Click here to load reader
Upload
phamlien
View
216
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
‘GREEN CAMPUS’ UNS SOLO
(Studi Deskriptif Kualitatif tentang Sosialisasi Program “Green Campus” di
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 2013-2014)
Rofika Nur Hayati
Widodo Muktiyo
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
AbstractSebelas Maret University (UNS SOLO) began declare and implement the Green Campus program. The Green Campus Program is a manifestation of the social responsibility of academic institutions as a form of nature protection movement which is expected to be published later to the general public. Although the program has started in 2013, but it’s presumed still not fully understood and implemented by the academic society in the daily activities. It is known from the lack of information about the Green Campus programs in many academic society.This research is expected to help the Rector’s work and his staff to see the extent of the socialization of Green Campus program at the Sebelas maret University.This research is a qualitative descriptive study that describes how UNS SOLO 'Green Campus' socialization program which is demonstrated through socialization activities at the Sebelas maret University during the year 2013-2014. The method used in this study is observation, interviews and documents. Data sources choosen based on a purposive sampling technique, which select the data sources that considered know and can be trusted to be used as a source of data according to the research’s topic. Informants that used in this study is the Head Office of Environmental Research Center (PPLH) UNS, UNS Green Campus Program’s Chairman, UNS education staffs, and students of UNS. While the data analysis techniques using an interactive model that consists of three phases, that is data reduction, data display and conclusion.Based on the results of research in UNS, can be concluded that the team has an important role in the socialization of the Green Campus program at UNS. The results of the analysis based on the actions, efforts and Green Campus campaigns program conducted by UNS Green Campus team as Communicator, Relationship, Back-up management and image maker in the socialization of the Green Campus
1
program at the Sebelas Maret University of Surakarta during 2013-2014 indicate so. Keywords : socialization, green campus, UNS SOLOPendahuluan
Bumi merupakan planet tempat tinggal manusia dan mahluk hidup
lainnya. Bumi telah ada sejak miliaran tahun yang lalu. Sejak itu, bumi terus
mengalami perubahan alam. Perubahan yang terjadi pada bumi disebabkan oleh
pergerakan bumi sendiri, pengaruh luar angkasa dan pengaruh gaya hidup
manusia.
Pengaruh yang diberikan manusia terhadap bumi dapat dilakukan melalui
gaya hidup manusia dengan lingkungannya yang disebut lingkungan hidup. Agar
gaya hidup manusia tidak menyebabkan kerusakan bumi, dibutuhkan adanya
pendidikan lingkungan hidup. Dengan pendidikan ini, manusia dapat belajar
unruk menjaga lingkungannya sehingga dapat menjaga bumi dari ancaman
kerusakan.
Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) merupakan salah satu
Universitas yang terletak di Jawa Tengah yang memiliki prestasi yang cukup baik.
Prestasi ini perlu diperhitungkan dalam tingkat nasional bahkan Internasional.
Saat ini UNS berada pada posisi 7 peringkat nasional versi Webometric
(www.tempo.co). UNS saat ini sedang gencar-gencarnya menggelorakan
semangat untuk menuju World Class University. Akan tetapi World Class
University tidak serta-merta mudah diraih oleh Universitas Sebelas Maret. Agar
dapat mencapai status World Class University Universitas Sebelas Maret haruslah
sudah baik dari berbagai bidang, baik sistemnya maupun lingkungannya.
Pada tahun 2010, Universitas Indonesia telah mempelopori inisiatif untuk
menciptakan sebuah 'hijau' secara online peringkat universitas dunia yang
mendapat tanggapan luar biasa dari universitas di 35 negara di dunia. Tahun
pertama adalah sukses besar dengan hampir seratus perguruan tinggi mengambil
bagian dalam peringkat ini. Peringkat, UI GreenMetric World University
Ranking, didasarkan pada informasi yang diberikan oleh universitas-universitas di
seluruh dunia pada kriteria yang menunjukkan komitmen untuk pergi hijau dan
2
keberlanjutan, seperti ruang, efisiensi energi, penggunaan air, dan transportasi dan
sebagainya.
Dalam usianya yang sudah tidak muda lagi, UNS Solo memiliki potensi
sumber daya manusia dan infrastruktur yang besar. Kapasitas dan relevansi
kelembagaan sebagai pusat pendidikan tinggi mulai mendapat predikat reputasi
internasional.
Akselerasi menuju internasionalisasi melalui pemberdayaan keunggulan
UNS sudah semestinya sejalan dengan kebutuhan masyarakat mulai dari tingkat
lokal hingga masyarakat global. Oleh karena itu dalam rangka Dies Natalis ke-37
lalu, UNS bertekad mendukung gerakan global yaitu apa yang dinamakan dengan
Green Campus.
Momentum untuk menunjukkan tekad itu adalah dengan dicanangkannya
Gerakan UNS Green Campus (GC) oleh Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar
Kambuaya, pada 6 Maret 2013, dengan penanaman pohon secara simbolis di
halaman depan kampus UNS.
Universitas Sebelas Maret termasuk diantara 6 Universitas di Indonesia
yang terpilih sebagai Pilot Project untuk penerapan Green Campus di Indonesia di
bawah pembinaan Kementerian Lingkungan Hidup yang nantinya akan diikuti
universitas-universitas lain.
Berdasarkan rumusan program dari PPLH, konsep yang dijalankan UNS
dalam mewujudkan green campus yaitu komitmen tertulis pimpinan kampus
untuk mewujudkan green campus, perilaku warga kampus yang mendukung green
campus, penyediaan sarana–prasarana pendukung green campus. Untuk itu,
sangat penting untuk melihat bagaimana peran humas dalam strategi sosialisasi
program Green Campus di UNS Solo.
Perumusan masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sosialisasi program
‘Green Campus’ yang dilakukan oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
selama tahun 2013-2014 ?
3
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sosialisasi
program ‘Green Campus’ yang dilakukan oleh Universitas Sebelas Maret (UNS)
Surakarta selama tahun 2013-2014?
Tinjauan Pustaka
a. Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan salah satu tipe komunikasi, di samping
komunikasi interpersonal, komunikasi organisasi, dan komunikasi publik. Pada
dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, baik
cetak maupun elektronik. Dalam konteks ini, media massa yang dimaksud
adalah media massa yang dihasilkan oleh teknologi modern, bukan media
tradisional seperti kentongan, gamelan, dan lain-lain (Nurudin, 2003: 2).
Definisi lebih lengkap dikemukakan oleh Joseph A. DeVito dalam
bukunya Communicology : An Introduction to the Study of Communicatio,
( Effendy, 2006: 21) sebagai berikut:
“First, mass communication addressed to the masses, to an extremely large audience. This does not mean that the audience includes all people or everyone who reads or everyone who watches television, rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated by audio and/ or visual transmitters. Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by it forms: television, radio, newspapers, magazines, films, books, and tapes”
Senada dengan DeVito, Littlejohn (2002: 303) memberikan definisi yang
hampir serupa (dalam Pawito, 2007: 16), yakni:
“Mass communication is the process whereby media organization produce and transmit message to large publics and the process by which those messages are sought, used, understood, and influenced by audiences”
4
b. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah bagaimana pelaku organisasi melakukan pekerjaan
atau berperilaku di organisasi tersebut. Edgar H. Schein mengatakan bahwa :
“Budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar pembagian pembelajaran kelompok seperti pemecahan masalah berkaitan dengan adaptasi eksternal dan integrasi internal itu dikerjakan dengan baik untuk dipertimbangkan dengan benar dan untuk selanjutnya diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang benar untuk merasakan, memikirkan dan interaksi diperlukan dalam segala pemecahan masalah.”(Ndraha, 1997:43)
c. Merek (brand)
Asosiasi pemasaran Amerika mendifinisikan merek (brand) sebagai :
“nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikannya dari barang atau jasa penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing” (Kotler, 2009: 332).
Menurut definisi tersebut maka sebuah merek adalah produk atau jasa
penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendiferesiasikannya dari
produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.
Perbedaan ini bisa secara fungsional, rasional atau berwujud yang dikaitkan
dengan kinerja produk atau merek. Bisa lebih simbolis, emosional atau
berwujud dikaitkan dengan apa yang digambarkan merek.
Metodologi Penelitian
a. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, digunakan penelitian deskriptif kualitatif. Menurut
Pawito (2007: 80), metodologi meliputi cara pandang dan prinsip berpikir
mengenai gejala yang diteliti, pendekatan yang digunakan, prosedur ilmiah
(metode) yang ditempuh, termasuk dalam mengumpulkan data, analisis data
dan penarikan kesimpulan.
5
Seperti yang diungkapkan (Pawito, 2007: 35), mengenai deskripsi
penelitian kualitatif :
“Penelitian komunikasi kualitatif biasanya tidak dimaksudkan untuk memberikan penjelasan-penjelasan (explanations), mengontrol gejala-gejala komunikasi, mengemukakan prediksi-prediksi, atau untuk menguji teori apapun, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan atau pemahaman (undertanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi.”
Sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Seperti yang
dinyatakan (Susanto, 2006: 16), penelitian deskriptif berusaha menggambarkan
secara terperinci terhadap gejala sosial yang dimaksudkan dalam permasalahan
yang diteliti, sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata dan bukan angka. Semua
data yang dikumpulkan memungkinkan untuk dijadikan kunci terhadap apa
yang diteliti.
b. Lokasi Penelitian
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang bertempat di Jl. Ir. Sutami 36A
Kentingan, Jebres, Surakarta 57126.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Serangkaian kegiatan wawancara yang bersifat kualitatif dengan
tujuan memperoleh data dan informasi secara lebih mendalam untuk
mendapatkan data primer. Wawancara ini dilakukan kepada tim Green
Campus Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Penulis memilih
informan yang dianggap memiliki keterkaitan dan kapabilitas terkait
dengan program Green Campus.
2. Observasi
6
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti (Susanto, 2006: 126). Teknik observasi
digunakan untuk menggali data dari sumber data berupa peristiwa, aktifitas
atau perilaku, lokasi, benda dan rekaman gambar (Sutopo, 2006: 75).
3. Studi Pustaka
Adalah data-data penunjang dan teori yang dapat diperoleh dari
buku-buku, artikel, makalah ataupun jurnal yang berhubungan dengan
topik penelitian ini.
d. Teknik Analisa Data
Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif yaitu data diperoleh langsung dari hasil wawancara
dan kajian dokumen. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan
subjek penelitian dengan menginterpretasikan kerangka teori yang
digunakan untuk memperoleh kesimpulan.
Proses analisis ini berlangsung bersamaan dengan proses
pengumpulan data. Setelah data terkumpul dilakukan reduksi data. Data ini
sebagai bahan deskripsi keadaan, kemudian dilakukan penarikan
kesimpulan. Teknik analisis data ini terdiri dari reduksi data yang
merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi
data (kasar) yang ada dalam fieldnote. Selanjutnya penyajian data yang
merupakan suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan
kesimpulan riset yang dilakukan. Terakhir adalah penarikan kesimpulan
atau verifikasi. Dalam awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mulai
mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan
peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, dan proposisi-
proposisi. Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan
data berakhir. Teknik analisis data dapat digambarkan sebagai berikut :
7
Pengumpulan data
Data reduksi
Penarikan kesimpulan / verifikasi
Sajian data
Gambar 3. Teknik Analisis Interaktif
Sumber: H. B. Sutopo (2002). .
e. Validitas Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam
kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan dan kebenarannya. Cara
memperoleh data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan
tepat untuk menggali data yang benar-benar diperlukan bagi penelitiannya.
Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data /
triangulasi sumber.
Menurut Patton dalam Sutopo (2002: 79), cara ini mengarahkan peneliti
agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber
data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap
kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Di sini
tekanannya pada perbedaan sumber data, bukan pada teknik pengumpulan data
atau yang lain. Peneliti bisa memperoleh dari narasumber (manusia) yang
berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam, sehingga
informasi dari narasumber yang satu bisa dibandingkan dengan informasi dari
narasumber yang lainnya.
Hasil Penelitian
a. Fokus Penanganan Green Campus
8
UNS dirasa penting memiliki lingkungan hijau. Oleh karena itu sebagai
wujud nyata implementasi green campus, Universitas Sebelas Maret (UNS)
kembangkan hutan pendidikan. Hutan ini pun sekaligus menjadi dukungan
UNS terhadap gerakan menanam 1 milyar pohon oleh pemerintah. UNS punya
hutan seluas lebih dari 40 hektar itu tersebar di beberapa daerah, di antaranya:
23 hektar di Wonoeemar, Boyolali; 10 hektar di Wonogiri, dan 7,5 hektar di
Karanganyar.
Menurut Ir. Winny Astuti selaku Ketua Tim Green Campus UNS, awal
terbentuknya program ini adalah karena :
“Jadi ini itu di green metric itu kan mengirim ke seluruh universitas seluruh Indonesia via Rektor, nah termasuk Rektor UNS to. Karena Rektornya concern, jadi kan membentuk tim, tim Green Campus ini yang Prof. Pur ini Rektor itu di bawah PR IV yang Green Campus itu ada tim yang untuk green metric, fisiknya kan, apa itu, seperti penghijauan, kemudian membuat kayak pedistrian untuk pejalan kaki, itu dan sumur resapan, membuat ini. Jadi bentuk fisik yang nanti akan mendukung supaya ukuran green metric-nya itu tinggi”.
Fakultas Pertanian (FP) UNS saat ini dijadikan pilot project
pengembangan Hutan Pendidikan karena memang linier dengan bidang
lingkungan. Tidak cukup dengan Hutan Pendidikan, UNS juga turut
mengembangkan Arboretum. Arboretum adalah lahan konservasi
keanekaragaman hayati khusus pohon-pohon langka. Pengembangan hutan
pendidikan dan arboretum merupakan tindak lanjut dari Memorandum of
Understanding (MoU) empat perguruan tinggi negeri (PTN) di Jawa Tengah
dengan Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Provinsi. Keempat PTN itu
antara lain: UNS, Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas
Diponegoro (Undip), dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
Sementara untuk energy dan perubahan iklim, Kampus UNS berusaha
meminimalkan penggunaan energi listrik dan air conditioner (AC),
menginisiasi penggunaan biodiesel energy dan energi terbarukan dan
menerapkan konsep Green Building untuk bangunan-bangunan baru
Menurut Prof. Purwanto selaku pembina Tim Green Campus UNS :
9
“Green Campus itu tidak semata-mata kampus yang ijo royo-royo. Tapi juga dilihat dari berbagai aspek lingkungan di sekelilingnya”.
b. Pengaturan dan Infrastruktur
Kampus Kentingan berlokasi di Urban area dengan luasan area 60 hektar
memiliki kepadatan bangunan relatif rendah. Perbandingan softscape dan
hardscape mencapai 24.729 Ha : 35.721 Ha. Penggunaan softscape ini
termasuk untuk jalan dan tempat parkir terbuka. Penggunaan lahan terbuka
semaksimal mungkin dipakai untuk ruang-ruang peresapan air hujan di
samping banyak ditanami dengan pepohonan. Pembangunan gedung-gedung
memperhatikan pola kontur eksisting. Kontur dimanfaatkan untuk memberikan
pola dan aksentuasi zonifikasi fakultas-fakultas yang terdapat di Kampus UNS
Kentingan. Jalur sirkulasi digunakan sekaligus sebagai penghubung antar
fakultas dan jurusan namun juga digunakan sebagai pembatas zone. Dengan
demikian keberadaannya mendukung luasan ruang terbuka hijau Kota
Surakarta yang saat ini baru mencapai 18.61% dari total luas kota.
c. Transportasi
Konsep Green Transportation / transportasi hijau adalah konsep yang
digunakan agar moda transportasi bisa lebih ramah lingkungan. Transportasi
Hijau merupakan pendekatan yang digunakan untuk menciptakan transportasi
yang sedikit atau tidak menghasilkan gas rumah kaca. Kebijakan transportasi
untuk membatasi jumlah kendaraan bermotor yang digunakan dalam kampus,
dan kebijakan untuk mengurangi lahan/area parkir di kampus diharapkan akan
mendorong civitas akademika akan beralih ke penggunaan bus, penggunaan
sepeda atau berjalan kaki dalam beraktitas di lingkungan kampus. Penggunaan
bus kampus dan sepeda akan mendorong lingkungan yang lebih sehat.
Kebijakan penyediaan jalur pejalan kaki (pedestrian) yang aman dan
nyaman akan mendorong civitas akademika kampus untuk beraktivitas dengan
berjalan kaki di lingkungan kampus, dan akhirnya akan berpengaruh untuk
mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi. Penggunaan transportasi
10
bus kampus, sepeda maupun berjalan kaki akan mengurangi emisi karbon di
lingkungan kampus.
d. Limbah
Adanya penurunan kualitas lingkungan secara global telah menggugah
kesadaran masyarakat dunia dalam berbagai sektor termasuk dunia pendidikan.
Perguruan tinggi sebagai gerbong pembaruan dan peningkatan IPTEK sudah
seharusnya memberikan contoh yang baik dalam memelihara lingkungan.
Universitas Sebelas Maret sebagai salah satu perguruan tinggi yang peduli
terhadap lingkungan terpanggil untuk menjaga lingkungan yang bersih, hijau,
dan sehat melalui program Green Campus. Terdapat beberapa indikator dan
kriteria yang harus dipenuhi untuk mewujudkan Green Campus, salah satunya
pengelolaan dan pengolahan limbah (Waste) baik limbah organik, anorganik,
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan disposal. Beberapa program
dan kegiatan dalam mengolah dan mengelola limbah, antara lain: Recycing
Program for University Waste, Toxic Waste Recycling, Organic Waste
Treatment, Inorganic Waste Treatment, Sewage Disposal.
e. Air
Arah kebijakan pengembangan Universitas Sebelas Maret terkait
pengelolaan sumber daya air di arahkan sebagai berikut:
1. Mewujudkan sinergi dan mencegah konflik antar Fakultas/Bagian dalam
pemanfaatan sumberdaya air
2. Mendorong proses pengelolaan sumberdaya air yang terpadu antar
Fakultas/Bagian dan antar blok bangunan yang terkait
3. Menyeimbangkan upaya konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air
agar terwujud kemanfaatan air yang berkelanjutan bagi kesejahteraan
seluruh civitas akademika di Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Menyeimbangkan fungsi akademik (kebutuhan air untuk mendukung
pembelajaran), kebutuhan sosial (kebutuhan MCK), dan nilai ekonomi
(kebutuhan kantin)
11
5. Melaksanakan pengaturan sumber daya air secara bijaksana agar
pengelolaan sumber daya dapat diselenggarakan seimbang dan terpadu
6. Mengembangkan sistem pembiayaan pengelolaan sumberdaya air yang
mempertimbangkan prinsip cost recovery dan kondisi sosial ekonomi
Kampus Universitas Sebelas Maret
7. Mengembangkan sistem kelembagaan pengelolaan sumberdaya air yang
membuka akses partisipasi seluruh civitas akademika Kampus Universitas
Sebelas Maret serta mewujudkan pemisahan fungsi pengatur (regulator)
dan fungsi pengelola (operator).
f. Sosialisasi Program ‘Green Campus’ UNS
Komitmen Pimpinan UNS terlihat dengan telah dilakukannya sosialisasi
Program Green Campus dan Borang Green Metric UNS kepada seluruh civitas
akademika dalam Forum diskusi terarah (FGD) di 9 Fakultas, 1 Program Pasca
Sarjana dan 1 kali bersama Himpunan Pecinta Alam UNS (Garbha Wira
Bhuana). FGD melibatkan perwakilan lembaga dan unit kerja di UNS pada
bulan Nopember sampai dengan awal Desember 2013. Sosialisasi di tingkat
Fakultas, melibatkan pimpinan fakultas (Dekan dan pembantu-pembantu
Dekan), ketua jurusan dan ketua program studi; wakil dari unit-unit kerja di
setiap fakultas, wakil himpunan mahasiswa, Laboran dan seluruh pemangku
kepentingan.
Tujuan dari diselenggarakannya sosialisasi Green Campus adalah:
1. Mensosialisasikan hasil dari penyusunan borang Green Metric UNS
2. Menverifikasi data dari hasil penyusunan Green Metric UNS
3. Mensosialisasikan rencana pengembangan Green Campus UNS
4. Mendorong Fakultas dan jurusan untuk menindaklanjuti kebijakan
Universitas dalam peraturan-peraturan dan/atau Pedoman pada level
fakultas
5. Mengundang kepedulian seluruh civitas untuk berperilaku green dan
mendukung program-program dan rencana pengembangan Green Campus
UNS
12
Sosialisasi program Green Campus ini sudah dilaksanakan pada medio
November sampai awal Desember 2013 lalu. Sosialisasi di tingkat fakultas
melibatkan pimpinan fakultas, ketua jurusan dan ketua program studi, wakil
dari unit-unit kerja di setiap fakultas, wakil dari himpunan mahasiswa, dll.
Hasil dari sosialisasi adalah banyaknya masukan-masukan terkait
implementasi Green Campus, pengelolaan bus kampus, sepeda, komitmen
untuk hemat listrik, hemat air dan sebagainya.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai sosialisasi program ‘Green Campus’
UNS Solo dapat disimpulkan bahwa aktifitas sosialisasinya adalah bertujuan
untuk :
a. Mengkomunikasikan kepada seluruh civitas akademika akan adanya program
baru UNS yaitu Green Campus
b. Memberikan informasi tentang program Green Campus (tujuan, manfaat
program)
c. Mengintegrasikan konsep pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup ke
dalam Tridarma Perguruan Tinggi.
d. Membangun komitemen pimpinan dan warga kampus untuk aktif menciptakan
kampus yang ramah lingkungan
e. Menerapkan program pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan
f. Menciptakan kampus sebagai pusat kegiatan dan pemberdayaan pemangku
kepentingan/mitra strategis dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup,
mencegah dan mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan
g. Menciptakan kampus bersih, sehat, nyaman dan hijau
Mewujudkan Green Campus di UNS :
a. Upaya yang dilakukan dalam melaksanakan program Green Campus
13
b. Bekerja sama dengan seluruh civitas akademika dalam menjalankan program
Green Campus
c. Memberikan informasi tentang pentingnya menjaga dan memelihara
lingkungan hidup yang diharapkan dapat merubah perilaku menjadi lebih baik
kepada bumi
Hasil sosialisasi :
a. Sudah ada bentuk perwujudan sosialisasi program, akan tetapi baru dilakukan
beberapa kali saja. Sehingga hasilnya belum maksimal.
b. Dengan adanya sosialiasi, civitas akdemika yang mengikuti sosialisasi tahu
program, dan sadar diri. Banyak dari mereka yang sudah memulai perilaku
cinta alam meskipun baru dari hal pribadinya masing-masing.
c. Dipasangnya banner tentang program Green Campus UNS ternyata tidak serta
merta dipahami banyak civitas akademika tentang bagaimana program ini
adanya. Banyak dari mereka hanya mengetahui adanya program ini, tapi tidak
tahu jelas bagaimana program ini.
d. Dengan berjalannya program Green Campus di UNS setahun belakangan ini,
sudah mulai terlihat hasil atau bentuk nyata yang ada di kampus UNS.
Misalnya dengan dibangunnya pedestrian, danau di samping rektorat, dan
taman di kampus. Kampus mulai tertata rapi dan baik serta indah dipandang
mata.
Saran
Dari hasil pengamatan penulis terdapat beberapa saran yang diharapkan
bermanfaat bagi kemajuan program Green Campus di UNS, antara lain :
1. Menjadikan program Green Campus ini sebagai pemikiran maju dan dapat
menjadikan promosi program pengembangan lingkungan hidup
2. Meningkatkan promosi program kepada civitas akademika dengan mengajak
serta himpunan mahasiswa dalam mensosialisasikan program Green Campus
ini agar dapat lebih diketahui, dimengerti, disadari dan dapat dilakukan banyak
upaya dalam menjalankan program ini.
14
3. Kegiatan sosialisasi program Green Campus ini memang belum bisa berjalan
maksimal di lapangan, untuk itu perlu usaha lagi demi terwujudnya program.
perlu adanya evaluasi menyeluruh agar dapat diambil masukan positif bagi
kegiatan ini.
4. Mahasiswa lebih diajak mensosialisasikan program ini bersama di banyak
kegiatan di kampus, agar dapat tersosialissasikan lagi.
5. Mengadakan perbaikan infrastuktur, sarana dan prasarana yang semakin
diperbaharui
6. Penelitian ini data yang disajikan oleh peneliti belum mendapatkan kedalaman
informasi dari narasumber karena kelemahan pada wawancara yang kurang
mendalam dan program yang kurang tersosialisasi kepada civitas akademika.
Untuk itu ke depan diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mampu
memperoleh kemantapan data dengan melakukan wawancara yang lebih
mendalam dan tersturktur disertai metode pengumpulan data lain seperti
observasi yang lebih menyeluruh guna mendapatkan informasi yang
diinginkan.
Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchjana. (2006). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Cetakan ke dua puluh. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Endah P., Chatarina, dkk. 2011. Mix Methodology dalam Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Mata Padi Pressindo.
Kotler, Philip dan Kevin Lanne Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1, terj. Benyamin Molan. Jakarta: PT Indeks.
Kriyantono, Rahmat. (2006). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosda KaryaNdraha, Talizuduhu. (1997). Budaya Organisasi. Bandung: Rineka Cipta.Nurudin. (2003). Pengantar Komunikasi Massa. Malang : CESPUR.Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi
Aksara.Susanto. (2006). Metode Penelitian Sosial. Surakarta: Sebelas Maret University
Press.Sutopo, HB. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
15
16