24
13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying the product or service of the organization. Operation managers make decisions regarding the operations function and its connection with other functions.Menurut Roger G (2007:3) menjelaskan bahwa operasi bertanggung jawab untuk memasok produk atau jasa organisasi. Manajer operasi membuat keputusan mengenai fungsi operasi dan hubungannya dengan fungsi-fungsi lainnya. “Stevenson (2009:4) the management of systems or processes that create goods and/or provide service.” Menurut Stevenson (2009:4) menjelaskan bahwa pengelolaan sistem atau proses yang menciptakan barang dan/atau menyediakan layanan. “Richard (2006:9) operation management (OM) is defined as the design, operation, and improvement of the systems that create and deliver the firm’s primary products and services.” Menurut Richard (2006:9) menjelaskan bahwa manajemen operasi (OM) didefinisikan sebagai desain, operasi, dan perbaikan sistem yang menciptakan dan memberikan produk dan layanan utama perusahaan. “Barry render (2014:40) operation management (OM) is the set of activities that creates value in the form of goods and services by transforming inputs into outputs.”

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen Operasi

“Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying the product or service

of the organization. Operation managers make decisions regarding the

operations function and its connection with other functions.”

Menurut Roger G (2007:3) menjelaskan bahwa operasi bertanggung jawab untuk

memasok produk atau jasa organisasi. Manajer operasi membuat keputusan

mengenai fungsi operasi dan hubungannya dengan fungsi-fungsi lainnya.

“Stevenson (2009:4) the management of systems or processes that create goods

and/or provide service.”

Menurut Stevenson (2009:4) menjelaskan bahwa pengelolaan sistem atau proses

yang menciptakan barang dan/atau menyediakan layanan.

“Richard (2006:9) operation management (OM) is defined as the design,

operation, and improvement of the systems that create and deliver the firm’s

primary products and services.”

Menurut Richard (2006:9) menjelaskan bahwa manajemen operasi (OM)

didefinisikan sebagai desain, operasi, dan perbaikan sistem yang menciptakan dan

memberikan produk dan layanan utama perusahaan.

“Barry render (2014:40) operation management (OM) is the set of activities that

creates value in the form of goods and services by transforming inputs into

outputs.”

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

14

Menurut Barry render (2014:40) menjelaskan bahwa manajemen operasi (OM)

adalah serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa

dengan mengubah input menjadi output.

Herjanto (2003:2) Manajemen operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen

pada umumnya, yaitu mengandung unsur adanya kegiatan yang dilakukan dengan

menkoordinasikan sebagai kegiatan dam sumber daya untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.

Berdasarkan definisi menurut para ahli di atas penulis dapat menyimpulkan

bahwa manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang terjadi dalam organisasi

dimana kegiatan tersebut mengubah sumber daya (modal, tenaga kerja, material, atau

bahan baku) secara efisien menjadi sebuah output (barang jadi, barang setengah jadi,

atau jasa) dalam ranagka mencapai tujuan perusahaan.

2.1.3 Komponen-Komponen Utama Dalam Manajemen operasional

Menurut Melnyk (2002:6), manajemen operasional terintegrasi pada 3

komponen utama yang mendukung dalam proses organisasi, diantaranya :

• Customer (Pelanggan)

Customer merupakanseseorang yang selalu mengkonsumsi kebutuhan pada

sistem manajemen operasional. Customer merupakan orang yang memiliki peran

khusus dimana selalu memberikan saran serta pendapat di awal dan di akhir

sistem manajemen operasional paling tidak, perusahaan dengan jelas dapat

diidentifikasikan pada segmen pasar dan pada segmen customer itu sendiri.

Keefektifitas serta keefisienan fungsi manajemen operasional tidak dapat

terstruktur.

• Process (Proses)

Sebuah proses dalam perusahaan merupakan hubungan dari semua aktifitas yang

diperlukan untuk mengubah input menjadi output (hasil). Proses

menggambarkan keseluruhan input, aktifitas perubahan, dan output pada

keseluruhan sistem. Hal itu menandakan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah

kegiatan serta menspesifikasikan bahan apa yang dibutuhkan dan seberapa besar

jumlahnya. Proses juga menggambarkan kegiatan yang diperlukan untuk

mengubah input mejadi output. Pada akhirnya seluruh kegiatan pemeriksaan

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

15

dilakukan untuk memastikan bahwa semua memenuhi standar kualitas,

kuantitas, lead time, atau pembagian waktu. Proses manajemen operasional

dapat melibatkan produksi pada sebuah produk atau jasa.

• Capacity (Kapasitas)

Saat proses menjelaskan bagaimana sistem manajemen operasional bekerja,

kapasitas mendeterminasikan seberapa besar sistem produksi. Untuk kebanyakan

orang, kapasitas mengartikan seberapa besar dari hasil yang diproduksi

perusahaan, bahkan membatasi hasil per unit dalam satuan waktu.

2.1.4 Ruang Lingkup Manajemen Operasi

Ruang lingkup manajemen menurut Stevenson (2009:11) the scope of

management ranges across the organization. Operation management people are

involved in product and service design, prosses selection, selection and management

of technology, design of work systems, location planning, facilities planning, and

quality improvement of the organization’s products or services.

Heizer (2011:39) The management process consist of planning, organizing,

staffing, leading and controlling.

Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa cakupan dari manajemen

operasi sendriri yaitu Ruang lingkup manajemen operasi berkaitan dengan

pengoperasian sistem operasi terdiri dari :

• Perencanaan output

• Desain proses transformasi

• Perencanaan bangunan pabrik

• Perencanaan layout fasilitas

• Desain aliran kerja

• Manajemen persediaan

• Perencanaan kapasitas

• Penjadwalan

• Pengendalian kualitas

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

16

2.1.5 Pengertian Jasa

Kotler (2004: 476) merumuskan jasa sebagai berikut adalah setiap tindakan

atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak yang lain secara

prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.

Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.

Rambat Lupiyoadi (2006 : 5) mengemukakan bahwa jasa adalah semua

aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau

kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang

dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan,

kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.

Dari definsi di atas, dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan merupakan

aktiavaitas ekonomi yang menghasilkan produk yang bukan merupakan wujud fisik

melainkan aktivitas yang memberikan nilat manfaat bagi pihak-pihak yang

menggunakan jasa tersebut.

2.2 Pelabuhan

Pelabuhan sebagai prasarana transportasi yang sangat berpengaruh terhadap

proses transportasi laut memiliki hubungan yang kuat terhadap bidang ekonomi.

Dampak terhadapbidang ekonomipelabuhan berfungsi sebagai mata rantai kegiatan

perekonomian,dikarenakan pelabuhan sebagai penghubung antara perusahaan dan

pasar. Pelabuhan memudahkan proses distribusi produk untuk dapat dipasarkan

secara global.

Menurut PP Nomor 61 Tahun 2009 tentang kepelabuhanan,

menyatakan:“pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan/atau perairan

dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan

pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun

penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh

kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan

kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda

transportasi”.

Sasono (2012:49) Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan

perairan di sekitarnya dengan batas batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal

bersandar, berlabuh naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

17

dilengkapi dengan fasilitas keselamtan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan,

serta sebagai tempat transportasi.

Menurut lasse (2014:4) Pelabuhan diartikan juga sebagai area tempat kapal

dapat melakukan kegiatan permuatan atau pembongkaran kargo, termasuk dalam

area dimaksud suatu lokasi di mana kapal dapat antri menunggu giliran atau tunggu

perintah aktivitas, Pengertian Hopkins tentang pelabuhan mencakup lokasi perairan

tempat menunggu yang disebut sebagai lokasi labuh jangkar (anchorage area). Hal

ini dapat diartikan bahwa lokasi perairan labuh jangkar merupakan bagian dari

lingkungan kerja pelabuhan.

Lasse (2014:4) Pelabuhan dapat pula diartikan juga sebagai terminal dan area

di mana kapal-kapal memuat atau membongkar muatan di dermaga, dilokasi labuh,

di bui pelampung atau sejenisnya dan mencangkup peerairan tempat menunggu

giliran mendapatkan pelayanan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pelabuhan merupakan sebuah

terminal yang berfungsi untuk menaikan atau menurunkan penumpang, dan/atau

proses pembongkaran pemuatan barang di dermaga, bui pelampung atau sejenisnya.

Dan juga pelabuhan memiliki fasilitas kesalamatan dan layanan yang aman sebagai

pendukung kegiatan pelabuhan. Pelabuhan juga dapat diartikan sebagai tempat kapal

berlabuh, kapal tambat, dan juga sebagai terminal dalam mengatur pelayanan kapal.

Dan juga dari rumusan di atas dinyatakan unsur terpenting dalam penyelenggaraan

pelabuhan yaitu : (a) menunjang keselamatan, keamanan dan juga kualitas pelayanan

bagi kapal terhadap arus barang maupun penumpang, (b) memicu perekonomian

daerah dan nasional.

2.2.1 Peran Pelabuhan

Indonesia merupakan Negara maritim dan kepulauan yang memiliki letak

strategis karena berada di jalur persinnggahan perdagangan dunia. Negara indonesia

yang memiliki banyak pulau maka peran pelabuhan sangatlah berperan penting

dalam mendukung proses perdagangan. Pelabuhan merupakan sarana untuk

menghubungkan antar pulau maupun Negara. Pelabuhan merupakan rantai

penghubung dalam proses perdagangan internasional maupun domestik. Pelabuhan

berperan menghubungkan transportasi laut dengan transportasi darat agar terciptanya

alur perpindahan barang maupun jasa untuk sampai ke pasar.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

18

Pelabuhan berperan dalam menaikan pertumbuhan ekonomi dalam suatu

daerah maupun Negara. Adanya pelabuhan dapat memicu tingginya perputaran roda

perekonomian, berbagai jenis usaha produksi maupun jasa akan timbul dikarenakan

terdapat sarana distribusi antar pulau maupun antar Negara. Hal yang penting dalam

peran pelabuhan terhadap perekonomian negara adalah terdapatnya pelabuhan yang

bertaraf internasional, hal ini akan dapat mengundang investor asing yang berdampak

terhadap penanaman modal usaha bagi negara. Dan juga dapat memicu kegiatan

ekspor maupun impor yang bermuara terhadap pertumbuhan ekonomi.

Peran pelabuhan pada era ini memiliki perluasan. Konsep lama dalama

perdagangan antara konsumen dan produsen dalam menggunakan jasa pengiriman

dan transportasi tidak terintegrasi dalam satu simpul. Muda ini pengangkutan barang

sejak dari produsen menuju konsumen sudah terintegrasi dalam satu jaringan, mulai

dari pengadaan bahan baku, gudang, hingga menjadi barang jadi lalu diantar ke

pasar/pelanggan. Dampak dari sistem transport chainpelabuhan memiliki perananan

yang signifikan dan strategis terhadap perdagangan internasional. Biaya layanan

pelabuhan pelabuhan yang diatur secara baik dan professional akan menjadi

rendah/murah, sehingga pertumbuhan bisnis pada semua lini akan bertumbuh pesat.

Beberapa alasan dikemukan menurut ahli:

Lasse (2015:233) Pada pendekatan logistical approach, pelabuhan berada

dalam posisi luar biasa strategis. Beberapa alasan penting yang menempatkan

pelabuhan berperan strategis dalam jaringan perdagangan internasional, diantaranya

adalah:

1. Pelabuhan menjembatani gap di antara sumber-sumber daya produksi seperti

tenaga kerja dan raw/semi-finished material dengan menggunakan

transportasi laut dari tempat asal (origin) ke tempat tujuan (destination).

Misalnya, di lokasi dekat lingkungan pelabuhan didirikan pabrik perakitan

alat-alat berat dan/atau kendaraan yang materialnya di impor untuk

kemudian di ekspor melalui pelabuhan, sehingga biaya pengangkutan

maupun resiko kerusakan finished goods yang dikeluarkan menjadi rendah.

2. Pelabuhan sebagai interfaceterpenting moda transpor darat (truk dan KA) dan

moda angkutan laut, memberikan konstribusi sangat signifikan bagi pelaku

usaha pengirim/pemilik barang, freight forwarder, pemilik/keagenan kapal,

charter broker kapal, industry manufaktur dan pengemasa, pengusaha

angkutan truk/KA, jasa layanan kepabeanan, keimigrasian dan kekarantinaan,

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

19

marine inspector, industry/bengkel kapal, bank, dan perusahaan asuransi.

Dalam hal ini pelabuhan menjadi limgkungan tempat kegiatan berbagai

macam bisnis (businesses collection)

3. Pelabuhan sebagai titik kegiatan pemberangkatan dan kedatngan moda

transportasi laut. Pengangkutan dengan memakai kapal laut dimulai di

pelabuhan dan berakhir di pelabuhan. Sistem tradisional semacam ini , dulu

dikenal dengan sistem angkutan port to port. Pada era millennium tiga kini

tidak hanya angkutan port to portMelainkan lebih luas menjadi layanan

angkutan Door to Door.

2.2.2 Fungsi Pelabuhan

Dalam kegiatanya pelabuhan memiliki fungsi yang sangat penting dalam

membantu mobalitias perdagangan. Pelabuhan merupakan pintu gerbang utama

sebagai pintu masuk suatu barang/orang darai luar kota maupun luar negeri, dan

sebagai pintu ke luar barang/orang ke luar kota maupun luar negeri. Landasan ini

didasari dari pendapat Lasse (2014;5):

• Gateway

Berawal dari kata pelabuhan atau port yang berasal dari kata latin porta telah

beramakna sebagai pintu gerbang atau Gateway. Pelabuhan berfungsi sebagai

pintu yang dilalui orang dan barang ke dalam maupun ke luarpelabuhan yang

bersangkutan. Disebut sebagai pintu karena pelabuhan adalah jalan atau area

resmi bagi lalu lintas barang perdagangan. Masuk dan keluarnya barangay harus

memenuhi prosedur kepabeanan dan kekarantinaan, di luar jalan resmi tersebut

tidak dibenarkan.

• Link

Dari batasan pengertian yang telah dipaparkan terdahulu, keberadaan pelabuhan

pada hakikatnya memfasilitasi pemindahan barang muatan antara moda

transportasi darat (inland transport) dan moda transportasi laut (maritime

transport) menyalurkan barang masuk dan keluar daerah pabean secepat dan

seefisien mungkin. Pelabuhan versi UNCTAD berfungsi sebagai mata rantai

(link) yang jadi penghubung rangkaian transportasi atau A port is, therefore an

essential link in international maritime transport chain dan menyatakan bahwa

“the primary function of a sea port is to transfer cargo between maritime and

inland transport quickly and efficiently”

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

20

• Interface

Barang muatan yang diangkut via maritime transport setidaknya melintasi area

pelabuhan dua kali, yakni satu kali di pelabuhan muat dan satu kali di pelabuhan

bongkar. Di pelabuhan muat dan demikian juga di pelabuhan bongkar

dipindahkan dari/ke sarana angkut dengan menggunakan berbagai fasilitas dan

peralatan mekanis maupun non mekanis. Peralatan untuk memindahkan muatan

menjembatani kapal dengan truk/kereta api atau truk/kereta api dengan kapal.

Pada kegiatan tersebut funsi pelabuhan adalah antar muka (interface).

• Industrial Entity

Pelabuhan yang diselengarakan secara baik akan bertumbuh dan akan

menyuburkan bidang usaha lain sehingga area pelabuhan menjadi zona industri

terkait dengan kepelabuhanan.

2.2.3 Instansi Pemerintah di Pelabuhan

a. Port Adiministrator

Arti kata administrasi berasal dari kata Administratie yang merupakan

serapan dari bahasa Belanda dengan arti besifat ketatausahaan yang

mencagkup darri suraat-menyurat, pembukuan, cata-mencatat dan

sebagainya.

Menurut Lasse (2014;23) Port Adiministrator sebagai proses adalah

rangkaian kegiatan yang wujudnya merencanakan, mengatur, mengurus,

menyusun, membimbing, memimpin, memutuskan, mengendalikan atau

mengawasi.

b. Harbour Master

Sasono(2012:41) Syahbandar adalah penjabat pemerintah yang

berwewenang melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya peraturan-

peraturanuntuk menjaga keselamatan dan keamanan pelayaran, ketertiban,

dan lalu lintas kapal di pelabuhan.

Pada dasarnya syahbandar memiliki fungsi sebagai pengawas di

pelabuhan. Syahbandar berfungsi ntuk me ngawasi kapal-kapal asing yang

sudah di atur dalam konvensi international dengan ketentuan International

Safety Management (ISM) code dengan sektor implementasinya KM.62

Tahun 2002 pasal 17 ayat (1). Syahbandar melakukan pengawasan dengan

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

21

tujuan untuk memastikan kapal-kapal asing memiliki k elengkapan dokumen-

dokumen yang masih berlaku sesuai ketentuan konvensi Safety of Life at Sea.

c. Customs

Bea cukai menjalankan fungsi sebagai pengamanan penerimaan negara dan

perlindungan terhadap produk industri dalam negeri, paradigma baru dengan misi

pelayanan sebagai Trade Facilitator. (www.beacukai.go.id)

Fungsi bea cukai :

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Direktorat Jenderal Bea

dan Cukai mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang kepabeanan dan cukai, sesuai

dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku ;

2. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pengamanan teknis

operasional kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan pengawasan

atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean, sesuai

dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pengamanan teknis

operasional di bidang pemungutan bea masuk dan cukai serta pungutan

lainnya yang pemungutannya dibebankan kepada Direktorat Jenderal

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4. Perencanaan, pembinaan dan bimbingan di bidang pemberian pelayanan,

perijinan, kemudahan, ketatalaksanaan dan pengawasan di bidang

kepabeanan dan cukai berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan

dan cukai dan penindakan di bidang kepabeanan dan cukai serta penyidikan

tindak pidana kepabeanan dan cukai sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

22

d. Immigration

Menurut (Lasse:41) imigrasi dapat didefinisikan sebagai kedatangan atau

kunjungan orang masuk ke wilayah negara asing untuk maksud tertentu.

Keimigrasian mengawasi lalu lintas naik turunya orang asing. Orang asing

terdiri dari wisatawan, penumpang, awak kapal dari kapal dengan bendera

luar negeri. Para orang asing ini wajib menunjukan dokumen-dokumen

seperti visa dan paspor jika ingin bepergian keluar pelabuhan.

e. Port Health

Di bentuknya Kantor Kesehaatan Pelabuhan sebgai Unit Pelaksana Teknis

yang memiliki peran penting dalam melaksanakan pencegahan penyebaran

wabah dan penyakit.

f. Agriculture Quarantine

Karantina berfungsi untuk mencegah penyebaran wabah hama melalui media

seperti hewan, ikan, tumbuhan. Produk yang diyatakan membawa hama

akan dilakukan tindakan karantina dan produk yang diyatakan tidak

membawa hama maka akan dibebaskan

2.3 Sistem Terminal Peti Kemas

Kontainerisasi merupakan perubahan yang sangat signfikan terhadap sistem

pengangkutan laut. Dengan adanya kontainerisasi adanya perubahan dari berbagai

aspek, seperti berubahnya pola perdagangan, rute pelayaran, perubahan desain dan

ukuran kapal, fungsi dan ukuran alat bongkar muat, tata cara kepabeanan, dan juga

dampaak ini sampai kepada perubahan teknologi pelabuhan. Faktor barang lebih

terjamin, aman, dan memiliki daya tamping lebih menjadi alasan para pemilik barang

lebih memilih sistem angkutan peti kemas.

Pengelola pelabuhan harus menyesuaikan kebutuhan untuk terminal peti

kemas seperti menyesuaikan lapangan, peralatan bongkar muat, luas dermaga, dan

juga draftuntuk kemudahan kapal sandar.

Untuk mampu mencukupi kebutuhan akan kelancaran bongkar muat barang,

sebagai operator Pelabuhan Tanjung Priok, PT IPC II terus melakukan upaya, guna

meningkatkan dan memaksimalkan kapasitas area pelabuhan diantaranya dengan

cara efisiensi lahan melalui penerapan tarif pelayanan jasa peti kemas di terminal peti

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

23

kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2012, PT. IPC

IItelah menetapkan tarif progresif untuk peti kemas yang tidak segera dikeluarkan

dalam waktu tiga hingga lima hari dari Pelabuhan Tanjung Priok setelah

mendapatkan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) atau Surat Penyerahan

Petikemas (SP2).

Fungsi pelabuhan pada dasarnya merupakan tempat transit, sehingga

petikemas yang masuk atau barang yang sudah selesai proses kepabeanannya dapat

segera dikeluarkan. Selama ini peti kemas yang telah mendapat SPPB atau SP2

maupun peti kemas kosong banyak yang ditumpuk di pelabuhan, padahal dengan

keluarnya surat tersebut barang di dalam peti kemas telah memiliki izin untuk

didistribusikan di seluruh Indonesia. Hal ini harus terus berjalan secara efektif untuk

menghindari terjadinya penggunaan lahan akibat penumpukan petikemas yang

dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran lalu lintas barang di pelabuhan yang

pada akhirnya menyebabkan tingginya biaya logistik barang.

Hal ini menunjukan bahwa arus terminal peti kemas sangatlah tinggi dan

penting bagi perdagangan. Muatan peti kemas membawa perubahan yang sangat

signifikan terhadap pola perdagangan dan juga sistem operasi tranportassi laut.

Pengelola pelabuhan dituntut untuk memberikan layanan yang maksimal terhadap

proses kegiatan bongkar muat peti kemas. Terminal peti kemas yang melayani

muatan dan juga kapal harus memiliki fasilitas terpasang yang menunjang kegiatan

bongkar muat dan pelayanan kapal peti kemas. Fasilitas terpasang seperti lapangan

penumpukan, alat-alat bongkar muat yang memiliki ukuran yang sudah disesuakan

dengan ukuran kontainer dan lebar kapal, dermaga, dan juga kedalaman draft yang

semakin dalam.

Pelayanan terminal peti kemas terdiri dari:

• Operasi kapal

• Operasi bongkar muat dan juga lapangan

• Receipt & delivery

• Pergudangan

• Pelayanan di gerbang (gate)

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

24

2.3.1 Sistem Bongkar-Muat Peti Kemas

Gambar 2. 1Alur Bongkar Muat

Sumber : PT. Pelabuhan Tanjung Priok

Tahapan kegiatan bongkar muat menurut Lasse (2012:28) yaitu:

1. Ship operation meliputi memuat dan membongkar peti kemas antara kapal

dan dermaga. Semua peti kemas yang masuk maupun keluar mesti melalui

operasi kapal, sehingga opeerasi kapal secara mutlak menentukan kecepatan

handling pada keseluruhan terminal. Operasi kapal dengan alasan itu disebut

juga sebagai “dominant system”.

2. Gerakan pemindahan peti kemas antara dermaga lapangan (container yard)

disebut Quay Transfer Operation (QTO) berperan mengatur dan

mengimbangi kecepatan operasi kapal. QTO sangat berpengaruh terhadap

kecepatan memuat dan membongkar peti kemas ke dan dari atas kapal.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

25

Kebanyakan sistem terminal peti kemas tidak melakukan kegiatan memuat

atau membongkar secara langsung.

3. Peti kemas pada umumnya ditempatkan sementara di lapangan sambil

menunggu penyelesaian dokumen, administrasi, dan formalitas lain. Karena

lapangan dianggap sebagai gudang terbuka, maka kegiatan ini disebut storage

operationyang berfungsi sebagai stok pengaman antara operasi

penyerahan/penerimaan dengan operasi kapal.

4. Receipt/Delivery Operation adalah kegiatan operasi penerimaan dan

penyerahan peti kemas. Operasi ini menghubungkan terminal peti kemas

dengan kendaraan angkutan jalan raya dan angkutan rel kereta api. Operasi

ini berhubungan langsung dengan pihak-pihak pengguna jasa meliputi

importer, eksportir, dan depot peti kemas.

Tahapan bongkar muat peti kemas melewati berbagai tahap, yaitu:

a) Operasi Bongkar

Pada tahapan ini aktivitas bongkar diawali dari kesiapan dari pemandu

Solo di atas kapal dan Wiskey di darat bersama operator Quayside Container

Crane (QCC). Pemandu Solo dan Wiskey beserta operator QCC saling

berkomunikasi secara efektif dan interactive. Petikemas diturunkan langsung

ke Head Truck (HT) dan operator HT membawa muatan peti kemas ke lokasi

yang disebut Block-slot-row-tier yang sudah direncanakan oleh sistem.

Peti kemas yang berada di HT diturunkan dengan mengunakan alat

RTG yg berfungsi menyusun peti kemas di lapangan penumpukan. Dan tahap

selanjutya yaitu petugas lapangan penumpukan memeriksa segel (seal),

kondisi fisik peti kemas, dan mencatat identitas serta posisi peti kemas di

lapangan penumpukan. Proses bongkar diselesaikan dengan data entry ke

sistem.

b) Operasi Muat

Pada operasi muat didahului dengan persiapan alat-alat, data dan

dokumen muatan, Solo di atas kapal dan Wiskey di darat serta operator HT

dan juga operator QCC. Tahap berikutnya yaitu operator HT mengangkut peti

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

26

kemas dari lapangan penumpukan ke dermaga. Dari CY ekspor operator RTG

menaikan peti kemas (lift on) ke HT. Selanjutnya muatan akan di angkut oleh

operator QCC ke atas kapal sesuai perencanaan tata lokasi yg ada. Ativitas

loading diselesaikan dengan data entry ke sistem oleh staf lapangan.

c) Operasi Lapangan

Operasi lapangan yaitu kegiatan pemindahan peti kemas dari lapangan

penumpukan ke sisi kapal atau dari sisi kepal ke lapangan penumpukan

dengan menguunakan Head Truck. Pada dasarnya aktivitas operasi lapangan

terbagi dua yaitu pemindahan secara horizontal dan vertikal. Pemindahan

vertikal peti kemas menggunakan yard crane menurunkan atau menaikan peti

kemas (lift on-lift off) dari/ke trailer. Dana pemindahan peti kemas secara

horizontal mengunakan trailer.

Trailer sendiri memiliki dua macam yaitu (a) single stack trailer jenis

ini digunakan untuk mengangkut satu peti kemas (b) double stack trailer

digunakan untuk memuat dua peti kemas. Dan pada kegiatan (lift on-lift off)

terdapat dua bagian kegiatan yaitu (a) (lift on-lift off) bongkar, kegiatan (lift

on-lift off) bongkar yaitu tahapan dimana peti kemas yang landing di atas HT

dari kapal dikirim menuju lapangan penumpukan dan diturunkan

menggunakan alat seperti RTGG, Top Loader, atau Reach Stacker peti kemas

disusun di lapangan. (b) (lift on-lift off) muat, kegiatan pemindahan peti

kemas dari lapangan penumpukan dengan cara manikan peti kemas ke atas

chassis trailer menggunakan alat seperti RTGG, Top Loader, atau Reach

Stacker lalu diantarkan ke dermaga.

d) Operasi Receipt and Delivery

Importir mendapatkan Delivery Order (DO) dari pihak pelayaran dan

juga sudah mentuntaskan kewajibanya terhadap negara hingga mendapat

customs clearance dari bea cukai berupa Surat Persetujuan Pengeluaran

Barang (SPPB). Selanjutnya importir mendapatkan Surat Penyerahan

Petikemas (SP2) dan nota surat lunas setelah melunasi kewajibanya di TPK.

Petugas lapangan akan memeriksa kecocokan dokumen dengan posisi

dan identitas peti kemas di lapangan. Setelah melakukan pemeriksaan dan

keccocokan maka petugas memerintahkan yard crane untuk menurunkan (lift

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

27

on) ke atas trailer yang dissediakan importir. Trailer keluaar membawa peti

kemas melewati pemeriksaan di Gate Out. Dan petugas opersional

melakukan data entry peti kemas yang sudah diserhkan/diterima importir.

2.3.2 Tata kerja kepelabuhanan

a. Pelayanan muat

1) Terminal mendapatkan SPK dari pemilik barang secara online 5 hari

sebelum kapal tiba di tanjung priok.

2) Berdasarkan SPK terminal membuat planning muat ebagai berikut:

• Membuat RPK-OP berdasarkan dari manifes, Bay plan

• Membuat perencanaan muat barang di lapangan

• Menyiapkan lapangan penumpukan untuk peti kemas yang akan di

muat sesuai perencanaan

• Mengluarkan Surat Permintaan Buruh

• Menyiapkan SPK Alat

3) Terminal meluarkan Nota biaya Muat Barang

4) Pemilik barang wajib melunasi pembayaran sesuai Nota Uper Biaya

Muata barang

5) Berdasarkan hasil dari pelunasan, terminal meayangkan laporan dan

memasukan data berupa:

• Daily report

• Tally Sheet

• Statement of Fact

• Damage Report

• BPRP-in

• Membuat data kesesuain ukuran barang

6) Terminal memasukan data realisasi muatan barang

7) Berdasarkan adanya realisasi muat maka bagian keuangan menerbitkan

nota muat dan nota receiving berdasarkan BPRP-Out.

b. Proses penumpukan barang muat di lapangan

1) Pada tahap ini pemilik barang menyerahkan dokumen-dokumen berupa

Surat jalan, Nota Pemberitahuan Ekspor dan Packing List sebelum

melaksanakan kegiatan muat.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

28

2) Setelah melakukan order Receiving terminal menginput data berdasrkan

dokumen-dokumen berupa Surat jalan, Nota Pemberitahuan Ekspor dan

Packing List dan input BPRP(in-out) ke bagian keuangan

3) Bagian keuangan berdasarkan daata barang mengeluarkan Nota receiving

(4B)

4) Pemilik barang wajib meluansai biaya Nota receiving (4B)

5) Berdasarkan pelunas Nota receiving (4B), maka pemilik barang

diperbolehkan untuk melaksanakan kegiatan penumpukan barang muat di

dermaga sebelum 5 hari dari waktu kapal sandar.

2.3.3 Kapal Pengangkut Peti Kemas

Transportasi pengiriman pada saat ini sudah memasuki era peti kemas, tingginya

penggunaan peti kemas berdapak besar terhadap penyusaian kapal pengangkut. Pada

awal perkembangan pengankutan menggunakan peti kemas, kapal yang digunakan

berupa kapal semi-kontainer. Perkembangan pesat ini mendorong perusahaan

produksi kapal untuk memproduksi kapal yang khusus mengangkut peti kemas yaitu

kapal full cellular.

Derasnya dorongan pasar terhadap layanan peti kemas berdampak terhadap

perkembangan kapal peti kemas yang ber-evolusi. Menurut Lasse (2014:147)

Perkembangan berlangsung sebagai berikut:

1. Kapal Multideck Breakbulk, yakni kapal yang dirancang untuk mengangkut

peti kemas di atas dek setelah tutup palka diperkuat, sedangkan bagian kapal

di bawah dek untuk muatan break bulk. Kapal ini dilengkapi derek.

2. Kapal Multipurpose, yakni kapal yang dirancang untuk mengangkut muatan

campuran seperti pallet, baja, neo-bulk dan peti kemas. Beberapa palka

disediakan untuk muatan break bulk, sedangkan tween deck dan lower hold

yang lebar untuk peti kemas. Kapal jenis ini dilengkapi dengan crane dan

merupkan perintis untuk mengembangkan disain kapal khusus angkutan peti

kemas.

3. Kapal kombinasi (combination vessel), yakni kapal sejenis kapal

multipurpose tanpa tween deck dan seleruh palka dilengkapi dengan cell-

guides untuk peti kemas. Keberadaan kapal ini dengan atau tanpa derek.

4. Kapal Container/bulk (bulk cargo), yakni kapal yang dapat mengangkut peti

kemas dan muatan curah (bulk cargo), masing-masing di dalam palka yang

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

29

berbeda sehingga sangat mungkin mengangkut muatan peti kemas dan

muatan bulk dengan pelabuhan tujuan yang berbeda. Kapal jenis ini pada

umumnya tidak dilengkapi dengan derek.

5. Kapal hybrid, yakni kapal yang termasuk jenis kapal semi-container yang

mengangkut peti kemas dengan sistem roll on-roll off (ro-ro) dan lift on – lift

off (lo-lo).

2.3.4 Alat-alat Bongkar Muat Peti Kemas

Layanan terminal peti kemas sangat bergantung terhadap kinerja alat bongkar

muat, kerusakan alat atau penggunaan alat yang tidak memadai akan berakibat luas

terhadap lumpuhnya keseluruhan proses terminal peti kemas, yang mengcangkup

aktivitas dermaga, lapangan penumpukan, dan aktivitas receipt/delivery.

Pelabuhan Indonesia (2000) memaparkan beberapa peralatan yang digunakan

dalam proses bongkar muat peti kemas sebagai berikut:

• Gantry crane yaitu kran peti kemas yang berada di dermaga untuk bongkar

muat peti kemas dari dan ke kapal container, yang dipasang di atas rel di

sepanjang dermaga. Gantry crane juga disebut container crane.

• Forklift adalah peralatan penunjang pada terminal peti kemas untuk

melakukan bongkar muat dalam tonase kecil, biasanya banyak digunakan

pada CFS serta kegiatan delivery atau interchange.

• Head truck atau chasis adalah trailer yang digunakan untuk mengangkut peti

kemas dari dermaga ke lapangan penumpukan atau sebaliknya serta dari

lapangan penumpukan peti kemas ke gudang CFS atau sebaliknya.

• Straddle carrier, digunakan untuk bongkar muat peti kemas ke/dari chasis

dan dapat menumpuk sampai tiga tingkat.

• Side loader, digunakan untuk mengangkat peti kemas dan menumpuknya

sampai tiga tingkat.

• Transtainer, yaitu kran peti kemas yang berbentuk portal dan dapat berjalan

pada rel atau mempunyai ban karet. Alat ini dapat menumpuk peti kemas

sampai empat tingkat dan menempatkannya di atas gerbong kereta api atau

chasis.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

30

2.4 Perusahaan Bongkar Muat

Meningkatnya perekonomian Indonesia pada era ini, terlebih pada bidang

perdagangan internasional sehingga timbulnya arus deras keluar masuk barang

maupun jasa melalui pelabuhan. Tingginya aktivitas kepelabuhanan menimbulkan

peran perusahaan bongkar muat dan juga perusahaan ekpedisi muatan kapal laut

yang semakin strategis. Untuk mengatur perkembangan peerusahaan tersebut,

pemerintah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) No.3 Tahun 1991 tentang

Kebijaksanaan Kelancaran Arus Barang untuk Menunjang Kegiatan Ekonomi.

Perihal Perusahaan Bongkar Muat Barang(PBM) ini telah dirumuskan di

dalam Inpres No. 4 Tahun 1985 yaitu “perusahaan yang secara khusus berusaha di

bidang bongkar muat dari dan ke kapal baik dari dan ke gudang Lini I maupun

langsung ke alat angkutan.”

Dari definisi di atas dapat di pahami kegiatan perusahaan jasa bongkar muat

ini pada dasarnya merupakan bagian dari proses pengangkutan kapal laut. Dengan

sistem mengangkut barang dari dan ke kapal maupun dari dan ke gudang lini I

ataupun langsung ke alat angkut barang.

2.4.1 Fungsi Perusahaan Bongkar Muat (PBM) di Pelabuhan

Usaha bongkar muat barang di pelabuhan dari/ke kapal sudah resmi di atur

dalam dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.88/AL.305/Phb-85 tentang

Perusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke kapal. Dalam hal mana Pasal 3

Keputusan tersebut menetapkan :

1. Penyelengaraan bongkar muat barang dari dan ke kapal dilakukan oleh

perusahaan yang khusus didirikan untuk kegiatan bongkar muat tersebut.

2. Perusahaan Pelayaran dilarang menyelenggarakan bongkar muat barang

dari dan ke kapal.

Dari pasal di atas dapat di simpulkan bahwa pihak perusahaan pelayaran

dilarang untuk melakukan kegiatan bongkar muat angkutannya sendiri. Hal ini harus

diserahkan kepada perusahaan bongkar muat dalam menangani pengangkutan barang

milik perusahaan pelayaran. Dengan begitu fungsi dan peran perusahaan bongkar

muat (PBM) berbeda dengan perusahaan pelayaran.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

31

2.5 Teori Antrian

Heizer (772:2014) “a body of knowledge about waiting lines”. Teori antrian

merupakan unsur utama pengetahuan mengenai panjangnya antrian. Teori antrian

merupakan studi matematika untuk mempelajari atau memecahkan masalah dari

adanya panjang antrian. Antrian sendiri bisa terdiri dari barang atau manusia yang

sedang menunggu untuk mendapatkan pelayanan. Panjangnya antrian kerap kali

terjadi pada kehidupan sehari-hari, seperti antrian terhadap pembayaran jasa jalan tol,

loket pembelian tiket kereta, antrian pada pelayanan jasa cuci mobil.

Rata–rata waktu lamanya untuk menunggu pelayanan sangat dipengaruhi

oleh rata-rata tingkat kecepatan pelayanan yang diberikan ( rate of service ).

Panjangnya antrian dapat dikarenakan kebutuhan konsumen atau barang terhadap

pelayanan melibihi kapasitas pelayanan yang tersedia, yang menyebabkan konsumen

harus mengantri atau menunggu untuk mendapatkan pelayanan.

2.5.1 Karakteristik Sistem Barisan Antrian

Menurut Heizer (773:2014) karakteristik sistem antrian adalah :

1. Arrivals or inputs to the system : these haave such as population size,

behavior, and a statistical distribution.

2. Queue discipline, or waiting line it self : characteristics of the queue include

whether it is limeted or unlimeted in length and the discipline of people or

items in it.

3. The service facility : its charachteristics include its design and the statistical

distribution of service times.

Dari pengertian di atas, karakteristik antrian yang pertama merupakan :

1. Distribusi Kedatangan

Kedatangan konsumen kepada sistem pelayanan yang dilihat dari jumlah

populasi berdasarkan unlimited dan limeted populasi. Suatu antrian dilihat

dari besarnya jumlah konsumen yang ada pada sistem un tuk mendapatkan

pelayanan. Antrian dsebut limited apabila jumlah konsumen yang dapat

dilayani masuk ke dalam sistem dibatasi sampai jumlah tertentu, bila

pembatasan pelayanan yang demikian ditiadakan, maka antrian tersebut

dinyatakan unlimited.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

32

2. Disiplin pelayanan adalah suatu sistematik yang diterapkan di dalam memilih

konsumen dari barisan antrian untuk dapat dilayani. Aturan yang sering

digunakan adalah “First In First Out”(FIFO), yaitu sistem pemberian layanan

kepada pelanggan berdasarkan waktu kedatangan pelanggan terhadap barisan

antrian. Dimana konsumen yang datang terlebih dahulu makan konsumen

tersebut yang mendapatkan pelayanan lebih dulu.

3. Mekanisme pelayanan merupakan jumlah server, yang terdapat dari satu atau

lebih server pelayanan dan juga memiliki tahapan pelayanan seri atau pararel.

Model antrian dikatakan pelayanan tunggal apabila sistem antrian hanya

mempunyai satu server pelayanan, dan model antrian dikatakan model

pelayanan ganda bila server pelayanan lebih dari satu.

2.5.2 Desain Dasar Model Sistem Antrian

Gambar 2. 2 Single-server, single phase system

Sumber : Peneliti, 2016

Gambar 2. 3 Single-server, multiphase system

Sumber : Peneliti, 2016

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

33

Gambar 2. 4 Multiple-server, single-phase system

Sumber : Peneliti, 2016

Gambar 2. 5 Multiple-server, multiple system

Sumber : Peneliti, 2016

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

34

2.5.3 Macam –macam Model Antian

1. M/M/1 (Single Channel Queuing Model with Poisson Arrivals and Exponential

Service Times (Model Antrian Jalur Tunggal dengan Kedatangan Berdistribusi

Poisson danWaktu Pelayanan Eksponensial)

Persamaan matematis dirumuskan sebagai berikut :

Ls =

Ws =

Lq =

Wq =

ρ =

= 1-

2. M/M/S Multiple Channel Queuing Model with Poisson Arrivals and Exponential

Service Times (Model Antrian Jalur Berganda dengan Kedatangan Berdistribusi

Poisson danWaktu Pelayanan Eksponensial)

Persamaan matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

=

Ls =

Ws =

Lq = L -

Wq = W -

ρ =

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

35

3. Constant Service Time Model (Model WaktuPelayanan Konstan)

Persamaan matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Lq =

Wq =

Ls = Lq +

Ws = Wq +

4. Finite Population Model (Model Populasi yang Terbatas)

Persamaan matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Po =

Lq = N – (1 – Po)

Ls = Lq + (1 – Po)

Wq =

Ws = Wq +

Po = Po

Untuk n = 0, 1, 2, … N

Keterangan notasi-notasi yang terdapat pada perhitungan sistem antrian :

Ls = Rata – rata jumlah pelanggan dalam sistem

Lq = Rata – rata jumlah pelanggan dalam antrian

Ws = Rata – rata waktu tunggu dalam sistem (termasuk waktu pelayanan) bagi setiap

pelanggan

n = Jumlah pelanggan atau customer dalam sistem

Pn = Probabilitas bahwa ada pelanggan pada sistem antrian

Po = Probabilitas bahwa tidak ada pelanggan pada sistem antrian

S = Jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem antrian (jumlah pelayan atau kasir)

λ = Rata – rata tingkat kedatangan (jumlah pelanggan yang datang per satuan waktu)

μ = Rata – rata tingkat pelayanan (jumlah pelanggan yang dilayani per satuan waktu)

1/λ = Waktu antar kedatangan rata –rata (satuan waktu per jumlah pelanggan)

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi · PDF file13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi “Roger G (2007:3) Operation is responsible for supplying

36

1/μ = Waktu pelayanan rata – rata (satuan waktu per jumlah pelanggan)

ρ = Faktor penggunaan (utilitas) untuk fasilitas pelayanan

2.6 Kerangka Pemikiran

Gambar 2. 6 Kerangka Pemikiran

Sumber : Peneliti, 2016