Upload
hfathiardi
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
1/36
INFERTILITAS
A. DEFINISI
Tidak terjadinya konsepsi setelah 12 bulan senggama tanpa menggunakan proteksi
B. EPIDEMIOLOGI
- Pada tahun 1995 = Sebanyak 10.5 !anita usia reproduksi in"ertile.
- #i $merika Serikat = %.1 juta !anita mengalami in"ertilitas.- &anya sebanyak 21 pasangan yang tidak memiliki anak yang melakukan
pengobatan pada populasi usia '5 ( )) tahun !alaupun tersedia terapi medis
.
C. FAKTOR RISIKO
1. *sia +bu
a. Semakin meningkat usia ibu = semakin menurun tingkat "ertilitas setelah usia
2) tahun b. *sia yang meningkat menyebabkan penurunan kualitas oosit, dimana hal ini
mengakibatkan peningkatan gangguan meiosis dan mitosis dan menghasilkan
hambatan terhadap "ertilisasi normal dan pertumbuhan embrio "ase a!al
2. *sia $yaha. Semakin meningkat usia ayah = semakin menurun "ertilitas
b. amun pada pria potensi reproduksi dipertahankan sehingga tetap "ertile
untuk !aktu yang lebih lama'. rekuensi Senggama
a. /umlah kehamilan terbanyak didapatkan dari senggama yang dilakukan tiaphari pada sekitar !aktu oulasi, namun apabila hal tersebut dilakukan pada
orang yang memiliki jumlah sperma borderline maka hal ini akan
menyebabkan penurunan olume dan konsentrasi sperma. Selain itu senggama
tiap hari pada beberapa pasangan mungkin sulit dan menimbulkan stress
b. arena sperma biasanya hidup dalam muus preoulatorik selama ' hari atau
lebih, maka dianjurkan pasangan untuk melakukan senggama setiap ' hari
atau lebih di seputar !aktu oulasi
). #urasi dari *saha menapai kehamilana. 3ata-rata masa subur bulanan pada populasi seara keseluruhan adalah 15 (
20
b. amun seiring dengan !aktu, jumlah kehamilan seara keseluruhan
meningkat. 4enggunakan jumlah masa subur sekitar 15 per bulan,
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
2/36
didapatkan keseluruhan jumlah kehamilan pada bulan ke ), %, dan 12 adalah
), %2, dan %. &al ini menandakan bah!a system reproduksi manusia tidak e"isien dan hal
ini penting untuk dijelaskan kepada pasien.
5. &al lain yang mempengaruhi "ertilitasa. ontrasepsi Sebeluumnya
i. +*# meningkatkan resiko terjadinya Pelvic Inflammatory Disease
6P+#7 yang menybabkan kerusakan pada tubaii. 8anita yang sebelumnya menggunakan +*# = 4engalami
peningkatan risiko in"ertile sebesar 2 kali lipat.
iii. Penggunaan oral, metode barrier , dan +*# menyebabkan
sub"ertilitas pada !anita yang sudah lepas tersebut. amun yang
menarik jumlah !anita sub"ertil terendah ditemukan pada !anita
dengan ri!ayat oral.i. :angguan pada "ertilitas ini tidak terkait dengan berapa lama
kontrasepsi oral digunakan
b. 3isiko pekerjaan
i. Toksin yang terpapar pada tempat kerja sehari-hari dapat
mempengaruhi kesehatan reproduksi.
ii. #idapatkan hasil dari beberapa penelitian bah!a tingkat abortus
spontan pada pekerja di ruang operasi yang terpapar agen anestesi
inhalasi lebih tinggi.
iii. Terekspos terhadap bahan kimia lain 6;admium, merury, dan bahan
kimia dry clean7 juga menurunkan "ertilitas pada !anita.
i. Pria lebih rentan terhadap toksin lingkungan karena spermatogenesis
merupakan proses yang berjalan terus menerus dan dinamis. Pestisida, logam berat, insektisida, eter glikol etilen, bahan kimia
organi, dan bahan kimia lainnya juga terbukti mengganggu "ertilitas
pria
. a"ein
i. Terdapat beberapa laporan yang menghubungkan asupan ka"ein !anita
menyebabkan penurunan "ertilitas ketika "aktor lain dikendalikan.
ii. Terdapat hubungan in"ertilitas terkait dengan dosis ka"ein yang
menunjukkan bah!a setiap konsumsi ka"ein dapat mempengaruhi
"ertilitas
d. 4erokok
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
3/36
i.
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
4/36
i. Penelitian sebelumnya melaporkan keuntungan tehnik relaksasi dalam
menurunkan stress dan potensinya dalam memberikan e"ek baik
terhadap "ertilitas
D. TUJUAN WAWANCARA AWAL
arena in"ertilitas merupakan masalah yang mempengaruhi kedua pihak pasangan,
sehingga kedua belah pihak pasangan !ajib hadir saat !a!anara a!al dan penetapan
terapi. onsultasi a!al merupakan pertemuan yang penting dan !aktu yang ukup 6'0 (
%0 menit7 sebaiknya disediakan untuk pasangan. eberapa poin yang penting dalam
!a!anara a!al
1. 4enentukan kepentingan ealuasi
Sebelum pemeriksaan in"ertilitas dilakukan merupakan hal yang penting untuk
memastikan bah!a pasangan memenuhi kriteria in"ertile. 4erupakan hal yang sesuai
untuk melakukan ealuasi setelah % bulan in"ertilitas atau lebih epat apabila "aktor
in"ertilitas yang jelas atau bila !anita di atas '9 tahun.
2.
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
5/36
dilansakan dan diberikan edukasi mengenai estimasi !a!ktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan seluruh pemeriksaan dan kapan melakukan pertemuan untuk
mendiskusikan hasil pemeriksaan serta memulai diskusi terapi.
E. DIAGNOSIS
1. ungsi @arium
a. 4erupakan salah satu pemeriksaan yang penting
b. +n"ormasi penting dapat diperoleh dari ri!ayat mens i. *sia menarhe
ii. rekuensi siklus menstruasi di masa lalu dan saat ini
iii. #urasi aliran darah menstruasi
. $spek penting "ungsi oarium i. 4enentukan apakah oulasi terjadi
ila seorang !anita mengalami siklus menstruasi regular dengan
durasi 2' ( 29 hari maka !anita tersebut mengalami oulasi. &al ini
juga diperkuat apabila perdarahan didahului dengan gejala
premenstruasi 6peningkatan berat air, payudara yang sensitie, dan
perubahan mood 7.
ila status oulasi diragukan, maka lakukan pemeriksaan suhu
basal tubuh. &al ini karena progesterone yang disekresi oleh korpus
luteum saat "ase luteal berkerja di pusat regulasi temperature dalam
hipotalamus meningkatkan peningkatan temperature basal tubuh
sekitar 0.2 ( 0.) 0;.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan serum
progesterone dan kadar A ' ngBmC menandakan bah!a oulasi terjadi.
ii. #e"isiensi "ase luteal
Terdapat beberapa pendapat bah!a apabila progesterone yang
disekresikan pada "ase luteal tidak ukup memenuhi untuk
mematurasikan endometrium untuk implantasi atau menopang
kehamilan, maka akan terjadi in"ertilitas dan abortus.
Terdapat dua pendekatan untuk menilai apakah "ase luteal
adekuat1. 4engukur kadar progesterone di "ase tengah luteal
a. ila kadar progesterone D 10 ngBmC = 4enandakan
de"isiensi progesterone
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
6/36
b. esulitan dengan ara ini = Sekresi progesterone seara
pulsatile tiap 2 ( ' jam yang akan mengganggu
interpretasi kadar progesterone sebenarnya.
. Tehnik yang lebih sering dipakai untuk melihat "ase
luteal yang adekuat adalah biopsi endometrium yang
dilakukan pada saat akhir "ase luteal. Progesteron yang
disekresikan pada "ase luteal menyebabkan perubahan
hari-ke-hari di endometrium yang dapat dinilai seara
histologisd. #e"isiensi "ase luteal ditegakkan bila terdapat
keterlambatan minimal ' hari antara tanggal biosi
endometrium dengan tanggal siklus menstruasi
6ditegakkan seara retrospekti" dengan mengetahui
onset mens selanjutnya dan mengasumsikan "ase luteal
1) hari7
e. eberapa kendala yang ditemukan pada biopsi
endometrium untuk menilai "ase luteal
i. etidakpastian kapan periode menstruasi
dimulai akan mengganggu penegakkan hari
kronologis
ii. Eariasi antara peneliti dalam interpretasi
patologis hasil biopsy
iii. $nggapan yang tidak tepat bah!a "ase luteal
adalah selama 1) hari, dimana kenyataannya
bisa diantara 1' ( 1% hari
i. 20 !anita "ertile memiliki biopsy
endometrium yang diluar "ase.
". arena alasan tersebut dan kurang dapat diandalkannya
pemeriksaan serta e"ikasi pengobatan yang masih
kekurangan bukti, kami merasa pemeriksaan "ase luteal
tidak perlu dimasukkan dalam ealuasi in"ertilitasiii. Penilaian simpanan oarium
Selama kehidupan !anita, jumlah oosit yang tersedia dalam
uterus menapai nilai maksimal saat usia 20 minggu kehamilan.
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
7/36
Setelah itu terjadi penurunan seara bertahap dan progresi" dalam
simpanan oosit di oarium. Pada akhirnya terjadi deplesi total oosit
dan terjadi menopause.
&arus diketahui bah!a menopause bukan merupakan proses yang
terjadi seara tiba-tiba namun menggambarkan akhir proses
transisional yang terjadi selama beberapa tahun.
Perubahan pertama yang dapat diperhatikan dari !anita yang
akan mengalami menopause adalah pemendekan siklus menstruasi
seara bertahap. Sebagai tambahan, S& "ase "olikuler dan kadar
estradiol dapat mengidenti"ikasi !anita yang mulai mendekati transisi
menopause.
Peningkatan S& 6A 10m+*BmC7 atau estradiol 6A F0pgBmC7
selama "ase "olikuler a!al 6Siklus hari ke 2 ( )7 menandakan
kemungkinan penurunan adangan oosit di oarium.*ji prookasi klomi"en sitrat merupakan uji yang dinamis
digunakan untuk memeriksa adangan oarium. lomi"en sitrat
merupakan agonis estrogen yang lemah yang berikatan pada reseptor
estrogen di hipotalamus yang menandakan pelepasan S& dan C& dari
hipo"isis anterior. *ji ini melibatkan
*ji Prookasi lomi"en Sitrat
1. Siklus hari ke ' ( adar S& G
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
8/36
dan ). Semua !anita yang mengalami penurunan adangan oarium
sebaiknya dirujuk untuk konseling dan dita!arkan terapi agresi".i.
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
9/36
sebelum oulasi, muus yang tipis dan air akan keluar dari kanal eri? dan
menutupi portio eri? serta bagian atas agina. $pabila senggama dilakukan pada
saat periode ini sperma dapat melakukan penetrasi terhadap muus dan bertahan
hidup sekitar ' hari ataul lebih.
ila senggama dilakukan pada saat a!al "ase "olikuler dimana estradiol rendah
atau saat "ase luteal dimana e"ek estrogen dila!an oleh e"ek progesterone, muus
eri? menjadi tebal menyebabkan sperma tidak dapat menembus muus dan sperma
akan mati dalam agina beberapa jam kemudian karena keasaman agina.
:angguan penetrasi muus oleh sperma dapat menghambat kehamilan dan
terdapat beberapa penyebab dari hal ini, seperti teknik senggama yang kurang tepat,
produksi muus eri? yang indaekuat, kualitas sperma yang buruk, ri!ayat
conization eri?, ri!ayat pembedahan ablasi eri?, serta penggunaan lubrikan saat
senggama.
'. Tes Post-oitalTes ini merupakan pemeriksaan diagnosti yang sudah sering digunakan untuk
menilai kapasitas "ungsional eri? karena eri? berhubungan dengan "ertilitas.
Pemeriiksaan ini mengealuasi kualitas muus eri? dan menentukan seberapa
banyak jumlah sperma yang telah menembus muus. Terdapat kontroersi mengenai
pemeriksaan ini karena tidak pernah terstandarisasi.). +n"ertilitas aktor Pria
+n"ertilitas "aktor pria merupakan hal yang sering ditemukan dan menjadi "aktor
sebesar '0 pada pasangan in"ertile. Pada pemeriksaan terhadap pria dilakukan
anamnesis mengenai ri!ayat medis pria, seperti ri!ayat pembedahan hernia
inguinalis yang menjadi "aktor risiko kerusakan as de"erens, ri!ayat kriptorkismus,
dan penyakit kronik 6;#, gangguan tiroid, diabetes mellitus, dan malnutrisi7.
europati dapat menyulitkan penyakit diabetes dan menghasilkan impotensi atau
ejakulasi retrograde.
3i!ayat pengobatan juga ditanyakan, karena obat-obatan seperti sul"asala>ine
dapat menurunkan konsentrasi sperma dan motilitas sperma, kolkisin memiliki kerja
antimitosis yang dapat menurunkan produksi sperma, agen hormonal dan steroid
anaboli yang dapat menyebabkan oligospermia bermakna serta a>oospermia, dan
obat-obatan lain yang dapat menyebabkan gangguan pada system reproduksi pria
seperti simetidin, spoironolakton, isonia>id, Ca channel blocker , dan kemoterapi.
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
10/36
@bat rekreasional seperti alohol, tembakau, dan mariyuana bila dikonsumsi seara
berlebihan juga mempengaruhi "ertilitas.3i!ayat kebiasaan juga ditanyakan apakah sering mandi dengan air panas dan
sauna karena spermatogenesis merupakan proses yang sensitie terhadap temperature
dan suhu skrotum lebih rendah sekitar 1 ( 1.50; dibandingkan suhu inti tubuh.
3i!ayat pekerjaan juga ditanyakan mengenai paparan terhadap bahan kimia di tempat
kerja.Pemeriksaan standar untuk mengealuasi "aktor pria adalah analisa sperma. Pria
diminta untuk abstain dari ejakulasi selama 2 hari sebelum melakukan pemeriksaan.
Spesimen didapatkan dengan ara masturbasi. Penilaian penting analisa sperma
adalah peresentase sperma dengan mor"ologi normal. 4or"ologi sperma dikatakan
normal bila H )0 sperma yang memiliki mor"ologi normal.
Eolume 2 ( 5
/umlah Sperma A 20 juta sperma B
4otilitas A 50
4or"ologi A )0 68&@7
8aktu Cikue"aksi 15 ( '0 menit
$pabila hasil dari analisa sperma normal maka tidak diperlukan pemeriksaan
lebih lanjut terhadap pria. ila didapatkan hasil analisa sperma abnormal maka
dilakukan pemeriksaan ulang ' ( ) minggu kemudian. Terdapat ariabilitas hari-ke-
hari parameter semen. Terlebih lagi analisa semen abnormal dapat dijelaskan oleh
kejadian yang membuat stress pada tubuh 6ontoh #emam7 sekitar 2 ( ' bulan
sebelum dilakukan pemeriksaan sperma. 8aktu tersebut merupakan jumlah !aktu
yang dibutuhkan untuk sperma matur terbentuk.
Earioele juga diperiksa pada pasangan pria pada saat dahulu. Earioele
ditemukan pada 25 pria in"ertile namun juga dapat ditemukan pada 10 ( 15 pria
"ertile. Teori yang digunakan mengapa arioele dapat mempengaruhi "ertilitas
adalah dilatasi ena menyebabkan peningkatan temperature testis yang mengganggu
produksi sperma. amun dari hasil penelitian tidak didapatkan adanya perbaikan"ertilitas pria setelah dilakukan perbaikan terhadap ligase arioele.
Pemeriksaan laboratorium 6S&, C&, testosterone, dan prolatin7 membantu
menyingkirkan endokrinopati yang dapat mengganggu spermatogenesis seara
bermakna. ila gonadotropin 6S&, C&7 menurun atau tidak dapat dideteksi, hal ini
menandakan adanya dis"ungsi hipotalamus yang dapat diperbaiki dengan S& dan
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
11/36
human chorionic gonadotropin 6h;:7, atau menggunakan hormone :n3&.
Peningkatan Sh dapat menandakan adanya gangguan testiular. &iperprolaktinemia
merupakan hal yang jarang pada pria namun dapat terkait dengan impotensi. Pada
pria dengan a>oospermia dan hormone gonadoptropin normal, maka perlu dilakukan
pemeeriksaan apakah terdapat obstruksi as de"erens atau absennya as de"erens.
5. +n"ertilitas aktor Tubal
aktor tuba didapatkan pada 20 !anita in"ertile. aktor risiko termasuk
ri!ayat kehamilan ektopik, rupture apprndi?, penggunaan +*#, atau terkena P+#.
8alaupun begitu, mayoritas !anita yang memiliki in"ertilitas "aktor tubal tidak
memiliki "aktor risiko apapun.
*ntuk memeriksa "aktor tuba, dilakukan pemeriksaan hysterosalphingogram
6&S:7. Pemeriksaan ini dilakukan pada saat "ase "olikuler a!al setelah aliran darah
menstruasi berhenti. *ntuk pemeriksaan ini digunakan media berbasis air.
ontraindikasi absolut untuk pemeriksaan ini adalah suspek hamil dan in"eksi pelis
akut. omplikasi dari pemeriksaan &S: adalah in"eksi, dengan insidensi 1 ( '.
arena hal ini diberikan antibioti pro"ilaksis untuk !anita yang memiliki ri!ayat
in"eksi menular seksual atau in"eksi pelis atau yang didiagnosis hydrosalphinx pada
saat dilakukan &S:. $lergi iodine atau terhadap ikan merupakan hal yang harus
dipertimbangkan untuk pemeriksaan &S:.
&S: juga dapat digunakan untuk memeriksa kaitas uterus. *ntuk memeriksa
kaitas uterus seara baik bila menggunakan kateter balon, maka balon harus
dikempeskan pada akhir pemeriksaa saat medium kontras diinjeksikan. Pada saat
melakukan injeksi medium kontras, dipasang tenakulum ke eri? anterior untuk
traksi dan medium kontras dimasukkan melalui kanula plasti yang ditempelkan ke
ostium eri? e?ternal. 3etraksi dengan menggunakan tenakulum menyebabkan
uterus menjadi lurus dan kaitas uterus dapat diperiksa dengan lebih baik. +njeksi
medium kontras dilakukan seara perlahan dan apabila ditambah dengan pemberian
S$+# sebelum prosedur maka &S: menimbulkan ketidaknyamanan minimal
bahkan tidak nyeri.
&S: selain merupakan alat diagnosti juga menunjukkan memiliki e"ek
terapeutik. &al ini karena injeksi dari kontras dapat meluruhkan sumbatan muus
intratubal, menstimulasi silia tuba, atau melepaskan adhesi intratuba.
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
12/36
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah laparoskopi. Pemeriksaan ini
merupakan pemeriksaan yang paling inasi" diantara pemeriksaan in"ertilitas lainnya
sehingga dilaksanakan setelah pemeriksaan lain sudah dilakukan. +ndikasi
laparoskopi adalah pada !anita dengan ri!ayat in"eksi pelis, !anita dengan gejala
dan tanda endometriosis, atau didapatkan hasil yang abnormal pada saat dilakukan
&S:. $pabila terdapat obstruksi tuba distal bilateral dari pemeriksaan &S:, maka
laparoskopi tidak harus dilaksanakan dan pasien dapat langsung mendapatkan terapi
In Vitro Fertilization 6+E7.
%. +n"ertilitas aktor *terus#is"ungsi dalam uterus dapat menghambat terjadinya kehamilan. Pemeriksaan
lebih lanjut terhadap kaitas uterus dilakukan pada !anita dengan perdarahan
abnormal, kaitas abnormal yang ditemukan pada pemeriksaan &S:, atau ri!ayat
abortus berulang. 4ioma uteri merupakan penyebab "aktor uterus yang sering
ditemukan dan terjadi pada sekitar 15 ( 20 !anita di atas usia '5 tahun. Pada
kebanyakan kasus, mioma tidak menghasilkan gejala atau mempengaruhi "ertilitas.
ibroid dapat terletak dan melekeat diluar uterus 6Subserosa7, dalam dinding uterus
6+ntramural7, dan dalam kaitas 6Submukosa7. 4ioma uteri submukosa memiliki
dampak terbesar terhadap "ertilitas.ila pemeriksaan dengan &S: masih tidak adekuat, dapat dilakukan
pemeriksaan dengan histeroskopi atau sonohysterogram 6S&:7. ami menemukan
bah!a S&: merupakan pemeriksaan yang sangat baik dalam mengealuasi kaitas
uteri. Pemeriksaan ini dapa dilaksanakan apabila klinisi memiliki akses terhadap
ultrasound agina. *ntuk melakukan tes ini kateter yang keil dimasukkan ke dalam
kaitas uteri dan syringe berisi saline dipasangkan. emudian ultrasound agina
dimasukkan. Setelah uterus diidenti"ikasi saline dinjeksikan kedalam kaitas. aitas
normal memiliki batasan yang tajam. ila terdapat struktur lain di dalam kaitas
uterus maka hal tersebut dianggap abnormal dan dapat merupakan mioma ataupolip.
Pada keadaan ini, dapat dipertimbangkan pemeriksaan dengan histeroskopi.
F. PEMERIKSAAN
Tujuan dalam terapi pasangan in"ertile adalah untuk menapai kehamilan yang tanpa
komplikasi dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat. Pemeriksaan yang dilakukan
merupakan bagian dari asuhan prekonsepsi untuk menapai tujuan tersebut. Pemeriksaan
yang dilakukan
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
13/36
1. $namnesis
a. 3i!ayat 4edis
3i!ayat medis ditanyakan untuk mengidenti"ikasi masalah medis yang
dapat menyulitkan kehamilan. eadaan medis !anita atau pengobatan yang
diberikan kepada !anita dapat mempengaruhi terjadinya kehamilan sertakesehatan kehamilan. &al lain yang dikha!atirkan adalah kehamilan dapat
memperberat kondisi medis dan mempengaruhi kesehatan ibu.
i. #iabetes 4ellitus
Selama kehamilan, diabetes mellitus merupakan keadaan medis
yang sering ditemui. #iabetes berhubungan dengan peningkatan
insidensi anomaly kongenital, yang berhubungan seara langsung
dengan ontrol diabetes sebelum kehamilan. Pemeriksaan yang
dilakukan adalah ealuasi &b$1; untuk melihat bagaimana kontroldiabetes selama ' ( ) bulan sebelumnya. ontrol diabetes yang buruk
berhubungan dengan peningkatan "etal dan maternal astage. Tujuan
dalam !anita dengan diabetes mellitus yang menginginkan kehamilan
adalah menegakkan ontrol ketat kadar glukosa sebelum konsepsi.
Penyakit asular dapat menyulitkan diabetes dan merupakan
indikasi pemeriksaan "ungsi ginjal dan o"talmologis. #iabetes juga
meningkatkan insidensi pre-eklamsia.
Skrining diabetes dilakukan pada!anita yang overeight 6+4T A
257 dengan resistensi insulin, ri!ayat penyakit keluarga ditemukan
diabetes mellitus dan hipertensi, anoulasi kronik, dan kehamilan
sebelumnya yang mengalami penyulit diabetes mellitus gestasional
atau makrosomia.
Skrining dilakukan dengan memeriksa gula darah puasa minimal
jam atau tes toleransi glukosa oral dengan F5 gr glukosa.
ii. &ipertensi
&ipertensi menyebabkan !anita mengalami peningkatan risiko pre-
eklamsia selama kehamilan. Pengobatan terhadap hipertensi sebaiknya
diteliti akan e"ek sampingnya apakah akan memiliki pengaruh
terhadap kehamilan.
iii. *sia 8anita
8anita dengan usia A )0 tahun akan mengalami peningkatan risiko
komplikasi selama kehamilan dibandingkan dengan !anita yang lebih
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
14/36
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
15/36
glukosa, lupus, antikoagulan dan antibody antikardiolipin.
Pemeriksaan kaitas uterus juga dilakukan untuk menyingkirkan
penyebab anatomis abortus, seperti mioma uteri, de"ek duktus 4ulleri,
dan perubahan #
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
16/36
konsepsi menurunkan kemungkinan anomaly kongenital dan
komplikasi saat kehamilan
v. Pre-at kimia salonJat kimia seperti at rambut, bleach, >at kimia untuk pera!atan
kuku dapat terinhalasi oleh pekerja. Penelitian sebelumnya
menyimpulkan bah!a pekerja di salon kenantikan mengalami
peningkatan risiko abortus dan in"ertilitas. 3isiko ini dipengaruhi oleh
jumlah jam kerja per minggu, penggunaan desin"ektan "ormaldehid,
serta penggunaan sarung tangan selama terapi rambut dan pera!atan
kuku.
iii. Paparan bahan kimia organi
ahan kimia organi seperti hidrokarbon ali"atik dan aromati,
"enol, trikloroetilen, xylene, inil klorida, dan aseton meningkatkan
risiko mal"ormasi mayor pada !anita yang hamil dan terpapar >at
tersebut pada trimester pertama.
iv. Paparan spermatotoksin
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
17/36
Pria lebih rentan terkena toksin karena spermatogenesis merupakan
proses yang terus-menerus berlangsung. &al ini didukung dengan
penelitian yang menemukan bah!a pria yang berkerja di pabrik yang
menghasilkan pestisida 6#;P7 mengalami peningkatan insidensi
in"ertilitas, dimana keparahannya ditentukan oleh durasi dan dosis
paparan. Jat yang termasuk spermatotoksin adalah kepone, eter glikol
etilen, karbon disul"ide, na"til metilkarbamat, etilen dibromida, >at
kimia organi, dan logam berat.
d. 3i!ayat ebiasaanebiasaan sehari-hari memiliki peranan penting dalam kehamilan.
ebiasaan mengonsumsi tembakau, alohol, dan obat rekreasional dapat
mengganggu kehamilan bahkan merusak hasil konsepsi.
i. 4erokok 3okok merupakan toksin reprodukti". 8anita yang merokok selama
kehamilan mengalami peningkatan risiko in"ertilitas, abortus spontan,
dan kehamilan ektopik. 4erokok selama kehamilan juga
meningkatkan risiko abruption plaenta, rupture premature membrane,
sudden infant death syndrome 6S+#S7, dan pertumbuhan janin
terganggu 6P/T7. 8anita yang merokok dan memikirkan untuk hamil
sebaiknya dimotiasi kuat untuk berhenti.
ii. $lkoholonsumsi alohol saat kehamilan meningkatkan risiko komplikasi
seperti fetal alcohol syndrome, yang berhubungan dengan kelainan
kehamilan "etus, dismor"ik "etus, dan retardasi mental. 3isiko fetal
alcohol syndrome terkait dengan banyaknya konsumsi alohol namun
berapapun asupan alohol pasti menimbulkan dampak buruk terhadap
"etus.
iii. Penggunaan @bat 3ekreasional
Penggunaan obat rekreasional pada kehamilan merupakan
kontraindikasi absolut. Pria yang menggunakan marijuana setiap
harinya memiliiki kadar testosterone serum yang rendah dan jumlah
hitung sperma yang menurun. @bat yang digunakan pada ibu seperti
kokain dan heroin dapat menyebabkan reaksi putus obat yang berat
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
18/36
pada bayi setelah bayi lahir. Penggunaan obat intraena dapat
meningkatkan risiko &+E dan in"eksi hepatitis.
e. 3i!ayat utrisi
utrisi sangat mempengaruhi terjadinya kehamilan dan mempertahankan
kehamilan. arena hal itu, diet yang seimbang terdiri dari buah, sayur, roti,daging, dan susu harus diterapkan. 4akanan dengan konten lemak dan
minyak yang tinggi dikonsumsi seara minimal. /umlah kalori asupan juga
harus dikendalikan untuk memperahankan berat badan normal.
i. +ndeks 4assa Tubuh
erat badan yang terlalu ringan atau terlalu berat berhubungan
dengan kelainan "ungsi oarium. /ika +4T D 1 atau jumlah lemak
tubuh D 22, maka dapat terjadi kelainan "ungsi menstruasi dan
dis"ungsi oulasi. &al ini menjelaskan mengapa terjadi amenorea pada beberapa atlet !!anita dan !anita yang diet berlebihan. Peningkatan
berat badan juga berhubungan dengan dis"ungsi oulasi. ekha!atiran
besar tertuju pada peningkatan berat badan yang meningkatkan
insidensi penyulit saat kehamilan termasuk diabetes, hipertensi, dan
tromboemboli. 8anita yang overeight enderung memiliki bayi yang
besar, sehingga meningkatkan kemungkinan distosia bahu dan
insidensi seksio ;esarea. Seksio ;esarea pada !anita yang overeight
meningkatkan insidensi komplikasi anestesi dan bedah. @besitas
bertanggung ja!ab atas 1 mortalitas ibu dan 0 mortalitas terkait
anestesi.
ii. $supan a"ein
Terdapat hubungan antara asupan ka"ein dengan penurunan
"ertilitas. Terlebih lagi, asupan ka"ein selama kehamilan meningkatkan
kemungkinan abortus spontan dan C3. arena hal tersebut maka
!anita yang akan hamil disarankan tidak mengonsumsi ka"ein atau
membatasi asupan ka"ein menjadi satu porsi minuman berka"ein per
hari. /umlah ka"ein dalam satu angkir kopi, teh, dan minuman
bersoda adalah sekitar 100 mg, 50 mg, dan 50 mg seara berturut-
turut. Pada pria ka"ein tidak memiliki risiko mengganggu "ertilitas,
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
19/36
bahkan sperma yang terekspos terhadap ka"ein pada penelitian di
laboratorium mengalami peningkatan motilitas.
iii. Suplemen Eitamin
8anita yang mengonsumsi asam "olat sebelum hamil menurunkan
risiko bayi dengan de"ek neural tube. #e"ek neural tube merupakan perkembangan ertebrae dan tengkorak yang abnormal. #e"ek yang
sering ditemukan adalah spina bidi"da. arena hal tersebut
direkomendasikan semua !anita yang akan hamil mengonsumsi 0.)
mg asam "olat per hari. Pada !anita dengan +4T A '0, terjadi
peningkatan risiko memiliki bayi yang mengalami de"ek neural tube,
sehingga pada !anita tersebut direkomendasikan mengonsumis asam
"olat sebanyak 1.0 mg. Pada !anita dengan ri!ayat kehamilan
sebelumnya disulitkan oleh de"ek neural tube atau ri!ayat keluarga
de"ek tersebut, maka diterapi dengan asam "olat ).0 mg per hari.Eitamin $ juga diberikan pada !anita hamil, namun pada dosis
yang tidak berlebihan karena itamin $ yang berlebihan dapat
mengakibatkan terjadinya anomaly kongenital seperti kranio"asial,
kardiak, thymus, dan gangguan system sara" pusat. #osis yang aman
untuk penggunaan itamin $ adalah 5000 ( 000 +*, dengan batas
maksimal 10.000 +*. onsumsi bahan makanan yang kaya akan
itamin $ juga dibatas. Suplementasi dengan K-arotene 6preursor
itamin $7 tidak berhubungan dengan e"ek toksik
2. Pemeriksaan isik
a. Pemeriksaan dilakukan seara berkala tiap tahun meliputi
i. Pemeriksaan Tekanan #arah
ii. Pemeriksaan Status :eneralis
iii. Pemeriksaan Pelis
iv. Pap Smear
v. 4ammogram
. Pemeriksaan Penunjang
a. Caboratorium
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap yang
ditambah dengan pemeriksaan TS&, golongan darah, 3apid plasma regain
63P37 6Tes skrining si"ilis7, skrining antibody untuk 3ubella-Eariella-
&epatitis-&+E, dan skrining geneti 6bila ada indikasi7.
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
20/36
Pemeriksaan darah lengkap dapat mengidenti"ikasi apakah !anita terkena
anemia dan kelainan lain yang membutuhkan perhatian. Pemeriksaan
golongan darah dan skrining dapat mendeteksi adanya antibody yang dapat
meningkatkan risiko isoimunisasi. Skrining tiroid dilakukan untuk mendeteksi
dis"ungsi tiroid yang dapat menyulitkan kehamilan. 8alaupun !anita
memiliki kadar TS& yang no rmal, bila terdapat hasil antibody tiroid positi"
!anita memiliki risiko masalah tiroid di masa yang akan datang.
b. Pemeriksaan 3ubella
3ubella yang terjadi pada trimester pertama dapat menyebabkan kematian
"etus atau kerusakan berat terhadap organ jantung, neurologis, o"talmologis,
dan auditorik. Lang menjadi "ous perhatian pada rubella adalah sebesar 1B'
kasus bersi"at asimtomatik dan sering tidak terdiagnosa. *ntuk menegah
terkena rubella maka dilakukan aksin rubella. #ilakukan skrining status
imunitas rubella untuk !anita yang ingin hamil. 8anita yang belum
mendapatkan aksin dimotiasi untuk mendapatkan aksin. Eaksin rubella
berisi irus yang dilemahkan sehingga !anita setelah mendapatkan aksin
rubella harus menghindari kehamilan selama ' bulan.
c. Pemeriksan EariellaEariella merupakan irus yang sangat menular dan diakibatkan oleh irus
herpes. ebanyakan orang terkena ariella saat masa anak dan meniptakan
imunitas seumur hidup. Pada orang yang belum memiliki imunitas terhadap
arisela dapat diberikan aksin. $pabila !anita hamil terkena ariella pada
trimester pertama dapat mengakibatkan anomaly kongenital.
Eaksin arisella diberikan sebanyak dua kali dengan jarak antara aksin )
( minggu. arena aksin arisella berisi irus yang dilemahkan maka
!anita setelah mendapatkan aksin arisella harus menghindari kehamilan
selama ' bulan.
d. Skrining &epatitiserat dan risiko terhadap transmisi ertial hepatitis bergantung pada
jenisnya 6$, , ;, #,
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
21/36
in"eksi kepada "etus. 8anita yang memiliki hepatitis akti" sebaiknya
dikonseling dan neonates saat lahir diberikan &+: untuk menegah in"eksi.
+mmunisasi diberikan pada indiidu yang berkerja terpapar dengan darah dan
pekerjaan yang memiliki risiko tinggi tertular hepatitis .
e. Skrining &+E
+n"eksi &+E akan berujung kepada $+#S. +n"eksi irus menargetkan
system imun dan merusak "ungsi system imun. +n"eksi irus ini a!alnya
ditemukan hanya pada populasi homoseksual namun saat ini juga ditemukan
pada populasi heteroseksual. ebanyakan orang tidak tahu bah!a diri mereka
terin"eksi irus &+E dan seara tidak sadar menularkan irus tersebut kepada
orang lain melalui kontak seksual. arena hal tersebut, !anita asimtomatik
dengan irus &+E dapat mengin"eksi anak di dalam kandungan. Perjalanan
in"eksi &+E pada in"ant sama dengan perjalanan pada orang de!asa. arena
akibat dari in"eksi &+E maka pemeriksaan &+E dilakukan pada semua
pasangan yang menginginkan kehamilan.
G. PENATALAKSANAAN DASAR
Terdapat beragam terapi in"ertilitas yang dapat dipilih oleh klinisi dan pasien. Terapi
optimal adalah terapi yang memiliki keberhasilan yang baik, berhubungan dengan risiko
minimal, dan e"ekti" biaya. erikut adalah pilihan terapi yang dapat digunakan
1. +nduksi @ulasi
a. +ndikasii. #iberikan pada !anita yang mengalami dis"ungsi oulasi sekunder
akibat anoulasi kronik atau dis"ungsi hipotalamus.
ii. #is"ungsi oulasi akibat kegagalan oarium tidak dikoreksi
menggunakan pengobatan induksi oulasi
b. 4etode
i. Clomiphene Citrate1. Tujuan
Penggunaan clomiphene citrate 6;;7 pada dis"ungsi oulasi
dikarenakan penggunaannya yang mudah, tidak mahal, dan
memiliki kemungkinan kehamilan ganda ketika dibandingkan
dengan gonadotropin. ila dosis ;; yang ditingkatkan masih
gagal memperbaiki masalah oulasi maka hal tersebut
merupakan indikasi pemberian gonadotropin.2. armakologi
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
22/36
;; merupakan agen oral yang berkerja sebagai agonis estrogen
lemah dan menghasilkan peningkatan sekresi gonadotropin.
&al ini diapai dengan berikatan pada reseptor estrogen
hipotalamus, yang menurunkan penambahan reseptor tersebut.
&ipotalamus merespon terhadap keadaan pseudo-hipoestrogen
dengan meningkatkan pelepasan :n3&, dimana hal ini
meningkatkan sekresi S& dan C& dari hipo"isis anterior.
'. +ndikasi
a. +n"ertilitas Tidak Terjelaskan 6"nexplained Infertility7
i. #urasi terapi ' ( ) bulanii. #osis rekomendasi
50 ( 100 mg antara hari siklus ke ' ( F
iii. &ubungan dilakukan selang 1 hari antara siklus
hari ke 10 ( 1.i. Pregnancy rate % siklus per hari.
b. #is"ungsi @ulasii. #osis terapi a!al 50 mg pada siklus hari ke ' (
F.ii. ila siklus menstruasi D '5 hari #osis
diteruskan hingga ' siklus dan minta pasangan
menggunakan oulaiii. ila siklus menstruasi A '5 hari #osis
ditingkatkan seara bertahap hingga 100 mg
selama 5 hari. ila dosis tidak adekuat, maka
dosis ditingkatkan menjadi 150 mg.
i. Pregnancy rate 10 per siklus.. ersamaan dengan +nseminasi +ntrauterin 6+*+7
i. #osis terapi 100 mg antara siklus hari ke ' ( F.
ii. $lat prediksi oulasi digunakan untuk
memeriksa urin dimulai pada siklus hari ke 11.
iii. etika #$ surge terjadi, dilakukan renana
untuk melakukan +*+. ila hasil tes positi"
terapi inseminasi tunggal dilakukan pada hari
setelah pemeriksaan.i. Pregnancy rate ( 10 per siklus.
). #osis dan Pemberian.
a. Sediaan 50 mg tablet.
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
23/36
b. #osis a!al 50 mg per hari selama 5 hari setelah
periode menstruasi spontan atau menstruasi yang
diinduksi progesterone.
. Pemberian $ntara siklus hari ke 5 ( 9. amun terapi
selama 5 hari dapat diberikan pada siklus hari ke ', ),
atau 5.
d. @ulasi dipantau dengan memeriksa temperature basal
badan atau menggunakan perlengkapan preditor
oulasi.
e. Senggama dilaksanakan pada antara siklus hari ke 10 (
1.
". Pada pasien anoulatorik, bila siklus D '5 hari
diberikan dosis ;; dipertahankan selama ' ( ) siklus.g. ila siklus A '5 hari maka dosis dapat ditingkatkan
menjadi 100 mg lalu 150 mg setiap harinya selama 5
hari hingga respon terapi terlihat.
5. Pengobatan yang dapat digunakan bersama ;;a. @bat &ipoglikemik @ral 6@&@7
i.
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
24/36
i. $plikasi linis
1. Pengobatan jangka panjang
#iberikan hingga % ( 12 bulan. Pasien
dilakukan follo up setiap % ( minggu.
2. Pengobatan jangka pendek
#iberikan selama ) ( % minggu sebelum
diberikan ;;.
'. 3esistensi ;; 4et"ormin dapat diberikan apabila tidak
ada respon terhadap ;;.
b. $gen #opaminergik i. &iperprolaktinemia merupakan penyebab
dis"ungsi oulasi. /ika ditemukan peningkatan
kadar prolatin, dilakukan pengulangan
pemeriksaan kadar prolatin untuk memastikan.
&iperprolaktinemia dapat diakibatkan sekunder
dari ri!ayat bedah payudara, trauma leher,
penggunaan obat, insu"isiensi renal, tumor
hipo"isis, dan hipotiroid.
ii. &iperprolaktinemia diterapi dengan
menggunakan agen dopaminergi
1. romoriptine 2.5 mg per tablet, mulai
dengan M tablet 61.25 mg7 selama 1
minggu lalu tingkatkan menjadi 1 tablet
62.5 mg7. *langi pemeriksaan kadar
prolatin dalam 2 ( ' minggu. ila kadar
prolatin meningkat maka dapat
dilakukan peningkatan dosis seara
perlahan
2. ;abergoline 0.5 mg per tablet. $!ali
dengan pemberian 1 tablet 60.5 mg7 dua
kali dalam seminggu. Tingkatkan dosis
sebanyak 0.25 mg dua kali per minggu
hingga N 1 mg dua kali per minggu
tergantung pada kadar serum prolatin.
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
25/36
/angan tingkatkan dosis lebih epat dari
tiap ) minggu.iii.
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
26/36
merasakan distensi abdomen, nyeri abdomen, mual,
muntah, dan kesulitan berna"as.. anker @arium
Terdapat kekha!atiran mengenai risiko potensi kanker
oarium setelah dilakukan induksi oulasi. amunhubungan penyebab dan e"ek belum ditegakkan.
ii. :onadotropin
1. @bat dalam sediaan injeksi, digunakan untuk induksi
inseminasi intratuterin dan terapi +E
2. /enis :onadotropin
a. S& @bat hanya berisi S& dan diberikan melalui
injeksi subkutan
b. :onadotropin menopause manusia erisi S& dan C&
dalam jumlah yang sama dan diberikan tiap hari melaluiinjeksi intramusular
'. :n3& $gonis a. 4erupakan hormone sintetik yang diberikan melaluui
injeksi subkutan. b. 4enyebabkan pelepasan S& dan C& dari hipo"isis
anterior
. Pemberian seara terus menerus menyebabkan
penurunan temporer S& dan C&, menyebabkan
penegahan C& surge.d. #iberikan pada pasien yang menjalani terapi +E.e. euntungan 4enghambat C& surge.
). :n3& $ntagonis
a. @bat ini berkerja dengan mengikat reseptor :n3& dan
menghambat pelepasan S& dan C&.
b. euntungan &ambat C& surge, sehingga sangat
berguna pada pasien yang menjalani terapi +E.
5. $uman Chorionic %onadotropin 6h;:7
a. @bat ini berisi h;: yang memiliki "ungsi serupa
dengan C&. C& merupakan hormone yang membantu
maturasi oum sehingga oum dapat dilakukan
"ertilitsasi dan stimulasi oulasi.
b. @bat gunakan pada !anita yang menjalani +*+ dan
selama terapi +E.
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
27/36
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
28/36
%. Suplemen Progesteron
a. #iberikan pada!anita yang menjalani terapi +E untuk
membantu mempersiapkah endometrium untuk
impantasi dan menyokong kehamilan
b. +ndikasi i. $bortus berulang
Pemberian progesterone pada pasien yang
mengalami abortus berulang dapat diberikan
pada kondisi
&asil pemeriksaan negati" Pemberian
progesterone empiris ' ( ) hari setelah
peningkatan temperature basal tubuh atau
setelah C& surge urin di urin yang dipastikan
dari kit preditor oulasi.
Pemberian progesterone dapat diberikan hingga
minggu ke 10 kehamilan.
ii. Terapi +E
4erupakan suatu standard pada !anita yang
menjalani terapi +E selama "ase luteal. &al ini
dikarenakan terjadinya penurunan produksi
progesterone akibat menurunnya agonis :n3&,
gangguan sel "olikuler saat pengambilan oum,
dan tingginya kadar estrogen selama terapi.
Progesteron diberikan hingga iabilitas "etus
dapat dipastikan melalui *S: agina antara
minggu ke % ( F. amun penelitian lain
mengatakan bah!a progesterone dapat
dihentikan pada hari petama uji kehamilan
positi".iii. Pengangkatan korpus luteum
Setelah oulasi dan selama bagian a!al
kehamilan, dapat terjadi perdarahan ke dalam
korpus luteum yang menghasilkan perdarahan
intraperitoneal dan nyeri abdomen hebat. Pada
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
29/36
keadaan ini dilakukan pengangkatan korpus
luteum. arnea korpus luteum bertanggung
ja!ab atas produksi progesterone hingga
minggu ke F ( 9 kehamilan, maka dilakukan
terapi suplementasi progesterone hingga minggu
ke 10.
. $gen Progesteroni. Per Eaginal 6@ula7
1. ;rinone ( 90 mg 1 kali sehari
2. Supossitoria ( 100 mg 2 kali sehari'. Prometrium 6micronized progesterone7 (
200 mg 2 kali sehari
Pasien diminta untuk tetap dalam posisi
supinasi selama 20 menit setelah
memasukkan obat ke dalam aginaii. Per @ral
1. Prometrium 6micronized progesterone7 (
100 mg ' kali sehari durante oenam
untuk meningkatkan absorbs
iii. +njeksi +ntramuskular
1. Progesterone dalam minyak 650 mgB7
sediaan 10 satu botol, pemberian 50
mg 61 7 per hari$dministrasi terbaik didapat melalui oula karena
progesterone akan disirkulasikan terlebih dahulu ke
dalam uterus seara langsung sebelum didistribusikan
dan didilusikan dalam sirkulasi sistemik.
2. +nseminasi +ntrauterin 6+*+7 dengan Stimulasi @ariuma. +ndikasi
+n"ertilitas yang tidak terjelaskan, "aktor eri?, dan "aktor pria ringan.
b. Strategi linis
eberapa tahapan dalam proses +*+ i. Stimulasi @arium
1. #iberikan obat berupa ;; untuk menstimulasi oulasi pada
!anita di ba!ah usia '5 tahun. Pada !anita di atas '5 tahun
atau setelah tiga siklus ;; tidak menapai kehamilan maka
diberikan gonadotropin injeksi.
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
30/36
2. etika perkembangan "olikel yang adekuat sudah terjadi,
oulasi diinduksi dengan h;: dan +*+ direnanakan selama
periode peri-oulatorik.
ii. Persiapan Sperma 6Sampel Semen7
1. +nseminasi dilakukan selama 1 atau 2 hari disekitar !aktuoulasi. Pada hari terapi +*+, pasangan pria diminta untuk
menghasilkan sampel semen, lebih baik dilakukan
dilaboratorium namun bisa juga dilakukan di rumah dengan
syarat jarak dari rumah ke laboratorium D '0 menit.
2. /umlah dan konsentrasi sperma kemudian dinilai. emudian
sampel semen diui dan disiapkan
iii. Pelaksanaan +*+1. Pasang speulum dan dapatkan isualisasi eri?. emudian
sampel sperma yang sudah diui dimasukkan ke dalam
kateter, kemudian masukkan kateter ke dalam kaitas uterus
melalui kanalis serikalis.
2. Setelah inseminasi, aktiitas normal dapat dilakukan dan tes
kehamilan dilakukan 1) hari kemudian.
'. &ssisted 'eproduction (echni)ue 6$3T7
Terapi ini digunakan apabila terapi konensional gagal, tuba "alopii mengalami
kerusakan, atau terdapat "aktor pria yang berat. 4etode yang dapat digunakan
a. In Vitro Fertilization 6+E7
+E merupakan prosedur $3T yang paling sering dipakai. Terapi ini
a!alnya hanya digunakan untuk in"ertilitas "aktor tuba namun saat ini dapat
digunakan untuk semua jenis in"ertilitas yang tidak dapat dikoreksi dengan
terapi konensional.
Tahapan dalam terapi +E
i. Stimulasi oariumila dengan siklus alami, hanya terbentuk satu "olikel matur yang
menghasilkan oulasi satu oum. Stimulasi oarium bertujuan untuk
menginduksi pertumbuhan beberapa "olikel oarium hingga matur.
esuksesan +E terkait dengan jumlah oosit yang diambil dan jumlah
embrio yang ditrans"er. erikut adalah ara-ara penginduksian
oulasi
1. Don-regulation &ipo"isis dengan $gonis :n3&
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
31/36
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
32/36
1) mm :n3& antagonis diberikan 6:n3& agonis masih
diberikan7 setiap harinyaii. 4onitoring
#ilakukan pemantauan terhadap kadar estradiol serum dan *S:
agina selama stimulasi oarium. Tujuan induksi oarium adalahuntuk meniptakan ' "olikel matur. olikel dikatakan matur bila
menapai diameter 15 ( 1F mm. etika "olikel sudah matur S& dan
obat-obatan lain dihentikan. Pasien kemudian diberikan satu kali
injeksi h;:, dimana injeksi h;: menyebabkan maturasi oum
sehingga oum dapat di"ertilitsasi.
iii. Pengambilan @um
Pengambilan oum dibantu dengan penggunaan *S: agina.
Setekah *S: agina diletakkan di dalam agina dan "olikel oariumdiketahui letaknya, sebuah jarum dimasukkan melalui dinding
posterior agina dan langsung menuju "olikel oarium. ;airan
kemudian diaspirasi dan diperiksa oleh ahli embriologi apakah sel
oum sudah didapatkan. Semua "olikel dalam kedua oarium
diaspirasi.
etika oum sudah didapatkan, oum diletakkan dalam petridish
dengan media nutrient dan disimpan dalam inubator. Prosedur ini
dilakukan dalam anestesi ringan dan membutuhkan !aktu 5 ( 10
menit. Progesteron diberikan kepada ibu setelah oum diambil.
i. +nseminasi Sperma
Pada hari dilakukannya pengambilan oum, sampel sperma juga
diambil dan dipilih sperma yang paling motil. Sperma tersebut
kemudian diletakkan berdampingan dengan oum di dalam petridish
yang kemudian disimpan dalam inubator. Pagi hari selanjutnya
dilakukan pemeriksaan apakah "ertilisasi sudah terjadi. ertilisasi
ditandai dengan adanya 2 pronuklei 61 dari sperma dan 1 dari oum7 di
dalam oum. #alam beberapa jam kedua nukleii akan bergabung dan
embrio mulai membelah.. Trans"er
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
33/36
kaitas uterus.
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
34/36
!anita adalah memiliki minimal 1 tuba "allopii yang normal. +ndikasi
dari :+T adalah kelainan anatomi eri? yang menghambat
keberhasilan trans"er ke kaum uterus.
i. (ubal +mbryo (ransfer ,(+(
;ara ini melibatkan ' tahap pertama +E 617 +nduksi oulasi, 627Pengambilan oum, dan 6'7 ertilisasi oum dilaboratorium. T
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
35/36
8/18/2019 INFERTILITAS (Dari Handbook of Infertility)
36/36
Tehnik ini melibatkan injeksi satu sperma seara langsung ke dalam
oum. Prosedur ini digunakan pada pasangan yang tidak mengalami
"ertilisasi setelah siklus +E sebelumnya atau pada kelainan "aktor pria
yang berat. ertilisasi dengan ara ini memiliki angka kesuksesan
sebesar 50 ( F0.
iii. &ssisted $atching
Tehnik ini dilakukan dengan ara menipiskan >ona pelusida dengan
airan asam yang dienerkan dan diganggu seara mekanis sehingga
embrio dapat menetas dan melakukan implantasi.
i. ultur lastokistTahap blastokist dari perkembangan embrio terjadi pada saat akan
dilakukan implantasi. lastokist merupakan embrio yang terdiri dari
50 ( 100 sel dan tahap ini diapai setelah 5 ( % hari pengambilan telur.Selama terapi +E, !aktu standard trans"er embrio adalah ' hari
setelah pengambilan oum. Pada tahap tersebut, embrio berjumlah 5 (
10 sel. Seara garis besar, '0 ( 50 embrio akan berkembang hingga
tahap blastokist. arena hal itu keuntungan dari kultur blastokist
adalah memperbolehkan seleksi embrio dengan kualitas terbaik.
#engan ara ini jumlah blastokist yang ditrans"er dibatasi menjadi dua
sehingga kehamilan ganda dapat diminimalisir.
. Preimplantation genetic diagnosis 6P:#7;ara ini digunakan untuk memastikan diagnosis seara geneti
terhadap blastomer yang diambil dari embrio sebelum dilakukan
trans"er. P:# dapat dilakukan untuk keadaan autosomal resei" atau
konidis dominan untuk memeriksa apakah terdapat aneuploidy atau
translokasi.H.