17
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian stres kerja Menurut Beehr and Newman ( 1978) work stress is an internal state that deviates from the normal function of that caused by the physical demands, work environment, social situation” Stres kerja adalah Suatu keadaan internal yang menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan oleh adanya tuntutan fisik, lingkungan kerja, situasi sosial. Suatu keadaan yang berasal dari dalam diri yaitu sikap manusia yang menyimpang dari fungsi normalnya yang di pengaruhi oleh adanya tuntutan fisik, lingkungan kerja dan situasi sosial. Karyawan bekerja maksimal delapan jam sehari diwaktu normal, tetapi karena tuntutan fisik kerja maka karyawan harus bekerja 10 jam sehari dan waktu beristirahat kurang, sehingga penyimpangan dari segi fisik karyawan mudah lelah, jam tidur mereka berkurang, dan rentan terkena penyakit. Pekerjaan yang memakan banyak tenaga atau lingkungan kerja buruk, dimana karyawan tersebut melakukan pekerjaanya, dapat menjadi stressor, Lingkungan kerja fisik yang buruk berpotensi membuat karyawan mudah jatuh sakit, sulit berkonsentrasi, menurunnya produktifitas kerja. Kondisi fisik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

  • Upload
    haduong

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Stres Kerja

2.1.1. Pengertian stres kerja

Menurut Beehr and Newman ( 1978)

”work stress is an internal state that deviates from the normal

function of that caused by the physical demands, work environment,

social situation” Stres kerja adalah Suatu keadaan internal yang

menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan oleh adanya

tuntutan fisik, lingkungan kerja, situasi sosial. Suatu keadaan yang

berasal dari dalam diri yaitu sikap manusia yang menyimpang dari

fungsi normalnya yang di pengaruhi oleh adanya tuntutan fisik,

lingkungan kerja dan situasi sosial. Karyawan bekerja maksimal

delapan jam sehari diwaktu normal, tetapi karena tuntutan fisik

kerja maka karyawan harus bekerja 10 jam sehari dan waktu

beristirahat kurang, sehingga penyimpangan dari segi fisik

karyawan mudah lelah, jam tidur mereka berkurang, dan rentan

terkena penyakit. Pekerjaan yang memakan banyak tenaga atau

lingkungan kerja buruk, dimana karyawan tersebut melakukan

pekerjaanya, dapat menjadi stressor, Lingkungan kerja fisik yang

buruk berpotensi membuat karyawan mudah jatuh sakit, sulit

berkonsentrasi, menurunnya produktifitas kerja. Kondisi fisik

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

9

lingkungan mempunyai pengaruh terhadap kondisi fisik dan

psikologis karyawan hal ini diungkap Beehr dan Newman (1978)

menyatakan bahwa lingkungan yang kotor dan tidak sehat

merupakan faktor pembangkit stres.

Selain kondisi lingkungan kerja yang kotor dan tuntutan

pekerjaan melebihi kemampuan pekerja akan menyebabkan

tergganggunya fungsi normal fisik maupun psikologis sang pekerja.

Karena tuntutan pekerjaan yang berlebih mengakibatkan pekerja

kelelahan dan menurunnya stamina. Dari segi psikologis ada rasa

tertekan karena ditargetkan pekerjaan selesai dalam waktu yang

singkat, takut akan gagal, atau kecemasan.

2.1.2. Aspek stres kerja

Beehr dan Newman (1978) menyatakan ada 3 aspek stres

kerja yaitu:

a. Aspek Psikologis

Kecemasan, kebosanan, menurunya rasa percaya

diri,kehilangan daya konsentrasi, menurunya harga

diri,kegelisahan

b. Aspek fisik

Mudah lelah secara fisik, lebih sering berkeringat, kepala

pusing, gangguan lambung, mudah terluka, serta problem tidur

( seperti sulit tidur atau kebanyakan tidur).

c. Aspek perilaku

Menunda ataupun menghindari pekerjaan, penurunan prestasi

dan produktifitas, meningkatnya penggunakan minuman keras

atau obat, meningkatnya frekuensi absensi, perilaku makan

yang tidak normal (kebanyakan atau kurang nafsu), kehilangan

nafsu makan dan penurunan drastis berat badan, meningkatnya

perilaku yang beresiko tinggi seperti ngebut, berjudi,

meningkatnya agresivitas dan kriminalitas, penurunan kualitas

hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

10

2.1.3. Faktor faktor pembangkit stres (stressors)

Beehr and Newman (1978) menyebutkan bahwa stres

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Lingkungan kerja

Kondisi kerja yang tidak baik berpotensi menjadi

penyebab karyawan stres, sulit berkonsetrasi, dan menurunya

produktifitas kerja. Kondisi lingkungan kerja fisik meliputi

peralatan kerja sirkulasi udara, penerangan atau pencahayaan,

kebisingan, tata ruang letak. Lingkungan pekerjaan berpotensi

sebagai stressor kerja. Lingkungan kerja, terutama lingkungan

kerja fisik merupakan hal yang utama dalam sebuah pekerjaan,

para pekerja membutuhkan lingkungan kerja yang nyaman.

Lingkungan pekerjaan ada yang mempunyai sistem

terbuka dan ada yang tetutup atau di ruangan, apabila di

perusahaan mempunyai tipe ruangan kerja yang tertutup dan

tidak terkena sinar matahari langsung perlu di perhatikan

lingkungan di dalamnya, ada ventilasi yang cukup untuk

pertukaran udara sehingga udara segar bisa masuk, cahaya perlu

diperhatikan apalagi pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi

tinggi dan pekerjaan yang dilakukan malam hari. Tingkat

kebisingan antar ruangan satu dengan yang lain, jika saling

berdekatan perlu peredam suara agar suara bising tidak masuk ke

ruangan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Kelembaban

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

11

atau suhu, tiap ruangan mempunyai pengatur suhu berapa suhu

ideal untuk berada di dalam ruangan tersebut. Ruangan yang

terlalu panas menyebabkan ketidaknyamanan seseorang dalam

menjalankan pekerjaannya. Begitu juga ruangan yang terlalu

dingin. Panas tidak hanya dalam pengertian temperatur udara

tetapi juga sirkulasi atau arus udara. Kebisingan juga memberi

andil tidak kecil munculnya stres kerja, sebab beberapa orang

sangat sensitif pada kebisingan dibanding yang lain. Lingkungan

kerja fisik adalah yang paling utama karena para pekerja bekerja

setiap hari bekerja di tempat tersebut. Apabila tidak di

perhatikan maka para pekerja bisa jenuh dan mengalami stres.

b. Tuntutan Pekerjaan

Penelitian Beehr and Newman (1978) menunjukan bahwa

beban kerja yang melebihi batas merupakan sumber stres.

Pekerjaan yang melebihi target banyak dikeluhkan para

karyawan, jam lembur yang meningkat dan pekerjaan yang

bertambah. Dengan tuntutan kerja yang tinggi dari pihak atasan

untuk menyelesaikan tugas yang harus segera diselesaikan, maka

orang tersebut akan mengalami kondisi kerja di bawah tekanan

baik secara fisik maupun psikologis. Jika pekerja dibebani

pekerjaan yang berlebih dan membutuhkan konsentrasi yang

tinggi pekerja akan tertekan fisiknya pekerja akan mulai

kelelahan, dan membuat tekanan secara psikologis pekerja akan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

12

mudah marah, tersinggung dan terjadi kesalahan jika kehilangan

konsetrasi.

c. Tuntutan fisik

Pekerjaan yang mengharuskan karyawan mengerahkan

banyak tenaga misal menjalankan mesin yang membutuhkan

tenaga, dan konsentrasi tinggi.

d. Situasi sosial

Situasi dimana karyawan harus berinteraksi dengan

karyawan yang lain, adanya hubungan yang kurang baik dengan

karyawan lainya atau dengan atasan sering kali menumbuhkan

stres kerja. hubungan tidak baik antara karyawan di tempat kerja

adalah faktor yang potensial sebagai penyebab munculnya stres

kerja.

Hubungan yang baik antar personal perlu di ciptakan

terutama dengan teman sesama pekerja dan atasan. Sehingga

tercipta hubungan yang nyaman dan harmonis dalan bekerja, hal

ini memberikan efek positif bagi orang tersebut. Dukungan

sosial juga sangat mempengaruhi. Tidak adanya dukungan sosial

stres akan cenderung muncul stres dalam pekerjaan. Dukungan

sosial dapat berupa dukungan dari lingkungan pekerjaan maupun

lingkungan keluarga. Menurut pendapat Beehr dan Newman

(1978) para karyawan yang mengalami stres kerja adalah

karyawan yang tidak mendapat dukungan (khususnya moril) dari

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

13

keluarga, seperti orang tua, mertua, anak, teman dan

semacamnya. Begitu juga ketika seseorang tidak memperoleh

dukungan dari rekan sekerjanya (baik pimpinan maupun

bawahan) akan cenderung lebih mudah terkena stres. Hal ini

disebabkan oleh tidak adanya dukungan sosial yang

menyebabkan ketidaknyamanan menjalankan pekerjaan dan

tugasnya.

e. Pelecehan seksual.

Kontak atau komunikasi yang berhubungan atau

dikonotasikan dengan seks yang tidak diinginkan dapat menjadi

pemicu munculnya stres di tempat kerja. Pelecehan seksual

dapat dimulai dari yang paling kasar seperti memegang bagian

badan yang sensitif, mengajak kencan dan semacamnya sampai

yang paling halus berupa rayuan, pujian bahkan senyuman yang

tidak pada konteksnya. Pelecehan seksual yang sering

menyebabkan stres kerja adalah perlakuan kasar dari lawan jenis

dan janji promosi jabatan namun tak kunjung terwujud hanya

karena seorang wanita.

Stres akibat pelecehan seksual banyak terjadi pada negara

yang tingkat kesadaran warga (khususnya wanita) terhadap

persamaan jenis kelamin cukup tinggi dan perusahaan yang

mayoritas tenaga kerjanya wanita.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

14

f. Manajemen yang tidak sehat.

Karyawan dapat mengalami stres dalam pekerjaan

karena gaya kepemimpinan para manajernya menggunakan

manajemen konflik, tidak percaya orang lain (khususnya

bawahan), perfeksionis, terlalu mendramatisir suasana hati atau

peristiwa sehingga mempengaruhi pembuatan keputusan di

tempat kerja. Situasi kerja atasan selalu mencurigai bawahan,

membesarkan peristiwa/kejadian yang semestinya sepele dan

semacamnya, seseorang akan tidak leluasa menjalankan

pekerjaannya, yang pada akhirnya akan menimbulkan stres

g. Supervisor yang kurang pandai. Seorang karyawan dalam

menjalankan tugas sehari-harinya biasanya di bawah

pengawasan supervisor. Jika seorang supervisor pandai dan

menguasai tugas bawahan, ia akan membimbing dan memberi

pengarahan atau instruksi secara jelas, baik dan benar.

Faktor Stresor dapat menyebabkan stres, seseorang jatuh

sakit, tidak saja datang dari satu macam stresor, tetapi dari beberapa

stressor karena sebagian besar dari waktu manusia adalah bekerja.

Oleh karena itu lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh yang

besar terhadap kesehatan dan tingkat stres seseorang yang bekerja.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

15

2.1.4. Dampak dari stres kerja

Pengaruh stres kerja ada yang menguntungkan maupun

merugikan bagi perusahaan. Namun pada taraf tertentu pengaruh

yang menguntungkan perusahaan diharapkan akan memacu

karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-

baiknya. Reaksi terhadap stres dapat merupakan reaksi bersifat

psikis maupun fisik. Biasanya pekerja atau karyawan yang stres

akan menunjukkan perubahan perilaku. Perubahan perilaku tcrjadi

pada diri manusia sebagai usaha mengatasi stres. Usaha mengatasi

stres dapat berupa perilaku melawan stres(fight) atau freeze,

berdiam diri (Beehr and Newman,1978).

Menurut Beehr and Newman (1978) ada dua jenis stres yaitu :

a. Stres yang baik (tekanan positif) : tekanan yang mendorong

seseorang untuk berprestasi. Tekanan dari luar membuat

karyawan itu terpacu dan mendorong karyawan untuk bekerja

lebih baik lagi.

b. Tekanan yang merusak ( tekanan negatif ) : stres yang merusak

atau negatif, akan merusak kehidupan sehari-hari dan hanya

akan mengakibatkan trauma pada diri sendiri.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

16

Beehr and Newman (1978) menyatakan dampak bagi

perusahaan dan individu

a. Psikologis

Stres yang berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan dan

kekhawatiran yang terus menerus. Karyawan akan merasa

ketakutan dan was - was dalam bekerja takut tidak bisa

mengerjakan tugasnya dengan baik. Orang yang sedang stres

akan lebih peka dibandingkan orang yang tidak dalam kondisi

stres.

b. Dampak bagi Individu

Tubuh manusia pada dasarnya dilengkapi dengan

sistem kekebalan untuk mencegah serangan penyakit.

Sistem kekebalan tubuh manusia ini bekerja sama secara

baik dengan sistem fisiologis lain, dan kesemuanya

berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh, baik fisik

maupun psikis yang cara kerjanya di atur oleh otak. Jadi,

tidak heran jika orang yang mudah stres, mudah pula

terserang penyakit seperti pusing, gangguan perut, gangguan

pernafasan.

c. Dampak bagi Perusahaan

Beehr and Newman (1978) mengidentifikasi beberapa

perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

17

organisasi. Stres yang dihadapi oleh karyawan berkorelasi

dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran

kerja, serta resiko mengalami kecelakaan. Secara singkat

dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja adalah :

1) Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen

maupun operasional kerja.

2) Mengganggu kenormalan aktivitas kerja.

3) Menurunkan tingkat produktivitas.

4) Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan.

5) Kerugian finansial yang dialami perusahaan karena tidak

imbangnya antara produktivitas dengan biaya yang

dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan dan fasilitas

lainnya.

6) Banyaknya karyawan yang tidak masuk kerja dengan

berbagai alasan atau pekerjaan tidak selesai pada waktunya

entah karena kelambanan ataupun kerena banyaknya

kesalahan yang berulang.

2.1.5. Manajemen stres kerja

Beehr dan Newman (1978) mengungkapkan Stres kerja tidak

dapat dihindari. Namun demikian dengan memahami stressor dan

stres kerja itu sendiri, kita dapat meminimalkan stres yang tidak

diperlukan caranya yang Buatlah usaha nyata untuk mengalihkan

fokus pikiran yang mengarah ke emosi, misalnya dengan sesekali

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

18

bersendau gurau dengan pekerja lain, Melakukan perenggangan

otot, hal ini biasa dilakukan agar tidak trjadi kram setelah seharian

duduk melakukan pekerjaanya, minimal 2 jam sekali lakukanlah

perenggangan otot., menjaga kesehatan tubuh sebaik mungkin,

memelihara hubungan yang baik dengan sesama karyawan maupun

di luar tempat kerja, memanfaatkan waktu kerja dengan baik.

2.2. Lingkungan Kerja Fisik

2.2.1. Pengertian lingkungan kerja fisik

Pengertian Lingkungan kerja fisik menurut Tiffin dan

Mc.Cormick (1975) adalah semua keadaan berbentuk fisik yang

terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi kinerja,

kondisi fisik dan psikologis karyawan baik secara langsung maupun

secara tidak langsung.

Lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan

antara lain fasilitas perusahaan yang menunjang dan masih layak

pakai, jika ada mesin yang sudah tua seringkali bermasalah, hal ini

membuat kinerja karyawan tidak optimal, dan produktifitas menurun.

Lalu lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi fisik antara lain

sirkulasi udara , misalnya jika udara di sekitarnya pengap maka perlu

ventilasi yang mengatur keluar masuknya udara sehiungga pada saat

bekerja karyawan tidak merasa panas dan sesak nafas. Lingkungan

kerja fisik yang mempengaruhi kondisi psikologis antara lain apabila

pekerjaan mereka tertunda karena ada salah satu mesin yang rusak,

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

19

atau suasana panas , pengap maka akan menimbulkan reaksi stres

seperti kecemasan, ketakutan, marah.

Menurut Tiffin dan Mc.Cormick (1975) Lingkungan kerja

menjadi salah satu sumber stres baik lingkungan kerja fisik maupun

non fisik.

2.2.2. Beberapa aspek lingkungan kerja fisik menurut Tiffin dan

Mc.Cormick

a. Peralatan kerja, perlengkapan yang tersedia merupakan komponen

yang menunjang aktivitas kerja antara lain mesin penunjang

pekerjaan, pakaian khusus, alat alat kerja.

b. Sirkulasi udara, seperti ventilasi dan tempat pembuangan asap

dari proses produksi. Seperti diketahui udara disekitar

mengandung sekitar 21% Oksigen, 0,03% Karbondioksida dan

0,9% gas lainnya (campuran). Oksigen terutama merupakan gas

yang dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama untuk menjaga

kelangsungan hidupnya (proses metabolisme). Udara di sekitar

dikatakan kotor bila kadar oksigen di udara telah berkurang dan

bercampur dengan gas-gas lain yang berbahaya bagi kesehatan.

Jika kita menghirup udara kotor kita akan marasa sesak dan akan

lebih cepat merasa lelah. Sirkulasi udara dengan memberikan

ventilasi yang cukup akan menggantikan udara yang kotor dengan

udara yang bersih.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

20

Demikian juga dengan menaruh tanaman akan mampu

membantu memberi kebutuhan akan oksigen yang cukup.

Lingkungan kerja yang sirkulasi udaranya kurang mengakibatkan

terjadinya stres dan gangguan kesehatan, untuk menimbulkan

situasi udara yang baik, ventilasi udara harus diperhatikan. Jika

kondisi didalam ruang kantor yang memungkinkan penuh dengan

karyawan, sangat lah perlu diperhatikan mengenai pertukaran

udara, karena dengan adanya pertukaran udara yang cukup akan

memberikan kesegaran fisik bagi karyawan. Selain memberikan

kesegaran fisik sirkulasi udara juga berguna untuk menghilangkan

bau limbah atau bau yang ditimbulkan dari asap mesin terutama di

bagian pengolahan agar udara bisa masuk dan sirkulasi. Sehingga

karyawan tidak mengalami ganguan pada pernafasan.

c. Penerangan atau pencahayaan, lampu penerangan, tata letak

lampu penerangan, perawatan lampu. Pencahayaan sangat

mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat obyek secara

jelas dan cepat tanpa melakukan kesalahan. Pencahayaan yang

kurang mengakibatkan pekerja mudah lelah karena mata akan

berusaha melihat dengan cara membuka lebar-lebar.

Lelahnya mata akan mengakibatkan pula kelelahan mental

dan lebih jauh bisa merusak mata. Kemampuan mata untuk

melihat objek dengan jelas akan ditentukan oleh ukuran objek,

derajat kontras antara objek dengan sekelilingnya, luminensi

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

21

(brightness) serta lamanya waktu untuk melihat objek tersebut.

Untuk menghindari silau (glare) karena letak dari sumber cahaya

yang kurang tepat, maka sebaiknya mata tidak secara langsung

menerima cahaya dari sumbernya akan tetapi cahaya tersebut

harus mengenai objek yang akan dilihat yang kemudian

dipantulkan oleh objek tersebut ke mata kita. Fasilitas penerangan

dalam ruangan yang cukup memadai akan mendukung kelancaran

dalam bekerja. Pencahayaan adalah faktor penting dalam

lingkungan kerja karena dengan pencahayaan yang baik akan

membantu karyawan dalam menyelesaikan tugan dengan lebih

baik. Pencahayaan pada dasarnya di bagi dalam 2 jenis yaitu

cahaya alami dari sinar matahari dan pencahayaan buatan dari

lampu listrik menurut Tiffin Dan Mc.Cormick (1975). Bangunan

ruang kantor harus memiliki desain tata cahaya yang baik dalam

konstruksinya terutama dalam mempertimbangkan jumlah sinar

matahari yang masuk kedalam, selain sinar matahari sumber

penerangan lainya ialah lampu neon. Lampu neon merupakan

sumber pencahayaan pada malam hari terutama untuk ruangan

kerja yang gelap tetapi tak jarang lampu neon digunakan pada

siang hati sebagai pengganti sinar matahari yang masuk.

Ada juga ruangan kerja yang tidak boleh terkena sinar

matahari dikarenakan ada bahan berbahaya yang mudah terbakar

jika terkena sinar matahari.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

22

Macam- macam Tehnik pencahayaan menurut Tiffin dan

Mc.Cormick(1975)

1. Pencahayaan Langsung

Cahaya ini langsung dari sumbernya kearah permukaan

ruangan, apabila dipakai lampu biasa, cahaya bersifat tajam

dan bayangan yang ditimbulkan sangat tegas.

2. Cahaya setengah langsung

Cahaya ini memancar dari sumbernya dengan melalui tudung

lampu.

3. Pencahayaan setengah tak langsung

Bekerja pada ruangan yang gelap dan samar-samar akan

menyebabkan ketegangan pada mata. Intensitas cahaya yang

tepat dapat membantu pegawai dalam mempelancar aktivitas

kerjanya. Tingkat yang tepat dari intensitas cahaya juga

tergantung pada usia pegawai. Pencapaian prestasi kerja pada

tingkat penerangan yang lebih tinggi adalah lebih besar untuk

pegawai yang lebih tua dibanding yang lebih muda.

d. Kebisingan atau suara gaduh, bising yang ada dalam lingkungan

kerja akan mengganggu konsentrasi. Menurut Tiffin dan Mc.

Cormick (1975) bising mempengaruhi tingkat stres karyawan,

pada pekerjaan yang memerlukan konsentrasi atau kewaspadaan

tinggi.

e. Tata ruang kerja, Jarak antara tempat kerja satu ketempat kerja

lain, letak peralatan satu dengan yang lain, alat alat kerja yang

berdekatan dengan fasilitas lain seperti toilet dan tempat

pembuangan limbah.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

23

2.3. Hubungan Antara Lingkungan Kerja Fisik Dengan Stres Kerja

Karyawan

Lingkungan kerja fisik mempunyai hubungan erat dengan tingkat stres

kerja karyawan akan tetapi semua itu tergantung bagaimana karyawan

tersebut mengelola stresnya, stres bisa menjadi ancaman dan merugikan

diri sendiri serta pekerjaan, akan tetapi jika stres dikelola dengan baik

maka stres itu justru akan jadi positif dan menjadi pemicu agar karyawan

tersebut lebih baik lagi.

Hasil Pra penelitian antara hubungan lingkungan kerja fisik dengan

stres kerja karyawan menunjukan adanya hubungan yang signifikan yaitu

rxy= -,287* dan p=0,043 p< 0,05. Berarti, semakin Tinggi skor kondisi

lingkungan kerja fisik maka skor stres kerja pada karyawan bagian Dyeing

akan meningkat dan sebaliknya jika Skor lingkungan kerja fisik rendah

maka skor stres kerja pada karyawan bagian dyeing akan tinggi.

Hasil pra penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sudiyanto

(2010) dengan subyek penelitian 121 orang karyawan Di bagian Weaving

PT. Buana Inti Sari Garmen didapat hasil rxy= -0,467 dengan p= 0,045 <

0,05 ada hubungan yang signifikandengan arah negatif antara lingkungan

kerja fisik dengan stres kerja karyawan.

Sedangkan penelitian Yudhistira (2002) yang dilakukan terhadap 95

orang karyawan di Industri kerajinan enceng gondok Bejalen, didapat hasil

rxy= -,044 dengan p = 0,728 > 0,05 tidak ada hubungan yang signifikan

antara lingkungan kerja fisik dengan stres kerja karyawan.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2532/3/T1_132006013_BAB II.pdf · menyimpang dari fungsi normal yang di timbulkan

24

2.4. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih harus diuji

kebenaranya melalui penelitian, sebagaimana yang dikemukakan Arikunto

(1998) bahwa Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbuka melalui data

yang terkumpul.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ada hubungan

yang signifikan antara Lingkungan kerja fisik dengan stres kerja karyawan

bagian Sizing PT.TIMATEX salatiga