21
UNIT OPERASI i : PROSES MEKANIK PNEUMATIC CONVEYOR Disusun oleh: Kelompok 5 Bramantya Brian S. (21030112140169) Dewi Puspitosari (21030112130100) Fathia Mutiara Willis (21030112130109) Intan Medinah (21030112130081) Luthfi Choiruly (21030112130055) Mayke Putri Hasta R. (21030112130128) Pulung Sambadha (21030112120023) Sumirat (21030112140154) Vicky Kartika Firdaus (21030112130146) JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

Makalah Pneumatic Fix

Embed Size (px)

Citation preview

  • UNIT OPERASI i : PROSES MEKANIK

    PNEUMATIC CONVEYOR

    Disusun oleh:

    Kelompok 5

    Bramantya Brian S. (21030112140169)

    Dewi Puspitosari (21030112130100)

    Fathia Mutiara Willis (21030112130109)

    Intan Medinah (21030112130081)

    Luthfi Choiruly (21030112130055)

    Mayke Putri Hasta R. (21030112130128)

    Pulung Sambadha (21030112120023)

    Sumirat (21030112140154)

    Vicky Kartika Firdaus (21030112130146)

    JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2013

  • ii

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

    BAB II ISI

    II.1. Sistem Komponen .............................................................................. 2

    II.2. Metode Pneumatic Conveying ........................................................... 3

    a. Dilute phase .................................................................................. 3

    b. Dense phase .................................................................................. 4

    II.3. Sistem kerja Pneumatic Conveyor ..................................................... 5

    a. Sistem tekanan positif................................................................... 5

    b. System tekanan negative atau vakum ........................................... 6

    c. System kombinasi positif-negatif ................................................. 7

    d. Vakum ganda dan system tekanan positif .................................... 9

    II.4. Perancangan Pneumatic Conveyor (Dilute Phase Pneumatic

    Conveyor)......................................................................................... 9

    BAB III SIMPULAN ..................................................................................... 14

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pneumatic conveyor atau conveyor udara berfungsi untuk memindahkan

    bahan curah (bulk load) di dalam suatu aliran udara yang bergerak melalui pipa.

    Penggunaan pneumatic conveyor banyak diterapkan pada industri makanan dan

    minuman untuk mengangkut berbagai material kering dan material bubuk.

    Kapasitas pneumatic conveyor bisa mencapai 300 ton/jam untuk satu pipa, dan

    jarak perpindahan bisa mencapai 1,8 km dengan ketinggian 100 m tanpa

    perpindahan antara.

    Keuntungan menggunakan pneumatic conveyor adalah proses pemindahan

    terjadi hampir tanpa losses karena material dipindah dalam pipa yang ditutup rapat.

    Selain itu, unit proses ini memiliki kemampuan untuk memindahkan material

    berdebu, menghemat uang dan ruang, kemampuan pemindahan bahan dalam

    berbagai sudut dan arah, perawatan kecil, dan fleksibel. Namun, di samping itu,

    pneumatic conveyor ini membutuhkan energy yang besar untuk pengangkutan yang

    sama.

    Prinsip dari pneumatic conveying adalah blower menghasilkan udara

    dengan tekanan yang cukup tinggi, sehingga produk akan terbawa oleh udara

    dengan kecepatan yang tinggi dalam conveying pipe dan pada air separator akan

    dipisahkan dari udara.

  • 2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1. Equipment pada Pneumatic Conveyor

    Gambar 1. Sistem komponen pada pneumatic conveyor

    Berikut adalah bagian-bagian dalam Pneumatic conveying:

    a. Rotary blower/centrifugal fan.

    Merupakan alat yang digunakan sebagai pembangkit tenaga udara/angin

    untuk penghembusan dan penghisapan produk.

    b. Conveyor pipe.

    Merupakan alat yang berbentuk pipa yang mengalirkan produk dari bawah ke

    atas dengan sistem vacum.

    c. Cyclone.

    Merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan produk dari udara yang

    bebentuk cones dan dilengkapi dengan air lock. Produk dan udara yang

    masuk kedalam cyclone secara tragensial akan membentuk gerakan spiral

    yang mengakibatkan adanya gaya sentrifugal, sehingga terjadi pemisahan

    produk dengan kecepatan konstan. Udara akan keluar melalui outlet

    sedangkan produk akan keluar melalui air lock.

  • 3

    d. Filter.

    Merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan udara dari produk yang

    tidak berhasil dibersihkan oleh cyclone karena efisiensi cyclonehanya antara

    70% hngga 90%.

    Dalam sistem pneumatik, tekanan udara diubah dengan penggerak

    udara (air mover), yang menghasilkan tekanan atau vacuum. Ketika berada di

    awal sistem, air mover mendorong udara melalui sistem dan sistem beroperasi

    di bawah tekanan. Ketika berada di akhir sistem, penggerak udara menarik

    udara melalui sistem dan sistem berjalan di bawah vakum. Dengan

    mengendalikan tekanan atau vakum dan aliran udara di dalam sistem, maka

    sistem dapat mentransfer material.

    II.2. Metode Pneumatic Conveyor

    Berdasarkan prinsip operasinya, Pneumatic conveying sistem dibagi

    menjadi dua yaitu dilute phase dan dense phase. Dimana keduanya dapat

    bekerja secara under pressure atau vacuum.

    a. Dilute Phase

    System ini bergantung pada kecepatan aliran udara. Di awal system,

    kecepatan aliran udara (dimana material diambil, tertahan di feedpoint),

    umumnya dianggap sebagai daerah kritis karena udara pada kecepatan

    terendah dalam seluruh system terdapat pada titik ini. Material turun dari

    keadaan statis ke dalam aliran udara.

    Kecepatan udara yang dibutuhkan untuk mengambil bahan tergantung

    pada masing-masing partikel ukuran dan padatan, tetapi dapat berkisar 3,000

    untuk 8.000 fpm (feet per menit). Air mover juga harus mampu mengatasi

    hambatan aliran yang disebabkan oleh hilangnya gesekan udara dan material

    terhadap dinding conveyor.

    Dilute phase beroperasi pada kecepatan yang relative tinggi di perbedaan

    tekanan yang relative rendah. Untuk merancang pneumatic dilute phase harus

    menggunakan perhitungan massa (pon bahan/ pon udara). Sedangkan untuk

  • 4

    mempertimbangkan suhu udara ambient lokasi, kelembaban, dan altitude

    (ketinggian tempat).

    Gambar 2. System pneumatic conveying tipe dilute phase

    b. Dense Phase

    Dalam system ini, bahan dari penyimpanan dimuat oleh gravitasi ke

    transporter. Setelah transporter penuh, katup inlet bahan dan ventilasi katup

    ditutup dan dikompresikan udara lalu dicampurkan ke dalam transporter.

    Dikompresi udara ekstrud material transporter ke conveyor line dank e

    destination. Saat transporter dan conveyor line kosong, udara terkompresi

    dimatikan dan transporter reloaded. System ini terus terjadi sampai semua

    material yang dibutuhkan untuk proses tersebut telah ditransfer.

  • 5

    Gambar 3. System pneumatic conveying tipe dense phase

    II.3. Prinsip Kerja Pneumatic Conveyor

    a. Sistem Tekanan Positif (Positive Pressure System)

    Sistem tekanan positif beroperasi di atas tekanan atmosfer dan

    digunakan untuk memindahkan bahan dari sumber tunggal atau ganda untuk

    satu atau beberapa tujuan, jarak yang digunakan menengah dengan kapasitas

    lebih besar dari yang mungkin dilakukan dengan menggunakan sistem

    vakum. Terdiri dari rotary airlock, penyaring/ pemisah, susunan siklon, dan

    blower. Skema di bawah ini menunjukkan pengaturan dari komponen

    sistem tekanan positif:

  • 6

  • 7

    Bahan memasuk pipa conveyor dengan tekanan lebih tinggi, melalui

    perangkat umpan khusus, biasanya katup (rotary airlock valve). Bahan ini

    sering tersuspensi dalam aliran udara dan bergerak dengan kecepatan yang

    relatif tinggi tergantung pada ukuran partikel padat. Bahan yang tersuspensi

    dengan udara dipisahkan pada titik terminal dengan suatu penyaring /

    pemisah siklon, lalu bahan langsung ke masuk ke pipa proses yang dibuang

    ke perangkat berkumpulnya debu hilir.

    Dalam sistem semacam ini, bahan tidak melalui fan / blower. Maka

    ada dua keuntungan ini. Pertama, roda kipas tidak merusak bahan. Kedua,

    kipas tidak mengalami keausan karena bahan. Sistem ini umumnya

    beroperasi secara terus menerus (continue) bahan terus dimasukan pada titik

    awal, dan tiba di tempat tujuan tanpa gangguan. Hal ini memungkinkan

    sistem semacam ini mudah diadaptasi untuk kapasitas dan aplikasi berat

    terus menerus.

    b. Sistem Tekanan Negatif atau vakum (Negative Pressure Or Vacuum

    System)

    Sistem conveying tekanan negatif beroperasi dengan tekanan di

    bawah tekanan atmosfer. Tekanan negatif (vakum) umumnya digunakan

    untuk memindahkan materi dari berbagai sumber seperti tangki penyimpan,

    peralatan proses, truk dan mobil, ke satu atau beberapa tujuan. Sistem

    vakum sangat baik untuk beberapa sisi masuk, produk melalui katup

    pengalir sederhana, tetapi mahal jika produk memiliki beberapa tempat

    tujuan karena masing-masing harus memiliki receiver penyaring sendiri

    dengan kemampuan vakum parsial.

  • 8

  • 9

    Sistem tekanan negatif umumnya menggunakan penghisap hingga

    50 % vakum untuk memindahkan materi melalui pipa ke tujuan dimana

    udara dan produk dipisahkan di tempat dengan receiver penyaringan , atau

    siklon. Produk memasuki conveyor secara langsung, atau dengan metering

    jika diperlukan, melalui katup (rotary airlock valve). Bahan dibuang secara

    terus menerus oleh airlock rotary atau sesekali oleh katup hopper, ke tangki

    penyimpanan atau titik pembuangan lainnya. Dalam sistem vakum, tidak

    ada yang menyentuh bahan dan tidak ada debu dapat melarikan diri ke

    atmosfer. Untuk menghindari kebocoran maka dibuat penahanan yang kuat,

    terutama ketika digunakan untuk bahan berbahaya.

    Kelemahan dari sistem ini adalah bahwa jika tempat tinggi atau jauh

    jaraknya, komponen harus dirancang untuk vakum tinggi. Hal ini

    menambah biaya untuk komponen dan harus dipertimbangkan ketika

    membandingkan metode transportasi .

  • 10

    c. Kombinasi Positif - Negatif Sistem (Combination Of Positive Negative

    System)

    Sistem tarik-dorong menggabungkan keuntungan dan manfaat dari

    kedua sistem tekanan negatif dan positif dalam satu sistem. Sistem ini

    digunakan di mana ada beberapa titik masuk materi, dan beberapa titik

    pengiriman. Dapat digunakan untuk mentransfer bahan dari berbagai

    sumber ke beberapa lokasi pembuangan dan dengan demikian dapat

    memperpanjang jarak sistem vakum.

    Perlindungan dibuat untuk pengisap atau blower dari kemungkinan

    masuknya material, seperti dengan sistem tekanan negatif. Daya yang

    tersedia untuk sistem tersebut harus dibagi antara dua bagian, dan jaringan

    pipa untuk dua bagian harus diukur hati-hati untuk memperhitungkan

    tekanan operasi yang berbeda.

    Beberapa penggerak udara, seperti blower beroperasi pada rasio

    tekanan tertentu ini berarti mesin tidak akan mampu beroperasi selama

    rentang tekanan yang sama dengan tugas gabungan dibandingkan dengan

    operasi masing-masing. Meskipun penggerak udara dibagi antara dua

    sistem, masing-masing bagian dari sistem akan membutuhkan unit filtrasi

    sendiri.

  • 11

    d. Vakum Ganda Dan Sistem Tekanan Positif (Dual Vacuum And Positive

    Pressure Systems)

    Jika pengangkutan bahan membutuhkan sistem vakum lebih dari

    kombinasi sistem tekanan negatif dan positif, khususnya dalam hal jarak,

    maka sistem dual harus dipertimbangkan. Dalam kombinasi ini dua elemen

    conveying dipisahkan dan dua penggerak udara disediakan. Dengan ini

    berarti penggerak udara disesuaikan agar dapat digunakan untuk sistem

    vakum dan sistem tekanan positif yang paling tepat dapat digunakan untuk

    transfer material seterusnya.

    Dengan kemampuan menggunakan udara bertekanan tinggi untuk

    membawa bahan, conveying fase padat memungkinkan untuk beberapa

    bahan yang tepat. Jika bagian off loading vakum hanya berjarak pendek,

    memungkinkan bahwa bahan dapat dibawa dalam fase padat. Sekali lagi

    karena ada dua sistem yang terpisah, dua perangkat pemisahan gas-padat

    juga harus disediakan.

    II.4. Perancangan Pneumatic Conveyor (Dilute Phase Pneumatic Conveyor)

    Source :(Pneuveyor System Technical Newsletter No.6 and Klnzing,

    Pneumatic Conveyor of Solids, 1997,dalam Stuart, 2002)

  • 12

    Example Proublem :

    Plastic Pellet dengan massa jenis 561 kg/m3 (35 pounds/feet3), dilewatka

    dalam jarak 61 meter (200 feet)dengan kapasitas 9072 kg/jam (10 ton per

    jam) melalui sistem conveyor bertekanan.

    Key Design Parameters:

    1. Line Size

    2. Volume Udara yang digunakan

    3. Pressure drop pada sistem

    Solution :

    1. Mengasumsikan berdasarkan data dari material properties minimum

    conveying velocity (FPM) dan Line Size (ukuran pipa).

    Pada kasus ini untuk Plastic pellet , Kecepatan minimum conveying

    bergantung pada pada rasio solid dan massa udara.

    a. FPM (velocity) : 22,86 meter/detik (4500 feet/menit)

    b. Line size : digunakan pipa 4 inchi (0,1016 meter)

    c. Pressure drop : 68.95 kPa (10 psi)

    2. Kecepatan minimum yang dibutuhkan berada pada saat Tekanan

    Maksimum , ketika Umpan (feed) di inputkan kedalam sistem.

    Volume udara di input :

    Q1 = velocity x Pipe Area (vol.pipa)

    = 22,86 x x (0,1016

    2)2

    = 0,1853 meter3/ detik (new)

    Presssure drop merupakan energi yang dibutuhkan untuk mendukung sistem

    ketika mentrasnport material. Maka dapat disimpulkan Pressure drop berada

    pada input dikarenakan sistem yang digunakan merupakan sistem tekanan

    positif.

    Pada output juga mempunyai volume udara , dengan asumsi suhu

    tetap. Pada input tekanan atsmosfer ditambah dengan tekanan yang

  • 13

    dihasilkan dari blower (68,93 kPa) sedangkan pada bagian

    output,tekanan sama dengan tekanan atsmosfer (101,325 kPa)

    dikarenakan sistem kontak dengan lingkungan.

    Q1 x P1 = Q2 x P2

    Q2 = 1 1

    2

    Q2 = 0,1853 (101,325+68,93)

    101,325 (1)

    Q2 = 0,3114 meter3 / detik (660 feet3/menit)

    Dari perhitungan Q2 diatas dapat disimpulkan bahwa kita membutuhkan air

    movers (blower) yang dapat menghantarkan udara sebanyak 0,3114

    m3/detik (660 scfm) pada 68,93 kPa (10 psi).

    Pada proses ini diasumsikan bahwa temperature tetap, Density dan

    viskositas dari udara dapat dihitung :

    in = 2,061 kg/m3

    Viscosity = 0,000019 PAs

    out = 1,225 kg/m3

    Viscosity s= 0,000019 PAs

    Rasio Massa Solid dan massa udara , Frounde number (Fr)

    dibutuhkan untuk mendapat solid friction factor,

    =

    =

    2,52 /

    0,18533

    2,061 /

    (2)

    = 6,599

    Velocity output

    Vout = 2

    (3)

    Vout = 0,3114

    (0,1016

    2)

    2

  • 14

    Vout = 38,41 m/s

    Velocity rata-rata dalam pipa/saliran conveying

    vavg = 22,86+38,41

    2 (4)

    Vavg = 30,64 m/s (6,030 feet/menit)

    Frounde number rata-rata

    Fravg =

    =

    30,64

    0,1016 9,81 (5)

    Fravg = 30,69

    Dari data friction factor polystirenne pellet pada Frounde number

    30,69 (Klinzing, 1997) :

    Solid/air mass ratio Friction factor,

    3 0,0010

    5 0,009

    7 0,008

    9 0,0075

    Dari tabel diatas , solid friction ratio didapat 0,0082 (metode interpolasi)

    Selanjutnya , mencari Pressure drop solid saat ditranportasikan

    = 2

    2

    (6)

    = 6,599 0,0082 1,64330,642

    2

    61

    0,1016

    = 25056,08 Pa

    Mencari Pressure drop udara pada pipa, berdasarkan pressure drop

    yang kita asumsikan di awal perancangan , 10 psi. Friction factor

    udara dapat dihitung dengan menggunakn Reynolds number :

    Re =

    =

    1,64330,640,1016

    0,000019 (7)

  • 15

    Re = 269195

    Untuk menghitung Friction factor udara digunakan Koo Equation

    :

    f= 0,0014 + 0,125

    0,32 (8)

    f= 0,0014 +0,125

    2691950,32

    f= 0,003687

    Pressure drop udara selama conveying proses berlangsung adalah

    sebagai berikut :

    = 4 f

    2

    2 (9)

    = 4 0,00368761

    0,1016

    1,64330,642

    2

    = 6928,95 Pa

    Tekanan total untuk melakukan proses conveying pada jarak 61

    meter (200 feet) dalam pipa adalah :

    = P solid + P udara

    = 25056,08 Pa + 6928,95 Pa

    = 31985,03 Pa (4,63 Psi)

    Dari hasil tersebut didapat tekanan total yang dibutuhkan untuk

    mentranspor Plastic pellet sebesar 4,63 Psi. Hal ini menunjukan

    tekanan jauh dari asumsi kita yaitu 10 Psi , oleh karena itu diperlukan

    langkah Iterasi untuk mencapai hasil yang konvergen.

    Asumsi ke-2 :

    Tekanan : 27,57 Pa (4 psi)

    Ukuran pipa : 0,1016 meter (4 inchi)

    Minimum velocity : 22,86 m/s (4500 feet/menit)

  • 16

    Untuk iterasi langkah yang dilakukan sebagai berikut :

    1. Hitung nilai Q2 (Pers.1) :

    Q2 = 0,1853 (101,325+27,57)

    101,325 = 0,2357 m3/sekon

    2. Mencari nilai : 1,560 kg/m3

    3. Viscosity in : 0,000019 PAs

    4. Solid-air mass ratio , (Pers.2) : 8,718

    5. V out (Pers.3) : 29,07 m/sekon (5,277 feet/menit)

    6. V avg (Pers.4) : 25,97 m/sekon (5,111 feet/menit)

    7. Fr avg (Pers.5) : 26,01

    8. Penentuan Friction Factor :

    Solid/air mass ratio Friction factor,

    3 0,00105

    5 0,00925

    8 0,008

    9 0,007

    9. Penentuan nilai (Pers.6) : 21370 Pa (3,10 psi)

    10. Penentuan Reynold Number (Pers.7) : 193378

    11. Penentuan nilai f

    dengan Koo Equation (Pers.8) : 0,003942

    12. Penentuan (Pers.9) :4443 Pa (0,6444 psi)

    13. Total Pressure drop :

    = +

    = 21370 + 4443

    = 25813 Pa (3,75 psi)

  • 17

    Asumsi kita dan hasil perhitungan sekarang sudah mendekati.

    Jadi , jika kita mengesampingkan pengaruh suhu, start loss, filter ,

    cyclone loss, bend losses, maka sistem design kita sebagai berikut :

    Blower : 0,2357 m3/sekon (499 scfm@4psi)

    Line size : 0,1016 meter (4 inchi)

    Minimum velocity : 22,86 meter/sekon (4500 feet/menit)

    Hal yang sangat perlu dipertimbangkan adalah minimu velocity

    untuk conveying tidak bisa ditentukan , hanya bisa dihitung secara

    eksperimental.

    Dari tekanan total yang diperoleh bisa ditentukan Air Horse Power

    (AHP) dengan rumus sebagai berikut :

    Nilai CFM yang didapat adalah :

    CFM riil = cfm /lb. X kapasitas (lb/menit)

    Cfm riil = 42 cfm/lb. X 333,33 lb/menit

    Cfm rill = 13999,33 cfm (13999,33 feet3/menit)

    Nilai AHP yang didapat dari Perhitungan adalah :

    = 13999,33 25813

    6356 = 56854,11 HP = 42396,17 kW

    Jadi, untuk mengangkut/mengconveying beban kapasitas 9072

    kg/jam , dengan tekanan 27,57 Pa diperlukan energi 42396,17

    Kw

  • 18

    BAB III

    SIMPULAN

    Pneumatic conveyor atau conveyor udara berfungsi untuk memindahkan

    bahan curah (bulk load) di dalam suatu aliran udara yang bergerak melalui pipa.

    Bagian-bagian pneumatic conveyor antara lain rotary blower, conveyor pipe,

    cyclone, dan filter.

    Berdasarkan prinsip operasinya, Pneumatic conveying sistem dibagi

    menjadi dua yaitu dilute phase dan dense phase. Dimana keduanya dapat bekerja

    secara under pressure atau vacuum. Sedangkan pronsip kerjanya dibagi empat sitem

    yaitu system tekanan positif, system tekanan negative atau vakum, system

    kombinasi positif-negatif, serta vakum ganda dengan system tekanan positif.

    Untuk menentukan desain conveyor jenis dilute phase harus

    mempertimbangkan beberapa hal, antara lain spesifikasi material (ukuran partikel,

    bentuk partikel, massa jenis, permeabilitas, kohesi, toxicity, reaktifitas, dan efek

    elektrostatik) dan atribut sistem yang termasuk dalam ketahanan pipa dan

    kecocokan reaktifitas dan abrasi dari senyawa kimia.

  • 19

    DAFTAR PUSTAKA

    A. Bhatia. Pneumatic Conveying Systems. Greyridge Farm Court Stony Point, NY:

    Continuing Education and Development, Inc.

    Caesar. 2012. Macam-macam Conveyor. Diakses dari http://caesarvery.blogspot.

    com/2012/11/macam-macam-conveyor.html pada 3 Desember 2013 pukul

    20:22 WIB.

    Ikhsanudin, Anwar. 2010. Proses Produksi Tepung Terigu. Program Studi DIII

    Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

    Mills, David. 2004. Pneumatic Conveying Design GuideSecond Edition. Linacre

    House, Jordan Hill, Oxford : Elsevier Butterworth-Heinemann.

    Mills, David, Mark G. Jones, dan Vijay K. Agarwal. 2004. Handbook of Pneumatic

    Conveying Engineering. Madison Avenue, New York: Marcel Dekker, inc.

    Stuart, John.2002.Pneumatic Conveying, Dilute-Phase Design Guideline.

    Engineering Standar.Nova Chemical.