15
PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT RESMI SISWA SMA Kusubakti Andajani Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang e-mail: [email protected] Abstract This study aimed to describe the improvement of business leer writing skills through the cooperative-collaborative strategy. The design employed the action research procedure by Kemmis and McTaggart (1988), consisting of plan, action, observation, and reflection. The subjects were Year XII students of the Language Program of SMAN 2 Batu. The data were collected through tests, observations, field notes, and interviews and analyzed by means of the qualitative descriptive technique. The results showed that business leer writing was one topic that the students could not master well. They wrote leers based on those the teacher presented because they did not know much about effective sentences, diction, and spelling. Therefore, they did not have creativity in writing leers. This problem was solved using the cooperative-collaborative strategy. Through this strategy, the students were more motivated to learn and the quality of the learning outcomes could be enhanced to the maximum. Keywords: cooperative-collaborative strategy, business leers PENDAHULUAN Menulis merupakan suatu tindak- an penyampaian pesan dengan men- gunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pada era global, ketrampilan menulis memiliki fungsi yang sangat strategis dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap aktivitas manusia me- merlukan kegiatan menulis. Untuk dapat melakukan pergaulan dengan masyarakat secara efektif, seseorang perlu memiliki kemampuan menulis. Menulis merupakan wahana untuk mengembangkan diri. Dengan memiliki kemampuan menulis, seseorang dapat berperan dalam mempengaruhi dan menentukan kehidupan bermasyara- kat atau dalam komunikasi sosialnya. Dengan memiliki kemampuan menulis pula, segala gagasan, kreativitas, dan perasaan dapat disampaikan kepada orang lain dalam ruang dan waktu yang tidak terbatas. Mengingat pentingnya fungsi menulis tersebut, perlu kiranya siswa dibekali kemampuan menulis se- baik mungkin. Badudu (1998) berpendapat bah- wa ketrampilan menulis siswa di Indo- nesia masih rendah. Hal ini dapat dite- ngarai oleh rendahnya frekuensi ke- giatan menulis siswa, buruknya kualitas karya tulis siswa, rendahnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembe- lajaran BI pada umumnya dan menulis pada khususnya, serta rendahnya kreati- vitas belajar siswa pada saat kegiatan pembelajaran menulis berlangsung. Keberhasilan pembelajaran me- nulis di sekolah ditentukan oleh enam faktor, yaitu kurikulum, guru, siswa, administrasi, fasilitas penunjang, dan lingkungan belajar. Dalam hal ini, mutu pendidikan berkaitan erat dengan guru. Kunci keberhasilan pelaksanaan pem- belajaran sangat ditentukan oleh guru. Iklim belajar di kelas yang dipimpin 131

PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIFDALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT RESMI SISWA SMA

KusubaktiAndajaniFakultasSastraUniversitasNegeriMalange-mail:[email protected]

AbstractThisstudyaimedtodescribetheimprovementofbusinessletterwritingskills

through the cooperative-collaborative strategy. The design employed the actionresearchprocedure byKemmis andMcTaggart (1988), consisting of plan, action,observation, and reflection.The subjectswereYearXII students of theLanguageProgramofSMAN2Batu.Thedatawerecollectedthroughtests,observations,fieldnotes,andinterviewsandanalyzedbymeansofthequalitativedescriptivetechnique.Theresultsshowedthatbusinessletterwritingwasonetopicthatthestudentscouldnotmasterwell.Theywrote lettersbasedonthose the teacherpresentedbecausetheydidnotknowmuchabouteffectivesentences,diction,andspelling.Therefore,theydidnothavecreativityinwritingletters.Thisproblemwassolvedusingthecooperative-collaborative strategy.Through this strategy, the studentsweremoremotivatedtolearnandthequalityofthelearningoutcomescouldbeenhancedtothemaximum.

Keywords:cooperative-collaborativestrategy,businessletters

PENDAHULUANMenulismerupakansuatutindak-

an penyampaian pesan dengan men-gunakan bahasa tulis sebagai alat ataumedianya.Padaeraglobal,ketrampilanmenulis memiliki fungsi yang sangatstrategis dalam kehidupan sehari-hari.Hampir setiap aktivitas manusia me-merlukan kegiatan menulis. Untukdapat melakukan pergaulan denganmasyarakat secara efektif, seseorangperlu memiliki kemampuan menulis.Menulis merupakan wahana untukmengembangkandiri.Denganmemilikikemampuan menulis, seseorang dapatberperan dalam mempengaruhi danmenentukan kehidupan bermasyara-kat atau dalam komunikasi sosialnya.Denganmemilikikemampuanmenulispula, segala gagasan, kreativitas, danperasaan dapat disampaikan kepadaoranglaindalamruangdanwaktuyangtidak terbatas. Mengingat pentingnya

fungsi menulis tersebut, perlu kiranyasiswadibekalikemampuanmenulisse-baikmungkin.

Badudu(1998)berpendapatbah-waketrampilanmenulissiswadiIndo-nesiamasihrendah.Halinidapatdite-ngarai oleh rendahnya frekuensi ke-giatanmenulissiswa,buruknyakualitaskaryatulissiswa,rendahnyaantusiasmesiswadalammengikutikegiatanpembe-lajaranBIpadaumumnyadanmenulispadakhususnya,sertarendahnyakreati-vitas belajar siswa pada saat kegiatanpembelajaranmenulisberlangsung.

Keberhasilan pembelajaran me-nulis di sekolah ditentukan oleh enamfaktor, yaitu kurikulum, guru, siswa,administrasi, fasilitas penunjang, danlingkunganbelajar.Dalamhalini,mutupendidikanberkaitaneratdenganguru.Kunci keberhasilan pelaksanaan pem-belajaran sangat ditentukan oleh guru.Iklim belajar di kelas yang dipimpin

131

Page 2: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

132

LITERA,Volume8,Nomor2,Oktober2009

olehgurusangatmenentukanarahdankeberhasilan belajar para siswa. Jikasiswa dalam kelas dikelola oleh guruyang profesional maka situasi kelasdan hasil belajarnya dapat diharapkanmenjadibaik.Sebaliknya, jikakelasdi-tangani guru yang kurang profesionalmaka tujuan pembelajaran yang telahditetapkanakansulitdicapai.

MenurutTompkins&Hoskisson(1991), rendahnya ketrampilan menu-lis siswa bukandisebabkan oleh keter-batasan atau ketidakmampuan siswadalammenulis,melainkanlebihdisebab-kan oleh pendekatan yang digunakangurutidakmampumengarahkansiswauntuk dapat belajar menulis denganbaik.Materiyangdisajikangurukurangmenantang siswa untuk berkreativitas.Selainitu,metodeyangdigunakanguruseringkurang tepat sehinggapembela-jaranmenulismenjadikurangmenarikperhatiansiswa.

Smith (dalamSuparno&Yunus,2002) menjelaskan bahwa pengalamanbelajar menulis yang dialami siswa disekolahtidakterlepasdarikondisiguruyang membelajarkan menulis. Padaumumnya guru tidak trampil menu-lis. Guru juga tidak dipersiapkan un-tukmumpuni mengajarkanketrampilanmenulis kepada siswa. Program yangdirancang gurumasih belumberpedo-man pada aspek-aspek yang perlu di-perhatikan dan dikerjakan siswa padasetiap tahap menulis. Akibatnya, gurutidakoptimaldalammembimbingsiswauntukberpikirmengenaiapayangakanditulisdanbagaimanacaramenuangkangagasan dalam bentuk tulisan. Siswapuntidakoptimaldalammengaplikasi-kankemampuanmenulisnya.

Abdurrahman (dalamGipayana,2004) mengungkapkan bahwa strategipembelajaran yang keliru, pengelolaankegiatan belajar yang tidak mampumembangkitkanmotivasibelajarsiswa,dan pemberian tugas untuk reinforce-

mentyangtidaktepatjustrumematikanmotivasi belajar menulis siswa. Faktorlingkungan belajar siswa (termasuk diantaranya guru) memiliki andil dalammenentukan keberhasilan pembela-jaran. Lingkungan yang mendukungakan berpengaruh terhadap minat,kemampuan, dan kebiasaan menulissiswa.Pembinaan secara terus-menerusdan menyenangkan akan membawasiswa pada minat dan kebiasaan yangdiinginkan.Cara-carayangmenyenang-kanmerupakanpendorongutamasiswauntuk belajar menulis. Belajar sesuatudengan cara mudah dan bermanfaatdapatmembangkitkanminatdanmoti-vasisiswa.

Salah satu keterampilanmenulisyangperludikuasaisiswaSMAadalahmenulis korespondensi atau surat me-nyurat resmi.Dalambanyak hal, suratmenjadi alat komunikasi tertulis yangsangat penting, baik bagi perorangan,organisasi pemerintah, bisnis,maupunkemasyarakatan.SiswaSMAtidakakanmerasakesulitanapabiladimintamem-buat surat yang bersifat pribadi daninformal. Kerumitan baru dirasakanapabilamereka dimintamenyusun su-rat resmi, karena surat-surat tersebutmenuntutdigunakannyaformat-formattertentudengandisertaikepantasandanketepatanpenggunaanbahasayangter-tentupula.

Menulis surat resmi merupakansatu materi yang tidak dikuasai siswasecarabaik.Padaumumnya siswame-nyusunsuratberdasarkancontohyangdiberikan guru. Bahasa yang diguna-kan,komponensurat,danbentuksuratditulissiswasamapersisdengancontohtersebut. Biasanya siswa hanya meng-gantikan isi komponen surat contohdenganisikomponensuratyangsesuaidengan soal, misalnya tanggal surat,alamat surat, ataupengirim surat.Ber-dasarkanwawancara dengan beberapasiswaSMA,diketahuibahwahal terse-

Page 3: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

133

PenerapanStrategiKooperatif-KolaboratifdalamPembelajaranMenulisSuratResmi

but disebabkan oleh kurangnya pe-nguasaan siswa terhadapkalimat efek-tif, diksi, dan ejaan. Ketidakpahamansiswaterhadaptigakomponentersebutberdampakpadatidakadanyakreativi-tassiswadalammenyusunsurat.

Berdasarkan wawancara den-gansejumlahguruBahasaIndonesiadiSMA,padadasarnyagurutelahmelak-sanakan prosedur pembelajaran seba-gaimanamestinya. Terlebih dulu gurumenyampaikanmateri tentang kalimatefektif, diksi, dan ejaan kepada siswa.Kemudian, setelah memberikan bebe-rapacontohsuratresmi,gurumemintasiswa mengaplikasikan pengetahuantentangkalimatefektif,diksi,danejaandalamwujudsuratresmi.

Paparan di atas ditunjang olehpengamatan awal yang peneliti laku-kan terhadap surat-surat resmi siswakelas III SMA Negeri 2 Batu, tampaksebagian besar siswa di antaranya ti-dakmampumenulissuratresmisecarabaikdanbenar.Hasilidentifikasiterha-dap surat-surat tersebut menunjukkanbahwakelemahanumumyangdialamisiswaterjadipada:(1)penggunaanfor-matsuratyangtidakbakudenganindi-kasitidakdikemukakannyasecaratepatdanlengkapbeberapabagiansurat, (2)penggunaan bahasa yang berbelit-be-lit dengan susunan kalimat yang tidakefektif, (3) penggunaan pilihan katayang kurang cermat sehingga seringterjadi kesenjangan antaramaksud su-ratdenganisisurat,serta(4)terjadike-salahanpenggunaanejaan,termasukdiantaranyapenggunaantandabacayangtidakpadatempatnya.

Pada hakikatnya, ada kesamaankomponenpembangunyangmendasarantara surat resmi satu dengan suratresmi yang lain. Komponen yang di-maksudmeliputi format surat dan ba-hasa surat.Ada beberapa format suratyang bisa dipilih siswa dalammenulissuratresmi,yangmanamasing-masing

formatmenuntutadanyabagian-bagiansurat dalam formasi-formasi tertentu.Halyangseringdilakukansiswaadalahmencampuradukkan penggunaan satuformatsuratdenganformatsuratyanglain sehingga kebakuan surat tidakdapatdipertahankan.Dalamkaitannyadengan bahasa surat, hal yang seringdilakukan siswa adalah menggunakankalimatsecaraberbelit-belit,tidaklogis,dan tidak lengkap unsur-unsur pem-bentuknya(SPOK-nya).Selainitu,siswakurang cermat dalam melakukan pe-milihankatasehinggaseringterjadike-senjanganantaramaksudsuratdenganisisurat.Dalamhalejaan,siswabanyakmelakukan kesalahan dalam menulis-kanhurufkapitaldanpenggunaantan-dabaca.

Selama ini guru cenderung me-ngatasi kelemahan-kelemahan siswatersebut dengan melakukan semacamanalisis terhadap kesalahan-kesalahanyang dibuat siswa dalam surat resmiyang mereka susun. Guru berasumsibahwasiswaakanbelajardarikesalah-an-kesalahanyangpernahdibuatsebe-lumnyadantidakakanmengulangike-salahan-kesalahanyangsamapadape-nyusunansurat-suratresmiyanglain.

Tindakan guru tersebut didasar-kan pada pola pikir kaum behaviorisyang melihat pengetahuan sebagaikumpulan pasif dari subjek dan objekyang diperkuat oleh lingkungannya,dan melihat mengajar sebagai suatuupayamengaturlingkunganagardapatmembantu siswa dalam belajar. Dapatdiambil suatupengertian bahwakaumbehaviorismenempatkankegiatanbela-jarmengajarlebihsebagaisuatuprosespengajaran,bukanpembelajaran.Dalamhal ini gurulah yang aktif mendulangsiswa dengan berbagai informasi pela-jaran. Strategimengajar seperti di atasditengaraiberpotensimembentuksiswamenjadiindividuyangpasif.Kreativitassiswa tidak berkembang, kemampuan

Page 4: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

134

LITERA,Volume8,Nomor2,Oktober2009

bernalar siswa tidak tersalurkan, pe-ngetahuansiswatidaktergali,sehinggakemandirian siswa dalam belajar punmenjadihilang.

Kiranya, strategi kooperatif-ko-laboratifmenjadisatualternatifstrategiyangtepatuntukdigunakandalamke-giatan pembelajaran surat resmi bagisiswa SMA. Strategi kooperatif-ko-laboratifmerupakan salah satu bentukstrategi pembelajaran yang didasarkanpada filsafat konstruktivisme, yangmengorientasikan belajar pada siswa(student-centered learning),bukanstudent-centered teachingataupunteacher-centered teaching.Denganstrategikooperatif-ko-laboratif, siswa dapat secara bersama-samaberusahamemahamikarakteristikisidanbentuksurat resmiyangdicon-tohkan guru sekaligus menganalisissuratresmiyangtelahmerekabuatse-belumnyamelaluiserangkaiankegiatandiskusi,baikantarasiswadengansiswamaupunantarasiswadenganguru.Darihasil diskusi tersebut diperoleh suatukesepakatanmaknasebagaiwujudkon-struksi baru, yang kemudian menjadipengetahuanbarubagisiswa.

Fenomena rendahnya kemam-puan siswadalammenulis surat resmiterjadi pada siswa kelas III SMAN 2Batu.Halinidirasacukupmerisaukan.Penulisansuratyangkurangjelasakanmenghambat arus informasi, sehinggasering terjadi salah tafsir terhadap isisurat. Karenanya, perlu dikaji lebihlanjut upaya pemecahan masalahnyasekaligusupayameningkatkankemam-puansiswadalammenulissuratresmi.Penelitian yang perlu dilakukan untukmengkajifenomenasemacaminiadalahpenelitian tindakan kelas (classroom ac-tion research). Dengan demikian, pene-litian ini bertujuan meningkatkan ke-mampuanmenulis surat resmimelaluistrategikooperatif-kolaboratifsiswake-lasIIISMA.

METODE Penelitianinidilaksanakanuntuk

mengatasimasalahpembelajaran,yaiturendahnya kemampuan siswa dalammenulissuratresmi.Tindakanyangdi-lakukan untuk meningkatkan kemam-puan menulis surat resmi ini adalahstrategikooperatif-kolaboratif.

Selama penelitian berlangsung,dibutuhkan keterlibatan guru yangbekerjasecarakolaboratif.Paparanterse-butmenyiratkanbahwa(1)terdapatper-masalahanfaktualdalampembelajaran,yaitu kemampuan siswa dalammenu-lis surat resmi masih rendah, (2) adatindakan yang dilakukan untuk mem-perbaiki permasalahan tersebut, yaitupenggunaanstrategikooperatif-kolabo-ratif, serta (3) terjadi kolaborasi antarapenelitidenganguruselamapenelitianberlangsung.Berdasarkanciri-ciriterse-but,penelitianinimerupakanpenelitiantindakankelas(classroom action research)dengan satu kasus dalam satu situs(Suyanto,2002).

Model rancangan penelitian tin-dakan kelas yang digunakan dalampenelitian ini adalahmodel rancanganyang dikembangkan olehKemmis danMcTaggart (1992).Model inimengikutialuryangterdiridariempatkomponenpokok,yaituperencanaan,pelaksanaantindakan, pengamatan, dan refleksi.Pada tahap awal dilakukan studi pen-dahuluan dan pengamatan terhadapproses pembelajaran menulis suratresmi untuk mengidentifikasi perma-salahanyangadadikelas.BerdasarkanhasilpengamatantersebutdisusunRen-canaTindakSiklus I yangdiwujudkandalambentukSatuanPembelajaran.Se-lanjutnya, Rencana Tindak Siklus I itudiaplikasikan dalam Pelaksanaan Tin-dakanPembelajaranyangnyatadikelasdengan melibatkan keberadaan gurusebagai tenaga pelaksananya. Semen-tara itu, dilakukan pengamatan secara

Page 5: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

135

PenerapanStrategiKooperatif-KolaboratifdalamPembelajaranMenulisSuratResmi

langsungterhadapprosespembelajarantersebut sambil mencatat hal-hal yangsekiranya perlu mendapat perlakuanbaru. Hasil pengamatan direfleksikandan dijadikan dasar bagi penyusunanrencanatndakanSiklusIIyangjugadi-wujudkandalambentukSatuanPembe-lajaran. Selanjutnya, rencana tindakanSiklus II tersebut diaplikasikan dalampelaksanaan tindakan pembelajaranyangnyatadikelasdengantetapmeli-batkankeberadaangurusebagaitenagapelaksananya.

Datadalampenelitianiniberupadata tindakan, data tuturan, dan datahasil penilaian. Data tindakan meru-pakandatanonverbalberupainformasitindakan pembelajaran yang diberikanolehgurudanaktivitassiswaberkaitandengan pemberian tindakan tersebut.Data tuturan merupakan data verbalyang berupa tuturan lisan dan tertulisyang diperoleh sebelum, selama, dansetelahtindakanberlangsung.Dataha-sil penilaian diperoleh melalui kajianterhadap proses dan produk tindakandi tiap tahappembelajaran.Proses tin-dakan pada setiap tahap pembelajarandikaji melalui dinamika kerjasama ke-lompokdanperkembangansiswadalamkelompok,sedangkanproduktindakanpada setiap tahap pembelajaran dikajimelalui perkembangan kemampuansiswa dalam menulis surat resmi de-ngan strategi kooperatif-kolaboratif.Tiga jenis data yang bersumber darisiswa dan guru tersebutmenggambar-kanprosesdanproduk tindakanpem-belajaran menulis surat resmi denganstrategi kooperatif-kolaboratif.Adapunsumberdatadalampenelitianiniadalahsiswa kelas III Bidang Bahasa dariSMAN2BatudanguruBahasaIndone-siadisekolahtersebut.

Proses pembelajaran dinilai ber-dasarkan dinamika kelompok. Kare-nanya, rambu-rambu analisis yang di-gunakan dalam menganalisis proses

pembelajaran disesuaikan dengan as-pek-aspekyangmembangunkelompok,yang selanjutnya ditetapkan sebagaiindikator proses pembelajaranmenulissurat resmidenganstrategikooperatif-kolaboratif. Indikator yang dimaksudmeliputi (1) keseriusan, (2) keresponsi-fan, (3) kerja sama, dan (4) ketepatanwaktu.

HASIL DAN PEMBAHASANPenelitian dilakukan dalam tiga

siklusdengantujuanmeningkatkanke-mampuan siswa kelas III SMA dalammenulis surat resmi melalui strategikooperatif-kolaboratif. Masing-masingsiklusdilakukandalamduakaliperte-muan.

Pada siklus I, keterlibatan gurudalam kegiatan pembelajaran di kelasdibatasi. Intensitas pembelajaran diori-entasikanpadakemandiriansiswa.Halini dilakukan mengingat siswa yangdiajar adalah siswa kelas 12 (SMA ke-lasIII).Bimbinganguruterhadapsiswahanyaberupaarahan-arahanmengenaiprosedur pembelajaran yang disam-paikanpadaawalkegiatan.Di luar ituguruhanyamemberi bimbingan terba-taspadakelompok-kelompokyangme-mintabantuanselamapelaksanaandis-kusi tersebut. Pembentukan kelompokdiserahkan sepenuhnya kepada siswa.Dari 32 siswa yang hadir, terbentuk 4kelompok dengan masing-masing ke-lompok beranggotakan 8 siswa. Dasarpembagian siswa menjadi 4 kelompokadalah jumlah aspek dalam surat-me-nyuratyangperludikajiolehsiswa,yai-tuformatsurat,ejaan,pilihankata,dankalimat efektif. Kelompok-kelompoktersebutdinamakanKelompok 1, Kelom-pok 2, Kelompok 3,danKelompok 4.

Diketahuibahwakelompokyangterbentuk cenderung homogen dalamhalkualitasakademik.Parasiswaberke-lompok sesuai dengan kedekatan me-reka dalam berteman sehari-hari, yang

Page 6: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

136

LITERA,Volume8,Nomor2,Oktober2009

pada umumnya memiliki kebiasaansama.Sementara,kebiasaanyangsamaberpengaruh pada kesetaraan prestasibelajar atau kemampuan akademiksiswa. Akibatnya, ada kecenderungansiswa dengan kemampuan akademiktinggi berkelompok dengan siswa laindengan kemampuan akademik yangtinggipula, siswadengankemampuanakademik menengah juga cenderungberkelompok dengan siswa lain de-ngankemampuanakademikmenengah,sedangkan siswa dengan kemampuanakademikrendahpuncenderungberke-lompok dengan siswa lain dengan ke-mampuan akademik rendah. Namun,pola pengelompokan homogen yangdemikian tidak berlaku secaramutlak.Artinya, dalam jumlah terbatas, terjadijugapembauransiswadengankemam-puanakademikyangberbeda.

Setelahgurumenyampaikantigacontoh surat lamaran pekerjaan dansiswamencermati dengan seksama as-pek-aspek pembangun yang terdapatdalam tiga surat lamaran pekerjaantersebut, selanjutnya guru memintasiswapadatiapkelompokmembagidirimenjadi 4 kelompok baru, yang ang-gotanyadiambildari2siswakelompokawal,sehinggasetiapkelompokberang-gotakan 8 siswa yang berbeda dengankelompok awal. Pembentukan kelom-pokbaru ini juga sepenuhnyadiserah-kankepadasiswa,tanpapertimbanganakademis apapun. Masing-masing ke-lompok baru mendapat tugas menda-lami satu aspekdalampenulisan suratresmi.Karenanya,kelompok-kelompokbarutersebutmendapatsebutanKelom-pok Format Surat, Kelompok Ejaan, Kelom-pok Pemilihan Kata, danKelompok Kalimat Efektif.

Kelompok baru yang terben-tuk ternyata lebih heterogen daripadakelompok awal. Meski masih dalamkomposisi yang belum berimbang dantidak beraturan, setiap kelompok se-

lalu beranggotakan siswa lengkapdaritigatingkatakademik,yaituberkemam-puan akademik tinggi,menengah, danrendah. Seperti misalnya, pada Kelom-pok Format Surat jumlah anggota daritingkatakademikatashanyasatuorang,daritingkatakademikbawahjugasatuorang,sementaradaritingkatakademikmenengahadalimaorang.

Guru meminta setiap anggotakelompok baru terlebih dulu mendis-kusikan aspek yang ditugaskan padamasing-masing kelompok, kemudianmengaplikasikan pemahaman merekaterhadapaspekyang telahdikaji terse-but pada contoh-contoh surat lamaranpekerjaanyangditunjukkangurusebe-lumnya.Selamaprosesdiskusiberlang-sung,guruberkelilingdarisatukelom-pok baru ke kelompok baru yang lainuntukmelihat proses pelaksanaan dis-kusidankeseriusansiswadalammengi-kuti pembelajaran. Namun, kegiatangurusebatasmenjagakeseriusansiswadalammelaksanakandiskusikelompokbaru. Aspek yang ditekankan dalamSiklus I ini adalah kemandirian siswadalam upaya memahami materi ajaryangdiberikan.Sehingga,dalamSiklusIinigurutidaksecaraintensifmembimb-ingsiswadalammemahamiaspekyangdidiskusikan,melainkansekedarmem-berikan jawaban seperlunya terhadapsetiap pertanyaan siswa yang muncul.Siswa dibebaskan bereksplorasi untukmemperoleh pemahaman barumelaluidiskusikelompokbarutersebut.

Setelah setiap kelompok barumemperoleh kesepakatpahaman me-ngenaiaspeksuratresmiyangmenjaditanggungjawabmereka,gurumemintamasing-masing siswa kembali ke ke-lompok awal. Selanjutnya, siswa di-minta menyampaikan pemahamannyakepadatemananggotakelompokawal.Selamaprosesdiskusiberlangsungguruberkelilingdarisatukelompokawalkekelompok awal yang lain untukmem-

Page 7: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

137

PenerapanStrategiKooperatif-KolaboratifdalamPembelajaranMenulisSuratResmi

perhatikankinerjasiswadalamdiskusikelompok awal tersebut sambil mem-peringatkanbeberapasiswayangtidakserius berdiskusi. Sebagaimana padadiskusisebelumnya,diskusikaliinijugaditekankankemandiriansiswa.Guruti-dak mengarahkan pemahaman siswaterhadap materi yang didiskusikankarenadiasumsikanwakilsiswadarike-lompokbarutelahmampumenyampai-kan pemahamannya kepada temannyayang di kelompok awal. Sebagaimanadisampaikan sebelumnya, setiap darisetiap kelompok awal diambil 2 siswauntukmendalami aspek tertentu suratresmi dalam kelompok baru. Diharap-kan2siswatersebutdapatbekerjasamadenganbaikdalammemahamkanaspektersebut kepada teman-teman anggotakelompokawalnya.

Setelah diskusi kelompok awaliniselesai,dilakukandiskusikelas.Padasaatdiskusikelasinigurulebihberperanpengamat terhadap keseriusan, keres-ponsifan, dan kerjasama siswa. Peransebagaiproblem solver dilakukandalamkapasitas terbatas. Diharapkan, antarasatukelompokawaldengankelompokawalyanglaindapatsalingmengisidantukarinformasi.Namun,dalamdiskusipanelinidiketahuibahwaternyatahan-yasiswa-siswatertentusajayangmam-pumengemukakanpendapatnyaberke-naan dengan aspek-aspek dalam suratresmi, sementara sebagian besar siswayang laincenderungpasif.Dansetelahgurumenugasi mereka untukmenulissatucontohsuratresmi,sangattampakbahwasuratresmiyangdisusunsiswasecara individual tersebut cenderungidentikdengansuratyangdicontohkanguru, baik dari aspek format maupunbahasanya.

Hasil rekapitulasi nilai evaluasiprodukakhirdalamSiklusImenunjuk-kan bahwa pada umumnya siswa daritingkat akademik bawah memperolehskordibawah50.Sepuluhskorterting-

gi didominasi oleh siswa dari tingkatakademik tinggi. Sementara siswadaritingkat akademik menengah menem-pati posisi medium, yaitu beberapasiswa memperoleh skor di bawah 50dan sebagian besar yang lain mem-peroleh skor di atas 50. Skor terendah31,5didudukiolehsiswadarikelompokbawah, sedangkan skor tertinggi 77,75diduduki oleh siswa dari kelompoktinggi. Dari hasil perbandingan antarapengamatan terhadap aktivitas siswaselama pembelajaran dengan skornyadapat diketahui bahwa sebagian besarsiswa yang memperoleh skor minimtersebut adalah siswa yang tidak aktifdalam diskusi asal maupun ahli. Se-mentara siswa dari tingkat akademikmenengah maupun atas yang seriusmengikuti pembelajaran pada umum-nyamendapat skordi atas 50.Dengandemikian,dapatdikatakanbahwapem-belajaranpadaSiklus I inibelummen-capaistandarketuntasanminimalyangditetapkan. Berdasarkan hasil tersebut,maka dilakukanlah tindakan Siklus IIsebagaiupayapenyempurnaanSiklusI.

Secaraumum,prosedurpelaksa-naan tindakan Siklus II ini identik de-nganprosedurpadaSiklus I.Bedanya,dalamSiklusIIiniketerlibatangurupadakegiatan pembelajaran di kelas lebihditingkatkan.Bimbinganguruterhadapsiswatetaphanyaberupaarahan-arahanmengenaiprosedurpembelajaranyangdisampaikan pada awal kegiatan. Na-mun,kualitasarahantersebutditingkat-kan.Gurumenjelaskannyasampaidetildengan penekanan-penekanan yangmendalampadahal-halyangdianggapperlu mendapat perhatian siswa. Bah-kan, secara halus guru juga memberiancaman kepada siswa terkait dengandampakyangterjadiapabilasiswatidakmlaksanakan diskusi secara sungguh-sungguh. Bimbingan mengenai materipembelajaran tetap dilakukan terbataspadakelompok-kelompokyangmemin-

Page 8: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

138

LITERA,Volume8,Nomor2,Oktober2009

tabantuanselamapelaksanaandiskusitersebut.

Pembentukan kelompok diten-tukan oleh guru dengan mempertim-bangkan kemampuan akademik siswa,sedangkan pembentukan kelompokbaru diserahkan sepenuhnya kepadasiswa. Pada saat diskusi kelas (setelahdiskusi kelompok baru dan kelompokawal)guruberperansebagaimoderator.Dengandemikian,gurudapatmengen-dalikan secara langsung situasi kelaspadasaatdiskusikelasiniberlangsung.Siswa pun menjadi lebih aktif dalamberdiskusi. Setidaknya jumlah pesertadiskusiyangpasifataudestruktifdapatditekan dengan teguran langsung olehmoderator. Karena posisinya sebagaimoderator,dalamdiskuaikelasinigurutidakmenempatkandirisebagaiproblem solver.Permasalahanyangmunculatautidak terselesaikandalamdiskusi tidakdiselesaikan oleh guru. Dengan katalain,‘kedaulatan’diskusiadaditangansiswaselakupesertadiskusiitusendiri.Setelahkegiatandiskusipanel ini sele-saidilakukan,gurumemberipenegasanterhadap sejumlah pengetahuan barutentangpenulisansuratlamaranpeker-jaan yang diperoleh siswa selama ke-giatan pembelajaran. Penegasan gurudiberikandenganmenyertakanilustrasi-ilustrasiyangjelas.Gurujugamemberi-kanpemecahanterhadappermasalahankalimatefektifyangbanyakdibicarakandalamdiskusikelas.Siswacukupantu-siasmengikutipenegasanguruini.

Hasil rekapitulasi nilai evaluasiprodukakhirdalamSiklusIImenunjuk-kanbahwasudahadapeningkatanpadaseluruh siswa dari tingkat akademikbawah, tengah,maupun atas. Skor ter-endah55,57masihdidudukiolehsiswadari kelompokbawah, sedangkan skortertinggi78,5jugamasihdidudukiolehsiswadarikelompoktinggi.Tampakadapeningkatanskoryangcukupsignifikan.Meskisepuluhnilaiakhirtertinggima-

sih didominasi oleh siswa dari tingkatakademiktinggi,dansiswadaritingkatakademik menengah tetap menempatiposisimedium,tetapisecaraumumter-dapatpeningkatankualitaspemahamansiswa terhadap surat resmi. Dari hasilperbandinganantarapengamatanterha-dapaktivitassiswaselamapembelajarandenganskornyadapatdiketahuibahwasebagianbesarsiswayangmemperolehnilaiminimtersebutadalahsiswayangtidak aktif dalamdiskusi asalmaupunahli.

Daripaparannilaievaluasiterse-but diketahui bahwa telah terjadi pe-ningkatan kualitas hasil belajar siswa.Namun, proses pembelajaran SiklusII ini tidak berlangsung dengan baik.Ditengarai masih banyak siswa, tidakberdiskusi secara serius. Hal ini teru-tama terjadi saat pelaksanaan diskusikelompokbaru.Hal ini sejalandengankondisiyangterjadipadaSiklusI,yaitukelompok yang dibentuk sendiri olehsiswa ternyata memunculkan adanyakelompok-kelompok dengan kemam-puan akademik yang homogen. Siswadengan tingkat akademik rendah cen-derung berkelompok dengan siswadengan tingkat akademik yang sama.Demikian halnya dengan siswa laindengan tingkat akademik tengah danatas. Akibatnya, sejumlah siswa yangtidakmengikutiaktivitasdiskusisecaraseriuspadatahapkelompokbarutidakdapatmenginformasikanhasil diskusi-nyakepadakelompokawalnya.Dan,haliniberdampakpadakualitaspemaham-an materi oleh siswa yang lain dalamkelompokawalnya.Akibatnya,pening-katan kualitas hasil belajar siswa tidakbisamaksimal.Dengandemikian,perludilakukan tindakan Siklus III sebagaiupayapenyempurnaanSiklusII.

Dalam Siklus III ini keterlibatangurupadakegiatanpembelajarandike-lasdipertahankansamadenganketerli-batandalamSiklusII.Gurumemberikan

Page 9: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

139

PenerapanStrategiKooperatif-KolaboratifdalamPembelajaranMenulisSuratResmi

arahan-arahanmengenaiprosedurpem-belajaran di awal kegiatan secara detildanrincidenganpenekanan-penekananyangmendalam pada hal-hal yang di-anggapperlumendapatperhatiansiswa.Bahkan,secarahalusgurujugamemberiancaman kepada siswa terkait dengandampakyangterjadiapabilasiswatidakmelaksanakandiskusi secara sungguh-sungguh. Bimbingan mengenai materipembelajaran tetap dilakukan terbataspada kelompok-kelompok yang me-mintabantuanselamapelaksanaandis-kusi tersebut. Pembentukan kelompokasaldankelompokahliditentukanolehguru dengan mempertimbangkan ke-mampuanakademikdankeakrabanso-sialsehari-harisiswa.Padasaatdiskusikelas (setelah diskusi kelompok ahlidankelompokasal)guruberperanseba-gaimoderator,danketikamemberikanpenegasan terhadappengetahuanbarusiswa guru berperan sebagai problem solver. Secara umum, pelaksanaan tin-dakanSiklusIII ini identikdengansik-lus-siklussebelumnya.

Secara umum, dapat dikatakanbahwapembelajarandalamSiklusIIIiniberlangsung dalam kondisi tertib danlancar. Hampir seluruh siswa bekerjadengan serius. Candaan dan gurauansiswa pun jauh berkurang dibandingdengan dua siklus sebelumnya. Me-mang masih ada satu dua siswa yangtidakserius,tetapisecaraumumhalitutidak berpengaruh signifikan terhadappelaksanaandiskusikelompokini.Dan,hal ini berdampak pada kualitas hasilbelajar surat resmi yangdicapai siswa.Hasilrekapitulasinilaievaluasiprodukakhir dalam Siklus III menunjukkanbahwa ada banyak peningkatan padaseluruh siswa dari tingkat akademikbawah, tengah,maupun atas. Skor ter-endah66,75masihdidudukiolehsiswadari kelompokbawah, sedangkan skortertinggi92,25jugamasihdidudukiolehsiswa dari kelompok tinggi. Namun,

peningkatan skor yang terjadi sangatsignifikan.Tidakditemuilagiskorakhirdi bawah 50. Dengan demikian, darisegihasilproduksi,pembelajaransuratresmi dengan strategi kooperatif-kola-boratifinidapatdikategorikanberhasil

BerdasarkanhasiltindakanSiklusIdapatditariksuatupengertianbahwapembelajarandengan strategi koopera-tif-kolaboratif yang diterapkan dalamSiklusIinibelumbenar-benardipahamisiswa. Dapat dikatakan bahwa upayaguru dalam menyampaikan prosedurpembelajaran belum efektif. Hal iniditengarai oleh banyaknya yang siswatidak melaksanakan diskusi secaraserius, sehinggabeberapaaspekdalamsurat lamaran pekerjaan tidak dapatdipahamkansecaramenyeluruhkepadasetiapsiswadenganbaik.Siswabelummenyadari bahwa pada hakikatnyaprosedurpembelajarandenganstrategikooperatif-kolaboratifmerupakansuatuprosesyangpanjangdanterpadu.Pem-belajaran dengan strategi tersebut di-laksanakandalamduakalipertemuan,denganpertemuankeduasebagailanjut-andaripertemuanpertama.Kerumitanstrategi tersebut terletakpadakegiatanpembentukan kelompok yang dilaku-kan hingga dua kali, yaitu kelompokawal dan kelompok baru. Pembentuk-an dua jenis kelompok ini menuntutsiswamelakukanduadiskusiyangber-beda.Hal inilahyangmembingungkansiswa. Banyak siswamemandang bah-wakeduadiskusi ini tidak terkait satusama lain. Mereka belum menyadaribahwa ketidakseriusannya dalam dis-kusi kelompok baru berdampak padatidakterkuasainyasuatuaspektertentu,bukansajaolehdirinyasendirimelain-kanjugaolehteman-temansekelompokawalnya.Dengandemikian,seharusnyagurutidakhanyamemahamkankepadasiswa mengenai bagaimana prosedurpembelajaran tersebut dilakukan, me-lainkan lebih dari itu guru hendaknya

Page 10: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

140

LITERA,Volume8,Nomor2,Oktober2009

mendeskripsikan kemungkinan yangterjadiapabilasiswatidakmemperhati-kanpembelajarantersebutdenganbaik.

Pembentukankelompokawaldankelompok baru diserahkan sepenuh-nyakepadasiswadenganalasanfaktorkepercayaan dan kemandirian siswa.Ternyatahalinitidaksepenuhnyatepat.Kebebasanyangdiberikangurukepadasiswa dalam menentukan anggota ke-lompokawaldankelompokbarumen-jadikan siswa cenderung berkelompok(bergerombol) dengan teman seper-mainannya. Mereka tidak mempertim-bangkanperlunyapemerataankemam-puanakademik sebagai salah satu fak-torpenentukeberhasilanpembelajaran.Akibatnya,terjadipengelompokanyangbersifat homogen, yaitu siswa berke-mampuan akademik tinggi cenderungberkumpuldengansiswalainyangjugaberkemampuanakademiktinggi,siswaberkemampuan akademik menengahcenderung berkumpul dengan siswalain yang juga berkemampuan aka-demik menengah, sementara siswaberkemampuan akademik rendah cen-derung berkumpul dengan siswa lainyang juga berkemampuan akademikrendah. Meski pola pengelompokanyang demikian tidak berlaku mutlakpada semua kelompok, atau dengankata lain dalam jumlah terbatas ma-sih terjadi pembauran siswa dengankemampuan akademik yang berbeda-beda, pada kenyataannya pengelom-pokandengancarademikianmengaki-batkanpembelajarantidakberlangsungefektif. Banyak terjadi ketidakseriusansiswadalambelajar.Seharusnya,untukmeminimalkan ketidakseriusan siswadengantetapmenekankankemandiriansiswa dalam belajar, pembentukan ke-lompokawaldilakukanolehgurukelasdenganmempertimbangkan pemerata-anfaktorkemampuanakademiksiswa.Dasarpemikirannya,apabilakelompokawal diatur sedemikian rupa sehingga

kemampuan akademik siswa meratamaka konsentrasi belajar siswa dapatlebih ditingkatkan. Pengaturan polapengelompokan pada kelompok awaldengan cara demikian ini diharapkanakan menekan kemungkinan terben-tuknyakelompokbaruyanghomogen,tetapi tetap dapat mengupayakan ter-bentuknyakemandiriandan rasa tang-gungjawabsiswadalamkegiatanpem-belajaran.

Pada Siklus I dirancang guru ti-dak membimbing diskusi kelompokawalmaupun kelompok baru, melain-kan sekedar sebagai pengamat. Hanyapada saat tertentu saja guru ikut cam-purdalamkegiatanpembelajaran,yaitusaat memberikan instruksi dan ketikaadasiswayangbertanyakarenaketida-kpahamannya terhadapmateri pembe-lajaran. Itupun, informasiyangdiberi-kanguru tidakmaksimal.Siswahanyadipancing dengan persoalan-persoalanlain yang sejenis sehingga diharapkansiswa bisa menemukan sendiri jawab-annya.Halinidimaksudkanuntukme-maksimalkan kemandirian dan tang-gung jawab siswa, mengingat siswayangdiajaradalahsiswakelas12(kelasIII SMA). Ternyata, kemandirian yangdiharapkan belum dapat diberlakukansepenuhnya bagi kelas yang dijadikanobjek teliti. Pada aspek format suratdanejaandapatdikatakan relatif tidakadapermasalahan.Namunpadaaspekpemilihan kata dan penyusunan kali-mat efektif terjadi banyak kerancuan.Beberapa hal yang disepakati siswabaikdalamdiskusikelompokbaru,ke-lompok awal, maupun diskusi kelasternyatatidakbenar.Dengandemikian,seharusnya guru perlu meningkatkanpembimbingannyapadasetiapdiskusi,bukanhanyadengancaramemberikanpancingan-pancingan persoalan lainyang sejenis,melainkan jugamemberi-kanilustrasidansedikitpenjelasanyangdapatmengarahkanpemahamansiswa

Page 11: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

141

PenerapanStrategiKooperatif-KolaboratifdalamPembelajaranMenulisSuratResmi

padajawabanyangbenar.Pada saat diskusi kelas, guru

memposisikan diri sebagai pengamatyang mengamati pelaksanan diskusi,sementaradiskusiitusendiridimodera-toriolehsiswa.Ternyata,halinikurangtepat. Suasana kelas yang sejak awaltidak konsentrsi penuh pada pelaksa-naandiskusi(beberapasiswatampakti-dakseriusmengikutidiskusikelompokawal), menjadi lebih tidak terkendalidansedikitgaduhpadasaatdiskusike-lasberlangsung.Siswamoderatortidakmampu mengendalikan suasana kelasyangsejakawaltidakterkondisidenganbaik. Sejumlah siswa tampak berbisik-bisik atau tertawa-tawa (meskimerekasegera diam saat gurumemperhatikankelakuan mereka, tapi kemudian me-ngulanginya lagi).Dalamhal ini, seha-rusnya peran guru lebih ditingkatkan.Guru bukan saja pengamat melainkanjugapengawas.Gurumengawasisiswa,yangberartiberimplikasipadamemberiteguran atau ‘hukuman’ kepada siswayang tidak serius mengikuti pembela-jaran.

Menurut pengamatan terhadaprekapitulasinilaievaluasiprodukakhirdalam Siklus I diketahui bahwa skortinggicenderungdidominasiolehsiswadengantingkatakademiktinggi,semen-taraskorrendahtetapdidominasiolehsiswadengantingkatakademikrendah.Berdasarkan hasil pengamatan lebihlanjutterhadaprekapitulasinilaievalu-asiprodukakhirdalamSiklus I,diten-garaibahwapadaumunyaskorrendahdidominasioleh siswayang tidakaktifdalam pembelajaran, baik dari kelom-pok tingkat akademik rendahmaupunmenengah.Adapunskortinggididomi-nasi oleh siswayang aktif dalampem-belajaran, baik dari kelompok tingkatakademik tinggi maupun menengah.Dapatdisimpulkanbahwakemampuanakademiksiswadankesungguhansiswadalammengikutipembelajaranberkore-

lasi positif dengan skor yang dicapaisiswa. Pada beberapa siswa didapatibahwa kesungguhan dalam mengikutipembelajaransajayangberkorelasiposi-tif dengan skor yang diperoleh siswa,sedangkan kemampuan akademiknyaberkorelasinegatifdenganskor.Dengandemikian,seharusnyagurumampume-ningkatkan keseriusan, keresponsifan,dankerjasamasiswadalampembelajar-an. Sebab, ada indikasibahwakesung-guhan dalam mengikuti pembelajaranberkorelasi positif lebih tinggi denganpencapaian skordaripadakemampuanakademiksiswa.

PadaSiklusIIdilakukansejumlahmodifikasi,terutamaterkaitdenganpe-rangurudalampembelajarandikelas.PadapelaksanaanpembelajaranSiklusIIinigurutelahmenyampaikanprosedurpembelajarandengan strategi koopera-tif-kolaboratifsecaracukupjelas,tetapiternyatahaltersebutbelumbenar-benardipahami siswa. Dapat dikatakan bah-wa upaya guru dalam menyampaikanprosedurpembelajaranbelumsepenuh-nya efektif.Hal ini ditengarai oleh ba-nyaknyayangsiswatidakmelaksanakandiskusisecaraserius,sehinggabeberapaaspek dalam surat resmi masih tidakdikuasaisecaratuntasolehsetiapsiswadengan baik. Sebenarnya siswa telahmenyadari bahwa pembelajaran padapertemuanIdanIIsalingberhubungandan berkelanjutan. Namun, kesadaranakan tanggung jawab bahwa pemaha-mannya berdampak pada pemahamanteman sekelompok awalnya ternyatamasih rendah. Seharusnya guru tidakhanyamemahamkankepadasiswame-ngenaibagaimanaprosedurpembelaja-rantersebutdilakukan,melainkanlebihdariituguruhendaknyamendeskripsi-kansecaradetilkemungkinan-kemung-kinan yang terjadi apabila siswa tidakmemperhatikan pembelajaran tersebutdenganbaik.Guruharuslebihrincilagimenjelaskanprosedurinikepadasiswa,

Page 12: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

142

LITERA,Volume8,Nomor2,Oktober2009

disertaideskripsiresiko jangkapendekdanjangkapanjangapabilasiswatidakmampu mentransfer informasi materipembelajaransecaratepatdanbenarke-padasiswalainyangsekelompokawal.

Pada Siklus II ini, pembentukankelompokawaldilakukanolehgurude-nganmempertimbangkankeseimbangankomposisikemampuanakademiksiswapada setiap kelompoknya. Alasannya,diharapkanupayainidapatmeningkat-kanpemahamansiswaterhadapaspek-aspeksuratlamaranpekerjaanyangdi-ajarkansecaramerata.Akantetapi,tin-dakaninitidakberhasilmaksimalapabi-lapertimbangankemampuanakademiksiswahanyadilakukanpadakelompokawalsaja.Pembentukankelompokbarudiserahkan sepenuhnya kepada siswadengan pertimbangan faktor keperca-yaan dan kemandirian siswa. Ternyatakebebasanyangdiberikangurukepadasiswa dalam menentukan anggota ke-lompok barumenjadikan siswa cende-rung berkelompok (bergerombol) de-ngan teman sepermainannya, sehinggabersifathomogendarisegikemampuanakademik. Namun, berdasarkan hasildiskusiantarapenelitidenganguru-gurupadasaatrefleksiterhadappelaksanaanpembelajarandalamSiklus2,ditemukanbahwaketidakefektifanprosesdanhasildiskusi pada dua siklus pembelajaranyangtelahdilaksanakanlebihdikarena-kan oleh ketidakseriusan siswa dalammelaksanakandiskusi.Adapunketidak-seriusansiswatersebutlebihdisebabkanoleh berkumpulnya siswa berdasarkankeakrabansosialsehari-harinya.Karenakeakraban tersebut, maka siswa-siswayangmemilikidasartidakseriusdalambelajar (biasanya sifat ini dimiliki olehsiswadengantingkatkemampuanaka-demik bawah) akan cenderung tetapbergurau meski dalam kegiatan pem-belajaran. Sementara siswa-siswa yangmemiliki dasar serius dalam pembela-jaran (biasanya sifat ini dimiliki oleh

siswadengantingkatkemampuanaka-demikatas)akancenderungtetapseriusbelajar.Kondisi semacam ini sangat ti-daktepatditerapkandalampembelaja-ran dengan strategi kooperatif-kolabo-ratif, sebab akan ada kelompok siswayang tidak kooperatif-kolaboratif danakan ada kelompok siswa yang san-gat kooperatif-kolaboratif. Penerapanstrategi kooperatif-kolaboratif dalampembelajaranibaratsebuahsistemyangbulatdanutuh.Apabilasatukomponensajadarisistemtersebuttidakberfungsi,makakerjaseluruhsistemtersebutakanterganggu. Dalam hal ini, kelompoksiswa yang tidak kooperatif-kolabora-tif identik dengan sebuah komponendalamsuatusistemyangtidakberfung-si.Keberadaannyasangatmengganggujalannya sistem pembelajaran secarautuh, bahkan berpotensi menggagal-kanpembelajarantersebutsepenuhnya.Seharusnya, pembentukan kelompokawalmaupun ahli sepenuhnya dilaku-kanolehguru.Dasarpertimbangannyabukanpemerataantingkatkemampuanakademik siswa pada masing-masingkelompok saja, melainkan jugameme-cah keakraban sosial sehari-hari siswatersebut,denganharapansiswamenjadilebihberkonsentrasidalambelajar.Perludigarisbawahibahwakemandiriantidakselalu ditandai dengan pembentukankelompok yang dilakukan sepenuhnyaolehsiswa.Dalamhal ini,kemandirianlebihditekankanpadakesempatanyangdimiliki siswadalambereksplorasiun-tuk memperluas wawasannya berkai-tan dengan materi pembelajaran suratresmi.

Pada Siklus II dirancang gurutidak membimbing diskusi kelompokawal. Guru lebih memberikan sedikitperhatian lebih pada saat diskusi ke-lompok baru. Bila pada saat diskusikelompok awal guru memposisikandiri sebagai pengawas, dalam diskusikelompokbarugurumemposisikandiri

Page 13: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

143

PenerapanStrategiKooperatif-KolaboratifdalamPembelajaranMenulisSuratResmi

sebagai pengawas sekaligus pembim-bing. Dalam perannya sebagai penga-was,selamaprosesdiskusiberlangsungguru berkeliling dari satu kelompokbaru ke kelompok baru yang lain un-tukmelihatprosespelaksanaandiskusidan aktivitas siswa dalam mengikutipembelajaran. Adapun dalam peran-nya sebagai pembimbing, guru mem-berikan ilustrasidansedikitpenjelasanyang dapat mengarahkan pemahamansiswapadajawabanyangbenar.Dengandemikian,diharapkansiswamasihme-miliki kesempatan bereksplorasi untukmemperoleh pemahaman barumelaluidiskusi kelompok baru tersebut. Tin-dakan ini dianggap cukup efektif. Ber-dasarkan hasil evaluasi produk siswadiketahui bahwa ada peningkatan ke-mampuandanpemahamansiswaterha-dapsuratlamaranpekerjaan.

Pada saat diskusi kelas, gurumemposisikan diri bukan saja sebagaipengamatataupengawasmelainkanle-bihdariitusebagaimoderator.Ternyata,tindakaninisangatefektif.Suasanake-lasmenjadilebihterkendali.Siswapunmenjadi lebih aktif dalam berdiskusi.Dalamkondisi ini, faktor segan sangatberperandalammembentukkeseriusansiswadalambelajar.Siswayangsemulatidakaktifdalamdiskusikelompokawalmaupunkelompokbaru,menjadiserius(meski dalam keadaan pasif)memper-hatikan pemaparan teman-temannya.Setidaknya, meski tidak seperti yangdiharapkan, keseriusan siswa dalammemperhatikan pemaparan temannyamenjadikanwawasannyabertambah.

Menurut pengamatan terhadaprekapitulasinilaievaluasiprodukakhirdalam Siklus II diketahui bahwa skortinggimasihcenderungdidominasiolehsiswadengan tingkat akademik tinggi,sementara skor rendahmasih tetapdi-dominasiolehsiswadengantingkatak-ademik rendah.Namun, secara umum

telah ada peningkatan kualifikasi aka-demiksiswadalampenguasaannyater-hadapsuratlamaranperkerjaan.Dipre-diksikan, keseriusan siswa dalam dis-kusikelasdanperhatiansiswaterhadappenegasan guru dapat meningkatkanpemahaman siswa terhadapmateri su-ratresmi.

Pada pelaksanaan pembelajaranSiklus III, upaya guru untuk mema-hamkanprosedurpembelajarankepadasiswa tidak hanya dilakukan denganmendeskripsikan bagaimana pembela-jaran itu dilaksanakan,melainkan jugamemaparkan secara detil kemungki-nan-kemungkinan yang terjadi apabilasiswatidakmemperhatikanpembelajar-an tersebut dengan baik. Bahkan, bilaperlu guru juga menunjukkan resikojangkapendekdanjangkapanjangyangterjadiapabilasiswatidakmampumen-transfer informasimateri pembelajaransecaratepatdanbenarkepadasiswalainyangsekelompokasal.Halinimembuatsiswamenjadilebihhati-hatidalamber-tingkah-laku selama pembelajaran ber-langsung.

Pembentukan kelompok asalmaupunkelompokahliyangdilakukanolehguru ternyatadapatmengaturke-seimbangan kualitas setiap kelompokdengan mempertimbangkan pemera-taan tingkat kualitas akademik siswamenurut aspek-aspek pembelajaranyang akan dibebankan kepada siswa.Pengaturankesimbangankualitassetiapkelompokjugadapatdilakukandenganmempertimbangkan kualitas keakrab-an sosial sehari-hari siswa. Berdasar-kanpengalaman,dapatdiamatibahwaternyata keakraban sosial tidak selaludapat diberlakukanpada kegiatan dis-kusidalampembelajarandikelas.Padasaat tertentu keakraban tersebut justrumerugikansehinggaperludipecahagarsiswamenjadilebihseriusdalammelak-sanakanpembelajaran.

Page 14: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

144

LITERA,Volume8,Nomor2,Oktober2009

SIMPULAN Hasil penelitian ini membukti-

kan bahwa strategi kooperatif-kolabo-ratif dapat meningkatkan kemampuanmenulissuratresmisiswakelasIIISMAbidang Bahasa. Untuk upaya mema-hamkan prosedur pembelajaran yangdidasarkanpadastrategikooperatif-ko-laboratif kepada siswa, tindakan gurutidak cukup hanya dilakukan denganmendeskripsikan bagaimana pembela-jaran itu dilaksanakan,melainkan jugaharusdipaparkansecaradetilkemung-kinan-kemungkinan yang terjadi apa-bila siswa tidak memperhatikan pem-belajarantersebutdenganbaik.Bahkan,bila perlu guru juga menunjukkan re-sikojangkapendekdanjangkapanjangyangterjadiapabilasiswatidakmelak-sanakanpembelajaransecaraserius.

Pembentukan kelompok dalampelaksanaan pembelajaran tidak dapatdilakukansendiriolehsiswa,sebabhalini akan memicu terbentuknya kelom-pok-kelompokyanghomogen,baikber-dasarkantingkatkemampuanakademiksiswamaupuntingkatkeakrabansosialsiswa.Karenanya,pembentukankelom-pok sepenuhnya dilakukan oleh guru.Dengandemikiangurudapatmengaturkeseimbangankualitassetiapkelompokdengan mempertimbangkan pemera-taan tingkat kualitas akademik siswamenurut aspek-aspek pembelajaranyang akan dibebankan kepada siswa.Pengaturan kesimbangan kualitas se-tiap kelompok juga dilakukan denganmempertimbangkankualitaskeakrabansosialsehari-harisiswa,sebabpadake-nyataannya keakraban sosial tidak se-laludapat diberlakukanpada kegiatandiskusi dalam pembelajaran di kelas.Pada saat tertentu keakraban tersebutjustrumerugikansehinggaperludiatursedemikian rupa sehingga siswa men-jadi lebih serius dalam melaksanakanpembelajaran.

Dalampelaksanaanpembelajarandikelas, guru tidakperlumemberikanbimbingankepadasiswapadasaatdis-kusi kelompok awal. Bimbingan danperhatian yang lebih perlu diberikankepadasiswapadasaatdiskusikelom-pok baru. Pada saat diskusi kelompokawal guru memposisikan diri sebagaipengawas, sedangkan dalam diskusikelompokbarugurumemposisikandirisebagai pengawas sekaligus pembim-bing. Dalam perannya sebagai penga-was,selamaprosesdiskusiberlangsungguru berkeliling dari satu kelompokke kelompok yang lain untuk melihatproses pelaksanaandiskusi dan aktivi-tas siswa dalam mengikuti pembelaja-ran. Adapun dalam perannya sebagaipembimbing, guru memberikan ilus-trasidansedikitpenjelasanyangdapatmengarahkan pemahaman siswa padajawabanyangbenar.Dengandemikian,siswa akan memiliki kesempatan ber-eksplorasiuntukmemperolehpemaha-manbarumelaluidiskusikelompokahlitersebut.

Pada saat diskusi kelas, gurumemposisikan diri sebagai moderatorsekaligus,dalamproporsiterbatas,ber-peran sebagai problem solver. Denganmenempatkan diri sebagai moderator,situasi pembelajaran di kelas menjadilebih terkendali, siswa pun menjadilebih aktif dalam berdiskusi. Denganmenempatkandirisebagaiproblem solversecaraterbatas,gurutetapdapatmem-bantu siswa menyelesaikan permasa-lahan-permasalahan yang muncul da-lamdiskusidanmendesakuntukdiulas.Namun,denganperanterbatastersebut,kemandirian siswa dalam memahamimateri yang diajarkan cukup dapatdiandalkan. Hal ini perlu dilakukan,mengingat siswayangmenerimapem-belajaraniniadalahsiswakelas12(SMAkelasIII).

Page 15: PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF-KOLABORATIF DALAM

145

PenerapanStrategiKooperatif-KolaboratifdalamPembelajaranMenulisSuratResmi

Pembelajaran dengan strategikooperatif-kolaboratif seperti ini dapatditerapkanpadamateripelajaranyanglain, baik bahasamaupun sastra. Padapembelajaranunsurintrinsik,misalnya,strategi ini jugadapat diterapkanden-ganbaik.Strategikooperatif-kolaboratifjugatidakhanyadapatditerapkanpadasiswakelasIIISMAsaja.Kelas-kelaslainjenjang SMA bidang apa pun, bahkanjenjang SMP pun, juga dapat meman-faatkanstrategiiniuntukmelaksanakanpembelajaranbahasadansastra.Dapatdikatakan,bahwaselamapenerapannyadilakukansecaratepatdanbenar,makamateri apa pun dapat diajarkan de-ngan memanfaatkan strategi ini. De-ngan strategi ini memberi kesempatankepadasiswaberlakuaktifuntukbeker-jasamadalamkelompok.Selainmerasasenang,siswajugamemilikikesempatanuntuk bereksplorasi dengan schematayang dimilikinya dan mengaitkannyadenganmateriyangdipelajarinya.Kare-nanya, penerapan strategi kooperatifkolaboratifdalampembelajaranbahasadansastra,khususnyaIndonesia,sangatdisarankan.

UCAPAN TRIMA KASIHUcapanterimakasihdisampaikan

kepadaBapak/IbuGuruBahasaIndone-siadanparasiswakelas IIIBidangBa-hasaSMANegeriBatuyangtelahmem-bantu pelaksanaan penelitian. Ucapanterima kasih juga disampaikan kepadamitra sejawat yang telah membantukegiatanverifikasidan triangulasidatadanhasilpenelitian.

DAFTAR PUSTAKABadudu, J.S. 1995. “Bahasa Indonesia,

Pengajaran Bahasa di SekolahDasar dan Kurikulum 1994”.Makalah disajikan pada Seminar Sehari Bahasa dan Sastra Indonesiadi hadapan guru-guru SD, SMP,SMAKabupatenGarutpadatang-gal18November1995.

Burns, Anne. 1999. Collaborative Ac-tion Research for English Language Teacher. UnitedKingdom:Cham-bridgeUniversityPress.

Gipayana, Muhana. 2004. PengajaranLiterasi dan Penilaian Portofo-lio dalam Konteks PembelajaranMenulisdiSD.DalamJurnal Ilmu Pendidikan. LPTK-ISPI. Jilid 11No.1.

Kemmis, S. & Taggart, M.C. 1992. The Action Research Planner. Victoria:DeakinUniversityPress.

Suparno & Yunus,M. 2002.Keterampi-lan Dasar Menulis. Jakarta: PusatPenerbitanUniversitasTerbuka.

Tomkins,GailE.,1994.Teching Writing: Balancing Process and Product.NY:Macmillan College PublishingCompany.