191
KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MALLUSETASI KABUPATEN BARRU THE EFFECTIVENESS OF THE MEDIA IN THE SCHOOL ENVIRONMENT LEARNING TO WRITE A REPORT ON THE OBSEVATION GRADERS X SMA NEGERI 1 MALLUSETASI KABUPATEN BARRU Tesis Oleh: JUMRIAH Nomor Induk Mahasiswa : 04.08.909.2013 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN HASIL OBSERVASI

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MALLUSETASI KABUPATEN BARRU

THE EFFECTIVENESS OF THE MEDIA IN THE SCHOOL ENVIRONMENT LEARNING TO WRITE A REPORT ON THE OBSEVATION GRADERS X SMA NEGERI 1 MALLUSETASI

KABUPATEN BARRU

Tesis

Oleh:

JUMRIAH Nomor Induk Mahasiswa : 04.08.909.2013

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN HASIL OBSERVASI

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MALLUSETASI KABUPATEN BARRU

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Program Studi Magister Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia

Page 3: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN HASIL OBSERVASI

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MALLUSETASI KABUPATEN BARRU

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Program Studi

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun dan Diajukan oleh

JUMRIAH Nomor Induk Mahasiswa : 04.08.909.2013

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR 2015

Page 4: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

TESIS

KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1

MALLUSETASI KABUPATEN BARRU

yang disusun dan diajukan oleh

JUMRIAH NIM. 04 08. 909.2013

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing

Pada Tanggal …..,…………..2015

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. H.M. Ide Said D.M.,M.Pd Dr. Munirah, M.Pd

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana Ketua Prodi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Prof. Dr. H.M. Ide Said D M, M.Pd. Dr. Abdul Rahman Rahim , M.Hum. NBM. 988 463 NBM.

Page 5: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …
Page 6: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …
Page 7: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

ABSTRAK

JUMRIAH, 2015. Keefektifan Media Lingkungan dalam Pembelajaran

Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru, dibimbing oleh H.M. Ide Said D.M. dan Munirah.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru menggunakan (a) media gambar, (b) media lingkungan, serta (3) membuktikan keefektifan penggunaan media lingkungan dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat eksprimen jenis true experimental design. Dalam model ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksprimen dan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 159 siswa yang tersebar pada 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak dengan teknik penentuan sampel yaitu simple random sampling. Sampel yang terpilih yaitu kelas X 3 sebagai kelas kontrol dan kelas X 1 sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tugas menulis teks laporan hasil observasi dengan teknik pengumpulan data yaitu pemberian tugas. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan SPSS versi 20 for windows menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru dengan menggunakan media gambar dari 26 orang siswa kelas kontrol, 21 orang siswa memeroleh nilai di atas 75 atau 80,8% dan siswa yang memeroleh nilai di bawah nilai 75 terdapat 5 orang siswa atau 19,2% dengan nilai rata-rata 78,88, sedangkan hasil pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru dengan menggunakan media lingkungan dari 24 orang siswa kelas eksprimen, 22 orang siswa memperoleh nilai di atas 75 atau 91,7% dan siswa yang memeroleh nilai di bawah 75 hanya 2 orang siswa atau 8,3% dengan nilai rata-rata 81,91. Jadi berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media lingkungan efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru.

Page 8: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena atas

limpahan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya sehingga penelitian dan

penyusunan tesis yang berjudul “Kefektifan Media Lingkungan dalam

Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru” dapat diselesaikan dengan baik.

Tesis ini sebagai persyaratan akademik guna memeroleh gelar magister

pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program

Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Proses penyelesaian tesis ini merupakan suatu perjuangan yang

panjang bagi penulis. Selama proses penelitian dan penyusunan tesis ini,

banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi oleh penulis. Berkat

keseriusan pembimbing dalam mengarahkan dan membimbing penulis

sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M.Pd dan

Dr. Munirah, M.Pd. masing-masing sebagai pembimbing I dan II.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada Ketua

Program Studi Pendidikan Bahasa, para Dosen Program Studi Pendidikan

Bahasa, dan seluruh Staf Administrasi Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Direktur Program

Page 9: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

iv

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan

kemudahan kepada penulis baik, pada saat mengikuti perkuliahan maupun

pada saat pelaksanaan penelitian, dan penyusunan tesis. Mudah-mudahan

bantuan dan bimbingan, serta arahan yang diberikan kepada penulis dapat

bernilai ibadah dan mendapat pahala dan berkah oleh Allah Swt.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala SMA Negeri 1

Mallusetasi Kabupaten Barru, Drs. M. Arief Fiana T., M.Pd. yang telah

menerima dan mengizinkan serta bekerjasama dengan baik selama peneliti

melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru. Penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Guru Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia yang penuh kesabaran dalam membantu dan seluruh

siswa kelas X 1 dan X 3 yang penuh keseriusan dalam mengikuti kegiatan

proses penelitian.

Penulis tidak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada rekan-

rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, khususnya

angkatan 2013 yang senantiasa bersama-sama dalam suka maupun duka

selama menempuh perkuliahan.

Terwujudnya tesis ini juga berkat doa, motivasi, dan restu keluarga.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih, segenap cinta, dan

hormat kepada Ayahanda H. Iskandar, Ibunda Hj. Hasnah, suami yang

tercinta Muhtar Muse, S.Pd., M.Pd. serta buah hati yang tersayang

Page 10: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

v

Muhammad Fuad Shiddiq dan Hazimah Sidqiyah yang telah membantu

secara moril serta penuh kesabaran dalam mendoakan, memberikan

dukungan yang tulus dan ikhlas dengan penuh kasih sayang untuk

keberhasilan penulis.

Penulis menyadari bahwa meskipun tesis ini telah dibuat dengan

segala usaha yang maksimal, tentu masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran yang

sifatnya membangun untuk penyempurnaan tesis ini. Penulis mengharapkan

tesis yang sangat sederhana ini semoga dapat bermanfaat kepada seluruh

pembaca, khususnya bagi penulis.

Akhirnya, penulis berharap semoga segala bantuan baik secara moril

maupun materiil yang telah diberikan oleh berbagai pihak dapat bernilai

ibadah dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. Amin.

Makassar, Juni 2015

Penulis,

Page 11: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ii

DAFTAR ISI. ............................................................................... iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ...................................................... 8

D. Manfaat Penelitian .................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11

A. Kajian Teori 11

a. Pembelajaran Bahasa ............................................ 11

b. Pembelajaran Menulis ............................................ 12

c. Laporan .................................................................. 33

d. Laporan Observasi ................................................. 37

e. Media Pembelajaran .............................................. 43

f.. Media Lingkungan .................................................. 52

Page 12: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

B. Kajian Penelitian yang Relevan 57

C. Kerangka Pikir ............................................................ 59

D. Hipotesis .................................................................... 62

BAB III METODE PENELITIAN 63

A. Desain dan Jenis Penelitian 63

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 64

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 65

D. Populasi dan Sampel 67

E. Teknik Pengumpulan Data 68

F. Instrumen Penelitian 71

G. Teknik Analisis Data 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 77

A. Hasil Penelitian 78

B. Pembahasan Hasil Penelitian 113

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 121

A. Simpulan 121

B. Saran 122

DAFTAR PUSTAKA 124

RIWAYAT HIDUP 128

LAMPIRAN 129

Page 13: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

A AA

Page 14: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

v

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 Profil Penilaian Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Menulis 40

3.1 Desain Penelitian 63

3.2 Keadaan Populasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi pada Tahun Pelajaran 2014/2015 67 3.3 Penentuan Patokan dengan Perhitungan Persentase Skala Lima 73 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Pretes Kelas Kontrol 79 4.2 Frekuensi Total Nilai Hasil Pretes Kelas Kontrol 82 4.3 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil Pretes Kelas Kontrol 83

4.4 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Pretes Kelas Kontrol 85 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Postes Kelas Kontrol 86 4.6 Frekuensi Total Nilai Hasil Postes Kelas Kontrol 89

4.7 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil Postes Kelas Kontrol 90 4.8 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Postes Kelas Kontrol 91 4.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Pretes Kelas Eksperimen 93 4.10 Frekuensi Total Nilai Hasil Postes Kelas Kontrol 96

Page 15: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

vi

4.11 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil Pretes Kelas Eksperimen 97 4.12 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Pretes Kelas Eksperimen 98 4.13 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Postes Kelas Eksperimen 100 4.14 Frekuensi Total Nilai Hasil Postes Kelas Eksperimen 103

4.15 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil Postes Kelas Eksperimen 104 4.16 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Postes pada Kelas Eksperimen 105

4.17 Uji Normalitas Kelas Kontrol 108

4.18 Uji Normalitas Kelas Eksperimen 108

4.19 Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 110

4.20 Hasil Analisis Statistika Inferensial Independent Sample Test 112

Page 16: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

vii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir 61 4.1 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Pretes Kelas Kontrol 81 4.2 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Postes Kelas Kontrol 88 4.3 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Pretes Kelas Kontrol 95 4.4 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Pretes Kelas Kontrol 102

Page 17: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

I. Instrumen Penelitian 130

II. Izin Penelitian 134

III. Olahan Data 137

IV. Lembar Validasi 152

V. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

VI. Dokumentasi Penelitian

Page 18: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan secara tertulis maupun

secara lisan. Secara tertulis tentu yang diutamakan penggunaan kosakata

secara tepat untuk tidak menimbulkan kesalahpahaman para pembaca,

sehingga dapat menentukan keberhasilan komunikasi secara tertulis pada

teks.

Kurikulum 2013 tidak hanya mempertahankan bahasa Indonesia dalam

daftar pelajaran di sekolah, tetapi menegaskan pentingnya keberadaan

bahasa Indonesia sebagai penghela dan pembawa ilmu pengetahuan.

Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan

menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendak dipandang sebagai teks,

bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, (2) penggunaan

bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk

mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan

bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk

bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideology

penggunaannya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan

kemampuan berfikir manusia (Kemdikbud, 2013).

Page 19: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

2

Pembelajaran bahasa diwujudkan secara lisan maupun tulisan yang

mencakup empat aspek keterampilan. Berdasarkan Kurikulum 2013 keempat

aspek keterampilan berbahasa tidak disebutkan secara eksplisit. Namun,

sudah mencakup secara keseluruhan melalui pembelajaran berbasis teks

bermuara pada keterampilan menulis. Menulis merupakan keterampilan yang

harus mendapat perhatian secara sungguh-sungguh. Pengalaman selama ini

menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis sangat rendah.

Padahal kemampuan ini sangat penting. Menulis juga merupakan

kemampuan puncak berbahasa seseorang, yang meliputi keterampilan

memilih kosakata, menggunakan struktur kalimat, menerapkan ejaan, dan

tanda baca.

Keterampilan menulis yang memadai tidak akan diperoleh tanpa

menguasai keterampilan memilih kata yang tepat, membuat kalimat yang

efektif, menyusun dan mengembangkan, menggunakan ejaan dan tanda

baca, dan menata setiap gagasan secara jelas dan tepat. Dibanding dengan

aspek keterampilan berbahasa lainnya, keterampilan/kemampuan menulis

merupakan kemampuan yang paling sulit untuk dikuasai oleh sebagian besar

orang. Tidaklah berlebihan jika dikatan bahwa kemampuan menulis

merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah

pengetahuan dan keterampilan.

Menulis tidak ubahnya dengan melukis, karena penulis memiliki banyak

ide, gagasan, pendapat, pikiran, perasaan dan obsesi terhadap tulisannya.

Page 20: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

3

Meskipun secara teknis ada kriteria yang dapat diikutinya, tetapi wujud yang

akan dihasilkan itu sangat bergantung pada kepiawaian, imajinasi, dan

kreativitas penulis dalam mengungkapakan gagasannya.

Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia lebih diarahkan

pada kemampuan menulis teks, salah satunya adalah menulis teks laporan

hasil observasi. Laporan hasil observasi merupakan penjabaran atau

pernyataan umum mengenai sesuatu yang didasarkan pada hasil observasi

atau pengamatan. Dalam hal ini, siswa diajak untuk gemar meneroka atau

menelusuri alam semesta beserta isinya melalui teks laporan (Kemdikbud,

2013: 2).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan penulis pada siswa kelas X

SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru , ditemukan bahwa masih

banyak siswa yang belum dapat membuat teks laporan hasil observasi. Hal

itu terjadi karena, secara konvensional selama ini pembelajaran menulis teks

dilakukan dengan mengggunakan media gambar. Setelah itu, siswa diberi

sebuah teori dan contoh, kemudian siswa diberi tugas untuk menulis laporan

hasil observasi. Selain pengajaran konvensional, pengajaran yang dilakukan

dalam ruangan secara terus menerus dapat member kejenuhan kepada

siswa. Begitu juga dengan siswa yang tidak dapat mengidentifikasi sebuah

peristiwa atau penggambaran ke dalam beberapa kalimat walaupun guru

telah menentukan tema dengan jelas.

Page 21: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

4

Hasilnya, dapat dikatakan bahwa menulis teks laporan hasil observasi

yang dikerjakan oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten

Barru kurang memuaskan karena tidak mampu mencapai nilai ketuntasan

minimal. Hal ini disebabkan antara lain adalah: (1) kurangnya minat dan

motivasi yang dimiliki oleh siswa. (2) rendahnya pengetahuan dan

kemampuan siswa dalam mengembangkan ide, pikiran, dan gagasannya

dalam sebuah tulisan; (3) lemahnya peran guru dalam proses pembelajaran

menulis teks; (4) pelaksanaan kegiatan menulis teks hanya berorentasi pada

hasil, bukan pada proses; dan (5) kurangnya pemahaman guru dalam

menentukan media atau sarana yang tepat pada pembelajaran menulis teks.

Guru bidang studi bahasa Indonnesia jarang menggunakan media

pembelajaran dalam menulis laporan hasil observasi, yang sering dilakukan

menjelaskan materi laporan hasil observasi kemudian menugaskan untuk

menyusun laporan. Kadang –kadang menggunakan media gambar dengan

menampilkan gambar kemudian menugaskan untuk menyusun laporan hasil

ibservasi sesuai gamabar yang ditampilkan.

Guru bidang studi bahasa Indonesia di sekolah diharapkan mampu

memformulasi media dalam pembelajaran. Salah satu media yang dapat

digunakan dalam kegiatan menulis teks siswa adalah media lingkungan.

Objek lingkungan dapat dijadikan bahan untuk membina dan melatih

keterampilan menulis teks siswa. Khusus mengenai keterampilan menulis

teks laporan hasil observasi, siswa dapat dirangsang proses kreatifnya

Page 22: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

5

dengan cara mengamati, memperhatikan, dan melihat suatu kejadian atau

peristiwa.

Dalam pembelajaran menulis teks dengan memanfaatkan media

lingkungan, siswa perlu diajak mengunjungi tempat tertentu. Setelah

mengamati dan mengumpulkan berbagai sumber dari lingkungan, siswa

dapat mengungkapkan isi jiwa, pengalaman, pendapat, penghayatan, dan

hasil observasinya dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat untuk

memproduksi teks laporan hasil observasi. Lingkungan sebagai sumber

belajar akan memperkaya wawasan dan pengalaman siswa karena mereka

belajar tidak terbatas oleh dinding kelas. Selain itu, kebenarannya akurat

karena tidak dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan

potensi pancainderanya untuk melihat secara langsung kenyataan yang ada

dilingkungannya.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, peneliti memberikan solusi

alternatif dalam pengajaran menulis teks agar permasalahan dan kendala

pada siswa dan guru dapat teratasi. Solusi yang akan diujicobakan adalah

media lingkungan dalam pembelajaran khususnya menulis teks laporan hasil

observasi sehingga pembelajaran dapat teratasi dengan baik. Media

lingkungan memiliki peran dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Pendekatan lingkungan berarti mengajak siswa belajar langsung di

lingkungan tentang topik-topik tertentu. Selain itu, pembelajaran dengan

media lingkungan kebenarannya lebih akurat, sebab siswa dapat mengalami

Page 23: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

6

secara langsung dan mengoptimalkan pancainderanya untuk berkomunikasi

dengan lingkungan.

Adapun kelemahan penggunaan media lingkungan di antaranya; (1)

membutuhkan waktu pembelajaran yang cukup; (2) membutuhkan tambahan

dana sebagai operasional transportasi; (3) susah mengontrol siswa saat

berada dilingkungan/lapangan; dan (4) tidak terjaminnya keselamatan siswa

saat berada di luar kelas.

Penelitian yang relevan tentang menulis dengan menggunakan media di

antaranya: pertama Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi Antara yang

Berbasis Media Gambar dengan Berbasis Media Lingkungan Sekolah Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar (Akidah, 2012). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil menulis paragraf deskripsi antara

yang berbasis media gambar dengan berbasis media lingkungan.. Kedua

Efektivitas Media Gambar dalam Menulis Paragraf Desikripsi Siswa Kelas X

SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep (Muhtar: 2013). Hasil

penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran dengan

menggunakan media gambar.

Penelitian mengenai keterampilan menulis teks menggunakan media

lingkungan masih terbatas. Peneliti menganggap hal ini perlu dikembangkan,

mengingat kenyataan bahwa keterampilan siswa dalam menulis teks laporan

hasil observasi masih rendah, belum memuaskan, dan masih perlu dicarikan

Page 24: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

7

teknik-teknik yang efektif dan media yang mendukung untuk pembelajaran

keterampilan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi.

Berdasarkan masalah di atas, peneliti berkeinginan melakukan penelitian

yang sejalan dengan permasalah tersebut. Oleh karena itu, peneliti

berinisiatif melakukan penelitian dengan judul “Keefektifan Penggunaan

Media Lingkungan Sekolah dalam Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil

Observasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah bagaimanakah efektivitas media lingkungan sekolah dalam

pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri

1 Mallusetasi Kabupaten Barru ? Selanjutnya masalah ini dirinci sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan menulis teks laporan hasil observasi dengan

menggunakan media konvensional (gambar) siswa kelas X SMA Negeri 1

Mallusetasi Kabupaten Barru?

2. Bagaimanakah kemampuan menulis teks laporan hasil observasi dengan

menggunakan media lingkungan sekolah siswa SMA Negeri 1 Mallusetasi

Kabupaten Barru?

Page 25: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

8

3. Apakah Media Lingkungan sekolah efektif digunakan pada pembelajaran

menulis Teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1

Mallusetasi Kabupaten Barru?

C. Tujuan penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan

media lingkungan sekolah dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil

observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru. Dapat

dirinci sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi

menggunakan media konvensional (gambar) siswa kelas X SMA Negeri 1

Mallusetasi Kabupaten Barru.

2. Untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi

dengan menggunakan media lingkungan sekolah siswa kelas X SMA

Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru.

3. Untuk membuktikan keefektifan penggunaan media lingkungan sekolah

dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X

SMANegeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru.

Page 26: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

9

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoritis

maupun praktis dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi

dengan menggunakan media lingkungan.

Adapun manfaat penelitian ini, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih

rinci dan mendalam mengenai efektivitas penggunaan media lingkungan

sekolah dalam pembelajaran menulis laporan hasil observasi siswa kelas

X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan member manfaat sebagai berikut:

a. Bagi guru, yaitu memberikan sumbangan pemikiran terhadap guru-guru

mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA, khususnya guru bahasa di

SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru, untuk menyusun strategi

pengajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama

menulis teks laporan hasil observasi dengan menggunakan media

lingkungan sekolah

b. Bagi siswa, yaitu menambahkan kebiasaan dan meningkatkan

kemampuan mereka dalam menulis teks laporan hasil observasi.

Page 27: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

10

c. Bagi peneliti, sebagai bahan acuan dan masukkan atau pengalaman dalam

melakukan penelitian khususnya yang terkait dengan kemampuan

menulis teks laporan hasil observasi.

Page 28: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

A. Pembelajaran Bahasa

1. Hakikat Pembelajaran Bahasa

Pembelajaran bahasa Indonesia dikemukakan dengan menerapkan

prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-

mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan; (2) penggunaan bahasa

merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk

mengungkapkan makna; (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan

bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena bahasa yang

digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideology penggunanya; dan

(4) bahasa merupakan sarana pembentuka berpikir manusia (Kemdikbud:

2013).

Keraf (1995:33) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa tidak lain

dari cara memanifestsikan system bahasa dalam aktivitas praktis atau

aktivitas komunikasi disebut kemampuan (ability) komunikatif, yang dalam hal

ini sama pengertiannya dengan use. Oleh karena itu, kemampuan

komunikatif mencakup keterampilan kebahasaan, bukan sebaliknya.

Page 29: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

12

Seseorang yang menguasai semua kaidah kebahasaan (usage) belum tentu

mampu berkomunikasi dengan baik.

Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup kemampuan linguistik (ejaan,

kosakata, dan tata bahasa) dan kemampuan komunikatif (menyimak,

berbicara, membaca, menulis). Menurut Widjono (2005;4) bahwa mekanisme

pembelajaran yang tepat harus mengaktifkan siswa untuk berbahasa

(menyimak, berbicara, membaca, menulis), memahami, mengaplikasi,

menganalisis, dan mengevaluasi pembelajaran. Pembelajaran bahasa

Indonesia dapat diajarkan melalui pembelajaran menyimak/mendengar,

berbicara, membaca dan menulis.

2. Aspek pembelajaran Bahasa

Menurut Iskandarwassid dan Sunandar (2013:227) proses pembelajaran

yang dinamis diharapkan akan tercipta suatu bentuk komunikasi lisan antara

siswa dengan siswa yang berpola melalui keterampilan menyimak, berbicara,

membaca dan menulis sehingga suasana pembelajaran terhindar dari

kejenuhan.

B. Pembelajaran Menulis

1. Pengertian Menulis

Menulis merupakan kemampuan seseorang dalam mengemukakan

gagasan, perasaan, dan pikiran-pikirannya kepada orang atau pihak lain

Page 30: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

13

dengan menggunakan media tulisan. Setiap penulis pasti memiliki tujuan

dengan tulisannya itu, antara lain, mengajak, menginformasikan,

meyakinkan, membujuk, dan menghibur pembaca (Nurjamal, 2011:69).

Zainurrahman (2011:2) mengemukakan bahwa menulis merupakan

salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang mendasar (berbicara,

mendengar, menulis, dan membaca) karena diantara keterampilan

berbahasa yang lain, menulis merupakan salah satu keterampialn yang tidak

dikuasai oleh setiap orang.

Junus dan Junus (2011:102) mengemukakan bahwa menulis

berpengertian menyusun gagasan secara runtut dan sistematis di atas kertas

dengan menggunakan sistem ejaan yang berlaku bagi bahasa yang

bersangkutan. Tarigan (2008:22) memberikan batasan tentang menulis.

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka

memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

Abidin (2012:181), mendefinisikan menulis sebagai proses menghasilkan

lambang bunyi. Pengertian menulis semacam ini dikenal sebagai menulis

permulaan. Pada tahap selanjutnya, menulis dapat bersifat lebih kompleks,

yakni proses untuk mengemukakan ide dan gagasan dalam bahasa tulis.

Menulis dapat pula dikatakan sebagai kegiatan mereaksi, artinya menulis

adalah proses mengemukakan pendapat atas dasar masukan yang diperoleh

Page 31: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

14

penulis dari sumber ide yang tersedia. Menulis juga didefenisikan sebagai

aktivitas menghasilkan pesan dalam dimensi sosial dan untuk tujuan tertentu.

Menulis dalam hal ini ditafsirkan sebagai aktivitas membuat makna yang

berhubungan dengan pengembangan kemampuan individu dalam memahami

konteks sosial budaya tempat tulisan tersebut dibuat.

Menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2013:248), menulis adalah

usaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri

seseorang pemakai bahasa melalui bahasa dan penyampaian pesan

diungkapkan secara tertulis. Semi (2007:14) mengemukakan bahwa

keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang

menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan, dan

pengajaran langsung menjadi seorang penulis, yang harus dipelajari dan

dilatih secara terus menerus. Menulis ialah melahirkan pikiran atau perasaan

(seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (KBBI, 2005:1219).

Selanjutnya Alwi dkk. (2001:121) menyatakan, menulis adalah melahirkan

pikiran atau perasaan dengan tulisan. Menurut Enre (1994:4) bahwa menulis

memang merupakan suatu bentuk berpikir, tetapi ia adalah berpikir untuk

penanggap tertentu dan untuk situasi tertentu pula. Salah satu tugas penting

seorang penulis ialah menguasai unsur-unsur pokok menulis dan berpikir

yang akan banyak membantu dalam usaha mencapai tujuan. Menulis adalah

kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan. Dapat juga diartikan bahwa

Page 32: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

15

menulis adalah komunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan

kehendak kepada orang lain secara tertulis.

Pada dasarnya, tulisan seseorang itu bisa menunjukkan cara berpikir

orang tersebut. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana ia menghasilkan tulisan.

Sehubungan dengan hal tersebut, setiap orang yang akan menulis selalu

memerlukan kondisi lingkungan yang kondusif. Kondisi demikian tentu saja

akan menimbulkan proses menulis yang logis dan sistematis. Berpikir logis

adalah kemapuan berpikir dengan mengoptimalkan kemampuan otak untuk

menghasilkan pemikiran yang sehat dan dapat diterima oleh orang lain.

Berpikir sistematis adalah adanya keteraturan dalam berpikir dengan

langkah-langkah yang sistematis. Oleh karena itu, menulis harus melalui

tahapan prakarsa (pratulis), tahap pelanjutan (penulisan), tahap revisi

(perbaikan), dan tahap pengakhiran (penyelesaian).

B. Tujuan Pembelajaran Menulis

Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh

seorang penulis untuk menyampaikan suatu gagasan, ide-ide, dan

perasaannya kepada orang lain atau pembaca. Penulis dalam bentuk

penyampaiannya kepada pembaca mempunyai tujuan antara lain:

memberikan informasi, meyakinkan, mengajak atau membujuk dan

menghibur. Sesuai yang dikemukakan oleh Salam (2009:39) mengemukakan

Page 33: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

16

bahwa setiap penulis atau pengarang mempunyai pikiran atau gagasan yang

ingin dituangkan dan disampaikan kepada pembaca. Dalam hal ini penulis

haruslah menerjemahkan ide-idenya ke dalam sandi lisan dan selanjutnya

diubah ke dalam sandi tulis. Selain itu, dalam menulis, penulis atau

pengarang harus memperhatikan seperangkat sarana mekanis untuk

merekam sandi tulis tersebut. Selanjutnya, diteruskan atau disebarkan

kepada orang lain melintasi waktu dan ruang. Pada akhirnya pembaca akan

menerjemahkan kembali sandi-sandi tulis tersebut ke dalam sandi-sandi lisan

untuk menemukan kembali pesan (message) penulis.

Setiap penulis atau pengarang seharusnya mampu menuangkan

gagasan dan ide-idenya ke dalam bahasa yang baik dan benar sehingga

pembaca dapat memahami dengan mudah. Enre (1994:5-7) mengemukakan

ciri-ciri tulisan yang baik, yaitu:

1. Tulisan yang baik selalu bermakna

Tulisan yang baik harus mampu menyatakan sesuatu yang

mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan bukti terhadap apa yang

dikatakan itu. Kalau tidak demikian, akan tidak bermanfaatlah pekerjaan

menulis dan membaca itu.

2. Tulisan yang baik selalu jelas

Sebuah tulisan dapat disebut jelas jika pembaca yang kepadanya

tulisan itu ditujukan dapat membacanya dengan kecepatan yang tetap dan

menangkap maknanya sesudah ia berusaha dengan cara yang wajar. Ia tidak

Page 34: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

17

boleh bingung, dan harus mampu menangkap maknanya atau kembali ke

awal dan ulang membaca untuk menemukan apa yang dikatakan oleh

penulis. Tulisan yang jelas tidak harus sederhana, meskipun memangsering

demikian, tetapi ia tidak boleh lebih sulit daripada keadaan yang seharusnya,

dan memberikan pokok masalah serta tujuannya.

3. Tulisan yang baik selalu padu dan utuh

Sebuah tulisan dikatakan padu dan utuh jika pembaca dapat

mengikutinya dengan mudah karena ia diorganisasikan dengan jelas menurut

suatu perencanaan karena bahagian-bahagiannya dihubungkan suatu

dengan yang lainnya, baik dengan perantaraan pola yang mendasarinya atau

dengan kata atau frase penghubung. Segala sesuatunya berada pada

tempatnya dan membantu mengembangkan ide sentral penulis, pembaca

tidak tersesat atau disimpangkan oleh renik-renik yang tidak relevan.

4. Tulisan yang baik selalu ekonomis

Penulis yang baik tidak akan membiarkan waktu pembaca hilang

dengan sia-sia, sehingga ia akan membuang semua kata yang berlebihan

dari tulisannya. Seorang penulis yang ingin mengikat perhatian pembacanya

harus berusaha terus untuk menjaga agar karangannya padat dan lurus ke

depan. Ia bersungguh-sungguh mengurangi kata-kata berlebihan jika tujuan

utamanya memberi informasi.

Page 35: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

18

5. Tulisan yang baik selalu mengikuti kaidah gramatika

Tulisan yang mematuhi kaidah gramatika biasa juga disebut tulisan

yang menggunakan bahasa yang baku, yaitu bahasa yang dipakai oleh

kebanyakan anggota masyarakat yang berpendidikan dan mengharapkan

orang lain juga menggunakannya dalam komunikasi formal atau informal,

khususnya yang dalam bentuk tulisan.

Nurchasanah dan Widodo (1993:66) mengemukakan 5 (lima) tujuan

pembelajaran menulis yang dapat ditentukan berdasarkan aspek yang

diinginkan dicapai oleh siswa. Tujuan tersebut yaitu:

1 Tujuan yang bersifat teoritis dan praktis, biasanya diwujudkan dalam

pengajaran menulis secara serentak, maksudnya dalam pertemuan

pengajaran tertentu siswa diharapkan dapat mencapai tujuan yang

bersifat teoretis sekaligus dapat mencapai tujuan yang bersifat praktis.

Tujuan yang bersifat teoretis menitikberatkan pembelajaran pada aspek

teori menulis sedangkan tujuan yang bersifat praktis menitikberatkan

pada aspek praktik menulis.

2. Tujuan berdasarkan wujud tulisan/karangan, maksudnya tujuan

pengajaran menulis dapat didasarkan atas wujud tulisan yang diharapkan

dikuasai oleh siswa. Wujud karangan yang dimaksud misalnya siswa

diharapkan mampu menulis karangan ilmiah, karangan nonilmiah,

karangan yang bersifat pengetahuan, karangan yang bersifat

kesusastraan, dan lain-lain.

Page 36: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

19

3. Tujuan berdasarkan tingkat kognisi yang dicapai, yaitu tujuan yang

bersifat ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesia, dan evaluasi.

Dalam praktik di kelas, diharapkan tujuan tersebut dapat tercapai dalam

pembelajar di kelas. Siswa (kelas tinggi) sebaiknya mampu hingga tahap

evaluasi karena jika seseorang pandai menilai sesuatu itu artinya dia

telah memahami apa yang dia nilai.

4. Tujuan langsung dan tidak langsung, di mana tujuan langsungnya adalah

siswa dapat menulis secara langsung tanpa melalui tahapan kegiatan

prasyarat, sedangkan tujuan tidak langsungnya adalah siswa dapat

menulis dengan melalui tahapan-tahapan kegiatan prasyarat.

5. Tujuan yang bersifat diskrit dan pragmatik, yakni tujuan pengajaran

menulis yang bersifat diskrit bertujuan ingin melihat aspek-aspek

kemampuan menulis secara terpisah-pisah, sedangkan pengajaran

menulis yang bersifat pragmatik bertujuan ingin melihat kemampuan

menulis secara utuh, bukan melihat aspek-peraspek.

Penulis tidak hanya memilih suatu pokok pembicaraan atau topik yang

sesuai atau cocok dan serasi, akan tetapi juga harus menentukan siapa

pembaca karyanya itu dan apa maksud dan tujuannya. Sehubungan dengan

tujuan penulisan sesuatu tulisan, Hugo Hartig dalam Tarigan (2008:25-26)

merangkumkannya sebagai berikut:

Page 37: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

20

a) Tujuan penugasan (assignment purpose)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.

Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri

(misalnya para siswa yang diberi tugas merangkumkan buku; sekretaris

yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).

b) Tujuan altruistik (altruistic purpose)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan

kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,

menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para

pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyannya itu.

Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia

percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca

atau penikmat karyanya itu adalah ”lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik

adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.

c) Tujuan persuasif (persuasive purpose)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran

gagasan yang diutarakan.

d) Tujuan informasional, tujuan penerangan (informational purpose)

Tulisan yang bertujuan member informasi atau keterangan/penerangan

kepada para pembaca.

Page 38: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

21

e) Tujuan pernyataan diri (self-expressive purpose)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang

pengarang kepada para pembaca.

f) Tujuan kreatif (creative purpose)

Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi

“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya

dengan keinginan mencapai norma artistik atau seni yang ideal, seni

idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai

kesenian.

g) Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose)

Dalam tulisan sperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang

dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta

meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri

agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.

Menurut Semi (2007:14), tujuan menulis yaitu (1) untuk menceritakan

sesuatu; (2) untuk memberikan petunjuk atau pengarahan; (3) untuk

menjelaskan sesuatu; (4) untuk meyakinkan; dan (5) untuk merangkum.

Sementara itu, Keraf (1995:6) mengemukakan bahwa tujuan umum menulis

untuk dipengaruhi oleh kebutuhan dasar manusia, yaitu (1) keinginan untuk

memberi informasi kepada orang lain dan memperoleh informasi dari orang

lain mengenai suatu hal; (2) keinginan untuk meyakinkan seseorang

mengenai suatu kebenaran akan suatu hal dan lebih jauh memengaruhi sikap

Page 39: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

22

dan pendapat orang lain; (3) keinginan untuk menggambarkan atau

menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu barang atau obyek, atau

mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal, atau bunyi; dan (4) keinginan

untuk menceritakan kepada orang lain tentang kejadian-kejadian atau

peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik yang dialami maupun yang didengar

orang lain.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis pada dasarnya adalah untuk

menyampaikan atau menggambarkan tentang sesuatu untuk mempengaruhi

sikap atau pendapat orang lain.

3. Manfaat Menulis

Seorang penulis dalam menulis harus memiliki keterampilan

menyerap, mencari, dan menguasai informasi yang berhubungan dengan

topik tulisan sehingga dengan wawasan itu pembaca menjadi ketagihan

membaca tulisannya karena pembaca merasa puas. Hal-hal itulah

yang menyebabkan kegiatan menulis merupakan sesuatu yang sangat

sulit sehinggaorang/siswa kurang berminat untuk dapat menulis dengan baik

dan benar.

Selanjutnya, Akhadiah (1997:14) mengemukakan bahwa kegiatan

menulis memiliki banyak manfaat antara lain sebagai berikut :

Page 40: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

23

a. Menulis menyumbang kecerdasan

Dalam hal ini,seseorang dapat mengenali kemampuan dan potensi

dirinya. Ia dapat mengetahui batas pengetahuan yang dimilikinya tentang

suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu, seseorang harus berpikir,

menggali pengetahuan dan pengalaman yang kadang kala tersimpan di alam

bawah sadar.

b. Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreatif

Maksudnya melalui kegiatan menulis, seseorang dapat

mengembangkan gagasannya.

c. Menulis menumbuhkan keberanian

Kegiatan menulis memaksa seseorang lebih banyak menyerap, mancari

serta menguasai informasi yang berhubungan dengan topik yang akan ditulis.

Dengan demikian menulis memperluas wawasan, baik secara teoritis

maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.

d. Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta

mengungkapkannya secara tersurat. Melalui tulisan, seseorang dapat

meninjau serta menilai gagasannya secara lebih objektif. Oleh karena itu,

dengan menulis seseorang akan lebih mudah memecahkan

permasalahannya, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam

konteks yang lebih konkret dan dapat mendorong orang untuk belajar secara

aktif.

Page 41: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

24

e. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan seseorang berpikir

dan berbahasa yang tertib.

Menurut Solchan dkk. (1997:10), keterampilan menulis mempunyai

manfaat yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. Manfaat

tersebut antara lain: (1) memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa

kata; (2) meningkatkan kelancaran tulis menulis dan keterampilan menyusun

kalimat; (3) sebuah karangan pada hakikatnya menghubungkan bahan

dengan kehidupan; (4) meningkatkan kemampuan untuk pengaturan dan

pengorganisasian; dan (5) mendorong calon penulis terbiasa

mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi dan terbiasa mencari

pengorganisasian yang sesuai dengan gagasannya sendiri.

Manfaat lain dari menulis dalam kehidupan sehari-hari, yatu: (1)

memberikan petunjuk kepada orang lain agar tidak tersesat atau keliru dalam

melakukan sesuatu; (2) menyusun jadwal kegiatan sehari-hari; (3) membuat

surat, baik surat pribadi, niaga atau dinas; dan (4) menginformasikan cara

menyusun program kerja untuk bekerja, menggunakan pesawat telepon dan

sebagainya (Solchan dkk. 1997:10).

Sesuai dengan pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan

bahwa manfaat menulis adalah dapat membantu untuk mengungkapkan

kemampuan menulis, mengembangkan daya imajinatif dan kreatif, dan

menulis sangat membantu penulis menjadi terbiasa berpikir sistematis serta

berbahasa secara tertib dan teratur.

Page 42: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

25

4. Ciri-ciri Tulisan yang Baik

Tulisan yang baik memiliki ciri khas tersendiri. Keterampilan menulis

tidak datang dengan sendirinya. Dia menuntut latihan yang cukup dan teratur

serta pendidikan yang berprogram. Agar maksud dan tujuan penulis tercapai

sehingga pembaca memberikan responsi yang diinginkan oleh penulis, maka

penulis harus menyajikan tulisan yang baik.

Menuangkan gagasan atau ide ke dalam tulisan yang baik dan benar

akan memudahkan pembaca memahaminya. Tulisan yang baik adalah yang

mampu mewakili secara tepat gagasan penulisnya. Enre (1994: 5-7)

mengemukakan bahwa ada lima ciri-ciri tulisan yang baik, yaitu (1) bermakna;

(2) jelas; (3) bulat dan utuh; (4) ekonomis; dan (6) memenuhi kaidah-kaidah

gramatika. Kelima ciri-ciri tersebut diuraikan sebagai berikut ini.

a. Tulisan yang baik selalu bermakna

Tulisan yang baik harus mampu menyatakan sesuatu yang

mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan bukti terhadap yang

dikatakan dalam tulisan.

b. Tulisan yang baik selalu jelas

Sebuah tulisan dapat disebut jelas jika pembaca yang kepadanya

tulisan itu ditujukan dapat membacanya dengan kecepatan yang tetap dan

menangkap maknanya sesudah ia berusaha dengan cara yang wajar. Tulisan

yang jelas tidak harus sederhana, meskipun memang sering demikian. Akan

Page 43: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

26

tetapi, ia tidak boleh sulit daripada keadaan yang seharusnya, memberikan

pokok masalah dan hasilnya, serta tujuannya.

c. Tulisan yang baik selalu padu dan utuh

Sebuah tulisan dikatakan padu dan utuh jika pembaca dapat

mengikutinya dengan mudah karena ia diorganisasikan dengan jelas menurut

suatu perencanaan karena bagian-bagiannya dihubungkan satu dengan yang

lainnya, baik dengan perantaraan pola yang mendasarinya atau dengan kata

atau frasa penghubung.

d. Tulisan yang baik selalu ekonomis

Penulis yang baik tidak akan membiarkan waktu pembaca hilang

dengan sia-sia sehingga ia akan membuang semua kata yang berlebihan dari

tulisannya. Seorang penulis yang ingin mengikuti perhatian pembacanya

harus berusaha terus untuk menjaga agar karangannya padat yang lurus ke

depan.

e. Tulisan yang baik selalu mengikuti kaidah gramatika

Tulisan yang menggunakan bahasa yang baku, yaitu bahasa yang

dipakai oleh kebanyakan anggota masyarakat yang berpendidikan dan

mengharapkan orang lain juga menggunakan dalam komunikasi formal dan

informal, khususnya yang dalam bentuk tulisan.

Agar maksud serta tujuan penulis tercapai, yaitu agar sang pembaca

memberikan respon diinginkan oleh penulis terhadap tulisannya, maka

Page 44: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

27

seorang penulis harus menyajikan tulisan yang baik. Adapun ciri-ciri tulisan

yang baik menurut Tarigan (2008:17) adalah sebagai berikut:

a. tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis

mempergunakan nada yang serasi.

b. tulisan mencerminkan kemampuan sang penulis menyusun bahan-bahan

yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.

c. tulisan baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis

dengan jelas dan tidak samar-samar: memanfaatkan struktur kalimat,

bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang

diinginkan oleh sang penulis, sehingga pembaca tidak usah susah payah

memahami makna yang tersurat dan tersirat.

d. tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis

secara meyakinkan: menarik minat para pembaca terhadap pokok

pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk

akal dan cermat serta teliti mengenai hal itu. Dalam hal ini, haruslah

dihindari kata-kata dan pengulangan frase-frase yang tidak perlu. Setiap

kata haruslah menunjang pengertian yang serasi, sesuai apa yang

diinginkan oleh penulis.

e. tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik

naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya.

f. tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah atau

manuskrip: kesediaan mempergunakan ejaan dan tanda baca secara

Page 45: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

28

seksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam

kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca.

Selanjutnya, Rosidi (2009: 10-11) mengemukakan bahwa tulisan yang

baik memiliki empat ciri-ciri, yaitu (1) kesesuaian judul dengan isi tulisan; (2)

ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca; (3) ketepatan dalam struktur

kalimat; dan (4) kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan dalam setiap

paragraf.

Jadi, tulisan yang baik adalah tulisan yang jelas dan bermakna,

memiliki kohesi dan koherensi yang baik, efektif dan efisien, objektif, dan

selalu mengikuti kaidah gramatikal. Hal tersebut akan membuat pembaca

mengerti maksud yang disampaikan oleh penulis.

5. Menulis sebagai Suatu Proses

Akhadiah, dkk. (1988: 2-3) mengatakan bahwa kegiatan menulis ialah

suatu proses, yaitu proses penulisan. Dalam melakukan kegiatan menulis,

ada beberapa tahap yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Tahap prapenulisan

Pada tahap ini, merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis

dan mencakup beberapa langkah. Mula-mula yang harus dilakukan

adalah menentukan topik, setelah berhasil menemukan topik yang

Page 46: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

29

memenuhi persyaratan maka langkah selanjutnya dilakukan pembatasan

terhadap topik. Langkah selanjutnya menetukan bahan atau materi,

stelah itu menetukan karangka topik atau kerangka kalimat.

b. Tahap penulisan

Pada tahap ini, membahas setiap butir topik yang ada dalam kerangka

yang disusun. Pengembangan gagaan menjadi sebuah tulisan yang utuh

diperlukan bahasa, dalam hal ini harus menguasai kata-kata yang akan

mendukung gagasan. Dengan demikian, pemilihan kata dan istilah yang

tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan tepat pula.

c. Tahap revisi

Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh mengenai

logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf,

pengetikan, daftar pustaka, dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang

kurang memenuhi persyaratan maka tulisan tersebut dinyatakan selesai.

Selanjutnya, proses dalam penulisan juga dikemukakan oleh Semi

(2007: 46-52). Tahapan atau proses penulisan itu jika dilihat secara garis

besar dapat dibagi ke dalam tiga tahap yaitu: (1) tahap pratulis; (2) tahap

penulisan; dan (3) tahap pascatulis.

a. Tahap pratulis

Terdapat beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam

mempersiapkan kegiatan menulis. Kegiatan tersebut terdiri atas empat jenis

kegiatan yaitu sebagai berikut.

Page 47: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

30

Pertama, menentukan topik. Artinya, memilih secara tepat dari

berbagai kemungkinan topik yang ada. Penulis, pada tahap ini

mempertimbangkan menarik atau tidaknya sebuah topik. Topik yang menarik

akan bagi penulis akan memudahkan penulis sendiri dalam menuangkan ide

dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan.

Kedua, menetapkan tujuan. Artinya, menentukan apa yang hendak

dicapai atau diharapkan penulis dengan tulisan yang hendak disusunnya.

Tujuan adalah hal yang sangat penting untuk diketahui dalam menulis. Hal ini

akan mengarahkan tulisan sesuai dengan apa yang diharapkan, dan memilih

cara penyajian yang tepat.

Ketiga, mengumpulkan informasi pendukung. Artinya, sebuah topik

yang dipilih akan layak ditulis setelah dikumpulkan informasi yang memadai

tentang topik yang dipilih seperti pendapat para ahli, atau apa pun yang

dapat mendukung berkembangnya topik tersebut.

Keempat, merancang tulisan. Artinya, topik tulisan yang telah

ditetapkan dipilah-pilah menjadi subtopik atau sub-subtopik. Hasil pemilahan

ini disusun ke dalam suatu susunan yang disebut dengan kerangka tulisan.

Kerangka tulisan ini akan sangat membantu penulis dalam menyelesaikan

tulisannya.

b. Tahap penulisan

Tahap penulisan merupakan tahap yang paling penting karena pada

tahap ini semua persiapan yang telah dilakukan pada tahap pratulis

Page 48: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

31

dituangkan ke dalam kertas. Pada tahap ini, diperlukan adanya konsentrasi

penuh penulis terhadap apa yang sedang ditulis.

Pada saat penulis mencurahkan gagasan ke dalam konsep tulisan,

penulis harus berkonsentrasi pada empat hal, yaitu:

1) konsentrasi terhadap gagasan pokok tulisan

2) konsentrasi terhadap tujuan tulisan

3) konsentrasi terhadap kriteria dan calon pembaca

4) konsentrasi terhadap kriteria penerbitan, khususnya untuk tulisan

yang akan diterbitkan.

c. Tahap pascatulis

Dalam tahap pascatulis ini terdapat dua kegiatan utama, yaitu

penyuntingan dan penulisan naskah jadi. Pertama, kegiatan penyuntingan,

yaitu kegiatan membaca kembali dengan teliti draf tulisan dengan melihat

ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan tulisan, calon pembaca, dan

kriteria penerbitan. Selain melihat ketepatan dan gaya penulisan, juga

penambahan yang kurang serta penghilangan yang berlebihan.

Kedua, penulisan naskah jadi. Yaitu, kegiatan yang paling akhir

dilakukan. Setelah penyuntingan dilakukan, barulah naskah jadi ditulis ulang

dengan rapi dengan memperhatikan secara serius masalah perwajahan.

Jabrohim (2001: 79) menyatakan bahwa pada dasarnya ada lima

tahap dalam menulis. Tahap tersebut adalah (1) tahap pesiapan; (2) tahap

inkubasi; (3) tahap inspirasi; (4) tahap penulisan; dan (5) tahap revisi. Dalam

Page 49: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

32

tahap persiapan penulis telah menyadari apa yang akan ditulis. Pada tahap

inkubasi gagasan atau ide yang telah muncul direnungkan kembali. Ide tadi

mulai dituangkan penulis dalam tahap inspirasi. Pengungkapan apa yang

akan ditulis dapat disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan, bahkan

telah dikumpulkan, pembaca yang dituju dan juga alat yang tersedia.

Pengungkapan ini dilakukan pada tahap penulisan, sedangkan pada tahap

akhir, yaitu tahap revisi dilakukan dengan memeriksa kembali tulisan yang

telah dihasilkan serta menulis kembali tulisan berdasarkan hasil revisi yang

telah dilakukan.

Penulisan karya ilmiah dan tulisan ilmiah sekurang-kurangnya memuat

empat tahap (Kurniawan, 2012: 47) sebagai berikut:

a. Tahap persiapan (prapenulisan)

Pada tahap ini, penulis merencanakan, menyiapkan diri, mengumpulkan

dan mencari informasi, merumuskan masalah, menentukan arah dan fokus

tulisan, mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas

yang akan dihadapinya.

b. Tahap inkubasi

Pada tahap ini, memproses informasi yang telah dimilikinya sedemikian

rupa, sehingga mengantarkannya pada pemecahan masalah atau solusi

yang dicarinya. Proses ini seringkali terjadi secara tidak disengaja dan

memang berlangsung dalam kawasan bawah sadar (subconscious), yang

pada dasarnya melibatkan proses perluasan pikiran.

Page 50: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

33

c. Tahap iluminasi

Proses ini terjadi ketika gagasan yang muncul secara tiba-tiba,

kemudian dilakukan pencatatan sebab momentum itu biasanya tidak

berlangsung lama. Tentu saja untuk peristwa tertentu dapat dilukiskannya

setelah peristiwa itu selesai.

4. Tahap verifikasi atau evaluasi

Tulisan sebagai hasil dari tahap ilumnasi dilakukan pemeriksaan untuk

diseleksi dan disusun sesuai dengan fokus laporan. Sehingga memungkinkan

ada bagian yang tidak perlu dituliskan atau ada hal-hal yang perlu

ditambahkan, dikembangkan, disempurnakan, dan lain-lain.

C. Laporan

1. Pengertian Laporan

Dalam Kanus Besar Bahasa Indonesia (Alwi dkk. 2003:640), laporan

berasal dari kata lapor atau melapor yang artinya member tahu, mengadu,

sedangkan kata laporan berarti segala sesuatu yang dilaporkan; berita.

Menurut Keraf (2004: 324), laporan adalah suatu cara komunikasi

penulis untuk menyampakan informasi kepada seseorang atau suatu badan

karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Karena laporan yang

dimaksud sering mengambil bentuk tertulis, maka dapat pula dikatakan

bahwa lapoan merupakan suatu macam dokumen yang menyampaikan

informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki dalam

Page 51: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

34

bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan

diambil.

Pengertian laporan menurut Nurdin, dkk. (2005: 187), adalah suatu cara

komunikasi dari penulis untuk menyampaikan hal-hal penting kepada

seseorang atau suatu badan hokum sehubungan dengan tugas yang

dibebankan kepadanya. Sehingga pembuatan laporan sangatlah perlu,

terutama dalam kaitannya dengan penyusunan berbagai kebijakan.

Pernyataan tersebut, senada dengan pendapat Kosasih (2012:61) bahwa

laporan adalah cara penyampaian informasi kepada seseorang atau suatu

instansi yang disusun atas dasar tanggung jawab yang diembannya. Laporan

juga dapat didefinisikan sebagai dokumen yang menyampaikan informasi

mengenai suatu masalah atau fakta.

Kurniawan (2012:31) mengemukakan bahwa laporan adalah karangan

yang dibuat setelah seseoang melakukan eksperimen, peninjauan, survei,

observasi, pembacaan buku, penelitian, dan lain-lain. Informasi yang

disampaikan dalam laporan bisa berupa hasil pengkajian atau analisis suatu

masalah, hal tersebut senada dengan pendapat Dalman ( 2013: 44), laporan

adalah bentuk karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang sesuatu yang

sedang dikerjakan, digarap, diteliti atau diamati, dan mengandung saran-

saran untuk dilaksanakan. Dalam hal ini, laporan disampaikan secara

subjektif mungkin.

Page 52: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

35

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka peneliti berkesimpulan

bahwa laporan adalah bentuk komunikasi, baik lisan maupun tertulis yang

digunakan untuk melaporkan mengenai suatu masalah yang sifatnya

berbentuk nyata.

2. Jenis Laporan

Jenis laporan beraneka ragam corak dan bentuknya, Nurjamal (2011:

192-194) membagi jenis laporan dari segi maksudnya dan dari segi

bentuknya:

1) laporan dari segi maksudnya:

a) Laporan informatif, adalah laporan yang berbentuk informasi yang

didukung oleh suatu rincian tanpa analisis atau rekomendasi. Jenis

laporan ini hanya memberikan informasi agar mendapatkan gambaran

tentang suatu kegiatan atau permasalahan sehingga dapat mengikuti

proses perkembangan dengan baik.

b) Laporan rekomendasi, adalah laporan yang dimaksudkan untuk

memberikan rekomendasi atau usulan mengenai suatu masalah.

c) Laporan analisis, adalah laporan yang memberikan sumbangan

pemikiran menyangkut informasi yang diperoleh mengenai suatu

masalah.

d) Laporan pertanggungjawaban, adalah laporan yang memberikan

gambaran tentang pekerjaan atau kegiatan yang telah-tengah dan

yang akan atau masih perlu dilaksanakan, karena belum selesai.

Page 53: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

36

e) laporan kelayakan, adalah laporan yang menganalisis suatu situasi

atau masalah secara mendalam untuk menentukan pilihan yang bersifat

pilihan.

2) Laporan dari segi bentuknnya

a) Laporan berbentuk formulir, adalah laporan yang lazimnya berisi butir-

butir isian yang harus diisi atau dilengkapi oleh sipembuat laporan.

b) Laporan berbentuk surat, adalah laporan yang biasanya berisi dan

berupa laporan singkat tentang suatu kegiatan yang sudah atau sedang

dilaksanakan.

c) Laporan berbentuk artikel, adalah laporan yang umumnya digunakan

untuk melaporkan kegiatan sejenis pelatihan, seminar, lokakarya, dan

penataran.

d) Laporan berbentuk buku, adalah laporan yang umumnya digunakan

untuk menyampaikan laporan berskala besar, misalnya laporan tahunan

suatu yayasan koperasi.

Berdasarkan bentuknya, laporan terdiri atas dua macam, yaitu laporan

resmi dan laporan tidak resmi.

1. Laporan resmi adalah laporan yang disusun seperti sistematika sebuah

karya ilmiah.

2. Laporan tidak resmi adalah laporan yang dalam penyusunannya tidak

selengkap laporan resmi karena hanya memuat informasi berdasarkan

fakta yang dibutuhkan saja ( Komaruddin S. dan Supriatih, 2008:95-96).

Page 54: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

37

D. Laporan Observasi

1. Pengertian observasi

Kemdikbud (2013:2) menyatakan bahwa teks laporan (yang dalam

bahasa Inggris disebut report) berisi penjabaran umum mengenai sesuatu

yang didasarkan pada hasil observasi. Hal tersebut ditambahkan oleh

pernyataan Kosasih (2013: 48) yang mengemukakan bahwa laporan hasil

observasi mengungkapkan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan.

Sebuah laporan hasil observasi pada umumnya disajikan dalam bentuk karya

tulis atau lazim disebut dengan makalah. Makalah disajikan dalam bagian-

bagian berikut: pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Laporan hasil

observasi dibentuk oleh struktur dan kaidah berikut:

1. Struktur laporan observasi berupa teks yang tersusun secara baku dan

lengkap, yakni mencakup pendahuluan, pembahasan dan simpulan. Teks

itu dapat pula dilengkapi dengan kata pengantar, daftar isi, dan daftar

pustaka.

2. Kaidah laporan observasi menyajikan sejumlah data atau fakta sebagai

hasil pengamatan lapangan. Fakta tersebut dapat dilengkapi dengan

gambar grafis, seperti tabel, grafik dan bagan.

Page 55: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

38

2. Tahapan Penyusunan Laporan Hasil Observasi

Menurut Nurjamal, dkk. (2011: 194-195), penyusunan laporan melalui

beberapa tahapan sebagai berikut:

1) Tahap persiapan

Dalam tahap persiapan kegiatan yang dilakukan biasanya meliputi

langkah: menentukan pokok permasalahan; menentukan atau

merumuskan judul laporan, dan membuat rancangan atau kerangka isi

laporan.

2) Tahap pengumpulan bahan atau data

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah studi pustaka, studi

lapangan, observasi atau pengamatan, penyebaran angket, dan

melakukan wawancara.

3) Tahap pengolahan data atau bahan

Tahapan ini dilakukan setelah bahan-bahan yang diperlukan terkumpul

secara memadai. Data yang telah terkumpul tersebut kemudian diolah

dengan cara memilih data yang relevan.

4) Tahap penyuntingan

Pada tahap penyuntingan, konsep laporan yang telah disusun diperiksa

kembali untuk mengecek apakah ada hal salah, tidak lengkap, bahasanya

sudah tertib, urutannya sudah sistematis atau belum.

Page 56: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

39

5) Tahap penyajian laporan

Tahap penyajian laporan ini adalah menyajikan atau menyampaikan

laporan kepada pihak yang member kegiatan. Jika laporan itu berupa

karya tulis, maka diserahkan kepada panitia ujian, untuk kemudian

dipertanggungjawabkan dalam ujian siding sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Kosasih ( 2013: 81), menguraikan langkah-langkah dalam menulis tek

laporan hasil observasi, yaitu:

1) Melakukan observasi atau pengamatan lapangan terhadap objek,

2) Mendaftar topik yang dapat dikembangkan menjadi laporan,

3) menyusun kerangka laporan,

4) Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi suatu teks yang

padu.

3. Teknik Penilaian Hasil Laporan Observasi

Guru dalam melakukan penilaian terhadap laporan hasil observasi siswa

biasanya bersifat holistis, impresif, dan selintas. Jadi, penilaian yang bersifat

menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca karangan

secara selintas. Penilaian yang demikian jika dilakukan oleh ahli yang

berpengalaman memang (sedikit banyak) dapat dipertanggungjawabkan.

Akan tetapi, keahlian itu belum tentu dimiliki oleh para guru di sekolah.

Page 57: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

40

Dalam Kurikulum 2013, penilaian pembelajaran bahasa telah ditetapkan

ke dalam bentuk profil penilaian khususnya keterampilan menulis teks

laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten

Barru Kabupaten Barru Kabupaten Barru. Bentuk profil penilaian tersebut

diadopsi dari (Kemdikbud, 2013: 209-211) dengan berbagai perubahan, yaitu

sebagai berikut ini.

Tabel 2.1 Profil Penilaian Kegiatan Siswa dalam Pelajaran Menulis

Teks Laporan Hasil Observasi

Nama :

Judul :

Tanggal: ………………….

Aspek Skor Kriteria Keterangan

Isi

27-30 Sangat baik-sempurna: pengembangan pernyataan umum atau klasifikasi/aspek yang dilaporkan secara lengkap; dan relevan dengan topik yang dibahas.

22-26 Cukup-baik: cukup menguasai permasalahan; cukup memadai; penembangan tesis terbatas; relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci.

17-21 Sedang-Cukup penguasaan permasalah terbatas, substansi kurang, pengembangan topik tidak memadai.

13-16 Sangat kurang-kurang: tidak menguasai permasalahan; tidak ada substansigannsi; tidak relevan; dan tidak layak dinilai.

Page 58: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

41

Struktur

Teks

18-20 Sangat baik-sempurna: ekspresi lancer, gagasan terungkap padat dengan jelas; tertata dengan baik; urutan logis, dan kohesif.

14-17 Cukup-baik: kurang lancar, kurang terorganisasi, tetapi ide utamanya ternyatakan; pendukung terbatas; logis, tetapi tidak lengkap.

10-13 Sedang-cukup: tidak lancer, gagasan kacau atau tidak terikat; urutan dan pengembangan kurang logis.

7-9 Sangat kurang-kurang: tidak komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak dinilai

Kosakata

18-20 Sangat baik-sempurna: penguasaan kata canggih; pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata; penggunaan register tepat.

14-17 Cukup-baik: penguasaan kata memadai; pilihan, bentuk, dan penggunaan kata/ ungkapan kadang-kadang salah, tetapi tidak mengganggu

10-13 Sedang-cukup: penguasaan kata terbatas; sering terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan; makna membingungkan atau tidak jelas

7-9 Sangat kurang-kurang: pengetahuan tentang kosakata, ungkapan, dan pembentukan kata rendah; tidak layak dinilai

Kalimat

18-20 Sangat baik-sempurna: konstruksi kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa

14-17 Cukup-baik: konstruksi sederhana, tetapi efektif; terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa, tetapi makna cukup jelas

Page 59: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

42

10-13 Sedang-cukup: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat tunggal/kompleks; makna membingungkan atau kabur

7-9 Sangat kurang-kurang: pengetahuan tentang kosakata, ungkapan, dan pembentukan kata rendah; tidak layak dinilai.

Mekanik

9-10 Cukup-baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf capital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna

7-8 Cukup-baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf capital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna

4-6 Sedang-cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf

1-3 Sangat kurang-kurang: tidak menguasai aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraph; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai

KOMENTAR: ……………………………………………………...

……………………………………………………………………….

……………………………………………………………………….

………………………………………………………………………

JUMLAH:

PENILAI:

( Kemdikbud, 2013:209-211)

Page 60: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

43

E. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media

Media merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, serta kemampuan siswa sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar yang efektif. Arsyad (2013:3)

memberikan pengertian tentang media. Kata media berasal dari bahasa

Latinmedius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’.

media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau

kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,

guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih

khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung

diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau

verbal.

Menurut Sudjana (2011:152) bahwa media merupakan wadah dari pesan

yang oleh sumber pesan ataupun penyalurnya ingin diteruskan kepada

sasaran atau penerima pesan tersebut. Media adalah suatu ekstensi manusia

yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan

kontak langsung dengan dia Harjanto (2011:246).

Page 61: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

44

Santoso dalam Subana dan Sunarti (2009:287) mengemukakan

beberapa pengertian media, yaitu:

1. Secara umum, media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang

sebagai penyebar ide/gagasan sehingga ide/gagasan itu sampai pada

penerima.

2. Medium yang paling utama dalam komunikasi sosial manusia ialah

bahasa.

3. Media pendidikan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan

dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi

mutu mengajar dan belajar.

4. Perbedaan istilah media pendidikan dengan teknologi pendidikan adalah

teknologi merupakan perluasan konsep tentang media. Teknologi bukan

sekadar beda, alat, atau bahan. Dalam istilah teknologi tersimpul sikap,

perbuatan, organisasi, manajemen yang berhubungan dengan

penerapan ilmu dan teknologi industri dalam proses pendidikan. Dalam

konsep ini, tersimpul sikap dan tindakan inovatif yang menjadi watak dari

ilmu dan teknologi tersebut.

2. Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam Pemilihan Media

Kegiatan proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif,

diperlukan adanya dukungan media, baik media cetak, media elektronik, dan

objek nyata. Penggunaan media mempunyai tujuan untuk meningkatkan

Page 62: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

45

motivasi belajar dan merangsang peserta didik untuk aktif dalam memberikan

tanggapan atau umpan balik dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,

pemilihan media dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu dilakukan.

Menurut Harjanto (2011:247) Ada dua pendekatan yang dapat

dilakukan dalam usaha memilih media pengajaran, yakni (1) dengan cara

memilih media yang telah tersedia di pasaran yang dapat dibeli guru dan

langsung dapat digunakan dalam proses pengajaran. (2) memilih

berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan, khususnya yang

berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan bahan

pelajaran yang hendak disampaikan. Dewasa ini pendekatan kedua ini

banyak yang digunakan oleh para guru, yakni dengan mempertimbangkan

bahan pelajaran yang akan disampaikan, serta kegiatan-kegiatan belajar

yang dilakukan oleh siswa.

Ibrahim dan Saodih (2010:120-121) mengemukakan beberapa faktor

yang perlu diperhatikan dalam memilih media yang tepat.

1. Jenis kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan tujuan pengajaran

(TIK). Sebagaimana diketahui, bahwa tujuan pengajaran itu menjangkau

daerah kognitif, afektif, dan psikomotor. Bila akan memilih media

pengajaran, perlu dipertimbangkan seberapa jauh media tersebut ampuh

mengembangkan kemampuan atau perilaku yang terkandung dalam

rumusan tujuan yang akan dicapai.

Page 63: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

46

2. Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri.

Setiap jenis media mempunyai nilai kegunaan sendiri-sendiri. Hal ini

harus dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih jenis media yang

digunakan.

3. Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media.

Betapa pun tingginya nilai kegunaan media, hal itu tidak akan

memberikan manfaat yang optimum, jika guru kurang/belum mampu

menanganinya dengan baik. Oleh karena itu, kesederhanaan pembuatan

dan penggunanaan media sering menjadi faktor penentu bagi guru dalam

memilih media.

4. Keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaannya.

Dalammemilih media harus dipertimbangkanfaktor keluwesan/fleksibilitas,

dalam arti seberapa jauh media tersebut dapat digunakan dengan praktis

dalam berbagai situasi dan mudah dipindahkan dari satu tempat ke

tempat lain.

5. Kesesuaiannya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada.

Salah satu hambatan yang sering dialami dalam mengajar adalah

kurangnya waktu yang tersedia, apalagi kalau kurikulumnya terlalu sarat

isinya. Salah satu faktor yang perlu pula dipertimbangkan dalam memilih

media ialah seberapa jauh penggunaan media tersebut masih sesuai

dengan alokasi waktu yang tersedia bagi pengajaran yang bersangkutan.

Page 64: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

47

Di samping itu, dalam memilih media pengajaran, perlu diperhatikan pula

seberapa jauh penggunaannya didukung oleh sarana/prasarana yang

ada seperti listrik, cahaya dan lain-lain.

6. Ketersediaannya

Acapkali media yang terbaik tidak tersedia sehingga guru memilih media

yang lain karena media tersebut sudah tersedia atau mudah

menyediakannya.

7. Biaya

Guru atau lembaga pendidikan biasanya mencari media yang murah atau

ekonomis, sehingga media yang paling ampuh tapi mahal jarang

digunakan.

Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih media

untuk kepentingan pembelajaran. Sudjana (2011:155-156) Kriteria tersebut

antara lain:

1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran

dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

2. Dukungan terhadap isi bahan pengajaran, artinya bahan pengajaran

yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan

bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

3. Kemudahan memperoleh media, artinya media mudah diperoleh, setidak-

tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.

Page 65: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

48

4. Keterampilan guru menggunakannya, artinya secanggih apapun sebuah

media apabila tidak tahu cara menggunakannya maka media tersebut

tidak memiliki arti apa-apa.

5. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat

bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.

6. Memilih media pembelajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa,

sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami siswa.

3. Klasifikasi Media

Sudjana dan Rivai (2002:3), beberapa jenis media yang digunakan dalam

proses pembelajaran, sebagai berikut:

a. media grafis sperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster,

kartun, komik, dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua

dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.

b. media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid

model ), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama

dan lain-lain.

c. media proyeksi seperti slide, film trips, film, penggunaan OHP dan lain-

lain.

Arsyad (2013;31) berdasarkan perkembangan teknologi, media

pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:

a. media hasil teknologi cetak;

b. media hasil teknologi audio-visual;

Page 66: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

49

c. media hasil yang berdasarkan computer; dan

d. media hasil gabungan teknologi cetak dan computer.

Hamalik (dalam Husamah, 2013: 5-6) mengklasifikasikan lingkungan

sebagai media belajar:

a. Lingkungan alam

Lingkungan alam berkenaan segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti

keadaan geografis, iklim, suhu udara, flora, fauna, sumber daya alam, dan

lain-lain. Siswa dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat

mengamati perubahan-perubahan yang terjadi termasuk prosesnya dan lain

sebagainya.

b. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi

manusia dengan kehidupan masyarakat seperti organisasi sosial, adat dan

kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan dan lain

sebagainya.

c. Lingkungan buatan

Disamping lingkungan alam dan lingkungan sosial yang sifatnya alami,

adapula yang disebut lingkungan buatan yang sengaja diciptakan atau

dibangun manusia untuk tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan

manusia.

Page 67: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

50

E. Media Gambar

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi, 2003: 329) gambar

adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya) yang

dibuat dengan coretan pensil. Selanjutnya Sudjana Rivai(2002:68),

berpendapat bahwa media gambar adalah media visual dalam bentuk grafis.

Media grafis didefenisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan

gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-

kata dan gambar-gambar.

Selain itu, Nursalim (2013:14), menyatakan bahwa media gambar diam

adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses

fotografi, misalnya foto. Hal senada juga dikemukakan Subana dan Sunarti

(2009:322) bahwa gambar merupakan media visual dan dimensi di atas

bidang yang tidak transparan yang dapat diamati oleh setiap orang yang

memandangnya sebagai wujud perpindahan dari keadaan yang sebenarnya,

baik mengenai pemandangan, benda, barang-barang atau suasana

kehidupan. Lebih lanjut Arsyad (2013:109), mengemukakan bahwa yang

dimaksud dengan gambar adalah foto, lukisan/ gambar, dan sketrsa (gambar

garis).

Melalui Media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran, guru

dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang realistik. Subana

dan Sunarti (2009:322-323) mengemukakan manfaat gambar sebagai media

pembelajaran adalah: (a) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa, (b)

Page 68: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

51

mempermudah pengertian/pemahaman siswa, (c) memudahkan penjelasan

yang sifatnya abstrak sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang

dimaksud, (d) memperjelas bagian-bagian yang penting. Melalui gambar, kita

dapat memperbesar bagian-bagian yang penting atau bagian yang kecil

sehingga dapat diamati. (e) menyingkat suatu uraian. Informasi yang

dijelaskan dengan kata-kata mungkin membutuhkan uraian panjang. Uraian

tersebut dapat ditunjukkan pada gambar.

Media gambar sebagai media pembelajaran menulis memiliki

kelebihan dan kekurangan. Sadiman dkk. (2006:29) mengemukakan

beberapa kelebihan dan kelemahan media gambar.Kelebihannya yaitu: (1)

Gambar bersifat konkret, gambar lebih menunjukkan pokok masalah

dibandingkan dengan media verbal semata; (2) gambar dapat mengatasi

ruang dan waktu; (3) gambar dapat mengamati keterbatasan pengamatan

kita; (4) gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja

dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau

membetulkan kesalahpahaman; (5) gambar harganya murah dan mudah

didapat serta digunakan tanpa peralatan khusus. Kelemahannya yaitu: (1)

Gambar hanya menekankan persepsi indera mata; (2) gambar benda yang

terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran; (3) media

gambar ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

Selanjutnya Sudjana (2011:162) mengemukaan kelebihan dan

kelemahan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu: Kelebihannya:

Page 69: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

52

(1) Sifatnya konkret, lebih realistik dibandingkan dengan media verbal. (2)

Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia

muda maupun tua. (3) Murah harganya dan tidak memerlukan peralatan

khusus dalam penyampaiannya. Kelemahannya: (1) Gambar hanya

menekankan persepsi indera mata. (2) Ukurannya sangat terbatas untuk

kelompok besar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar

adalah media visual yang menampilkan ilustrasi objek berdasarkan imajinasi

pelukis ataupun menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Melalui

media gambar dapat menstimulus siswa untuk mengungkapkan gagasan

baik secara lisan maupun tertulis.

F. Media Lingkungan

1. Pengertian Media Lingkungan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi dkk. 2003: 675),

lingkungan adalah daerah (kawasan dan sebagainya) yang termasuk di

dalamnya. Pendapat tersebut diperkuat oleh Husamah (2013:2),

mendefinisikan lingkungan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda

dan keadaan makhluk hidup terdapat di dalamnya manusia dan perilakunya

serta makhluk hidup lainnya.

Aprihatiningsih (2009: 13), mendefenisikan lingkungan sebagai suatu

konsep yang memiliki beragam arti pada tiap orang. Kenyataannya

Page 70: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

53

lingkungan tidak memiliki batasan yang jelas. Secara sederhana, lingkungan

dapat berarti suatu kondisi atau pengaruh pada beberapa orang atau sesuatu

yang hidup atau berkembang.

Lingkungan yang ada di sekitar siswa merupakan salah satu sumber

belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil

pendidikan yang berkualitas. Jumlah sumber belajar yang tersedia di

lingkungan ini tidaklah terbatas sekalipun pada umumnya tidak dirancang

secara sengaja untuk kepentingan pendidikan.

Penggunaan media dalam pembelajarn dimaksudkan agar

pencapaian hasil proses belajar mengajar dapat maksimal. Penggunaan

media yang bersifat langsung dalam objek nyata (realita). Untuk itu, ada dua

cara yang dapat dilakukan guru, yaitu: membawa objek nyata tersebut seperti

tanaman atau hewan tertentu ke dalam kelas; kedua, membawa siswa ke

luar kelas seperti mengunjungi pasar yang ada di sekitar sekolah, museum,

atau ke suatu perkebunan untuk melihat objek yang bersangkutan secara

langsung.

Media lingkungan sebagai sumber belajar akan semakin memperkaya

wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak terbatas oleh

ruang kelas. Selain itu, kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat

mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi

pancaindranya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.

Page 71: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

54

Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi siswa, sebab

lingkungan menyediakan sumber belajar yang beragam dan banyak pilihan.

Begitu banyak nilai dan manfaat yang dapat diperoleh dari lingkungan

sebagai sumber belajar, bahkan hampir semua tema kegiatan dapat

dipelajari dengan menggunakan media lingkungan sekolah. Dengan demikian

diperlukan kreativitas dan jiwa inovatif dari guru untuk dapat memanfaatkan

lingkungan sebagai media pembelajaran.

2. Keuntungan Memanfaatkan Media Lingkungan

Menurut Husamah (2013: 9-10), memanfaatkan lingkungan sebagai

media pembelajaran memiliki banyak keuntungan, sebagai berikut:

a. Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di

lingkungan.

b. Praktis dan mudah dilakukan.

c. Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa.

d. Pembelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh

siswa melalui media lingkungan sekolah kemungkinan besar akan dapat

diaplikasikan langsung.

e. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

f. Pembelajaran lebih komunikatif, karena benda-benda atau peristiwa yang

ada di lingkungan biasanya mudah dicerna oleh siswa dibanding dengan

media yang dikemas atau didesain.

Page 72: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

55

3. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi

dengan Menggunakan Media Lingkungan

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan

lingkungan sebagai media dan sumber belajar, yaitu langkah persiapan,

pelaksanaan, dan tindak lanjut.

a. Langkah persiapan

Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan ini,

antara lain:

1) Guru harus menetukan tujuan belajar yang diharapkan dapat

diperoleh siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai

media dan sumber belajar. Misalnya, siswa dapat mengidentifikasi

berbagai jenis tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar sekolah.

2) Menentukan objek yang harus dipelajari. Dalam penetapan objek

hendaknya memperhatikan relevansi dengan tujuan belajar,

kemudahan menjangkaunya, tidak memerlukan waktu yang lama,

tersedianya sumber belajar, dan keamanan bagi siswa dalam

mempelajarinya.

3) Menentukan cara belajar siswa saat kunjungan dilakukan. Misalnya

mencatat apa yang terjadi, mengamati, bertanya, dan sebaginya.

4) Guru dan siswa membuat permohonan izin jika dierlukan.

Page 73: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

56

5) Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar, seperti tata

tertib di perjalanan dan ditempat tujuan, perlengkapan belajar yang

harus dibawah dan menyusun pertanyaan yang akan diajukan.

b. Langkah pelaksanaan

Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar yang telah

dipersipkan. Biasanya kegiatan belajar diawali dengan penjelasan petugas

mengenai objek yang dikunjungi sesuai dengan permintaan yang diminta

sebelumnya atau secara langsung siswa melakukan pengamatan terhadap

objek yang diobservasi.

c. Langkah tindak lanjut

Tindak lanjut dari kegiatan belajar di atas adalah kegiatan belajar

di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari

lingkungan. Setiap siswa atau kelompok diminta melaporkan hasil-hasi

lnya untuk dibahas bersama.

Guru meminta kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar

tersebut untuk menyimpulkan materi yang diperoleh dan dihubungkan

dengan bahan pengajaran bidang studinya. Selain itu, guru juga

memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil

yang dicapainya. Tugas lanjutan dari kegiatan tersebut adalah menyusun

teks laporan hasil observasi.

Page 74: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

57

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan tentang menulis dengan menggunakan media

diantaranya:

1. Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi Antara yang Berbasis Media

Gambar dengan Berbasis Media Lingkungan Sekolah Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 21 Makassar (Akidah, 2012). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada perbedaan hasil menulis paragraph deskripsi antara yang

berbasis media gambar dengan berbasis media lingkungan.

2. Penerapan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis

Kreatif Cerpen Siswa Kelas VIII SMP 4 Takalar (Densi. 2010). Hasil

penelitian menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran.

3. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dengan

Menggunakan Media Gambar Murid Kelas V SD Inpres Malengkeri

Bertingkat 1 Kota Makassar (Nursyamsi 2013). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa proses pembelajaran menulis keterampilan

menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar

mengalami peningkatan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Muhtar pada tahun 2014 dengan judul

“Efektivitas Penggunaan Media Gambar dalam Keterampilan Menulis

Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep.

Page 75: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

58

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keefektifan penggunaan

media gambar dalam keterampilan menulis eksposisi pada siswa kelas

X di SMA Negeri 1 Segeri. Perencanaan pembelajaran menulis teks

eksposisi yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia, pelaksanaan

pembelajaran menulis teks eksposisi, kendala-kendala yang dihadapi

guru dalam pembelajaran menulis teks eksposisi, dan upaya-upaya

yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kendala-kendala yang

ditemui dalam pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas X SMA

Negeri 1 Segeri. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif..

Sumber data yang digunakan peneliti adalah peristiwa pembelajaran

menulis teks eksposisi, informan, dan dokumen. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung atau

observasi, teknik tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model analisis statistik deskriptif. Simpulan

penelitian ini adalah penggunaan media gambar dalam menulis

karangan eksposisi lebih efektif daripada menulis karangan eksposisi

tanpa menggunakan media gambar pada siswa kelas X SMA Negeri 1

Segeri Kabupaten Pangkep.

Penelitian ini menggunakan media seperti halnya penelitian-penelitian

di atas, perbedaannya penelitian ini menggunakan media lingkungan

sebagai eksperimen dan media gambar sebagai media konvensional.

Page 76: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

59

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi dengan pemanfaatan

objek lingkungan sekolah dapat merangsang daya kreativitas siswa,

mengembangkan daya nalarnya, dan menimbulkan kesiapan mental siswa

untuk melibatkan diri dalam situasi belajar. Selain itu, siswa dapat lebih

mengenal lingkungannya, kekayaan alam, serta budaya yang dimiliki oleh

daerah/bangsanya karena melihat objeknya secara langsung. Hasil

pembelajaran pun berlangsung secara alamiah dan pembelajaran akan lebih

bermakna bagi siswa.

Alam dan lingkungan sangat tepat digunakan dalam proses belajar

mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil

observasi. Siswa perlu diajak mengunjungi tempat tertentu atau

memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah. Setelah mengamati secara

langsung alam dan lingkungannya, siswa dapat mengungkapkan isi jiwa,

pengalaman, keyakinan, pendapat, penghayatan, dan imajinasinya dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya untuk menghasilkan beberapa

teks laporan hasil observasi.

Penelitian ini difokuskan pada pengembangan teks laporan hasil

observasi melalui media lingkungan bukit SMA 1 Mallusetasi secara langsung

terhadap alam dan lingkungan sekitar siswa. Hasil tulisan siswa yang

berbentuk teks laporan hasil observasi dianalisis sehingga menghasilkan

Page 77: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

60

temuan. Dari hasil temuan tersebut dapat disimpulkan tentang efektivitas

penggunaan media lingkungan sekolah dalam pembelajaran menulis teks

laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten

Barru Secara sistematis, kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan

berikut ini:

Page 78: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

61

Gambar 2.2. BAGAN KERANGKA PIKIR

Pembelajaran Bahasa

Menulis Teks Hasil Observasi

Penggunaan Media

Temuan

Efektif Tidak Efektif

Kelas Eksperimen Kelas kontrol

Analisis

Data

Media lingkungan Media Konvensional

Page 79: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

62

H. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka, yang dikemukakan di

atas, maka dapat diajukan hipotetis sebagai jawaban sementara dalam

penelitian ini adalah Penggunaan media lingkungan dalam menulis laporan

hasil observasi lebih efektif daripada menulis laporan hasil observasi dengan

menggunakan media gambar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi

Kabupaten Barru.

Page 80: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

63

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian

1. Desain Penelitian

Desain atau model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

desain The randomized pretest-postest control group design (rancangan tes

awal-tes akhir kelompok kontrol dengan sampel acak).

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretes (T) Treatment (X) Postes (T)

E Tes

Kemampuan

Awal (T1.1)

Pembelajaran menggunakan

media lingkungan (X1)

Tes hasil belajar

(T1.2)

K Tes

Kemampuan

Awal (T2.1)

Pembelajaran menggunakan

media konvensional (X2)

Tes hasil belajar

(T2.2)

Sumber: Adaptasi dari Suryabrata (2013: 105-106)

Keterangan:

E = kelompok eksperimen

K = kelompok kontrol

T1.1 = tes awal pada kelompok eksperimen

Page 81: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

64

T2.1 = tes awal pada kelompok kontrol

X1 = Penerapan media lingkungan

X2 = Penerapan media konvensional

T1.2 = tes akhir pada kelompok eksperimen

T2.2 = tes akhir pada kelompok kontrol

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat true

eksprimental semu (eksprimen ). Penelitian eksprimen dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan

(Sugiyono, 2012: 107). Dalam penelitian ini, peneliti memanipulasi variabel

penelitian dengan maksud mengetahui apakah terdapat hasil yang berbeda

dari perubahan variabel independen. Dengan kata lain, penelitian ini akan

mengujicobakan media lingkungan dalam menulis teks laporan hasil

observasi pada kelas eksprimen dan media konvensional pada kelas kontrol.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Mallusetasi

Kabupaten Baru Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini akan dilaksanakan

pada Februari 2015 sampai dengan Apri 2015. Jangka waktu tersebut

Page 82: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

65

meliputi beberapa tahap, yaitu (1) observasi awal (2) pengukuran awal

kemampuan menulis laporan hasil observasi (pretest), (3) pengawasan dan

perlakuan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, dan (4) pengukuran

akhir kemampuan menulis laporan hasil observasi (posttest). Pelaksanaan

tindakan pada kelas eksperimen berbanding sejajar dengan kegiatan belajar

pada kelas kontrol. Hanya saja yang menjadi pembeda adalah media

pembelajaran. Kelas eksperimen menggunakan media lingkungan bukit

SMANTAS SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru sedangkan kelas

kontrol menggunakan media gambar.

Peneliti memilih lokasi SMA Negeri 1 Mallusetasi karena sekolah ini

bagian ujung kelas terdapat bukit yang bisa dijadikan media pembelajaran

menulis laporan hasil observasi.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

1. Defenisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini adalah penggunaan media lingkungan

sebagai variabel bebas dan menulis teks laporan hasil observasi sebagai

variabel terikat. Adapun defenisi operasinal variabel yang akan

dioperasionalkan sebagai berikut:

1. media lingkungan adalah keberhasilan media lingkungan sebagai media

pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi.

Page 83: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

66

2 Menulis teks laporan hasil observasi adalah penulisan teks laporan dari

hasil observasi lingkungan (bukit SMA Negeri 1 Mallusetasi).

2. Pengukuran Variabel penelitian

Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2013: 161). Dalam penelitian ini terdapat

dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel

terikat (dependent variabel).

1. Variabel bebas (X) adalah media pembelajaran, yaitu penggunaan media

lingkungan (X1) dan penggunaan media konvensional (gambar) (X2)

dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi.

2. Variabel terikat (Y) adalah pembelajaran menulis teks laporan hasil

observasi dengan menggunakan media lingkungan bukit SMAN 1

Mallusetasi (Y1) dan menggunakan media konvensional (gambar) (Y2).

Sebelum diberikan perlakuan, terlebih dahulu diberikan pretes

pada kelas eksperimen dan kontrol. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok tersebut. Selain

pretes, juga dilakukan postes. Postes ini diberlakukan pada semua

kelompok, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Postes diberikan setelah diberikan perlakuan (treatment), yaitu

pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan sekolah pada

Page 84: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

67

kelas eksperimen dan media konvensional (gambar) pada kelompok

kontrol.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian (Arikunto, 2013:

173). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

1 Mallusetasi Kabupaten Barru yang berjumlah 159 orang yang dibagi dalam

enam kelas tahun ajaran 2014/2015.Berdasarkan informasi yang diperoleh

dari sekolah berupa rata-rata nilai siswa setiap kelas, bahwa siswa setiap

kelas dibagi secara acak atau random (mempunyai karakteristik yang

homogen). Lebih jelasnya, keadaan populasi dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Keadaan Populasi Siswa SMA Negeri 1 Mallusetasi

NO Kelas Jumlah Siswa

1. X 1 24

2. X 2 28

3. X 3 26

4. X 4 28

5. X 5 26

6. X 6 27

Total 159

Sumber : Bagian Tata Usaha SMA Negeri 1 Mallusetasi kabupaten Barru tahun ajaran 2014/2015

Page 85: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

68

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila jumlah populasi besar dan peneliti tidak mungkin

meneliti terhadap seluruh anggota misalnya, karena keterbatasan dana,

tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi tersebut.

Setelah mengamati populasi penelitian ini cukup besar, maka perlu

diadakan penarikan sampel atas dasar pengelompokan kelas yang bersifat

homogen. Teknik penarikan sampel yang akan dilakukan dalam penelitian ini

adalah teknik random sampling. Dikatakan sederhana karena pengambilan

anggota sampel dari populasi dilakukan secara langsung tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 120).

Setelah diadakan penentuan sampel dengan menggunakan teknik

random sampling, adapun kelas yang terpilih menjadi sampel, yaitu kelas

kelas X1 dan Kelas X3. Kelas X1 dijadikan sebagai kelas eksperimen dan

kelas X3 dijadikan sebagai kelas kontrol.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah teknik tes tertulis dengan membuat teks laporan hasil observasi

dengan media lingkungan untuk kelas eksprimen dan media konvensional

Page 86: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

69

untuk kelas kontrol. Siswa kelas eksprimen diajak mengamati Bukit SMA

Negeri 1 Mallusetasi untuk mencatat tumbuh-tumbuhan di sekitar bukit

kemudian kembali ke dalam kelas menulis teks laporan hasil observasi

berdasarkan observasi yang dilakukan. Sedangkan siswa kelas kontrol

proses pembelajarannya tetap berlangsung di kelas dengan menggunakan

media konvensional (gambar) untuk menulis teks laporan hasil observasi.

Adapun langkah-langkah (prosedur) pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah:

1. Observasi awal

2. Kegiatan awal (pretes)

Tes awal dilakukan sebelum treatment (perlakuan) dengan langkah-

langkah sebagai berikut: (1) peneliti melakukan proses belajar mengajar

tanpa pemanfaatan media lingkungan sekolah dan media konvensional

dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi dan (2) Siswa

menulis teks laporan hasil observasi berdasarkan topik yang ditentukan

oleh peneliti. Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang

dimiliki oleh siswa sebelum mendapatkan pembelajaran menulis teks

laporan hasil observasi dengan menggunakan media lingkungan.

Kegiatan pembelajaran ini dilakukan satu kali pertemuan.

3. Pemberian perlakuan (treatment)

Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam pembelajaran ini,

yaitu: (1) Peneliti menjelaskan mengenai teks laporan hasil observasi

Page 87: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

70

yang mencakup pengertian dan hal-hal yang berkaitan dengan menyusun

laporan khususnya teks laporan hasil observasi, (2) Kemudian siswa

diajak untuk mengunjungi dan mengamati bukit lingkungan sekitar

sekolah selama 20 s.d. 30 menit, dan (3) siswa kemudian kembali ke

dalam kelas menulis teks laporan hasil observasi berdasarkan

pengamatan yang dilakukan.

4. Tes akhir (Pos-tes)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah pos-tes untuk mengetahui

kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa. Test tersebut

sama dengan soal pretes. Hanya saja pada tes ini siswa bebas memilih

topik berdasarkan data yang mereka peroleh di lapangan.

5. Memberikan skor tes menulis.

Pada akhirnya peneliti melakukan kegiatan analisis data dengan

menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.

Hasil tulisan siswa diperiksa oleh dua orang. Pemeriksa dipilih

berdasarkan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

peneliti serta memiliki pengalaman dan kemampuan dalam menulis teks

laporan hasil observasi. Pemeriksa yang dipilih adalah guru Bahasa dan

Sastra Indonesia di SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru, yaitu

Sinarmawati, S.Pd, M.Pd, selaku pemeriksa kedua.

Page 88: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

71

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua.

Instrumen yang pertama berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran

menulis teks laporan hasil observasi dengan menggunakan media lingkungan

sekolah bukit SMAN 1 Mallusetasi , yaitu berupa rancangan penelitian.

Instrumen yang kedua, yaitu tugas menulis teks laporan hasil observasi,

yakni berupa pedoman menulis laporan hasil observasi. Pedoman tersebut

digunakan pada tes awal dan tes akhir, baik pada kelas eksperimen maupun

kelas kontrol.

Pembelajaran dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan pada setiap

kelas. Pemberian perlakuan berbeda pada kelas kontrol dan eksperimen.

Kelas kontrol menggunakan media konvensional (media gambar) pada

perlakuannya sedangkan untuk kelas eksperimen digunakan media

lingkungan bukit SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru sebagai bentuk

perlakuan terhadap peserta didik. Setiap pertemuan dilakukan dalam waktu 2

x 45 menit. Waktu yang digunakan disesuaikan dengan jam pelajaran pada

sekolah bersangkutan.

Page 89: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

72

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang terkumpul akan dianalisis dengan

menggunakan teknik statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.

Adapun prosedur pengolahan data yang digunakan adalah:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2012:147), statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data denfgan cara mendeskripsikan atau

mennggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Adapun jenis analisis statistik deskriptif yang digunakan sebagai

berikut:

a. Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi digunakan untuk mengetahui seberapa banyak

siswa yang memeroleh nilai tertentu. Analisis frekuensi ini digunakan pada

setiap tes baik itu pada tes awal dan tes akhir pada setiap kelas (kelas

kontrol dan kelas eksperimen). Sebelum melakukan analisis frekuensi

sebaiknya terlebih dahulu dibuat tabulasi skor siswa sebagai pedoman untuk

membuat analisis frekuensi.

Page 90: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

73

b. Analisis Persentase

Analisis persentase digunakan untuk mengetahui gambaran atau

deskripsi masing-masing nilai tugas menulis teks laporan hasil observasi

pada pretes (tes awal) pada setiap kelas yaitu kelas kontrol dan eksperimen

dan nilai tugas menulis teks laporan hasil observasi pada postes (tes akhir)

setelah pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi menggunakan

media lingkungan pada kelas eksperimen dan pembelajaran menulis teks

laporan hasil observasi dengan menggunakan media konvensional (gambar)

pada kelas kontrol. Nilai tersebut kemudian dijadikan acuan untuk

menentukan persentase dan kategori keberhasilan siswa dalam menulis teks

laporan hasil observasi. Adapun pedoman persentase dan kategorisasi nilai

siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Penentuan Patokan dengan Perhitungan Presentase Skala Lima No Interval Persentase

Tingkat Penguasaan Nilai Ubah Skala Lima Keterangan

0-4 E-A 1 86-100 4 A Sangat tinggi 2 75-85 3 B Tinggi 3 56-74 2 C Sedang 4 10-55 1 D Rendah 5 0-9 0 E Sangat rendah

Adaptasi dari Nurgiyantoro (2012:253)

Berdasarkan pada pedoman tersebut, selanjutnya ditetapkan kelas

interval untuk frekuensi masing-masing kelas. Setelah diperoleh interval kelas

dapat diketahui kategori media lingkungan sekolah dan kategori tanpa

Page 91: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

74

penggunaan media pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten

Barru dengan melihat tabel frekuensi total skor tugas menulis siswa tersebut.

Prosedur selanjutnya menghitung frekuensi sampel pada setiap

kategori dengan menggunakan rumus:

% =

Keterangan:

% = Persentase

f = Frekuensi dalam satu kategori

N = Jumlah keseluruhan kasus dalam dalam distribusi

c. Analisis rerata

Analisis rerata digunakan untuk memberikan deskripsi mengenai

sifat-sifat kelompok (Borg dan Gall dalam Akidah, 2012: 68). Teknik ini

digunakan dengan tujuan untuk mengetahui peringkat skor rerata untuk

masing-masing variabel penelitian.

X = ∑

Keterangan:

X = Skor rerata

x = Jumlah skor butir

N = Jumlah sampel

Page 92: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

75

2. Analisis Statistika Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis

yang diujikan. Sebelum melakukan analisis statistik inferensial, maka sebagai

uji prasyarat dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dengan

menggunakan sistem Statistical Package for Social Science (SPSS) versi

20.0.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi yang diteliti

terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data hasil belajar

dihitung menggunakan sistem Statistical Package for Social Science (SPSS)

versi 20.0. Model perhitungan Kolmogorov-Smirno. Kriteria pengujian: apabila

signifikansi (p) yang diperoleh lebih besar dari α = 0,05 maka data tersebut

berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan sebaliknya.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas data hasil belajar dengan menggunakan sistem

Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 20.0. Kriteria pengujian

yang digunakan adalah nilai signifikansi (p) yang diperoleh lebih besar dari α

= 0,05. Maka, data tersebut homogen.

c. Uji Hipotesis

Setelah data dinyatakan berdistribusi normal, maka memenuhi syarat

dilakukan analisis statistik inferensial untuk menguji hipotesis dengan

Page 93: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

76

menggunakan statistik uji t (Pairedsample t test) pada taraf signifikansi α =

0,05. Adapun kriteria pengujiannya adalah jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima,

dan jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, atau jika p-value > α maka H0 diterima,

dan jika p-value < α maka H0 ditolak. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan sistem Statistical Package for Social Science (SPSS) versi

20.0.

Page 94: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

77

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini, dipaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan

akan dibahas secara terinci berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.

Berdasarkan data hasil penelitian ini, diperoleh dua kelompok. Kelompok

pertama adalah kelompok kontrol (kelas kontrol) yaitu kelas X 3 dan

kelompok kedua adalah kelompok eksperimen (kelas eksperimen) yaitu kelas

X 1 SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru. Sesuai dengan jenis

penelitian yang dilakukan, hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif

kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka untuk mengetahui

keefektifan media lingkungan dalam pembelajaran menulis laporan hasil

observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru.

Data dalam penelitian ini meliputi: (1) deskripsi data hasil menulis

laporan hasil observasi dengan menggunakan media lingkungan, (2)

deskripsi data hasil menulis laporan hasil observasi dengan menggunakan

media gambar (konvensional), (3) uji prasyarat analisis data, (4) keefektifan

penggunaan media lingkungan dalam pembelajaran menulis laporan hasil

observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru. Data

yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis

Page 95: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

78

statistik deskriptif dan analisisis statistik inferensial jenis uji normalitas, uji

homogenitas, dan uji t program SPSS 20 Windows. Penyajian hasil analisis

terdiri atas dua, yaitu penyajian data nilai siswa kelas kontrol dan nilai siswa

kelas eksperimen. Sesuai dengan penarikan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan teknik acak dengan teknik penentuan

sampel yaitu simple random sampling. Maka, diperoleh kelas X 3 sebagai

kelas kontrol dan X 1 sebagai kelas eksperimen. Kelas kontrol dibiarkan

berjalan seperti biasanya dalam artian dalam pembelajaran yang biasanya

dilakukan oleh guru yakni pembelajaran secara konvensional yang dilakukan

oleh guru dalam kelas, sedangkan kelas eksperimen mendapat perlakuan

baru berupa penggunaan media lingkungan sekolah yang diterapkan oleh

peneliti. Adapun penyajiannya sebagai berikut:

1. Deskripsi Hasil Menulis Teks Laporan Hasil Observasi (Kelas Kontrol)

Kelas kontrol merupakan kelas yang diajar menulis teks laporan hasil

observasi dengan cara konvensional yang biasa dilakukan oleh guru dengan

pembelajaran menggunakan media gambar. Data yang diperoleh pada

siswa kelas X 3 terdiri atas data hasil pretes yang diperoleh sebelum siswa

diberikan perlakuan dan data hasil postes yang diperoleh setelah siswa

mendapatkan perlakuan sesuai dengan perlakuan yang dilakukan oleh guru

mata pelajaran bahasa Indonesia pada saat pembelajaran menulis teks

laporan hasil observasi. Hasil belajar siswa pada pretes dan postes

digambarkan melalui analisis statistik deskriptif.

Page 96: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

79

a. Analisis Data Pretes

Berdasarkan hasil analisis data pretes dengan 26 orang siswa yang

dianalisis menggambarkan bahwa tidak ada seorang siswa yang mendapat

nilai maksimal (100). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 80 hanya

diperoleh satu orang siswa (3,8%), sedangkan nilai terendah yaitu 61 yang

diperoleh satu orang siswa (3,8%). Berdasarkan hal tersebut, uraian data

perolehan nilai tertinggi sampai nilai terendah beserta frekuensinya dapat

dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Pretes Kelas

Kontrol

No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)

1. 61 1 3,8

2. 63 2 7,7

3 65 1 3,8

4. 66 2 7,7

5. 67 3 11,5

6. 68 1 3,8

7. 69 1 3,8

8. 70 2 7,7

9. 71 2 7,7

Page 97: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

80

10. 72 2 7,7

11. 73 3 11,5

12. 74 1 3,8

13. 75 1 3,8

14. 76 2 7,7

15 78 1 3,8

16. 80 1 3,8

Jumlah 26 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi hingga nilai

terendah yang diperoleh siswa yaitu: siswa yang mendapat nilai tertinggi

yaitu 80 hanya diperoleh satu orang siswa (3,8%); siswa yang mendapat nilai

78 hanya diperoleh satu orang siswa (3,8%); siswa yang mendapat nilai 76

diperoleh dua orang siswa (7,7); siswa yang mendapat nilai 75 diperoleh

satu orang siswa (3,8%); siswa yang mendapat nilai 74 diperoleh satu orang

siswa (3,8%); siswa yang mendapat nilai 73 diperoleh tiga orang siswa

(11,5%); siswa yang mendapat nilai 72 diperoleh dua orang siswa (7,7%);

siswa yang mendapat nilai 71 diperoleh dua orang siswa (7,7%); siswa yang

mendapat nilai 70 diperoleh dua orang siswa (7,7%); siswa yang mendapat

nilai 69 diperoleh satu orang siswa (3,8%); siswa yang mendapat nilai 68

diperoleh satu orang siswa (3,8%); siswa yang mendapat nilai 67 diperoleh

Page 98: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

81

tiga orang siswa (11,5%); siswa yang mendapat nilai 66 diperoleh dua orang

siswa (7,7%); siswa yang mendapat nilai 65 diperoleh satu orang siswa

(3,8%); siswa yang mendapat nilai 63 diperoleh dua orang siswa (7,7%);

siswa yang mendapat nilai 61 diperoleh satu orang siswa (3,8%). Frekuensi

perolehan nilai hasil pretes tersebut dapat ditunjukkan pada diagram berikut:

Gambar 4.1 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Pretes Kelas Kontrol

Page 99: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

82

Berdasarkan perolehan nilai, frekuensi, dan persentase pada tabel 4.1,

selanjutnya nilai-nilai tersebut dideskripsikan berdasarkan kategori nilai. Hal

ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Frekuensi Total Nilai Hasil Pretes Kelas Kontrol

Interval

Frekuensi Persentase (%) Kategori

86 - 100 - - Baik Sekali

75 -85 5 19,2 Baik

56 - 74 21 80,8 Cukup

10 - 55 - - Kurang

0 - 9 - - Sangat Kurang

Jumlah 26 100

Adaptasi dari Nurgiantoro (2012:253) Berdasarkan klasifikasi nilai hasil pretes pada kelas kontrol pada tabel

4.2 menunjukkan bahwa tidak seorang pun siswa yang memeroleh nilai pada

kategori Baik sekali. Siswa berada pada kategori baik diperoleh 5 orang

siswa (19,2%); dan siswa berada pada kategori cukup diperoleh 21 orang

siswa (80,8%). Berdasarkan pada tabel di atas, nilai hasil pretes menulis teks

Page 100: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

83

laporan hasil observasi pada kelas kontrol siswa kelas X 3 SMA Negeri 1

Mallusetasi Kabupaten Barru berada pada kategori cukup.

Berdasarkan dengan perolehan nilai siswa maka dilakukan analisis

statistik deskriptif untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean), median, modus,

standar deviasi, variance, range, nilai tertinggi, dan nilai terendah, data hasil

pretes menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X 3 SMA Negeri 1

Mallusetasi. Untuk lebih lebih jelasnya, rangkuman karakteristik distribusi nilai

yang diperoleh siswa ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil Pretes Kelas Kontrol No. Statistik Nilai Statistik

1. Jumlah sampel 26

2. Rata-rata (mean) 70,23

3. Median 70,50

4. Modus 73 dan 67

5. Standar Deviasi 4,81

6. Variance 23,22

7. Range 19

8. Nilai tertinggi (Maksimum) 80

9. Nilai terendah (Minimum) 61

Page 101: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

84

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa data hasil pretes

kelas kontrol dari 26 jumlah sampel nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu

70,23; median yaitu 70,50; modus yaitu 73 dan 67; standar deviasi yaitu 4,81;

variance yaitu 23,22; range yaitu 19; nilai tertinggi yaitu 80; dan nilai terendah

yaitu 61. Berdasarkan uraian data hasil pretes pada kelas kontrol tersebut

maka disimpulkan bahwa nilai yang dapat dicapai oleh siswa kelas X 3 SMA

Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru pada menulis teks laporan hasil

observasi sebelum diberikan perlakuan berada pada rentang nilai 61 sampai

dengan nilai 80.

Selanjutnya, nilai tersebut kemudian dikonfirmasikan ke dalam Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah di SMA

Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia pada kelas X yaitu 75. Sesuai dengan nilai perolehan siswa pada

data hasil pretes pada kelas kontrol dalam menulis teks laporan hasil

observasi yang dikonfirmasikan terhadap nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat dikonversikan ke

dalam tabel klasifikasi tingkat kemampuan siswa. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Page 102: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

85

Tabel 4.4 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Pretes Kelas Kontrol

No. Perolehan nilai Frekuensi Persentase

1. ≥ 75 5 19,2%

2. ≤ 75 21 80,8%

Jumlah 26 100%

Berdasarkan pada tabel 4.4 dapat dikemukakan bahwa tingkat

kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada hasil pretes kelas

kontrol siswa kelas X 3 SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru dapat

dikatakan belum memadai karena terdapat 5 orang siswa (19,2%) dari 26

orang siswa berada pada kategori tuntas atau mencapai Krieteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu 75, sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 21 orang siswa

(80,8%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan

menulis teks laporan hasil observasi pada siswa SMA Negeri 1 Mallusetasi

Kabupaten Barru untuk hasil pretes pada kelas kontrol belum memadai

apabila dikonfirmasikan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

sudah ditetapkan oleh pihak sekolah pada mata pelajaran bahasa Indonesia

Page 103: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

86

kelas X, yaitu siswa dinyatakan mampu apabila jumlah siswa mencapai 85%

yang memeroleh nilai 75 ke atas ( ≥ 75).

b. Analisis Data Postes

Berdasarkan hasil analisis data postes dengan 26 orang siswa yang

dianalisis menggambarkan bahwa tidak ada seorang siswa yang mendapat

nilai maksimal (100). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 88 yang

diperoleh dua orang siswa (7,7%), sedangkan nilai terendah yaitu 72 yang

diperoleh satu orang siswa (3,8%). Berdasarkan hal tersebut, uraian data

perolehan nilai tertinggi sampai nilai terendah beserta frekuensinya dapat

dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Postes Kelas

Kontrol _____________________________________________________________

No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)

1. 72 1 3,8

2. 73 1 3,8

3 74 3 11,5

4. 75 5 19,2

5. 76 2 7,7

6. 79 1 3,8

7. 80 3 11,5

Page 104: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

87

8. 81 2 7,7

9. 82 2 7,7

10. 83 2 7,7

11. 85 2 7,7

12. 88 2 7,7

Jumlah 26 100

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi hingga nilai

terendah yang diperoleh siswa yaitu: siswa yang mendapat nilai tertinggi

yaitu 88 diperoleh dua orang siswa (7,7%); siswa yang mendapat nilai 85

diperoleh dua orang siswa (7,7%); siswa yang mendapat nilai 83 diperoleh

dua orang siswa (7,7%); siswa yang mendapat nilai 82 diperoleh dua orang

siswa (7,7%); siswa yang mendapat nilai 81 diperoleh dua orang siswa

(7,7%); siswa yang mendapat nilai 80 diperoleh tiga orang siswa (11,5%);

siswa yang mendapat nilai 79 hanya diperoleh satu orang siswa (3,8%);

siswa yang mendapat nilai 76 diperoleh dua orang siswa (7,7%); siswa yang

mendapat nilai 75 diperoleh lima orang siswa (19,2%); siswa yang mendapat

nilai 74 diperoleh tiga orang siswa (19,2%); siswa yang mendapat nilai 73

diperoleh satu orang siswa (11,5%); siswa yang mendapat nilai 72 diperoleh

satu orang siswa (3,8%). Frekuensi perolehan nilai hasil postes tersebut

dapat ditunjukkan pada diagram berikut.

Page 105: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

88

Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Postes Kelas

Kontrol

Berdasarkan perolehan nilai, frekuensi, dan persentase pada tabel 4.5,

selanjutnya nilai-nilai tersebut dideskripsikan berdasarkan kategori nilai. Hal

ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 106: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

89

Tabel 4.6 Frekuensi Total Nilai Hasil Postes pada Kelas Kontrol

Interval

Frekuensi Persentase (%) Kategori

86 - 100 2 7,7 Baik Sekali

75–85 19 73,1 Baik

56 - 74 5 19,2 Cukup

10–55 - - Kurang

0 -9 - - Sangat Kurang

Jumlah 26 100

Adaptasi dari Nurgiantoro (2012:253) Berdasarkan klasifikasi nilai hasil postes pada kelas kontrol pada tabel

4.6 menunjukkan bahwa siswa yang memeroleh nilai pada kategori baik

sekali diperoleh 2 orang siswa (7,7%). Siswa berada pada kategori baik

diperoleh 19 orang siswa (73,1%); dan siswa berada pada kategori cukup

diperoleh 5 orang siswa (19,2%). Berdasarkan pada tabel di atas, nilai hasil

postes kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada kelas kontrol

siswa kelas X 3 SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru berada pada

kategori baik.

Berdasarkan dengan perolehan nilai siswa maka dilakukan analisis

statistik deskriptif untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean), median, modus,

Page 107: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

90

standar deviasi, variance, range, nilai tertinggi, dan nilai terendah, data hasil

postes menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X 3 SMA Negeri 1

Mallusetasi. Untuk lebih lebih jelasnya, rangkuman karakteristik distribusi nilai

yang diperoleh siswa ditunjukkan pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.7 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil Postes

Kelas Kontrol No. Statistik Nilai Statistik

1. Jumlah sampel 26

2. Rata-rata (mean) 78,88

3. Median 79,50

4. Modus 75

5. Standar Deviasi 4,70

6. Variance 22,10

7. Range 16

8. Nilai tertinggi (Maksimum) 88

9. Nilai terendah (Minimum) 72

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa data hasil postes

kelas kontrol dari 26 jumlah sampel nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu

78,88; median yaitu 79,50; modus yaitu 75; standar deviasi yaitu 4,70;

variance yaitu 22,10; range yaitu 16; nilai tertinggi yaitu 88; nilai terendah

Page 108: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

91

yaitu 72. Berdasarkan uraian hasil postes keterampilan menulis eksposisi

pada kelas kontrol siswa kelas X 3 SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten

Barru berada pada rentang nilai 72 sampai dengan nilai 88. Selanjutnya, nilai

tersebut kemudian dikonfirmasikan ke dalam Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah di SMA Negeri 1 Mallusetasi

untuk mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas X yaitu 75. Sesuai

dengan nilai perolehan siswa pada data hasil postes keterampilan menulis

eksposisi yang dikonfirmasikan terhadap nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat dikonversikan ke

dalam tabel klasifikasi tingkat kemampuan siswa. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Postes

Kelas Kontrol No. Perolehan nilai Frekuensi Persentase

1. ≥ 75 21 80,8%

2. ≤ 75 5 19,2%

Jumlah 26 100%

Berdasarkan pada tabel 4.8 di atas dapat dikemukakan bahwa tingkat

keampuan menulis teks laporan hasil observasi pada hasil postes kelas

kontrol siswa kelas X 3 SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru dapat

Page 109: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

92

dikatakan cukup memadai karena terdapat 21 orang siswa (80,8%) dari 26

orang siswa berada pada kategori tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu 75, sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 5 orang siswa

(19,2%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan

menulis teks laporan hasil observasi siswa SMA Negeri 1 Mallusetasi

Kabupaten Barru untuk hasil postes pada kelas kontrol cukup memadai

apabila dikonfirmasikan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

sudah ditetapkan oleh pihak sekolah pada mata pelajaran bahasa Indonesia

kelas X, yaitu siswa dinyatakan mampu apabila jumlah siswa mencapai 85%

yang memeroleh nilai 75 ke atas ( ≥ 75).

a. Analisis Data Pretes

Berdasarkan hasil analisis data pretes pada pada kelas eksperimen

dengan 24 orang siswa yang dianalisis menggambarkan bahwa tidak ada

seorang siswa yang mendapat nilai maksimal (100). Nilai tertinggi yang

diperoleh siswa yaitu 82 yang hanya diperoleh satu orang siswa (4,2%),

sedangkan nilai terendah yaitu 60 diperoleh satu orang siswa (4,2%).

Berdasarkan hal tersebut, uraian data perolehan nilai tertinggi sampai nilai

terendah beserta frekuensinya dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.

Page 110: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

93

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Pretes Kelas Eksperimen _____________________________________________________________

No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)

1. 61 1 4,2

2. 62 2 8,3

3 63 1 4,2

4. 65 3 12,5

5. 67 2 8,3

6. 68 3 12,5

7. 70 1 4,2

8. 71 1 4,2

9. 72 3 12,5

10. 74 1 4,2

11. 75 1 4,2

12. 76 2 8,3

13. 78 1 4,2

14. 80 1 4,2

15. 83 1 4,2

Jumlah 24 100

Page 111: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

94

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi hingga nilai

terendah yang diperoleh siswa yaitu: siswa yang mendapat nilai tertinggi

yaitu 83 hanya diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai

80 diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 78

diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 76 diperoleh

dua orang siswa (8,3%); siswa yang mendapat nilai 75 diperoleh satu orang

siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 74 diperoleh satua orang siswa

(4,2%); siswa yang mendapat nilai 72 diperoleh tiga orang siswa (12,5%);

siswa yang mendapat nilai 71 diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang

mendapat nilai 70 diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat

nilai 68 diperoleh tiga orang siswa (12,5%); siswa yang mendapat nilai 67

diperoleh dua orang siswa (8,3%); siswa yang mendapat nilai 65 diperoleh

tiga orang siswa (12,5%); siswa yang mendapat nilai 63 diperoleh satu orang

siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 62 diperoleh dua orang siswa

(8,3%); siswa yang mendapat nilai 61 diperoleh satu orang siswa (4,2%).

Frekuensi perolehan nilai hasil pretes tersebut dapat ditunjukkan pada

diagram berikut:

Page 112: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

95

Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Pretes Kelas

Eksperimen

Berdasarkan perolehan nilai, frekuensi, dan persentase pada tabel 4.9,

selanjutnya nilai-nilai tersebut dideskripsikan berdasarkan kategori nilai. Hal

ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 113: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

96

Tabel 4.10 Frekuensi Total Nilai Hasil Pretes Kelas Eksperimen

Interval

Frekuensi Persentase (%) Kategori

86 – 100 - - Baik Sekali

75 -85 6 25 Baik

56 - 74 18 75 Cukup

10 - 55 - - Kurang

0 -9 - - Sangat Kurang

Jumlah 24 100

Adaptasi dari Nurgiantoro (2012:253) Berdasarkan klasifikasi nilai hasil pretes pada kelas kontrol pada tabel

4.10 menunjukkan bahwa tidak seorang pun siswa yang memeroleh nilai

pada kategori baik sekali. Siswa berada pada kategori baik diperoleh 6 orang

siswa (25%). Selanjutnya, siswa berada pada kategori cukup diperoleh 18

orang siswa (75%). Berdasarkan pada tabel di atas, nilai hasil pretes menulis

teks laporan hasil observasi pada kelas eksperimen siswa kelas X 1 SMA

Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru berada pada kategori cukup.

Berdasarkan dengan perolehan nilai siswa maka dilakukan analisis

statistik deskriptif untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean), median, modus,

standar deviasi, variance, range, nilai tertinggi, dan nilai terendah, data hasil

Page 114: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

97

pretes menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X 1 SMA Negeri 1

Mallusetasi Kabupaten Barru. Untuk lebih lebih jelasnya, rangkuman

karakteristik distribusi nilai yang diperoleh siswa ditunjukkan pada tabel 4.11

berikut ini.

Tabel 4.11 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil

Pretes Kelas Eksperimen No. Statistik Nilai Statistik

1. Jumlah sampel 24

2. Rata-rata (mean) 70

3. Median 71

4. Modus 65; 68; 72

5. Standar Deviasi 5,97

6. Variance 35,73

7. Range 22

8. Nilai tertinggi (Maksimum) 83

9. Nilai terendah (Minimum) 61

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa data hasil

pretes kelas eksperimen dari 24 jumlah sampel nilai rata-rata yang diperoleh

siswa yaitu 70; median yaitu 71; modus yaitu 65; 68; dan 72 standar deviasi

Page 115: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

98

yaitu 5,97; variance yaitu 35,73; range yaitu 22; nilai tertinggi yaitu 83; nilai

terendah yaitu 61. Berdasarkan uraian data hasil pretes keterampilan menulis

eksposisi pada kelas eksperimen siswa kelas X 1 SMA Negeri 1 SMA Negeri

Mallusetasi berada pada rentang nilai 61 sampai dengan nilai 83.

Selanjutnya, nilai tersebut kemudian dikonfirmasikan ke dalam Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah di SMA

Negeri 1 Mallusetasi untuk mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas X

yaitu 75. Sesuai dengan nilai perolehan siswa pada data hasil pretes

keterampilan menulis eksposisi yang dikonfirmasikan terhadap nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat

dikonversikan ke dalam tabel klasifikasi tingkat kemampuan siswa. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 4.12 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Pretes

Kelas Eksperimen No. Perolehan nilai Frekuensi Persentase

1. ≥ 75 6 60,7%

2. ≤ 75 18 69,3%

Jumlah 24 100%

Berdasarkan pada tabel 4.12 di atas dapat dikemukakan bahwa

tingkat kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada hasil pretes

Page 116: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

99

kelas eksperimen siswa kelas X 1 SMA Negeri 1 dapat dikatakan belum

memadai karena terdapat 6 orang siswa (25%) dari 24 orang siswa berada

pada kategori tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu

75. Sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 18 orang siswa (75%). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan menulis teks laporan

hasil observasi pada siswa kelas X 1 SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten

Barru untuk hasil pretes pada kelas eksperimen belum memadai apabila

dikonfirmasikan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah

ditetapkan oleh pihak sekolah pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas

X, yaitu siswa dinyatakan mampu apabila jumlah siswa mencapai 85% yang

memeroleh nilai 75 ke atas ( ≥ 75).

b. Analisis Data Postes

Berdasarkan hasil analisis data postes dengan 24 orang siswa yang

dianalisis menggambarkan bahwa tidak ada seorang siswa yang mendapat

nilai maksimal (100). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 90 yang

diperoleh empat orang siswa (16,6%), sedangkan nilai terendah yaitu 73

hanya diperoleh satu orang siswa (4,2%). Berdasarkan hal tersebut, uraian

data perolehan nilai tertinggi sampai nilai terendah beserta frekuensinya

dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini.

Page 117: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

100

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Postes Kelas Eksperimen

___________________________________________________________

No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)

1. 73 1 4,2

2. 74 1 4,2

3 75 2 8,3

4. 76 1 4,2

5. 77 1 4,2

6. 78 1 4,2

7. 79 1 4,2

8. 80 2 8,3

9. 81 1 4,2

10. 82 2 8,3

11. 83 2 8,3

12. 84 1 4,2

13. 85 3 12,5

14. 89 1 4,2

15. 90 4 16,6

Jumlah 24 100

Page 118: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

101

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi hingga

nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu: siswa yang mendapat nilai tertinggi

yaitu 90 diperoleh empat orang siswa (16,6%); siswa yang mendapat nilai 89

diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 85 diperoleh

tiga orang siswa (12,5%); siswa yang mendapat nilai 84 diperoleh satu orang

siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 83 diperoleh dua orang siswa

(8,3%); siswa yang mendapat nilai 82 diperoleh dua orang siswa (8,3%);

siswa yang mendapat nilai 81 diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang

mendapat nilai 80 diperoleh dua orang siswa (8,3%); siswa yang mendapat

nilai 79 hanya diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai

78 hanya diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 77

hanya diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 76

diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 75 diperoleh

dua orang siswa (8,3%); siswa yang mendapat nilai 74 diperoleh satu orang

siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 73 diperoleh satu orang siswa

(4,2%). Frekuensi perolehan nilai hasil pretes tersebut dapat ditunjukkan

pada diagram berikut:

Page 119: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

102

Gambar 4.4 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Postes pada Kelas Eksperimen

Berdasarkan perolehan nilai, frekuensi, dan persentase pada tabel

4.13, selanjutnya nilai-nilai tersebut dideskripsikan berdasarkan kategori nilai.

Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 120: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

103

Tabel 4.14 Frekuensi Total Nilai Hasil Postes pada Kelas Eksperimen

Interval

Frekuensi Persentase (%) Kategori

86 - 100 5 20,8 Baik Sekali

75 - 85 17 70,8 Baik

54 - 74 2 8,3 Cukup

10 - 55 - - Kurang

0 - 9 - - Sangat Kurang

Jumlah 24 100

Adaptasi dari Nurgiantoro (2012:253) Berdasarkan klasifikasi nilai hasil pretes pada kelas kontrol pada tabel

4.13 menunjukkan bahwa siswa memeroleh nilai pada kategori baik sekali

sebanyak 5 orang siswa (20,8%) yang memeroleh nilai pada kategori baik

sebanyak 17 orang siswa (70,8%) dan 2 orang siswa (8,3%) memeroleh nilai

pada kategori cukup. Berdasarkan pada tabel di atas, nilai hasil postes

kemapuan menulis laporan teks observasi pada kelas eksperimen siswa

kelas X 1 SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru berada pada kategori

baik.

Berdasarkan dengan perolehan nilai siswa maka dilakukan analisis

statistik deskriptif untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean), median, modus,

Page 121: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

104

standar deviasi, variance, range, nilai tertinggi, dan nilai terendah, data hasil

postes kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X 1

SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru . Untuk lebih lebih jelasnya,

rangkuman karakteristik distribusi nilai yang diperoleh siswa ditunjukkan pada

tabel 4.15 berikut ini.

Tabel 4.15 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil

Postes pada Kelas Eksperimen No. Statistik Nilai Statistik

1. Jumlah sampel 24

2. Rata-rata (mean) 81,91

3. Median 80

4. Modus 90

5. Standar Deviasi 5,42

6. Variance 29,38

7. Range 17

8. Nilai tertinggi (Maksimum) 90

9. Nilai terendah (Minimum) 73

Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa data hasil

postes kelas eksperimen dari 24 jumlah sampel nilai rata-rata yang diperoleh

siswa yaitu 81,91; median yaitu 80; modus yaitu 90; standar deviasi yaitu

Page 122: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

105

5,42; variance yaitu 29,38; range yaitu 17; nilai tertinggi yaitu 90; nilai

terendah yaitu 73. Berdasarkan uraian data hasil postes keterampilan

menulis eksposisi pada kelas eksperimen siswa kelas X 1 SMA Negeri 1

Mallusetasi Kabupaten Barru berada pada rentang nilai 73 sampai dengan

nilai 90. Selanjutnya, nilai tersebut kemudian dikonfirmasikan ke dalam

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah

di SMA Negeri 1 Mallusetasi untuk mata pelajaran bahasa Indonesia pada

kelas X yaitu 75. Sesuai dengan nilai perolehan siswa pada data hasil postes

keterampilan menulis eksposisi yang dikonfirmasikan terhadap nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat

dikonversikan ke dalam tabel klasifikasi tingkat kemampuan siswa. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini.

Tabel 4.16 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Postes

pada Kelas Eksperimen No. Perolehan nilai Frekuensi Persentase

1. ≥ 75 22 91,7%

2. ≤ 75 2 8,3%

Jumlah 24 100%

Berdasarkan pada tabel 4.16 di atas dapat dikemukakan bahwa

tingkat kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada hasil postes

Page 123: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

106

kelas eksperimen siswa kelas X 1 SMA Negeri 1 Mallusetasi dapat dikatakan

sangat memadai karena terdapat 22 orang siswa (91,7%) dari 24 orang siswa

berada pada kategori tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu 75. Sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 2 orang siswa (8,3%). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan menulis teks laporan

hasil observasi dengan menggunakan media lingkungan sekolah siswa SMA

Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru untuk hasil postes pada kelas

eksperimen sangat memadai, apabila dikonfirmasikan dengan nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah pada

mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X yaitu siswa dinyatakan mampu

apabila jumlah siswa mencapai 85% yang memeroleh nilai 75 ke atas ( ≥ 75).

3. Uji Prasyarat Analisis Data

Berdasarkan pada hasil analisis data tes kelas kontrol dan kelas

eksperimen dapat diketahui keefektifan penggunaan media lingkungan

sekolah dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa

kelas X di SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru. Untuk menganalisis

keefektifan penggunaan media lingkugan sekolah digunakan teknik analisis

statistik inferensial atau uji t. Hasil analisis statistika infernsial dimaksudkan

untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

Sebelum melakukan analisis inferensial terlebih dahulu dilakukan beberapa

Page 124: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

107

pengujian persyaratan analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil

penelitian berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya, barulah dapat

diadakan uji hipotesis untuk mengetahui data yang diperoleh dari hasil

penelitian yaitu kelas kontrol dan kelas ekperimen.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data tentang hasil tes

kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada kelompok kelas

kontrol dan kelompok kelas eksperimen dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20 model perhitungan

Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria jika nilai p-value > α atau Sig. > 0,05

maka data dinyatakan berdistribusi normal, tetapi jika nilai Sig. < 0,05 maka

data dinyatakan tidak berdistribusi normal dengan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H0 : Data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Berikut ini uji normalitas untuk data yang berasal dari kelompok kelas

kontrol dan kelompok kelas eksperimen disajikan dalam bentuk tabel 4.17

dan tabel 4.18 berikut ini:

Page 125: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

108

Tabel 4.17 Uji Normalitas Kelas Kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pretest .095 26 .200* .986 26 .974

postest .192 26 .015 .926 26 .063

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 4.18 Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pretest .131 24 .200* .966 24 .569

postest .113 24 .200* .941 24 .169

a. Lilliefors Significance Correction

1. Kelas Kontrol

a) Pretes

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dengan menggunakan

SPSS 20 For Windows pada tabel 4.17 diperoleh nilai p sig = 0,200 atau

Page 126: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

109

p sig < = 0,05. Ini berarti H0 diterima, ini berarti data pada Pretes kelas

kontrol merupakan data yang berdistribusi normal.

b) Postes

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dengan menggunakan SPSS

20 For Windows pada tabel 4.16 diperoleh nilai p sig = 0,015 atau psig > =

0,05. Ini berarti H0 diterima. Ini berarti data Postes kelas kontrol merupakan

data yang berdistribusi normal.

2. Kelas Eksperimen

a) Pretes

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dengan menggunakan SPSS

20 For Windows diperoleh nilai p sig = 0,200 atau psig < = 0,05. Ini berarti

H0 diterima, yang berarti data pada Pretes merupakan data yang

berdistribusi normal.

b) Postes

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dengan menggunakan SPSS

20 For Windows diperoleh nilai p sig = 0,200 atau psig < = 0,05. Ini berarti

H0 ditolak atau H1 diterima, yang berarti data pada Pretes merupakan data

yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas yang ditunjukkan pada uji

normalitas kelas kontrol dan uji normalitas kelas eksperimen menunjukkan

bahwa keseluruhan data dari kedua kelas (kelas kontrol dan kelas

Page 127: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

110

eksperimen) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya,

setelah data tersebut dinyatakan normal maka dapat dianalisis melalui uji

homogenitas untuk mengetahui data tersebut homogen atau tidak homogen

sebelum dianalisis melalui uji-t.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kedua sampel yang

diambil homogeny (mempunyai varians yang sama). Pengujian homogenitas

menggunakan SPSS 20 For Windows dengan analisis Levene Statistic Test.

Kriteria pengujian yaitu: Jika nilai signifikansi (p) yang diperoleh lebih besar

dari nilai α = 0,05 maka data tersebut homogen. Adapun hasil analisis dapat

dilihat pada tabel 4.19 berikut ini:

Tabel 4.19 Hasil Uji Homogenitas Kelas kontrol dan Kelas Eksperimen

Test of Homogeneity of Variances

pretest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.190 8 14 .028

Berdasarkan tabel 4.18 hasil analisis uji homogenitas diperoleh nilai

sig = 0,028. Syarat agar data berasal dari populasi yang homogen (sama)

Page 128: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

111

apabila p - value atau sig > α, α = 0,05. Nilai sig = 0,028 berarti nilai sig data

hasil tes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen lebih besar dari nilai α =

0,05. Jadi, H0 diterima. Berdasarkan pada hasil perhitungan tersebut dapat

disimpulkan bahwa variansi populasi berasal dari populasi yang sama

(homogen).

4. Analisis Statistik Inferensial Keefektifan Penggunaan Media Lingkungan Sekolah

Analisis keefektifan penggunaan media lingkungan sekolah dalam

pembelajaran menulis laporan observasi siswa kelas X SMA Negeri 1

Mallusetasi Kabupaten Barru menggunakan analisis statistik inferensial.

Analisis tersebut berdasarkan hasil analisis data hasil tes menulis laporan

hasil observasi menggunakan media gambar pada kelas kontrol (kelas X 3)

dan data hasil tes menulis laporan hasil observasi menggunakan media

lingkungan pada kelas eksperimen (kelas X 1). Hasil analisis statistika

inferensial dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah

dirumuskan.

Nilai perolehan siswa dianalisis dengan menggunakan uji t jenis

independent samples test untuk mengetahui hasil hipotesis alternatif (H1)

diterima dan (H0) ditolak, apabila nilai t hitung≥ nilai t tabel. Sebaliknya, (H1)

ditolak dan (H0) diterima apabila nilai t hitung< nilai t tabel. Dengan kata lain,

hipotesis diterima apabila t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel pada

Page 129: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

112

taraf signifikan 0,05. Hasil analisis statistika independent samples test

diuraikan pada tabel 4.20 sebagai berikut:

Tabel 4.20 Hasil Analisis Statistika Inferensial Independent Sample Test Nilai

Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1

Mallusetasi Kabupaten Barru pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai

Ujian

Equal

variances

assumed

-255 -616 -2.117 48 .039 -3.03205 1.43205 -5.91138 -.15273

Equal

variances

not

assumed

-2.105 45.742 .041 -3.03205 1.44034 -5.93174 -.13236

Berdasarkan hasil analisis statistika inferensial pada tabel 4.20 di atas

menunjukkan bahwa koefesien beda antara nilai kemampuan menulis teks

laporan hasil observasi yang menggunakan media gambar (konvensional)

Page 130: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

113

dengan nilai kemampuan menulis teks laporan hasil observasi yang

menggunakan media lingkungan sekolah pada siswa kelas X SMA Negeri 1

Mallusetasi Kabupaten Barru yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Nilai

keefektifan penggunaan media lingkungan sekolah dalam pembelajaran

menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi

Kabupaten Barru diperoleh nilai t yaitu 2,117 dengan signifikan p = 0,039

karena nilai p > α = 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis

alternatif (H1) diterima. Berdasarkan pada hasil analisis uji hipotesis bahwa

terdapat perbedaan secara signifikan antara nilai menulis teks laporan hasil

observasi menggunakan media gambar dengan nilai menulis teks laporan

hasil observasi dengan menggunakan media lingkungan sekolah. Dengan

demikian, penggunaan media lingkungan sekolah efektif diterapkan dalam

pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi pada siswa kelas X SMA

Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan tentang temuan-temuan yang diperoleh

dari hasil analisis data penelitian tentang hasil pembelajaran menulis teks

laporan hasil observasi yang menggunakan media gambar dan hasil

pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi yang menggunakan

media lingkungan sekolah pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi

Page 131: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

114

Kabupaten Barru. Penggunaan media pada pembelajaran bermaksud untuk

meningkatkan pencapaian hasil proses belajar mengajar yang maksimal dan

kegiatan belajar diharapkan dapat lebih menarik bagi siswa. Dengan

demikian diperlukan kreativitas dan inovatif dari guru untuk memanfaatkan

media dalam proses pembelajaran.

1. Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi dengan

Menggunakan Media Gambar pada Kelas Kontrol Berdasarkan hasil analisis deskriptif data pretes dan postes pada

kelas kontrol dengan pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi

dengan menggunakan media gambar mengalami peningkatan. Hal ini

ditunjukkan dari 26 orang siswa rata-rata hasil pretes yaitu 70,23

berdasarkan pada kategori nilai berada pada kategori cukup, nilai tertinggi

yang diperoleh siswa yaitu 80 hanya diperoleh satu orang siswa (3,8%)

sedangkan nilai terendah yaitu 61 diperoleh satu orang siswa (3,8%),

pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 5 orang siswa (19,2%)

mencapai ketuntasan dan 21 orang siswa (80,8%) tidak mencapai ketuntasan

dalam pembelajaran. Adapun hasil postes mengalami peningkatan dengan

perolehan nilai rata-rata yaitu 78,88, berdasarkan pada kategori nilai berada

pada kategori baik, nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 88 diperoleh dua

orang siswa (7,7%) sedangkan nilai terendah yaitu 72 diperoleh satu orang

siswa (3,8%), pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 21 orang

siswa (80,8%) mencapai ketuntasan dan 5 orang siswa (19,2%) tidak

Page 132: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

115

mencapai ketuntasan dalam pembelajaran. Jadi dapat dikatakan bahwa hasil

pretes ke postes pada kelas kontrol mengalami peningkatan namun

peningkatan tidak secara signifikan.

Berdasarkan hasil pengamatan pada kelas kontrol selama proses

pembelajaran, siswa mengalami kendala dan hambatan dalam menulis teks

laporan hasil observasi. Hal ini disebabkan antara lain adalah: (1) tampak

sebagian siswa sulit menciptakan ide, mengembangkan ide, pikiran

menuangkan gagasannya dalam menulis; (2) kurangnya minta menulis yang

dimiliki oleh siswa; (3) kurangnya motivasi dalam menulis; (4) kurangnya

kreatif guru dalam melakukan inovasi dalam memanfaatkan media

pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kelas kontrol setelah

diberikan perlakuan dengan memberikan penjelasan tentang menulis teks

laporan hasil observasi maka hasil pembelajaran mengalami peningkatan.

Meningkatnya hasil pembelajaran yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari

peran seorang guru dalam memilih dan memanfaatkan media pembelajaran.

Menurut Susilana dan Riyana (2011:176) pembelajaran adalah suatu

kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa dan guru dengan

menggunakan beberapa sumber belajar baik dalam situasi kelas maupun di

luar kelas. Dalam arti media yang digunakan untuk pembelajaran tidak selalu

identik dengan situasi kelas dalam pola pengajaran konvensional namun

proses belajar tanpa kehadiran gurupun dan lebih mengandalkan media

termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, dapat

Page 133: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

116

disimpulkan bahwa meningkatnya hasil pembelajaran salah satu faktor

pendukungnya adalah guru mampu menggunakan berbagai sumber belajar.

2. Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi dengan

Menggunakan Media Lingkungan Sekolah pada Kelas Eksperimen Data hasil tes siswa yang berjumlah 24 orang siswa telah diberikan

pretes dan postes ditemukan adanya perbedaan yang berdasarkan pada

hasil analisis deskriptif. Data pretes kelas ekprerimen menunjukkan bahwa

rata-rata hasil tes siswa yaitu 70, berdasarkan pada kategori nilai berada

pada kategori baik dengan frekuensi 6 orang siswa (25%), kategori cukup

dengan frekuensi 18 orang siswa (75%); nilai tertinggi yang diperoleh siswa

yaitu 83 hanya diperoleh satu orang siswa (4,2%) sedangkan nilai terendah

yaitu 61 hanya diperoleh orang siswa (4,2%), pencapaian Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu 6 orang siswa (25%) mencapai ketuntasan dan 18 orang

siswa (75%) tidak mencapai ketuntasan dalam pembelajaran.

Adapun hasil postes mengalami peningkatan dari pretes dengan

perolehan nilai rata-rata yaitu 81,91, berdasarkan pada kategori nilai berada

pada kategori baik sekali dengan frekuensi 5 orang siswa (20,8%), kategori

baik dengan frekuensi 17 orang siswa (70,8%); dan kategori cukup berjumlah

2 orang siswa (8,3%).Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 90 diperoleh

empat orang siswa (16,6%) sedangkan nilai terendah yaitu 73 hanya

diperoleh satu orang siswa (4,2%); pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu 22 orang siswa (91,7%) yang mencapai ketuntasan dalam

Page 134: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

117

pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi sedangkan hanya dua

orang siswa (8,3%) yang tidak mencapai KKM. Jadi dapat dikatakan bahwa

hasil pretes ke postes pada kelas eksperimen mengalami peningkatan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan menulis teks

laporan hasil observasi dengan menggunakan media lingkungan sekolah

siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru setelah diberikan

perlakuan sangat memadai

Meningkatnya hasil postes pada kelas eksperimen yang dicapai oleh

siswa dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi karena

penerapan media lingkungan sekolah. Melalui penerapan media lingkungan

sekolah siswa termotivasi dalam belajar sehingga mampu merangsang

kreativitasnya. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Azhar (2013:89) bahwa media visual memegang peran yang sangat penting

dalam proses belajar. Melalui media lingkungan sekolah yang diterapkan

dalam pembelajaran dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat

ingatan dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan

hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Berdasarkan

uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media

lingkungan sekolah dalam proses belajar mengajar mampu membangkitkan

ide-ide siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi.

Page 135: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

118

3. Keefektifan Penggunaan Media Lingkungan Sekolah dalam Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi

Berdasarkan uraian hasil anlisis data statistik pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen tentang kemapuan menulis teks laporan hasil observasi

siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru. Menunjukkan

bahwa penggunaan media lingkungan sekolah dalam pembelajaran menulis

teks laporan hasil observasi lebih efektif diterapkan dalam proses

pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran menulis teks laporan hasil

observasi dengan menggunakan media gambar. Hal ini dapat dilihat terhadap

hasil tes pada kelas eksperimen dengan menerapkan penggunaan media

lingkungan sekolah lebih meningkat hasilnya daripada hasil tes pada kelas

kontrol yang menerapkan penggunaan media gambar dalam pembelajaran

menulis teks laporan hasil observasi.

Hasil analisis data statistika inferensial indefendent samples test

antara kelas ekperimen dengan kelas kontrol menunjukkan bahwa

keefektifan penggunaan media gambar dalam menulis eksposisi pada kelas

ekperimen ini dapat diketahui dengan uji t. Hasil perhitungan diperoleh skor

nilai t sebesar 2,117 dan taraf signifikan p = 0,039. Apabila nilai p> α = 0,05

maka H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil analisis data tersebut,

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

penggunaan media lingkungan sekolah dalam pembelajaran menulis teks

hasil observasi (kelas eksperiemen) dengan pembelajaran yang menerapkan

Page 136: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

119

media gambar dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi

(kelas kontrol). Dengan demikian, hasil uji t independent samples test

menunjukkan bahwa penggunaan media lingkungan sekolah dalam menulis

teks laporan hasil observasi efektif diterapkan dalam proses pembelajaran

menulis teks laporan hasil observasi di kelas X SMA Negeri 1 Malusetasi

Kabupaten Barru .

Keefektifan penggunaan media lingkungan sekolah dalam menulis

teks laporan hasil observasi di kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten

Barru, peneliti dapat melihat keadaan siswa dalam proses pembelajaran.

Melalui penerapan media lingkungan sekolah siswa sangat termotivasi dalam

belajar, mampu mengembangkan ide-idenya, tidak merasa jenuh dan bosan

dalam mengikuti proses pembelajaran. Penggunaan media lingkungan

sekolah dalam menulis teks laporan hasil observasi sangat membantu siswa

dalam mengembangkan kerangka pikir dalam menulis, dapat menimbulkan

daya tarik, memudahkan memahami. Hal ini sesuai dengan pendapat

Subana dan Sunarti (2009:322) mengemukakan bahwa media visual dapat

digunakan oleh guru untuk memberi gambaran tentang sesuatu sehingga

penjelasannya lebih konkret daripada bila diuraikan dengan kata-kata.

Melalui media lingkungan, guru dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam

bentuk yang lebih realistik. Kelebihan media lingkungan sekolah dalam

pembelajaran antara lain: (1) sifatnya konkret, lebih realistik dibandingkan

dengan media verbal; (2) dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang

Page 137: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

120

apa saja, (3) murah harganya (tidak perlu mengerluarkan biaya transportasi;

(4) dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya.

Penggunaan media lingkungan sekolah efektif diterapkan dalam

pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi karena mudah dipahami

oleh siswa dan sifatnya visual konkret yang menampilkan objek sesuai

dengan bentuk dan wujud aslinya.

Page 138: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

121

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan pada analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, dapat disimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan dua kelompok yakni kelompok kontrol (kelas

kontrol) dan kelompok eksperimen (kelas eksperimen). Data hasil

penelitian menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, pada kelas

kontrol kemampuan menulis teks laporan hasil observasi dengan

menggunakan media gambar. Setelah diberikan perlakuan hasil

pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa pada Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditetapkan pihak sekolah yaitu 21 orang siswa

(80,8) berhasil mencapai ketuntasan belajar atau berada di atas KKM dan

siswa yang tidak berhasil mencapai ketuntasan belajar atau berada di

bawah KKM sebanyak 5 orang siswa (19,2%).

2. Kelas eksperimen adalah kemampuan menulis teks laporan hasil

observasi dengan menggunakan media lingkungan sekolah. Hasil

pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa setelah diberikan perlakuan

pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak

sekolah yaitu 22 orang siswa (91,7%) berhasil mencapai ketuntasan

Page 139: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

122

belajar atau berada di atas KKM dan hanya dua orang siswa (8,3%) yang

tidak mencapai ketuntasan belajar atau berada di bawah KKM. Jadi

berdasarkan hal tersebut, maka tingkat kemampuan menulis teks

laporan hasil observasi dengan menggunakan media lingkungan sekolah

pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru dapat

dikatakan sangat memadai.

3. Penggunaan media lingkungan sekolah lebih efektif diterapkan dalam

pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Hasil pembelajaran

yang telah diperoleh siswa setelah diberikan perlakuan dengan

menerapkan penggunaan media lingkungan sekolah dalam menulis teks

laporan hasil observasi (kelas eksperimen) lebih tinggi daripada hasil

belajar yang diperoleh siswa dengan pembelajaran menulis teks laporan

hasil observasi yang menggunakan media gambar pada kelas kontrol.

Perbandingan hasil kemampuan kelas eksperiman dan kelas kontrol

menggunakan uji inferensial jenis uji-t independen samples test diperoleh

skor nilai t sebesar 2,117 dengan taraf signifikan p = 0,39, karena nilai p>

α = 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1)

diterima.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka diajukan saran sebagai berikut:

Page 140: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

123

1. Bagi guru Bahasa Indonesia, hendaknya memilih media yang sesuai

dalam kegiatan pembelajaran keterampilan menulis, sehingga siswa

dapat termotivasi dan tidak merasa jenuh belajar bahasa Indonesia agar

dapat mengembangkan ide-ide kreativitasnya dalam menulis.

2. Bagi siswa, hendaknya lebih aktif mengikuti pembelajaran bahasa

Indonesia dan lebih giat melakukan latihan menulis sehingga dapat

mencapai hasil yang lebih baik.

3. Para praktisi atau peneliti di bidang pendidikan bahasa diharapkan dapat

melakukan penelitian yang sejenis dengan media yang berbeda atau

model pembelajaran yang berbeda sehingga diperoleh berbagai alternatif

media pembelajaran dan model pembelajaran keterampilan menulis.

Page 141: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

124

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Akidah, Ihramsari. 2012. “Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi Antara

yang Berbasis Media GambMakassar dengan Berbasis Media Lingkungan Sekolah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar”. Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana UNM.

Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga. Akhadiah, Sabarti. 1997. Menulis I. Jakarta:: Universitas Terbuka. Aprihatiningsih. 2009. Indikator Perbaikan Kesehatan Lingkungan. Jakarta:

EGC. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo. Dalman. 2013. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers. Densi, Marwa. 2010. Penerapan Media Gambar untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis Kreatif Cerpen Siswa KelasVIII SMP 4 Takalar. Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar. Program Pasca Sarjana UNM.

Djiwandono, M. Soenardi. 2008. Tes Bahasa: Pegangan bagi Pengajar

Bahasa. Jakarta: Indeks. Enre, Fachruddin Ambo. 1994. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Ujung

Pandang: Badan Penerbit IKIP Ujung Pandang. Harjanto. 2011. Perencanan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups

sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Page 142: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

125

Ibrahim, R. dan S., Nana Syaodih. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta :

Rineka Cipta. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa.

Bandung: Rosda. Jabrohim. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yokyakarta: Pustaka Pelajar. Junus, Andi Muhammad, Andi Fatimah Junus. 2011. Keterampilan

Berbahasa Tulis. Makassar: Badan Penerbit UNM. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka. Kemdikbud. 2013. Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Keraf, Gorys. 1995. Terampil Berbahasa Indonesia II (Petunjuk Guru Bahasa

Indonesia SMP). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. .................... 2004. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah. Komaruddin dan Supriatih. 2008. Panduan Kreatif Bahasa Indonesia untuk

SMK Kelas XII. Bogor: Yudistira. Kosasih, Engkos. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Yrama

Widya. Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas

X. Jakarta: Erlangga. Kurniawan, Khaeruddin. 2012. Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Perguruan

Tinggi. Bandung: Refika Aditama. Muhtar. 2013. Efektivitas Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran

Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep. Tesis. Tidak Diterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana UNM

Page 143: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

126

Nurdin, Ade, dkk. 2005. Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA. Bandung: Pustaka Setia.

Nurchasanah dan Widodo. 1993. Keterampilan Menulis dan Pengajarannya.

Malang: FS UM.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Nurjamal, Daeng. 2011. Penuntun Perkuliahan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta.

Nursalim, Mochamad. 2013. Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Akademia Permata. Nursyamsi. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis .Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Gambar Murid Kelas V SD Inpres Malengkeri Bertingkat 1 Kota Makassar. Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar; UNM. Rosidi, Imron. 2009. Menulis Siapa Takut. Yogyakarta. Kanisius. Sadiman, Arief S., dkk. 2006. Media Pendidikan (Pengertian,

Pengembangan, dan Pemanfaatannya). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Salam. 2009. Pendidikan Penulisan Kreatif. Makassar: Badan Penerbit

Universitas Negeri Makassar Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana. Semi, M. Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Solchan, dkk. 1997. Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Universitas Terbuka. Subana dan Sunarti. 2009. Startegi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia

(Berbagai Pendekatan, Metode Teknik, dan Media Pengajaran. Bandung: Pustaka setia.

Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Page 144: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

127

Sudjana, Nana. 2011. Teori Belajar untuk Pembelajaran. Bekasi: Binamitra

Publishing. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta. Suryabrata, Sumadi. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pres. Susilana, Rudi dan Riyana Cepi. 2011. Media Pembelajaran Hakikat,

Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wijono, Hs. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan

Keterampilan di Pergurusn Tinggi). Jakarta: Grasindo. Zainurrahman. 2011. Menulis: dari Teori Hingga Praktik ( Penawar Racun

Plagiarisme). Bandung: Alfabeta.

Page 145: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Mallusetasi

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X 1 /Genap

Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (2 x 45 menit)

Tema/Pelajaran : Gemar Meneroka Alam Semesta

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif

dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Pencapaian Indikator Kompetensi

1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan

menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami,

Page 146: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui laporan

hasil observasi.

2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan proaktif

dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk melaporkan hasil

observasi.

3.1 Memahami struktur dan kaidah laporan hasil observasi, baik melalui

lisan maupun tulisan.

4.2 Memproduksi laporan hasil observasi yang koheren sesuai dengan

karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan. C. Indikator

1. Memahami pengertian teks laporan hasil observasi.

2. Memahami sifat teks laporan hasil observasi.

3. Memahami struktur teks laporan hasil observasi.

4. Memahami kaidah teks laporan hasil observasi.

5. Menulis teks laporan hasil observasi.

D. Tujuan Pembelajaran

Adapun tujuan yang ingin dicapai selama proses pembelajaran

berlangsung, yaitu:

1. Dengan memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru,

siswa dapat:

a. Menjelaskan pengertian laporan hasil observasi.

b. Menjelaskan sifat laporan hasil observasi.

2. Setelah membaca contoh teks laporan hasil observasi yang terdapat di

dalam buku, siswa dapat:

a. Mengidentifikasi ciri-ciri laporan hasil observasi.

b. Menentukan dan menjelaskan struktur atau langkah-langkah

penyusunan laporan hasil observasi.

c. Menentukan dan menjelaskan kaidah laporan hasil observasi.

3. Dengan mengamati objek atau lingkungan, siswa dapat membuat atau

menulis laporan hasil observasi dengan menggunakan ejaan yang

tepat.

Page 147: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

E. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Laporan Hasil Observasi

Kemdikbud (2013: 2) menyatakan bahwa teks laporan (yang dalam

bahasa Inggris disebut report) berisi penjabaran umum mengenai

sesuatu yang didasarkan pada hasil observasi. Hal tersebut

ditambahkan oleh pernyataan Kosasih (2013: 86) yang

mengemukakan bahwa laporan hasil observasi mengungkapkan fakta-

fakta yang diperoleh melalui pengamatan. Melalui teks tersebut,

pembaca memperoleh sejumlah pengetahuan ataupun wawasan,

bukan hasil imajinasi.

2. Sifat Laporan Hasil Observasi

Laporan hasil observasi bersifat global dan universal. Hal itulah yang

membedakannya dengan teks deskripsi yang bersifat unik dan

individual. Misalnya, untuk melaporkan kehidupan harimau, kalian

dapat mulai dengan membuat klasifikasi jenis-jenis harimau, kemudian

memaparkan bentuk fisik, ciri-ciri, habitat, dan kebiasaan hidup

harimau itu (Kemdikbud, 2013: 3).

3. Struktur Laporan Hasil Observasi

Struktur laporan observasi berupa teks yang tersusun secara baku dan

lengkap, yakni mencakup pendahuluan, pembahasan, dan simpulan.

Teks itu dapat pula dilengkapi dengan kata pengantar, daftar isi, dan

daftar pustaka (kosasih, 2013)

4. Kaidah Laporan Hasil Observasi

Kaidah laporan observasi menyajikan sejumlah data atau fakta sebagai

hasil pengamatan lapangan. Fakta tersebut dapat dilengkapi dengan

gambar grafis, seperti tabel, grafik, dan bagan (Kosasih, 2013).

F. Pendekatan, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : saintifik (mengamati, menanya, mencoba,

mengasosiasi, dan jejaring)

Page 148: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

2. Model : pembelajaran berbasis masalah

3. Teknik : ceramah, tanya jawab, dan penugasan G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media : lingkungan

2. Alat : laptop, spidol, papan tulis, dan teks laporan observasi

3. Sumber belajar:

Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, Kelas X.

(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik merespons salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan pertanyaan dari guru sehubungan dengan pembelajaran sebelumnya.

2. Peserta didik menerima informasi dengan proaktif tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3. Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

10 menit

Inti 1. Peserta didik membaca contoh teks laporan hasil observasi dengan disiplin (mengamati).

2. Peserta didik bertanya jawab dengan proaktif tentang karakteristik(struktur dan kaidah teks laporan hasil observasi dengan disiplin (menanya).

3. Guru mengarahkan peserta didik untuk menentukan masalah atau aspek apa yang akan dilaporkan dalam penyusunan laporan hasil observasi yang berkaitan dengan tema, yakni meneroka alam semesta.

4. Guru membagi kelompok yang beranggotakan 5-6 orang siswa).

5. Guru mengajak siswa untuk mengunjungi super market terdekat dari lingkungan sekolah untuk mengamati dan mencari informasi mengenai berbagai jenis minuman.

70 menit

Page 149: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Penutup 1. Setelah siswa memperoleh data, maka guru

menginformasikan kegiatan atau materi berikutnya.

2. Guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam.

10 menit

Pertemuan Kedua

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik merespons salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan pertanyaan dari guru sehubungan dengan pembelajaran sebelumnya.

2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang apa yang diamati di lingkungan sekolah.

10 menit

Inti 1. Siswa kembali membaca contoh laporan hasil observasi.

2. Siswa dan bertanya jawab tentang langkah-langkah dalam menyusun teks laporan hasil observasi.

3. Siswa menulis teks laporan hasil observasi yang dilakukan di lingkungan sekolah pada pertemuan sebelumnya.

70 menit

Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran 2. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran 3. Guru menyampaiakan pembelajaran

berikutnya. 4. Guru menutup pembelajaran dan

mengucapkan salam.

10 menit

Pertemuan Ketiga

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan pertanyaan

15

Page 150: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

dari guru sehubungan dengan pembelajaran sebelumnya.

2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang kegiatan pembelajaran sebelumnya.

menit

Inti 1. Siswa kembali duduk di kelompoknya masing-masing

2. Secara bergiliran anggota kelompok tampil di depan anggota kelompoknya membacakan teks laporan hasil observasi yang telah ditulis dan anggota kelompok menilai berdasarkan format yang telah diberikan oleh guru.

3. Setiap kelompok menentukan laporan yang mendapatkan nilai tertinggi.

4. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggi tampil membacakan di depan kelompok lain.

5. Setiap kelompok menilai laporan yang dibacakan oleh setiap kelompok untuk menetukan laporan terbaik di kelas.

70 menit

Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran 2. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran 3. Guru menyampaiakan pembelajaran

berikutnya. 4. Guru menutup pembelajaran dan

mengucapkan salam.

10 menit

I. Penilaian Autentik

1. Penilaian proses Penilaian Sikap

No Aspek yang dinilai

Teknik Penilaian

Waktu Penilaian

Instrumen Penilaian

1. Religius Pengamatan Proses

Lembar Pengamatan 2. Tanggung jawab

3. Disiplin 4. Proaktif 5. Jujur

Page 151: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

2. Penilaian Hasil a. Penilaian Pengetahuan No Indikator

Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Penilaian Instrumen

1. Menjelaskan sifat teks laporan hasil observasi

Tes tertulis

Uraian Jelaskan sifat teks laporan hasil observasi!

2. Menjelaskan ciri-ciri teks laporan hasil observasi

Tes tertulis

uraian Jelaskan ciri-ciri teks laporan hasil observasi!

b. Penilaian Keterampilan

No Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Penilaian

Instrumen

1. Menentukan struktur teks laporan hasil observasi

Tes tertulis

Uraian Menentukan struktur teks laporan hasil observasi!

2. Menulis teks laporan hasil observasi

Tes tertulis

Uraian Tulislah teks laporan hasil observasi tentang jenis minuman!

3. Lembar Pengamatan Sikap Setiap Peserta Didik

No Nama Siswa

Rel

igiu

s

Juju

r

Dis

iplin

Tang

gung

Jaw

ab

Pro-

akt

if

Cat

atan

1

Page 152: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Indikator sikap religius

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut:

1. Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.

2. Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang

dianut.

3. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan yang Maha Esa

4. Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu

Kriteria Penilaian Indikator

Sangat Baik (SB) Selalu berperilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut

Baik (B) Sering menunjukkan perilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut

Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut

Kurang (K) Tidak pernah berperilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut

Indikator sikap jujur

1. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan.

2. Tidak plagiat (mengambil atau menyalin karya orang lain tanpa

menyebutkan sumber) dalam mengerjakan tugas.

3. Melaporkan data atau informasi apa adanya.

4. Mengakui kesalahan atau kekuarangan yang dimiliki.

Kriteria Penilaian Indikator

Sangat Baik (SB) Selalu berperilaku jujur

Baik (B) Sering menunjukkan perilaku jujur

Page 153: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku jujur

Kurang (K) Tidak pernah berperilaku jujur

Indikator sikap disiplin

1. Datang tepat waktu

2. Patuh pada tata tertib aturan sekolah

3. Mengerjakan dan mengumpulkan tugas sesuai waktu yang ditentukan

4. Tertib dalam menerapkan aturan penulisan untuk karya ilmiah

Kriteria Penilaian Indikator

Sangat Baik (SB) Selalu berperilaku disiplin

Baik (B) Sering menunjukkan perilaku disiplin

Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku disiplin

Kurang (K) Tidak pernah berperilaku disiplin

Indikator sikap tanggung jawab

1. Mengikuti prosedur pembelajaran di kelas (tidak bolos)

2. Mengerjakan tugas atau ulangan yang diberikan guru

3. Mempersiapkan buku dan alat tulis sebagai penunjang dalam proses

pembelajaran

Kriteria Penilaian Indikator

Sangat Baik (SB) Selalu menunjukkan perilaku tanggung jawab

Baik (B) Sering menunjukkan perilaku tanggung jawab

Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku tanggung jawab

Page 154: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Kurang (K) Tidak pernah menunjukkan perilaku tanggung jawab

Indikator sikap proaktif

1. Aktif mengajukan pertanyaan apabila ada beberapa materi yang belum

dipahami atau dimengerti

2. Aktif mengemukakan pendapat, sanggahan, atau saran

Kriteria Penilaian Indikator

Sangat Baik (SB) Selalu menunjukkan perilaku proaktif

Baik (B) Sering menunjukkan perilaku proaktif

Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku proaktif

Kurang (K) Tidak pernah menunjukkan perilaku proaktif

I. Pedoman Penskoran

Aspek Penilaian

Kategori Penskoran Skor

Isi

Sangat baik-sempurna 27-30 Cukup-baik 22-26 Sedang-cukup 17-21 Sangat kurang-kurang 13-16

Struktur teks

Sangat baik-sempurna 18-20 Cukup-baik 14-17 Sedang-cukup 10-13 Sangat kurang-kurang 7-9

Kosakata Sangat baik-sempurna 18-20 Cukup-baik 14-17 Sedang-cukup 10-30 Sangat kurang-kurang 7-9

Kalimat Sangat baik-sempurna 18-20 Cukup-baik 14-17 Sedang-cukup 10-13 Sangat kurang-kurang 7-9

Mekanik Sangat baik-sempurna 9-10

Page 155: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Cukup-baik 7-8 Sedang-cukup 4-6 Sangat kurang-kurang 1-3

Keterangan:

Nilai Perolehan Siswa = ௌ௦௦௨

x 100

Mallusetasi, Mei

2015

Mengetahui: Kepala SMA Negeri 1 Mallusetasi, Peneliti,

Drs. Muh. Arief Fiana T., M. Pd. Jumriah, S.Pd. NIP 19580502 198703 1 007 NIM 04 08. 909.2013

Page 156: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Mallusetasi

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X 3 /Genap

Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (2 x 45 menit)

Tema/Pelajaran : Gemar Meneroka Alam Semesta

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

A. Kompetensi Dasar dan Pencapaian Indikator Kompetensi 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan

menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami,

menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui laporan

hasil observasi.

Page 157: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan proaktif dalam

menggunakan bahasa Indonesia untuk melaporkan hasil observasi.

3.1 Memahami struktur dan kaidah laporan hasil observasi, baik melalui lisan

maupun tulisan.

1.2 Memproduksi laporan hasil observasi yang koheren sesuai dengan

karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan.

B. Indikator 1. Memahami pengertian teks laporan hasil observasi.

2. Memahami sifat teks laporan hasil observasi.

3. Memahami struktur teks laporan hasil observasi.

4. Memahami kaidahteks laporan hasil observasi.

5. Menulis teks laporan hasil observasi.

C. Tujuan Pembelajaran

Adapun tujuan yang ingin dicapai selama proses pembelajaran berlangsung,

yaitu:

1. Dengan memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru,

siswa dapat:

a. Menjelaskan pengertian laporan hasil observasi.

b. Menjelaskan sifat laporan hasil observasi.

1. Setelah membaca contoh teks laporan hasil observasi yang terdapat di

dalam buku, siswa dapat:

a. Mengidentifikasi ciri-ciri laporan hasil observasi.

b. Menentukan dan menjelaskan struktur atau langkah-langkah

penyusunan laporan hasil observasi.

c. Menentukan dan menjelaskan kaidah laporan hasil observasi.

2. Dengan mengamati gambar, siswa dapat membuat atau menulis laporan

hasil observasi dengan menggunakan ejaan yang tepat

Page 158: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

D. Materi Pembelajaran 1. Pengertian Laporan Hasil Observasi

Kemdikbud (2013: 2) menyatakan bahwa teks laporan (yang dalam

bahasa Inggris disebut report) berisi penjabaran umum mengenai sesuatu

yang didasarkan pada hasil observasi. Hal tersebut ditambahkan oleh

pernyataan Kosasih (2013: 86) yang mengemukakan bahwa laporan hasil

observasi mengungkapkan fakta-fakta yang diperoleh melalui

pengamatan. Melalui teks tersebut, pembaca memperoleh sejumlah

pengetahuan ataupun wawasan, bukan hasil imajinasi.

2. Sifat Laporan Hasil Observasi

Laporan hasil observasi bersifat global dan universal. Hal itulah yang

membedakannya dengan teks deskripsi yang bersifat unik dan individual.

Misalnya, untuk melaporkan kehidupan harimau, kalian dapat mulai

dengan membuat klasifikasi jenis-jenis harimau, kemudian memaparkan

bentuk fisik, ciri-ciri, habitat, dan kebiasaan hidup harimau itu

(Kemdikbud, 2013: 3).

3. Struktur Laporan Hasil Observasi

Struktur laporan observasi berupa teks yang tersusun secara baku dan

lengkap, yakni mencakup pendahuluan, pembahasan, dan simpulan.

Teks itu dapat pula dilengkapi dengan kata pengantar, daftar isi, dan

daftar pustaka (kosasih, 2013)

4. Kaidah Laporan Hasil Observasi

Kaidah laporan observasi menyajikan sejumlah data atau fakta sebagai

hasil pengamatan lapangan. Fakta tersebut dapat dilengkapi dengan

gambar grafis, seperti tabel, grafik, dan bagan (Kosasih, 2013).

E. Pendekatan, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : saintifik (mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi,

dan jejaring)

2. Model : pembelajaran berbasis masalah

3. Teknik : ceramah, tanya jawab, dan penugasan

Page 159: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media : gambar

2. Alat : laptop, spidol, papan tulis, dan teks laporan observasi

3. Sumber belajar:

Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, Kelas X.

(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik merespons salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan pertanyaan dari guru sehubungan dengan pembelajaran sebelumnya.

2. Peserta didik menerima informasi dengan proaktif tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3. Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

10 menit

Inti 1. Peserta didik membaca contoh teks laporan hasil observasi dengan disiplin (mengamati).

2. Peserta didik bertanya jawab dengan proaktif tentang karakteristik (struktur dan kaidah teks laporan hasil observasi dengan disiplin (menanya).

3. Guru mengarahkan peserta didik untuk menentukan masalah atau aspek apa yang akan dilaporkan dalam penyusunan laporan hasil observasi yang berkaitan dengan tema, yakni meneroka alam semesta.

4. Guru membagi kelompok yang beranggotakan 5-6 orang siswa).

5. Guru mengajak siswa untuk mengamati dan mencari informasi dari gambar yang diperlihatkan

70 menit

Page 160: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

2. Guru menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya.

3. Guru memberikan tugas kepada siswa 4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

10 menit

Pertemuan Kedua

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik merespons salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan pertanyaan dari guru sehubungan dengan pembelajaran sebelumnya.

2. Guru memotivasi dan menjelaskan materi yang akan dipelajari.

3. Guru dan siswa bertanya jawab tentang apa yang diamati pada gambar.

10 menit

Inti 1. Siswa kembali membaca contoh laporan hasil observasi.

2. Siswa dan bertanya jawab tentang langkah-langkah dalam menyusun teks laporan hasil observasi.

3. Siswa mengamati gambar dengan jujur untuk mengumpulkan data

4. Siswa menulis teks laporan hasil observasi yang berdasrkan data gambar yang diamati.

70 menit

Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran 2. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran 3. Guru menyampaiakan pembelajaran

berikutnya. 4. Guru menutup pembelajaran dan

mengucapkan salam.

10 menit

Page 161: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Pertemuan Ketiga

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan pertanyaan dari guru sehubungan dengan pembelajaran sebelumnya.

2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang kegiatan pembelajaran sebelumnya.

15 menit

Inti 1. Siswa kembali duduk di kelompoknya masing-masing

2. Secara bergiliran anggota kelompok tampil di depan anggota kelompoknya membacakan teks laporan hasil observasi yang telah ditulis dan anggota kelompok menilai berdasarkan format yang telah diberikan oleh guru.

3. Setiap kelompok menentukan laporan yang mendapatkan nilai tertinggi.

4. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggi tampil membacakan di depan kelompok lain.

5. Setiap kelompok menilai laporan yang dibacakan oleh setiap kelompok untuk menetukan laporan terbaik di kelas.

70 menit

Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran 2. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran 3. Guru menyampaiakan pembelajaran

berikutnya. 4. Guru menutup pembelajaran dan

mengucapkan salam.

10 menit

B. Penilaian Autentik

1. Penilaian proses Penilaian Sikap

No Aspek yang dinilai

Teknik Penilaian

Waktu Penilaian

Instrumen Penilaian

1. Religius Pengamatan Proses

Lembar Pengamatan 2. Tanggung jawab

3. Disiplin 4. Proaktif 5. Jujur

Page 162: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

2. Penilaian Hasil

a. Penilaian Pengetahuan No Indikator

Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Penilaian Instrumen

1. Menjelaskan sifat teks laporan hasil observasi

Tes tertulis

Uraian Jelaskan sifat teks laporan hasil observasi!

2. Menjelaskan ciri-ciri teks laporan hasil observasi

Tes tertulis

uraian Jelaskan ciri-ciri teks laporan hasil observasi!

b. Penilaian Keterampilan

No Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Penilaian

Instrumen

1. Menentukan struktur teks laporan hasil observasi

Tes tertulis

Uraian Menentukan struktur teks laporan hasil observasi!

2. Menulis teks laporan hasil observasi

Tes tertulis

Uraian Tulislah teks laporan hasil observasi tentang jenis minuman!

3. Lembar Pengamatan Sikap Setiap Peserta Didik

No Nama Siswa

Rel

igiu

s

Juju

r

Dis

iplin

Tang

gung

Jaw

ab

Proa

ktif

Cat

atan

1

2

Page 163: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

3

Indikator sikap religius

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut:

2. Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.

3. Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang

dianut.

4. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan yang Maha Esa

5. Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu

Kriteria Penilaian

Indikator

Sangat Baik (SB) Selalu berperilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut

Baik (B) Sering menunjukkan perilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut

Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut

Kurang (K) Tidak pernah berperilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut

Indikator sikap jujur

1. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan.

2. Tidak plagiat (mengambil atau menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan

sumber) dalam mengerjakan tugas.

3. Melaporkan data atau informasi apa adanya.

4. Mengakui kesalahan atau kekuarangan yang dimiliki.

Kriteria Penilaian Indikator

Sangat Baik (SB) Selalu berperilaku jujur

Page 164: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Baik (B) Sering menunjukkan perilaku jujur

Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku jujur

Kurang (K) Tidak pernah berperilaku jujur

Indikator sikap disiplin

1. Datang tepat waktu

2. Patuh pada tata tertib aturan sekolah

3. Mengerjakan dan mengumpulkan tugas sesuai waktu yang ditentukan

4. Tertib dalam menerapkan aturan penulisan untuk karya ilmiah

Kriteria Penilaian Indikator

Sangat Baik (SB) Selalu berperilaku disiplin

Baik (B) Sering menunjukkan perilaku disiplin

Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku disiplin

Kurang (K) Tidak pernah berperilaku disiplin

Indikator sikap tanggung jawab

1. Mengikuti prosedur pembelajaran di kelas (tidak bolos)

2. Mengerjakan tugas atau ulangan yang diberikan guru

3. Mempersiapkan buku dan alat tulis sebagai penunjang dalam proses

pembelajaran

Kriteria Penilaian Indikator

Sangat Baik (SB) Selalu menunjukkan perilaku tanggung jawab

Page 165: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Baik (B) Sering menunjukkan perilaku tanggung jawab

Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku tanggung jawab

Kurang (K) Tidak pernah menunjukkan perilaku tanggung jawab

Indikator sikap proaktif

1. Aktif mengajukan pertanyaan apabila ada beberapa materi yang belum

dipahami atau dimengerti

2. Aktif mengemukakan pendapat, sanggahan, atau saran

Kriteria Penilaian Indikator

Sangat Baik (SB) Selalu menunjukkan perilaku proaktif

Baik (B) Sering menunjukkan perilaku proaktif

Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku proaktif

Kurang (K) Tidak pernah menunjukkan perilaku proaktif

H. Pedoman Penskoran Aspek

Penilaian Kategori Penskoran Skor

Isi

Sangat baik-sempurna 27-30 Cukup-baik 22-26 Sedang-cukup 17-21 Sangat kurang-kurang 13-16

Struktur teks

Sangat baik-sempurna 18-20 Cukup-baik 14-17 Sedang-cukup 10-13 Sangat kurang-kurang 7-9

Kosakata Sangat baik-sempurna 18-20 Cukup-baik 14-17 Sedang-cukup 10-30 Sangat kurang-kurang 7-9

Kalimat Sangat baik-sempurna 18-20

Page 166: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Cukup-baik 14-17 Sedang-cukup 10-13 Sangat kurang-kurang 7-9

Mekanik Sangat baik-sempurna 9-10 Cukup-baik 7-8 Sedang-cukup 4-6 Sangat kurang-kurang 1-3

Keterangan:

Nilai Perolehan Siswa = ௌ௦௦௨

x 100

Mallusetasi, Mei 2015

Mengetahui: Kepala SMA Negeri 1 Mallusetasi Peneliti,

Drs. Muh. Arief Fiana T., M. Pd. Jumriah, S. Pd. NIP 19580502 198703 1 007 NIM 04 08. 909. 2013

Page 167: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Lampiran

Skor Hasil Penilaian Pretes Kelas Eksperimen

Pemeriksa I

No. Kode sampel

Aspek yang dinilai

Jumlah

Isi

Kara

ngan

Org

anis

asi

kara

ngan

n

Kosa

kata

Peng

guna

an

Baha

sa

Mek

anik

1. E – 1 24 16 15 15 5 75

2. E – 2 17 15 15 15 3 65

3. E – 3 19 14 15 15 4 67

4. E – 4 23 16 16 16 6 77

5. E – 5 22 14 16 16 3 71

6. E – 6 20 13 15 14 3 65

7. E – 7 19 15 15 15 4 68

8. E – 8 18 12 14 15 3 62

9. E – 9 20 16 16 14 5 71

10. E – 10 22 15 15 16 4 72

11. E – 11 22 14 15 15 4 70

12. E – 12 25 16 16 15 4 76

13. E – 13 26 16 16 15 6 79

14. E – 14 18 13 14 13 3 61

15. E – 15 25 16 15 16 5 77

16. E - 16 18 14 15 14 3 64

Page 168: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

17. E – 17 20 15 16 14 4 69

18. E – 18 22 17 15 16 5 75

19. E – 19 19 13 12 14 3 61

20. E – 20 19 14 16 15 5 69

21. E – 21 18 16 15 16 4 69

22. E – 22 27 18 17 16 6 84

23. E – 23 20 14 15 15 3 67

24. E – 24 18 15 14 15 5 65

Mallusetasi, Mei 2015

Pemeriksa I,

Jumriah, S.Pd.

Page 169: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Lampiran

Skor Hasil Penilaian Pretes Kelas Eksperimen

Pemeriksa II

No. Kode sampel

Aspek yang dinilai

Jumlah

Isi

Kara

ngan

Org

anis

asi

kara

ngan

n

Kosa

kata

Peng

guna

an

Baha

sa

Mek

anik

1. E – 1 24 14 15 15 5 73

2. E – 2 18 14 15 15 3 65

3. E – 3 19 14 15 15 4 67

4. E – 4 24 15 16 15 5 75

5. E – 5 20 15 16 16 5 72

6. E – 6 18 14 15 15 3 65

7. E – 7 21 14 15 14 4 68

8. E – 8 18 12 14 15 3 62

9. E – 9 21 16 16 15 5 73

10. E – 10 22 15 15 16 3 71

11. E – 11 22 14 15 15 5 71

12. E – 12 24 15 16 15 5 75

13. E – 13 26 16 16 17 6 81

14. E – 14 18 14 12 13 3 60

15. E – 15 25 16 15 16 6 78

16. E - 16 18 13 15 14 3 63

Page 170: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

17. E – 17 19 15 14 16 3 67

18. E – 18 22 17 15 16 5 75

19. E – 19 17 13 14 14 4 62

20. E – 20 18 14 16 15 4 67

21. E – 21 19 16 15 16 4 70

22. E – 22 26 17 17 16 6 82

23. E – 23 18 15 16 14 4 67

24. E – 24 19 14 14 14 3 64

Mallusetasi, Mei 2015

Pemeriksa II,

Sinarmawati, S.Pd., M.Pd.

Page 171: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Hasil Pretes (Teks Awal) Menulis Teks Laporan Hasil Observasi

Pemeriksa I dan II Kelas Eksperimen

No. Kode sampel Nilai

Rata-rata Jumlah Pemeriksa I Pemeriksa II

1. E – 1 75 73 74 74

2. E – 2 65 65 65 65

3. E – 3 67 67 67 67

4. E – 4 77 75 76 76

5. E – 5 71 72 71,5 72

6. E – 6 65 65 65 65

7. E – 7 68 68 68 68

8. E – 8 62 62 62 62

9. E – 9 71 73 72 72

10. E – 10 72 71 71,5 72

11. E – 11 70 71 70,5 71

12. E – 12 76 75 75,5 76

13. E – 13 79 81 80 80

14. E – 14 61 60 60,5 61

15. E – 15 77 78 77,5 78

16. E – 16 64 63 62,5 63

17. E – 17 69 67 68 68

18. E – 18 75 75 75 75

19. E – 19 61 62 61,5 62

Page 172: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

20 E – 20 69 67 68 68

21. E – 21 69 70 69,5 70

22. E – 22 84 82 83 83

23. E – 23 67 67 65,5 67

24. E – 24 65 64 64,5 65

Page 173: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Lampiran

Skor Hasil Penilaian Postes Kelas Eksperimen

Pemeriksa I

No. Kode sampel

Aspek yang dinilai

Jumlah

Isi

Kara

ngan

Org

anis

asi

kara

ngan

n

Kosa

kata

Peng

guna

an

Baha

sa

Mek

anik

1. E – 1 27 19 18 18 8 90

2. E – 2 24 16 17 15 7 79

3. E – 3 25 18 17 18 7 85

4. E – 4 23 17 16 16 8 79

5. E – 5 25 17 18 18 6 84

6. E – 6 24 18 17 16 8 83

7. E – 7 21 18 17 18 7 81

8. E – 8 20 17 16 16 6 74

9. E – 9 22 17 18 18 8 83

10. E – 10 24 18 16 17 7 82

11. E – 11 24 16 15 16 6 77

12. E – 12 28 18 18 18 8 90

13. E – 13 23 18 17 17 7 82

14. E – 14 24 16 17 16 7 80

15. E – 15 28 18 18 18 8 90

16. E - 16 22 15 15 16 5 73

Page 174: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

17. E – 17 24 16 15 16 6 77

18. E – 18 28 18 18 18 8 90

19. E – 19 22 16 17 17 6 78

20. E – 20 24 15 16 15 7 77

21. E – 21 26 18 18 17 7 86

22. E – 22 29 18 18 16 9 90

23. E – 23 23 15 16 15 6 75

24. E – 24 21 16 15 16 6 74

Page 175: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Lampiran

Skor Hasil Penilaian Postes Kelas Eksperimen

Pemeriksa II

No. Kode sampel

Aspek yang dinilai

Jumlah

Isi

Kara

ngan

Org

anis

asi

kara

ngan

n

Kosa

kata

Peng

guna

an

Baha

sa

Mek

anik

1. E – 1 28 18 18 18 8 90

2. E – 2 24 16 15 15 7 80

3. E – 3 25 17 17 18 7 84

4. E – 4 23 16 16 17 8 80

5. E – 5 24 17 18 18 6 85

6. E – 6 23 18 17 16 8 81

7. E – 7 22 18 17 18 7 83

8. E – 8 19 17 16 15 6 73

9. E – 9 22 17 18 18 8 83

10. E – 10 24 18 16 17 7 85

11. E – 11 22 16 15 16 6 75

12. E – 12 28 18 18 18 8 89

13. E – 13 24 17 17 17 7 82

14. E – 14 25 16 17 16 7 82

15. E – 15 28 18 18 18 8 90

16. E - 16 20 16 15 16 6 73

Page 176: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

17. E – 17 23 16 15 16 6 76

18. E – 18 28 18 18 18 8 90

19. E – 19 20 15 16 17 6 79

20. E – 20 23 15 16 15 7 78

21. E – 21 25 18 18 17 7 84

22. E – 22 27 18 18 18 8 89

23. E – 23 21 15 16 15 6 75

24. E – 24 20 16 15 16 7 75

Page 177: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Hasil Postes Menulis Teks Laporan Hasil Observasi

Pemeriksa I dan II Kelas Eksperimen

No. Kode sampel Nilai

Rata-rata Jumlah Pemeriksa I Pemeriksa II

1. E – 1 90 90 89,5 90

2. E – 2 79 80 79,5 80

3. E – 3 85 84 84,5 85

4. E – 4 80 80 80 80

5. E – 5 84 85 84,5 85

6. E – 6 83 81 82 82

7. E – 7 81 83 82,5 83

8. E – 8 75 73 74 74

9. E – 9 83 83 83 83

10. E – 10 82 85 83,5 84

11. E – 11 77 75 76 76

12. E – 12 90 89 89,5 90

13. E – 13 82 82 81,5 82

14. E – 14 80 82 81 81

15. E – 15 90 90 90 90

16. E – 16 73 73 73 73

17. E – 17 77 76 76,5 77

18. E – 18 90 90 90 90

19. E – 19 78 79 78,5 79

Page 178: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

20 E – 20 77 78 77,5 78

21. E – 21 86 84 85 85

22. E – 22 90 88 89 89

23. E – 23 74 75 74,5 75

24. E – 24 74 75 74,5 75

Page 179: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Lampiran

Skor Hasil Penilaian Pretes pada Kelas Kontrol

Pemeriksa I

No. Kode Sampel

Aspek yang dinilai

Jumlah

Isi K

aran

gan

Org

anis

asi

Kara

ngan

Kosa

kata

Peng

guna

an

Baha

sa

Mek

anik

1. K - 1 14 16 15 15 5 75

2. K - 2 21 15 14 16 4 68

3. K - 3 18 14 14 15 4 65

4. K - 4 23 15 16 15 6 75

5. K - 5 21 16 14 14 3 68

6. K - 6 18 13 15 14 3 63

7. K - 7 18 14 13 13 4 62

8. K – 8 18 10 14 15 3 60

9. K - 9 20 16 16 14 5 71

10. K -10 18 15 15 14 3 65

11. K -11 23 15 15 15 3 71

12. K -12 24 16 15 15 5 75

13. K -13 20 16 16 15 4 71

14. K -14 18 13 13 14 3 61

15. K -15 20 16 15 15 5 71

16. K -16 24 15 14 15 5 73

Page 180: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

17. K -17 18 15 14 14 4 65

18. K - 18 22 14 15 16 5 72

19. K - 19 23 15 15 16 5 74

20. K - 20 22 15 16 15 4 72

21. K - 21 20 14 15 16 4 69

22. K - 22 18 14 15 15 4 66

23. K - 23 25 16 15 17 5 78

24. K - 24 25 16 17 16 6 80

25. K – 25 22 15 15 14 4 70

26. K - 26 20 15 14 14 4 67

Mallusetasi, Juni 2015

Pemeriksa I

Jumriah, S,Pd.

Page 181: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Lampiran

Skor Hasil Penilaian Pretes pada Kelas Kontrol

Pemeriksa II

No. Kode Sampel

Aspek yang dinilai

Jumlah

Isi K

aran

gan

Org

anis

asi

Kara

ngan

Kosa

kata

Peng

guna

an

Baha

sa

Mek

anik

1. K - 1 23 16 15 16 5 75

2. K - 2 20 15 14 15 4 68

3. K - 3 18 15 16 15 4 68

4. K - 4 25 16 14 15 5 76

5. K - 5 23 14 15 16 3 71

6. K - 6 18 13 15 14 3 63

7. K - 7 19 14 25 15 4 67

8. K – 8 18 12 14 15 3 62

9. K - 9 20 16 16 15 4 71

10. K -10 20 15 15 14 3 67

11. K -11 25 16 15 15 3 74

12. K -12 24 16 16 15 5 76

13. K -13 22 16 16 15 4 73

14. K -14 20 13 14 14 3 64

15. K -15 21 16 15 15 5 72

16. K -16 24 15 14 16 4 73

Page 182: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

17. K -17 20 15 14 14 5 68

18. K - 18 22 15 15 16 4 73

19. K - 19 23 15 16 15 5 74

20. K - 20 22 15 16 13 4 70

21. K - 21 20 14 15 16 4 69

22. K - 22 18 15 17 16 3 65

23. K - 23 25 16 15 16 6 77

24. K - 24 24 16 17 16 3 79

25. K – 25 22 15 15 14 4 79

26. K - 26 20 15 15 14 4 67

Mallusetasi, Juni 2015

Pemeriksa II,

Sinarmawati, S,Pd., M.Pd

Page 183: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Hasil Tes Awal (Pretes) Menulis Teks Laporan Hasil Observasi

(Pemeriksa I dan II) Kelas Kontrol

No. Kode Siswa Nilai

Rata-rata Nilai Akhir

Pemeriksa I Pemeriksa II

1. K - 1 75 75 75 75

2. K - 2 68 68 68 68

3. K - 3 65 68 65 67

4. K - 4 75 76 75,5 76

5. K - 5 68 71 69,5 70

6. K - 6 63 63 63 63

7. K - 7 62 67 64,5 65

8. K – 8 60 62 61 61

9. K - 9 71 71 71 71

10. K -10 65 67 66 66

11. K -11 71 74 72,5 73

12. K -12 75 76 75,5 76

13. K -13 71 73 72 72

14. K -14 61 64 62,5 63

15. K -15 71 72 71,5 72

16. K -16 73 73 73 73

17. K -17 65 68 66,5 67

18. K - 18 72 73 72,5 73

19. K - 19 74 74 74,5 74

Page 184: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

20. K - 20 72 70 72 71

21. K - 21 69 69 69 69

22. K - 22 66 65 65,5 66

23. K - 23 78 77 77,5 78

24. K - 24 80 79 79,5 80

25. K – 25 70 70 70 70

26. K - 26 67 67 67 67

Page 185: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Lampiran

Skor Hasil Penilaian Postes pada Kelas Kontrol

Pemeriksa I

No. Kode Sampel

Aspek yang dinilai

Jumlah

Isi K

aran

gan

Org

anis

asi

Kara

ngan

Kosa

kata

Peng

guna

an

Baha

sa

Mek

anik

1. K - 1 23 16 17 18 6 80

2. K - 2 21 17 16 15 6 75

3. K - 3 26 18 18 18 8 88

4. K - 4 24 17 16 15 8 80

5. K - 5 22 17 17 17 7 80

6. K - 6 22 15 17 16 5 75

7. K - 7 20 17 17 16 5 75

8. K – 8 24 17 15 17 7 80

9. K - 9 25 16 17 18 7 83

10. K -10 22 15 15 16 6 74

11. K -11 23 15 15 15 6 72

12. K -12 25 18 19 17 6 85

13. K -13 24 16 17 17 7 81

14. K -14 22 15 16 16 6 75

15. K -15 23 16 15 15 6 75

16. K -16 21 15 15 15 7 73

Page 186: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

17. K -17 20 16 17 16 6 75

18. K - 18 23 16 17 16 8 80

19. K - 19 26 16 17 16 7 82

20. K - 20 27 18 18 17 8 88

21. K - 21 21 16 15 16 6 74

22. K - 22 21 16 15 15 6 73

23. K - 23 26 16 17 17 7 83

24. K - 24 20 16 16 16 6 74

25. K – 25 23 15 16 16 5 75

26. K - 26 22 16 15 16 5 74

Mallusetasi, Juni 2015

Pemeriksa I

Jumriah, S,Pd.

Page 187: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Lampiran

Skor Hasil Penilaian Postes pada Kelas Kontrol

Pemeriksa II

No. Kode Sampel

Aspek yang dinilai

Jumlah

Isi K

aran

gan

Org

anis

asi

Kara

ngan

Kosa

kata

Peng

guna

an

Baha

sa

Mek

anik

1. K - 1 22 17 17 17 7 80

2. K - 2 21 17 17 15 6 76

3. K - 3 26 18 18 17 8 87

4. K - 4 25 16 16 15 7 79

5. K - 5 22 17 16 17 7 79

6. K - 6 22 15 16 15 5 73

7. K - 7 21 15 16 16 7 75

8. K – 8 25 16 17 16 7 81

9. K - 9 23 16 17 17 7 80

10. K -10 22 16 15 15 5 73

11. K -11 21 15 16 16 5 73

12. K -12 24 18 18 17 7 84

13. K -13 26 16 17 17 7 83

14. K -14 22 15 16 17 7 77

15. K -15 22 16 15 15 6 74

16. K -16 20 15 15 16 5 71

Page 188: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

17. K -17 21 16 17 16 7 78

18. K - 18 22 16 17 16 7 78

19. K - 19 25 17 17 16 8 83

20. K - 20 26 18 18 17 8 87

21. K - 21 21 17 15 16 6 75

22. K - 22 20 16 15 17 5 73

23. K - 23 26 16 17 17 7 83

24. K - 24 20 16 16 17 5 74

25. K – 25 22 15 17 16 5 75

26. K - 26 21 16 15 16 5 73

Mallusetasi, Juni 2015

Pemeriksa II,

Sinarmawati, S,Pd,, M.Pd

Page 189: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

Hasil Tes Akhir (Postes) Menulis Teks Laporan Hasil Observasi

(Pemeriksa I dan II) Kelas Kontrol

No. Kode Siswa Nilai

Rata-rata Nilai Akhir

Pemeriksa I Pemeriksa II

1. K - 1 80 80 80 80

2. K - 2 75 76 75,5 76

3. K - 3 88 87 87,5 88

4. K - 4 80 79 79,5 80

5. K - 5 80 79 79,5 80

6. K - 6 75 73 74 74

7. K - 7 75 75 75 75

8. K – 8 80 81 80,5 81

9. K - 9 83 80 81,5 82

10. K -10 74 73 81 81

11. K -11 80 81 80,5 85

12. K -12 85 84 84,5 85

13. K -13 81 83 82 82

14. K -14 75 77 76 76

15. K -15 75 74 74,5 75

16. K -16 73 71 72 72

17. K -17 75 75 75 75

18. K - 18 80 78 79 79

19. K - 19 82 83 82,5 83

Page 190: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …

20. K - 20 88 87 87,5 88

21. K - 21 74 75 74,5 75

22. K - 22 73 73 73 73

23. K - 23 83 83 83 83

24. K - 24 74 74 74 74

25. K – 25 75 75 75 75

26. K - 26 74 73 73,5 74

Page 191: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM …