Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 State Of The Art
Tabel 2.1 State Of The Art
NoNama
PenelitiLokasi Tahun Judul
Nama
JurnalHasil
1 Sandra
Olga
Surabaya,
Universitas
Kristen
Petra
2013 STRATEGI
MEDIA
RELATIONS
CIPUTRA
WORLD
SURABAYA
DALAM
SPECIAL
EVENT
HALLOWEE
N NATION
2013
Jurnal E –
Komunikasi
Program
Studi Ilmu
Komunikasi
Strategi mengelola
relasi antara PR
CWS dan media
massa dilakukan
dengan membangun
hubungan
pertemanan yang
dekat dengan cara
berkomunikasi
secara Interpersonal
dan penggunaan
media komunikasi
yaitu dengan media
sosial. Komunikasi
Interpersonal
dilakukan dengan
percakapan
Informal antar
individu yang
membentuk jalinan
pertemanan dan
persahabatan.
Hubungan juga
dibentuk melalui
kegiatan jalinan
relasi personal yang
NoNama
PenelitiLokasi Tahun Judul
Nama
JurnalHasil
dibentuk melalui
media sosial.
Strategi
mengembangkan
jaringan dilakukan
dengan cara
mengajak kerja
sama pihak ketiga
atau partnership. Ini
merupakan strategi
kreatif dari PR
CWS untuk
membuat
keberagaman
special event
Halloweenation
2013. Strategi ini
berhasil
mewujudkan
publikasi yang
berdampak pada
harapan PR CWS
untuk mendapatkan
exposure activities
dan brand
awareness
mengenai Ciputra
World Surabaya.
2 Tatik Yuniarti
Bekasi,
Universitas
Islam 45
2013 Strategi
Media
Relations
Public
Jurnal Makna (Volume 4, Nomor 1 ) Maret 2013
Ada perbedaan cara
Public Relations PT
Lippo Cikarang Tbk
dalam membangun
NoNama
PenelitiLokasi Tahun Judul
Nama
JurnalHasil
Relations PT
Lippo
Cikarang,
Tbk
– Agustus 2013
hubungan baik
dengan media lokal
dannasional.
Wartawan media
nasional
diperlakukan lebih
baik daripada
wartawan media
lokal. Penerbitan
berita Lippo
Cikarang mencapai
lebih dari 80%
karena penyediaan
fasilitas dan
informasi yang jelas
dari PR
3 Monica
Bîja
and
Raluca
Balaş
Romania,
Faculty of
economics
“Aurei
Vlaicu “
University
Of Arad
2014 Social Media
Marketing to
Increase
Brand
Awareness
Journal Of
Economics
and
Business
Research
Year XX
Alat media sosial
bisa menjadi sangat
kuat dan jika alat
tersebut digunakan
secara efisien, alat
tersebut bisa
meningkatkan brand
Awareness di ruang
lingkup online dan
lainnya. Fenomena
media sosial
bertumbuh secara
cepat. Perusahaan-
perusahaan
multinasional yang
NoNama
PenelitiLokasi Tahun Judul
Nama
JurnalHasil
memiliki cabang di
berbagai Negara
telah menyadari
akan potensial dan
pentingnya sosial
platforms. Kita telah
sampai pada posisi
dimana suatu
ketidak mungkinan
untuk membuat
suatu hubungan
yang jelas antara
media sosial dengan
lingkungan online
(M. Bîja, R. Balaş
16).
Berbagai macam
perusahaan perlu
berada dalam
lingkungan online
jika mereka ingin
menjadi perusahaan
yang kompetitif di
dunia sekarang,
dimana informasi-
informasinya bukan
merupakan suatu
pengecualian,
melainkan suatu
karakteristik.
Waktunya telah tiba
bagi para
NoNama
PenelitiLokasi Tahun Judul
Nama
JurnalHasil
perusahaan untuk
mengadaptasikan
strategi marketing
mereka dan mulai
menyikapi sosial
media dan media
online secara lebih
serius.
4 Dustin
W.
Supa,
Boston,
Boston
University
2014 The
Academic
Inquiry of
Media
Relations as
both a
Tactical and
Strategic
Function of
Public
Relations
Journal Of
The
Institute For
Public
Relations
Vol. 1, No.
1 (Summer
2014)
Media Relations
memainkan peran
yang penting bagi
para praktisi Public
Relations. Peneliti
perlu menyadari
akan hal ini dan
memastikan bahwa
penelitian yang
dilakukan bertujuan
untuk membantu
meningkatkan
keefektifan mereka.
Para praktisi perlu
menyadari akan
permasalahan yang
dihadapi oleh
praktisi media
relations seperti
bagaimana cara
terbaik untuk
mengintegrasikan
Media Relations
NoNama
PenelitiLokasi Tahun Judul
Nama
JurnalHasil
sebagai fungsi
strategis dalam
program PR,
bagaimana
mengukur terbaik
dan mengevaluasi
fungsi diskrit
hubungan media,
bagaimana terbaik
menggabungkan
platform
komunikasi baru
sebagai alat
hubungan media
dengan khalayak
media yang
berbeda, serta
masalah bidang
yang lebih besar
seperti
pengembangan teori
dalam hubungan
media harus
beberapa daerah
yang peneliti
melihat ke karena
mereka terus untuk
lebih memahami
fungsi Media
Relations.
5 Mustaf
a Soba
Usak 2013 Product
Placement
Journal
InternationaPada Jurnal ini
NoNama
PenelitiLokasi Tahun Judul
Nama
JurnalHasil
&
Müfit
Aydin
Efficiency in
Marketing
Communicati
on Strategy
l Business
and
Managemet
dikatakan bahwa
Salah satu peran
yang sangat
signifikan dari
komunikasi
pemasaran terpadu
adalah membangun
merek. "Sebagai alat
pemasaran,
branding tidak
hanya kasus
menempatkan
simbol atau nama
pada produk untuk
mengidentifikasi
produsen, merek
adalah merek adalah
aset atribut yang
memiliki arti,
gambar dan
menghasilkan
asosiasi dengan
produk ketika
seseorang
mengingat merek
produk. Pada
keseimbangan,pene
mpatan perencanaan
memang menjadi
strategi komunikasi
pemasaran yang
NoNama
PenelitiLokasi Tahun Judul
Nama
JurnalHasil
sangat populer dan
besar. Filosofi
bahwa "orang tidak
harus melihat tetapi
harus ingat"
penempatan produk
telah menciptakan
platform yang ideal
dan murah bagi
pemasar untuk
mempromosikan
merek pada saat
yang sama
menyediakan
pelanggan dengan
pilihan apakah
untuk menerima dan
atau menolak pesan
tanpa merasa
tertekan. Dengan
demikian,
penempatan produk
memiliki
kemungkinkan
pemasar untuk
berkomunikasi
secara halus dan
pasar agresif
(Falkow, 2010).
Akibatnya,
dibandingkan
NoNama
PenelitiLokasi Tahun Judul
Nama
JurnalHasil
dengan bentuk lain
dari iklan,
penempatan produk
memberikan
pengembalian
investasi dan secara
signifikan
meningkatkan brand
merek”.
2.2 Landasan Konseptual
Pada bab ini, penulis akan menuliskan teori-teori yang berhubungan
denganpenelitian ini.
2.2.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam
kehidupan manusia, bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi
terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh
informasi, dimana masing-masing individu dalam masyarakat itu sendiri
saling berbagi informasi (information sharing) untuk mencapai tujuan
bersama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan
antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. Senada dengan hal
ini bahwa komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin
“communis”. Communis atau dalam bahasa inggrisnya “commun” yang
artinya sama. Suwardi yang menyatakan dalam buku (Rohim, 2009: 8)
bahwa, apabila kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa kita
berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan.
Menurut Effendi dalam buku Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi (2012: 81-82), kata komunikasi berasal dari perkataan bahasa
Latin: communication yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran
pikiran”. Dengan demikian maka secara garis besar dalam suatu proses
komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu
pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan
komunikan (penerima pesan).
Menurut Gerald R. Miller pada buku karangan Deddy Mulyana
komunikasi merupakan situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber
mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima secara sadar untuk
mempengaruhi perilaku penerima (Mulyana, 2009).
Berdasarkan beberapa definisi komunikasi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa definisi komunikasi adalah proses sosial dimana
individu-individu menginterpretasikan suatu pesan kepada seorang penerima
dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima pesan. Komunikasi
dapat terjadi tidak hanya secara verbal, melainkan secara non-verbal seperti
simbol-simbol.
Harold Laswell bahwa komunikasi merupakan:
“Who says What in Which channel to Whom with What Effect?”(Komunikasi adalah proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan pengaruh bagaimana?). (Mulyana, 2008: 69).
Sedangkan menurut Diana K. Ivy dan Phil Backlund (dalam Mulyana,
2008: 76), komunikasi adalah proses yang terus berlangsung dan dinamis,
menerima dan mengirim pesan dengan tujuan berbagai makna. Dikutip dalam
buku karya Mulyana (2008: 69), menurut Everret M. Rogers, komunikasi
adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima
atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
2.2.2 Fungsi Komunikasi
Menurut Thomas M. Scheidel (dalam Mulyana, 2008: 4), fungsi
komunikasi adalah yang terutama adalah untuk menyatakan dan mendukung
identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita,
dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir atau berperilaku
seperti yang kita inginkan.
Menurut William I. Gorden (dalam Mulyana, 2008: 5-38), komunikasi
memiliki empat fungsi, yakni:
1) Komunikasi sosial: Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial
setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun
konsep diri (pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa
kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita),
aktualisasi diri (pernyataan eksistensi diri untuk menunjukkan dirinya
eksis), untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang
menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain.
2) Komunikasi ekspresif: Komunikasi menjadi instrument untuk
menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.
3) Komunikasi ritual: fungsi ini erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif,
biasanya dilakukan secara kolektif. Mereka yang berkomunikasi dalam
bentuk komunikasi ritual menegaskan kembali komitmen dalam tradisi
keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka.
4) Komunikasi instrumental: fungsi komunikasi ini memiliki beberapa
tujuan umum, diantaranya menginformasikan (to inform), mengajar (to
educate), menghibur (to entertain) dan mengubah sikap (to persuade).
2.2.2 Komunikasi Massa
Didalam buku Pengantar Teori Komunikasi, West & Turner
(2008:41), menjelaskan media massa adalah saluran-saluran atau cara
pengiriman bagi pesan-pesan massa. Media massa dapat berupa surat kabar,
video, CD-ROM, computer, TV, radio, dan sebagainya. Komunikasi massa
adalah komunikasi kepada khalayak luas dengan menggunakan saluran-
saluran komunikasi tersebut. Seiring perkembangan jaman, hadir pula media
baru, yaitu terknologi berbasis computer. Teknologi ini termasuk e-mail,
internet, televisi kabel digital, teknologi video seperti DVD, pesan instan
(instant messaging-IM) dan telepon genggam. Dapat disimpulkan bahwa
komunikasi massa adalah komunikasi kepada khalayak dalam jumlah besar
melalui banyak saluran komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan
kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi
sangat erat kaitannya dengan segala aspek kehidupan, sehingga setiap
perubahan penting yang terjadi pada komunikasi akan memiliki pengaruh,
dampak dan implikasi pada keseluruhan kehidupan manusia dan masyarakat,
tidak terkecuali pada pranata dan lembaganya. Proses komunikasi dapat
dilakukan secara bertatap muka atau dilakukan dengan bantuan media.
Dengan bantuan dari media-media tersebut, setiap individu dapat dengan
mudah menyampaikan pesan-pesan komunikasinya tanpa mengenal ruang
dan waktu. (Rohim, 2009: 21)
Dalam definisi dari komunikasi massa adalah komunikasi yang
dilakukan melalui media massa. Media massa antara lain: televisi, radio,
bioskop, surat kabar, majalah. Menurut Wright dalam (Dewi, 2008:84), unsur
unsur komunikasi massa adalah:
1. Jumlah khalayak relatif besar, heterogen, sumber informasi anonim.
2. Pengalaman terpaan informasi bersifat publik dan cepat.
3. Sumber bekerja lewat suatu organisasi media yang rumit.
4. Pesan mungkin mewakili banyak orang/pihak yang berbeda.
Menurut John Vivian, dalam bukunya yang berjudul teori komunikasi
massa menjelaskan definisi dari komunikasi massa. Komunikasi massa
adalah proses penggunaan sebuah media massa untuk mengirim pesan kepada
audien yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur, atau
membujuk. (Vivian, 2008:450)
Menurut peneliti, komunikasi massa adalah pertukaran pesan dan
informasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,
kelompok dengan kelompok. Proses tersebut bisa secara langsung maupun
tidak langsung, bisa juga dengan bantuan media yang mendukung, media
pesan ini meliputi media elektronik (radio, televisi, handphone), media cetak
(koran, majalah), media online (sosial media, web)
Wright (Dalam Tamburaka 2013:15) mendefinisikan komunikasi
massa dalam tiga ciri:
1. Komunikasi massa diarahkan kepada audience yang relatif besar,
heterogen, dan anonim.
2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk
bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak
dan sifatnya sementara.
3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah
organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang
besar.
4. Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh
media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk
menyampaikan infromasi kepada khalayak luas.
Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa
adalah:
1. Komunikator
2. Media Massa
3. Informasi (pesan) massa
4. Gatekeeper
5. Khalayak (publik) dan
6. Umpan balik
2.2.3 Ciri-ciri Komunikasi Massa
Ciri-ciri Komunikasi Massa (Nurudin, 2007:19-32) , antara lain :
a. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang tetapi kumpulan
orang. Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu
sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud adalah
menyerupai sebuah sistem. Sistem adalah sekelompok orang, pedoman,
dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan,
menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam
membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling
pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber
informasi. Didalam komunikasi massa, komunikator merupakan lembaga
media massa itu sendiri. Menurut Ales. S TAN dalam buku Pengantar
Komunikasi Massa (Nurudin, 2007:20) komunikator dalam komunikasi
massa adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan
mengirimkannya secara serempak ke sejumlah khalayak dan terpisah.
Komunikator dalam komunikasi massa biasanya adalah media massa.
Media massa disebut organisasi sosial karena merupakan kumpulan
beberapa individu yang bertanggung jawab dalam proses komunikasi
massa tersebut.
a. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen
Herbert Blumer dalam buku Pengantar Komunikasi Massa (Nurudin,
2007:22) memberikan ciri tentang karakteristik audience/komunikan
sebagai berikut :
1. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya,
mempunyai heterogenitas komunikasi atau susunan. Jika ditinjau dari
asalnya, audience berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat
2. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama
lain. Disamping itu, anatarindividu itu tidak berinteraksi satu sama
lain secara langsung
3. Audience tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal
b. Pesannya bersifat umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang
atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-
pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-
pesan yang dikemukakan tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini,
artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.
c. Komunikasinya berlangsung satu arah
Komunikasi yang berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan
balik yang bersifat tertunda atau tidak langsung.
d. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Dalam komunikasi massa terdapat keserempakan dalam proses
penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati
media massa tersebut hampir bersamaan namun bersifat relatif. Namun
harapan komunikator dalam komunikasi massa, pesan tetap ingin
dinikmati secara bersamaan oleh para penerima pesan.
e. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada
khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan
teknik yang dimaksud misalnya pemancar untuk meida elektronik
(mekanik atau elektronik).
f. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/palang
pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam
penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper berfungsi sebagai
orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan,
mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
Dalam komunikasi massa gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter,
editor film/surat kabar/buku, manajer pemberitaan, penjaga rubrik,
kameramen, sutradara dan lembaga sensor film yang semuanya
memengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam pesan-pesan dari
media massa masing-masing.
2.2.4 Definisi Public Relations
Public Relations adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen
yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu
mendefinisikan filosofi, serta memfasilitasi perubahan organisasi. Para
praktisi public relations berkomunikasi dengan semua masyarakat dalam dan
luar yang relevan untuk mengembangkan hubungan yang positif serta
menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat.
Mereka juga mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi program
organisasi yang mempromosikan pertukaran pengaruh serta pemahaman di
antara konstituen organisasi dan masyarakat (Lattimore, Baskin, Heiman, &
Toth, 2010: 4).
Menurut British Institute of Public Relations dalam jurnal
Puspokusumo (2011 : 205), Definisi Public Relations adalah upaya yang
dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk terencana dan terstruktur yang
bertujuan untuk menciptakan dan memelihara niat baik, agar dapat saling
memahami atau adanya suatu pengertian antara suatu organisasi dengan
khalayak.
Pengertian lain dari Public Relations adalah :
1. Terjadinya proses komunikasi
2. Falsafah social manajemen ketika mengambil suatu keputusan bagi suatu
kebijaksanaan
3. Dalam prakteknya Public Relations menjalankan fungsi dan manajemen
yaitu perencanaan, pengorganisasian, Actuating dan pengendalian.
4. Public Relations mempunyai dua bentuk kegiatan, yaitu Internal Public
Relations atau komunikasi Internal dan Eksternal Humas atau
Komunikasi Eksternal. (Primarni, 2010)
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli diatas, penulis
menyimpulkan bahwa Public Relations adalah fungsi kepemimpinan dan
manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu
mendefinisikan filosofi, serta memfasilitasi perubahan organisasi dengan
upaya terjadinya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk
mempengaruhi persepsi, pendapat, keyakinan, dan sikap mereka yang terlibat
maupun juga masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan reputasi perusahaan tersebut dan memiliki hubungan
yang baik untuk mendapatkan keuntungan masing-masing dan berusaha
memperoleh pengertian serta niat baik sehingga tujuan dari perusahaan
tersebut tercapai.
2.2.5 Fungsi dan Peranan Public Relations
Menurut Maria (dalam Nurjaman, 2012:115) mengatakan bahwa
fungsi public relations adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling
pengertian, dan citra yang baik dari public atau masyarakat pada
umumnya.
2. Memiliki sarana untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan
menguntungkan semua pihak.
3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik,
sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau
perusahaan. Organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana yang
kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas yang
bisa dicapai secara optimal.
4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antar organisasi atau
perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik
sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau
perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Cutlip & Center, dan Canfield dalam (Ruslan,2010 : 19 )
Fungsi Public Relations dapat dirumuskan, sebagai berikut :
1. Meningkatkan aktifitas manajemen dalam mencapai suatu tujuan
bersama.
2. Untuk saling membina hubungan yang harmonis.
3. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pendapat,
persepsi dan keyakinan masyarakat.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sasaran kepada pemimpin
manajemen untuk mendapatkan tujuan dan manfaat sama.
5. Menciptakan komunikasi dengan dua arah timbal balik, dan mengatur
arus informasi dengan jelas.
Sedangkan menurut Bertrand R Canfield dalam bukunya “Public
Relations principles and problems” (Danandjaja, 2011:19-20) menjelaskan
fungsi Public Relations itu adalah :
1. Peduli kepada kepentingan masyarakat
2. Selalu Meningkatkan komunikasi yang baik
3. Kegiatan public Relations itu ketika dia menjalankan fungsinya harus
menitik kepada moral dan tingkah laku yang baik.
Dari pemaparan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
Public Relations adalah untuk menumbuhkan, mempertahankan, dan
meningkatkan komunikasi timbal balik antara organisasi dan masyarakat
demi terjadinya hubungan baik antara kedua belah pihak.
Bertrand R. Canfield dalam bukunya “Public Relations Principles and
Problems” (Danandjaja, 2011) menjelaskan secara lebih luas mengenai fungsi
dair Public Relations dengan tidak memandang apakah kegiatan Public
Relations itu bersifat internal maupun eksternal. Akan tetapi fungsi Public
Relations itu haruslah mencakup kepada hal sebagai berikut :
1. Mengabdi kepada kepentingan publik
2. Meningkatkan komunikasi yang baik.
3. Kegiatan Public Relations adalah ketika menjalankan fungsinya harus
menitik beratkan pada moral dan tingkah laku yang baik.
2.2.6 Strategi Public RelationsUntuk mencapai tujuan awal perusahaan, seorang public relations
memiliki strategi yang fungsinya untuk melakukan tugas operasional yang
berkaitan dengan komunikasi.Tugasnya seorang public relations mengambil
suatu tindakan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Strategi public
relations atau yang lebih dikenal dengan bauran public relations
dikemukakan oleh Ruslan dalam (Nova, 2009: 41-43) :
1. Publications
Fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan publikasi
atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas
atau kegiatan di suatu perusahaan atau organisasi yang pantas untuk
diketahui oleh khalayak. Dalam hal ini, tugas public relations adalah
menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan
pihak pers dengan tujuan menguntungkan citra lembaga atau organisasi
yang diwakilinya.
2. Event
Membuat suatu event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan
layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan juga dapat
mempengaruhi pendapat masyarakat.
3. News
Berupaya untuk menciptakan berita melalui press release, news letter,
bulletin, dan lain-lain. Untuk itulah seorang public relations harus
mempunyai kemampuan menulis untuk menciptakan publisitas yang baik.
4. Community Involvement
komunitas berguna untuk menjaga dan membina hubungan baik dengan
organisasi atau lembaga.
5. Inform of Image
Memberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian.
6. Lobbying and Negotiating
Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan
bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang public relations. Tujuan lobi
adalah untuk mencapai kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan
dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan
bisnis perusahaan.
7. Social Responsibility
Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas public relations
menjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat.
Kegiatan sosial ini dianggap sebagai salah satu aktivitas yang berdampak
besar bagi perusahaan.
2.2.7 Ruang Lingkup Public Relations
Menurut Cutlip-Center-Broom dalam Morissan (2010,14-31), ruang
lingkup PR mencakup enam bidang kegiatan, yaitu :
1. Publisitas
Adalah kegiatan berita mengenai seseorang, organisasi, atau perusahaan
di dalam media massa. Dengan kata lain, publisitas adalah upaya orang
atau organisasi agar kegiatannya diberitakan oleh media massa.
2. Marketing
Dalam praktiknya pekerjaan ini meliputi melakukan penelitian,
mendesain produk, packaging, pricing, melakukan promosi dan distribusi
produk. Tujuan pemasaran adalah untuk menarik dan memuaskan
customer.
3. Public Affairs
Dapat diartikan sebagai bidang khusus public relations yang membangun
dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan komunitas lokal
agar dapat memengaruhi kebijakan publik.
4. Manajemen Isu
Merupakan upaya organisasi atau perusahaan untuk melihat isu atau
opini publik yang muncul di tengah masyarakat dalam upaya organisasi
atau perusahaan untuk memberikan tanggapan atau respons yang sebaik-
baiknya.
5. Lobi
Bidang khusus humas yang membangun dan memelihara hubungan
dengan pemerintah utamanya untuk tujuan memengaruhi peraturan dan
perudang-undangan.
6. Hubungan Investor
Menurut Cutlip Center Broom, hubungan investor adalah bidang khusus
dari humas korporat yang membangun dan mempertahankan hubungan
dan saling menguntungkan dengan pemegang saham.
2.2.8 Media Relations
Selama ini, setiap kali menyebut kata media relations maka yang
terpikirkan dalam pikiran kita adalah selalu berhubungan dengan pers.
Padahal jika diperhatikan dalam perkembangan teknologi komunikasi pada
saat ini, media massa yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari yaitu media
online, media cetak, media elektronik.
Media Relations ‘dapat diartikan bagian dari external public relations
dimana PR membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media
massa sebagai sarana komunikasi atara organisasi dan masyarakat untuk
mencapai tujuan organisasi.’ (Iriantara,2005 : 31). Dalam buku ‘Public
Relations Writing Pendekatan Teoritis dan Praktis (2010:16)’
Media Relations atau hubungan media adalah suatu aktivitas
komunikasi yang dilakukan oleh individu ataupun profesi humas suatu
organisasi, untuk menjalin hubungan baik dengan media massa, dalam rangka
pencapaian publikasi organisasi yang maksimal dan seimbang.(Firsan Nova,
2009 : 208)
Menurut Frank Jefkins (Nova, 2011: 204), hubungan pers atau media
Relations sebagai usaha mecapai publikasi atas suatu pesan atau infomasi
hubungan masyarakat dalam menciptakaan pengetahuan dan pemahaman
bagi masyarakat dari organisasi yang bersangkutan.
Dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa Media Relations merupakan
sebuah kegiatan yang dilakukan oleh humas dalam menyampaikan pesan atau
informasi yang bersangkutan dengan perusahaan sebagai publisitas dan citra
terhadap masyarakat.
Menurut Iwan (dalam Dewi, 2013:35), bagi Sebuah Lembaga
menjelaskan tentang media relations. Menjalin dan menjaga hubungan
dengan media merupakan cara yang efektif untuk membangun, menjaga dan
meningkatkan citra atau reputasi organisasi dimata stakeholder. Media
Relations sangat penting artinya sebagai wujud komunikasi dan mediasi
antara suatu lembaga dengan publiknya.
2.2.9 Strategi Media Relations
Seorang PR dapat melakukan tugas-tugasnya dengan baik termasuk
dalam melakukan media relations jika didukung oleh strategi media relations
jika didukung oleh strategi komunikasi yang tepat dan efektif. Soemirat dan
ardianto dalam Darmastuti (2012,156-160) memberikan rincian yang sangat
jelas tentang strategi komunikasi Public Relations dengan media.Strategi
media relations adalah :
1. By Serving the media
Strategi ini adalah dengan memberikan pelayanan kepada media.
Seorang PR dituntut untuk memberikan pelayanan kepada media dengan
cara selalu siap dalam memberikan pelayanannya kepada media massa
sesuai yang dibutuhkan media massa tersebut.Pelayanan ini dapat berupa
mempersiapkan jawaban-jawaban serta memberikan jawaban maupun
informasi tentang perusahaan.
2. By Establishing a repulations for reliability
Strategi ini adalah strategi yang dilakukan oleh PR sebagai upaya
untuk menegakkan reputasi perusahaan supaya perusahaan tersebut tetap
dapat dipercaya. Ada banyak acara yang dapat membangun reputasi
perusahaan. Kegiatan pertama adalah membuat tulisan berupa berita
maupun informasi tentang perusahaan dalam bentukl straight news atau
feature yang dikirimkan ke media massa.
3. By cooperations in providing material
Strategi yang dilakukan kerja sama yang baik dalam menyediakan
bahan informasi. Yang menjadi penekanan dalam strategi ini adalah
penghargaan yang tinggi dari seorang PR kepada media massa, termasuk
pekerja media.
4. By providing verification facilities
Seorang PR juga harus memikirkan fasilitas yang disediakan bagi
wartawan yang bertujuan memberikan rasa nyaman dalam melakukan
liputan terhadap perusahaan tempat PR berada. Cara yang dilakukan
untuk menerapkan strategi ini adalah dengan memberikan fasilitas kepada
para wartawan apabila mereka membutuhkan ruangan atau fasilitas
internet ketika melakukan peliputan.
5. By Supplying good copy
Strategi ini adalah strategi dengan memasok naskah informasi
yang baik. Naskah dapat dibuat dalam bentuk artikel yang berupa opini
atau pendapat tentang suatu permasalahan. Naskah informasi yang baik
bisa disertai data-data yang sebenarnya, gambar atau foto.
2.2.10 Prinsip-Prinsip Media Relation
Cutlip, Center dan Broom (2011,310-313) menyatakan bahwa
hubungan media yang baik dapat dihasilkan apabila praktisi PR mengikuti
beberapa aturan dasar sebagi berikut :
1. Memberikan Pelayanan.
Cara cepat dan pasti untuk mendapatkan kerja sama dengan jurnalis
adalah memberikan mereka berita dan gambar yang layak, menarik dan
baru sesuai dengan keinginan mereka dalam bentuk yang bisa mereka
gunakan dengan mudah.
2. Sampaikan dengan jujur.
Kejujuran adalah kebijakan terbaik bukan sekedar tindakan politik yang
tepat dalam menghadapi pers.Jerry Dalton Jr., mantan presiden PRSA,
mengatakan bahwa asset paling penting dari praktisi PR dalam
menghadapi media adalah kredibilitas.
3. Jangan minta untuk “membungkam”
PR tidak mempunyai hak untuk meminta pers membungkam atau
mencabut suatu berita. Upaya ini jarang berhasil karena dianggap tidak
professional dan hanya akan menimbulkan kemarahan.
4. Jangan banjiri media.
Petunjuk yang baik untuk mengirimkan informasi yang tepat sasaran
kepada media adalah : (1) berikan apa yang dianggap sebagai berita oleh
wartawan; (2) perbaruhi terus mailing list media; dan (3) Kirim hanya
pada satu wartawan yang paling tepat untuk masing-masing media.
2.2.11 Bentuk- bentuk kegiatan Media Relations dalam bentuk Event
Kegiatan media relations dapat dibagi menjadi dua, yaitu acara-acara
media relations (event) dan tulisan media relations. Sarah Silver dalam
Darmastuti (2012, 181- 183) menyebutkan ada beberapa kegiatan media
relations dalam bentuk event. Kegiatan tersebut adalah :
1. Konferensi Pers ( Press Conference)
Konferensi pers merupakan sebuah pertemuan para jurnalistik yang
sengaja berkumpul untuk mendapatkan informasi yang berhubungan
dengan topik-topik yang sedang hangat dibicarakan. Konferensi pers ini
sengaja dilakukan oleh perusahaan untuk menjelaskan permasalahan-
permasalahan yang ada diperusahaan tersebut kepada jurnalis.
2. Resepsi Pers (Pers Reception)
Resepsi pers merupakan acara kumpul-kumpul para jurnalis dalam
kondisi yang santai dan menyenangkan. Acara ini bisa dilakukan secara
informal dalam satu acara yang sudah direncanakan dan lebih
terorganisasi.
3. Kunjungan Pers
Untuk memperjelas berita yang dibuat,sering kali sebuah perusahaan atau
organisasi mengundang wartawan atau pekerja media untuk mengunjungi
perusahaan mereka.
4. Press Calls
Kegiatan yang dilakukan oleh seorang praktisi PR dari suatu perusahaan
atau organisasi untuk menyampaikan suatu informasi atau berita kepada
pekerja media dengan menggunakan telepon.
5. Media Briefing
Kegiatan yang dilakukan oleh seorang PR untuk memberikan penjelasan
singkat kepada para jurnalis sebelum suatu kegiatan dilakukan.
6. Media Events
Kegiatan yang dilakukan dengan mengundang media massa ketika
perusahaan itu menjadi sponsor dalam launching suatu produk.
7. Radio, Television, Newspaper, and Magazine Interviews
Selain beberapa kegiatan yang dilakukan oleh public relations seperti
disebutkan sebelumnya, ada beberapa acara-acara pers yang bisa
dilakukan oleh public relations sebagai kegiatan media relations. Acara-
acara tersebut adalah interview radio, televisi, koran, mapun majalah.
Yang dimaksud dengan interview adalah media massa tersebut melakukan
interview dengan beberapa narasumber (dari perusahaan tersebut) tentang
suatu topik atau permasalahan yang sedang hangat pada saat ini.
8. Radio Talk Shows and Television Talk Shows
Radio Talk Shows and Television Talk Shows merupakan diskusi
interaktif yang diadakan antara pihak radio atau televisi dengan
narasumber dari perusahaan atau organisasi terntentu.
9. Development of your Organization’s Own Radi Television Program
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengembangkan program-program
televisi atau program radio dari organisasi atau perusahaan itu sendiri.
10. Meeting with Editors
Bertemu dengan editor menjadi salah satu hal penting. Sayangnya,
kegiatan ini sering kali kurang mendapat perhatian karena selama ini
penekanan praktisi public relations hanya pada penulisan release atau
konferensi pers.
Ada banyak keuntungan ketika public relations menyediakan
waktunya untuk bertemu dan diskusi dengan editor. Keuntungan tersebut
adalah pertama, dengan bertemu dan berdiskusi dengan editor, seorang
praktisi public relations akan mengerti tema dan topik yang sedang dibahas di
media massa tersebut dalam minggu itu; kedua, bertemu dengan editor akan
membuat praktisi public relations tahu tentang aturan menulis dan ‘selera’
menulis di media massa tersebut; ketiga, bertemu dan berdiskusi dengan
editor akan menciptakan hubungan yang lebihh dekat antara public relations
dengan editor dan institusi media tempat editor itu bekerja.
2.2.12 Kegiatan media relations dalam bentuk tulisan
1. Konferensi Pers (Press conference)
Menurut Jefkins dalam buku (Darmastuti, 2012: 181) konferensi pers
merupakan sebuah pertemuan para jurnalistik yang sengaja berkumpul
untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan topik-topik yang
sedang hangat dibicarakan. Konferensi pers bisa juga diselenggarakan
oleh perusahan untuk menjelaskan permasalahan-permasalahan yang ada
di perusahaan tersebut kepada jurnalis.
2. Resepsi Pers (Press reception)
Resepsi pers merupakan acara kumpul-kumpul para jurnalis dalam
kondisi yang santai dan menyenangkan. Dalam acara resepsi pers ini, para
pemburu berita diundang untuk meliput suatu acara, mendengarkan
keterangan-keterangan resmi, atau sekedar bercakap-cakap dengan tujuan
supaya terbangun kedekatan antara pemburu berita dengan perushaan atau
organisasi yang berperan sebagai penyelenggara acara, Jefkins
(Darmastuti, 2012: 181)
3. Kunjungan Pers
Dengan tujuan untuk memperjelas berita yang dibuat seringkali perus
ahaan atau organisasi mengundang wartawan atau pekerja media untuk
mengunjungi perusahaan atau organisasi mereka. Para awak media
dipersilahkan untuk melakukan kunjungan ke pabrik, menghadiri acara
pembukaan kantor baru, yang kemudian disusul dengan peninjauan
bersama atau acara demonstrasi pabrik baru (Darmastuti, 2012: 181).
4. Press Calls
Press Calls adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang praktisi public
relations dari suatu perusahaan atau organisasi untuk menyampaikan
suatu informasi atau berita kepada para pekerja media dengan
menggunakan telepon (Darmastuti, 2012: 182).
5. Media Briefing
Media briefing merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang public
relations untuk memberikan penjelasan singkat kepada para jurnalis
sebelum kegiatan dilakukan. Tujuannya, supaya setiap wartawan yang
terlibat dalam acara tersebut mengetahui tata cara dan aturan-aturan yang
berlaku selama acara tersebut berlangsung, dengan harapan supaya
kegiatan peliputan yang dilakukan oleh wartawan tidak mengganggu
acara yang di adakan (Darmastuti, 2012: 182).
6. Media Events
Media Events yang dimaksud disini adalah kegiatan yang dilakukan
dengan mengundang media massa (baik cetak maupun elektronik)
ketikaperusahaan itu menjadi sponsor dalam launching suatu produk
(Darmastuti, 2012: 182).
7. Radio, Television, Newspaper, and Magazine Interviews
Beberapa acara-acara pers yang bisa juga dilakukan oleh public
Relations sebagai kegiatan media relations adalah interview di radio,
televisi, koran maupun majalah. Interview yang dilakukan adalah antara
media massa dengan beberapa narasumber (dari perusahaan tersebut)
tentang topik atau permasalahan yang sedang hangat pada saat ini
(Darmastuti, 2012: 182) .
8. Radio Talk Shows and Television Talk Shows
Radio talk shows dan television talk show merupakan diskusi interaktif
yang diadakan antara pihak radio atau televisi dengan narasumber dari
perusahaan atau organisasi tertentu (Darmastuti, 2012: 182) .
9. Development of your Organizations Own Radio or Television Program
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengembangkan program-program
televisi atau program radio dari organisasi atau perusahaan itu sendiri
(Darmastuti, 2012: 183).
10. Meeting with Editors
Keuntungan yang diperoleh public relations ketika ia menyediakan
waktunya untuk bertemu dengan editor adalah terjadinya diskusi,
sehingga seorang public relations dapat mengerti tema dan topik yang
sedang dibahas di media massa tersebut. Selain itu public relations dapat
mengetahui aturan menulis dan ‘selera’ menulis di media massa tersebut.
Menciptakan hubungan yang baik antar editor dengan public relations
merupakan salah satu keuntungan dari aktifitas ini (Darmastuti, 2012:
183).
2.2.13 Fungsi Media Relations
Menurut Glen Griswold mendefinisikan fungsi Media Relation
dengan sendirinya mengacu atau di acukan pada fungsi Humas secara
keseluruhan Iriantara ,2008:38)
Berikut fungsi humas menurut Lesley dalam (Nova, 2009-210)
hubungan dengan pers yaitu :
1. Fungsi Pasif dan pelayanan
Fungsi pasif bearti humas hanya permintaan pers dan tidak melakukan
inisiatif tertentu.
2. Fungsi setengah aktif
Secara kontinyu humas menyiapkan penyebaran informasi tentang
berbagai kejadian di organisasi kepada beberapa media.
3. Fungsi Aktif
Humas menggunakan inisiatif dalam melakukan pendekatan dengan
media.
Media Relations
Melalui aktivitas media relations, maka hubungan antara organisasi dengan
media yang diwakili oleh praktisi PR dan wartawan diharapkan akan lebih
baik dan positif.Dengan demikian manfaat media relations dapat dirasakan
oleh kedua pihak.Manfaat media relations antara lain : (Nova,2009:207).
2.2.14 Tahapan Media Relations
Dalam menjalin hubungan dengan media (media relations) haruslah
memahami tahapan-tahapan yang harus dilakukan, beberapa tahapan-tahapan
media relations dalam (Darmastuti, 2012:47-48-49), sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi krisis, untuk menindentifikasi suatu krisis, seorang
Humas perlu melakukan penelitian.
b) Menganalisis krisis, seorang Humas bukanlah sekadar petugas
penerangan yang selalu mengandalkan aksi. Analisis ini adalah
pekerjaaan yang dilakukan di belakang meja dengan keahlian membaca
permasalahan.
c) Mengisolasi krisis, krisis adalah penyakit. Kadang juga diartikan lebih
dari sekedar penyakit biasa. Oleh karena itu, untuk mencegah krisis
menyebar lebih luas ia harus diisolasi, dikarantina sebelum tindakan
serius dilakukan.
d) Menerapkan pilihan strategi menghadapi krisis, ada tiga strategi generik
untuk menangani krisis, yaitu: Strategi Defernsif, langkah-langkah yang
di ambil: mengulur waktu, tidak melakukan apa-apa,membentengi diri
dengan kuat. Strategi Adaptif, langkah-langkah yang mencakup hal-hal
yang lebih luas, yaitu: mengubah kebijakan, modifikasi operasional,
kompromi, meluruskan citra.
e) Menjalankan program pengendalian, program pengendalian adalah
langkah penerapan yang dilakukan menuju strategi generik yang
dirumuskan. Implementasi pengendalian diterapkan pada:
perusahaan(beserta cabang), industri(gabungan usaha sejenis),
komunitas, divisi-divisi perusahaan.
2.2.15 Tujuan Media Relations
1. Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi
dan media massa
2. Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati
dan menghargai, serta kejujuran dan kepercayaan.
3. Penyampaian atau perolehan informasi yang akurat, jujur dan mampu
memberikan pencerahan bagi public.
4. Manfaat media relations tersebut hendaknya dapat dirasakan oleh kedua
belah pihak yaitu PR dan media massa. Diharapkan hubungan media
dapat mempermudah kedua belah pihak untuk saling memahami situasi
dan kondisi kerja masing-masing.
Iskandar (dalam Dewi, 2013:39) mengatakan bahwa media relations
yang dibangun oleh public relations memiliki beberapa tujuan,
diantaranya:
1. Memperoleh publisitas seluas mungkin tentang upaya dan kegiatan
institusi;
2. Menjamin adanya pemberitaan (liputan, laporan) atau pendapat
(ulasan, tajuk) yang objektif, wajar, jujur, dan berimbang tentang
hal-hal yang dianggap kurang menguntungkan intitusi;
3. Mendapatkan umpan balik dan masukan tentang upaya dan kegiatan
institusi;
4. Melengkapi pengumpulan informasi bagi institusi untuk membuat
penilaian (assessment) secara tepat tentang institusi atau hal-hal yang
mempengaruhi keberhasilan intitusi.;
5. Mewujudkan hubungan langgeng dengan media massa (baik
pimpinan maupun personilnya) yang dilandaskan rasa saling percaya
dan saling menghargai (mutual trust and mutual respect);
Tujuan Media relations menurut Jefkins (dalam Darmastuti, 2012:43)
yaitu, menciptakan pengetahuan dan pemahaman, bukan semata-mata untuk
menyebarkan suatu pesan sesuai dengan keinginan pengirim atau pihak klien
demi mendapatkan suatu citra yang lebih indah dari aslinya di mata umum.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa media
relations bertujuan untuk mendapatkan umpan balik dari kegiatan yang sudah
dilakukan oleh public relations itu sendiri serta muwujudkan hubungan yang
langgeng dengan media massa baik pimpinan maupun personilnya.
2.2.16 Aktifitas Media Relations
Dalam menjalin hubungan dengan media, aktifitas media relations
pada umumnya dijalan oleh praktis Humas. Berikut bentuk-bentuk kegiatan
media relations:
1. Pengiriman siaran pers
Jefkin memberikan pengertian yang lebih luas tentang press release.
Dalam pandangan Jefkin, sebuah release bukan sekedar tulisan pers tetapi
bisa juga dalam bentuk artikel dan foto-foto caption yang memiliki nilai
berita yang tinggi. (Darmastuti, 2012:183)
2. Menyelenggarakan konferensi pers
Menurut Frank Jefkin, konfrensi pers merupakan sebuah pertemuan para
jurnalistik yang sengaja berkumpul untuk mendapatkan informasi yang
berhubungan dengan topik-topik yang sedang hangat dibicarakan. Bisa
juga konfrensi pers ini sengaja dilakukan oleh perusahaan untuk
menjelaskan permasalahan-permasalahan yang ada diperusahaan tersebut
kepada jurnalis. Perusahaan biasanya mengadakan konfrensi pers ini
ketika perusahaan sedang mengalami permasalahan atau sedang
berkonflik dengan pihak lain. Konfrensi pers ini diadakan dengan tujuan
untuk melakukan klarifikasi atau untuk memperbaiki citra perusahaan
yang sempat rusak. Tidak jarang konfrensi pers diadakan secara
mendadak, dengan tempat seadanya. (Darmastuti, 2012:181)
3. Menyelenggarakan media gathering
Media gathering adalah pertemuan pers secara informal, khususnya
hubungan natara praktis PR dan wartawan media massa dalam acara
sosial keagamaan dan aktivitas olahraga. (Iriantara, 2008:193)
4. Press tour (wisata media)
Acara ini di selenggarakan oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk
mengunjungi daerah tertentu dan mereka pun (media) diajak menikmati
objek wisata yang menarik. Misalnya, suatu departemen mengajak
wartawan sambil berwisata meninjau proyek-proyek pembangunan seperti
bendungan, pelabuhan atau suatu perusahaan kayu yang berkantor pusat
di Jakarta mengajak pers sambil berwisata melihat pabrik kayu lapisnya di
Kalimantan. (Ardianto, 2011:268)
5. Menyelenggarakan wawancara khusus
Wawancara khusus biasanya merupakan inisiatif dari pihak
pers/wartawan setelah melalui perjanjian atau konfirmasi dengan
narasumbernya. Hasil wawancara tersebut disiarkan atau tidaknya di
media bersangkutan adalah sepenuhnya ada di tangan pewawancara.
(Iriantara, 2008:193).
2.2.17 Media Massa
Dalam melaksanakan Media Relations sangatlah penting adanya
media massa, pengertian media massa dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu:
Media massa adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan
kepada khalayak dalam jumlah besar atau sering disebut massa. Secara
etimologi, kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah
berarti ‘tengah’ , ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Atau dengan kata lain media
adalah perantara atau pengantar dari komunikator (pengirim pesan) kepada
komunikan (penerima pesan) sedangkan massa merupakan kata serapan yang
berasal dari bahasa Inggris mass yang artinya massa atau jumlah besar yang
diartikan dengan massa, rakyat, atau masyarakat. (Darmastuti, 2012:57)
Dalam memahami media massa, pentingnya juga bagi Humas untuk
mengetahui fungsi-fungsi dan cara kerja media massa, pada umumnya fungsi
media massa ini terbagi menjadi 5, (Iriantara, 2008:154) sebagai berikut,
yaitu:
1. Media massa menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, contohnya
berita.
2. Media massa menerapkan fungsi kontrol, misalnya menyiarkan informasi
yang menunjukan kekeliruan yang terjadi di masyarakat.
3. Media massa menyampaikan materi pendidikan kepada masyarakat.
4. Media massa menyampaikan pesan yang menghibur masyarakat.
Misalnya menayangkan acara music.
5. Media massa menyampaikan pesan yang mempengaruhi masyarakat,
misalnya menyiarkan acara gosip.
Dalam uraian diatas maka peneliti mendefinisikan bahwa media
massa adalah suatu objek yang sangat penting dalam kegiatan humas karena
media massa bekerja sebagai penyambung antara perusahaan dan khalayak
dengan cara memberitakan atau menginformasikan hal-hal yang penting
untuk diketahui oleh publik.
2.2.18 Jenis – jenis Media Massa
Media massa yang dapat digunakan oleh praktis Humas dalam
menjalankan kegiatan media relations sangat beragam sekali, yaitu:
1. Media elektronik
Media elektronik yang dipakai atau dapat digunakan oleh praktisi Humas
adalah film, televisi, radio.
2. Media cetak
Praktisi Humas juga menggunakan media cetak dalam kegiatan media
relations yaitu surat kabar, koran, majalah.
3. Media online/internet
Media online atau internet juga merupakan media yang sangat sering
digunakan oleh praktisi Humas diera globalisasi ini karena setiap
khalayak pasti menggunakan media ini, dari yang muda sampai yang tua
pun bersosialisasi memakai media online atau internet. Media online ini
meliputi sosial media (facebook, twitter, blog, dan lain-lain). Selain sosial
media juga setiap perusahaan dapat membuat web khusus untuk
perusahaan tersebut, agar khalayak bisa melihat atau mengakses kegiatan-
kegiatan apa saja yang dilakukan perusahaan tersebut. (Darmastuti, 2012,
61-62)
2.2.19 Prinsip kerja media massa
Setelah mengetahui fungsi dari media massa terhadap praktisi humas,
kini praktisi humas juga harus mempelajari prinsip-prinsip kerja media
massa. Prinsip media massa terbagi menjadi 8 dalam (Iriantara, 2008:155),
yaitu:
Media massa menyajikan kenyataan dengan cara tertentu, misalnya kenyataan
yang dibuat media massa menjadi menarik agar masyarakat tertarik dengan
media massa tersebut.
1. Media massa membentuk kenyataan, karena media massa memberikan
gambaran kepada kita untuk memahami suatu kenyataan, sehingga
kenyataan tersebut bisa terbayang dibenak kita.
2. Media massa memberikan makna kepada masyarakat. Masyarakat menilai
media massa berdasarkan dari pemikiran, pengetahuan, pandangan.
3. Media massa mempunyai nilai komersial, media massa membuat
mempertimbangkan untung-rugi dalam membuat isi pesan tau
menyebarluaskan informasi.
4. Media massa dipengaruhi oleh nilai-nilai pengelola dan nilai-nilai
pemasang iklan.
Pada uraian diatas, peneliti berpendapat bahwa praktasi humas sangat
penting mempelajari prinsip kerja media massa, karena apabila praktisi
humas memahami apa prinsip kerja media massa, maka kegiatan media
relations akan berjalan seperti ysng diinginksn dan perusahaan mendapatkan
hasilnya yaitu publik akan mempunyai opini baik dan perusahaan
mendapatkan citra positif.
2.2.20 Brand
American Marketing Association dalam Kotler & keller (2008:258)
Merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang dan design untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual.
Membangun suatu merek yang kuat harus didasari dengan tiang yang kuat.
Ada beberapa cara untuk dapat membentuk merek yang kuat tersebut :
(Rangkuti, 2009 : 5-8) :
1. Memiliki positioning yang tepat
Dalam melakukan positioning yaitu dengan menerapkan posisinya di
benak pelanggan (Branding), sehingga bagaimana supaya merek tersebut
bisa menjadi dikenal sama konsumen dan diingat oleh konsumen (Brand
Awareness).
Menerapkan Branding dan Brand Awareness menjadi nomor satu adalah
peran utama dalam positioning. Kegiatan positioning ini bukan hanya
sekedar menemukan kata kunci bagaimana dapat menerapkan suatu
Branding dan Brand Awareness tersebut, tetapi positioning adalah
bagaimana dapat memberikan suatu peluang bagi keinginan dan harapan
konsumen. sehingga dapat memberikan kepuasaan kepada konsumen.
2. Brand value yang tepat
Semakin tepat dalam menerapkan Brand Awareness melalui kegiatan
positioning tersebut, sebuah merek tersebut akan semakin competitif.
3. Konsep yang tepat
Tahap akhir untuk menerapkan lebih dalam antara brand positioning
dengan brand value dengan konsep yang tepat. Konsep terus menerus
berubah, sehingga diperlukan penerapan konsep yang baik, yaitu dengan
mengkomunikasikan brand value dan brand positioning dengan tepat,
Brand memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
peningkatan kualitas suatu produk yang akan disampaikan oleh produsen.
Konsep Brand sendiri sudah dikenal oleh masyarakat luas sebagai suatu
simbol, nama, istilah, tanda, atau apapun kombinasi yang dapat dikenal oleh
masyarakat.
Menurut buku Marketing Dan Kasus-Kasus Pilihan (Ali Hasan,2013 :
203) Brand adalah value indikator kinerja yang dikembangkan melalui
strategi,program dan value yang tepat diberikan kepada pelangan sebagai :
Kombinasi dari desain, simbol (logo), tanda dan nama yang mengidentifikasi
dan membedakan produk perusahaan dan pesaing.
Kontrak tak tertulis tentang nilai intrinsik dan keunggulan produk
dengan pemakainya. Upaya memperlihatkan integritas produk
perusahaan.Janji penjual secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-
ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada para pembeli. Pernyataan kepercayaan
dan pengurangan resiko bagi pelanggan.
2.2.21 Branding
Menurut Morgan, branding adalah sebuah unsur yang menjadi alas
an mengapa publik lebih memilih satu merek tertentu daripada merek yang
lainnya (Morgan, 2012 :7). Publik cenderung lebih memilih merek yang
mereka percayai, dan cara untuk membangun kepercayaan tersebut adalah
melalui kegiatan branding.
Membangun merek yang kuat harus didasari dengan fondasi yang
kuat. Ada beberapa cara untuk dapat membentuk merek yang kuat tersebut :
(Rangkuti, 2009 : 5-8) :
1. Memiliki positioning yang tepat
Merek dalam melakukan positioning yaitu dengan menerapkan
posisinya di benak pelanggan (Branding), sehingga bagaimana supaya
merek tersebut bisa menjadi nomor satu di benak pelanggan sehingga
selalu diingat oleh konsumen (Brand Awareness).
Menerapkan Branding dan Brand Awareness menjadi nomor satu
adalah peran utama dalam positioning. Kegiatan positioning ini bukan
hanya sekedar menemukan kata kunci bagaimana dapat menerapkan
Branding dan Brand Awareness tersebut, tetapi positioning adalah
bagaimana dapat memberikan peluang bagi keinginan dan harapan
konsumen sehingga dapat memberikan kepuasaan kepada konsumen.
Positioning memerlukan pemahaman yang mendalam terhadap suatu
produk dan perusahaan, dan juga perlu memperhatikan tingkat
persaingan, kondisi pasar serta konsumen.
2. Memiliki brand value yang tepat
Semakin tepat dalam menerapkan Brand Awareness melalui
kegiatan positioning tersebut, sebuah merek tersebut akan semakin
competitif. Untuk itu, diperlukan kegiatan brand value yang artinya
adalah keindahan dari suatu produk tersebut. Brand value mencerminkan
brand equity dengan konsumennya.
3. Memiliki konsep yang tepat
Tahap akhir untuk menerapkan lebih dalam antara brand
positioning dengan brand value dengan konsep yang tepat. Konsep terus
menerus berubah, sehingga diperlukan penerapan konsep yang baik, yaitu
dengan mengkomunikasikan brand value dan brand positioning dengan
tepat, sehingga brand image dari sebuah perusahaan tersebut meningkat.
Menurut Keller dalam jurnal Nursanti, Masruroh, dan Cooky,
Brand adalah salah satu indikator yang menunjukkan kemapanan posisi
perusahaan di mata masyarakat. Dirasakan pula peranan brand sangat
besar bagi peningkatan kualitas produk yang disampaikan oleh produsen.
Konsep brand sudah dikenal masyarakat luas sebagai suatu simbol, nama,
istilah, tanda atau apapun kombinasinya yang dikeal masyarakat yang
melekat pada suatu produk maupun jasa. (2009 : 76)
Brand memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
peningkatan kualitas produk yang akan disampaikan oleh produsen. Konsep
Brand sendiri sudah dikenal oleh masyarakat luas sebagai suatu simbol,
nama, istilah, tanda, atau apapun kombinasi yang akan dikenal oleh
masyarakat dan akan melekat pada suatu produk maupun jasa yang
disediakan. Menurut Philip Kotler dalam Ruslan (2010 : 80),
“Image is the set of beliefs, ideas and impressions a person holds regarding an object. People’s attitude and actions toward an object are highly conditioned by that objects’ image.”
Branding dapat menjadi salah satu yang terpenting yang dibutuhkan
oleh perusahaan. Selain itu, branding yang akan mempengaruhi bagaimana
perkembangan dari perusahaan tersebut. Branding juga akan menjadi
asosiasi yang muncul di benak konsumen saat mendengar atau mengingat
sebuah merek (brand) dan hal tersebut akan berkaitan dengan brand
awareness.
Menurut jurnal dalam Sibagariang dan Nursanti (2010 : 119), bahwa
citra merek (brand image) adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk
di dalam benak konsumen, sehingga hal tersebut akan memiliki pengaruh
terhadap kepribadian merek (brand personality) dan akan mempengaruhi
konsumen untuk memngingat sebuah merek tersebut (Brand Awareness).
2.2.22 Brand Awareness
Kemampuan pelanggan untuk mengenali atau mengingat merek suatu
produk berbeda tergantung tingkat komunikasi merek atau persepsi
pelanggan terhadap merek produk yang ditawarkan. Berikut adalah tingkatan
dari brand awareness (Kartajaya, 2010: 64-65) :
1. Unware of brand
Pada tahap ini, pelanggan merasa ragu atau tidak yakin apakah sudah
mengenal merek yang disebutkan atau belum. Tingkatan ini yang harus
dihindari oleh perusahaan.
2. Brand recognition
Pada tahap ini, pelanggan mampu mengidentifikasi merek yang
disebutkan.
3. Brand recall
Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengingat merek tanpa diberikan
stimulus.
4. Top of mind
Pada tahapan ini pelanggan mengingat merek sebagai yang pertama kali
muncul di pikiran saat berbicara mengenai kategori produk tertentu
Tingkatan brand berbeda yang digambarkan dalam suatu piramida berikut ini:
Gambar 2.1 Piramida Brand Awarenes (Marketing dan Kasus-kasus Ali Ahsan,2013)
2.3 Kerangka Berfikir
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
PUBLIC RELATIONS
STRATEGI MEDIA RELATIONS RCTI
MEDIA RELATIONS
BRAND AWARENESS RISING STAR
INDONESIA
STRATEGI MEDIA RELATIONS
Dari kerangka berfikir di atas ditemukan bahwa strategi media relations
RCTI ini menggunakan teori public relations dimana didalam teori public relations
terdapat teori media relations yang didalamnya terdapat strategi media relations
yang mengacu pada judul penelitian yaitu strategi media relations dan akhirnya akan
menghasilkan Brand Awareness Rising Star Indonesia.