118
KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WONOMULYO POLEWALI MANDAR THE EFFECTIVENESS OF USING MEDIA GUIDANCE CARD DESCRIPTION IN TEACHING WIRITING FOR CLASS X SMA NEGERI I WONOMULYO POLEWALI MANDAR Tesis Oleh : HASNAH P. Nomor Induk Mahasiswa : 04.07.729.2012 ROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASAN DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2014

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 WONOMULYO POLEWALI MANDAR

THE EFFECTIVENESS OF USING MEDIA GUIDANCE CARD DESCRIPTION IN TEACHING WIRITING FOR

CLASS X SMA NEGERI I WONOMULYO POLEWALI MANDAR

Tesis

Oleh :

HASNAH P.

Nomor Induk Mahasiswa : 04.07.729.2012

ROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASAN DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2014

Page 2: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM
Page 3: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

i

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 WONOMULYO POLEWALI MANDAR

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Program Studi

Magister Pendidikan

Kekhususan : Pendidikan Bahasan dan Sastra Indonesia

Disusun dan Diajuhkan oleh

HASNAH P. Nomor Induk Mahasiswa : 04.07.729.2012

Kepada

ROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASAN DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2014

Page 4: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

ii

TESIS

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 WONOMULYO POLEWALI MANDAR

Yang disusun dan diajukan oleh

HASNAH P. NIM. 04.07.729.2012

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Tesis

pada tanggal 16 Juni 2014

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Pembimbing I

Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M.Pd.

Pembimbing II Dr. Abd Rahman Rahim, M.Hum.

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M.Pd. NBM. 988 463

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dr. Abd Rahman Rahim, M.Hum. NBM. 866 922

Page 5: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

iii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI

Judul : Keefektifan Media Kartu Penuntun Deskripsi

dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi Siswa

Kelas X SMA Negeri 1 WonomulyoPolewali

Mandar

Nama : Hasnah P.

Nim : 04.07.729.2012

Program Stusi : Pendidikan Bahasan dan Sastra Indonesia

Konsentrasi : -

Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Penguji Tesis pada tanggal

16 Juni 2014 dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan dan dapat

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesi pada Program Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 23 Juni 2014

Tim Penguji :

Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M.Pd. ...…………………………….. (Ketua/Pembimbing/Penguji)

Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum .……………………………... (Sekertaris/Pembimbing/Penguji) Prof. Dr. H. Achmad Tolla, M.Pd. ..……………………………... (Penguji) Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. …………………………….. (Penguji)

Page 6: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hasnah P.

Nomor Pokok : 04.07.729.2012

Progran Studi : Bahasa dan Sastra Indonesia

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa tesis yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya, bukan merupakan pengambilalihan

tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau

dapat dibuktikan, bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya

orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 23 Juni 1014 Yang menyatakan, Hasnah P.

Page 7: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

v

ABSTRAK

HASNAH P. 2014. Tesis. Keefektifan Media Kartu Penuntun Deskripsi dalamPembelajaran Menulis Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar, dibimbing oleh, H. M. Ide Said D.M. sebagai pembimbing I dan Abd. Rahman Rahimsebagai pembimbing II.

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh, menganalisis, dan mendeskripsikan data mengenai (1) Tingkat hasil belajar menulis deskripsi kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar menggunakan kartu penuntun deskripsi. (2) Tingkat hasil belajar menulis deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar menggunakan teknik konvensional. (3) Keefektifan media kartu penuntun deskripsi terhadap hasil belajar menulis deskripsi kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan teknik eksperimen semu. Adapun populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar tahun pelajaran 2013/2014 sejumlah 138 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling.

Hasil analisis inferensial menunjukkan, bahwa Media Kartu Penuntun Deskripsi efektif dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar. Hal ini telah dibuktikan dalam hasil penelitian yang menunjukkan, bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis deskripsi siswa dengan menggunakan media kartu penuntun deskripsi dengan metode konvensional yaitu nilai t empiris lebih besar daripada nilai t teoretis (tabel) yaitu 7,94>1,645 yang berarti media penuntun deskripsi efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar. Oleh karena itu, disarankan sebagai berikut (1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan penambah khazanah keilmuan bagi siswa tentang keterampilan menulis deskripsi dengan menggunakan media penuntun deskripsi. (2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan teoretis dalam pembelajaran menulis secara umum. (3) Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan kepada rekan guru untuk diterapkan dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran menulis siswa. (4) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan bagi guru sehingga termotivasi untuk mengembangkan strategi atau teknik yang menarik dan inovatif lainnya.

Page 8: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

vi

ABSTRACT

Hasnah, P. 2014, The Effectiveness of Using Media Guidance Card Description in Teaching Writing for Class X SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar. (Guided by H.M.ide Said D.M and A. Rahman Rahim) The purpose of this study was to obtain, analyze, and describe data concerning (1) the level of learning outcomes of the students to write a description of Class X SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar use guidance card description. (2) The level of learning outcomes of the Students to write a description of Class X SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar using conventional techniques. (3) The effectiveness of the media guidance card to written description of learning outcomes of students Class X SMA deskripasi Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar. The type of this research is survey research with quasi-experimental techniques. The study population was all studentsof Class X SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar academic year 2013/2014 with 138 number people. The sample of the study is total sampling technique. The result of the analysis indicate thet the media card guidance in learning to write descriptive was effective to the students of Class X SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar. This has been demonstrated in research showing that there was significant difference between students ability to write a description using a media card with a description of the guidance method where the empirical t-value is grater than the theoretical value t (table) Is 7.94>1.645 Which means that the media guidance was effective in improving the writing skills of the grade X High School Students Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar. It is therefore recommended as follows (1) presumably the results of this study can be used as an addition to the repertoire of knowledge for students to write a description about the ability to use the media guide descriptions. (2) May the results of this study can be used as a theoretical reference in the teaching of writing in general. (3) presumably the results of this study can be used as input to fellow teachers to be applied in the study so that we can improve the procces and learning outcomes of students writing. (4) presumably results of this study can be used as a comparison for teachers so termotivasi to develop a strategy or technique that is interesting and innovative.

Page 9: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., atas

segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan tesis ini dapat

diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tesis ini berjudul

Keefektifan Media Kartu Penuntun Deskripsi dalam Pembelajaran

Menulis Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali

Mandar.

Tesis ini tentu mengalami hambatan dan tantangan

penyelesaiannya. Namun, atas bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, akhirnya hambatan tersebut dapat teratasi hingga tesis ini

dapat terselsaikan.Oleh karena itu, pada kesempatan ini, dengan segala

ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M.Pd.,

pembimbing I dan Dr. A. Rahman Rahim, M.Hum. pembimbing II karena

kesabaran dan keikhlasan telah meluangkan waktunya untuk memberi

bimbingan, saran, serta motivasi sejak penyusunan proposal hingga

penyelesaian tesis ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, Direktur Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Page 10: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

viii

Selain itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Polewali

Mandar yang telah memberikan izin penelitian di wilayah kerjanya.

Demikian halnya kepada Kepala Sekolah, guru dan siswa kelas X SMA

Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar yang telah membantu

terlaknsananya penelitian ini .

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada suami

tercinta dan anakda tersayang serta orang tua yang telah memberikan

dukungan dan perhatian, bahkan pengorbanan selama penulis menempuh

studi hingga penyelesaian tesis ini.

Akhirnya ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut

membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini. Semoga segala bantuan,

petunjuk dan dorongannya dapat bernilai ibadah dan mendapatkan rahmat

dari Allah Swt., amin.

Makassar, Juni 2014

Penulis

Page 11: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

ix

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iv ABSTRAK v

ABSTARCT vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL x DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 7 C.Tujuan Penelitian 8 D.Manfaat Penelitian 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoretis 10 B. Kajian Penelitian yang Relevan 49 C. Kerangka Pikir 50 D. Hipotesis 51

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Jenis Penelitian 53 B. Lokasi dan Waktu Penelitian 53 C. Populasi dan Sampel 54 D. Metode Pengumpulan Data 55 E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 56 F. Teknik Analisis Data 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 60 B. Pembahasan 69 C. Rekomendasi 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 74 B. Saran 75

DAFTAR PUSTAKA 76 RIWAYAT HIDUP 79 LAMPIRAN 80

Page 12: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

x

DAFTAR TABEL

Nomor Deskripsi Tabel Halaman

1 Deskripsi Keadaan Populasi 54

2 Deskripsi Keadaan Sampel 55

3 Tingkat Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa KelasXSMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar Menggunakan Media Penuntun Deskripsi 62

4 Tingkat Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar Menggunakan Metode Konvensional 64

5 Tabel Kerja Uji T 65

6 Skor Mentah Tingkat Kemampuan Menulis Dskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar Menggunakan Media Penuntun Deskripsi 80

7 Skor Mentah Tingkat Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar Menggunakan Metode Konvensional 82

8 RPP 86

Page 13: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Deskripsi Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup 79

2 Skor Mentah Tingkat Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar Menggunakan Media Penuntun Deskripsi 80

3 Skor Mentah Tingkat Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar Menggunakan Metode Konvensional 82

4 Tabel KerjaUji T 84

5 RPP 86

6 Foto-foto Pembelajaran 102

7 Hasil Karya Siswa 106

Page 14: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

xii

Page 15: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang

memerlukan kompetensi yang paling kompleks dibandingkan tiga

keterampilan berbahasa lainnya (menyimak, berbicara, dan

membaca). Keterampilan menulis merupakan keterampilan

berbahasa yang produktif, mempersyaratkan penguasaan

ketatabahasaan, kosakata, keterampilan menyusun dan merangkai

gagasan, serta mengembangkan gagasan dalam suatu yang logis,

padat dan mudah dipahami. Siswa dikatakan mempunyai

keterampilan menulis jika ia mampu mengemukakan ide dalam suatu

tulisan yang sudah padu dengan bahasa yang lugas. Untuk

mendapatkan ide yang akan ditulis dapat diperoleh dari kegiatan

membaca referensi dan mendiskusikan topik. Mengingat betapa

banyak persyaratan dalam menulis itulah, keterampilan menulis

tergolong keterampilan yang paling kompleks.

Dalam kegiatan menulis diperlukan adanya bentuk ekspresi

gagasan yang mempunyai urutan logis dengan menggunakan

kosakata dan tata bahasa yang baik dan benar sehingga dapat

menggambarkan atau menyajikan informasi yang diekspresikan

secara jelas. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis

Page 16: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

2

dengan baik jika dia dapat mengungkapkan maksudnya dengan jelas

sehingga pembaca dapat memahami maksud atau hal yang

diungkapkannya.

Tarigan (1994a) mengatakan bahwa, untuk menjadi

seseorang penulis yang baik sekurang-kurangnya harus memiliki

kepekaan terhadap teknik penulisan yang tepat dan penggunaan

bahasa yang baku agar tujuan penulisannya dapat dipahami oleh

pembaca.

Standar kompetensi menulis dalam pembelajaran bahasa

Indonesia merupan penentu untuk menunjukkan jati diri sebagai

pribadi yang mampu karena siswa yang mampu menerangkan

ide/gagasannya, perasaannya, dan pendapatnya dalam bentuk

tulisan sesuai keinginannya. Sejalan dengan kenyataan tersebut,

Syafie (1988) mengemukakan bahwa menulis adalah menuangkan

gagasan, pendapat, keinginan, dan informasi ke dalam bentuk tulisan

mengirimkannya kepada pembaca atau orang lain. Oleh karena itu,

menulis dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang

produktif.

Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang kompleks.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan dan pengetahuan

grafologi, struktur bahasa dan kosakata. Pengetahuan bahasa

berkaitan dengan tata bahasa, dan semantik. Kosakata berkaitan

dengan pilihan kata yang tepat dalam tulisan. Dengan penguasaan

Page 17: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

3

keterampilan dan pengetahuan kebahasaan yang demikian itu,

komunikasi antara penulis dan pembaca dapat berjalan dengan baik.

Tarigan (1994a) menjelaskan bahwa keterampilan menulis

merupakan alat komunikasi yang tidak secara langsung dapat

ditanggapi oleh pembacanya, keterampilan menulis merupakan

keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara

tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain karena

tulisan sebagai media komunikasi yang tidak secara langsung.

Hingga saat ini, menulis masih ditempatkan pada tingkatan

yang paling tinggi dalam aktivitas kebahasaan manusia. Meskipun

ada anggapan, terutama dari kalangan ahli komunikasi modern,

menyatakan pada zaman elektronik sekarang ini manfaat belajar

menulis sudah mulai tergeser. Akan tetapi, tidak sedikit ahli bahasa

yang merasa cemas, terutama dari dunia Barat, bahwa seakan-akan

kemajuan di bidang elektronik dalam hubungannya dengan bahasa

dewasa ini, seakan menggiring mereka kembali ke zaman semi buta

huruf.

Maraknya dunia elektronik yang dilengkapi dengan berbagai

fasilitas modern, dengan jangkauan yang sangat luas, menyita

banyak waktu yang biasa digunakan orang untuk membaca. Akan

tetapi, bagaimanapun kondisi aktivitas manusia, kegiatan menulis

tidak bisa diabaikan. Kenyataan memperlihatkan, bahwa dari

berbagai aspek kehidupan manusia. Kegiatan menulis hampir setiap

hari disaksikan, seperti menulis surat, laporan, buku, makalah, artikel,

Page 18: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

4

berita, iklan, dan sebagainya. Dapat dikatakan, bahwa kehidupan

manusia hampir tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan menulis.

Darmadi (1996) menyatakan, bahwa masyarakat yang tidak

mampu mengekspresikan pikirannya dalam bentuk tulisan akan

tertinggal jauh dari berbagai kemajuan. Hal itu sejalan dengan asumsi

Sumarmo (2000) yang menyatakan, bahwa kegiatan menulis

mendorong perkembangan intelektual seseorang sehingga belajar

menulis diidentikkan dengan belajar berfikir kritis.

Banyak manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan menulis

antara lain dapat mengenali potensi dan kemampuan

mengembangkan berbagai gagasan, melalui aktivitas bernalar,

memperluas wawasan dengan menyerap mencari, dan menguasai

berbagai informasi, baik secara teoretis maupun yang berkaitan

dengan fakta, membiasakan berfikir secara tertib dan sistematis,

memecahkan suatu permasalahan, belajar secara aktif. Selain itu,

keterampilan menulis merupakan salah satu aspek penting dalam

proses komunikasi manusia.

Begitu pentingnya kegiatan menulis, sehingga ada asumsi

yang menyatakan bahwa kemajuan suatu bangsa dapat diukur

dengan melihat maju-tidaknya komunikasi tulis bangsa tersebut. Hal

itu dapat dilihat pada kualitas hasil cetakan dan penerbitan, seperti

majalah, suarat kabar, buku, dan sebagainya. Untuk mengetahui hal

itu, keterampilan menulis harus diupayakan sedini mungkin. Upaya

tersebut terlihat dalam kurikulum mulai Sekolah Dasar hingga

Page 19: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

5

Sekolah Menengah, pengajaran menulis masih menjadi salah satu

mata sajian yang diprioritaskan.

Namun, sayang, kenyataan memperlihatkan, bahwa

pengajaran menulis termasuk di SMA hingga saat ini belum

menggembirakan. Hal itu terlihat pada hasil penelitian Zularsi (2000)

bahwa Siswa SMA di Makassar mempunyai kemampuan menulis

yang belum memadai.” Sejalan dengan itu, Rosmawati (1999)

mengemukakan, bahwa Siswa SMA Muhammadiyah Bulukumba

belum mampu menulis deskripsi.” Demikian pula pernyataan

Layunrampan dalam Suara Karya Minggu, 14 November 1999,

bahwa kemampuan menulis atau mengarang pelajar dewasa ini

masih memprihatinkan. Hal itu berkaitan dengan minat siswa yang

masih sangat rendah.

Salah satu jenis menulis yang harus dikuasai siswa termasuk di

SMA adalah menulis deskripsi. Hal karena menulis deskripsi dapat

menunjang keterampilan menulis lainnya seperti menulis cerita,

menulis reportasi iklan, dan sebagainya. Masalahnya, secara umum

siswa masih mempunyai berbagai kesulitan dalam menulis deskripsi

sebagaimana yang terungkap dalam penelitian yang diuraikan di atas.

Oleh karena itu, dibutuhkan strategi, metode atau media yang efektif

dalam dalam mengembangkan keterampilan menulis deskripsi siswa

khususnya di Sekolah Menengah Atas.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di kelas X SMA Negeri 1

Wonomulyo Polewali Mandar ditemukan bahwa menulis kerap kali menjadi

suatu hal yang kurang diminati dan kurang mendapat respons yang baik

Page 20: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

6

dari siswa. Siswa tampak mengalami kesulitan ketika menulis. Siswa tidak

tahu apa yang harus dilakukan ketika pembelajaran menulis dimulai.

Mereka terkadang sulit sekali menemukan kalimat pertama untuk memulai

paragraf. Mereka takut salah, takut berbeda dengan apa yang

diinstruksikan gurunya.

Menyikapi hal tersebut dalam pembelajaran menulis deskripsi di

kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar perlu digunakan

media pembelajaran yang biasa menuntun siswa dalam keterampilan

menulis yang lebih memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan

menulisnya. Guru hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam memilih

strategi dan media pembelajaran sehingga minat dan motivasi siswa dalam

menulis semakin meningkat. Untuk mengatasi kendala tersebut media yang

paling tepat dipergunakan adalah media penuntun deskripsi dalam menulis

karangan deskripsi.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian

dengan mengujicobakan sebuah media untuk pembelajaran deskripsi

yaitu media kartu penuntun deskripsi. Media ini dianggap dapat

membantu siswa dalam mendeskripsikan tulisannya karena siswa

kesulitan dalam menentukan rincian yang mau ditulis, sehingga

dengan bantuan kartu deskripsi, maka siswa akan mudah dalam

menulis deskriptif.

Secara empiris, media mengenai menulis deskripsi sudah

cukup banyak terungkap dalam penelitian. Namun, terdapat

perbedaan mendasar dari media yang digunakan. Hasil penelitian

Paelori (2011) mengenai keefektifan media alat perangsang untuk

Page 21: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

7

meningkatakan hasil belajar deskripsi menunjukkan bahwa media

tersebut cukup efektif terutama dalam mengembangkan konsep yang

akan ditulis siswa SMK Tunas Bangsa Makassar. Demikian pula hasil

penelitian Kadir (2012) menunjukkan bahwa strategi tangkap

panorama efektif dalam menulis siswa SMA PGRI Makassar. Hal

senada juga diungkap oleh Sunusi (2010) dalam penelitiannya

ditunjukkan bahwa penggunaan kartu lacak efektif dalam

meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa SMA Negeri 2

Pinrang. Kesemua penelitian ini memiliki persamaan, namun

berbeda dari strategi dan media yang disodorkan. Oleh karena itu,

penelitian yang berusaha mengungkap keefektifan media kartu

penuntun deskripsi terhadap hasil belajar menulis deskripsi siswa

kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar ini perlu

dilakukan sebagian dari upaya meningkatkan kemampuan menulis

deskripsi siswa di SMA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan masalah

dalam bentuk pertanyaan yaitu:

1. Bagaimana tingkat hasil belajar menulis deskripsi kelas X

SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar menggunakan

kartu penuntun deskripsi?

2. Bagaimana tingkat hasil belajar menulis deskripsi kelas X

SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar menggunakan

teknik konvensional?

Page 22: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

8

3. Apakah media kartu penuntun deskripsi efektif terhadap

hasil belajar menulis deskripsi kelas X SMA Negeri 1

Wonomulyo Palewali Mandar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengumpulkan, mengolah dan

menyajikan data mengenai

1. Tingkat hasil belajar menulis deskripsi kelas X SMA Negeri

1 Wonomulyo Palewali Mandar menggunakan kartu

penuntun deskripsi.

2. Tingkat hasil belajar menulis deskripsi kelas X SMA Negeri

1 Wonomulyo Palewali Mandar menggunakan teknik

konvensional.

3. Keefektifan media kartu penuntun deskripsi terhadap hasil

belajar menulis deskripsi kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo

Palewali Mandar

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang

bersipat teoretis dan praktis.

1. Manfaat teoretis

a. Menambah khazanah keilmuan bagi siswa tentang

keterampilan menulis deskripsi dengan menggunakan media

penuntun deskripsi

Page 23: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

9

b. Diharapkan mampu memberikan sumbangan teoretis dalam

pembelajaran menulis secara umum.

2. Manfaat praktis

1. Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada

rekan guru untuk diterapkan dalam pembelajaran sehingga

dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran menulis

siswa.

2. Selain itu, dapat menjadi bahan perbandingan bagi guru

sehingga termotivasi untuk mengembangkan strategi atau

teknik yang menarik dan inovatif lainnya.

Page 24: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORITIS

1. Hakikat menulis

Menulis pada hakikatnya menyampaikan ide atau pesan

dengan menggunakan lambang grafik (tulisan) kepada orang lain.

Dalam kegiatan menulis seseorang juga dituntut untuk menguasai

komponen-komponen tulisan yang meliputi isi (materi) tulisan,

organisasi tulisan, kebahasaan, (kaidah bahasa tulis), gaya

penulisan, dan mekanisme tulisan (Mulyati, 2002).

Menurut Murray (dalam Cleary dan Linn, 1993:344) menulis

merupakan proses yang dialami. Tanpa mengalami (mempelajari) tidak

mungkin sesorang dapat menulis sebab menulis merupakan kemampuan

yang berupa keterampilan, dan keterampilan tersebut diperoleh melalui

pembelajaran. Selanjutnya Ellis, et al. (1989:145) menguraikan bahwa

menulis merupakan sebuah keterampilan yang harus dipelajari bukan

diajarkan. Oleh karena itu siswa harus mengalaminya secara langsung.

Suparno dan Yunus ((2003: 26) secara singkat menguraikan menulis

adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis

kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai

penyampai pesan atau isi tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.

Page 25: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

11

Menulis adalah rangkaian proses berpikir. Proses berpikir

berkaitan erat dengan kegiatan penalaran. Penalaran yang baik dapat

menghasilkan tulisan yang baik pula, bahkan tanpa penalaran tidak

akan ada pengetahuan yang benar, Syafi’ie (1988: 182)

mengemukakan bahwa salah satu substansi retorika menulis adalah

penalaran yang baik. Dalam hal ini, berarti untuk menghasilkan

kesimpulan yang benar harus dilakukan penalaran secara cermat

dengan berdasarkan pikiran yang logis. Penalaran yang salah akan

menuntun kepada kesimpulan yang salah.

Pada dasarnya menulis merupakan proses pengungkapan ide

atau gagasan, pikiran, pengalaman, perasaan dengan menggunakan

bahasa sebagai medianya. Hal-hal yang dikemukakan dalam tulisan

bersumber dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, atau dari

membaca buku. menulis seperti halnya berbicara, merupakan

keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif. Perbedaannya,

kegiatan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

dapat digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak

secara tatap muka dengan orang lain (tidak langsung), sedangkan

berbicara merupakan tatap muka (langsung) Tarigan, 2000).

Tarigan (1994a: 21) menyatakan, ”Menulis adalah menurunkan

atau menuliskan lambang-lambang grafem yang menggambarkan

suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain

dapat membaca lambang-lambang grafen tersebut, jika mereka

memahami bahasa atau gambaran grafen itu.” Selanjutnya Enre

(1994: 5) memberikan pengertian bahwa: ”Menulis merupakan

Page 26: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

12

kegiatan yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak

langsung.”

Menurut Tarigan (1994a: 3) bahwa:

Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain, sedangkan kegiatan menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medianya. Pesan yang dimaksud berupa isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sistem komunikasi antarmanusia yang menggunakan lambang-lambang yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya. Jadi menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif.

Akhadiah, dkk. (1996: 2) menjelaskan

Pemerolehan keterampilan menulis dilakukan melalui proses karena hal ini merupakan kegiatan yang produktif. Sebagai suatu proses, merupakan suatu rangkaian aktivitas yang terjadi dari beberapa tahap, yaitu pramenulis, menulis, dan revisi. Selanjutnya dikatakan bahwa dalam kegiatan menulis ini seseorang penulis harus memanfaatkan pengetahuan tentang struktur bahasa, kosakata, dan pengetahuan yang mendukung tulisannya.

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka

dengan orang lain, melainkan dengan cara mengungkapkan ide atau

gagasan produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis

haruslah terampil memanfaatkan kosakata dan struktur kalimat

dengan lebih baik sehingga karya tulisnya dapat dimengerti orang

lain.

Alwi, dkk. (2001: 12) menjelaskan bahwa menulis adalah

melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Tarigan (1986: 21)

mengemukakan, bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan

Page 27: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

13

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang

dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut sepanjang mereka memahami

bahasa dan gambaran grafik tersebut.

Enre (1994: 2) mengatakan bahwa menulis merupakan

kemampuan mengungkapkan pikiran dan juga perasaan dalam

tulisan yang efektif. Menulis berarti melahirkan atau mengungkapkan

pikiran dan perasaan melalui suatu lambang (tulisan). Tentu saja

segala lambang (tulisan) yang dipakai haruslah merupakan hasil

kesepakatan para pemakai bahasa yang satu dengan yang lainnya

saling memahami. Apabila seseorang diminta untuk menulis, maka

berarti ia akan mengungkapkan perasaannya ke dalam bentuk

tulisan. Jadi, menulis itu berarti melakukan dengan tulisan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa menulis adalah pengungkapan pikiran dan

perasaan melalui tulisan. Tentu saja tulisan yang dipakai harus

dipahami dan merupakan kesepakatan pemakai bahasa.

2. Pentingnya Keterampilan Menulis

Pada dasarnya mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya

pembelajaran keterampilan berbahasa merupakan pelajaran yang

variatif dan sangat menyenangkan dipelajari. Hal itu disebabkan oleh

banyaknya wahana, sarana, alat, ataupun lingkungan di sekitar yang

dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Melalui pembelajaran

keterampilan berbahasa yang kreatif dan inovatif, dapat

Page 28: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

14

meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga secara tidak langsung

dapat memberikan pengalaman baru kepada siswa untuk memahami,

mengkaji, mengeksplorasi, dan menganalisis materi pelajarannya.

Siswa memiliki banyak kesempatan untuk dapat mengungkapkan

gagasan-gagasannya berdasarkan pengalaman yang diperoleh di

lapangan, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian,

secara tidak langsung terjadi pembelajaran lintas bidang studi antara

bahasa Indonesia dengan bidang studi yang lain.

Hal itu menunjukkan, bahwa tujuan berbahasa melalui

pembelajaran bahasa Indonesia adalah untuk membina kemampuan

menggunakan bahasa Indonesia dalam menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Keempat keterampilan ini biasanya

dilaksanakan secara terpadu. Sehubungan dengan hal tersebut,

keempat keterampilan berbahasa menurut Syafi’ie (2001: 17)

bersumber dari kemampuan kebahasaan (language competence) dan

kemampuan komunikatif (communicative competence).

Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan,

perasaan, dan informasi) secara tertulis kepada pihak lain, baik

sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal maupun melalui

lambang-lambang kebahasaan/bahasa tulis lainnya. Terkait dengan

hal tersebut Akhadiah, dkk. (1998: 16) menyatakan, bahwa menulis

melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi

tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima

pesan. Menurut Akhadiah dkk., menulis dapat diartikan sebagai

Page 29: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

15

aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan ke

dalam lambang-lambang kebahasaan/bahasa tulis.

Terkait dengan hal tersebut, Syafi’ie (2001: 42) menambahkan,

bahwa menulis merupakan keterampilan yang dapat dipelajari.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sudah diajarkan

sejak siswa berada pada jenjang Sekolah Dasar. Hal itu disebabkan,

menulis sebagai salah satu bentuk keterampilan berbahasa tentu saja

diharapkan dapat dikuasai seseorang.

Menurut Tarigan (1993: 4) menulis adalah menirukan atau

melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu

bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat

membaca lambang-lambang tersebut. Terkait dengan hal tersebut,

Dimiyati (2002: 26) mengatakan bahwa antara membaca dan menulis

terdapat hubungan yang saling menunjang dan melengkapi.

Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek

keterampilan berbahasa. Pada umumnya keterampilan menulis

diperoleh seseorang melalui sekolah formal. Sebagai salah satu

aspek keterampilan berbahasa, keterampilan menulis harus dilatihkan

agar siswa dapat mengungkapkan ide atau gagasan tertulisnya

secara kohesif dan koherensif.

Apabila dihayati hakikat pembelajaran keterampilan menulis

ada baiknya guru menganut paham, bahwa mengajarkan siswa

menulis ibarat melatih seorang pemain catur. Siswa tidak cukup

diperkenalkan fungsi setiap anak catur dan teori bermain catur yang

handal, akan tetapi siswa harus diterjunkan langsung merasakan

Page 30: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

16

permasalahan yang dihadapi dalam bermain catur, disertai dengan

pengetahuan dan pengalaman pelatih. Oleh karena itu, siswa harus

diberikan peluang sebesar-besarnya untuk terlibat secara emosional

dalam seluruh proses pembelajaran menulis.

Keterampilan menulis oleh para ahli pengajaran bahasa

ditempatkan pada tataran paling tinggi dalam proses pemerolehan

bahasa. Hal ini disebabkan keterampilan menulis merupakan

keterampilan produktif yang hanya dapat diperoleh sesudah

keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan

membaca. Hal ini pula yang menyebabkan keterampilan menulis

merupakan keterampilan berbahasa yang paling sulit.

Meskipun keterampilan menulis sulit, namun peranannya dalam

kehidupan manusia sangat penting. Kegiatan menulis dapat

ditemukan dalam aktivitas manusia setiap hari, seperti menulis surat,

laporan, buku, artikel, dan sebagainya. Dapat dikatakan, bahwa

kehidupan menusia hampir tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan

menulis.

Peranan menulis yang sangat tinggi sejalan dengan pendapat

Tompkins, seorang ahli keterampilan berbahasa, yang menyatakan,

bahwa masyarakat yang tidak mampu mengekspresikan pikiran

dalam bentuk tulisan, akan tertinggal jauh dari kemajuan karena

kegiatan menulis dapat mendorong perkembangan intelektual

seseorang sehingga mampu berpikir kritis, hal ini diungkapkan oleh

Tarigan (1992: 44) bahwa indikasi kemajuan suatu bangsa dapat

dilihat dari maju-tidaknya komunikasi tulis bangsa itu.

Page 31: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

17

Kenyataan di atas mengharuskan pembelajaran keterampilan

menulis digalakkan sedini mungkin. Tidak mengherankan jika dalam

kurikulum mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi,

pembelajaran keterampilan menulis menjadi aspek pembelajaran

bahasa Indonesia yang mendapat porsi yang cukup besar. Hal ini

terlihat pada banyaknya porsi kegiatan keterampilan menulis dalam

pembelajaran bahasa Indonesia.

Dewasa ini dibutuhkan pembenahan serius dalam

pembelajaran keterampilan menulis. Meskipun dipahami, bahwa

banyak faktor yang memengaruhi ketidakmampuan siswa dalam

menulis, namun diakui, bahwa peranan guru sangat menentukan.

Kenyataan dewasa ini adalah pembelajaran keterampilan menulis

yang banyak diterapkan di sekolah adalah pendekatan tradisional

yakni mengajar siswa menulis secara langsung dengan memberikan

judul, tema, atau topik tertentu. Siswa disuruh mengembangkan

kerangka dengan penekanan pada aspek hasil tulisan.

Menulis yang lebih dikenal istilah ”mengarang” merupakan

salah satu dari keempat keterampilan berbahasa (languange skill)

yang diajarkan kepada siswa yang belajar bahasa pada umumnya

dan bahasa Indonesia pada khususnya.

Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang produktif di

mana penulis menghendaki siswa untuk menggali, menuangkan dan

mengungkapkan gagasannya, perasaannya, dan pengalamannya,

dengan penggunaan bahasa yang tepat. Namun pada kenyataannya

tidak semua siswa dapat menunjukkan keterampilan tersebut. Di

Page 32: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

18

dalam menulis, siswa merasa kurang keyakinan, dan minat, serta

motivasi yang memadai untuk menulis.

Mengingat pentingnya menulis bagi siswa, guru seharusnya

membangkitkan dan mempertahankan kegairahan siswa untuk

menulis serta menjadikan menulis itu merupakan pekerjaan yang

alami dan menyenangkan dengan memanfaatkan berbagai strategi

atau teknik mengajar yang kondusif.

3. Pendekatan dalam Menulis Karangan Deskripsi

Menulis adalah bagian dari salah satu aktivitas dalam upaya

pengekspresian ide/ gagasan, pikiran maupun perasaan yang dituangkan

ke dalam lambang-lambang kebahasaan tulis. Untuk bisa kita menemukan

hakikat menulis yang sebenarnya maka diperlukan sebuah pendekatan

yang sesuai dengan tujuan dari penulisan kita, yaitu untuk apa dan untuk

kalangan siapa kita menulis. Berkaitan dengan kegiatan menulis di atas,

bahwa menulis karangan deskripsi merupakan kegiatan menulis yang

menuangkan buah pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau lainya ke

dalam bahasa tulis.

Agar karangan kita sesuai dengan tujuan penulisannya, diperlukan

suatu pendekatan. Pendekatan di sini adalah cara penulis meneropong

atau melihat sesuatu yang akan dituliskannya. Penulis perlu mengambil

sikap untuk dapat memperoleh gambaran/bayangan tentang objek yang

akan ditulis. Ada dua cara pendekatan yang dimaksud, yaitu “Pendekatan

Realistis” dan “Pendekatan Imperesionistis.”

Page 33: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

19

a. Pendekatan realistis

Dalam pendekatan realistis ini penulis dituntut memotret hal/benda

subjektif mungkin sesuai dengan keadaan yang dilihatnya. Ia bersikap

seperti sebuah kamera yang mampu membuat detail-detail, rincian-rincian

secara orisinal, tidak dibuat-buat dan harus dirasakan oleh pembaca

sebagai sesuatu yang wajar.

b. Pendekatan impresionistis

Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan

sesuatu secara subjektif sesuai dengan impresi penulis. Isi tulisan harus

memerikan sesuatu, namun cara pengungkapannya boleh dengan gaya

atau cara pandang pribadi penulisnya. Dengan pendekatan ini

dimaksudkan agar setiap penulis bebas dalam berekspresi, memberi, atau

bagaimana cara ia menikmatinya (Finoza, 2009: 240-241).

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan

yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini adalah dengan pendekatan

Realistis. Yang mana pendekatan ini berbasis pada keadaan nyata. Di sini

siswa diajak untuk mengamati hal/benda subjektif berdasarkan pada

keadaan yang dilihatnya. Ia bersikap seperti sebuah kamera yang mampu

membuat detail-detail, rincian-rincian secara orisinal, tidak dibuat-buat dan

harus dirasakan oleh pembaca sebagai sesuatu yang wajar.

4. Kriteria tulisan yang baik

Menurut Thomkins (1990:15), untuk mengukur kriteria tulisan

yang baik, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

Page 34: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

20

a. Kesesuaian topik yang meliputi: (1) relevansi, dan (2)

akurasi.

b. Kesesuaian antarparagraf yang meliputi: (1) pengaruh

terhadap pembaca, (2) kerekatan, argumen, dan butir (3)

mudah dimengerti, (4) informasi diatur dengan terstruktur,

(5) hubungan antarkalimat berjalan dengan lembut, (6)

menukik langsung ke persoalan, (7) ide logis, dan (8) ide

dan bukti relevan satu dengan yang lain.

c. Perolehan kata dan rangkaian kalimat yang meliputi: (1)

tidak ada kesalahan ”spelling”, (2) formasi kata teratur

dengan baik, (3) pilihan kata bervariasi, dan (4) model

kalimat bervariasi.

Sedangkan menurut Enre (1994: 5) tulisan yang baik memiliki

ciri-ciri, yaitu: (1) tulisan yang baik selalu bermakna; tulisan yang baik

harus mampu menyatakan sesuatu yang mempunyai makna bagi

seseorang dan memberikan bukti terhadap apa yang dikatakan itu,

(2) tulisan yang baik selalu jelas; sebuah tulisan dapat disebut jelas

jika pembaca yang kepadanya tulisan itu ditunjukkan dapat

membacanya dengan kecepatan yang tetap dan menangkap

maknanya sesudah ia berusaha dengan cara yang wajar, (3) tulisan

yang baik selalu padu dan utuh; sebuah tulisan dikatakan padu dan

utuh jika pembaca dapat mengikutinya dengan mudah karena ia

diorganisasikan dengan jelas menurut suatu perencanaan dan karena

bahagian-bahagiannya dihubungkan satu dengan lainnya, baik

dengan perantaraan pola yang mendasarinya atau dengan kata atau

Page 35: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

21

frasa penghubung, (4) tulisan yang baik selalu ekonomis; penulis

yang baik selalu tidak akan membiarkan waktu pembaca hilang

dengan sia-sia, sehingga ia akan membuang semua kata yang

berlebihan dari tulisannya. Seorang penulis yang ingin memikat

perhatian pembacanya harus berusaha terus untuk menjaga agar

karangannya padat dan lurus ke depan, (5) tulisan yang baik selalu

mengikuti kaidah gramatika; di sini biasa juga disebut tulisan yang

menggunakan bahasa yang baku, yaitu bahasa yang dipakai oleh

kebanyakan anggota masyarakat yang berpendidikan dan

mengharapkan orang lain juga menggunakannya dalam komunikasi

formal dan informal khususnya dalam bentuk tulisan, (6) penyaksian

akhir; tulisan dikatakan mantap atau kuat jika penulis memilih kata-

kata yang menunjukkan kepada pembaca apa yang terjadi melalui

gambaran yang jelas dengan menggunakan contoh-contoh dengan

perbandingan yang menggugah, kongkrit, langsung dan efisien.

Keperibadian penulis muncul dari tulisannya, sehingga menjadikan

pembaca merasakan dan berusaha mengkonfirmasikan ide-ide dan

informasi yang terdapat dalam tulisan yang dibacanya.

Menurut Nursito (2000: 49) ciri-ciri karangan yang baik adalah:

(1) berisi hal-hal yang bermanfaat, (2) pengungkapan jelas, (3)

penciptaan kesatuan dan pengorganisasian, (4) efektif dan efisien,

(5) ketepatan penggunaan bahasa, (6) ada variasi kalimat, (6)

vitalitas, (7) cermat, dan (8) objektif.

Page 36: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

22

5. Proses Menulis

Kegiatan menulis merupakan keterampilan mekanis yang

dapat dipahami dan dipelajari. Menulis sebagai suatu proses terdiri

dari beberapa tahapan. Tompkins (1990) menguraikan lima tahapan

menulis, yaitu pramenulis, siswa diberi kesempatan menentukan apa

yang akan ditulis, tujuan menulis dan kerangka tulisan, setelah siswa

menentukan apa yang akan ditulis dan sistimatika tulisan, siswa

mengumpulkan bahan-bahan tulisan dengan menggunakan buku-

buku dan sumber lainnya untuk memudahkan dalam penulisan. Pada

pengendrapan, siswa dibimbing menuangkan gagasan, pikiran, dan

perasaannya dalam bentuk draf kasar. Pada tahap perbaikan, siswa

merevisi drafan yang telah disusun. Siswa dapat meminta bantuan

guru maupun teman sekelompok untuk membantu dan

mempertimbangkan gagasan yang dikemukakan. Pada tahap

penyuntingan, siswa dilatih untuk memperbaiki aspek mekanis (ejaan,

tanda baca, pilihan kata, dan struktur kalimat) yang tidak sesuai

dengan kaidah penulisan. Hal ini dilakukan guna memperbaiki

karangan sendiri maupun teman kelompok atau teman sekelas. Pada

tahap publikasi siswa menyampaikan tulisan kepada teman sekelas

untuk meminta masukan dari guru dan teman sekelas, agar mereka

dapat berbagi informasi sehingga tulisan menjadi sempurnah.

Pada dasarnya, menulis merupakan proses kreatif. Proses itu

mulai munculnya ide dalam benak penulis, menangkap dan

menuangkan ide tersebut, mematangka ide tersebut dan menatanya

Page 37: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

23

kemudian diakhiri dengan menuliskan ide tersebut dalam bentuk

tulisan.

Penulis yang mampu menghasilkan tulisan sebenarnya

hanyalah kebiasaan saja. Karena terlalu seringnya proses tersebut

dilakukannya, maka setiap kali melakukan proses kreatif, seolah-olah

proses tersebut berlangsung begitu cepat dan singkat. Namun pada

dasarnya, tahapan proses tersebut tetap dilakukannya, hanya saja

tahap yang satu dengan tahap yang berikutnya begitu berhimpitan

(Tarigan, 1993).

Cepat atau lambat proses kreatif berlangsung sangat

bergantung pada tingkat keterampilan penulis, semakin rendah

tingkat keterampilan penulis, semakin lama proses tersebut

berlangsung. Sebaliknya, semakin tinggi tingkat keterampilan seorang

penulis semakin cepat proses tersebut berlangsung.

Kegiatan menulis yang dilakukan sesungguhnya merupakan

suatu kegiatan tunggal jika yang ditulis hanyalah tulisan sederhana,

pendek, dan bahasanya sudah dikuasai. Akan tetapi, sebenarnya jika

diamati secara cermat kegiatan menulis adalah suatu proses. Artinya,

kegiatan itu melalui tiga tahap yaitu tahap prapenulisan, tahap

penulisan dan tahap revisi.

a. Tahap prapenulisan

Tahap prapenulisan merupakan tahap persiapan menulis. Yang

pertama dilakukan adalah menentukan topik tulisan. Kemudian,

membatasi topik itu jika masih luas. Setelah itu menentukan tujuan.

Page 38: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

24

Selanjutnya mempersiapkan atau mengumpul bahan penulisan dan

sumbernya. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah menyusun

kerangka tulisan.

Penyusunan kerangka tulisan merupakan kegiatan terakhir

pada tahap prapenulisan masuk ke tahapan menulis yang

sebenarnya. Untuk itu, perlu menilai kembali persiapan yang sudah

dibuat dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai

penulisan tujuan, kelengkapan kerangka, kelogisan kerangka dan

sebagainya.

b. Tahap penulisan

Pada tahap ini, penulis membahas setiap butir topik yang ada

dalam kerangka tulisan yang disusun. Hal ini berarti, bahwa

hendaknya menggunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasi.

Kadang-kadang pada saat ini disadari, bahwa masih diperlukan

bahan lain.

Dalam pengembangan gagasan menjadi suatu tulisan yang

utuh diperlukan bahasa. Itulah sebabnya, seorang penulis harus

mampu memilih kata dan istilah yang tepat sehingga dapat dipahami

oleh pembaca. Kata-kata itu harus dirangkaikan menjadi kalimat-

kalimat yang efektif. Selanjutnya, kalimat-kalimat harus disusun

menjadi paragraf yang memenuhi persyaratan. tetapi itu saja belum

cukup, tulisan harus menggunakan ejaan yang berlaku dan disertai

tanda baca yang tepat.

Page 39: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

25

c. Tahap revisi

Jika sudah selesai, tulisan yang dibuat dibaca kembali. Tulisan

tersebut perlu direvisi (diperbaiki, dikurangi, atau diperluas)

sebenarnya revisi sudah dilakukan pada tahap penulisan

berlangsung, revisi yang dilakukan pada tahap ini adalah revisi

secara menyeluruh sebelum naskah ini diketik.

Pada tahap ini biasanya penulis meneliti secara menyeluruh

mengenai, sistematika penulisan, topik, menemukan gagasan,

mengembangkan ide, pilihan kata, hubungan antarkalimat dalam

paragraf, dan hubungan antarparagraf dalam karangan, ejaan, tanda

baca, jika tidak ada lagi yang kurang memenuhi persyaratan, maka

selesailah tulisan tersebut.

6. Menulis deskripsi

a. Hakikat tulisan deskripsi

Menulis deskripsi adalah menulis dengan rnenggunakan skema

dan menghubungkannya dengan teks, memahami, menerapkan,

menganalisis, dan mengevaluasi gagasan dalam teks tersebut secara

cermat (Sumarmo,2000: 34). Terkait dengan apa yang diungkapkan

di atas, Nurgiyantoro (2001: 25) menyatakan, hahwa kemampuan

menulis deskripsi berarti kemampuan produktif menulis gagasan

secara bebas berdasarkan tema yang diberikan dengan pertolongan

beberapa kata kunci, yakni mengonsep isi cerita, menyusun bahasa,

atau membuat komposisi yang sesuai. Menulis deskripsi adalah

Page 40: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

26

menulis dengan tujuan meyakinkan pembaca mengenai kebenaran

atau fakta yang disampaikan oleh penulis secara logis, kritis, dan

sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan

kebenaran yang disampaikannya

Tulisan deskripsi pada hakikatnya adalah tulisan yang berpaya

menggabarkan atau memaparkan dengan kata-kata secara jelas,

rinci, dan hidup sehingga sesuatu seperti nyata adanya (Enre, 1994).

Sejalan dengan itu, Akhdiat (1995) mengemukakan, bahwa menulis

deskripsi adalah upaya menggambarkan sesuatu sehingga alat indra

pembaca seolah menyaksikan langsung objek yang dibaca. Pembaca

seolah melihat, merasakan, mendengar, dirasakan apa yang

dibaca.

Dilihat dari segi istilah menurut Rofiuddin, dkk. (2011: 117), deskripsi

adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan suatu objek (berupa orang,

benda, tempat, kejadian dan sebagainya) dengan kata-kata dalam keadaan

yang sebenarnya. Dalam karangan deskripsi penulis menunjukkan bentuk,

rupa, suara, bau, rasa, suasana, situasi sesuatu objek. Dalam

menunjukkan sesuatu tersebut penulis seakan-akan menghadirkan sesuatu

kehadapan pembaca, sehingga seolah-olah pembaca dapat melihat,

mendengar, meraba, merasakan objek yang dihadirkan oleh si penulis.

Slamet (2008: 103) mengungkapkan, bahwa deskripsi (pemerian)

adalah wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu

berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan

penulisnya. Sasaran yang dituju yakni menciptakan atau memungkinkan

terciptanya daya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga ia seolah-olah

Page 41: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

27

melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami oleh pembuat

wacana. Disini penulis berusaha memindahkan kesan-kesan hasil

pengamatan dan perasaannya kepada pembaca dengan membeberkan

sifat dan semua perincian yang ada pada sebuah objek ke dalam wacana

deskripsi. Oleh karena itu, menulis karangan deskripsi dapat dikatakan

lebih menekankan pada dimensi ruang.

Hal senada dikemukakan oleh Syamsuddin, dkk. (2007: 81), bahwa

paragraf deskripsi bertujuan menggambarkan suatu benda, tempat,

keadaan, atau peristitiwa tertentu dengan kata-kata. Misalnya,

menggambarkan objek berupa benda atau orang, digambarkan seolah-olah

merasakan, menikmati, atau merasa menjadi bagiannya. Semuanya

digambarkan dengan terperinci.

Pendapat lain mengemukakan, bahwa karangan deskripsi adalah

karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal ataupun keadaan

tertentu sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau

merasakan hal tersebut.

Dari berbagai pendapat di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa

menulis karangan deskripsi adalah suatu jenis karangan yang melukiskan

suatu objek tertentu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga

pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium secara

imajinatif apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dicium oleh penulis

tentang objek yang dimaksud

Page 42: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

28

b. Tujuan tulisan deskripsi

Tarigan (2000) mengemukakan, bahwa tujuan tulisan

deskripasi adalah megajak para pembaca bersama-sama menikmati,

merasakan, memahami dengan sebaik-baiknya beberapa objek

(sasaran, maksud) adegan, kegiatan (aktivitas), orang (pribadi,

oknum) atau suasana hati (mood) yang telah dialami sang penulis.

Dengan tulisan tersebut, sang penulis terutama sekali bermaksud,

menjelaskan, menerangkan, dan menarik minat serta perhatian

pembaca.

Menurut Rosdiana, dkk. (2008: 3.21), bahwa menulis karangan

deskripsi bertujuan membuat para pembaca menyadari dengan hidup apa

yang diserap penulis melalui pancaindera, merangsang perasaan pembaca

mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas

pengalaman langsung. Objek yang dideskripsikan mungkin sesuatu yang

bisa ditangkap dengan pancaindera kita, sebuah pemandangan alam,

jalan-jalan kota, tikus-tikus selokan atau kuda balapan, wajah seseorang

yang cantik, atau seseorang yang putus asa, alunan musik atau gelegar

guntur, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Semi (1990: 66), bahwa menulis karangan

deskripsi bertujuan untuk memberikan rincian atau detil tentang suatu

objek, sehingga dapat memberi pengaruh pada emosi dan menciptakan

imajinasi pembaca bagaikan melihat, mendengar, atau merasakan

langsung apa yang disampaikan penulis.

Page 43: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

29

Agar dapat menarik perhatian para pembaca, sudah barang

tentu tulisan deskriptsi menuntut beberapa kualitas. Deskripsi yang

baik tergantung pada tanggapan yang jeli, persepsi yang tajam, dan

kosa kata atau perbendaharaan kata yang memadai untuk

menyampaikan pengalaman tersebut dalam kata-kata yang konkret

dan hkusus. Persepsi tergantung pada rasa ingin tahu, pada

pengembangan sesuatu minat pada orang lain dan dunia tempat kita

hidup. Untuk itu, harus diberi perhatian mendalam apa yang

didengar, rasakan, cium sentuh, dan lihat bukan hanya sekadar

meningkatkan mutu penulisan deskripsi tetapi justru menambahi

kesenangan kenikmatan hidup.

Apapun yang dipilih sebagai pokok pembicaraan, semua indra

harus siap siaga sehingga dapat menggambarkan pengalaman itu

secara jelas dan lengkap dan ditejemahkan persepsi tesebut menjadi

kosa kata yang berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan

pengalaman secara tepat, hidup dan bersemangat, serta cerah

kepada orang lain. Itulah menjadi cakupan utama tulisan deskripsi

yakni terutama dituntut adalah daya tanggap yang tajam dan

kepandaian menggunakan kosa kata yang memadai (Enre, 1994).

Berdasarkan pemaparan tentang tujuan menulis karangan deskripsi

di atas, bahwa dalam menulis karangan deskripsi pembaca diharapkan

akan terbawa oleh sesuatu yang dirasakan, dialami oleh penulis dengan

begitu keduanya seolah terbawa dalam satu tempat maupun suasana yang

sama.

Page 44: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

30

7. Pendekatan dalam menulis karangan deskripsi

Menulis adalah bagian dari salah satu aktivitas dalam upaya

pengekspresian ide/gagasan, pikiran maupun perasaan yang dituangkan

ke dalam lambang-lambang kebahasaan tulis. Untuk bisa kita menemukan

hakikat menulis yang sebenarnya maka diperlukan sebuah pendekatan

yang sesuai dengan tujuan dari penulisan kita, yaitu untuk apa dan untuk

kalangan siapa kita menulis. Berkaitan dengan kegiatan menulis di atas,

bahwa menulis karangan deskripsi merupakan kegiatan menulis yang

menuangkan buah pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau lainya ke

dalam bahasa tulis.

Agar karangan kita sesuai dengan tujuan penulisannya, diperlukan

suatu pendekatan. Pendekatan di sini adalah cara penulis meneropong

atau melihat sesuatu yang akan dituliskannya. Penulis perlu mengambil

sikap untuk dapat memperoleh gambaran/bayangan tentang objek yang

akan ditulis. Ada dua cara pendekatan yang dimaksud, yaitu “Pendekatan

Realistis” dan “Pendekatan Imperesionistis.”

a. Pendekatan realistis

Dalam pendekatan realistis ini penulis dituntut memotret hal/benda

subjektif mungkin sesuai dengan keadaan yang dilihatnya. Ia bersikap

seperti sebuah kamera yang mampu membuat detail-detail, rincian-rincian

secara orisinal, tidak dibuat-buat dan harus dirasakan oleh pembaca

sebagai sesuuatu yang wajar.

Page 45: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

31

b. Pendekatan impresionistis

Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan

sesuatu secara subjektif sesuai dengan impresi penulis. Isi tulisan harus

memerikan sesuatu, namun cara pengungkapannya boleh dengan gaya

atau cara pandang pribadi penulisnya. Dengan pendekatan ini

dimaksudkan agar setiap penulis bebas dalam berekspresi, memberi, atau

bagaimana cara ia menikmatinya (Finoza, 2009: 240-241).

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan

yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini adalah dengan pendekatan

Realistis. Yang mana pendekatan ini berbasis pada keadaan nyata. Di sini

siswa diajak untuk mengamati hal/benda subjektif berdasarkan pada

keadaan yang dilihatnya. Ia bersikap seperti sebuah kamera yang mampu

membuat detail-detail, rincian-rincian secara orisinal, tidak dibuat-buat dan

harus dirasakan oleh pembaca sebagai sesuatu yang wajar.

8. Jenis tulisan deskripsi

Ditinjau dari segi bentuknya, tulisan deskripsi dibagi atas dua

yaitu deskripsi faktual dan deskripsi pribadi (Tompkins, 1990).

Deskripsi faktual (berdasarkan fakta sesungguhnya) beranggapan

bahwa subtansi-subtansi material atau hakikat-hakikat, kebendaan,

ada dalam keberadaan yang bebas dari yang dilihat. Orang atau

tempat, binatang, bangunan, barang, dan pemandanan dapat

dilukiskan secara tepat dan objektif seperti keadaan yang

sebenarnya, tanpa menghiraukan persepsi-persepsi, asiasi serta

kesan pribadi dalam hati seorang penulis, yang penting adalah

Page 46: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

32

kesetiaan dan kejituan terhadap subjek. Apa yang ditulis bukan

seolah-olah tetapi seperti keadaan sesungguhnya bagi pengamat

yang objektif. Tegasnya, harus menyatakan adanya dan tidak

ditambah kurangi. Untuk hal ini harus memperhatikan organisasi,

gaya, dan nada. Biasan ini lebih bagus jika disajikan dengan gaya

sederhana dengan kalimat singkat. Nada dalam tulisan deskripsi

factual hendaknya terdengar mencerminkan seorang yang

berwenang berbicara dengan tenang dan sabar bukan seorang awam

yang mengemukakan pendapat dan perasaannya.

Deskripsi pribadi didasarkan pada responsi pribadi terhadap

objek suasana, situasi, dan pribadi-pribadi yang akan dibagikan

kepada pembaca agar dinikmati bersama dengan harapan pembaca

memunculkan respon yang sama sebagai bentuk kenikmatan. Yang

penting adalah cara merasakan atau menanggapi objek tersebut

berdasarkan ciptaan penulis. Dalam deskripsi pribadi harus

diupayakan menarik perhatian para pembaca. Kalimat-kalimat

pembuka yang tegas, dramatik, menggugah rasa ingin tahu, yang

memancing perdebatan, yang kotroversial, menghasut propokatif,

tentu dapat menolong minat pembaca. Cara apa pun yang digunakan

harus mampu menarik minat pembaca, menimbulkan rasa ingin tahu

dan mendorong mereka untuk mengalami. Berkaitan dengan nada

harus tidak terbatas diisi dengan berbagai rasa seperti kemuakan,

kejijikan, kepahitan, kepedihan, kekaguman, kecemasan, dan

sebagainya terhadap situasi, benda, atau objek.

Page 47: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

33

9. Teknik menulis deskripsi

a. Deskripsi faktual

1) Susunan: mempunyai aturan tertentu sehubunan dengan

tempat dan ruang. Dari atas ke bawah, kanan ke kiri, besar ke kecil,

dsb. Bersifat logis konsisten dan tetap. 2) Gaya: kalimat harus singkat

dan sederhana penekanan pada kata benda dan keadaan bukan kata

kerja. 3) Nada faktual, srius, dan formal; logis, objektif, dan masuk

akal.

b. Deskripsi pribadi

1) Susunan: mempunyai aturan tertentu sehubunan dengan

tempat dan ruang tetapi kalimat pembuka harus menarik hati

pembaca dan menentukan suasana yang dominan. 2) Gaya: harus

rinci penggambarannya. Kata, frase harus kaya dan membangkitkan

respon emosi 3) Nada: faktual serius, dan formal; logis, objektif, dan

masuk akal hendaknya ditulis dengan perasaan. Rasa hendaknya

terdegar jelas. (Tompkins. 1988).

Contoh tulisan deskriptif

Tolong Kasihani Kami

Seandainya penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik

(Eretmochelys imbricata) bisa bicara mungkin yang terucap adalah

kalimat judul tulisan ini. Sayangnya, bersuara pun penyu-penyu itu

Page 48: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

34

tidak mampu. Kita tidak tahu apa yang dirasakannya saat pisau

menyayat leher dan perutnya.

Di Jalan Sidakarya, kawasan Sesetan Denpasar, lebih dari 20

ekor penyu hijau tergeletak di halaman, tidak bisa bergerak karena

kaki depannya terikat. Hanya kepala bergerak atau matanya menyipit.

Karapas yang tadinya selalu terkena air laut nampak kering. Kadang

penyu-penyu itu berhari-hari kekeringan menanti datangnya ajal di

ujung pisau.

Sore itu, salah satu di antaranya sudah diletakkan terbalik di

atas alas penjagalan. Ada desih lirih yang hampir-hampir tidak

terdengar. Kaki belakang penyu yang tidak diikat meronta-ronta dan

matanya berkedip-kedip ketika lehernya diiris pisau. Darah segar

segera menetes ke ember penampungan. Semakin lama darah

semakin deras mengalir karena luka irisan semakin besar menganga.

Darah mulai berhenti mengalir saat leher hampir putus.

Di Tanjung Benoa, Bali, tempat penjagalan penyu lainnya di

Pulau Bali, penyu dijagal lebih sadis. Penyu dalam keadaan hidup

ketika Sanusi, 52, mengiris sambungan lunak karapas bawah dan

karapas atas. Tidak terdengar suara apa pun dari sang penyu. Yang

terdengar hanya bunyi mata pisau menyayat kulit lunak. Penyu

sebesar hampir satu meter itu mencoba meronta walaupun itu tentu

sia-sia. Kaki depannya telah diikat jadi satu. Hanya kaki belakang dan

kepalanya yang bisa bergerak-gerak.

Kemudian dengan paksa, karapas bawahnya dibetot sampai

lepas dari tubuhnya. Nampak isi bagian dalam yang tercabik berlumur

Page 49: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

35

darah. Siksaan belum berakhir sampai di sini. Saat daging dan isi

perutnya diambil pun nampak kepala, kaki dan ekornya masih

bergerak-gerak kesakitan, sampai akhirnya dia betul-betul mati.

(file:///E:/.TEsis%20UMM/deskripsi..htm.)

Contoh Lain

Kilometer Nol, Sebuah Lambang

Sebuah tugu di ujung Utara pulau Weah Aceh, berdiri tegak

setinggi delapan meter. Landasannya, beton berteratak mirip tangga

bersusun lima. Dengan panjang dan lebar sekitar enam meter. Tentu

itu terletak di sebuah semak belukar di bilangan Jaboi, kotamadya

Sabang. Itulah kilometer nol Indonesia. Berada di tugu itu, terasa

sesuatu merayap di kalbu, perasaan keindonesiaan. Lagu patriotik

Dari Sabang sampai Marauke seakan-akan tergiang-ngiang di telinga.

Kita sedang menginjak setapak tanah di ujung paling Barat

Nusantara. Lambang Garuda begitu megah bertenger di puncak tugu.

Di bawah kaki Sang Garuda, ada relief yang melukiskan untaian

zamrud kepulauan di Indonesia. Memang, sempat timbul tanda tanya,

apakah kilometer nol ini benar menjadi ukuran pasti dimulainya

bentangan jalan raya dari ujung Barat Indonesia ke Timur. Akan

tetapi, berada dititik itu, slogan Sabang-Marauke tiba-tiba menjadi

sangat bermakna. Dari titik nol kilometer ini, jalan hanya selebar 3

meter. Itupun hanya permukaan sekitar 2 meter yang kelihatan,

selebihnya tertutup semak belukar. Sulit dibayangkan, jika ada

Page 50: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

36

kendaraan 2 arah berada di jalur itu. Jarak kilometer nol ke kota

Sabang 22,5 Km. Lalu, dari Sabang terbentang lagi jarak 28 mil laut

atau hampir 52 Km dan tiga jam perjalanan feri ke ujung utara

Sumatra.

Jalan menuju kilometer nol hampir tak berbicara sebagai

sebuah jalan raya. Kilometer nol pun seakan-akan tak berbicara

sebagai tanda kilometer di tempat lain. Bahkan pualam bertuliskan

”KM0” telah dicopot tangan-tangan jahil. Sedangkan tugu-tugu yang

kesepian itu tak pernah dihiraukan sebagai tanda kilometer jalan raya.

Akan tetapi, dalam keheningan belukar di Jaboi, di bawah bola-bola

awan yang keperakan, di sela-sela deburan ombak, tugu itu tetap

tegar sebagai sebuah lambang yang berbicara tentang kesatuan

Indonesia.

RUANG KELAS WINA

Wina membuka pintu kelasnya perlahan-lahan. Dilihatnya

sebuah jendela yang terbuka. Di bawah jendela, tampak sebuah meja

guru yang memakai taplak putih. Di atas taplak putih itu ada sebuah

vas bunga dari kayu. Vas bunga tersebut bergambar beberapa

kuntum bunga matahari seperti bunga yang ada didalamnya. Di

sebelahnya tergeletak sebuah agenda kelas yang terbuka dan

kalender duduk. Wina lalu memasuki ruang kelasnya dengan langkah

yang lambat. Dia memalingkan pandangan ke arah kanan. Tampak

satu buah white board yang bersih tanpa coretan. Di sebelah kiri

white board tersebut, terpasang sebuah tempat spidol berwarna biru

Page 51: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

37

muda, serasi dengan dinding yang bercatut biru tua. Dan di sebelah

kanan white board terpasang satu papan madding yang penuh

tulisan-tulisan karya siswa. Wina memutar pandanganya ke belakang

kelas. Ada sebuah pribahasa berbahasa inggris yang berwarna

kuning bertuliskan ‘practice make perpect’ dibawahnya terpasang

sebuah system periodik unsur-unsur di kiri kananya juga terpasng

sebuah denah duduk dan daftar kelompok belajar. Selain itu,

ditatapnya dinding kiri kelas.

Di sana terpasang struktur organigram dan sebuah daftar regu

kerja dari karton berwarna kuning. Struktur organigram dan daftar

regu kerja tersebut ditutupi oleh plastic bening.

Wina berpaling kedinding kanan. Disana tergantung daftar

pelajaran berwarna kuning. Daftar pelajaran itu disusun tak berurutan,

huruf-hurufnya pun dari guntingan majalah. Meski tampak tidak

rapi,namun cukup bagus dan menarik.

Wina menyusuri deretan bangku kosong di depanya. Tak usah

dihitung lagi karena pasti ada 40 meja dan 80 kursi. Dan tanpa kata

wina berjalan kebangkunya sendiri, dan duduk manis disana.

(http//:bersasi. blogspot.com.)

10. Media pembelajaran

a. Pengertian media pembelajaran

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan.

Menurut bovee dalam bukunya (hujar AH sanaky (2009:3) media

Page 52: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

38

pembelajaran adalah sebuah alat yang berpungsi dan digunakan untuk

menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses

komunikasi antar pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.

Gagne mengatakan dalam bukunya (hujair AH.sanaky, 2009:3)

mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber

belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar

untuk belajar. Begitu juga Arsyad, A (1996) mengatakan media adalah

segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta

merangsang pembelajar untuk belajar. Dian, R (2007) mengatakan media

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan kemajuan pembelajaran sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar terhadap diri pembelajarnya. Dari

pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah

sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagi perantara dalam proses

pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efesiensi dalam mencapai

tujuan pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran

adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka

mengefektifkan komunikasi dan intraksi atara pengajar dan pembelajar

dalam proses pembelajaran di kelas.

b. Tujuan media pembelajaran

Tujuan media pembelajaran sebagai media alat bantu pembelajaran,

adalah sebagai berikut:

1) Mempermudah proses belajar di kelas.

Page 53: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

39

2) Meningkatkan efesiensi proses pembelajaran.

3) Menjaga relepansi antar materi pelajaran dengan tujuan belajar

dan membantu konsentrasi pembelajar dalam proses

pembelajaran.

c. Manfaat media pembelajaran

Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pelajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, dapat lebih

dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar

menguasai tujuan pengajaran dengan baik.

3) Metode pembelajaran berpariasi, tidak semata-mata hanya

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar,

pembelajar tidak konsen, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.

4) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab

tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi

juga aktivitas lain yang di lakukan seperti: mengmati, melakukan,

mendemontrasikan, dan lain-lain

d. Manfaat media pembelajaran bagi pengajar yaitu:

1) Memberikan pedoman, arah untuk penetapan tujuan.

2) Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik.

3) Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik.

Page 54: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

40

4) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran.

5) Membantu kecermatan, ketelitian dalam menyajikan meteri

pelajaran.

6) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar.

7) Meningkatkan kualitas pengajaran.

e. Manfaat media pembelajaran bagi pembelaja, yaitu:

1) Meningkatkan motivasi belajar pembelajar.

2) Memberikan dan meningkatkan pariasi belajar mengajar.

3) Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan

pembelajar untuk belajar.

4) Memberikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik

sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar.

5) Merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis.

6) Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan.

7) Pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis

yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran.

f. Fungsi media pembelajaran.

Media pembelajaran berpungsi untuk merangsang pembelajar

dengan menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langka di

antaranya:

1) Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya.

2) Membuat konsep abstrak ke konsep konkrit.

3) Memberi kesamaan persepsi.

Page 55: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

41

4) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak.

5) Menyajikan ulang informasi secara konsisten.

6) Memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai, dan

menarik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

g. Ciri umum media pembelajaran

Media pembelajaran identik artinya, dengan pengertian keperagaan

yang berasal dari kata raga yaitu suatu bentuk yang dapat di raba, di lihat,

di dengar, di amati melalui pancaindra, Hujair Sanaky (2009:39) tekanan

utama media adakalanya terletak pada benda atau hal-hal yang di lihat, di

dengar, dan di raba. Media pembelajaran digunakan dalam hubungan

(komunikasi) dalam peroses pembelajaran antara pengajar dan

pembelajar. Media pembelajaran adalah semacam alat bantu dalam proses

pembelajaran, baik di kelas atau di luar kelas. Dalam pengertian lain, media

pembelajaran merupakan suatu perantara (medium, media) dan dalam

rangka pendidikan dan pengajaran. Dengan demikian, media pembelajaran

mengandung aspek alat dan teknik yang sangat erat kaitanya dengan

metode pembelajaran.

Dari ciri-ciri yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan, bahwa

yang dimaksud dengan media pembelajaran sarana, metode, teknik, untuk

lebih mengefektipkan intraksi dan komunikasi antar pengajar dengan

pembelajar dalam pembelajaran di kelas, jadi media adalah sebuah alat

yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan, dan menurut bovee dalam

bukunya Hujair Sanaky(2009:40) media pembelajaran adalah sebuah alat

yang berpungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Sedangkan

Page 56: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

42

pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan

bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada bantuan

sarana penyampain pesan atau yang di sebut dengan media.

11. Kartu penuntun deskripsi

a. Hakikat kartu penuntun deskripsi

Kartu penuntun deskripsi adalah tuntunan berupa kata kunci

atau potongan frase/kalimat yang akan dikembangkan menjadi

kalimat deskripsi yang hidup. Alat tersebut membantu siswa berlatih

memuluskan mengalirnya kalimat deskripsi yang akan ditulis siswa.

Salah satu kelemahan mendasar menulis deskripsi adalah

ketidakmampuan siswa merasakan apa yang akan ditulis dan detail

sehingga deskripsi tidak hidup. Padahal deskripsi merupakan

penggambaran pengalaman penulis. Hal ini merupakan problem

sepanjang sejarah pembelajaran menulis deskripsi bagi siswa yang

harus dicarikan jalan keluar. Pembelajaran yang menggunakan

penuntun deskripsi akan menjadi solusi efektif karena dengan

strategi ini siswa akan mengalami pengolahan rasa, pengayaan

konsep yang akan dikembangkan dan latihan penguasaan detail yang

hasus dideskripsikan dengan utuh. Hal ini menjadi kekuatan utama

teknik pembelajaran menulis deskripsi dengan memafaatkan

penuntun deskripsi .

Penuntun deskripsi pada hakikatnya adalah upaya

memuluskan mengalirnya kalimat deskripsi diberikan tuntunan berupa

Page 57: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

43

kata kunci atau potongan frase/kalimat yang akan dikembangkan

menjadi kalimat deskripsi melalui penuntun despkripsi. Dengan

demikian, hal-hal yang perlu dideskripsikan tidak ada yang terlampaui

bahkan dapat menjadi alur dalam tulisan. Dengan teknik ini siswa

akan berlatih dengan mudah merasakan, melancarkan imajinasi dan

pikiran, serta mencermati secara detail hal yang harus dideskripsikan

serta berbagai pilihan kata yang hidup sehingga dapat menulis

deskripsi dengan baik.

b. Rancangan pembelajaran

Mengoptimalkan proses dan hasil pembelajaran dengan

menggunakan, penuntun deskripsi, dalam pembelajaran menulis

deskripsi, harus dirancang dengan matang sehingga segala unsur

pembelajaran dapat berfungsi secara optimal untuk mencapai tujuan

yang diharapkan. Merancang pembelajaran menggunakan penuntun

deskripsi dalam pembelajaran menulis deskripsi pada dasarnya tetap

menggunakan rambu-rambu rancangan pembelajaran secara umum.

Hanya saja, perlu perhatian secara cermat dalam penentuan dan

perancangan penuntun deskripsi dengan segala perangkatnya dan

segala teknik pelaksanaannya. Hakikat pembelajaran menulis

deskripsi dengan menggunakan penuntun deskripsi, adalah

memberikan penuntun deskripsi berupa kata, frase atau kalimat

kunci yang menuntun siswa mengembangkan pikiran kreatif siswa

membangun kalimat deskripsi yang hidup berdasakan objek yang

ditulis.

Page 58: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

44

Contoh: Penggunaan Penuntun Deskripsi

Diasumsikan sebuah tulisan deskripsi utuh yang akan

dikembangkan melalui identifikasi lengkap. Detail mengenai deskripsi

itu, dibuatkan kata, frase atau kalimat kunci sebagai penuntun untuk

dikembangkan.

Contoh:

Topik : Deskripsi Pentasan Seni

Nama :

Kales/Nis : Penuntun deskripsi

Lengkapilah kata , frase, atau kalimat kunci di bawah ini menjadi sebuah deskripsi yang

hidup dan buatlah sebuah paragraf yang deskriptif secara lengkap berdasarkan

penuntun yang telah dilengkapi!

Gedung pertunjukan seolah-olah menjadi saksi keluarbiasaan penarari

bugis yang masih belia....................................................................................

Irama musik pengiring ....................................................................................

...................gemulai tangannya......................................................................

Kerlingan matanya ..........................................................................................

Hentakan kainya. .............................................................................................

Warna warni kostum.................... bahan ........................................................

Kerlip lampu............................................................................histeris penonton

............................................................................................................................

Pasangan mata tanpa kedip..............................................................................

sempurna ...........................................................................................................

………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Komentar Guru:

PARAF GURU

Page 59: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

45

Melengkapi penuntun di atas, kata kunci sebagai penuntun

deskripsi dapat ditempatkan pada awal,di tegah, atau di akhir kalimat

disesuaikan dengan keinginan yang akan diungkapkan siswa. Untuk

melakukan pengembangan contoh tulisan deskripsi di atas harus

menggunakan kejadian yang sesungguhnya atau nyata. Oleh karena

itu bisa menggunakan rekaman video pementasan tari kalau tidak

ada pementasan langsung. Jadi, pilihan objek yang harus ditulis

siswa harus dipertimbangkan kemungkinan untuk dijangkau, misalnya

deskripsi alam, lalu lintas, laut, permainan sepak bola, dan

sebagainya sesuai dengan tema yang ditetapkan dalam silabus.

Setelah dimanfaatkan penuntun yang diisi itu sebagai respon kuat

terhadap objek, maka ditulislah dalam lembaran di bawahnya sebagai

paragraf utuh.

c. Pelaksanaan/proses pembelajaran

Pembelajaran menulis deskripsi dengan menggunakan,

penuntun deskripsi, dilakukan tiga tahap sebagaimana yang

dijelaskan terdahulu. Setiap selesai satu tahap dilakukan pengetesan

untuk melihat perkembangan. Untuk lebih jelasnya, kegiatan

pembelajaran diuraikan sebagai berikut.

1. Siswa dibagikan penuntun deskripsi secara perorangan

atau berpasangan yang telah disiapkan.

2. Siswa mengamati objek yang disyaratkan dalam penuntun

(dapat berupa kegiatan langsung maupun visualisasinya)

Page 60: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

46

3. Siswa mengisi penuntun deskripsi berdasarkan

objek/kegiatan yang diamati secara individu.

4. Siswa membuat deskripsi berdasakan isian dalam penuntun

secara individu.

5. Setelah selesai, kartu penuntun ditukar secara bergiliran

dan dibaca siswa lain. Dengan demikian siswa akan

membaca seluruh karya temannya sebagai bentuk apresiasi

dan belajar dari karya temannya.

6. Siswa memberi komentar terhadap deskripsi yang paling

baik menurut mereka.

7. Siswa melakukan revisi berdasarkan pengalaman membaca

karya temannya.

8. Refleksi hasil kegiatan siswa

9. Setelah tahap selesai, guru memberikan tugas sebagai

tindak lanjut berupa mengarang deskripsi sebagai bentuk

keterpaduan menggunakan ketiga tahap tersebut berupa

mengarang yang menggunakan tulisan deskripsi secara

utuh sesuai dengan kurikulum, misalnya menulis cerita,

laporan perjalanan, atau reportase.

10. Penilaian

Penilaian dalam pembelajaran ini dilakukan terhdap dua

hal, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil belajar,

sebagaimana uraian berikut.

Page 61: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

47

a. Penilaian proses

Penilaian proses belajar dilakukan pada saat proses

pembelajaran berlangsung dengan melakukan pengamatan

terhadap beberapa aspek, yaitu:

1) Sikap antusias.

2) Partisipasi dalam kegiatan.

3) Kerja sama

4) Hasil kerja/prakarsa berupa hasil deskripsi.

Untuk penilaian proses setiap aspek dibuatkan deskriptor atau

rambu-rambu penilaiannya dan dapat menggunakan format

pengamatan berikut.

Format Pengamatan

No Nama Siswa SKOR ASPEK Jumlah

Skor Nilai

A B C D

1.

2.

3.

Dst

Catatan:

a. Setiap aspek diberi bobot 1-5

b. Penentuan nilai menggunakan rumus: n/Nx10, 10.

b. Penilaian hasil belajar

Page 62: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

48

Menggunakan, penuntun deskripsi, pada hakikatnya menuntut

hasil dalam bentuk sebuah karangan deskripsi. Oleh karena itu,

aspek penilaian menggunakan penilaian mengarang pada umumnya

dengan penekanan pada kemampuan mendeskpsikan objek. Lebih

jelasnya dapat dinilai aspek yaitu kelengkapan data/objek yang

dideskripsikan, ketajaman deskrsi, penggunaan bahasa yang

meliputi; pilihan kata, kalimat efektif, kepaduan paragraf, logika

penyampaian, ejaan, dan tanda baca .

Contoh format penilaian sebagai berikut.

Format Penilaian Karangan

No Aspek Penilaian Skor Nilai Akhir

1.

2.

3.

4.

5.

Isi dan Kelengkapan data

Ketajaman Deskripsi

Penyajian

Sistematika

Bahasa

a. Pilihan kata

b. Kalimat efektif

c. Paragraf

d. Ejaan dan tanda baca

25

25

15

10

25

Jumlah: 100

Page 63: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

49

Setelah proses belajar berlangsung beberapa kali (sesuai

program pembelajaran) dilakukan penilaian hasil belajar. Tes

tersebut dilakukan dengan menekankan pada kemampuan menyusun

karangan deskripsi Jadi, tes tidak dalam bentuk proses pembelajaran,

melainkan menekankan pada kemapuan menulis. Adapun penentuan

nilai, tetap mengacu pada teknik penilaian yang menggunakan rumus

Nilai: n/Nx100, dengan rentang nilai 1-100.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah hasil

penelitian Paelori (2011) mengenai keefektifan media alat

perangsang untuk meningkatakan hasil belajar deskripsi

menunjukkan, bahwa media tersebut cukup efektif terutama dalam

mengembangkan konsep yang akan ditulis siswa SMK Tunas Bangsa

Makassar. Demikian pula hasil penelitian Kadir (2012) menunjukkan,

bahwa strategi tangkap panorama efektif dalam menulis siswa SMA

PGRI Makassar. Hal senada juga diungkap oleh Sunusi (2010)

dalam penelitiannya menunjukkan, bahwa penggunaan kartu lacak

efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa

SMA Negeri 2 Pinrang. Kesemua penelitian ini memiliki persamaan,

namun berbeda dari strategi dan media yang disodorkan.

Sesuai dengan permasalahan dan hasil penelitian serta

pembahasan dalam Penelitian ini, dapat disimpulkan, bahwa media kartu

penuntun deskripsi efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis

Page 64: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

50

karangan deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali

Mandar.

Ketrampilan menulis sangatlah penting karena dengan ketrampilan

menulis siswa dapat meningkatkan bakat kebahasaan yang ada dalam

dirinya. Peneliti mengambil fokus ini karena menurut peneliti kerampilan ini

harus ditingkatkan dan tidak boleh dipandang sebelah mata. Fokus yang

saya pilih dalam penelitian yang saya lakukan adalah sama dengan

penelitian Sunusi (2010) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

penggunaan kartu lacak efektif dalam meningkatkan keterampilan

menulis deskripsi siswa SMA Negeri 2 Pinrang. Adapun perbedaan

antara penelitian yang akan saya lakukan dengan penelitian Sanusi adalah

berupa media pembelajarannya karena penelitian Sanusi menggunakan

kartu lacak sedangkan penelitian saya menggunakan kartu penuntun.

C. Kerangka Pikir

Tulisan ini dilandasi oleh fakta, bahwa aspek keterampilan menulis

deskripsi bagi siswa masih rendah karena cara guru masih konvensional.

Keterampilan menulis deskripsi bagi siswa memerlukan strategi, metode,

media baru dalam proses pembelajarannya sehingga hasil yang dicapai

efektif. Salah satu kesulitan siswa dalam menulis deskripsi adalah

mendeskripsikan detail objek yang akan ditulis. Oleh karena itu,

dibutuhkan media yang tepat untuk membantu kesulitan tersebut. Salah

satu media yang dikembangkan penulis untuk menulis deskripsi adalah

kartu penuntun deskripsi. Seacara rasional kartu penuntun deskripsi sangat

strategis karena dapat menjadi penuntun siswa dalam mendetailkan objek

Page 65: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

51

yang ditulis. Akibat tertuntunya bahan yang akan ditulis, maka siswa dapat

menulis deskripsi secara utuh. Untuk mengetahui dapat-tidaknya hasil

belajar menulis deskripsi dengan kartu penuntun deskripsi, maka dilakukan

penelitian eksperimen teradap media tersebut . Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada bagan kerangka pikir berikut.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

D. Hipotesis

Sebagai pengarah penelitian ini dikemukakan hipotesis

penelitian dan kriterianya sebagai berikut.

EKSPERIMEN

TEMUAN PENUNTUN

DESKRIPSI EFEKTIF

MEDIA

PENUNTUN

DESKRIPSI

KETERAMPILAN

MENULIS DESKRIPSI

KETERAMPILAN BERBAHASA

KETERAMPILAN

MEULIS DESKRIPSI

UMUMNYA

RENDAH

PENYEBABNYA:

METODE,MEDIA,

TEKNIK KURANG

KREATIF

TEKNIK

KONVENSIONAL

Page 66: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

52

1. Hipotesis: Media kartu penuntun deskripsi efektif dalam

pembelajaran menulis deskripsi kelas X SMA Negeri 1

Wonomulyo Palewali Mandar

2. Kriteria Pengujian Hipotesis: Media kartu penuntun deskripsi

dianggap efektif dalam pembelajaran menulis deskripsi kelas X

SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar apabila nilai

empiris lebih besar daripada nilai teoretis hasil belajar menulis

deskripsi siswa dengan taraf signifikansi 5%. (α 0,05).

Page 67: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian

Penelitian ini didesain dengan jenis penelitian eksperimen yang

pelaksanaannya dilakukan dengan menguji dua kelompok yaitu satu

kelompok yang mendapat perlakuan atau kelompok eksprimen dan satunya

tidak mendapat perlakuan atau kelompok kontrol. Pada kelompok

eksprimen yang mendapat perlakuan yang pelaksanaannya dilakukan

dengan mengujicobakan media penuntun deskripsi dalam

pembelajaran menulis karangan deskripsi.

B. Lokasi dan Waktu Penelintian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali

Mandar yang terletak di Kecamatan Wonomulyo Ploewali Mandar Sulawesi

Barat . Peneliti memilih SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali Mandar

sebagai lokasi penelitian karena di samping tempat mengajar peneliti juga

ingin mengujicobakan keefektifan media kartu penuntun deskripsi di tempat

tugas peneliti.

Pelaksanaan kegiatan penelitian dimulai pada bulan Maret 2014.

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan karena jenis penelitian ini

adalah penelitian eksprimen, jadi proses pengumpulan data hanya tiga kali

pertemuan saja, dimulai dari minggu kedua Maret 2014 sampai minggu

Page 68: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

54

kedua April 2014. Penelitian dilakukan saat pelaksanaan kegiatan

pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media

kartu penuntun deskripsi berlangsung dengan frekuensi pembelajaran satu

kali dalam satu minggu, dengan durasi waktu pembelajaran 90 menit setiap

kali tatap muka.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar tahun

pelajaran 2013/2014 sejumlah 138 orang. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1

Deskripsi Keadaan Populasi

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Ket.

1. X 1 17 18 35

2. X2 19 15 34

3 X3 18 16 34

4 X4 17 17 35

71 66 138

Sumber: Absen Umum SMA Negeri 1 Wonomulyo Pelajaran 2013/2014

2. Sampel

Sesuai dengan karakterisktik penelitian, maka populasi tersebut

hanya dipilih dua kelas yaitu kelas X.1 dan kelas X.4 sebagai sebuah

Page 69: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

55

kelas eksperimen dan sebuah kelas kontrol. Untuk keperluan

penelitian kelompok tersebut terlebih dahulu menyamakan tingkat

kemampuannya dalam menulis deskripsi dengan cara tugas

mengarang. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2

Deskripsi Keadaan Sampel

No Kelompok Jumlah Keterangan

1.

2.

Eksperimen

Kontrol

35

35

70

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen yang

mengemukakan dan menganalisa data yang diperoleh dari siswa yaitu

menguji dua kelompok, satu kelompok yang dikenai perlakuan dan satunya

tidak dikenai perlakukan. Peneliti melakukan manipulasi terhadap

perlakuan (treatment) yang diberikan kepada subjek. Peneliti melakukan

kontrol terhadap apa yang dialami oleh subjek dengan cara memberi atau

tidak memberi kondisi atau perlakuan tertentu secara sistematis. Dengan

adanya kontrol tersebut, peneliti dapat membandingkan kelompok subjek

yang mendapat perlakuan dan kelompok yang tidak mendapat perlakuan.

Perbandingan tersebut dimaksudkan untuk menyelidiki hubungan sebab-

akibat antara perlakuan yang dimanipulasi dan hasil yang terukur.

Page 70: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

56

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan teknik tes hasil belajar (tes menulis deskripsi)

Adapun langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Memberikan pembelajaran menulis deskripsi dengan

menggunakan media penuntun deskripsi pada kelas

eksperimen,

2. Memberikan pembelajaran menulis deskripsi dengan

menggunakan metode konvensional, pada kelas kontrol.

3. Mengadakan tes menulis deskripsi terhadap kedua kelas

tersebut dengan instrumen atau tes yang sama.

4. Untuk melihat keefektifan, kedua kelompok tersebut diberi

tes menulis deskrpsi dan hasilnya dibandingkan

menggunakan analisis uji efektifitas yaitu uji t.

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Untuk memberikan gambaran operasional dari variabel-variabel yang

diselidiki dalam penelitian ini, maka berikut dikemukakan definisi

operasional untuk masing-masing variabel.

1. Karangan deskripsi adalah jenis karangan yang berusaha

menggambarkan atau melukiskan suatu objek sehingga alat indra

pembaca seakan-akan menyaksikan langsun onjek yang dibaca dan

pembaca seakan melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya

sendiri dari apa yang dibacanya.

Page 71: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

57

2. Media penuntun deskripsi adalah tuntunan berupa kata kunci

atau potongan frase/kalimat yang akan dikembangkan menjadi

kalimat deskripsi yang hidup. Alat tersebut membantu siswa

berlatih memuluskan mengalirnya kalimat deskripsi yang akan

ditulis siswa.

3. Metode konvesional adalah cara membelajarankan menulis

deskripsi sebagaimana yang sudah lazim seperti ceramah tentang

unsur menulis dengan menyodorkan tema atau topik yang akan

ditulis.

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan di ukur, yaitu

media penuntun deskripsi dan metode konvensional dalam

pembelajaran menulis deskripsi. Kedua variabel tersebut merupakan

variabel sejajar, yakni pembelajaran menulis deskripsi menggunakan

media penuntun deskripsi (X1) dan metode konvensional (Y1).

Variabel tersebut masing-masing mengandung variabel bebas yakni

hasil belajar menulis deskripsi menggunakan media penuntun

deskripsi (X2) dan hasil belajar menulis deskripsi dengan metode

konvensional (Y2).

Untuk melihat keefektifan, kedua kelompok tersebut diberi tes

menulis deskrpsi dan hasilnya dibandingkan dengan menggunakan

analisis uji efektifitas yaitu uji t dan Media kartu penuntun deskripsi

dianggap efektif dalam pembelajaran menulis deskripsi kelas X SMA

Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar apabila nilai empiris lebih

Page 72: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

58

besar daripada nilai teoretis hasil belajar menulis deskripsi siswa

dengan taraf signifikansi 5%. (α 0,05).

F. Teknik Analisis Data

1. Data hasil belajar

Data hasil belajar menulis deskripsi menggunakan media penuntun

deskripsi maupun teknik konvensional dianalisis dengan teknik presentasi

(%) dengan rumus: n/Nx100 untuk rentang 10-100.

2. Uji efektivitas

Setelah data diolah dalam tabel distribusi, maka dibuat sebuah

tabel persiapan untuk aplikasi rumus yang digunakan dalam

menganalisis data. Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan

adalah rumus t – test. Adapun rumus yang digunakan dalam

menganalisis data adalah sebagai berikut :

Keterangan:

t= nilai t empiris

X = rata-rata x

Y = Rata-rata y

SSx= Standar deviasi X

SSy= Standar deviasi Y

X - Y

t=

√ (SSX + SSY (1 + 1)

n1 + n2-2 n1 n2

Page 73: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

59

n1= banyaknya data X

n2= banyaknya data Y

Adapun langkah analisis di atas yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan mean kedua kelas sampel.

2. Menentukan standar deviasi mean kuadrat t dari kedua kelas

sampel.

3. Mendistribusikannya ke dalam tabel signifikan

(Waluyo 1992:134)

Analisis data di atas dikonversi ke dalam tabel signifikan. Jika hasil

analisis data empiris lebih besar daripada tabel signifikansi 0,05 maka

masalah yang yang diujicobakan/dieksperimen dinyatakan efektif.

Page 74: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wonomulyo Polewali

Mandar yang terletak di sebelah barat kota kabupaten Polewali Mandar

Sulaesi Barat. Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan di SMA Negeri 1

Wonomulyo Polewali Mandar. SMA Negeri 1 Wonomulyo adalah satu-

satunya Sekolah Menengah Atas Negeri di Kecamatan Wonomulyo yang

berlokasi di jalan Gatot Soebroto Wonomulyo Polewali Mandar. Kegiatan

penelitian dilakukan di dua kelas pada kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo

Poleali Mandar yaitu kelas X.1 dan kelas X.4 sebagi kelas eksprimen dan

kelas kontrol.

Pada bagian ini menguraikan hasil penelitian dengan memaparkan

bukti empiris yang diperoleh dari hasil ujicoba yang telah dilakukan.

Pemaparan ini merujuk pada rumusan masalah yang telah dikemukakan

pada bab I yaitu:

1. Bagaimana tingkat hasil belajar menulis deskripsi kelas X

SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar menggunakan

kartu penuntun deskripsi?

2. Bagaimana tingkat hasil belajar menulis deskripsi kelas X

SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar menggunakan

teknik konvensional?

Page 75: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

61

3. Apakah media kartu penuntun deskripsi efektif terhadap

hasil belajar menulis deskripsi kelas X SMA Negeri 1

Wonomulyo Palewali Mandar?

Untuk menjawab masalah tersebut, maka data dalam penelitian ini

dianalisis sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan pada bab III,

dengan terlebih dahulu membuat hipotesis pembanding, yaitu hipotesis nol

(Ho). Hipotesis nol tersebut berbunyi: Media kartu penuntun deskripsi

efektif dalam pembelajaran menulis deskripsi kelas X SMA Negeri 1

Wonomulyo Palewali Mandar. Cara pengujian hipotesis adalah

membandingkan antara hasil pembelajaran menulis deskripsi

menggunakan media penunun deskripsi dan hasil pembelajaran menulis

deskripsi menggunakan metode konvensional. Teknik analisis yang

digunakan adalah uji ”t” dengan taraf kepercayaan 5%.

Adapun data yang dianalisis adalah hasil siswa kelompok

eksperimen (X) dan hasil tes siswa kelompok kontrol (Y). Hasil analisis data

tersebut terbagi dalam beberapa macam, yaitu skor kemampuan menulis

deskripsi menggunakan media penuntun deskripsi, hasil pembelajaran

menulis deskripsi menggunakan metode konvensional, dan data

perbandingan atau hasil uji “t” dari kedua data tersebut, serta pengujian

hipotesis. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut.

1. Tingkat kemampuan menulis deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 1

Wonomulyo Palewali Mandar menggunakan media penuntun

deskripsi

Page 76: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

62

Data tingkat kemampuan menulis deskripsi siswa kelas X SMA

Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar menggunakan media penuntun

deskripsi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. 3. Tingkat Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas X

SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar Menggunakan

Media Penuntun Deskripsi

NO NILAI F N X F

1 100 0 0

2 90 0 0

3 80 3 240

4 70 17 1190

5 60 12 720

6 50 3 150

7 40 0 0

8 30 0 0

9 20 0 0

10 10 0 0

JUMLAH 2300

Sumber: hasil olahan data induk penelitian

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat diketahui:

N = 35

FN = 2300

Dengan demikian skor rata-rata yaitu:

Rerata = FN

N

Page 77: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

63

= 65,71

Jadi, rata-rata nilai kemampuan menulis deskripsi siswa kelas X

SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar menggunakan media

penuntun deskripsi adalah 65,71 dalam rentangan nilai 10-100. Selain itu,

berdasarkan hasil analisis data mentah (lihat lampiran 1) terlihat, bahwa

skor perolehan tertinggi adalah 82 dari skor maksimun 100 sebanyak satu

orang. Sedangkan skor terendah adalah 50 yang diperoleh oleh satu orang,

Jumlah seluruh skor seluruh siswa yaitu 2300 , sehingga rata-rata skor

perolehan siswa adalah 65,71. Untuk lebih jelasnya, hasil pengetesan

tersebut dapat dilihat pada tabel 3 terlampir.

= 2300

35 35

Page 78: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

64

Tabel. 4. Tingkat Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar Menggunakan

Metode Konvensional

NO NILAI F N X F

1 100 0 0

2 90 0 0

3 80 1 80

4 70 5 350

5 60 23 1380

6 50 5 250

7 40 1 40

8 30 0 0

9 20 0 0

10 10 0 0

JUMLAH 2100

Sumber: hasil olahan data induk penelitian

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat diketahui:

N = 35

FN = 2100

Dengan demikian skor rata-rata yaitu:

Rerata =

FN

N

= 2 100

35

= 60

Page 79: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

65

Jadi, rata-rata nilai kemampuan menulis deskripsi siswa kelas X

SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar menggunakan metode

konvensional adalah 60 dalam rentangan nilai 10-100. Selain itu,

berdasarkan hasil analisis data mentah (lihat lampiran 2) terlihat, bahwa

skor perolehan tertinggi adalah 70 dari skor maksimun 100 sebanyak satu

orang. Sedangkan skor terendah adalah 40 yang diperoleh oleh satu orang,

Jumlah seluruh skor seluruh siswa yaitu 2100, sehingga rata-rata skor

perolehan siswa adalah 60. Untuk lebih jelasnya, hasil pengetesan

tersebut dapat dilihat pada tabel 4 terlampir.

1. Keefektifan Media Penuntun Deskripsi dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar (Analisis Uji “t”)

Untuk menentukan keefektifan media penuntun deskripsi dalam

pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo

Palewali Mandar metode terpadu dalam pembelajaran menulis deskripsi

maka data dari kelompok ekperimen dan kelompok kontrol dianalisis

dengan menggunakan tabel kerja sebagai berikut.

Tabel 5. Tabel Kerja Uji T

X X2 Y Y2

70 4900 58 3364

71 5041 59 3481

72 5184 60 3600

72 5184 60 3600

82 6724 70 4900

81 6561 69 4761

Page 80: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

66

Lanjutan Tabel 5

70 4900 58 3364

70 4900 58 3364

63 3969 51 2601

70 4900 58 3364

70 4900 58 3364

70 4900 58 3364

71 5041 59 3481

61 3721 49 2401

80 6400 68 4624

61 3721 49 2401

72 5184 60 3600

60 3600 48 2304

61 3721 49 2401

50 2500 38 1444

63 3969 51 2601

71 5041 59 3481

70 4900 58 3364

52 2704 40 1600

70 4900 60 3600

63 3969 51 2601

54 2916 42 1764

71 5041 59 3481

73 5329 61 3721

73 5329 61 3721

73 5329 61 3721

63 3969 51 2601

64 4096 52 2704

64 4096 52 2704

60 3600 48 2304

2361 161139 1943 109751

Page 81: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

67

Selanjutnya dianalisis dengan langkah sebagai berikut.

Mx = X/n1

Mx = 2361/35

= 67,46

My = Y/n1

My = 1943/35

= 57,45

SSx = x2 – (x2)/n1

SSx = 161139- 159266,3

= 1872,7

SSx = y2 – (y2)/n1

SSy = 109751-107864,3\

= 1886,74

Selanjutnya, dianalisis dengan menggunakan rumus uji

sebagaiberikut.

10,01

t = √ (3759,44) (2) 68 70

n2

1

n1

1

2 - n2) (n1

SSy SSx

Y

X t -

Page 82: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

68

10,01 t = √ (55,29) (0,029)

10,01 t = √ 1,58

10,01 t = 1,26 t = 10,01/ 1,26

t = 7,94

Secara deskriptif teknik ini dapat dikemukakan bahwa data kedua

kelompok variabel diringkas sebagai berikut.

Hasil analisis data menunjukkan:

X : 67,46

Y : 57,45

SSx : 1872,7

SSy : 1886,74

ta : 7,94

tt :1,645

1. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengolahan dan penyajian data, maka dapat

dipaparkan pengujian, hipotesis bahwa hasil analisis data diperoleh nilai

“t” empiris (hitung) sama dengan 7,94 sedangkan nilai teoretis pada taraf

signifikan 0,05 dengan drajat bebas (db) sama dengan 68, ditemukan nilai

Page 83: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

69

tabel sebesar 1,645. Hal ini menunjukkan, bahwa nilai t empiris lebih besar

daripada nilai t teoretis (tabel) (7,94>1,645). Oleh karena itu, berdasarkan

kriteria pengujian hipotesis yang telah dirumuskan yaitu apabila nilai

empiris lebih besar daripada nilai teoretis, maka hipotesis alternatif

diterima, maka hipotesis alternatif berbunyi: Media kartu penuntun

deskripsi efektif dalam pembelajaran menulis deskripsi kelas X SMA

Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar diterima. Dengan demikian,

hipotesis nol yang berbunyi: Media kartu penuntun deskripsi tidak efektif

dalam pembelajaran menulis deskripsi kelas X SMA Negeri 1

Wonomulyo Palewali Mandar ditolak. Oleh karen itu, dapat dikemukakan

bahwa media kartu penuntun deskripsi efektif dalam pembelajaran

menulis deskripsi kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali

Mandar pada taraf signifikansi 95%.

B. Pembahasan

Dari data penelitian dapat dijelaskan, bahwa tingkat kemampuan

menulis deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali

Mandar menggunakan media penuntun deskripsi adalah 65,71 dalam

rentangan nilai 10-100. Jika dikaitkan dengan kriteria ketuntasan minimal

(KKM) kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar aspek

menulis adalah 63,00 maka dapat dinyatakan, bahwa tingkat

kemampuan menulis deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo

Palewali Mandar menggunakan media penuntun tuntas atau

memadai. Selain itu data penelitian dapat dijelaskan, bahwa tingkat

kemampuan menulis deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo

Palewali Mandar menggunakan teknik konvensional adalah 57,45

dalam rentangan nilai 10-100. Jika dikaitkan dengan kriteria ketuntasan

Page 84: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

70

minimal (KKM) kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar

aspek menulis adalah 63,00 maka dapat dinyatakan, bahwa tingkat

kemampuan menulis deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo

Palewali Mandar menggunakan teknik konvensional belum tuntas

atau belum memadai. Sementara itu, data pada hasil analisis

keefektifan dalam uji t, menunjukkan nilai empiris (tt):7,49 sedangkan

nilai teoretis (ta): 1,645 pada taraf sigrifikansi 95%, sehingga dinyatakan

bahwa nilai t empiris lebih besar daripada nilai t teoretis (tabel)

(7,94>1,645) yang berarti media penuntun deskripsi efektif dalam

meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa kelas X SMA Negeri

1 Wonomulyo Palewali Mandar.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dipahami, bahwa salah satu

alternatif mengefektifkan pembelajaran menulis deskriptif di Sekolah

Menengah Atas adalah menggunakan media kartu penuntun deskripsi.

Hal ini telah dibuktikan dengan ujicoba pada siswa kelas X SMA Negeri 1

Wonomulyo Palewali Mandar keefektifannya yang menunjukkan efektif.

Pembelajaran menulis yang selama ini dianggap sulit bagi siswa

dapat dilatihkan dengan menggunakan media penuntun deskripsi. Tentu

saja hal ini dilatihkan dengan secra kontinyu agar proses dapat berdampak

pada peningkatan keterampilan menulis deskripsi. Keterampilan menulis

termasuk menulis deskripsi tidak mungkin teruwujud tanpa latihan. Selain

hasil penelitian terdapat beberapa keunggulan antara lain dalam

pemanfaatan penuntun deskripsi adalah menarik minat siswa karena

dilakukan secara kontestual di lapangan dan dapat memupuk keberanian,

sikap ilmiah, pikiran kreatif siswa.

Page 85: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

71

Hasil penelitian ini relevan dengan padangan berbagai ahli. Nafiag

(1981) mengemukakan, bahwa penulis tidak sekedar sesuatu yang akan

disampaikan, tetapi ide yang akan ditulis membutuhkan pencermatan yang

mendalam, dengan memanfaatkan media tertentu baik langsung maupun

tidak langsung. Penggunaan media penuntun deskripsi sesuai pernyataan

Nursito (2000), bahwa menulis deskripsi membutuhkan latihan intensif

dengan cara terstruktur. Intinya adalah mengemukakan sesuatu secara

detail dan hidup. Salah satu caranya adalah pengamatan objek secara

rinci.

Pandangan di atas relevan dengan fungsi penuntun deskripsi, yakni

membantu seorang penulis mendetailkan objek sehingga mudah diuraikan

secara jelas dan hidup sebagai mana yang dikemukakan oleh Tarigan

(2000), bahwa tujuan tulisan deskripsi adalah mengajak para pembaca

bersama-sama menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-baiknya

beberapa objek (sasaran, maksud) adegan, kegiatan (aktivitas), orang

(pribadi, oknum) atau suasana hati (mood) yang telah di alami penulis

dengan tulisan tersebut, sang penulis terutama sekali bermaksud,

menjelaskan, menerangkan dan menarik minat serta perhatian pembaca.

Penuntun deskripsi adalah alat membantu menuangkan bahasa tulis

secara nyata dan detail. Sanusi (2010) menyatakan menulis deskripsi

tentu harus melalui latihan yang cukup. Selain itu membutuhkan

pencermatan objek secara mendalam. Oleh karena itu, dibutuhkan alat

bantu merekam objek atau mengamati objek untuk ditulis detailnya.

Pandangan ini juga sejalan dengan konsep yang dikemukakan oleh Paelori

(2011), bahwa menulis deskripsi adalah memotret realitas ide dengan cara-

Page 86: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

72

cara yang menuntun otak untuk memahaminya yang tentunya

membutuhkan sarana atau media yang memadai.

C. Rekomendasi

Selama penelitian berlangsung, Sejak awal memasuki lapangan

dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk

menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan ada

beberapa kendala yang dihadapi oleh penulis di antaranya adalah ketika

proses pengumpulan bahan, penulis menemukan kendala dalam

kelengkapan bahan karena kurangnya buku refrensi yang dimiliki oleh

penulis, selain itu juga keterbatasan yang dimiliki oleh penulis adalah

masalah kesempatan dan waktu karena penulis adalah Pegawai Negeri

sipil maka yang diutamakan adalah tugas dan tanggung jawab kepada

Negara sehingga kesempatan dan waktu penelitian diatur sebaik-baiknya

agar kedua-duanya dapat terlaksna dengan baik.

Ketika pengambilan data dari siswa, ada beberapa hal yang

menjadi keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga tidak diperhatikan oleh

peneliti. Keterbatasan tersebut meliputi hal-hal berikut.

1. Tingkat kehadiran dan kedisiplinan siswa ketika proses belajar-

mengajar berlangsung.

2. Masih ada siswa yang cerita ketika pelaksanaan pembelajaran

berlangsung

3. Masih ada siswa yang kurang mampu berkomentar ketika

mendiskusikan hasil tulisan mereka.

Page 87: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

73

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik

simpulan yang terkait dengan penelitian ini sebagai berikut:

Tingkat kemampuan menulis deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 1

Wonomulyo Palewali Mandar menggunakan media penuntun sudah

tuntas atau memadai. Pada pembahasan dijelaskan, bahwa rata-rata

nilai kemanpuan menulis dekripsi siswa kelas X SMA Negeri 1

Wonomulyo Polewali Mandar dengan menggunakan media kartu

penuntun deskripsi adalah 65,71 dalam rentang nilai 10–100.

Sedangkan tingkat kemampuan menulis deskripsi siswa kelas X SMA

Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar menggunakan metode

konvensional belum tuntas atau belum memadai. Dilihat dari data

penelitian, rata-rata nilai kemanpuan menulis karangan deskripsi,

siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar adalah 60

dalam rentang nilai 10–100.

Dengan demikian berarti, media penuntun deskripsi efektif dalam

meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa kelas X SMA Negeri

1 Wonomulyo Palewali Mandar.

Page 88: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

74

D. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa

saran sebagai berikut.

1. Kiranya hasil penelitian ini dapat dijadikan penambah

khazanah keilmuan bagi siswa tentang keterampilan

menulis deskripsi dengan menggunakan media penuntun

deskripsi

2. Kiranya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan teoretis

dalam pembelajaran menulis secara umum.

3. Kiranya hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan kepada

rekan guru untuk diterapkan dalam pembelajaran sehingga

dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran menulis

siswa.

4. Kiranya hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

perbandingan bagi guru sehingga termotivasi untuk

mengembangkan strategi atau teknik yang menarik dan

inovatif lainnya.

Page 89: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

75

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa

Indonesia. Jakarta:IKAPI.

Alwi, Hasan, dkk. (ed). 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka.

Arsyad, A.1996.Media Pembelajaran, Grafindo : Jakarta Cleary, Linda Miller and Linn, Michael D. 1993. Linguistics for Teachers.

New York: McGraw-Hill, Inc.

Darmadi, Kaswan. 1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Dian, R.2007. Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi melalui Metode Sugesti-Imajinasi dengan Media Lagu Siswa Kelas X A SMA Negeri 2 Blora.

Dimiyati 2002. Keterampilan Berbahasa . Jakarta:Gema Media Enre, Fachruddin Ambo. 1994. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis.

Ujung Pandang: Badan Penerbit IKIP Ujung Pandang. Ellis, Arthur, et al. 1989. Elementary Language Arts Instruction. New

Jersey: Englewood Cliffs. Fatmawati. 2005. Peningkatan Keterampilan Menulis.Tesis.

Ujungpandang UNM. Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa

Non Jurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

file:///E:/.TEsis%20UMM/deskripsi/Belajar%20Menulis%20Deskripsi%20%20%20Asep%20Si%20Manusa%20Biasa%20Mengabarkan.htm. Diakses 21 November 2013.

Halim, Amran. 2004. Teknik Pengajaran Menulis. Jakarta: Djambatan.

Kadir, Abd. 2012. Strategi Tangkap Panorama dalam Menulis Deskripsi Siswa SMA PGRI Makassar. Makassar.” Makalah. Jakarta: LIPI

Layunrampan, Corry.1999. dalam Suara Karya Minggu, 14 November 1999,

Mulyati. 2002. Keterampilan Menulis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 90: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

76

Nafiag, Hadi. 1981. Anda Ingin Jadi Pengarang. Surabaya: Usaha Nasional Surabaya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Nursito. 2000. Penuntun Mengarang. Yokyakarta : Adicita Karya Nusa.

Paelori, Arsyidin. 2011. “Keefektifan Media Alat Perangsang untuk

Meningkatakan Hasil Belajar Deskripsi Siswa SMK Tunas Bangsa Makassar.” Tesis. Makassar: UNM

Purwanto, M. Ngalim dan Alim, Djeniah. 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Rosda Jayaputra Jakarta.

Rofiuddin, AkhmaD, dkk.2011.Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesis di Kelas Tinggi: Universitas Negeri Malang.

Rosdiana, Yusi, dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Rosmawati . 1999. “Kemampuan Mengarang Deskripsi Siswa SMA Muhammadiyah Bulukumba”. Skripsi. UNM

Sahnan, 2003. Pembelajaran Menulis.Jakarta: Gramedia Sanaky, HA.2009. Media Pembelajaran.Yogyakarta: Safria Insania Press Semi, M. Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning; Teori, Riset, dan Praktik (Cet.III). Bandung ; Penerbit Nusa Media.

Sugono, dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi keempat).

Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas RI. Slamet. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesisa.

Surakarta: UNS Press.

Sumarmo .2000. Pembelajaran Menulis di SMA. Jakarta: Gramedia

Sampurno, Adi. 2004. Menulis: Modul Pelatihan Terintegrasi Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Direktorat SLTP.

Sunusi, Uci 2010. Penggunaan Kartu Lacak Efektif dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa SMA Negeri 2 Pinrang. Makalah. Jakarta: Depdiknas

Page 91: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

77

Suparno & Yunus. 2003. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Kontekstual. Makalah Disajikan dalam Simposium Guru di Wisma Jaya Raya Bogor, 26 November 2001.

Sutari, Ice. (1977). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa

Syafi’ie , Imam. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Syafi’ie, Imam. 2001. Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Syamsuddin, dkk. 2007. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas X SMA Semester I. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Tarigan, Djago, dkk. 1994.a Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Djago. 1993. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Menulis dalam Kehidupan. Bandung:Ankasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2000. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbagasa. Bandung:Ankasa.

The Liang Gie. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Tompkins.l,n 1990. Menulis di Sekolah (Terjemahan). Jakarta: Rosda Karya.

Waluyo, Herman J. 1992 Penelitian Pendidikan. Jakarta: Gema Media.

Zularsi. 2000. Ketramplan Menulis Siswa SMA di Makassar. Skripsi. Makassar: UNM

Page 92: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

78

RIWAYAT HIDUP

HASNAH P. S.Pd., lahir di Pinrang pada tanggal 8

September 1967. Penulis adalah anak ketiga dari empat

bersudara dari pasangan Pae dan Hj. Sanati.

Ia tamat di Sekolah Dasar Negeri 38 Pinrang pada

tahun1980, Sekolah Menegah Pertama Negeri 1 Pinrang pada

tahun 1983, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pekkabata

Kabupaten Pinrang pada tahun 1986. Pada tahun 1986 ia melanjutkan pendidikan

di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujung Pandang di Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan wisuda pada tahun 1990. Selanjutnya

pada tanggal 1 Maret 1991 ia terangat menjadi PNS dan ditempatkan di Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Wonomulyo.

Ia menikah dengan Alwi Ahmad Andi Baso, S.Pd. pada tanggal 22 Januari

1995 dan dikaruniahi dua putra dan dua putri; anak pertama Ridha Amaliah Alwi,

anak kedua Ahmad Gazali Alwi, anak ketiga Citra Auliah Alwi, dan keempat

Ahmad Junaedi Alwi.

Selanjutnya di samping menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai

guru (guru Bahasa dan Sastra Indonesia) ia juga aktif di Sanggar Seni “Pujangga”

SMA Negeri 1 Wonomulyo mulai tahun 2006 sampai sekarang. Pada tanggal 6

Januari 2013 Ia bersma dengan suami, Alwi Ahamd Andi Baso, S.Pd. membentuk

satu organisasi di SMA Negeri 1 Wonomulyo dengan nama “Komunitas Sastra”,

sebagi pembina.

Kemudian pada tahun 2012 ia tercatat sebagai mahasiswa Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, Program Studi Bahasa dan

Sastra Indonesia. Ia menjalani perkuliahan selama dua tahun dan menyusun tesis

dengan judul “Keefektifan Media Kartu Penuntun Deskripsi dalam Pembelajaran

Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Polewali

Mandar”.

Page 93: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

79

Lampiran 1

Tabel 6. Skor Mentah Tingkat Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar Menggunakan Media Penuntun Deskripsi

No Kode sampel Skor

1 1 70

2 2 71

3 3 72;;

4 4 72

5 5 82

6 6 81

7 7 70

8 8 70

9 9 63

10 10 70

11 11 70

12 12 70

13 13 71

14 14 61

15 15 80

16 16 61

17 17 72

18 18 60

19 19 61

20 20 50

21 21 63

22 22 71

23 23 70

Page 94: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

80

24 24 52

25 25 70

Lanjutan Tabel 6

26 26 63

27 27 54

28 28 71

29 29 73

30 30 73

31 31 73

32 32 63

33 33 64

34 34 64

35 35 60

Page 95: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

81

Lampiran 2

Tabel 7. Tingkat Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonomulyo Palewali Mandar Menggunakan Metode

Konvensional

No Kode sampel Skor

1 1 58

2 2 59

3 3 60

4 4 60

5 5 70

6 6 69

7 7 58

8 8 58

9 9 51

10 10 58

11 11 58

12 12 58

13 13 59

14 14 49

15 15 68

16 16 49

17 17 60

18 18 48

19 19 49

20 20 38

21 21 51

22 22 59

23 23 58

Page 96: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

82

24 24 40

25 25 58

Lanjutan Tabel 7

26 26 51

27 27 42

28 28 59

29 29 61

30 30 61

31 31 61

32 32 51

33 33 52

34 34 52

35 35 48

Page 97: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

83

Lampiran 3

Tebel 8. Tabel Kerta Uji T

X X2 Y Y2

70 4900 58 3364

71 5041 59 3481

72 5184 60 3600

72 5184 60 3600

82 6724 70 4900

81 6561 69 4761

70 4900 58 3364

70 4900 58 3364

63 3969 51 2601

70 4900 58 3364

70 4900 58 3364

70 4900 58 3364

71 5041 59 3481

61 3721 49 2401

80 6400 68 4624

61 3721 49 2401

72 5184 60 3600

60 3600 48 2304

61 3721 49 2401

50 2500 38 1444

63 3969 51 2601

71 5041 59 3481

70 4900 58 3364

52 2704 40 1600

70 4900 60 3600

Page 98: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

84

63 3969 51 2601

54 2916 42 1764

Lanjutan Tabel 8

71

5041

59

3481

73 5329 61 3721

73 5329 61 3721

73 5329 61 3721

63 3969 51 2601

64 4096 52 2704

64 4096 52 2704

60 3600 48 2304

2361 161139 1943 109751

Page 99: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

85

Lampiran 9

PERTEMUAN 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMA NEG. I WONOMULYO

MATA PELAJARAN : BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

KELAS / SEMESTER : X / GANJIL

ALOKASI WAKTU : 2 X 45 MENIT

STANDAR KOMPETENSI : MENULIS

4. Mengungkapkan informasi dalam

berbagai bentuk paragrap (naratif,

deskriftif, ekspositif)

KOMPETENSI DASAR : 4.2 Menulis menulis paragrap atau

Wacana yan bercorak deskripsi.

INDIKATOR :

1. Menentukan topik yang akan ditulis

dalam wacana deskripsi

2. Mengembangkan topik yang telah

ditetapkan

3. Menulis wacana bercorak

deskripsi

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

Page 100: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

86

Setelah membaca contoh wacana deskriftif diharapkan siswa dapat :

1. Menentukan topik yang akan ditulis dalam wacana deskripsi

2. Mengembangkan topik yang telah ditetapkan

3. Menulis wacana bercorak deskripsi

II. MATERI PEMBELAJARAN

Contoh wacana deskriptif

III. METODE PEMBELAJARAN

1. Ceramah interaktif

2. Mengamati objeki

3. Diskusi

4. Penugasan

5. Latihan

IV. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

NO KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU/MENIT

1

Pendahuluan

a. Memberikan salam

b. Mengecek kehadiran siswa

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran

d. Memberikan pemjelasan tentang materi yang

dipelajari

e. Membagi kelompok, minimal 5 orang per

kelompok

15

Page 101: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

87

2 Kegiatan Inti

a. Siswa membaca contoh paragrap deskriftif

b. Siswa mengamati objek

c. Siswa berdiskusi dengan anggota

kelompoknya masing-masing

d. Bersama dengan anggota kelompoknya

siswa menentukan topik yang akan ditulis

dalam wacana deskripsi

e. Bersma dengan anggota kelompoknya siswa

mengembangkan topik yang telah ditetapkan

f. Bersama dengan angota kelompoknya siswa

meulis wacana deskripsi berdasarkan objek

yang d amati.

g. Masing-masing wakil kelompok membacakan

karangannya

h. Kelompok yang lain memberikan tanggapan

65

3

Penutup :

a. Kesimpulan dan Tanya jawab

b. Guru memberikan komentar dan penghargaan

dari hasil tugas kelompok siswa

10

V. ALAT DAN SUMBER BELAJARAN

1. Alat : L K S

2. Sumber : Buku Bahasa dan Sastra Indonesia

Page 102: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

88

KTSP SMA kelas X

Buku pelengkap

VI. PENILAIAN HASIL BELAJARAN

Kisi – kisi Penilaian

Jenis Sekolah : SMA Neg. 1 Wonomulyo

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastar Indonesia

Jumlah Soal : 1 butir

No KD & Indikator Kelas/Semester

Materi Indikator Soal Bentuk Tes

Ket.

4.2 Menulis

menulis paragrap

atau wacana

yang bercorak

deskripsi.

1. Menentukan

topik yang akan

ditulis dalam

wacana deskripsi

3.Mengembang

kan topik yang

telah ditetapkan

X / 1 Contoh

wacana

deskriptif

Menulis

karangan

deskripsi

berdasarkan

topik yang

telah

ditentukan

dari objek

yang diamati,

Essai

tes

Page 103: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

89

Pedoman Penskoran

Jenis sekolah : SMA Neg. 1 Wonomulyo

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastar Indonesia

Bahan Kelas : X / 1

No Kriteria Skor

1

Tulislah wacana deskripsi berdasarkan topik yang

telah Anda tentukan!

a. Isi dan Kelengkapan data

b. Ketajaman Deskripsi

c. Penyajian

d. Sistematika

e. Bahasa

1) Pilihan kata

2) Kalimat efektif

3) Paragraf

4) Ejaan

5)

6) Ejaan dan tanda baca

25

25

15

10

25

Nilai = Jumlah skor : skor maksimal X 100 100

Wonomulyo, 23 Juni 2014 Mengetahui Guru Mata Pelajaran Kepala sekolah

Drs, Abdul Kadir Rauf, M.Si Hasnah P, S.Pd Nip.19650424 199103 1 014 Nip. 19670908 199103 2 013

Page 104: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

90

PERTEMUAN II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMA NEG. I WONOMULYO

MATA PELAJARAN : BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

KELAS / SEMESTER : X / GANJIL

ALOKASI WAKTU : 2 X 45 MENIT

STANDAR KOMPETENSI : MENULIS

4. Mengungkapkan informasi dalam

berbagai bentuk paragrap (naratif,

deskriftif, ekspositif)

KOMPETENSI DASAR : 4.2 Menulis menulis paragrap atau

wacana yang bercorak deskripsi.

INDIKATOR :

1. Menentukan topik yang akan

ditulis dalam wacana deskripsi

2. Mengembangkan topik yang telah

ditetapkan

3. Menulis wacana bercorak

deskripsi

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah membaca contoh wacana deskriftif diharapkan siswa dapat :

1. Menentukan topik yang akan ditulis dalam wacana deskripsi

2. Mengembangkan topik yang telah ditetapkan

Page 105: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

91

3. Menulis wacana bercorak deskripsi

II. MATERI PEMBELAJARAN

Contoh wacana deskriptif

III. METODE PEMBELAJARAN

1. Ceramah interaktif

2. Mengamati objeki

3. Diskusi

4. Penugasan

5. Latihan

IV. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

NO KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU/

MENIT

1 Pendahuluan

a. Memberikan salam

b. Mengecek kehadiran siswa

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran

d. Memberikan pemjelasan tentang materi atau kartu

penuntun deskripsi.

15

2 Kegiatan Inti

a. siswa dibagi kan penuntun deskripsi secara

berpasangan

b. siswa mengamati objek yang diisyaratkan

dalam kartu penuntun deskripsi

c. siswa mengisi penuntun deskripsi berdasarkan

65

Page 106: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

92

c. objek yang di amati

d. secara berpasangan siswa membuat karangan

deskripsi berdasarkan isian dalam kartu

penuntun deskripsi

e. Setelah selesai, kartu penuntun ditukar secara

bergiliran dan dibaca siswa lain. Dengan

demikian siswa akan membaca seluruh karya

temannya sebagai bentuk apresiasi dan

belajar dari karya temannya.

f. Siswa memberi komentar terhadap deskripsi

yang paling baik menurut mereka.

g. Melakukan revisi berdasarkan pengalaman

membaca karya temannya.

3

Penutup :

a. kesimpulan Tanya jawab

b. Guru memberikan komentar dan penghargaan dari

hasil tugas kelompok siswa

10

V. ALAT DAN SUMBER BELAJARAN

3. Alat : L K S

4. Sumber : Buku Bahasa dan Sastra Indonesia

KTSP SMA kelas X

Buku pelengkap

Page 107: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

93

VI. PENILAIAN HASIL BELAJARAN

Kisi – Kisi Penilaian

Jenis Sekolah : SMA Neg. 1 Wonomulyo

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastar Indonesia

Jumlah Soal : 1 butir

No KD dan Indikator Kelas/

Semes

Ter

Materi Indikator Soal Bentuk

Tes Ket.

1

4,2 Menulis

menulis paragrap

atau wacana yang

bercorak deskripsi.

1.Menentukan

topik yang akan

ditulis dalam

wacana deskripsi

1.Mengembang

kan topik yang

telah ditetapkan

X / 1 Contoh

wacana

descrip

Tif

1.Menulis

karangan

deskripsi

berdasar

kan topik

yang telah

ditentukan

dari objek

yang diamati,

Essai

tes

Page 108: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

94

Pedoman Penskoran

Jenis sekolah : SMA Neg. 1 Wonomulyo

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastar Indonesia

Bahan/ Kelas : X / 1

No Kriteria Skor

1

Tulislah wacana deskripsi berdasarkan topik yang telah

Anda tentukan!

a. Isi dan Kelengkapan data

b. Ketajaman Deskripsi

c. Penyajian

d. Sistematika

e. Bahasa

a) Pilihan kata

b) Kalimat efektif

c) Paragraf

d) Ejaan dan tanda baca

e)

f)

25

25

15

10

25

Nilai = Jumlah skor : skor maksimal X 100 100

Wonomulyo, 23 Juni 2014

Mengetahui Guru Mata Pelajaran

Kepala sekolah

Drs, Abdul Kadir Rauf, M.Si Hasnah P, S.Pd

Nip.19650424 199103 1 014 Nip. 19670908 199103 2 013

Page 109: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

95

PERTEMUAN III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMA NEG. I WONOMULYO

MATA PELAJARAN : BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

KELAS / SEMESTER : X / GANJIL

ALOKASI WAKTU : 2 X 45 MENIT

STANDAR KOMPETENSI : MENULIS

4. Mengungkapkan informasi dalam

berbagai bentuk paragrap (naratif,

deskriftif, ekspositif)

KOMPETENSI DASAR : 4.2 Menulis menulis paragrap atau

wacana yang bercorak deskripsi.

INDIKATOR :

1. Menentukan topik yang akan ditulis

dalam wacana deskripsi

2. Mengembangkan topik yang telah

ditetapkan

3. Menulis wacana bercorak

deskripsi

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah membaca contoh wacana deskriftif diharapkan siswa dapat:

1. Menentukan topik yang akan ditulis dalam wacana deskripsi

2. Mengembangkan topik yang telah ditetapkan

Page 110: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

96

3. Menulis wacana bercorak deskripsi

II. MATERI PEMBELAJARAN

Contoh wacana deskriptif

III. METODE PEMBELAJARAN

1. Mengamati objeki

2. Penugasan

3. Latihan

IV. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

NO KEGIATAN PEMBELAJARAN

WAKTU/

MENIT

1

Pendahuluan

a. Memberikan salam

b. Mengecek kehadiran siswa

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran

d. Memberikan pemjelasan tentang materi yang

akan dipelajari

15

Page 111: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

97

2

Kegiatan Inti

a. Secara individu siswa mengamati suatu objek

sebagai bahan dalam menulis karangan

deskripsi

b. Secara individu siswa menentukan topik

karangan deskripsi

c. Secara individu siswa menulis karangan

deskripsi berdasrkan objek yang diamati

d. Secara individu siswa bergiliran membacakan

hasil tulisan deskripsinya dan siswa lain memberi

apresiasi setiap selesai secara bergiliran

sehingga siswa berperan aktif dalam sesi

tersebut sebagai pengamat.

e. Melakukan revisi tulisan berdasakan komentar

teman

f. Melakukan refleksi terhadap proses kegiatan

pembelajaran.

65

3

Penutup :

a. kesimpulan dan Tanya jawab

b. Guru memberikan komentar dan penghargaan

dari hasil tugas kelompok siswa

10

Page 112: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

98

V. ALAT DAN SUMBER BELAJARAN

1. Alat : L K S

2. Sumber : Buku Bahasa dan Sastra Indonesia

KTSP SMA kelas X

Buku pelengkap

VI. PENILAIAN HASIL BELAJARAN

Kisi – Kisi Penilaian

Jenis Sekolah : SMA Neg. 1 Wonomulyo

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastar Indonesia

Jumlah Soal : 1 butir

No KD dan Indikator Kelas/

Semes

ter

Materi Indikator Soal Bentuk

Tes Ket.

1 4.2 Menulis

menulis

paragrap atau

wacana yang

bercorak

deskripsi.

1. Menentukan

topik yang

akan ditulis

dalam

wacana

X / 1 Contoh

wacana

deskrip

tif

Menulis

karangan

deskripsi

berdasarkan

topik yang

telah

ditentukan

dari objek

yang diamati,

Essai

tes

Page 113: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

99

deskripsi

2. Mengemban

gkan topik

yang telah

ditetapkan

Page 114: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

100

Pedoman Penskoran

Jenis sekolah : SMA Neg. 1 Wonomulyo

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastar Indonesia

Bahan Kelas : X / 1

No Kriteria Skor

1

Tulislah wacana deskripsi berdasarkan topik yang telah

Anda tentukan!

a. Isi dan Kelengkapan data

b. Ketajaman Deskripsi

c. Penyajian

d. Sistematika

e. Bahasa

a) Pilihan kata

b) Kalimat efektif

c) Paragraf

d) Ejaan dan tanda baca

25

25

15

10

25

Nilai = Jumlah skor : skor maksimal X 100 100

Wonomulyo, 23 Juni 2014

Mengetahui Guru Mata Pelajaran

Kepala sekolah

Drs, Abdul Kadir Rauf, M.Si Hasnah P, S.Pd

Nip.19650424 199103 1 014 Nip 19670908 199103 2 013

Page 115: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

101

Lampiran 10. Foto-foto pembelajaran

Kegiatan siswa pada pertemuan pertama

Siswa diskusi kelompok

Presentase wakil dari salah satu anggota kelompok

Page 116: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

102

Kigiatan siswa pada pertemuan kedua

Siswa diskusi ketika mengisi kartu penuntun deskripsi

Siswa berdiskusi ketika mengisi kartu penuntun ekripsi

Page 117: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

103

Secara bergantian siswa membacakan karangannya

Siswa memberikan tanggapan tulisan temannya yang

di kartu penuntun deskripsi

Page 118: KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU PENUNTUN DESKRIPSI DALAM

104

Siswa menulis karangan deskripsi secara individu

siswa memberikan tanggapan karangan deskripsi

yang dibuat temannya