13
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI HEMODIALISIS Rina Oktaviana Dosen Universitas Bina Darma, Palembang Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang Pos-el : [email protected] Abstract: The purpose of this research was to determine empirically the relationship between social support with depression in patients with renal failure undergoing hemodialysis in RSPU. Dr. Mohammad Hoesin Palembang. The hypothesis proposed is that there is a negative relationship between social support with depression in patients with renal failure who undergo hemodialysis, where the higher the social support more low-depressed patients with renal failure who undergo hemodialysis, conversely the lower the social support the higher depression of renal failure patients who underwent hemodialysis in RSPU. Dr. Mohammad Hoesin Palembang.The conclusion of the research data was there is a negative relationship between social support with depression in patients with renal failure undergoing hemodialysis in RSPU. Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Obtained from the results of r = 0.722 and p = .000 which means p <0.01 means that more negative or less social support, the higher depression in patients with renal failure undergoing hemodialysis Keywords: Social Support and Depression Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris hubungan antara dukungan sosial dengan depresi pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di RSPU. Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan depresi pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis, dimana semakin positif atau baik dukungan sosial maka semakin rendah depresi pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis, sebaliknya semakin negatif dukungan sosial maka semakin tinggi depresi pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di RSPU. Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Kesimpulan dari hasil data penelitian adalah ada hubungan yang negatif antara dukungan sosial dengan depresi pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di RSPU. Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Yang didapatkan dari hasil r= 0,722 dan nilai p= 0,000 yang berarti p< 0,01 Artinya semakin negatif atau kurang dukungan sosial maka semakin tinggi depresi pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis. Kata Kunci : Dukungan sosial dan Depresi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN DEPRESI …eprints.binadarma.ac.id/2548/1/HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL... · dukungan sosial dengan depresi pada pasien gagal ginjal yang

  • Upload
    lytu

  • View
    234

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN DEPRESI

PADA PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI HEMODIALISIS

Rina Oktaviana

Dosen Universitas Bina Darma, Palembang

Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang

Pos-el : [email protected]

Abstract: The purpose of this research was to determine empirically the relationship between social

support with depression in patients with renal failure undergoing hemodialysis in RSPU. Dr.

Mohammad Hoesin Palembang. The hypothesis proposed is that there is a negative relationship

between social support with depression in patients with renal failure who undergo hemodialysis,

where the higher the social support more low-depressed patients with renal failure who undergo

hemodialysis, conversely the lower the social support the higher depression of renal failure patients

who underwent hemodialysis in RSPU. Dr. Mohammad Hoesin Palembang.The conclusion of the

research data was there is a negative relationship between social support with depression in

patients with renal failure undergoing hemodialysis in RSPU. Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Obtained from the results of r = 0.722 and p = .000 which means p <0.01 means that more negative

or less social support, the higher depression in patients with renal failure undergoing hemodialysis

Keywords: Social Support and Depression

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris hubungan antara

dukungan sosial dengan depresi pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di RSPU. Dr.

Mohammad Hoesin Palembang. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara

dukungan sosial dengan depresi pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis, dimana

semakin positif atau baik dukungan sosial maka semakin rendah depresi pasien gagal ginjal yang

menjalani hemodialisis, sebaliknya semakin negatif dukungan sosial maka semakin tinggi depresi

pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di RSPU. Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Kesimpulan dari hasil data penelitian adalah ada hubungan yang negatif antara dukungan sosial

dengan depresi pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di RSPU. Dr. Mohammad

Hoesin Palembang. Yang didapatkan dari hasil r= 0,722 dan nilai p= 0,000 yang berarti p< 0,01

Artinya semakin negatif atau kurang dukungan sosial maka semakin tinggi depresi pada pasien

gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.

Kata Kunci : Dukungan sosial dan Depresi

1. PENDAHULUAN

Manusia pada dasarnya menginginkan

hidup dalam keadaan sehat baik secara

psikis maupun fisik, karena dalam keadaan

sehatlah manusia dapat mengerjakan

semua kegiatan secara baik.

kenyataannya manusia tidak selalu berada

pada kondisi sehat baik secara psikis

maupun fisik melainkan dapat mengalami

suatu penyakit yang diderita baik dalam

jangka waktu lama ataupun sebentar.

Saat ini banyak jenis penyakit yang

diderita oleh manusia, ada jenis penyakit

yang ringan dan cukup mudah untuk

menyembuhkannya tetapi ada pula jenis

penyakit yang tergolong berat dan perlu

waktu yang cukup lama untuk

menyembuhkannya, tidak itu saja

diperlukan pula tenaga dan biaya yang

cukup besar sehingga dapat menimbulkan

tekanan secara psikologis, dan salah satu

penyakit berat tersebut yaitu penyakit

gagal ginjal (hemodialisis)

Manifestasi puncak dari gagal ginjal

kronis akan ditandai dengan fungsi ginjal

yang semakin mengecil sehingga

diperlukan pengaturan pemasukan cairan

yang sangat ketat serta perawatan lain

berupa dialisa kronis atau transplasi untuk

mempertahankan hidup. Metode

perawatan yang umum untuk penderita

gagal ginjal di Amerika Serikat dan di

Indonesia adalah hemodialisa. Peterson,

Kartono, Darmairini & Roza (Rohmat,

2010).

Hemodialisis didefinisikan sebagai

bergeraknya air dan zat-zat beracun hasil

metabolisme dari dalam darah melewati

membran semipermable ke dalam cairan

dialisa. Bentuk seperti ini sering disebut

juga dengan ginjal tiruan ekstrakorporeal.

Proses pengobatan tersebut dapat

membantu memperbaiki homeostatis tubuh

namun tidak dapat mengganti fungsi ginjal

lainnya, sehingga biasanya pasien

melakukan hemodialisis dua kali dalam

seminggu dan hal ini harus dilakukan

secara rutin

Di Palembang terdapat beberapa rumah

sakit yang memberikan Hemodialisis, dan

salah satu rumah sakit yang paling banyak

menerima pasien yang melakukan

hemodialisis adalah RSUP Dr Mohammad

Hoesin, dimana pasien menjalankan

hemodialisis memiliki jadwal rutin yang

berbeda-beda, dengan melakukan

hemodialisis 2 kali dalam seminggu. Saat

ini pasien yang menjalani hemodialisis di

RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang

sebanyak 144 pasien tetap dan rutin 2 kali

dalam satu minggu dan selebihnya pasien

yang baru menjalani hemodialisis. Dimana

kebanyakan dari pasien yang menjalani

hemodialisis berusia 25 sampai 65 tahun

tetapi ada pula yang berusia dibawah 25

tahun.

Terjadinya gangguan pada fungsi

tubuh pasien hemodialisis akan

menyebabkan pasien harus melakukan

penyesuaian diri secara terus menerus

selama sisa hidupnya. Selain itu

penyesuaian ini mencakup keterbatasan

dalam memanfaatkan kemampuan fisik

dan motorik, penyesuaian terhadap

perubahan fisik dan pola hidup,

ketergantungan secara fisik dan ekonomi

pada orang lain serta ketergantungan pada

mesin dialisa selama sisa hidup, keadaan

seperti ini bila dilakukan terus-menerus

dapat menimbulkan perasaan tertekan

bahkan dapat menimbulkan gangguan-

gangguan mental seperti depresi.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Tempat Penelitian Dan Objek

Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah .

pasien gagal ginjal yang menjalani

hemodialisis selama diatas 1 tahun baik itu

pria atau wanita yang berusia 25-62 tahun

2.2 Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang

digunakan dalam penyusunan penelitian

ini maka dilakukan pengambilan data

secara primer dan sekunder, yaitu :

a. Data primer

Data primer yaitu data atau informasi

yang diambil langsung dari subjek

penelitian melalui prosedur penelitian

dengan melakukan wawancara dan

observasi menggunakan Skala Dukungan

Sosial dan Depresi.

a. Data sekunder

Data sekunder yaitu sumber data

penelitian yang diambil secara tidak

langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)

yaitu dari dokumen dan studi pustaka, baik

yang dipublikasikan maupun yang tidak

dipublikasikan.

2.3 Rancangan Penelitian

Tabel 1. Rancangan Penelitian

Perihal Deskripsi

Topik Hubungan Antara

Dukungan Sosial

Dengan Depresi

padaPasien Gagal

Ginjal Yang Menjalani

hemodialisis

Masalah Apakah ada hubungan

Antara Dukungan

Sosial Dengan Depresi

Pada Pasien Gagal

Ginjal Yang Menjalani

Hemodialisis

Metode Yang

Digunakan

Menggunakan Skala

L

i

k

e

r

t

L

i

k

e

r

t

L

i

k

e

r

t

Tipe dan

Desain

Penelitian

Tipe

penelitian

Desain

penelitian

Survey

Teknik Pengambilan

sampel adalah Simple

random sampling,

sampel ditentukan oleh

peneliti setelah

melakukan survey

lapangan. Survey di

lakukan dengan

menggunakan Skala

Dukungan Sosial dan

Depresi.

Perencanaan

Penelitian

Subjek

Peralatan

Prosedur

Penderita Gagal Ginjal

Yang Menjalani

Hemodialisis sebanyak

86 orang

Skala Dukungan Sosial

Dan Depresi

Tahapan awal adalah

menyeleksi subjek

Teknik

analisis

penelitian berdasarkan

karakteristik yang

sudah ditentukan.

Responden yang akan

dipilih 86 orang subjek.

Menggunakan

Incidental sampling

Menggunakan Analisis

Regresi Sederhana

2.4 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut :

1. Pengolahan data kuesioner Dukungan

Sosial Dan Depresi

2. Uji kualitas data dengan uji validitas

dan reliabilitas.

3. Uji asumsi klasik untuk penggunaan

regresi linier

2.5 Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dianalisis

mengguanakan Analisis Regresi Sederhana

2.6 Alat Ukur

Alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini

menggunakan skala. Skala Dukungan

Sosial dan skala Depresi. Analisis data

yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah analisis statistik. Adapun metode

analisis datanya menggunakan analisis

regresi sederhana, diolah dengan program

SPSS 16.

2.7 Depresi

Menurut Staab dan Feldman,

menyatakan depresi adalah sebagai suatu

penyakit yang menyebabkan suatu

gangguan dalam perasaan dan emosi yang

dimiliki oleh individu yang ditunjuk

sebagai suasana perasaan. Sebagian besar

orang memang mengalami suatu suasana

perasaan yang jatuh dari waktu ke waktu

dalam kehidupan mereka, tapi depresi

terjadi bila orang secara konsisten

menemukan diri mereka dalam suasana

perasaan tertekan setiap hari melebihi

periode dua minggu.

Beck (Lubis, 2009) mengungkapkan

simptom-simptom atau gejala depresi

kedalam empat simptom sebagai berikut:

a. Simptom-simptom emosional

Meliputi penurunan mood (merasa sedih

dan kelabu), tidak menyukai diri sendiri

(perasaan negatif pada diri sendiri)

hilangnya atau kurangnya respon gembira

pada situasi yang menimbulkan

kesenangan, hilangnya rasa senang dan

menangis.

b. Simptom-simptom kognitif.

Berupa rendahnya penilaian terhadap diri

sendiri, pikiran – pikiran negatif terhadap

masa depan, menyalahkan, mengkritik

atau mencela diri sendiri, tidak dapat

membuat keputusan dan gambaran yang

salah tentang diri sendiri

c. Simptom-simptom motivasional.

Hilangnya motivasi untuk melakukan

segala aktivitas, keinginan untuk

menghindar dan menarik diri,

meningkatnya ketergantungan dan yaitu

menginginkan bantuan, pegarahan dan

bimbingan.

d. Simptom-simptom fisik dan vegetatif.

Seperti hilangnya nafsu makan, mengalami

gangguan tidur, hilangnya nafsu sexual,

perasaan lelah yang sangat berat,

gangguan berat badan dan kemampuan

fisik.

Menurut Muslim (2003) depresi

memiliki beberapa gejala sebagai berikut:

a. Gejala utama (pada derajat

ringan,sedang dan berat)

Afek depresif, kehilangan minat dan

kegembiraan dan berkurangnya energi

yang menuju meningkatnya keadaan

mudah lelah (rasa lelah yang nyata

sesudah kerja sedikit saja) dan

menurunnya aktifitas.

b. Gejala lainnya konsentrasi dan

perhatian berakurang, harga diri dan

kepercayaan diri berkurang, gagasan

tentang rasa bersalah dan tidak berguna,

pandangan masa depan yang suram dan

pesimistis, perbuatan membahayakan diri

atau bunuh diri, tidur terganggu dan nafsu

makan berkurang.

Dukungan Sosial

Untuk variabel dukungan sosial (social

support) didefinisikan oleh Gottlieb

(Kuntjoro, 2002) sebagai informasi verbal

atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata

atau tingkahlaku yang diberikan oleh

orang-orang yang akrab dengan subjek di

dalam lingkungan sosialnya atau yang

berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat

memberikan keuntungan emosional atau

berpengaruh pada tingkahlaku

penerimanya.

Menurut Sheridan & Radmacher 1992,

Sarafino 1998 serta Taylor 1999 (Lubis

2009) membagi dukungan kedalam lima

bentuk, yaitu:

a. Dukungan Instrumental (Tangible

Assistance)

Bentuk dukungan ini merupakan

penyediaan materi yang dapat pertolongan

langsung, seperti pinjaman uang,

pemberian barang, makanan, serta

pelayanan.

b. Dukungan Informasi

Bentuk dukungan ini melibatkan

pemberian informasi, saran dan umpan

balik tentang situasi dan keadaan individi.

Jenis informasi seperti ini dapat menolong

individu untuk mengenali dan mengatasi

masalah dengan lebih muda.

c. Dukungan Emosional

Bentuk dukungan ini membuat individu

memiliki perasaan nyaman, yakin,

diperlukan dan dicintai oleh pemberi

dukungan sosial sehingga individu dapat

mengatasi masalah dengan baik Dukungan

ini sangat penting dalam menghadapi

kedaan yang tidak dapat dikontrol

d. Dukungan pada harga diri

Bentuk dukungan ini berupa penghargaan

diri pada individu, pemberian semangat,

persetujuan pada pendapat individu,

perbandingan positif pada individul lain.

Bentuk dukungan ini membantu individu

dalam membangun harga diri dan

kompetensi.

e. Dukungan dari kelompok sosial

Bentuk dukungan ini akan membuat

individu merasa menjadi anggota dari

suatu kelompok yang memiliki kesamaan

minat dan aktivitas sosial dengannya.

Dengan begitu individu merasa memiliki

teman senasib.

Lieberman (Hady, 2009)

mengemukakan bahwa secara teoritis

dampak dukungan sosial dapat positif dan

juga negatif, sebagai berikut:

1. Dukungan sosial dapat menurunkan

kecenderungan munculnya kejadian yang

dapat mengakibatkan stress. Apabila

kejadian tersebut muncul, interaksi dengan

orang lain dapat memodifikasi atau

mengubah persepsi individu pada kejadian

tersebut dan oleh karena itu akan

mengurangi potensi munculnya stress.

2. Sosial juga dapat mengubah hubungan

antara respon individu pada kejadian yang

dapat menimbulkan stres dan stres itu

sendiri, mempengaruhi strategi untuk

mengatasi stress dan dengan begitu

memodifikasi hubungan antara kejadian

yang menimbulkan stres mengganggu

kepercayaan diri, dukungan sosial dapat

memodifikasi efek itu.

3. HASIL

Variabel-variabel yang terdapat dalam

penelitian ini meliputi variabel bebasnya

adalah dukungan sosial kemudian variabel

tergantungnya adalah depresi pada pasien

gagal ginjal

Berdasarkan data dari absensi

hemodialisis bulanan. Jumlah pasien gagal

ginjal yang menjalani hemodialisis

berjumlah 86 orang sebagai sampel

penelitian.. pasien gagal ginjal yang

menjalani hemodialisis selama diatas 1

tahun baik itu pria atau wanita yang

berusia 25-62 tahun . Sampel diambil

dengan teknik Incidental sampling (Hadi,

2004) yaitu tidak semua pasien dalam

populasi diberi kesemptan yang sama

untuk ditugaskan menjadi sampel

melainkan pasien gagal ginjal yang

ditemui pada saat penelitian.

3.1 Alat Ukur

Alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini

menggunakan skala. Skala Dukungan

Sosial dan skala Depresi. Analisis data

yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah analisis statistik. Adapun metode

analisis datanya menggunakan analisis

regresi sederhana, diolah dengan program

SPSS 16.

Sebelum melakukan analisis data

terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang

meliputi uji normalitas dan uji linieritas.

Uji normalitas dan uji linieritas ini

merupakan syarat sebelum melakukan

analisis regresi, hal ini maksudnya agar

kesimpulan yang ditarik tidak

menyimpang dari kebenaran yang

seharusnya (Hadi, 2004).

3.2. Hasil Uji Hipotesis

penelitian ini menunjukkan bahwa ada

hubungan negatif yang signifikan antara

dukungan sosial dengan depresi pada

pasien gagal ginjal yang menjalani

hemodialisis di RSUP. Dr. Mohammad

Hoesin Palembang (r=0,722; p= 0,000 atau

p<0,01). Hal ini berarti jika variabel

dukungan sosial positif maka depresi pada

pasien gagal ginjal yang menjalani

hemodialisis rendah, Sebaliknya jika

variabel dukungan sosial negatif maka

depresi pada pasien gagal ginjal yang

menjalani hemodialisis tinggi. Hal ini

menunjukkan dukungan sosial memang

sangat dibutuhkan bagi pasien yang

menjalani hemodialisis karena support,

perhatian dan kasih sayang yang didapat

dari keluarga akan membuat pasien

menjadi lebih kuat, sabar dan tabah dalam

menjalani semua pengobatan sehingga

akan menurunkan perasaan depresi yang

membuat pasien merasa tidak berharga dan

hanya menjadi beban bagi keluarga.

Selanjutnya, besar sumbangan efektif

yang diberikan oleh variabel dukungan

sosial terhadap variabel depresi sebesar

52,1% (R2

=0,521). Hal ini berarti ada

47,9% faktor lain yang juga

mempengaruhi depresi pada pasien gagal

ginjal yang menjalani hemodialisis namun

tidak diteliti lebih lanjut oleh penulis.

Dukungan sosial ternyata memberikan

efek positif bagi perkembangan dan

penerimaan pasien dalam menjalani

pengobatan hemodialisis, keluarga yang

selalu mendampingi dan memberikan

semangat bagi pasien menimbulkan hal-

hal yang tadinya dipikiran pasien hanya

akan mempersulit keluarga akhirnya

menjadi suatu hal yang memberikan

harapan dan motivasi baru sehingga

tingkat depresi yang dirasakan pasien

sedikit demi sedikit menghilang dan

menimbulkan harapan baru.

Hasil uji hipotesis penelitian ini

menunjukan bahwa ada hubungan negatif

yang signifikan antara dukungan sosial

dengan depresi pada pasien gagal ginjal

yang menjalani hemodialisis di RSUP. Dr.

Mohammad Hoesin Palembang. Hal ini

ditunjukan dengan nilai korelasi (r=0,722

dan nilai p= 0,000 yang berarti p< 0,01).

Artinya semakin positif atau baik

dukungan sosial maka semakin rendah

depresi pada pasien gagal ginjal yang

menjalani hemodialisis, sebaliknya

semakin negatif dukungan sosial maka

semakin tinggi depresi pada pasien gagal

ginjal yang menjalani hemodialisis.

Besarnya sumbangan efektif yang

diberikan oleh variabel dukungan sosial

terhadap variabel depresi sebesar 52,1%

(R2

=0,521). Hal ini dapat diartikan bahwa

ada 47,9% faktor lain ang juga

mempengaruhi depresi namun tidak diteliti

lebih lanjut oleh penulis.

Adanya hubungan antara dukungan

sosial dengan depresi didukung pernyataan

dari Jhonson (Davison, Neale & Kring

2006) yang mengemukakan bahwa

dukungan sosial memprediksi pemulihan

yang lebih cepat serta berkurangnya

simptom-simptom depresi.

Untuk pengkategorian tingkat depresi

pada pasien gagal ginjal yang menjalani

hemodialisis penulis mengacu pada norma

untuk penggolongan tingkat depresi yang

dilakukan oleh Greist dan Jefferson

(Retnowati, 1990) sebagai berikut. Normal

0 – 9, Ringan 10 ─ 15, Sedang 16 – 23,

Berat 24 – 63. Dan dari hasil penelitian

didapat data dari 86 pasien gagal ginjal

yang menjalani hemodialisis yang

dijadikan subjek penelitian, ada 5 pasien

(5,81%) yang tidak mengalami depresi

atau normal, 11 pasien (12,80%)

mengalami tingkat depresi ringan, 21

pasien (24,41%) mengalami tingkat

depresi sedang, 49 pasien (56,98%)

mengalami tingkat depresi tinggi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-

rata pasien gagal ginjal yang menjalani

hemodialisis mengalami tingkat depresi

tinggi.

Hal ini membuktikan pada pernyataan

awal fenomena yang didapatkan dari

angket awal, observasi dan wawancara

yang memperlihatkan sebagian besar

pasien menjalani hemodialisis menunjukan

simptom-simptom depresi yang cukup

besar pada beberapa bulan pertama

menjalani hemodialisis, namun tidak

sesuai dengan fenomena setelah 3 bulan

menjalani hemodialisis yang menunjukan

adanya penurunan simptom-simptom

depresi lebih dari 50% setelah empat bulan

lebih menjalani hemodialisis, dimana pada

saat penelitian dengan menggunakan skala

Back Depression Inventory masih ada 49

dari 86 pasien gagal ginjal yang menjalani

hemodialisis mengalami depresi berat.

Pengaruh lain dari hasil penelitian ini

adalah sumbangan dari variabel dukungan

sosial adalah negatif. Hal ini dapat

diketahui dari 86 pasien gagal ginjal yang

menjalani hemodialisis yang dijadikan

subjek penelitian, ada 45 pasien (53,3%)

menerima dukungan sosial, 41 pasien

(47,7%) menerima dukungan sosial positif.

Dapat disimpulkan bahwa rata-rata pasien

gagal ginjal yang menjalani hemodialisis

menerima dukungan sosial negatif.

Ada faktor-faktor lainnya yang

mempengaruhi hasil penelitian ini seperti

penggalian informasi awal tidak

menggunakan karakteristik yang jelas

tetapi pada saat penelitian pasien yang

dikenakan penelitian adalah pasien yang

memiliki karakteristik menjalani

hemodialisis selama 1 tahun lebih dan

pasien gagal ginjal yang menjalani

hemodialisis berusia 25-62 tahun.

Dukungan sosial rendah ini dapat

dikarenakan setelah pasien gagal ginjal

menjalani hemodialisis telah lebih dari

satu tahun seperti pada karakteristik

populasi dimana banyak pasien dalam

menjalani hemodialisis tidak selalu

ditemani oleh keluarganya, selain itu

informasi mengenai pengobatan alternatif

yang telah dicoba banyak pasien ternyata

tidak memberikan kesembuhan hal ini

meyakinkan pasien bahwa tidak ada jalan

lain selain menjalani hemodialisis selama

sisa hidupnya.

Dukungan sosial diartikan sebagai suatu

bentuk tingkah laku yang menimbulkan

perasaan nyaman dan membuat individu

percaya bahwa ia dihormati, dihargai,

dicintai dan bahwa orang lain bersedia

memberikan perhatian dan keamanan

Jacobson (Orford, 1992). Pernyataan

tersebut didukung oleh pernyataan Cobb

(Kuntjoro, 2002) yang mendefinisikan

dukungan sosial sebagai adanya

kenyamanan, perhatian, penghargaan atau

menolong orang dengan sikap menerima

kondisinya, dukungan sosial tersebut

diperoleh dari individu maupun kelompok.

Sehingga ketika pasien mendapatkan

dukungan sosial yang positif atau sesuai

dengan kebutuhan pasien maka dapat

menurunkan depresi pasien gagal ginjal

tersebut tetapi karena dukungan sosial

yang dirasakan pasien tersebut adalah

negatif maka keadaan tersebut tidak dapat

menurunkan depresi pada pasien gagal

ginjal yang menjalani hemodialisis

sehingga sebagian besar pasien berada

pada depresi berat.

Terjadinya gangguan pada fungsi tubuh

pasien hemodialisis, menyebabkan pasien

harus melakukan penyesuaian diri secara

terus menerus selama sisa hidupnya. Bagi

pasien hemodialisis, penyesuaian ini

mencakup keterbatasan dalam

memanfaatkan kemampuan fisik dan

motorik, penyesuaian terhadap perubahan

fisik dan pola hidup, ketergantungan

secara fisik dan ekonomi pada orang lain

serta ketergantungan pada mesin dialisa

selama sisa hidup, keadaan seperti ini

dapat menimbulkan perasaan tertekan

bahkan dapat menimbulkan gangguan-

gangguan mental seperti depresi.

Penyesuaian diri secara terus menerus

terhadap keadaan fisik yang selalu

berubah-ubah, inilah yang mungkin dapat

menyebabkan tidak menurunnya depresi

pada sebagian besar pasien gagal ginjal

setelah satu tahun lebih menjalani

hemodialisis.

4. SIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut : ada hubungan

negatif yang signifikan antara dukungan

sosial dengan depresi pada pasien gagal

ginjal yang menjalani hemodialisis di

RSUP. Dr. Mohammad Hoesin

Palembang. Selanjutnya besarnya

sumbangan efektif yang diberikan oleh

variabel dukungan sosial terhadap depresi

sebesar 52,1%. Berdasarkan hasil analisis

data dan kesimpulan maka penulis

mengajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi pasien gagal ginjal yang menjalani

hemodialisis di RS. DR. Moh Hoesin

Palembang, penulis menyarankan agar

pasien harus selalu yakin bahwa keluarga

dan orang-orang dilingkungan sosial selalu

memberikan dukungan, dengan cara selalu

berpikir positif seperti dapat menerima

keadaan yang dialami, tidak mengeluh dan

putus asa, selalu berusaha untuk sembuh

dengan tetap menjalani pengobatan secara

rutin, dan menerima bantuan dari orang

lain atau berusaha untuk tetap

bersosialisasi.

2. Bagi rumah sakit penulis

menyarankan agar dapat memberikan

pelayanan pengobatan dengan sebaik

mungkin, menghadapi pasien dengan

rasa sayang dan ramah tamah

sehingga pasien merasa nyaman setiap

melakukan hemodialisis,

memperhatikan keadaan pasien baik

secara fisik maupun psikis.

DAFTAR RUJUKAN

Davison, G.C. Neale, J & Kring,A. 2006.

Psikologi abnormal. Edisi ke -9.

Jakarta: PT raja Grafindo Persada.

Hadi, P. 2004. Depresi dan Solusinya.

Yogyakarta: Penerbit Tugu.

Hady, A. 2009. Hubungan Pengetahuan

dan Dukungan Sosial. http://hady-

aprilia.blogspot.com/2010/04/hub

ungan-pengetahuan-dan-

dukungan.html. Diakses tanggal 12

April 2010.

Kuntjoro, J.S. 2002. Dukungan sosial pada

lansia. jakarta .http://www.e-

psikologi.com/epsi/lanjutusia_deta

il.asp?id=183. Diakses 9 Mei 2010.

Lubis, N.L. 2009. Depresi; Tinjauan

psikologis. Jakarta: Kencana.

Muslim, R. 2003. Diagnosis gangguan

jiwa, rujukan ringkasan dari

PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh jaya.

Mazbow. 2009. Apa itu dukungan sosial.

http://www.masbow.com/2009/0

8/apa- itu-dukungan-sosial.html.

Diakses 14 April 2010.

Orford, J. 1992. Community Psychology.

Theory & Practise. West Sussex:

John Wiley & Suns. Ltd.

Retnowati, S. 1990. Efektivitas Terapi

Kognitif dan Terapi Perilaku Pada

Penanganan Gangguan Depresi.

Tesis (tidak diterbitkan).

Yogyakarta: Fakultas Psikologi

UGM.

Rohmat, Ilham. 2010. Hubungan Tingkat

Pengetahuan Pasien Gagal Ginjal

Tentang Hemodialisa Dengan

Kepatuhan Pelaksanaan

Hemodialisa.

http://ilhamrohmat.blogspot.com/

2010/01/proposal.html. Diakses 2

mei 2010.