27
REFERAT NATURAL HISTORY, PREDICTORS, AND OUTCOMES OF DEPRESSION AFTER STROKE : SYSTEMATIC REVIEW AND META-ANALYSIS Oleh: Anindya Oktafiani G99131015 Setyowati G99131078 Rizky Banjar K G99131073 Dio Dara V G99131033 Mario Alexander S G99131005 Pembimbing: I.G.B. Indro Nugroho, dr., Sp.KJ Rohmaningtyas HS, dr., Sp.KJ, M.Kes KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA 1

REFERAT JIWA Depresi Stroke

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikiatri depresi pasca stroke

Citation preview

Page 1: REFERAT JIWA Depresi Stroke

REFERAT

NATURAL HISTORY, PREDICTORS, AND OUTCOMES OF DEPRESSION

AFTER STROKE : SYSTEMATIC REVIEW AND META-ANALYSIS

Oleh:

Anindya Oktafiani G99131015

Setyowati G99131078

Rizky Banjar K G99131073

Dio Dara V G99131033

Mario Alexander S G99131005

Pembimbing:

I.G.B. Indro Nugroho, dr., Sp.KJ

Rohmaningtyas HS, dr., Sp.KJ, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2014

1

Page 2: REFERAT JIWA Depresi Stroke

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan Referat

dengan judul: “Medication-Assisted Treatment With Methadone: Assessing the

Evidence”. Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan referat ini tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa bimbingan dan nasihat, oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Em. Ibrahim Nuhriawangsa, dr., Sp.KJ (K)

2. Prof. Dr. Much. Syamsulhadi, dr., Sp.KJ (K)

3. Prof. Dr. Aris Sudiyanto, dr., Sp.KJ (K)

4. Prof. Dr. Moh. Fanani, dr., Sp.KJ (K)

5. Mardiatmi Susilohati, dr., Sp.KJ (K)

6. Yusvick M. Hadin, dr., Sp.KJ

7. Djoko Suwito, dr., Sp.KJ

8. I.G.B. Indro Nugroho, dr., Sp.KJ

9. Gst. Ayu Maharatih, dr., Sp.KJ

10. Makmuroch, Dra, MS

11. Debree Septiawan, dr., Sp.KJ, M.Kes

12. Istar Yuliadi, dr., M.Si

13. Rohmaningtyas HS, dr., Sp.KJ, M.Kes

14. RH. Budhi M, dr., Sp.KJ (K)

15. Maria Rini I. dr., Sp.KJ

16. Adriesti H, dr., Sp.KJ

17. Wahyu Nur Ambarwati, dr., Sp.KJ

18. Setyowati Raharjo, dr., Sp.KJ

Penulis menyadari bahwa referat ini masih belum sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk perbaikan referat ini.

Semoga referat ini bermanfaat bagi kita semua.

2

Page 3: REFERAT JIWA Depresi Stroke

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................. 2

Daftar Isi........................................................................................................3

Abstrak.......................................................................................................... 4

Pendahuluan.................................................................................................. 4

Metode………............................................................................................. 5

Metode Statistik ……….............................................................................. 7

Hasil ………………………........................................................................ 7

Riwayat Alamiah Depresi Paska Stroke...................................................... 8

Prediktor Depresi Setelah Stroke................................................................ 9

Outcome Depresi Pasca Stroke................................................................... 10

Diskusi………………................................................................................ 12

a. Riwayat Alamiah Depresi Pasca Stroke………………………... 11

b. Prediktor Depresi Setelah Stroke................................................ 12

c. Outcome Depresi Pasca Stroke……………………................... 13

d. Kekuatan dan Keterbatasan ........................................................... 14

e. Implikasi Klinis dan Penelitian ................................................... 15

Lampiran Jurnal

3

Page 4: REFERAT JIWA Depresi Stroke

Review Artikel

RIWAYAT ALAMIAH, PREDIKTOR, DAN KELUARAN

DARI DEPRESI SETELAH STROKE : TINJAUAN

SISTEMATIS DAN META-ANALISIS

Luis Ayerbe

Salma Ayis

Charles D. A. Wolfe

Antony G. Rudd

Latar Belakang : Depresi setelah stroke merupakan masalah yang dapat membuat

seseorang menjadi sangat sedih dan dapat berdampak negative untuk kesehatan.

Tujuan : Untuk mengetahui perjalanan, prediksi dan akibat yang timbul pada depresi

setelah stroke. Metode : Studi yang diterbitkan sampai dengan tanggal 31 Agustus

2011 mengenai pencarian dan ulasan sesuain dengan kriteria yang berlaku. Hasil :

Dari 13.558 referensi, didapatkan 50 penelitian mengatakan prevalensi depresi

sebanyak 29% (95% Cl 25-32), dan tetap stabil hingga 10 tahun setelah stroke.

Tingkat pemulihan depresi beberapa bulan setelah stroke berkisar 15-57% 1 tahun

setelah stroke. Penyebab utama dari depresi adalah kecacatan, depresi pra-stroke,

gangguan kognitif dan kecemasan. Kualitas hidup yang rendah, mortalitas dan

kecacatan adalah outcome dari depresi setelah stroke. Kesimpulan : Intervensi untuk

depresi dan ini merupakan potensi outcome yang diperlukan.

Dalam beberapa decade terakhir ini, para peneliti telah menemukan hasil

apasaja yang menjadi insiden, prevalensi dan prediksi depresi yang terjadi setelah

stroke. Sebelumnya juga telah terbukti mengenai topic yang sama yakni pada tahun

2001 sampai dengan tahun 2004. Baru-baru ini, Kouwenhoven et al juga mengulas

mengenai prevalensi, prediksi dan hasil dari depresi yang terjadi beberapa bulan pada

stroke.

4

Page 5: REFERAT JIWA Depresi Stroke

Namun, dalam penelitian ini mempunyai beberapa kekurangan seperti ukuran

sampel yang kecil, tindak lanjut yang kurang, dan analisis yang kurang. Penelitian ini

secara sistematis dan metaanalisis merangkum hasil bukti yang ada pada kejadian,

prevalensi dan prediksi yang berkaitan dengan depresi yang terjadi setelah stroke baik

dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Metode

Kriteria MOOSE (Meta-analysis Of Observational Studies in Epidemiology)

digunakan untuk melakukan review dan meta-analisis ini.

Studi observasional yang melaporkan prevalensi, insiden, insiden kumulatif, durasi,

prediktor atau keluaran dari kejadian depresi setelah stroke dicari dalam database

berikut: EMBASE (1947 - Agustus 2011), MEDLINE (1948 - Agustus 2011),

PsycINFO (1806 - Agustus 2011) dan ISI Web of Science (1900 - Agustus 2011).

Strategi pencarian disajikan dalam lampiran online. Daftar referensi dari semua

tinjauan sistematis yang teridentifikasi ditinjau ulang demi studi yang relevan.

Hanya studi yang mendefinisikan depresi sebagai diagnosis berdasarkan

kriteria DSM-IV, dengan skor di atas titik cut-off dalam skala tervalidasi, atau metode

diagnosis lain yang tervalidasi yang diikutsertakan. Tidak ada pembatasan atas dasar

bahasa, ukuran sampel atau durasi tindak lanjut. Studi tidak diikutsertakan jika

mereka memiliki salah satu dari berikut: studi terbatas pada karakteristik klinis

tertentu (misalnya stroke di lokasi tertentu, stroke dari subtipe tertentu); studi terbatas

pada karakteristik pasien tertentu (misalnya pasien dari kelompok umur tertentu);

studi populasi campuran (misalnya stroke dan cedera kepala) kecuali terdapat hasil

terpisah untuk pasien stroke; convenience sampling; penilaian mood yang tidak

terstruktur; mood dilaporkan hanya sebagai variabel kontinu (tidak mengkategorikan

pasien sebagai depresi atau tidak depresi); studi dengan perekrutan retrospektif; dan

studi yang hanya menggunakan analisis univariat.

Dalam beberapa kasus, kesamaan antara beberapa studi menunjukkan

kemungkinan beberapa publikasi dari kelompok yang sama. Apabila tidak terdapat

5

Page 6: REFERAT JIWA Depresi Stroke

adanya referensi silang yang jelas, kami menganggap artikel berasal dari kelompok

yang sama jika ada bukti situs rekrutmen yang tumpang tindih, tanggal studi dan

nomor pendanaan, atau ada ciri-ciri pasien yang sama dilaporkan dalam studi. Jika

ada beberapa artikel melaporkan hasil dari populasi yang sama, maka data diambil

dari publikasi dengan tindak lanjut terpanjang. Bila lebih dari satu metode penilaian

untuk depresi digunakan, hasil dari penilaian yang dibahas lebih mendalam oleh

penulis dimasukkan dalam meta-analisis. Ketika prevalensi depresi mayor dan

depresi minor dilaporkan secara terpisah, mereka dikelompokkan sebagai depresi.

Studi mengenai prediktor depresi yang disertakan menggunakan depresi

sebagai variabel terikat dalam model statistik di mana prediktor potensial adalah

variabel bebas. Studi mengenai keluaran depresi yang disertakan menggunakan

keluaran sebagai variabel terikat dalam model di mana depresi adalah variabel bebas.

Studi yang hanya menggunakan analisis univariat tidak dimasukkan karena hasil

mereka bisa sangat rancu. Untuk studi prediktor atau keluaran, informasi

dikumpulkan pada semua variabel yang dianalisis sebagai penaksir potensial,

keluaran dan pembaur. Hanya studi yang melaporkan keluaran diukur pada suatu titik

waktu dari depresi yang dimasukkan. Informasi dikumpulkan pada semua variabel

yang dianalisis sebagai penaksir potensial, keluaran dan pembaur. Kualitas studi

dinilai sesuai dengan kriteria diterima yang disajikan dalam review sistematis

sebelumnya. Penulis studi dihubungi ketika ada pertanyaan-pertanyaan tentang

apakah laporan memenuhi kriteria inklusi dan juga untuk memverifikasi metode dan

hasil yang mungkin tidak dilaporkan.

Metode Statistik

Sebuah meta-analisis dilakukan untuk mendapatkan penyatuan perkiraan dari

prevalensi depresi. Studi diklasifikasikan ke dalam empat kategori: fase akut (dalam

waktu 1 bulan stroke); fase jangka menengah (1-6 bulan); fase jangka panjang (6

bulan sampai 1 tahun); fase jangka sangat panjang (lebih dari 1 tahun setelah stroke).

Meta-analisis kedua dilakukan di mana penelitian digolongkan berdasarkan studi

6

Page 7: REFERAT JIWA Depresi Stroke

populasi, rumah sakit atau rehabilitasi. Untuk studi dengan tindak lanjut penilaian

pada lebih dari satu titik waktu, hanya hasil dari tindak lanjut terakhir yang

dimasukkan dalam meta-analisis. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan penyatuan

perkiraan dari prevalensi dalam jangka panjang setelah stroke untuk menghindari bias

yang dapat terjadi dengan memasukkan perkiraan berulang studi yang sama dalam

meta-analisis. Namun, data dari pengukuran pada semua titik waktu juga dicatat dan

disajikan dalam tabel berikut. Studi dengan waktu tindak lanjut dilaporkan sebagai

interval (misalnya 1-24 bulan) termasuk dalam kategori titik waktu paling awal

karena dianggap menjadi yang paling sedikit terpengaruh oleh drop-out karena

kematian. Kategorisasi studi berdasarkan tindak lanjut pada titik waktu pertengahan

juga dicoba namun perbedaan dari perkiraan menggunakan titik waktu paling awal

dan titik waktu pertengahan dapat diabaikan. Sebuah plot corong/funnel plot

digunakan untuk menyelidiki kemungkinan bias publikasi.

Jumlah studi yang melaporkan perkiraan perjalanan alamiah depresi setelah

stroke selain prevalensi (misalnya insiden) hanya sedikit. Penilaian untuk depresi

telah dilakukan pada titik-titik waktu yang berbeda pada masing-masing studi ini.

Oleh karena itu, meta-analisis untuk mendapatkan penyatuan perkiraan pengukuran-

pengukuran lain dari perjalanan alamiah tidak dilakukan. Hasil yang disajikan oleh

studi individual dilaporkan secara terpisah.

Hasil

Lima puluh studi yang dilakukan antara 1983 sampai 2011, yang melaporkan

insidensi, prevalensi, insidensi kumulatif, durasi, pengukur atau hasil yang terkait

dengan depresi pasca stroke diikutsertakan dalam review ini. Semuanya dianalisa

berdasarkan hasil assessment untuk depresi yang dilakukan setelah stroke, tanpa

memperhatikan apakah onset depresi terjadi sebelum atau setelah stroke table 1, table

2, table online DS1).

7

Page 8: REFERAT JIWA Depresi Stroke

Riwayat Alamiah Depresi Pasca Stroke

Dari total 43 studi, termasuk 20.293 pasien dilaporkan depresi setelah stroke

(table DS1). Keseluruhan, 6 merupakan penelitian berdasarkan populasi,8-13 15

merupakan penelitian di rumah sakit14-28, dan 22 adalah studi rehabilitasi.29-50 Jumlah

pasien yang diteliti untuk depresi dalam tiap penelitian berkisar antara 14 hingga

13.999. Hanya Sembilan studi yang meneliti lebih dari 200 pasien 8,9,11-13,18,27,38,43 dan

hanya satu studi yang meneliti lebih dari 1000 pasien. 18

Diantara 43 studi, 29 studi menggunakan skala yang tervalidasi, 12 studi

menggunakan kriteria DSM, dan 2 studi menggunakan pertanyaan tervalidasi.

Keseluruhan, 11 metode berbeda digunakan untuk meneliti depresi. Penyetaraan nilai

untuk skala yang sama yang digunakan unutk studi berbeda tidak konsisten.

Hanya 8 studi melaporkan prevalensi depresi lebih dari 1 tahun setelah stroke,

dan hanya 13 studi meneliti pasien pada lebih dari 1 waktu. Prevalensi depresi yang

diobservasi pada waktu yang tidak ditentukan adalah sebesar 29% (95% CI 25-32),

dengan prevalensi 28% (95%CI 23-34) dalam satu bulan setelah stroke, 31% (95% CI

24-39) pada 1-6 bulan, 33% (95% CI 23-43) pada 6 bulan sampai 1 tahun, dan 25%

(95% CI 19-32) lebih dari satu tahun. Prevalensi depresi pada studi populasi adalah

22% (95% CI 17-28), pada studi rumah sakit 30% (95% CI 24-36), dan 30% (95%

25-36) pada studi rehabilitasi (fig.3). tingat prevalensi tidak berubah secara signifikan

seiring waktu atau pada studi dengan setting berbeda. Heterogenitas signifikan untuk

semua kategori yang diinvestigasi. Studi dengan sampel kecil cenderung melaporkan

prevalensi yang lebih besar.

Lima studi melaporkan pengukuran riwayat alamiah depresi pasca stroke yang

lain, termasuk insidensi, insidensi kumulatif, dan durasi depresi (tabel1).10,12,30,37,51

Insidensi pada tahun pertama berkisar antara 10 sampai 15% pada dua studi yang

melaporkannya. Insidensi kumulatif berkisar antara 39 sampai 52% pada tiga studi

dengan periode follow up antara 1 dan 5 tahun. Tiga studi melaporkan bahwa 15-50%

pasien dengan depresi dalam 3 bulan pasca stroke dapat pulih satu tahun kemudian.

Proporsi pasien dengan depresi berkisar dari 6% sampai 36% pada empat studi,

8

Page 9: REFERAT JIWA Depresi Stroke

dengan follow up antara 1 dan 5 tahun. Semua studi longitudinal menunjukan riwayat

alamiah yang dinamis, dengan kasus baru dan pemulihan setelah depresi yang terjadi

seiring waktu. 10,12,30,37,51

Prediktor Depresi Setelah Stroke

Total 16.045 pasien diteliti dalam 10 studi untuk melaporkan prediktor

depresi. Jumlah pasien yang diteliti pada tiap penelitian berkisar antara 40 hingga

13.999. Tujuh studi meneliti lebih dari 100 pasien ,16,18,19,25,37,51,52 dimana hanya dua

studi meneliti lebih dari 1000 pasien. Delapan studi dilakukan di rumah

sakit,15,16,18,19,25,28,52,53 hanya satu yang berdasar populasi51 dan rehabilitasi.37 hanya

empat studi yang meneliti pasien lebih dari 1 tahun setelah stroke.25,37,51,53

Pengamatan untuk depresi dilakukan menggunakan skala dalam tujuh studi,

kriteria DSM pada dua studi dan pertanyaan tervalidasi pada studi lainnya. Waktu

pelaksanaan pengamatan ini berjarak dari fase akut hingga 5 tahun setelah stroke.

Enam studi tidak melaporkan adanya potensi perancu diikutsertakan dalam

rancangan. Dalam lima studi, depresi dan prediktornya diukur dalam waktu yang

bersamaan, membuat rancangannya lebih sulit diprediksi.

Banyak prediktor berbeda diinvestigasi diantara sepuluh penelitian (tabel

online DS2). Hendaya diinvestigasi di lima penelitian. Dua penelitian melaporkan

hendaya sebagai prediktor depresi.51,53 Dua penelitian yang lain melaporkan hendaya

berhubungan dengan depresi pada saat follow up.18,25 Akhirnya studi lain menemukan

bahwa hendaya pasca stroke tidak berhubungan dengan depresi.52 Riwayat medis

kelainan psikiatri diperiksa dengan cara yang berbeda pada lima studi: depresi pre-

stroke dilaporkan sebagai prediktor depresi pasca stroke pada sebuah studi;16 studi

yang lain melaporkan preawatan pre-stroke untuk depresi sebagai prediktor depresi

post-stroke;51 dan tiga studi meneliti riwayat gangguan psikiatri,15,19,28 dua diantaranya

menemukan hubungan yang signifikan dengan depresi pasca stroke.19,28

Gangguan kognitif setelah stroke menyebabkan depresi pada dua studi yang

meneliti hubungan ini.19,51 Di keduanya, gangguan kognitif telah didefinisikan dengan

9

Page 10: REFERAT JIWA Depresi Stroke

skor diatas rata-rata dalam skala, dibanding dengan penilaian klinis, sehingga tidak

ada rinician yang diberikan mengenai apakah hubungannya antara depresi dengan

domain eksekutif atau dengan domain lain untuk fungsi kognitif. Tiga studi

melaporkan keparahan stroke tidak mempengaruhi stroke pasca stroke.15,25,53 Akan

tetapi studi berdasarkan populasi jumlah besar melaporkan pengukuran independen

untuk keparahan stroke seperti Glasgow coma scale, disfagi dan inkontinensia

berhubungan dengan depresi.51 Studi lain melaporkan hemiparesis dikaitkan dengan

depresi.19 Kecemasan menyebabkan depresi pada dua studi52,53 dan dihubungkan

dengan depresi pada saat follow up di studi ketiga.25 Isolasi social saat follow up

dihubungkan dengan depresi pada satu studi51 dan yang lain melaporkan hubungan

antara hidup seorang diri setelah stroke dengan depresi.18 Umur dan jenis kelamin

tidak menjadi prediksi depresi dalam enam dari tujuh studi yang meneliti

hubungannya. Prediktor potensial lain yang diteliti, termasuk komorbiditas, riwayat

stroke, edukasi, atau tipe keluarga, disebutkan pada tabel DS2.

Outcome depresi pasca stroke

Sejumlah 5 penelitian melaporkan Outcome kesehatan yang berkaitan dengan

depresi pasca stroke (Tabel 3): 3 diantaranya merupakan penelitian pada rumah sakit

dan 2 diantaranya merupakan penelitian di bagian rehabilitasi medik. Jumlah pasien

yang diteliti outcome-nya berjumlah antara 84 – 293. Depresi diteliti selama fase akut

dan 3 bulan pasca stroke. Sejumlah 3 penelitian melaporkan outcome yang

diobservasi selama lebih dari satu tahun pasca stroke. Hanya satu penelitian yang

mendiskripsikan model statistic yang digunakan dalam analisis. Disabilitas

merupakan outcome dari depresi pada sebuah penelitian dengan odds ratio 2,68 (95%

CI 1,50 sampai 4,78). Kualitas hidup lebih rendah ditemukan sebagai outcome dari

depresi pada dua penelitian yang menyelidiki kasus ini. Kedua penelitian tersebut

menggunakan metode regresi linear. Salah satu dari penelitian tersebut melaporkan

koefisien dari kualitas hidup yaitu -0,52 (95% CI -0,70 sampai -0,33) dan pada

penelitian yang lain mempresentasikan koefisien yang terpisah untuk domain fisik (-

10

Page 11: REFERAT JIWA Depresi Stroke

26, 95% CI -2,4 sampai -2,8), domain sosial (-1,2, 95% CI -0,8 sampai -1,6) dan

domain lingkungan (-2,0, 95% CI -1,6 sampai -2,4) dari kualitas hidup. Kasus

kematian yang lebih tinggi ditemukan sebagai outcome dari depresi pada dua dari tiga

penelitian yang menyelidiki tentang kasus ini.

Diskusi

Riwayat alamiah dari depresi pasca stroke

Depresi memiliki insidensi kumulatif sampai 52% dalam 5 tahun stroke,

dengan prevalensi 29% yang tetap stabil selama 10 tahun pertama pasca stroke antar

penelitian dengan pengaturan yang berbeda. Penelitian yang menilai pasien lebih dari

sekali mengesankan bahwa sebagian besar pasien yang mengalami depresi pasca

stroke menjadi depresi segera pasca kejadian akut, sejumlah pasien pulih dari depresi

pada penilaian lanjutan, dan kasus baru membuat prevalensi depresi keseluruhan

stabil. Riwayat alami dari depresi lebih dari 5 tahun pasca stroke masih belum

diketahui. Faktor yang mempengaruhi variasi dari prevalensi depresi dilaporkan oleh

penelitian individu termasuk perbedaan metode yang digunakan untuk mendiagnosis

depresi, sumber pengambilan sampel pasien, dan waktu penilaian, bersama dengan

perbedaan pengaturan penelitian. Tanpa adanya homogenitas yang tinggi dari

metodologi, masih sulit untuk membedakan apakah heterogenitas pada hasil

penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata pada karakter populasi atau hanya

sebuah artefak yang disebabkan karena bias dari pengukuran dan error yang lain.

Perkiraan ini masih belum akurat karena ada potensi dari abnormal mood yang belum

dilaporkan, khususnya pada pasien dengan gangguan dalam komunikasi dan

kemungkinan adanya laporan yang berlebihan dari depresi karena penggunaan

skrining dengan kuesioner.

Pada review sistematis sebelumnya yang dilaporkan pada tahun 2005,

dilaporkan adanya kestabilan prevalensi depresi pasca stroke dibandingkan dengan

penelitian yang diadakan pada waktu yang berbeda dan dengan pengaturan yang

11

Page 12: REFERAT JIWA Depresi Stroke

berbeda, dengan total prevalensi 33% (95% CI 29-36). Pada review sistematis

termasuk 15 penelitian baru, dengan 7 penelitian diadakan di Eropa, 3 penelitian

diadakan di Oceania, 3 pada Asia, 1 pada Karibia, dan 1 pada Afrika. Bagaimanapun,

prevalensi yang diobservasi pada penelitian ini dan penelitian yang dilaporkan

sebelumnya sangat mirip, menunjukkan adanya tumpang tindih dari interval

kepercayaan. Hasil penelitian kami menunjukkan bagusnya stabilitas prevalensi dari

depresi pada penelitian yang menilai pasien pada waktu dan area yang berbeda di

dunia.

Hanya satu penelitian yang berbasis populasi dalam mengambil sampel

control yang diperbolehkan untuk memperkirakan risiko relatif dari depresi pasca

stroke. Penulis melaporkan bahwa prevalensi depresi pada orang yang selamat dari

kasus stroke adalah 2 kali daripada yang ditemukan pada control, meskipun

perbedaan ini hanya signifikan selama 6 bulan penilaian follow up. Penelitian yang

lain mengenai risiko relative pada kasus depresi pada orang yang selamat dari kasus

stroke diambil di Framingham, yang melaporkan signifikannya kebanyakan orang

yang selamat dari kasus stroke mengalami depresi dibandingkan dengan control yang

sesuai dengan usia dan gender.

Prediktor pada depresi pasca stroke

Disabilitas pasca stroke dan riwayat depresi pre-stroke merupakan prediktor

dari depresi pasca stroke yang paling sering dilaporkan, dengan 4 penelitian

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Prediktor yang lain merupakan

gangguan kognitif, keparahan stroke, kurangnya dukungan sosial atau keluarga, dan

kecemasan. Depresi pre-stroke dan ansietas tidak dilaporkan sebagai predictor pada

review yang sebelumnya. Faktor risiko depresi tidak berhubungan dengan stroke

(seperti faktor keluarga) dapat menjelaskan hubungan yang kuat antara depresi

sebelum dan sesudah stroke. Hubungan antara keparahan stroke dengan depresi tidak

sepernuhnya konsisten. Hubungan antara keparahan stroke dengan disabilitas

mungkin merupakan penjelasan untuk ketidakkonsistenan hubungan antara keparahan

12

Page 13: REFERAT JIWA Depresi Stroke

stroke dengan depresi yang diobservasi pada penelitian kami. Seperti hubungan

antara keparahan stroke dengan depresi masih independen atau separuh atau

sepenuhnya dijelaskan dengan hubungan antara keparahan dan disabilitas yang masih

belum diketahui. Hubungan yang diobservasi pada review ini antara stroke dan

gangguan kognitif masih kompleks yang keduanya bisa disebabkan atau efek dari

satu sama lain dan juga masing-masing memiliki faktor risiko yang umum. Pasien

dengan gangguan kognitif membutuhkan perhatian yang khusus pada semua kasus,

karena risiko depresi yang meningkat dan mereka mungkin tidak dapat melaporkan

gejala mereka. Tidak ada hubungan yang ditemukan antara depresi dan variabel yang

lain yang menunjukkan kerusakan neurologis, seperti subtype stroke, lesi atau lokasi

atau lateralisasi dari stroke. Pada review sistematis sebelumnya mengenai depresi dan

lokasi lesi stroke disimpulkan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa risiko

depresi pasca stroke dipengaruhi oleh lokasi dari lesi pada otak. Pentingnya

kerusakan neurologis pada depresi pasca stroke tampaknya terbatas pada gangguan

kognitif dan keparahan stroke. Kondisi medis yang lain tidak memprediksi depresi

pasca stroke. Hasil dari review ini mengesankan bahwa depresi pasca stroke paling

berhubungan dengan pengalaman dan konsekuensi dari stroke itu sendiri.

Prediktor dari depresi pasca stroke yang diobservasi pada review ini dapat

dipertimbangkan pada praktik di klinik. Klinisi seharusnya memperhatikan dengan

teliti pada pasien dengan disabilitas dan riwayat depresi, sebagai faktor risiko depresi

pasca stroke yang tampaknya menjadi lebih tinggi kasusnya pada kelompok ini.

Pasien dengan gangguan kognitif, stroke parah, kecemasan, dan tinggal terisolasi juga

membutuhkan monitoring yang ketat dan pertimbangan untuk intervensi preventif

untuk mengurangi risiko depresi dan memperbaiki outcome dari stroke.

Outcome dari depresi setelah stroke

Bukti pada outcome dari depresi setelah stroke masih terbatas, dengan hanya

lima studi yang menyelidiki tentang hal ini. Penjelasan yang sangat singkat mengenai

model statistik yang dilaporkan dalam kebanyakan studi menyebabkan sulitnya

13

Page 14: REFERAT JIWA Depresi Stroke

menilai validitas hasil. Tanpa informasi tentang semua variabel yang termasuk dalam

model, tidak mungkin untuk membedakan antara outcome dari depresi, dan outcome

dari stroke atau semua komorbiditas lain yang mungkin datang dengan kombinasi

gangguan. Rendahnya kualitas hidup54, 56 dan mortalitas54, 56 adalah outcome dari

depresi yang paling sering diidentifikasi. Dalam upaya untuk menyelidiki asosiasi

kausal antara depresi dan outcome-nya, hanya studi dimana outcome yang telah

dinilai setelah depresi yang dimasukkan dalam tinjauan ini. Sebuah tinjauan

sistematis sebelumnya melaporkan banyak kemungkinan outcome dari depresi setelah

stroke, termasuk tingkat disabilitas yang lebih tinggi, mortalitas yang lebih tinggi,

keterlibatan yang buruk dalam rehabilitasi, perawatan di rumah sakit yang lebih lama,

dan fungsi kognitif yang buruk.1 Namun, dalam tinjauan tersebut, penulis

memasukkan studi dimana depresi dan outcome potensialnya telah dinilai pada waktu

yang sama. Hal ini menyebabkan sulitnya mengetahui apakah sebenarrya depresi

adalah sebuah penyebab atau sebuah konsekuensi dari variabel yang diteliti sebagai

outcome potensial.1 Kami menemukan bukti yang lemah atau tidak ada sama sekali

bahwa variabel selain disabilitas, kualitas hidup yang rendah, dan mortalitas

kemungkinan outcome dari depresi pada pasien stroke.

Kekuatan dan keterbatasan

Pencarian yang komprehensif dan penilaian kritis dari studi mengenai pasien

stroke yang tidak terpilih yang dilakukan dalam tinjauan ini memungkinkan perkiraan

riwayat alamiah dari prediktor dan outcome dari depresi setelah stroke diperoleh

dengan jumlah pasien yang banyak. Beberapa penelitian dengan sampel yang lebih

kecil melaporkan perkiraan prevalensi yang lebih besar dari rata-rata, sementara tidak

ada studi yang melaporkan prevalensi di bawah 10% (online Fig. DS1). Meskipun hal

ini dapat diartikan sebagai bias publikasi, itu bisa tetap diartikan sebagai prevalensi

asli dari depresi yang tidak kurang dari 10%. Keragaman metode yang digunakan

dalam studi mungkin memiliki efek pada validitas eksternalnya. Dalam tinjauan ini,

efek ini diminimalkan dengan melakukan pencarian yang komprehensif, dan

14

Page 15: REFERAT JIWA Depresi Stroke

kategorisasi dari studi dengan menetapkan dan memperlama follow up. Ringkasan

hasil studi individual memberikan perkiraan yang dapat digunakan dalam praktik

klinis dan dalam pengembangan penelitian lebih lanjut. Meskipun pedoman untuk

pelaporan meta-analisis dari studi observasional digunakan sebagai referensi,5

tinjauan ini memiliki beberapa keterbatasan. Hanya satu orang yang mengekstraksi

sebagian besar data (L.A.). Meski begitu, semua data diperiksa untuk akurasi pada

beberapa kesempatan dan semua analisis dilakukan beberapa kali dan diperiksa oleh

seorang ahli statistik senior (S.A.). Akhirnya, memungkinkan bahwa beberapa

'publikasi multipel' telah disalahartikan atau terlewatkan sama sekali. Perhatian

khusus diberikan untuk mengatasi sumber bias publikasi ini, karena kurangnya

referensi silang data dari beberapa penelitian kohort yang telah menyesatkan

komunitas penelitian, khususnya di bidang depresi setelah stroke.

Implikasi klinis dan penelitian

Depresi setelah stroke memerlukan perhatian klinis periodik dalam jangka

panjang yang harus fokus pada pasien dengan risiko tinggi. Riwayat alamiah,

prediktor dan outcome dari depresi setelah stroke memerlukan penelitian lebih lanjut.

Hal ini idealnya harus dilakukan dalam studi berbasis populasi dengan ukuran sampel

yang besar dan follow up yang lama. Pada beberapa studi yang sedang berjalan,

dalam jangka panjang, insidensi dan prevalensi depresi pada waktu yang berbeda,

onset depresi dan pemulihan, dan pola kekambuhan, sangat dibutuhkan. Kesesuaian

studi masa depan mengenai prediktor untuk metode standar yang diterima untuk

model prognostik7 dalam penelitian kohort stroke diperlukan untuk membuat hasilnya

mudah untuk diinterpretasi dan berlaku di praktik klinis. Identifikasi prediktor dari

depresi setelah stroke akan membantu dokter untuk mengidentifikasi pasien yang

berisiko tinggi akan masalah ini, sebuah fokus yang sangat dibutuhkan untuk uji

klinis dari intervensi pencegahan untuk depresi pasca stroke. Akhirnya, dalam rangka

untuk memahami dampak depresi khususnya pada pasien stroke, hubungan antara

depresi setelah stroke dan outcome kesehatan lainnya harus diselidiki lebih lanjut.

15