18
Makalah Case 18 HIS HIV By : tutorial C4 Tutor : Dr. Pertiwi Sudomo,MM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA 1

Makalah HIV

Embed Size (px)

DESCRIPTION

HIV

Citation preview

Makalah Case 18 HISHIVBy : tutorial C4

Tutor : Dr. Pertiwi Sudomo,MM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

2009

TUTORIAL C4

1. Destiana Lisnawati

2. Yolla Apriana

3. Rizka Fitriana

4. Dwi Keshi Nurandarini

5. Muhammad Ramadhan

6. Teria Rayanti

7. Kartika Maria Okky

8. Erine Dwi Fandania

9. Bio Syahrial

10.Kusno Sujarwadi

PENYAKIT IMUNODEFISIENSI

Pembagian Sistem Imun Terdapat 2 sistem imun yaitu sistem imun nonspesifik dan spesifik

Sistem imun nonspesifik, disebut demikian karena telah ada dan berfungsi sejak lahir dan merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, serta dapat memberikan respon langsung terhadap antigen

Sel-selnya terdiri dari sel makrofag, sel NK ( Natural Killer ) dan sel mediator.

Sedang sistem imun spesifik membutuhkan waktu untuk mengenal antigen terlebih dahulu sebelum dapat memberikan responnya atau dengan kata lain sistem ini dapat menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh yang sudah dikenal sebelumnya ( spesifik ). Sel-selnya terdiri dari sel-sel limfosit T dan B.

Defisiensi imun nonspesifik

1. Defisiensi komplemen ( kongenital, fisiologik, didapat )

2.Defisiensi interferon dan lisozim ( kongenital dan didapat )

3. Defisiensi sel NK ( kongenital dan didapat )

4. Defisiensi sistem fagosit ( kuantitatif dan kualitatif )

Defisiensi komplemen

Defisiensi komplemen / fx.komplemen behubungan dgn peningkatan insidens infeksi dan penyakit autoimun.

Yang dapat menimbulkan berbagai akibat seperti infeksi bakteri yg rekuren dan peningkatan sensitivitas thdp penyakit auto imun

Kebanyakan def.komplemen > herediter

defisiensi inhibitor C1

Defisiensi C1 berhubungan angioedem herediter ,penyakit yg ditandai dgn edem lokal.

Defek tersebut menimbulkan aktivitas C1 yg tdk dapat dikontrol

Defisiensi c2 dan c4

Mungkin di sebabkan kegagalan eliminasi kompleks imun yg komplemen

Defisiensi C3

Dapat menimbulkan reaksi berat yg fatal terutama yg berhubungan dgn infeksi mikroba piogenik seperti streptokokus

Defisiensi c5

Menimbulkan kerentanan terhadap infeksi bakteri yg berhubungan dgn gangguan kemotaksis

Defisiensi C6,C7,dan C8

Defisiensi ini meningkat kerentanan terhadap septikemi meningokok dan gonokok.

Defisiensi C9

Sanat jarang ditemukan

Defisiensi komplemen fisiologik

Ini hanya ditemukan pada neonatus yg disebabkan kadar C3,C5, yg masih rendah

Klo defisiensi komplemen didapat

Disebabkan o/ depresi sintesis , misalnya pada sirosis hati dan malnutrisi protein / kalori

Defisiensi interferon dan Lisozim

Defisiensi interferon kongenital

Dapat menimbulkan infeksi mononukleosis yg fatal

Defisiensi interferon dan lisozim di dapat

(ditemukan pada malnutrisi protein / kalori

Defisiensi sel NK

Defisiensi kongenital

(telah di temukan pada penderita dgn osteopetrosis ( defek osteoklas dan monosit ). Kdar IgG,IgA,dan kekerapan auto antibodi biasanya meningkat

Defisiensi didapat

( Terjadi akibat imunosupresi / radiasi

Defisiensi sistem fagosit

1. Defisiensi kuantitatif

Contohnya neutropenia / granulositopenia

Dpat disebabkan o/ penurunan produksi atau peningkatan neutrofil.

Penurunan produksi ini disebabkan o/ pemberian depresan sumsum tulang ( kemoterapi pd kanker )

2. Defisiensi kualitatif

Dapat mengenai fungsi fagosit sperti kemotaksis

CGD ( chronic Granulomatous disease )

Defisiensi Glucose-6-phospate dehydrogenase defisiensi mieloperoksidase

Sindrom Chediak-higashi

Sindrom Job

Sindrom leukosit malas

Defisiensi adhesi leukosit INFEKSI OPORTUNISTIK

Definisi

infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal,tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk.

Faktor resiko

Kekurangan gizi

Infeksi kambuh

Agen penekan sistem imun untuk resipien transplantasi organ

Kemoterapi untuk kanker

AIDS atau infeksi HIV

Kecenderungan genetika

Kerusakan kulit

Perawatan antibiotik

Prosedur medikal Tipe infeksi

Pneumocystis jirovecii, previously known as Pneumocystis carini f. hominis Candida albicans Staphylococcus aureus Streptococcus pyogenes Pseudomonas aeruginosa Acinetobacter baumanni Toxoplasma gondii Cytomegalovirus Aspergillus sp. Sarkoma KaposiDiagnosa IO

Darah dites untuk antigen (potongan kuman penyebab IO) atau untuk antibodi (protein yang dibuat oleh sistem kekebalan untuk memerangi antigen)

Ditemukan antigen berarti terinfeksi. Ditemukan antibodi berarti pasien pernah terpajan pada infeksi. Kemudian akan dicari tanda penyakit aktif. Tanda ini tergantung pada IO.

IO dan AIDS

HIV melemahkan sistem kekebalan, sehingga IO dapat berkembang. Jika terinfeksi HIV dan mengalami IO, mungkin AIDS.

Di Indonesia, Depkes bertanggung jawab untuk memutuskan siapa yang AIDS. Depkes mengembangkan pedoman untuk menentukan IO yang mana mendefinisikan AIDS. Jika kita HIV, dan mengalami satu atau lebih IO resmi ini, maka kita dianggap AIDS.

IO yang paling umum, berbarengan dengan penyakit yang biasa disebabkannya

Kandidiasis adalah infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina.

Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang menyerang paru, dan dapat menyebabkan meningitis (radang selaput otak).

Pneumonia Pneumocystis(PCP) adalah infeksi jamur yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru) yang gawat.

Toksoplasmosis (tokso) adalah infeksi parasit yang menyerang otak.

Dua macam virus herpes simpleks dapat menyebabkan herpes pada mulut atau kelamin. Ini adalah infeksi yang agak umum, tetapi jika terinfeksi HIV, perjalanan penyakitnya dapat jauh lebih sering dan lebih berat.

Mycobacterium avium complex (MAC) adalah infeksi bakteri yang dapat menjadi berat.

Virus sitomegalia (CMV) adalah infeksi virus yang menyebabkan penyakit mata yang dapat menimbulkan kebutaan.

Malaria adalah umum di beberapa daerah di Indonesia. Penyakit ini lebih umum dan lebih berat pada orang terinfeksi HIV.

HIV / AIDS

Epidemiologi

Sindroma AIDS pertama kali dilaporkan oleh Gottlieb dari Amerika Serikat pada tahun 1981.

153 negara pada tahun 1990, dan 210 negara pada bulan November 1996 .

Demikian ,juga halnya jumlah kasus meningkat dengan cepat yaitu 185 kasus pada tahun 1981 menjadi 237.100 kasus pada tahun 1990 dan 1.544.067 kasus pada november 1996 .

Penelitian epidemiologi diAS telah mengidentifikasi adaa kelompok yg beresiko untuk menderita AIDS :

1. Para laki homoseksual/biseksual msh mrpkn kelompok tbsr yg terinfeksi (50% kasus homoseksual & 14% suntikan obat)2. 25% Penyalahguna obat intravena dan kontak heteroseksual pd pr penyalah guna obat intravena mencakup 11% dr populasi penderita

3. Pd resipien darah & komponen darah mencakup 1% dr penderita

Transmisi

kontak langsung :

lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah,

dengan cairan tubuh yang mengandung HIV :

darah,

air mani,

cairan vagina,

cairan preseminal,

air susu ibu

Penularan dapat terjadi:

hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral),

transfusi darah,

jarum suntik yang terkontaminasi,

antara ibu dan bayi selama kehamilan,

bersalin, atau menyusui,

serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut. Gejala klinis (2-6 minggu ato 5 hari- 3 bulan)

Sakit kepala Sakit tenggorokan Panas Ruam Malase Hanya bila pasien memasuki fase infeksi terakhir yg dapat dikatakan AIDS.Derajat 1. Stadium klinis 1 (asimptomatik,limfadenopati generalisata persisten) Tanpa gejala sama sekali LGP Blm mengalami kelainan, dapat melakukan aktivitas normal2. Stadium Klinis 2 Kehilangan berat badan 10% Diare kronis tanpa alasan yang berlangsung lebih dari 1 bulan Demam berkepanjangan tanpa alasan (di atas 37,5C, sementara atau terus-menerus, lebih dari 1 bulan) Kandidiasis mulut berkepanjangan Oral hairy leukoplakia Tuberkulosis paru Infeksi bakteri yang berat (mis. Pneumonia)4. Stadium Klinis 4 Sindrom wasting HIV Pneumonia Pneumocystis Infeksi herpes simplex kronis (orolabial, kelamin, atau rektum/anus lebih dari 1 bulan atau viskeral pada tempat apa pun) Kandidiasis esofagus (atau kandidiasis pada trakea, bronkus atau paru) Tuberkulosis di luar paru Sarkoma Kaposi (KS) Infeksi sitomegalovirus (retinitis atau infeksi organ lain) Toksoplasmosis sistem saraf pusat Ensefalopati HIV Kriptokokosis di luar paru termasuk meningitis Infeksi mikobakteri non-TB diseminata Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML) Mikosis diseminata (histoplasmosis atau kokidiomikosis di luar paru) Septisemia yang berulang (termasuk Salmonela nontifoid) Limfoma (serebral atau non-Hodgkin sel-B) Karsinoma leher rahim invasif Nefropati bergejala terkait HIV atau kardiomiopati bergejala terkait HIV5. Full Blown AIDS

Terlihat adanya kemunduran imunitas seluler dengan ditemukannya sarkoma Kaposi, radang paru-paru Pneumocystic carinii dan infeksi oportunistik lainnya. Penyebab kemunduran imunitas tersebut tidak diketahui dengan jelas Antigen gp 120 HIV berikatan dgn receptor CD4+ & reseptor kedua kemokin (CXCR4 & CCR5)Gp 41 memperantarai fusi membran virus ke membran sel hospes

Masuknya komponen virion ke dlm sitoplasma

Ss RNA bebas

o/ enzim reverse transkriptase

DNA salinan (cDNA) untai ganda virus

Pita DNA untai ganda virus bergerak ke inti sel hospes & membentuk struktur lingkaran

DNA virus disatukan dgn DNA sel hospes o/ enzim integrase

provirus

Provirus ditranskripsi menghasilkan m RNA

Ditranslasikan menjadi protein tat & rev, NFKb pd ribosom sel hospes dlm sitoplasma

Enzim HIV protease memotong & menata protein virus jd segmen2 kecil yg mengelilingi RNA virus

protein & RNA viral yg baru dibentuk bermigrasi ke membran sel & menonjolkan diri keluar (eksositosis)

Membentuk partikel baru dgn memperoleh envelop lipid dr sel hospes

Dilepas berupa partikel virus yg dpt menginfeksi sel lain

IgG anti-gp120 + komplemen + CTL spesifik HIV

Kontrol parsial replikasi virus

Provirus tetap laten

Bila ada infeksi mikrobial lainnya

Memacu aktivitas replikasi virus

Peningkatan replikasi virus

Penghancuran jaringan limfoid, deplesi sel T CD4+Komplikasi Pneumonia pneumocystis Penyebabnya fungi Pneumocystis jirovecii. Tuberkulosis (TBC) TBC yang menyertai infeksi HIV sering menyerang sumsum tulang, tulang, saluran kemih dan saluran pencernaan, hati, kelenjar getah bening (nodus limfa regional), dan sistem syaraf pusat Esofaginitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus). Pada individu yang terinfeksi HIV, penyakit ini terjadi karena infeksi jamur (jamur kandidiasis) atau virus (herpes simpleks-1 atau virus sitomegalo). Ia pun dapat disebabkan oleh mikobakteria, meskipun kasusnya langka. Diare kronis Penyebab : infeksi bakteri dan parasit yang umum (seperti Salmonella, Shigella, Listeria, Kampilobakter, dan Escherichia coli), serta infeksi oportunistik yang tidak umum dan virus (seperti kriptosporidiosis, mikrosporidiosis, Mycobacterium avium complex, dan virus sitomegalo (CMV) yang merupakan penyebab kolitis). Demensia virus menumpuk dlm otak, infeksi mikroglia demensia Sarkoma kaposi jenis keganasan yg dijumpai pd laki2 homoseksual/biseksualDiagnosis

ELISA

ELISA (Enzym-Linked Immunosorbent Assay), tes ini mendeteksi antibodi yang dibuat tubuh terhadap virus HIV.

diproduksi mulai minggu ke 2, atau bahkan setelah minggu ke 12 setelah terpapar virus HIV.

Tes ELISA dapat dilakukan dengan sampel darah vena, air liur, atau air kencing.

Hasil positif belum pasti HIV. Masih diperlukan pemeriksaan lain, yaitu Western Blot atau IFA, untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan ELISA ini.

PCR Test

PCR atau polymerase chain reaction adalah uji yang memeriksa langsung keberadaan virus HIV di dalam darah.

Tes ini dapat dilakukan lebih cepat yaitu sekitar seminggu setelah terpapar virus HIV.

Tes ini sangat mahal dan memerlukan alat yang canggih

PCR test juga dilakukan secara rutin untuk uji penapisan (screening test) darah atau organ yang akan didonorkan. Px anti HIV yg br reaktif 12 mgu sjak infeksi ( Dilakukan dgn 3 jenis ELISA yg berbeda ( Bila non reaktif tp klinis menderita AIDS prlu px lbh lanjut u/ konfirmasi dgn western blot Uji2 lain mencakup : biakan virus, pengukuran antigen p24 & RNA/DNA HIV dgn rx berantai polimerase (PCR) Tanda utama infeksi HIV deplesi progresif sel2 CD4+, sel T penolong, sel makrofag(Jumlah normal sel T CD4+ 600 1200/ul)

Diagnosis berdasarkan perjalanan virus :

Fase awal seronegatif slama bbrp bln window period Infeksi akut dr status antibodi jd +, penurunan transien limfosit T CD4+Bila sel T CD4+ < 200/ul AIDSPengobatan Meningkatkan CD4+ & menghilangkan HIV indinavir, retrovir, lamivudin (kombinasi) Menurut RSCM : kombinasi 3 obat berikut : Zidovudin (AZT) 500-600 mg sehari per os Lamivudin (3TC) 150 mg sehari dua kali Neviropin 200 mg sehari slama 14 hari, kmd 200 mg sehari dua kali Aspek Medis meliputi :

1. Pengobatan Supotif

Penilaian gizi penderita sangat perlu dilakukan dari awal sehingga tidak terjadi hal hal yang berlebihan dalam pemberian nutrisi atau terjadi kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan perburukan keadaan penderita dengan cepat

2. Pencegahan dan pengobatan infeksi Oportunistik

1. Tuberkulosis

Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC meningkat kembali.

Dosis INH 300 mg setiap hari dengan vit B6 50 mg paling tidak untuk masa satu tahun.

2. Toksoplasmosis

Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama daging yang kurang matang.

Obat : TMP-SMX 1 dosis/hari.

3. CMV

Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat menimbulkan kebutaan, Ensefalitis, Pnemonitis pada paru, infeksi saluran cernak yang dapat menyebabkan luka pada usus.

Obat : Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali sehari.

4. Jamur

jamur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah jamur Kandida.

Obat : Nistatin 500.000 u per hari

Flukonazol 100 mg per hari.

3. Pengobatan Antiretroviral.

Pencegahan Kontak seksual dihindari dgn org yg diketahui menderita AIDS & org yg sring menggunakan obat bius IV Mitra seksual multiple Cara hub seksual yg dpt merobek selaput lendir rektal & senggama anal pasif Melarang penggunaan jarum suntik bersama2 Semua yg terkena AIDS tdk blh jd donor ABCDE : abstinence, be faithful, condom, don't injectn don't use drug, education n equipmnent

Prognosis 10 thn terinfeksi HIV 50% jd AIDS Prognosis AIDS buruk krn menginfeksi sel imun shg banyak penyakit yg menyertai Menurut data 34% meninggal dlm tahun ICeftriaxone Cara Kerja: Ceftriaxone merupakan golongan sefalosporin yang mempunyai spektrum luas dengan waktu paruh eliminasi 8 jam. Efektif terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negatif. Ceftriaxone sangat stabil terhadap enzim ?-laktamase Indikasi Indikasi Untuk infeksi-infeksi berat dan yang disebabkan oleh kuman-kuman gram positif maupun gram negatif yang resisten terhadap antibiotika lain :- Infeksi saluran pernafasan- Infeksi saluran kemih- Infeksi gonoreal- Septisemia bakteri- Infeksi tulang dan jaringan- Infeksi kulitDosis Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun :1-2 g sekali sehari secara intravena Dosis lebih dari 4 g sehari harus diberikan dengan interval 12 jam. Bayi dan anak-anak di bawah 12 tahun :- Bayi 14 hari : 20 - 50 mg/kg berat badan sekali sehari- Bayi 15 hari s/d 12 tahun : 20 - 80 mg/kg berat badan sekali sehariCara Penggunaan: Injeksi intravena dan intramuskuler.Efek Samping Gangguan pencernaan : diare, mual, muntah, stomatitis, glositis Reaksi kulit : dermatitis, pruritus, urtikaria, edema, eritema multiforma, dan reaksi anafilaktik. Hematologi : eosinofil, anemia hemolitik, trombositosis, leukopenia, granulositopenia. Gangguan sistem syaraf pusat : sakit kepala Efek samping lokal : iritasi akibat dari peradangan dan nyeri pada tempat yang diinjeksi. Gangguan fungsi ginjal : untuk sementara terjadi peningkatan BUN Gangguan fungsi hati : untuk sementara terjadi peningkatan SGOT atau SGPT.Kontraindikasi Hipersensitif terhadap sefalosporin.Pada penderita hipersensitif terhadap penisilin.Bisolvon Bromhexine HCI Komposisi:Tiap tablet mengandung Bromhexine HCI 5 ml eliksir mengandung Bromhexine HCI (mengandung etil alkohol 3,72% v/v)5 ml sirup mengandung Bromhexine HCI Bromhexine HCI = Merupakan derivat sintetik dari vasicine, suatu zat aktif dari adhatoda vasica Digunakan sbg mukolitik pada bronkitis atau kelainan saluran napas lain Digunakan scr lokal di bronkus (Memudahkan pengeluaran dahak BISOLVON bekerja dengan mengencerkan sekret pada saluran pernafasan dengan jalan menghilangkan serat-serat mukoprotein dan mukopolisakaridayangterdapat pada sputum/dahaksehingga lebih mudah dikeluarkan.Indikasi:Bekerja sebagai mukolitikuntukmeredakan batuk berdahakEfek Samping:mual, diare, gangguan pencemaan, perasaan penuh di perut, tetapi biasanya ringan. Pernah dilaporkan efek samping: sakit kepala, vertigo, berkeringat banyakdan ruam kulit, juga dapat terjadi kenaikan transaminase.Kontraindikasi:Penderita yang hipersensitif terhadap Bromhexine HCI.DOSIS Dosis oral dewasa ( 3x 4-8 mg sehari SirupDewasa dan anak >10 tahun: 3 x 10 ml per hariAnak5- lOtahun: 3 x 5 ml per hariAnak2-5tahun: 2 x 5 ml per hariInteraksi:Pemberian bersamaan dengan antibiotika (amoksisilin, sefuroksim, doksisiklin) akan meningkatkan konsentrasi antibiotika pada jaringan paru.FLUCONAZOLE adalah obat antijamur. Obat ini dipasarkan dengan nama merek Diflucan. Namun versi generik dengan nama flukonazol adalah sama dengan versi bermerek, hanya harganya jauh lebih murah.Mengapa Odha Memakai Flukonazol? Flukonazol dipakai jika infeksi jamur tidak dapat diobati dengan krim. Obat ini berhasil terhadap beberapa jenis jamur yang berbeda, termasuk infeksi ragi (kandidiasis).Bagaimana Flukonazol Dipakai? tablet 50mg, 100mg, 150mg, dan 200mg. Obat juga tersedia sebagai granul (biji-butir) untuk membuat bentuk cairan, dan sebagai cairan untuk infus. Dosis tunggal flukonazol 750mg untuk menyembuhkan kandidiasis mulut dan tenggorokan bagian atas, setara efektifnya dengan 14 hari flukonazol 150mg takaran yang lebih rendah. Flukonazol dapat dipakai dengan atau tanpa makanan.Efek Samping Flukonazol? sakit kepala, mual, dan sakit perut. Sedikit orang mengalami diare. Sebagian besar obat antiretroviral (ARV) menyebabkan masalah pada sistem pencernaan. Flukonazol dapat memperburuk masalah itu.BETADINE GARGLE Betadine obat kumur mengatasi semua masalah tenggorokan dan mulut seperti gatal, sakit tenggorokan, berdahak, sakit amandel, suara serak, sariawan hingga bau mulut. Komposisi: Mengandung bahan aktif mundidone 1% Cara Penggunaan : Kumurkan secukupnya pada rongga mulut atau tenggorokan selama paling sedikit 1/2 menit. Solcoceryl paste Pengobatan untuk stomatitis & intravenous fluid drip =(IVFD ).

PAGE 10