Upload
duongbao
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Jogiyanto (2005:34), sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan dengan tujuan tertentu.
Menurut William dan Sawyer (2010: 492), a system is defined as a set
of connected components that interact to perform a task in order to complete
a goal.
Sehingga sistem dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa komponen
yang berhubungan dan berinteraksi bersama dalam menyelesaikan suatu
tujuan tertentu.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut Hanif (2007:9), informasi adalah data yang telah diolah
menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam
pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.
Hall (2013: 9) menyatakan bahwa “Information is not just a collection
of facts that have been processed are compiled in a report. The information
prompted the user to take actions that support the tasks of their daily
business, solve problems, and make plans for the future.”
Maka informasi disimpulkan sebagai sekumpulan fakta atau data yang
diolah menjadi bentuk yang berarti atau dapat dikatakan lebih berguna bagi
para penggunanya dan dapat digunakan untuk mendukung suatu kegiatan
bisnis, serta membantu dalam menyelesaikan masalah dan membuat
perencanaan untuk masa mendatang.
2.1.3 Karakteristik Informasi
Hall (2013: 12) mengatakan bahwa informasi yang berguna memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Relevan (Relevance)
Isi dari suatu laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan
seperti untuk mendukung keputusan manajer atau tugas karyawan.
2. Ketepatan Waktu (Timeliness)
8
Informasi tidak boleh berumur lebih tua dari batasan waktu
tindakan yang didukungnya.
3. Keakuratan (Accuracy)
Informasi harus bebas dari kesalahan yang material.
4. Kelengkapan (Completeness)
Tidak boleh ada bagian yang hilang dari informasi yang
digunakan untuk suatu keputusan atau tugas.
5. Rangkuman (Summarization)
Informasi harus dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi
Stair & Reynolds (2010), mengatakan bahwa infrormasi
merupakan kumpulan dari fakta-fakta yang sudah teroganisir,
sehingga memiliki nilai tambah pada user selain fakta dan individu
itu sendiri.
Satzinger, et. al(2012: 4) menyatakan bahwa “The
information system is a set of related computer components that
collect, process, store (usually a database), and provides the
results of the information needed to complete business tasks.”
Sehingga sistem informasi dapat diartikan sebagai sekumpulan
fakta yang teroganisir berbasis komputer maupun manual dan
saling terintegrasi serta digunakan untuk mengumpulkan data,
memproses data, menyimpan data (di dalam basis data), lalu
menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk memperudah
dalam penyelesain pekerjaan dalam berbisnis.
2.1.5 Komponen-Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart(2013: 28), terdapat enam
komponen sistem informasi akuntansi, diantaranya :
a) People, dikatakan sebagai user yang mengoperasikan sistem
dan melakukan berbagai macam fungsi.
b) Procedures, adalah kegiatan yang terlibat dalam
pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data mengenai
aktivitas-aktivitas perusahaan atau organisasi.
9
c) Data, menerangkan kegiatan dan proses bisnis perusahaan atau
organisasi.
d) Software, merupakan system yang digunakan untuk memproses data
perusahaan atau organisasi.
e) Information technology infrastructure, adalah alat berupa komputer-
komputer, perangkat komunikasi jaringan, dan perangkat pendukung
yang digunakan untuk melakukan pengumpulan, penyimpanan,
pemrosesan, dan pengiriman data serta informasi.
f) Internal control, dan pengukuran keamanan yang bertujuan untuk
mengamankan data dalam sistem informasi akuntansi yang dirancang
sesuai kebutuhan.
2.2 Teori Sistem Informasi Akuntansi
2.2.1 Pengertian Akuntansi
Menurut Weygandt, et. al(2011: 4), akuntansi terdiri dari 3
aktivitas dasar, diantaranya adalah identifikasi, pencatatan, dan
laporan kegiatan ekonomi dari suatu perusahaan kepada user yang
bersangkutan.
Menurut Warren, dan Dushac (2012 : 3), akuntansi dapat
dikatakan sebagai suatu system informasi yang dapat menyediakan
laporan ke user mengenai kegiatan ekonomi dari kondisi terburuk
suatu bisnis.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian dari akuntansi adalah
suatu kegiatan ekonomi dan system informasi yang dapat
menyediakan laporan kondisi suatu bisnis kepada user.
2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Dull, et. al(2012: 14) menyatakan bahwa “Sistem informasi
akuntansi merupakan subsistem khusus bagian dari sistem informasi
yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses dan melaporkan
informasi yang terkait dengan aspek keuangan di dalam kejadian
bisnis.”
Menurut Hall (2013: 6), dikatakan sebagai subsistem sistem
informasi akuntansi yang memproses transaksi keuangan dan
10
transaksi non keuangan yang secara langsung dan mempengaruhi
pengolahan transaksi keuangan.
Sehingga sistem informasi akuntansi diartikan sebagai salah
satu subsistem dari sistem informasi yang memiliki tujuan
mengumpulkan, memproses transaksi keuangan dan non keuangan
yang secara langsung serta pengolahan keuangan.
2.2.3 Siklus Transaksi Pada Sistem Informasi Akuntansi
Considine, et. al(2012: 25), membagi siklus transaksi dalam
akuntansi menjadi lima siklus, yaitu:
1. Siklus Pendapatan (Revenue Cycle).
Siklus pendapatan dapat dikatakan sebagai pusat kemampuan
berorganisasi dalam penerimaan kas. Kegiatan dari siklus ini
meliputi penerimaan kesepakatan pekerjaan, memonitoring
pembayaran, pengiriman barang dan mengirimkan tagihan ke
client.
2. Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle).
Siklus pengeluaran merupakan aktivitas pembelian yang
dilakukan oleh perusahaan atau organisasai dan memiliki tujuan
dalam memperoleh barang dari supplier untuk memenuhi
permintaan client serta pembayaran yang dilakukan dalam
kegiatan pembelian.
3. Siklus Produksi (Production Cycle).
Siklus produksi adalah siklus penting di dalam organisasi atau
perusahaan manufaktur. Kegiatan ini memiliki tanggung jawab
atas aktivitas pengolahan bahan mentah yang berkaitan dengan
memproduksi barang jadi, penjadwalan produksi juga
memastikan bahwa fixed cost bahan mentah tersedia cukup dan
biaya proses manufaktur yang dilakukan tersedia.
4. Siklus Manajemen Sumber Daya dan Penggajian (HR
Management and Payroll Cycle).
Siklus ini memiliki tanggung jawab dalam perolehan pelayanan
yang dilakukan oleh karyawan, mengelola karyawan dan
membayar upah serta berurusan dengan situasi dimana karyawan
meninggalkan organisasi.
11
5. Siklus Buku Besar dan Pelaporan Keuangan (General Ledger and
Financial Reporting Cycle).
Siklus ini merupakan puncak dari siklus-siklus lainnya di dalam
organisasi dan melingkupi pemeliharaan catatan-catatan akuntansi
organisasi. Siklus ini menerima jumlah data yang banyak dari
pembayaran dan siklus pendapatan, dimana siklus ini biasanya
menyiapkan dan mengubah jurnal dan akun buku besar.
2.2.3.1 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jones dan Rama (2008 : 7), terdapat lima kegunaan
Sistem Informasi Akuntansi, diantaranya :
a. Adanya laporan eksternal.
Penggunaan system informasi akuntansi dapat membantu
mendapatkan informasi khusus untuk mendukung kebutuhan
informasi bagian keuangan, penghitungan pajak, pemegang saham
dan lainnya.
b. Dukungan aktivitas rutin.
Management pastinya membutuhkan system informasi akuntansu
untuk mengatasi masalah yang kemungkinan akan timbul pada
setiap kegiatan operasional perusahaan.
c. Dukungan kebijakan yang tetap.
Informasi juga dibutuhkan dalam menetapkan kebijakan-kebijakan
baru yang sifatnya tidak sama pada setiap divisi dalam suatu
perusahaan atau organisasi. Informasi juga berguna untuk
mendukung kegiatan pengiriman barang.
d. Perencanaan dan pengendalian.
Manfaat system informasi adalah untuk mendukung kegiatan
perencanaan dan pengendalian dalam perusahaan atau organisasi
dimana berkaitan dengan buaya dan anggaran perusahaan atau
organisasi yang dibuat sebagai laporan pembanding angka
anggaran dengan jurnal actual.
e. Penerapan pengendalian internal.
Pengendalian internal berisi informasi-informasi yang penetapan
kebijakan, prosedur dan system informasi yang dapat mengontrol
12
dan menjaga aktiva perusahaan serta pemeliharaan data keuangan
yang sifatnya relevan didukung melalui pengendalian internal.
Menurut Krismiaji (2010 : 23) tujuan pokok System
Informasi Akuntansi adalah :
a. Dapat mengolah data dalam kegiatan bisnis berguna dalam
menigkatkan efektifitas dan efisiensi.
b. Memberikan informasi yang memiliki manfaat besar dalam
mendukung kebijakan-kebijakan berlaku.
c. Merancang system pengendalian internal yang dapat membantu
pencatatan transaksi keuangan yang akurat.
d. Dapat menyimpan data keuangan serta aktiva perusahaan
dengan baik dan terstruktur.
2.2.4 Siklus Pemrosesan Transaksi pada Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Rama dan Jones yan diterbitkan oleh Wibowo(2008:
22-23), proses bisnis disusun menjadi tiga siklus tarnsaksi,
diantaranya :
1. Siklus Pembelian
Mengacu pada proses pembelian barang dan jasa.
2. Siklus Konversi
Fokus terhadap proses perubahan sumber daya yang diperoleh
dari barang dan jasa.
3. Siklus Pendapatan
Mengacu pada persediaan barang dan jasa untuk para
pelanggan.
2.2.5 Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan
Menurut Weygandt, et. al(2010: 13) menjelaskan bahwa siklus
pendapatan dihasilkan dari aktivitas bisnis yang bertujuan untuk
menghasilkan earning income.
Menurut Romney dan Steinbart(2012: 30) mengatakan bahwa
siklus pendapatan merupakan dari kelengkapan aktivitas bisnis dan
berhubungan dengan proses operasional dengan menghasilkan barang
atau jasa yang baik serta servis yang diberikan kepada pelanggan dan
melakukan penagihan pembayaran atas kegiatan penjualan.
13
Berdasarkan pengertian siklus pendapatan, dapat disimpulkan bahwa
siklus pendapatan adalah pelengkap dari aktivitas bisnis dan berhubungan
dengan proses operasional barang atau jasa dimana memiliki tujuan yang sama
yaitu menghasilkan earning income dan melakukan penagihan pembayaran
atas kegiatan tersebut.
2.3 Internet
2.3.1 Pengertian Internet
Menurut Masrur(2009), internet merupakan penjabaran dari Inter
Networking yang menyatakan hubungannya antar jaringan computer.
Internet adalah jaringan yang mehubungkan antar computer diseluruh
dunia sehingga membentuk dunia atau ruang maya (Cyber-space).
2.3.2 Pengertian Website
Menurut Sutarman (2007), website merupakan alamat (URL)
yang memiliki fungsi sebagai wadah informasi bagi para user yang
memiliki keingintahuan lebih dalam penggunaannya.
2.3.3 Pengertian URL
Menurut Sutarman (2007), URL merupakan sebuah wadah yang
membantu user dalam melakukan browsing dalam pencarian
informasi yang dibutuhkan.
2.3.4 Pengertian Browser
Menurut Sutarman (2007), browser adalah program yang
digunakan untuk mengakses situs web yang dibutuhkan.
2.3.5 Pengertian Database
Menurut Conolly dan Begg (2010 : 66) database adalah
sekumpulan data yang saling berhubungan dan diolah serta disimpan
untuk memudahkan user dalam menghasilkan informasi yang
dibutuhkan.
2.3.6 Pengertian My SQL
Menurut Welling dan Thomson (2008 : 3) MySQL adalah sebuah
bahasa pemrograman yang memiliki kemampuan khusus dalam
menghasilkan informasi, memanipulasi data dan sebaga kendali
dimana berfungsi cukup baik dalam menunjang kinerja user, baik
yang telah berpengalaman maupun pemula.
14
2.3.7 Pengertian HTML
Pendapat Sutarman (2007), mengatakan bahwa HTML
(Hyper Text Mark-up Language) merupakan suatu bahasa
pemrograman dalam web yang dapat menghasilkan sebuah
halaman website.
2.4 Teori – Teori Khusus
2.4.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah manajemen proses yang memiliki tanggung
jawab dalam mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memuaskan
kebutuha pelanggan secara menguntungkan, menurut UK Charted
Institute of Marketing.
Menurut Kotler & Keller(2009: 6), pemasaran merupakan
fungsi dalam organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan
melakukan pengelolaan dengan cara yang menguntungkan organisasi
dan para pemilih saham.
Kesimpulan dari prmasaran yaitu pemasaran adalah fungsi dari
organisasi dan seperangkat prosesnya dimana memiliki tanggung
jawab dalam melakukan identifikasi, antisipasi, dan kepuasan
pelanggan tergadap nilai.
2.4.2 Bauran Pemasaran
Menurut Doyle(2013: 326) menyimpulkan bahwa bauran
pemasaran digunakan sebagai konsep pemasaran yang terdiri dari
empat komponen(4P), diantaranya :
1. Product
Produk dapat berupa jasa maupun barang yang mencakup variasi,
kualitas, desain, fitur, fungsi, merk, kemasan dan pelayanan atau
kombinasi dari keduanya yang ditawarkan perusahaan kepada
pelanggannya.
2. Price
Biasa disebut dengan harga suatu barang atau jasa yang
ditetapkan dimana harus dibayar oleh pelanggan untuk
mendapatkan barang atau jasa tersebut. Price mencakup daftar
15
harga, potongan harga, penghargaan, dan jangka waktu
pembayaran.
3. Promotion
Adalah suatu kegiatan dan strategi komunikasi yang dilakukan
perusahaan untuk mempengaruhi pelanggan supaya tertarik dan membeli
peroduk yang ditawarkan. Promosi dapat dilakukan dengan iklan,
penjualan langsung, promosi penjualan, hubungan dan pelanggan.
4. Place
Merupakan aktifitas yang dilakukan perusahaan dimana produk tersebut
tersedia untuk target pelanggan atau dikatakan pelanggan potesial.
Meliputi jaringan, jangkauan, lokasi, transportasi, dan pengiriman.
Bauran pemasaran dikenal pertama kali melalui sebuah artikel pada
Business Review Harward Magazine sebagai judul terhadap konsep bauran
pemasaran, Malabi(2011: 71).
2.4.3 E-Marketing
Makesh(2013: 50) mengatakan bahwa e-marketing memiliki penawaran
baik sebagai sumber daya ekonomi bisnis yang signifikan dengan perbandigan
dengan traditional marketing.
E-marketing merupakan bentuk proses pemasaran secara online melalui
teknologi informasi elektronik dalam memasarkan dan menjual produk barang
atau jasa dimana memiliki tujuan untuk menjangkau pasar dan menjalin
hubungan baik kepada pelanggan dan memberikan kualitas serta kepuasan
terhadap produk.
Dapat dikatakan bahwa kesimpulan dari e-marketing adalah sumber daya
ekonomi bisnis yag signifikan dan dipasarkan serta dijual melalui telnologi
informasi elektronik yang bertujuan untuk menguasai jangkauan pasar dan
menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan.
2.4.4 Pengertian Penjualan
Pengertian penjualan menurut Mulyadi (2008;202) adalah kegiatan
menjual barang atau jasa dengan tujuan memperoleh laba atau pendapatan
sebagai pemindahan kepemilikan atas barang atau jasa.
Menurut Soemarso S.R, (2009 : 160) penjualan adalah jumlah yang
dibebankan kepada pembeli untuk barang yang diserahkan dan diakui sebagai
pendapatan,
16
Dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa yang bertujuan
sebagai pengalihan hak kepemilikan dalam jumlah yang dibebankan
kepada pembeli dan dianggap sebagai pendapatan.
2.4.5 Pengertian Sistem Penjualan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 sebagai
pengganti Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, Standar Akuntansi Pemerintahan, yang
selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah.
Menurut teori akuntansi penjualan dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
a. Penjualan Reguler (Penjualan Biasa).
Penjualan regular terdiri dari :
• Penjualan Tunai.
Penjualan yang pembayarannya diterima sekaligus
(langsung lunas).
• Penjualan Kredit.
Penjualan yang pembayarannya tidak diterima
sekaligus (tidak langsung lunas).
b. Penjualan Angsuran.
Merupakan penjualan yang pembayarannya tidak
diterima langsung (melainkan diterima mekakui 2 tahap atau
lebih).
Menurut Samiaji Sarosa (2009 : 39) kegiatan penjualan
secara tunai tidak memiliki range atau jeda waktu yang cukup
lama antara penjual dengan pembeli.
Menurut Mulyadi (2008 : 2010) penjualan secara kredit
dilakukan oleh perusaahaan atau organisasi dengan mengirimkan
barang sesuai pesanan yang diterima dari pembeli, dalam jangka waktu
tertentu perusahaan atau penjual melakukan penagihan kepada
pembeli.
17
2.4.6 Penjualan Tunai
Menurut Warren, et. al.(2009: 232) penjualan merupakan
jumlah total yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang yang
dijual, termasuk penjualan tunai dan penjualan kredit.
Menurut Mulyadi(2010: 455) system penjualan tunai adalah
system yang dilakukan oleh perusahaan dengan mewajibkan pelangga
melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang diterima.
Dapat disimpulkan bahwa, penjualan tunai merupakan system
penjualan yang dilakukan perusahaan dalam menjual barang kepada
pelanggan dengan system pembayaran tunai atau kredit.
2.4.7 Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi(2001: 220) mengatakan bahwa penjualan
kredit dilakukan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang
sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka
waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli
tersebut.
2.4.8 Pengertian Persediaan
Pernyataan standar Akuntansi Keuangan(2009, Pasal 14)
menurut Ikatan Akuntan Indonesia(IAI), persediaan adalah :
a. Tersedia untuk dijual dalam melakukan kegiatan usaha normal.
b. Dengan proses produksi serta dalam perjalanan.
c. Dalam bentuk perlengkapan atau bahan yang digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.
Menurut Warren(2005, p359) persediaan merupakan sesuatu
yang digunakan untuk melakukan identifikasi barang yang sengaja
disimpan untuk kemudian hari dijual dalam operasi normal
perusahaan. Menurut perusahaan dagang persediaan adalah barang
yang dibeli kemudian dijual kembali.
2.4.9 Piutang Usaha
Piutang merupakan jumlah nilai yang harus ditaggih dalam
bentuk tunai dari pelanggan (Weygandt, et. al. 2012: 416). Piutang
sering digolongkan menjadi 3 macam :
1. Piutang Usaha
18
Merupakan piutang yang timbul akibat dari penjualan atau jasa
dan biasanya perkiraan tertagih dalam waktu 30 sampai engan
60 hari. Secara umum, piutang usaha merupakan jenis piutang
terbesar yang dimiliki perusahaan.
2. Wesel Tagih
Adalah surat utang formal yang diterbitkan sebagai bentuk
pengakuan hutang, dan biasanya memiliki waktu tagih 60
sampai dengan 90 hari atau lebih serta mewajibkan pihak yang
berhutang untuk membayar bunga.
3. Piutang lain-lain
Merupakan piutang yang tidak termasuk kedua jenis piutang
yang telah disebutkan sebelumnya. Comtoh piutang lain-lain
diantaranya adalah piutang bunga, piutang karyawan, uang
muka karyawan, dan restitusi pajak penghasilan.
Menurut Bodnar et. Al., (2004, p.295), piutang usaha
merupakannilai uang yang terhutang oleh konsumen atas
barang atau jasa yang dijual.
Dapat disimpulkan bahwa piutang usaha merupakan
nilai yang terhutang oleh pelanggan atas timbal balik barang
atau jasa yang telah diberikan oleh konsumen.
2.4.10 Kas
Kas merupakan uang logam, mata uang (uang kertas), cek,
wesel, dan uang dalam deposito yang tersedia dan untuk penarikan dari
bank atau lembaga keuangan, Warren(2011, p.363).
Definisi kas menurut PSAK No.2(IAI: 2013: 22), adalah:
”Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas
(cash equivalent) adalah investasi yang berifat liquid, berjanka pendek
dan dengan cepat dapat dijadikan sebagai kas dalam jumlah tertentu
tanpa menghadapi risiko nilai yang signifikan”.
PSAK No.2, paragraf 6 menjelaskan bahwa setara kas dimiliki untuk
memenuhi komitmen kas jangka pendek. Untuk memenuhu
persyaratan setara kas, investasi harus segera diubah menjadi kas
dalam jumlah yang diketahui tanpa mengadapi resiko perubahan nilai
yang signifikan. Maka dari itu, suatu investasi dapat memenuhi syarat
19
sebagai setara kas apabila segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga
bulan atau kurang dari perolehannya. Kas merupakan komponen aktiva
(asset) lancar yang paling liquid di dalam neraca, karena kas sering
mengalami mutasi atau perpindaha dan hampir seluruh transaksi yang
terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi kas.
Dalam penyajiannya terdapat dua metode, yaitu:
1. Metode Langsung (Direct Method)
Merupakan kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto. Dalam metode ini setiap perkiraan yang
berbasis akrual pada laporan laba rugi diubah menjadi perkiraan
pendapatan dan pengeluaran kas sehingga menggambarkan
penerimaan dan pembayaran actual dari kas. Maka metode
langsung focus terhadap arus kas daripada laba bersih akrual dan
dianggap lebih informative dan terperinci.
Tabel 2.1 Laporan Arus Kas Metode Langsung
Laporan arus kas Metode Langsung
(paragraph 17: a)
Rp
Arus Kas dari aktivitas operasional
Penerimaan kas dari pelanggan xxx
Pembayaran kas kepada pemasok dan
karyawan
(xxx)
Kas yang dihasilkan dari operasional xxx
Pembayaran bunga (xxx)
Pembayaran pajak penghasilan (xxx)
Arus kas neto dari aktivitas operasional xxx
Arus kas untuk aktivitas investasi
Akuisisi entitas (land or building) - A (xxx)
Pembelian asset tetap - B (xxx)
Hasil dari penjualan peralatan xxx
Penerimaan bunga xxx
Penerimaan dividen xxx
20
Arus kas neto untuk aktivitas investasi (xxx)
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham xxx
Hasil dari pinjaman sewa pembiayaan xxx
Pembayaran utang sewa pembiayaan (xxx)
Pembayaran dividen (xxx)
Arus kas neto untuk aktivitas pendanaan (xxx)
Kenaikan bersih kas dan setara kas xxx
Kas dan setara kas pada awal periode
(catatan C)
xxx
Kas dan setara kas pada akhir periode
(catatan C)
xxx
Sumber : (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) (PSAK)
No.2 tahun 2012
2. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)
Metode ini menyesuaikan laba dan rugi bersih dengan
memperbaiki pengaruh dari transaksi bukan kas, penanggungan
atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk
operasional dari masa lalu dan masa depan serta unsur pengasilan
atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau
pendanaan. Dengan kata lain metode ini merupakan rekonsiliasi
laba bersih yang diperoleh perusahaan.
Tabel 2.2 Laporan arus kas Metode Tidak Langung
Laporan arus kas Metode Tidak Langsung
(paragraph 17: b)
Rp
Arus Kas dari aktivitas operasional
Laba sebelum pajak Xxx
Penyesuaian untuk :
Penyusutan Xxx
Kerugian selisih kurs Xxx
21
Pendapatan investasi (xxx)
Beban bunga xxx
xxx
Kenaikan piutang usaha dan piutang lain (xxx)
Penurunan persediaan xxx
Penurunan utang usaha xxx
Kas yang dihasilkan dari operasi xxx
Pembayaran bunga (xxx)
Pembayaran pajak penghasilan (xxx)
Arus kas neto dari untuk aktivitas investasi xxx
Arus kas dari aktivitas investasi
Akuisisi entitas (land or building) - A (xxx)
Pembelian asset tetap - B (xxx)
Hasil dari penjualan peralatan xxx
Penerimaan bunga xxx
Penerimaan dividen xxx
Arus kas neto untuk aktivitas investasi (xxx)
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham xxx
Hasil dari pinjaman sewa pembiayaan xxx
Pembayaran hutang sewa pembiayaan (xxx)
Pembayaran dividen (xxx)
Arus kas neto untuk aktivitas pendanaan (xxx)
Kenaikan bersih kas dan setara kas xxx
Kas dan setara kas pada awal periode - C xxx
Kas dan setara kas pada akhir periode -
C
xxx
Sumber : (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) (PSAK)
No.2 tahun 2012
22
Dengan demikian, pengertian kas adalah investasi jangka
pendek dan disajikan dengan jumlah tertentu berupa uang logam
atau kertas yang tersedia dari bank maupun lembaga keuangan
dengan dua metode penyajian yaitu metode langsung atau metode
tidak langsung.
2.4.10.1 Sumber Penerimaan Kas
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada
dasarnya berasal dari beberapa hal dibawah ini :
1. Aktivitas Operasional
Menurut PSAK No.2 (Revisi 2013) aktivitas operasional
merupakan penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas
lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas
operasional, diantaranya :
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pembelian
jasa.
b. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan
pendapatan lain.
c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
d. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan
karyawan.
e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi
sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat
polis lain.
f. Pembayarn kas atau penerimaan kembali (restitusi)
pajak penghasilan keciali jika dapat didefinisikan
secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan
dan investasti.
g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang
dimiliki untuk tujuan diperdagangkan.
2. Aktivitas Investasi
Sesuai dengan PSAK No. 2 (Revisi 2013) kegiatan investasi
merupakan perolehan dan pelepasan asset jangkka panjang serta
23
investasi yang tidak termasuk setara kas. Beberapa contoh arus kas
yang berasal dari aktivitas investas, diantaranya:
a. Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, tidak berwujud,
dan asset jangka panjang lainnya termasuk biaya
pengembangan yang dikapitalisasi serta asset tetap yang
dibangun sendiri.
b. Penerimaan kas penjualan asset tetap, asset tidak berwujud dan
asset jangka panjanng.
c. Pembayaran kas untuk pembelian instrument hutang atau
ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama
(selain pembayaran kas untuk instrument yang dianggap setara
kas atauu instrument yang dimiliki untuk diperjualbelika).
d. Penerimaan kas dari penjualan isntrumen hutang dan ekuitas
entitas lain serta kepemilikan ventura bersama (selain
penerimaan kas dari instrument yang dianggap setara kas atau
instrument yang dimiliki untuk diperjualbelikan).
e. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain
(selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga
keuangan).
f. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang
diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang
diberikan oleh lembaga keuangan).
g. Pembayaran kas sehubungan dengan kontak future, forward,
opsi, dan swap, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk
tujuan jual beli atau jika pembayaran diklasifikasikan sebagai
aktivitas pendanaan.
h. Penerimaan kas dari kontrak future, forward, opsi dan swap,
kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan jual bei dan
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
3. Aktivitas Pendanaan
Menurut PSAK No. 2 (Revisi 2009) aktivitas
pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman
24
entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas
pendanaan, diantaranya:
a. Penerimaan kas dari penerbitan saham.
b. Pembayaran kas kepada pelimilik untuk menarik atau
menebus saham entitas.
c. Penerimaan kas dan penerbitan obligasi, pinjaman,
wesel, hipotek, dan pinjaman jangka pendek dan
jangka lain.
d. Pelunasa pinjaman.
e. Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo
liabilitas yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.
Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin
cepat pengembalian kas yang masuk pada perusahaan. Kas
akan dapat digunakan kembali untuk melakukan pembiayaan
kegiatan operasional sehingga terhindar dari ganggian kondisi
keuangan perusahaan.
2.4.10.2 Perputaran Kas
Menurut Riyanto (2011: 95), perputaran kas adalah
kemampuan kas untuk menghasilkan pendapatan sehingga
dapat dilihat beberapa kali uang kas berputar dalam saru
periode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran kas maka
semakin efisien tingkat penggunaan kasnya begitupun
sebaliknya semakin rendah perputarannya semakin tidak
efisien, karena semakin banyak uang yang berhenti atau tidak
dipergunakan. Tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan
perubahan kembali asset lancar menjadi kas melalui penjualan
yang semakin tinggi tingkat perputaran kas, piutang dan
persediaan menunjukkan tinggi volume penjualan.
Perputaran Kas = Penjualan Bersih
Rata-rata Kas dan Setara Kas
Semakin tinggi perputaran kas maka semakin cepat
pengembalian kas masuk dalam perusahaan. Dengan demikian
kas dapat digunakan kembali untuk pembiayaan operasional
sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.
25
Menurut Agoes, Sukrisno & Trisnawati (Akuntansi Perpajakan,
2008) mengatakan bahwa dalam pengendalian kas, perusahaan pada
umumnya melakukan pemisahan dana antara kas kecil (petty cash) dan
kas besar (cash on hand). Kas kecil pada umumnya dipakai untuk
pengeluaran harian perusahaan yang sifatnya rutin dan tidak besar
jumlahnya. Kas besar umumnya digunakan oleh perusahaan untuk
pengeluaran tertentu dan disimpan oleh perusahaan di dalam brankas.
2.4.11 Jurnal
Pratiwi(2012: 61) mengatakan bahwa jurnal merupakan sebuah media
yang digunakan untuk melakukan pencatatan transaksi keuangan sesuai
dengan urutan terjadinya debit dan kredit jumlah rupiah. Fungsinya meliputi :
1. Fungsi Historis
Adalah jurnal kegiatannya meliputi mencatat semua transaksi
keuangan secara berurutan sesuai dengan transaksi yang terjadi.
2. Fungsi Mencatat
Adalah jurnal yang tercatat secara terperinci dan lengkap, dimana
semua kegiatan transaksi dengan sumbernya harus dicatat.
3. Fungsi Analisis
Merupakan jurnal yang menganalisis kegiatan transaksi dalam
menentukan akun debit maupun kredit.
4. Fungsi Instruktif
Jurnal merupakan perintah untuk aktivitas posting dalam buku besar
baik sisi debit maupun kredit.
5. Fungsi Informatif
Jurnal yang menyajikan tanggal, nama akun, keterangan transaksi, dan
jumlah uang transaksi.
Dengan demikian, kesimpulan dari jurnal adalah sebuah catatan
berbagai transaksi keuangan secara sistematis dan kronologis yang digunakan
sebagai penulisan akun debit atau kredit. Maksudnya pencatatan jurnal
tersebut dikatakan sebagai bukti transaksi secara berurutan yang disesuaika
dengan tanggal terjadinya.
2.4.11.1 Jurnal Umum
Jurnal umum adalah pencatatan pertama atas kegiatan transaksi yang
terjadi dengan pemisahan antara debit dan kredit menggunakan perkiraan
26
yang bersifat histories dan berurutan. Jurnal umum juga merupakan formulir
khusus yang digunakan dalam melakukan pencatatan berupa debit adan kredit
secara runtut disertakan dengan penjelasannya. Berikut format jurnal sebagai
tempat melakukan pencatatatn dengan bentuk standar jurnal umum :
Tabel 2.3 Contoh Jurnal Umum
Tanggal Nama Akun
dan
Deskripsi
Reff Debit Kredit
(1) (2) (3) (4) (5)
Sumber: Jumalia Rezky Rachmanliana(2012: 42)
Keterangan kolom:
(1) Kolom Tanggal digunakan untuk mencatat tanggal
terjadinya transaksi.
(2) Kolom Nama Akun dan Deskripsi digunakan untuk
mencatat nama akun yang melakukan transaksi dan
deskripsi transaksi yang terjadi.
(3) Kolom Reff digunakan sebagai pencatatatn kode
referensiaku ketika ayat jurnal dipindahkan ke buku besar.
(4) Kolom Debit digunakan untuk mencatat nilai transaksi.
(5) Kolom Kredit digunakan untuk mencatat nilai transaksi.
2.4.11.2 Jurnal Khusus
Jurnal khusus seringkali digunakan disamping jurnal
umum, menurut Pratiwi(2012: 63) tetapi bersifat opsional atau
daoat dikatakan tidak wajib. Jurnal khusus dibuat ketika adanya
kegiatan transaksi tertentu. Biasanya perusahaan membuat jurnal
khusus untuk penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan dan
pembelian. Tujuannya untuk mempemudah pekerjaan dalam
membukukan kea kun-akun.
Menurut Warren, Reeve & Fees(2008: 245), jurnal khusus
merupakan metode pengumpulan transaksi dan sebagai salah satu
proses pengolahan data secara lebih efisiem pada system
akuntansi manual dengan memperluas jurnal umum dua kolom
menjadi banyak kolom. Transaksi yang terjadi pada perusahaan
27
serta jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat transaksi
sebagai berikut :
a. Pemberian jasa secara kredit dicatat dalam jurnal pendapatan.
b. Penerimaan kas dicatat sebagai jurnal penerimaan kas.
c. Pembelian barang secara kredit dicatat sebagai jurnal pembelian.
d. Pembayaran kas dicatat sebagai jurnal pembayaran kas.
2.4.11.3 Perbedaan Jurnal Umum dan Jurnal Khusus
Jurnal umum dan jurnal khusus dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2.4 Perbedaan Jurnal Umum dan Jurnal Khusus
Kriteria Jurnal Umum Jurnal Khusus
Bentuk Terdiri dari dua kolom
(debit dan kredit).
Terdiri dari banyak kolom.
Fungsi Digunakan untuk mencatat
semua transaksi.
Hanya digunakan untuk
mencatat transaksi sejenis
dan sering terjadi.
Posting Dilakukan setiap terjadi
transaksi.
Dilakukan secara periodik,
biasanya setiap akhir bulan.
Tanggal posting Tanggal posting jurnal
adalah tanggal transaksi.
Tanggal posting jurnal
adalah tanggal akhir bulan,
bulan yang bersangkutan.
Macam Hanya satu jenis Ada empat jenis yaitu
jurnal pembelian, jurnal
pengeluaran kas, jurnal
penjualan, dan jurnal
penerimaan kas.
Sumber Pustaka: Santoso, Jarot Tri Bowo. 2012. Pengantar Akuntansi.
Surabaya: Jenggala Pustaka Utama.
2.4.11.4 Jurnal Penjualan
Menurut Mulyadi(2000: 455), jurnal penjualan digunakan
untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Apabila perusahaan
menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan
informasi untuk setiap jenis produk yang dijual selama jangka waktu
tertntu. Berikut jurnalnya :
28
1. Jurnal Penjualan Tunai
Kas xxx
Penjualan xxx
2. Jurnal Penjualan Kredit
Kas xxx
Piutang Usaha xxx
2.4.11.5 Jurnal Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi(2000: 455), jurnal penerimaan kas
digunakan untuk melakukan pencatatan peerimaan kas dari berbagai
sumber diantaranya penjualan tunai, dan berikut jurnalnya :
Kas xxx
Penjualan xxx
2.5 Perencanaan dan Perancangan Sistem Informasi Berorientasi Objek
2.5.1 Pengembangan Sistem
2.5.1.1 System Development Life Cycle (SDLC)
Menurut Marchewka (2015: 34), penggambaran siklus hidup
pengembangan sistem (SDLC) terdapat beberapa tahapan atau
tingkatan berurutan pada suatu produk atau sistem informasi.
Planning, analysis, desagin, implementation, dan conservancy,
berikut penjelasannya :
1. Perencanaan (Planning).
Merupakan tahap dimana perencanaan melibatkan indtifikasi
serta tanggapan atas suatu masalah pada kesempatan dalam
penggabungan system. Proses ini memastikan nahwa goal,
environment, method, dan alat-alat pengembangan system.
2. Analisa (Analysis).
Tahap ini mempelajari mengenai masalah secara keseluruhan.
Dokumentasinya meliputi kebutuhan dan persyaratan,
3. Desain (Design).
Pada tahap design team project menggunakan persyaratan
berupa model yang logis untuk merancang arsitektur dalam
mendukung system informasi yang baru. Arsitektur dapat
29
berupa perancangan jaringan, konfigurasi hardware, basis data,
user interface dan program application.
4. Implementasi (Implementation).
Tahap implementasi merupakan pengembangan yang
disesuaikan dengan pembangunan system, pengujian, dan
dokumentasi. Biasanya implementasi dapat berupa pelatihan
(training) yang disesuaikan dengan kesulitan system yang di
presentasikan.
5. Pemeliharaan dan bantuan (Maintenance and Support).
Hal ini merupakan pertimbangan yang penting karena adanya
perubahan dalam system sebagai bentuk dari pemeliharaan dan
peningkatan. Banyaknya perbaikan yang diminta sesuai
kerusakan yang terjadi dalam system (contoh : bug), dan untuk
menambah fitur-fitur yang belum didokumentasikan ke dalam
system design. Bantuan, seperti call center atau help desk,
dapat juga ditambahkan untuk membantu user dalam waktu
tertentu.
2.5.1.2 Unified Modeling Language (UML)
Menurut Lethbridge dan Laganière (2014: 8), Unified
Modeling Language (UML) adalah sekumpulan notasi untuk
menggambarkan kebutuhan dan rancangan software.
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 46),
UML adalah kumpulan konsep standar serta model notasi yang
pengembangannya khusus berorientasi object. Penggunaan
UML dapat menggambarkan analisis dan pemahaman
berbagai macam jenis diagram yang digunakan dalam
mengembangkan suatu system. Komponennya terdiri dari :
1. Use case diagram
2. Class diagram
3. Activity diagram
4. Sequence diagram
5. Communication diagram
6. Package diagram
30
2.6 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
2.6.1 Berorientasi Obyek (OOAD)
Analisis dan perancangan system berorientasi obyek adalah
perancangan system yang digunakan dalam pengembangan system
informasi.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:60) yang
termasuk dalam Object Oriented Analysis dan Design adalah
a) Object Oriented Analysis (OOA) menjelaskan bahwa semua jenis
object yang memiliki kegiatan atau melakukan pekerjaan sesuai
perintah dalam system dan memperlihatkan interaksi user yang
diinginkan untuk melakukannya.
b) Object Oriented Design (OOD) merupakan semua jenis object
yang dibutuhkan dalam berkomunikasi dengan software dan
hardware, serta menjelaskan cara object berinterksi dalam
menyelesaikan tugas.
c) Object Oriented Programming (OOP) menjabarkan sebuah
laporan dalam dengan bahasa pemrograman untuk menjelaskan
setiap jenis object pengirim satu dengan lainnya.
2.6.2 Unified Process Disciplines
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 61), Unified
process adalah sekumpulan aktifitas berupa metodologi
pengembangan sistem object oriented secara fungsional dan
ditawarkan oleh Relational Software dimana saat ini menjadi bagian
dari IBM untuk bersama-sama berkontribusi dalam project
pengembangan. Metode ini mencakup business modeling,
requirements modeling, design, implementation, testing, deployment,
project management, configuration and change management, dan
environment.
31
Gambar 2.1 UP lifecycle with phases, iterations, and disciplines
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:61)
2.6.3 Pendekatan Berorientasi Objek (Object Oriented Approach)
Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 241) menyatakan bahwa,
“pendekatan berorientasi objek adalah pendekatan pengembangan
sistem yang memandang sistem informasi sebagai sekumpulan objek
yang saling berinteraksi yang bekerja bersama-sama untuk
menyelesaikan suatu tugas.” Karena pandangan inilah, object-oriented
analysis (OOA) mendefinisikan semua jenis objek yang dibutuhkan
pengguna untuk bekerja dan menampilkan interaksi pengguna apa
saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas. Object-
oriented design (OOD) mendefinisikan semua jenis tambahan objek
diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dan perangkat di
dalam sistem, menampilkan bagaimana objek berinteraksi untuk
menyelesaikan suatu tugas dan menyempurnakan definisi dari setiap
jenis objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa atau
lingkungan tertentu. Object-oriented programming (OOP) berisikan
pernyataan-pernyataan tertulis di dalam bahasa pemrograman untuk
menetapkan apa saja yang dilakukan oleh setiap objek.
32
2.7 Modeling Requirement Discipline
2.7.1 Requirement Discipline
2.7.1.1 Activity Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:141), activity
diagram merupakan diagram yang menggambarkan alur kegiatan
sederhana dan aktivitas dari user (atau sistem) yang berbeda, aktor
yang sedang melakukan tiap aktivitas, serta aliran yang memiliki
urutan dari aktivitas tersebut.
Adapun simbol yang digunakan dalam mendesain activity
diagram, yaitu:
a) Swimlane
Merupakan bentuk persegi yang menjelaskan aktivitas atau
kegiatan yang diselesaikan.
b) Synchronization bar
Merupakan notasi yang berfungsi sebagai pemisah (split) atau
penyatu (join) jalur aktivitas yang berurutan.
c) Starting activity (Pseudo)
Adalah bentuk notasi yang menandakan bahwa dimulainya suatu
aktivitas atau kegiatan.
d) Transition arrow
Merupakan notasi yang digambarkan dengan anak panah dimana
menjelaskan arah perpindahan suaktu aktivitas atau kegiatan.
e) Activity
Merupakan notasi yang menjelaskan aktivitas atau kegiatan.
f) Ending Activity (Pseudo)
Merupakan notasi yang mengartikan sebagai akhir dari kegiatan
atau aktivitas.
g) Decision Activity
Adalah atribut yang menjelaskan kondisi dari suatu aktivitas atau
kegiatan.
33
Gambar 2.2 Activity Diagram Symbols
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:142)
Gambar 2.3 Activity Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:143)
Pada proses pengembangan system, event-event yang berada pada
system harus diketahui dengan tujuan menangkap respon permintaan
user. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:168), event table
adalah berupa daftar tabel dari use case yang menjelaskan event-event
ke dalam kolom-kolom dan informasi terhadap event. Informasi pada
event table terdiri dari:
a) Event
34
Merupakan kejadian yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu,
dapat digambarkan, dan harus diingat oleh sistem.
b) Trigger
Adalah suatu sinyal yang memberitahu sistem mengenai kejadian
yang telah terjadi karena adanya kewajiban proses data.
c) Source
Merupakan pihak external agent yang memberi data ke sistem.
d) Use Case
Adalah penjelasan dari sistem dimana suatu tindakan terjadi.
e) Response
Merupakan output yang dihasilkan sistem.
f) Destination
Dikatakan sebagai external agentuntuk menerima data dari
sistem.
Gambar 2.4 Event Table
Sumber: Satzinger, et. al(2010: 169)
2.7.1.2 Use Case Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd. (2010:242), use case
diagram merupakan diagram yang memberikan petunjuk peran user yang
berbagai macam variasi dan menjelaskan interaksi antara aktor dengan
sistem.
Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang
berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun
35
requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien,
dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem.
Gambar 2.5 Use Case Notation Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:243)
Gambar 2.6 Use Case Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:244)
Gambar use case diagram memiliki symbol-symbol untuk
melambangkan setiap user (pengguna) dan kegiatan yang dilakukan
sistem untuk memberikan respon requirement saat penggunaannya.
2.7.1.3 Use Case Description
Penggunaan brief description digunakan khusus untuk use case yang
dikatakan sangat sederhana dan pengembangan sistem berskala kecil.
36
Gambar 2.7 Brief Description Use Case
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:172) a) Intermediate Description
Intermediate description adalah salah satu pengembangan dari
brief description dalam menggambarkan aliran aktivitas internal
yang berasal dari use case. Apabila terdapat model skenario,
maka setiap aliran dari aktivitas akan dijelaskan secara detail
secara individual. Exception conditions dapat dijelaskan apabila
diperlukan.
b) Fully Developed Description
Adalah metode formal yang bisa digunakan untuk
mendokumentasikan suatu use case.
37
Gambar 2.8 Fully Developed Description Use Case Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:174)
2.7.1.4 Class Diagram
a. Domain Class Diagram
Domain model class diagram menurut Satzinger, Jackson, dan
Burd (2010:187) merupakan diagram UML yang menunjukkan
semua pekerjaan user, class problem domain, atribut, serta
hubungan antar kelas. Dalam suatu class diagram, sebuah class
ditunjukkan dengan gambar kotak. Kotak tersebut terdapat dua
bagian, yaitu pada bagian atas diberi nama kelas, pada bagian
tengah diberi atribut-atribut dari kelas, dan pada bagian bawah
diberi method.
Hubungan atau asosiasi antar class digambarkan dengan garis
penghubung antar class yang dapat dilihat pada gambar berkut.
38
Gambar 2.9 UML Domain Class Symbol with names and attributes Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:187)
Gambar 2.10 Domain Model Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:188)
Hubungan antar class penggambaran berupa garis penghubung
disebut dengan multiplicity of association, dan dapat dibedakan
menjadi enam jenis dalam gambar sebagai berikut:
Gambar 2.11 Multiplicity of Association
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:188)
Dalam class diagram, Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:
p189) terdapat penjelasan bahwa karakteristik class yang sama
39
menggunakan hierarki untuk menyusuk class yang dimulai dari
karakteristik umum sampai dengan khusus. Class yang disebut
sebagai karakteristik umum dikenal sebagai superclass, dan class
disebut dengan karakteristik khusus dikenal sebagai subclass.
Adapun penurunan karakteristik (inheritance) bisa diterapkan jika
karakteristik suatu superclass dimiliki oleh suatu subclass.
Ada dua hierarki dalam notasi class diagram, yaitu:
a) Generalization / specialization notation
Generalization merupakan dasar pengelompokan berupa hal-hal
dengan jenis yang sama, contoh dengan banyaknya jenis kendaraan
seperti mobil, motor, sepeda, pesawat, dan lainnya. Specialization
adalah kategori dari jenis-jenis hal yang berbeda, dengan contoh
jenis khusus suatu mobil adalah mobil sport, sedan, jeep, dan
sebagainya.
Generalization atau specialization hierarchy bergunaa untuk
mengurutkan hal-hal yang sifatnya umum menjadi khusus.
Gambar 2.12 Generalization/Specialization Hierarchy Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:190)
b. First Cut Design Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:413), First-cut
class diagram merupakan pengembangan dari domain class
diagram dengan dua tahap, yaitu dengan menggambarkan deskripsi
atribut dengan tipe dan nilai awal sebagai penambahan navigation
visibility arrows, dimana hal itu merupakan arah dan petunjuk dari
40
kemampuan suatu obyek yang dapat berinteraksi dengan obyek
lain.
Gambar 2.13 First-cut class diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:413)
Dalam proses mendesain, penggunaan navigation visibility terbagi
menjadi dua bagian, yaitu:
a) Attribute navigation visibility
Terbentuk ketika class mempunyai atribut yang mereferensikan
obyek lain.
Gambar 2.14 Attribute Navigation Visibility Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:414)
41
2.8 Use Case Realization
2.8.1 System Sequence Diagram
System Sequence diagram menurut Satzinger, Jackson, dan Burd
(2010:242) merupakan diagram yang menggambarkan deskripsi
mengenai interaksi antara system dengan kegiatan yang dipresentasikan
oleh actor. Sistem diperlakukan sebagai object tunggal yang dinamakan
dengan system. Penggunaan notasi dalam sequence diagram terdiri dari:
a) Lifeline
Adalah garis vertical yang bentuknya menunjukkan life time dari
sebuah project.
b) Object
Merupakan simbol yang menunjukkan user (pengguna sistem)
atau sistem yang telah terotomatisasi.
c) Input Message
Adalah garis horizontal sebagai penunjuk pesan masuk dari user.
d) Output Message
Merupakan garis putus-putus horizontal yang menuju hasil dari
pesan yang diinput oleh user.
Gambar 2.15 System Sequence Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:253)
42
2.8.2 Multilayer Design Sequence Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:434), Three-layer design
sequence diagram merupakan pengembangan dari first-cut sequence diagram
dengan menambahkan data access layer. Sequence diagram digunakan untuk
memberikan detail penjelasan tentang interaksi antara aktor dengan sistem,
dimana sistem akan dijelaskan secara lebih terperinci dan berurutan
Gambar 2.16 Multilayer Design System Sequence Diagram
Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2010: 449)
43
2.8.3 Package Diagram
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 353), package diagram
merupakan diagam level tinggi yang timbul dengan kemungkinan bahwa
perancang dapat mengasosiasikan kelas dengan kelompok terkait. Diagram
ini digambarkan menjadi three-design layer, yaitu view layer, domain layer,
dan data access layer.
Package digunakan berfungsi sebagai dengan persegi panjang,
sedangkan hubungan antar package digambarkan dengan anak panah
bergaris putus-putus (dashed arrow) digambarkan dengan dependency
relationship. Ujung panah yang terhubung dengan dependent package,
kepala panah terhubung dengan independent package. Dependency
relationship digambarkan dengan hubungan antar elemen dalam package
diagram, apabila terjadi perubahan pada suatu elemen (elemen yang
independent), maka elemen lainnya (elemen yang dependent) juga dapat
berubah.
Gambar 2.17 Package Diagram
Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2010: 459)
44
2.9 Interface
2.9.1 User Interface
User interface Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:531)
berdasarkan buku memilikie input dan output serta melibatkan user
secara langsung. Aspek-aspek yang berkaitan dengan user interface
meliputi hal-hal yang digunakan user saat penggunaan system
berlangsung, dari segi fisik, pendapat, maupun konsep awal. Berikut
adalah penjelasan dari beberapa aspek tersebut:
a) Aspek fisik
Adalah hal berupa benda yang meliputi perangkat-perangkat yang
dapat disentuh oleh pengguna seperti keyboard, mouse, touch
screen, dan lain-lain.
b) Aspek persepsi
Adalah hal-hal yang dapat dicakup oleh indera manusia, contoh
pengelihatan (angka, nomor, bentuk, garis, dan kata),
pendengaran (suara notifikasi yang berasal dari sistem), atau
sentuhan oleh pengguna (penggunaan mouse untuk mengakses
tombol-tombol di layar).
c) Aspek konseptual
Merupakan hal-hal yang diketahui oleh pengguna tentang
penggunaan sistem, pengoperasian yang dilakukan, dan beberapa
prosedur yang diikuti supaya operasi yang dilakukan berjalan
dengan baik.
Ada beberapa organisasi yang melakukan pengembangan sistem
menggunakan interface design standards, yaitu adanya aturan dan
prinsip umum dimana diwajibkan untuk diikuti dalam pengembangan
sistem. Standar perancangan system dapat membantu untuk
memastikan bahwa seluruh user interface berjalan sesuai dengan yang
diinginkan dan semua sistem yang dikembangkan oleh perusahaan
atau organisasi dapat dirasakan dan memiliki tampilan yang sama.
Isi jurnal yang berjudul The SCUFF Principles for Developing
User Interface for Ambient Computer System Rich Picking
menjelaskan Delapan prinsip yang bisa diterapkan pada interactive
45
system dan disebut dengan “Eight Golden Rules” menurut Ben
Shneiderman yaitu:
a) Strive For Consistency
b) Enable Frequent Users to Use Shortcuts
c) Offer Informative Feedback
d) Design DIalgos to Yield Closure
e) Offer Simple Error Handling
f) Permit Easy reversal of actions
g) Support Internal Locus of control
h) Reduce short-term memory Load
2.10 System Security and Control
2.10.1 Integrity Control
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 393-395), integrity
control adalah prosedur yang dirancang khusus pada system aplikasi
untuk menjamin keamanan informasi yang terdapat didalamnya.
Integrity control dibagi menjadi enam, yaitu :
1. Input controls fungsi ini banyak digunakan di seluruh mekanisme
masukan, dimulai dengan keyboard yang merupak standarisasi
masukan. Terdiri dari empat teknik pengendalian, diantaranya :
a. Field combination control, melakukan review di beberapa
kombinasi dari kolom untuk memberikan kepastian bahwa data
yang dimasukkan adalah informasi yang benar.
b. Value limit control, adalah cara untuk melakukan pemeriksaan
angka dalam memastikan bahwa jumlah yang dimasukkan
bersifat logis.
c. Completeness control, melakukan pengawasan bahwa semua
kolom benar-benar selesai dimasukkan.
d. Data validation control, melakukan kepastian bahwa setiap
kolom angka yang berisi kode adalah benar.
2. Access control, merupakan akses data yang diberikan kepada
pengguna untuk menguji kemampuannya.
46
3. Transaction logging, merupakan suatu teknik dimana setiap terjadinya
update ke dalam database dan dicatat dengan menggunakan informasi
audit seperti ID, tanggal, waktu, data masukan serta tipe update.
4. Complex update control, adalah suatu pengendalian yang dilakukan
untuk mengunci pencatatan atau data dalam system dari multiple update
yang dapat menimbulkan masalah.
5. Redundancy, backup and recovery, adalah prosedur yang dirancang
khusus untuk melindungi software dan database dari seluruh resiko yang
kemungkinan terjadi.
6. Output control, seluruh kegiatan output pasti yang pasti diterima
olehuser yang tepat (destination control) dan informasi yang diberikan
bersifat akurat, terkini, dan lengkap (completeness, accuracy, and
correctness control).
47
2.11 KERANGKA PIKIR
48
Narasi :
1. Tahap Pertama
Inception : Mengumpulkan data dari berbagai sumber yang diperoleh untuk
mendukung dalam meneliti topik yang akan dibahas selama 6 minggu.
2. Tahap Kedua
Mengidentifikasi masalah yang terjadi selama satu minggu.
3. Tahap Ketiga
Memberikan solusi untuk memecahkan masalah yang ditemukan selama satu
minggu.
4. Tahap Keempat
Elaboration : Melakukan analisis dan merancang sistem selama 6 minggu
dari solusi yang sudah ditemukan.
5. Tahap Kelima
Construction : Memberikan solusi dengan mengaplikasikannya ke dalam
sistem selama 8 minggu.
6. Tahap Keenam
Transition : Melakukan pengujian terhadap sistem yang sudah dibuat selama
3 minggu sebelum siap dioperasikan.