Upload
phungdiep
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Hypertension in Children
Abstract: Hypertension in childhood is defined as average systolic blood pressure and/or
diastolic blood pressure that is ≥95th percentile for gender, age, and height on ≥3 occasions.
Hypertension during childhood is not rare, with an estimated prevalence of between 1% and
2%, although it is often an under recognized clinical entity. There is evidence that childhood
hypertension can lead to adult hypertension. In the evaluation of child with documented blood
pressure elevation, a throughout history and full clinical examination are essential, and the
confirmation of truly and persistently elevated blood pressure is the utmost importance. These
are followed by appropriate investigations, which are tailored to the age of the child and to the
severity of the blood pressure elevation. Investigation should not only focus on a search for
the underlying disease, but also on establishing effect on target organs, complications or
additional diseases and on assessment of the total cardiovascular risk to individual patient.
Management is multifaceted. Nonpharmacologic treatments include weight reduction,
exercise, and dietary modifications. Recommendations for pharmacologic treatment are based
on symptomatic hypertension, evidence of end-organ damage, stage 2 hypertension, and stage
1 hypertension unresponsive to lifestyle modification.
Keywords: hypertension, blood pressure, children.
2
Hipertensi Pada Anak
Abstrak: Hipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata tekanan darah sistolik (TDS)
dan/atau tekanan darah diastolik (TDD) yang ≥ persentil 95 sesuai jenis kelamin, usia, dan
tinggi badan dalam 3 kali pengukuran yang berbeda. Hipertensi pada anak memiliki
prevalensi antara 1-2%. Terdapat bukti bahwa hipertensi pada anak dapat berlanjut hingga
pada masa dewasa. Pada evaluasi anak dengan kenaikan tekanan darah, anamnesis dan
pemeriksaan fisik sangatlah penting terutama konfirmasi kenaikan tekanan darah yang benar
dan konsisten. Pemeriksaan penunjang yang tepat disesuaikan dengan usia anak dan beratnya
kenaikan tekanan darah. Pemeriksaan tidak hanya difokuskan pada penyakit yang
mendasarinya, namun juga pada organ target, komplikasi atau penyakit lainnya, dan penilaian
terhadap risiko kardiovaskular menyeluruh terhadap anak. Managemen terapi bersifat
multidimensi. Pengobatan nonfarmakologis berupa pengurangan berat badan, olahraga, dan
modifikasi diet. Rekomendasi penggunaan pengobatan farmakologis didasarkan pada adanya
hipertensi yang bergejala, bukti adanya kerusakan organ target, hipertensi stadium 2, dan
hipertensi stadium 1 yang tidak berespon terhadap pengobatan nonfarmakologis.
Kata kunci: hipertensi, tekanan darah, anak.
3
Pendahuluan
Tingkat prevalensi dan diagnosis hipertensi pada anak dan remaja tampak semakin meningkat
sekarang ini. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan meningkatnya prevalensi obesitas pada
anak dan meningkatnya kepedulian terhadap penyakit ini.1 Prevalensi hipertensi pada anak
diperkirakan sebesar 1 sampai dengan 2%.2,3 Hipertensi diketahui merupakan salah satu faktor
risiko terhadap terjadinya penyakit jantung koroner pada orang dewasa, dan adanya hipertensi
pada masa anak mungkin berperan dalam perkembangan dini penyakit jantung koroner
tersebut.3 Hipertrofi ventrikel kiri merupakan bukti klinis nyata kerusakan organ target pada
kasus hipertensi pada anak. Hipertensi berat juga meningkatkan risiko berkembangnya
ensefalopati hipertensif, kejang, kelainan serebrovaskular, dan gagal jantung kongestif.4-7
Komplikasi hipertensi tersebut dapat dicegah bila dilakukan pengawasan dan pengobatan dini
yang adekuat terhadap hipertensi.8
Pengukuran tekanan darah secara rutin berguna untuk mendeteksi hipertensi pada anak
sedini mungkin. Tekanan darah normal anak-anak bervariasi oleh karena banyak faktor
mempengaruhinya antara lain umur, jenis kelamin, tinggi, dan berat badan.8 Hipertensi pada
anak dibagi menjadi hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau
esensial merupakan hipertensi yang tidak dapat dijelaskan penyakit yang mendasarinya.
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi oleh karena adanya penyebab yang jelas.
Perbedaan hipertensi pada anak dengan orang dewasa adalah kejadian hipertensi sekunder
yang lebih lazim terjadi pada masa anak, sedangkan hipertensi primer atau esensial lebih
sering didapatkan pada orang dewasa dan jarang didapatkan pada anak dibawah 10 tahun8,9,10
Edukasi, deteksi dini, diagnosis yang akurat dan terapi yang tepat akan memperbaiki
luaran jangka panjang anak-anak dan remaja yang menderita hipertensi ini.3,7,8,10 Dalam
tulisan ini akan diuraikan mengenai definisi, etiologi, manifestasi klinis, pendekatan diagnosis
dan terapi hipertensi pada anak.
4
Definisi
Tekanan darah normal pada anak adalah tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan
darah diastolik (TDD) di bawah persentil 90 berdasarkan jenis kelamin, usia dan tinggi
badan.10 Definisi hipertensi pada anak dan remaja didasarkan pada distribusi normal tekanan
darah pada anak sehat. Berdasarkan data dari National Health and Nutrition Examination
Survey (NHANES), tingkatan tekanan darah anak laki-laki dan anak perempuan berdasarkan
persentil usia dan tinggi badan yang sudah direvisi tersaji pada tabel 1 dan 2 di bawah ini.7,10
Hipertensi didefinisikan sebagai rerata TDS dan/atau TDD ≥ persentil 95 sesuai
dengan jenis kelamin, usia dan tinggi badan pada ≥ 3 kali pengukuran seperti tampak pada
gambar 1. Pre-hipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata TDS atau TDD ≥ persentil 90
tetapi < persentil 95, keadaan ini berisiko tinggi berkembang menjadi hipertensi. Terdapat
istilah ”white-coat hypertension” yang merujuk pada suatu keadaan penderita memiliki
tekanan darah > persentil 95 pada pemeriksaan di klinik atau praktek dokter, sedangkan di
luar tempat kesehatan tersebut penderita memiliki tekanan darah yang normal.7,10,11
Hipertensi tingkat 1 (hipertensi bermakna) yaitu rerata TDS atau TDD yang berada ≥
95 sampai dengan 5 mmHg di atas persentil 99. Hipertensi tingkat 2 (hipertensi berat) yaitu
rerata TDS atau TDD > 5 mmHg di atas persentil 99. Krisis Hipertensi yaitu rerata TDS atau
TDD > 5 mmHg di atas persentil 99 disertai gejala dan tanda klinis7,10,11
5
Gambar 1. Tekanan Darah di Persentil 95 Laki-laki dan Perempuan pada Persentil Tinggi11
6
Tabel 1. Tekanan Darah Anak Laki-Laki Berdasarkan Persentil Usia dan Tinggi Badan.7,10
Usia tahun
Persentil Tekanan
Darah
Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Persentil Tinggi
Tekanan Darah Diastolik (mmHg) Persentil Tinggi
5 10 25 50 75 90 95 5 10 25 50 75 90 95 1 50 80 81 83 85 87 88 89 34 35 36 37 38 39 39 90 94 95 97 99 100 102 103 49 50 51 52 53 53 54 95 98 99 101 103 104 106 106 54 54 55 56 57 58 58 99 105 106 108 110 112 113 114 61 62 63 64 65 66 66
2 50 84 85 87 88 90 92 92 39 40 41 42 43 44 44 90 97 99 100 102 104 105 106 54 55 56 57 58 58 59 95 101 102 104 106 108 109 110 59 59 60 61 62 63 63 99 109 110 111 113 115 117 117 66 67 68 69 70 71 71
3 50 86 87 89 91 93 94 95 44 44 45 46 47 48 48 90 100 101 103 105 107 108 109 59 59 60 61 62 63 63 95 104 105 107 109 110 112 113 63 63 64 65 66 67 67 99 111 112 114 116 118 119 120 71 71 72 73 74 75 75
4 50 88 89 91 93 95 96 97 47 48 49 50 51 51 52 90 102 103 105 107 109 110 111 62 63 64 65 66 66 67 95 106 107 109 111 112 114 115 66 67 68 69 70 71 71 99 113 114 116 118 120 121 122 74 75 76 77 78 78 79
5 50 90 91 93 95 96 98 98 50 51 52 53 54 55 55 90 104 105 106 108 110 111 112 65 66 67 68 69 69 70 95 108 109 110 112 114 115 116 69 70 71 72 73 74 74 99 115 116 118 120 121 123 123 77 78 79 80 81 81 82
6 50 91 92 94 96 98 99 100 53 53 54 55 56 57 57 90 105 106 108 110 111 113 113 68 68 69 70 71 72 72 95 109 110 112 114 115 117 117 72 72 73 74 75 76 76 99 116 117 119 121 123 124 125 80 80 81 82 83 84 84
7 50 92 94 95 97 99 100 101 55 55 56 57 58 59 59 90 106 107 109 111 113 114 115 70 70 71 72 73 74 74 95 110 111 113 115 117 118 119 74 74 75 76 77 78 78 99 117 118 120 122 124 125 126 82 82 83 84 85 86 86
8 50 94 95 97 99 100 102 102 56 57 58 59 60 60 61 90 107 109 110 112 114 115 116 71 72 72 73 74 75 76 95 111 112 114 116 118 119 120 75 76 77 78 79 79 80 99 119 120 122 123 125 127 127 83 84 85 86 87 87 88
9 50 95 96 98 100 102 103 104 57 58 59 60 61 61 62 90 109 110 112 114 115 117 118 72 73 74 75 76 76 77 95 113 114 116 118 119 121 121 76 77 78 79 80 81 81 99 120 121 123 125 127 128 129 84 85 86 87 88 88 89
10 50 97 98 100 102 103 105 106 58 59 60 61 61 62 63 90 111 112 114 115 117 119 119 73 73 74 75 76 77 78 95 115 116 117 119 121 122 123 77 78 79 80 81 81 82 99 122 123 125 127 128 130 130 85 86 86 88 88 89 90
11 50 99 100 102 104 105 107 107 59 59 60 61 62 63 63 90 113 114 115 117 119 120 121 74 74 75 76 77 78 78 95 117 118 119 121 123 124 125 78 78 79 80 81 82 82 99 124 125 127 129 130 132 132 86 86 87 88 89 90 90
12 50 101 102 104 106 108 109 110 59 60 61 62 63 63 64 90 115 116 118 120 121 123 123 74 75 75 76 77 78 79 95 119 120 122 123 125 127 127 78 79 80 81 82 82 83 99 126 127 129 131 133 134 135 86 87 88 89 90 90 91
13 50 104 105 106 108 110 111 112 60 60 61 62 63 64 64 90 117 118 120 122 124 125 126 75 75 76 77 78 79 79 95 121 122 124 126 128 129 130 79 79 80 81 82 83 83 99 128 130 131 133 135 136 137 87 87 88 89 90 91 91
14 50 106 107 109 111 113 114 115 60 61 62 63 64 65 65 90 120 121 123 125 126 128 128 75 76 77 78 79 79 80 95 124 125 127 128 130 132 132 80 80 81 82 83 84 84 99 131 132 134 136 138 139 140 87 88 89 90 91 92 92
15 50 109 110 112 113 115 117 117 61 62 63 64 65 66 66 90 122 124 125 127 129 130 131 76 77 78 79 80 80 81 95 126 127 129 131 133 134 135 81 81 82 83 84 85 85 99 134 135 136 138 140 142 142 88 89 90 91 92 93 93
16 50 111 112 114 116 118 119 120 63 63 64 65 66 67 67 90 125 126 128 130 131 133 134 78 78 79 80 81 82 82 95 129 130 132 134 135 137 137 82 83 83 84 85 86 87 99 136 137 139 141 143 144 145 90 90 91 92 93 94 94
17 50 114 115 116 118 120 121 122 65 66 66 67 68 69 70 90 127 128 130 132 134 135 136 80 80 81 82 83 84 84 95 131 132 134 136 138 139 140 84 85 86 87 87 88 89 99 139 140 141 143 145 146 147 92 93 93 94 95 96 97
7
Tabel 2. Tekanan Darah Anak Perempuan Berdasarkan Persentil Usia dan Tinggi Badan.7,10
Usia tahun
Persentil Tekanan
Darah
Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Persentil Tinggi
Tekanan Darah Diastolik (mmHg) Persentil Tinggi
5 10 25 50 75 90 95 5 10 25 50 75 90 95 1 50 83 84 85 86 88 89 90 38 39 39 40 41 41 42 90 97 97 98 100 101 102 103 52 53 53 54 55 55 56 95 100 101 102 104 105 106 107 56 57 57 58 59 59 60 99 108 108 109 111 112 113 114 64 64 65 65 66 67 67
2 50 85 85 87 88 89 91 91 43 44 44 45 46 46 47 90 98 99 100 101 103 104 105 57 58 58 59 60 61 61 95 102 103 104 105 107 108 109 61 62 62 63 64 65 65 99 109 110 111 112 114 115 116 69 69 70 70 71 72 72
3 50 86 87 88 89 91 92 93 47 48 48 49 50 50 51 90 100 100 102 103 104 106 106 61 62 62 63 64 64 65 95 104 104 105 107 108 109 110 65 66 66 67 68 68 69 99 111 111 113 114 115 116 117 73 73 74 74 75 76 76
4 50 88 88 90 91 92 94 94 50 50 51 52 52 53 54 90 101 102 103 104 106 107 108 64 64 65 66 67 67 68 95 105 106 107 108 110 111 112 68 68 69 70 71 71 72 99 112 113 114 115 117 118 119 76 76 76 77 78 79 79
5 50 89 90 91 93 94 95 96 52 53 53 54 55 55 56 90 103 103 105 106 107 109 109 66 67 67 68 69 69 70 95 107 107 108 110 111 112 113 70 71 71 72 73 73 74 99 114 114 116 117 118 120 120 78 78 79 79 80 81 81
6 50 91 92 93 94 96 97 98 54 54 55 56 56 57 58 90 104 105 106 108 109 110 111 68 68 69 70 70 71 72 95 108 109 110 111 113 114 115 72 72 73 74 74 75 76 99 115 116 117 119 120 121 122 80 80 80 81 82 83 83
7 50 93 93 95 96 97 99 99 55 56 56 57 58 58 59 90 106 107 108 109 111 112 113 69 70 70 71 72 72 73 95 110 111 112 113 115 116 116 73 74 74 75 76 76 77 99 117 118 119 120 122 123 124 81 81 82 82 83 84 84
8 50 95 95 96 98 99 100 101 57 57 57 58 59 60 60 90 108 109 110 111 113 114 114 71 71 71 72 73 74 74 95 112 112 114 115 116 118 118 75 75 75 76 77 78 78 99 119 120 121 122 123 125 125 82 82 83 83 84 85 86
9 50 96 97 98 100 101 102 103 58 58 58 59 60 61 61 90 110 110 112 113 114 116 116 72 72 72 73 74 75 75 95 114 114 115 117 118 119 120 76 76 76 77 78 79 79 99 121 121 123 124 125 127 127 83 83 84 84 85 86 87
10 50 98 99 100 102 103 104 105 59 59 59 60 61 62 62 90 112 112 114 115 116 118 118 73 73 73 74 75 76 76 95 116 116 117 119 120 121 122 77 77 77 78 79 80 80 99 123 123 125 126 127 129 129 84 84 85 86 86 87 88
11 50 100 101 102 103 105 106 107 60 60 60 61 62 63 63 90 114 114 116 117 118 119 120 74 74 74 75 76 77 77 95 118 118 119 121 122 123 124 78 78 78 79 80 81 81 99 125 125 126 128 129 130 131 85 85 86 87 87 88 89
12 50 102 103 104 105 107 108 109 61 61 61 62 63 64 64 90 116 116 117 119 120 121 122 75 75 75 76 77 78 78 95 119 120 121 123 124 125 126 79 79 79 80 81 82 82 99 127 127 128 130 131 132 133 86 86 87 88 88 89 90
13 50 104 105 106 107 109 110 110 62 62 62 63 64 65 65 90 117 118 119 121 122 123 124 76 76 76 77 78 79 79 95 121 122 123 124 126 127 128 80 80 80 81 82 83 83 99 128 129 130 132 133 134 135 87 87 88 89 89 90 91
14 50 106 106 107 109 110 111 112 63 63 63 64 65 66 66 90 119 120 121 122 124 125 125 77 77 77 78 79 80 80 95 123 123 125 126 127 129 129 81 81 81 82 83 84 84 99 130 131 132 133 135 136 136 88 88 89 90 90 91 92
15 50 107 108 109 110 111 113 113 64 64 64 65 66 67 67 90 120 121 122 123 125 126 127 78 78 78 79 80 81 81 95 124 125 126 127 129 130 131 82 82 82 83 84 85 85 99 131 132 133 134 136 137 138 89 89 90 91 91 92 93
16 50 108 108 110 111 112 114 114 64 64 65 66 66 67 68 90 121 122 123 124 126 127 128 78 78 79 80 81 81 82 95 125 126 127 128 130 131 132 82 82 83 84 85 85 86 99 132 133 134 135 137 138 139 90 90 90 91 92 93 93
17 50 108 109 110 111 113 114 115 64 65 65 66 67 67 68 90 122 122 123 125 126 127 128 78 79 79 80 81 81 82 95 125 126 127 129 130 131 132 82 83 83 84 85 85 86 99 133 133 134 136 137 138 139 90 90 91 91 92 93 93
8
Kriteria hipertensi juga dibagi atas derajat ringan, sedang, berat, dan krisis
berdasarkan kenaikan tekanan darah sistolik normal sesuai dengan umur yang diajukan Wila
Wirya seperti terlihat pada tabel 3 di bawah ini:8
Tabel 3. Kriteria Derajat Hipertensi Berdasarkan Kenaikan Tekanan Diastolik Normal Sesuai Dengan Umur8
Umur (tahun)
Derajat hipertensi Prosentase kenaikan di
atas batas normal
1-5 6-12
TD Diastolik (mmHg) TD Diastolik (mmHg)
Ringan 5-15% 75-85 90-100
Sedang 15-30% 85-95 100-110
Berat 30-50% 95-112 110-120
Krisis >50% >112 >120
Formula untuk menghitung tekanan darah pada anak juga dikembangkan untuk
memfasilitasi deteksi dini hipertensi pada anak yaitu:
Tekanan darah sistolik (persentil 95)
1-17 tahun = 100 + (usia dalam tahun x 2)
Tekanan darah diastolik (persentil 95)
1-10 tahun = 60 + (usia dalam tahun x 2)
11-17 tahun = 70 + (usia dalam tahun)12
Pengukuran tekanan darah pada anak
Tekanan darah adalah hasil kali tahanan vaskuler perifer dan curah jantung. Pengukuran
tekanan darah yang tepat tergantung dari kondisi penderita saat diperiksa, kualitas peralatan,
dan keterampilan pemeriksa.9
Pengukuran tekanan darah pada anak memerlukan ruang pemeriksaan yang tenang, serta
kondisi anak yang tenang agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran. Anak dapat berbaring
telentang dengan tangan lurus di samping badan ataupun duduk dengan lengan bawah yang
9
diletakkan di atas meja sehingga lengan atas berada setinggi jantung. Peralatan standar untuk
mengukur tekanan darah adalah sfigmomanometer air raksa pada anak berusia lebih dari tiga
tahun.3,7,10,13 Metode terpilih untuk pengukuran tekanan darah adalah dengan auskultasi.
Manset yang digunakan harus sesuai dengan ukuran tubuh anak. Tekanan darah akan terlalu
tinggi apabila manset yang dipakai terlalu kecil dan terlalu rendah bila ukuran manset terlalu
besar.3,7,10,12 Lebar kantong manset harus menutupi 1/2 sampai 2/3 panjang lengan atas atau
panjang tungkai atas. Panjang manset juga harus melingkari setidak-tidaknya 2/3 lingkar
lengan atas atau tungkai atas. Manset dipasang melingkari lengan atas atau tungkai atas
dengan batas bawah lebih kurang 3 cm dari siku atau lipat lutut. Manset dipompa sampai
denyut nadi arteri radialis atau dorsalis pedis tidak teraba kemudian diteruskan dipompa
sampai 20-30 mmHg lagi. Stetoskop diletakkan di denyut arteri brakialis atau poplitea,
kemudian manometer dikosongkan perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik.
Pada penurunan air raksa ini akan terdengar bunyi-bunyi Korotkoff. Bunyi Korotkoff I yaitu
bunyi yang pertama kali terdengar berupa bunyi detak yang perlahan. Bunyi Korotkoff II
seperti bunyi Korotkoff I tetapi disertai bunyi desis (swishing sign). Bunyi Korotkoff III
seperti bunyi Korotkoff II tetapi lebih keras. Bunyi Korotkoff IV bunyi tiba-tiba melemah.
Bunyi Korotkoff V bunyi menghilang. Tekanan sistolik adalah saat mulai terdengarnya bunyi
Korotkoff I, sedangkan tekanan diastolik adalah saat mulai terdengarnya bunyi Korotkoff IV,
yang biasanya pada bayi dan anak bersamaan atau hampir bersamaan dengan menghilangnya
bunyi (Korotkoff V). Dalam keadaan normal, tekanan darah sistolik di lengan 10-15 mmHg
lebih rendah dibanding dengan tekanan darah tungkai.3,7,10,13
Pada bayi baru lahir penggunaan sfignomanometri konvensional tidak
direkomendasikan karena suara Korotkoff tidak dapat terdengar dengan jelas. Untuk itu
digunakan alat ultrasonik Doppler, puls oksimetri, atau osilometri. Teknik puls oksimetri
menggunakan muncul dan hilangnya gelombang phletysmographic saat manset menaik dan
10
menurun di sekitar tekanan sistolik. Manometer osilometrik digunakan secara luas dalam
praktek klinis tetapi lebih kurang akurat jika dibandingkan dengan alat ultrasonik Doppler dan
puls oksimetri saat dibandingkan dengan baku emas yaitu tekanan darah intraarterial.10,14,15
Peningkatan tekanan darah harus dikonfirmasi pada kunjungan ulang sebelum
menetapkan anak menderita hipertensi. Konfirmasi dari hasil pengukuran tekanan darah yang
meningkat sangat penting karena tekanan darah yang tinggi dapat turun pada pengukuran
berikutnya karena terpengaruh oleh faktor-faktor: (1) berkurangnya kecemasan penderita dari
kunjungan pertama ke kunjungan berikutnya. (2) regresi rerata tekanan darah karena sifat
tekanan darah yang bersifat tidak statis tetapi bervariasi bahkan dalam kondisi tenang.10
Etiologi
A. Hipertensi primer
Hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi yang tidak dapat dijelaskan penyakit
yang mendasarinya. Meskipun demikian, identifikasi faktor-faktor yang dapat diperkirakan
menjadi penyebab terjadinya hipertensi primer telah dilakukan. Beberapa prediktor
diidentifikasi seperti faktor keturunan, berat badan, respon terhadap stres fisik dan psikologis,
abnormalitas transpor kation pada membran sel, hipereaktivitas sistem saraf simpatis,
resistensi insulin, dan respon terhadap masukan garam dan kalsium.9,10
Tekanan darah yang tinggi pada masa anak-anak merupakan faktor risiko hipertensi
pada masa dewasa muda. Hipertensi primer pada masa anak biasanya ditandai oleh hipertensi
ringan atau bermakna. Evaluasi anak dengan hipertensi primer harus disertai dengan evaluasi
beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan risiko berkembangnya suatu penyakit
kardiovaskular. Obesitas, kolesterol lipoprotein densitas tinggi yang rendah, kadar trigliserida
tinggi, dan hiperinsulinemia merupakan faktor risiko yang harus dievaluasi untuk
berkembangnya suatu penyakit kardiovaskular.3,10
11
B. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi oleh karena adanya penyebab yang jelas.9
Hipertensi sekunder lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Evaluasi
yang lebih teliti diperlukan untuk setiap anak untuk mencari penyebab yang mendasarinya.
Anak dengan hipertensi berat, anak dengan umur yang masih muda, serta anak remaja dengan
gejala klinis suatu kondisi sistemik disertai hipertensi harus dievaluasi lebih lanjut.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan langkah pertama evaluasi anak dengan kenaikan
tekanan darah yang menetap sehingga dapat mengarahkan pada suatu kelainan sistemik yang
mendasari terjadinya hipertensi. Jadi, sangat penting untuk mencari gejala dan tanda klinis
yang mengarah pada penyakit ginjal (hematuria nyata, edema, kelelahan), penyakit jantung
(nyeri dada, dispneu, palpitasi), atau penyakit dari sistem organ lain (seperti kelainan
endokrinologis, reumatologis). Riwayat penyakit dahulu diperlukan untuk mengungkap
penyebab hipertensi. Pertanyaan berupa riwayat opname sebelumnya, trauma, infeksi saluran
kemih, diabetes, atau masalah gangguan tidur. Riwayat penyakit keluarga berupa riwayat
hipertensi, diabetes, obesitas, apnea pada waktu tidur, penyakit ginjal, hiperlipidemia, stroke,
dan kelainan endokrinologis pada keluarga.3,7,10
Sekitar 60-80% hipertensi sekunder pada masa anak berkaitan dengan penyakit
parenkim ginjal.9 Kebanyakan hipertensi akut pada anak berhubungan dengan
glomerulonefritis. Hipertensi kronis pada anak paling sering berhubungan dengan penyakit
parenkim ginjal (70-80%), sebagian karena hipertensi renovaskular (10-15%), koartasio aorta
(5-10%), feokromositoma dan penyebab endokrin lainnya (1-5%). Pada anak yang lebih kecil
(< 6 tahun) hipertensi lebih sering sebagai akibat penyakit parenkim ginjal, obstruksi arteri
renalis, atau koartasio aorta. Anak yang lebih besar bisa mengalami hipertensi dari penyakit
bawaan yang baru menunjukkan gejala hipertensi dan penyakit dapatan seperti refluks
nefropati atau glomerulonefritis kronis.3,16
12
Patogenesis hipertensi pada anak dengan penyakit ginjal melibatkan beberapa
mekanisme. Hipoperfusi ginjal pada penyakit glomerular diketahui menstimulasi produksi
renin melalui apparatus jukstaglomerular yang mengaktifkan angiotensin I dan selanjutnya
mengaktifkan angiotensin II sehingga menyebabkan hipertensi. Sistem hormonal seperti
prostaglandin meduler yang bersifat vasodepresor dapat menurun dan menyebabkan
hipertensi, substansi lipid pada medula ginjal juga menurun pada penyakit ginjal.
Hipervolemia dapat timbul akibat retensi air dan cairan sehingga curah jantung meningkat dan
menimbulkan hipertensi. Hipertensi juga bisa disebabkan oleh farmakoterapi untuk penyakit
parenkim ginjal yang diobati dengan kortikosteroid.8
Manifestasi klinis
Hipertensi derajat ringan atau sedang umumnya tidak menimbulkan gejala. Namun dari
penelitian yang baru-baru ini dilakukan, kebanyakan anak yang menderita hipertensi tidak
sepenuhnya bebas dari gejala. Gejala non spesifik berupa nyeri kepala, insomnia, rasa lelah,
nyeri perut atau nyeri dada dapat dikeluhkan.17,18 Pada keadaan hipertensi berat yang bersifat
mengancam jiwa atau fungsi organ vital timbul gejala yang nyata. Keadaan ini disebut krisis
hipertensi. Krisis hipertensi ini dibagi menjadi dua kondisi yaitu hipertensi urgensi dan
hipertensi emergensi. Manifestasi klinisnya sangat bervariasi namun komplikasi utama pada
anak melibatkan sistem saraf pusat, mata, jantung, dan ginjal.16,18 Anak dapat mengalami
gejala berupa sakit kepala, pusing, nyeri perut, muntah, atau gangguan penglihatan. Krisis
hipertensi dapat pula bermanifestasi sebagai keadaan hipertensi berat yang diikuti komplikasi
yang mengancam jiwa atau organ seperti ensefalopati, gagal jantung akut, infark miokardial,
edema paru, atau gagal ginjal akut.18 Ensefalopati hipertensif ditandai oleh kejang fokal
maupun umum diikuti penurunan kesadaran dari somnolen sampai koma.9,18 Gejala-gejala
yang tampak pada anak dengan ensefalopati hipertensif umumnya akan segera menghilang
bila pengobatan segera diberikan dan tekanan darah diturunkan menjadi normal.8
13
Gejala dan tanda kardiomegali, retinopati hipertensif, atau gambaran neurologis yang
berat sangat penting karena menunjukkan hipertensi yang telah berlangsung lama.5,16,18
Pendekatan diagnosis anak dengan peningkatan tekanan darah
Anak yang benar-benar mengalami peningkatan tekanan darah harus diklasifikasikan menjadi
salah satu dari dua kemungkinan kategori berdasarkan manifestasi klinisnya. Kategori I
adalah anak-anak dengan peningkatan tekanan darah yang bermakna dan dengan
kemungkinan komplikasi dengan onset akut. Yang termasuk kategori ini biasanya anak yang
lebih muda dengan hipertensi sekunder yang memerlukan terapi emergensi, terapi terhadap
komplikasi yang terjadi, dan terapi spesifik terhadap penyebab hipertensi. Kategori II adalah
anak-anak dengan peningkatan tekanan darah yang ringan dan dengan kemungkinan
komplikasi jangka panjang yang biasanya adalah anak remaja dengan hipertensi esensial.3
Klasifikasi ini penting baik untuk tujuan diagnostik maupun terapi. Algoritma
mengenai manajemen anak dengan peningkatan tekanan darah ditampilkan dalam gambar di
bawah ini.
Gambar 2. Algoritme Untuk Manajemen Anak Dengan Peningkatan Tekanan Darah.3
14
Penatalaksanaan hipertensi pada anak
Penanganan anak dengan hipertensi ditujukan pada penyebab naiknya tekanan darah dan
mengurangi gejala yang timbul. Kerusakan organ target, kondisi-kondisi lain yang terjadi
bersamaan, serta faktor-faktor risiko juga mempengaruhi keputusan terapi. Terapi
nonfarmakologis dan terapi farmakologis direkomendasikan berdasarkan usia anak, tingkatan
hipertensi, dan respon terhadap terapi.7,10
A. Terapi nonfarmakologis
Pada anak dengan kondisi pre-hipertensi atau hipertensi tingkat 1 terapi berupa perubahan
gaya hidup direkomendasikan. Terapi ini berupa pengontrolan berat badan, olahraga yang
teratur, diet rendah lemak dan garam, pengurangan kebiasaan merokok pada anak remaja
yang merokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol.7 Korelasi yang kuat terdapat pada anak
yang memiliki berat badan lebih dengan peningkatan tekanan darah. Pengurangan berat badan
telah terbukti efektif pada anak obese disertai hipertensi. Pengontrolan berat badan tidak
hanya menurunkan tekanan darah juga menurunkan sensitivitas tekanan darah terhadap
garam, menurunkan risiko kardiovaskular lain seperti dislipidemia dan tahanan insulin. Pada
penelitian tersebut disebutkan bahwa penurunan indeks massa tubuh 10% menurunkan
tekanan darah dalam jangka waktu pendek sebesar 8 sampai 10 mmHg.7,10,19
Aktivitas fisik yang teratur membantu menurunkan berat badan dan sekaligus
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Aktivitas fisik tersebut minimal dilakukan
selama 30-60 menit per hari.10,20 Intervensi diet pada anak dapat berupa ditingkatnya diet
berupa sayuran segar, buah segar, serat, dan makanan rendah lemak, serta konsumsi garam
yang adekuat hanya 1,2 g/hari (anak 4-8 tahun) dan 1,5 g/hari untuk anak yang lebih besar
membantu dalam manajemen hipertensi. Pengurangan garam pada anak dan remaja
disebutkan dapat mengurangi tekanan darah sebesar 1 sampai 3 mmHg. Peningkatan masukan
kalium, magnesium, asam folat juga dikaitkan dengan tekanan darah yang rendah.7,10
15
B. Terapi farmakologis
Indikasi penggunaan terapi farmakologis hipertensi pada anak dan remaja jika ditemukan
keadaan hipertensi yang bergejala, kerusakan organ target (seperti: hipertrofi ventrikel kiri,
retinopati, proteinuria), hipertensi sekunder, hipertensi tingkat 1 yang tidak berespon dengan
perubahan gaya hidup, dan hipertensi tingkat 2. Tujuan terapi adalah mengurangi tekanan
darah kurang dari persentil 95. Jika terdapat kerusakan organ target atau penyakit yang
mendasari, tujuan terapi adalah tekanan darah kurang dari persentil 90. Dalam memilih terapi
farmakologi harus dipertimbangkan efikasi ketersediaan obat, frekuensi pemberian, efek
samping dan biaya. 7,10,21
Farmakoterapi harus mengikuti tahapan peningkatan dosis obat secara bertahap.
Menggunakan satu macam obat dengan dosis terendah kemudian meningkatkan dosis sampai
efek terapetik terlihat. Bila terdapat efek samping atau dosis obat maksimal dapat digunakan
obat kedua yang memiliki mekanisme kerja berbeda.7
Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (ACEI) (seperti: kaptopril, enalapril,
lisinopril, ramipril) dan Calcium Channel Blocking Agents (seperti: nifedipin, amlodipin,
felodipin, isradipin) adalah obat antihipertensi yang sering digunakan karena efek sampingnya
yang rendah. Diuretika (diuretik tiazid, loop diuretic, dan diuretik hemat kalium biasanya
digunakan sebagai terapi tambahan. Obat-obatan baru seperti penghambat reseptor
angiotensin (seperti: irbesartan) juga digunakan pada hipertensi yang terjadi pada anak dan
remaja. Obat ini mungkin bisa menjadi pilihan pada anak yang menderita batuk kronik akibat
penggunaan penghambat ACE. Penghambat reseptor adrenergik (seperti: propanolol,
atenolol, metoprolol, dan labetolol), penghambat reseptor adrenergik , agonis reseptor ,
vasodilator langsung, agonis reseptor adrenergik perifer jarang digunakan pada pasien anak
karena efek samping yang ditimbulkannya, akan tetapi obat-obatan ini dapat menjadi pilihan
bila terjadi kegagalan terapi dengan obat-obatan Calcium Channel Blocking Agents,
16
Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors, atau penghambat reseptor angiotensin.7,10,21 Obat-
obatan yang digunakan pada anak tercantum dalam tabel 4 di bawah ini.7,10
Tabel 4. Obat Antihipertensi Untuk Hipertensi Pada Anak 1-17 Tahun Yang Dirawat Jalan10
17
Pengobatan pada krisis hipertensi
The Fourth Report on the diagnosis, evaluation, and treatment of high blood pressure in
children and adolescents mendefinisikan hipertensi berat bila tekanan darah melebihi 5
mmHg di atas persentil 99 menurut usia. Krisis hipertensi yaitu rerata TDS atau TDD > 5
mmHg di atas persentil 99 disertai gejala dan tanda klinis.10,11 Pendapat lain menyebutkan bahwa
hipertensi krisis dapat bersifat emergensi (HE) yaitu peningkatan TDS atau TDS yang telah atau dalam
proses menyebabkan kerusakan organ dalam beberapa menit-jam atau urgensi (HU) yang perlu
diturunkan dalam 12-24 jam karena sewaktu-waktu dapat progresif menjadi hipertensi
emergensi.8,11,18 Obat-obatan yang digunakan pada penanganan hipertensi berat dan krisis
hipertensi tercantum dalam tabel 5 di bawah ini.10,21
Tabel 5. Obat Antihipertensi Untuk Manajemen Hipertensi Berat Pada Anak 1-17 Tahun18
18
Krisis hipertensi yang disertai gejala ensefalopati hipertensif memerlukan pengobatan
dengan antihipertensi intravena untuk mengontrol pengurangan tekanan darah dengan tujuan
terapi menurunkan tekanan darah 25% selama 8 jam pertama setelah krisis dan secara
perlahan-lahan menormalisasikan tekanan darah dalam 26 sampai 48 jam. Krisis hipertensi
dengan gejala lain yang lebih ringan seperti sakit kepala berat atau muntah dapat diobati
dengan obat antihipertensi oral atau intravena. Pengawasan secara berhati-hati dilakukan
terhadap reaksi pupil, penglihatan, kesadaran, dan temuan neurologis. 7,10,18
Sodium nitroprusid, nikardipin, dan labetalol direkomendasikan sebagai obat intravena
yang aman dan efektif karena mudah dititrasi dan dengan toksisitas yang rendah. Obat lain
yang direkomendasikan adalah hidralazin, klonidin, esmolol, enalaprilat.7,10,18 Nipedipin oral
yang diberikan secara sublingual juga direkomendasikan. Keamanan dan efikasi nipedipin
kerja cepat telah terbukti aman dan hanya menimbulkan sedikit efek samping saat digunakan
pada anak dengan hipertensi yang dirawat inap.22 Obat oral perlu mendapat perhatian khusus
karena efek yang tidak terkontrol dalam penurunan tekanan darah sehingga responnya
terhadap penurunan tekanan darah tidak dapat diprediksi.20
Kesimpulan
Hipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata tekanan darah sistolik dan/atau tekanan
darah diastolik ≥ persentil 95 sesuai dengan jenis kelamin, usia dan tinggi badan pada ≥ 3
kali pengukuran. Prevalensinya diperkirakan sebesar 1 sampai dengan 2%.2,3 Hipertensi
diketahui merupakan salah satu faktor risiko terhadap terjadinya penyakit jantung koroner
pada orang dewasa, dan adanya hipertensi pada masa anak mungkin berperan dalam
perkembangan dini penyakit jantung koroner tersebut. Pengobatan hipertensi pada anak terdiri
dari terapi non-farmakologis dan terapi farmakologis. Pengurangan berat badan, aktivitas fisik
yang reguler, dan modifikasi diet merupakan perubahan gaya hidup yang dilakukan untuk
19
terapi non-farmakologis. Obat-obatan yang digunakan pada hipertensi anak yaitu:
Angiotensin-converting enzymes (ACE) inhibitors, penghambat reseptor-angiotensin,
penghambat reseptor-, calcium channel blockers, dan diuretika.
Daftar Pustaka
1. Sorof JM, Lai D, Turner J, Portman RJ. Overweight, ethnicity, and the prevalence of
hypertension in school-aged children. Pediatrics 2004; 113:3:475-82.
2. Adrogue HE, Sinaiko AR. Prevalence of hypertension in junior high school-aged
children: effect of new recommendations in the 1996 updated Task Force Report. Am J
Hypertens 2001; 14:412-4.
3. Varda NM, Gregoric A. A diagnostic approach for the child with hypertension. Pediatr
Nephrol 2005; 20:499-506.
4. Sorof JM, Alexandrov AV, Cardwell G, Portman RJ. Carotid artery intimal-mediated
thickness and left ventricle hypertrophy in children with elevated blood pressure.
Pediatrics 2003; 111:61-6.
5. Hanevold C, Waller J, Daniels S, Portman R, Sorof J, International Pediatric
Hypertension Association. The effect of obesity, gender, and ethnic group on left
ventricle hypertrophy and geometry in hypertensive children: a collaborative study of the
International Pediatric Hypertension Association. Pediatrics 2004; 113:328-33.
6. Schieken RM. Systemic hypertension. Dalam: Allen HD, Clark EB, Gutgessel HP,
Driscoll DJ, penyunting. Moss and Adams Heart Disease in Infants, Children, and
Adolescents Volume Two. Edisi ke-6. Philadelpia: Lippincott Williams & Willkins; 2001.
h.1400-11.
7. Luma GB, Spiotta RT. Hypertension in Children and Adolescents. Am Fam Physician
2006; 73:1158-68.
20
8. Bahrun D. Hipertensi Sistemik. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, dan Pardede
SO, penyunting. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI;
2002. h.242-90.
9. Guertin SR. Systemic Hypertension. Dalam: Behrman RE, Vaughan VC, penyunting.
Nelson’s Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelpia: WB Saunders Company; 2002.
h.1400-10.
10. National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood
Pressure in Children and Adolescents. The Fourth Report on the Diagnosis, Evaluation,
and Treatment of High Blood Pressure in Children and Adolescents. Pediatrics 2004;
114:555-76.
11. Feld LG, Corey H. Hypertension in childhood. Pediatr. Rev. 2007; 28:283-98.
12. Somu S, Sundaram B, Kamalanathan AN. Early detection of hypertension in general
practice. Arch. Dis. Child. 2003; 88:302.
13. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, dkk. Diagnosis Fisik pada Anak. Edisi ke-
2. Jakarta: PT Sagung Seto; 2000. h.174-7.
14. Watkinson M. Hypertension in the newborn baby. Arch. Dis. Child. Fetal Neonatal Ed.
2002; 86:78-81.
15. Goonasekera CDA, Dillon MJ. Current topic: Measurement and interpretation of blood
pressure. Arch. Dis. Child. 2000; 82:261-5.
16. Gulati S. Hypertension in children. Indian Journal of Pediatrics 2002; 69:1077-81.
17. Croix B, Feig DL. Childhood hypertension is not a silent disease. Pediatr Nephrol 2006;
21:527-32.
18. Adelman RD, Coppo R, Dillon MJ. The Emergency Management of Severe
Hypertension. Pediatr Nephrol 2000; 14:422-27.
21
19. Williams CL, Hayman LL, Daniels SR, Robinson TN, Steinberger J, Paridon S, dkk.
Cardiovascular health in childhood: a statement for health professionals from the
Committee on Atherosclerosis, Hypertension, and Obesity in the Young (AHOY) of the
Council on Cardiovascular Disease in the Young, American Heart Association.
Circulation 2002; 106:143-60.
20. Krebs NF, Jacobson MS. Prevention of pediatric overweight and obesity. Pediatrics 2003;
112:424-30.
21. Robinson RF, Nahata MC, Batisky DL, Mahan JD. Pharmacologic Treatment of Chronic
Pediatric Hypertension. Pediatric Drug 2005; 7(1):27-40.
22. Yiu V, Orrbine E, Rosychuk RJ, Maclaine P, Goodyer P, Girardin C, dkk. The safety and
use of short-acting nifedipine in hospitalized hypertensive children. Pediatr Nephrol 2004;
19:644-50.