10
ED 978-602-1034-12-5 SEMINARS NASIONAL IPA VI "REVOLUSI MENTAL MENUJU MANUSIA INDONESIA BERKEPRIBADIAN MELALUI PENDIDIKAN IPA" Jilid 3

ED -5 SEMINARS NASIONAL VI - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032-ANY... · bahwa kedua pembelajaran telah sesuai dengan rencana pelaksanaan

Embed Size (px)

Citation preview

ED 978-602-1034-12-5

SEMINARS NASIONAL IPA VI "REVOLUSI MENTAL MENUJU MANUSIA INDONESIA BERKEPRIBADIAN MELALUI PENDIDIKAN IPA"

Jilid 3

:

- «*•!>• n.im0*<

Seminar Nasional IPA VI Tahun 2015 "Revolusi Mental Menuju Manusia Indonesia Berkepribadian Melalui Pendidikan IPA"

THE EFFECT OF PROJECT BASED LEARNING AND PROBLEM BASED LEARNING TO IMPROVE MASTERY OF CONCEPTS IN JUNIOR HIGH SCHOOL

Nofrianita, Any Fitriani Science Education Program Study, Post Graduate School Indonesia University of Education

E-mail: nofrianitaaditya(5)rocketmail.com, anyfirianiffiyahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to evaluated the effect of Project Based Learning (PjBL) and Problem Based Learning (PBL) to improve mastery of concepts. Research method used quasi experiment, pretest and posttest control group design. Subject for this research are eight grade junior high school in SMPN Sukabumi. Data was collected using instruments, i.e w r i t t e n test, quesionnaire sheet and observation sheet. Result of observation sheet show that both of instructional matched w i t h lesson plan. Based on analysis quesionnaire revealed that student interested and comfortable with PjBL and PBL. The result showed that mastery of concepts has the average of N-Gain 0,63 for PjBL and 0,55 for PBL (in the medium category). Hypotheses test used T~ test, the result showed increase on mastery of concepts on PjBL and PBL were significant di f ferent, (p<0,005).

Keywords: Project Based Learning, Problem Based Learning, Mastery of Concepts

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh Project Based Learning (PjBL) dan Problem Based Learning (PBL) terhadap peningkatan penguasaan konsep. M e t o d e penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment, pretest and posttest group design. Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas delapan di SMP Sukabumi. Data dikumpulkan menggunakan instrumen, yaitu tes tertul is , lembar kuesioner dan lembar observasi. Hasil dari lembar observasi menunjukkan bahwa kedua pembelajaran telah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berdasarkan analisis kuesioner mengungkapkan bahwa siswa tertarik dan nyaman dengan PjBL dan PBL. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata N-Gain penguasaan konsep sebesar 0,63 untuk PjBL dan 0,55 untuk PBL (dalam kategori sedang). Analisis uji hipotesis dengan menggunakan uji 7, menunjukkan hasil peningkatan penguasaan konsep PjBL dan PBL berbeda secara signifikan, (p<0,005).

Kata kunci: Project Based Learning, Problem Based Learning, Penguasaan Konsep

PENDAHULUAN IPA merupakan salah satu cabang

i lmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang gelaja alam secara sistematis, sehingga dalam proses belajar IPA bukan hanya belajar tentang kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain i tu , proses belajar IPA merupakan proses belajar yang aktif yang melibatkan banyak hal, diantaranya melibatkan semua alat indera, semua proses berpikir, gerakan anggota tubuh, serta melibatkan berbagai macam

1151

Seminar Nasional IPA VI Tahun 2015 "Revolusi Mental Menuju Manusia Indonesia Berkepribadian Melalui Pendidikan IPA'

cara baik berupa observasi, eksplorasi maupun eksperimentasi dalam rangka memperoleh pengetahuan, (Zubaidah, dkk,2013)

Dalam konteks proses belajar IPA di sekolah hendaknya lebih mengembangkan keaktifan siswa dengan berorientasi pada pemberian pengalaman belajar secara langsung untuk menggali, mengembangkan dan meningkatkan kompetensi siswa dalam menguasai konsep yang dipelajari. Dengan demikian, proses belajar IPA di sekolah dapat dikatakan sebagai suatu proses belajar siswa untuk mempelajari dan menguasai konsep pengetahuan yang dilakukan oleh siswa, bukan sebagai suatu proses belajar untuk mempelajari dan menguasai konsep pengetahuan yang harus dilakukan untuk siswa. Proses ini mel iput i siswa harus mampu mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, menyusun penjelasan tentang gejala alam yang diamati, menguji penjelasan tersebut, dan mampu mengomunikasikan gagasan-gagasannya melalui diskusi kelompok. Oleh karena i tu , dalam proses belajar IPA di sekolah tidak hanya membutuhkan keaktifan siswa secara fisik saja, tetapi juga keterampilan berpikir yang diperoleh dari pengalaman berpikir melalui kebiasaan berpikir yang dilatihkan. Keaktifan dalam belajar IPA terletak pada dua segi, yaitu aktif bertindak secara fisik atau hands-ondan aktif berpikir atau minds-on (National Research Council, 1996).

Untuk mewadahi hal tersebut, proses belajar IPA di sekolah diharapkan tidak lagi Teacher Centered Learning tetapi sudah menerapkan Student Centered Learning. Oleh karena i tu , peran guru sangat penting dalam menciptakan suasana kegiatan pembelajaran IPA bersifat Student Centered Learning yang menyenangkan dan interaktif, serta dapat memotivasi siswa dengan cara memberikan pertanyaan

yang menantang atau masalah yang sedang berkembang maupun mengajak siswa secara langsung mengamati dan menjelaskan fenomena alam yang pernah ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru harus mampu mendorong siswa untuk berkreatifitas dalam mendesain maupun membuat produk dengan prinsip menanamkan konsep materi yang diajarkan, sehingga siswa memperoleh berbagai kemampuan dan keahlian. Salah satu kiatnya adalah guru dapat mengadaptasi pembelajaran yang berpusat pada siswa, diantaranya guru dapat menerapkan Project Based learning dan Problem Based Learning. Walaupun kedua pembelajaran tersebut memiliki beberapa karakteristik yang sama, yaitu kedua pembelajaran dimaksudkan untuk melibatkan siswa di dalam tugas-tugas otentik dan dunia nyata agar dapat memperluas belajar mereka, tetapi kedua pembelajaran tersebut juga memiliki perbedaan yang terletak pada sintak pembelajaran yang disusun untuk kegiatan pembelajaran.

Menurut Yalcin, Turgut & Uyukkasap (2009), project based learning didefinisikan sebagai pendekatan pembelajaran berbasis kerja siswa untuk periode waktu untuk secara intensif menyelidiki masalah dunia nyata atau masalah dalam pendekatan interdisipliner sehingga menghasilkan sesuatu yang konkret melalui upaya individu atau pasangan kerja. Langkah-langkah pelaksanaan project based learning terdir i dari penentuan pertanyaan mendasar (start with the essential question), mendesain perencanaan proyek (design a plan for the project), menyusun jadwal (create a schedule), memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (monitor the student and the progress of the project), menguji hasil (assess the outcome), dan mengevaluasi pengalaman (evaluate the experience), Lucas (2005).

1152

Seminar Nasional IPA VI Tahun 2015 "Revolusi Mental Menuju Manusia Indonesia Berkepribadian Melalui Pendidikan IPA"

Sedangkan Problem Based Learning Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa (Ngalimun, 2012). Menurut Fogarty (1997), problem based learning merupakan suatu pendekatan

pembelajaran dengan konfrontasi kepada pebelajar (siswa) dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structure, atau open ended melalui stimulus dalam belajar.

Secara lebih khusus, menurut Arends (2012) sintaks (tahapan) Problem Based Learning terdir i dari lima tahapan, yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan peserta didik secara mandiri maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Dengan demikian, melalui project based learning dan problem based learning sangat memungkinkan siswa secara langsung dapat membuat memecahkan masalah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, dengan menanamkan konsep yang telah dipelajari dan dikuasai dari kegiatan pembejaran di sekolah. Untuk mengevaluasi pengaruh project based learning dan problem based learning

terhadap peningkatan penguasaan konsep, maka perlu dilakukan penelitian dengan menerapkan metode penelitian quasi eksperiment, pretest and posttest group design (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitan ini adalah siswa kelas delapan di SMPN Sukabumi tahun pelajaran 2014/2015. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan kelas yang terpi l ih adalah VIIIB untuk Project Based Learning dan VINE Problem Based Learning, dengan membandingkan hasil pretes dan postesnya, kemudian juga dibandingkan N-gain dari kedua hasil, pretes dan postes antara kedua kelas eksperimen.

PEMBAHASAN a. Tes tertulis penguasaan konsep

Penguasaan konsep siswa terhadap topik Indera pendengaran, dan sistem sonar (yang terdir i dari sub topik Indera pendengaran, getaran, gelombang, bunyi dan sistem sonar) diukur dengan tes objektif yang terdir i dari 25 pilihan ganda, dengan skor maksimum ideal = 100, dan skor min imum = 0. Deskripsi penguasaan konsep siswa pada pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dil ihat pada Tabel 1 dan Gambar 1.

Tabel 1. Data Tes Penguasaan Konsep

Penguasaan Konsep

Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen II

Penguasaan Konsep

Pre Test

Post Test N-Gain

Pre Test

Post Test N-Gain

Skor Maksimum 56 88 0,79 56 88 0,76

Skor Minimum 20 60 0,45 16 60 0,33

Skor Rata-rata 34,71 75,65 0,63 37,06 72,47 0,55

Skor Rata-rata (%) 35 76 63 37 72 55

Skor Ideal 100 100 1 100 100 1

Standar Deviasi 9,58 6,85 0,09 13,04 6,59 0,13

1153

Seminar Nasional IPA VI Tahun 2015 "Revolusi Mental Menuju Manusia Indonesia Berkepribadian Melalui Pendidikan IPA"

Q. ro cj

80

60

76 72

ro c

§ 40

20

0

1 63

55

35 37 H 1 1 H 1 1 b 1 i — i Pre Test Post Test N-Gain

• Kelas Eksperimen 1 H Kelas Eksperimen 2

Gambar L Persentase Skor Rata-rata Pre Test, Post Tes dan N-Gain Penguasaan konsep pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II

Berdasarkan data pada Tabel 1 dan Gambar 1, penguasaan konsep kelas eksperimen I memiliki skor rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen 2, dan rata-rata N-Gain kelas ekseperimen I dan kelas eksperimen 2 masing-masing sebesar 0,63 dan 0,55. Jika mengacu pada kriteria gain ternormalisasi yang dikemukan oleh Hake (1999), maka dapat kedua kelas eksperimen terletak pada rentang 0,3 sampai 0,7 dalam kategori sedang. Dengan demikian, dapat diketahui penguasaan konsep baik kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II sama-sama meningkat sebagai dampak penerapan Project Based Learning dan Problem Based Learning. Untuk melihat

pembelajaran mana yang lebih efektif berpengaruh terhadap penguasaan konsep maka dilakukan pengujian melalui beberapa tahapan :

L Uji Normalitas Dan Homogenitas Data Penguasaan Konsep Menguji normalitas distribusi data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dan untuk uji homogenitas varians data dilakukan melalui uji Levene Statistic (tes of homogeneity of variances) dengan bantuan SPSS versi 22, dengan taraf kepercayaan 95 % atau dengan nilai Sig.>0,05. Rekapitulasi dari hasil uji normalitas dan homogenitas Pretest, Posttest, dan N-Gain penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest, Posttest, dan N-Gain Penguasaan Konsep

Komponen Uji

Nilai Sig. Pretest Nilai Sig. Posttest Nilai Sig. N-Gain Komponen Uji K. Eks 1 K. Eks II K. Eks 1 K. Eks II K. Eks 1 K. Eks II

Normalitas 0,086 0,114 0,016 0,054 0,200 0,176 Homogenitas 0,056 0,067

Berdasarkan data pada Tabel 2, menunjukan nilai signifikasi (Sig.) pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II masing-masing 0,086 dan 0,114. Nilai signifikansi kedua kelas tersebut > a (a = 0,05), yang menunjukkan bahwa data pretest penguasaan konsep yang diperoleh dari kedua kelas eksperimen berdistribusi normal, maka

selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians data Pretest dengan menggunakan uji Levene Statistic (tes of homogeneity of variances) dengan bantuan SPSS versi 22. Berdasarkan data pada Tabel 2, menunjukkan nilai Sig. Uji homogenitas data pretest sebesar 0,056, yang berarti nilai Sig.=0,056>a=0,05, maka data pretest

1154

Seminar Nasional IPA VI Tahun 2015 "Revolusi Mental Menuju Manusia Indonesia Berkepribadian Melalui Pendidikan IPA"

kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II memiliki varians yang sama atau homogen. Sedangkan untuk Posttest, berdasarkan data pada Tabel 2, diperoleh nilai signifikansi posttest kelas eksperimen I sebesar 0,016 < a (0,05), yang menunjukkan kelas eksperimen I tidak berdistribusi normal, sedangkan untuk kelas eksperimen II diperoleh nilai Sig. sebesar 0,054 > a (0,05), artinya kelas eksperimen II berdistribusi normal. Setelah diketahui bahwa salah satu sampel tidak berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas, tetapi langsung diuji perbedaan dua rata-ratanya menggunakan uji statistik non-parametrik Mann-Whitney U dengan bantuan SPSS 22.

Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa nilai Sig. untuk N-Gain kelas eksperimen I sebesar 0,200 > a (0,05), dan nilai Sig. kelas eksperimen II sebesar 0,176

> a (0,05). Hasil ini menunjukan bahwa data N-Gain berdistribusi normal, sedangkan berdasarkan data pada Tabel 2, diperoleh nilai Sig. homogenitas sebesar 0,067 > a (0,05), yang menunjukkan bahwa data posttest bervarians homogen.

2. Uji Statistik kemampuan Awal Penguasaan konsep

Dari uji normalitas dan uji homogenitas data pretest penguasaan konsep kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II berdistribusi normal dan bervarians homogen, maka uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji statistik parametrik independent sampel t-test dengan bantuan SPSS 22. Hasil uji kemampuan awal penguasaan konsep siswa kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilhat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Uji Kemampuan Awal Penguasaan Konsep

Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Nilai Yi a Keterangan

0,400 0,025 Ho Diterima

Berdasarkan Tabel 3, diketahui Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,400 > Yz a (0,025), maka H 0 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan awal penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.

3. Uji Hipotesis Perbedaan Peningkatan Penguasaan Konsep

Untuk mengetahui perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa

kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dilakukan analisis terhadap data N-Gain kedua kelas tersebut dengan melakukan uji hipotesis melalui statistik dengan bantuan SPSS 22. Uji statistik parametrik T-test dilakukan karena data N-Gain berdistribusi normal dan bervarians homogen. Hasil uji perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilhat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Uji N-Gain Penguasaan Konsep^

Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Nilai Yz a Keterangan

0,004 0,025 H0Ditolak

1155

Seminar Nasional IPA VI Tahun 2015 "Revolusi Mental Menuiu Manusia Indonesia Berkepribadian Melalui Pendidikan IPA"

Berdasarkan Tabel 4, diketahui Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,004 < Yz a (0,025), maka H 0

ditolak atau Ha Diterima, artinsya terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan N-Gain yang signifikan antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II, karena nilai N-Gain kelas eksperimen I lebih besar dari pada kelas eksperimen II, maka dapat disimpulkan bahwa Project Based Learning lebih efektif berpengaruh dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa dibandingkan dengan Problem Based Learning.

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep secara keseluruhan mengalami peningkatan. Peningkatan penguasaan konsep yang terjadi menunjukkan bahwa siswa telah mengalami proses belajar belajar. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Gagne (Dahar,1996), yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses dimana organisme berubah perilakunya yang diakibatkan oleh pengetahuan. Hasil belajar tersebut dapat berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, adaptasi dengan lingkungan dan perkembangan pemikiran. Menurut Rustaman et.al (2003), belajar akan berlansung pada individu bila dihadapkan pada suatu masalah tertentu. Seperti yang dilakukan pada tahapan project based learning dan problem based learning pada awal pembelajaran siswa dihadapkan dengan suatu masalah dengan merumuskan masalah dari suatu peristiwa yang terjadi. Pada project based learning, tahapan ini m a m p u membuat siswa antusias, termotivasi , dan membangkit rasa ingin tahu terhadap proyek yang siswa hadapi yang dapat mereka kerjakan bersama kelompoknya. Selain i tu , menurut Alamaki (Ngalimun, 2012), strategi proyek selain dilakukan secara kolaboratif juga bersifat inovatif, unik, berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan

kehidupan siswa atau masyarakat. Pada project based learning siswa diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan kreativitasnya dalam mengerjakan proyek. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh siswa akan menjadi lebih bermakna, dan keinginan belajar siswa juga akan meningkat karena siswa merasakan pengetahuan yang diperoleh menjadi lebih bermanfaat ketika mereka dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan project based learning berperan signifikan dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa. Hasil penelitian ini mendukung hasil-hasil sebelumnya seperti Yalfin, S.A., Turgut, U., & Biiyukkasa, E. (2009), Baran & Maskan (2010), Bedi & Coric (2011), dan Cibik &Yalgn (2013).

Meskipun project based learning lebih baik dalam meningkatkan penguasaan konsep, bukan berarti bahwa problem based learning t idak dapat melakukan hal yang sama, problem based learning juga memiliki peran dalam meningkatkan penguasaan konsep, hal ini dibuktikan dengan rata-rata N-Gain yang berkategori sedang. Tahapan awal problem based learning dengan orientasi pada masalah, siswa akan termotivasi dan antusias dengan membuat pertanyaan terkait dengan masalah yang diajukan guru, hingga tahapan akhir pembelajaran siswa mampu menyelesaikan masalah. Menurut Ward (Ngalimun 2012), problem based learning merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, melalui problem based learning pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi bermakna karena siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi berdasarkan pengetahuan yang telah dimil ik i .

L156

Seminar Nasional IPA VI Tahun 2015 Revolusi Mental Menuju Manusia Indonesia Berkepribadian Melalui Pendidikan IPA"

Sehingga dapat dikatakan juga bahwa problem based learning juga berperan signifikan dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa, hanya saja dalam penelitian ini nilai rata-rata N-Gain penguasaan konsep siswa pada kelas problem based learning lebih rendah dibandingkan dengan siswa pada kelas project based learning.

b. Aktivitas guru dan aktivitas siswa Berdasarkan data lembar observasi

aktivitas guru, keterlaksanaan pembelajaran di kelas baik project based dan problem based learning secara u m u m telah dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik, hal ini dibuktikan dengan persentase lembar observasi aktivitas guru rata-rata dari tiga kali pertemuan mencapai 96% pada kelas project based learning dan mencapai 100 % pada kelas problem based learning. Demikian juga hal nya dengan aktivitas siswa di kedua eksperimen sangat baik, hal ini dibuktikan dengan persentase lembar observasi aktivitas siswa rata-rata dari tiga kali pertemuan mencapai 96% pada kelas project based learning dan mencapai 100 % pada kelas problem based learning.

c. Tanggapan Siswa Berdasarkan data angket tanggapan

siswa terhadap penerapan pembelajaran baik project based learning maupun problem based learning secara u m u m dikatakan sangat baik atau positif. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tertarik, dan merasa nyaman dengan penerapan project based learning maupun problem based learning.

KESIMPULAN Berdasarkan analisis data hasil

penelitian, dapat disimpulkan bahwa Project Based Learning maupun Problem Based Learning sama-sama efektif berpengaruh dalam meningkatkan penguasaan konsep. Hal ini terl ihat pada nilai N-Gain penguasaan konsep dari kelas eksperimen I dan eksperimen II masing-masing sebesar 0,63 dan 0,55 (dalam kategori sedang). Melalui uji T-test dapat disimpulkan bahwa penerapan

Project Based Learning lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa dibandingkan Problem Based Learning. Berdasarkan hasil angket tanggapan siswa baik untuk penerapan Project Based Learning maupun Problem Based Learning di kelas mendapatkan tanggapan yang baik dari siswa. Hal ini menunjukkan siswa tertar ik dan merasa nyaman dengan pembelajaran yang diterapkan di kelas.

DAFTAR PUSTAKA Arends, R. I. 2012. Learning to Teach. New

York : McGraw-Hill

Baran, M . & Maskan, A. 2010. The effect of project-based learning on pre-service physics teachers'. Cypriot Journal of Educational Sciences electrostatic achievements

Bedi, K., & Coric, A. 2011. Project Based Learning: Students' Design of Interactive Multimedia CD/DVD with Educative Content in secondary school. Croatia : Varazdin.

Cibik, A.S., & Yalgn, S. 2013. The Effect of Project Based Learning Supported with Analogies Method on Success and Understanding Level for Electric Current Concept. Journal Of Turkish Science Education Volume 10.

Dahar, R. W. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Fogarty, R. 1997. Problem Based Learning and Other Curriculum Models For The Multiple Intelligences Clasroom. Arlington Heights, lllionis : Sky Light

Hage, R. R. 1999. Analyzing Chage/Gain Score. Tersedia: http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R685. Diakses 10 Agustus 2014.

National Research Council. 1996. National Science Education Standard. Washington DC: National Academy Press

1157

Seminar Nasional IPA VI Tahun 2015 "Revolusi Mental Menuju Manusia Indonesia Berkepribadian Melalui Pendidikan IPA"

Ngalimun. 2012. Strategi dan Tipe Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja Pressindo.

Rustaman, et al. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: UPI

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitaf dan R & D. Bandung : Alfabeta

The George Lucas Educational. (2005). Project-Based-Learning, (online). Tersedia : http://www.edutopia.org. Diakses tanggal 2 Juni 2014

Yalgn, S.A., Turgut, U., & Biiyukkasa, E. 2009. The Effect of Project Based Learning on Science Undergraduates' Learning of Electricity, Attitudetowards Physics and Scientific Process Skills. International Online Journal of Educational Sciences.

Zubaidah, S., Mahanal, S, dan Yuliati, L. 2013. Ragam Model Pembelajaran IPA SMP. Malang: Universitas Negeri Malang

1158