36
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut McLeod, Jr. (2001, h9), “A system is a group of elements that are integrated with the common purpose of achieving an objective “, yang artinya sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan”. Menurut Hall (2001, h5), “Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama ( common purpose )”. Menurut Romney dan Steinbart (2003,p2), “A system is a set of two or more interrelated components that interact to achieve a goal “, artinya sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen- komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Umum

2.1.1. Pengertian Sistem

Menurut McLeod, Jr. (2001, h9), “A system is a group of

elements that are integrated with the common purpose of achieving an

objective “, yang artinya sistem adalah sekelompok elemen-elemen

yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu

tujuan”.

Menurut Hall (2001, h5), “Sistem adalah sekelompok dua atau

lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau

subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (

common purpose )”.

Menurut Romney dan Steinbart (2003,p2), “A system is a set of

two or more interrelated components that interact to achieve a goal “,

artinya sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-

komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk mencapai

suatu tujuan.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok

komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai

suatu tujuan tertentu.

2.1.2. Pengertian Informasi

Menurut McLeod (2001,h12), “Informasi adalah data yang telah

diproses, atau data yang memiliki arti.”

Menurut Hall (2001, h14), “Informasi menyebabkan pemakai

melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak dilakukan.

Informasi sering kali didefinisikan sebagai data yang diproses”.

Menurut Romney dan Steinbart (2003,p9), “Information is data

that have been organized and processed to provide meaning”, artinya

informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan

arti.

Jadi, dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah

diproses dan diatur sedemikian rupa sehingga memiliki arti yang

digunakan untuk mengambil keputusan yang dapat menyebabkan

pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak

dilakukan.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

10 

 

2.1.3. Kualitas Informasi

Menurut Peltier (2001, p4-5), program jaminan kualitas

informasi meliputi :

1. Integrity : informasi yang tanpa modifikasi, bersifat mentah atau

belum tercemar

2. Availability : informasi yang apabila pihak yang berwenang ingin

mengakses aplikasi dan sistem selalu tersedia

3. Confidentiality : informasi yang dilindungi dari pihak yang tidak

berwenang atau tidak berkepentingan

2.1.4. Pengertian Sistem Informasi

Menurut McLeod, Jr. (2001, p6), menyimpulkan arti sistem

informasi dengan sangat singkat yaitu “sistem penghasil informasi”.

Menurut Hall (2001, p7), “Sistem informasi diartikan sebagai

rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada para pemakai”.

Menurut Laudon (2003, p7), “Interrelated components working

together to collect, process, store, and disseminate information to

support decision making, coordination, control, analysis, and

visualization in an organization”, yang memiliki arti sistem informasi

adalah serangkaian komponen yang saling berhubungan yang dapat

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

11 

 

mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi

untuk pengambilan keputusan, koordinasi, dan kontrol di dalam

organisasi”.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah

sekumpulan komponen yang saling berhubungan digunakan untuk

mengolah data dan diubah menjadi sebuah informasi yang digunakan

untuk pengambilan sebuah keputusan dalam organisasi.

2.1.5. Auditing

2.1.5.1. Pengertian Audit

Menurut Hall (2001, p42), “Auditing adalah salah satu

bentuk pengujian independen yang dilakukan oleh seorang ahli

auditor yang menunjukkan pendapatnya tentang kejujuran

sebuah laporan keuangan”.

Menurut Arens & Loebbecke (2003, h1), “Auditing

adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti

tentang informasi yang dapat diukur mengenai entitas ekonomi

yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen

untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi

dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.”

Jadi, dapat disimpulkan bahwa audit adalah sebuah

proses yang sistematis yang dilakukan oleh auditor independen

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

12 

 

dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti secara

objektif dengan tujuan untuk memberikan pendapat yang

disajikan dalam sebuah laporan.

2.1.5.2. Jenis-jenis audit

Menurut CISA Review Manual (2005,p.36-37) jenis audit

terbagi menjadi :

a. Audit Keuangan (Financial Audits)

Tujuan audit keuangan adalah untuk menilai

kebenaran laporan keuangan organisasi. Audit jenis ini

berhubungan dengan integritas dan kehandalan

informasi.

b. Audit Operasional (Operational Audits)

Audit Operasional dirancang untuk mengevaluasi

struktur pengendalian internal yang ada pada proses atau

area.

c. Audit Gabungan (Integrated Audits)

Audit gabungan mengkombinasikan langkah-

langkah audit keuangan dan operasional. Audit gabungan

juga dijalankan untuk menilai keseluruhan tujuan dalam

organisasi, berhubungan dengan informasi keuangan dan

pengamanan asset, efisiensi, dan ketaatan. Audit

gabungan dapat dijalankan oleh auditor eksternal atau

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

13 

 

internal dan bisa meliputi pengujian ketaatan

pengendalian internal dan langkah audit substantif.

d. Audit Administratif (Administrative Audits)

Audit administratif berorientasi untuk menilai

permasalahan yang berhubungan dengan efisiensi

produktivitas operasional dalam organisasi.

e. Audit Sistem Informasi (Information System Audits)

Proses ini mengumpulkan dan mengevaluasi

bukti untuk menentukan apakah sistem informasi dan

sumber daya yang berhubungan dengan baik

mengamankan asset, merawat data dan integritas sistem,

menyediakan informasi yang berhubungan dan dapat

dipercaya, dan memiliki dampak pengendalian internal

yang menyediakan kepastian yang masuk akal bahwa

bisnis, operasional dan tujuan pengendalian akan sesuai

dan kejadian yang tidak diinginkan akan bisa dicegah

atau dideteksi dan dikoreksi dalam waktu yang tepat.

f. Audit Khusus (Specialized Audits)

Dalam kategori audit sistem informasi, terdapat

beberapa review khusus yang menguji bagian seperti

pelayanan yang dijalankan oleh pihak ketiga dan audit

forensic.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

14 

 

g. Audit Forensik (Forensic Audits)

Dahulu, audit forensik telah didefinisikan sebagai

audit khusus dan menemukan, menyingkap dan

melanjutkan kecurangan dan kejahatan. Tujuan

utamanya adalah untuk pengembangan bukti untuk

review oleh pelaksanaan hukum dan otoritas pengadilan.

2.1.5.3. Perlunya Kontrol dan Audit Sistem Informasi

Menurut Weber ( 1999, p5-10 ), faktor yang

mendorong pentingnya control dan audit sistem informasi

adalah :

1. Biaya perusahaan yang timbul karena kehilangan data

(Organizational costs of data loss).

2. Biaya yang timbul karena kesalahan dalam pengambilan

keputusan (Cost of incorrect decision making).

3. Biaya yang timbul karena penyalahgunaan komputer

(Cost of computer abuse).

4. Nilai dari hardware, software, dan personel (Value of

hardware, software, personnel).

5. Biaya yang besar akibat kerusakan komputer (High costs

of computer error).

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

15 

 

6. Perlunya melakukan perlindungan terhadap privasi

(Maintenance of privacy).

7. Perlunya pengendalian terhadap perubahan penggunaan

komputer (Controlled evolution of computer use).

2.1.6. Metodologi Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2008, h194-203), terdapat 3 teknik

metodologi pengumpulan data :

1. Interview (Wawancara), merupakan teknik pengumpulan data,

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil. Wawancara

dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan

dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan

menggunakan telepon.

1.1 Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan

diperoleh. Biasanya dalam wawancara, pengumpul data telah

menyiapkan instumen penelitian berupa pertanyaan-

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

16 

 

pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah

disiapkan.

1.2 Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Pedoman yang digunakan hanya

berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

2. Kuesioner (Angket), merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar

dan tersebar di wilayah yang luas, dapat berupa pertanyaan/

pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada

responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.

3. Observasi, sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi

digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati

tidak terlalu besar.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

17 

 

2.1.7. Pengertian Struktur Organisasi

Menurut Wursanto (2005, h108-129), “Susunan hubungan antar

satuan-satuan organisasi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, wewenang dan

penanggungjawaban- pertanggung jawaban dalam organisasi disebut

struktur organisasi.”. Agar struktur organisasi tampak jelas, mudah

dilihat, mudah dan cepat dibaca oleh siapapun, struktur organisasi perlu

digambar dalam sebuah gambaran grafis yang dinamakan bagan

organisasi. “Bagan organisasi adalah gambaran struktur organisasi yang

ditunjukkan dengan kotak-kotak atau garis-garis yang disusun menurut

kedudukan yang masing-masing memuat fungsi tertentu dan satu sama

lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang.”

2.1.8. Diagram Aliran Data

Menurut Hall (2001,p69), “Diagram Aliran Data menggunakan

simbol-simbol untuk mencerminkan proses, sumber-sumber data, arus

data dan entitas dalam suatu sistem”.

Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004,h326-239), “

Diagram Aliran Data adalah model proses yang digunakan untuk

menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau

pengolahan yang dilakukan oleh sistem”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Diagram Aliran Data adalah suatu

model yang menggambarkan simbol-simbol untuk menggambarkan

aliran data melalui sebuah sistem.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

18 

 

Terdapat tingkatan-tingkatan yang menggambarkan isi sistem di

dalam diagram aliran data diantaranya :

• Diagram hubungan/ Diagram konteks

Diagram konteks merupakan diagram tunggal yang

menggambarkan hubungan sistem aliran data (data flow) dan entiti

eksternal (external entity)

• Diagram nol

Diagram yang menggambarkan subsistem dari diagram hubungan

yang diperoleh dengan memecahkan proses pada diagram

hubungan.

• Diagram rinci

Diagram yang merupakan uraian diagram nol yang berisi proses-

proses yang menggambarkan bab dari subsistem pada diagram

nol.

Berikut ini merupakan contoh simbol-simbol standar yang

digunakan dalam diagram aliran data yaitu :

• External Entity

Entitas yang berada diluar sistem. External entity

ini dapat berupa orang (human), organisasi

(organization) atau sistem lainnya yang akan

member input atau menerima output dari sistem.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

19 

 

• Proses

Berfungsi mengubah satu atau beberapa data

keluaran sesuai dengan spesifikasi yang

diinginkan. Setiap proses memiliki beberapa data

masukkan serta menghasilkan satu atau beberapa

keluaran.

• Data Store

Suatu alat penyimpanan bagi file transaksi, file

induk atau file referensi

• Aliran Data

             

Arah arus data dari suatu entitas ke entitas lainnya yang berupa : 

o Antara 2 proses yang berurutan

o Dari data store ke proses

o Dari source ke proses.

2.1.9. Visi

Menurut Hax dan Majluf (1991,p337), “The Vision of the firm is

a permanent statement to communicate the nature of the existence of the

organization in terms of corporate purpose, business scope, and

competitive leadership; to provide the framework that regulates the

relationships among the firm and its primary stakeholders; and to state

the broad objectives of the firm’s performance”. Artinya, visi

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

20 

 

perusahaan adalah pernyataan permanen untuk mengkomunikasikan

keberadaan alami organisasi dalam jangka waktu tertentu mengenai

tujuan perusahaan, ruang lingkup bisnis, dan kepemimpinan yang

kompetitif; untuk menghasilkan kerangka kerja yang mengatur

hubungan antara perusahaan dan stakeholder primer; dan untuk

membagi tujuan utama dari kinerja perusahaan.

Komponen utama visi perusahaan :

• Misi perusahaan

• Segmentasi bisnis

• Strategi horisontal dan integrasi vertikal

• Filosofi perusahaan

• Masalah-masalah khusus perusahaan

2.1.10. Misi

Menurut Arnoldo C. Hax dan Nicolas S. Majluf (1991,p337),”

The mission of firm is a statement of the current and future expected

product scope, market scope, and geographical scope as well as the

unique competencies the firm has developed to achieve a long-term

sustainable advantage”. Artinya, misi perusahaan adalah suatu

pernyataan saat ini maupun harapan perusahaan di masa mendatang

mengenai ruang lingkup produk, ruang lingkup pemasaran, dan ruang

lingkup geografis yang memiliki nilai kompetitif yang dikembangkan

untuk mencapai keuntungan jangka panjang.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

21 

 

2.2. Teori Khusus

2.2.1. Audit Sistem Informasi

Menurut Weber (1999, p10), “ Information systems auditing is

the process of collecting and evaluating evidence to determine whether

a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows

organizational goals to be achieved effectively, and uses resources

efficiently”, yang memiliki arti bahwa audit sistem informasi adalah

proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti untuk menentukan

apakah suatu sistem komputer dapat melindungi asset, memelihara

keutuhan data, membuat pencapaian tujuan organisasi menjadi lebih

efektif dan telah menggunakan sumber daya secara efisien.

Menurut Romney dan Steinbart (2003, p321), “The information

system audit reviews the controls of an Accounting Information System

to assess its compliance with internal control policies and procedures

and its effectiveness in safeguarding assets”. Yang artinya, audit sistem

informasi mengkaji ulang pengendalian sistem informasi akuntansi

untuk menilai pemenuhannya dengan kebijakan dan prosedur

pengendalian internal dan keefektifan perlindungan terhadap asset.

Jadi, dapat disimpulkan audit sistem informasi adalah suatu

proses sistematis dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti

yang menunjukkan bahwa sistem informasi berbasis komputer dapat

mencapai tujuan perusahaan.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

22 

 

2.2.2. Tujuan Audit Sistem Informasi

Menurut Weber (1999, p11-12), Tujuan Audit Sistem Informasi

dibagi menjadi empat yaitu :

1. Peningkatan keamanan asset ( Asset Safeguarding Objectives )

Asset sistem informasi dalam organisasi meliputi

hardware, software, fasilitas, orang ( pengetahuan ), file data,

sistem dokumentasi, dan penjualan yang harus dilindungi oleh

sebuah sistem pengendalian internal.

2. Meningkatkan integritas data ( Data Integrity Obejctives )

Integritas data adalah konsep dasar dari audit sistem

informasi yang harus memiliki atribut tertentu, yaitu lengkap (

completeness ), kuat ( soundness ), murni ( purity ), dan ketelitian

( veracity).

Faktor utama yang menyebabkan data bernilai bagi

organisasi dan pentingnya untuk menjaga integritas data, yaitu :

a) Nilai informasi dari data bagi pengambilan keputusan

perorangan.

b) Peningkatan data sehingga dapat memberikan informasi bagi

para pengambil keputusan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

23 

 

c) Nilai data bagi pesaing, jika data tersebut berguna bagi

pesaing maka pesaing dapat menggunakan data tersebut

untuk mengalahkan organisasi.

3. Meningkatkan efektifitas sistem (System Effectiveness Objectives)

Sebuah sistem informasi dikatakan efektif jika dapat

melaksanakan tujuan yang ingin dicapai.

4. Meningkatkan efisiensi sistem ( System Efficiency Objectives )

Sistem informasi dapat dikatakan efisien jika sistem

informasi dapat memenuhi kebutuhan pengguna dengan sumber

daya yang minimum.

2.2.3. Tahapan Audit Sistem Informasi

Menurut Hunton (2004, p208-212), proses tahapan audit

meliputi : perencanaan (planning), penaksiran risiko (risk assessment),

pengembangan audit program (development of audit program),

pengumpulan bukti (gathering evidence), pernyataan kesimpulan

(forming conclusions), pernyataan pendapat audit (preparing the audit

opinion), and pengkajian ulang (following up).

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

24 

 

Bagan Tahapan Audit Sistem Informasi.

 

Gambar 2.1 Tahapan Audit SI

1. Planning

Langkah pertama melibatkan perencanaan proyek audit TI,

dalam hal ini berarti menentukan risiko bawaan pada audit

(inherent risk), menjalin hubungan dengan klien dan lingkungan

dimana klien beroperasi, dan membuat rencana tahapan audit,

meliputi staff yang akan mengaudit dan bagaimana audit akan

dilakukan.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

25 

 

Standar ISACA 050.010, “Audit Planning” , menyatakan :

“Sistem Informasi auditor membuat kerangka kerja mengenai

ruang lingkup audit dan tujuan audit berdasarkan standar audit

yang berlaku.”

ISACA Guideline 050.010.020 memberikan panduan

perencanaan yang lebih spesifik. Per the guideline, auditor harus

mengikuti standar yang berlaku selama proses perencanaan, yaitu :

• Auditor akan menentukan ruang lingkup dan tujuan

pengendalian audit.

• Melakukan penaksiran pengendalian yang berhubungan

dengan proses yang akan diaudit oleh auditor.

• Memahami organisasi dan bisnis keuangan dan risiko, serta

masalah-masalah yang dihadapi oleh industri atau klien.

• Mengidentifikasi sejauh mana klien bergantung pada

outsourcing.

• Auditor akan mengembangkan audit program yang berisi

prosedur audit yang spesifik selama proses audit

berlangsung.

• Mengembangkan rencana audit secara keseluruhan.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

26 

 

• Dokumen kertas kerja audit dengan rencana audit dan

program audit dan dokumentasi lain yang diperlukan untuk

memahami proses bisnis klien dan lingkungan operasinya.

2. Risk Assessment

Penilaian risiko merupakan komponen penting bagi auditor

dalam mengaudit teknologi informasi. Banyak auditor

menggunakan pendekatan audit berbasiskan risiko dalam

melakukan audit. Auditor harus memahami apa yang salah dalam

sistem dengan menggunakan penaksiran risiko. Penilaian risiko

membutuhkan auditor yang memahami klien, industri dan

lingkungan dimana klien beroperasi dan proses bisnis klien. Tanpa

pemahaman, maka auditor akan gagal dalam mengidentifikasi

risiko yang ada pada bisnis proses klien.

3. Prepare Audit Program

Tidak ada standar audit program bagi auditor IT, namun

pada umumnya audit program meliputi :

Ruang lingkup audit

Tujuan audit

Prosedur audit

Administrasi secara rinci seperti perencanaan dan laporan.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

27 

 

Audit program harus didokumentasikan dalam kertas kerja

yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan audit.

Setelah audit selesai, audit program akan memberikan

dokumentasi mengenai siapa yang diaudit, sebagai referensi kertas

kerja dimana hasil setiap test dan langkah audit bisa dilihat.

4. Gathering Evidence

Tujuan kerja lapangan adalah mengumpulkan “…cukup,

dapat diandalkan, dan bukti – bukti yang berguna untuk mencapai

tujuan audit secara efektif. Temuan audit dan kesimpulan yang

didukung dengan analisis dan intepretasi yang tepat (ISACA

Standard 060.020,”Evidence”).

ISACA guideline 060.020.030 mengidentifikasikan

beberapa tipe bukti bagi auditor IT yang akan dikumpulkan

sebagai bagian dari kerja lapangan, meliputi :

Proses pengamatan pada barang – barang fisik seperti

pengoperasian komputer dan prosedur backup

Dokumentasikan bukti seperti program pengubahan

password, hak akses, hak otorisasi

Dapatkan gambaran seperti flowchart, narasi dan kebijakan

tertulis dan prosedur

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

28 

 

Analisa prosedur CAATs (Computer Assisted Audit

Techniques) pada file data.

5. Forming Conclusions

Setelah bukti audit dikumpulkan, maka auditor

mengevaluasi bukti dan bentuk kesimpulan apakah tujuan audit

telah dapat dipenuhi dan kecukupan prosedur audit yang dilakukan

dalam mencapai suatu opini audit secara keseluruhan. Auditor

akan mengidentifikasi kondisi laporan yang mengacu pada situasi

yang menggambarkan kelemahan pengendalian. Laporan yang

menggambarkan kondisi biasanya disusun dalam Management

Letter yang akan didiskusikan dengan komite audit dan klien.

6. Deliver Audit Opinion

Didalam laporan audit, tidak ada standar baku yang

digunakan dalam penyusunan laporan audit. Point-point utama

yang terdapat pada laporan audit yang diberikan oleh ISACA

Guideline 070.010.010 antara lain :

Nama organisasi yang diaudit

Judul, tanda tangan dan tanggal

Tujuan Audit

Ruang lingkup audit

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

29 

 

Metodologi yang digunakan atau standar dan kriteria yang

digunakan oleh auditor

Temuan yang diperoleh (findings)

Risiko yang berhubungan dengan temuan

Rekomendasi yang diberikan sehubungan dengan temuan

dan risiko

Kesimpulan akhir

7. Following Up

Tahap akhir dari tahapan audit IT adalah penindak

lanjutan. Setelah menyampaikan hasil audit kepada klien dan

memberikan opini audit kepada klien, auditor akan membuat

ketentuan untuk melakukan langkah lebih lanjut dengan klien

setiap kondisi atau kekurangan ditemukan selama audit.

2.2.4. Pengendalian dan Risiko Sistem Informasi

2.2.4.1. Pengertian Pengendalian

Menurut Laudon (2001, p441), “ Controls are all of

methods, policies, and organizational procedures that

ensure the safety of the organization’s assets, the accuracy,

and reliability of its accounting records, and operational

adherence to management standards “, artinya pengendalian

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

30 

 

adalah segala bentuk metode, kebijakan, dan prosedur

organisasi yang memastikan keamanan aset organisasi,

ketepatan, dan keandalan pencatatan akuntansi dan

kepatuhan terhadap standar operasional manajemen.

2.2.4.2. Pengendalian Internal

Menurut Cascarino(2007,p57), “Pengendalian

internal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen

untuk meningkatkan lingkungan dalam upaya mencapai

tujuan. Dihasilkan dari perencanaan manajemen,

pengorganisasian dan kepemimpinan, dan yang lainnya

(seperti pengendalian manajemen, pengendalian internal, dan

lain lain)”.

2.2.4.3. Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Cascarino(2007,p59) secara keseluruhan

tujuan pengendalian internal secara rinci diantaranya :

1. Integritas dan tingkat kepercayaan informasi

Jika manajemen tidak dapat mempercayai integritas

dan kehandalan dari informasi yang ada dan diproses

didalam sistem informasi, semua informasi harus

dicurigai untuk beberapa kasus, hal ini akan merusak

organisasi daripada kehilangan informasi itu sendiri.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

31 

 

2. Ketaatan dengan peraturan, perencanaan, prosedur,

hukum dan undang – undang yg berlaku.

Hukum dn peraturan merupakan kewajiban dari luar

dan harus ditaati. Ketidakcukupan sistem informasi

dapat membuat organisasi melanggar hukum yang ada

dinegara sehingga akibatnya organisasi akan

kehilangan keunggulannya, penalty dan hukuman dapat

dijatuhi pada karyawan.

3. Perlindungan atas asset

Kehilangan harta (asset) adalah salah satu dari sekian

banyak risiko yang terlihat yang dapat organisasi

hadapi dan khususnya mengakibatkan penerapan dari

sebagian besar pengendalian yang terlihat seperti kunci

pada pintu, keamanan, penjagaan barang berharga dan

lain - lain.Didalam sebuah organisasi yang berdasarkan

sistem informasi, pengendalian asset dapat termasuk

pengendalian yang tidak dapat diukur seperti

perlindungan ganda, pemisahan tugas, dan teknik

autentikasi komputer.

4. Operasional yang efisien dan efektif.

Efektifitas meliputi pencapaian tujuan yang diharapkan

dan harus menjadi pusat perhatian dan segala bentuk

pengendalian dan kegiatan operasional, efisiensi

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

32 

 

dikelompokkan sebagai ukuran dari kepastian atas

pengunaan dari sumber daya yang jarang diperoleh

serta termasuk mengurangi penghamburan sebagai

usaha untuk pengurangan penggunaan sumber daya.

2.2.4.4. Fungsi Pengendalian Internal

Menurut Cascarino (2007,p6) fungsi pengendalian internal

diklasifikasikan dalam 5 tipe yaitu :

1. Pengendalian pencegahan ( preventife )

Pengendalian preventif adalah pencegahan yang

dilakukan sebelum masalah terjadi tetapi tidak pernah

100% efektif sehingga tidak dapat sepenuhnya

tergantung pada pengendalian ini. Pengendalian

preventif meliputi batasan oleh pengguna kebutuhan

password dan pemisahan tugas.

2. Pengendalian pendeteksian (detective)

Pengendalian ini mendeteksi permasalahan setelah

masalah timbul dan lebih mudah dilakukan daripada

mengecek setiap transaksi dengan pengendalian

preventif. Pengendalian ini meliputi keefektifan

pelatihan penggunan audit dan laporan – laporan

pengecualian.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

33 

 

3. Pengendalian pengkoreksian (corrective)

Pengendalian ini mengoreksi masalah – masalah yang

telah diidentifikasi oleh pengendalian detektif dan

biasanya ada campur tangan sistem informasi.

Pengendalian ini meliputi proses perencanaan

perbaikan (disaster recovery plan) dan kemampuan

perbaikan transaksi. Pengendalian korektif memiliki

risiko yang tinggi karena terjadi pada lingkup yang

tidak biasa dan dibutuhkan keputusan untuk

melakukannya serta dibutuhkan pertimbangan

pelaksanaan. Contoh pengendalian korektif adalah

jejak – jejak audit, laporan – laporan , kesalahan

statistik, pendukung, pemulihan dan lain – lain .

4. Pengendalian langsung

Pengendalian dirancang untuk menghasilkan keputusan

yang positif dan meningkatan kebiasaan yang dapat

diterima. Pengendalian tidak hanya mencegah perilaku

yang tidak diinginkan dan yang pada umumnya

terdapat kebijaksaaan dalam suatu situasi. Akan tetapi

juga memberitahukan kepada pemakai komputer

bahwa menjadi tanggung jawab mereka untuk

meyakinkan terdapat backup yang cukup dan disimpan

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

34 

 

semestinya. Bagaimanapun pengendalian ini dapat

diawasi dan tindakan dapat diambil ketika

pengendalian dilaksanakan.

5. Pengendalian kompensasi

Pengendalian ini dapat dilakukan ketika kelemahan

didalam suatu pengendalian dapat dikompensasi oleh

pengendalian lain. Pengendalian ini digunakan untuk

membatasi risiko dan hal-hal yg tidak diinginkan, hal

ini dibenarkan oleh auditor menghadapi integrasi

sistem yang rumit dan struktur pengendalian yang

melibatkan gabungan dari pengolahan sistem dan

pengendalian dari area operasional yang beraneka

ragam.

2.2.4.5. Komponen Pengendalian

Menurut Hunton(2004, p106-121), komponen

pengendalian meliputi keamanan, input, output, backup dan

recovery.

1. Security Control ( Pengendalian Keamanan), meliputi

Physical dan Logical Security :

a) Physical Security (Keamanan Berwujud),

memfokuskan pada keamanan fasilitas,

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

35 

 

komputer, peralatan komunikasi, dan aspek

infrastruktur komputer yang nyata agar aman dari

bahaya

b) Logical Security (Keamanan Tidak Berwujud)

menfokuskan pada keamanan yang tidak nyata

seperti keamanan data, software. Bagian sistem

keamanan yang meliputi komponen logika

ditangani melalui pengendalian fisik seperti

penempatan data dan software pada komputer,

server dan tempat penyimpanan data. Bagian lain

dari keamanan logika ditangani .melalui

pengendalian akses komputer, monitor dan

review sistem

2. Information Controls (Pengendalian Informasi)

meliputi:

a. Input controls (Pengendalian Input)

Pengendalian yang memfokuskan pada prosedur

tertulis mengenai otorisasi, persetujuan, dan input

baik berupa dokumen maupun transaksi sehingga

mampu mengurangi kesalahan yang dapat terjadi.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

36 

 

b. Output controls (Pengendalian Output)

Pengendalian yang memfokuskan pada hasil yang

didapat dari input yang telah diproses melalui

sistem komputer, agar mendapatkan hasil yang

sesuai dengan yang diharapkan.

3. Continuity Controls (Pengendalian Berkelanjutan)

meliputi :

a. Backup Controls (Pengendalian Backup) :

i. Data Backup

Kegiatan yang dilakukan oleh organisasi

dengan menyimpan dan mereplikasi data

secara berkala sesuai dengan prosedur yang

telah ditetapkan yang berfungsi sebagai

cadangan data sehingga apabila sewaktu-

waktu data hilang atau rusak, perusahaan

dapat memperoleh data dari backup yang

telah dilakukan.

ii. Hardware Backup

Kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan

mengamankan hardware perusahaan

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

37 

 

berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan,

sehingga perusahaan dapat mengurangi

kerugian bila terjadi bencana pada

perusahaan.

b. Disaster Recovery Controls (Pengendalian

Pemulihan Bencana)

Pengendalian yang dilakukan untuk

mengantisipasi adanya bencana yang akan terjadi

pada perusahaan sehingga operasi sistem pada

perusahaan dapat berjalan kembali dengan waktu

yang singkat.

2.2.4.6. Pengertian Risiko

Menurut Hall (2007,h201), “Risiko adalah

kemungkinan kerugian atau kerusakan yang dapat

mengurangi atau meniadakan kemampuan perusahaan untuk

mencapai berbagai tujuannya”.

2.2.4.7. Jenis-Jenis Risiko

Menurut Hunton( 2004,p48 ), klasifikasi risiko

sebagai berikut :

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

38 

 

1. Business Risk ( Risiko Bisnis), risiko yang dapat

memungkinkan bahwa organisasi tidak akan mencapai

tujuan bisnis secara objektif. Faktor eksternal dan

internal ikut mempengaruhi risiko ini.

2. Audit Risk ( Risiko Audit ), kemungkinan auditor

eksternal membuat kesalahan ketika mengeluarkan

pendapat dalam membuktikan kewajaran suatu laporan

keuangan atau auditor IT gagal dalam mengungkapkan

kesalahan yang bersifat material.Merupakan gabungan

dari beberapa risiko yaitu inherent risk (risiko bawaan),

control risk (risiko pengendalian), detection risk (risiko

deteksi).

3. Security Risk ( Risiko Keamanan ), risiko yang

berkaitan dengan akses data dan integritas data. Data

akses berhubungan dengan akses yang tidak berwenang

yaitu physical atau logical. Data integritas adalah

keandalan dan konsistensi data di dalam sistem

manajemen data organisasi.

4. Continuity Risk ( Risiko berkelanjutan ), risiko yang

berhubungan dengan ketersediaan sistem informasi,

backup dan proses pemulihan. Ketersediaan diartikan

sebagai keamanan untuk memastikan bahwa sistem

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

39 

 

informasi selalu dapat diakses oleh pengguna. Prosedur

backup dan recovery memastikan bahwa kasus

gangguan berkelanjutan, tersedia prosedur untuk proses

restore dan pengoperasian data.

2.2.5. Sistem Informasi Aktiva Tetap

2.2.5.1. Pengertian Aktiva Tetap

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004, PSAK

No.16, h16.2), adalah aktiva yang berwujud yang diperoleh

dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu,

yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak

dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal

perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu

tahun.

2.2.5.2. Pengertian Sistem Informasi Aktiva Tetap

Berdasarkan pengertian sistem informasi dan aktiva

tetap, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

aktiva tetap adalah sekumpulan komponen yang saling

berhubungan digunakan untuk mengolah data dan diubah

menjadi sebuah informasi untuk pengambilan keputusan

dalam organisasi yang berhubungan dengan aktiva tetap.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

40 

 

2.2.5.3. Pengertian Penyusutan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004, PSAK No

16, h), Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang

dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat.

2.2.5.4. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Menurut Fess (2005,h510), menyatakan metode

penyusutan sebagai berikut :

a) Metode Garis Lurus ( Straight Line Method )

menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama

setiap tahun sepanjang umur suatu aktiva tetap.

Formula :

Besar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa Umur Ekonomis

b) Metode Saldo Menurun ( Declining – Balance Method )

menghasilkan beban periodik yang terus menurun

sepanjang estimasi umur manfaat aktiva.

Formula :

Tarif Penyusutan = 1 - NS 1/n

HP NS = Nilai Residu

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

41 

 

HP = Harga Perolehan

n = Jumlah Tahun

Besar Penyusutan = Tarif x Nilai Buku

Nilai Buku = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan

2.2.5.5. Pengakuan Aktiva Tetap

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004, PSAK

No.16, h13), suatu benda berwujud harus diakui sebagai

suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila :

a) Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat

keekonomian di masa yang akan datang yang berkaitan

dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam

perusahaan; dan

b) Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.

2.2.5.6. Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004,PSAK

No.16. h16.17), menyatakan suatu aktiva tetap dieleminasi

dari neraca ketika dilepaskan atau bila aktiva secara

permanen ditarik dari penggunaannya dan tidak ada manfaat

keekonomian masa yang akan datang diharapkan dari

pelepasannya dan keuntungan atau kerugian yang timbul dari

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

42 

 

penghentian atau pelepasan suatu aktiva tetap diakui sebagai

keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi.

2.2.5.7. Risiko dan Pengendalian Sistem Informasi Aktiva Tetap

Menurut Hall (2001,h343), kontrol aktiva tetap akan

dipusatkan pada tiga area yang berbeda dari yaitu :

a) Kontrol Otorisasi

Akuisisi aktiva tetap harus formal dan secara

eksplisit diotorisasi. Setiap transaksi harus dimulai

dengan permintaan tertulis dari pemakai atau

departemen. Dalam kasus item-item yang bernilai

tinggi, harus terdapat proses persetujuan independen

yang mengevaluasi mutu permintaan berdasarkan basis

biaya-manfaat.

b) Kontrol Supervisi

Karena aktiva modal secara luas didistribusikan

ke seluruh organisasi, mereka rentan terhadap

pencurian dan penyalahgunaan, dibandingkan dengan

persediaan yang aman disimpan dalam gudang. Oleh

karena itu, supervisi manajemen merupakan elemen

yang penting dalam keamanan fisik aktiva tetap.Para

supervisi harus memastikan bahwa aktiva tetap yang

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00339-ka bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut

43 

 

digunakan sesuai dengan kebijakan organisasi dan

praktik bisnis.

c) Kontrol Verifikasi Independen

Secara periodik, auditor internal harus

memeriksa akuisisi aktiva dan prosedur persetujuan

untuk menentukan kelayakan faktor yang digunakan

dalam analisis. Dalam hal ini termasuk umur ekonomis

aktiva, biaya keuangan orisinil, penghematan biaya

yang ditawarkan karena membeli aktiva tersebut, tarif

diskon yang digunakan, dan metode penganggaran

modal yang digunakan dalam analisis.

Auditor internal harus menverifikasi lokasi,

kondisi, dan nilai pasar dari aktiva tetap organisasi

dibandingkan dengan catatan aktiva dalam buku besar

pembantu. Selain itu, pembebanan biaya penyusutan

otomatis yang dihitung oleh sistem aktiva tetap harus

diperiksa dan diverifikasi keakuratan dan

kelengkapannya.Kesalahan sistem dalam menghitung

penyusutan dapat menghasilkan biaya operasi,

pelaporan pendapatan, dan nilai aktiva yang salah pula.