21
5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara dengan tokoh yang bersangkutan Survei lapangan Literatur dari internet 2.2. Pengertian Packaging Berdasarkan kamus Wikipedia (ensiklopedia bebas berbahasa Inggris), Packaging is the science, art, and technology of enclosing or protecting products for distribution, storage, sale, and use. Kurang lebih berarti Packaging atau kemasan adalah ilmu, seni, dan teknologi yang bertujuan untuk melindungi produk pada saat dikirim, disimpan, dan dijual. 2.2.1. Sejarah Packaging Sejak awal diciptakan, alam beserta isinya sudah menerapkan sistem kemasan, yang diaplikasikan juga oleh nenek moyang kita dalam lini kehidupan. Pada awal pembuatannya kemasan lebih dipentingkan pada fungsinya saja dan berasal dari alam. Seperti dikatakan oleh Mendiola B.Wiryawan (Creative Director Mendiola Design

BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

5

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1. Data

Data-data yang ada diperoleh melalui:

Wawancara dengan tokoh yang bersangkutan

Survei lapangan

Literatur dari internet

2.2. Pengertian Packaging

Berdasarkan kamus Wikipedia (ensiklopedia bebas berbahasa Inggris),

Packaging is the science, art, and technology of enclosing or protecting products for

distribution, storage, sale, and use. Kurang lebih berarti Packaging atau kemasan adalah

ilmu, seni, dan teknologi yang bertujuan untuk melindungi produk pada saat dikirim,

disimpan, dan dijual.

2.2.1. Sejarah Packaging

Sejak awal diciptakan, alam beserta isinya sudah menerapkan sistem kemasan,

yang diaplikasikan juga oleh nenek moyang kita dalam lini kehidupan. Pada awal

pembuatannya kemasan lebih dipentingkan pada fungsinya saja dan berasal dari alam.

Seperti dikatakan oleh Mendiola B.Wiryawan (Creative Director Mendiola Design

Page 2: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

6

Associates) “Alam mengajarkan kita banyak hal. Tulang kita dibungkus oleh kulit, kulit

kita dibungkus oleh pakaian, lalu kita dibungkus oleh rumah dan rumah dibungkus lagi

oleh atmosfir – sama seperti bawang yang terdiri dari lapisan demi lapisan yang saling

bungkus, juga telur yang dibungkus oleh cangkangnya, pisang, durian, dll”.

Asal kemasan dan pengawetan makanan modern bermula pada saat teknologi

makanan modern dimulai, diawali oleh eksperimen seorang pembuat permen

asal Perancis, Nicolas Appert (1750-1841) yang menemukan cara melindungi makanan

yang digunakan untuk perbekalan tentara Napoleon Bonaparte. Eksperimennya selama

empat belas tahun menghasilkan metode pengawetan makanan dengan cara dipanaskan.

Makanan,daging atau sayuran pertama kali dimasak di ceret terbuka lalu ditempatkan di

wadah kaca, setelah membuatnya kedap udara sebisa mungkin, wadah tersebut ditutup

lalu dilapisi dengan kawat gabus, kemudian dicelupkan pada air yang mendidih. Appert

memilih menggunakan kaca sebagai wadah karena dia menganggap udara yang

menyebabkan pembusukan. Perlu dicatat pada masa itu belum diketahui jika

mikroorganisme-lah penyebab makanan membusuk. Proses pembusukan makanan oleh

mikroorganisme baru diketahui hingga penemuan Louis Pasteur (1822-1895) tentang

mikroorganisme pada pertengahan abad 19 (Thorne, 1986). Penemuan Appert menjadi

cikal bakal perkembangan pengemasan makanan modern yang menyebar ke negara lain.

- Kaleng

Di tahun 1812 Bryan Donkin dan Peter Durand dari Inggris mengembangkan

penemuan Appert dengan menggantikan wadah kaca yang mudah pecah dengan besi,

hasilnya adalah daging yang dikalengkan. Pada tahun 1819 teknologi pengawetan masuk

ke Amerika. Gail Borden merupakan pelopor makanan kaleng di Amerika., di tahun

1856 ia sukses membuat susu kental manis dalam kaleng dan dipatenkan. Pada

Page 3: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

7

perkembangan nya kaleng yang berat digantikan oleh materi kaleng yang lebih ringan

dan proses pembuatannya pun lebih higenis dan rapih.

- Kaca

Diluar dari sifatnya yang mudah pecah serta biaya produksinya yang mahal, kaca

memiliki kelebihan dibanding kaleng yang bila terkena air dapat terjadi reaksi kimia

yang mengakibatkan karat. Masalah dari kontaminasi timah hitam dapat diatasi di tahun

1904 setelah Sanitary Can Company di New York tidak perlu lagi mematri kaleng. Di

tahun 1903 kaca menjadi relatif murah dan bentuk yang mudah untuk kemasan ketika

Michael J. Owen di Inggris memperkenalkan mesin semi-otomatis machine untuk

produksi botol dan kendi (Lief, 1965). Penyempurnaan dan inovasi terus dilakukan

untuk membuat tutup bagi wadah tersebut. Botol Mason merupakan inovasi yang paling

signifikan di tahun 1858, botol kaca dengan jarum di bagian leher yang dapat ditutup

dengan memutar tutup besi, dan pada tahun 1898 tutup botol berbentuk mahkota

diperkenalkan oleh William Painter.

- Pembungkus makanan, kertas, karton dan plastic

Kertas dan karton muncul di akhir abad sembilanbelas untuk menutup dan

membungkus makanan. Untuk jangka waktu yang panjang bahan yang digunakan untuk

membungkus makanan lebih mahal dari makanan itu sendiri. Inovasi teknologi

memungkinkan untuk membuat bahan kemasan menjadi lebih murah. Kertas menjadi

penting sebagai pembungkus makanan ketika kertas dapat diproduksi dari sumsum kayu,

tapi kertas dan karton tebal belum dapat digunakan untuk kemasan cair. Baru ditahun

1880-an di Amerika, kertas dan karton tebal dapat dibuat kedap dan tidak dapat tembus

dengan melapisinya dengan paraffin yang tipis.

Page 4: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

8

Di tahun 1930-an kertas kaca / bening menjadi bahan penting untuk kemasan

makanan, namun cepat tergantikan oleh pengembangan dari polyethylene dan bentuk

pastik lainnya (Borgstrom, 1967). Terobosan lainnya dengan dihasilkannya Tetra Pak di

Swedia pada tahun 1952. Yang meningkatkan kemampuan dari karton untuk digunakan

sebagai kemasan susu, sari buah dan minuman cair lainnya. Karton yang dilapisi

polyethylene menjadi ancaman serius bagi pasar untuk kaca dan kaleng.

- Label dan nama brand

Pada awal abad ke-19, produsen makanan menyadari bahwa produknya dapat

terjual dengan baik jika ditambahkan nama merek pada produknya, nama yang penting

agar dikenali oleh konsumen. Inisial, label dengan informasi tentang isi ditempel pada

kemasan botol atau kaleng. Pada perkebangannya keseluruhan label dan kemasan

menjadi berarti untuk mempromosikan suatu produk makanan.

2.2.2. Fungsi Packaging

Kemasan memiliki beberapa fungsi seperti:

Fungsi Proteksi

Kemasan harus dapat memberikan perlindungan fisik terhadap isi produk.

Perlindungan tersebut mencakup ketahanan kemasan terhadap benturan, tekanan,

temperature, dll. Perlu diperhatikan juga apakah materi yang hendak dikemas

tahan terhadap oksigen, air, debu, dsb.

Fungsi pengelompokan, penempatan dan penyimpanan

Page 5: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

9

Kemasan yang ideal sebaiknya harus menjawab bagaimana sebuah materi

dikelompokkan atau ditempatkan. Harus diperhitungkan juga, bagaimana

kemasan tersebut ketika harus ditumpuk atau dibawa dalam jumlah banyak.

Apakah efisien dan memungkinkan ditumpuk dalam jumlah besar.

Fungsi keamanan

Kemasan yang baik harus dipastikan teruji dengan baik keamanannya bagi

konsumen. Misalnya, apakah material yang digunakan untuk membungkus dapat

mencemari isi produk didalamnya secara kimiawi. Pastikan juga agar material

pembungkusnya tidak meracuni isi produk.

Fungsi Informasi

Kemasan yang ideal sebaiknya memberikan informasi yang sesuai dan

dibutuhkan kepada khalayaknya, baik secara verbal maupun visual. Intinya

adalah, apakah elemen-elemen desain dalam kemasan sudah memberikan

informasi secara cepat, mudah dan lengkap, mulai dari batas kadaluarsa,

komposisi makanan, halal atau haram, dll.

Fungsi kemudahan fisik

Kemasan harus memiliki fungsi yang memudahkan baik saat pengepakan,

distribusi, maupun penggunaan oleh end-user. Faktor ergonomic dapat dikatakan

sangat berperan didalam pengembangan desain kemasan.

Fungsi marketing

Bagaimana kemasan mampu menjawab ‘aspirasi’ konsumen. Untuk memenuhi

fungsi ini, otomatis diperlukan kepekaan desainer terhadap kebutuhan dan

keinginan khalayak. Jadi, desain kemasan yang baik adalah yang bisa

memvisualisasikan ‘brand’ alias membantu branding sebuah produk.

Page 6: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

10

2.2.3. Jenis-Jenis Packaging

Berdasarkan tujuan fungsionalnya, kemasan terbagi atas tiga jenis yaitu :

Primary Packaging

Material atau kemasan yang pertama kali bersentuhan langsung dengan isi

produk. Contohnya bermacam-macam, seperti botol, kaleng, aerosol spray,

amplop, plastic pembungkus makanan, skin pack, wrappers, dll.

Secondary Packaging

Kemasan yang membungkus Primary Packaging atau kemasan yang ukurannya

lebih besar dan mewadahi beberapa Primary Packaging sekaligus. Contohnya

kardus atau shrink wrap. Kantong plastik yang sering digunakan untuk membawa

barang-barang juga termasuk didalamnya.

Tertiary Packaging

Jenis kemasan yang digunakan untuk melindungi produk saat pengiriman atau

pendistribusian. Contohnya container, barell. dll.

Sedangkan dalam prosesnya, pengemasan kadang tidak dapat dilepaskan dari

package labeling atau biasa disebut labeling, yaitu:

1. Sepotong kertas, kain, logam, kayu, dsb yang ditempelkan pada barang dan

menjelaskan tentang nama barang, nama pemilik, tujuan, alamat, dsb;

2. Etiket, merek dagang;

3. Petunjuk singkat tentang zat-zat yang terkandung dalam produk, dsb (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Departemen P&K, Balai Pustaka).

Page 7: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

11

2.2.4. Material Packaging

Berdasarkan bentuk dan materialnya, packaging dapat dikategorikan atas:

Kemasan Logam/ Kaleng (Metal can)

Kemasan Plastik (Rigid/ Kaku dan Flexible/ Lentur/ Multilayer)

Kemasan Kertas & Karton, Corrugated Carton Box (Biasa digunakan untuk

secondary packaging)

Kemasan Gelas Kaca

Kemasan Kayu

Kemasan Lain (termasuk yang menggunakan bahan-bahan setempat atau

tradisional)

2.2.5. Teknologi Cetak

Ada berbagai jenis teknologi cetak pada kemasan, teknologi cetak yang populer

digunakan yaitu:

Rotogravure (Rotogravur)

Proses pencetakan berkualitas tinggi untuk memproduksi gambar-gambar untuk

dicetak, yang efek tone-nya sama seperti fotografi. Biasanya dipakai untuk cetak

majalah, kertas kado, kertas dinding, perangko, dll. Cetak cara gravure memiliki

reproduksi terbaik tapi memiliki keterbatasan dalam mencetak besar.

Flexography

Proses pencetakanyang menggunakan pelat ber-relief yang fleksibel, yang

digantung di sebuah silinder. Biasanya digunakan untuk tas plastik, kemasan

makanan, Koran dan majalah.

Page 8: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

12

Offsett (Lithography)

Jenis cetak ini paling banyak digunakan untuk pekerjaan cetak komersial seperti

majalah, buku, brosur, dll. Cetak offsett merupakan salah satu teknik cetak

dimana bagian image dan non-image terletak sama tinggi pada permukaan pelat

cetak. Prinsip cetaknya adalah tolak-menolak antara tinta dengan air. Bagian

image peka terhadap minyak (tinta cetak), sedangkan non-image peka terhadap

air. Cetak ini memiliki kualitas bagus dan biaya pelatnya rendah.

Screen Printing

Salah satu bentuk cetak stensil.

Digital printing

Teknologi cetak paling baru dan menggunakan teknologi print-on-demand atau

Direct Image, dimana proses cetak bisa dilakukan langsung dari computer ke

mesin. Digital printing memudahkan seseorang untuk cetak hemat sesuai

kebutuhan dalam waktu singkat. Dan tinta atau toner yang digunakan dalam

digital printing, tidak menyerap ke dalam material kemasan tapi hanya

membentuk image di permukaannya saja. Biasanya digunakaan untuk kemasan

berbahan plastic dan kain (baju).

2.2.6. Mesin Pengemasan

Mesin-mesin yang digunakan untuk pengemasan banyak macamnya. Dalam

penggunaannya diperlukan pemahaman secara teknis, sumber daya, keselamatan

kerja, kualifikasi (biasanya diterapkan untuk makanan, obat-obatan, dll).

Beberapa tipe mesin tersebut:

Page 9: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

13

• Blister packs, skin packs and Vacuum Packaging Machines

• Bottle caps equipment, Over-Capping, Lidding, Closing, Seaming and Sealing

Machines

• Cartoning Machines

• Box, Case and Tray Forming, Packing, Unpacking, Closing and Sealing

Machines

• Cleaning, Sterilizing, Cooling and Drying Machines

• Conveyors, Accumulating and Related Machines

• Feeding, Orienting, Placing and Related Machines

• Filling Machines: handling liquid and powdered products

• Package Filling and Closing Machines

• Form, Fill and Seal Machines

• Inspecting, Detecting and Checkweighing Machines

• Palletizing, Depalletizing, Unit load assembly

• Product Identification: labeling, marking, etc.

• Wrapping Machines

• Converting Machines

• Other speciality machinery: slitters, perforating, laser cutters, parts attachment,

dll.

2.3. Sejarah Minuman Ringan

Minuman ringan pertama kali diperkenalkan oleh Joseph Priestly dari Inggris

pada tahun 1772 dengan nama sparkling water, kemudian dengan berbagai penelitian

Page 10: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

14

lanjutan muncul minuman berkarbonat. Bisnis minuman ringan dimulai pada tahun 1806

oleh Benjamin Sillomon, seorang professor kimia di sekolah tinggi Yale di kota

Connecticut yang memperkenalkan minuman berkarbonat dalam kemasan botol. Tahun

1830-1866 minuman soda dengan berbagai macam rasa menjadi populer, dan jenis rasa

yang digunakan adalah cola, lemon-lime, orange, ginger, root beer dan anggur. Pada

tahun 1886 seorang apoteker dan pendiri confederate soldier, John Styth Pemberton

menjadikan minuman tersebut favorit dengan menambahkan ekstrak dari cocoa.

Minuman cola adalah minuman yang populer hingga sekarang ( Ensminger, Konlade &

Robson, 1994 ).

Minuman ringan (soft drink) adalah minuman penyegar yang dihasilkan oleh

suatu industri. Jenis minuman ringan (soft drink) dikelompokkan atas dua kelompok

utama yaitu minuman carbonated dan minuman noncarbonated. Minuman bergas

(carbonated) merupakan minuman yang mengandung CO2 umumnya dibuat dari bahan

non-alami, jenis minuman ini mengandung gula, asam, flavor dan konsentrat sedangkan

minuman tidak bergas (noncarbonated ) merupakan minuman yang tidak mengandung

CO2 biasanya mempunyai flavor alami, seperti jus buah dan teh dalam kemasan.

Menurut keputusan Dirjen POM No.02240/B/SK/91 yang dimaksud minuman

ringan adalah produk yang diperoleh tanpa melalui proses fermentasi dengan atau tanpa

penambahan CO2, dapat langsung diminum atau diminum setelah diencerkan, tidak

termasuk susu, susu coklat, sari buah, teh, kopi, cikori, coklat dan hasil olahannya,

minuman beralkohol dan tidak boleh ditambahan alcohol. Termasuk dalam kategori

minuman ringan adalah sirup, sirup buah, minuman beraroma, minuman botanical, susu

kedelai, air soda, air minum dan air minum teh dalam kemasan.

Page 11: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

15

Komposisi minuman ringan sebagian besar mengandung air, gula ( pemanis

lainnya, flavor, berasal dari buah, sari buah atau essen, pewarna, stimulant seperti

kafein, asam ( ciltric, phosphoric, tartaric ), soda, dan zat aditif. Komposisi minuman teh

dan sari buah meliputi bahan pengawet, bahan pemanis, flavor dan aroma, serta gula

yang erat hubungannya dengan selera konsumen.

2.4. Pengertian Industri

Industri merupakan suatu kelompok perusahaan yang memproduksi barang yang

sama untuk pasar yang sama. Menurut Badan Pusat Statistik (2001), perusahaan atau

usaha industri adalah suatu unit ( kesatuan ) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi,

bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur

biaya serta ada seseorang yang bertanggung jawab atas usaha tersebut

2.4.1. Logo Perusahaan

Page 12: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

16

Perusahaan menginginkan logo yang sederhana dan mudah diingat, logo dibuat

berbentuk buah jeruk, disesuaikan dengan produk awalnya pada saat masih bersifat

industri rumah tangga, yaitu limun.

Perusahaan mengambil nama SAP karena kata tersebut memiliki arti yang sama

baik bahasa Inggris maupun Belanda, yang berarti tetesan dari perasan sari buah atau air

buah, karena dari awal SAP mengkhususkan bergerak dalam minuman yang berasal dari

buah-buah / bahan alami.

Warna merah melambangkan keberuntungan menurut mitologi China.

2.4.2. Sejarah Perusahaan

PT. Minuman SAP merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri

minuman ringan, yang memfokuskan diri pada produk minuman sari buah seperti

sirsak, lechy, mocca milk, dan teh dalam kemasan botol. Perusahaan menggunakan

strategi brand Monolitik (berkonsentrasi pada induk perusahaan).

Page 13: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

17

PT. Minuman SAP berdiri pada tahun 1978, pada awalnya hanya diproduksi

secara manual dan belum terbentuk perusahaan. Produk yang diproduksi pada waktu itu

adalah limun dalam kemasan botol. Baru pada tahun 1983 dikukuhkan menjadi

perusahaan.

Perusahaan mulai berproduksi pada tahun 1983 dengan brand SAP, produk

pertamanya adalah minuman sari buah sirsak, kemudian pada tahun 1992 PT. Minuman

SAP mulai memproduksi beberapa jenis minuman seperti mocca milk dan teh dalam

botol.

Sejak dikukuhkan sebagai perusahaan pada tahun 1983 SAP mulai berproduksi

dengan menggunakan mesin yang didatangkan dari luar negeri. Salah satu wujud dari

penggunaan sistem yang modern ini adalah digunakannya mesin pencuci botol,

berbagai perangkat alat produksi seperti mesin pengisian otomatis dengan kapasitas

5000 liter per jam, mesin pencampuran (mixing) dan alat pasteurisasi.

PT. Minuman SAP mulai berkembang dari tahun ke tahun, hal ini dibuktikan

dengan bertambahnya produk minuman ringan yang diproduksi dan adanya penambahan

alat produksi yang lebih sempurna, seperti mesin pengolah mocca milk yang

didatangkan pada tahun 1992. Mesin-mesin modern yang digunakan dalam proses

produksi semua didatangkan dari Belanda.

2. 4.3. Visi dan Misi Perusahaan

Sejak didirikan tahun 1983, perusahaan tetap konsisten berada dalam industri

minuman ringan. Hal ini sejalan dengan visi perusahaan yaitu ingin menjadi yang

terbaik dalam industri minuman ringan. Visi inilah yang menyebabkan PT. Minuman

Page 14: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

18

SAP memiliki misi memproduksi minuman ringan yang berbahan baku alami dengan

kualitas terbaik serta meningkatkan kemampuan para pekerjanya.

Untuk mendukung misi tersebut maka PT. Minuman SAP memiliki mesin

produksi yang bekerja secara otomatis dengan kapasitas 5000 liter per jam, serta

dilengkapi dengan laboratorium untuk menjaga dan mendapatkan kualitas minuman

ringan yang terbaik agar disukai oleh konsumen. Sedangkan untuk meningkatkan

kemampuan pekerjanya setiap tahun pihak perusahaan mengirimkan beberapa

karyawannya untuk mengikuti pelatiahan yang diadakan oleh Departemen Tenaga Kerja,

Departemen Perdagangan, dan Deperteman Kesehatan (Ditjen POM).

2. 4.4. Produk Perusahaan

PT. Minuman SAP saat ini menghasilkan produk-produk yaitu, minuman sari

buah sirsak, mocca milk, lychee, dan teh botol. Minuman dalam botol dikemas dengan

isi 232 ml/ botol dan 220 ml/cup. Proses produksi masing-masing dilakukan dengan

menggunakan mesin-mesin otomatis. Penggunaan mesin-mesin modern tersebut

bertujuan untuk menghasilkan produk dengan kualitas baik. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 1.1

Page 15: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

19

2.4.5. Proses Produksi

Proses produksi minuman yang dilakukan oleh PT. Minuman SAP dimulai dari

pengadaan bahan baku hingga menghasilkan produk minuman dalam kemasan baik itu

botol maupun cup yang siap dipasarkan. Tahapan-tahapan proses produksi secara garis

besar meliputi tahap sortasi bahan, pencucian, pengambilan inti, penghancuran dan

ekstrasi, penyaringan, homoginisasi, pemanasan (pasteurisasi) dan pengisian kedalam

wadah botol, pendinginan serta penyimpanan.

Page 16: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

20

2.4.6. Analisa Produk

Produk SAP saat ini memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

1. tidak adanya klasifikasi Varian yang jelas.

2. Identitas brand tidak tertera dalam label

3. Tidak adanya kesatuan desain antara produk satu dengan yang lain.

4. Desain yang kurang menarik.

5. Tidak memperlihatkan produk untuk segmen A-B.

6. Tidak adanya saran penyajian dan penyimpanan.

2.4.7. Target sasaran

Demografi

Sex : Pria-Wanita.

Usia : 25-35 tahun

Pendidikan : SMA, S1,S2.

Pekerjaan : Profesional dan tenaga ahli, manager, staff, mahasiswa

Page 17: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

21

Kelas Sosial : Atas-menengah

Geografi

Wilayah : Jabodetabek.

Luas Wilayah : B

Kepadatan : Urban dan sub-urban

Iklim : Tropis, daerah perkotaan.

Psikografi

Terbuka, imajinatif, menyukai hal-hal yang bersifat pengetahuan atau kultur,

high couriousity, berani tampil, hangout ke café dan coffeshop. Menyukai

musik-musik experimental, dan elektronik pada umumnya namun tidak

menutup diri dengan musik lainnya. Menyenangi hal-hal yang baru, selalu

ingin mencoba sesuatu. Membeli barang di mall ataupun butik-butik. Sering

membeli sesuatu yang berjenis collectible item. Kadang suka keramaian

namun selalu ada moment untuk pribadi.. Sering online dan browsing

internet. Dinamis, memiliki mobilitas yang tinggi, kaum pekerja, Mengikuti

berita dan informasi terkini, baik teknologi, dan gaya hidup.

2.4.8. Kompetitor

2.4.8.1 Kompetitor Langsung

Pada khususnya tidak ada pesaing lokal dengan produk sejenis di Indonesia,

namun berikut adalah produk minuman import yang memiliki rasa atau bentuk yang

sama seperti Berri juice, Snapple dan Starbucks Frappucino, kesemuanya merupakan

merek luar.

Page 18: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

22

Page 19: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

23

2.4.8.2 Kompetitor tak Langsung

Secara keseluruhan yaitu semua perusahaan minuman ringan seperti:

PT. Sinar Sosro, PT. Coca Cola Company, PT. Pepsi Cola Indobeverages, PT. Heinz

ABC Ind, PT. Ultra Jaya Milk Ind, Orang Tua Group, PT. Tang Mas.

2.5. Analisa SWOT

2.5.1. Strength (kekuatan)

A. Minuman jus pertama di Indonesia dalam botol kaca premium.

Page 20: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

24

B. Menggunakan ekstrak bahan asli. Produk minuman ini termasuk

jenis minuman fruit juice nectar, yaitu jenis minuman yang mempunyai

kandungan serat dari sari buah asli yaitu terdiri dari 25 persen sari buah dan

75 persen lainnya terdiri dari gula dan air.

C. Harga yang lebih murah dibanding produk sejenis dari luar.

2.5.2. Weakness (kendala)

A. Desain kemasan yang kurang menarik.

B. Jaringan distribusi yang belum luas

PT. Minuman SAP hanya memasarkan produknya di daerah Jakarta,

Bogor, Tangerang dan Bekasi dan baru memasuki produknya ke pasar

swalayan seperti Giant dan Carefour.

C. Promosi yang kurang

Kegiatan promosi yang dilakukan baru sebatas mengikuti pameran-

pameran dagang, melalui tenaga penjual atau sales yang ditujukan kepada

distributor dan agen-agen serta pemasangan iklan berukuran besar pada truk

pengangkut minuman. Tingginya biaya pemasangan iklan melalui media

elektronik membuat PT. Minuman SAP belum melakukan promosi.

2.5.3. Opportunities (peluang)

Produk juice lokal dalam botol kaca pertama, kompetitor terdekat

merupakan produk luar yang lebih mahal dengan desain kemasan yang unik,

kuat, dan berkarakter menjadi salah satu nilai jual terpenting untuk menarik

hati pasar

Page 21: BAB 2 DATA DAN ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00145-DS bab 2.pdf · 5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui: Wawancara

25

2.5.4. Threat (ancaman)

A. Anggapan produk luar seperti starbucks dan Snapple lebih terlihat

bagus dan gaya.

B. Bertambahnya pesaing dengan varian-varian yang baru.

C. Perkembangan teknologi yang mampu diadaptasi oleh pesaing

D. Produk lain yang lebih dikenal masyarakat