42
1 ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN YANG BERORIENTASI PERUBAHAN TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN: IKLIM KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIATING Disusun Oleh : HERVIN PRASETIO NIM, C2A606049 Dosen Pembimbing: Dr. Suharnomo, SE, M.Si NIP. 197007221998021002 ABSTRACT The purpose of this study was to determine whether there is relationship between change-oriented leadership by working climate, changes to the performance-oriented leadership, change-oriented leadership and job satisfaction, influence the change-oriented leadership and job satisfaction is mediated by work climate, and change-oriented leadership and its influence with the performance mediated by work climate. The process of data collection in this study using three methods: interviews, observation, and questionnaires. Interviews are used to obtain information about the general picture of the company. Observations conducted to determine the steps of the command process / management. The questionnaire are used to obtain data on leadership style, working climate, individual performance and job satisfaction. The questionnaire given to 100 employees of PT. Telkomsel , with the method used was random sampling. Methods of data analysis conducted by PATH analysis using AMOS software Keyword: Change-Oriented Leadership, Performance, Job satisfaction, work cimate

ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/26680/1/Jurnal_Skripsi.pdf · statistik industri diperkirakan ... Pemimpin menganalisa peristiwa ekstemal dan trend untuk mengenali

Embed Size (px)

Citation preview

1

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN YANG BERORIENTASI

PERUBAHAN TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA

KARYAWAN: IKLIM KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIATING

Disusun Oleh :

HERVIN PRASETIO

NIM, C2A606049

Dosen Pembimbing:

Dr. Suharnomo, SE, M.Si

NIP. 197007221998021002

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine whether there is relationship

between change-oriented leadership by working climate, changes to the

performance-oriented leadership, change-oriented leadership and job

satisfaction, influence the change-oriented leadership and job satisfaction is

mediated by work climate, and change-oriented leadership and its influence with

the performance mediated by work climate.

The process of data collection in this study using three methods:

interviews, observation, and questionnaires. Interviews are used to obtain

information about the general picture of the company. Observations conducted to

determine the steps of the command process / management. The questionnaire are

used to obtain data on leadership style, working climate, individual performance

and job satisfaction. The questionnaire given to 100 employees of PT. Telkomsel ,

with the method used was random sampling. Methods of data analysis conducted

by PATH analysis using AMOS software

Keyword: Change-Oriented Leadership, Performance, Job satisfaction, work

cimate

2

PENDAHULUAN

Perubahan lingkungan (environmental change) akan mengakibatkan

tekanan pada organisasi untuk melakukan perubahan organisasional

{organizational change). Di tengah kuatnya arus perubahan lingkungan, tanpa

perubahan diri secara tepat dan signifikan organisasi tersebut niscaya akan

terseok, bahkan akan mati terlindas oleh hukum perubahan.

George dan Jones (2002) menyebutkan sejumlah faktor lingkungan

ekstemal yang mendorong perubahan, yakni kekuatan kompetisi, kekuatan

ekonomi, kekuatan politik, kekuatan globalisasi, kekuatan sosial-demografik, dan

kekuatan etikal. Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis berlangsung semakin

sengit. Dinamika ekonomi dan politik nasional, regional maupun global bergerak

sangat fluktuatif dan penuh kejutan. Globalisasi ekonomi dan budaya yang dipicu

oleh perkembangan pesat teknologi informasi dan transportasi telah menyebabkan

dunia ini bagaikan desa global (global village). Perubahan struktur demografik

dan sosial berlangsung secara sangat signifikan. Dan di tengah semua itu mencuat

pula di sana-sini kesadaran etik masyarakat yang menuntut ditegakkannya

perilaku etis dalam dunia kerja, bisnis, dan politik.

Namun, perubahan organisasional bukanlah hal yang mudah dilakukan.

Ada banyak kendala yang bisa menghadang dan memacetkan program-program

perubahan. Sejum4lah kendala yang ditengarai oleh George dan Jones (2002)

adalah: (1) kendala-kendala sistem keorganisasian dan kekuasaan, (2) perbedaan-

perbedaan dalam orientasi fangsional dan struktur organisasi yang mekanistik, (3)

3

kelembaman (inertia) kultur organisasi, (4) norma dan kohesivitas kelompok, (5)

pemikiran kelompok (group think) dan kendala-kendala individual, seperti

ketidaksiapan yang mengakibatkan rasa ketidakpastian, kekhawatiran,

ketidakamanan, persepsi selektif, dan retensi kebiasaan.

Orientasi fungsional yang berbeda pada tiap-tiap departemen atau bagian

organisasi juga dapat mempersulit terbangunnya kesamaan visi perubahan.

Sebagai contoh, departemen keuangan yang lebih berorientasi pada efisiensi biaya

mungkin akan menolak ide perubahan teknologi yang diusulkan departemen

produksi yang ingin mengejar kuantitas dan kualitas poduksi yang lebih tinggi

yang akan berakibat pada meroketnya anggaran. Contoh lain, usulan perubahan

desain produk oleh departemen pemasaran berdasarkan hasil riset pasar, bisa jadi

kurang direspons positif oleh departemen produksi jika dirasa hanya akan

menimbulkan kerepotan dalam proses produksi. Begitulah, masing-masing

departemen atau divisi cenderung mengedepankan kepentingan atau mission diri

sendiri. Validitas gagasan perubahan akan dinilai pertama-tama dari sudut

pandang kepentingan masing-masing. Biasanya, egoisme departemental atau

divisional tersebut tumbuh subur dalam struktur organisasi yang mekanistik.

Kelompok-kelompok kerja, formal maupun non-formal juga dapat menjadi

penghalang upaya perubahan. Individu-individu yang ingin mengubah perilaku

kerjanya besar kemungkinan akan dihambat oleh norma kelompok yang tidak

sejalan. Tekanan kelompok dapat mengerem usaha-usaha individual maupun

program perubahan organisasional. Kelompok-kelompok dengan kohesivitas

tinggi yang merasa terancam akan kehilangan kenyamanannya atas penguasaan

4

suatu sumber daya organisasi mimgkin akan melakukan perlawanan.

PT. Telkomsel adalah salah satu perusahaan operator telekomunikasi

seluler terbesar di Indonesia.. Saat ini PT. Telkomsel dipimpin oleh seorang

Direktur Utama yang bemama Sarwoto Atmosutamo. Pada akhir Maret 2008,

jumlah pelanggan Telkomsel mencapai 51,3 juta pelanggan dimana berdsarkan

statistik industri diperkirakan Telkomsel memiliki market share sebesar 51%.

Telkomsel menyediakan layanan seluler GSM di Indonesia melalui nationwide

Dual band 900/1800 MHz GSM network dan memiliki 288 international roaming

partners dari 155 negara (akhir 2007). Berikut merupakan grafik kinerja

Telkomsel tahun 2000-2008:

Telkomsel memiliki jaringan terluas di Indonesia dengan cakupan 95%

wilayah Indonesia. Komposisi saham Telkomsel saat ini adalah 65% dimiliki oleh

5

PT. Telkom dan 35% oleh Singtel.

6

TELAAH PUSTAKA

Tiga bentuk dimensi yang diusulkan oleh Yuki (2004) sesuai dengan teori

tranfonnasi dan karismatik kepemimpinan, meskipun pada kenyataannya

tujuannya adalah untuk menjelaskan proses kepemimpinan pada tingkat analisa

konseptual yang berbeda. Model ini berusaha menjelaskan pengaruh pemimpin

dalam proses organisasi, menganalisa kesatuan, aspek kepemimpinan yang efektif,

dan menyoroti pentingnya kepemimpinan.

Kepemimpinan berorientasi perubahan merupakan kepemimpinan yang

dilandasi oleh berbagai faktor terutama faktor ekstemal. Jelaslah, perubahan

lingkungan akan mengakibatkan tekanan pada organisasi untuk melakukan

perubahan organisasional. Di tengah kuatnya arus perubahan lingkungan terutama

globalisasi tanpa perubahan diri secara tepat dan signifikan organisasi tersebut

niscaya akan terseok, bahkan akan mati terlindas oleh hukum perubahan.

Bentuk hubungan antara perubahan-pada kepemimpinan, kepuasan dan

kinerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa perubahan-yang

berorientasi pada kepemimpinan yang bisa merubah hasil tim, kinerja dan

kepuasan, menengahi beberapa proses tim. Penults bermaksud bahwa hubungan

antara kepemimpinan dan hasil ditengahi oleh keadaan tim, dan bahwa medisi

tersebut diperkuat oleh ikiim tim.

Iklim Kerja

Mengenai iklim atau lingkungan kerja akan membawa dampak psikologis

terhadap kinerja dan kepuasan kerja karena dari ikiim kerja yang kondusif

7

seseorang tidak akan merasakan beban kerja yang berat namun menganggap

pekerjaan sebagai permainan yang mengasikkan. Bedjo Siswanto (1987:17)

mengemukakan bahwa ikiim kerja adalah suatu kondisi, situasi dan keadaan kerja

yang tinggi, dalam rangka pencapaian produktivitas kerja sesuai dengan target

produksi yang diharapkan.

Iklim kerja dalam hal ini menyangkut lingkungan organisasi kerja, yaitu

keseluruhan sumber yang tersedia, baik sumberdaya manusia seperti

pengelompokan kerja, wewenang dan tanggung jawab, maupun sumber non

manusia seperti berbagai fasilitas, dan kondisi lingkungan kerja. Suasana kerja

tersebut diatur sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang

digerakkan sebagai satu kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Kinerja

Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja"

yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja.

Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau

tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering

tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba

salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kineija telah

merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan -

kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda - tanda

peringatan adanya kinerja yang merosot.

8

Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah suatu sikap individu terhadap pekerjaannya (Pool,

1997). Kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyenangkan atau positif

yang merupakan hasil dari penilaian atas pekerjaan atau pengalaman seseorang (

Locke dan Luthans, 2001 ). Dengan demikian kepuasan kerja merupakan suatu

hasil dari persepsi karyawan baik yang menyenangkan maupun tidak yang

dirasakan oleh karyawan dalam memandang pekerjaannya. Kepuasan kerja

merupakan penilaian pekerja tentang seberapajauh pekerjaannya secara

keseluruhan memuaskan kebutuhannya.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Hipotesis

HI : Kepemimpinan berorientasi perubahan berpengaruh positif

terhadap kinerja

H2 : Kepemimpinan berorientasi perubahan berpengaruh positif

terhadap kepuasan kerja.

H3 : Kepemimpinan berorientasi perubahan berpengaruh positif

terhadap Iklim kerja

Change-Oriented Leadership

Work Climate

Performance

Satisfaction

9

H4 : Hubungan antara Kepemimpinan berorientasi perubahan terhadap

kinerja dimediasi oleh Iklim kerja dengan pengaruh positif.

H5 : Hubungan antara Kepemimpinan berorientasi perubahan terhadap

kepuasan kerja dimediasi oleh Iklim kerja dengan pengaruh positif.

10

METODE PENELITIAN

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat / nilai dari orang objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. (Sugiyono,2001).

Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu Variabel

terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya,

serta variabel bebas (independent variable) atau variabel yang tidak tergantung

pada variabel yang lainnya. Variabel - variabel yang digunakan pada penelitian ini

adalah :

a. Variabel terikat (dependent variable) yaitu performance (Yl) dan job

satisfaction (Y2).

b. Variabel bebas (independent variable) yaitu kepemimpinan berorientasi

perubahan (XI).

c. Variabel mediasi (mediating variableI) yaitu klim Keria (X2).

Variable Bebas (Independent Variable)

1. Kepemimpinan berorientasi perubahan merupakan serangkaian unsur-unsur

yang mempengaruhi kinerja karyawan, dimana seorang karyawan akan

meningkat kinerjanya atau justru menurun, yang menurut Fuad Mas’ud (2004)

diukur melalui indikator :

a) Pemimpin menganalisa peristiwa ekstemal dan trend untuk mengenali

ancaman dan peluang.

b) Pemimpin menanyakan karyawan untuk melihaf sebuah masalah dari

11

perspektifberbeda.

c) Pemimpin menanggapi secara tepat perubahan dalam berbagai aspek

seperti politik, peraturan, dan lingkungan bisnis.

d) Pemimpin melakukan pemantauan terhadap lingkungan bisnis perusahaan.

e) Pemimpin menggalakkan pemikiran inovasi

f) Pemimpin menjelaskan bahwa perubahan adalah penting.

g) Pemimpin selalu memimpikan perubahan

h) Pemimpin berani mengambil resiko pribadi

2. Iklim kerja adalah kondisi dimana suatu kinerja merasa nyaman terhadap

pekerjaannya sehingga disini dapat diketahui bagaimana kinerja karyawan

dilihat dari ikiim kerja yang mereka rasakan yang diukur melalui indikator:

a) Tim sangat terbuka dan mau untuk berubah.

b) Pandangan tiap orang adalah untuk didengar, bahkan jika dia adalah kaum

minoritas.

c) Keikutsertaan anggota tim adalah wajib

d) Tim berorientasi pada tugas

e) Melakukan Inovasi / Pembaruan

f) Tim berpikiran Objective

Variabel Terikat (Dependent Variable)

Definisi operasional yang meliputi kinerja dan kepuasan kerja sebagai

berikut:

1. Kinerja (XI) kinerja adalah prestasi kerja karyawan yang diukur melalui

indikator:

12

a) Karyawan menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik.

b) Karyawan memegang standar profesionalitas yang tinggi

c) Karyawan memelihara kualitas pekerjaan.

d) Karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

e) Karyawan selalu sukses melaksanakan pekerjaannya.

2. Kepuasan kerja (X2) adalah sikap emosional yang menyenangkan yang

mencintai pekerjaannya yang diukur melalui indikator:

a) Beban kerja yang ringan akan meningkatkan kinerja saya.

b) Orang - orang disini dapat bergaul dengan baik satu sama lain

c) Perusahaan memberikan gaji yang lebih baik daripada kompetitor

d) Mendapatkan dukungan yang cukup dari rekan kerja.

e) Para manajer memberi dukungan terhadap saya

f) Saya merasa senang dengan tingkat tanggung jawab dalam pekerjaan saya

Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif adalah bentuk analisa yang berdasarkan dari data

yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Data kualitatif ini merpakan data yang

hanya dapat diukur secara langsung (Hadi, 2001).

Proses analisis kualitatifini dilakukan dalam tahapan sebagai berikut:

1. Pengeditan (Editing)

Pengeditan adalah memilih atau mengambil data yang perlu dan

membuang data yang dianggap tidak perlu, untuk memudahkan perhitungan

dalam pengujian hipotesa.

2. Pemberian Kode ( Coding)

13

Proses pemberian kode tertentu tehadap macam dari kuesioner untuk

kelompok ke dalam kategori yang sama.

3. Pemberian Skor (Scoring)

Mengubah data yang bersifat kualitatifke dalam bentuk kuantitatif. Dalam

penelitian ini urutan pemberian skor menggunakan skala Likert. Tingkatan skala

Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) = Diberi bobot / skor 5

Setuju (S) = Diberi bobot / skor

4 Netral (N) = Diberi bobot / skor 3

Tidak Setuju (TS) = Diberi bobot / skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = Diberi bobot / skor 1

4. Tabulating

Pengelompokkan data atas jawaban dengan benar dan teliti, kemudian

dihitung dan dijumlahkan sampai berwujud dalam bentuk yang berguna.

Berdasarkan hasil tabel tersebut akan disepakati untuk membuat data tabel agar

mendapatkan hubungan atau pengaruh antara variabel- variabel yang ada.

Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan angka-

angka dan perhitungan dengan metode statistik, maka data tersebut hams

diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu,

untuk mempermudah dalam menganalisis dengan menggunakan program SPSS

(Statistical Package for Social Science) for windows. Adapun alat analisis yang

digunakan yaitu uji validitas dan reliabilitas.

14

Uji Reliabiltas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variable atau konstruk (Gozali,2006). Suatu kuesioner dikatakan

reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu.

Uji Validitas

Untuk mendukung analisis dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji

validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kevalidan kuesioner.

Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi alat ukurnya.

Analisis Jalur

Analisis yang digunakan adalah PATH analisis atau disebut dengan

analisis jalur karena antara variabel kepemimpinan berorientasi perubahan dengan

variabel kepuasan kerja dan kinerja dipengaruhi secara tidak langsung oleh iklim

kerja. "Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat

yang tejadi pada regresi bergandajika variabel bebasnya mempengaruhi variabel

tergantung tidak hanya secara langsung tetapijuga secara tidak langsung". (Robert

D. Retherford 1993).

Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel residual memiliki distribusi normal (Gozali,2006). Untuk menguji apakah

data-data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan

dengan metode sebagai berikut:

15

Uji Asumsi Klasik

Selain uji validitas dan reliaabilitas, juga akan dilakukan uji penyimpangan

asumsi klasik sebagai berikut:

1. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variable independent (Gozali,2006). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Uji

multikolinearitas pada penelitian dilakukan dengan matriks korelasi. Pengujian

ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan meperhatikan nilai matriks

korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance

Inflation Factor) dan Tolerance-nya. Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang

lebih besar dari 0,5 maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis terlepas dari

gejala multikolinearitas. Kemudian apabila nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai

Tolerance mendekati 1, maka diambil kesimpulan bahwa model regresi tersebut

tidak terdapat problem multikolinearitas (Santoso, 2003).

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan

satu ke pengamatan yang lain (Gozali,2006). Jika varians dari residu atau dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan

jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

16

(Gozali,2006)). Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah

dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variable terikat (dependen) yaitu

ZPRED dan nilai residualnya SRESID.

Uji Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variable bebas terhadap variable

terikat maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan, dilakukan

pengujian secara parsial dan pengujian secara simultan. Pengujian secara parsial

menggunakan uji t, sedangkan pengujian secara simultan menggunakan uji F.

1) Uji t (Pengujian signifikansi secara parsial)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variable X

dan variable Y, apakah variable XI, X2, X3 benar-benar berpengaruh

terhadap variable Y.

2) Uji F (Pengujian signifikansi secara simultan)

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh

variable-variabel independent secara bersama-sama (simultan) terhadap

variable dependen dilakukan dengan menggunakan uji F test yaitu dengan

cara membandingkan antara F hitung dengan F table.

Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Gozali,2006). Koefisien

determinan (R2) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik

17

dalam analisis regresi, dimana hal yang ditunjukkan oleh besamya koefisiensi

determinasi (R2) antara 0 (nol) dan 1 (satu). Koefisien determinasi (R2) nol

variable independent sama sekali tidak berpengaruh terhadap variable dependen.

Apabila koefisien detenninasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan

bahwa variable independent berpengaruh terhadap varibel dependen. Selain itu

koefisien determinasi dipergunakan untuk mengetahui presentase perubahan

variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X).

18

PEMBAHASAN

Penelitian ini mengambil sample karyawan pada PT. Telkomsel Area

Semarang dengan jumlah 100 kuesoner telah didistribusikan. Dari kuesoner yang

telah diisi oleh responden didapat data identitas responden

Pendidikan seringkali dipandang sebagai satu kondisi yang mencerminkan

kemampuan seseorang. Pengajian data responden berdasarkan pendidikan adalah

sebagaimana berikut ini

Tabel 4.1

Kompesisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

SLTA 11 11

DIPLOMA 30 30

SARJANA S1 / S2 59 59

JUMLAH 100 100

Sumber : Data primer yang diolah, 2010

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa responden sebagaian besar

berpendidikan S1 (Sarjana) dan pascasarjana, yaitu sebanyak 59 orang atau 59 %

Responden yang mempunyai tingkat pendidikan SLTA adalah yang terkecil, yaiut

sebanyak 11 orang atau 11%

Analisis Data

Analisa Deskripsi

Pada bagian ini akan dilihat mengenai kecenderungan jawaban responden

19

atas masing-masing variabel penelitian. Kecenderungan jawaban responden dapat

dilihat dari bentuk statistic deskriptif dari masing-masing variabel. Kategori

jawaban responden dapat ditunjukan dengan nilai rata-rata jawaban responden

tersebut dimana kategori jawaban responden dapat diperoleh sebagai berikut

RS = n-1 Keterangan M RS : Rentang Skala RS= 5-1 = 0,8 n : Jumlah Item 5 m: Jumlah Skor Maksimal

Dengan demikian kategori skor jawaban adalah sebagai berikut:

1-1,80 : Sangat rendah

1,801 -2,60 : Rendah

2,601-3,40 : Sedang

3,401-4,20 : Tinggi

4,201 – 5,0 : Sangat tinggi

Hasil jawaban dari 100 responden terhadap masing-masing variabel

penelitian diperoleh sebagi berikut

Deskripsi Variabel Kepemimpinan

Variabel kepempinan dalam penelitian ini dikosentrasikan dalam gaya

kepemijmpinan yang berorientasi pada pertumbuhan. Variabel ini diukur 8

indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel kepemimpinan dapat dijelaskan

sebagai berikut:

20

Tabel 4.2

Tanggapan Responden Mengenai Kepemimpinan

Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memberikan jawaban pada skor 4 (setuju) dan skor 3

(netral) terhadap indikator-indikator variabel kepemimpinan. Hal ini menunjukkan

adanya bentuk-bentuk pola dan gaya kepemimpinan yang diterapkan di PT.

Telkomsel sudah dinilai secara baik oleh karyawanya sudah memiliki orioentasi

pada perubahan. Rata-rata skor variabel Kepemimpinan yang berorientasi pada

21

perubahan diperoleh sebesar 3,71. Jika direferensikan dengan kategori

sebelumnya maka hal ini menunjukkan adanya Kepemimpinan yang tinggi.

Meskipun jawaban netral dan baik sangat dominan dari hasil jawaban

responden, namun demikian ada jawaban tidak setuju yang diberilkan oleh

responden yaitu berkisar 0 hingga 4 jawaban dari 100 responden penelitian. Hal

ini menunjukkan bahwa ada pegawai yang menilai bahwa penerapan gaya

kepemimpinan di Telkomsel kurang mendukung gaya kepemimpinan yang

berorientasi pada perubahan.

Berdasarkan pada kecenderungan jawaban responden tersebut,

menunjukkan bahwa responden penelitian yaitu karyawan di lingkungan PT.

Telkomsel Branch Semarang sudah merasa nyaman dengan gaya dan pola

kepemimpinan yang diterapkan yang berorientasi pada perubahan. Seluruh skor

hawaban dari masing-masing indicator lebih besar dari 3. Dari 8 item pertanyaan,

jawaban yang relatif rendah ditunjukkan oleh indikator "Manajer melakukan

pemantauan terhadap lingkungan bisnis perusahaan" yaitu sebesar 3,54.

Deskripsi Variabel Iklim Kerja

Variabel iklim keria pada penelitian ini diukur melalui 6 buah indikator.

Hasil tanggapan terhadap variabel ikiim kerja dapat dijelaskan sebagai berikut:

22

Tabel 4.3 Tanggapan Responden

Mengenai Iklim Kerja

No

Indikator

SS

S

N

TS

STS

Rata-rata

Frek

Skor

Frek

Skor

Frek

Skor

Frek

Skor

Frek

Skor

1

Tim sangat terbuka dan mau untuk berubah

4

20

70

280

26

78

0

0

0

0

3.78

2

Pandangan tiap orang adalah untuk didengar,bahkanjik

a • dia adalah kaum minoritas.

29

145

46

184

25

75

0

0

0

0

4.04

3

Keikutsertaan anggota tim adalah

wajib

36

180

42

168

22

66

0

0

0

0

4.14

4

Tim berorientasi pada tugas

19

95

68

272

13

39

0

0

0

0

406

5

Melakukan Inovasi / Pembaruan

9

45

71

284

18

54

2

4

0

0

3.87

6

Tim berpikiran Objective

7

35

72

288

19

57

.2

4

0

0

3.84

Rata-rata

3.96

Sumber: Data Yang Diolah

Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memberikan tanggapan "setuju" dan "netral" terhadap

item-item pengukur variabel Iklim Kerja. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

personil karyawan di PT. Telkomsel Semarang memiliki persepsi yang baik akan

kondisi ikiim kerja yang berkembang dan diterapkan di lingkungan kerja mereka.

Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor jawaban dari 6 indikator variabel Iklim

kerja sebesar 3,96 yang berdasarkan kategori skor jawaban berada pada kategori

tinggi.

23

Berdasarkan jawaban skor, skorjawaban untuk jawaban tidak setuju pada

keenam indikator variable Iklim kerja hanya diperoleh dan 2 orang. Hal ini

menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil karyawan saja yang masih merasakan

adanya iklim kerja yang kurang baik di PT, Telkomsel Semarang.

Dalam variabel ini bahwa ikiim kerja yang baik diyakini oleh karyawan

dapat meningkatkan efektifitas kerja bagi pegawai. Selain itu ikiim kerja yang

baik akan membantu karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga akan

menciptakan peluang hasil kerja yang leih baik.. 4.2.1.3. Deskripsi Variabel

Kepuasan Kerja

Variabel Kepuasan kerja pada penelitian ini diukur melalui 6 buah

indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel Kepuasan kerja dapat dijelaskan

sebagai berikut:

24

Tabel 4.4

Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Kerja

No

Indikator

SS S N TS STS Rata

-rata Fre Sko Fre Sko Fre Sko Fre Sko Fre Sko

1

Beban kerja yang ringan akan meningkatkan kinerja saya

19

95

57

228

24

72

0

0

0

0

3.95

2

Orang - orang disini dapat bergaul dengan baik satu sarna

25

125

51

204

24

72

0

0

0

0

4.01

3

Perusahaan memberikan gaji yang olebih baik daripada

4

20

63

252

27

81

6

12

0

0

3.65

4

Saya mendapatkan dukungan yang cukup dari rekan.

9

45

71

284

20

60

0

0

0

0

3.89

5

Para manager memberi dukungan

11

55

71

284

18

54

0

0

0

0

3.93

6

Saya merasa senang dengan tingkat tanggungjawab

5

25

78

312

16

48

1

2

0

0

3.87

Rata-rata

3.88 Sumber: Data Yang Diolah

Tanggapan respoden sebagaimana pada label 4.4 menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memberikan tanggapan "setuju" dan "netral" terhadap

item-item pengukur variabel Kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa

karyawan di PT. Telkomsel memiliki pandangan positif atas diperolehnya

kepuasan kerja yang diperoleh dari pekerjaan mereka. Hal ini ditunjukkan dengan

rata-rata skor jawaban dari empat indikator variabel Kepuasan kerja disiplinan

sebesar 3,88 yang berdasarkan kategori skor jawaban berada pada kategori tinggi.

25

Meskipun memiliki rata-rata skor jawaban yang tinggi, namun ada hingga

6 respondent yang menyatakan adanya tidak setuju atas kepuasan kerja yang

diperoleh khususnya yang diperoleh dari item pertanyaan "Perusahaan

memberikan gaji yang olebih baik daripada competitor" Dalam hal ini beberapa

karyawan masih kurang mendapatkan kepuasan dari gaji.

Deskripsi Variabel Kinerja

Variabel Kinerja pegawai pada penelitian ini diukur melalui 5 buah

indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel Kinerja dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja

No

Indikator

SS

S

N

TS

SBr

Rata-rata

Frek

Skor

Frek

Skor

Frek

Skor

Frek

Skor

Frek

Skor 1

Karyawan menyelesaikan tugas yang diberikan dengan

2

10

69

276

29

87

0

0

0

0

3.73

2

Karyawan memegang standar profesionalitas

6

30

67

268

27

81

0

0

0

0

3.79

Karyawan memelihara kualitas pekerjaan

25

125

47

188

28

84

0

0

0

0

3.97

3

Karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

8

40

66

264

23

69

3

6

0

0

3.79

4

Karyawan selalu sukses melaksanakan pekerjaannya

7

35

77

308

16

48

0

0

0

0

3.91

Rata-rata

3.84 Sumber: Data Yang Diolah

26

Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memberikan tanggapan "Setuju" dan "Netral" terhadap

adanya item-item pengukur kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa

pegawai di lingkungan PT. Telkomsel Semarang sudah memiliki kinerja yang

baik atas pekerjaan mereka. Hal ini ditunjukkan dengan rata-ata skor sebesar 3,84

yang berada dalam kategori tinggi.

Kinerja yang dimiliki dalam hal ini terlihat dari pemenuhan kuantitas dan

kualitas kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Namun demikian berdasarkan

hasiljawaban diperoleh bahwa masih cukup banyak responden yang memberikan

skor tengah atau jawaban netral. Hal ini menunjukkan bahwa ada perasaan atau

anggapan bahwa pegawai masih belum sepenuhnya dapat memberikan kinerja

yang terbaik bagi perguruan tinggi. Hal ini tentunya masih dirasakan adanya

keterbatasan dalam masing-masing pegawai. Demikian pula dengan kinerja yang

diukur dengan kuantitas hasil kerja yang meskipun sudah berada pada skor dengan

kategori baik, namun ada penilaian diri yang masih belum optimal yang dapat

diberikan oleh karyawan.

Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat

pengukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Pengujian

validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi terhadap penyebaran

kuesioner yaitu sebanyak 90 kuesioner dengan hasil disajikan sebagai berikut:

27

Tabel 4.6

Hasil Pengujian Validitas

Variabel / Indikator R R Tabel Keterangan Kepemimpinan Indikator 1 0.771 0.197 Valid

Indikator 2 0.777 0.197 Valid Indikator 3 0.761 0.197 Valid Indikator 4 0.717 0.197 Valid Indikator 5 0.782 0.197 Valid Indikator 6 0.644 0.197 Valid Indikator 7 0.795 0.197 Valid

Indikator 8 0.780 0.197 Valid Iklim Kerja Indikator 1 0.805 0.197 Valid

Indikator 2 0.856 0.197 Valid Indikator 3 0.861 0.197 Valid Indikator 4 0.740 0.197 Valid Indikator 5 0.750 0.197 Valid Indikator 6 0.663 0.197 Valid Kedisiplinan Indikator 1 0.763 0.197 Valid

Indikator 2 0.833 0.197 Valid Indikator 3 . 0.705 0.197 Valid Indikator 4 0.693 0.197 Valid Indikator 5 0.747 0.197 Valid Indikator 6 0.683 0.197 Valid Kineija Indikator 1 0.783 0.197 Valid Indikator 2 0.798 0.197 Valid

Indikator 3 0.836 0.197 Valid

Indikator 4 0.731 0.197 Valid Indikator 5 0.659 0.197 Valid Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan untuk

mengukur variabel kepuasan kerja, komitmen organisasi dan keinginan

28

berpindah yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi

terkoreksi yang lebih besar dari riabie =0,197 (nilai r tabel untuk subyek uji

sebanyak 100). Hal ini berarti bahwa semua indikator tersebut adalah valid.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat

pengukur untuk dapat digunakan lagi untuk penelitian yang sama. Pengujian

reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Cronbach

Alpha. Pengujian reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7 Hasil Pengujian

Reliabilitas

Variabel / Indikator Alpha Keterangan

Kepemimpinan 0,887 Reliabel

Iklim Kerja 0,869 Reliabel

Kepuasan Kerja 0,830 Reliabel

Kinerja 0,814 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil pengujian reliabilitas konstruk variabel yang digunakan dalam

penelitian ini diperoleh nilai Alpha yang lebih besar dari 0,60. Hal ini berarti

bahwa konstruk variabWvariabel tersebut adalah reliabel.

Uji Asumsi Analisis Jalur

Penelitian ini menggunakan model ahalisis jalur. Suatu model analisis

yang baik hams memenuhi tidak adanya masalah asumsi dalam modelnya. Jika

29

masih terdapat penyimpangan asumsi maka model regresi tersebut masih memiliki

dilakukan langkah revisi model ataupun penyembuhan untuk menghilangkan

masalah tersebut. Pengujian asumsi dalam analisis jalur akan dilakukan berikut

ini.

Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan terhadap masing-masing variable secara

individual maupun melalui multivariate. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan uji Skreness dan Kurtosis. Hasil data yang berdisribusi normal jika

diperoleh jika nilai CR di bawah ± 2,58..

Tabel 4.8

Pengujian normalitas

Variable min max ske c.r. kurtosi c.r.

Kepemimpinan 19.00 39.00 - - .396 .808

IklimJCerja 17.00 29.00 - - -.465 -.950

Kinerja 14.00 23.00 - - -.537 -1.097

KepuasanKerja 17.00 29.00 - - -.196 -.400

Multivariate

1.865

1.346

Sumber: Data Yang Diolah

Hasil pengujian normalitas pada nilai residual menunjukkan adanya titik-

titik mendekati garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi tersebut sudah

berdistribusi nonnal. Hasil pengujian dengan Kolmogorov Smimov menunjukkan

bahwa variable residual menunjukkan angka signifkansi di atas 0,05. Hal ini

30

berarti bahwa data residual memang berdistribusi nonnal.

Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan nilai korelasi

antar variabel. Suatu variabel menunjukkan gejala multikolinieritas bisa dilihat

dari nilai korelasi antar variabel yang tinggi pada variabel-variabel bebas suatu

model suatu model regresi. Nilai korelasi antara variabel pada model regresi

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9

Pengujian Multikolinieritas

Kepemimpinan Iklim Kerja Kinerja Kepuasan kerja

Kepemimpinan 1.000

Iklim kerja 408 1.000

Kinerja 402 635 1.000

Kepuasan kerja 353 679 434 1.000

Sumber : Data skunder yang diolah 2010

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai korelasi dari semua variabel

bebas memiliki nilai yang lebih kecil dari 0,70. Hal ini berarti bahwa variabel-

variabel penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dalam

model.

31

Analisis Jalur

Penelitian ini menggunakan model analisis jalur linier untuk pembuktian

hipotesis penelitian. Perhitungan statistik dalam analisis jalur yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program komputer

MOS versi 6. Hasil pengolahan data dengan menggunakan program AMOS

selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya diringkas sebagai berikut:

Model persamaan jalur yang dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Persamaan Jalur

Estima

te

S.E.

Std.

Estimate

C.R.

P

lklimKerja <— Kepemimpinan 0.332 0.074 0.408 4.45 0.000 KepuasanKerja <— lklimKerja 0.366 0.086 0.402 4.24 0.000 Kinerja <— lklimKerja 0.425 0.063 0.565 6.78 0.000 KepuasanKerja <— Kepemimpinan 0.140 0.070 0.189 1.99 0.046

32

Sumber: Data Yang Diolah

Bentuk persamaan standar dalam penelitian ini diperoleh sebagai berikut:

IK = 0,408 Kep + el

KK = 0,189 Kep + 0,402 IK + e2

Kin = 0,172 Kep + 0,565 IK + e3

Diperoleh bahwa masing-masing variable dalam 3 model jalur tersebut

memiliki koefisien dengan arah positif. Hal ini berarti bahwa peningkatan

kepemimpinan akan meningkatkan ikiim kerja. Selanjutnya peningkatan

kepemimpinan dan ikiim kerja akan meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja.

Hasil Penelitian

1. Hasil Pengujian Hipotesis 1

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama yaiitu'

Kepemimpinan Berorientasi perubahan berpengaruh positif terhadap kinerja. Hal

ini dapat ditunjukkan berdasarkan pengujian dengan AMOS, yang diperoleh hasil

pengujian pengaruh Kepemimpinan berotientasi pada perubahan terhadap Kinerja

menunjukkan nilai CR sebesar 2,061 dengan probabilitas sebesar 0,039. Nilai

signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,050. Hal ini menunjukkan bahwa

Kepemimpinan berorientasi perubahan pada PT. Telkomsel memiliki pengaruh

positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Telkomsel yang berarti

telah memperkuat deskriptik teoritik dan kerangka konseptual yang melandasi

hipotesis yang diajukan sehingga Hipotesis 1 dapat diterima.

Kinerja <— Kepemimpinan

0.105

0.051

0.172

2.06

1

0.039

33

2. Hasil Pengujian Hipotesis 2

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua yaiitu

Kenemimninan Rerorientasi nenihaban bemenpamb nositifterbadan kenuasan

kerja. Hal ini dapat ditunjukkan berdasarkan pengujian dengan AMOS diperoleh

hasil pengujian pengaruh Kepemimpinan berorientasi pada perubahan terhadap

kepuasan kerja menunjukkan nilai CR sebesar 1,999 dengan probabilitas sebesar

0,046. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,050. Hal ini menunjukkan

bahwa Kepemimpinan berorientasi perubahan pada PT. Telkomsel memiliki

pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT.

Telkomsel yang berarti telah memperkuat deskriptik teoritik dan kerangka

konseptual yang melandasi hipotesis yang diajukan sehingga Hipotesis 2 dapat

diterima.

3. Hasil Pengujian Hipotesis 3

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga yaiitu

Kepemimpinan Berorientasi perubahan berpengdruh positif terhadap ikiim kerja.

Hal ini dapat ditunjukkan berdasarkan pengujian dengan AMOS diperoleh hasil

pengujian pengaruh Kepemimpinan berorientasi pada perubahan terhadap ikiim

kerja menunjukkan nilai CR sebesar 4,452 dengan probabilitas sebesar 0,000.

Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,050. Hal ini menunjukkan bahwa

Kepemimpinan berorientasi perubahan pada PT. Telkomsel memiliki pengaruh

positif yang signifikan terhadap ikiim kerja karyawan PT. Telkomsel yang berarti

telah memperkuat deskriptik teoritik dan kerangka konseptual yang melandasi

34

hipotesis yang diajukan sehingga Hipotesis 3 dapat diterima.

4. Hasil Pengujian Hipotesis 4

Pengujian hipotesis 4 untuk pengujian pengaruh tidak langsung variabel

Kepemimpinan terhadap kineija melalui mediasi ikiim kerja dilakukan dengan

terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap pengaruh kepemimpinan terhadap

ikiim kerja dan dilanjutnya dengan pengaruh ikiim kerja terhadap kinerja.

Pengujian pengaruh mediasi dilakukan dengan menggunakan rumus Sobel.

Sebelumnya dari hasil pengujian pengaruh kepemimpinan terhadap ikiim

kerja menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,332 dengan standar error

pengujian sebesar 0,074. Selanjutnya pengaruh ikiim kerja terhadap kinerja

diperoleh koefisien jalur sebesar 0,425 dengan standae error sebesar 0,063.

Beidasarkan hasil dari kedua pengujian diringkas hasil sebagai berikut:

Pi =0,332

Sei =0,074

Pz =0,425

Se2 =0,063

Besarnya koefisien tidak langsung Kepemimpinan terhadap Kinerja

merupakan perkalian dari pengaruh Kepemimpinan terhadap Ikiim Kerja dengan

Ddim Kerja terhadap Kinerja, sehingga diperoleh sebagai berikut:

Pl2 = P1.P2 =(0,332) (0,425) = 1411

Besarnya standar error tidak langsung Kepemimpinan terhadap Kinerja

merupakan hasil produk perkalian dari stander error pengaruh Kepemimpinan

terhadap Iklim kerja dengan Iklim kerja terhadap Kinerja, sehingga diperoleh

35

sebagai berikut:

Dengan demikian nilai uji t diperoleh sebagai berikut:

Pi2 0,1411

t = — — — = — — — — = 3,708

Se12 0,038

Nilai t sebesar 3,708 tersebut lebih besar dari 1,96 yang berarti bahwa

parameter mediasi tersebut signifikan. Maka dengan demikian model pengaruh

tidak langsung dari variabel kepemimpinan terhadap kinerja dengan melalui ikiim

kerja dapat diterima. Dengan demikian Hipotesis 4 dapat diterima.

5. Pengujian Hipotesis 5

Pengujian hipotesis 5 untuk pengujian pengaruh tidak langsung variabel

Kepemimpinan terhadap kepuasan kerja melalui mediasi ikiim kerja

kepemimpinan terhadap ikiim kerja dan dilanjutnya dengan pengaruh ikiim keija

terhadap kepuasan kerja. Pengujian pengaruh mediasi dilakukan dengan

menggunakan rumus Sobel.

36

Sebelumnya dari hasil pengujian pengaruh kepemimpinan terhadap ikiim

kerja menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,332 dengan standar error

pengujian sebesar 0,074. Selanjutnya pengaruh ikiim kerja terhadap kepuasan

diperoleh koefisien jalur sebesar 0,366 dengan standae error sebesar 0,086.

Berdasarkan hasil dari kedua pengujian diringkas hasil sebagai berikut: .

PI = 0,332

Sei = 0,074

PZ = 0,366

Sez = 0,086

Besamya koefisien tidak langsung Kepemimpinan terhadap Kepuasan

kerja merupakan perkalian dari pengaruh Kepemimpinan terhadap Iklim Kerja

dengan Iklim Kerja terhadap Kepuasan kerja, sehingga diperoleh sebagai berikut:

Pl2 =Pl.P2

=(0,332) (0,366)

=0,1215

Besarnya standar error tidak langsung Kepemimpinan terhadap Kepuasan

kerja merupakan hasil produk perkalian dari stander error pengaruh

Kepemimpinan terhadap Iklim kerja dengan Iklim kerja terhadap Kepuasan kerja,

sehingga diperoleh sebagai berikut:

37

Dengan demikian nilai uji t diperoleh sebagai berikut:

Pi2 0,1215

t =— — — = — — — — =3,048

Se12 0,040 .

Nilai t sebesar 3,048 tersebut lebih besar dari 1,96 yang berarti bahwa

parameter mediasi tersebut signifikan. Maka dengan demikian model pengaruh

tidak langsung dari variabel kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dengan

melalui ikiim kerja dapat diterima. Dengan demikian Hipotesis 5 diterima.

38

SIMPULAN DAN SARAN

Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitiaan menunjukkan adanya pengaruh positif antara

kepemimpinan yang berorientasi perubahan pada PT. Telkomsel terhadap

kinerja karyawan PT. Telkomsel. Artinya kepemimpinan berorientasi

perubahan yang lebih baik akan meningkatkan kinerja karyawan.

2. Dari hasil penelitiaan menunjukkan adanya pengaruh positif antara

kepemimpinan yang berorientasi perubahan pada PT. Telkomsel terhadap

kepuasam kerja karyawan PT. Telkomsel. Artinya kepemimpinan berorientasi

pada perubahan yang lebih baik akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

3. Dari hasil penelitiaan menunjukkan adanya pengaruh positif antara

kepemimpinan yang berorientasi perubahan pada PT. Telkomsel terhadap

ikiim organisasi PT. Telkomsel. Artinya Kepemimpinan berorientasi pada

perubahan yang lebih baik akan meningkatkan ikiim organisasi.

4. Dari hasil penelitiaan menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan

39

terhadap kinerja karyawan PT. Telkomsel dengan dimediasi oleh ikiim kerja.

Artinya Kepemimpinan berorientasi pada perubahan yang lebih baik dengan

dimediasi oleh ikiim kerja akan meningkatkan kin erja karyawan.

5. Dari hasil penelitiaan menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara

kepemimpinan yang berorientasi perubahan pada PT. Telkomsel terhadap

kepuasan kerja karyawan PT. Telkomsel dengan dimediasi oleh ikiim kerja.

Artinya Kepemimpinan berorientasi pada perubahan yang lebih baik dengan

dimediasi oleh ikiim ke rja akan'meningkatkan kepuasan k erja karyawan.

Saran

Saran-saran yang dapat diberikan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya Manajer lebih sering menganalisa peristiwa eksternal untuk mengenali

ancaman dan peluang karena dirasa dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa

manajer sering menganalisa peristiwa eksternal perusahaan. Sehingga dengan

adanya

2. Sebaiknya Manajer melakukan kontrol terhadap ikiim kerja karyawan, karena dari

hasil kuesioner yang didapat seorang pemimpin pada PT. Telkomsel kurang

melakukan kontrol terhadap ikiim kerja yang ada pada karyawan sehingga

diharapkan terwujud nuansa yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan

kepuasan kerja karyawan PT. Telkomsel.

3. Penelitian dengan menggunakan variabel kepemimpi nan berorientasi perubahan

40

merupakan lingkup yang luas yang sangat terpengaruh sebagai akibat dari proses

globalisasi. Sehingga pada penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya pada

satu perusahaan saja yang diteliti, namun perusahaan berbeda dengan Multi

Nasional Corporate sebagai lingkupnya.

41

DAFTAR PUSTAKA

www.Telkomsel.com

Bedjo Siswanto, 19S7, Manajemen Tenaga Kerf a, SinarBaru, Bandung

Ciptono dan Anastasia Diana, 1995, Total Quality Management, Audi Offset, Yogyakarta.

Edwin A. Locke, 1997, Esensi Kepemimpinan, Cetakan Pertama, Spektrum, Jakarta.

Gary A.Y,1998, Kepemimpinan Dalam Organisasi, Prenhailindo, Jakarta. Ghozali Imam. 2005. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan .

Program AMOS Ver. 5.0. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

Ghozali Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivaritae Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik. ANDI, Yogyakarta Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Mahusia.

Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Heidjrachman 1990 Manajemen Personalia. BPFE, Yogyakarta Kartini K0artono, 1994, Psikologi Manajemen Sosial Untuk Manajemen

Perusahaan dan industri. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Masrukhin dan Waridin. 2006. "Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja,

Budaya Organisasi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai". Jumal Ekobis. Vol. 7 (2): 197-209.

Mathis, Robert L. dan H. Jackson. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Miftha Thoha, 1993, Perilaku Organisasi, Cetakan Keenam, Raja Grafindo Utama, Jakarta

Mohammad Agus Tulus, 1993, Manajemen Sumber Day a Manusia, Eriangga, Jakarta

42

Mudji, R dan Pudbudi. WS, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, UPN veteran, Yogyakarta

Santosa Singgih. 2003. Statistik Diskriptif: Konsep dan Aplikasi dengan Microsoft Excel dan SPSS. ANDI. Yogyakarta

Simamora, Henri. 2001. Metode Riset Perilaku Organisasi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Soedjono. 2005. "Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya ".

Sugiyono, 2001. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeto, Bandung. Sujak, Abi, 1990, Kepemimpinan Manajer, Rajawali, Jakarta

Supranto, J. 1997. Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran. Rineka

Cipta,Bandung.

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Ghlia Indones ia, Jakarta.