan dalam percobaan behavior yang stimulusnya terjadi secara natural yang dihubungkan dengan respons yakni dengan stimulus netral. Respon akan hadir dengan sendirinya tanpa respon yang disengaja.

2. Operant conditioning adalah cara yang digunakan dalam behavior dengan diakhiri dengan hadiah dan hukuman.Kritik terhadap teori behavior:

Teori ini hanya menggunakan pendekatan satu dimensi saja dalam memandang perilaku Proses belajar terjadi hanya dengan adanya penguatan atau hukuman Manusia dan hewan dapat beradaptasi dengan tingkah lakunya ketika informasi baru itu

dikenalkan, walapupun pola tingkah laku sebelumnya telah diketahui melalui penguatan

Kelebihan teori behavior  didasarkan pada perilaku yang dapat diobservasi, sehingga mempermudah pengukuran dan pengumpulan data dan informasi ketika penelitian.Teknik terapi yang didasarkan pada behaviorisme  adalah intervensi tingkah laku secara intensif, lebih ekonomis, dan pelaksanaannya memiliki ciri tersendiri. Pendekatan ini sangat berguna untuk merubah perilaku yang berbahaya dan maladaptif baik pada anak dan dewasa.Tiga asumsi dasar dalam behaviorism :

1)  pembelajaran terjadi melalui interaksi dengan lingkungan

2)  lingkungan membentuk perilaku

3)  proses mental tidak digunakan sebagai pertimbangan dalam menjelaskan perilaku

Satu aspek teori behavioral yang paling terkenal adalah classical conditioning yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov yang mempelajari proses pembelajaran melalui asosiasi antara rangsangan lingkungan dan rangsangan yang terjadi secara natural.Prinsip dasar proses behavioral:1. Rangsangan yang tidak terkondisikan, yaitu pemicu terjadinya respon yang tidak terkondisikan, terjadi secara natural, dan otomatis.2. Respon yang tidak terkondisikan, yaitu respon yang tidak dipelajari yang terjadi secara natural dalam merespon rangsangan yang tidak terskondisikan.

Page 5: Perspektif Kognitif Psikologi Kepribadian

3. Rangsangan yang terkondisikan, yaitu pada awalnya merupakan stimulus netral, setelah diasosiasikan dengan rangsangan yang tidak terkondisikan, kemudian memicu munculnya respon yang terkondisikan.4. Respon yang terkondisikan, yaitu respon yang dipelajari dari rangsangan netral sebelumnya

Psikologi Kepribadian Kognitif dan Behavioristik

PENDAHULUAN

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia dengan lingkungannya. Psikologi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu psyche yang berarti jiwa dan logia yang berarti ilmu. Sehingga dapat diartikan sebagai ilmu tentang jiwa.

Kepribadian menurut G.W. Allport adalah kesatuan tersendiri yang terpisah dari lingkungannya. Dalam diri individu itu terdapat organisasi sistem psiko-fisik yang disebut kepribadian dan kepribadian nilai inilah yang menetukan reaksi individu terhadap lingkungannya.

 

konsep kepribadian menimbulkan paradoks bagi para ahli karena di satu pihak harus menyeluruh sedangkan di sisi lain sulit sekali mempelajari kepribadian secara global. Jadi, para pakar mengembangkan sendiri arti kepribadian sesuai dengan persepsinya masing-masing.

Kepribadian itu selanjutnya digambarkan secara berbeda-beda oleh berbagai aliran dalam psikologi. Diantara toeri kepribadian kognitif dan teori kepribadian behavioristik.

TEORI KEPRIBADIAN KOGNITIF

Teori psikologi kognitif berawal dari pandangan psikologi Gestalt di Jerman sebelum Perang Dunia II. Mereka berpendapat bahwa dalam mempersepsi lingkungannya manusia tidak sekadar mengandalkan diri pada apa yang diterima dari penginderaannya tetapi masukan dari penginderaan itu diatur, saling dihubungkan, dan diorganisasikan untuk diberi makna dan selanjutnya dijadikan awal dari suatu perilaku.

Teori gestalt ini selanjutnya berubah menjadi psikologi kognitif yang berkembang di Amerika Serikat. Pandangan dari teori kognitif adalah organisasi kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran (kognisi).

Page 6: Perspektif Kognitif Psikologi Kepribadian

Teori-teori dalam psikologi kognitif, yaitu :

J. Piaget

Menjelaskan bahwa perkembangan kognisi merupakan inti dari kepribadian manusia. Bagaimana seseorang berperilaku terhadap orang lain tergabtung pada konsepnya tentang orang itu dan konsep itu sendiri tergantung pada perkembangan kognisinya. Kognisi adalah bagian dari jiwa manusia yang mengolah informasi, pengetahuan, pengalaman, dorongan, perasaan, dan sebagainya, baik yang datang dari luar maupun dari dalam diri sendiri sehingga terjadi simpulan-simpulan yang selanjutnya menghasilkan perilaku. Perkembangan kognitif pada anak menurut piaget terdiri atas empat tahap, yaitu :

1. Tahap sensori-motorik (0-1 tahun); yang berperan adalah skema motorik. Jadi, anak harus berbuat atau melakukan sesuatu dahulu untuk mengetahui sesuatu. Misalnya seorang anak harus membentur dinding dahulu agar dia tahu bahwa dinding itu keras.

2. Tahap pra-operasional (2-7 tahun); anak sudah mengembangkan skema simbolik ( lisan dan tulisan). Cukup diberitahukan bahwa dinding itu keras maka dia tidak akan membenturkan kepalanya ke dinding.

3. Tahap operasional kongkrit (7-11 tahun); dalam masa ini anak sudah bisa memecahkan masalah-masalah yang kongkret ( dua apel ditambah lima apel adalah tujuh apel).

4. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas); pada tahap ini sudah mampu memecahkan masalah-masalah hipotesis dan dapat berfikir deduktif (menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak atau belum terjdi dalam kenyataan).

Menurut Piaget, perkembangan teori kognitif itu seragam atau sama saja bagi setiap orang dan tidak ada tahapan yang dapat diloncati sebelum masuk tahap berikutnya.

L.S. Vygotsky

Vygotsky telah menyelesaikan suatu revolusi dalam psikologi perkembangan, ia membuat pengertian mengenai perkembangan psikologis anak ditinjau dari proses terjadinya. Menurutnya, manusia itu telah diproses membentuk motif-motif dan kebutuhan-kebutuhan baru dalam proses perkembangannya secara historis. Konsep pengalaman dari Vygotsky merupakan realitas psikologi yang paling penting. Analisis mengenai pengalaman harus dimulai melalui penelitian tentang peranan lingkungan dalam perkembangan anak.  Dia pun telah merumuskan empat hukum mengenai perkembangan psikis, yaitu :

1. Perkembangan diatur pada waktunya, mempunyai irama waktu dan jarak waktu yang berurutan. Satu tahun masa hidup bayi tidak sama dengan satu tahun masa hiduo remaja.

Page 7: Perspektif Kognitif Psikologi Kepribadian

2. Hukum methamorphose mengacu pada serangkaian perubahan-perubahan kualitatif. Seorang anak bukan hanya merupakan orang dewasa kecil, namun secara kualitatif memang berbeda.

3. Hukum dari ketidakteraturan pada perkembangan anak. Setiap bidang kegiatan masing-masing mepunyai periode perkembangannya yang optimal.

4. Hukum dari perkembangan fungsi-fungsi psikis yang lebih tinggi fungsi-fungsi ini muncul pertama-tama sebagai suatu bentuk perilaku kolektif dan kedua sebagai suatu bentuk fungsi-fungsi individual dari anak itu sendiri.

Meskupun sangan bermanfaat, konsep Vygotsky mempunyai tiga kekurangan, yaitu :

1. Kesadaran terlihat dalam suatu cara yang intelektualitas. Tidak ada tempat untuk emosi dan motivasi.

2. Generalisasi dari proses perkembangan terbatas pada fungsi-fungsi interaksi dan komunikasi verbal. Inilah sebabnya Vygotsky disebut sebagai seorang idealis.

3. Kurangnya data empiris yang menyokong hipotesisnya. Psikologi anak yang mutakhir di Rusia mencoba mengatasi kekurangan-kekurangan ini.

Heider

Heider mengemukakan bahwa dorongan manusia untuk mencari atribusi dari suatu gejala atau perilaku orang lain disebabkan karena dua motif yang sangat kuat pada manusia, yaitu : (1) kebutuhan mengerti keadaan lingkungan sekelilingnya, dan (2) kebutuhan untuk sampai batas tertentu dapat mengendalikan lingkungannya. Karena itu, setiap perilaku akan diberi salah satu dari dua kemungkinan atribusi, yaitu internal dan eksternal.

R. Selman

Selman meneliti tingkat-tingkat kemampuan pengambilan peran pada berbagai usia, menggunakan kasus yang mengandung dilema untuk dipecahkan oleh seorang anak. Untuk mengetahui kemampuan pengambilan peran dari respondennya, selman mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang kasus tersebut. Dari jawaban-jawaban yang diberikan, Selman menggolomgkan lima tahap kemampuan pengambilan peran sebagai berikut :

1. Tahap 0 (egosentris) : anak pada tahap ini belum tahu bahwa ada pandangan lain di luar pandangannya sendiri.

2. Tahap 1 (pengambilan peran sosial-informasional sekitar 6-8 tahun) : sudah mulai ada kemampuan untuk menyadari adanya perbedaan pandangan.

3. Tahap 2 (pengambilan peran sebagai ungkapan diri sekitar 8-10 tahun) : kemampuan mengerti bahwa mungkin saja terjadi perbedaan pandangan walaupun informasinya sama.

4. Tahap 3 (pengambilan peran yang setara sekitar 10-12 tahun) : anak sudah bisa menempatkan dirinya sebagai pihak ketiga yang tidak langsung berkepentingan, tetapi dapat membaca pikiran orang-orang yang bersangkutan dengan kasus itu.

5. Tahap 4 (pengambilan peran menurut sistem sosial dan konvensional sekitar 12-15 tahun) : anak remaja yang sudah dapat mengukur pandangan orang lain berdasarkan pandsngan atau norma baku yang berlaku dalam masyarakat.

2. Teori Kognitif

Teori Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikolog perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme

Page 8: Perspektif Kognitif Psikologi Kepribadian

(yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.

Menurut teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara klop dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.

Prinsip kognitif banyak dipakai di dunia pendidikan, khususnya terlihat pada perancangan suatu sistem instruksional, prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu

2. Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks 3. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal tanpa

pengertian penyajian

Aplikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda konkret, keaktifan siswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatian perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa.