76
1 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KOMBINASI KADAR KARBOHIDRAT PAKAN DAN KROMIUM (Cr +3 ) TERHADAP DEPOSIT GLIKOGEN HEPATOPANKREAS DAN OTOT GELONDONGAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) SKRIPSI ANDI NUZULUDDIN NUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

1

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KOMBINASI KADAR KARBOHIDRAT PAKAN DAN KROMIUM (Cr+3) TERHADAP DEPOSIT GLIKOGEN

HEPATOPANKREAS DAN OTOT GELONDONGANUDANG WINDU (Penaeus monodon)

SKRIPSI

ANDI NUZULUDDIN NUR

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRANJURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2011

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

i

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KOMBINASI KADAR KARBOHIDRAT PAKAN DAN KROMIUM (Cr+3) TERHADAP DEPOSIT GLIKOGEN

HEPATOPANKREAS DAN OTOT GELONDONGAN UDANG WINDU (Penaeus monodon)

SKRIPSI

ANDI NUZULUDDIN NUR

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRANJURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2011

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

ii

ABSTRAK

ANDI NUZULUDDIN NUR. Pengaruh Pemberian Berbagai Kombinasi Kadar Karbohidrat Pakan Dan Kromium (Cr+3) Terhadap Deposit Glikogen Hepatopankreas dan Otot Gelondongan Udang Windu (Pennaeus monodon). Di bawah bimbingan Siti Aslamyah sebagai pembimbing utama dan Muh. Yusri Karim sebagai pembimbing anggota.

Udang windu mempunyai kemampuan yang rendah dalam memanfaatkan karbohidrat pakan. Hal ini disebabkan oleh lemahnya GTF (Glucose Tolerance Factor) dalam memicu aktivitas hormon insulin. Komponen utama GTF adalah kromium. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian berbagai kombinasi kadar karbohidrat pakan dan kromium (Cr+3) terhadap deposit glikogen hepatopankreas dan otot udang windu.

Penelitian ini menggunakan akuarium kaca berukuran panjang, lebar dan tinggi masing-masing 50X49X50 cm. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelondongan udang windu berukuran 0,27 g. Pemeliharaan didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 10 perlakuan. Perlakuan yang diujikan yaitu : K1C1 (karbohidrat 30%, kromium 1 ppm), K1C2 (karbohidrat 30%, kromium 2 ppm), K1C3 (karbohidrat 30%, kromium 3 ppm), K2C1 (karbohidrat 40%, kromium 1 ppm), K2C2 (karbohidrat 40%, kromium 2 ppm), K2C3 (karbohidrat 40%, kromium 3 ppm), K3C1 (karbohidrat 50%, kromium 1 ppm), K3C2 (karbohidrat 50%, kromium 2 ppm), K3C3 (karbohidrat 50%, kromium 3 ppm), PU (Pakan Udang). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji lanjutan duncan.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai kombinasi kadar karbohidrat dan kromium (Cr+3) berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap deposisi glikogen hepatopankreas dan otot udang windu. Kadar glikogen hepatopankreas dan otot tertinggi dihasilkan pada perlakuan K1C2 (karbohidrat 30% : kromium 2 ppm) dengan kadar glikogen hepatopankreas 76 µg/g dan glikogen otot 54 µg/g, K2C2 (karbohidrat 40% : kromium 2 ppm) dengan kadar glikogen hepatopankreas 75,75 µg/g dan glikogen otot 54,05 µg/g. sedangkan kadar glikogen hepatopankreas dan otot terendah dihasilkan pada perlakuan K3C1 (karbohidrat 50 : kromium 1 ppm) dengan kadar glikogen hepatopankreas 48,40 µg/g dan glikogen otot 29 µg/g.

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis Lahir di Ujung Pandang Pada Tanggal 5 September

1987. Anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Andi

Arung (Alm) dan Andi Nurlina. Pada tahun 1999 penulis lulus

dari SD Negeri Inpres bara-baraya dan selanjutnya

mengenyam sekolah menengah pertama di SMP

Muhammadiyah 1 Makassar sampai tahun 2002. Pada tahun 2005 penulis lulus

dari SMA Negeri 16 Makassar dan pada tahun 2006 penulis diterima sebagai

mahasiswa Budidaya Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan Universitas Hasanuddin melalui jalur SPMB.

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Pemberian Kombinasi Berbagai Kadar Karbohidrat Pakan Dan Kromium (Cr+3) Terhadap deposit Glikogen Hepatopankreas Dan Otot Gelondongan Udang Windu (Pennaeus Monodon)

Nama : Andi Nuzuluddin Nur

Stambuk : L 221 06 007

Program Studi : Budidaya Perairan

Skripsi Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Siti Aslamyah, MP Prof. Dr. Ir. Muh. Yusri Karim, M.Si NIP : 196909011993032003 NIP : 196501081991031002

Diketahui Oleh :

Dekan, Ketua Program StudiFakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Budidaya Perairan

Prof. Dr. Ir. Hj. Andi Niartiningsih, MP Dr. Ir. Siti Aslamyah, MPNIP : 196112011987032002 NIP : 196909011993032003

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan hidayah-Nya, selanjutnya skripsi yang berjudul Pengaruh

Pemberian Berbagai kombinasi Kadar Karbohidrat Pakan Dan Kromium

(Cr+3) Terhadap Deposit Glikogen Hepatopankreas dan Otot Gelondongan

Udang Windu (Pennaeus monodon) dapat penulis selesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa

bantuan dariberbagai pihak, Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Dr. Ir. Siti Aslamyah, MP, selaku pembimbing utama atas bimbingan,

arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. Muh. Yusri Karim, M.Si, selaku pembimbing anggota yang telah

meluangkan waktunya dalam memberi bimbingan, saran dan dampingan

kepada penulis.

3. Dr. Ir. Edison saade M.Sc, Ir. Margareta Bunga, MP dan A. Aliyah

Hidayani, S.Si, M.Si selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang

telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi

perbaikan skripsi ini.

4. Pak Yulius selaku teknisi di Hatchery perikanan yang telah membantu,

membimbing, dan memfasilitasi penulis selama menjalankan kegiatan

penelitian.

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

vi

5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan atas perhatian

dan bantuannya selama penulis menempuh studi hingga akhir.

6. Ayahanda Drs. Andi Arung (Alm) dan Ibunda Andi Nurlina, serta segenap

keluarga besar yang telah tulus dan penuh kasih sayang telah memberikan

doa, perhatian, semangat dan bantuan moril maupun materil serta

mencurahkan perhatian lebih kepada penulis.

7. Teman penelitianku Asmariani dan Syamzani atas kerja samanya selama

penelitian.

8. Seluruh teman – temanku di Jurusan Perikanan terkhusus BDP 2006

(Salma, Subhan, Basfin, Iqbal, Suradi, Mufdil, Adi Hadyuddin, Irma,

Takim Bob, Itha, Sabrina, Kristina, Amrul, Linda, Wardin, Achy,

Nugroho) dan HMP-BDP yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, Untuk itu melalui kesempatan ini penulis mengharapkan kritik

dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, Amien Ya

Rabbalalamin.

Makassar, November 2011

Penulis

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….

I PENDAHULUAN………………………………………………………..

Latar Belakang…….…………………………………………………...

Tujuan dan Kegunaan..……………………………………………...

II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………….……….

Udang Windu.…………………………..…………………………...

Peran Kromium…….…………………………………………………...

Karbohidrat dan Glikogen..….…….………………………………...

Glikogenolisis

Kebutuhan Nutrisi Udang Windu……………………………………...

Kualitas Air……….…………………………………………………...

III METODE PENELITIAN………………………………………………

Waktu dan Tempat.…………………………………………………..

Materi Penelitian……….……………………………………………..

Wadah dan Media Pemeliharaan…..…………………………..

Hewan Uji………………………………………………………..

Pakan…………………………………………………………….

Perlakuan dan Perancangan Penelitian….………………………..

Prosedur Penelitian……………………..….………………………..

Peubah yang Diamati………………………………………………..

Kualitas Air…………………………………………………………….

Analisis Data………………………………………………………….

IV HASIL DAN PEMBAHASAN……..……………….………………..

Glikogen Hepatopankreas dan Otot……………………………….

Kualitas Air……………………………………………………………

i

iii

iv

v

1

1

4

5

5

6

1

0

1

5

1

7

1

9

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

viii

V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………..

Kesimpulan……………………………………………………………...

Saran……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRANV.2.Saran……..

………………………………………………………………........

2

1

2

3

2

3

2

4

2

5

2

5

2

6

2

6

3

0

3

1

3

1

3

1

3

2

3

8

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

ix

DAFTAR TABEL

Nomor

1

2

3

Teks

Komposisi bahan baku pakan buatan udang windu……..….

Kandungan nutrisi pakan buatan udang windu………….…..

Rata-rata kandungan glikogen hepatopankreas dan hati udang windu akhir dan pertengahan penelitian……..….….

Kisaran kualitas air yang diperoleh selama penelitian dan

Halaman

22

22

26

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

x

4 kisaran yang layak menurut pustaka…………….…….…… 30

DAFTAR GAMBAR

Nomor

1

2

3

Teks

Udang Windu……………………………………………...….

Proses Glikogenolisis

Tata Letak suatu percobaan setelah pengecekan…….…..

Halaman

05

16

23

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

1

2

Teks

Prosedur analisis kadar glikogen (Wedemeyer dan Yasutake, 1977)………………………………………………

Rata-rata kadar glikogen hepatopankreas dan otot gelondongan udang windu pada setiap perlakuan..….….

Halaman

38

40

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

xii

3

4

5

6

Anova glikogen hepatopankreas dan otot tengah…………...

Anova glikogen hepatopankreas dan otot akhir……………..

Uji lanjut Duncan glikogen hepatopankreas dan otot tengah

Uji lanjut Duncan glikogen hepatopankreas dan otot akhir…

40

41

41

42

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

1

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Udang windu merupakan salah satu komoditas sub sektor perikanan

yang diharapkan dapat meningkatkan devisa negara. Permintaan pasar

meningkat dengan didukung sumberdaya alam yang cukup besar memberikan

peluang yang sangat besar untuk pengembangan budidayanya. Sebagai rantai

awal di dalam budidaya udang windu adalah ketersediaan benih yang sering kali

merupakan faktor pembatas. Oleh sebab itu, terbatasnya benih hasil tangkapan

dari alam mendorong munculnya berbagai panti pembenihan, baik skala besar

(hatchery) maupun skala kecil (back yard).

Budidaya udang windu telah mengalami peningkatan. Akan tetapi,

beberapa tahun terakhir ini banyak petani tambak yang mengalami penurunan

produksi usaha budidayanya. Salah satu penyebab penurunan prduksi tersebut

adalah menurunnya sistem kekebalan tubuh udang yang menyebabkan

timbulnya penyakit yang berujung pada kematian. Hal ini banyak terjadi pada

stadia pascalarva udang windu. Menurunnya kualitas lingkungan budidaya dan

ketersediaan nutrisi pakan yang kurang merupakan faktor penyebab sehingga

udang saat ini sering terserang penyakit yang dapat menyebabkan kematian

massal (Siswanto, 2008).

Upaya pemenuhan permintaan udang yang terus meningkat mendorong

petani membudidayakan udang windu secara intensif. Intensifikasi budidaya

adalah kegiatan dimana budidaya sangat bergantung pada suplay pakan buatan

dan memerlukan pemberian pakan yang intensif. Di sisi lain, kendala yang

dihadapi untuk pemenuhan kebutuhan pakan adalah tingginya harga pakan.

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

2

Menurut Haliman dan Dian (2005) kebutuhan pakan buatan pada budidaya

udang berkisar dari 60-70% dari total biaya produksi.

Permasalahan harga pakan yang relatif mahal disebabkan oleh tingginya

kandungan protein dalam pakan. Protein merupakan zat terpenting dari semua

zat gizi yang diperlukan ikan karena merupakan zat penyusun dari sumber energi

utama bagi ikan (NRC, 1997). Pada ikan protein lebih efektif digunakan sebagai

sumber energi daripada karbohidrat (Furuichi, 1988). Hal ini disebabkan oleh

rendahnya aktivitas enzim amilase dalam saluran pencenaan ikan dibandingkan

dengan hewan terrestrial dan manusia. Oleh sebab itu, perlu dilakukan berbagai

upaya agar penggunaan protein sebagai sumber energi dapat dikurangi dan

pemanfaatan karbohidrat sebagai sumber energi dapat ditingkatkan. Protein

diharapkan digunakan untuk pertumbuhan dan pergantian jaringan yang rusak,

bukan sebagai sumber energi. Peningkatan penggunaan karbohidrat oleh udang

diharapkan dapat meningkatkan kadar karbohidrat dan mengurangi kadar protein

dalam komposisi pakan buatan.

Salah satu alternatif yang dapat dikaji dan dikembangkan melalui

percobaan adalah dengan suplementasi kromium organik dalam pakan.

Penelitian mengenai peran kromium pada beberapa spesies ikan seperti tilapia,

gurame, betok, telah dilaporkan dengan menggunakan kromium organik, seperti

CrCl3, CrCl3 6H2O, atau Cr2O3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kromium

organik efektif meningkatkan pemanfaatan karbohidrat pakan (Shiau dan Chen,

1993; Shiau dan Lin, 1993; Shiau dan Liang, 1995; Shiau, 2002; Subandiono

dkk.,2004; Akbar, 2009). Kromium trivalent (Cr+³) merupakan unsur mineral yang

dibutuhkan manusia dan hewan. Unsur mineral tersebut berfungsi untuk

mengaktifkan kerja insulin dan menstabilkan protein dan asam nukleat. Kromium

trivalent memiliki tipe non toksik dan bersifat antioksidant (Anderson, 1997; NRC,

1997).

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

3

Suplementasi kromium berhubungan dengan pemasukan (influx) glukosa

hasil hidrolisis enzimatik karbohidrat pakan ke dalam darah dan selanjutnya

masuk ke dalam sel. Peningkatan pemasukan glukosa ke dalam sel diharapkan

dapat meningkatkan penggunaan karbohidrat sebagai sumber energi. Hal ini

dapat diindikasikan oleh adanya penyimpanan glikogen di hepatopankreas dan

otot udang windu. Di dalam otot, glikogen merupakan simpanan energi utama

yang mampu membentuk hampir 2% dari total massa otot. Glikogen yang

terdapat di dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam

otot tersebut dan tidak dapat dikembalikan ke dalam aliran darah dalam bentuk

glukosa apabila terdapat bagian tubuh lain yang membutuhkannya. Berbeda

dengan glikogen hati dapat dikeluarkan apabila terdapat bagian tubuh lain yang

membutuhkan.

Penambahan kromium dalam pakan menyebabkan glukosa dapat segera

dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk memenuhi kebutuhan energi

metabolisme. Sejauh mana pengaruh suplementasi kromium dalam pakan udang

windu belum pernah dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut maka kami

melakukan penelitian pengaruh pemberian berbagai kadar karbohidrat pakan

dengan suplementasi kromium (Cr+3) terhadap deposit glikogen hepatopankreas

dan otot gelondongan udang windu (pennaeus monodon).

Tujuan dan kegunaan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh berbagai kombinasi

kadar karbohidrat pakan dan kromium (Cr+³) terhadap deposit glikogen

hepatopankreas dan otot udang windu.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang

penggunaaan kromium pada usaha budidaya udang windu.

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Udang windu

Udang windu merupakan jenis ikan konsumsi air payau, badan beruas

berjumlah 13 (5 ruas kepala dan 8 ruas dada) dan seluruh tubuh ditutupi oleh

kerangka luar yang disebut eksoskeleton. Udang windu memiliki tubuh yang

keras dari bahan kitin. Warna sekujur tubuhnya hijau kebiruan dengan motif

loreng besar. Tubuh udang windu dibagi menjadi dua bagian besar, yakni bagian

cephalothorax yang terdiri atas kepala dan dada serta bagian abdomen yang

terdiri atas perut dan ekor. Cephalothorax dillindungi oleh kitin yang tebal atau

disebut juga dengan karapas (carapace). Bagian cephalothorax ini terdiri dari

lima ruas kepala dan delapan ruas dada, sementara bagian abdomennya terdiri

atas enam ruas perut dan satu ekor (telson). Bagian depan kepala yang

menjorok merupakan kelopak mata yang memanjang dengan bagian pinggir

bergerigi atau disebut juga dengan cucuk (rostrum). Cucuk di kepala memiliki

tujuh buah gerigi di bagian atas dan tiga buah gerigi di bagian bawah. Sementara

itu, di bagian bawah pangkal kepala terdapat sepasang mata (Amri, 2003).

Morgologi udang windu dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Morfologi Udang Windu

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

5

Udang merupakan organisme yang aktif mencari makan pada malam hari

(nocturnal). Jenis makannya sangat bervariasi tergantung pada tingkatan umur

udang. Pada stadia benih, makanan utamanya adalah plankton (fitoplankton dan

zooplankton). Udang dewasa menyukai daging binatang lunak atau molusca

(kerang, tiram, siput), cacing, annelida yaitu cacing polychaeta, dan krustasea.

Dalam usaha budidaya, udang mendapatkan pakan alami yang tumbuh di

tambak, yaitu kelekap, lumut, plankton, dan benthos. Udang akan bersifat kanibal

bila kekurangan makanan (Soetomo, 1990).

Dalam dunia internasional, udang windu dikenal dengan nama black

tiger, tiger shrimp, atau tiger prawn. Adapun pengklasifikasian udang windu

diklasifikasikan sebagai berikut (Soetomo, 1990) :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Subfilum :Crustacea

Kelas : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Family : Penaeidae

Genus : Penaeus

Spesies : Penaeus monodon

Kromium

Kromium adalah golongan mikromineral dan merupakan unsur logam

dengan atom 24, bobot atom 51,99 dan bilangan oksidasi 2, 3, dan 6 (Godman,

1986). Kromium dalam bentuk trivalen (Cr+³) merupakan status oksidasi yang

paling stabil dan diperkirakan menjadi yang terpenting pada GTF (Glucose

Tolerance Faktor). Sifat esensial kromium pertama kali ditemukan Schwarz dan

Mertz pada tahun 1959 (Linder, 1992; Underwood dan Suttle, 1999)

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

6

Kromium klorida (CrCl3) merupakan unsur yang berperan dalam

meningkatkan sensitivitas insulin. Jenis kromium yang digunakan adalah

kromium klorida (CrCl3) yang merupakan senyawa anorganik. Keuntungan dari

senyawa ini adalah mudah diperoleh dan harganya cukup murah. Saat ini

kromium telah diakui sebagai nutrien esensial yang berfungsi dalam proses

metabolisme karbohidrat, lipid dan asam nukleat (Vincent, 2000).

Peranan kromium dalam menanggulangi diabetes melitus, aterosklerosis

dan penyakit jantung koroner masih terus diteliti. Penelitian di berbagai negara

terutama negara sedang berkembang menunjukkan bahwa selain kandungan

senyawa kromium dalam pakan sangat rendah, absorbsi senyawa ini pada

pencernaan juga sangat sukar yaitu kurang dari 2,5% (Anderson, 1989).

Sebagai upaya dalam meningkatkan absorbsi kromium klorida (CrCl3) ini

adalah dengan cara mengkombinasikan dengan vitamin C karena vitamin ini

membantu absorbsi kromium dalam pencernaan (Donaldson dan Barreras,

1966). Selain itu, vitamin C juga dikenal sebagai antioksidan yang potensial dan

sebagai vasodilator untuk mencegah hipertensi, anginapektoris, impotensi serta

membawa glukosa yang banyak masuk ke dalam jaringan otot rangka untuk

proses metabolisme (Sinclair dkk., 1992 dalam Darma dkk., 2010).

Walaupun kromium dikenal sebagai mineral essensial nutrisi, para

ilmuwan masih belum mengetahui dengan pasti peranannya dalam tubuh.

Bentuk yang paling umum dari kromium adalah Cr trivalen dan Cr hexavalen.

Kromium trivalen adalah bentuk utama dalam makanan, seperti halnya yang

digunakan oleh tubuh. Kromium hexavalen diperoleh melalui pemanasan pada

pH alkali dan digunakan sebagai sumber kromium untuk tujuan industri. Kromium

heksavalen adalah iritan kuat yang dikenal sebagai karsinogen apabila terhirup.

Pada konsentrasi rendah kromium heksavalen berubah menjadi Cr+³ oleh suatu

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

7

senyawa dalam makanan dan suasana asam dalam perut dapat mencegah

timbulnya efek yang merugikan dari Cr+6 (Muselin dkk., 2007).

Kromium dapat meningkatkan kinerja insulin melalui GTF dimana

kromium akan membentuk suatu kompleks dengan insulin dan reseptor insulin

untuk memfasilitasi respons jaringan yang sensitif terhadap insulin. Menurut NRC

(1997) hewan yang toleransi glukosanya terganggu memperlihatkan defisiensi

GTF dan suplementasi kromium dapat meningkatkan toleransi glukosa

Mekanisme pengangkutan kompleks kromium organik dalam darah belum

diketahui dengan pasti, namun mineral tersebut dengan cepat tersedia untuk sel

setelah penyerapan. Hingga kini, baru GTF atau kromodulin yang diketahui

sebagai bentuk kompleks kromium organik aktif. Jika terdapat kromium

anorganik yang terserap, mineral tersebut harus diangkut terlebih dulu ke tempat

spesifik dimana inkorporasi menjadi bentuk kompleks organik dimungkinkan,

misalnya dalam hati (Groff dan Gropper, 2000). Hati, ginjal, otot, dan jantung,

pankreas, dan tulang merupakan jaringan yang kaya akan kromium (Linder,

1992; NRC, 1997; Groff dan Gropper, 2000).

Pengaruh GTF pada insulin adalah pada fungsi yang berkaitan dengan

kapasitas pengambilan dalam sistem pengangkutan glukosa darah. GTF

memperkuat afinitas insulin terhadap reseptor insulin, sehingga memfasilitasi

GLUT (Glucose Transporter) untuk meningkatkan laju aliran glukosa darah

masuk kedalam sel melalui membrane plasma (NRC, 1997; Groff dan Gropper,

2000).

Hertz dkk. (1989) melaporkan bahwa kromium dapat meningkatkan

pengangkutan glukosa darah ke dalam sel pada ikan mas (Cyprinus carpio).

Selanjutnya Shiau dan Lin (1993) melaporkan adanya peningkatan deposisi

energi, deposisi glikogen hati, dan pertambahan bobot secara nyata pada ikan

nila (Oreochromis niloticus><Oreochromis aureus) setelah mendapat pakan yang

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

8

mengandung 2 mg CrCl3/kg pakan. Shiau dan Chen (1993) melaporkan

suplementasi Cr2O3 dalam pakan dengan glukosa murni sebagai satu-satunya

sumber glukosa mampu meningkatkan penggunaan glukosa, retensi protein,

energi, dan aktifitas fosfofruktikinase, serta pertumbuhan bobot ikan nila hibrida.

Shiau dan Liang (1995) mengamati adanya peningkatan pertambahan bobot,

efisiensi pakan perbandingan efisiensi protein, deposisi protein, aktifitas

fosfofruktikinase pada ikan nila hibrida dengan suplementasi 0,5–2,0% Cr2O3

dalam pakan yang mengandung glukosa murni. Subandiono (2004)

mengemukakan bahwa suplementasi kromium ragi 1,5 ppm Cr+³ efektif

memperbaiki aliran glukosa darah ke dalam sel sehingga meningkatkan

pemanfaatan karbohidrat pakan serta menghasilkan tingkat pertumbuhan yang

maksimum.

Adanya kromium dalam darah menyebabkan glukosa dapat segera

dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk memenuhi kebutuhan energi

metabolisme. Dengan demikian sejumlah protein tertentu dapat dimanfaatkan

lebih efisien untuk pertumbuhan tanpa harus mengubahnya menjadi energi

melalui katabolisme. Hal ini berarti kromium mampu meningkatkan efisiensi

pemanfaatan protein pakan atau meningkatkan deposisi protein tubuh untuk

pertumbuhan. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa dengan

menambahkan kromium ke dalam pakan dapat meningkatkan pemanfaatan

glukosa, menghambat glukoneogenesis, mencegah stress dan meningkatkan

pertumbuhan ikan (Purnama, 2010).

Karbohidrat dan Glikogen

Karbohidrat adalah zat organik yang mengandung unsur karbon,

hidrogen, dan oksigen dalam perbandingan yang berbeda-beda (Church dan

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

9

Pond, 1988). Secara Kimia karbohidrat merupakan derivat dari aldehid dan

keton.

Karbohidat merupakan nama kelompok senyawa organik yang

mempunyai struktur molekul berbeda-beda meskipun masih terdapat persamaan

dari sudut fungsinya (Sediaoetomo, 1991). Karbohidrat dapat dikelompokkan

menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) monosakarida, 2) disakarida, dan 3)

polisakarida. Monosakarida merupakan gula sederhana, seperti glukosa, fruktosa

dan galaktosa. Disakarida terdapat dalam laktosa, maltosa dan sukrosa. Contoh

penting dari polisakarida adalah dekstrin, pati, selulosa dan glikogen. Fungsi

utama dari karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh, selain itu

karbohidrat juga mempunyai fungsi lain, yaitu karbohidrat diperlukan bagi

kelangsungan proses metabolisme lemak. Juga karbohidrat mengadakan suatu

aksi penghematan terhadap protein (Rahim, 2011).

Karbohidrat yang masuk ke tubuh berasal dari makanan. Sel-sel di dalam

tubuh tentunya tidak dapat langsung menyerap karbohidrat, tetapi karbohidrat

tersebut harus dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana lagi yaitu

monosakarida, terutama dalam bentuk glukosa. Karena glukosa merupakan

monosakarida yang paling utama yang dapat diserap oleh tubuh untuk

menghasilkan energi. Karbohidrat akan dipecah menjadi monosakarida melalui

proses digesti di saluran pencernaan. Setelah berubah menjadi glukosa, baru

akan terjadi metabolisme glukosa di tingkat sel (respirasi sel) (Noreng, 2010).

Di dalam sistem pencernaan dan juga usus halus, semua jenis

karbohidrat yang dikonsumsi terkonversi menjadi glukosa untuk kemudian

diabsorpsi oleh aliran darah dan ditempatkan ke berbagai organ dan jaringan

tubuh. Molekul glukosa hasil konversi berbagai macam jenis karbohidrat inilah

yang kemudian akan berfungsi sebagai dasar bagi pembentukan energi di dalam

tubuh. Melalui berbagai tahapan dalam proses metabolisme, sel-sel yang

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

10

terdapat di dalam tubuh dapat mengoksidasi glukosa menjadi CO2 & H2O

dimana proses ini juga akan disertai dengan produksi energi. Proses

metabolisme glukosa yang terjadi didalam tubuh ini akan memberikan kontribusi

hampir lebih dari 50% bagi ketersediaan energi (Noreng, 2010).

Terdapat masing-masing 4 enzim kunci yang terlibat baik pada degradasi

glikogen menjadi glukosa bebas (glikogenolisis) maupun pada glukoneogenesis.

Enzim kunci pada glikogenolisis adalah: (a) phosphorilase, (b) ‘debranching

enzyme’, 1,6 glucosidase, (c) phosphoglucomutase, dan (d) glucose-6-

phosphatase; sedangkan pada glukoneogenesis melibatkan enzim-enzim: (a)

pyruvate carboxylase, (b) PEP-carboxykinase, (c) fructose diphosphatase, dan

(d) glucose-6-phosphatase (Campbell dan Smith, 1982).

Karbohidrat dalam makanan makhluk hidup terutama digunakan sebagai

sumber energi. Demikian pula pada ikan, karbohidrat digunakan sebagai sumber

energi, meskipun penggunaannya lebih rendah dibandingkan hewan teristerial

dan manusia (Furuichi, 1988). Selain itu, karbohidrat juga berfungsi sebagai

sumber ribose untuk sintesis DNA dan RNA, serta dapat diubah menjadi asam

amino essensial (Lehninger, 1971). Pengaruh karbohidrat pada pertumbuhan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kadar karbohidrat dalam pakan, tingkat

kecernaan karbohidrat, jumlah pakan yang masuk, kondisi lingkungan, dan

spesies ikan (Watanabe, 1988).

Udang memerlukan karbohidrat dalam jumlah yang banyak, karena selain

diperlukan sebagai pembakar dalam proses metabolisme, juga diperlukan dalam

sintesis kitin dalam kulit keras. Walaupun demikian efisiensi penggunaan

karbohidrat oleh udang berbeda, tergantung dari sumbemya, selain itu

kemampuan udang dalam mencerna karbohidrat juga berbeda berdasarkan

jenisnya (Semeru dan Anna, 2010).

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

11

Penggunaan karbohidrat dalam pakan adalah penting dikarenakan

beberapa hal: (a) sebagai sumber energi yang jauh lebih murah bila

dibandingkan dengan protein, maka karbohidrat dapat menekan ongkos produksi

dan yang pada akhirnya dapat menurunkan total harga pakan (Cruz-Suarez dkk.,

1994), (b) pada tingkat tertentu, karbohidrat mampu men-substitusi energi yang

berasal dari protein pakan (‘sparing’ protein pakan) dan karena itu efisiensi

pemanfaatan protein pakan untuk pertumbuhan dapat ditingkatkan (Rosas dkk.,

2000), (c) sebagai binder, karbohidrat (terutama yang berasal dari bahan pakan

tertentu) mampu meningkatkan kualitas fisik pakan dan menurunkan prosentase

‘debu pakan’ (Hastings dan Higgs, 1980), (d) sebagai komponen tanpa nitrogen,

maka penggunaan karbohidrat dalam jumlah tertentu dalam pakan dapat

menurunkan sejumlah limbah ber-nitrogen sehingga meminimalkan dampak

negatif dari pakan terhadap lingkungan (Kaushik dan Cowey, 1991).

Budiardi (2011) mengemukakan bahwa Jenis dan tingkat karbohidrat

pakan mempengaruhi laju pertumbuhan udang. Tingkat kelangsungan hidup

juvenil udang windu misalnya dipengaruhi oleh tingkat karbohidrat; sedangkan

sukrosa dan glukosa adalah lebih baik daripada trehalosa dalam meningkatkan

pertumbuhannya (Pascual dkk., 1983; Alava dan Pascual, 1987). Dalam

penelitiannya, Rosas dkk. (2000) mendapatkan bahwa pakan dengan kandungan

karbohidrat 10% belum cukup untuk memenuhi kebutuhan energi-karbohidrat,

dan masih perlu energi dari protein pakan. Selanjutnya dijelaskan bahwa nilai

maksimum dari tingkat glikogen dan aktifitas α-amilase terjadi pada udang yang

diberi pakan mengandung 21% karbohidrat yaitu udang mampu mencerna

karbohidrat pakan menjadi komponen-komponen yang lebih sederhana dan

dapat diserap melalui dinding usus sebelum masuk ke dalam aliran darah. Daya

cerna atau kemampuan dalam memanfaatkan karbohidrat bervariasi dan terkait

dengan sumber/asal karbohidrat, spesies, proses pembuatan pakan

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

12

(pemanasan/penggunaan suhu saat pembuatan pellet), kondisi lingkungan

hidupnya (terutama suhu), dan status kesehatan.

Mekanisme yang bertanggungjawab terhadap terbatasnya penggunaan

glukosa oleh beberapa spesies udang penaeid belum diketahui sepenuhnya.

Shiau (1998) menjelaskan bahwa hal tersebut dimungkinkan dengan adanya

efek fisiologis yang negatif yang disebabkan oleh kejenuhan glukosa, dan hal ini

dikarenakan laju absorpsi yang lebih tinggi menyeberangi saluran pencernaan.

Dari penjelasan tersebut, Rosas dkk. (2000) menyarankan penggunaan

karbohidrat yang lebih kompleks dalam pakan udang, seperti starch, yang

mengalami hidrolisis enzimatik sebelum assimilasi. Diketahui, adanya glukosa

dari starch pada situs absorpsi usus dengan laju yang lebih rendah daripada

glukosa bebas (Pascual dkk., 1983; Alava dan Pascual, 1987; Shiau dan Peng,

1992; Shiau 1998). Namun demikian, penelitian menunjukkan bahwa udang dari

spesies tertentu mampu memanfaatkan karbohidrat pakan pada konsentrasi

yang tinggi (Cruz-Suarez dkk., 1994). Hal ini membuktikan bahwa penggunaan

karbohidrat dalam pakan berpotensi untuk dapat terus ditingkatkan hingga

konsentrasi tertinggi optimum.

Beberapa peneliti seperti Andrews dkk. (1972; Sick dan Andrews 1973;

serta Deshimaru dan Yone, 1978 dalam Semeru dan Anna, 2010), melaporkan

bahwa penambahan glukosa dalam pakan dapat menghambat pertumbuhan

udang penaeid. Namun penambahan disakarida dalam pakan temyata dapat

memberikan pertumbuhan yang cukup baik. Beberapa hal yang menyebabkan

penambahan glukosa dalam pakan menghambat pertumbuhan udang adalah

karena glukosa tidak dapat diubah menjadi trehalosa di dalam lambung, tetapi

secara cepat diserap dan kemudian dilepaskan dengan segera ke dalam darah.

Jika glukosa banyak diserap, akan didapat kadar glukosa yang tinggi dalam

darah yang biasanya dipertahankan oleh pengendalian hormonal dan sulit

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

13

digunakan sebagai sumber energi. Akan tetapi disakarida, seperti maltosa tidak

diserap dalam lambung, tetapi diubah menjadi glukosa dalam usus, kemudian

menjadi trehalosa dalam hepatopankreas dan selanjutnya dilepaskan secara

bertahap dalam darah. Dengan demikian maltosa siap digunakan sebagai

sumber energi.

Udang mempunyai kemampuan yang jauh lebih rendah dalam

memanfaatkan glukosa (Deshimaru dan Shigeno, 1972; Shiau, 1998) bila

dibandingkan dengan ikan (Brauge dkk., 1994; Banos dkk., 1998). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan maksimum untuk udang dapat

dicapai pada pemberian pakan mengandung karbohidrat 1% dengan kandungan

protein tinggi, yaitu hingga 50% (Campbell, 1991 dalam Rosas dkk., 2000).

Keterbatasan penggunaan karbohidrat pakan oleh udang merupakan

konsekuensi dari adaptasi metabolik untuk menggunakan protein sebagai

sumber energi utama. Hal ini disebabkan protein merupakan substrat cadangan

yang lebih besar pada udang yang dapat dikonversi menjadi glukosa melalui

lintasan glukoneogenik (Campbell dan Smith, 1982; Campbell, 1991 dalam

Rosas dkk., 2000). Pada ikan rainbow trout diketahui bahwa peningkatan

karbohidrat tercerna dapat meningkatkan akumulasinya dalam hati, meskipun

pada konsentrasi melebihi 8% dari bobot pakan menyebabkan pertumbuhan

menurun (Alsted, 1991). Dengan jenis ikan yang sama, Brauge dkk. (1994)

mendapatkan nilai kebutuhan karbohidrat hingga 25%. Sementara itu Banos

dkk. (1998) dalam Yusuf (2011) mendapatkan bahwa rainbow trout mampu

memanfaatkan karhohidrat yang sangat mudah dicerna hingga konsentrasi 37%

dengan pertumbuhan yang masih baik.

Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di

dalam tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi. Glikogen

terbentuk dari molekul glukosa yang saling mengikat dan membentuk molekul

Page 27: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

14

yang lebih kompleks. Simpanan glikogen memiliki fungsi sebagai sumber energi

tidak hanya bagi kerja otot namun juga merupakan sumber energi bagi sistem

pusat syaraf dan otak (Setiono, 2010).

Di dalam tubuh, jaringan otot dan hati merupakan dua kompartemen

utama yang digunakan oleh tubuh untuk menyimpan glikogen. Pada jaringan

otot, glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 1% dari total massa otot

sedangkan di dalam hati glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 8-10% dari

total massa hati. Walaupun memiliki persentase yang lebih kecil namun secara

total jaringan otot memiliki jumlah glikogen 2 kali lebih besar di bandingkan

dengan glikogen hati (Setiono, 2010).

Pada jaringan otot, glukosa yang tersimpan dalam bentuk glikogen dapat

digunakan secara langsung oleh otot tersebut untuk menghasilkan energi. Begitu

juga dengan hati yang dapat mengeluarkan glukosa apabila dibutuhkan untuk

memproduksi energi di dalam tubuh. Selain itu glikogen hati juga mempunyai

peranan yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh yaitu berfungsi untuk

menjaga level glukosa darah (Setiono, 2010).

Glikogenolisis

Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-

fosfat. Berbeda dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan

UDP-glukosa, dan enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-

fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi

kebalikannya (glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase (Nursiam, 2011)

Page 28: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

15

Gambar 2. Proses Glikogenolisis

Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-

fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi

ini enzim lain, glukosa 6-fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk

glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat.

Glukosa 6-fosfat Glukosa + asam fosfat

Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk

respirasi sehingga menghasilkan energi, energi itu terekam / tersimpan dalam

bentuk ATP.

Proses glikogenolisis dihati sama dengan di otot, yang berbeda adalah

hormon yang terlibat yaitu glucagon. Di hati bila terjadi konsentrasi gula darah

menurun, maka glucagon di produksi tinggi di sel, maka glikogen hati akan di

degradasi akibatnya glucosa darah normal kembali (Nursiam, 2011).

Kebutuhan nutrisi udang windu

Kandungan nutrisi yang baik untuk ikan secara umum adalah mulai dari

20-60% protein, 4-8% lemak dan karbohidrat sampai 30% (Hasting, 1976).

Page 29: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

16

Menurut Jangkaru dan Djajadiredja (1976) kandungan protein pakan 30-40% dan

karbohidrat 10-20% baik untuk ikan.

Di daerah tropis seperti Indonesia, pakan ikan merupakan faktor yang

lebih penting, daripada suhu perairan. Kromium mempunyai potensi yang penting

terutama dalam metabolisme karbohidrat. Selain itu, diduga bahwa kromium

mempunyai potensi dalam metabolisme lipid, protein dan asam nukleat. Oleh

sebab itu, kromium diduga mampu meningkatkan efisiensi pemanfatan

karbohidrat dan lipid sebagai sumber energi, serta protein untuk pertumbuhan

dan dengan cara demikian mampu meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan

Udang windu tergolong omnivor dan mempunyai kemampuan yang

terbatas dalam memanfaatkan karbohidrat pakan (FAO, 1987). Walaupun udang

merupakan pemakan segala, akan tetapi pada umumnya udang merupakan

predator bagi invertebrata yang pergerakannya lambat (Semeru dan Anna,

1992). Selain itu, udang windu mempunyai sifat kanibalisme, yang pada kondisi

kekurangan pakan dapat memangsa udang lain yang dalam kondisi lemah,

seperti pada saat ganti kulit.

Kebutuhan protein pada udang windu berkisar 40-50% untuk mencapai

pertumbuhan yang optimal (FAO, 1987). Kebutuhan protein udang dapat

diturunkan apabila kebutuhan energi dapat dipenuhi dari sumber lain non-protein,

seperti karbohidrat. Furuichi (1988) mengemukakan bahwa dari beberapa studi

kadar optimum karbohidrat pakan untuk ikan golongan karnivora adalah 10-30%.

Udang memerlukan karbohidrat, selain sebagai pembakar dalam proses

metabolisme juga diperlukan dalam sintesis kitin pada kulit keras. Walaupun

demikian udang mempunyai keterbatasan dalam efisiensi penggunaaan

karbohidrat yang berhubungan dengan tingkat kecernaannya (Semeru dan Anna,

1992).

Page 30: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

17

Selain protein dan karbohidrat, lemak juga dapat dimanfaatkan sebagai

sumber energi oleh udang. Udang membutuhkan lemak antara 4-7% dalam

pakan. Teshima dan Yone (1978) dalam Semeru dan Anna (1992)

mengemukakan bahwa asam lemak mempunyai peranan penting tidak hanya

sebagai sumber energi, tetapi juga sebagai zat esensial untuk udang. Pada

hewan lain, sterol dapat disintesis dari asetat, sedangkan pada udang tidak

dapat disintesis. Kolesterol merupakan zat yang esensial bagi pertumbuhan dan

kehidupan udang, karena zat ini dapat diubah menjadi hormon seks dan hormon

ganti kulit, serta digunakan sebagai unsur pokok hypodermis. Kadar kolesterol

optimal untuk larva dan juvenil udang adalah sekitar 0,5% (Kanazawa dkk., 1971

dalam Semeru dan Anna, 1992).

Kebutuhan mineral pada udang windu, digunakan pada saat pergantian

kulit. Conklin dkk. (1977) menyatakan bahwa mineralisasi pada kulit cangkang

lobster meningkat melalui penambahan kalsium dalam pakan, tetapi tidak boleh

berbeda nyata dalam pertumbuhan maupun dalam kelangsungan hidupnya.

Perbandingan kalsium dan fosfor yang optimum untuk juvenil lobster adalah

1 : 2.

Untuk keperluan vitamin dalam pakan udang, belum banyak dilakukan

sehingga data mengenai hal ini masih terbatas. Beberapa peneliti telah

melakukan penelitian tentang kebutuhan vitamin untuk juvenil P. japonicus.

Kanazawa dkk. (1976) mengemukakan bahwa pertumbuhan juvenil

P. japonicus untuk setiap 100 g pakan perlu ditambahkan 300 mg vitamin C, 400

mg inisitol, 6–12 mg vitamin B, dan 12 mg vitamin B6.

Page 31: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

18

Kualitas air

Kualitas air merupakan faktor penting dalam pemeliharaan larva. Agar

udang windu yang dipelihara dapat hidup dan tumbuh dengan baik, maka selain

harus tersedia pakan bergizi dalam jumlah yang cukup, kondisi lingkungan harus

berada pada kisaran yang optimum.

Udang adalah hewan air yang segala kehidupan, kesehatan dan

pertumbuhannya sangat tergantung kepada kualitas air sebagai media hidupnya.

Apabila kualitas air baik maka udang yang dipelihara menjadi sehat dan nafsu

makannya tidak terganggu, pertumbuhan dan sintasan udang akan menjadi

tinggi (Taslihan dkk., 1991).

Udang membutuhkan kisaran suhu 25-32°C agar dapat tumbuh secara

normal. Semakin tinggi suhu perairan maka semakin tinggi laju metabolisme

dalam tubuh udang. Kondisi ini akan diikuti dengan meningkatnya laju konsumsi

pakan. Suhu di atas 32°C akan menyebabkan stres pada udang dan suhu 35°C

merupakan suhu kritis (Poernomo, 1978)

Salinitas sangat besar pengaruhnya terhadap proses metabolisme dan

sintasan udang windu. Menurut Semeru dan Anna (1992) udang windu

mempunyai toleransi hidup pada kisaran salinitas 4–40 ppt dan tumbuh dengan

baik pada kisaran 12-30 ppt. Jika salinitas terlalu rendah dan terlalu tinggi, nafsu

makan masih ada tetapi konversi pakan menjadi tinggi karena energi tubuh

banyak terbuang.

pH air dapat berpengaruh terhadap meningkat tidaknya daya racun

amoniak. Untuk pertumbuhan udang windu memerlukan kisaran pH 7,4–8,5 dan

akan mematikan bila pH mencapai angka terendah 6 dan angka tertinggi 9. Bila

pH air terlalu rendah atau sering rendah pada malam hari, maka lapisan kapur

pada kulit udang akan berkurang karena terserap secara internal. Pada kondisi

Page 32: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

19

ini konsumsi oksigen meningkat, permeabelitas menurun dan insangnya rusak.

Menurut Wickins (1987) pH 6,4 dapat menyebabkan laju pertumbuhan udang

akan menurun sebesar 60% dan sebaliknya pH 9,0-9,5 akan menyebabkan

peningkatan kadar amoniak sehingga secara tidak langsung membahayakan

udang

Oksigen terlarut dalam suatu perairan mutlak dibutuhkan oleh organisme

air, namun untuk setiap spesies mempunyai kisaran optimal untuk menunjang

kehidupan. Oksigen diperlukan untuk membakar zat-zat makanan yang

dikonsumsi udang dan diserap tubuh atau diuraikan menjadi energi. Kelarutan

oksigen yang baik bagi pertumbuhan udang adalah antara 85-125% jenuh atau

4-6 ppm. Dalam air yang mengandung cukup oksigen aktifitas udang yang

terlihat adalah beristirahat dan sesekali bergerak mencari pakan. Sebaliknya

pada air yang kandungan oksigennya rendah, udang akan tampak aktif bergerak

dan berenang karena stres. Mangampa dan Mustafa (1992) menyatakan bahwa

oksigen terlarut cenderung semakin rendah dengan meningkatnya padat

penebaran. Pada padat penebaran tinggi kebutuhan oksigen dan ekskresi sisa

metabolisme dalam media semakin tinggi.

Page 33: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

20

III. METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober 2010, di

Hatchery, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Wadah dan media pemeliharaan

Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium kaca

berukuran panjang, lebar dan tinggi masing-masing 50 x 49 x 50 cm. Pada setiap

sisi akuarium dilapisi plastik hitam dan diisi air setinggi ½ bagian dari volume

wadah. Air media yang digunakan adalah air laut dengan salinitas 30 ppt.

Sebelum digunakan air media tersebut terlebih dahulu disucihamakan dengan

kaporit berkonsentrasi 150 ppm yang diendapkan selama 24 jam kemudian

dinetralisir dengan Natrium Thiosulfat sebanyak 75 ppm.

Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelondongan

udang windu berukuran bobot 0,27 g. Udang tersebut diperoleh dari petani

tambak di Maros dan ditebar dengan kepadatan 15 ekor/luas wadah.

Page 34: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

21

Pakan

Pakan yang diberikan berupa pakan buatan berbentuk pellet panjang

rata-rata 1 cm. Adapun komposisi bahan baku dan nilai nutrisi dapat dilihat pada

Tabel 1 dan 2. Pakan uji masing-masing disuplementasi dengan kromium

(CrCl36H2O) sesuai dosis yang diujikan.

Tabel 1. Komposisi bahan baku pakan buatan udang windu         

  Komposisi

Bahan baku  A B C

Tepung Ikan 58 29,50 19Tepung Kedelai 11 30 18Tepung jagung 14 18,50 28Tepung Terigu 14 18 28Vitamin dan Mineral mix* 3 3 3Lemak**     0 1 4Keterangan: *) komposisi vitamin dan mineral mix.

Setiap 10 kg mengandung vitamin A 12.000.000; vitamin D 2.000.000 IU; vitamin E 8000 IU; vitamin K 2000 mg; vitamin B1 2000 mg; vitamin B2 5000 mg; vitamin B6 500 mg; vitamin B12 12.000 µg; asam askorbat 25.000 mg; Calsium-D-Phanthothenate 6.000 mg; Niacin 40.000 mg; Cholin Chloride 10.000 mg; Metheonine 30.000 mg; Lisin 30.000 mg; Manganese 120.000 mg; Iron 20.000 mg; Iodine 200 mg; Zinc 100.000 mg; Cobalt 200.000 mg; Copper 4.000 mg; Santoquin (antioksidan) 10.000 mg; Zinc Bacitracin 21.000 mg.

**) Lemak : minyak ikan dan minyak jagung

Adapun proksimat pakan yang digunakan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi nutrisi pakan buatan udang windu

Komposisi   Nilai Nutrisi Pakan      A B C PU

Air (%) 10,20 10,01 10,30 9,09Abu (% bk) 10,45 8,98 6,03 7,76Protein (% bk) 45,11 35,10 25,58 40,40Lemak (% bk) 10,50 10,68 10,89 7,86Serat Kasar (% bk) 3,65 5,21 6,85 2,92BETN (% bk) 30,29 40,03 50,65 41,06

DE (kkal/kg) 3186,60 3094,33 3043,643077,1

6C/P (DE/g Protein) 7,06 8,62 11,90 7,62

Keterangan: Hasil analisa proksimat di laboratorium nutrisi Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB

Page 35: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

22

Perlakuan dan Perancangan penelitian

Penelitiian ini dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL), dengan 10 perlakuan dan 2 ulangan. Dengan demikian,

penelitian ini terdiri atas 20 satuan percobaan. Adapun perlakuan yang diujikan

adalah sebagai berikut :

A. K1C1 (karbohidrat 30%, kromium 1 ppm)

B. K1C2 (karbohidrat 30%, kromium 2 ppm)

C. K1C3 (karbohidrat 30%, kromium 3 ppm)

D. K2C1 (karbohidrat 40%, kromium 1 ppm)

E. K2C2 (karbohidrat 40%, kromium 2 ppm)

F. K2C3 (karbohidrat 40%, kromium 3 ppm)

G. K3C1 (karbohidrat 50%, kromium 1 ppm)

H. K3C2 (karbohidrat 50%, kromium 2 ppm)

I. K3C3 (karbohidrat 50%, kromium 3 ppm)

J. PU (Pakan Udang)

Tata letak unit-unit percobaan setelah pengacakan disajikan pada Gambar 2.

Keterangan: K1C1 (karbohidrat 30%, kromium 1 ppm), K1C2 (karbohidrat 30%, kromium 2 ppm), K1C3 (karbohidrat 30%, kromium 3 ppm), K2C1 (karbohidrat 40%, kromium 1 ppm), K2C2 (karbohidrat 40%, kromium 2 ppm), K2C3 (karbohidrat 40%, kromium 3 ppm), K3C1 (karbohidrat 50%, kromium 1 ppm), K3C2 (karbohidrat 50%, kromium 2 ppm), K3C3 (karbohidrat 50%, kromium 3 ppm), PU (Pakan Udang).

Gambar 3. Tata letak satuan percobaaan setelah pengacakan.

    PU K3C2 K3C3 K2C1 K1C3

K1C2 K2C3 K3C1 K2C2 K1C1

(K3C1)2 (K1C2)2 (K3C2)2 (K2C1)2 (K2C2)2

(K1C1)2 (K3C2)2 (K2C3)2 (K1C3)2 (PU)2

Page 36: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

23

Prosedur Penelitian

Penelitian diawali dengan persiapan alat dan bahan. Selanjutnya hewan

uji ditebar ke wadah untuk masa aklimatisasi bagi hewan uji terhadap lingkungan

media budidaya dan pakan uji. Hewan uji ditebar ke wadah dengan cara

mengapungkan kantung plastik berisi hewan uji selama ±30 menit, selanjutnya

memasukkan air media sedikit demi sedikit ke dalam kantong plastik hingga

kondisi air media dengan kantung plastik hampir sama. selanjutnya hewan uji

dibiarkan berenang keluar dari kantung. Aklimatisasi dilanjutkan hingga 7 hari.

Setelah masa aklimatisasi selesai, dilakukan penimbangan bobot awal

hewan uji. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan elektrik

dengan ketelitian 0,01 g. Penambahan kromium ke dalam pakan dilakukan

dengan mencampur langsung ke bahan-bahan baku yang lain saat pembuatan

pakan.

Pemeliharaaan dilakukan selama 60 hari. Persentase pemberian pakan

5%bb/hari dengan frekuensi 3 kali sehari yaitu pada jam 07.00, 12.00 dan 17.00.

Untuk mempertahankan kualitas air dalam wadah penelitian, maka setiap pagi

dilakukan penyiponan media pemeliharaan untuk membersihkan feses dan sisa

pakan serta dilakukan pergantian air sebesar 10% dari volume wadah setiap

hari.

Peubah yang Diamati

Kadar glikogen hati dan otot udang uji diukur pada awal, pertengahan,

dan akhir percobaaan. Otot diambil dari bagian dorsal. Prosedur analisis kadar

glikogen mengikuti metode Wedemeyer dan Yasutake (1977) yang disajikan

pada Lampiran 1.

Page 37: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

24

Kualitas Air

Sebagai data penunjang selama penelitian berlangsung dilakukan

pengukuran beberapa parameter kualitas air, meliputi: suhu, salinitas, oksigen

terlarut, dan pH. Suhu diukur dengan menggunakan thermometer, salinitas

dengan handrefraktometer, oksigen terlarut dengan DO meter dan pH dengan

pH meter. Pengukuran suhu dan salinitas media dilakukan 2 kali sehari yakni

pada pagi hari pukul 07.00 dan sore hari pada pukul 17.00, sedangkan oksigen

terlarut dan pH diukur pada awal dan akhir penelitian.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam

(ANOVA). Apabila hasilnya memperlihatkan pengaruh yang nyata maka

dilanjutkan dengan uji lanjut duncan. Sebagai alat bantu untuk analisis statistik

tersebut digunakan program SPSS 12,0. Adapun data parameter kualitas air

dianalisis secara deskriptif berdasarkan kelayakan hidup udang windu.

Page 38: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Glikogen Hepatopankreas dan Otot

Kandungan glikogen heptopankreas dan otot yang diberi pakan dengan

berbagai kadar karbohidrat dengan suplementasi kromium dapat dilihat pada

Lampiran 2, sedangkan nilai rata-ratanya disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata kandungan glikogen hepatopankreas dan hati udang windu pada akhir dan pertengahan penelitian.

Periode Pengukuran Perlakuan

  kadar glikogen (µg/g)

Hepatopankreas   Otot

Awal 19.65 ± 1,8   15.50 ± 0,3Tengah K1C1 46.35 ± 1,6b 29.20 ± 9,0ab

K1C2 50.75 ± 2,0b 36.90 ± 0,4b

K1C3 29.15 ± 0,4a 22.35 ± 2,3a

K2C1 47 ± 0,3b 29.50 ± 0,8ab

K2C2 49.40 ± 0,3b 34.05 ± 0,5b

K2C3 32.40 ± 10,2a 24.05 ± 4,9a

K3C1 30.80 ± 0,6a 17.05 ± 1,0a

K3C2 32.10 ± 0,9a 16.65 ± 0,4a

K3C3 33.15 ± 0,7a 16.65 ± 2,3a

PU 34.35 ± 1,2a   21 ± 0,8a

Akhir K1C1 68.5 ± 1,4d 42.45 ± 3,7b

K1C2 76 ± 2,4e 54 ± 5,9c

K1C3 50.10 ± 3,5a 34.75 ± 0,9ab

K2C1 68.35 ± 0,2d 41.35 ± 1,2b

K2C2 75.75 ± 5,2e 54.05 ± 0,5c

K2C3 57.70 ± 2,7c 34.20 ± 4,7ab

K3C1 48.40 ± 4,5a 29 ± 1,9a

K3C2 52.05 ± 0,5ab 31.55 ± 1,5a

K3C3 50.45 ± 0,4a 32.40 ± 3,7a

PU 53.45 ± 3,2ab   34,30 ± 9,1ab

Page 39: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

26

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan karbohidrat pakan

dengan suplementasi kromium organik berpengaruh sangat nyata (p<0,01)

terhadap kadar glikogen hepatopankreas dan otot pada gelondongan udang

windu baik pada pertengahan maupun pada akhir penelitian (Lampiran 3 dan 4).

Hasil uji lanjut duncan menunjukkan bahwa kadar glikogen hepatopankreas dan

otot tertinggi dihasilkan pada perlakuan K1C2 (karbohidrat 30% : kromium 2

ppm) yaitu dengan kadar glikogen hepatopankreas 76 µg/g dan glikogen otot 54

µg/g, K2C2 (karbohidrat 40% : kromium 2 ppm) dengan kadar glikogen

hepatopankreas 75,75 µg/g dan glikogen otot 54,05 µg/g. Kromium 2 ppm

berbeda dengan perlakuan lainnnya baik pada pertengahan maupun pada akhir

penelitian karena pada kadar 2 ppm ini memberikan efek terbaik (Lampiran 5 dan

6; Tabel 3).

Berdasarkan hasil tersebut suplementasi kromium dengan kadar 2 ppm

serta karbohidrat pada kadar 30 dan 40% memberikan efek yang terbaik

terhadap deposit glikogen hepatopankreas dan otot pada udang windu. Menurut

Furuichi (1988) ikan omnivora dapat memanfaatkan karbohidrat optimum pada

tingkat 30-40% dalam pakannya. Penambahan kromium dengan dosis optimum

dapat meningkatkan penyimpanan glikogen baik pada hepatopankreas maupun

otot. Handayani (2011) menyatakan bahwa peningkatan kadar glikogen

menunjukkan adanya kelebihan glukosa darah setelah kebutuhan energi

metabolisme terpenuhi, yang segera dikonversi menjadi glikogen dan selanjutnya

disimpan dalam otot dan hati. Glikogen berasal dari kelebihan glukosa dalam

darah yang berbentuk granula-granula berwarna ungu di dalam sel hepatosit.

Karbohidrat yang dikonsumsi oleh ikan akan dicerna di dalam pencernaan

hingga menjadi glukosa. Glukosa akan diserap oleh dinding usus dan kemudian

masuk ke dalam darah. Glukosa yang dibawa dalam darah akan diambil oleh sel-

sel pada tubuh organisme untuk menghasilkan energi melalui proses oksidasi.

Page 40: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

27

Pada organ hati, glukosa akan masuk ke dalam sel hepatosit secara mudah dan

selanjutnya diubah menjadi glikogen (Hadim dkk,2003).

Menurut Diansari (2011) bahwa monosakarida (fruktosa, galaktosa,

glukosa) yang masuk bersama-sama darah dibawa ke hati. Di dalam hati

Monosakarida diubah menjadi glukosa dan dialirkan melaui pembuluh darah ke

otot. Di dalam otot glukosa dibakar membentuk glikogen melalui proses

glikoneogenesis. Glukosa yang berasal dari hasil hidrolisa karbohidrat di saluran

pencernaan dan masuk ke dalam darah sebagian dimanfaatkan sebagai sumber

energi di dalam sel dan sebagian lagi disimpan sebagai energi cadangan dalam

bentuk glikogen baik pada hati maupun pada daging. Indikasi terjadinya proses

glikogenesis baik pada hati maupun pada daging terlihat pada hasil pengukuran

kadar glikogen hati dan daging yang terdapat cukup tinggi. Pemberian Cr+3 akan

memacu aktivitas hormon insulin dalam mengkonversi glukosa menjadi glikogen,

sehingga akan meningkatkan kadar glikogen hati. Kadar glikogen hati meningkat

sampai kadar tertentu dan kadarnya akan turun kembali dengan semakin

meningkatnya kadar Cr+3. Demikian pula pada kadar glikogen daging, kadarnya

meningkat seiring meningkatnya kadar kromium pakan, tetapi kadarnya lebih

rendah daripada di hati (Susanto, 2006)

Kadar glikogen hati yang tinggi merupakan cadangan energi yang secara

cepat dapat dipakai untuk mencukupi energi melalui proses glikogenolisis yang

dibantu oleh hormon glukagon apabila suplai dari pakan berkurang. Fenomena

yang sama diperoleh pada ikan gurame (O. gouramy L) yang diberi suplementasi

kromium organik (Cr-ragi) akan meningkatkan kadar glikogen hati dan daging

(Subandiyono, 2004). Demikian pula pada ikan nila (O. niloticus) kadar glukosa

tubuh meningkat dengan semakin meningkatnya kadar kromium organik pakan

(Mokoginta, 2005).

Page 41: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

28

Menurut Subandiono (2004) bahwa kromium pada kadar 1,5 ppm Cr+3

dapat memicu bioaktivitas insulin pada tingkat tertinggi sehingga pemasukan

glukosa darah ke dalam sel berlangsung dengan cepat dan kadar glukosa dalam

darah segera turun. glukosa yang telah masuk ke dalam sel akan dimetabolisme

dengan cepat untuk mencukupi kebutuhan energi sehingga menghindarkan

sejumlah asam amino dipergunakan sebagai energi metabolik. pola kadar

glukosa darah yang demikian mengindikasikan tingginya aliran glukosa darah ke

dalam sel atau penyerapan glukosa dari usus.

Peningkatan suplementasi kromium sampai 3 ppm terlihat memberikan

efek negatif pada deposit glikogen hepatopankreas dan otot. Seperti halnya

dilaporkan Subandiono (2004) bahwa suplemen Cr+3 lebih dari 3 ppm tidak selalu

memberikan respon biologi yang lebih baik, namun dapat sama atau bahkan

berakibat sebaliknya. Hal itu disebabkan kapasitas kerja hormon insulin yang

telah mencapai titik maksimum sehingga bioaktivitas insulin tidak lagi mampu

mengimbangi pemasukan glukosa ke dalam darah sehingga kadar glukosa

dalam darah cenderung terus meningkat hingga titik puncak tercapai.

Kemungkinan lain adalah terjadinya penurunan fungsi biologis dari kromium.

Sebagaimana mineral essensial lainnya, kekurangan dan kelebihan di luar

kebutuhan optimalnya akan menurunkan fungsi biologisnya (Underwood dan

Suttle, 1999; Groff dan Gropper, 2000; Lall, 2002).

Hasil penelitian Asmariani (2010) menunjukkan bahwa suplementasi

kromium 2 ppm pada pakan dengan kadar karbohidrat 30 dan 40% mampu

memberikan laju pertumbuhan harian dan pertumbuhan biomassa yang terbaik.

Hal ini berarti kromium mampu meningkatkan efisiensi pemanfaatan protein

pakan atau meningkatkan deposisi protein tubuh untuk pertumbuhan. Sedangkan

peningkatan kadar kromium sampai 3 ppm pada berbagai kadar karbohidrat

pakan dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan. Hal ini disebabkan

Page 42: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

29

kromium tergolong mikromineral yang diperlukan dalam metabolisme tubuh

dalam jumlah yang sedikit. Kombinasi kadar karbohidrat pakan dan kadar

kromium yang tepat menghasilkan tingkat pertumbuhan yang optimal. Setyo

(2006) menyatakan bahwa jumlah konsumsi pakan tertinggi dicapai pada

perlakuan pakan tanpa diberi tambahan suplemen kromium namun efek pakan

yang dikonsumsi lebih besar, tetapi tidak mempengaruhi kenaikan pertambahan

bobot, pertumbuhan relatif karena efisiensi penyerapan pakan sangat rendah

dibandingkan dengan perlakuan yang diberi pakan yang mengandung kromium.

Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diukur pada media pemeliharaan selama

penelitian berlangsung antara lain suhu, pH, oksigen terlarut dan salinitas. Hasil

pengukuran kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kisaran kualitas air yang diperoleh selama penelitian dan kisaran yang layak menurut pustaka

NO parameterKisaran yang

diperoleh   Pustaka  

1 Suhu (°C) 26 – 29 26 - 32 (Tricahyo, 1995)

2 Salinitas (ppt) 30 – 32 24 - 34 (Poernomo, 1996)3 pH 7,8 - 8,1 7,5 - 8,5 (Buwono, 1992)

4 DO (ppm)   5,4 - 5,8   4,0 - 7,0 mg/l (Tricahyo,1995)

Tabel yang di atas menunjukkan bahwa kisaran kualitas air yang

diperoleh selama penelitian masih berada dalam kondisi yang layak untuk

kelangsungan hidup pasca larva udang windu.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa suhu selama penelitian

berkisar antara 26-29 °C. Kisaran ini layak untuk pemeliharaan dan pertumbuhan

Page 43: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

30

udang windu. Hal ini sesuai dengan pendapat Tricahyo (1995) bahwa suhu

optimum pada pemeliharaan larva adalah 26-32°C. suhu diatas 32°C akan

menyebabkan stress pada udang dan suhu 35°C merupakan suhu kritis. Suhu

yang baik untuk pertumbuhan udang windu adalah 29-30°C (Poernomo, 1996).

Salinitas yang didapatkan selama penelitian berkisar antara 30-32 ppt.

Kisaran ini layak untuk pertumbuhan dan kehidupan udang windu. Salinitas

sangat besar pengaruhnya terhadap proses metabolisme dan sintasan udang

windu. Poernomo (1978) mengemukakan bahwa kisaran salinitas optimum bagi

udang windu pasca larva adalah 24-34 ppt sedangkan untuk stadia diatas pasca

larva adalah 15-25.

Adapun kisaran pH yang didapatkan pada saat penelitian berkisar antara

7,8-8,1. Menurut Buwono (1992) bahwa untuk stadia pasca larva kisaran pH

optimum adalah 7,5-8,5. Lebih lanjut dikemukakan bahwa pengaruh langsung

dari pH rendah adalah menyebabkan kulit udang menjadi keropos dan selalu

lembek karena tidak dapat membentuk kulit baru. pH air juga dapat berpengaruh

terhadap meningkat tidaknya daya racun amoniak.

Kandungan oksigen terlarut yang didapat selama penelitian berkisar

antara 5,4-5,8. Nilai ini optimal untuk pemeliharaan udang windu secara

berkelanjutan. Oksigen terlarut dibutuhkan untuk respirasi yang selanjutnya

dimanfaatkan untuk kegiatan metabolisme. Menurut Tricahyo (1995) bahwa pada

stadia pasca larva udang membutuhkan kadar oksigen dalam batas optimum

dengan kisaran 4,0-7,0 mg/L.

Page 44: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

31

V. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Suplemen kromium 2 ppm pada pakan dengan kadar karbohidrat 30 dan

40% mampu meningkatan kadar glikogen pada hepatopankreas dan otot

gelondongan udang windu.

2. Kadar glikogen hati dan otot meningkat sampai kadar tertentu dan kadarnya

akan turun kembali dengan semakin meningkatnya kadar Cr+3.

SARAN

Pada pemeliharaan gelondongan udang windu dapat diberikan pakan

buatan dengan suplementasi kromium 2 ppm dan kadar karbohidrat pakan 30

dan 40%. Pemanfaatan kromium (Cr+3) sebaiknya diaplikasikan juga pada setiap

fase pertumbuhan pada udang windu, hal ini membantu pembudidaya dalam

upaya efisiensi pemanfaatan pakan dan meningkatkan pertumbuhan.

Page 45: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

32

DAFTAR PUSTAKA

Akbar J. Adriani M. Aisiah S. 2009. Peranan Kromium (Cr+3) Dalam Metabolisme karbohidrat pada ikan Betok (Anabas testudineus). Laporan penelitian hibah kompetitif penelitian strategis nasional, Dikti-Dinas.Unlam, Banjarbaru

Alava, V.R. and F.P. Pascual. 1987. Carbohydrate requirements of P. monodon Fabricius juveniles. Aquaculture, 61: 211-217.

Alsted, N.S.,1991. Studies on the reduction of discharges from fish farms bymodification of the diet. In: Cowey, C.B. and Cho, C.Y.(Eds.). Nutritional Strategies & Aquaculture Waste. Fish Nutr.Res. Lab., Dept. of Nutr. Sci., Univ. of Guelph, Guelph, Ontario,pp.: 77-89.

Amri, K., 2003. Budidaya Udang Windu Secara Intensif. Agromedia Pustaka. pJakarta.

Anderson, R.A, 1997. Nutritional factors influencing the glucose/insulin system:Chromium, J.Am.COLL.Nutrition.Research.U.S.A.

Banos, N., J. Baro., C. Castejon., I. Navarro., and J. Gutierrez. 1998. Influence of high-carbohydrate enriched diets on plasma insulin levels and insulin and IGF-I receptors in trout. Regulatory Peptides, 77: 55-62.

Budiardi, T. 2011. Budidaya udang windu (Penaeus monodon Fab.)berwawasan lingkungan (online). Tersedia: http://singkil.webs.com/apps/blog/entries/show/4936097-budidaya-udang-windu-penaeus-monodon-fab-berwawasan-lingkungan- diakses 4 juli 2011

Brauge, C., F. Medale., and G. Corraze. 1994. Effect of dietary carbohydrate levels on growth, body composition and glycaemia in rainbow trout, Oncorhynchus mykiss, reared in seawater. Aquaculture, 123: 109-120.

Godman, A. 1986. Longman Dictionary Of Scientific Usage. Longman group Ltd., Hongkong

Campbell, P.N. and A.D. Smith. 1982. Biochemistry illustrated. Churchill Livingstone, New York, 225 p.

Church DC, W.G. Pond. 1988. Basic animal nutrition and feeding. Third Nusantara

Conklin, D.E., A. Devers and C.E. Bordner 1977. Development of artificial diets for the lobster Homarus americanus. Proc. Word Mari. Soc. 8:844-852

Cruz-Suarez, L.E.,Ricque, M.D., Pinal-Mansilla, J.D. and Wesche-Ebelling, P., 1994. Effectof different carbohydrate sources on the growth of P. vannamei. Economical impact. Aquaculture, 123: 349-360.

Page 46: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

33

Darma S,Dkk. 2010. Pengaruh Pemberian Kromium (Iii) Klorida Terhadap Kadar Sgpt Darah Mencit Putih (online). Tersedia : http://repository.unand.ac.id/929/1/surya_-_jurnal_JSTF_2009.doc. diakses 27 juli 2010.

Deshimaru, O. and K. Shigeno. 1972. Introduction to the artificial diet for prawn, Penaeus indicus. Aquaculture, 1: 115-133.

FAO. 1987. Feed and Feeding of fish and Shrimp. A manual on the preparation and presentation of compound Feeds for Shrimp and fish Aquaculture

Furuichi M. 1988. Carbohydratea. Di dalam; Watanabe T, Editor, Fish Nutrition and Mariculture. Tokyo, Departement Of Aquatic Biosciences, University of Fisheries. Hlm.44-55

Groff, J.L., S.S. Gropper. 2000. Advanced Nutrition and Human Metabolism 3 Ed. Wadsworth-Thomson Learning, Belmont, USA.

Hadim, E., M.I. Djawad dan M.Y.Karim.2003. Kondisi Glikogen Dalam hati Juvenil Ikan bandeng (Chanos chanos Forskall) yang dibantut. Jurnal Sains dan Teknologi, 3:1-7.

Haliman, R.W. dan Dian AS. 2005. Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei):Pembudidayaan Prospek Pasar Udang Putih Yang Tahan Penyakit. Penebar Swadaya. Jakarta

Handayani, S. 2011. Uji Toleransi Glukosa dan Uji Toleransi Insulin Glukosa Pada Ikan Gurame Yang Diberi pakan mengandung kadar Protein dan Karbohidrat yang berbeda. IPB. Bogor

Hasting, W.H. 1976. Fish Nutrition and Fish Feed Manufacture. Italy; Rome, Rep. From FAO, FIR;AQ/76/R.23.

Hastings, W.H. and D. Higgs. 1980. Feed milling processes. In: ADCP. Fish Feed Technology, UNDP, FAO-UN, pp.: 293-314.

Hertz, Y., Z. Mader., B. Hepher., A. Gertler. 1989. Glucose metabolism in the Common Carp (Cyprinus Carpio L); the effects of cobalt and Chromium. Aquaculture, 76: 255-267

Jangkaru, Z., R. Djajadireja. 1976. Peneltian ikan mas secara Intensif dalam kolam air deras. Bogor; LPPD

Kanazawa, A.;S.I. Teshima and N. Tanaka 1976. Nutritional requirement of prawn V. Requirements for Cholin and inositol. Mer. Fac. Fish.,Kagoshima Univ. 25:47-51

Kaushik, S.J. and C.B. Cowey. 1991. Dietary factors affecting nitrogen excretion by fish. In: Cowey, C.B. and Cho, C.Y. (Eds.). Nutritional Strategies & Aquaculture Waste. Fish Nutr. Res. Lab., Dept. of Nutr. Sci., Univ. of Guelph, Guelph, Ontario, pp.: 3-19.

Lehninger, A.L. 1971. Bioenergetics. Second Edition. The Benjamin/Cummings Publishing Company. California 362pp.

Page 47: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

34

Linder MC. 1992. Nutrisi dan Metabolisme Karbohidrat, hal 27-58. DI dalam : Linder MC, Editor. Biokimia NUtrisi dan Metabolisme (Terjemahan). UI Press, Jakarta, Indonesia.

Mangampa, M. dan A. Mustafa. 1992. Budidaya Udang Windu (Pennaeus monodon) Pada padat Penebaran Berbeda Dengan Menggunakan Benih yang Dibantut. Jurnal Penelitian Budidaya Pantai Volume 8 No 4. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai. Maros 8(4), 37-48.

Muselin, F., Violita, I., & Trif, A. (2007). Exposure in hexavalent chromium consequences on semen quality in rats. Calea Aradului Nr, 119, 300645.

[NRC] National Research Council. 1997. Nutrient Requiremant Of warm Water Fishesand shellfish .National academy. Press. Washington.

Noreng, I, 2010. Karbohidrat Sebagai Sumber Energi Dalam Tubuh. Tersedia: http://ignasnoreng.blogspot.com/2010/05/karbohidrat-sebagai-sumber-energi-dalam.html diakses 11 Oktober 2011.

Nursiam, S. 2011. Metabolisme Dan Teremolugasi. Tersedia: http://intannursiam.wordpress.com/tag/glikogenolisis/ diakses 11 Oktober 2011.

Pascual, P.F., R.M. Coloso and C.T. Tamse. 1983. Survival and some histological changes in Penaeus monodon Fabricius juveniles fed various carbohydrate. Aquaculture, 31: 169-180.

Purnama E. 2010. Kromium (online). Tersedia: http://duniaperikanan-ku.blogspot.com/2009/06/peran-kromium-terhadap-pertumbuhan-ikan.html diakses 31 juli 2010

Poernomo, A. 1978. Masalah Budidaya Udang Penaeid Di Indonesia. Paper Pada Simposium Modernisasi Perikanan rakyat, Jakarta 27-30 Juni 1978.

Rahim, S. 2011. Nutrisi Ikan (online). Tersedia:  http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2162792-fungsi-karbohidrat-dasar-dasar-ilmu/ diakses 4 juli 2011

Rosas, C., G. Cuzon., G. Gaxiola., L. Arena., P. Lemaire., C. Soyez And A. Van Wormhoudt. 2000. Influence of dietary carbohydrate on the metabolism of juvenile Litopenaeus stylirostris. J. Exp. Mar. Biol. and Eco., (249): 181-198.

Sediaoetomo, A.D.,1991. Ilmu gizi. Dian Rakyat, Jakarta.

Semeru dan Anna. 2010. Persyaratan Nutrisi karbohidrat bagi udang windu (online).Tersedia: http://hobiikan.blogspot.com/2008/09/persyaratan-nutrisi-karbohidrat-bagi.html diakes 27 juli 2010

Page 48: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

35

Sumeru, S.U., dan S. Anna, 1992. Pakan Udang Windu Penaeus monodon. Kanisius. Jakarta.

Setiono L. (2010). Glikogen (online). Tersedia: http://liliksetiono.wordpress.com/2009/05/05/glikogen/ diakses 31 juli 2010

Shiau, S.Y., 1998. Nutrient requirement of penaeid shrimp. Aquaculture, 164: 77-93

Shiau, S.Y. 2002. Tilapia, Oreochromis Spp.,p. 273-202. Di dalam: Webster CD, Lim CE, editor. Nutrient Requirement and Feeding of Finish for Aquaculture. CABI Pub.,Oxon, UK.

Shiau, S.Y. and M.J. Chen. 1993. Carbohydrate Utilization by Tilapia (Oreochromis niloticus x O. aureus) As influenced by Different Chromium Souces. Jurnal Nutrition 123:1747-1753.

Shiau, S.Y. and H.S. Liang. 1995. Carbohydrate Utilization and Digestibility by Tilapia (Oreochromis niloticus x O. Aureus) are Affeted by Chromium Oxide inclusion in the diet. Jurnal Nutrition 125:976-982.

Shiau, S.Y. and S.F. Lin. 1993. Effect Of Suplement Dietery Chromium and Vanadium on the Utilization of Different Carbohydrate in Tlapia (Oreochromis niloticus O. Aureus), are affected by Chromium Oxide Inclusion in The Diet. Jurnal Nutrition, 110:321-330.

Shiau, S.Y. and C.Y. Peng. 1992. Utilization of different carbohydrate at different proteinlevels in grass prawn Penaeus monodon, reared in seawater. Aquaculture, 101: 241-250.

Siswanto, 2008. Vitamin C Sebagai Suplemen Pakan Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Daya Hidup Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei). Universitas Muhammadiyah Gresik

Soetomo, M.J.A., 1990. Teknik Budidaya Udang Windu (Penaeus monodon). Kanisius. Yogyakarta.

Subandiyono, 2003. Pengaruh kromium dalam pakan terhadap kadar glukosa darah, kuosien respiratori, ekskresi NH,-N, dan pertumbuhan ikan gurami, Hayati 10(1):25-29.

Subandiono, 2004. Peran suplemen Kromium-Ragi dalam pemanfaatan Karbohidrat pakan dan pertumbuhan ikan Gurami. Hayati, 11(1):29-33.

Taslihan, A, A. Widjajati, S. M. Astuti. dan Sumartini. 1991. Laporan Uji Coba Pengaruh Kanamycin, Terramycin dan Neomycin Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Udang Windu (Pennaeus monodon). Stadia Z1 – PL5. Balai Budidaya Air Payau. Jepara

Tricahyo, E. 1995. Biologi dan Kultur Udang Windu (Pennaeus monodon). Akademika Pressindo. Jakarta.

Page 49: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

36

Underwood, E.J., N.F. Suttle. 1999. The Mineral Nutrition Of Livestock. 3rd Ed. CABI pub.,Oxon, UK, 624 pp.

Vincent, J.B. 2000. The Biochpemistry Of Chromium. J.Nutr., 130: 715-718

Watanabe T, 1988. Fish Nutrition and Mariculture. JICA textbook the general aquaculture Course. Tokyo: Departement of Aquatic Bibsciences, Tokyo University Of Fisheries.

Wickins, J.F. 1987. Effects of size, culling and social history on growth of cultured elvers, Anguilla anguilla L. Journal of Fish Biology, 31: 71-82.

Yusuf, R. 2011. Budidaya Udang windu Berwawasan lingkungan. Perguruan Tinggi Amik Dian Cipta Cendekia. Bandar Lampung.

Page 50: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

37

Lampiran 1. Prosedur analisis kadar glikogen (Wedemeyer dan Yasutake, 1977)

A. Bahan – bahan yang digunakan

KOH 30%. 30 g KOH dilarutkan dalam 70 mL akuades

Na2SO4 jenuh yaitu dari sekitar 1 g Na2SO4 dan 30 mL akuades

Ethyl alcohol 98% asam hidroklorat 5 M dan sodium hydroksida 0,5 M

Reagent anthrone, 0,2 g anthrone dilarutkan dalam 100 mL 95% asam sulfur

dan disimpan pada tempat yang sejuk atau tempat yang dingin untuk jangka

waktu yang lama, apabila dalam keadaan terbuka tidak bisa digunakan

setelah 2 hari

Standar glukosa (glikogen). 22,2 mg glukosa dilarutkan dalam 1L akuades dan

disimpan ditempat yang dingin untuk mencegah tumbuhnya mikroba selama

tidal lebih dari 2 minggu.

B. Prosedur

100 mg jaringan otot atau hati dipanaskan dalam 3 mL KOH 30% sampai larut

(20 – 30 menit), kemudian tambahkan 0,5 mL Na2SO4 jenuh dan 3,5 mL

ethanol 95%, panaskan sampai mendidih, kemudian larutan didinginkan dan

disentrifus dalam keadaan dingin, supernatant yang ada dibuang

Glikogen dilarutkan dalam 2 mL akuades dan kembali diendapkan dengan 2,5

mL ethanol 95%

Supernatant dibuang dan glikogen diendapkan selama 30 menit dalam 2 mL

HCL 5 M dalam shaker water bath yang sedang mendidih

Page 51: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

38

Hidrolisat didinginkan dan dinetralisir dengan 0,5 M NaOH, kemudian

diencerkan dengan akuades sampai volume diketahui, biasanya 50 – 100 mL

tergantung pada kandungan glikogen yang diperkirakan.

5 mL hidrolisat yang dinetralkan (berisi 15 – 150 ng glukosa) dipindahkan ke

dalam tabung uji

Tuangkan 5 mL standar glukosa (111 ng) ke dalam tabung uji kedua dan 5 mL

akuades sebagai blanko ke dalam tabung uji ketiga.

Tabung – tabung di atas dicelup ke dalam air dingin dan tambahkan 10 mL

reagent anthrone dan tabung ditutup dengan marbles glass dan panaskan

selama 10 menit dalam air mendidih, kemudian didinginkan dan segera diukur

absorbansi pada panjang gelombang 635 nm, dalam kalorimeter ( 1 g

glikogen = 1,1 g glukosa dalam hidrolisat).

C. Perhitungan

Mempersiapkan sebuah grafik konsentrasi glukosa vs absorbansi dan dibaca

konsentrasi yang tidak diketahui di luar kurva.

Page 52: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

39

Lampiran 2. Rata-rata kadar glikogen hepatopancreas dan otot gelondongan udang windu pada setiap perlakuan

Periode Pengukuran Perlakuan

Kadar Glikogen (µg/g)

Hepatopankreas Otot

1 2 Rata-rata 1 2 Rata-rata

Awal 20.9 18.4 19.65 15.3 15.7 15.5Tengah K1C1 45.2 47.5 46.35 35.6 22.8 29.2

K1C2 49.3 52.2 50.75 37.2 36.6 36.9

K1C3 29.4 28.9 29.15 20.7 24 22.35K2C1 47.2 46.8 47 30.1 28.9 29.5K2C2 49.2 49.6 49.4 34.4 33.7 34.05K2C3 39.6 25.2 32.4 27.5 20.6 24.05K3C1 30.4 31.2 30.8 17.8 16.3 17.05K3C2 32.8 31.4 32.1 16.9 16.4 16.65

K3C3 32.6 33.7 33.15 15 18.3 16.65PU 33.5 35.2 34.35 21.6 20.4 21

Akhir K1C1 69.5 67.5 68.5 39.8 45.1 42.45K1C2 74.3 77.7 76 49.8 58.2 54

K1C3 47.6 52.6 50.1 35.4 34.1 34.75

K2C1 68.2 68.5 68.35 42.2 40.5 41.35

K2C2 79.4 72.1 75.75 54.4 53.7 54.05K2C3 59.6 55.8 57.7 37.5 30.9 34.2K3C1 45.2 51.6 48.4 27.6 30.4 29

K3C2 52.4 51.7 52.05 30.5 32.6 31.55K3C3 50.2 50.7 50.45 35 29.8 32.4

PU 55.7 51.2 53.45 38.2 30.4 34.3

Lampiran 3. Anova glikogen hepatopankreas dan otot tengah.

  JK Db KT F Sig.Hepatopankreas

Perlakuan 1346.9045 9 149.6561 13.1088** 0Galat 114.1650 10 11.4165    Total 1461.0695 19      

Otot Perlakuan 974.5980 9 108.2887 9.0444** 0Galat 119.7300 10 11.9730    Total 1094.3280 19      

Keterangan:** berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% (p<0,01)

Page 53: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

40

Lampiran 4. Anova glikogen hepatopankreas dan otot akhir.

  JK Db KT F Sig.Hepatopankreas Perlakuan 2162.292 9 240.255 28.21** 0

Galat 85.165 10 8.517    Total 2247.457 19      

Otot Perlakuan 1461.605 9 162.401 13.128** 0Galat 123.705 10 12.371    Total 1585.31 19      

Keterangan:** berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% (p<0,01)

Lampiran 5. Uji lanjut duncan glikogen hepatopankreas dan otot tengah.

Hepatopankreas otot Perlakuan ulangan rata-rata   perlakuan ulangan rata-rata  

K1C3 2 29.15 a K3C3 2 16.65 aK3C1 2 33.15 a k3C2 2 16.65 aK3C2 2 32.1 a k3C1 2 17.05 aK2C3 2 32.4 a PU 2 21 aK3C3 2 33.15 a k1C3 2 22.35 a

PU 2 34.35 a k2C3 2 24.05 aK1C1 2 46.35 b k1C1 2 29.2 abK2C1 2 47 b k2C1 2 29.5 abK2C2 2 49.4 b K2C2 2 34.05 bK1C2 2 50,75 b K1C2 2 36.9 b

Page 54: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · Web view repository.unhas.ac.idProtein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang diperlukan ikan karena

41

Lampiran 6. Uji lanjut duncan glikogen hepatopankreas dan otot akhir

Hepatopankreas otot perlakua

n ulangan rata-rata   perlakuan ulangan rata-rata  K3C1 2 48.4 a K3C1 2 29 aK1C3 2 50.1 a K3C2 2 31.55 aK3C3 2 50.45 a K3C3 2 32.4 aK3C2 2 52.05 ab K2C3 2 34.2 ab

PU 2 53.45 ab PU 2 34.3 abK2C3 2 57.7 c K1C3 2 34.75 abK2C1 2 68.35 d K2C1 2 41.35 bK1C1 2 68.5 d K1C1 2 42.45 bK2C2 2 75.75 e K1C2 2 54 cK1C2 2 76 e K2C2 2 54.05 c