11
1 1 Mahasiswa, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Yudha Satria Nugraha 1 , Yulianti 2 , Amiruddin Z.Gumay 3 E-mail : [email protected] ABSTRAK This thesis entitled "Application of Cooperative Model Type Think Pair Share On Learning Mathematics Seventh Grade Students of SMP 7 Lubuklinggau Academic Year 2014/2015". Formulation of the problem is whether the results of the research study mathematics class VII SMP 7 Lubuklinggau after the application of cooperative models significantly Think Pair Share thoroughly? This study aims to determine the completeness of mathematics learning outcomes of students of class VII SMP 7 Lubuklinggau after the implementation of cooperative models Think Pair Share. This type of research in the form of quasi-experiment conducted in the absence of a comparison class. The population around the seventh grade students of SMP Negeri 7 Lubuklinggau 2014/2015 school year and as a class VII 1 sample taken randomly numbered 38 students. The data collection was done by using a test in the form of essays. Once the data is collected, analyzed using t-test. Based on the results of t-test analysis at significance level α = 0.05 was obtained t (2.798)> t table (1.687), so it can be concluded mathematics learning outcomes seventh grade students of SMP Negeri 7 Lubuklinggau after the implementation of cooperative models significantly Think Pair Share thoroughly. The average value of math pre-test students is 30.47 and post-test results of students with average math scores of 80.96. With the percentage of students who completed at 86.84%. Keywords: Think Pair Share, Learning Outcomes. A. Pendahuluan Pendidikan berperan penting dalam kehidupan untuk bisa mewujudkan anak bangsa yang cerdas dan kreatif. Kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi dituntut siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan tarjadi di masa akan datang. Menurut Trianto (2009:1) pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Matematika memiliki peran penting dalam ilmu pengetahuan. Mata pelajaran matematika telah diberikan kepada peserta didik sejak sekolah dasar sebagai bekal mereka

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel Yudha...This type of research in the form of quasi-experiment conducted in the absence

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel Yudha...This type of research in the form of quasi-experiment conducted in the absence

1

1Mahasiswa,2 dan3 Dosen Prodi Matematika

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7

LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Yudha Satria Nugraha1, Yulianti

2, Amiruddin Z.Gumay

3

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

This thesis entitled "Application of Cooperative Model Type Think Pair Share On

Learning Mathematics Seventh Grade Students of SMP 7 Lubuklinggau Academic Year

2014/2015". Formulation of the problem is whether the results of the research study

mathematics class VII SMP 7 Lubuklinggau after the application of cooperative models

significantly Think Pair Share thoroughly? This study aims to determine the completeness

of mathematics learning outcomes of students of class VII SMP 7 Lubuklinggau after the

implementation of cooperative models Think Pair Share. This type of research in the form

of quasi-experiment conducted in the absence of a comparison class. The population

around the seventh grade students of SMP Negeri 7 Lubuklinggau 2014/2015 school year

and as a class VII 1 sample taken randomly numbered 38 students. The data collection was

done by using a test in the form of essays. Once the data is collected, analyzed using t-test.

Based on the results of t-test analysis at significance level α = 0.05 was obtained t (2.798)>

t table (1.687), so it can be concluded mathematics learning outcomes seventh grade

students of SMP Negeri 7 Lubuklinggau after the implementation of cooperative models

significantly Think Pair Share thoroughly. The average value of math pre-test students is

30.47 and post-test results of students with average math scores of 80.96. With the

percentage of students who completed at 86.84%.

Keywords: Think Pair Share, Learning Outcomes.

A. Pendahuluan

Pendidikan berperan penting dalam kehidupan untuk bisa mewujudkan anak bangsa

yang cerdas dan kreatif. Kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi dituntut

siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan tarjadi di masa akan datang.

Menurut Trianto (2009:1) pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan

manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan

perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua

tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Matematika memiliki peran penting dalam ilmu pengetahuan. Mata pelajaran

matematika telah diberikan kepada peserta didik sejak sekolah dasar sebagai bekal mereka

Page 2: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel Yudha...This type of research in the form of quasi-experiment conducted in the absence

2

1Mahasiswa,2 dan3 Dosen Prodi Matematika

dengan memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta

kemampuan bekerjasama. Hal ini diperlukan supaya peserta didik memiliki kemampuan

memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 7 Lubuklinggau

diperoleh data hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Lubuklinggau.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pada sekolah tersebut sebesar 75 dan

rata-rata nilai ulangan harian pada pelajaran matematika sebesar 68,85. Dari 230 siswa,

siswa yang tuntas 101 siswa (43,91%) dan yang tidak tuntas 129 siswa (56,09%) sehingga

mereka harus mengikuti remedial (perbaikan).

Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis menerapkan model kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasi belajar siswa agar lebih baik. Pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share akan menciptakan kondisi lingkungan di dalam kelas

yang saling mendukung melalui belajar secara kooperatif dalam kelmpok kecil, serta

diskusi kelompok dalam kelas. Aktivitas pembelajaran kooperatif tipe think pair share

menekankan pada kesadaran siswa perlu belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan,

konsep, keterampilan tersebut kepada siswa yang membutuhkan dan setiap siswa merasa

senang menyumbangkan pengetahuannya kepada anggota lain dalam kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memberi siswa waktu lebih banyak untuk

berfikir, menjawab, dan saling membantu.

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Apakah hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Lubuklinggau setelah

penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share secara signifikan sudah tuntas?”.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar matematika siswa

kelas VII SMP Negeri 7 Lubuklinggau setelah penerapan model kooperatif tipe Think Pair

Share.

B. Landasan Teori

1. Model Kooperatif Tipe Think Pair Share

Menurut Trianto (2009:81) menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan suatu

cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa

semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan,

dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat memberikan siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu.

Suyatno (2009:54) menyatakan bahwa Think Pair Share adalah model

pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur ditetapkan secara eksplisit memberikan

Page 3: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel Yudha...This type of research in the form of quasi-experiment conducted in the absence

3

1Mahasiswa,2 dan3 Dosen Prodi Matematika

waktu lebih banyak kepada siswa untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang

dijelaskan atau dialami (berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain).

Trianto (2009:132) langkah-langkah pembelajaran Think Pair Share sebagai

berikut:

a. Berpikir, guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan

dengan pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit

untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah.

b. Berpasangan, selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan

mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang

disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan

atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi.

Secara normal guru memberikan waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan.

c. Berbagi, pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk

berkeliling ruangan dari pasangan-kepasangan dan melanjutkan sampai sekitar

sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan (Arends : 1997).

Menurut Lie (2008:46), kelebihan model pembelajaran koperatif tipe Think Pair

Share antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatkan partisipasi siswa.

2. Cocok untuk tugas sederhana.

3. Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok.

4. Interaksi lebih mudah.

5. Lebih mudah dan cepat membentuknya.

Kelemahan model pembelajaran koperatif tipe Think Pair Share menurut Lie

(2008:46) antara lain sebagai berikut:

1. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.

2. Lebih sedikit ide yang muncul.

3. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu, eksperimen jenis ini

dilakukan pada satu kelas tanpa adanya kelas pembanding. Arikunto (2010:90) juga

mengemukakan bahwa “desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh

peneliti sebagai gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan”. Desain eksperimen yang

Page 4: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel Yudha...This type of research in the form of quasi-experiment conducted in the absence

4

1Mahasiswa,2 dan3 Dosen Prodi Matematika

digunakan dalam penelitian ini adalah desain Pre-test and Post-test group dan dapat

digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2

Keterangan :

O1 : pre-test

X : Perlakuan dengan penerapan Think Pair Share

O2 : post-test (Arikunto, 2010:124)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 7

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 230 siswa. Menurut Arikunto

(2010:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Sugiyono

(2010:62) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Sebagai sampel adalah kelas VII 1 yang berjumlah 38 siswa yang

diberikan pembelajaran model kooperatif tipe Think Pair Share dengan teknik

pengambilan sampel secara acak (Random Sample). Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini

berbentuk uraian sebanyak 8 soal.

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP 7 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2014/2015, dimulai dari tanggal 18 Agustus sampai dengan 18 September 2014. Jumlah

seluruh siswa kelas VII yaitu sebanyak 230 siswa dari 6 kelas yang ada. Setelah dilakukan

wawancara secara langsung dengan guru mata pelajaran matematika, diperoleh keterangan

bahwa kelas VII memiliki kemampuan yang homogen, sehingga masing-masing kelas

memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel penelitian. Pengambilan sampel

dilakukan dengan cara undian. Masing-masing kelas diberi nomor yang berbeda, kemudian

memilih salah satu nomor secara acak. Setelah dilakukan pengundian maka kelas VII 1

yang berjumlah 38 siswa terpilih sebagai kelas sampel dan diberi perlakuan dengan model

kooperatif tipe Think Pair Share. Pelaksanaannya dilakukan secara langsung oleh peneliti

dan sesuai jadwal yang berlangsung disekolah tersebut.

Pemberian pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share.

Setelah kemampuan awal siswa diketahui, dilakukan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share. Kegiatan pembelajaran

Page 5: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel Yudha...This type of research in the form of quasi-experiment conducted in the absence

5

1Mahasiswa,2 dan3 Dosen Prodi Matematika

dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Pada akhir penelitian dilakukan post-test untuk

mengetahui hasil belajar siswa.

a. Kemampuan Awal Siswa (pre-test)

Pemberian tes awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada

materi pecahan. Kemampuan awal siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa sebelum

mengikuti pembelajaran yang diberikan. Pemberian tes awal dilakukan pada tenggal 26

agustus 2014 yang diikuti 38 siswa pada kelas VII 1 SMP Negeri 7 Lubuklinggau tahun

pelajaran 2014/2015. Pre-test ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum

penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share. Soal pre-test yang digunakan berbentuk

essay sebanyak 8 soal.

Berdasarkan analisis hasil pre-test. rekapitulasi data tes awal dapat dilihat pada

tabel 1:

Tabel 1

Rekapitulasi Data Tes Awal

Kategori

Keterangan

Nilai tertinggi 50

Nilai terendah 11

Rata-rata Nilai ( ̅) 30,47

Simpangan Baku 10,14

Siswa yang tuntas 0 siswa (0%)

Siswa yang tidak tuntas 38 Siswa (100%)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa

sebesar 30,47 dengan ketuntasan siswa sebesar 0%. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara

deskriptif kemampuan awal siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share termasuk kategori belum tuntas.

b. Kemampuan Akhir Siswa (post-test).

Kemampuan akhir siswa adalah kemampuan siswa setelah proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis, rekapitulasi data tes akhir dapat dilihat pada tabel 2:

Tabel 2

Rekapitulasi Data Tes Akhir

Kategori

Keterangan

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 53

Rata-rata Nilai ( ̅) 80,96

Simpangan Baku 10,69

Page 6: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel Yudha...This type of research in the form of quasi-experiment conducted in the absence

6

1Mahasiswa,2 dan3 Dosen Prodi Matematika

Siswa yang tuntas 33 siswa (86,84%)

Siswa yang tidak tuntas 5 Siswa (13,16%)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata ( ̅) nilai secara keseluruhan

sebesar 80,96. Jadi secara deskriptif dapat dikatakan bahwa kemampuan akhir siswa

setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share termasuk dalam

kategori tuntas.

Dari hasil analisis diperoleh bahwa rata-rata nilai tes awal adalah 30,47 dan untuk

rata-rata nilai tes akhir adalah 80,96. Ini dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan rata-rata

nilai dari pre-test ke post-test sebesar 50,49. Sedangkan persentase jumlah siswa yang

tuntas pada pre-test sebesar 0% dan pada post-test sebesar 86,84%. Untuk ketuntasan

belajar pun mengalami peningkatan sebesar 86,84%. Secara rinci peningkatan nilai rata-

rata dan ketuntasan belajar tersebut dapat dilihat pada grafik 1:

`

Grafik 1 Peningkatan Rata-rata Nilai dan ketuntasan Belajar

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil tes siswa berdistribusi

normal atau tidak. Hasil uji normalitas data pre-test dan post-test dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3

Hasil Uji Normalitas Nilai Pre-test dan post-test

Uji Normalitas hitung2 Dk tabel

2 Kesimpulan

Pre-test 2,0513 6 12,592 Normal

post-test 6,4624 6 12,592 Normal

Dari tabel 4.3 menunjukkan nilai hitung2 data pre-test dan post-test lebih kecil

daripada nilai tabel2 . Berdasarkan ketentuan pengujian normalitas dengan menggunakan

0

20

40

60

80

100

RATA-RATA PERSENTASE KETUNTASAN

Pre-test 0%

Post-test

80.96

Post-test

86,84%

skor

rata

-rata

Page 7: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel Yudha...This type of research in the form of quasi-experiment conducted in the absence

7

1Mahasiswa,2 dan3 Dosen Prodi Matematika

uji kecocokan 2 (chi-kuadrat) dapat disimpulkan bahwa data pre-test dan post-test

berdistribusi normal. pada taraf kepercayaan 05,0 . Karena tabelhitung22 .

b. Uji Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dan untuk mendapatkan suatu

kesimpulan, maka data hasil tes pada akhir pokok bahasan yang diberikan kepada siswa

dianalisis dengan menggunakan uji t, karena standar deviasi untuk populasi belum

diketahui (Sugiyono, 2007:96). Hipotesis yang diuji adalah:

Hipotesis (Ho dan Ha) dalam uraian kalimat:

Ha : Rata-rata hasil belajar siswa setelah penerapan Think Pair Share lebih dari

75 ( 75).

Ho: Rata-rata hasil belajar siswa setelah penerapan Think Pair Share kurang dari

atau sama dengan 75 ( 75).

Hipotesis (Ho dan Ha) dalam model statistik:

Ha = ≥ 75

Ho = < 75

Berdasarkan uji normalitas, data berdistribusi normal. Karena simpangan baku

populasi belum diketahui maka untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji-t sebagai

berikut dapat dilihat pada tabel 4:

Tabel 4

Hasil Uji Hipotesis Nilai Pre-test dan post-test

Data h itungt Dk

tabelt Kesimpulan

Pre-test

27,19 37 1,687 tabelh itung tt , Ho diterima

post-test 2,798 37 1,687 tabelh itung tt , Ho ditolak

2. Pembahasan

Berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu

apakah hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Lubuklinggau setelah

penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share secara signifikan sudah tuntas.

Setelah dilakukan perbandingan hasil tes awal dan tes akhir maka dapat diketahui

bahwa terdapat peningkatan hasil belajar. Pada tes awal semua siswa tidak ada yang

mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 75 sebanyak 38 siswa yang nilainya kurang dari

KKM. Nilai tertinggi yang di peroleh siswa saat pre-test yaitu sebesar 50 dan nilai

terendah sebesar 11. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan pada data pre-test

diperoleh nilai rata-rata siswa ( ̅) sebesar 30,47. Dari data pre-test ini dapat diketahui

Page 8: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel Yudha...This type of research in the form of quasi-experiment conducted in the absence

8

1Mahasiswa,2 dan3 Dosen Prodi Matematika

bahwa hasil tes awal siswa sebelum penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share

adalah belum tuntas. Hal ini bisa disebabkan karena siswa belum mempelajari materi

pecahan yang disediakan guru dalam bentuk soal.

Kemudian peneliti menjelaskan materi pembelajaran menggunakan model

kooperatif tipe Think Pair Share. Dilanjutkan dengan post-test, dari hasil post-test

menunjukkan banyak siswa mendapatkan nilai lebih atau sama dengan KKM (KKM ≥ 75)

yaitu 33 siswa (86,84%) dan siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM sebanyak 5

siswa (13,16%). Nilai tertinggi siswa 100 dan terendah adalah 53. Nilai rata-rata post-test

diperoleh ( ̅) = 80,96, S = 10,69, hitung2 tes akhir adalah 6,4624 dan tabel

2 adalah

12,592. Hal ini berarti hitung2 < tabel

2 maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.

Besar h itungt (2,798) dan tabelt (1,687) dengan (dk) 1 n dan taraf signifikansi yang

digunakan adalah α = 0,05. Karena tabelh itung tt , maka hipotesis diterima artinya materi

pelajaran pecahan secara signifikan sudah tuntas.

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa

setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share secara signifikan

sudah tuntas.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan dengan rincian satu

kali pre-test pada awal pertemuan, tiga kali pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan pertemuan akhir post-test untuk

mengetahui hasil belajar setelah diterapkan model Think Pair Share.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 1 September 2014. Sebelum proses

pembelajaran dimulai, peneliti menjelaskan secara singkat bentuk dari proses pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Model Think

Pair Share dalam penelitian ini dilakukan secara berkelompok dengan berpasangan.

Peneliti membuat kelompok kecil dengan jumlah 2 orang berpasangan berdasarkan

kemampuan siswa yang dilihat dari hasil ulangan harian pada materi sebelumnya yaitu

bilangan bulat. Setelah terbentuk kelompok berpasangan sebangku-sebangku kemudian

peneliti menjelaskan materi tentang pengertian dan jenis-jenis pecahan. Dalam kegiatan

diskusi yaitu mengamati atau mencari jawaban, sehingga siswa dapat memahami serta

menemukan konsep tentang pengertian dan jenis-jenis pecahan.

Pada pertemuan pertama proses pelaksanaan pembelajaran mengalami sedikit

hambatan. Hambatan itu terjadi karena siswa masih merasa asing dengan model

pembelajaran yang digunakan dimana pembelajaran berpusat pada keaktifan siswa

Page 9: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel Yudha...This type of research in the form of quasi-experiment conducted in the absence

9

1Mahasiswa,2 dan3 Dosen Prodi Matematika

sehingga siswa membutuhkan penyesuaian. Hambatan yang lainnya yaitu terjadi pada saat

siswa diperintahkan untuk berkelompok dan pengaturan tempat duduk tiap kelompok

membuat kondisi kelas menjadi gaduh sehingga banyak menyita waktu pembelajaran. Pada

pertemuan pertama ini masih sedikit sekali siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Melihat kondisi pada pertemuan pertama ini, pada akhir pembelajaran peneliti

menjelaskan bahwa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Think Pair

Share siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami langkah-langkahnya.

Dimana pada tahap Think (berpikir) siswa masih banyak saling mencontek dengan

temannya, pada proses Pair (berpasangan) siswa diminta untuk berpasangan dengan

kelompok yang sudah dibentuk bukan dengan teman sebangkunya, sehingga membuat

siswa sedikit malu untuk berpasangan dengan pasangannya, sedangkan pada proses Share

(berbagi) siswa masih malu-malu untuk bertukar pendapat dengan kelompoknya dan ketika

diminta untuk maju sambil menjelaskan pada kelompok lain siswa masih malu, kemudian

masih banyak siswa yang tidak mau bertanya kepada kelompok yang menjelaskan bila

tidak mengerti atau memahaminya, dan siswa yang mampu menyelesaikan tugas dengan

benar sebanyak 3 pasang (15,79%) sedangkan yang tidak menyelesaikan tugas sebanyak

16 pasang (84,21%)

Proses pembelajaran pada pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 2 September

2014 dengan materi pokok pecahan yaitu mengubah suatu pecahan kebentuk pecahan lain.

Proses pembelajaran pada pertemuan kedua siswa sudah mulai memahami model

pembelajaran, sehingga mereka langsung menyelidiki dan menemukan jawaban dari

permasalahan yang diberikan peneliti dalam lembar kerja siswa, walaupun sebagian dari

mereka mengalami kesulitan mungkin karena minimnya pengetahuan konsep matematika

atau lupa pelajaran yang sudah dipelajari. Setelah melakukan kegiatan diskusi setiap

kelompok diharapkan mempresentasikan jawabannya didepan kelas, kemudian membuat

kesimpulan, pada pertemuan kedua siswa yang mampu menyelesaikan tugas dengan benar

sebanyak 8 pasang (42,11%) sedangkan yang tidak menyelesaikan tugas sebanyak 11

pasang (57,89%)

Pembelajaran pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 8 September 2014

dengan materi pecahan yaitu mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa dan

menyatakan pecahan dalam bentuk persen. Proses pembelajaran sama dengan pertemuan

pertama maupun kedua, pada pertemuan ketiga tidak ada siswa yang mengalami kesulitan

karena mereka sudah mengerti dengan model pembelajaran yang digunakan. Ketika guru

memberikan soal siswa langsung mencari jawabannya serta keaktifan siswa sudah terlihat,

Page 10: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel Yudha...This type of research in the form of quasi-experiment conducted in the absence

10

1Mahasiswa,2 dan3 Dosen Prodi Matematika

mereka tidak malu-malu lagi untuk bertanya jika tidak mengerti tentang materi yang

diberikan kepada kelompok yang menjelaskan ataupun kepada guru. Siswa tidak segan-

segan lagi untuk maju mengerjakan soal yang diberikan dan mejelaskan dengan kelompok

lainnya. Melihat dari hal tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa keaktifan siswa sudah

terlihat, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, dan siswa yang mampu

menyelesaikan tugas dengan benar sebanyak 16 pasang (84,21%) sedangkan yang tidak

bisa menyelesaikan tugas sebanyak 3 pasang (15,79%).

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengalami cukup banyak

kendala serta keterbatasan yang datang baik faktor dari dalam diri peneliti maupun faktor

luar yang sedikit banyaknya mempengaruhi berhasil atau tidaknya hasil yang diharapkan.

Kendala dan keterbatasan tersebut antara lain:

1. Masih kurangnya reverensi buku tentang model koopertaif tipe Think Pair Share.

2. Kurangnya ketersediaan sumber belajar, sehingga siswa masih mengandalkan sumber

belajar yang disediakan oleh guru maupun dari pihak sekolah.

3. Keterbatasan waktu penelitian untuk mengembangkan model pembelajaran ini dalam

proses mengajar.

Dengan semua keterbatasan yang ada membuat hasil penelitian belum sempurna

dan masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki.

E. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa hasil

belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran

2014/2015 setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share secara

signifikan tuntas. Rata-rata hasil belajar siswa sebesar 80,96 dan persentase jumlah siswa

yang tuntas mencapai 86,84%.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan , penulis menyarankan sebagai berikut

: 1. Siswa, lebih memotivasi diri untuk terlibat aktif dalam pembelajaran guna

meningkatkan hasil belajar matematika. 2. Guru, diharapkan dapat mempertimbangkan

model kooperatif tipe Think Pair Share untuk dijadikan salah satu alternatif dalam

pembelajaran matematika. 3. Sekolah, dapat mensosialisasikan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada guru-guru karena

pembelajaran menggunakan model ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 4. Peneliti,

pembelajaran menggunakan model Think Pair Share Perlu dikembangkan diterapkan pada

Page 11: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel Yudha...This type of research in the form of quasi-experiment conducted in the absence

11

1Mahasiswa,2 dan3 Dosen Prodi Matematika

materi pokok pecahan ataupun materi lainnya dan perlu adanya penelitian lebih lanjut

sebagai pengembangan dari penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Bandung : PT Grasindo.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suherman. E dan Sukjaya. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi

Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka

Tim Penyusun Pedoman Makalah dan Skripsi. 2012. Pedoman Penulisan makalah dan

Skripsi mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau. Lubuklinggau. STKIP-PGRI.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Prenada

Media.