kentang akhir

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 kentang akhir

    1/20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar masyarakatmenggantungkan hidup pada sektor pertanian. Saat ini sektor pertanian sangat

    prospektif untuk dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber

    daya manusia yang melimpah, serta adanya penerapan teknologi dan pemasaran dalam

    mendukung pengembangan usaha pertanian.

    Salah satu sektor pertanian yang memegang peranan penting dan perlu

    dikembangkan adalah hortikultura khususnya tanaman sayuran yaitu kentang. Kentang

    (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas sayuran yang memiliki peran penting

    dalam menunjang ketahanan pangan maupun sebagai usaha dalam bidang pertanian

    untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kentang termasuk dalam klasifikasi

    tanaman sebagai berikut (Sunarjo, 2004):

    Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)

    Ordo : Tubiflorae (berumbi)

    Famili : Solanaceae (berbunga terompet)

    Genus : Solanum (daun mahkota berletakan satu sama lain)

    Seksi : Petota

    Species : Solanum tuberosum L.

    Saat ini konsumsi kentang segar terus-menerus berkembang terutama dinegara

    maju. Jumlah pemanfaatan kentang meningkat setelah diolah menjadi produk bernilai

    tambah untuk memenuhi permintaan terutama dari makanan cepat saji (FAO 2008).

    Cina adalah produser terbesar penghasil kentang dengan pengeluaran 72.000.000 ton,

    diikuti Rusia 35.718.000 ton, India 26.280.000 ton, Ukraina 19.102.300 ton, USA

    17.653.950 ton, Jerman 11.604.500 ton dan Polandia 11.221.100 ton pada tahun 2007.

    Namun, hamper setengah dari pasokan kentang dunia dikonsumsi di Asia terutama di

    Cina 52.882.000 ton (FAO 2008). (jurnal potato peels: a source of nutritionally.)

    Hasil utama tanaman kentang adalah umbi, bahan pangan yang kaya akan

    vitamin dan mineral. Komposisi utama umbi kentang terdiri atas 80% air, 18% pati

    dan 2% protein. Selain mineral, kalsium, fosfor, dan zat besi, umbi kentang juga

    mengandung mineral lain, yaitu magnesium, kalium, natrium, klorin, sulfur, tembaga,

    mangan dan kobalt (Pitojo, 2004). Warna yang terdapat pada kentang juga dianggap

    sebagai sumber penting antioksidan alami. Delapan varietas kentang ini (salad blue,

  • 8/10/2019 kentang akhir

    2/20

    Shetland, black, blue congo, blaue St, galler, highland burgundy red, viollete valvi )

    mengandung mayoritas antioksidan (antosianin, asam klorogenik, dan asam askorbat)

    yang dapat menangkal radikal bebas yang memberi dampak negative terhadap

    senyawa biologi penting (lipid, protein, dan asam nukleat) (jurnal quality of coloured

    varieties of potato).

    Menurut Muchtadi, D., 1996 mutu sayuran setelah dipanen tidak dapat

    ditingkatkan, hanya dapat dipertahankan. Mutu yang baik dapat diperoleh bila

    pemanenan dilakukan pada tingkat kedewasaan yang cukup. Komoditas hortikultura

    tetap melakukan proses respirasi dan metabolisme setelah panen serta secara kualitatif

    dapat mengalami kerusakan 20 %-40 % yang disebabkan ketidaktepatan waktu panen,

    kerusakan mekanis, fisik, dan fisiologis (Winarno dan Aman, 1981).

    Umbi kentang yang telah dipanen sering kali mengalami kerusakan akibatpengangkutan hasil produk dari lapangan atau penanganan pasca panen yang kurang

    intensif sehingga tidak sedikit hasil panen terbuang sia-sia. Cara untuk mengatasi

    masalah tersebut yaitu dengan melakukan kegiatan yang intensif pada setiap tahapan

    mulai dari kegiatan budidaya di lapangan, pengangkutan, perlakuan pasca panen

    dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan penyimpanan seperti suhu dan

    kelembaban, sampai dengan pemasaran. (Ismawati, 2009).

    B. Tujuan

    Tujuan dari penulisan makalah tanaman Kentang adalah untuk mengetahui

    proses pemanenan, perlakuan pasca panen yang diberikan, perubahan-perubahan yang

    dialami setelah panen dan bagaimana cara mengatasinya serta untuk mengetahui

    bagaimana penyimpanan yang baik agar tanaman kentang tetap memiliki nilai dan

    mutu yang baik hingga sampai ditangan konsumen.

    C.

    Rumusan Masalah

    1. Bagaimana cara penanganan panen dan pascapanen yang baik pada tanaman

    kentang?

    2. Bagaimana fisiologi pada tanaman kentang?

  • 8/10/2019 kentang akhir

    3/20

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.

    Pemanenan Tanaman KentangPanen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam),

    tetapi merupakan awal dari pekerjaan pasca panen, yaitu melakukan persiapan untuk

    penyimpanan dan pemasaran. Pada dasarnya yang dituju pada perlakuan panen adalah

    mengumpulkan komoditas dari lahan penanaman, pada taraf kematangan yang tepat,

    dengan kerusakan yang minimal, dilakukan secepat mungkin dan dengan biaya yang

    rendah. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, 2 hal utama yang perlu

    diperhatikan pada pemanenan, yaitu (Unpad, 2009) :

    1. Menentukan waktu panen yang tepat, yaitu menentukan kematangan yang tepat

    dan saat panen yang sesuai, dapat dilakukan berbagai cara, yaitu:

    a. cara visual / penampakan : misalnya melihat warna kulit, bentuk buah, ukuran,

    perubahan bagian tanaman seperti daun mengering dan lain-lain.

    b. Cara fisik : misal dengan perabaan, buah lunak, umbi keras, buah mudah

    dipetik dan lain-lain.

    c. Cara komputasi, yaitu menghitung umur tanaman sejak tanaman atau umur

    buah dari mulai bunga mekar.

    d. Cara kimia, yaitu dengan melakukan pengukuran / analisis kandungan zat atau

    senyawa yang ada dalam komoditas, seperti : kadar gula, kadar tepung, kadar

    asam, aroma dan lain-lain.

    2. Melakukan penanganan panen yang baik, yaitu menekan kerusakan yang dapat

    terjadi. Dalam suatu usaha pertanian (bisnis) cara-cara panen yang dipilih perlu

    diperhitungankan, disesuaikan dengan kecepatan atau waktu yang diperlukan

    (sesingkat mungkin) dan dengan biaya yang rendah.

    Mutu kentang sangat dipengaruhi oleh waktu / umur panen karena pada umur

    tertentu merupakan titik optimal dimana kandungan pati yang cukup tinggi dan sudah

    tidak terjadi penambahan yang berarti. Umur panen kentang bibit antara 100-110 HST,

    sedangkan untuk konsumsi berumur sekitar 120 HST

    (http://ekaboymaster.blogspot.com). Tanaman kentang dapat pula dipanen setelah

    berusia tua, yakni 3 bualn sampai 4 bulan. Hal yang penting diperhatikan dalam

    menentukan panen adalah ciri-ciri ketuaan umbi dan penampilan visual

    http://ekaboymaster.blogspot.com/http://ekaboymaster.blogspot.com/
  • 8/10/2019 kentang akhir

    4/20

    tanaman(jurnal rantai nilai komoditas kentang). Secara fisik tanaman kentang

    sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan

    disebabkan serangan penyakit, batang tanaman telah berwarna kekuningan dan agak

    mengering. Selain itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan

    daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.()

    Panen dilakukan saat cuaca cerah dan tidak turun hujan supaya umbi yang

    dihasilkan kering (). Saat turun hujan biasanya panen dihentikan karena bila panen

    diteruskan, umbi akan basah sehingga dapat menyebabkan umbi busuk dan

    penyimpanan di gudang sangat beresiko munculnya jamur dan sumber penyakit

    lainnya. Metode dan peralatan yang digunakan untuk pemanenan tanaman kentang

    tergantung pada luas lahan yang dipanen, karakteristik tanah, topografi, tujuan kentang

    yang akan dipanen untuk disimpan atau dijual langsung

    kepasar(httpmfile.narotama.ac.id)

    B. Fisiologi Tanaman Kentang

    1. Transpirasi

    Transpirasi juga dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk

    uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air darijaringan tanamana melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi

    porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui

    stomata. Oleh sebab itu dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari

    jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui

    stomata (Aadesanjaya, 2010).

    Banyaknya air yang hilang ke atmosfer melalui tanaman untuk menghasilkan1

    kg berat kering tumbuhan, paling tidak ada 2 alasan mengapa hal ini

    terjadi (Aadesanjaya, 2010) :

    a. Bahan yang terkandung dalam tanamana sebagian besar adalah senyawa

    kerangka karbon dimana karbon tersebut berasal dari udara dalam bentuk

    karbon diksida (CO2). Tumbuhan menyerap CO2 tersebut melalui stomata. Jika

    tumbuhan ingin menyerap lebih banyak CO2maka stomata harus dibuka lebar-

    lebar. Konsekuensinya jika stomata membuka lebar maka akan semakin

    banyak tumbuhan kehilangan air, karena baik CO2 maupun uap air bergerak

    melalui stomata yang sama.

  • 8/10/2019 kentang akhir

    5/20

    b. Pada siang hari tumbuhan menerima radiasi matahari, sebagian dari radiasi

    matahari ini akan diserap tumbuhan. Jika serapan energi matahari ini tidak

    dilambangi dengan usaha untuk membebaskan energi tersebutm, maka suhu

    tumbuhan akan meningkat. Peningkatan suhu yang berlebihan akan sangat

    mengganggu metabolisme tumbuhan. Transpirasi merupakan proses yang

    membutuhkan banyak energi dalam tahap penguapan dari molekul-molekul air.

    Untuk menguapkan 1gram air dibutuhkan energi lebih dari 580 kalori.

    2. Respirasi

    Secara fisiologis bagian tanaman yang dipanen dan dimanfaatkan untuk

    konsumsi segar adalah masih hidup, dicirikan dengan adanya aktivitas

    metabolisme yang dinamakan respirasi. Respirasi berlangsung untuk memperolehenergi untuk aktivitas hidupnya. Dalam proses respirasi ini, bahan tanaman

    terutama kompleks karbohidrat dirombak menjadi bentuk karbohidrat yang paling

    sederhana (gula) selanjutnya dioksidasi untuk menghasilkan energi. Hasil

    sampingan dari respirasi ini adalah CO2, uap air dan panas. Semakin tinggi laju

    respirasi maka semakin cepat pula perombakan-perombakan tersebut yang

    mengarah pada kemunduran dari produk tersebut. Air yang dihasilkan

    ditranspirasikan dan jika tidak dikendalikan produk akan cepat menjadi layu.

    Sehingga laju respirasi sering digunakan sebagai index yang baik untuk

    menentukan masa simpan pascapanen produk segar. Berbagai produk mempunyai

    laju respirasi berbeda, umumnya tergantung pada struktur morfologi dan tingkat

    perkembangan jaringan bagian tanaman tersebut. Secara umum, sel-sel muda

    yang tumbuh aktif cenderung mempunyai laju respirasi lebih tinggi dibandingkan

    dengan yang lebih tua atau sel-sel yang lebih dewasa (Unud, 2009).

    Laju respirasi menentukan potensi pasar dan masa simpan yang berkaitan erat

    dengan; kehilangan air, kehilangan kenampakan yang baik, kehilangan nilai

    nutrisi dan berkurangnya nilai cita rasa. Masa simpan produk segar dapat

    diperpanjang dengan menempatkannya dalam lingkunngan yang dapat

    memeperlambat laju respirasi dan transpirasi melalui penurunan suhu produk,

    mengurangi ketersediaan O2 atau meningkatkan konsentrasi CO2 , dan menjaga

    kelembaban nisbi yang mencukupi dari udara sekitar produk tersebut (Unud,

    2009).

    Proses utama respirasi adalah mobilisasi senyawa organik dan oksidasi

    senyawa. Senyawa tersebut secara terkendali untuk membebaskan energi bagi

  • 8/10/2019 kentang akhir

    6/20

    pemeliharaan dan perkembangan tumbuhan. Reaksi respirasi (oksidasi biologis)

    suatu karbohidrat misalnya glukosa berlangsung dalam tiga tahap

    adalah (Aadesanjaya, 2010) :

    a.

    Glikolisis

    Merupakan serangkaian reaksi yang menguraikan satu molekul glukosa

    menjadi dua molekul asam piruvat, jalur reaksi ini disebut juga jalur Embden-

    Meyerhoff-Parnas (EMP), merupakan dasar dari respirasi anaerobik atau

    fermentasi.

    b. Dekarboksilasi Oksidatif Piruvat

    Senyawa-senyawa yang dihasilkan tahap ke-2 diuraikan menjadi CO2

    dinamakan daun asam sitrat karena senyawa C6 yang pertama kali dibentukdalam daur ini adalah asam sitrat. Daur ini dikenal dengan daur krebs. Nama lain

    dari itu serta asam-asam dengan tiga gugus karboksil.

    c. Oksidasi terminal dalam rantai respiratoris

    Hidrogen yang dihasilkan oleh substrat pada tahap ke-1 hingga ke-3 akhirnya

    berkombinasi dengan oksigen membentuk air. Agar dapat berlangsung terjadi

    suatu angkutan hidrogen sepanjang suatu rantai sistem redoks yaitu melalui

    suatu sistem angkutan/transport elektron.

    Temperatur merupakan faktor paling penting yang sangat berpengaruh

    terhadap kehidupan komoditas setelah panen. Umumnya, setiap kenaikan sebesar

    18 F meningkatkan respirasi anatara 2 sampai kali. Respirasi jika terus meningkat

    akan mempengaruhi kualitas umbi kentang. Bobot umbi akan terus berkurang dan

    penampakan umbi akan semakin rusak (UMY, 2009).

    Laju respirasi berbanding terbalik dengan lama hidup. Semakin laju respirasi

    lebih tinggi maka lama hidup lebih pendek. Karena produk hortikultura masih

    hidup (dan kadang-kadang masih tumbuh), seringkali melanjutkan perkembangan

    yang dapat merusak kualitasnya. Oleh karena itu Respirasi dapat mengakibatkan

    morfologis (bentuk dan struktur). Selain kerusakan morfologis, produk tanaman

    juga mengalami kerusakan fisiologis, yaitu kerusakan atau perombakan jaringan

    yang tidak berhubungan dengan patogen, hama atau kerusakan mekanis.Penyebab

    kerusakan fisiologis yaitu (UMY, 2009):

    - Temperatur; yang mengakibatkan chilling injury atau freezing injury

    - Perubahan konsentrasi gas dalam atmosfer; O2rendah atau CO2meningkat

  • 8/10/2019 kentang akhir

    7/20

    - Nutrsisi; defisiensi kalsium atau keracunan boron.

    3. Produksi Etilen

    Hormon Gas Etilen adalah hormon yang berupa gas yang dalam kehidupan

    tanaman aktif dalam proses pematangan buah. Aplikasi mengandung ethephon,

    maka kinerja sintetis etilen berjalan optimal sehingga tujuan agar buah cepat

    masak bisa tercapai. Pada saat buah mengalami masa pematangan, saat itu

    jaringan yang ada pada buah meningkatkan produksi gas etilen gas etilen ini

    mampu memecahkan klorofil pada buah yang masih muda hingga mengakibatkan

    buah tersebut hanya memiliki xantofil dan xarotein atau zat yang membuat kulit

    buah menjadi merah atau orange. karna klorofil telah tereduksi oleh gas etilen tadi

    hanya itu fungsi etilen dalam pematangan buah, kalau masalah rasa, dari asammenjadi manis pada saat buah itu masak, itu tergantung pada sempurna atau

    tidaknya pemecahan sel-sel gabus pada buah atau bisa juga dikarenakan oleh

    faktor genetik.

    Etilen dalam ruang penyimpanan dapat berasal dari produk atau sumber

    lainnya. Sering selama pemasaran, beberapa jenis komoditi disimpan bersama,

    dan pada kondisi ini etilen yang dilepaskan oleh satu komoditi dapat merusak

    komoditi lainnya. Gas hasil bakaran minyak kendaraan bermotor mengandung

    etilen dan kontaminasi terhadap produk yang disimpan dapat menginisiasi

    pemasakan dalam buah dan memacu kemunduran pada produk non-klimakterik

    dan bunga-bungaan atau bahan tanaman hias. Kebanyakan bunga potong sensitive

    terhadap etilen (Unud, 2009).

    Cara kerja dan fungsi hormon gas etilen:

    a. Mendorong pematangan,

    b.

    Memberikan pengaruh yang berlawanan dengan beberapa pengaruh dari hormon

    auksin.

    c. Mendorong atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar, daun,

    batang, dan bunga.

    d.

    Meristem apikal tunas ujung, daun muda, embrio dalam biji.

    Manfaat memperlambat respirasi dan proses meatabolisme lain (misalkan

    pematangan & senesen) yaitu (UMY, 2009):

    a. Mengurangi kepekaan terhadap etilen (pada < 8% O2atau > 1% CO2).

  • 8/10/2019 kentang akhir

    8/20

    b. Mengurangi perkembangan beberapa kerusakan

    c.

    Fisiologis (mis. chilling injury).

    d. Dapat menghambat perkembangan patogen.

    e. Dapat digunakan untuk membunuh serangga.

    C. Teknologi Pasca Panen

    Dibidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan

    atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas

    berada di tangan konsumen. Perlakuan-perlakuan pascapanen adalah bertujuan

    memberikan penampilan yang baik dan kemudahan-kemudahan untuk konsumen,

    memberikan perlindungan produk dari kerusakan dan memperpanjang masa simpan.

    Sukses penanganan pascapanen memerlukan koordinasi dan integrasi yang hati-hatidari seluruh tahapan dari operasi pemanenan sampai ke tingkat konsumen untuk

    mempertahankan mutu produk awal.

    Penanganan pasca panen hasil hortikultura yang umumnya dikonsumsi segar

    dan mudah rusak(perishable), bertujuan mempertahankan kondisi segarnya dan

    mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama penyimpanan, seperti

    pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, batang bengkok, buah keriput, polong alot,

    ubi berwarna hijau (greening), terlalu matang, dll.

    Berikut penanganan pascapanen tanaman kentang:

    1. Pencucian / Pembersihan

    Kebanyakan buah dan sayuran membutuhkan pembersihan untuk

    menghilangkan kotoran seperti debu, insekta atau residu penyemprotan

    yang dilakukan sebelum panen. Pembersihan adalah proses menghilangkan kotoran

    yang menempel pada umbi. Tujuannya untuk menghilangkan kotoran yang masih

    menempel pada umbi supaya umbi terlihat menarik. Selama pembersihan, usahakan

    umbi kentang bebas dari segala kotoran yang menempel pada umbi seperti tanah,

    sisa tanaman atau akar tanaman dengan cara dipangkas, setelah itu dicuci dengan

    air bersih secara hati-hati (http://cybex.deptan.go.id). Petani konvensional hampir

    tidak pernah membersihkan umbi. Untuk memasarkan kentang di pasar

    swalayan/ke luar negeri, kentang harus dibersihkan terlebih dulu. Bersihkan umbi

    dari segala kotoran yang menempel dengan lap. Lakukan perlahan-lahan jangan

    sampai menimbulkan lecet-lecet. Selain itu umbi dapat dibersihkan dengan cara

  • 8/10/2019 kentang akhir

    9/20

  • 8/10/2019 kentang akhir

    10/20

    Gambar 2. Sortasi Kentang

    3.

    Grading dan standarisasi

    Grading adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas. Biasanya dibagi dalam

    kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan seterusnya, atau kelas A, kelas B, kelas C dan

    seterusnya. Grading/pengkelasan umbi kentang dapat pula digolongkan menjadi :

    (1) Kelas AL ( > 200 gram/umbi ); (2) Kelas A (120 - 200 gram/umbi); (3) Kelas B

    (80 - 120 gram/umbi); dan (4) Kelas C (50 - 80 gram/umbi) (cybex.deptan.go.id).

    Pada beberapa komoditas ada kelas super-nya. Tujuan dari tindakangrading ini

    adalah untuk memberikan nilai lebih (harga yang lebih tinggi) untuk kualitas yang

    lebih baik. Standard yang digunakan untuk pemilahan (kriteria) dari masing-

    masing kualitas tergantung dari permintaan pasar. Standarisasi merupakan

    ketentuan mengenai kualitas atau kondisi komoditas berikut kemasannya yang

    dibuat untuk kelancaran tataniaga/ pemasaran. Standarisasi pada dasarnya dibuat

    atas persetujuan antara konsumen dan produsen, dapat mencakup kelompok

    tertentu atau wilayah / Negara /daerah pemasaran tertentu (Unpad, 2009).

    Gambar 3. Grading kentang

  • 8/10/2019 kentang akhir

    11/20

    4.

    Curing

    Curing sering diterapkan pada sayuran seperti bawang-bawangan dan kentang,

    yaitu dengan cara membiarkan komoditi terkena sinar matahari sejenak setelah

    panen atau dengan perlakuan pemanasan dengan menggunakan uap secara

    terkendali. Proses curingadalah cara efektif dan efisien untuk mengurangi

    kehilangan air, perkembangan penyakit pada beberapa sayuran umbi.

    Perlakuan curingpada kentang, memberikan kemampuan permukaan yang

    terpotong, pecah atau memar saat panen, untuk melakukan penyembuhan melalui

    perkembangan jaringan periderm pada bagian yang luka.

    Cara pemulihan kentang dilakukan dengan menjemur kentang selama 1 2

    jam sampai tanah yang menempel pada umbi kering dan mudah dilepaskan/ umbidibersihkan, telah itu juga segera disimpan di tempat yang dingin / sejuk dan

    kering. Untuk kentang segera disimpan di tempat gelap (tidak ada

    penyinaran) (Unpad, 2009).

    5. Waxing atau coating

    Waxing atau coating merupakan pelapisan permukaan sayuran atau buah agar

    menambah baik penampilannya. Pelapisan dimaksudkan untuk melapisi permukaan

    kentang dengan bahan yang dapat menekan laju respirasi maupun menekan laju

    transpirasi selama penyimpanan atau pemasaran. Pelapisan juga bertujuan untuk

    menambah perlindungan bagi kentang terhadap pengaruh luar. Beberapa penelitian

    membuktikan bahwa pelapisan dapat memperpanjang masa simpan dan menjaga

    produk segar dari kerusakan.

    Pelilinan (waxing) merupakan salah satu pelapisan pada buah untuk

    menambah lapisan lilin alami yang biasanya hilang saat pencucian, dan juga untuk

    menambah kilap buah. Keuntungan lain pelilinan adalah menutup luka yang ada

    pada permukaan sayuran atau buah (Unpad, 2009).

    Prinsip-prinsip dalam melakukan pelilinan adalah sebagai berikut (Deptan,

    2008) :

    a. Penggunaan emulsi lilin harus tepat

    b. Penggunaan emulsi lilin yang ada di pasaran atau emulsi lilin buatan sendiri

    dengan bahan baku lilin lebah

    c. Pelapisan lilin sebaiknya dilakukan dengan sistem penyemprotan

  • 8/10/2019 kentang akhir

    12/20

    d. Penutupan luka yan terjadi pada saat pemanenan, sehingga mengurangi resiko

    terjadinya infeksi oleh patogen

    e. Membatasi pengaruh lingkungan penyimpanan, sehingga laju respirasi dan

    transpirasi dapat terhambat.

    Syarat-syarat umbi kentang yang akan dilapisi lilin adalah sebagi berikut

    (Deptan, 2008) :

    a. Umbi harus betul-betul sehat

    b.

    Umbi tidak mengandung panas lapangan

    c. Umbi harus dicuci terlebih dahulu dengan larutan pencuci anti bakteri

    d. Umbi harus dalam kondisi bersih dan kering

    Keuntungan pelapisan lilin pada umbi kentang adalah sebagai berikut (Deptan,

    2008) :

    a. Kualitas umbi kentang konsumsi dapat dipertahankan

    b. Penampilan umbi kentang lebih menarik

    c. Kehilangan bobot umbi kentang dapat dihindari

    6. Pengemasan

    Pengemasan adalah memasukkan dan menyusun hasil panen kedalam suatu wadah

    atau tempat yang cocok dan baik sehingga komoditi tersebut terlindungi dari kerusakan

    mekanis, fisiologis, kimiawi, dan biologis (http://nixiemeilya.blogspot.com). Pengemasan

    dilakukan agar melindungi komoditas dari kerusakan, memudahkan penanganan,

    meningkatkan pelayanan dalam pemasaran, mengurangi / menekan biaya

    transportasi/ biaya tataniaga. Pengemasan bertujuan untuk melindungi hasil

    terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air, dan mempermudah dalam hal

    pengangkutan dan perhitungan (Satuhu, 2004). Menurut Rahardi (1993) kemasanyag baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut: tidak toksik, dapat menjamin

    sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, serta ukuran, bentuk, dan berat harus sesuai

    dengan bahan yang akan dikemas. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan

    dalam melakukan pengemasan:

    a. Pengemasan harus dilakukan dengan hati-hati terutama mencegah terluka,

    terjatuh atau kerusakan lain.

    b. Hanya komoditas yang baik yang dikemas (melalui sortasi)

    c. Tempat pengemasan harus bersih dan hindari kontaminasi

    http://nixiemeilya.blogspot.com/http://nixiemeilya.blogspot.com/
  • 8/10/2019 kentang akhir

    13/20

    d. Container atau wadah dan bahan pengemas lain, juga pengisi atau pelindung,

    harus bersih atau untuk yang tidak didaurpakai seperti kardus, plastic

    transparan dan lain-lain, harus yang baru.

    e. Bahan pengemas harus kuat, sesuai dengan sifat dan kondisi produk yang

    dikemas dan lama penyimpanan/ pengangkutan.

    f. Jangan memasukkan terlalu banyak kentang di dalam karung yang digunakan

    untuk pengangkutan.

    g.

    Jangan menggunakan wadah yang dipakai untuk penggunaan lain tanpa

    dibersihkan dengan seksama.

    Alat pengemas diharuskan bersih dan terbuat dari bahan yang ringan.

    Pengemas harus berventilasi dan di bagian dasar dan tepi diberi bahan yang

    mengurangi benturan selama pengangkutan.

    Gambar 4. Penanganan kentang saat pengemasan.

    Hasil panen yang hilang di gudang dapat disebabkan oleh banyaknya umbi

    kentang yang busuk akibat penyimpanan yang ditumpuk terlalu lama dan turunnya

    berat kering kentang karena proses respirasi yang terjadi didalam umbi

    Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kehilangan hasil

    diantaranya: kegiatan panen tidak dilakukan saat hujan sehingga umbi yang akan

    disimpan di gudang dalam keadaan kering dan sangat kecil kemungkinannya busuk,

    panen harus dilakukan secara hati-hati agar umbi tidak terkena cangkul sehingga

    kualitas umbi dapat dipertahankan, sebaiknya setelah kentang dipanen langsung

    disortir dan digrading tanpa harus menyimpan terlalu lama di gudang agar tidak

    terjadi kehilangan hasil yang cukup besar, dan digunakan agrosip untuk melindungi

    bibit kentang dari hama gudang. Agrosip berbentuk bubuk dan penggunaannya

    dengan cara menaburkannya diatas bibit kentang yang akan disimpan (Ismawati,

    2009).

  • 8/10/2019 kentang akhir

    14/20

    7.

    Penyimpanan

    Penyimpanan merupakan hal yang penting dilakukan dalam penanganan

    pascapanen. Tujuan dari penyimpanan antara lain yaitu :memperpanjang kegunaan

    (dalam beberapa kasus, meningkatkan kualitas), menampung produk yang

    melimpah, menyediakan komoditas tertentu sepanjang tahun, membantu dalam

    pengaturan pemasaran, meningkatkan keuntungan financial bagi produsen dan

    mempertahankan kualiatas dari komoditas yang disimpan . Menurut pantastico dkk

    (1986) tujuan utama penyimpanan adalah mengendalikan laju transpirasi, respirasi,

    infeksi penyakit, dan mempertahankan produk dalam bentuk yang paling berguna

    bagi konsumen. Menurut Sumoprastowo (2004) penyimpanan adalah upaya untuk

    memperpanjang ketersediaan produk sehingga membantu memenuhi kebutuhanpemasaran, distribusi, dan penggunaan.

    Umbi kentang disimpan pada suhu 150C-250C dan kelembaban 85%-95% selama 10

    hari atau lebih untuk meningkatkan pembentukan peridermis dan penyembuhan luka

    akibat panen. Setelah penyembuhan, suhu penyimpanan diturunkan, besarnya penurunan

    suhu bergantung pada lamanya penyimpanan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

    penyimpanan tanaman kentang yaitu, sebaiknya menyimpan umbi pada rak yang

    memungkinkan sirkulasi udara sejuk dari bawah, menggunakan kipas angin pada

    malam hari untuk memasuki udara sejuk ke dalam tempat penyimpanan kentang

    (Gambar.5), menyimpan kentang dalam krat plastik yang dapat dikembalikan

    (Gambar.6), menutup pintu tempat penyimpanan pada pagi, siang dan sore hari

    agar kentang tetap sejuk. Selain itu, jangan menyimpan kentang yang terkena

    penyakit atau rusak (Gambar.7), menyimpan kentang pada lantai tanah dan

    memberikan ventilasi pada kentang di siang hari (Gambar.8). Kondisi penyimpanan

    yang paling ideal adalah ruangan yang dilengkapi pengaturan kelembaban dan suhu yang

    tepat. Dalam berbagai tipe penyimpanan berskala besar yang modern, kentang disimpan

    pada tumpukan yang besar atau didalam ruangan. Tumpukan tersebut bila terlalu besar

    dapat mengganggu ventilasi dan menyebabkan rusaknya umbi yang berada di lapisan

    bawah tumpukan. Sebagian besar produsen memiliki ruang penyimpanan bersuhu rendah

    untuk memperpanjang umur simpan dan menyediakan pasokan kentang secara terus

    menerus. (http://nixiemeilya.blogspot.com)

    Namun demikian, beberapa metode yang ada untuk peyimpanan jangka

    panjang kentang tidak memadai untuk mengontrol kerusakan. Dalam beberapa

    bulan penyimpanan, kerusakan menyebabakan sekitar 50%produk hilang (rusak).

    Penurunan berat kentang dan pembusukan adalah masalah utama yang dihadapi

  • 8/10/2019 kentang akhir

    15/20

    selama masa penyimpanan. Perpanjangan masa simpan dan dan pengurangan

    kehilanagan pasca penyimpanan dengan metode radiasi akan membantu untuk

    memastikan pasokan tetap memadai dan menstabilkan harga (jurnal impact of

    post-harvest radiation reatment timing. )

    Gambar 5 Gambar 6

    a. Kentang rusak b. pintu penyimpanan terbuka

    Gambar 7 Gambar 8

    8. Pengangkutan

    Pengangkutan umumnya diartikan sebagai penyimpanan berjalan. Semua

    kondisi penyimpanan pada komoditas yang diangkut harus diterapkan. Hal yang

    perlu diperhatikan dalam pengangkutan kentang yaitu, jangan memasukkan terlalu

    banyak kentang di dalam karung yang digunakan untuk pengangkutan, jangan

    menggunakan wadah yang dipakai untuk penggunaan lain tanpa dibersihkan

    dengan seksama. Kentang dalam wadah yang digunakan untuk keperluan lain bisa

    terkontaminasi pathogen manusia seperti Salmonella, yang kemudian

    bias memasuki areal masak di dapur dan jangan menggunakan wadah yang terlalu

    besar. Kentang sebaiknya disimpan dan diangkut dalam krat plastik yang dapat

    dikembalikan.

  • 8/10/2019 kentang akhir

    16/20

    Prinsip dasar dari penanganan pasca panen yang baik (Unpad, 2009) :

    a.

    Mengenali sifat biologis hasil tanaman yang akan ditangani

    - Hasil pertanian yang telah dipanen masih hidup, masih melakukan respirasi,

    dan transpirasi, sehingga penanganan pasca panen yang dilakukan harus

    selalu memperhatikan hal ini.

    - Sifat biologi setiap hasil pertanian berbeda, perlakuan pasca panen yang

    tepat untuk tiap komoditas akan berbeda.

    - Bagian tanaman yang dimanfaatkan juga berbeda-beda sifatnya (daun,

    batang, bunga, buah, akar).

    - Struktur dan komposisi hasil tanaman dari tiap bagian tanaman berbeda.

    Perubahan-perubahan yang terjadi dari bagian tanaman setelah panen:

    Perubahan fisik / morfologis seperti daun menguning, bunga layu, batang

    memanjang atau mengeras, buah matang menjadi ranum atau bonyok, dan

    lain-lain

    Perubahan komposisi : kadar air berkurang, karbohidrat pati menjadi gula

    dan sebaliknya, protein terurai, lemak menjadi tengik, vitamin dan mineral

    hilang / berkurang, timbul aroma / bau.

    b.

    Mengetahui jenis kerusakan yang dapat terjadi

    Kerusakan FisikFisiologis

    Perubahan-perubahan terjadi karena proses fisiologi (hidup) yang terlihat

    sebagai perubahan fisiknya seperti perubahan warna, bentuk, ukuran,

    lunak, keras, alot, keriput, dll. Juga bisa terjadi timbul aroma, perubahan

    rasa, peningkatan zat-zat tertentu dalam hasil tanaman tersebut.

    Kerusakan Mekanis

    Kerusakan disebabkan benturan, gesekan, tekanan, tusukan, baik antar

    hasil tanaman tersebut atau dengan benda lain. Kerusakan ini umumnya

    disebabkan tindakan manusia yang dengan sengaja atau tidak sengaja

    dilakukan. Atau karena kondisi hasil tanaman tersebut (permukaan tidak

    halus atau merata, berduri, bersisik, bentuk tidak beraturan, bobot tinggi,

    kulit tipis, dll.). Kerusakan mekanis (primer) sering diikuti dengan

    kerusakan biologis (sekunder).

    Kerusakan Biologis

  • 8/10/2019 kentang akhir

    17/20

    Penyebab kerusakan biologis dari dalam tanaman : pengaruh etilen.

    Penyebab kerusakan biologis dari luar : Hama dan penyakit.

    c. Melakukan penanganan yang baik

    Menggunakan teknologi yang baik dan menyesuaikan dengan tujuan

    penanganan

    Hindari kerusakan apapun penyebabnya dalam penanganan pasca panen.

    Penanganan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti kaidah-kaidah

    yang ditentukan

    Mempertimbangkan hubungan biaya dan pemanfaatan.

    Faktor yang berpengaruh pada kerusakan hasil tanaman :

    - Faktor biologis : repirasi, transpirasi, pertumbuhan lanjut, produksi etilen,

    hama penyakit.

    - Faktor lingkungan : Temperatur, kelembaban, komposisi udara, cahaya,

    angin, tanah/media

  • 8/10/2019 kentang akhir

    18/20

    BAB III

    PENUTUP

    A.

    Kesimpulan

    1. Tanaman hortikultura (kentang) mudah mengalami kerusakan pascapanen yang

    dapat menurunkan kualitas produk.

    2.

    Penanganan yang tepat dan benar pada kegiatan pascapanen perlu dilakukan untuk

    tetap menjaga kualitas produk.

    3. Pertimbangan-pertimbangan penting dalam penanganan pascapanen produk buah

    dan sayur, yaitu:

    a.

    Pertimbangan fisiologis (laju respirasi, transpirasi, dan gas etilen)b.

    Pertimbagan fisik

    c. Pertimbangan patalogis

    d. Pertimbangan kondisi lingkungan

    e.

    Pertimbangan ekonomis

    f. Penanganan pascapaen tanaman kentang antara lain; sortasi, penyucian,

    grading, curing, waxing, pengemasan, penyimpanan, pengangkutan.

    B. Saran

    Peningkatan produksi kentang dapat dilakukan dengan meningkatkan kinerja

    dalam melaksanakan kegiatan budidaya di lapangan dan penanganan pasca panen

    yang lebih intensif agar persentase kehilangan hasil dapat

    diminimalkan. Penerapan teknologi yang lebih maju lagi dalam hal budidaya tanaman,

    pasca panen, dan pemasaran kentang sangat diperlukan untuk mengolah produk

    hortikultura merupakan produk yang rentan akan kerusakan.

  • 8/10/2019 kentang akhir

    19/20

  • 8/10/2019 kentang akhir

    20/20

    Umy. 2009. Laju Respirasi.

    http://umy.ac.id/ppt//Respirasi%20-%20Internal%20%26%20Lingkungan.ppt diakses

    pada 19 Oktober 2014.

    Unpad. 2009.Penanganan Pascapanen Hasil Pertanian.http://pustaka.unpad.ac.id/wp-

    content/uploads/2009/11/penangan-pasca-panen-hasil-pertanian.pdf diakeses pada 19

    Oktober 2014.

    Unud. 2009.Penanganan Pascapanen.

    http://staff.unud.ac.id/madeutama/wp-content/uploads/2009/06/5-penanganan-

    pascapanen.pdf diakses pada 19 Oktober 2014.

    http://umy.ac.id/ppt/Respirasi%20-%20Internal%20%26%20Lingkungan.ppthttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/11/penangan-pasca-panen-hasil-pertanian.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/11/penangan-pasca-panen-hasil-pertanian.pdfhttp://staff.unud.ac.id/madeutama/wp-content/uploads/2009/06/5-penanganan-pascapanen.pdfhttp://staff.unud.ac.id/madeutama/wp-content/uploads/2009/06/5-penanganan-pascapanen.pdfhttp://staff.unud.ac.id/madeutama/wp-content/uploads/2009/06/5-penanganan-pascapanen.pdfhttp://staff.unud.ac.id/madeutama/wp-content/uploads/2009/06/5-penanganan-pascapanen.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/11/penangan-pasca-panen-hasil-pertanian.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/11/penangan-pasca-panen-hasil-pertanian.pdfhttp://umy.ac.id/ppt/Respirasi%20-%20Internal%20%26%20Lingkungan.ppt