8

ISBN: 978-602-7508-55-2 - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... · GMO (Genetecally modificated Organism), kontaminasi E. coli pada pangan

Embed Size (px)

Citation preview

. -

ISBN: 978-602-7508-55-2

Peranan Analisis Wacana Kritis dalam Pemilihan Topik Diskusi Isu Sosiosaintifik Mikrobiologi Melalui Media Sosial

Yanti Herlanti'2), Ijang Rohman2), Any Fitriani2) , Nuryani Rustaman2'

1 } Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta [email protected]

2 ) Prodi Pendidikan I PA, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memilih topik yang fertil, yang akan digunakan pada diskusi isu sosiosaintifik melalui media sosial. Pada rentang tahun 2010-2011 ada tiga isu sosiosaintifik bidang mikrobiologi pada media massa. Tiga isu sosiosantifik tersebut adalah polemik E. sakazakii, /casus E. coli, dan promosi kondom pada hari AIDS. Pelaksanaan diskusi yang dilakukan oleh 180 mahasiswa pendidikan Biologi yang mengambil mata kuliah mikrobiologi dari tahun akademik yang berbeda, menunjukkan polemik E. sakazakii merupakan topik yang fertil. Dalam tiga ulangan, topik ini selalu memunculkan kelompok pro dan kontra secara alami. Analisis wacana kritis pada polemik E. sakazakii menunjukkan kandungan ideologi dan ketimpangan kuasa. Analisis wacana kritis dapat digunakan oleh pengajar sains untuk memilih topik fertil pada diskusi isu sosiosaintifik.

Rata kunci: diskusi, isu sosiosaintifik, mikrobiologi, analisis wacana kritis

Abstract: This study aimed to pick a fertile topic, which will be used in the discussion of issues sosioscientific through social media. In 2010 untill 2011 there were three microbial issues sosioscientific in the mass media. Three issues socioscientific are E. sakazakii polemic, cases of E. coli, and the promotion of condoms on AIDS Day. The issues sosioscientific discussions involved 180 pre service teachers taking microbiology course. The result showed polemic E. sakazakii is a fertile topic. In three replicates, this topic always brings out the pros and cons naturally. Critical discourse analysis in polemics E. sakazakii showed the content of ideology and power imbalances. Critical discourse analysis can be used by science teachers to choose a fertile topic on the discussion issue sosioscientific.

Keywords: Discussion. Issues Sosioscientific, Microbiology, Critical Discourse Analysis

I . L A T A R B E L A K A N G

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada Abad 21 begitu pesat, menyebabkan berbagai informasi dapat diakses dengan cepat melalui ujung jari . Informasi duniapun menjadi satu, banyak isu yang sifatnya lokal menjadi isu milik dunia. Diantara isu-isu tersebut banyak isu yang berkonten sains seperti kontroversi pangan GMO (Genetecally modificated Organism), kontaminasi E. coli pada pangan pertanian di Jerman, kontaminasi E. sakazakii pada susu formula dan makanan bayi di Indonesia, petisi anti biotik oleh dokter di Indonesia, penggunaan kondom untuk mencegah AIDS, virus H5N1 dan N A M R U , dan pro kontra imunisasi pada bayi, serta berbagai isu lainnya.

Hanya saja isu-isu sains yang ada di masyarakat, jarang diapresiasi oleh guru di kelas sains. Pembelajaran sains di kelas jarang melakukan diskusi dan debat terhadap isu sains. Hal ini dikarenakan inkuri sainstifik untuk memperoleh konsep sains, masih didominasi kegiatan laboratorium yang bersifat procedural, belum memberikan sedikit porsi bagi kegiatan diskusi yang bersifat kontekstual. Padahal menurut Cross et al. (2008) diskusi di kelas sangat efektif dalam mengkontruksi pengetahuan, karena para pelajar mengemukan ideanya, bertanya, memberikan umpan balik, dan mengevaluasi ideanya.

Isu yang berkembang di media, menurut Lee (2008) dapat ditinjau dari Nature of Science Socioscientific Issue/NOS SSI (Isu sosiosaintifik hakekat sains) dan isu Science Technology Society Socioscientific Issue/STS SSI (Isu sosiosaintifik sains teknologi masyarakat). Adapun Osborne (2005) menyebutnya sebagai diskusi isu ilmiah untuk NOS SSI dan isu sosiosaitifik untuk STS SSI. Isu sosiosaintifik mengacu pada permasalahan atau konsep sains yang nienimbulkan kontroversi di masyarakat karena dipengarui oleh sudut pandang social politik (Salder & Zeidler, 2005). Menurut hasil penelitian Osborne (2005) argumentasi pada konteks ilmiah lebih sulit dari pada konteks sosiosaintifik. Kegagalan diskusi ilmiah karena sains dikesankan sebagai kumpulari fakta yang tidak terpecahkan (Newton et al., 1999 dalam Brunsell & Cimino, 2009). Adapun diskusi dalam konteks sosiosaintifik lebih luas tidak hanya melibatkan pengetahuan saintifik, tetapi juga etika dan nilai, sehingga partisipasi pelajar dalam diskusi isu sosiosaintifik lebih banyak dari pada isu ilmiah (Osborne, 2005).

<f " o n gains Jjalam. <fll>ad21 24

ISBN: 978-602-7508-55-2 Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs

Universitas Negeri Surabaya 2013

Diskusi isu sosiosaintifik melibatkan komponen sosial sebagaimana keterlibatan saintifik (Robert & Q(

2009), akibatnya diskusi mampu menggali hakikat sains lebih dalam baik konseptual maupun kontekst (Nuangchalern, 2009, 2010), selain itu argumen siswa dalam mendiskusikan isu sosiosaintifik menggambark pengetahuan ilmiah, etika, dan nilai (Osborne, 2005). Banyak hasil penelitian mengungkapkan diskusi sosiosaintifik berhubungan dengan literasi sains (Osborne, 2005; Dawson & Venville, 2009; Marreo & Mens; 2010; Nuangchalernm 2010), peningkatan keterampilan berargumen (Osborne, 2005; Chang& Chiu, 2008; Daws & Venville, 2009), peningkatan belajar dan berpikir analitis (Wongsari & Nuangchalern, 2010), peningkai penalaran moral (Sadler & Zeidler, 2004; Wongsari & Nuuangchalern, 2010), dan peningkatan penalaran inforn (Chang & Chiu, 2008; Dawson & Venville, 2009).

Keberhasilan diskusi isu sosiosaintifik di kelas tergantung pada kesiapan siswa dan guru. Sis-memerlukan pemahaman sains lintas disiplin (Dani, 2011), pengajar memiliki pemahaman dan kemampuan dal; mengelola dan menilai diskusi isu sosiosaintifik (Reis & Galvao, 2009). Pengajar pun harus jeli memilih toj diskusi, topik diskusi yang baik adalah yang memungkinkan terjadi pro dan kontra. Penelitian ini bertujuan unt menelaah isu-isu saintifik yang ada di media massa Indonesia pada kisaran waktu 2010 - 2011, kemudi menganalisis isi isu yang bersifat fertil, yaitu isu yang dapat memunculkan kelompok pro dan kontra secara alami.

I I . M E T O D E P E N E L I T I A N

Penelitian bersifat kualitatif, yaitu melakukan analisis terhadap konten media massa yang daf memunculkan kelompok pro dan kontra secara alami. Selama tahun 2010-2011, ada beberapa isu dalam bida mikrobiologi yang menghiasi media massa Indonesia, diantaranya adalah kontaminasi E. sakazakii pada makan bayi dan susu formula, penyebaran kondom pada hari AIDS oleh Menteri Kesehatan, dan kontaminasi E. coli Jerman. Ketiga isu tersebut didiskusikan di kelas sains untuk melihat, isu mana yang memunculkan kelompok p uan kontra secara alami. Selanjutnya setelah didapatkan satu buah topik fertil, topik tersebut didiskusikan kemb; selama dua kali periode diskusi. Diskusi melibatkan mahasiswa Pendidikan Biologi sejumlah 180 orang yai sedang mengambil mata kuliah Mikrobiologi. Diskusi dilakukan melalui media sosial yaitu weblog dan faceboo Diskusi untuk menemukan topik fertil kontaminasi E. sakazaki dan pembagian kondom pada hari AIDS dilakuk: oleh 78 mahasiswa tahun akademik 2010 berlangsung pada tanggal 04 Maret - 11 Mei 2011, dan disku kontaminasi E. coli di Jerman dilakukan oleh 23 mahasiswa Semester Pendek, berlangsung pada tanggal 18 Juli -Agustus 2011. Diskusi untuk mendiskusikan kembali satu topik fertil dilakukan selama dua periode, yaitu oleh ; mahasiswa pada tahun akademik 2011 pada tanggal 1-8 Juni 2012 dan 42 mahasiswa tahun akademik 2012 pa< tanggal 20-26 November 2012

Analisis wacana kritis digunakan sebagai alat analisis untuk menganalisis mengapa sebuah topik dap bersifat "fertil". Secara harfiah wacana bermakna ucapan lisan dan tulisan dalam suatu rangkaian dan dibentuk ole lebih dari satu kalimat (Syamsudin, 2011). Adapun analisis wacana kritis adalah proses memberi penjelasan pac sebuah teks (realitas sosial) yang mengandung kepentingan tertentu (Darma, 2008). Menurut Siegfried JaEgi (2001) analisis wacana dapat digunakan untuk melihat suatu peristiwa diskursif.

I I I . H A S I L P E N E L I T I A N

1. Kontaminasi E . sakazakii pada susu formula dan makanan bayi merupakan topik yang fertil

Dari tiga topik«yang diberikan dalam diskusi yaitu 1) polemik E. sakazakii, 2) penyebaran kondom dan ha: AIDS, dan 3) E. coli Jerman dan tuntutan petani Spanyol, hanya polemik E. sakazakii yang memunculkan kelompo kontra dan pro secara alami. Polemik E. sakazakii kemudian diulang selama dua periode diskusi dengan mahasisw yang berbeda, hasilnya tetap sama, bahwa polemik E. sakazakii memunculkan kelompok pro dan kontra secar alami. llasil dapat dilihat pada Tabel 1.

2. Analisis wacana kritis terhadap polemik E . sakazakii

Polemik E. sakazaki di media massa telah dimulai sejak Febuari 2008 sampai 9 Mei 2011. Polemik E sakazakii terkoleksi secara lengkap dan dapat diakses secara online d http.7/lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/l 153/1/. Berdasarkan koleksi berita tersebut, terlihat bahwa teks tersebu merupakan teks yang bersifat diskursif. Hasil analisis wacana teks-teks polemik E. sakazakii terlihat pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2 kita dapat melihat masing-masing pihak memiliki argumen untuk mengumumkan dai tidak mengumumkan susu formula yang terkontaminasi E. sakazakii. Pihak IPB. BPOM, dan Menteri Kesehatar berada dipihak yang kontra dengan mengumumkan merk susu terkontaminasi E. sakazakii. Adapun DPR, Davie M L Tobing, dan LSM Konsumen berada pada pihak yang pro dengan pengumuman merk susu terkontaminasi E sakazakii.

Jika dilihat dari kubu kontra, maka kubu kontra memandang bahwa mengumumkan merek susu formula terkontaminasi E. sakazakii akan merugikan bangsa dan negara. Merek sebuah susu formula dimiliki oleh sebuah pcrusahan tertentu. Jika IPB, BPOM, dan Menkes mengumumkan merek susu tertentu, maka akan terjadi

ti 'kporcayaan publik terhadap merek susu tersebut, yang mengakibatkan perusahaan susu tersebut menjadi

(ftxan gains J)alam. (flhad 21 25 . t

.!. ... 79 ganua'-i 2013 l«L '

Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs ISBN: 978-602-7508-55-2 Universitas Negeri Surabaya 2013

"koleps/bangkrut". Dalam hal ini, baik secara sengaja atau pun tidak IPB dan pemerintah sedang melindungi

produsen. Jika dilihat dari kubu pro, maka kubu pro memandang bahwa publik atau masyarakat atau konsumen

hak tahu agar tidak merasa was-was ketika mengkonsumsi susu formula. Kubu pro memandang konsumen perlu • ^ 'nan kenyamanan dan keamaan. David M L Tobing adalah seorang pengacara perdata, yang lebih banyak J nerkarakan hal-hal yang menjadi kepentingan publik dan konsumen (baca , . / / w w w j D n n com/index.php?mib=berita.detail&id=69692h DPR adalah lembaga yang mewakili suara rakyat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat adalah lembaga yang kerap kali memperjuangkan kepentingan masyarakat. Jadi, tampak jelas bahwa kubu pro mewakili rakyat.

Tabel 1. Hasil Pelaksanaan Diskusi Isu Sosiosaintifik pada Ketiga Topik Diskusi

Topik Pelaksanan Diskusi

Pro (n)

Kontra (n)

Jumlais (n)

Standpoint: Polemik E. sakazakii

^ f i j g . Apakah I P B perlu .ffi^V^B'i iiieugrunnmiknn merk susu ' ^ H 9 ^ J formula dan makauau bayi

vaiig terkontaminasi E. sakazakii?

04 Maret-11 Mei 2011

9 69 78 Standpoint: Polemik E. sakazakii

^ f i j g . Apakah I P B perlu .ffi^V^B'i iiieugrunnmiknn merk susu ' ^ H 9 ^ J formula dan makauau bayi

vaiig terkontaminasi E. sakazakii?

1-8 Juni 2012

6 31 37

Standpoint: Polemik E. sakazakii

^ f i j g . Apakah I P B perlu .ffi^V^B'i iiieugrunnmiknn merk susu ' ^ H 9 ^ J formula dan makauau bayi

vaiig terkontaminasi E. sakazakii?

20-26 November 2012

19 23 42

Standpoint: Kasus E. coli

Apakah and a setuju dengan 18 Juli - 5 tindakan pet an i Spanyol, Agustus 23 0 23 menuntut Jerman pada kasus 2011 E. coli?

Standpoint: Kondom & H I V .AIDS

X Setujukah anda dengan pembagian kondom yang selalu dilakukan dalam pSringatan hari AIDS?

04 Maret-11 Mei 2012

78 78

Menurut Darma (2008), sebuah wacana merupakan sebuah wacana kritis j ika ada yang mendominasi dan didominasi atau ada subyek dan ada obyek, serta ada kepentingan ideologis yang menjadikan sesuatu tersubordinat. Pada kasus polemik E. sakazakii tampak jelas bahwa politik ekonomi, yaitu ada kepentingan bisnis dan perdagangan. Ideologi politik ekonomi ini mejadikan IPB, BPOM, dan Menteri Kesehatan memempertimbangkan untuk tidak mengumumkan merek susu terkontaminasi E. sakazakii. IPB, BPOM dan Menkes seakan-akan menjadi obyek yang tersubordinat oleh pengusaha susu formula.

Polemik £. sakazakii merupakan isu yang bersifat kritis, yaitu mengandung ideologi tertentu dan pihak yang tersubordinasi. Analisis wacana pun menunjukan kefertilan isu, dengan kubu pro kontra terindentifikasi jelas keberpihakannya (berpihak pada produsen atau konsumen). Berdasarkan analisis wacana kritis, maka polemik E. sakazakii merupakan topik yang dapat dijadikan diskusi isu sosiosaintifik.

<f " o n gains J)alam (Jihad 21 26 i f l i f e

Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs i ISBN: 978-602-7508-55-2 Universitas Negeri Surabaya [2013

Tabel 2. Analisis Opini Kubu Pro dan Kontra terhadap Pengumuman Merek Susu Formula Terkontaminasi E. sakazakii

BPOM (Kemenkes-Pemerintah) IPB DPR David Tobing Badan Perlindungan Konsumen Nasional

Opini Menolak mengumumkan merk susu tercemar E.sakazakii

Tidak mengumumkan merk susu dan makanan bayi terkontaminasi E. sakazakii pada tahun 2003-2006

Mutlak mengumumkan merek-merek susu yang terkontaminasi E.sakazakii

Mcnggugat IPB, Badan POM, dan Menteri Kesehatan untuk mengumumkan merk susu terkontaminasi E. sakazakii

Polemik sampel susu bubuk formula dan makanan bayi yang terkontaminasi Enterobacter sakazakii segera diakhiri

Alas an • Penelitian yang dilakukan Insitut Pertanian Bogor (IPB) antara tahun 2003-2006 dan diumumkan pada 2008

• scbelum tahun 2008, di Indonesia bclum ada aturan susu formula bebas Enterobacter sakazakii.

• Juli 2008 Codex Alimentarius Commission (CAC), badan tertinggi kcamanan pangan dunia mensyaratkan produk sufor bebas bakteri Sakazakaii.

• 2009 BPOM telah mengambil 11 sampel sufor di pasaran, kemudian disusul dengan 99 sampel pada 2010. Hingga Februari 2011 melakukan pengambil sejumlah 18 sampel. berdasarkan hasil pengujian, semua bebas E. sakazakii

• Pihak IPB belum menerima salinan resmi dan otentik dari MA mcngcnai putusan tersebut

• mengumumkan merek susu formula yang sampelnya dulu pemah mcngandung E sakazakii bukan kewenangan IPB dan penelitian yang menjadi dasar bukanlah penelitian pcngawasan

• Pengumuman merek susu mengandung Enterobacter sakazakii yang digunakan dalam sampel penelitian bcrtcntangan dengan etika penelitian dan etika akademik.

• penelitian terbaru IPB menunjukkan tak ada susu bubuk formula yang mengandung bakteri E. sakazakii.fTahun 2009, dari 42 sampel)

• MA sudah diumumkan, bahkan diputuskan pada April 2010

• Alasan belum menerima salinan putusan dari pcngadilan tak dapat dijadikan alibi bagi institusi pemerintahan maupun IPB untuk tidak mengumumkannya

• menyebabkan kcresahan dan kckhawatiran masyarakat

• Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memenangkan David.

• Putusan kasasi MA mewajibkan IPB, Badan POM. dan Menteri Kesehatan memublikasikan nama-nama susu formula yang tercemar tersebut.

• Mahkamah Agung adalah institusi hukum tertinggi, putusannya hams dihormati

• IPB perlu membuka karena tuntutan publik.

• Tapi pada dasarnya, tak ada manfaat apa-apa untuk konsumen jika dikatakan ini demi kepentingan konsumen.

(f e t a / i gains _J)alam (Jihad 21

I S B N : 978-602-7508-55-2 Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs

Universitas Negeri Surabaya 2013

IV. SIMPULAN DAN SARAN

1, S i m p " ' 3 " Pada diskusi isu sosiosaintifik sangat diperlukan adanya kelompok pro dan kontra. Kelompok pro dan kontra muncul secara alamiah, atau dipaksakan untuk dibentuk menjadi dua kelompok pro dan kontra. Kelompok

dan kontra akan terbentuk secara alami, apabila topik wacana yang didiskusikan bersifat kritis, yaitu pro dan kontra didasarkan pada ideologi tertentu, ideologi yang satu menjadi subordinat dari ideologi yang lainnya.

2. Saran Diskusi berkaitan dengan sains secara kontekstual sangat diperlukan oleh pembelajar, selain sains yang

sifatnya konseptual dan prosedural. Diskusi isu sosiosaintifik adalah diskusi yang paling mudah dilakukan di kelas sains karena siswa dapat menggunakan berbagai sudut pandangnya dalam memandang permasalahan, bukan sekedar sudut pandang saintifik saja. Pada diskusi isu sosiosaintifik adanya kelompok pro dan kontra adalah kemutlakan. Pengajar harus mampu memilih topik yang dapat memunculkan kelompok pro dan kontra. Analisis wacana kritis dapat digunakan oleh pengajar untuk menggali unsur ideologi yang terkandung dalam topik, dan kemungkinan ada tidaknya pihak tersubordinat (ketimpangan kuasa). Unsur ideologi dan ketimpanganan kuasa dapat menjadi indikasi, topik wacana yang fertil, yang dapat memunculkan kelompok pro kontra secara alami.

Selanjutnya, setelah mendapatkan topik fertil melalui analisis wacana kritis, pengajar membuat standpoint yang untuk menggali pendapat para peserta diskusi. Diskusi isu sosiosaintifik dapat dilaksanakan melalui media sosial, salah satu media sosial yang popular adalah jejaring sosial, "facebook". Diskusi isu sosiosaintifik melalui grup "facebook" dapat mengatasi keterbatasan waktu dan ruang, yang biasanya terjadi pada diskusi di kelas sains.

DAFTAR P U S T A K A

1. Brusell, E. & Cimino, C. (2009). Investigating the Impact o f Weekly Weblog Assignments on the Learning Environment of a Secondary Biology Course. Technology & Social Media (Special Issue, Part 1), 2009, 15(2/

2. Chang, S.N. & Chiu, M.H. (2008). Lactos's Scientific Research: Programmes as a Framework for Analysing Informal Argumentation about Sosio-scientific Issues. International Journal of Science Education, 30 (17) pp.1753-1773

3. Cross, D. et al., (2008). Argumentation: a Strategy for improving achievement and revealing scientific identities. International Journal of Science Education, 30(6) pp. 837-861

4. Dani, D. (2011). Sustainability as a Framework for Analyzing Socioscientific Issue. International Electronic Journal of Environment Education. 1(2) pp 113-126

5. Darma, Y.A. (2009). Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya

6. Dawson. V. & Venville, G.J. (2009). High School Student's Informal Reasoning and Argumentation about Biotechnology: An Indicator of Science Literacy?. International Journal of Science Education, 31 (11) pp.1412-1445

?• Jaf.ge, Siegfried. (2001). Discourse and knowledge: theoretical and methodological aspects o f a critical discourse and dispositive analysis. Ruth Wodak & Methods o/Michael Meyer [Eds]. Critical Discourse Analysis. London: Sage.

8. Lee, C.K. (2008). A Proposed Instructional Model Using Socioscientific Issues to Illustrate the Nature of Science (NOS-SSI Instructional Model). Tersedia online di aracte.org/publications/LeeWinter2008.pdf

9. Marrero, M.E. & Mensah, F .M.M. (2010). Socioscientific Decision Making the Ocean: The Case Study of 7 t h

Grade Life Science Students. Electronic Journal of Science Education. 14(1)

10. Nuangchalern, P. (2009). Developing o f Socioscientific Issue-Based Teaching for Preservice Science Teachers. Journal of Social Science. 5(3), 239-243

11 Nuangchalern. P. (2010). Engaging Students to Perceive Nature o f Science Though Socioscientific Issue-Based Instruction. European Journal of Social Science. 13(1), 34-37

12 Osborne, J. (2005). The Role o f argument in Science Education. K. Boesma, M . Goedhart, O. De Jong, & H. Eijkclhof [Eds]. Research and Quality of Science Education. Dordrecht, Nederlands: Spinger.

11 Reis, P. & Galvao. (2009). Teaching Controversial Socio Scientific Issue in Biology and Geology Clases: a Case Study. Electronic Journal of Science Education. 13(1)

<f " a / 1 gains JJalanx (Jihad 21 28

ISBN: 978-602-7508-55-2 Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs

Universitas Negeri Surabaya 2013

14. Robert, R. & Gott, R. (2010). A framework for Practical Work, Argumentation, and Scientific Literacy. G.Cakmaci & M.F. Tafsar [Eds/, a Collection of papers presented at ESERA 2009 Conference. Contemporary Science Education Research: Scientific Literacy and Social Aspects of Science, pp. 99-105. Ankara: Pegem Akademi

15. Sadler, T.D. (2011). Socio-scientific Issues in the Classroom. Dordrecht, Nederlands: Spinger.

16. Serrano, M.J.H. (2011). Progressing the Social Dimension Toward the Collaborative Construction of Knowledge in 2.0 Learning Environments: A Pedagogical Approach. White, B., King, I . , & Tsang, P. (Eds), Social Media Tools and Platforms in Learning Environtment. London: Springer.

17. Syamsudin, (2011). Analisis Wacana. Bandung: Geger Sunten

18. Wongsri, P. & Nuangchalern, P. (2010). Learning Outcomes Between Socioscientific Issue Based Learning and Convetional Learning Activities. Journal of Social Science. 6(2), 240-24

mm*

A.

(fatan gains J)alam (Jihad 21

guta6a.ua, 19 Sanuatl 2013

20