INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    1/36

    INFERTILITAS

    A. DEFINISI

    Tidak terjadinya konsepsi setelah 12 bulan senggama tanpa menggunakan proteksi

    B. EPIDEMIOLOGI

    - Pada tahun 1995 = Sebanyak 10.5 !anita usia reproduksi in"ertile.

    - #i $merika Serikat = %.1 juta !anita mengalami in"ertilitas.- &anya sebanyak 21 pasangan yang tidak memiliki anak yang melakukan

     pengobatan pada populasi usia '5 ( )) tahun !alaupun tersedia terapi medis

    .

    C. FAKTOR RISIKO

    1. *sia +bu

    a. Semakin meningkat usia ibu = semakin menurun tingkat "ertilitas setelah usia

    2) tahun b. *sia yang meningkat menyebabkan penurunan kualitas oosit, dimana hal ini

    mengakibatkan peningkatan gangguan meiosis dan mitosis dan menghasilkan

    hambatan terhadap "ertilisasi normal dan pertumbuhan embrio "ase a!al

    2. *sia $yaha. Semakin meningkat usia ayah = semakin menurun "ertilitas

     b. amun pada pria potensi reproduksi dipertahankan sehingga tetap "ertile

    untuk !aktu yang lebih lama'. rekuensi Senggama

    a. /umlah kehamilan terbanyak didapatkan dari senggama yang dilakukan tiaphari pada sekitar !aktu oulasi, namun apabila hal tersebut dilakukan pada

    orang yang memiliki jumlah sperma borderline maka hal ini akan

    menyebabkan penurunan olume dan konsentrasi sperma. Selain itu senggama

    tiap hari pada beberapa pasangan mungkin sulit dan menimbulkan stress

     b. arena sperma biasanya hidup dalam muus preoulatorik selama ' hari atau

    lebih, maka dianjurkan pasangan untuk melakukan senggama setiap ' hari

    atau lebih di seputar !aktu oulasi

    ). #urasi dari *saha menapai kehamilana. 3ata-rata masa subur bulanan pada populasi seara keseluruhan adalah 15 ( 

    20

     b. amun seiring dengan !aktu, jumlah kehamilan seara keseluruhan

    meningkat. 4enggunakan jumlah masa subur sekitar 15 per bulan,

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    2/36

    didapatkan keseluruhan jumlah kehamilan pada bulan ke ), %, dan 12 adalah

    ), %2, dan %. &al ini menandakan bah!a system reproduksi manusia tidak e"isien dan hal

    ini penting untuk dijelaskan kepada pasien.

    5. &al lain yang mempengaruhi "ertilitasa. ontrasepsi Sebeluumnya

    i. +*# meningkatkan resiko terjadinya  Pelvic Inflammatory Disease

    6P+#7 yang menybabkan kerusakan pada tubaii. 8anita yang sebelumnya menggunakan +*# = 4engalami

     peningkatan risiko in"ertile sebesar 2 kali lipat.

    iii. Penggunaan oral, metode barrier , dan +*# menyebabkan

    sub"ertilitas pada !anita yang sudah lepas tersebut. amun yang

    menarik jumlah !anita sub"ertil terendah ditemukan pada !anita

    dengan ri!ayat oral.i. :angguan pada "ertilitas ini tidak terkait dengan berapa lama

    kontrasepsi oral digunakan

     b. 3isiko pekerjaan

    i. Toksin yang terpapar pada tempat kerja sehari-hari dapat

    mempengaruhi kesehatan reproduksi.

    ii. #idapatkan hasil dari beberapa penelitian bah!a tingkat abortus

    spontan pada pekerja di ruang operasi yang terpapar agen anestesi

    inhalasi lebih tinggi.

    iii. Terekspos terhadap bahan kimia lain 6;admium, merury, dan bahan

    kimia dry clean7 juga menurunkan "ertilitas pada !anita.

    i. Pria lebih rentan terhadap toksin lingkungan karena spermatogenesis

    merupakan proses yang berjalan terus menerus dan dinamis. Pestisida, logam berat, insektisida, eter glikol etilen, bahan kimia

    organi, dan bahan kimia lainnya juga terbukti mengganggu "ertilitas

     pria

    . a"ein

    i. Terdapat beberapa laporan yang menghubungkan asupan ka"ein !anita

    menyebabkan penurunan "ertilitas ketika "aktor lain dikendalikan.

    ii. Terdapat hubungan in"ertilitas terkait dengan dosis ka"ein yang

    menunjukkan bah!a setiap konsumsi ka"ein dapat mempengaruhi

    "ertilitas

    d. 4erokok 

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    3/36

    i.

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    4/36

    i. Penelitian sebelumnya melaporkan keuntungan tehnik relaksasi dalam

    menurunkan stress dan potensinya dalam memberikan e"ek baik 

    terhadap "ertilitas

    D. TUJUAN WAWANCARA AWAL

    arena in"ertilitas merupakan masalah yang mempengaruhi kedua pihak pasangan,

    sehingga kedua belah pihak pasangan !ajib hadir saat !a!anara a!al dan penetapan

    terapi. onsultasi a!al merupakan pertemuan yang penting dan !aktu yang ukup 6'0 ( 

    %0 menit7 sebaiknya disediakan untuk pasangan. eberapa poin yang penting dalam

    !a!anara a!al

    1. 4enentukan kepentingan ealuasi

    Sebelum pemeriksaan in"ertilitas dilakukan merupakan hal yang penting untuk 

    memastikan bah!a pasangan memenuhi kriteria in"ertile. 4erupakan hal yang sesuai

    untuk melakukan ealuasi setelah % bulan in"ertilitas atau lebih epat apabila "aktor 

    in"ertilitas yang jelas atau bila !anita di atas '9 tahun.

    2.

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    5/36

    dilansakan dan diberikan edukasi mengenai estimasi !a!ktu yang dibutuhkan untuk 

    menyelesaikan seluruh pemeriksaan dan kapan melakukan pertemuan untuk 

    mendiskusikan hasil pemeriksaan serta memulai diskusi terapi.

    E. DIAGNOSIS

    1. ungsi @arium

    a. 4erupakan salah satu pemeriksaan yang penting

     b. +n"ormasi penting dapat diperoleh dari ri!ayat mens i. *sia menarhe

    ii. rekuensi siklus menstruasi di masa lalu dan saat ini

    iii. #urasi aliran darah menstruasi

    . $spek penting "ungsi oarium i. 4enentukan apakah oulasi terjadi

    ila seorang !anita mengalami siklus menstruasi regular dengan

    durasi 2' ( 29 hari maka !anita tersebut mengalami oulasi. &al ini

     juga diperkuat apabila perdarahan didahului dengan gejala

     premenstruasi 6peningkatan berat air, payudara yang sensitie, dan

     perubahan mood 7.

    ila status oulasi diragukan, maka lakukan pemeriksaan suhu

     basal tubuh. &al ini karena progesterone yang disekresi oleh korpus

    luteum saat "ase luteal berkerja di pusat regulasi temperature dalam

    hipotalamus meningkatkan peningkatan temperature basal tubuh

    sekitar 0.2 ( 0.) 0;.

    Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan serum

     progesterone dan kadar A ' ngBmC menandakan bah!a oulasi terjadi.

    ii. #e"isiensi "ase luteal

    Terdapat beberapa pendapat bah!a apabila progesterone yang

    disekresikan pada "ase luteal tidak ukup memenuhi untuk 

    mematurasikan endometrium untuk implantasi atau menopang

    kehamilan, maka akan terjadi in"ertilitas dan abortus.

    Terdapat dua pendekatan untuk menilai apakah "ase luteal

    adekuat1. 4engukur kadar progesterone di "ase tengah luteal

    a. ila kadar progesterone D 10 ngBmC = 4enandakan

    de"isiensi progesterone

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    6/36

     b. esulitan dengan ara ini = Sekresi progesterone seara

     pulsatile tiap 2 ( ' jam yang akan mengganggu

    interpretasi kadar progesterone sebenarnya.

    . Tehnik yang lebih sering dipakai untuk melihat "ase

    luteal yang adekuat adalah biopsi endometrium yang

    dilakukan pada saat akhir "ase luteal. Progesteron yang

    disekresikan pada "ase luteal menyebabkan perubahan

    hari-ke-hari di endometrium yang dapat dinilai seara

    histologisd. #e"isiensi "ase luteal ditegakkan bila terdapat

    keterlambatan minimal ' hari antara tanggal biosi

    endometrium dengan tanggal siklus menstruasi

    6ditegakkan seara retrospekti" dengan mengetahui

    onset mens selanjutnya dan mengasumsikan "ase luteal

    1) hari7

    e. eberapa kendala yang ditemukan pada biopsi

    endometrium untuk menilai "ase luteal

    i. etidakpastian kapan periode menstruasi

    dimulai akan mengganggu penegakkan hari

    kronologis

    ii. Eariasi antara peneliti dalam interpretasi

     patologis hasil biopsy

    iii. $nggapan yang tidak tepat bah!a "ase luteal

    adalah selama 1) hari, dimana kenyataannya

     bisa diantara 1' ( 1% hari

    i. 20 !anita "ertile memiliki biopsy

    endometrium yang diluar "ase.

    ". arena alasan tersebut dan kurang dapat diandalkannya

     pemeriksaan serta e"ikasi pengobatan yang masih

    kekurangan bukti, kami merasa pemeriksaan "ase luteal

    tidak perlu dimasukkan dalam ealuasi in"ertilitasiii. Penilaian simpanan oarium

    Selama kehidupan !anita, jumlah oosit yang tersedia dalam

    uterus menapai nilai maksimal saat usia 20 minggu kehamilan.

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    7/36

    Setelah itu terjadi penurunan seara bertahap dan progresi" dalam

    simpanan oosit di oarium. Pada akhirnya terjadi deplesi total oosit

    dan terjadi menopause.

    &arus diketahui bah!a menopause bukan merupakan proses yang

    terjadi seara tiba-tiba namun menggambarkan akhir proses

    transisional yang terjadi selama beberapa tahun.

    Perubahan pertama yang dapat diperhatikan dari !anita yang

    akan mengalami menopause adalah pemendekan siklus menstruasi

    seara bertahap. Sebagai tambahan, S& "ase "olikuler dan kadar 

    estradiol dapat mengidenti"ikasi !anita yang mulai mendekati transisi

    menopause.

    Peningkatan S& 6A 10m+*BmC7 atau estradiol 6A F0pgBmC7

    selama "ase "olikuler a!al 6Siklus hari ke 2 ( )7 menandakan

    kemungkinan penurunan adangan oosit di oarium.*ji prookasi klomi"en sitrat merupakan uji yang dinamis

    digunakan untuk memeriksa adangan oarium. lomi"en sitrat

    merupakan agonis estrogen yang lemah yang berikatan pada reseptor 

    estrogen di hipotalamus yang menandakan pelepasan S& dan C& dari

    hipo"isis anterior. *ji ini melibatkan

    *ji Prookasi lomi"en Sitrat

    1. Siklus hari ke ' ( adar S& G

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    8/36

    dan ). Semua !anita yang mengalami penurunan adangan oarium

    sebaiknya dirujuk untuk konseling dan dita!arkan terapi agresi".i.

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    9/36

    sebelum oulasi, muus yang tipis dan air akan keluar dari kanal eri? dan

    menutupi portio eri? serta bagian atas agina. $pabila senggama dilakukan pada

    saat periode ini sperma dapat melakukan penetrasi terhadap muus dan bertahan

    hidup sekitar ' hari ataul lebih.

    ila senggama dilakukan pada saat a!al "ase "olikuler dimana estradiol rendah

    atau saat "ase luteal dimana e"ek estrogen dila!an oleh e"ek progesterone, muus

    eri? menjadi tebal menyebabkan sperma tidak dapat menembus muus dan sperma

    akan mati dalam agina beberapa jam kemudian karena keasaman agina.

    :angguan penetrasi muus oleh sperma dapat menghambat kehamilan dan

    terdapat beberapa penyebab dari hal ini, seperti teknik senggama yang kurang tepat,

     produksi muus eri? yang indaekuat, kualitas sperma yang buruk, ri!ayat

    conization eri?, ri!ayat pembedahan ablasi eri?, serta penggunaan lubrikan saat

    senggama.

    '. Tes Post-oitalTes ini merupakan pemeriksaan diagnosti yang sudah sering digunakan untuk 

    menilai kapasitas "ungsional eri? karena eri? berhubungan dengan "ertilitas.

    Pemeriiksaan ini mengealuasi kualitas muus eri? dan menentukan seberapa

     banyak jumlah sperma yang telah menembus muus. Terdapat kontroersi mengenai

     pemeriksaan ini karena tidak pernah terstandarisasi.). +n"ertilitas aktor Pria

    +n"ertilitas "aktor pria merupakan hal yang sering ditemukan dan menjadi "aktor 

    sebesar '0 pada pasangan in"ertile. Pada pemeriksaan terhadap pria dilakukan

    anamnesis mengenai ri!ayat medis pria, seperti ri!ayat pembedahan hernia

    inguinalis yang menjadi "aktor risiko kerusakan as de"erens, ri!ayat kriptorkismus,

    dan penyakit kronik 6;#, gangguan tiroid, diabetes mellitus, dan malnutrisi7.

     europati dapat menyulitkan penyakit diabetes dan menghasilkan impotensi atau

    ejakulasi retrograde.

    3i!ayat pengobatan juga ditanyakan, karena obat-obatan seperti sul"asala>ine

    dapat menurunkan konsentrasi sperma dan motilitas sperma, kolkisin memiliki kerja

    antimitosis yang dapat menurunkan produksi sperma, agen hormonal dan steroid

    anaboli yang dapat menyebabkan oligospermia bermakna serta a>oospermia, dan

    obat-obatan lain yang dapat menyebabkan gangguan pada system reproduksi pria

    seperti simetidin, spoironolakton, isonia>id, Ca channel blocker , dan kemoterapi.

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    10/36

    @bat rekreasional seperti alohol, tembakau, dan mariyuana bila dikonsumsi seara

     berlebihan juga mempengaruhi "ertilitas.3i!ayat kebiasaan juga ditanyakan apakah sering mandi dengan air panas dan

    sauna karena spermatogenesis merupakan proses yang sensitie terhadap temperature

    dan suhu skrotum lebih rendah sekitar 1 ( 1.50; dibandingkan suhu inti tubuh.

    3i!ayat pekerjaan juga ditanyakan mengenai paparan terhadap bahan kimia di tempat

    kerja.Pemeriksaan standar untuk mengealuasi "aktor pria adalah analisa sperma. Pria

    diminta untuk abstain dari ejakulasi selama 2 hari sebelum melakukan pemeriksaan.

    Spesimen didapatkan dengan ara masturbasi. Penilaian penting analisa sperma

    adalah peresentase sperma dengan mor"ologi normal. 4or"ologi sperma dikatakan

    normal bila H )0 sperma yang memiliki mor"ologi normal.

    Eolume 2 ( 5

    /umlah Sperma A 20 juta sperma B

    4otilitas A 50

    4or"ologi A )0 68&@7

    8aktu Cikue"aksi 15 ( '0 menit

    $pabila hasil dari analisa sperma normal maka tidak diperlukan pemeriksaan

    lebih lanjut terhadap pria. ila didapatkan hasil analisa sperma abnormal maka

    dilakukan pemeriksaan ulang ' ( ) minggu kemudian. Terdapat ariabilitas hari-ke-

    hari parameter semen. Terlebih lagi analisa semen abnormal dapat dijelaskan oleh

    kejadian yang membuat stress pada tubuh 6ontoh #emam7 sekitar 2 ( ' bulan

    sebelum dilakukan pemeriksaan sperma. 8aktu tersebut merupakan jumlah !aktu

    yang dibutuhkan untuk sperma matur terbentuk.

    Earioele juga diperiksa pada pasangan pria pada saat dahulu. Earioele

    ditemukan pada 25 pria in"ertile namun juga dapat ditemukan pada 10 ( 15 pria

    "ertile. Teori yang digunakan mengapa arioele dapat mempengaruhi "ertilitas

    adalah dilatasi ena menyebabkan peningkatan temperature testis yang mengganggu

     produksi sperma. amun dari hasil penelitian tidak didapatkan adanya perbaikan"ertilitas pria setelah dilakukan perbaikan terhadap ligase arioele.

    Pemeriksaan laboratorium 6S&, C&, testosterone, dan prolatin7 membantu

    menyingkirkan endokrinopati yang dapat mengganggu spermatogenesis seara

     bermakna. ila gonadotropin 6S&, C&7 menurun atau tidak dapat dideteksi, hal ini

    menandakan adanya dis"ungsi hipotalamus yang dapat diperbaiki dengan S& dan

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    11/36

    human chorionic gonadotropin 6h;:7, atau menggunakan hormone :n3&.

    Peningkatan Sh dapat menandakan adanya gangguan testiular. &iperprolaktinemia

    merupakan hal yang jarang pada pria namun dapat terkait dengan impotensi. Pada

     pria dengan a>oospermia dan hormone gonadoptropin normal, maka perlu dilakukan

     pemeeriksaan apakah terdapat obstruksi as de"erens atau absennya as de"erens.

    5. +n"ertilitas aktor Tubal

    aktor tuba didapatkan pada 20 !anita in"ertile. aktor risiko termasuk 

    ri!ayat kehamilan ektopik, rupture apprndi?, penggunaan +*#, atau terkena P+#.

    8alaupun begitu, mayoritas !anita yang memiliki in"ertilitas "aktor tubal tidak 

    memiliki "aktor risiko apapun.

    *ntuk memeriksa "aktor tuba, dilakukan pemeriksaan hysterosalphingogram

    6&S:7. Pemeriksaan ini dilakukan pada saat "ase "olikuler a!al setelah aliran darah

    menstruasi berhenti. *ntuk pemeriksaan ini digunakan media berbasis air.

    ontraindikasi absolut untuk pemeriksaan ini adalah suspek hamil dan in"eksi pelis

    akut. omplikasi dari pemeriksaan &S: adalah in"eksi, dengan insidensi 1 ( '.

    arena hal ini diberikan antibioti pro"ilaksis untuk !anita yang memiliki ri!ayat

    in"eksi menular seksual atau in"eksi pelis atau yang didiagnosis hydrosalphinx pada

    saat dilakukan &S:. $lergi iodine atau terhadap ikan merupakan hal yang harus

    dipertimbangkan untuk pemeriksaan &S:.

    &S: juga dapat digunakan untuk memeriksa kaitas uterus. *ntuk memeriksa

    kaitas uterus seara baik bila menggunakan kateter balon, maka balon harus

    dikempeskan pada akhir pemeriksaa saat medium kontras diinjeksikan. Pada saat

    melakukan injeksi medium kontras, dipasang tenakulum ke eri? anterior untuk 

    traksi dan medium kontras dimasukkan melalui kanula plasti yang ditempelkan ke

    ostium eri? e?ternal. 3etraksi dengan menggunakan tenakulum menyebabkan

    uterus menjadi lurus dan kaitas uterus dapat diperiksa dengan lebih baik. +njeksi

    medium kontras dilakukan seara perlahan dan apabila ditambah dengan pemberian

     S$+# sebelum prosedur maka &S: menimbulkan ketidaknyamanan minimal

     bahkan tidak nyeri.

    &S: selain merupakan alat diagnosti juga menunjukkan memiliki e"ek 

    terapeutik. &al ini karena injeksi dari kontras dapat meluruhkan sumbatan muus

    intratubal, menstimulasi silia tuba, atau melepaskan adhesi intratuba.

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    12/36

    Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah laparoskopi. Pemeriksaan ini

    merupakan pemeriksaan yang paling inasi" diantara pemeriksaan in"ertilitas lainnya

    sehingga dilaksanakan setelah pemeriksaan lain sudah dilakukan. +ndikasi

    laparoskopi adalah pada !anita dengan ri!ayat in"eksi pelis, !anita dengan gejala

    dan tanda endometriosis, atau didapatkan hasil yang abnormal pada saat dilakukan

    &S:. $pabila terdapat obstruksi tuba distal bilateral dari pemeriksaan &S:, maka

    laparoskopi tidak harus dilaksanakan dan pasien dapat langsung mendapatkan terapi

     In Vitro Fertilization 6+E7.

    %. +n"ertilitas aktor *terus#is"ungsi dalam uterus dapat menghambat terjadinya kehamilan. Pemeriksaan

    lebih lanjut terhadap kaitas uterus dilakukan pada !anita dengan perdarahan

    abnormal, kaitas abnormal yang ditemukan pada pemeriksaan &S:, atau ri!ayat

    abortus berulang. 4ioma uteri merupakan penyebab "aktor uterus yang sering

    ditemukan dan terjadi pada sekitar 15 ( 20 !anita di atas usia '5 tahun. Pada

    kebanyakan kasus, mioma tidak menghasilkan gejala atau mempengaruhi "ertilitas.

    ibroid dapat terletak dan melekeat diluar uterus 6Subserosa7, dalam dinding uterus

    6+ntramural7, dan dalam kaitas 6Submukosa7. 4ioma uteri submukosa memiliki

    dampak terbesar terhadap "ertilitas.ila pemeriksaan dengan &S: masih tidak adekuat, dapat dilakukan

     pemeriksaan dengan histeroskopi atau  sonohysterogram 6S&:7. ami menemukan

     bah!a S&: merupakan pemeriksaan yang sangat baik dalam mengealuasi kaitas

    uteri. Pemeriksaan ini dapa dilaksanakan apabila klinisi memiliki akses terhadap

    ultrasound  agina. *ntuk melakukan tes ini kateter yang keil dimasukkan ke dalam

    kaitas uteri dan  syringe  berisi saline dipasangkan. emudian ultrasound agina

    dimasukkan. Setelah uterus diidenti"ikasi saline dinjeksikan kedalam kaitas. aitas

    normal memiliki batasan yang tajam. ila terdapat struktur lain di dalam kaitas

    uterus maka hal tersebut dianggap abnormal dan dapat merupakan mioma ataupolip.

    Pada keadaan ini, dapat dipertimbangkan pemeriksaan dengan histeroskopi.

    F. PEMERIKSAAN

    Tujuan dalam terapi pasangan in"ertile adalah untuk menapai kehamilan yang tanpa

    komplikasi dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat. Pemeriksaan yang dilakukan

    merupakan bagian dari asuhan prekonsepsi untuk menapai tujuan tersebut. Pemeriksaan

    yang dilakukan

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    13/36

    1. $namnesis

    a. 3i!ayat 4edis

    3i!ayat medis ditanyakan untuk mengidenti"ikasi masalah medis yang

    dapat menyulitkan kehamilan. eadaan medis !anita atau pengobatan yang

    diberikan kepada !anita dapat mempengaruhi terjadinya kehamilan sertakesehatan kehamilan. &al lain yang dikha!atirkan adalah kehamilan dapat

    memperberat kondisi medis dan mempengaruhi kesehatan ibu.

    i. #iabetes 4ellitus

    Selama kehamilan, diabetes mellitus merupakan keadaan medis

    yang sering ditemui. #iabetes berhubungan dengan peningkatan

    insidensi anomaly kongenital, yang berhubungan seara langsung

    dengan ontrol diabetes sebelum kehamilan. Pemeriksaan yang

    dilakukan adalah ealuasi &b$1; untuk melihat bagaimana kontroldiabetes selama ' ( ) bulan sebelumnya. ontrol diabetes yang buruk 

     berhubungan dengan peningkatan "etal dan maternal astage. Tujuan

    dalam !anita dengan diabetes mellitus yang menginginkan kehamilan

    adalah menegakkan ontrol ketat kadar glukosa sebelum konsepsi.

    Penyakit asular dapat menyulitkan diabetes dan merupakan

    indikasi pemeriksaan "ungsi ginjal dan o"talmologis. #iabetes juga

    meningkatkan insidensi pre-eklamsia.

    Skrining diabetes dilakukan pada!anita yang overeight   6+4T A

    257 dengan resistensi insulin, ri!ayat penyakit keluarga ditemukan

    diabetes mellitus dan hipertensi, anoulasi kronik, dan kehamilan

    sebelumnya yang mengalami penyulit diabetes mellitus gestasional

    atau makrosomia.

    Skrining dilakukan dengan memeriksa gula darah puasa minimal

     jam atau tes toleransi glukosa oral dengan F5 gr glukosa.

    ii. &ipertensi

    &ipertensi menyebabkan !anita mengalami peningkatan risiko pre-

    eklamsia selama kehamilan. Pengobatan terhadap hipertensi sebaiknya

    diteliti akan e"ek sampingnya apakah akan memiliki pengaruh

    terhadap kehamilan.

    iii. *sia 8anita

    8anita dengan usia A )0 tahun akan mengalami peningkatan risiko

    komplikasi selama kehamilan dibandingkan dengan !anita yang lebih

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    14/36

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    15/36

    glukosa, lupus, antikoagulan dan antibody antikardiolipin.

    Pemeriksaan kaitas uterus juga dilakukan untuk menyingkirkan

     penyebab anatomis abortus, seperti mioma uteri, de"ek duktus 4ulleri,

    dan perubahan #

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    16/36

    konsepsi menurunkan kemungkinan anomaly kongenital dan

    komplikasi saat kehamilan

    v. Pre-at kimia salonJat kimia seperti at rambut, bleach, >at kimia untuk pera!atan

    kuku dapat terinhalasi oleh pekerja. Penelitian sebelumnya

    menyimpulkan bah!a pekerja di salon kenantikan mengalami

     peningkatan risiko abortus dan in"ertilitas. 3isiko ini dipengaruhi oleh

     jumlah jam kerja per minggu, penggunaan desin"ektan "ormaldehid,

    serta penggunaan sarung tangan selama terapi rambut dan pera!atan

    kuku.

    iii. Paparan bahan kimia organi

    ahan kimia organi seperti hidrokarbon ali"atik dan aromati,

    "enol, trikloroetilen,  xylene, inil klorida, dan aseton meningkatkan

    risiko mal"ormasi mayor pada !anita yang hamil dan terpapar >at

    tersebut pada trimester pertama.

    iv. Paparan spermatotoksin

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    17/36

    Pria lebih rentan terkena toksin karena spermatogenesis merupakan

     proses yang terus-menerus berlangsung. &al ini didukung dengan

     penelitian yang menemukan bah!a pria yang berkerja di pabrik yang

    menghasilkan pestisida 6#;P7 mengalami peningkatan insidensi

    in"ertilitas, dimana keparahannya ditentukan oleh durasi dan dosis

     paparan. Jat yang termasuk spermatotoksin adalah kepone, eter glikol

    etilen, karbon disul"ide, na"til metilkarbamat, etilen dibromida, >at

    kimia organi, dan logam berat.

    d. 3i!ayat ebiasaanebiasaan sehari-hari memiliki peranan penting dalam kehamilan.

    ebiasaan mengonsumsi tembakau, alohol, dan obat rekreasional dapat

    mengganggu kehamilan bahkan merusak hasil konsepsi.

    i. 4erokok 3okok merupakan toksin reprodukti". 8anita yang merokok selama

    kehamilan mengalami peningkatan risiko in"ertilitas, abortus spontan,

    dan kehamilan ektopik. 4erokok selama kehamilan juga

    meningkatkan risiko abruption plaenta, rupture premature membrane,

     sudden infant death syndrome 6S+#S7, dan pertumbuhan janin

    terganggu 6P/T7. 8anita yang merokok dan memikirkan untuk hamil

    sebaiknya dimotiasi kuat untuk berhenti.

    ii. $lkoholonsumsi alohol saat kehamilan meningkatkan risiko komplikasi

    seperti  fetal alcohol syndrome, yang berhubungan dengan kelainan

    kehamilan "etus, dismor"ik "etus, dan retardasi mental. 3isiko  fetal 

    alcohol syndrome terkait dengan banyaknya konsumsi alohol namun

     berapapun asupan alohol pasti menimbulkan dampak buruk terhadap

    "etus.

    iii. Penggunaan @bat 3ekreasional

    Penggunaan obat rekreasional pada kehamilan merupakan

    kontraindikasi absolut. Pria yang menggunakan marijuana setiap

    harinya memiliiki kadar testosterone serum yang rendah dan jumlah

    hitung sperma yang menurun. @bat yang digunakan pada ibu seperti

    kokain dan heroin dapat menyebabkan reaksi putus obat yang berat

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    18/36

     pada bayi setelah bayi lahir. Penggunaan obat intraena dapat

    meningkatkan risiko &+E dan in"eksi hepatitis.

    e. 3i!ayat utrisi

     utrisi sangat mempengaruhi terjadinya kehamilan dan mempertahankan

    kehamilan. arena hal itu, diet yang seimbang terdiri dari buah, sayur, roti,daging, dan susu harus diterapkan. 4akanan dengan konten lemak dan

    minyak yang tinggi dikonsumsi seara minimal. /umlah kalori asupan juga

    harus dikendalikan untuk memperahankan berat badan normal.

    i. +ndeks 4assa Tubuh

    erat badan yang terlalu ringan atau terlalu berat berhubungan

    dengan kelainan "ungsi oarium. /ika +4T D 1 atau jumlah lemak 

    tubuh D 22, maka dapat terjadi kelainan "ungsi menstruasi dan

    dis"ungsi oulasi. &al ini menjelaskan mengapa terjadi amenorea pada beberapa atlet !!anita dan !anita yang diet berlebihan. Peningkatan

     berat badan juga berhubungan dengan dis"ungsi oulasi. ekha!atiran

     besar tertuju pada peningkatan berat badan yang meningkatkan

    insidensi penyulit saat kehamilan termasuk diabetes, hipertensi, dan

    tromboemboli. 8anita yang overeight  enderung memiliki bayi yang

     besar, sehingga meningkatkan kemungkinan distosia bahu dan

    insidensi seksio ;esarea. Seksio ;esarea pada !anita yang overeight 

    meningkatkan insidensi komplikasi anestesi dan bedah. @besitas

     bertanggung ja!ab atas 1 mortalitas ibu dan 0 mortalitas terkait

    anestesi.

    ii. $supan a"ein

    Terdapat hubungan antara asupan ka"ein dengan penurunan

    "ertilitas. Terlebih lagi, asupan ka"ein selama kehamilan meningkatkan

    kemungkinan abortus spontan dan C3. arena hal tersebut maka

    !anita yang akan hamil disarankan tidak mengonsumsi ka"ein atau

    membatasi asupan ka"ein menjadi satu porsi minuman berka"ein per 

    hari. /umlah ka"ein dalam satu angkir kopi, teh, dan minuman

     bersoda adalah sekitar 100 mg, 50 mg, dan 50 mg seara berturut-

    turut. Pada pria ka"ein tidak memiliki risiko mengganggu "ertilitas,

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    19/36

     bahkan sperma yang terekspos terhadap ka"ein pada penelitian di

    laboratorium mengalami peningkatan motilitas.

    iii. Suplemen Eitamin

    8anita yang mengonsumsi asam "olat sebelum hamil menurunkan

    risiko bayi dengan de"ek neural tube. #e"ek neural tube  merupakan perkembangan ertebrae dan tengkorak yang abnormal. #e"ek yang

    sering ditemukan adalah spina bidi"da. arena hal tersebut

    direkomendasikan semua !anita yang akan hamil mengonsumsi 0.)

    mg asam "olat per hari. Pada !anita dengan +4T A '0, terjadi

     peningkatan risiko memiliki bayi yang mengalami de"ek neural tube,

    sehingga pada !anita tersebut direkomendasikan mengonsumis asam

    "olat sebanyak 1.0 mg. Pada !anita dengan ri!ayat kehamilan

    sebelumnya disulitkan oleh de"ek neural tube atau ri!ayat keluarga

    de"ek tersebut, maka diterapi dengan asam "olat ).0 mg per hari.Eitamin $ juga diberikan pada !anita hamil, namun pada dosis

    yang tidak berlebihan karena itamin $ yang berlebihan dapat

    mengakibatkan terjadinya anomaly kongenital seperti kranio"asial,

    kardiak, thymus, dan gangguan system sara" pusat. #osis yang aman

    untuk penggunaan itamin $ adalah 5000 ( 000 +*, dengan batas

    maksimal 10.000 +*. onsumsi bahan makanan yang kaya akan

    itamin $ juga dibatas. Suplementasi dengan K-arotene 6preursor 

    itamin $7 tidak berhubungan dengan e"ek toksik 

    2. Pemeriksaan isik 

    a. Pemeriksaan dilakukan seara berkala tiap tahun meliputi

    i. Pemeriksaan Tekanan #arah

    ii. Pemeriksaan Status :eneralis

    iii. Pemeriksaan Pelis

    iv. Pap Smear 

    v. 4ammogram

    . Pemeriksaan Penunjang

    a. Caboratorium

    Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap yang

    ditambah dengan pemeriksaan TS&, golongan darah, 3apid plasma regain

    63P37 6Tes skrining si"ilis7, skrining antibody untuk 3ubella-Eariella-

    &epatitis-&+E, dan skrining geneti 6bila ada indikasi7.

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    20/36

    Pemeriksaan darah lengkap dapat mengidenti"ikasi apakah !anita terkena

    anemia dan kelainan lain yang membutuhkan perhatian. Pemeriksaan

    golongan darah dan skrining dapat mendeteksi adanya antibody yang dapat

    meningkatkan risiko isoimunisasi. Skrining tiroid dilakukan untuk mendeteksi

    dis"ungsi tiroid yang dapat menyulitkan kehamilan. 8alaupun !anita

    memiliki kadar TS& yang no rmal, bila terdapat hasil antibody tiroid positi" 

    !anita memiliki risiko masalah tiroid di masa yang akan datang.

    b. Pemeriksaan 3ubella

    3ubella yang terjadi pada trimester pertama dapat menyebabkan kematian

    "etus atau kerusakan berat terhadap organ jantung, neurologis, o"talmologis,

    dan auditorik. Lang menjadi "ous perhatian pada rubella adalah sebesar 1B'

    kasus bersi"at asimtomatik dan sering tidak terdiagnosa. *ntuk menegah

    terkena rubella maka dilakukan aksin rubella. #ilakukan skrining status

    imunitas rubella untuk !anita yang ingin hamil. 8anita yang belum

    mendapatkan aksin dimotiasi untuk mendapatkan aksin. Eaksin rubella

     berisi irus yang dilemahkan sehingga !anita setelah mendapatkan aksin

    rubella harus menghindari kehamilan selama ' bulan.

    c. Pemeriksan EariellaEariella merupakan irus yang sangat menular dan diakibatkan oleh irus

    herpes. ebanyakan orang terkena ariella saat masa anak dan meniptakan

    imunitas seumur hidup. Pada orang yang belum memiliki imunitas terhadap

    arisela dapat diberikan aksin. $pabila !anita hamil terkena ariella pada

    trimester pertama dapat mengakibatkan anomaly kongenital.

    Eaksin arisella diberikan sebanyak dua kali dengan jarak antara aksin )

     ( minggu. arena aksin arisella berisi irus yang dilemahkan maka

    !anita setelah mendapatkan aksin arisella harus menghindari kehamilan

    selama ' bulan.

    d. Skrining &epatitiserat dan risiko terhadap transmisi ertial hepatitis bergantung pada

     jenisnya 6$, , ;, #,

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    21/36

    in"eksi kepada "etus. 8anita yang memiliki hepatitis akti" sebaiknya

    dikonseling dan neonates saat lahir diberikan &+: untuk menegah in"eksi.

    +mmunisasi diberikan pada indiidu yang berkerja terpapar dengan darah dan

     pekerjaan yang memiliki risiko tinggi tertular hepatitis .

    e. Skrining &+E

    +n"eksi &+E akan berujung kepada $+#S. +n"eksi irus menargetkan

    system imun dan merusak "ungsi system imun. +n"eksi irus ini a!alnya

    ditemukan hanya pada populasi homoseksual namun saat ini juga ditemukan

     pada populasi heteroseksual. ebanyakan orang tidak tahu bah!a diri mereka

    terin"eksi irus &+E dan seara tidak sadar menularkan irus tersebut kepada

    orang lain melalui kontak seksual. arena hal tersebut, !anita asimtomatik 

    dengan irus &+E dapat mengin"eksi anak di dalam kandungan. Perjalanan

    in"eksi &+E pada in"ant sama dengan perjalanan pada orang de!asa. arena

    akibat dari in"eksi &+E maka pemeriksaan &+E dilakukan pada semua

     pasangan yang menginginkan kehamilan.

    G. PENATALAKSANAAN DASAR 

    Terdapat beragam terapi in"ertilitas yang dapat dipilih oleh klinisi dan pasien. Terapi

    optimal adalah terapi yang memiliki keberhasilan yang baik, berhubungan dengan risiko

    minimal, dan e"ekti" biaya. erikut adalah pilihan terapi yang dapat digunakan

    1. +nduksi @ulasi

    a. +ndikasii. #iberikan pada !anita yang mengalami dis"ungsi oulasi sekunder 

    akibat anoulasi kronik atau dis"ungsi hipotalamus.

    ii. #is"ungsi oulasi akibat kegagalan oarium tidak dikoreksi

    menggunakan pengobatan induksi oulasi

     b. 4etode

    i. Clomiphene Citrate1. Tujuan

    Penggunaan clomiphene citrate 6;;7 pada dis"ungsi oulasi

    dikarenakan penggunaannya yang mudah, tidak mahal, dan

    memiliki kemungkinan kehamilan ganda ketika dibandingkan

    dengan gonadotropin. ila dosis ;; yang ditingkatkan masih

    gagal memperbaiki masalah oulasi maka hal tersebut

    merupakan indikasi pemberian gonadotropin.2. armakologi

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    22/36

    ;; merupakan agen oral yang berkerja sebagai agonis estrogen

    lemah dan menghasilkan peningkatan sekresi gonadotropin.

    &al ini diapai dengan berikatan pada reseptor estrogen

    hipotalamus, yang menurunkan penambahan reseptor tersebut.

    &ipotalamus merespon terhadap keadaan pseudo-hipoestrogen

    dengan meningkatkan pelepasan :n3&, dimana hal ini

    meningkatkan sekresi S& dan C& dari hipo"isis anterior.

    '. +ndikasi

    a. +n"ertilitas Tidak Terjelaskan 6"nexplained Infertility7

    i. #urasi terapi ' ( ) bulanii. #osis rekomendasi

    50 ( 100 mg antara hari siklus ke ' ( F

    iii. &ubungan dilakukan selang 1 hari antara siklus

    hari ke 10 ( 1.i.  Pregnancy rate % siklus per hari.

     b. #is"ungsi @ulasii. #osis terapi a!al 50 mg pada siklus hari ke ' ( 

    F.ii. ila siklus menstruasi D '5 hari #osis

    diteruskan hingga ' siklus dan minta pasangan

    menggunakan oulaiii. ila siklus menstruasi A '5 hari #osis

    ditingkatkan seara bertahap hingga 100 mg

    selama 5 hari. ila dosis tidak adekuat, maka

    dosis ditingkatkan menjadi 150 mg.

    i.  Pregnancy rate 10 per siklus.. ersamaan dengan +nseminasi +ntrauterin 6+*+7

    i. #osis terapi 100 mg antara siklus hari ke ' ( F.

    ii. $lat prediksi oulasi digunakan untuk 

    memeriksa urin dimulai pada siklus hari ke 11.

    iii. etika  #$ surge terjadi, dilakukan renana

    untuk melakukan +*+. ila hasil tes positi" 

    terapi inseminasi tunggal dilakukan pada hari

    setelah pemeriksaan.i.  Pregnancy rate ( 10 per siklus.

    ). #osis dan Pemberian.

    a. Sediaan 50 mg tablet.

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    23/36

     b. #osis a!al 50 mg per hari selama 5 hari setelah

     periode menstruasi spontan atau menstruasi yang

    diinduksi progesterone.

    . Pemberian $ntara siklus hari ke 5 ( 9. amun terapi

    selama 5 hari dapat diberikan pada siklus hari ke ', ),

    atau 5.

    d. @ulasi dipantau dengan memeriksa temperature basal

     badan atau menggunakan perlengkapan preditor 

    oulasi.

    e. Senggama dilaksanakan pada antara siklus hari ke 10 ( 

    1.

    ". Pada pasien anoulatorik, bila siklus D '5 hari

    diberikan dosis ;; dipertahankan selama ' ( ) siklus.g. ila siklus A '5 hari maka dosis dapat ditingkatkan

    menjadi 100 mg lalu 150 mg setiap harinya selama 5

    hari hingga respon terapi terlihat.

    5. Pengobatan yang dapat digunakan bersama ;;a. @bat &ipoglikemik @ral 6@&@7

    i.

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    24/36

    i. $plikasi linis

    1. Pengobatan jangka panjang

    #iberikan hingga % ( 12 bulan. Pasien

    dilakukan follo up setiap % ( minggu.

    2. Pengobatan jangka pendek

    #iberikan selama ) ( % minggu sebelum

    diberikan ;;.

    '. 3esistensi ;; 4et"ormin dapat diberikan apabila tidak 

    ada respon terhadap ;;.

     b. $gen #opaminergik i. &iperprolaktinemia merupakan penyebab

    dis"ungsi oulasi. /ika ditemukan peningkatan

    kadar prolatin, dilakukan pengulangan

     pemeriksaan kadar prolatin untuk memastikan.

    &iperprolaktinemia dapat diakibatkan sekunder 

    dari ri!ayat bedah payudara, trauma leher,

     penggunaan obat, insu"isiensi renal, tumor 

    hipo"isis, dan hipotiroid.

    ii. &iperprolaktinemia diterapi dengan

    menggunakan agen dopaminergi

    1. romoriptine 2.5 mg per tablet, mulai

    dengan M tablet 61.25 mg7 selama 1

    minggu lalu tingkatkan menjadi 1 tablet

    62.5 mg7. *langi pemeriksaan kadar 

     prolatin dalam 2 ( ' minggu. ila kadar 

     prolatin meningkat maka dapat

    dilakukan peningkatan dosis seara

     perlahan

    2. ;abergoline 0.5 mg per tablet. $!ali

    dengan pemberian 1 tablet 60.5 mg7 dua

    kali dalam seminggu. Tingkatkan dosis

    sebanyak 0.25 mg dua kali per minggu

    hingga N 1 mg dua kali per minggu

    tergantung pada kadar serum prolatin.

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    25/36

    /angan tingkatkan dosis lebih epat dari

    tiap ) minggu.iii.

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    26/36

    merasakan distensi abdomen, nyeri abdomen, mual,

    muntah, dan kesulitan berna"as.. anker @arium

    Terdapat kekha!atiran mengenai risiko potensi kanker 

    oarium setelah dilakukan induksi oulasi. amunhubungan penyebab dan e"ek belum ditegakkan.

    ii. :onadotropin

    1. @bat dalam sediaan injeksi, digunakan untuk induksi

    inseminasi intratuterin dan terapi +E

    2. /enis :onadotropin

    a. S& @bat hanya berisi S& dan diberikan melalui

    injeksi subkutan

     b. :onadotropin menopause manusia erisi S& dan C&

    dalam jumlah yang sama dan diberikan tiap hari melaluiinjeksi intramusular 

    '. :n3& $gonis a. 4erupakan hormone sintetik yang diberikan melaluui

    injeksi subkutan. b. 4enyebabkan pelepasan S& dan C& dari hipo"isis

    anterior 

    . Pemberian seara terus menerus menyebabkan

     penurunan temporer S& dan C&, menyebabkan

     penegahan C& surge.d. #iberikan pada pasien yang menjalani terapi +E.e. euntungan 4enghambat C& surge.

    ). :n3& $ntagonis

    a. @bat ini berkerja dengan mengikat reseptor :n3& dan

    menghambat pelepasan S& dan C&.

     b. euntungan &ambat C&  surge, sehingga sangat

     berguna pada pasien yang menjalani terapi +E.

    5.  $uman Chorionic %onadotropin 6h;:7

    a. @bat ini berisi h;: yang memiliki "ungsi serupa

    dengan C&. C& merupakan hormone yang membantu

    maturasi oum sehingga oum dapat dilakukan

    "ertilitsasi dan stimulasi oulasi.

     b. @bat gunakan pada !anita yang menjalani +*+ dan

    selama terapi +E.

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    27/36

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    28/36

    %. Suplemen Progesteron

    a. #iberikan pada!anita yang menjalani terapi +E untuk 

    membantu mempersiapkah endometrium untuk 

    impantasi dan menyokong kehamilan

     b. +ndikasi i. $bortus berulang

    Pemberian progesterone pada pasien yang

    mengalami abortus berulang dapat diberikan

     pada kondisi

    &asil pemeriksaan negati" Pemberian

     progesterone empiris ' ( ) hari setelah

     peningkatan temperature basal tubuh atau

    setelah C&  surge urin di urin yang dipastikan

    dari kit preditor oulasi.

    Pemberian progesterone dapat diberikan hingga

    minggu ke 10 kehamilan.

    ii. Terapi +E

    4erupakan suatu standard pada !anita yang

    menjalani terapi +E selama "ase luteal. &al ini

    dikarenakan terjadinya penurunan produksi

     progesterone akibat menurunnya agonis :n3&,

    gangguan sel "olikuler saat pengambilan oum,

    dan tingginya kadar estrogen selama terapi.

    Progesteron diberikan hingga iabilitas "etus

    dapat dipastikan melalui *S: agina antara

    minggu ke % ( F. amun penelitian lain

    mengatakan bah!a progesterone dapat

    dihentikan pada hari petama uji kehamilan

     positi".iii. Pengangkatan korpus luteum

    Setelah oulasi dan selama bagian a!al

    kehamilan, dapat terjadi perdarahan ke dalam

    korpus luteum yang menghasilkan perdarahan

    intraperitoneal dan nyeri abdomen hebat. Pada

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    29/36

    keadaan ini dilakukan pengangkatan korpus

    luteum. arnea korpus luteum bertanggung

     ja!ab atas produksi progesterone hingga

    minggu ke F ( 9 kehamilan, maka dilakukan

    terapi suplementasi progesterone hingga minggu

    ke 10.

    . $gen Progesteroni. Per Eaginal 6@ula7

    1. ;rinone ( 90 mg 1 kali sehari

    2. Supossitoria ( 100 mg 2 kali sehari'. Prometrium 6micronized progesterone7 ( 

    200 mg 2 kali sehari

    Pasien diminta untuk tetap dalam posisi

    supinasi selama 20 menit setelah

    memasukkan obat ke dalam aginaii. Per @ral

    1. Prometrium 6micronized progesterone7 ( 

    100 mg ' kali sehari durante oenam

    untuk meningkatkan absorbs

    iii. +njeksi +ntramuskular

    1. Progesterone dalam minyak 650 mgB7

    sediaan 10 satu botol, pemberian 50

    mg 61 7 per hari$dministrasi terbaik didapat melalui oula karena

     progesterone akan disirkulasikan terlebih dahulu ke

    dalam uterus seara langsung sebelum didistribusikan

    dan didilusikan dalam sirkulasi sistemik.

    2. +nseminasi +ntrauterin 6+*+7 dengan Stimulasi @ariuma. +ndikasi

    +n"ertilitas yang tidak terjelaskan, "aktor eri?, dan "aktor pria ringan.

     b. Strategi linis

    eberapa tahapan dalam proses +*+ i. Stimulasi @arium

    1. #iberikan obat berupa ;; untuk menstimulasi oulasi pada

    !anita di ba!ah usia '5 tahun. Pada !anita di atas '5 tahun

    atau setelah tiga siklus ;; tidak menapai kehamilan maka

    diberikan gonadotropin injeksi.

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    30/36

    2. etika perkembangan "olikel yang adekuat sudah terjadi,

    oulasi diinduksi dengan h;: dan +*+ direnanakan selama

     periode peri-oulatorik.

    ii. Persiapan Sperma 6Sampel Semen7

    1. +nseminasi dilakukan selama 1 atau 2 hari disekitar !aktuoulasi. Pada hari terapi +*+, pasangan pria diminta untuk 

    menghasilkan sampel semen, lebih baik dilakukan

    dilaboratorium namun bisa juga dilakukan di rumah dengan

    syarat jarak dari rumah ke laboratorium D '0 menit.

    2. /umlah dan konsentrasi sperma kemudian dinilai. emudian

    sampel semen diui dan disiapkan

    iii. Pelaksanaan +*+1. Pasang speulum dan dapatkan isualisasi eri?. emudian

    sampel sperma yang sudah diui dimasukkan ke dalam

    kateter, kemudian masukkan kateter ke dalam kaitas uterus

    melalui kanalis serikalis.

    2. Setelah inseminasi, aktiitas normal dapat dilakukan dan tes

    kehamilan dilakukan 1) hari kemudian.

    '.  &ssisted 'eproduction (echni)ue 6$3T7

    Terapi ini digunakan apabila terapi konensional gagal, tuba "alopii mengalami

    kerusakan, atau terdapat "aktor pria yang berat. 4etode yang dapat digunakan

    a.  In Vitro Fertilization 6+E7

    +E merupakan prosedur $3T yang paling sering dipakai. Terapi ini

    a!alnya hanya digunakan untuk in"ertilitas "aktor tuba namun saat ini dapat

    digunakan untuk semua jenis in"ertilitas yang tidak dapat dikoreksi dengan

    terapi konensional.

    Tahapan dalam terapi +E

    i. Stimulasi oariumila dengan siklus alami, hanya terbentuk satu "olikel matur yang

    menghasilkan oulasi satu oum. Stimulasi oarium bertujuan untuk 

    menginduksi pertumbuhan beberapa "olikel oarium hingga matur.

    esuksesan +E terkait dengan jumlah oosit yang diambil dan jumlah

    embrio yang ditrans"er. erikut adalah ara-ara penginduksian

    oulasi

    1.  Don-regulation &ipo"isis dengan $gonis :n3&

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    31/36

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    32/36

    1) mm :n3& antagonis diberikan 6:n3& agonis masih

    diberikan7 setiap harinyaii. 4onitoring

    #ilakukan pemantauan terhadap kadar estradiol serum dan *S:

    agina selama stimulasi oarium. Tujuan induksi oarium adalahuntuk meniptakan ' "olikel matur. olikel dikatakan matur bila

    menapai diameter 15 ( 1F mm. etika "olikel sudah matur S& dan

    obat-obatan lain dihentikan. Pasien kemudian diberikan satu kali

    injeksi h;:, dimana injeksi h;: menyebabkan maturasi oum

    sehingga oum dapat di"ertilitsasi.

    iii. Pengambilan @um

    Pengambilan oum dibantu dengan penggunaan *S: agina.

    Setekah *S: agina diletakkan di dalam agina dan "olikel oariumdiketahui letaknya, sebuah jarum dimasukkan melalui dinding

     posterior agina dan langsung menuju "olikel oarium. ;airan

    kemudian diaspirasi dan diperiksa oleh ahli embriologi apakah sel

    oum sudah didapatkan. Semua "olikel dalam kedua oarium

    diaspirasi.

    etika oum sudah didapatkan, oum diletakkan dalam  petridish

    dengan media nutrient dan disimpan dalam inubator. Prosedur ini

    dilakukan dalam anestesi ringan dan membutuhkan !aktu 5 ( 10

    menit. Progesteron diberikan kepada ibu setelah oum diambil.

    i. +nseminasi Sperma

    Pada hari dilakukannya pengambilan oum, sampel sperma juga

    diambil dan dipilih sperma yang paling motil. Sperma tersebut

    kemudian diletakkan berdampingan dengan oum di dalam  petridish

    yang kemudian disimpan dalam inubator. Pagi hari selanjutnya

    dilakukan pemeriksaan apakah "ertilisasi sudah terjadi. ertilisasi

    ditandai dengan adanya 2 pronuklei 61 dari sperma dan 1 dari oum7 di

    dalam oum. #alam beberapa jam kedua nukleii akan bergabung dan

    embrio mulai membelah.. Trans"er

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    33/36

    kaitas uterus.

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    34/36

    !anita adalah memiliki minimal 1 tuba "allopii yang normal. +ndikasi

    dari :+T adalah kelainan anatomi eri? yang menghambat

    keberhasilan trans"er ke kaum uterus.

    i. (ubal +mbryo (ransfer ,(+(

    ;ara ini melibatkan ' tahap pertama +E 617 +nduksi oulasi, 627Pengambilan oum, dan 6'7 ertilisasi oum dilaboratorium. T

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    35/36

  • 8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)

    36/36

    Tehnik ini melibatkan injeksi satu sperma seara langsung ke dalam

    oum. Prosedur ini digunakan pada pasangan yang tidak mengalami

    "ertilisasi setelah siklus +E sebelumnya atau pada kelainan "aktor pria

    yang berat. ertilisasi dengan ara ini memiliki angka kesuksesan

    sebesar 50 ( F0.

    iii.  &ssisted $atching 

    Tehnik ini dilakukan dengan ara menipiskan >ona pelusida dengan

    airan asam yang dienerkan dan diganggu seara mekanis sehingga

    embrio dapat menetas dan melakukan implantasi.

    i. ultur lastokistTahap blastokist dari perkembangan embrio terjadi pada saat akan

    dilakukan implantasi. lastokist merupakan embrio yang terdiri dari

    50 ( 100 sel dan tahap ini diapai setelah 5 ( % hari pengambilan telur.Selama terapi +E, !aktu standard trans"er embrio adalah ' hari

    setelah pengambilan oum. Pada tahap tersebut, embrio berjumlah 5 ( 

    10 sel. Seara garis besar, '0 ( 50 embrio akan berkembang hingga

    tahap blastokist. arena hal itu keuntungan dari kultur blastokist

    adalah memperbolehkan seleksi embrio dengan kualitas terbaik.

    #engan ara ini jumlah blastokist yang ditrans"er dibatasi menjadi dua

    sehingga kehamilan ganda dapat diminimalisir.

    .  Preimplantation genetic diagnosis 6P:#7;ara ini digunakan untuk memastikan diagnosis seara geneti

    terhadap blastomer yang diambil dari embrio sebelum dilakukan

    trans"er. P:# dapat dilakukan untuk keadaan autosomal resei" atau

    konidis dominan untuk memeriksa apakah terdapat aneuploidy atau

    translokasi.H.