Upload
nguyenquynh
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1. Data
Data-data yang ada diperoleh melalui:
Wawancara dengan tokoh yang bersangkutan
Survei lapangan
Literatur dari internet
2.2. Pengertian Packaging
Berdasarkan kamus Wikipedia (ensiklopedia bebas berbahasa Inggris),
Packaging is the science, art, and technology of enclosing or protecting products for
distribution, storage, sale, and use. Kurang lebih berarti Packaging atau kemasan adalah
ilmu, seni, dan teknologi yang bertujuan untuk melindungi produk pada saat dikirim,
disimpan, dan dijual.
2.2.1. Sejarah Packaging
Sejak awal diciptakan, alam beserta isinya sudah menerapkan sistem kemasan,
yang diaplikasikan juga oleh nenek moyang kita dalam lini kehidupan. Pada awal
pembuatannya kemasan lebih dipentingkan pada fungsinya saja dan berasal dari alam.
Seperti dikatakan oleh Mendiola B.Wiryawan (Creative Director Mendiola Design
6
Associates) “Alam mengajarkan kita banyak hal. Tulang kita dibungkus oleh kulit, kulit
kita dibungkus oleh pakaian, lalu kita dibungkus oleh rumah dan rumah dibungkus lagi
oleh atmosfir – sama seperti bawang yang terdiri dari lapisan demi lapisan yang saling
bungkus, juga telur yang dibungkus oleh cangkangnya, pisang, durian, dll”.
Asal kemasan dan pengawetan makanan modern bermula pada saat teknologi
makanan modern dimulai, diawali oleh eksperimen seorang pembuat permen
asal Perancis, Nicolas Appert (1750-1841) yang menemukan cara melindungi makanan
yang digunakan untuk perbekalan tentara Napoleon Bonaparte. Eksperimennya selama
empat belas tahun menghasilkan metode pengawetan makanan dengan cara dipanaskan.
Makanan,daging atau sayuran pertama kali dimasak di ceret terbuka lalu ditempatkan di
wadah kaca, setelah membuatnya kedap udara sebisa mungkin, wadah tersebut ditutup
lalu dilapisi dengan kawat gabus, kemudian dicelupkan pada air yang mendidih. Appert
memilih menggunakan kaca sebagai wadah karena dia menganggap udara yang
menyebabkan pembusukan. Perlu dicatat pada masa itu belum diketahui jika
mikroorganisme-lah penyebab makanan membusuk. Proses pembusukan makanan oleh
mikroorganisme baru diketahui hingga penemuan Louis Pasteur (1822-1895) tentang
mikroorganisme pada pertengahan abad 19 (Thorne, 1986). Penemuan Appert menjadi
cikal bakal perkembangan pengemasan makanan modern yang menyebar ke negara lain.
- Kaleng
Di tahun 1812 Bryan Donkin dan Peter Durand dari Inggris mengembangkan
penemuan Appert dengan menggantikan wadah kaca yang mudah pecah dengan besi,
hasilnya adalah daging yang dikalengkan. Pada tahun 1819 teknologi pengawetan masuk
ke Amerika. Gail Borden merupakan pelopor makanan kaleng di Amerika., di tahun
1856 ia sukses membuat susu kental manis dalam kaleng dan dipatenkan. Pada
7
perkembangan nya kaleng yang berat digantikan oleh materi kaleng yang lebih ringan
dan proses pembuatannya pun lebih higenis dan rapih.
- Kaca
Diluar dari sifatnya yang mudah pecah serta biaya produksinya yang mahal, kaca
memiliki kelebihan dibanding kaleng yang bila terkena air dapat terjadi reaksi kimia
yang mengakibatkan karat. Masalah dari kontaminasi timah hitam dapat diatasi di tahun
1904 setelah Sanitary Can Company di New York tidak perlu lagi mematri kaleng. Di
tahun 1903 kaca menjadi relatif murah dan bentuk yang mudah untuk kemasan ketika
Michael J. Owen di Inggris memperkenalkan mesin semi-otomatis machine untuk
produksi botol dan kendi (Lief, 1965). Penyempurnaan dan inovasi terus dilakukan
untuk membuat tutup bagi wadah tersebut. Botol Mason merupakan inovasi yang paling
signifikan di tahun 1858, botol kaca dengan jarum di bagian leher yang dapat ditutup
dengan memutar tutup besi, dan pada tahun 1898 tutup botol berbentuk mahkota
diperkenalkan oleh William Painter.
- Pembungkus makanan, kertas, karton dan plastic
Kertas dan karton muncul di akhir abad sembilanbelas untuk menutup dan
membungkus makanan. Untuk jangka waktu yang panjang bahan yang digunakan untuk
membungkus makanan lebih mahal dari makanan itu sendiri. Inovasi teknologi
memungkinkan untuk membuat bahan kemasan menjadi lebih murah. Kertas menjadi
penting sebagai pembungkus makanan ketika kertas dapat diproduksi dari sumsum kayu,
tapi kertas dan karton tebal belum dapat digunakan untuk kemasan cair. Baru ditahun
1880-an di Amerika, kertas dan karton tebal dapat dibuat kedap dan tidak dapat tembus
dengan melapisinya dengan paraffin yang tipis.
8
Di tahun 1930-an kertas kaca / bening menjadi bahan penting untuk kemasan
makanan, namun cepat tergantikan oleh pengembangan dari polyethylene dan bentuk
pastik lainnya (Borgstrom, 1967). Terobosan lainnya dengan dihasilkannya Tetra Pak di
Swedia pada tahun 1952. Yang meningkatkan kemampuan dari karton untuk digunakan
sebagai kemasan susu, sari buah dan minuman cair lainnya. Karton yang dilapisi
polyethylene menjadi ancaman serius bagi pasar untuk kaca dan kaleng.
- Label dan nama brand
Pada awal abad ke-19, produsen makanan menyadari bahwa produknya dapat
terjual dengan baik jika ditambahkan nama merek pada produknya, nama yang penting
agar dikenali oleh konsumen. Inisial, label dengan informasi tentang isi ditempel pada
kemasan botol atau kaleng. Pada perkebangannya keseluruhan label dan kemasan
menjadi berarti untuk mempromosikan suatu produk makanan.
2.2.2. Fungsi Packaging
Kemasan memiliki beberapa fungsi seperti:
Fungsi Proteksi
Kemasan harus dapat memberikan perlindungan fisik terhadap isi produk.
Perlindungan tersebut mencakup ketahanan kemasan terhadap benturan, tekanan,
temperature, dll. Perlu diperhatikan juga apakah materi yang hendak dikemas
tahan terhadap oksigen, air, debu, dsb.
Fungsi pengelompokan, penempatan dan penyimpanan
9
Kemasan yang ideal sebaiknya harus menjawab bagaimana sebuah materi
dikelompokkan atau ditempatkan. Harus diperhitungkan juga, bagaimana
kemasan tersebut ketika harus ditumpuk atau dibawa dalam jumlah banyak.
Apakah efisien dan memungkinkan ditumpuk dalam jumlah besar.
Fungsi keamanan
Kemasan yang baik harus dipastikan teruji dengan baik keamanannya bagi
konsumen. Misalnya, apakah material yang digunakan untuk membungkus dapat
mencemari isi produk didalamnya secara kimiawi. Pastikan juga agar material
pembungkusnya tidak meracuni isi produk.
Fungsi Informasi
Kemasan yang ideal sebaiknya memberikan informasi yang sesuai dan
dibutuhkan kepada khalayaknya, baik secara verbal maupun visual. Intinya
adalah, apakah elemen-elemen desain dalam kemasan sudah memberikan
informasi secara cepat, mudah dan lengkap, mulai dari batas kadaluarsa,
komposisi makanan, halal atau haram, dll.
Fungsi kemudahan fisik
Kemasan harus memiliki fungsi yang memudahkan baik saat pengepakan,
distribusi, maupun penggunaan oleh end-user. Faktor ergonomic dapat dikatakan
sangat berperan didalam pengembangan desain kemasan.
Fungsi marketing
Bagaimana kemasan mampu menjawab ‘aspirasi’ konsumen. Untuk memenuhi
fungsi ini, otomatis diperlukan kepekaan desainer terhadap kebutuhan dan
keinginan khalayak. Jadi, desain kemasan yang baik adalah yang bisa
memvisualisasikan ‘brand’ alias membantu branding sebuah produk.
10
2.2.3. Jenis-Jenis Packaging
Berdasarkan tujuan fungsionalnya, kemasan terbagi atas tiga jenis yaitu :
Primary Packaging
Material atau kemasan yang pertama kali bersentuhan langsung dengan isi
produk. Contohnya bermacam-macam, seperti botol, kaleng, aerosol spray,
amplop, plastic pembungkus makanan, skin pack, wrappers, dll.
Secondary Packaging
Kemasan yang membungkus Primary Packaging atau kemasan yang ukurannya
lebih besar dan mewadahi beberapa Primary Packaging sekaligus. Contohnya
kardus atau shrink wrap. Kantong plastik yang sering digunakan untuk membawa
barang-barang juga termasuk didalamnya.
Tertiary Packaging
Jenis kemasan yang digunakan untuk melindungi produk saat pengiriman atau
pendistribusian. Contohnya container, barell. dll.
Sedangkan dalam prosesnya, pengemasan kadang tidak dapat dilepaskan dari
package labeling atau biasa disebut labeling, yaitu:
1. Sepotong kertas, kain, logam, kayu, dsb yang ditempelkan pada barang dan
menjelaskan tentang nama barang, nama pemilik, tujuan, alamat, dsb;
2. Etiket, merek dagang;
3. Petunjuk singkat tentang zat-zat yang terkandung dalam produk, dsb (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Departemen P&K, Balai Pustaka).
11
2.2.4. Material Packaging
Berdasarkan bentuk dan materialnya, packaging dapat dikategorikan atas:
Kemasan Logam/ Kaleng (Metal can)
Kemasan Plastik (Rigid/ Kaku dan Flexible/ Lentur/ Multilayer)
Kemasan Kertas & Karton, Corrugated Carton Box (Biasa digunakan untuk
secondary packaging)
Kemasan Gelas Kaca
Kemasan Kayu
Kemasan Lain (termasuk yang menggunakan bahan-bahan setempat atau
tradisional)
2.2.5. Teknologi Cetak
Ada berbagai jenis teknologi cetak pada kemasan, teknologi cetak yang populer
digunakan yaitu:
Rotogravure (Rotogravur)
Proses pencetakan berkualitas tinggi untuk memproduksi gambar-gambar untuk
dicetak, yang efek tone-nya sama seperti fotografi. Biasanya dipakai untuk cetak
majalah, kertas kado, kertas dinding, perangko, dll. Cetak cara gravure memiliki
reproduksi terbaik tapi memiliki keterbatasan dalam mencetak besar.
Flexography
Proses pencetakanyang menggunakan pelat ber-relief yang fleksibel, yang
digantung di sebuah silinder. Biasanya digunakan untuk tas plastik, kemasan
makanan, Koran dan majalah.
12
Offsett (Lithography)
Jenis cetak ini paling banyak digunakan untuk pekerjaan cetak komersial seperti
majalah, buku, brosur, dll. Cetak offsett merupakan salah satu teknik cetak
dimana bagian image dan non-image terletak sama tinggi pada permukaan pelat
cetak. Prinsip cetaknya adalah tolak-menolak antara tinta dengan air. Bagian
image peka terhadap minyak (tinta cetak), sedangkan non-image peka terhadap
air. Cetak ini memiliki kualitas bagus dan biaya pelatnya rendah.
Screen Printing
Salah satu bentuk cetak stensil.
Digital printing
Teknologi cetak paling baru dan menggunakan teknologi print-on-demand atau
Direct Image, dimana proses cetak bisa dilakukan langsung dari computer ke
mesin. Digital printing memudahkan seseorang untuk cetak hemat sesuai
kebutuhan dalam waktu singkat. Dan tinta atau toner yang digunakan dalam
digital printing, tidak menyerap ke dalam material kemasan tapi hanya
membentuk image di permukaannya saja. Biasanya digunakaan untuk kemasan
berbahan plastic dan kain (baju).
2.2.6. Mesin Pengemasan
Mesin-mesin yang digunakan untuk pengemasan banyak macamnya. Dalam
penggunaannya diperlukan pemahaman secara teknis, sumber daya, keselamatan
kerja, kualifikasi (biasanya diterapkan untuk makanan, obat-obatan, dll).
Beberapa tipe mesin tersebut:
13
• Blister packs, skin packs and Vacuum Packaging Machines
• Bottle caps equipment, Over-Capping, Lidding, Closing, Seaming and Sealing
Machines
• Cartoning Machines
• Box, Case and Tray Forming, Packing, Unpacking, Closing and Sealing
Machines
• Cleaning, Sterilizing, Cooling and Drying Machines
• Conveyors, Accumulating and Related Machines
• Feeding, Orienting, Placing and Related Machines
• Filling Machines: handling liquid and powdered products
• Package Filling and Closing Machines
• Form, Fill and Seal Machines
• Inspecting, Detecting and Checkweighing Machines
• Palletizing, Depalletizing, Unit load assembly
• Product Identification: labeling, marking, etc.
• Wrapping Machines
• Converting Machines
• Other speciality machinery: slitters, perforating, laser cutters, parts attachment,
dll.
2.3. Sejarah Minuman Ringan
Minuman ringan pertama kali diperkenalkan oleh Joseph Priestly dari Inggris
pada tahun 1772 dengan nama sparkling water, kemudian dengan berbagai penelitian
14
lanjutan muncul minuman berkarbonat. Bisnis minuman ringan dimulai pada tahun 1806
oleh Benjamin Sillomon, seorang professor kimia di sekolah tinggi Yale di kota
Connecticut yang memperkenalkan minuman berkarbonat dalam kemasan botol. Tahun
1830-1866 minuman soda dengan berbagai macam rasa menjadi populer, dan jenis rasa
yang digunakan adalah cola, lemon-lime, orange, ginger, root beer dan anggur. Pada
tahun 1886 seorang apoteker dan pendiri confederate soldier, John Styth Pemberton
menjadikan minuman tersebut favorit dengan menambahkan ekstrak dari cocoa.
Minuman cola adalah minuman yang populer hingga sekarang ( Ensminger, Konlade &
Robson, 1994 ).
Minuman ringan (soft drink) adalah minuman penyegar yang dihasilkan oleh
suatu industri. Jenis minuman ringan (soft drink) dikelompokkan atas dua kelompok
utama yaitu minuman carbonated dan minuman noncarbonated. Minuman bergas
(carbonated) merupakan minuman yang mengandung CO2 umumnya dibuat dari bahan
non-alami, jenis minuman ini mengandung gula, asam, flavor dan konsentrat sedangkan
minuman tidak bergas (noncarbonated ) merupakan minuman yang tidak mengandung
CO2 biasanya mempunyai flavor alami, seperti jus buah dan teh dalam kemasan.
Menurut keputusan Dirjen POM No.02240/B/SK/91 yang dimaksud minuman
ringan adalah produk yang diperoleh tanpa melalui proses fermentasi dengan atau tanpa
penambahan CO2, dapat langsung diminum atau diminum setelah diencerkan, tidak
termasuk susu, susu coklat, sari buah, teh, kopi, cikori, coklat dan hasil olahannya,
minuman beralkohol dan tidak boleh ditambahan alcohol. Termasuk dalam kategori
minuman ringan adalah sirup, sirup buah, minuman beraroma, minuman botanical, susu
kedelai, air soda, air minum dan air minum teh dalam kemasan.
15
Komposisi minuman ringan sebagian besar mengandung air, gula ( pemanis
lainnya, flavor, berasal dari buah, sari buah atau essen, pewarna, stimulant seperti
kafein, asam ( ciltric, phosphoric, tartaric ), soda, dan zat aditif. Komposisi minuman teh
dan sari buah meliputi bahan pengawet, bahan pemanis, flavor dan aroma, serta gula
yang erat hubungannya dengan selera konsumen.
2.4. Pengertian Industri
Industri merupakan suatu kelompok perusahaan yang memproduksi barang yang
sama untuk pasar yang sama. Menurut Badan Pusat Statistik (2001), perusahaan atau
usaha industri adalah suatu unit ( kesatuan ) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi,
bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi
tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur
biaya serta ada seseorang yang bertanggung jawab atas usaha tersebut
2.4.1. Logo Perusahaan
16
Perusahaan menginginkan logo yang sederhana dan mudah diingat, logo dibuat
berbentuk buah jeruk, disesuaikan dengan produk awalnya pada saat masih bersifat
industri rumah tangga, yaitu limun.
Perusahaan mengambil nama SAP karena kata tersebut memiliki arti yang sama
baik bahasa Inggris maupun Belanda, yang berarti tetesan dari perasan sari buah atau air
buah, karena dari awal SAP mengkhususkan bergerak dalam minuman yang berasal dari
buah-buah / bahan alami.
Warna merah melambangkan keberuntungan menurut mitologi China.
2.4.2. Sejarah Perusahaan
PT. Minuman SAP merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri
minuman ringan, yang memfokuskan diri pada produk minuman sari buah seperti
sirsak, lechy, mocca milk, dan teh dalam kemasan botol. Perusahaan menggunakan
strategi brand Monolitik (berkonsentrasi pada induk perusahaan).
17
PT. Minuman SAP berdiri pada tahun 1978, pada awalnya hanya diproduksi
secara manual dan belum terbentuk perusahaan. Produk yang diproduksi pada waktu itu
adalah limun dalam kemasan botol. Baru pada tahun 1983 dikukuhkan menjadi
perusahaan.
Perusahaan mulai berproduksi pada tahun 1983 dengan brand SAP, produk
pertamanya adalah minuman sari buah sirsak, kemudian pada tahun 1992 PT. Minuman
SAP mulai memproduksi beberapa jenis minuman seperti mocca milk dan teh dalam
botol.
Sejak dikukuhkan sebagai perusahaan pada tahun 1983 SAP mulai berproduksi
dengan menggunakan mesin yang didatangkan dari luar negeri. Salah satu wujud dari
penggunaan sistem yang modern ini adalah digunakannya mesin pencuci botol,
berbagai perangkat alat produksi seperti mesin pengisian otomatis dengan kapasitas
5000 liter per jam, mesin pencampuran (mixing) dan alat pasteurisasi.
PT. Minuman SAP mulai berkembang dari tahun ke tahun, hal ini dibuktikan
dengan bertambahnya produk minuman ringan yang diproduksi dan adanya penambahan
alat produksi yang lebih sempurna, seperti mesin pengolah mocca milk yang
didatangkan pada tahun 1992. Mesin-mesin modern yang digunakan dalam proses
produksi semua didatangkan dari Belanda.
2. 4.3. Visi dan Misi Perusahaan
Sejak didirikan tahun 1983, perusahaan tetap konsisten berada dalam industri
minuman ringan. Hal ini sejalan dengan visi perusahaan yaitu ingin menjadi yang
terbaik dalam industri minuman ringan. Visi inilah yang menyebabkan PT. Minuman
18
SAP memiliki misi memproduksi minuman ringan yang berbahan baku alami dengan
kualitas terbaik serta meningkatkan kemampuan para pekerjanya.
Untuk mendukung misi tersebut maka PT. Minuman SAP memiliki mesin
produksi yang bekerja secara otomatis dengan kapasitas 5000 liter per jam, serta
dilengkapi dengan laboratorium untuk menjaga dan mendapatkan kualitas minuman
ringan yang terbaik agar disukai oleh konsumen. Sedangkan untuk meningkatkan
kemampuan pekerjanya setiap tahun pihak perusahaan mengirimkan beberapa
karyawannya untuk mengikuti pelatiahan yang diadakan oleh Departemen Tenaga Kerja,
Departemen Perdagangan, dan Deperteman Kesehatan (Ditjen POM).
2. 4.4. Produk Perusahaan
PT. Minuman SAP saat ini menghasilkan produk-produk yaitu, minuman sari
buah sirsak, mocca milk, lychee, dan teh botol. Minuman dalam botol dikemas dengan
isi 232 ml/ botol dan 220 ml/cup. Proses produksi masing-masing dilakukan dengan
menggunakan mesin-mesin otomatis. Penggunaan mesin-mesin modern tersebut
bertujuan untuk menghasilkan produk dengan kualitas baik. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 1.1
19
2.4.5. Proses Produksi
Proses produksi minuman yang dilakukan oleh PT. Minuman SAP dimulai dari
pengadaan bahan baku hingga menghasilkan produk minuman dalam kemasan baik itu
botol maupun cup yang siap dipasarkan. Tahapan-tahapan proses produksi secara garis
besar meliputi tahap sortasi bahan, pencucian, pengambilan inti, penghancuran dan
ekstrasi, penyaringan, homoginisasi, pemanasan (pasteurisasi) dan pengisian kedalam
wadah botol, pendinginan serta penyimpanan.
20
2.4.6. Analisa Produk
Produk SAP saat ini memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
1. tidak adanya klasifikasi Varian yang jelas.
2. Identitas brand tidak tertera dalam label
3. Tidak adanya kesatuan desain antara produk satu dengan yang lain.
4. Desain yang kurang menarik.
5. Tidak memperlihatkan produk untuk segmen A-B.
6. Tidak adanya saran penyajian dan penyimpanan.
2.4.7. Target sasaran
Demografi
Sex : Pria-Wanita.
Usia : 25-35 tahun
Pendidikan : SMA, S1,S2.
Pekerjaan : Profesional dan tenaga ahli, manager, staff, mahasiswa
21
Kelas Sosial : Atas-menengah
Geografi
Wilayah : Jabodetabek.
Luas Wilayah : B
Kepadatan : Urban dan sub-urban
Iklim : Tropis, daerah perkotaan.
Psikografi
Terbuka, imajinatif, menyukai hal-hal yang bersifat pengetahuan atau kultur,
high couriousity, berani tampil, hangout ke café dan coffeshop. Menyukai
musik-musik experimental, dan elektronik pada umumnya namun tidak
menutup diri dengan musik lainnya. Menyenangi hal-hal yang baru, selalu
ingin mencoba sesuatu. Membeli barang di mall ataupun butik-butik. Sering
membeli sesuatu yang berjenis collectible item. Kadang suka keramaian
namun selalu ada moment untuk pribadi.. Sering online dan browsing
internet. Dinamis, memiliki mobilitas yang tinggi, kaum pekerja, Mengikuti
berita dan informasi terkini, baik teknologi, dan gaya hidup.
2.4.8. Kompetitor
2.4.8.1 Kompetitor Langsung
Pada khususnya tidak ada pesaing lokal dengan produk sejenis di Indonesia,
namun berikut adalah produk minuman import yang memiliki rasa atau bentuk yang
sama seperti Berri juice, Snapple dan Starbucks Frappucino, kesemuanya merupakan
merek luar.
22
23
2.4.8.2 Kompetitor tak Langsung
Secara keseluruhan yaitu semua perusahaan minuman ringan seperti:
PT. Sinar Sosro, PT. Coca Cola Company, PT. Pepsi Cola Indobeverages, PT. Heinz
ABC Ind, PT. Ultra Jaya Milk Ind, Orang Tua Group, PT. Tang Mas.
2.5. Analisa SWOT
2.5.1. Strength (kekuatan)
A. Minuman jus pertama di Indonesia dalam botol kaca premium.
24
B. Menggunakan ekstrak bahan asli. Produk minuman ini termasuk
jenis minuman fruit juice nectar, yaitu jenis minuman yang mempunyai
kandungan serat dari sari buah asli yaitu terdiri dari 25 persen sari buah dan
75 persen lainnya terdiri dari gula dan air.
C. Harga yang lebih murah dibanding produk sejenis dari luar.
2.5.2. Weakness (kendala)
A. Desain kemasan yang kurang menarik.
B. Jaringan distribusi yang belum luas
PT. Minuman SAP hanya memasarkan produknya di daerah Jakarta,
Bogor, Tangerang dan Bekasi dan baru memasuki produknya ke pasar
swalayan seperti Giant dan Carefour.
C. Promosi yang kurang
Kegiatan promosi yang dilakukan baru sebatas mengikuti pameran-
pameran dagang, melalui tenaga penjual atau sales yang ditujukan kepada
distributor dan agen-agen serta pemasangan iklan berukuran besar pada truk
pengangkut minuman. Tingginya biaya pemasangan iklan melalui media
elektronik membuat PT. Minuman SAP belum melakukan promosi.
2.5.3. Opportunities (peluang)
Produk juice lokal dalam botol kaca pertama, kompetitor terdekat
merupakan produk luar yang lebih mahal dengan desain kemasan yang unik,
kuat, dan berkarakter menjadi salah satu nilai jual terpenting untuk menarik
hati pasar
25
2.5.4. Threat (ancaman)
A. Anggapan produk luar seperti starbucks dan Snapple lebih terlihat
bagus dan gaya.
B. Bertambahnya pesaing dengan varian-varian yang baru.
C. Perkembangan teknologi yang mampu diadaptasi oleh pesaing
D. Produk lain yang lebih dikenal masyarakat